dilakukan oleh seseorang dengan melakukan suatu kejahatan atau pelanggaran pidana
beda menyebutkan kata “Pidana”, ada beberapa sarjana yang menyebutkan dengan
suatu kelakuan yang melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja atau alpa oleh
seseorang atau sekelompok orang yang menimbulkan peristiwa pidana atau perbuatan
melanggar hukum pidana dan diancam dengan hukuman. Peristiwa pidana adalah
suatu kejadian yang mengandung unsur-unsur perbuatan yang dilarang oleh undang-
25
Bambang Poernomo. Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta. Ghalia Indonesia. 1997. hal. 86
26
Ibid. hal. 87.
23
undang, sehingga siapa yang menimbulkan peristiwa itu dapat dikenai sanksi pidana
(hukuman).27
Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum
larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang
siapa melanggar larangan tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa perbuatan pidana
adalah perbuatan yang oleh suatu aturan hukum dilarang dan diancam pidana, asal
saja dalam pada itu diingat bahwa larangan diajukan kepada perbuatan, (yaitu suatu
keadaan atau kejadian yang ditimbulkan oleh kelakuan orang), sedangkan ancaman
Menurut D. Simons dalam C.S.T. Kansil, Peristiwa pidana itu adalah “perbuatan
salah dan melawan hukum yang diancam pidana dan dilakukan oleh seseorang yang
dalam arti luas yang meliputi dolus (sengaja) dan Culpa late (alpa dan lalai). Dari
act), yang meliputi perbuatan dan sifat melawan hukum perbutan dan pertanggung
Dalam sistem hukum di indonesia dikenal berlakunya suatu asas, yaitu asas
legalitas. Asas tersebut mengandung arti, bahwa suatu perbuatan merupakan suatu
27
J.B. Daliyo. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta. Prenhalindo. 2001. hal. 93
28
Moeljatno. Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta. Rineka Cipta. 2005. hal. 54
29
C.S.T. Kansil. Pokok-pokok Hukum Pidana. Jakarta. Pradnya Paramita. 2004. hal. 37
24
perbuatan pidana atau tindak pidana atau perbuatan melanggar hukum pidana,
hanyalah apabila suatu ketentuan pidana yang telah ada menentukan bahwa perbuatan
tersebut merupakan suatu perbuatan pidana. Hal ini diatur pada Pasal 1 ayat (1) Kitab
Artinya bahwa, hukuman atau pidana yang dijatuhkan adalah menyangkut tentang
Istilah tindak pidana yang sekarang sering digunakan timbul dari pihak kementian
pendek daripada perbuatan tapi tindak tidak menunjukan kepada hal yang abstrak
dengan peristiwa dengan perbedaan bahwa tindak adalah kelakuan, tingkah laku,
gerak gerik, atau sikap jasmani seseorang, hal mana lebih dikenal dalam tindak
tanduk, tindakan dan bertindak dan belakangan juga sering dipakai kata ditindak.
Oleh karena tindak sebagai kata tindak begitu dikenal, maka dalam perundang-
25
undangan yang menggunakan istilah tindak pidana baik dalam pasal-pasalnya sendiri,
dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang
berupa pidana tertentu, bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut. Dapat
juga dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah perbatan yang oleh suatu aturan
hukum dilarang dan diancam pidana, asal saja dalam pada itu diingat bahwa larangan
ditunjukan kepada perbuatan (yaitu suatu keadaan atau kejadian yang ditimbulkan
oleh kelakuakn orang), sedangkan ancaman pidananya ditunukan kepada orang yang
dilakukan oleh setiap orang atau subjek hukum yang berupa kesalahan yang bersifat
unsur berikut:
26
b. Perbuatan manusia itu harus melawan hukum (wederrechtelijk).
c. Perbuatan itu dia ancam dengan pidana (Strafbaar gesteld) oleh Undang-
undang.
d. Harus dilakukan oleh seseorang yang mampu bertanggungjawab
(Toerekeningsvatbaar person).
e. Perbuatan itu harus terjadi karena kesalahan (Schuld) si pembuat.32
Suatu peristiwa agar dapat dikatakan sebagai suatu peristiwa pidana harus
a. Harus ada suatu perbuatan, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
ketentuan hukum.
ada sesuatu kelakuan (gedraging), kelakuan itu harus sesuai dengan uraian
32
C.S.T. Kansil. Pokok-pokok Hukum Pidana...... , Loc. Cit.,. hal. 38
33
J.B. Daliyo. Pengantar Hukum Indonesia,… hal. 93
27
hak, kelakuan itu dapat diberatkan kepada pelaku, dan kelakuan itu diancam
dengan hukuman.
Pada hakikatnya, setiap perbuatan pidana atau tindak pidana harus terdiri dari
a. Unsur objektif
2) Kualitas si pelaku
3) Kausalits
34
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hal. 64
35
Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, Rajawali Pers, Jakarta 2010, hal. 48-49
36
Yesmil Anwar dan Adang, Pembaruan Hukum Pidana: Reformasi Hukum Pidana, (Jakarta : PT.
Gramedia, 2008), hal. 332.
28
Yakni hubungan antara suatu tindakan sebagai penyebab dengan suatu
b. Unsur subjektif37
Unsur yang terdapat atau melekat pada diri si pelaku, atau yang
(1) KUHP.
Ada pihak lain yang berpendapat ini merupakan unsur tindak pidana, oleh
karena itu jika syarat ini tidak dipenuhi maka perbuatan tersebut tidak dapat
dipidana. Menurut Moeljatno Undur atau elemen perbuatan pidana terdiri dari:38
37
Ibid.
38
Moeljatno, Asas-Asas..., Loc. Cit., hal 65-70
29
Misalnya pada Pasal 418 KUHP, jika syarat seorang PNS tidak terpenuhi
maka secara otomoatis perbuatan pidana seperti yang dimaksud pada pasal
tersebut tidak mungkin ada, jadi dapat dikatakan bahwa perbuatan pidana
pada Pasal 418 KUHP ini ada jika pelakuknya adalah seorang PNS.
Misalnya pada pasal 160 KUHP, ditentukan bahwa penghasutan itu harus
dilakukan di muka umum, jadi hal itu menentukan bahwa keadaan yang harus
dijatuhi pidana, tetapi degan keadaan tambahan tadi ancaman pidananya lalu
diberatkan. Misalnya pada Pasal 351 Ayat (1) KUHP tentang penganiayaan
diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan, tetapi
diberatkan menjadi lima tahun dan jika meyebabkan kematian menjadi tujuh
tahun.
Unsur melawan hukum yang menunjuk kepada keadaan lahir atau objektie
itu sendiri. Misalnya pada Pasal 362 KUHP, terdapat kalimat “dengan
tidak dinyatakan dari hal-hal lahir, tetapi tergantung pada niat seseorang
maka menurut J.E Sahetapy dapat diketahui 3 (tiga) unsur perbuatan pidana,
yaitu:39
melawan hukum, bertentagan dengan hukum pada umumya jadi tidak hanya
bertentangan dengan hukum yang tertulis, akan tetapi juga hukum yang tidak
tertulis.
39
J.E Sahetapy, Hukum Pidana, Liberty, Yogyakarta, 1995, hlm. 27.
