Anda di halaman 1dari 11

ANALISA PENERAPAN E-FILING, TINGKAT PEMAHAMAN PERPAJAKAN DAN

KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP


PRATAMA PADANG

Dosen Pengampu : Yamashita,SE,MM

Dibuat oleh:
Nama:Ferdi Irawan
No.Bp:20101155110065
Kelas:Akuntansi 3

Fakultas Ekonomi & Bisnis


Universitas Putra Indonesia "YPTK" Padang
Pembahasan Variabel
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif korelasional. Tujuan studi deskriptif
adalah memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau menggambarkan aspek-aspek yang
relevan dengan fenomena, perhatian dan perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri atau
yang lainnya (Uma Sekaran, 2007:158). Menurut Husein Umar (2011:25) penelitian korelasi
adalah penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabelvariabe yang
berbeda dalam satu populasi. Disini peneliti dapat mengetahui berapa besar variabel-variabel
bebas terhadap variabel terikatnya serta besarnya arah hubungan yang terjadi.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
a) Variabel Dependen (Y)
Kepatuhan Wajib Pajak adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi
segala kewajiban perpajakannya seperti: mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP;
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP; menghitung pajak terhutang;
mengisi dengan benar SPT dan menyelenggarakan pembukuan. Serta melaksanakan
seluruh hak perpajakannya seperti: mengajukan surat keberatan; menerima tanda bukti
pemasukan SPT; melakukan pembetulan SPT; mengajukan permohonan penundaan
penyampaian SPT; mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran pembayaran
pajak; meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak; mengajukan permohonan
penghapusan pengurangan sanksi; memberi kuasa kepada orang untuk melaksanakan
kewajiban pajaknya dan meminta bukti pemotongan atau pemungutan pajak.
b) Variabel Independen (X)
E-filling adalah suatu cara penyampaian SPT (Masa dan Tahunan) atau
Pemberitahuan PerpanjanganSPT Tahunan yang dilakukan secara online yang real time
melalui Penyedia JasaAplikasi atau Application Service Provider (ASP).
Tingkat pemahaman perpajakan adalah tingkatan pengetahuan dan pikiran Wajib
Pajak atas kewajiban perpajakannya untuk memberikan kontribusi kepada Negara dalam
memenuhi keperluan pembiayaan dan pembangunan nasional guna tercapainya keadilan
dan kemakmuran.
Kesadaran Wajib Pajak adalah pemahaman yang mendalam pada seseorang atau
badan yang terwujud dalam pemikiran, sikap, dan tingkah laku untuk melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
karena memahami bahwa pajak sangat penting untuk pembiayaan nasional.
Prosedur
Penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuesioner (angket) ke Wajib Pajak di KPP
Pratama Padang. Prosedur Penelitian sebagai berikut:
a) Peneliti memilih responden yang akan diteliti yaitu wajib pajak pengguna efiling.
b) Sebelum pelaksanaan penelitian peneliti bermaksud untuk menjelaskan tujuan penelitian pada
responden.
c) Setelah responden mengerti tujuan, peneliti memberikan penjelasan mengenai cara-cara
pengisisan kuesioner.
d) Responden diminta untuk mengisi kolom identitas seperti nama, jeis kelamin, lama waktu
menggunakan e-filing dan lain-lain.
e) Selanjutnya responden diminta untuk mencentang jawaban pada salah satu kolom yaitu
jawaban sangat setuju, setiuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
f) Jika ada tesponden belum mengerti atau ada pertanyaan yang belum jelas maka dapat
ditanyakan pada peneliti.
Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang sudah menggunakan efiling di KPP
Pratama Padang.Pemilihan populasi tersebut karena Wajib Pajak tersebut pernah menggunakan
e-filing sehingga dapat dijadikan responden untuk mengetahui Kepatuhan Wajib Pajak di KPP
Pratama Padang.Wajib Pajak yang terdaftar sebagai Wajib Pajak e-filing di KPP Pratama Padang
berjumlah 12.481.644 orang per April 2021. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sampling insidental. Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok
sebagai sumber data. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian menggunakan pendapat Gay.
Menurut Husein Umar (2011:79) pendapat Gay menyatakan bahwa ukuran sampel yang dapat di
terima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan, dimana penelitian dengan metode
deskriptif-korelasional memiliki ukuran sampel minimal 30 subjek. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini berjumlah 70 subjek.
Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan memberikan angket atau kuesioner pada responden. Pembagian
kuesioner atau angket dilakukan oleh peneliti kepada Wajib Pajak di KPP Pratama Padang.
Sebelum pelaksanaan penelitian peneliti bermaksud untuk menjelaskan tujuan penelitian pada
responden. Setelah responden mengerti tujuan, peneliti memberikan penjelasan mengenai cara-
cara pengisisan kuesioner. Responden diberikan waktu dan diminta untuk mengisi data sesuai
dengan yang tercantum dalam kuesioner. Jika Wajib Pajak yang menjadi responden belum
mengerti atau ada pertanyaan yang belum jelas maka dapat ditanyakan pada peneliti.

