PENGERTIAN 1. Huru–hara adalah suatu peristiwa kerusuhan, keributan, kekacauan,
massa yang terjadi dengan alasan apapun, sehingga dapat menimbulkan gangguan keamanan baik bagi pengunjung, keluarga pasien, karyawan, dan pasien rumah sakit. Serta dapat menimbulkan kerugian properti, kepanikan, kekhawatiran dan mengakibatkan aktivitas kerja terhenti atau berpengaruh terhadap kinerja/ kegiatan rutin yang terdapat di rumah sakit. 2. Code Grey adalah suatu sinyal yang mengindikasikan adanya keadaan darurat misalnya: pencurian, pasien/keluarga serta pengunjung mengamuk di lingkungan Rumah Sakit, penipuan, kerusuhan dan huru- hara (gangguan keamanan) yang memerlukan tindakan penanggulangan. TUJUAN Untuk melindungi dan mengupayakan serta menjaga keselamatan setiap orang yang berada di lingkungan Rumah Sakit serta sarana dan prasarana yang berada didalamnya. KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Nomor 001/SK-DIR/01.7/RSUD/I/2022 Tentang Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja RSUD dr.R.Soedjono Selong PROSEDUR 1. Unsur kekuatan yang ada segera menghadang massa yang berusaha ke dalam Rumah Sakit dengan berbagai cara menutup akses masuk, pada barisan terdepan adalah seluruh anggota Petugas Keamanan. 2. Koordinator Keamanan segera menghubungi Koordinator Keadaan Darurat/ Ketua Tim Penanggulangan Bencana untuk melaporkan adanya keributan/ huru hara yang mengancam rumah sakit. 3. Segera setelah diketahui potensi adanya huru-hara, Koordinator Keamanan atas persetujuan Direktur rumah sakit melakukan koordinasi dengan aparat keamanan terkait, untuk menginformasikan mengenai lokasi, jenis kerusuhan, potensi meluasnya kerusuhan yang terjadi. 4. Berdasarkan informasi yang diketahui dari Koordinator Keadaan Darurat, berkordinasi dengan Koordinator Teknisi mengambil tindakan untuk: a. Menjaga kelangsungan proses operasional penyaluran energi listrik. b. Segera dilakukan pengamanan area dan meminta bantuan pengamanan dari aparat keamanan setempat (Polsek, Polres, Koramil, dan Kodim). c. menghubungi Polsek (telepon 021 -) dan Polsek (telpon 021 - ) dengan isi berita “Mohon bantuan segera, di Rumah Sakit terjadi kerusuhan/ huru-hara dengan banyaknya massa ± (jumlah) orang.” 5. Anggota petugas Keamanan atas instruksi Koordinator Keamanan berkoordinasi dengan Koordinator Komunikasi Internal memberikan pengumuman kepada seluruh pasien, pengunjung Rumah Sakit dan karyawan untuk menginformasikan ke semua penghuni bangunan gedung dengan cara pagging dengan isi berita: “Massa dapat dikendalikan.” “Kepada para pasien, pengunjung dan karyawan harap tenang jangan panik dan tidak meninggalkan tempat karena situasi aman dan terkendali” (diulang 3 kali). 6. Regu Keamanan dan Regu Parkir menertibkan area parkir sekeliling Rumah Sakit terutama menuju lokasi IGD agar bebas hambatan/ tidak terjadi kemacetan. Serta menginformasikan kepada pemilik kendaraan yang memarkir kendaraannya di area parkir memindahkan ke tempat yang aman, sesuai petunjuk yang telah diberikan. 7. Bila dianggap perlu (kondisi terisolir) Koordinator Logistik menyiapkan kebutuhan logistik yang diperlukan (makanan, sumber air, sumber bahan bakar, dan sebagainya) dalam jangka waktu tertentu. 8. Koordinator Keamanan selalu berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat (Polsek, Polres, Koramil, dan Kodim) untuk memantau tingkat huru-hara yang terjadi. 9. Setelah kondisi dinyatakan aman berdasarkan informasi keamanan setempat (Polsek, Polres, Koramil Dan Kodim), Direktur/ Ketua Tim Penanggulangan Keadaan Darurat rumah sakit akan menyatakan kondisi huru-hara sudah dapat diatasi. 10. Segera dilakukan upaya pemulihan untuk normalisasi proses dan normalisasi waktu/ jam kerja karyawan. 11. Apabila massa tidak dapat dikendalikan: a. Kunci semua pintu masuk keluar Rumah Sakit RSUD dr.R.Soedjono Selong (pintu, IGD) b. Matikan lift (oleh IPSRS). c. Semua petugas tetap berjaga siaga terhadap situasi dan kondisi yang terjadi. 12. Semua Unit di lingkungan Rumah Sakit RSUD dr.R.Soedjono Selongbekerja sama saling bahu membahu dan berkoordinasi. UNIT TERKAIT SELURUH UNIT/ INSTALASI