31
Dewasa ini gambar porno (pornografi) dan adegan porno (pornoaksi) bukan
cetak (surat kabar, majalah, tabloid dll), media elektronik (televisi, tv kabel, situs
sering dinilai tidak permisif. Apabila keadaan ini terus berlanjut, kita tentu sangat
prihatin dan resah. Mengapa? Karena hal itu tumbuh dan berkembangan di
tengah-tengah masyarakat kita yang masih kuat budaya dan adat ketimurannya,
serta mayoritas penduduknya adalah muslim. Lambat laun, hal ini akan membuat
bangsa indonesia, serta jauh dari norma susila dan norma agama yang dianutnya
dan pornoaksi secara garis besar dalam wancana porno atau tindakan pencabulan
dan pornomedia.40
erotis dan sensual semata. Tetapi pengertian juga termasuk perbuatan erotis dan
atau mendengarnya dan atau menyentuhnya. Hal ini disebabkan oleh bangkitnya
40
Burhan Bungin, Pornomedia Konstruksi Teknologi Telematika Dan Peryaan Seks Di Media
Massa, Prenada Media, Jakarta, 2003, hlm. 124
32
birahi seksual seseorang akan berbeda dengan yang lain, apabila diukur perbuatan
erotis atau gerak tubuh maupun gambar, tulisan, karya seni berupa patung, alat
humor dan lain-lain yang terdapat di media komunikasi baik cetak maupun
semata.
Secara etimologi pornografi berasal dari dua suku kata yakni pornos dan
grafis. Pornos artinya suatu perbuatan yang asusila (dalam hal yang berhubungan
dengan seksual), atau perbuatan yang bersifat tidak senonoh atau cabul.
Sedangkan grafis adalah gambar atau tulisan, yang dalam arti luas termasuk
benda benda patung, yang isi atau artinya menunujukan atau menggambarkan
41
Adami Chazawi, Tindak Pidana Mengenai Kesopanan , PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005,
hlm. 22
33
perbudakan, dipenetrasi dengan menggunakan benda atau pemuas seksual atau
atau tak berdaya, berdarah-darah, tersiksa, atau disakiti dalam konteks dan kondisi
seksual semata.”
2. Beertentangan dengan:
34
gambar-gambar yang menimbulkan nafsu birahi dan menyinggung rasa susila
masyarakat.42
dan RUU ITE” mengatakan bahwa beberapa tokoh telah memberikan definisi apa
dinamika dan nilai yang ada ditengah-tengah masyarakat, pornografi bukan hanya
sampai dengan aksi mempertontonkan payudara dan alat vital yang tidak
disengaja atau disengaja untuk memancing bangkitnya nafsu seksual bagi yang
42
Sinar Harapan,(tanggal 11 mei 1970), dikutip dariAndi Hamzah, Pornografi Dalam Hukum
Pidana Indonesia Suatu Studi Perbandingan, Bina Mulia, Jakarta,1987, hlm 9
43
M. Sofyan Pulungan, http://www.kapanlagi.com diakses tanggal 10 Oktober 2016 pada pukul
15.12 WIB
35
menimbulkan rangsangan seksual bagi seseorang termasuk menimbulkan hysteria
seksual di masyarakat.44
atau tulisan yang cenderung kepada penarikan perhatian orang akan hal-hal
perbuatan gerakan tubuh, suara yang erotis dan sensual baik dilakukan secara
dipertunjukan oleh orang atau lebih yang bertujuan untuk membangkitkan nafsu
44
Adami Chazawi. Op.cit, hlm. 125
45
Atmadi, Bunga Rampai (Catatan Pertumbuhan dan Perkembangan Sistem Pers Indonesia),
Pantja Simpati, Jakarta, 2001, hlm. 19-20
36
birahi orang, baik perbuatan pornografi maupun pornoaksi yang dilakukan secara
masturbasi, anal intercourse (sodomi) baik dilakukan oleh orang sejenis maupun
melihatnya dan atau mendengarnya, dan atau menyentuhnya timbul rasa yang
menjijikan dan atau memuakan dan atau memalukan, yang bertentangan dengan
erotis dan sensual semata. Tetapi pengertian juga termasuk perbuatan erotis dan
atau mendengarnya dan atau menyentuhnya. Hal ini disebabkan oleh bangkitnya
birahi seksual seseorang akan berbeda dengan yang lain, apabila diukur perbuatan
erotis atau gerak tubuh maupun gambar, tulisan, karya seni berupa patung, alat
humor dan lain-lain yang terdapat di media komunikasi baik cetak maupun
semata.47
46
Neng Djubaedah, Pornografi dan Pornoaksi Ditinjau Dari Hukum Islam, Prenada Media, Jakarta,
2003, hlm. 3
47
Ibid, hlm 4.
37
2. Pornografi dan pornoaksi menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun
Ulama Indonesia Nomor 287 Tahun 2001 yang dikeluarkan pada tanggal 22
Agustus 2001.
sudah dimuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sebagai warisan dari
penjajah Hindia Belanda dan berlaku di Indonesia sejak tahun 1917, yang
yang mengatur dan menentukan larangan dan hukuman bagi setiap orang yang
melakukan tindak pidana pornografi dan pornoaksi terdapat Pasal 281, Pasal 282,
Pasal 283, Pasal 532, dan Pasal 533 KUHP. Tetapi ketentuan-ketentuan dalam
tentang pornografi
Pornografi pada Bab I Ketentuan Umum Pasal I Ayat I, yang dimaksud dengan
pengertian Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi,
38
gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan
umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma
batasan tindak pidana pornografi adalah perbuatan dengan segala bentuk dan
caranya mengenai dan yang berhubungan dengan gambar, sketsa, ilustrasi, foto,
tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh,
atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau
pertunjukan di muka umum yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang
pengertian objek pornografi lebih luas daripada objek pornografi menurut KUHP.
KUHP menyebut 3 (tiga) objek, yaitu tulisan, gambar, dan benda. Adapun yang
48
Pasal 1 Undang – Undang Nomor 44 tahun 2008 tentang Pornografi
49
Pasal 283, 534, 535 KUHP
39
foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak
tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komuikasi.
dalam suatu wujud, misalnya dalam bentuk gambar, sketsa ilustarsi, foto, tulisan,
suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan. Pada wujud
inilah terdapat isi kecabulan. Misalnya, dalam gambar terdapat kecabulan bila
pornografi anak.50
Wujud dari kecabulan yang melekat pada suatu benda disebut benda
pornografi. Misalnya, surat kabar, majalah, tabloid, dan media cetak sejenisnya,
50
Pasal 4 Ayat 1 UU Pornografi
40
film, dan/atau yang dipersamakan dengan film, video, video compact disc, digital
video disc, compact disc, personal computer-compact disc read only memory,
termasuk dalam ketentuan yang tercantum pada Pasal 10 dan Pasal 36 Undang-
2. Jasa pornoaksi adalah segala jenis layanan pornoaksi yang dapat diperoleh
perusahaan.
Musik dangdut berasal dari upaya pengembangan musik melayu yang diberi
tambahan instrument atau alat musik sehingga lebih rancak, variatif, dan dapat
41
memukau para pendengarnya serta enak untuk dinikmati para pendengarnya. Pada
mulanya, belantika musik di tanah air telah lama dihiasi oleh alunan-alunan musik
melayu yang perkembangannya cukup baik dan dapat bertahan sampai sekarang,
utamanya didukung para penyanyi dan pujangga melayu pembuat syairnya, sehingga
melakukan modifikasi dan inovasi baru dengan kreatifitas yang dimilikinya, agar
musik dangdut lebih terkesan variatif dan enak untuk dinikmati para penggemarnya
semakin terkenal dan menjadi sorotan publik dan media massa, bahkan sekarang ini
musik dangdut mampu menembus pasaran luar negeri, yang merupakan prestasi yang
Berikut ini analisa terkait pembagian kategori lagu-lagu dangdut koplo. Pertama,
berasal dari lagu dangdut original (klasik) yang didaur ulang dengan sentuhan
kekinian oleh grup-grup musik dangdut koplo jawa timur hingga tidak terkesan kuno.
digarap secara koplo. Ketiga, berasal dari lagu daerah, bahwa koplo pertama kali lahir
Keempat, berasal dari aliran music selain dangdut (pop, rock, dan disko) yang digarap
51
Fa’uti Subhan, Jurnal Ilmu Pendidikan Attaqwa: Musik Dangdut Sebagai Media Pendidikan
Agama Islam, (Gresik: Biro Penerbitan dan Pengembangan Ilmiah STAI Daruttaqwa, 2004), hlm. 29.
42
dengan aransemen koplo, dengan tidak meninggalkan instrument dan irama dangdut,
Musik dangdut koplo adalah modifikasi dari musik dangdut. Dangdut koplo
minat masyarakat untuk memilih jenis aliran musik yang disukainya berdasarkan
perbedaan rasa masing-masing orang. Perbedaan rasa dan nuansa itulah yang
Hal yang penting bahwa alasan pemberian nama koplo didasarkan atas dasar
ini terlalu nikmat untuk dinikmati sehingga penikmatnya merasuk ke dalamnya dan
menggila dengan gerakan yang tak terkontrol. Dangdut koplo merupakan musik
dangdut modern yang dimainkan grup musik dangdut atau yang sering disebut
memiliki suara dan goyangan “maut”. Namun terkadang goyangan dan liriknya
mengarah pada konotasi sensualitas dan erotis dipadu dengan busana yang minim,
Tidak hanya perubahan dalam hal musik, koplo juga merubah dangdut yang
sebelumnya terlihat sopan dan anggun, menjadi dangdut yang enerjik, semangat
43
berlebih, dan cenderung mengarah pada hura-hura. Tidak hanya itu, lirik dangdut
koplo juga terkadang memberikan ajakan dan ejekan. Dangdut koplo juga terkesan
busana telah jauh dari norma kesopanan, apalagi dinilai dari sudut Islam.
sementara penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat penegak hukum belum
mempertontonkan goyang dan tarian yang erotis. Pertama adalah faktor pendidikan,
Pendidikan adalah merupakan wadah yang sangat baik untuk membentuk watak dan
moral seseorang, yang mana semua itu di dapatkan di dalam dunia pendidikan. Tapi
orang-orang yang mempunyai ilmu yang tinggi dan mengecap dunia pendidikan yang
tinggi pula. Pendidikan merupakan faktor yang penting guna memberi wawasan akan
norma-norma dan nilai-nilai adat serta agama yang tidak boleh dilarang yang salah
Kedua adalah faktor ekonomi, masalah ekonomi adalah faktor yang palimh
klasik, karena setiap orang pada dasarnya ingin mendapatkan materi yang berlimpah
44
dengan cara yang mudah dan dalam waktu yang singkat. Pemikiran tersebutlah yang
menjadi alasan para biduan dangdut melakukan goyangan erotis, karena dengan
uang yang melimpah. Selain itu mereka juga akan mendapat tambahan uang melalui
Ketiga adalah Faktor lingkungan adalah semua benda dan materi yang
ketenangan lahir dan batin. Lingkungan sosial adalah berupa lingkungan rumah
tangga, sekolah, dan lingkungan luar sehari-hari, lingkungan sosial dan lingkungan
goyangan erotis dan terlihat lebih menjanjikan penghasilan yang berlebih membuat
pola pikir dan kebiasaan yang menjerumuskan si biduan dangdut untuk tampil sama
Pada prinsipnya perilaku seseorang dapat berubah dan bergeser bisa dipengaruhi
oleh faktor lingkungan. Seseorang bertindak atau berbuat kejahatan adalah didasarkan
45
1. Peran Polri dalam Penegakan Hukum
Polri merupakan bagian dari criminal justice system selaku penyidik yang
a. Polri harus profesional dalam bidang hukum acara Pidana dan Perdata
hilang;
Peran ini diwujudkan dalam kegiatan pengamanan baik yang diatur dalam
46
peraturan perundang-undangan (asas oportunitas yang diwadahi dalam hukum
b. Mampu dan mau bekerja keras untuk mencegah dan meniadakan segala
Peran ini merupakan kemampuan Polri dalam pelaksanaan tugas Polri baik
kesulitan perlu memberikan pelayan dan pertolongan yang ikhlas dan responsi.
47
a. Mampu dan proaktif dalam mencegah dan menetralisir segala potensi
b. Mampu mencegah dan menahan diri dalam segala bentuk pamrih sehingga
Sebagai contoh kasus yang diambil adalah seperti halnya di Kota Bekasi di
dilakukan oleh salah satu group dangdut koplo yang disajikan dalam sebuah
penyelenggaraan event musik dangdut. Dalam event band dangdut yang beraliran
musik koplo tersebut tidak hanya menyajikan lantunan musik yang menghibur,
Dalam penanganan kasus tersebut diatas mengenai tindak pidana pornoaksi masih
jarang ditemui. Namun dilihat dari aspek hukum penyanyi dangdut koplo tersebut
tidak terlepas dari tindak pidana pornoaksi, karena sudah memenuhi unsur-unsur yang
terdapat dalam Pasal 10 dan Pasal 36 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang
Pornografi.
52
http://digilib.unila.ac.id/9028/11/BAB%20I.pdf. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2016 pada
pukul 00.12 WIB
48
Dalam hal ini agar penanganan terhadap pelanggaran tindak pidana pornoaksi
dahulu, agar pelanggaran pornoaksi dan juga memuat pelanggaran kesusilaan ini
Hukum pidana dalam Islam dikenal dengan istilah jinayah. Pada dasarnya
dan sebagainya. Selain itu, terdapat fuqaha yang membatasi istilah jinayah kepada
49
yang sepadan dengan istilah jinayah adalah jarimah, yaitu larangan-larangan
Dari berbagai batasan mengenai istilah di atas, maka pengertian jinayah dapat
dibagi ke dalam dua jenis pengertian, yaitu pengertian luas dan pengertian sempit.
Klasifikasi pengertian ini terlihat dari sanksi yang dapat dikenakan terhadap
jinayah.
53
A. Djazuli, Fiqh Jinayah(Menanggulangi Kejahatan dalam Islam), Ctk. Pertama, PT Grafindo
Persada, Jakarta, 1996, hlm. 1.
54
Ibid. hlm. 2
50
kebutuhan hidup yang disebut Al-Maqasid al syariah al khamsah (tujuan-
c. Tahsiniyat adalah segala sesuatu yang layak dan pantas bagi manusia
tahsiniyat ini, orang tidak akan mati dan tidak pula dalam kepicikan dan
Pelarangannya
Tindak pidana dalam hukum pidana Islam dikenal dengan istilah jarimah.
Jarimah ditinjau dari segi hukumnya terbagi menjadi tiga bagian, yakni:
51
1. Jarimah hudud
Hukuman had adalah hukuman yang telah ditentukan olh syara‟ dan
merupakan hak Allah. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa ciri
tersebut ditentukan oleh syara‟ dan tidak ada batas minimal dan batas
maksimal.
b. Hukuman tersebut merupakan hak Allah semata, atau kalau ada hak
1) Jarimah zina
2) Jarimah qadhaf
4) Jarimah pencurian
5) Jarimah hirabah
6) Jarimah riddah
55
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, Ctk. Pertama, Sinar Grafika, Jakarta, 2005, hlm. x.
52
Suatu perbuatan dianggap sebagai suatu jarimah karena perbuatan tersebut
perbuatan yang dilarang tersebut adalah untuk mencegah manusia agar tidak
baik apabila tidak disertai dengan sanksi terhadap pelanggarnya. Hukuman itu
sendiri adalah suatu hal yang tidak baik, namun diperlukan karena bisa
Jarimah qisash dan diyat adalah jarimah yang diancam dengan hukuman
qisash atau diyat. Baik qisash maupun diyat keduanya merupakan hukuman
yang sudah ditentukan oleh syara‟. Perbedaannya dengan hukuman had adalah
bahwa hukuman had adalah hak Allah, sedangkan hukuman qisash dan diyat
qisash dan diyat merupakan hak manusia maka hukuman tersebut dapat
56
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam (Fikih Jinayah), Ctk. Pertama,
Sinar Grafika, Jakarta, 2004,hlm 14
57
Ahmad Wardi Muslich, Hukum… op.cit, hlm. xi.