Latar Belakang
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mencatat, hingga Jumat (4/3/2022) banyaknya surat
pemberitahuan tahunan (SPT) pajak, yang telah dilaporkan oleh Wajib Pajak (WP) total
mencapai 4.609.468 SPT.
“Sebagian besar SPT sudah dilaporkan melalui e-Filing atau sebanyak 96,27 persen,” kata
Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP, Neilmaldrin Noor dalam
keterangan tertulisnya, Jumat (4/3/2022).
Neilmaldrin pun mengingatkan bahwa batas akhir pelaporan SPT bagi wajib pajak orang
pribadi yakni 31 Maret 2022, sementara untuk wajib pajak badan maksimal 30 April 2022.
Laman Kemenkeu.go.id menyebutkan bahwa secara umum, e-filing melalui situs
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di alamat www.pajak.go.id adalah sistem pelaporan SPT
menggunakan sarana internet tanpa melalui pihak lain dan tanpa biaya apapun, yang dibuat oleh
DJP untuk memberikan kemudahan bagi WP dalam pembuatan dan penyerahan laporan SPT
kepada DJP sehingga menjadi lebih cepat, dan lebih murah.
Dengan e-filing, WP tidak perlu lagi menunggu antrian panjang di lokasi drop box maupun
Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Hal ini merupakan salah satu terobosan baru pelaporan SPT yang
digulirkan DJP untuk membuat WP semakin mudah dan nyaman dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya.
Untuk saat ini, e-filing melayani penyampaian dua jenis SPT, yaitu:
SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Formulir 1770S. Digunakan bagi WP Orang Pribadi
yang sumber penghasilannya diperoleh dari satu atau lebih pemberi kerja dan memiliki
penghasilan lainnya yang bukan dari kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas. Contohnya
karyawan, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik
Indonesia (POLRI), serta Pejabat Negara lainnya, yang memiliki penghasilan lainnya antara lain
sewa rumah, honor pembicara/pengajar/pelatih dan sebagainya.
SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Formulir 1770SS. Digunakan bagi orang pribadi yang
sumber penghasilannya dari satu pemberi kerja (sebagai karyawan) dan jumlah penghasilan
brutonya tidak melebihi Rp60.000.000 (enam puluh juta rupiah) / tahun serta tidak terdapat
penghasilan lainnya kecuali penghasilan dari bunga bank dan bunga koperasi.
Dengan fasilitas e-filing, maka pelaporan SPT kini dapat dilakukan 24 jam sehari, 7 hari
seminggu, serta dapat dilakukan di mana saja dan tanpa dipungut biaya, sepanjang WP
terhubung dengan internet melalui akses via situs DJP.
Ada tujuh keuntungan jika Anda menggunakan fasilitas e-filing melalui situs DJP, yakni:
1.Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat, aman, dan kapan saja
2.Tidak dikenakan biaya pada saat pelaporan SPT
3.Penghitungan dilakukan secara tepat karena menggunakan sistem komputer
4.Kemudahan dalam mengisi SPT karena pengisian SPT dalam bentuk wizard
5.Data yang disampaikan WP selalu lengkap karena ada validasi pengisian SPT
6.Ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas
Dokumen pelengkap (fotokopi Formulir 1721 A1/A2 atau bukti potong PPh, SSP Lembar ke-3
PPh Pasal 29, Surat Kuasa Khusus, perhitungan PPh terutang bagi WP Kawin Pisah Harta
dan/atau mempunyai NPWP sendiri, fotokopi Bukti Pembayaran Zakat) tidak perlu dikirim lagi
kecuali diminta oleh KPP melalui Account Representative (AR).
Untuk dapat melakukan e-filing ada tiga tahapan utama yang harus dilalui. Dua tahapan
yang pertama hanya dilakukan sekali saja, sedangkan tahapan ketiga dilakukan setiap
menyampaikan SPT ketiga tahapan tersebut meliputi:
Mengajukan permohonan e-FIN yang merupakan nomor identitas WP bagi pengguna e-
filing. Karena hanya sekali digunakan, anda hanya perlu sekali saja mengajukan permohonan
mendapatkan e-FIN Pengajuan permohonan e-FIN dapat dilakukan melalui situs DJP atau KPP
terdekat.
Mendaftarkan diri sebagai WP e-filing di situs DJP paling lama 30 hari sejak diterbitkannya e-
FIN.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi pokok dalam pembahasan ini adalah apakah
penerapan e-Filing, tingkat pemahaman perpajakan dan kesadaran wajib pajak di KPP Padang
sudah sesuai dengan target yang diharapkan.

Grand Teori
Signaling teori
Suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk investor
tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.
Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk
merealisasikan keinginan pemilik.Sinyal dapat berupa informasi atau promosi yang menyatakan
bahwa perusahaan lebih baik dari perusahaan lain. Alasan sinyal ini di dukung dengan adanya
kenyataan bahwa perusahaan dapan menganalisa penerapan e-Filing, tingkat pemahaman
perpajakan dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.
E-Filing
E-filling adalah suatu cara penyampaian SPT (Masa dan Tahunan) atau Pemberitahuan
PerpanjanganSPT Tahunan yang dilakukan secara online yang real time melalui Penyedia
JasaAplikasi atau Application Service Provider (ASP).
Tingkat pemahaman perpajakan
Tingkat pemahaman perpajakan adalah tingkatan pengetahuan dan pikiran Wajib Pajak
atas kewajiban perpajakannya untuk memberikan kontribusi kepada Negara dalam memenuhi
keperluan pembiayaan dan pembangunan nasional guna tercapainya keadilan dan kemakmuran.
Kesadaran wajib pajak
Kesadaran Wajib Pajak adalah pemahaman yang mendalam pada seseorang atau badan
yang terwujud dalam pemikiran, sikap, dan tingkah laku untuk melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan karena memahami bahwa
pajak sangat penting untuk pembiayaan nasional.
Kepatuhan wajib pajak

Kepatuhan wajib pajak merupakan sebuah tindakan yang mencerminkan patuh dan
sadar terhadap ketertiban dalam kewajiban perpajakan wajib pajak dengan melakukan
pembayaran dan pelaporan atas perpajakan masa dan tahunan dari wajib pajak yang
bersangkutan baik untuk kelompok orang atau modal sendiri sebagai modal usaha sesuai
dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

Penelitian Terdahulu
No Judul, Pengarang, Tahun Hasil Penelitian
1. Pengaruh Kesadaran Perpajakan, Hasil penelitian menunjukkan dari tiga variable
Kualitas Pelayanan Fiskus, dan yang digunakan model penelitian yaitu kesadaran
Sanksi Perpajakan terhadap perpajakan, kualitas pelayanan fiskus, dan sanksi
Kepatuhan Pajak, DEBBY perpajakan, semua variable bebas tersebut
HIESTA JUWITAH, MAHARANI mempunyai pengaruh positif dan signifikan
BIESTARI (2018) terhadap kepatuhan pajak pada KPP Pratama
Surabaya Gubeng.Hasil ini diindikasikan dengan
perolehan tingkat signifikansi masing-masing
variable bebas tersebut =5%.
Hasil pengujian koefisien determinasi parsial
menunjukkan variable kualitas pelayanan fiskus
memiliki nilai koefisien determinasi tertinggi.
Hal ini mengindikasikan bahwa variable tersebut
memiliki pengaruh yang dominan terhadap
kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama
Surabaya Gubeng.
2. Pengaruh Tarif Pajak, Pemahaman Responden yang terdapat pada KPP Pratama
Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan Singaraja memiliki karakter atau identitas yan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak berbeda dalam melakukan pengisian kuisioner.
UMKM, Luh Putu Gita Cahyani, Kuisioner yang disebarkan sebanyak 110
Naniek Noviari (2019) kuisioner melebihi dari jumlah sampel yang
ditentukan yaitu sebesar 100 untuk menghindari
kuisioner yang tidak memnuhi kriteria penelitian.
Dari 110 kuisioner yang disebar, terdapat 10
kuisioner yang tidak memenuhi kriteria penelitian
dan 100 kuisioner dapat digunakan pada pengujian
ini.
3. Pengetahuan Perpajakann, Pengetahuan Perpajakan didapatkan jumlah
Sosialisasi Perpajakan, Dan skor total dari setiap pernyataan pada kuesioner
Pelayanan Fiskus Terhadap sebesar 3994 atau sebesar 79,88% dari total skor
Kepatuhan Wajib Pajak, Meiska ideal atau nilai indeks maksimum. Sehingga dapat
Lianty, Dini Wahjoe Hapsari, K disimpulkan bahwa pengetahuan perpajakan yang
Kurnia (2017) dimiliki Wajib Pajak Orang Pribadi (Non
Karyawan) di KPP Pratama Bandung Bojonagara
tergolong baik karena memiliki nilai persentase
diantara 68%-84%. Pengetahuan perpajakan yang
baik yang dimiliki oleh Wajib Pajak Orang Pribadi
(Non Karyawan) di KPP Pratama Bandung
Bojonagara tergambar melalui jawaban-jawaban
responden yang secara keseluruhan setuju dengan
pernyataanpernyataan pada kuesioner.
Berdasarkan hasil kuesioner dapat dilihat bahwa
responden secara keseluruhan telah mengetahui
kewajiban dan hak-haknya sebagai Wajib Pajak,
telah mengetahui berapa besar tarif pajak yang
dikenakan, mengetahui persyaratan timbul dan
hapusnya utang pajak, dan sebagainya.
Sosialisasi Perpajakan didapatkan jum lah skor
total dari setiap pernyataan pada kuesioner sebesar
3699 atau sebesar 73,98% dari total skor ideal atau
nilai indeks maksimum. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sosialisasi perpajakan di KPP
Pratama Bandung Bojonagara tergolong baik
karena memiliki nilai persentase diantara 68%-
84%. Sosialisasi perpajakan yang baik di KPP
Pratama Bandung Bojonagara tergambar melalui
jawaban-jawaban responden yang secara
keseluruhan setuju dengan pernyataanpernyataan
pada kuesioner. Berdasarkan hasil kuesioner dapat
dilihat bahwa sebagian besar responden telah
mengetahui adanya sosialisasi perpajakan baik
secara langsung maupun tidak langsung dan
mereka mengikuti sosialisasi serta memperoleh
informasi perpajakan melalui sosialisasi tersebut
yang dapat membuat responden atau Wajib Pajak
menjadi paham mengenai aspek teknis perpajakan
dan menjadi peduli serta sadar akan pentingnya
pajak bagi negara dan masyarakat.
Pelayanan Fiskus didapatkan jumlah skor total
dari setiap pernyataan pada kuesioner sebesar
5396atau sebesar 83% dari total skor ideal atau
nilai indeks maksimum. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pelayanan fiskus di KPP
Pratama Bandung Bojo nagara tergolong baik
karena memiliki nilai persentase diantara 68%-
84%. Pelayanan fiskus yang baik di KPP Pratama
Bandung Bojonagara tergambar melalui
jawabanjawaban responden yang secara
keseluruhan setuju bahkan sangat setuju dengan
pernyataan-pernyataan pada kuesioner.
Berdasarkan hasil kuesioner dapat dilihat bahwa
pegawai atau petugas pajak (fiskus) yang
melayani langsung Wajib Pajak menjaga sopan
santun dan perilaku, ramah (memberikan sapa,
senyum, dan salam), tanggap, cermat dan cepat,
serta tidak mempersulit pelayanan. Selain itu
Wajib Pajak juga mendapatkan pelayanan dari
petugas pajak (fiskus) mulai dari pukul 08.00
sampai dengan 16.00 waktu setempat, petugas
pajak (fiskus) baik petugas konseling (helpdesk)
atau Account Representative (AR) siaga dalam
melayani pertanyaan Wajib Pajak, dan sebagainya.
Kepatuhan Wajib Pajak didapatkan jumlah
skor total dari setiap pernyataan pada kuesioner
sebesar 4486 atau sebesar 81,56% dari total skor
ideal atau nilai indeks maksimum. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Kepatuhan Wajib Pajak untuk
Wajib Pajak Orang Pribadi (Non Karyawan) di
KPP Pratama Bandung Bojonagara tergolong baik
karena memiliki nilai persentase diantara 68%-
84%. Kepatuhan Wajib Pajak yang baik di KPP
Pratama Bandung Bojonagara tergambar melalui
jawaban-jawaban responden yang secara
keseluruhan setuju bahkan sangat setuju dengan
pernyataan-pernyataan pada kuesioner.
Berdasarkan hasil kuesioner dapat dilihat bahwa
responden atau Wajib Pajak secara keseluruhan
telah melaksnakan kewajiban perpajakannya
dengan baik dimana Wajib Pajak telah
mendaftarkan diri pada KPP Pratama Bandung
Bojonagara untuk mendapatkan Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP), mengisi Surat
Pemberitahuan (SPT) dengan benar, lengkap, dan
jelas, serta menyampaikannya ke KPP Pratama
Bandung Bojonagara, melakukan pembayaran dan
penyetoran pajak terutang tepat waktu atau
sebelum jatuh tempo, menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) ke KPP Pratama Bandung
Bojonagara sebelum batas waktu, dan sebagainya.
4. Peran Motivasi dan Pengetahuan Hasil Penelitian
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Uji validitas dan Uji realibilitas
Wajib Pajak (Studi Empiris Pada Berdasarkan nilai koefisien korelasi dengan
WPOP Kecamatan Malayang Kota menggunakan bantuan SPSS 17.0 diperoleh hasil
Manado), Angela VL Ginting, bahwa variabel pada penelitian ini adalah valid
Harjianto Sabijono, Winston dan reliabel. Hasil tersebut dibuktikan dari nilai
Pontoh (2017) rhitung lebih besar dari rtabel yaitu lebih dari
0.294 dan nilai alpha lebih besar dari 0.60.
Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan
dengan kolmogrov-smirnov test dan metode grafik
(P-P Plot). Hasil tersebut dibuktikan sebagai
berikut:
Tabel 1 menunjukkan pada Kolmogrov smirnov
dapat diketahui bahwa nilaisignifikansi untuk
seluruh variable lebih besar dari 0.05 yaitu 0.692
maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal.
Gambar 1 menunjukkan dapat dilihat bahwa titik-
titik menyebar di sekitar garis dan mengikuti garis
diagonal. Oleh karena itu, model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Uji Multikolonieritas
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa
nilai tolerance dari variabel independen lebih dari
0.1 dan nilai VIF kurang dari 10. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 2 di atas, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas karena titik-titik
menyebar di atas dan di bawah nilai angka nol (0)
pada sumbu Y dan tidak membentuk pola.
5. Damapak Sistem E-Filing, Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
Pengetahuan Perpajakan, system e-filing memiliki pengaruh yang positif
Kesadaran Wajib Pajak terhadap dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak
Kepatuhan Wajib Pajak, I Nyoman Sosialisai perpajakan memiliki pengaruh yang
Doananda Samadiartha, Gede Sri positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib
Darma (2017) pajak.Penerapan system e-filing memiliki
pengaruh yang postif dan signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak.Pengetahuan perpajakan
memiliki pengaruh yan positif dan signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak.Sosialisai
perpajakan memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terdap kepatuan wajib pajak.Kesadaran
wjib pajak memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Kerangka Pikir

e-Filing
(X1)

Pengetahuan Kepatuhan
Perpajakan Wajib Pajak
(X2) (Y)

Kesadaran Wajib
Pajak
(X3)

Hipotesa
Berdasarkan kerangka konsptual, maka diambil hipotesis sebagai berikut:
H1 :E-Filing berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Padang
H2 :Pengetahuan Perpajakan berpengaruh terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Padang
H3 :Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh terhada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Padang

Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan pada pengalaman langsung peneliti dalam proses penelitian ini, ada beberapa
keterbatasan yang dialami dan dapat menjadi beberapa faktor yang agar dapat untuk lebih
diperhatikan bagi peneliti-peneliti yang akan datang dalam lebih menyempurnakan penelitiannya
karna penelitian ini sendiri tentu memiliki kekurangan yang perlu terus diperbaiki dalam
penelitian-penelitian kedepannya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian tersebut, antara lain :
1. Jumlah responden yang hanya 70 orang, tentunya masih kurang untuk menggambarkan
keadaan yang sesungguhnya.
2. Dalam proses pengambian data, informasi yang diberikan responden melalui kuesioner
terkadang tidak menunjukkan pendapat responden yang sebenarnya, hal ini terjadi karena kadang
perbedaan pemikiran, anggapan dan pemahaman yang berbeda tiap responden, juga faktor lain
seperti faktor kejujuran dalam pengisian pendapat responden dalam kuesionernya.

Saran
Bagi peneliti selanjutnya
a.) Dalam penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengambil sampel yang lebih banyak, hal ini
bertujuan untuk keakuratan data yang lebih baik dalam penelitiannya.
b.) Melakukan penelitian yang berkelanjutan, hal ini agar dapat melihat dan menilai setiap
perubahan prilaku responden dari waktu ke waktu.
c.) Diharapkan adanya tambahan variabel lain yang mungkin juga mempengaruhi banyak hal
dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai