Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN

GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI


(GEMMAR MENGAJI)
PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT
MAGHRIB MENGAJI
PENGANTAR
DIREKTUR PENERANGAN AGAMA ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA Rl

Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan karunia-Nya serta taufiq dan hidayah-Nya, sehingga
buku "Pedoman Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji" ini
telah tersusun dan dapat kami selesaikan.

Gagasan untuk menyusun buku ini muncul dari harapan


dan keinginan Kementerian Agama Rl untuk menghidupkan dan
menumbuhkan kembali sebuah tradisi baik di kalangan
masyarakat muslim Indonesia. Juga sambutan dari berbagai
elemen masyarakat yang telah mendukung lahirnya GERAKAN
MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI (GEMMAR MENGAJI).

Kehadiran buku "Pedoman Gerakan Masyarakat


Maghrib Mengaji" diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan
bagi pengambil keputusan (pemerintah) dan penyuluh di daerah
dalam upaya mengajak dan melakukan pembinaan pada
kelompok masyarakat, lembaga-lembaga, melalui masjid,
mushola dan langgar. Penyusunan buku ini baru merupakan
langkah awal sebagai upaya untuk meningkatkan peran serta
pemerintah dalam menumbuhkembangkan tradisi memakmurkan
dan menghidupkan mushola dan masjid dengan mengaji
bersama atau melakukan pendalaman, hafalan serta pemahaman
AI-Qur'an pada saat Maghrib sambil menunggu datangnya waktu
shalat lsya.

Kami menyadari sepenuhnya, walaupun telah bekerja


keras melakukan yang terbaik dalam penulisan ini tentu saja

PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

-
masih terdapat kelemahan dan kekurangan bahkan mungkin ada
kesalahan dalam penyajian tulisan ini. Untuk itu koreksi dan
masukan sangat kami harapkan, guna penyempurnaan buku ini.

Akhirnya dalam kesempatan ini kami menyampaikan


ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah turut serta
membantu dalam memberikan kontribusi pemikiran, perhatian
dan bantuannya terhadap penyelesaian serta penyusunan buku
"Pedoman Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji" . Semoga
memberikan manfaat.

Semoga Allah meridhoi upaya yang kita lakukan, dan


membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda. Amiin .

Jakarta, Desember 2014


Direktur Penerangan Agama Islam

jDra. Hj. Euis Sri Mulyani. MPd. U


INIP. 19551021 197903 2 001

PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

- ii
SAM BUT AN
DIREKTUR JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM

Bismil/ahirrahmanirrahim
Alhamdulillah , puji dan syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT atas curahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
buku "Pedoman Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji
(GEMMAR MENGAJI)" yang ada di tangan Bapakllbu ini telah
tersusun dan dapat kami selesaikan.

Penyusunan buku ini sangat strategis dan tepat,


mengingat begitu besar peranserta masyarakat dalam
mendukung kebijakan pemerintah (Kementerian Agama Rl)
dalam program yang telah dicanangkan yaitu GERAKAN
MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI (GEMMAR MENGAJI).
Program ini sungguh sebuah keinginan dari kami untuk
mengajak serta menghidupkan kembali nilai-nilai luhur yang telah
dilakukan sejak dulu . Rasanya baru kemarin kebersamaan dalam
menempa ilmu dasar agama "mengaji AI-Qur'an" pada saat
Maghrib sampai menjelang waktu lsya tiba itu kita alami. Semua
mushola dan masjid terasa hangat dengan lantunan bacaan AI-
Qur'an. Tradisi tersebut saat ini telah hampir hilang dan punah di
telan waktu.

Kehadiran media TV dengan tayangan-tayangan yang


menggoda anak-anak dan para remaja telah meninabobokan
serta merangsang anak-anak untuk tidak beranjak dari depan TV,
khusnya pada jam tayang saat Maghrib tiba . Sungguh sebuah
kondisi yang sangat disayangkan . Kondisi Maghrib mengaji saat
ini sangat sulit untuk dijumpai, hampir setiap mushola dan masjid
tidak lagi melakukan kegiatan tersebut, ini sebenarnya kondisi
dan realitas yang kita jumpai. Untuk itu upaya pemerintah, dalam

-
PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI iii
hal ini Kementerian Agama Rl, pada saat ini telah mencanangkan
kembali serta berupaya untuk mengajak semua komponen
masyarakat dalam rangka menghidupkan kembali tradisi Maghrib
mengaji.

