Anda di halaman 1dari 11

GAGAL MELEDAK

(MISFIRE)
Awang Suwandhi
A. DIKETAHUI PADA SAAT
PEMERIKSAAN
– Memeriksa kondisi lubang gagal ledak (apakah terdapat
kawat detonator listrik atau sumbu)
– Memasang kembali pita pengaman dengan warna
menyolok dan bendera merah disekeliling area yang
akan diledakkan ulang
– Menyiapkan alternatif penanggulangan gagal ledak
– Melaporkan langsung secara lisan jumlah bahan
peledak yang gagal ledak kepada Pengelola Peledakan
serta alternatif penanggulangannya.
B. DIKETAHUI KEMUDIAN PADA
SAAT PROSES PEMUATAN
– Lakukan prosedur di atas
– Mengisi formulir “Gagal Ledak” yang telah
disediakan
– Melaporkan langsung secara tertulis jumlah
bahan peledak yang gagal ledak dan jenis
bahan peledaknya kepada Pengelola
Peledakan serta alternatif
penanggulangannya
1. Pada sistem peledakan listrik:
– Memeriksa dan menyambung kawat listrik yang
nampak keluar dari setiap lubang gagal ledak
– mengukur tahanan kawat listrik, bila
menunjukkan angka tahanan detonator berarti
detonator masih aktif; tetapi bila menunjukkan
angka tak terhingga detonator sudah meledak
– menyambung detonator listrik ke sumbu nonel
atau sumbu ledak
2. Pada sistem sumbu ledak:
– Sudah dapat dipastikan gagal ledak (waspadai)
– Tempelkan detonator listrik (sesuai prosedur yang
telah diterangkan sebelumnya), kmd. ledakan.

3. Pada sistem sumbu api:


– Periksa sumbu apinya dari kemungkinan lembab
atau berair
– Dengan hati-hati keluarkan stemming sampai isian
utama terlihat
– Buat primer dengan sumbu api baru, kembalikan
stemming dan segera diledakkan
– Untuk sumbu api yang gagal ledak disarankan
peledakan ulangnya per lubang
4. Pada sistem nonel:
– Setelah diyakini lubang gagal ledak dan
sumbu nonel masih terlihat, tempel
detonator listrik dan ledakkan
– Bila sumbu nonel rusak, tapi primer belum
meledak, keluarkan dulu stemming dgn hati2
– Setelah handak utama terlihat buat primer
baru dari detonator listrik, kembalikan
stemming dan ledakkan
5. Untuk kawat detonator atau
sumbu yang tidak nampak di
sekitar lubang ledak, caranya:
– membuat lubang bor berjarak sekitar 50 –
100 cm dari lubang gagal ledak dengan
kedalaman minimum 2 kali tinggi stemming,
atau
– menggali lubang gagal ledak menggunakan
alat gali dengan seijin Pengelola Peledakan
a. Peledakan ulang setelah penyambungan kabel
listrik atau menempelkan detonator pada sumbu
ledak dan sumbu nonel atau mengganti sumbu
api
b. Mengeluarkan stemming (menggunakan
kompresor) kemudian setelah bahan peledak
utama kelihatan masukan primer baru, tutup
kembali dengan stemming dan terakhir ledakan.
c. Membuat lubang ledak baru berjarak sekitar 50
– 100 cm dari lubang gagal ledak dengan
kedalaman melebihi tinggi stemming.
Kemudian isi dengan bahan peledak dan
stemming seperti biasa, terakhir ledakkan.
Dengan adanya symphatetic detonation lubang
gagal ledak akan terinisiasi oleh ledakan lubang
didekatnya.
d. Menggali area sekitar lubang gagal ledak meng-
gunakan alat berat (excavator). Pada alternatif
ini, juru ledak bertindak sebagai pengatur alat
berat dan memposisikan diri dekat lubang gagal
ledak untuk memberikan aba-aba kepada
operator excavator.
Setelah primer ditemukan, langsung diambil dan
diamankan, sementara handak ANFO bisa
disiram air

Anda mungkin juga menyukai