Anda di halaman 1dari 7

Tugas Sistem Manajemen Basis Data

Resume ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Sistem Manjemen Basis Data

Oleh :

123040154 – Gilang Matriansyah Dwi Putra

TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

2012

0
Daftar Isi

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 1

1. INTEGRITAS........................................................................................................................................... 2

2. BACK UP DAN RESTORE....................................................................................................................... 5


3. SECURITY............................................................................................................................................... 5

4. OTORISASI DAN OTENTIFIKASI......................................................................................................... 6

1
1. Integritas
Integritas adalah bagaimana mengamankan data dari user yang memiliki otoritas.

- Integritas Data
Integritas data adalah jaminan konsistensi data terhadap semua status
konstrain yang diberlakukan terhadap data tersebut, sehingga memberikan
jaminan keabsahan data itu sendiri. Integritas data sangat erat kaitannya dengan
keamanan keberadaan data, dimana dapat terjadi secara institusional atau
asidental. Misalnya, untuk kejadian asidental dapat meliputi sebagai berikut :
terjadinya crashed pada saat proses transaksi, anomali yang muncul akibat adanya
akses konkurensi ke basis data, anomali akibat pendistribusian suatu data pada
beberapa komputer, dan kesalahan lojik yang merusak asumsi yang berakibat
mengganggu lingkungan basis data.

Tahapan penting dalam perancangan tabel adalah menentukan bagaimana


membangun integritas data dengan menjaga konsistensi data dan mengorganisasikan
dengan benar penyimpanan data dalam database, dengan :

 Melakukan validasi terhadap nilai data yang tersimpan pada sebuah field
 Melakukan verifikasi terhadap nilai data berkaitan dengan nilai data yang lain pada
sebuah file
 Melakukan validasi terhadap data dalam sebuah file yang berelasi dengan nilai data
pada file atau tabel yang lain, dan
 Memastikan bahwa setiap transaksi yang terjadi akan berhasil mengupdate database
dengan akurat.

Berdasarkan hal di atas, integritas data bisa dibagi ke dalam empat buah kategori,
yaitu : integritas entiti, integritas domain, integritas referensial.

a. Integritas Entiti

Integritas entiti mendefinisikan sebuah baris sebagai sebuah entiti unik pada suatu
tabel. Definisi primary key merupakan salah satu aturan yang mengatur integritas entiti,
yaitu :

  primary key harus ada dan mewakili setiap kejadian pada entiti
  primary key harus unik untuk setiap kejadian dalam entiti, atau juga melalui Definisi
index

b. Integritas Domain

Integritas domain mengacu pada rentang nilai data yang valid pada sebuah kolom.
Integritas domain bisa dilakukan dengan membuat paksaan pada nilai atribut, baik untuk
tipe data, format data ataupun rentang data yang diijinkan untuk tersimpan pada sebuah

2
kolom. Dan dalam implementasinya bisa dilakukan dengan membuat sebuah rule atau
memberikan paksaan untuk memvalidasi data yang akan disimpan.

c. Integritas Referensial

Integritas referensial menjaga relasi yang telah didefinisikan antar tabel karena
terjadi operasi penyisipan, penghapusan dan pemodifikasian pada record dalam suatu
relasi. Fokusnya adalah pengaruh terhadap nilai primary key atau foreign key yang harus
selalu dijaga konsistensinya. Sehingga tidak akan pernah terjadi bahwa terdapat key pada
tabel induk yang berelasi dengan nilai yang kosong dan jika nilai key berubah maka
seluruh referensi terhadapnya berubah pula secara konsisten. Untuk menjaga integritas
referensial bisa digunakan operasi pemicuan (triggering operations) yang akan mengatur
akibat umum dari operasi penyisipan, penghapusan, pembaharuan dan operasi pembacaan
pada entiti lain atau pada atribute lain dalam entiti yang sama.

Aturan-aturan pada Integritas Referensial :

Aturan-aturan pada integritas referensial yang digunakan pada sebagian besar


DBMS adalah bervariasi, dan di bawah ini terdapat aturan-aturan umum dan mendasar
yang bisa digunakan untuk menjaga integritas referensial pada data :

 Aturan Penyisipan

Aturan penyisipan menentukan kondisi valid saat penyisipan pada entiti anak,
apakah terdapat larangan saat menyisipkan pada entiti anak terhadap persekutuan
dengan entiti induknya.

Klasifikasi paksaan penyisipan mempunyai 6 tipe :

 Ketergantungan(dependent) : penyisipan pada entiti anak akan diijinkan jika telah


cocok (matching) dan nilai data terdapat pada nilai induk.
 Otomatis : penyisipan pada entiti anak selalu diijinkan, seandainya tidak ada yang
cocok dengan entiti induk maka secara otomatis akan diciptakan penyisipan pada
entiti induk.
 Kosong (nulify) : penyisipan pada entiti anak selalu diijinkan, seandainya tidak
ada yang cocok dengan entiti induk, maka foreign key pada entiti induk akan
dikosongkan atau diisi dengan null.
 Default : penyisipan pada entiti anak selalu diijinkan, seandainya tidak ada yang
cocok dengan entiti induk maka foreign key pada entiti induk diisi dengan suatu
nilai default.

3
 Customized : penyisipan pada entiti anak terjadi hanya jika ada paksaan validasi
yang telah dibuat.
 Tidak berefek (no effect): penyisipan pada entiti anak selalu diijinkan tanpa perlu
ada yang cocok pada entiti induk, jadi tidak diperlukan validasi pengujian.

 Aturan Penghapusan

Aturan penghapusaan menentukan kondisi valid dimana dapat menghapus


entiti induk, apakah terdapat larangan saat menghapus pada entiti induk terhadap
persekutuan dengan entiti anaknya.

Klasifikasi paksaan dari penghapusan mempunyai enam tipe :

 Larangan (restrict) : penghapusan pada entiti induk diijinkan jika tidak ada yang
cocok (matching) dengan entiti anak, jika hal ini dilanggar maka akan
mengakibatkan yang disebut dengan ‘orphaned’ record pada entiti anak, dimana
terdapat record pada entiti anak yang kehilangan relasi terhadap entiti induknya.
 Bertingkat (cascade) : penghapusan pada entiti induk selalu diijinkan dan secara
bertingkat akan melakukan penghapusan pada entiti anak yang cocok dengan
yang dihapus pada entiti induk.
 Kosong (nulify) : penghapusan pada entiti induk selalu diijinkan dan foreign key
pada entiti anak yang cocok dengan yang dihapus akan diisi dengan null.
 Default : penghapusan pada entiti induk selalu diijinkan dan foreign key pada
entiti anak yang cocok dengan yang dihapus akan diisi dengan suatu nilai default.
 Customized : penghapusan pada entiti induk terjadi hanya jika paksaan validasi
yang telah dibuat.
 Tak berubah (no effect), penghapusan pada entiti induk selalu diijinkan dan tidak
diperlukan pengujian validasi pada entiti anak.

 Hal-hal lain yang berkaitan dengan integritas referensial

Pada bagian sebelumnya telah dibahas tentang dua buah aturan yang
berhubungan dengan integritas referensial, tetapi ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan seperti :

 Hindarilah menggunakan penyisipan dan penghapusan menggunakan aturan


kosong(nulify), sebaiknya gunakanlah sebuah tanda dengan memakai aturan
default. Nilai null adalah nilai khusus yang menunjukkan “nilai tidak diketahui”
atau “tidak dapat dipakai”. Nilai NULL tidak sama dengan nilai nol atau blank.
Kode instruktur yang yang berisi NULL tidak sama dengan kode instruktur yang
berisi nol (kode instruktur = 0). Kode instruktur yang berisi null mungkin berarti
kode tersebut tidak teridentifikasi.
 Jangan pernah mendefinisikan satu aturan penyisipan dan penghapusan yang
kosong (nulify) bila foreign key juga menjadi bagian dari primary key pada entiti

4
anak. Pada keadaan khusus aturan ini terjadi pada subtipe, dimana primary key
dan foreign key adalah satu dan sama.
 Selalu definisikan aturan penyisipan untuk satu supertipe dan subtipe relationship
sebagai satu versi aturan otomatis atau tergantung (dependent).
 Definisikan aturan penghapusan untuk relationship sebagai bertingkat (cascade).
 Integritas yang didefinisikan sendiri oleh user mengijinkan user untuk
mendefinisikan business rules spesifik yang digunakan untuk mendukung ketiga
aturan integritas data sebelumnya.

2. Back up dan Restore


Restore Database merupakan kegiatan mengembalikan database pada kondisi
semula ketika database di-backup terakhir kali. Sedangkan backup database sendiri
merupakan kegiatan membuat salinan database.

Salah satu alasan penting untuk membuat backup dan restore database adalah
untuk mengurangi resiko hilangnya data yang diakibatkan karena kegagalan atau
kerusakan hardware komputer server dan juga dapat mengurangi resiko hilangnya data
yang diakibatkan oleh kesalahan user atau bencana alam yang dapat terjadi sewaktu-
waktu. Oleh karena itu administrator pasti rajin melakukannya setiap hari dalam mem-
backup dan me-restore databasenya.

3. Security
Security Data dimaksudkan agar dalam basis data, data-data yang ada merupakan
sumber informasi yang penting dan bersifat rahasia sehingga dibutuhkan keamanan untuk
menjaga agar tidak merusak data. Karena, keamanan data merupakan aspek kritis dalam
basis data, yang dalam prinsipnya file basis data hanya boleh digunakan oleh pemakai
tertentu yang mempunyai wewenag untuk mengaksesnya
Keamanan data sangat dibutuhkan untuk mencegah dampak negatif yang dihasilkan
oleh perkembangan teknologi. Sistem informasi sangatlah rentan terhadap berbagai
gangguan keamanan yang dapat mengancam kelangsungan suatu organisasi atau
perusahaan. Pentingnya keamanan sistem dapat dikarenakan beberapa hal yaitu:
 Sistem dirancang untuk bersifat “terbuka”, seperti Internet (tidak ada batas fisik
dan control terpusat, perkembangan jaringan (internetworking) yang amat cepat;
 aspek keamanan yang belum banyak dimengerti oleh pengguna dan menempatkan
keamanan sistem pada prioritas yang rendah; dan
 kurangnya keterampilan pengamanan.

5
4. Otorisasi dan Otentifikasi
Perbedaan otorisasi dan otentifikasi yaitu:
 Otentifikasi adalah metoda untuk mengecek apakah seseorang bisa melakukan
sesuatu terhadap database
 Otorisasi adalah metoda untuk mengecek apakah seseorang bisa melakukan
sesuatu terhadap database dengan benar

Anda mungkin juga menyukai