Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pada lingkungan birokrat pemerintahan di Indonesia memiliki

anggaran untuk memenuhi segala kebutuhan belanja baik dibagian sektor

pusat maupun daerah. Setiap birokrat pemerintah pusat maupun daerah

memiliki anggaran belanja sesuai dengan progam yang direncanakan

selama periode berjalan. Sehingga hal ini diperlukan pengawasan intensif

mengenai realisasi anggaran yang digunakan baik pemerintah pusat

maupun daerah agar tidak terjadi pelanggaran seperti dapat menimbulkan

potensi tindakan kecurangan (fraud) yang dilakukan oleh aparatur negara

maupun perangkat daerah. Pada dasarnya jabatan, tanggung jawab,

maupun otorisasi memberikan peluang untuk terlaksananya kecurangan

(Suprajadi, 2009).

Berdasarkan sumber berita ANTARAJATENG.COM menyatakan

bahwa Organisasi perangkat daerah kabupaten Kudus pada tahun 2017

memiliki penyerapan anggaran yang mencapai 59,37 persen hal ini

disebabkan oleh organisasi perangkat daerah yang lebih memilih

mencairkan dana setelah kegiatan proyek selesai dilakukan (diakses pada

tanggal 07/11/2017, 13.18 WIB). Sehingga menjadikan kerawanan

tersendiri karena apabila timbul pemanipulasian data-data keuangan

kegiatan proyek tersebut. Oleh karena itu, dengan diterbitkan Peraturan

1
2

Pemerintah RI Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah.

Diharapkan mampu mengedukasi perangkat dalam menjalankan tugas

dengan baik tanpa menyalahi peraturan yang telah ditetapkan (PP RI

NOMOR 18 TAHUN 2016).

Kemudian dalam penyusunan laporan keuangan daerah dan

perlakuan akuntansi mengacu pada peraturan pemerintah pusat yang

mengatur tentang akuntansi khusus di pemerintahan pusat serta daerah.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 24 Tahun 2005 menyebutkan bahwa

aturan yang digunakan dalam kegiatan akuntansi yaitu standar akuntansi

keuangan sedangkan ketaatan aturan akuntansi dipandang sebagai tingkat

kesesuaian prosedur pengelolaan aset organisasi, pelaksanaan prosedur

akuntansi dan penyajian laporan keuangan beserta semua bukti

pendukungnya. Aturan akuntansi khususnya di pemerintahan diatur di

dalam Standar Akuntansi Pemerintah (PP RI NOMOR 24 TAHUN 2005).

Kecenderungan kecurangan akuntansi (fraud) yang terjadi

merupakan salah satu cikal bakal munculnya tindakan korupsi. Korupsi

merupakan tindakan seseorang aparat negara maupun perangkat daerah

yang secara tidak sah dan tidak benar dengan memanfaatkan pekerjaannya

atau karakternya untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri atau

orang lain dengan melanggar kewajiban hak orang lain (James, 2007).

Motivasi seseorang untuk melakukan tindakan kecurangan atau

fraud relatif bermacam-macam. Salah satu yang menjelaskan tentang

motivasi seseorang melakukan fraud yaitu fraud triangle theory. Fraud


3

triangle terdiri dari tiga komponen yakni opportunity (kesempatan),

pressure (tekanan), dan rationalization (Tuanakotta, 2010:207).

Kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan

kecurangan akuntansi adalah moralitas individu, sistem pengendalian

intern pemerintah, ketaatan aturan akuntansi, dan asimetri informasi.

Faktor pertama yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan

kecenderungan kecurangan akuntansi adalah moralitas individu. Moralitas

individu merupakan perilaku proporsional ditambah beberapa sifat seperti

kejujuran, keadilan, dan penghormatan terhadap hak-hak dan kebutuhan-

kebutuhan orang lain (Santrock, 2002:370). Setiap orang yang memiliki

moralitas individu yang rendah akan berperilaku berbeda dengan orang

yang memiliki moralitas individu yang tinggi (Novikasari, 2017).

Faktor kedua yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan

kecenderungan kecurangan akuntansi adalah sistem pengendalian intern

pemerintah. Dalam Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2008 sistem

pengendalian intern pemerintah adalah proses yang integral pada tindakan

dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan

seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya

tujuan instansi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan

pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap

peraturan perundang-undangan. Maka semakin mengacu pada sistem

pengendalian intern pemerintah maka akan memperkecil kecenderungan

kecurangan akuntansi (Novikasari, 2017).


4

Faktor ketiga yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan

kecenderungan kecurangan akuntansi adalah ketaatan aturan akuntansi.

Ketaatan aturan akuntansi merupakan tingkat kesesuaian prosedur

pengelolaan aset instansi, pelaksanaan prosedur akuntansi, dan penyajian

laporan keuangan beserta semua bukti pendukung yang bersifat objektif

kepada pihak yang berkepentingan (Novikasari, 2017).

Faktor keempat yang mempengaruhi kecenderungan kecurangan

akuntansi adalah asimetri informasi. Asimetri informasi merupakan

kondisi dimana terjadi ketidakselarasan informasi antara pihak yang

memiliki atau menyediakan informasi dengan pihak yang membutuhkan

informasi (Scott, 2012).

Berdasarkan berita mengenai birokrasi pemerintah kota Kudus

terdapat beberapa tindakan kecurangan pada setiap tahunnya seperti di

kutip pada ANTARAJATENG.COM menyatakan bahwa di Kudus pada

tahun 2015 terungkap tentang korupsi dana bantuan korban bencana tanah

longsor oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Kudus.Pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) kota Kudus, Jawa Tengah mulai

menyelidiki kasus ini serta telah menetapkan tersangka yakni mantan

kepala pelaksana harian BPBD. Kasus inimerugikan anggaran hingga

ratusan juta rupiah (diakses pada tanggal 07/10/2017, 13.18 WIB).

Kemudian terdapat beberapa tindakan kecurangan seperti korupsi

yang telah dilakukan pada sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

di kota Kudus. Dikutip dari SINDONEWS.COM menyatakan bahwa pada


5

tahun 2014 terkait korupsi normalisasi dan perbaikan sungai gelis, di

dukuh kauman desa besito, kecamatan besito yang merugikan keuangan

anggaran hingga Rp.210.000.000 oleh Kepala Dinas Bina Marga,

Pengairan dan Energi Daya Mineral (BMPESDM) kota Kudus yakni ibu

Arumdyah Lienawati (diakses pada tanggal 10/10/2017, 16:35 WIB).

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Prawira, dkk (2014)

, Suryaningtyas (2016), Radhiah (2016), Tarigan (2016), Dewi (2016) dan

Novikasari (2017) menyatakan bahwa moralitas individu berpengaruh

terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Kemudian penelitian yang

dilakukan Prawira, dkk (2014), Arista, dkk (2016), Suryaningtyas (2016),

Rhadiah (2016), Dewi (2016), Tarigan (2016), dan Novikasari (2017)

menyatakan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi. Sedangkan hasil penelitian tidak

konsisten yang dilakukan oleh Ahriati, dkk (2015) bahwa sistem

pengendalian intern tidak berpengaruh terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi.

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Arista, dkk (2016),

Tarigan (2016), dan Novikasari (2017) menyatakan bahwa ketaatan aturan

akuntansi berpengaruh terhadap minat untuk melakukan kecenderungan

kecurangan akuntansi. Hasil tidak konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Indriastuti, dkk (2016) menyatakan bahwa ketaatan aturan

akuntansi tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Prawira, dkk (2014),


6

Arista, dkk (2016), Suryaningtyas (2016), Indriastuti, dkk (2016), Tarigan

(2016), dan Novikasari (2017) menyatakan bahwa asimetri informasi

berpengaruh terhadap minat untuk melakukan kecenderungan kecurangan

akuntansi. Hasil tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ahriati, dkk (2015) menyatakan bahwa asimetri informasi tidak

berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

Peneliti mengangkat tema penelitian ini karena cukup banyak

fenomena mengenai kasus kecenderungan kecurangan akuntansi pada

beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di kota Kudus. Selain itu,

peneliti ingin lebih mendalami beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

kecenderungan kecurangan akuntansi pada Organisasi Perangkat Daerah

(OPD) di kota Kudus. Kemudian perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya oleh Novikasari (2017) adalah menambahkan

variabel asimetri informasi, Penambahan variabel asimetri informasi

bertujuan mengetahui individu dalam melakukan hubungan kerja dapat

menimbulkan potensi tindakan kecenderungan kecurangan akuntansi.

Kemudian objek penelitian yang digunakan berbeda jika pada penelitian

sebelumnya oleh Novikasari (2017) dilakukan di SKPD Kabupaten

Kuatan Singingi, Riau. Sedangkan penelitian ini dilakukan di OPD

Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Moralitas Individu, Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah, Ketaatan Aturan Akuntansi, Dan Asimetri Informasi


7

Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris

pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kudus)” yang

merupakan adaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Novikasari

(2017).

1.2. Ruang Lingkup

Dalam ruang lingkup penelitian maka peneliti membatasi beberapa

masalah agar tidak menyimpang dari topik yang akan dibahas yakni

meliputi:

1. Lokasi penelitian pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

Kabupaten Kudus.

2. Populasi di dalam penelitian ini adalah seluruh Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Kudus.

3. Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner yang

diberikan langsung pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

Kabupaten Kudus.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan kecurangan

akuntansi dibatasi pada variabel berupa moralitas individu, sistem

pengendalian intern pemerintah, ketaatan aturan akuntansi, dan

asimetri informasi.
8

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka permasalahan

yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Apakah moralitas individu berpengaruh terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi?

2. Apakah sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh

terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi?

3. Apakah ketaatan aturan akuntansi berpengaruh terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi?

4. Apakah asimetri informasi berpengaruh terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh moralitas individu terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi pada Organisasi Perangkat

Daerah Kabupaten Kudus.

2. Untuk mengetahui pengaruh sistem pengendalian intern

pemerintah terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada

Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kudus.

3. Untuk mengetahui pengaruh ketaatan aturan akuntansi terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi pada Organisasi Perangkat

Daerah Kabupaten Kudus.


9

4. Untuk mengetahui pengaruh asimetri informasi terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi pada Organisasi Perangkat

Daerah Kabupaten Kudus.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

berbagai pihak antara lain:

1. Bagi Pemerintah

Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

pemerintah pusat maupun daerah dalam menjalankan kegiatan

pemerintahan yang bebas dari kecenderungan kecurangan

akuntansi.

2. Bagi Organisasi Perangkat Daerah

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

mengenai tindakan yang dapat diambil oleh pihak Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) serta memberikan pengetahuan dan

wawasan kepada seluruh pegawai pemerintahan terkhusus pada

pegawai Organisasi Perangkat Organisasi (OPD) dalam

pengambilan kebijakan guna menekan adanya kecenderungan

kecurangan akuntansi dimasa mendatang.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk menambah

keintelektualitasan dan wawasan bagi pengembangan keilmuan

serta diharapkan menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai