Anda di halaman 1dari 3

A.

Istilah Tindak Pidana


Dalam ilmu hukum terdapat pebedaan pada istilah hukuman dan pidana.
Sudarto mengatakan bahwa istilah “hukuman” terkadang digunakan untuk
penggantian kata “straft” , menurut beliau penggunaan kata pidana lebih baik dari
kata hukuman. Menurut Mauladidan Bardanawi Arief, istilah hukuman dapat
berubah-rubah makna karena bersifat umum dan konvesional. Sedangkan pidana
merupaan istilah yang lebih khusus, karenananya perlu pembatasan mengenai makna
yang dapat menunjukan ciri-ciri atau sifat-sifat khasnya1.
Tindak pidana dalam KUHP dikenal dengan istilah strafbaarfeit dan dalam
kepustaan tentang hukum pidana sebagai delik, sedangkan pembuat Undang-Undang
merumuskan istilah peristiwa pidana atau perbuatan pidana atau yang sering disebut
sebagai tindak pidana.13 Strafbaarfeit terdiri dari 3 kata, yaitu straf, baar dan feit.
Straf berarti pidana atau hukum. Baar berarti tindak Pidana Khusus dapat atau boleh,
sedangkan feit berarti tindak atau peristiwa atau pelanggaran atau perbuatan (aktif
maupun pasif). Di dalam KUHP tidak memberikan penjelasan mengenai apa yang
dimaksud dengan strafbaar feit itu sendiri, biasanya tindak pidana disinonimkan
dengan delik, yang berasal dari bahasa latin yakni kata delictum.
Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana. Tindak
pidana adalah sebuah pengertian secara yuridis, yang berarti berbeda dengan istilah
perbuatan jahat atau melakukan kejahatan. Dilihat secara yuridis formal, tindak
kejahatan merupakan sebuah perilaku yang melanggar ketentuan undang-undang
pidana. Karenanya perbuatan melanggar undang0undang seperti itu harus dihindari
dan bagi siapa yang melakukannya, maka dia akan mendapatkan sanksi dari
tindakannya.

B. Pengertian dan Unsur-Unsur Tindak Pidanaa

Dalam hukum pidana terdapat perbuatan pidana, ap aitu perbuatan Pidana itu?
Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan
mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa yang
melanggar larangan tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah
perbuatan yang oleh suatu aturan hukum dilarang dan diancam pidana, asal saja dalam
1
Putri Rianda Prima, PENGERTIAN DAN FUNGSI PEMAHAMAN TINDAK PIDANA
DALAM PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA, Ensiklopedia Social Revie, ( Vol. 1
No.2 Juni 2019), hal.130
pada itu diingat bahwa larangan ditujukan kepada perbuatan (yaitu suatu keadaan atau
kejadian yang ditimbulkan oleh kelakuan orang), sedangkan ancaman pidananya
ditunjukkan kepada orang yang menimbulkan kejadian itu.

Tidak berbeda, Tindak pidana adalah perbuatan yang oleh hukum dilarang dan
diancam oleh sanksi pidana, Dimana perbuatan disini adalah sesuatu yang baik berupa
perbuatan aktif maupu perbuatan pasif.

Dalam ilmu hukum, unsur-unsur tindak pidana dibagi atas dua macam yaitu
unsur subjektif dan unsur objektif. Unsur objektif adalah unsur yang terdapat di luar
diri pelaku tindak pidana. Unsur ini meliputi:

1. Perbuatan atau kelakuan manusia, dimana perbuatan atau kelakuan


manusia itu ada yang aktif (berbuat sesuatu), misal membunuh (Pasal 338
KUHP), menganiaya (Pasal 351 KUHP)
2. Akibat yang menjadi syarat mutlak dari delik. Hal ini terdapat dalam delik
material atau delik yang dirumuskan secara material, misalnya
pembunuhan (Pasal 338 KUHP), penganiayaan (Pasal 351 KUHP)
3. Ada unsur melawan hukum. Setiap perbuatan yang dilarang dan diancam
dengan pidana oleh peraturan perundangundangan hukum pidana itu harus
bersifat melawan hukum, meskipun unsur ini tidak dinyatakan dengan
tegas dalam perumusan.
Kemudian unsur yang terdapat atau melekat pada diri si pelaku, atau yang
dihubungkan dengan diri si pelaku dan termasuk di dalamnya segala sesuatu
yang terkandung di dalam hatinya. Unsur ini terdiri dari2:
1. Kesengajaan atau ketidaksengajaan (dolus atau culpa).
2. Maksud pada suatu percobaan, seperti ditentukan dalam Pasal 53 ayat (1)
KUHP.
3. Macam-macam maksud seperti terdapat dalam kejahatan-kejahatan
pencurian, penipuan, pemerasan, dam sebagainya.
4. Merencanakan terlebih dahulu, seperti tercantum dalam Pasal 340 13 Ibid,
hal. 50-51 KUHP, yaitu pembunuhan yang direncanakan terlebih dahulu.
5. Perasaan takut seperti terdapat di dalam Pasal 308 KUHP.

2
Indah Sari, PERBUATAN MELAWAN HUKUM (PMH) DALAM HUKUM PIDANA
DAN HUKUM PERDATA, Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas
Dirgantara Marsekal Suryadarma | (Volume 11 No. 1, September 2020), hal.59

Anda mungkin juga menyukai