Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI


PEMBERIAN MAKANAN ENTERAL MELALUI
NGT (Nasogastric Tube) DI RUANG ROI IRD
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Oleh :
Nurul Aini (G42160082)
Priscilia Noviyanti (G42160322)
Diah Ainur Rohmah (G42160643)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2020
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penekanan konsep penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah
perilaku sasaran agar berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif pengetahuan
dan pemahaman sasaran (Maulana, 2009). Penyuluhan kesehatan menurut Suliha
(2002) diartikan sebagai gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, yaitu
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan menginginkan
hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan,
secara perorangan maupun secara kelompok.
Pasien rawat inap rentan mengalami manutrisi selama di rawat di rumah
sakit yang ditandai dengan penurunan berat badan pasien akibat dukungan zat gizi
yang kurang optimal (Sjarif et al., 2011). Penyediaan makanan yang tepat bagi
pasien rawat inap merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan gizi
pasien sehingga dapat mengurangi risiko malnutrisi. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan pemberian makanan pendukung berupa makanan enteral
(Almatsier, 2010). Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang
tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi
diberikan melalui tube ke dalam lambung (gastric tube), nasogastric tube (NGT),
atau jejunum dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa mesin (Setiati,
2000).
Setiap pemberian dukungan nutrisi enteral penting untuk melakukan
penilaian status nutrisi, menyusun dan menentukan dukungan nutrisi yang akan
diberikan, mencatat kemampuan toleransi dan komplikasi yang timbul serta
menentukan bila dukungan nutrisi harus diakhiri atau dialihkan kebentuk
dukungan nutrisi lain. Hal tersebut diatas merupakan proses yang kompleks dan
memerlukan pengetahuan, pelatihan serta keahlian khusus dalam bidang nutrisi.
Penatalaksanaan pemberian nutrisi enteral merupakan peranan dan tanggung
jawab perawat (Dinarto, 2002).
1.2 Tujuan Pendidikan dan Pelatihan
1.2.1 Tujuan Umum
Kegiatan pendidikan dan pelatihan gizi Pemberian Makanan Enteral Melalui
NGT (Nasogastric Tube) kepada keluarga pasien di Ruang ROI IGD diharapkan
bisa menjadi tambahan informasi dalam rangka memahami pemberian makanan
melalui media seperti selang sonde, tujuan pemberian dan bahan makanan yang
dianjurkan untuk makanan enteral terhadap pasien.
1.2.2 Tujuan Khusus
Kegiatan pendidikan dan pelatihan pada keluarga pasien mengenai Pemberian
Makanan Enteral Melalui NGT (Nasogastric Tube), diharapkan :
1. Keluarga pasien dapat mengetahui tentang makanan enteral
2. Keluarga pasien dapat memahami pengertian, tujuan, dan bahan makanan
yang dianjurkan untuk makanan enteral
3. Keluarga mampu memberikan dukungan melalui pemberian makanan yang
benar kepada pasien sesuai dengan memilih bahan makanan yang dianjurkan
untuk formula enteral

1.3 Manfaat Pendidikan dan Pelatihan


1.3.1 Bagi Sasaran
Pendidikan dan pelatihan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
bagi keluarga pasien tentang pemberian makanan enteral.
1.3.2 Bagi RSUD Dr Soetomo
Diharapkan dapat membantu rumah sakit untuk memberikan informasi
kepada keluarga pasien tentang pemberian makanan enteral.
1.3.3 Bagi Penulis
Diharapkan dapat memberikan pengalaman dan pembelajaran bagi penulis
dalam menjalankan pedidikan dan pelatihan dalam skala yang besar.
BAB 2. PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

2.1 Peserta/Sasaran Diklat


Sasaran pada penyuluhan kali ini adalah keluarga pasien di ruangan ROI IGD
RSUD Dr. Soetomo Surabaya lantai 3.

2.2 Waktu dan Tempat


Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal :
 Persiapan : Selasa/4 Februari 2020
 Pelaksanaan : Rabu/5 Februari 2020
Tempat : di Ruang Pertemuan ROI (Ruang Observasi Intensif) IRD Lantai 3
Waktu : 09.00 WIB-selesai

2.3 Pelaksana
Pelaksana penyuluhan yaitu Mahasiswa PKL D4 Gizi Klinik Politeknik
Negeri Jember.
Ketua : Priscilia Noviyanti
Sekertaris : Diah Ainur Rohmah
Bendahara : Nurul Aini
Sie Acara : Diah Ainur Rohmah
Sie Humas : Nurul Aini
Sie Perlengkapan : Priscilia Noviyanti
Sie Konsumsi : Nurul Aini

2.4 Metodologi
Metode yang digunakan pada penyuluhan Pemberian Makanan Enteral
melalui NGT (Nasogastric Tube) bagi keluarga pasien dilakukan dengan metode
presentasi dan tanya jawab.

2.5 Media dan Instrumen


a. Media yang digunakan dalam pendidikan dan pelatihan ini adalah leaflet,
slide powerpoint, video, lembar pre-test, post-test, dan lembar evaluasi.
b. Instrument atau alat bantu yang digunakan dalam pendidikan dan pelatihan
adalah kuesioner pre-test dan post-test.

2.6 Sarana Prasarana Diklat


Sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan adalah
sebagai berikut:
1. Kursi : 28 buah
2. Meja : 1 buah
3. Bulpoin : 24 buah
4. Sertifikat : 25 lembar
5. Leaflet : 25 lembar
6. Konsumsi : 29 kotak
7. Air kardus : 1 dus
8. Undangan : 25 lembar
9. Daftar Hadir : 1 lembar
10. Lembar Evaluasi : 25 lembar
11. Daftar Sertifikat : 25 lembar
2.7 Rancangan Acara
Tabel 2.1 Satuan Acara Penyuluhan
Hari/Tanggal Jenis Kegiatan Penanggung Waktu (WIB) Keterangan
Jawab
Persiapan panitia Seluruh 08.00 – 08.45
acara diklat Panitia
Registrasi peserta Sie. Humas 08.45 – 09.00
Pembukaan + Sie. Acara 09.00 – 09.10 Di
Sambutan Ruangan
Rabu, 5
Pre Test Sie. Acara 09.10 – 09.20 ROI IGD
Februari
Materi: Penjelasan Sie. Acara 09.20 – 09.35 RSUD Dr.
2020
Formula Enteral dan Soetomo
Indikasi Pemberian Surabaya
Sesi tanya jawab Sie. Acara 09.35 – 09.45
Post Test Sie. Acara 09.45 – 09.55
Penutupan Sie. Acara 09.55 – 10.00

2.8 Rancangan Biaya


Sumber biaya : Iuran Kelompok
Jumlah biaya : Rp 405.000
Tabel.1 Rancangan Biaya
Jumlah
Jenis kebutuhan Harga Jumlah
Kebutuhan
Kesekretariatan
 Proposal 2 Bendel Rp 10.000 Rp 20.000
Media diklat
 Leaflet 25 lembar Rp 1.000 Rp 25.000
 lembar undangan, daftar hadir,
pre dan post test 177 lembar Rp 150 Rp 27.000
 LCD Rp 100.000 Rp 100.000
ATK
2 pak@ 12
 Bolpoint biji Rp 8.500 Rp 17.000
 Sertifikat 25 lembar Rp 1.000 Rp 25.000
Konsumsi
 Snack Pembimbing 4 kotak Rp 4.500 Rp 18.000
 Snack Audien 25 kotak Rp 5.000 Rp 125.000
 Kardus Snack 25 kotak Rp 17.000 Rp 17.000
 Air Mineral 1 kardus Rp 23.000 Rp 23.000
 Air Botol 3 botol Rp 2.600 Rp 8.000
JUMLAH TOTAL Rp 405.000

2.2.9 Cara Pengolahan Data


1. Perhitungan nilai pretest dan posttest
Skor pretest dan posttest dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ʃ skor yang diperole h
Nilai akhir = x 100
skor maksimum
Data yang diperoleh dari nilai akhir pretest dan posttest kemudian
dianalisis dengan menggunakan rumus perhitungan nilai Gain.
2. Perhitungan nilai Gain
Nilai Gain dengan rumus perhitungan sebagai berikut:
Gain = Nilai posttest – nilai pretest
3. Perhitungan nilai N-Gain
Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan peserta diklat, maka
dilakukan analisis skor Gain termonalisasi (N-Gain). Rumus n-gain
menurut Meltzer (2002) adalah sebagai berikut:
Nilai post test – nilai pre test
Nilai maksimum ideal−nilai pretest

Kriteria interpretasi N-Gain yang dikemukakan oleh Hake (1999) yaitu:


(1) jika g ≥ 0,7, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori tinggi
(2) jika 0,7 > g ≥ 0,3, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori sedang
(3) jika g < 0,3 maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori rendah.
BAB 3. PEMBAHASAN DAN EVALUASI

3.1 Proses Pelaksanaan Diklat


Proses Diklat dilaksanakan selama 1 hari, yaitu hari Rabu tanggal 5
Februari 2020. Tema diklat yang telah dilakukan yaitu Pemberian Makanan
Enteral melalui NGT (Nasogastric Tube). Jumlah peserta diklat sebanyak 18
responden yang mana terdiri dari keluarga pasien di Ruang Observasi Intensif
IRD (Instalasi Rawat Darurat). Media yang digunakan pada pelaksanaan diklat
adalah leaflet dan slide powerpoint, sedangkan instrumen yang digunakan adalah
kuesioner. Leaflet dan slide powerpoint digunakan untuk mempermudah
penyampaian materi agar lebih mudah dipahami oleh peserta diklat. Sementara,
kuesioner sebagai alat bantu yang digunakan untuk mengukur pengetahuan
keluarga pasien, dengan melakukan pre-test dan post-test, sehingga dapat melihat
perubahan pengetahuan dari keluarga pasien antara sebelum dan sesudah
mengikuti diklat.
Pelaksanaan diklat dimulai pada pukul 09.00-10.00 WIB di ruang
pertemuan pasien rawat inap ruangan ROI RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Proses
pelaksanaan diklat dimulai dengan registrasi sekaligus pembagian leaflet pada
pukul 08.45-09.00 WIB. Acara selanjutnya yaitu pembukaan dengan membaca
Basmalah bersama-sama dan dilanjutkan dengan sambutan ketua panitia,
kemudian dilakukan pengerjaan pre-test dengan membagikan kueioner pre-test
kepada peserta untuk mengetahui pengetahuan peserta diklat sebelum
dilaksanakan diklat. Setelah kegiatan pre-test, dilanjutkan penyampaian materi
mengenai pemberian makanan enteral melalui NGT (Nasogastric Tube) kepada
pasien. Kegiatan yang dilakukan setelah penyampaian materi adalah proses tanya
jawab dari peserta diklat. Pada saat tanya jawab terdapat beberapa pertanyaan dari
peserta.
Acara selanjutnya dilakukan dengan menjawab pertanyaan yang telah
diajukan oleh peserta diklat yang dilakukan oleh penyaji dan dibantu oleh
pembimbing. Setelah semua pertanyaan terjawab selanjutnya dilakukan post-test
dan evaluasi diklat dengan memberikan kuesioner yang telah disediakan oleh
panitia. Kemudian acara ditutup dengan penutupan oleh moderator.
3.2 Evaluasi Diklat
Evaluasi diklat merupakan penilaian yang komprehensif berkaitan dengan
keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan diklat. Evaluasi
program diklat berguna untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang didapatkan
oleh peserta sebelum mendapatkan diklat dan setelah mendapatkan diklat,
sehingga evaluasi diklat sangat berguna untuk panitia sebagai tolak ukur
keberhasilan pelaksanaan diklat.
Berdasarkan pelaksanaan diklat yang telah dilakukan untuk evaluasi terkait
pertanyaan yang diutarakan oleh peserta diantaranya:
1. Pertanyaan pertama : Apakah semua pasien yang memiliki kesadaran
yang menurun tetap diberikan makanan?
Jawaban : iya, selama tidak terdapat masalah dalam system
pencernaan pasien tidak boleh dipuasakan terlalu
lama. Jadi tetap diberikan makanan walaupun
memiliki kesadaran menurun dengan cara
pemberian makanan sonde.
2. Pertanyaan kedua : Apakah telur mentah bisa langsung dimasukkan ke
dalam NGT?
Jawaban : Disini tidak menggunakan teknik seperti itu.
Semua bahan makanan dimasak terlebih dahulu.

3.3 Hasil Evaluasi


Hasil evaluasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dihadiri oleh 18
peserta dan semua peserta mengikuti rangkaian acara dari awal sampai akhir,
namun pada saat pre-test terdapat 1 peserta yang tidak mengisi pre-test
dikarenakan tidak bisa membaca dengan jelas karena tidak membawa kaca mata
dan faktor usia.
3.3.1 Hasil Evaluasi Peserta
Tabel 3.1 Hasil Evaluasi Peserta
Nama Nilai Nilai Gain Nilai
No Keterangan
Peserta Pre Test Post Test Post Test - Pre Test
1 Syaiful 90 90 0
2 Septian 90 90 0
3 Abdul Muis 100 90 -10
4 Eko S. 90 90 0
5 Salama 70 80 +10
6 Asri 90 90 0
7 Sipul 50 70 +20
8 Saparudin 50 60 +10 Mengikuti
9 Ida Farida 50 60 +10 penyampaian
materi dari awal
10 Bedriyeh 40 40 0
sampai akhir
11 Syafiuddin 70 90 +20
12 Budi 70 80 +10
13 Muniha 60 90 +30
14 Mardadi 60 70 +10
15 Tahyatun 80 80 0
16 Siti 90 90 0
17 Siti Romlah 80 80 0
18 Pahhol 0 10 +10
Total 1230 1350 +120
Rata-rata 68,33 75 6,66

