Anda di halaman 1dari 2

Persepsi masyarakat tentang sehat-sakit ini sangatlah dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu,

disamping unsur sosial budaya. Sebaliknya, petugas kesehatan berusaha sedapat mungkin menerapkan
kriteria medis yang obyektif berdasarkan simptom yang tampak guna mendiagnosa kondisi fisik seorang
individu. Perbedaan persepsi antara masyarakat dan petugas kesehatan inilah yang sering menimbulkan
masalah dalam melaksanakan program kesehatan. Hal ini dikarenakan pada beberapa masyarakat terdat
perilaku sakit. Perilaku sakit adalah Perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk tindakan yang
dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, perilaku ini berkaitan erat
dengan konsep diri, penghayatan situasi yang dihadapi, pengaruh petugas kesehatan, serta pengaruh
birokrasi.

Seorang ahli sosiologi dan psikologi sosial yang lain, Mechanic mengambangkan teori tentang perilaku
sakit yang dinamakannya teori respons bertahan (coping response theory) (Notoatmodjo &
Sarwono,1986). Menurut mechanic perilaku sakit adalah reaksi optimal dari individu jika dia terkena
suatu penyakit. Dan reaksi ini sangatlah ditentukan oleh sistem sosialnya.

Terdapat dua factor utama yang menentukan perilaku sakit:

1. persepsi atau definisi individu tentang suatu situasi/penyakit,


2. serta kemampuan individu untuk melawan serangan penyakit tersebut.

Selanjutnya mechanic mencoba menjelaskan factor yang mengakibatkan orang bereaksi terhadap
penyakit, antara lain:

 Dikenalinya atau dirasakannya gejala-gejala/tanda-tanda yang menyimpang dari keadaan biasa


 Banyaknya gejala yang dianggap serius dan diperkirakan menimbulkan bahaya
 Dampak gejala itu terhadap hubungan dengan keluarga, hubungan kerja dan dalam kegiatan
sosial lainnya.

Dari faktor-faktor diatas dapat dibuat kategorisasi faktor pencetus perilaku sakit,yaitu faktor persepsi
yang dipengaruhi oleh orientasi medis dan sosio-budaya; faktor intensitas gejala; faktor motivasi
individu untuk mengatasi gejala yang ada; serta faktor sosial psikologis yang mempengaruhi respon
sakit. Dalam menganalisa kondisi tubuhnya , biasanya orang melalui dua tingkat analisa,yaitu:

1. batasan sakit menurut orang lain : orang-orang yang disekitar individu yang sakit mengenali gejala
sakit pada diri individu itu dan mengatakan bahwa dia sakit dan perlu mendapat pengobatan

2. batasan sakit menurut diri sendiri : individu itu sendiri yang mengenali gejala penyakitnya dan
menentukan apakah dia akan mencari pengobatan atau tidak.

Kritik dari teori mechanic ini ialah selain belum diuji validitas pengaruh faktor-faktor yang
dikemukakannya itu terhadap tindakan mencari pengobatan, teori ini tidak dapat diterapkan untuk
menjelaskan perilaku sehat dan upaya pencegahan penyakit.

Masalah perilaku sakit ini juga diteropong oleh Suchman yang memberikan batasan perilaku sakit
sebagai tindakan untuk menghilangkan rasa tidak enak (discomfort) atau rasa sakit sebagai akibat dari
timbulnya gejala tertentu.
Terdapat lima macam reaksi dalam proses mencari pengpbatan:

1. Shopping
2. Fragmentation
3. Procrastination
4. self medication
5. Discontinuity

Dalam menentukan reaksi/tindakannya sehubungan dengan gejala penyakit yang

dirasakannya, menurut Suchman individu berproses melalui tahap-tahap berikut ini :

a) Tahap pengenalan gejala. Pada tahap ini individu memutuskan bahwa dirinya dalam keadaan sakit
yang ditandai rasa tidak enak dan keadaan itu dianggapnya dapat membahayakan dirinya

b) Tahap asumsi peranan sakit. Karena merasa sakit dan memerlukan pengobatan, individu mulai
mencari melalui kelompok acuannya (keluarga,tetangga,teman sekerja) tentang sakitnya itu dan kalau
perlu meminta pembebasan dari pemenuhan tugas sehari- harinya.

c) Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan. Disini individu mulai menghubungi sarana kesehatan
sesuai dengan pengalamannya atau dari informasi yang diperoleh atau dari orang lain tentang
tersedianya jenis-jenis pelayanan kesehatan pilihan terhadap sarana pelayanan kesehatan itu dengan
sendirinya didasari atas kepercayaan atau keyakinan akan kemanjuran sarana tersebut.

d) Tahap ketergantungan si sakit. Individu memutuskan bahwa dirinya, sebagai orang yang sakit dan
ingin disembuhkan, harus menggantungkan diri dan pasrah kepada prosedur pengobatan. Dia harus
mematuhi perintah orang yang akan menyenbuhkannya agar kesembuhan itu cepat tercapai.

e) Tahap penyembuhan atu rehabilitasi. Pada tahap ini si sakit memutuskan untuk melepaskan diri dari
peranan sebagai orang sakit. Hal ini terjadi karena dia sudah sehat kembalidan dapat berfungsi seperti
sediakala.kadang-kadang terjadi bahwa sebagai akibat dari penyakitnya itu individumenjadi cacat.
Dalam hal ini ia tetap melepaskan diri dari perannya sebagai orang sakit dan berusaha memulihkan
fungsi sosialnya meskipun tidak optimal.

Ada dua hal yang sangat berkaitan dengan peran individu dalam lingkungan sosialnya, yaitu hak dan
kewajiban. Artinya, orang yang berperan sebagai si sakit mempunyai pula hak dan kewajiban tertentu.
Hak yang pertama bagi sisakit ialah di bebaskannya dari tanggung jawab sosial dan pekerjaan sehari-
hari. Pemenuhan hak ini tergantung dari tingkat/persepsi keparahan penyakitnya. Hak yang kedua ialah
hak untuk menuntut bantuan atau perawatan dari orang lain. Biasanya orang sakit itu berada dalam
kondisi lemah sehingga dia membutuhkan bantuan orang lain Dalam lingkup yang lebih luas masyarakat
sebagai kumpulan individu, juga mempunyai

kewajiban untuk menyembuhkan anggota-anggotanya yang sakit dan wajib memelihara kesehatan
penduduk secara umum. Dengan kata lain, hidup sehat dapat dipandang sebagai hak dan juga sekaligus
kewajiban individu dan masyarakat.untuk merawat dirinya agar kesehatannya dapat dipulihkan sehingga
dia dapat kembali berfungsi dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai