Anda di halaman 1dari 10

012012103ÿ5678ÿ9

ÿ03ÿ ÿ17ÿ10

O>E<;/ÿG?i<Biÿj;<
G?i<D/D=B
/;<=>;=? PDF? ÿ ;kD>G ÿ /D=B< ÿE?=B)G?E ÿ)?;ERP ÿZZZZZZZZZZZZZZZZ
)*+*,-ÿ/012302* R>EE?<G ÿ ;ERPBS?) ÿ;<<D><R?F?<G)
456789:
@A! lmnoÿqÿrstuvwoxÿqÿyz{ÿ}~ÿ€zÿ‚ÿƒ„}…† ZZZZZZZZZZZZZZZZZ
ZZZZZZZZZZZZZZZZZ
B<CDEF;GBD<
CHIÿE*0J*IK SD/ÿ‡ˆ‰ÿ<DÿŠ‹ÿŒŠ‡Ž [\]^_`a
CHIÿ;3-LHIK
CHIÿ/MNI0IM01K O><B bcdea`bc
OH3I10+ÿP*+Q
<DGBCBR;GBD<) C>//ÿB))>?
SM*TÿHIÿJHT1+H0Jÿ-L*ÿ3++ÿMKK3*j;CG;EÿB)B‰j?‘;<ÿE?j;i)BÿŒB<jD<?)B;<
SM*T
)3NK,IMN* ÿ ZZZZZZZZZZZZZZZZZ
>)?E G;k/?ÿDCÿRD<G?<G) ZZZZZZZZZZZZZZZZZ
>K*I10U* ZZZZZZZZZZZZZZZÿ
V0KKTHIJ ;EGBR/?)
E?i;h;);ÿ<BRi?/ÿRPEDFB>FÿFD/hkj?<>F ŒB<jD<?)BV;<
ÿE*U*UN*IÿU* jC
)G??/ÿŒ)R<ÿREÿFŠÿ)?k;=;BÿF;G?EB;/ÿ)RE?‘ ‡—˜ b\\ag
W  VE?))ÿi?/;V;ÿ);‘BGÿj?<=;<ÿG?i<Bi
V?<=?RDE;<ÿ/D=;Fÿj;<ÿP?;GÿGE?;GF?<G
><G>iÿV?<B<=i;G;<ÿiD<)B)G?<)BÿF;);ÿV;i;B
ÿ
CD<Gÿ)BX? V01J*Iÿ)M-M1J0H1‰ÿOMUU’ÿ=“ÿ)MU01”31-0•‰ÿ;–T0IJMÿ‰‰
PM-U01ÿV0IJHKM
FDjBCBi;)Bÿj;<ÿi;E;iG?EB);)Bÿ;j)DEk?< ŒB<jD<?)BV;< jC
R>EE?<GÿB))>? V D/BF?Eÿ)B<G?GB)ÿE?)B<ÿ;Fk?E/BGÿBEÿ‡Šÿ<0
)?k;=;Bÿk;P;<ÿ;j)DEV)Bÿi;EDG?<DBj;ÿV;j; ‡—‡™
ÿ FB<h;iÿ);‘BGÿF?<G;PÿŒRVD
ÿ O3K-0U01ÿ;IMM1ÿi0IH—i0IH‰ÿF0IMK0ÿ<030
V?<=;E>PÿiD<S?i)BÿV;i);ÿj;<ÿ;/;FB VjC
ŒB<jD<?)B;<
G?EP;j;VÿiB<?EO;ÿV?<=?EB<=ÿ)>Eh; ‡š—ŠŠ
F?<==><;i;<ÿiD/?iGDEÿGBV?ÿG;k><=ÿS;i>F
)0IMÿC0I0LÿjM10‰ÿ?KT01-Hÿ‰‰ÿF3KJ01ÿ;•N0I
;iGBS;)Bÿ;j)DEk?<ÿC/hÿ;)Pÿk;G>k;E;ÿj;< VjC
V?F;<C;;G;<<h;ÿ)?k;=;BÿV?F>R;GÿRE>j? ŒB<jD<?)ŠˆB;< —ŠŽ
V;/FÿDB/ÿŒRVD
F0IMK0ÿ<030‰ÿ;–T0IJMÿ‰
VDG?<)BÿkBD—DB/ÿj;EBÿE?O?RGÿV/;)GBRÿP;)B/ ŒB<jD<?)BV;< jC
VED)?)ÿi;G;/BGBiÿVBED/B)B)ÿ)?k;=;Bÿ)>Fk?E
?<?E=BÿG?Ek;E>i;<
)M-MÿF0KIM01MÿE0UN*‰ÿ)0IMÿC0I0LÿjM10‰ÿ?JTM1ÿP0IM01-H
Š˜—ˆ™ ZZZZZZZZZZZZZZZZZ
)MQ0L3-0I‰ÿi010ÿF03+M10ÿF0L0 ZZZZZZZZZZZZZZZZZ
;<;/B);ÿ)GE>iG>EÿCB)Biÿ)?E;Gÿh;<=ÿk?E;);/
j;EBÿi?/>;E;<ÿk?/GÿVE?))ÿB<j>)GEBÿi?EG;) ŒB<jD<?)ˆšB;<
VjC
—›Š
ZZZZZZZZZZZZZZZ
P0II’ÿV0I3+M01ÿ/MUNH12
ÿ DV?<ÿOD>E<;/
ÿ )h)G?F)
B))<œÿ‡›‡—™™‹‹
   2!!2""2#$27%72"& $' ( 021
POTENSI BIO-OIL DARI REJECT PLASTIC HASIL PROSES KATALITIK PIROLISIS
SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN
POTENTIAL OF BIO-OIL FROM REJECT PLASTIC RESULTS FROM CATALYTIC PROCESS OF
PYROLYSIS AS A RENEWABLE ENERGY SOURCE

Siti Masriani Rambe, Sari Farah Dina, Edwin Harianto Sipahutar,Kana Maulina Maha
Baristand Industri Medan
Mail : siti_masriani@yahoo.com

ABSTRAK

Telah dilakukan Penelitian proses pirolisis limbah reject plastic dengan menggunakan katalis fly ash
dari batubara. Penelitian dilakukan di Laboratorium USU Medan dan Baristand Industri Medan dengan
menggunakan variasi jumlah katalis yaitu 0, 10, 20 dan 40% dari berat reject plastic. Saat proses pirolisis
dilakukan pada suhu yang bervariasi yaitu 300; 350 dan 400 oC. Indikator dari potensi Bio-Oil dari reject
plastic dapat di analisa dengan melihat viskositas, densitas serta nilai kalor dari rendemen bio-oil yang
diperoleh. Hasil proses pirolisis diperoleh adanya peningkatan jumlah katalis fly ash pada proses pirolisis
sekaligus meningkatkan jumlah bahan bakar bio-oil yang dihasilkan. Penggunaan katalis fly ash dalam
jumlah yang berlebih dapat memproduksi lebih banyak gas sulit terkondensasi yang menyebabkan
peningkatan jumlah katalis fly ash lebih lanjut akan menurunkan jumlah bahan bakar minyak. Jumlah
bahan bakar cair tertinggi didapat pada pirolisis menggunakan katalis 40% yaitu pada suhu proses 400 °C
dengan jumlah bahan bakar minyak sebesar 70 ml. Pada proses pirolisis tanpa katalis jumlah bahan bakar
minyak tertinggi didapat pada suhu proses 350 °C yaitu sebesar 47 ml.
Kata kunci: Bio-Oil, Katalis, Fly Ash, Reject Plastic, Pirolisis

ABSTRACT
Research has conducted on pyrolysis process of plastic reject waste using fly ash catalyst from
coal. The research was conducted at the USU Laboratory in Medan and the Medan Industrial Baristand by
using variations in the number of catalysts, namely 0, 10, 20 and 40% of the reject plastic weight. When the
pyrolysis process is carried out at varying temperatures of 300; 350 and 400 oC. An indicator of the
potential of Bio-Oil from reject plastic can be analyzed by looking at the viscosity, density and heating
value of the yield of bio-oil obtained. The results of the pyrolysis process obtained an increase in the
number of fly ash catalysts in the pyrolysis process while increasing the amount of bio-oil fuel produced.
The use of an excess amount of fly ash catalyst can produce more difficult condensable gases which cause
an increase in the number of fly ash catalysts which will further reduce the amount of fuel oil. The highest
amount of liquid fuel is obtained in pyrolysis using a 40% catalyst at a process temperature of 400 °C with
a total fuel oil of 70 ml. In the pyrolysis process without catalyst the highest amount of fuel oil was
obtained at a temperature of 350 °C which is 47 ml.
Keywords: Bio-Oil, Catalyst, Fly Ash, Plastic Reject, Pyrolysis

PENDAHULUAN lebih berguna diantaranya sebagai bahan bakar


Penggunaan plastik di Indonesia meningkat minyak (BBM).
seiring berkembangnya teknologi yang berdampak Kebutuhan bahan bakar di Indonesia sangat
pada meningkatnya jumlah sampah plastik yang meningkat akan tetapi tidak seimbang dengan hasil
dihasilkan.Kebanyakan sampah plastik tersebut produksi dalam negeri.Penggunaan BBM di sektor
dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) transportasi mencapai 65%, pembangkit listrik
yang kemudian umumnya dibakar atau didaur 16%, industri 10%, rumah tangga 2%, komersial
ulang.Sayangnya pembakaran sampah akan 1%, dan sektor lainnya 6%, dari total kebutuhan
menimbulkan emisi gas berbahaya seperti CO2, BBM pada tahun 2011 yang mencapai 70,89 juta
CO, NOx, dan SOx (A. P. Ramadhanet al., 2013). kL. Dibandingkan tahun 2010, jumlah tersebut
Oleh karena itu, dibutuhkan cara alternatif untuk mengalami peningkatan 4,04% dari sebelumnya
mengubah sampah plastik menjadi sesuatu yang 68,14 juta kL (Anonim, 2012). Sejak satu dekade

1
yang lalu, Indonesia telah mengimpor dari negara Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
luar untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar plastik dengan jenis PP menghasilkan minyak
dalam negeri. Salah satu upaya untuk paling banyak dan nilai kalor minyak tersebut lebih
menghasilkan BBM adalah melalui metode tinggi dibandingkan solar, bensin, LPG, maupun
pirolisis dengan memanfaatkan limbah plastik minyak tanah. Plastik berjenis PET tidak
sebagai bahan baku. menghasilkan minyak akan tetapi menghasilkan
Pirolisis adalah proses dekomposisi secara material berbentuk serbuk. Minyak yang dihasilkan
termal yang terjadi tanpa adanya oksigen dimana dari pengolahan sampah plastik PP dan PE tersebut
molekul hidrokarbon besar dipecah menjadi dapat digolongkan kedalam minyak jenis bensin
molekul hidrokarbon yang lebih kecilmenghasilkan dan minyak tanah (U. B. Surono, et al.,2016).
produk berupa gas, cair, dan padatan. Fast Penelitian lainnya yang telah dilakukan adalah
pyrolisis menghasilkan bahan bakar cair yang konversi limbah termoplastik menjadi bahan bakar
disebut sebagai bahan bakar minyak.Slow pyrolisis dengan pirolisis katalitik.Penelitian tersebut
menghasilkan beberapa gas dan padatan berupa dilakukan dengan menggunakan bahan baku high
arang dimana salah satu dari bahan bakar paling density polyethylene (HDPE) yaitu tas jinjing yang
kuno, digunakan untuk pemanasan dan ekstraksi dilakukan dalam reaktor berkapasitas satu liter
logam sebelum penemuan batubara(P. Basu, 2010). dengan jumlah bahan baku sebanyak 200-300
Dalam proses pembuatan bahan bakar g.Kondisi inert pada tekanan atmosferik dibuat di
minyak, katalis memiliki peranan yang sangat dalam reaktor dengan menginjeksikan gas
penting terhadap kualitas hidrokarbon yang nitrogen. Plastik tersebut dipirolisis dengan suhu
dihasilkan. Katalis digunakan untuk menurunkan maksimum 550 oC. Penelitian tersebut dilakukan
energi yang terjadi pada proses pembakaran dengan tanpa menggunakan katalis, zeolit alami,
(R.Ernawati, 2011). Katalis tidak hanya dan alumina. Waktu pirolisis tanpa katalis dan
mempengaruhi struktur produk,tapi juga hasil menggunakan katalis masing-masing adalah 3,5
bahan bakar minyak yang (P.S. Kumar, 2017). jam dan 2,5 jam. Hasil yang diperoleh tanpa
Fly ash merupakan salah satu material yang katalis, menghasilkan minyak sekitar 60-62%
dapatdigunakan sebagai katalis dalam pembuatan dengan densitas sebesar 0,777-0,779 dan nilai
bahan bakar minyak. Fly ash juga bisa disebut coal kalor sebesar 30,145-30,563 MJ/kg; dengan 5%
fly ash (CFA) merupakan produk samping yang hasil zeolit alami menghasilkan minyak sekitar 65-
dihasilkan selama proses pembakaran batubara 67% dengan densitas sebesar 0,778-0,782 dan nilai
berupa partikel abu-abu atau serbuk halus.Fly ash kalor sebesar 33,494-34,750 MJ/kg; dan dengan
yang keluar dari tungku dikumpulkan dengan katalis alumina 5% menghasilkan minyak sekitar
presipitator elektrostatik atau baghousedan 70- 71% dengan densitas sebesar 0,780-0,785 dan
kemudian fly ash dapat dimanfaatkan atau nilai kalor sebesar 35,169-36,425 MJ/kg . Hasil
ditimbun. Sejauh ini, umumnyafly ash menjadi analisis minyak menggunakan GC-MS
produk samping industri yang dianggap sebagai menunjukkan adanya fraksi bensin (C5-C10),
polutan lingkungan [6]. kerosin (C11-C13), dan diesel (C13-C18) dengan
Di Kota Medan terdapat sebuah perusahaan fraksi berat molekul tinggi lainnya yaitu C20-C37
yang memproduksi kertas dari hasil pengolahan (YB Sonawane et al., 2014)
kembali (recycle) kardus bekas.Perusahaan ini Penelitian lain yaitu tentang perancangan dan uji alat pe
menghasilkan limbah berupa reject plastic sebesar LDPE (Low Density Polyethylene) menjadi bahan b
16 ton/hari yang merupakan campuran 98% HDPE tersebutmenggunakan proses pirolisis dengan waktu reaksi
dan 2% jenis plastik lainnya. Selain itu, perusahaan penelitian didapatkan volume yang dihasilkan dari tiga vari
kertas tersebut memiliki power plant dengan 700oC adalah 140 ml, 210 ml, dan 365 ml dengan nilai de
kebutuhan bahan bakar batubara sebesar 30 0,7291 gr/ml, 0,7563 gr/ml, dan 0,7336 gr/ml serta nilai k
ton/hari. Power plant tersebut menghasilkan coal 36,290 J/gr, 28,517 J/gr, dan 40,124 J/gr. Minyak yang diha
fly ash sebanyak 5 ton/hari dengan komposisi nilai kalor yang mendekati minyak tanah dan bensin. Dari
utama berupa 65,43% SiO2 dan 19,07 % Al2O3 optimum diantara tiga variasi suhu yang dilakukan adalah pa
(Anonim,2016). al, 2017).
Berbagai penelitian tentang pembuatan bahan Penelitian lain yaitutentang kajian
bakar minyak telah dilakukan, diantaranya adalah pemanfaatan sampah plastik sebagai sumber bahan
pengolahan sampah plastik jenis PP, PET, dan PE bakar cair. Penelitian tersebut dilakukan dengan
menjadi bahan bakar minyak dan karakteristiknya. menggunakan bahan kantong kresek, botol oli,dan

2
botol aqua sebagai bahan baku dengan jumlah sebagai katalis. Berdasarkan latar belakang yang
bahan baku sebanyak 500 g. Hasil dari penelitian telah disampaikan, maka penelitian ini akan
tersebut diperoleh volume sebanyak 450 ml dari mengkaji bagaimana pengaruh suhu dan rasio
kantong kresek dengan waktu yang digunakan 930 jumlah fly ash dengan berat reject plastic terhadap
detik dengan suhu 300 oC, 400 ml dari botol oli yield dari BBM yang dihasilkan dengan
dengan waktu yang digunakan 1515 detik dengan menggunakan reaktor pirolisis.
suhu 415 oC, dan 420 ml dari botol aqua dengan Penelitian ini bertujuan untuk
waktu yang digunakan 1221 detik dengan suhu mendapatkan kondisi proses terbaik dalam
400oC ( Kadir, 2012). pembuatan bahan bakar minyak (BBM) berbahan
Hasil beberapa penelitian diatas menunjukkan baku reject plastic dan katalis coal fly ash dari segi
bahwa beberapa jenis plastik dapat diolah menjadi yield dan karakteristiknya.
bahan bakar minyak mengingat potensi yang cukup
besar. Oleh karena itu, pada penelitian ini BAHAN DAN METODE
diusulkan upaya untuk memanfaatkan reject Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium
plastic menggunakan katalis coal fly ash untuk Proses Industri Kimia, Universitas Sumatera Utara
pembuatan bahan bakar minyak dari limbah sebuah dan Laboratorium Baristand Industri Medan yang
pabrik kertas di kota Medan. digunakan dalam penelitian ini adalah reject
plastic dan katalis fly ash batubara yang diperoleh
Pada penelitian ini akan dilakukan upaya dari sebuah perusahaan kertas di Medan.
untuk pembuatan produk bernilai ekonomis berupa Variabel dalam penelitian ini adalah:
BBM dengan memanfaatkan limbah yang ada  Variabel Tetap
dilingkungan yaitu reject plastic dari limbah proses o Waktu Pirolisis = 2 jam
recycle kardus bekas menjadi kertas sebagai bahan
bakudan coal fly ash dari limbah power plant
 Variabel Berubah o Analisis viskositas.
o Jumlah fly ash = tanpa katalis o Analisis nilai bakar dengan
(0%); 10%; 20%; dan 40% dari kalorimeter bom.

berat reject plastic. HASIL DAN PEMBAHASAN


o Suhu pirolisis = 300, 350 dan A. Proses perangkaian peralatan
400oC Penelitian
Analisis yang dilakukan pada produk Proses perangkaian peralatan pirolisis
adalah: dapat dilihat pada gambar 1. Proses
o Analisis Yield perangkaian tersebut dilakukan dengan
o Analisis densitas. kapasitas 3 kg reject.

Gambar 1. Perangkaian peralatan pirolisis

B. HASIL PIROLISIS Proses pirolisis reject plastic


Rendeman Hasil Pirolisis Reject Plastic dilakukan pada suhu reaktor 300oC, 350oC,

3
dan 400oC dengan variasi massa katalis dan 15 ml seperti yang ditunjukkan pada
yang digunakan adalah 0%, 10%, 20%, Tabel 1.
dan 40% dari berat plastik. Pada pirolisis Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa pada
reject plastic didapatkan hasil bahwa suhu 300 oC, volume yang dihasilkan tanpa
volume cairan tertinggi adalah pada saat penggunaan katalis dan menggunakan
suhu sebesar 400 oC dan terendah pada katalis 10%; 20%; dan 40% adalah 30 ml;
suhu 300oC, masing-masing sebesar 70 ml 35 ml; 40 ml; dan 15 ml, serta memiliki
wujud cair. Pada suhu 350 oC,

Tabel 4.1 Hasil Proses Pirolisis Reject Plastic


Temperatur (oC) Jumlah katalis (%) Volume (ml)
0 30
10 35
300
20 40
40 15
0 47
10 50
350
20 60
40 50
0 30
10 40
400
20 50
40 70

Volume yang dihasilkan tanpa penggunaan katalis dan menggunakan katalis


10%; dan 20% adalah 47 ml; 50 ml; 60 ml; kualitas densitas, viskositas dan heating
serta memiliki wujud cair sedangkan value.
menggunakan katalis 40% adalah 50 ml,
memiliki wujud seperti slurry. Pada suhu Pengaruh Suhu dan Jumlah Katalis
400 oC, volume yang dihasilkan tanpa terhadap Densitas
penggunaan katalis dan menggunakan Penentuan nilai densitas dilakukan
katalis 10%; 20%; dan 40% adalah 30 ml; dengan cara terlebih dahulu menimbang
40 ml; 50 ml; dan 70 ml, serta memiliki massa sampel untuk setiap 10 ml per
wujud slurry. Penggunaan katalis yang sampel. Selanjutnya nilai densitas dihitung
berlebih memperngaruhi volume minyak dengan menggunakan Persamaan 1.
yang dihasilkan menjadi lebih sedikit yaitu Densitas (massa jenis) adalah pengukuran
pada suhu 300 oC dan 350 oC dengan massa setiap satuan volume benda. Hal ini
variasi katalis 40%. dikarenakan setiap zat memiliki densitas
yang berbeda. Semakin tinggi densitas
Analisa Yield Hasil Reject Plastik suatu benda, maka semakin besar pula
Parameter analisis bahan bakar massa setiap volumenya (U.
minyak yang dihasilkan meliputi analisis S.Dharma,et.al., 2015). Hasil analisis
densitas dapat dilihat pada Gambar 2.

2
0,90

Densitas (g/ml)
0,85
0%
0,80 10%
20%
0,75
40%
0,70
300 350 400
Suhu (oC)
Gambar 2. Pengaruh Suhu dan Jumlah Katalis terhadap Densitas

Dari Gambar 2 diketahui dipengaruhioleh suhu yang digunakan.


bahwapada suhu 300 oC, densitas yang Semakin tinggi suhu yang digunakan
dihasilkan tanpa penggunaan katalis dan maka produk yang dihasilkan akan
menggunakan katalis 10%; 20%; dan semakin ringan. Dimana semakin tinggi
40% adalah 0,868 g/ml; 0,880 g/ml; suhu yang digunakan maka hidrokarbon
0,862 g/ml; dan 0,809 g/ml. Pada suhu ringan yang dihasilkan akan semakin
350 oC, densitas yang dihasilkan tanpa banyak (G. E. Totten et.al., 2003).
penggunaan katalis dan menggunakan
katalis 10%; 20%; dan 40% adalah 0,792 Pengaruh Suhu dan Jumlah Katalis
g/ml; 0,818 g/ml; 0,821 g/ml; dan 0,827 terhadap Viskositas
g/ml. Pada suhu 400 oC, densitas yang
dihasilkan tanpa penggunaan katalis dan Pengujian bahan bakar minyak
menggunakan katalis 10%; 20%; dan hasil pembakaran reject plastic dilakukan
40% adalah 0,845 g/ml; 0,809 g/ml; dengan menggunakan Viskosimeter
0,829 g/ml; dan 0,856 g/ml. Densitas Ostwald yang digunakan
yang dihasilkan pada penelitian ini untukmengetahui besar nilai kekentalan
berada dalam rentang 0,792 – 0,880 g/ml dari bahan bakar minyak yang dihasilkan
pada suhu 28 oC sedangkan densitas tersebut.
standar untuk diesel fuel yaitu 0,815 – Viskositas berperan penting pada
0,870 g/ml pada suhu 15 oC ( P. Ani et al, pelumasan dan sistem injeksi bahan
2008) dan densitas standar untukgasoline bakar, terutama pada mesin yang
yaitu 0,715 – 0,770 g/ml pada suhu 15 oC dilengkapi dengan pompa rotary
(O. Sidjabat , 2013). injection yang sangat mengandalkan
Hasil pirolisis memiliki dua fasa bahan bakar untuk pelumasannya dalam
dengan warna yang berbeda. Fasa yang mekanisme pemompaan tingkat tinggi.
dibawah berwarna coklat muda, Bahan bakar yang mempunyai viskositas
sedangkan fasa yang di atas berwarna yang lebih rendah meningkatkan resiko
coklat tua. Meskipun dapat dipisahkan, kebocoran pada pompa injektor yang
namun cairan tersebut tidak dapat menyebabkan pengiriman bahan bakar
dipisahkan secara sempurna sehingga tidak maksimal dan mengurangi power
pada saat pengujian densitas ada output mesin (S. Wibowo , 2016). Hasil
pengotor yang terikut dengan produk.Hal analisis viskositas dapat dilihat pada
ini disebabkan produk yang dihasilkan Gambar 3

2
4,5
0%

Vuskositas (cP)
3,5
10%
2,5
20%
1,5
40%
0,5
300 350 400
Suhu(℃)
Gambar 3. Pengaruh Suhu dan Jumlah Katalis terhadap Viskositas