Berdasarkan hasil pre-test yang telah dilakukan untuk nilai terendah adalah
0 sedangkan nilai post-test tertinggi adalah 90. Dari total nilai pre-test sebesar
1020 maka dapat dihitung nilai rata-rata dari nilai pre-test yaitu sebesar 68,33.
Hasil tersebut didapatkan dari jumlah total nilai pre-test dari 18 peserta dibagi
dengan 18 orang yang mengerjakan pre-test dan mendapatkan nilai.
Kegiatan post-test bertujuan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya
peningkatan pengetahuan materi yang didapatkan oleh peserta setalah
penyampaian materi dan tanya jawab saat diklat. Nilai terendah untuk post-test
sebesar 10 sedangkan nilai tertinggi post-test sebesar 90. Untuk rata-rata nilai
post-test diperoleh 75 yang didapatkan dari jumlah total nilai post test dibagi
dengan jumlah peserta yang mengikuti post-test.
Berdasarakan rata-rata yang diperoleh dari pre-test dan post-test dapat
diketahui bahwa gain nilai pre-test dan post-test sebesar +6,66. Terdapat
peningkatan pemahaman dan pengetahuan setelah melakukan diklat pada 18
peserta yang telah melakukan dan mengisi kuesioner pre-test dan post-test
sehingga mendapatkan rata-rata nilai pre-test sebesar 68,33 menjadi nilai post-test
sebesar 75. Dapat dinyatakan bahwa pelaksanaan diklat berhasil untuk menambah
pengetahuan dan pemahaman peserta mengenai pemberian makanan enteral
melalui NGT (Nasogastric Tube) dari sebelum mengikuti diklat.
3.3.2 Hasil Uji N-gain
Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest, gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep setelah pembelajaran dilakukan.

Tabel 3.2 Hasil Uji N-gain


Nilai
Nilai Posttest- S Maks-
No. Post- Nilai Gain Keterangan
Pre-Test Pretest Pre-Test
Test
1 90 90 0 10 0 Rendah
2 90 90 0 10 0 Rendah
3 100 90 -10 0 0 Rendah
4 90 90 0 10 0 Rendah
5 70 80 +10 30 0,3 Sedang
6 90 90 0 10 0 Rendah
7 50 70 +20 50 0,4 Sedang
8 50 60 +10 50 0,2 Rendah
9 50 60 +10 50 0,2 Rendah
10 40 40 0 60 0 Rendah
11 70 90 +20 30 0,7 Tinggi
12 70 80 +10 30 0,3 Sedang
13 60 90 +30 40 0,8 Tinggi
14 60 70 +10 40 0,3 Sedang
15 80 80 0 20 0 Rendah
16 90 90 0 10 0 Rendah
17 80 80 0 20 0 Rendah
18 0 10 +10 100 0,1 Rendah
RATA-RATA 0,2 Rendah

Keterangan:
(1) jika g ≥ 0,7, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori tinggi
(2) jika 0,7 > g ≥ 0,3, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori sedang
(3) jika g < 0,3 maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori rendah.
Berdasarkan tabel diatas hasil perhitungan rata-rata N-Gain yaitu 0,2. Hal
ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan,
peningkatan pengetahuan peserta tergolong dalam kategori rendah dilihat dari
rerata nilai skor (N-Gain). Hal ini disebabkan oleh tidak efektifnya saat proses
penyuluhan karena ada tambahan materi dari PPI serta terburu-buru dalam
pengerjaan post test karena ruangan akan segera digunakan oleh pihak lain.
Sehingga, membuat peserta diklat tidak fokus dalam mengikuti materi seutuhnya
dan dalam pengerjaan post testnya.

3.3.3 Hasil Evaluasi Penyelenggaraan Diklat


Berikut adalah hasil dari evaluasi penyelenggara diklat.
Tabel 3.3 Hasil Evaluasi Penyelenggaraan Diklat
Jawaban
A B D
Pertanyaan C Total
(kurang (cukup (sangat
(baik)
baik) baik) baik)
1. Kesesuaian materi 7 (41,18%) 10 (58,82%) 17
2. Ketepatan waktu 6 (35,3%) 11 (64,70%) 17
3. Suasana Diklat 1 (5,88%) 6 (35,3%) 10 (58,82%) 17
4. Tampilan media
9 (52,94%) 8 (47,06%) 17
Diklat
5. Kesesuaian media
12 (70,59%) 5 (29,41%) 17
Diklat
6. Penguasaan materi 1 (5,88%) 12 (70,59%) 4 (23,53%) 17
7. Manfaat materi 11 (64,70%) 6 (35,3%) 17
8. Cara penyajian
12 (70,59%) 5 (29,41%) 17
materi
9. Interaksi dengan
1 (5,88%) 8 (47,06%) 8 (47,06%) 17
peserta
10. Durasi waktu
13 (76,47%) 4 (23,53%) 17
diskusi

Peserta acara pendidikan dan pelatihan berkesempatan untuk menilai


kecakapan panitia dalam membawakan materi. Jumlah peserta awal registrasi
mencapai 18 orang, peserta diminta untuk mengisi lembar evaluasi di akhir acara.
Namun, terdapat 1 orang peserta yang tidak mengisi lembar evaluasi di akhir. Jadi
total lembar evaluasi yang dapat dianalisis hanya 17 orang.
Berdasarkan lembar evaluasi diklat yang diisi oleh peserta setelah
pelaksanaan diklat jumlah peserta yang mengisi lembar evaluasi tedapat 17 orang,
yaitu:
1. Kesesuaian materi
Hasil pendapat peserta tentang materi yang disampaikan yakni 10 orang
(58,82%) menilai “Sangat Sesuai”. Hal ini karena peserta telah merasa
materi yang disampaikan oleh pemateri telah sesuai dengan tema.
2. Ketepatan Waktu
Hasil pendapat peserta tentang ketepatan waktu acara yakni 11 orang
(64,70%) menilai “Sangat Tepat Waktu”. Pelaksanaan diklat dimulai
tepat pada waktu sesuai dengan susunan acara yaitu pukul 09.00 WIB.
3. Suasana Diklat
Pendapat peserta tentang suasana pada saat pendidikan dan pelatihan
yaitu 10 orang (58,82%) menyatakan “Sangat Nyaman”. Hal ini
disebabkan karena pelaksanaan diklat dilakukan dengan metode
presentasi dan tanya jawab sehingga terjalin komunikasi secara jelas
antara pemateri dan peserta.
4. Tampilan Media Diklat
Pendapat peserta tentang tampilan media diklat yaitu 9 orang (52,94%)
menyatakan “Menarik”. Hal ini dikarenakan media yang digunakan
telah dibuat semenarik mungkin.
5. Kesesuain Media Diklat
Kesesuaian media yang digunakan sebagian besar 12 orang (70,59%)
menyatakan “Sesuai”. Hal ini dikarenakan media berupa leaflet untuk
setiap peserta dan slide powerpoint sehingga beberapa peserta mendapat
gambaran mengenai makanan enteral kepada pasien. Leafleat diberikan
kepada peserta agar peserta lebih mudah untuk mengikuti dan
memahami materi yang disampaikan oleh pemateri.
6. Penguasaan Materi
Pendapat peserta tentang penguasaan materi yang disampaikan oleh
pemateri yakni 12 orang (70,59%) menyatakan “Menguasai”.
Penyampaian materi dilakukan dengan metode presentasi, selain itu
juga di bantu oleh media leaflet. Fungsi dari leaflet sendiri yaitu agar
mempermudah pemateri dalam menjelaskan apa, tujuan diberikan, siapa
yang membutuhkan, kapan diberikan dan bagaimana contoh dan cara
pembuatan makanan enteral yang baik. Namun, terdapat 1 peserta
(5,88%) yang menilai “Kurang Menguasai”.
7. Manfaat Materi
Pendapat peserta tentang manfaat materi yang disampaikan yakni 11
orang (64,70%) berpendapat “Bermanfaat”. Materi yang disampaikan
dapat diterapkan di rumah jika suatu saat pasien sudah dibolehkan
pulang tetapi masih menggunakan NGT untuk makan. Sehingga,
keluarga pasien paham terkait pemberian makanan enteral melalui NGT
dengan memperhatikan bahan makanan yang dianjurkan.
8. Cara Penyajian Materi
Pendapat peserta mengenai cara pemateri saat menyajikan materi 12
orang (70,59%) menyatakan “Menarik”.
9. Interaksi dengan Peserta
8 orang (47,06%) menyatakan bahwa interaksi pemateri dengan peserta
“Cukup dan Baik ”. Hal ini dikarenakan pemateri mencoba interaktif
pada saat penyajian materi. Namun, 1 orang (5,88%) menilai “Kurang”
10. Durasi Waktu Diklat
Pendapat peserta mengenai durasi waktu diskusi yakni 13 orang
(76,47%) menyatakan “Cukup”. Hal ini karena durasi waktu tidak
terlalu singkat ataupun tidak terlalu lama, disertai peserta ikut
berinteraksi secara aktif selama palaksanaan diklat.

3.4 Kendala Dalam Pelaksanaan Diklat


Kendala yang terjadi ketika pelaksanaan diklat yaitu pada saat persiapan
pemasangan LCD Proyektor dan tempat yang akan segera dipakai oleh pihak lain
sehingga peserta terburu-buru dalam mengerjakan post test dan lembar evaluasi.
BAB 4. KESIMPULAN

1. Hasil rata-rata yang diperoleh dari pre-test dan post-test dapat diketahui
bahwa gain nilai pre-test dan post-test sebesar +6,66. Terdapat peningkatan
pemahaman dan pengetahuan dari peserta yang mengikuti diklat, dapat
dinyatakan bahwa pelaksanaan diklat berhasil untuk menambah pengetahuan
dan pemahaman peserta mengenai pemberian makanan enteral melalui NGT
(sonde).
2. Peningkatan pengetahuan peserta setelah mendapatkan pendidikan dan
pelatihan dengan nilai N-Gain yang diperoleh yaitu 0,2 tergolong dalam
kategori rendah. Hal tersebut dikarenakan tidak efektivnya acara penyuluhan
dan kurangnya durasi waktu acara penyuluhan.
3. Secara keseluruhan hasil evaluasi dari peserta diklat diperoleh rata-rata bahwa
penilaian terhadap 10 aspek mulai dari kesesuaian materi hingga durasi waktu
pelaksanaan diklat tergolong BAIK dan SANGAT BAIK, walaupun ada 1
peserta yang menilai kurang baik terkait suasana diklat, penguasaan materi,
dan interaksi dengan peserta.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Dinarto MS.,M., 2002, Tim Nutrisi, Jurnal Gizi Medik Indonesia Vol I No. 1,
Jakarta.

Effendy,N. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2.


Jakarta: EGC.

Khasanah Y, Ratnayani, P, Ditahardiyani, Angwar, M, Ariani, D. 2009.


Karakteristik Gizi Makanan Enteral dari Bahan Pangan Lokal. Prosiding
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia. Yogyakarta.

Klek S., Hermanowciz A. Dziwiszek G., Matysiak K. Szczepanek K. Szybinski


dan Galas A. 2014. Home Enteral Nutrition Reduces Complications, Length
of Stay, and Health Care Costs: Results from a Multicenter Study. PubMed
Journal America: American Society for Nutrition

Mahan, L. Kathleen, Raymond, Janice L. 2017. Krause ‘s : Food & The Nutrition
Care Process, 14th edition. Elsevier Inc. St Louis, Missouri.

Maulana, H. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.

Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku ajar ilmu
Penyakit dalam jilid I. VI. Jakarta: InternaPublishing 1132-53.

Sjarif D., Lestari E., Mexitalia M., dan Nasar S. 2011. Malnutrisi Rumah Sakit.
Dalam: Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik. Jakarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia.

Sobariah, E., & dkk. (2005). Panduan Pemberian Makanan Enteral. Jakarta: CV.
Jaya Pratama.

Suliha, U. 2002. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta : EGC

Supariasa IDN Dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.


Lampiran 1. Satuan Acara Penyuluhan
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan          : Pemberian Makanan Enteral Melalui NGT


(Nasogastric Tube)
a. Sub pokok bahasan :
1) Pengertian Makanan Enteral
2) Tujuan Pemberian Makanan Enteral
3) Syarat Formula Enteral Secara Umum
b. Tempat : Di ruang ROI IGD RSUD. Dr. Soetomo Surabaya.
c. Waktu : 09.00 WIB - selesai
d. Hari/Tanggal : Rabu, 5 Februari 2020
e. Sasaran : Keluarga Pasien
f. Penyuluh : Mahasiswa PKL D-IV Gizi Klinik Politeknik
Negeri Jember
g. Tujuan                            
1. Tujuan Instruksional Umum
Kegiatan pendidikan dan pelatihan gizi Pemberian Makanan Enteral Melalui
NGT (Nasogastric Tube) kepada keluarga pasien di Ruang ROI IGD diharapkan
bisa menjadi tambahan informasi dalam rangka memahami pemberian makanan
melalui media seperti selang sonde, tujuan pemberian dan bahan makanan yang
dianjurkan untuk makanan enteral terhadap pasien.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Kegiatan pendidikan dan pelatihan pada keluarga pasien mengenai Pemberian
Makanan Enteral Melalui NGT (Nasogastric Tube), diharapkan :
a. Keluarga pasien dapat mengetahui tentang makanan enteral
b. Keluarga pasien dapat memahami pengertian, tujuan, dan bahan makanan
yang dianjurkan untuk makanan enteral
c. Keluarga mampu memberikan dukungan melalui pemberian makanan yang
benar kepada pasien sesuai dengan memilih bahan makanan yang dianjurkan
untuk formula enteral
h. Metode : Ceramah dan tanya jawab
i. Media : Leaflet
j. Materi : Terlampir
k. Rancangan Acara
Hari/Tanggal Jenis Kegiatan Penanggung Waktu (WIB) Keterangan
Jawab
Persiapan panitia Seluruh 08.00 – 08.45
acara diklat Panitia
Registrasi peserta Sie. Humas 08.45 – 09.00
Di
Pembukaan Sie. Acara 09.00 – 09.10
Ruangan
Rabu, 5 Pre Test Sie. Acara 09.10 – 09.20
ROI IGD
Februari Materi: Penjelasan Sie. Acara 09.20 – 09.35
RSUD Dr.
2020 Formula Enteral dan
Soetomo
Indikasi Pemberian
Surabaya
Sesi tanya jawab Sie. Acara 09.35 – 09.45
Post Test Sie. Acara 09.45 – 09.55
Penutupan Sie. Acara 09.55 – 10.00
Lampiran 2. Materi Diklat
1.1 Pengertian Formula Enteral
Formula enteral/makanan sonde adalah makanan dalam bentuk cair yang dapat
diberikan secara oral maupun melalui pipa selama saluran pencernaan masih
berfungsi dengan baik (Sobariah, 2005 dalam Khasanah, 2009).
1.2 Tujuan Pemberian Formula Enteral
Tujuan pemberian formula enteral yakni memenuhi kebutuhan optimal
pasien, mempertahankan fungsi pertahanan usus, mempertahankan integritas
mukosa saluran cerna, mengurangi infeksi, mencegah atau mengurangi vomitting
(mual) setelah pembedahan, mencegah translokasi bakteri dan
mempertahankan/memperbaiki imunitas usus. Pertimbangan sebelum memulai
pemberian formula enteral melalui pipa yaitu keadaan pasien, penempatan ujung
pipa, jangka waktu pemberian, bahaya/potensi bahaya komplikasi dan informed
consent (persetujuan pasien dan atau keluarga pasien).
1.3 Sasaran Pemberian Formula Enteral
Formula enteral diberikan pada pasien yang tidak bisa makan melalui oral
seperti dalam kondisi penurunan kesadaran, gangguan menelan (disfagia) dan
kondisi klinis lainnya atau pada psien dengan asupan makan via oral tidak
adekuat. Pemberian formula enteral pada pasien dapat meningkatkan berat badan,
menstabilkan fungsi hati/liver, mengurangi kejadian komplikasi infeksi,
jumlah/frekuensi masuk rumah sakit dan lama hari rawat di rumah sakit (Klek et
al, 2014).
1.4 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan sonde
a. Keadaan pasien
b. Penempatan pipa
c. Potensi bahaya komplikasi
d. Jangka waktu pemberian
1.5 Cara Pemberian Formula Enteral
Cara pemberian formula enteral ditentukan berdasarkan kondisi klinis
pasien (Mahan & Raymond, 2017), terdiri dari : 1) Bolus, yaitu dengan cara
memasukkan formula sekaligus maksimal sebanyak 500 ml, biasa digunakan bagi
pasien dalam kondisi stabil. Lama pemberian 5 – 20 menit, diberikan 4 – 6x/hari.
2) Intermitten dan siklik, dimasukan kedalam kantong atau botol yang dilengkapi
dengan klem pengatur tetesan per menit (gravity feeding), lama pemberian selama
20 – 60 menit. 3) Kontinyu (continous), yaitu memasukkan formula menggunakan
pompa. Digunakan pada pasien yang mengalami gangguan fungsi gastrointestinal
akibat penyakit, pembedahan, terapi kanker, dan lain – lain. pemberian antara 10-
25 ml/jam setiap 8-24 jam.
1.6 Bahan Makananan yang Dianjurkan dalam Pembuatan Formula Enteral
Golongan Bahan Makanan Bahan Makanan

Sumber Karbohidrat Kentang, gelatin, tapioka dibuat puding

Sumber Protein Susu, es krim, yoghurt, telur ayam, tahu


giling
Sumber Lemak Margarin, mentega, minyak jagung

Sayuran Sayuran yang dibuat jus dan dikentalkan


dengan gelatin
Buah-buahan Buah dibuat jus, jeli, dan pure

Bumbu Garam, bawang merah, gula, kecap

1.7 Cara Pembuatan Makanan Enteral TKTP


1. Campur gula pasir dan minyak hingga rata, sisihkan.
2. Kocok telur ayam dan saring, kemudian timbang sesuai kebutuhan.
3. Cairkan tepung maizena dengan 1-2 sdm air (berasal air 1000 ml), sisihkan.
4. Didihkan air 500 ml di atas api sedang, masukkan susu FCM dan susu skim
kemudian aduk rata.
5. Campurkan tepung maizena yang telah diencerkan ke dalamnya.
6. Tambahkan air hingga 1000 ml, masak hingga mendidih selam 5 - 7 menit.
7. Masukkan campuran gula pasir dan minyak yang telah dicampurkan dengan
telur sebelumnya ke dalam adonan.
8. Aduk rata hingga mendidih, kemudian angkat, saring dan sajikan selagi hangat.
Lampiran 3. Pre Test dan Post Test
PRE TEST DAN POST TEST PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI
PEMBERIAN MAKANAN ENTERAL MELALUI NGT (Nasogastric Tube)
DI ROI IGD RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA TAHUN 2020

Tanggal Penyuluhan : 5 Februari 2020


Nama Responden :

PERTANYAAN
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang (X) pada
jawaban yang benar!
1. Apa yang anda ketahui tentang makanan enteral?
a. Makanan dalam bentuk dan tekstur yang biasa
b. Makanan dalam bentuk seperti bubur
c. Makanan dalam bentuk cair yang dapat diberikan melalui selang sonde
d. Makanan dalm bentuk nasi
2. Apa tujuan dari pemberian formula enteral?
a. Untuk mencegah terjadinya pusing
b. Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi pasien
c. Untuk mencegah atau mengurangi rasa mengantuk
d. Untuk mencegah rasa gatal
3. Apa yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan sonde?
a. Keadaan pasien
b. Jenis kelamin
c. Usia
d. Kemauan pasien
4. Siapa yang mendapatkan formula enteral?
a. Diberikan kepada dokter
b. Diberikan kepada perawat
c. Diberikan kepada orang sehat
d. Diberikan kepada pasien dengan gangguan menelan
5. Formula enteral diberikan kepada pasien melalui apa?
a. Melalui selang NGT (Nasogastric Tube)
b. Melalui telinga
c. Melalui suntikan
d. Melalui sendok
6. Kapan formula enteral diberikan?
a. Pada saat pasien sehat
b. Pada saat pasien muntah
c. Pada saat pasien dengan keadaan susah menelan
d. Pada saat pasien tidur
7. Salah satu bahan makanan yang dapat digunakan dalam formula enteral,
yakni?
a. Susu Skim
b. Soda
c. Pemanis Buatan
d. Kelapa Parut
8. Apakah yang dimaksud dengan selang NGT?
a. Selang infus
b. Selang media untuk makan
c. Selang pernafasan
d. Selang pembuangan air kecil
9. Bahan makanan sumber lemak apa yang dianjurkan dalam pembuatan
formula enteral?
a. Santan
b. Margarin
c. Minyak babi
d. Kentang
10. Salah satu bahan makanan sumber protein yang dianjurkan adalah
a. Tapioka
b. Kentang
c. Susu
d. Pure buah
Lampiran 4. Lembar Evaluasi Penyelenggaraan Diklat
FORM EVALUASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI
PEMBERIAN MAKANAN ENTERAL MELALUI NGT (Nasogastric Tube)
DI ROI IGD RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA TAHUN 2020

Berilah tanda silang pada jawaban yang sesuai dengan pendapat saudara!
1. Apakah materi yang disampaikan oleh pemateri sesuai dengan topik yang
diangkat ?
a. Tidak sesuai
b. Kurang sesuai
c. Sesuai
d. Sangat sesuai
2. Apakah pendidikan dan pelatihan dilaksanakan tepat waktu ?
a. Tidak tepat
b. Kurang tepat
c. Tepat
d. Sangat tepat
3. Bagaimana suasana saat pendidikan dan pelatihan ?
a. Tidak nyaman
b. Kurang nyaman
c. Nyaman
d. Sangat nyaman
4. Bagaimana pendapat Anda tentang media (leaflet) yang digunakan pada
pendidikan dan pelatihan ?
a. Tidak menarik
b. Kurang menarik
c. Menarik
d. Sangat menarik
5. Apakah media (leaflet) yang digunakan saat pendidikan dan pelatihan sudah
sesuai dengan kebutuhan ?
a. Tidak sesuai
b. Kurang sesuai
c. Sesuai
d. Sangat sesuai
6. Apakah pemateri menguasai materi yang disampaikan ?
a. Tidak menguasai
b. Kurang menguasai
c. Menguasai
d. Sangat menguasai
7. Apakah materi yang disampaikan pemateri bermanfaat bagi peserta ?
a. Tidak bermanfaat
b. Kurang bermanfaat
c. Bermanfaat
d. Sangat bermanfaat
8. Bagaimana cara pemateri saat menyajkan materi ?
a. Tidak menarik
b. Kurang menarik
c. Menarik
d. Sangat menarik
9. Apakah pemateri dapat berkomunikasi dengan peserta ?
a. Tidak
b. Kurang
c. Cukup
d. Baik
10. Bagaimana waktu yang diberikan oleh pemateri pada setiap sesi diskusi?
a. Tidak cukup
b. Terlalu lama
c. Cukup
d. Sangat cukup
Lampiran 5. Undangan
Perihal : Undangan Pendidikan dan Pelatihan

Kepada
Yth. Bapak/Ibu Keluarga Pasien
di Ruang ROI IGD RSUD Dr. Soetomo

Assalamualaikum Wr. Wb.


Mengharap dengan hormat kehadiran Bapak/Ibu untuk hadir pada
pertemuan yang akan diselenggarakan pada:
Hari, Tanggal : Rabu, 05 Februari 2020
Waktu : 09.00 – selesai
Tempat : Ruangan Roi IGD Lantai 3
Acara : Pendidikan dan Pelatihan Gizi Pemberian Makanan
Enteral melalui NGT (Naso Gastric Tube) kepada
Keluarga Pasien di Ruang ROI IGD
Dimohon dapat hadir tepat waktu, atas segenap perhatiannya disampaikan
terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ketua Panitia

Priscilia Noviyanti
Lampiran 6. Daftar Hadir Peserta Diklat

DAFTAR HADIR
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI
PEMBERIAN MAKANAN ENTERAL MELALUI NGT (Nasogastrict Tube)
DI ROI IGD RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA TAHUN 2020

PENDIDIKAN
NO. NAMA ALAMAT TANDA TANGAN
TERAKHIR
1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.
16 16.
17 17.
18 18.
19 19.
20 20.
21 21.
22 22.
23 23.
24 24.
25 25.
Lampiran 7. Leaflet
Lampiran 8. Sertifikat

Anda mungkin juga menyukai