Anda di halaman 1dari 6

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
No
telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
.
diidentifikasi
1 Motivasi belajar Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Lebih lanjut setelah dilakukan analisis terhadap
siswa rendah rendahnya semangat/motivasi siswa disebabkan:
1. Ridha Sabrina, Fauzi, M. Yamin Jurnal Ilmiah  Kemampuan siswa meliputi kemampuan siswa
Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah untuk memahami materi pelajaran. Jika
Volume 2 Nomor 4, 108-118 Desember 2017. keinginan tidak dibarengi kemampuan atau
Faktor-faktor penyebab rendahnya motivasi kecakapan untuk mencapainya, maka akan
belajar siswa pada proses pembelajaran ada tiga, menyebabkan siswa menjadi putus asa sehingga
yaitu: (1) kemampuan siswa, (2) kondisi motivasi dalam belajar menjadi rendah. Tidak
lingkungan siswa, dan (3) tata cara guru dalam semua siswa memiliki kemampuan yang sama
membimbing siswa. untuk paham terhadap materi yang diberikan
2. Menurut Setiawan, A. (2016) Beberapa faktor guru.
yang menyebabkan motivasi belajar siswa rendah  Kondisi siswa yang mempengarui motivasi belajar
adalah kurang dukungan dari orang tua, guru meliputi kondisi jasmani dan kondisi rohani.
atau lingkungan sekitar. Kondisi jasmani berhubungan dengan kesehatan
3. Hasil penelitian (Nisa dkk, 2021) menunjukkan siswa baik sehat badan maupun panca indera,
bahwa motivasi belajar siswa rendah disebabkan terutama mata dan telinga. Sedangkan kondisi
oleh faktor internal dan eksternal siswa. Faktor rohani berhubungan dengan suasana hati siswa
internal siswa meliputi kejenuhan, minat belajar, ketika belajar. Siswa akan termotivasi belajar
kesehatan fisik dan mental. Sedangkan faktor ataupun membaca ketika suasana hatinya
eksternal siswa adalah keadaan keluarga, gembira.
lingkungan di rumah, dan sarana prasarana.  Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan,
ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan
Sumber Wawancara kepada guru: berkat pengalaman hidup, pengalaman teman
1. Peserta didik tidak mendapat perhatian dari orang sebayanya berpengaruh pada motivasi dan
tua karena orang tua sibuk bekerja sehingga perilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa
tidak punya motivasi belajar lingkungan alam, tempat tinggal dan pergaulan
2. Peserta didik merasa bosan dengan metode juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya
pengajaran guru yang monoton, kurangnya siswa yang berupa surat kabar, majalah, rasio,
melibatkan media belajar dan lain-lain. semua lingkungan tersebut mendinamiskan
Wawancara kepada waka kurikulum : motivasi belajar
1. Guru kurang berinteraksi dengan siswa atau  Bagaimana guru mempersiapkan diri dalam
kurang memberi motivasi kepada siswa membelajarkan siswa mulai dari penguasaan
2. Hubungan dengan teman sebaya yang kurang materi, cara menyampaikannya, menarik
mendukung motivasi belajar atau pergaulan yang perhatian siswa. Upaya guru dalam
tidak baik. membelajarkan siswa yang tidak tepat akan
Wawancara kepada pakar : menyebabkan siswa menjadi malas untuk belajar
1. Faktor kemajuan teknologi membuat siswa dan motivasi belajar menjadi rendah.
melupakan motivasi belajar dan lebih suka dengan  Adanya kemajuan teknologi. Kemudahan dalam
menggunakan waktu untuk memakai handphone. mengakses berbagai hal terkadang malah
2. Lemahnya motivasi dalam diri siswa sendiri karena membuat peserta didik menjadi lebih asyik untuk
siswa yang tidak percaya diri dan tidak memiliki berselancar di dunia maya sehingga
impian dan cita-cita yang jelas. menyampingkan masalah pendidikan. Hal itulah
yang membuat motivasi belajarnya menjadi
menurun. Peserta didik akan semakin malas
untuk belajar, mengerjakan tugas, atau bahkan
sekedar mencerna materi yang diajarkan. Peserta
didik yang memang masih dalam tahap
pertumbuhan, mudah terpengaruh, dan belum
bisa mengendalikan dirinya sendiri akhirnya
kecanduan untuk bermain game online.
Akibatnya, fokus mereka di kelas menjadi
terpecah, prestasi dan nilainya menurun, serta
menurunnya motivasi belajar.
 Lingkungan keluarga yang mendukung proses
kegiatan belajar anak akan memberikan
semangat sehingga dapat berpengaruh secara
langsung maupun tidak langsung pada motivasi
belajarnya. Anak yang menerima perhatian lebih
dari orang tua dalam proses kegiatan belajarnya
akan lebih termotivasi untuk lebih giat dalam
meningkatkan belajarnya. Begitu pula suasana
rumah yang tenang dan tentram akan menjadi
tempat belajar yang baik bagi anak. Orang tua
yang sibuk bekerja membuat siswa merasa tidak
diperhatiakan sehinggga motivasi belajar rendah.
 Sarana prasarana yang belum lengkap tersedia
tentunya sangat menghambat proses belajar. Jika
sekolah menyediakan segala kebutuhan belajar
yang diperlukan maka siswa dapat belajar
dengan baik. Tetapi jika fasilitas belajar yang
tersedia kurang lengkap dan belum memadsai
maka motivasi belajar siswa rendah.

2 Rendahnya Sumber Kajian Literatur Setelah dianalisis lebih lanjut penyebab rendahnya
literasi membaca 1. Menurut Witanto(2018) menyatakan faktor dari literasi membaca siswa :
siswa penyebab kurangnya literasi yaitu : 1. Rendahnya literasi di lingkungan sekolah
 permasalahan di dalam lingkungan sekolah 2. Situasi belajar yang kurang memotivasi para
rendahnya literasi di Indonesia siswa untuk mempelajari buku-buku tertentu di
 Situasi belajar yang kurang memotivasi para luar buku-buku paket
siswa untuk mempelajari buku-buku tertentu di
3. Kurang program sekolah dan guru dalam
luar buku-buku paket
meningkatkan literasi membaca siswa
 Biasanya, pembelajaran di kelas juga lebih sering
berpusat pada guru (teacher centered). Proses 4. Tidak adanya pembiasaan membaca yang
literasi hanya di dalam kelas jadi membosankan. dimulai dari rumah
 Kurangnya role mode (dari kalangan guru) bagi 5. Adanya pengaruh teknologi dan hiburan-
siswa dalam hal membaca. hiburan yang ada didalamnaya membuat siswa
2. Menurut Jesica (2017) dikarenakan (1) kebiasaan malas membaca
membaca belum belum dimulai dari rumah, (2)
perkembangan teknologi yang canggih, (3) sarana
membaca yang minim dan lain-lain.

Sumber Wawancara kepada guru :


1. Tidak dimulai dari rumah.Tidak ada aktivitas
membaca di rumah, maka tidak ada pembiasan
untuk membaca.
2. Pengaruh teknologi dan hiburan-hiburan yang ada
didalamnaya membuat malas membaca.
Wawancara kepada waka kurikulum :
1. Keterbatasan sarana membaca. Koleksi buku di
Perpustakaan yang kurang menarik minat siswa
untuk berkunjung ke sana.
2. Kurangnya motivasi siswa untuk membaca karena
tidak tahu manfaat membaca.
3. Pengaruh media sosial dan informasi yang instan
Wawancara kepada pakar :
1. Sikap malas untuk mengembangkan gagasan
2. Sekolah belum mampu mengembangkan program
literasi berbasis gerakan
3. Fasilitas perpustakaan dan pojok baca belum
mendukung

3 Kemampuan Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Setelah dianalisis lebih lanjut penyebab kemampuan
dasar matematis 1. Yuli, dkk. (2018) mengatakan kemampuan dasar dasar matematis siswa rendah:
siswa tergolong matematika siswa rendah karena pembelajaran 1. Pembelajaran di kelas masih belum melibatkan
rendah. yang diberikan masih berbasis teacher center. kaeaktifan peserta didik
2. Artikel detik.com (2019) mengatakan pelajaran 2. Peserta didik tidak diberikan bimbingan secara
matematika masih menjadi mata pelajaran yang khusus untuk meningkatkan kemampuan dasar
sulit yang dihadapi oleh setiap siswa. matematis siswa.
3. Motivasi dari keluarga yang kurang
Sumber Wawancara kepada guru:
1. Siswa tidak membaca soal dengan dengan 4. Kemampuan awal siswa memang rendah
seksama sehingga ada informasi yang terlewat
2. Siswa tidak bisa menyebutkan apa yang diketahui
dengan lengkap, tidak mengidentifikasi apa yang
diketahui dengan tepat sehingga salah penafsiran
Wawancara kepada waka kurikulum :
1. Peserta didik menyebutkan pelajaran matematika
tidak menjadi mata pelajaran yang disukai.
2. Kemampuan siswa memang rendah dalam hal
matematika
Wawancara kepada pakar :
1. Faktor Kompetensi Guru Dan Konsep Kurikulum
Metematika Yang Perlu Diperbaiki
2. Orang tua kurang memberikan motivasi kepada
anak agar semangat dan suka dengan
matematika

4 Guru belum Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Setelah dianalisis lebih lanjut diperoleh:
mengoptimalkan 1. Menurut Suhardiyanto dalam Lembaran Ilmu 1. Guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk
model Pendidikan (Vol. 38. No. 1 : 2009) guru dituntut merancang pembelajaran yang inovatif
pembelajaran keprofesionalitasannya dalam meramu proses 2. Masih berfokus pada materi yang banyak dan
yang inovatif pembelajaran dengan model pembelajaran yang banyaknya jam mengajar
sesuai dengan inovatif dengan menempatkan peserta didik 3. Kurangnya keterampilan guru
karakteristik sebagai subyek pembelajaran bukan obyek mengimplementasikan pembelajaran inovatif
materi pembelajaran, serta dapat menggali
pengetahuan peserta didik secara kongkret
dan mandiri.

Sumber Wawancara kepada guru:


1. Guru kurang memiliki waktu untuk merancang
pembelajaran yang inovatif
2. Kurangnya pemahaman guru dalam menerapkan
pembelajaran yang inovatif
3. Tuntutan materi yang banyak membuat guru yang
penting materi tersampaikan semua sehingga
tidak memperhatikan model pembelajarannya
Wawancara kepada pakar:
1. Masih berfokus pada materi yang banyak dan
banyaknya jam mengajar
2. Kurangnya keterampilan guru
mengimplementasikan pembelajaran inovatif

5 Guru masih Sumber Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis lebih lanjut diperoleh:
belum 1.Amalia (2016) menyatakan bahwa (1)guru tidak 1. Pemahaman guru terhadap penerapan TIK di
mengoptimalkan memiliki motivasi untuk mempelajari teknologi yang dalam pembelajaran masih terbatas atau kurang
pemanfaatan berkembang (2)guru malas untuk menerapkan hal 2. Kurangnya pelatihan TIK yang didapat guru
teknologi baru dalam pembelajaran yang dianggap rumit, (3) 3. Waktu untuk menyiapkan yang belum cukup
informasi (TIK) fasilitas pribadi guru yang tidak memadai, (4) faktor
dalam umur membuat guru tidak memiliki motivasi untuk
pembelajaran menggunakan dan mempelajari teknologi.
Sumber Wawancara kepada guru:
1. Guru jarang menggunakan teknologi informasi
seperti PPT interaktif.
2. Guru belum pernah mengajar menggunakan
aplikasi TIK sebagai pendukung pembelajaran.
Wawancara kepada pakar :
1. Kurang memiliki wawasan implementasi teknologi
dalam pembelajaran
2. Memerlukan waktu lebih banyak untuk persiapan
3. Kurangnya pelatihan TIK yang didapat guru

Daftar Pustaka

1. Ridha Sabrina, Fauzi, M. Yamin Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 2 Nomor 4, 108-118 Desember 2017.
2. Suhardiyanto dalam Lembaran Ilmu Pendidikan (Vol. 38. No. 1 : 2009)
3.

Anda mungkin juga menyukai