Dari Gambar 3 diketahui bahwapada untuk mengalir, yang mempengaruhi pada


suhu 300 oC, viskositas yang dihasilkan aliran dalam sistem injeksi. Viskositas
tanpa penggunaan katalis dan yang lebih tinggi akan mengurangi laju alir
menggunakan katalis 10%; 20%; dan 40% yang sesuai untuk tekanan injeksi dan
adalah 1,894 cP; 1,920 cP; 1,158 cP; dan mengurangi derajat atomisasi (S. Wibowo ,
0,815 cP. Pada suhu 350 oC, viskositas 2016).
yang dihasilkan tanpa penggunaan katalis
dan menggunakan katalis 10%; 20%; dan Nilai Kalor
40% adalah 1,329 cP; 2,746 cP; 2,894 cP; Nilai kalor dapat didefinisikan
dan 4,026 cP. Pada suhu 400 oC, densitas sebagai energi kalor yang dikandung tiap
yang dihasilkan tanpa penggunaan katalis satuan massa bahan bakar (S. Wibowo ,
dan menggunakan katalis 10%; 20%; dan 2016). Pengujian nilai kalor untuk
40% adalah 3,829cP; 3,124cP; 3,479cP; mengetahui berapa nilai kalor bahan bakar
dan 4,310cP. Viskositas yang dihasilkan tersebut yang akan dibandingkan dengan
pada penelitian ini adalah 0,815 - 4,310 cP nilai kalor bahan bakar minyak standar (G.
pada suhu 28 oC sedangkan viskositas E. Totten et.al., 2003). Hasil pengujian
standar untuk diesel fuel yaitu 2-5 cSt pada menunjukan bahwa nilai kalor minyak
suhu 40oC O ( Sidjabat , 2013) pirolisis cukup tinggi. Hasil analisis
Viskositas produk bahan bakar cair viskositas dapat dilihat pada Gambar 4.
adalah ukuran ketahanan bahan bakar

60
Nilai Kalor (MJ/kg)

0%
40 10%
20%
20
40%
0
300 350 400
Suhu (oC)
Gambar 4. Pengaruh Suhu dan Jumlah Katalis terhadap Nilai Kalor

Dari Gambar 4 diketahui 40% adalah 50,735 MJ/kg; 48,529


bahwapada suhu 300 oC, nilai kalor yang MJ/kg; 45,588 MJ/kg; dan 39,706 MJ/kg.
dihasilkan tanpa penggunaan katalis dan Pada suhu 350 oC, nilai kalor yang
menggunakan katalis 10%; 20%; dan dihasilkan tanpa penggunaan katalis dan

2
menggunakan katalis 10%; 20%; dan
40% adalah 57,353 MJ/kg; 48,529 A. P. Ramadhan dan Munawar A
MJ/kg; 50,000 MJ/kg; dan 50,735 MJ/kg. (2013),“Pengolahan Sampah
Pada suhu 400 oC, nilai kalor yang Plastik Menjadi Minyak
dihasilkan tanpa penggunaan katalis dan Menggunakan Proses
menggunakan katalis 10%; 20%; dan Pirolisis,”Jurnal Ilmiah Teknik
40% sebesar 50,735 MJ/kg; 52,206 Lingkungan,4(1) : hal 44-53.
MJ/kg; 41,911 MJ/kg; dan 44,118 MJ/kg. Anonim (2012), Kementerian Energi dan
Nilai kalor yang dihasilkan pada Sumber Daya
penelitian ini adalah41,91-57,35 MJ/kg Mineral,“KajianSupply Demand
sedangkan nilai kalor standar untuk Energy,” Pusat Data dan Informasi
diesel fuel yaitu 42,640 MJ/kg dan nilai Energi dan Sumber Daya Mineral,
kalor standar untuk gasoline yaitu 43,330 2012.
MJ/kg (Chevron Corporation, 2005). Anonim (2016), Kementerian
Hal ini menunjukkan bahwa Perindustrian, “Kajian Hasil
adanya perbedaan yang Survey Dalam Rangka Identifikasi
mempengaruhinilai kalor yang dapat Masalah di PT. Evergreen
disebabkan karena unsur penyusun dari International Paper,” Medan,2016.
minyak pirolisis reject plastic berbeda. Chevron Corporation (2007), “Diesel
Fuels Technical Review”.
Kesimpulan Ernawati.R, 2011), “ Konversi Limbah
Kesimpulan yang dapat diambil Plastik sebgai Sumber Energi
dari penelitian yang telah dilakukan Alternatif,” Jurnal Riset INdustri,
adalah: 5(3) hal 257-263.
1. Kenaikan suhu pirolisis menaikkan G. E. Totten, S. R. Westbrook, R. J.
jumlah bahan bakar minyak sampai Shah (2003), “Fuels and
titik suhu dimana produksi gas yang Lubricants Handbook,” ASTM
sulit terkondensasi lebih banyak International, Pensylvania.
sehingga peningkatan suhu pirolisis Kadir (2012), “Kajian Pemanfaatan
lebih lanjut akan menurunkan Sampah Plastik Sebagai Sumber
jumlah bahan bakar minyak. Bahan Bakar Cair,” Jurnal Ilmiah
2. Peningkatan jumlah katalis fly ash Teknik Mesin, 3 (2): hal 223-228.
pada proses pirolisis meningkatkan O. Sidjabat (2013), “The
jumlah bahan bakar minyakyang CharacteristicsofA Mixture of
dihasilkan namun penggunaan Kerosene and Biodieselas A
katalis fly ash dalam jumlah yang Substituted Diesel Fuel,” Scientific
berlebih dapat memproduksi lebih Contributions Oil & Gas, 36(1) :
banyak gas sulit terkondensasi yang hal 37 – 44
menyebabkan peningkatan jumlah P. Ani dan Sumarni (2008)eaksi Pirolisis
katalis fly ash lebih lanjut akan Plastik Low Density Polyethylene
menurunkan jumlah bahan bakar (LDPE), AKPRIND, Yogjakarta.
minyak. P. Basu (2010), “Biomass Gasification
3. Jumlah bahan bakar cair tertinggi and Pyrolysis,” Elsevier, United
didapat pada pirolisis menggunakan States.
katalis 40% yaitu pada suhu proses P.S. Kumar, M., Bharathikumar,
400 °C dengan jumlah bahan bakar C.Prahakaran, S.Vijayan, dan K.
minyak sebesar 70 ml. Pada proses Ramakrishnan (2017),
pirolisis tanpa katalis jumlah bahan “Conversion of Waste Plastics into
bakar minyak tertinggi didapat pada Low-Emissive Hydrocarbon Fuels
suhu proses 350 °C yaitu sebesar 47 Through Catalytic
ml. Depolymerization in A New
Laboratory Scale Batch
DAFTAR PUSTAKA

2
Reactor.”Int J Energy Environ Karakteristiknya,” Jurnal
Eng,8 : hal 167-173. Mekanika dan Sistem Termal
S. Wibowo (2016), “Karakteristik Bio- (JMST), 1(1) : hal 32-27.
Oil dari Limbah Industri Hasil U. S.Dharma dan D. Irawan
Hutan Menggunakan Pirolisis (2015),“Analisa Karakteristik
Cepat,” Jurnal Penelitian Hasil Minyak Plastik Hasil Dua Kali
Hutan, 34(1) : hal 61-76. Proses Pirolisis,”Jurnal Turbo,
T. Landi dan Arijanto (2017), 4(1): hal 7-11.
“Perancangan dan Uji Alat YB Sonawane, MR Shindikar, dan MY
Pengolah Sampah Plastik Jenis Khaladkar (2014), “Onsite
LDPE (Low Density Polyethylene) Conversion of Thermoplastic
Menjadi Bahan Bakar Alternatif,” Waste into Fuel by Catalytic
Jurnal Teknik Mesin S-1, 5(1) : hal Pyrolysis,” International Journal
1-8. of Innovative Research in Science,
U. B. Surono dan Ismanto (2016), Engineering and Technology, 3(9)
“Pengolahan Sampah Plastik Jenis : hal 15903-15908.
PP, PET, dan PE menjadi Bahan
Bakar Minyak dan

Anda mungkin juga menyukai