Sudah saatnya kita semua kembali untuk menghidupkan


tradisi baik tersebut menjadi sebuah gerakan bersama . Kami
sadar tidaklah mudah upaya tersebut untuk diwujudkan ,
mengingat kondisi masyarakat saat ini sudah berbeda. Namun
demikian , kami percaya dan yakin , bahwa keinginan dan gagasan
yang baik dengan besarnya dukungan dari komponen
masyarakat yang ingin menyelamatkan tradisi tersebut, maka
upaya ini lambat laun akan menuai hasil. GERAKAN
MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI (GEMMAR MENGAJI)
adalah sebuah solusi, ajakan dan sekaligus sebuah pencanangan
dalam gerakan bersama untuk menghidupkan tradisi baik ngaji
Maghrib, membaca dan mencintai AI-Qur'an.

Akhirnya kami menyampaikan apresiasi dan penghargaan


kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam menyusun
dan menerbitkan buku "Pedoman Gearakan Masyarakat
Maghrib Mengaji (GEMMAR MENGAJI)." Semoga buku ini
memberikan manfaat dan Allah SWT meridhoi kita dan
memberikan pahala yang berlipat ganda. Amiin.

PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

- iv
DAFTAR 151

• Pengantar Direktur Penerangan Agama Islam . .. .. .. . . .


• Sambutan Dirjen Bimas Islam . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. iii
• Daftar lsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v
• Surat Keputusan Menteri Agama
Tentang Pedoman GEMMAR MENGAJI . . . . . . . . . . . . . . . .. 1

BAB I. PENDAHULUAN .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 4


A. La tar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
B. Urgensi GEMMAR MENGAJI . .. . . .. .. . . ... .... . 6
C. Tujuan .... ....... ........... . ... .. .. ......... . ... .. .... . .. 9
D. Sasaran . . . . . .. . . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 10

BAB II. BENTUK DAN KEGIATAN GEMMAR MENGAJI 11

BAB Ill. INDIKATOR KEBERHASILAN GEMMAR


MENGAJI . .... .... .. ..... ... ..... ........ .... ........ ... .... ... .. .... .. 18

BAB IV. PEMBINAAN, PEMANTAUAN, EVALUASI DAN 19


PELAPORAN GEM MAR MENGAJI .. .. .. .... .. . ..... .
A. Pembinaan dan Pemantauan. . . .... .. ... .. .. ... 19
B. Evaluasi dan Pelaporan .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19

BAB V. P E N U T U P . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20

Tim Penyusun .. .. .. .. .. ..... ... ...... .. .. .... .. . . ..... ... .. .. .... ...... 21

PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

-
V
KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: 150 TAHUN 2013

TENTANG
PEDOMAN GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang Bahwa dalam rangka pelaksanaan


Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji
secara efektif dan terarah, perlu
menetapkan Keputusan Menteri Agama
tentang Pedoman Gerakakan Masyarakat
Maghrib Mengaji;

Mengingat 1. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun tahun


2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 91 tahun 2011
tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan
Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara;

PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

- 1
2. Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010
tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan
Organisasi , Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 92 tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugasa dan Fungsi Kementerian
Negara serta Susunan Organisasi , Tugas
dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

3. Peraturan Mneteri Agama Nom or 10 tahun


2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia tahun 2010 No. 592);

4 . Peraturan Menteri Agama nomor 13 tahun


2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
lnstansi Vertikal Kemeterian Agama (Berita
Negara Republik Indonesia tahun 2012
Nomor 851) ;

5. Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri


dan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor : 128 Tahun 1982/44A Tahun 1982
tanggal 13 Mei 1977 tentang Usaha
Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Huruf
AI -Qur'an Bagi Umat Islam dalam rangka
Peningkatan Penghayatan dan Pengamalan
AI -Qur'an dalam Kehidupan Sehari-hari .

PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI
MEMUTUSKAN

Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK


INDONESIA TENTANG PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB
MENGAJI.

KESATU Menetapkan Pedoman Gerakan Masyarakat


Maghrib Mengaji yang selanjutnya disebut
GEMMAR MENGAJI sebagaimana tercantum
dalam lampiran yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA Pedoman GEMMAR MENGAJI sebagaimana


dimaksud dalam diktum KESATU, merupakan
acuan bagi pejabat di lingkungan Kementerian
Agama dan instansi terkait dalam
menyelenggarakan Program Kegiatan Gerakan
Masyarakat Maghrib Mengaji.

