Title Search Document
Journal > Journal of Industrial Research (Jurnal Riset Industri)
Journal Info Statistics:
search title inside journal 122 articles
Issue
Issue : Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi Nilai Tambah Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi
Bahan/Material dan Limbah Industri Dalam Negeri Nilai Tambah Bahan/Material dan
Limbah Industri Dalam Negeri
1 Page: 1 Items per page: 10 Vol 8, No 3 (2014): Pemanfaatan
Bahan Baku/Penolong Raw Material
Dalam Negeri
Journal of Industrial found 6 articles
Research (Jurnal Riset 1
Vol 8, No 2 (2014): Teknologi
FIKSASI EMISI KARBON DIOKSIDA DENGAN Pengendalian Pencemaran
Industri)
KULTIVASI MIKROALGA MENGGUNAKAN Lingkungan untuk Industri Hijau
Abbreviation:
JRI NUTRISI DARI AIR LIMBAH INDUSTRI SUSU Vol 8, No 1 (2014): Teknologi Proses
Handayani, Titin ( Balai Teknologi Lingkungan) ; Mulyanto, Berbasis Efisiensi Energi
Publisher Group:
Adi ( Balai Teknologi Lingkungan)
Kementerian Perindustrian Republik Vol 5, No 2 (2011): Penelitian Untuk
Indonesia Jurnal Riset Industri Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi
Meningkatkan Daya Saing Industri
Subject: Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri
Industrial & Manufacturing Dalam Negeri Vol 5, No 1 (2011): Industri Kecil
Engineering Publisher: Badan Penelitian dan Pengembangan Menengah
Industri
website: Vol 4, No 3 (2010): Green Industry
http://ejournal.kemenperin.go.id/jr Show Abstract | Download citation: RIS (EndNote, Reference
Description: Vol 4, No 2 (2010): Konservasi Energi
Journal of Industrial Research is a periodic Manager, ProCite) | Bibtex | PDF (241 kb) | view from
scientific media to publish the results of Vol 4, No 1 (2010): Standardisasi dan
original source
research, study, review, and scientific review of Regulasi Teknik
industrial areas that have never been published
that is not in the process of evaluating and has 2
been approved by the others (if any) published PEMANFAATAN LIMBAH POLES UBIN Vol 3, No 3 (2009): Peningkatan Nilai
three times a year on each April, August, and KERAMIK GRANITO UNTUK PRODUK Tambah melalui Inovasi Kemasan
December and accredited by LIPI Number: 490
/ AU2 / P2MILIPI / 08/2012 for three years. KERAMIK KONVENSIONAL DAN BAHAN Vol 3, No 2 (2009):
BANGUN BETON
., Subari ( Balai Besar Keramik,) ; Afdhil, Khairul ( Balai
Besar Keramik,) Vol 3, No 1 (2009):
Jurnal Riset Industri Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi Vol 2, No 3 (2008):
Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri
Dalam Negeri Vol 2, No 2 (2008):
Publisher: Badan Penelitian dan Pengembangan Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Riset
Industri Industri
Show Abstract | Download citation: RIS (EndNote, Reference
Vol 1, No 3 (2007):
3 Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Riset
VERMIKOMPOS LIMBAH FLESHING INDUSTRI
Industri
KULIT UNTUK TANAMAN CABAI MERAH
(CAPSICUM ANNUUM.L)
., Prayitno ( Balai Besar Kulit Karet dan Plastik,)
Jurnal Riset Industri Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi
Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri
Dalam Negeri
Publisher: Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri
Show Abstract | Download citation: RIS (EndNote, Reference
Manager, ProCite) | Bibtex | PDF (88 kb) | view from
original source
4 PEMANFAATAN LIMBAH ALKALI INDUSTRI
RUMPUT LAUT DAN LIMBAH PICKLING
INDUSTRI PELAPISAN LOGAM SEBAGAI
PUPUK ANORGANIK
Ariani, Nurul Mahmida ( Baristand Industri Surabaya,) ;
Cahyono, Handaru Bowo ( Baristand Industri Surabaya,) ;
Yuliastuti, Rieke ( Baristand Industri Surabaya,)
Jurnal Riset Industri Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi
Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri
Dalam Negeri
Publisher: Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri
Show Abstract | Download citation: RIS (EndNote, Reference
Manager, ProCite) | Bibtex | PDF (136 kb) | view from
original source
5 KINERJA PENGERING SURYA SISTEM
INTEGRASI MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT
DATARBERSIRIP DAN ABSORBEN
TERMOKIMIA UNTUK PENGERINGAN KAKAO
Dina, Sari Farah ( Baristand Industri Medan, Kementerian
Perindustrian) ; H. Napitupulu, Farel ( Departemen Teknik
Mesin, Fakultas Teknik,) ; Ambarita, Himsar ( Departemen
Teknik Mesin, Fakultas Teknik,)
Jurnal Riset Industri Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi
Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri
Dalam Negeri
Publisher: Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri
Show Abstract | Download citation: RIS (EndNote, Reference
Manager, ProCite) | Bibtex | PDF (1,192 kb) | view from
original source
6 ANALISIS KENDALA PENUMBUHAN
INDUSTRI MESIN PERALATAN PABRIK
NASIONAL
., Hafid ( Balai Besar Logam dan Mesin,) ; Herjanto, Eddy (
Kementerian Perindustrian)
Jurnal Riset Industri Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi
Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri
Dalam Negeri
Publisher: Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri
Show Abstract | Download citation: RIS (EndNote, Reference
Manager, ProCite) | Bibtex | PDF (188 kb) | view from
original source
Page: 1 of 1
Contact
portalgaruda@gmail.com
info@portalgaruda.org
Copyright © 2015
by IAES Indonesia Section
Institute of Advanced Engineering and Science
All Rights Reserved.
Kinerja Pengering Surya Sistem Integrasi ... (Farel H. Napitupulu, dkk)
ABSTRACT
Research on solar energy integration dryer using a flat plate-finned collector type and thermochemical absorbent
to dry-fermented cocoa beans have been done. Installation of fins on the collector increased surface area of
absorber and absorbed more solar energy. Drying was continued during the night using absorbent therefore
shorten the drying time. Drying of fermented cocoa beans with initial moisture content of 62.6% was carried out in
18-19 June 2014 and final moisture content reached 7,6%. Solar energy during daytime was conducted at 08:30
- 16:00 WIB, followed by thermochemical energy using CaCl2 salt asabsorbent at 16:00 - 08:30 WIB the next
day. Drying was discontinued when a constant weight wasachieved. Evaluation was conducted on the ambient
condition and potential radiation, thermal efficiency of solar collectors, the effectiveness of absorbent, and drying
kinetics model. The results showed, the weather conditions recorded during the day is in the range of air
2
temperature 29-38°C; relative humidity (RH) of 41-81% and solar radiation of 111-969 Watt/m . The thermal
efficiency of solar collectors with flat plate-finned improved the average thermal efficiency of 62% compared with
the average thermal efficiency of solar collector without fins conducted the yearbefore of wich was 37%. Drying
effectiveness was expressed as evaporation rate of water out of the cocoa bean. Solar energy evaporated water
by 80% and the rest issued during the evenings with absorbent. Drying kinetics model is exponential, its drying
time shorter than a solar dryer type of flat plate collectors without fins.
ABSTRAK
Penelitian tentang pengering integrasi energi surya menggunakan kolektor tipe plat datar bersirip dan termokimia
untuk mengeringkan biji kakao-fermentasi telah dilakukan. Pemasangan sirip pada kolektor menambah luas
permukaan absorber dan meningkatkan energi surya yang diserap. Pengeringan dilanjutkan malam hari
menggunakan absorben dan dapat mempersingkat waktu pengeringan. Pengeringan biji kakao-fermentasi
dengan kadar air awal rata-rata 62,6% dilakukan pada 18-19 Juni 2014 hingga mencapai kadar air 7,6%. Energi
surya dilakukan selama siang hari pukul 08:30-16:00 WIB, dilanjutkan dengan energi termokimia menggunakan
absorben berupa garam CaCl2 pada malam hari pukul 16:00-08:30 WIB keesokan harinya. Pengeringan
dihentikan pada saat dicapai berat konstan. Evaluasi terhadap kondisi dan potensi radiasi, efisiensi termal
kolektor surya, efektifitas absorben, dan model kinetika pengeringan. Hasil menunjukkan bahwa selama proses
pengeringan berlangsung, kondisi cuaca siang hari dicatat berada pada temperatur udara 29 – 38 C;
2
kelembaban relatif (RH) 41–81 % dan intensitas radiasi 111–969Watt/m . Efisiensi termal kolektor surya dengan
pemasangan sirip pada plat absorber dapat meningkatkan efisiensi termal rata-rata sebesar 62%, sedangkan
efisiensi termal rata-rata kolektor surya tanpa sirip yang dilakukan tahun sebelumnya adalah 37%. Efektifitas
pengeringan dianalogikan terhadap laju pengurangan kadar air. Energi surya menguapkan air dari dalam biji
kakao sebesar 80%, sisanya diuapkan pada malam hari menggunakan absorben. Model kinetika pengeringan
adalah eksponensial dan waktu pengeringan lebih singkat dibanding pengering surya tipe kolektor plat datar
tanpa sirip.
Kata kunci: pengering surya, termokimia, kolektor surya tipe plat datar-bersirip, performansi
1
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research), Vol. 9 No. 1, April 2015, Hal. 1 – 11
2
Kinerja Pengering Surya Sistem Integrasi ... (Farel H. Napitupulu, dkk)
3
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research), Vol. 9 No. 1, April 2015, Hal. 1 – 11
U
T B
Pengering
S
surya tipe
kolektor
Plat datar-
dengan 7
buah sirip
a b
Gambar 1. Pengering Sistem Integrasi: (a) energi surya pada siang hari dan
(b) termokimia –absorben pada malam hari
4
Kinerja Pengering Surya Sistem Integrasi ... (Farel H. Napitupulu, dkk)
T6
Keterangan:
1. Temperatur Permukaan Kayu (T1)
2. Temperatur Ruang Kolektor (T2)
3. Temperatur Permukaan Kaca (T3)
4. Temperatur Lingkungan Sekitar (T4)
5. Temperatur Permukaan Plat (T5)
6. Temperatur Ruang Pengering (T6)
Qrad Qa
Qdd
Qdd
Qb
5
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research), Vol. 9 No. 1, April 2015, Hal. 1 – 11
6
Kinerja Pengering Surya Sistem Integrasi ... (Farel H. Napitupulu, dkk)
berlangsung (19 Juni 2014) lebih tinggi Analisis Performansi Kolektor Plat Datar
dibanding hari pertama pengeringan (18 Dimodifikasi dengan Sirip/Fin
Juni 2014).
Untuk menentukan besarnya efisiensi
termal kolektor surya-bersirip, diperlukan
data temperatur plat absorber, temperatur
kaca penutup, temperatur udara lingkungan,
temperatur kayu dan temperatur ruang
kolektor.
a)
b)
Gambar 7. Data Temperatur Lingkungan,
Kaca, Kayu, Plat Absorber dan
Ruang Kolektora) Pengukuran
tanggal 18 Junib) Pengukuran
tanggal 19 Juni
c
Gambar 6 Temperatur dan RH di Secara keseluruhan terlihat bahwa
dalamKotak Pengering: a)18 Juni intensitas radiasi (Gambar 4 dan 5) begitu
siang, b) 19 Juni siang, c) 18 Juni signifikan mempengaruhi temperatur plat
malam absorber (Gambar 7a dan 7b) untuk
selanjutnya berdampak pada kenaikan suhu
7
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research), Vol. 9 No. 1, April 2015, Hal. 1 – 11
di ruang kolektor. Semakin tinggi intensitas Kadar air akhir biji kakao hasil
radiasi yang diterima plat absorber, maka pengeringan metode penjemuran langsung
semakin tinggi pula suhu plat absorber dan lebih tinggi (8,40%) dibanding metode
suhu ruang kolektor. Nilai ini juga pengering surya+termokimia 7,6%.
berkorelasi positif terhadap suhu udara Tingginya laju penguapan pada hari
menuju ruang pengering (Gambar 6 a dan pertama pada penjemuran langsung dapat
6b). menyebabkan terjadinya pengerasan kulit
Untuk mendapatkan gambaran biji sehingga air sulit menembus keluar dan
performansi kolektor surya plat datar akhirnya pengeringan berjalan lambat.
bersirip ini maka data-data temperatur pada Pengeringan biji kakao padasiang hari
Gambar 7, data intensitas radiasi pada menggunakan energi surya mencapai 80%,
Gambar 4 dan Gambar 5 digunakan untuk sedangkan pada malam hari menggunakan
menghitung kehilangan panas pada absorbenmencapai 20%. Pengering surya
kolektor, meliputi kehilangan panas pada 2 tipe kolektor plat datar-bersirip memerlukan
sisi dinding, kehilangan panas pada alas waktu 27,5 jam, sedangkan pengeringan
bawah, kehilangan panas bagian atas dan dengan sistem penjemuran langsung adalah
kehilangan panas karena radiasi 56 jam.
menggunakan persamaan 1 - 9.
Hasil perhitungan efisiensi disajikan Kinetika Pengeringan
pada Gambar 8 dengan nilai efisiensi termal
rata-rata 62% sedangkan efisiensi rata-rata Laju pengeringan hasil percobaan
kolektor surya tanpa sirip 37%. Dari hasil ini disajikan dalam bentuk profil laju penurunan
dapat dilihat bahwa pemasangan sirip/fin berat sebagai fungsi waktu. Asumsi utama
pada kolektor plat datar dapat yang digunakan adalah temperatur dan
meningkatkan efisiensi termal kolektor surya konsentrasi air di dalam produk adalah
karena adanya peningkatan luas seragam dan hanya merupakan fungsi
permukaan absorber melalui penambahan waktu. Oleh sebab itu laju penurunan
sirip. kandungan air di dalam biji kakao adalah
kasus 1 dimensi dinyatakan dengan
Efektifitas Pengeringan bilangan kadar air tanpa dimensi (Moisture
Rasio, MR) yang dapat dirumuskan dengan
Dari Gambar 6.c dapat dilihat proses persamaan (12). Profil laju pengeringan
absorpsi berlangsung mendekati isotermal hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar
dan perubahan humiditas terlihat signifikan 9. Dari profil tersebut, diperoleh bahwa pada
pada awal proses yakni RH 52% pada pukul MR secara terus menerus berkurang
16:00 dan meningkat cukup signifikan 35 sejalan dengan waktu pengeringan dan
menit kemudian menjadi RH 66% dan tidak terlihat adanya periode laju
seterusnya cenderung datar pada RH 51- pengeringan konstan.Laju pengeringan
73 % hingga pukul 08:30 keesokan paginya. yang diamati adalah periode laju
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pengeringan menurun.
jumlah air yang diuapkan pada hari pertama Model kinetika yang digunakan adalah
pengeringan (18 Juni) baik metode model persamaan empirik menggunakan
penjemuran langsung maupun pengering data laju penurunan massa biji kakao
surya adalah jauh lebih besar dibanding sebagai fungsi waktu. Hasil evaluasi statistik
siang hari kedua. Hal ini disebabkan oleh air pencocokan kurva untuk model persamaan
yang diuapkan pada hari pertama adalah air logaritma, polinomial pangkat 2,
bebas. Air bebas umumnya lebih mudah eksponensial dan power, ditetapkan model
dikeluarkan dari dalam biji dibandingkan pengeringan energi surya+absorben yang
dengan air terikat. Pada pengeringan surya dilakukan adalah model power dengan
siang hari kedua jumlah air yang persamaan adalah MR = 0,1786 t- 1,803
dikeluarkan jauh lebih sedikit, karena air dengan R2 = 0,9688.
terikat jauh lebih sulit lagi dikeluarkan dari
dalam biji kakao.
8
Kinerja Pengering Surya Sistem Integrasi ... (Farel H. Napitupulu, dkk)
80
70
Efisiensi Termal, %
60
50
40
30
20
Kolektor surya dengan sirip
10
Kolektor surya tanpa sirip
0
8:30:00 9:00:00 9:30:00 10:00:00 10:30:00 11:00:00 11:30:00 12:00:00 12:30:00 1:00:00 1:30:00 2:00:00 2:30:00 3:00:00 3:30:00 4:00:00
AM AM AM AM AM AM AM PM PM PM PM PM PM PM PM PM
Waktu
9
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research), Vol. 9 No. 1, April 2015, Hal. 1 – 11
1
0.9
Moisture Ratio (MR)
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
10:30 AM
11:15 AM
1:30 PM
2:15 PM
3:00 PM
3:45 PM
4:30 PM
5:15 PM
6:00 PM
6:45 PM
7:30 PM
8:15 PM
9:00 PM
9:45 PM
12:00 AM
12:45 AM
10:30 AM
11:15 AM
1:30 PM
2:15 PM
3:00 PM
3:45 PM
4:30 PM
6:00 AM
6:45 AM
7:30 AM
8:15 AM
9:00 AM
9:45 AM
1:30 AM
2:15 AM
3:00 AM
3:45 AM
4:30 AM
5:15 AM
6:00 AM
6:45 AM
7:30 AM
8:15 AM
9:00 AM
9:45 AM
12:00 PM
12:45 PM
10:30 PM
11:15 PM
12:00 PM
12:45 PM
Waktu
Berdasarkan hasil penelitian yang Athul Sharma, Chen C.R., Nguyen Vu Lan,
dilakukan pada kondisi lingkungan selama Solar-energy drying systems: A
percobaan adalah pada kisaran temperatur review, Renewable and Sustainable
udara 29 – 38 C; humiditas relatif 41 – 81 Energy Reviews, (13): 1185 – 1210,
% dan intensitas radiasi 111– 969 W/m2 2009.
dapat disimpulkan bahwa pemasangan sirip Bonaparte A., Zaman A., Chandra A.M.,
pada kolektor plat datar dapat Some Quality Characteristics of Solar-
meningkatkan efisiensi termal kolektor surya Dried Cocoa Beans in St Lucia,
dari 37 menjadi 62%. Dari penguapan air Journal of Science of Food and
yang berlangsung, 80% menggunakan Agriculture (76): 553 – 558, 1998.
energi surya dan 20% menggunakan energi Clement A. D., Assidjo N. E., Kouame P.,
termokimia-absorben. Waktu yang Yao K.B., Mathematical Modelling of
diperlukan oleh tipe kolektor plat datar- Sun Drying Kinetics of Thin Layer
bersirip untuk mencapai kadar air 7,7% Cocoa (Theobroma Cacao) Beans,
adalah 27,5 jam sedangkan dengan Journal of Applied Sciences
penjemuran langsung adalah 56 jam. Hasil Research, 5 (9): 1110 – 1116, 2009.
pencocokan kurva diperoleh model Dina S.F, Farel H. Napitupulu, Himsar A,
pengeringan energi surya+absorben yang Efektifitas Pengeringan Kontinu Biji
dilakukan adalah model power dengan Kakao Indonesia Menggunakan
persamaan adalah MR = 0,1786 t- 1,803 Energi Surya dan Termokimia,
dengan R2 = 0,9688. Seminar Nasional Teknologi Industri
Hijau, Semarang, 21 Mei 2014.
UCAPAN TERIMA KASIH Fagunwa A.O., Koya O.A. and Faborode
M.O., Development of an Intermittent
Terimakasih disampaikan kepada Solar Dryer for Cocoa Beans,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Agricultural Engineering International:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan the CIGR Ejournal. Manuscript
yang telah mendanai kegiatan ini melalui number 1292, vol XI, July, 2009.
bantuan Hibah Bersaing tahun 2013 sampai
dengan tahun 2014.
10
Kinerja Pengering Surya Sistem Integrasi ... (Farel H. Napitupulu, dkk)
Hii C.L., Law C.L., Cloke M., Modelling Sen Zekai, “Solar Energy Fundamental and
using a new thin layer drying model Modelling Techniques”, Atmosphere,
and product quality of cocoa, Journal Environment, Climate Change and
of Food Engineering, (90): 191 – 198, Renewable Energy, Springer, 2008.
2009. Shanmugam V, Natarajan E. Experimental
Hii C.L., Law C.L., Cloke M., Suzannah S., study of regenerative desiccant
Thin layer drying kinetics of cocoa and integrated solar dryer with and without
dried product quality, Biosystem reflective mirror. Appl Therm Eng.,
Engineering (102): 153 – 161, 2009. (27): 1543–51, 2007.
Jangam, S.V. and Mujumdar, A.S., Basic Thoruwa T.F.N., Johnstone C.M., Grant
Concepts and Defenitions, in Drying of A.D., Smith J.E., Novel, Low Cost
Foods, Vegetables, and Fruits, CaCl2 Based Desiccants for Solar
Published in Singapore, pp. 1-30, Crop Drying Applications, Renewable
2010. Energy, 19: 513 – 520, 2000.
Kosuke Nagaya, Ying Li, Zhehong J., Yunus, A. Cengel. 2003, Heat Transfer A
Masahiro F., Yoshonori A., Atsutoshi Practical Approach. Second Edition.
A, Low Temperature Desiccant-based Singapore: Mc.Grow-Hill.Inc.
Food Drying System with Airflow and
Temperature Control, Journal of Food
Engineering, 75: 71 – 77, 2006.
Lalit M. Bal, Santosh Satya, Naik S.N., Solar
dryer with thermal energy storage
system for drying agricultural food
products: A review, Renewable and
Sustainable Energy Reviews, 2010.
11
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research), Vol. 9 No. 1, April 2015, Hal. 1 – 11
12