53
Jarimah qisahs dan diyat ini hanya ada dua macam, yakni pembunuhan
1) Pembunuhan sengaja
4) Penganiayaa sengaja
3. Jarimah ta‟zir
Pengertian hukuman ta‟zir adalah hukuman yang belum ditetapkan oleh syara‟
54
Disamping itu juga termasuk dalam kelompok ini, jarimah-jarimah yang
sebenarnya sudah ditetapkan hukumannya oleh syara‟ (hudud) akan tetapi syarat-
yang tidak sampai selesai atau barang yang dicuri masih kurang dari nisab
pencurian yaitu seperempat dinar.59 Dengan demikian cirri khas dari jarimah
kepada penguasa adalah agar mereka dapat mengatur masyarakat dan memelihara
Pornografi selalu dikaitkan dengan gerak tubuh yang erotis dan atau sensual
dari perempuan dan atau laki-laki untuk membangkitkan nafsu birahi baik bagi
59
Ahmad Wardi Muslich, op.cit, hlm. 20.
60
Ibid, hlm. 19.
55
perbuatan erotis dan atau sensual yang menjijikkan, atau memalukan orang yang
tidak lepas dari prinsip kepemilikan tubuh itu sendiri bagi masing-masing pemilik
Hal yang terpenting dalam menyoroti tentang pornografi dan pornoaksi dan
menjadi intinya dalam dunia Islam adalah mengenai konsep aurat. Dan inilah
yang kemudian menjadi titik sentral dalam pembahasan tentang pornografi dan
pornoaksi dalam perspektif Islam. Aurat berasal dari bahasa Arab yang secara
literal berarti celah, kekurangan, sesuatu yang memalukan atau sesuatu yang
dipandang buruk dari anggota tubuh manusia dan yang membuat malu jika
dipandang. Dalam Al-Qur'an lafal aurat disebut empat kali, dua kali dalam bentuk
berfirman:
61
journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/mazahib/article/view/.../84 diakses pada tanggal 14
Oktober 2016 pada pukul 00.02 WIB
56
dengan berkata: "Sesungguhnya rumah-rumah Kami terbuka (tidak ada
penjaga)". dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain
hanya hendak lari.” (Q.S. Al-Ahzab Ayat 13)
manusia, sekalipun perbuatan itu disenangi oleh manusia ataupun perbuatan itu
dilakukan tanpa merugikan orang lain, seperti berzina, perbuatan tersebut mutlak
siapapin dilarang melakukannya walaupun suka sama suka dan tidak merugikan
orang lain, karena pada dasarnya tujuan Islam sendiri adlah melindungi 5 (lima)
hal yang penting (dzaruruyat) yakni akal, agama, keturunan, jiwa, dan harta.
keturunan dan harta, di sini penulis ingin mengulas goyang erotis dikaitkan
Karena agama merupakan pedoman hidup manusia, dan di dalam agama islam
muslim, juga terdapat syariah yang merupakan aturan jalan muslim yang baik,
baik aturan
jelas telah dilarang oleh hukum Islam. Hal tersebut sangat banyak
57
mudharatnya, karena menyebabkan munculnya kejahatan lain, seperti
kondisi kejiwaan atau rohaniah dalam keadaan baik/ sehat atau tidak baik.
Jiwa yang ada dalam tubuh manusia adalah amanah yang wajib dipelihara,
jiwa yang suci yang dapat membangun harga diri, keluarga dan keturunan
makhluk Allah.
Dalam menentukan langkah tubuh biasanya selalu disertai dengan jiwa, antara
dangdut juga disertai jiwa. Apabila jiwa telah dirasuki oleh nilai-nilai yang
bertentangan dengan tujuan hukum Islam, maka seseorang akan mudah dalam
melakukan hal yang dilarang oleh syariat, dalam hal ini membuat seorang
para biduan dangdut secara terang telah merusak jiwa pelaku itu sendiri
58
maupun jiwa masyarakat luas yang menyaksikan pertunjukkan dangdut
tersebut sehingga secara hukum islam kegiatan tersebut dilarang oleh agama
islam.
memelihara akal ialah karena goyang erotis dapat merusak akal seseorang
seksual yang keluar dari batas wajar. Sedangkan Islam tidak menginginkan
umatnya seperti itu. Dan untuk memelihara akal yang diciptakan Allah
akal yang akan terjadi jika tidak menjaga kesehatan akal melalui menuntut
ilmu.
Salah satu tujuan islam yang utama dalan Dzaruriyat Khamsah adalah
kelanjutan umat dapat dijaga pula. Hal tersebut dituangkan dalam larangan
berzina (QS 17: 32), perlu diketahui bahwa ayat mengenai zina ini diatur
59
sangat rinci dibandingkan dengan ayat-ayat yang lain. Maksudnya adalah agar
kaitannya denga goyang erotis adalah, dengan adanya goyangan erotis dapat
Kaitan goyang erotis dengan pemeliharaan harta adalah karena harta yang
harta yang tergolong haram, karena goyangan erotis akan sendiri merupakan
“hai orang-orang beriman, janganlah kamu mencari harta denga cara yang
bathil”
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah melarang segala kegiatan mencari
harta dengan cara yang bathil, bathik disini termasuk juga jenis usaha yang
menghibur penonton.
60
Hukum islam adalah hukum agama yang meberikan pandangan hidup kepada
kebahagiaan hidup jasmani dan rohani yang baik di dalam kehidupan individu
maupun masyarakat pada umumnya. Secara umum, tujuan hukum islam adalah
Tujuan hukum islam mengenai goyang erotis penyanyi dangdut dapat kita
آبَائِ ِه َّه أَ ْو آبَا ِء بُعُىنَحِ ِه َّه أَ ْو أَ ْبىَائِ ِه َّه أَ ْو أَ ْبىَا ِء بُعُىنَحِ ِه َّه أَ ْو إِ ْخ َىاوِ ِه َّه أَ ْو
ْ َيه نَ ْم ي
ظهَسُوا َعهَى َ ال أَ ِو انطِّ ْف ِم انَّ ِر
ِ انسِّج
َ ِ ْ يه َغي ِْس أُونِي
اْلزْ بَ ِة ِم َه َ انحَّابِ ِع
َ ِت انىِّ َسا ِء َو ََل يَضْ ِسب َْه بِأَزْ ُجهِ ِه َّه نِيُ ْعهَ َم َما ي ُْخف
يه ِم ْه ِشيىَحِ ِه َّه ِ َع ْى َزا
kehormatan dan akhlak, yang diantara lain adalah perzinaan, dan pemerkosaan
serta perbuatan yang mendekati zina seperti goyang erotis. Islam menentukan
pidana pornografi dan pornoaksi dalam hal ini goyang erotis yang dilakukan oleh
a. Asas keadilan
b. Asas manfaat
c. Asas keseimbangan
e. Asas legalitas
i. Asas musyawarah
terhadap tindak pidana goyang erotis berdasarkan lembaga ta‟zir, misalnya dalam
yang merupakan unsur dari tindakan pornoaksi dan dapat dijerat dengan hukuman
63
Ada beberapa ketentuan tentang sanksi bagi pelaku tindak pidana pornografi
terhadap kesusilaan:
1. Jika seseorang menari dengan maksud jelek (jahat) dalam bentuk yang
terbuka dan mudah dilihat oleh masyarakat, maka penari tersebut akan
penjara selama 6 bulan Setiap wanita yang membua auratnya selain wajah
62
Abdurahman Al-Maliki, Sistem Sanksi Dalam Islam, Bogor: Pustaka Tharikuk Izzah. Hlm. 286-
288
64