KETIGA Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Agustus 2013

ERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,


.I

PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

- 3
BASI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengaji merupakan salah satu aktifitas ibadah yang
sangat lekat dengan masyarakat muslim di Indonesia sejak
mula berkembangnya Islam. Sejumlah rumah ibadah seperti
surau, mushalla, langgar, masjid dan lain-lain senantiasa
diramaikan dengan kegiatan mengaji, khususnya di waktu
sore usai salat Ashar maupun ba'da Maghrib. Bagi kaum
muslim di Indonesia mengaji tak ubahnya menjadi lembaga
pendidikan keagamaan nonformal bagi semua anak didik.

Namun kini , seiring dengan semakin berkembangnya


kemajuan zaman , kegiatan anak-anak mulai mengalami
pergeseran dari surau, mushalla, langgar dan masjid
bergeser ke ruang keluarga dengan menonton acara-acara
televisi atau mereka beralih ke warung-warung internet
maupun warung game 24 jam waktunya seolah habis untuk
menonton atau bermain di ruang maya tanpa makna. Mengaji
yang biasa dilakukan sehabis salat Ashar maupun salat
Maghrib tidak lagi menjadi kegiatan rutin yang
membanggakan, melainkan sebaliknya , seolah menjadi
hantu yang harus dihindari "anak-anak sudah menjauh dari
Rumah Allah ".

Arus modernisasi zaman dan perkembangan media masa


elektronik pada saat ini telah melahirkan pegeseran nilai,
budaya , kultur dan tradisi masyarakat, baik di perkotaan dan
lebih-lebih di pedesaan. Dan akibatnya telah melahirkan
perubahan sosial yang sangat signifikan ditengah-tengah
masyarakat, imbasnya tradisi baik pada kelompok

-
PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI 4
masyarakat pada saat ini telah tergerus oleh asupan budaya
dan nilai-nilai yang berseberangan dengan kondisi dan
tradisi masyarakat Indonesia termasuk budaya Maghrib
mengaji .

Pergeseran dan perubahan sosial yang terjad i pada salah


satu unsur kebudayaan akan menyebabkan perubahan pada
unsur-unsur lain. Dapat diyakini bahwa perubahan sosial
cenderung berkonotasi negatif, karena dapat menimbulkan
ketegangan-ketegangan sosaial sekaligus juga bisa menjadi
masalah sosial. Pergeseran budaya mengaji yang biasa
dilakukan sehabis salat Ashar maupun salat Maghrib telah
mulai ditinggalkan oleh sebagian besar masyarakat kita . Kita
menyadari bahwa perubahan sosial terjadi dengan sangat
cepat dan efek negatifnya pun akan sangat besar pada
lingkungan masyarakat, baik di pedesaan maupun di
perkotaan , bila hal in i tidak segera di antisipasi dan
dicarikan solusi tepat, maka anak-anak kita yang akan
menjadi korbannya .

Untuk menjawab kondisi perubahan dan pergeseran


tersebut, diperlukan upaya, solusi dan langkah konstruktif
untuk menghidupkan dan mengembalikan kembal i sebuah
tradisi baik dan mengakar ditengah-tengah masyarakat
Muslim Indonesia, yaitu , Melalui Gerakan Masyarakat
Maghrib Mengaji.

Upaya ini dilakukan untuk mengajak masyarakat muslim


Indonesia untuk kembali memakmurkan mushola , surau ,
langgar dan masjid. Langkah ini juga merupakan gerakan
dakwah riil yang dapat memberikan makna dakwah lebih
menyentuh pada umat, juga sebagai media dalam
melakukan sosialisasi, internalisasi, ekternalisasi ajaran

-
PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI 5
Islam, khususnya untuk anak-anak, remaja, pemuda, bapak-
bapak dan kaum ibu-ibu pada semua lapisan masyarakat
muslim Indonesia.

B. Urgensi Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji


Gerakan Mengaji pada waktu Maghrib adalah langkah
efektif untuk membendung budaya global dan pengaruh
negativ tayangan TV. Gerakan Maghrib Mengaji merupakan
langkah strategis dalam menghidupkan kembali nilai-nilai
kearifan lokal yang selama ini hampir dilupakan. Misalnya,
shalat berjama'ah di masjid, di mushola/surau/langgar dan
budaya mengaji setelah shalat Ashar dan Maghrib.

Gerakan Maghrib Mengaji juga dapat mengembalikan


identitas masyarakat muslim Indonesia yang kian pudar dan
luntur digerus arus globalisasi. Gerakan Masyarakat
Maghrib Mengaji, dengan demikian, sebagai salah satu
upaya untuk mencintai dan melestarikan kembali tradisi dan
kultur masyarakat dalam konteks ke-lslaman dalam ke-
lndonesiaan.

Kemunduran, keterpurukan dan keterbelakangan umat


Islam di berbagai bidang kehidupan selama ini banyak
dipengaruhi oleh semakin jauhnya mereka dari ruh dan
pesan AI-Quran . Tradisi mengaji AI-Quran seusai salat
Maghrib yang dulu banyak dijumpai di tengah-tengah
masyarakat muslim Indonesia, kini semakin tergerus oleh
kebiasaan menonton televisi. Sekarang ini, pada waktu
Maghrib anak-anak dan orang dewasa lebih suka menonton
televisi daripada mengaji AI-Qur'an . Kebiasaan mengaji
setelah shalat Ashar dan Maghrib seringkali dikalahkan oleh
tayangan televisi atau telepon seluler. Dengan Gerakan
Masyarakat Maghrib Mengaji, diharapkan dapat menangkal

PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

- 6
pengaruh negatif yang ditayangkan lima "layar", yaitu : layar
televisi , telepon seluler (ponsel), internet, komik, dan
majalah .

GEMMAR MENGAJI menjadi sangat penting , mengingat


pelajaran agama di sekolah sangat terbatas, termasuk porsi
pelajaran mengaji AI-Qur'an . Orang tua yang sadar akan
pentingnya membaca dan memahami AI-Quran sejak dini,
tentu akan memasukkan putera-puterinya ke Taman
Pendidikan ai-Qur'an (TPA) , Diniyyah dan sejenisnya pada
sore harinya , sebagai pelajaran tambahan .

Sampai saat ini, masih banyak umat Islam yang tidak bisa
membaca AI-Quran dengan baik, apalagi memaham i isinya.
Atas ketidakmampuan ini , mereka sering kali berdalih tidak
mendapat pendidikan agama yang memadai pada waktu
kecil. Firman Allah :

Artinya : "Dan sesunguhnya telah Kami mudahkan AI-


Qur'an untuk pe/ajaran, maka adakah orang yang mengambil
pelajaran" (Q.S. AI-Qamar (54): 17)

Dan sabda Rasulullah SAW :

dcj 0T)J1 r-W ~ F_A;.


Artinya : "Sebaik-baik ka/ian adalah orang yang
mempelajari AI-Quran dan mengajarkannya". (H.R. Bukhari)

PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI 7
Imam Ja'far ash Shadiq mengatakan: "Seyogianya orang
mukmin tidak meninggal dunia sehingga ia mempelajari AI-
Quran atau sedang mengajarkannya".

AI-Qur'an yang dimaksud dalam riwayat tersebut


mencakup segala aspek, bukan hanya tilawahnya , tetapi juga
pemahaman tarjamah dan tafsirnya. Bagi umat Islam yang
peduli dengan ketentuan agama, sebenarnya tidak ada
alasan untuk tidak bisa lancar membaca AI-Qur'an dan
memahami isinya dengan baik . Apalagi , selama ini banyak
pihak dan lembaga yang konsen dalam memberikan
perhatian kepada AI-Quran , agar dikaji dan dipelaj ari secara
serius, terpadu , dan berkesinambungan . Mereka berusaha
secara optimal dengan berbagai cara untuk mendekatkan
dan mengakrabkan masyarakat Muslim Indonesia dengan
bacaan , hafalan , dan pemahaman AI-Quran . Di sin ilah
urgensi dari GEMMAR MENGAJI

ldealnya ke depan , melalui GEMMAR MENGAJI ,


masyarakat Muslim Indonesia perlu diingatkan dan
ditingkatkan dalam mempelajari AI-Qur'an: yaitu bukan hanya
sekedar mengejar target lancar membaca AI-Qur'an, tapi
ditingkatkan ke arah substansi pemahaman ai-Qur'an yang
baik dan benar. Hal ini dirasa penting , mengingat komitmen
untuk merealisasikan ajaran AI-Qur'an dalam perilaku
keseharian sulit terwujud.

Untuk itu keberhasilan program 1n1 salah satunya


ditentukan oleh kontribusi orang tua , para ulama , tokoh
masyarakat, para guru/ustadz, penyuluh , da'i, pimpinan
majelis taklim dan pihak lain.

PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

- 8
C. Tujuan

Tujuan umum dari GEMMAR MENGAJI adalah:


1. Memakmurkan musholla/surau/langgar dan masjid
dengan kegiatan mengaji pada saat setelah shalat Ashar
dan Maghrib;
2. Menumbuhkan gerakan membaca AI-Quran , baik secara
indovidu maupun bersama-sama (berjama'ah) ;
3. Menumbuhkan ghirah dan kecintaan terhadap kitab suci
AI-Qur'an;
4 . Memberantas buta aksara AI -Qur'an ;
5. Membentuk kepribadian berdasarkan AI-Qur'an dan
mencegah kerusakan moral;
6. Sebagai tempat pembinaan , bimbingan dan media
kegiatan belajar-mengajar AI-Qur'an ; dan
7 . Sebagai Wadah dan media untuk sa ling berdiskusi dan
komunikasi, khususnya dalam bidang keagamaan dan
kajian keagamaan.

Tujuan khusus dari GEMMAR MENGAJI adalah:


1. Terbangunnya kesmaan pemahaman dan langkah
pelaksanaan dalam melakukan penyuluhan , bimbingan
dan penjelasan pada masyarakat tentang GEMMAR
MENGAJI ;
2. Tersedianya data mengenai profil dan kegiatan musholla
serta masjid dalam mengisi kegiatan-kegiatan pada waktu
setelah Ashar dan Maghrib; dan
3. Terwujudnya kelompok masyarakat yang gemar membaca
AI-Qur'an dalam menghidupkan tradisi Maghrib mengaji.

-
PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI 9
D. Sasaran
Sasaran program GEMMAR MENGAJI adalah :
1. Keluarga muslim;
2 . Pengurus Masjid , musholla , langgar dan surau ;
3. Lembaga-lembaga Islam , Ormas Islam dan majelis taklim ;
dan
4 . Remaja masjid , pelajar dan mahasiswa .

PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI 10
BABII
BENTUK DAN KEGIATAN GEMMAR MENGAJI

A. Bentuk dan Tahap Pembelajaran


Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (GEMMAR
MENGAJI) sebagai upaya dalam meningkatakan
kemampuan umat Islam untuk membaca, menulis,
memahami , dan mengamalkan kandungan AI-Qur'an
dengan baik dan benar, seyogyanya dilakukan melalui
gerakan pembelajaran AI-Qur'an secara terpadu dan
berkesinambungan, baik di rumah, mushalla, surau, langgar,
Masjid, Majlis Taklim, Pesantren, dsb, baik dilakukan sendiri-
sendiri maupun dilakukan bersama-sama dengan dibimbing
seorang guru/ustadz.

Adapun bentuk dari GEMMAR MENGAJI AI-Qur'an yaitu:


1. Bentuk Pertama: Belajar Membaca dan Menulis AI-
Quran
Membangun keakraban dan kecintaan dengan AI-Quran
adalah berbicara tentang bagaimana cara mendekati AI-
Quran . Pendekatan ini akan gagal bila umat Islam tidak
mampu membaca AI-Quran secara baik dan benar. Yang
dimaksud membaca AI-Quran dengan baik dan benar
adalah membaca dengan tartil, Firman Allah:

Artinya " Dan Bacalah AI-Qur'an itu dengan tartil, (QS . AI-
Muzzammil (73): 4),

Untuk itu dalam membaca AI-Qur'ah harus


memperhatikan aturan makhraj yang baik, tajwid yang

PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI 11
benar serta dikumandangkan dengan suara yang merdu
seperti yang dilantunkan oleh para qori dan qariah. Belajar
membaca dan mengaji AI-Quran sejatinya adalah
kewajiban pertama setiap Muslim-Muslimah guna
mewujudkan keakraban dan kecintaan terhadap AI-
Quran.

Pada tahap pertama ini GEMMAR MENGAJI dilakukan


dalam 2 (dua) bentuk , yaitu bentuk klasikal dan bentuk
privat.

Dalam bentuk klasikal , guru/ustadz memberikan pelajaran


sesuai dengan rencana pengajaran yang telah disiapkan
sesuai dengan program baca tul is AI-Qur'an.

Metode yang digunakan dalam tahap klasikal antara lain:


metode ceramah , Tanya jawab, diskusi , latihan (drill) atau
demontrasi.

Dalam bentuk privat, peserta didik diarahkan untuk aktif


membaca buku pegangan misalnya lqra, Qiraati,
Baghdadi dll. Sistem yang dikembangkan dalam tahap
privat ini adalah CBSA (Cara Belajar Santri Aktif)
sedangkan guru hanya mengawasi dan menyimak satu
persatu peserta secara bergantian dan melakukan
pencatatan pada Kartu Prestasi .

2. Bentuk Kedua: Menghafal Surat-Surat Pendek (Juz


'Amma) dan Mengkhatamkan AI-Qur'an.

• Menghafal Surat-Surat Pendek


Pada tahap ini kegiatan membaca AI-Qur'an lebih
ditingkatkan dan arahkan pada penguasaan hafalan

PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

- 12
surat-surat pendek, hal 1n1 menjadi penting ,
disamping akan lebih mudah dan cepat dikuasai oleh
setiap orang yang mempelajarinya , juga hafalan
surat-surat pendek secara langsung akan diamalkan
(terasa manfaatnya) pada waktu melaksanakan
shalat lima waktu .

• Mengkhatamkan AI-Qur'an
Setelah mahir dan lancar membaca AI-Qur'an ,
seseorang yang secara rutin mengamalkan dan
secara kontinue membaca AI-Qur'an akan sampai
pada bentukan akhir belajar yaitu tamat dan
menyelesaikan program membaca AI-Qur'an 30 juz
dengan baik, benar dan lancar. Kegiatan
mengkhatamkan AI-Qur'an dapat dilaksanakan secara
individu maupun secara kelompok.

3. Bentuk Ketiga: Belajar Memahami Arti Kata dan


Terjemah AI-Qur'an
Pada bentuk ketiga ini yang harus dilalui , setelah umat
Islam mampu membaca AI-Qur'an dengan baik dan benar,
maka bentuk pembelajaran mulai ditingkatkan pada
pemahaman arti kata dan terjemah AI-Qur'an. Pada
bentukan ini kemampuan masyarakat muslim mulai
ditingkatkan , yaitu: dari Gemmar membaca kemudian
faham akan arti kata serta terjemah AI-Qur'an .

Pada bentuk ke tiga ini , gerakan Maghrib mengaji


dilakukan terstruktur berbentuk klasikal , dan bisa
diselenggarakan di masjid , rumah , aula dan tempat
lainnya .

PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI 13
Dengan demikian, pada bentuk ketiga ini lebih banyak
diorientasikan pada kemampuan umat Islam dalam
mengartikan dan menterjemahkan ayat ai-Qur'an dengan
baik dan benar.

Selain itu pada tahap ini, perserta dibekali ilmu Nahwu


dasar untuk mengetahui kedudukan (I'RAB) kata perkata
ayat ai-Qur'an. llmu nahwu ini penting agar perserta
terampil dan tidak keliru dalam mengartikan kata perkata
ayat ai-Qur'an. llmu Nahwu ini juga menjadi bekal peserta
untuk memahami tafsir ai-Qur'an.

4. Bentuk Keempat: Belajar Memahami Tafsir AI-Qur'an


Pada bentuk ini, masyarakat muslim ditingkatkan
kemampuannya, yaitu mulai belajar memahamai tafsir AI-
Qur'an, di mulai tafsir yang sederhana (ringkas), sampai
tafsir yang luas penjelasannya.

Pada bentuk keempat ini, belajar memahami tafsir AI-


Qur'an bisa dilakukan secara berkelompok atau secara
mandiri.

Pada bentuk keempat ini dilakukan secara terstruktur


dalam kelas, maka tahapan kegiatannya dapat dijelaskan
sebagai berikut:

Perlama, kajian tafsir dikembangkan dalam bentuk


kreatifitas tugas mandiri yang terstruktur dan dituangkan
lewat penulisan makalah tafsir tematik berdasarkan judul-
judul yang dipilih , dengan melibatkan akumulasi literatur
klasik, pertengahan, dan modern sebagai daftar
referensinya . Makalah 1n1 kemudian dipresentasikan
secara interaktif dan dialogis dalam kelas sesuai jadwal

PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

- 14
yang disepakati dengan dibimbing seorang ustadz/guru
besar yang ahli.

Kedua, metode kajian tafsir yang dituangkan dalam


makalah hendaknya dikembangkan dengan melalui
bentukan sebagai berikut:
1. Memperlakukan apa yang ingin dipahami AI-Qur'an
secara objektif. Hal ini dimulai dengan mengumpulkan
semua surat dan ayat AI-Qur'an dalam tema yang
akan dikaji. Ayat-ayat ai-Qur'an tersebut disusun
sedemikian rupa dan diletakkan di bawah satu tema
bahasan, dan kemudian ditafsirkan secara tematik;
2 . Memahami nash AI-Qur'an menurut konteksnya. Hal ini
harus dilakukan dengan meletakkan dan menyusun
ayat-ayat AI-Qur'an menurut kronologi pewahyuannya
untuk mengetahui: situasi, tempat dan pelaku;
Riwayat asbab a/-nuzul dipandang sebagai sesuatu
yang perlu dipertimbangkan hanya sejauh dan dalam
pengertian bahwa peristiwa itu merupakan keterangan
kontekstual yang berkaitan dengan pewahyuan suatu
ayat. Sebab peristiwa itu bukanlah tujuan atau sebab
sine qua non (syarat mutlak) mengapa pewahyuan
terjadi. Pentingnya pewahyuan terletak pada
generalitas kata-kata yang digunakannya, bukan pada
kekhususan pertistiwa pewahyuannya . Statemen tnt
terangkum dalam kaidah, al-'ibrah bi'umum al-lafdzi Ia
bikhusus as-sabab, yang banyak dipilih pakar tafsir,
Muhammad Abduh, As-Suyuti, Az-Zarqani, dll.
3. Memahami petunjuk kata (dilalat a/-lafzl) AI-Qur'an
menurut arti linguistik aslinya dalam pelbagai bentuk
penggunaan, baik yang bersifat haqiqi maupun majazi

PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRtB MENGAJt 15
(metaforis). Dengan demikian, makna AI-Qur'an diusut
dengan cara mengumpulkan seluruh bentuk bangunan
kata dalam pelbagai ayat, sehingga diketahui konteks
spesifik atau konteks umumnya dalam AI-Qur'an .
4. Memahami rahasia ungkapan dengan mengikuti
konteks nash AI-Qur'an , baik dengan berpegang pada
substansi maknanya maupun semangatnya. Kemudian
makna tersebut dikonfirmasikan dengan pendapat para
mufassir terdahulu untuk diuji atau direkonstruksi
disesuaikan dengan nash ayat AI-Qur'an. Seluruh
penafsiran yang bersifat sektarian dan berbau israiliyat
harus disingkirkan . Dengan langkah yang sama, tata-
bahasa dan retorika (qira'at) AI-Qur'an harus
dipandang sebagai kriteria (tolok ukur) untuk merevisi
atau menilai kaidah tata bahasa atau qiraat, dan bukan
sebaliknya .
5. Kontekstualisasi atau aktualisasi penafsiran yang
bermuara kepada kebutuhan riil masyarakat modern ke
dalam naungan tujuan AI-Qur'an, dengan melewati
mekanisme sebagai berikut.:
a. Mengkaji dengan cermat fenomena sosial yang
dimaksud. Dalam mengadakan kajian ini, peralatan
dan perbekalan ilmuwan-ilmuwan sosial dan
kealaman mutlak dibutuhkan. Dengan kata lain ,
pengkajian ini melibatkan pelbagai pakar di
bidangnya.
b. Menilai dan menangani fenomena itu berdasarkan
tujuan moral AI-Qur'an . Dalam menilai suatu
fenomena sosial dari sudut pandang AI-Qur'an
semacam ini, akan melahirkan dua implikasi.
Pertama, fenomena sosial tersebut tidak
bertentangan dengan tujuan-tujuan AI-Qur'an.

PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

- 16
Dalam hal ini justifikasi qur'aniyah dapat diberikan .
lmplikasi kedua, fenomena sosial tersebut
bertentangan dengan tujuan moral AI-Qur'an.
Dalam kasus semacam in i, fenomena sosial itu
secara gradual dan bijaksana harus diarahkan dan
dibawa kepada tujuan AI-Qur'an .

Diharapkan, Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji ini


dapat dilakukan secara terpadu , terstruktur,
berkesinambungan, sehingga proses pembelajaran AI-Qur'an
bisa terpenuhi dan berjalan dengan baik. Dengan model
kajian semacam ini, GEMMAR MENGAJI akan dirasakan
manfaatnya dan tidak kehilangan makna , selain kondisi itu
akan melahirkan semangat umat Islam untuk mencintai AI-
Qur'an dan merealisasikan ajaran AI-Quran dalam perilaku
sehari-hari .

-
PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI 17
BAB Ill
INDIKATOR KEBERHASILAN GEMMAR MENGAJI

GEMMAR MENGAJI mulai dilaksanakan di seluruh


propinsi sejak tahun 2012. Gerakan ini adalah berbasis
masyarakat dengan pembinaan dari pemerintah untuk mengajak
masyarakat muslim Indonesia agar kembali memakmurkan
masjid , musholla, surau/langgar.

Sebagai gerakan dakwah dan sekaligus permaknaan


sosial yang menyentuh ummat GEMMAR MENGAJI berfungsi
sebagai media dalam melakukan sosialisasi, internalisasi,
eksternalisasi ajaran Islam, khususnya untuk anak-anak, remaja ,
pemuda, bapak-bapak dan kaum ibu pada semua lapisan
masyarakat.

Oleh karena itu, keberhasilan GEMMAR MENGAJI dapat


diukur dari beberapa indikator sebagai berikut:

1. Meningkatnya minat dan kegemaran untuk beribadah di


masjid, musholla, surau/langgar di kalangan generasi muda;
2 . Berkembangnya fungsi masjid sebagai pusat ibadah dan
pembinaan ummat yang beriman, bertaqwa dan berakhlak
mulia;
3. Meningkatnya angka bebas baca tulis AI -Qur'an pada generasi
muda; dan
4 . Berkurangnya konflik sosial, kekerasan dan aksi premanisme
yang melibatkan remaja maupun orang dewasa.

-
PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI 18
BABIV

PEMBINAAN, PEMANTAUAN, EVALUASI DAN LAPORAN


GEMMAR MENGAJI

A. Pembinaan dan Pemantauan


1. Pembinaan dan pemantauan GEMMAR MENGAJI
dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama Propinsi dan Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota .
2. Pembinaan dan pemantauan dilakukan dalam bentuk:
a. Pemberian pembinaan dan peningkatan sumberdaya
manusia kepada guru mengaji sebagai trainer (ToT);
dan
b. Pemberian pedoman dan kurikulum sebagai bahan
ajar bagi guru mengaji.

B. Evaluasi dan Pelaporan


1. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi dan
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabuten/Kota
melakukan evaluasi kegiatan GEMMAR MENGAJI secara
periodik setiap 6 (enam) bulan .
2. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi dan
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabuten/Kota
melaporkan hasil pembinaa, pemantauan dan evaluasi
secara berkala kepada Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam cq. Direktur Penerangan Agama Islam.

-
PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI 19
BABIV
PENUTUP

Usaha peningkatan kemampuan baca tulis huruf AI-Qur'an


bagi umat Islam dalam rangka peningkatan , penghayatan, dan
pengamalan AI-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari menjad i
keniscayaan adanya . Oleh karenanya , maka perlu diupayakan
langkah-langkah kongkrit dan sistematik, agar program dan
kegiatan di setiap lembaga dan kelompok masyarakat dapat terus
terpelihara dengan baik, berkelanjutan dan memiliki nilai manfaat
dalam meningkatkan kualitas pemahaman keagamaan. untuk itu
dipandang perlu untuk segera dibuat buku "Pedoman Maghrib
Mengaji" sebagai pedoman dan pijakan dalam menjalankan
program tersebut.

Secara kwantitatif dan potensi yang dapat mendukung


Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji sangat besar sekali,
mengingat potensi dan wadah untuk kegiatan tersebut sudah
menyebar di masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan .
Karena Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (GEMMAR
MENGAJI) ini tidak dapat lepas dari aktifitas muslim dalam
menjalankan rutinitas ibadah sehari-hari, yaitu shalat lima waktu
yang dilaksanakan di Mushola, langgar, surau dan Masjid serta
aktifitas keagamaan lainnya.

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi semua


pihak yang terkait dalam penyelenggaraan Kegiatan GEMMAR
MENGAJI , sehingga dalam melaksanakan tugasnya dapat
berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan
pemerintah dalam membimbing dan membina umat khususnya
dalam kegiatan baca tulis AI-Qur'an pada waktu Maghrib.

-
PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI 20
TIM PENYUSUN

PEMBINA Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam


Kementerian Agama Rl
PENGARAH Direktur Penerangan Agama Islam
Kementerian Agama Rl

Ketua Drs. H. Ade Marfuddin, MM.


Anggota - Ora. Hj . Euis Sri Mulyani, M.Pd
- H. Udin Saepudin, Lc. , MA.
- DR. H. Fuad Thohari
- Drs. H. Adang Asdari, M.A.
- Drs. H. Hasanuddin lbnu Hibban, MM.
- Ora. Hj. Mastanah M.Si.
- H. Dudu Abdusshamad HM

-
PEDOMAN
GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

Anda mungkin juga menyukai