Track
Stasiun
Elemen Deskripsi Time ST Idle
Kerja
(WB)
Track
Stasiun
Elemen Deskripsi Time ST Idle
Kerja
(WB)
5955,49 5955,49
2 2 Penghalusan 16775,7
9 9
Total 28686,7 28686,7 16775,7
Track
Stasiun
Elemen Deskripsi Time ST Succesor
Kerja
(WB)
Merakit Kaki rak kanan +
A 92,0967 -
Alas tatakan sepatu kanan (1) 182,09
1
Kaki rak kiri + Alas tatakan 34
B 89,9967 -
sepatu kiri (1)
67,547
2 C Merakit S3A1 + S3A2 67,5474 D
4
Merakit S2A1 + tatakan 533,32
3 D 533,3239 E
sepatu (9) 39
Merakit S1A1 + Gantungan 44,358
4 E 44,3589
(1) 9
827,32
TOTAL 827,3236
36
Tabel diatas, merupakan tabel data line balancing
perakitan menggunakan metode Killbridge-Weston.
Terdapat 4 stassiun kerja dengan elemen pada stasiun
kerja 1 A dan B. pada stasiun kerja 2 dengan elemen C.
pada stasiun kerja 3 dengan elemen D. Pada staisun kerja
3 ddengan elemen E. Track Time atau waktu baku didapat
dari perhitungan modul 3, yaitu pada elemen A WB
sebesar 92,0967 sekon, elemen B WB sebesar 89,9967
sekon, eleemn C WB sebesar 67,5474, elemen D WB
sebesar 533,3239 dan elemen E WB sebesar 44,3589.
Berikut merupakan perhitungan ST.
Stasiu
Eleme
n Deskripsi ST Idle
n
Kerja
Merakit Kaki rak kanan + Alas 351,230
A
tatakan sepatu kanan (1) 182,093 5
1
Kaki rak kiri + Alas tatakan 4 351,230
B
sepatu kiri (1) 5
465,776
2 C Merakit S3A1 + S3A2 67,5474
5
Merakit S2A1 + tatakan sepatu 533,323
3 D 0
(9) 9
4 E Merakit S1A1 + Gantungan (1) 44,3589 488,965
827,323 1657,20
TOTAL
6 3
° Idle Time
Idle time,merupakan selisih perbedaan antara CT
dan ST. Berikut merupakan perhitungan Idle time.
¿=|CT −ST |
¿ SK 1=|533,3239−182,0934| = 352,2305 sekon
¿ SK 2=|533,3239−67,2474| = 465,2305 sekon
¿ SK 3=|533,3239−533,3239| = 0 sekon
¿ SK 4=|533,3239−44,3589| = 488,965 sekon
Berdasarkan perhitungan diatas, didapat nilai Idle
Time pada tiap stasiun kerja. Pada stasiun kerja 1
didapat IT sebesar 352,2305 sekon. Pada stasiun kerja 2
didapat IT sebesar 465,2305 sekon. Pada stasiun kerja 3
didapat IT sebesar 0 sekon. Pada staisun kerja 4 didapat
nilai IT sebesar 488,965 sekon.
° Line Efficiency (LE)
Line efficiency (LE) merupakan rasio dari total
waktu di stasiun kerja dibagi dengan waktu siklus
dikalikan jumlah stasiun kerja. Berikut merupakan
perhitungan line efficiency (LE).
∑ Sti
¿= ×100 %
K ×CT
827,3236
¿= × 100 %
2 ×533,3239
¿=¿77,562%
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui
bahwa line efficiency (LE) didapat sebesar 77,562%.
° Balance Delay (BD)
Balance delay (BD) adalah ukuran
ketidakefisienan lintasan yang dihasilkan dari waktu
menganggur sebenarnya yang disebabkan karena
pengalokasian yang kurang sempurna diantara stasiun-
stasiun kerja. Berikut merupakan rumus dan
perhitungan dari balance delay (BD).
BD = 100% - LE
= 100% - 77,562%
= 22,437%
Berdasarkan perhitungan diatas, didapat nilai balance
delay (BD) sebesar 22,437%.
