Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

“ARESTAC” GARDEN INVESTMENT APPLICATION SEBAGAI


APLIKASI BERBASIS ONLINE UNTUK MENGONTROL
PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN

BIDANG KEGIATAN:
PKM GAGASAN TERTULIS

diusulkan oleh:

Faisal Nur Arif (02411940000 083) Angkatan 2019

Vira Loverinca Millenia (02411940000111) Angkatan 2019

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2019

1
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan : “ARESTAC” GARDEN


INVESTMENT APPLICATION SEBAGAI APLIKASI BERBASIS ONLINE
UNTUK MENGONTROL PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN

2. Bidang Kegiatan : PKM-GT


3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Faisal Nur Arif
b. NRP : 02411940000083
c. Jurusan : Teknik Industri
d. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh
Nopember
e. Alamat Rumah dan No.Tel/HP :
………………………………………..
f. Email :
………………………………………..
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
………………………………………..
b. NIDN/NIDK :
………………………………………..
c. Alamat Rumah dan No.Tel/HP :
………………………………………..

Surabaya, 27 Oktober 2019

Menyetujui

Kepala Departemen Teknik Industri Ketua Pelaksana Kegiatan,

(_____________________) (Faisal Nur Arif)


NIP. NRP. 02411940000083
Wakil Rektor Bidang Akademik Dosen Pendamping,
dan Kemahasiswaan

(Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, M.T) (______________________)


NIP. 19640405 199002 1 001 NIDN.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 5
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................... 6
Data Produktivitas Hasil Perkebunan.............................................................. 8
Kondisi hasil produksi perkebunan di Indonesia .................................................... 8
2.2 Solusi yang pernah ditawarkan ........................................................................ 9
Program BUN (Benih Unggul Perkebunan) ................................................... 9

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era Revolusi Industri 4.0 ini membuat industri-industri semakin
berkembang. Pabrik-pabrik mulai banyak berdiri dan menyebabkan proses
pengiriman barang marak menghiasi lalu lintas di Indonesia. Revolusi Industri
memang memberi dampak positif bagi dunia industri. Namun, berkembangnya
industri di Indonesia menyebabkan kualitas udara semakin menurun. Asap-asap
dari pabrik dan knalpot kendaraan telah membuat polusi udara yang sebenarnya
membuat masyarakat terganggu. Polusi udara ini terjadi karena kurangnya lahan
tanaman. Lahan tanaman dapat mengurangi asap-asap penyebab polusi udara ini
dan menggantinya dengan oksigen yang kita butuhkan. Namun sayangnya, tak
jarang lahan tanaman digundul dan dijadikan pabrik baru. Jika itu terus terjadi,
maka polusi udara tidak hanya mengganggu pernapasan kita, tetapi juga
mengganggu penglihatan kita.

Untuk mencegah hal itu terjadi, maka kita harus mempertahankan kualitas
lahan tanaman di Indonesia ini. Banyak jenis tanaman yang dapat mengurangi
polusi, salah satunya adalah lidah mertua, yang dapat menyerap racun dan
melepaskan oksigen ke udara. Sebenarnya, apabila jumlah lahan tanaman di suatu
negara lebih banyak dari jumlah pabrik industri, maka polusi udara dapat
dihindari dan kita masih bisa bernapas dengan udara yang berkualitas.

Sebenarnya, yang membuat lahan tanaman lebih sedikit dari pabrik


industri adalah karena pabrik industri lebih menghasilkan penghasilan yang
cukup tinggi. Karena itu, para investor berlomba-lomba untuk membangun
pabrik industri yang banyak tanpa memedulikan lahan tanaman sebagai penetral
polusi udara. Agar hal itu tidak terjadi, maka lahan tanaman harus juga
menghasilkan penghasilan yang tidak kalah dari pabrik industri. Salah satu
caranya adalah dengan memberi kesempatan kepada para investor untuk ikut
andil dalam proses pengembangan lahan tanaman. Jika kita dapat membuat lahan
tanaman ini menjadi seperti perusahaan, tidak menutup kemungkinan para
investor akan ikut mengembangkannya.

Tentu apabila para investor ikut mengembangkan lahan tanaman, maka ia


harus mengetahui bagaimana perkembangan usahanya. Pemeriksaan yang harus
dilakukan secara berkala dapat membuat para investor lelah dan akhirnya jarang
melakukan pemeriksaan yang dapat mengakibatkan ketidakberhasilan usaha ini.
Jika itu terjadi, maka investor akan lebih memilih untuk mengembangkan pabrik.
Salah satu cara agar para investor tidak membuang waktunya untuk memeriksa
lahannya adalah dengan memakai aplikasi yang dapat terhubung dengan
smartphone dan berisi informasi ter-update tentang lahannya. Dengan aplikasi

5
ini, para investor tidak perlu memeriksa lahannya setiap hari. Mereka dapat
mengontrol lahannya dimanapun dan kapanpun. Karya tulis ini membahas konsep
aplikasi yang digunakan oleh para investor untuk mengontrol lahannya tanpa
harus terjun langsung ke lapangan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat diperoleh rumusan permasalahan
sebagai berikut:

Bagaimana mengetahui mekanisme kerja aplikasi “ARESTAC”?

Bagaimana mengetahui apa saja informasi yang akan diperoleh para investor dari
aplikasi “ARESTAC’?

Bagaimana analisa keuntungan yang diperoleh para investor?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diperoleh beberapa tujuan
sebagai berikut:

Mengetahui mekanisme kerja aplikasi “ARESTAC”.

Mengetahui apa saja informasi yang akan diperoleh para investro dari aplikasi
“ARESTAC”?

Menganalisa keuntungan yang diperoleh para investor.

1.4 Manfaat Penulisan

Karya tulis ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:

Manfaat Teoritik

Karya tulis ini diharapkan dapat memberi inovasi pada masyarakat Indonesia
tentang bisnis ini agar tanaman semakin banyak.

Manfaat Praktis

Bagi pemerintah : Konsep karya tulis ini diharapkan dapat membantu


pemerintah mengatasi masalah polusi udara atau kualitas udara yang memburuk.

Bagi para investor : Konsep karya tulis ini diharapkan dapat meningkatkan
ketertarikan para investor untuk melakukan inovasi ini.

6
Bagi masyarakat : Konsep karya tulis ini diharapkan dapat membuat
masyarakat tidak terganggu akan polusi udara dan dapat menghirup udara yang
bersih.

7
BAB II
GAGASAN
2.1 KONDISI KEKINIAN PENCETUS GAGASAN

Data Produktivitas Hasil Perkebunan


Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian 2015, produktivitas
komoditas utama perkebunan pada tahun 2011 hingga tahun 2014 yang disajikan

Produktivitas Komoditas Utama Perkebunan


1200
Tahun 2011-2014

1000

800

600

400

200

0
2010 2011 2012 2013 2014
Karet Lada Kopi Tembakau Jambu Mete Cengkeh

Gambar 1. Grafik peningkatan produktivitas komoditas utama perkebunan tahun 2011-


2014

adanya kecenderungan peningkatan. Meskipun sempat menurun pada tahun


tertentu, produktivitas komoditas utama perkebunan tetap bisa meningkat di
tahun-tahun berikutnya. Hal tersebut ditunjukkan oleh garis grafik yang menaik
hingga tahun 2014. Peningkatan produktivitas komoditas utama perkebunan ini
menunjukkan adanya potensi untuk terus meningkat di kemudian hari.

Kondisi hasil produksi perkebunan di Indonesia


Dari data yang didapatkan dari tesis Warsana tahun 2007, menunjukkan bahwa
beberapa perkebunan di Indonesia belum mencapai tingkat keuntungan yang
maksimum. Contohnya pada usahatani jagung Kecamatan Randublatung
Kabupaten Blora belum mendapatkan keuntungan yang maksimum karena
belum optimalnya penggunaan benih dan pemakaian pestisida. Selain itu, Adi
Setiyanto dalam bukunya “Dinamika Produksi dan Penerapan Teknologi
Pertanian” mengatakan bahwa pengusahaan komoditas perkebunan kelapa sawit

8
dan karet masih jauh dari kondisi usaha tani yang efisien. Hal itu karena
sedikitnya luas lahan yang digunakan, yaitu hanya 1,88 ha untuk komoditas
kelapa sawit dan 1,58 untuk komoditas karet. Padahal untuk mencapai efisiensi
produksi sesuai dengan skal efisiensi, luas lahan perkebunan seharusnya 28,71 ha
untuk komoditas kelapa sawit dan 7,65 untuk komoditas karet.

2.2 Solusi yang pernah ditawarkan

Program BUN (Benih Unggul Perkebunan)


Program BUN dilakukan dalam jangka waktu 5 tahun mulai tahun 2020. Caranya
adalah dengan menyalurkan benih unggul untuk lahan-lahan baru, lahan dengan
usia tanaman yang tua, dan lahan dengan tanaman muda tetapi produktivitas
rendah. Pemerintah juga berencana membangun sejumlah infrastruktur dan
fasilitas perbanyakan bibit di kawasan sentra produksi kopi.

2.3 Gagasan yang diajukan

Gagasan yang diajukan ini dibuat agar bisa memudahkan untuk mengontrol
perkebunan dan juga meningkatkan produktivitas perkebunan melalui aplikasi
“ARSETAC” yang mudah diakses. Konsep “ARSETAC” ini sebenarnya
sederhana hanya membutuhkan seseorang untuk menginput data-data
perkebenunan kedalam aplikasi, seperti status perawatan kebun, biaya perawatan
kebun, hasil panen, dan juga profit yang didapatkan, serta foto penampakan
kebun, sehingga aplikasi “ARSETAC” ini mempermudah pengelola kebun
ataupun investor kebun agar lebih mudah meninjau dan juga mengontrol kebun
itu sendiri, tentu saja ini akan menunjang produktivitas perkebunan akan
meningkat dan juga menarik perhatian investor untuk berinvestasi dalam
perkebunan serta dapat menyadarkan seberapa pentingnya kebun di era saat ini.

2.4 Pihak-pihak yang membantu mengimplementasikan

1. PT SMART Tbk
PT SMART Tbk adalah salah satu perusahaan publik produk konsumen
berbasis kelapa sawit yang terintegrasi dan terkemuka di indonesia yang
berfokus pada produk miyak sawit.

2. Petani dan Pemilik Kebun

9
Petani dan Pemilik Kebun tentu saja adalah target kita untuk
mengimplementasikan “ARSETAC” karna tentu saja dapat memudahkan
mereka dalam pekerjaannya.

3. Investor
Diajukannya aplikasi “ARSETAC” ini agar membuat para Investor
berdatangan dan juga bisa berinvestasi lebih dalam bidang perkebunan,
tidak melulu soal perumahaan dan apartemen yang sudah membuat ruang
terbuka hijau semakin sedikit.

4. Perkebunan Nusantara
Badan Usaha Milik Negara yang beroprasi di bidang perkebunan di
seluruh Indonesia.

2.5 Langkah-langkah strategis untuk mengimplementasikan gagasan


Langkah-langkahperlu direncakan dengan matang agar gagasan ni dapat
terealisasi dengan baik yaitu :

TAHAP 1 : Memberitahukan ide gagasan pada perusahaan perkebunan dan juga


masyarakat desa yang sebagian besar bergulat dalam perkebunan agar menjadi
rekomendasi pada sistem pengontrol produktivitas kebun.

TAHAP 2 : Mengembangkan kerjasama antar dengan suatu perusahaan, bisa


juga dengan Pengelola suatu perkebunan dan juga Investor. Kerjasama disini
dapat berupa konsultasi ataupun penggunaan “ARSETAC”.

TAHAP 3 : Menggerakkan pihak-pihak yang terlibat dan melaksanakan


penggunaan “ARSETAC”.

TAHAP 4 : Evaluasi, monitoring dan pembelajaran. Kesulitan serta kekurangan


dalam “ARSETAC” akan diperbaiki dan ditingkatkan kembali.

10
11
12
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2015). RENCANA STRATEGIS


KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015-2019. Jakarta:
Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Warsana. 2007. ANALISIS EFISIENSI DAN KEUNTUNGAN USAHA


TANI JAGUNG.
Tesis. PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU EKONOMI DAN STUDI
PEMBANGUNAN UNIVERSITAS DIPONEGORO. Semarang
Setiyanto, A. (n.d). Dinamika Produksi dan Penerapan Teknologi Pertanian.
Panel Petani Nasional

Leonard, L. 2019. Pemerintah Genjot Produktivitas Perkebunan Kopi


dengan BUN 500.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20190930/99/1153758/pemerintah-genjot-
produktivitas-perkebunan-kopi-dengan-bun-500. 26 Oktober 2019 (22:02)

13

Anda mungkin juga menyukai