5955,49
2 2 Penghalusan 5955,499
9
Total 28686,7 28686,7
Tabel diatas, merupakan tabel data line balancing
permesinan menggunakan metode Killbridge-Weston.
Terdapat 2 stasiun kerja dengan elemen pada stasiun kerja
1 adalah 1 yaitu pencetakan. Pada stasiun kerja 2 dengan
elemen 2 adalah penghalusan. Track Time atau waktu
baku didapat dari perhitungan modul 3, yaitu pada elemen
1 WB sebesar 22731,2 sekon, elemen 2 WB sebesar
5955,499 sekon. Berikut merupakan perhitungan ST.
1 1 Pencetakan 22731,2 2
2 2 Penghalusan 5955,499
Total 28686,7
1 1+2 28686,69525
2 2 5955,498861
Usulan
Proses Keterangan Awal
KillBridge RPW
SK 4 4 4
CT 533,3239 533,3239 533,3239
Perakitan
LE 38,7814797 77,56295939 77,56295939
SK 2 2 2
Permesina CT 22731,19639 22731,19639 22731,19639
n LE 63,09983592 63,09983592 63,09983592
BD 36,90016408 36,90016408 36,90016408
Berdasarkan tabel diatas didapat perbandingan hasil yang yang telah
dilakukan dengan 2 metode penyelesaian, yaitu killbridge dan RPW. Pada
proses perakitan didapat hasil yang sama SK dan CT pada kondisi awal dan
usulan yaitu 4 stasiun kerja dan 533,3239. Lalu pada kondisi awal perakitan
didapat LE 38,79% dengan BD 61,21. Pada kondisi usulan didapat LE
77,57% dan BD 22,43%. Sedangkan pada proses permesinan didapat hasil
yang sama pada kondisi awal dan usulan, yaitu 2 stasiun kerja dengan CT
22731,2. Lalu pada kondisi awal dan usulan didapat LE 63,09% dan BD
36,9%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi awal hingga usulan yang
dilakukan menggunkaan kedua metode, yaitu killbridge dan RPW telah
mendapatkan hasil yang optimal dan baik digunkana untuk menghasilkan
lini efisiensi yang tinggi.
5.5 Kesimpulan
1. Suatu metode penugasan sejumlah pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun
kerja yang saling berkaitan dalam suatu lintasan produksi, sehingga
setiap stasiun kerja memiliki waktu kerja (beban kerja ) yang tidak
melebihi waktu siklus dari stasiun kerja tersebut. Pada perencanaan
keseimbangan lini penyelesaian menggunkan 2 metode, yaitu metode
killbridge dengan mengelompokkan elemen-elemen kerja berdasarkan
kolom-kolom dan Ranked Positioning Weight (RPW) dengan
mengelompokkan elemen kerja berdasarkan bobot posisi. . Hasil yang
didapatkan anatara 2 metode ini sama, sehingga dapat disimpulkan
metode ini optimal dan baik digunakan.
2. Performasi lini yang baik adalah lini yang mempunyai line efficiency
tinggi atau mendekati 100% dan juga mempunyai balance delay yang
rendah atau mendekati 0%. Semakin tinggi line efficiencynya berarti lini
tersebut dapat dikatakan sangat optimal dan semakin rendah balance
delay maka dapat dikatakan lini tersebut optimal. Balance delay yang
rendah berarti lini tersebut memiliki waktu menunggu yang singkat. Pada
modul ini hasil yang optimal terdapat pada metode usulan killbridge dan
Ranked Positioning Weight (RPW), yaitu pada proses perakitan LE
77,57% dan BD 22,43%. Sedangkan pada proses permesinan LE 63,09%
dan BD 36,9%.
3. Kebutuhan lini untuk memenuhi rencana produksi pembuatan rak sepatu,
penyelesaian menggunakan 2 metode yaitu Killbridge dan RPW. Kedua
metode tersebut diketahui bahwa memiliki kebutuhan lini yang sama,
yaitu lini perakitan dibutuhkan 2 lini sedangkan lini permesinan
dibutuhkan 2 lini.