Anda di halaman 1dari 5

Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)

Beasiswa dan Workshop “Cerita dari Timur”


Juli-Oktober 2022

A. Latar Belakang
Pada tahun 2020–2022, Yayasan Panna Bersama Kurawal Foundation memprakarsai
Program Photo-Demos, sebuah inisiatif penggunaan fotografi dan visual storytelling untuk
mempromosikan hak dan/atau kebebasan berpendapat dan berekspresi sebagai unsur
penting di dalam demokrasi dan hak asasi manusia. Program yang telah berjalan selama
dua tahun tersebut telah menghasilkan berbagai rangkaian kegiatan fotografi mulai dari
diskusi, workshop, produksi serta pameran fotografi berskala lokal dan nasional dengan
tema besar demokrasi dan HAM di berbagai wilayah di Indonesia. Kesuksesan yang diraih
pada dua tahun pertama program, menjadikan Photo-Demos penting sebagai inisiatif yang
perlu terus dilanjutkan.

Berdasarkan pengalaman rangkaian kegiatan Photo-Demos yang digelar secara daring dan
luring di Jakarta, Bandung, Makassar dan Jayapura, Panna menangkap adanya semangat
dan antusiasme dari kalangan komunitas dan masyarakat terhadap inisiatif Photo-Demos.

Oleh karena itu, PannaFoto Institute kembali menghadirkan program Photo-Demos:


Beasiswa dan Workshop “Cerita dari Timur” sebagai upaya menguatkan pendidikan fotografi
dan visual storytelling berbasis pemikiran kritis, serta menawarkan kesempatan bagi
fotografer dan peminat fotografi yang berpotensi untuk membagikan karyanya kepada
audience yang lebih luas.

B. Tujuan
Beasiswa dan workshop ini bertujuan untuk menguatkan kapasitas dan kompetensi
fotografer dan peminat fotografi yang berpotensi sebagai salah satu elemen penting dalam
ekosistem fotografi dokumenter di wilayah Indonesia Timur. Dalam jangka panjang, kegiatan
ini diharapkan dapat mendorong tumbuhnya kelompok fotografer muda yang memiliki
keterampilan fotografi dan visual storytelling serta menggunakannya untuk advokasi.

C. Bentuk Kegiatan
● Workshop fotografi secara hybrid, sebanyak 6 sesi kelas daring dan 3 hari workshop
luring di Jayapura, Ternate dan Palu.
● Topik yang akan dibahas selama workshop meliputi teori dan praktik menggunakan
fotografi sebagai medium untuk bercerita, riset untuk mendukung kedalaman foto cerita,
penulisan dan public speaking.
● Peserta akan mendapat kesempatan untuk membuat foto cerita dengan bimbingan para
mentor.
● Diseminasi foto cerita di sarana komunikasi (baik digital maupun cetak), website,
Instagram Photo-Demos, dan mitra-mitranya.
● Presentasi publik dan diskusi foto “Cerita dari Timur” pada akhir kelas luring, di event
Jakarta International Photo Festival 2022 (www.jipfest.com) oleh 3 fotografer perwakilan,
dan diakhiri oleh presentasi dan diskusi secara daring via ZOOM Meeting.

D. Pelaksanaan
Panitia menghargai keberagaman latar belakang, profesi dan gender setiap peserta. Kami
mengajak semua yang terlibat dalam kegiatan ini untuk saling menghargai, menjaga dan
mendukung satu sama lain dalam menciptakan ruang belajar yang aman dan nyaman.

E. Waktu pelaksanaan
Rangkaian workshop ini akan diselenggarakan pada bulan Agustus-Desember 2022. Jadwal
kegiatan terlampir.

F. Peserta
Peserta workshop adalah mereka yang berdomisili di kota dan sekitar Jayapura, Ternate,
Palu serta wilayah lain di Indonesia Timur. Berusia minimum 18 tahun, peserta berasal dari
profesi

G. Beasiswa perjalanan
● Bagi peserta dari luar kota, Panitia menyediakan tiket pesawat, akomodasi dan
transportasi dari bandara menuju penginapan (dan sebaliknya) di kota tujuan yang telah
ditetapkan, yaitu kedatangan tanggal 10 Agustus di Jayapura, tanggal 15 Agustus di
Ternate dan tanggal 21 Agustus di Palu.
● Bagi peserta dari dalam kota, Panitia menyediakan akomodasi selama kelas luring
berlangsung di kota tujuan yang telah ditetapkan (Jayapura, Ternate dan Palu), yaitu
tanggal 10-14 Agustus di Jayapura, tanggal 15-19 Agustus di Ternate dan tanggal 21-
25 Agustus di Palu (selama 4 malam).
● Bagi semua peserta, Panitia menyediakan penggantian biaya kuota sebesar Rp
200.000,- (dua ratus ribu), dan biaya transportasi untuk praktik memotret selama kelas
luring berlangsung sebesar Rp500.000,- (lima ratus ribu). Jumlah total sebesar
Rp700.000,- (tujuh ratus ribu).
● Panitia menyediakan konsumsi selama kelas luring berlangsung.
● Panitia tidak menanggung biaya produksi pembuatan foto cerita di tempat domisili
masing-masing peserta.
● Bagi 3 peserta terpilih yang akan mewakili setiap kota, Panitia menyediakan tiket
pesawat, akomodasi dan konsumsi untuk mempresentasikan karya foto “Cerita dari
Timur” di event Jakarta International Photo Festival (JIPFest) di Jakarta pada tanggal
21-26 September 2022.

H. Mentor dan Narasumber


Abriansyah Liberto - Berto memulai karier sebagai pewarta foto pada 2009. Lulusan
Universitas Sriwijaya Jurusan Teknik Elektro ini memiliki ketertarikan terhadap isu sosial dan
lingkungan. Ia kini bekerja di media Tribun Sumsel. Ia pernah memenangkan beberapa
penghargaan fotografi, termasuk Adinegoro Award (2015), Anugerah Pewarta Foto
Indonesia (2018) dan Pemenang World Press Photo 2022 South East Asia & Oceania,
Long-Term Project.

Edy Purnomo - Edy secara aktif mengadakan berbagai lokakarya untuk membina generasi
baru fotografer Indonesia setelah berpartisipasi dalam program pelatihan-untuk-pelatih
World Press Photo di Amsterdam. Mengawali kariernya sebagai stringer di Agence France-
Presse dan Getty Images News Service, karya Edy telah dimuat di berbagai media dan
publikasi. Pada Oktober 2012, Edy meluncurkan buku foto berjudul Passing, yang memuat
sejumlah karya terbaiknya selama empat belas tahun berkarier sebagai fotografer. Di bulan
Mei 2018, ia meluncurkan buku keduanya Wildtopia, yang menceritakan realita absurd
kebun binatang saat ini.

Iqbal Lubis - Iqbal adalah pewarta foto lepas yang berbasis di Makassar, Sulawesi Selatan.
Ia berfokus pada isu sosial, budaya, dan keberagaman. Iqbal pernah mengikuti Workshop
Dokumenter DocNow pada 2017, dan berkontribusi untuk media TEMPO, VICE, Project
Multatuli serta agen berita EPA. Pada 2019, ia meraih penghargaan Best Work dalam
program Permata Photojournalist Grant.

Okky Ardya - Okky adalah seorang editor dan fotografer dokumenter lepas berbasis di
Jakarta. Mengawali kariernya sebagai reporter kemudian menjadi managing editor untuk
majalah desain grafis hingga kemudian memutuskan untuk menjadi pekerja lepas dan
tertarik dengan dunia fotografi. Pernah mengikuti beberapa lokakarya fotografi, salah
satunya Angkor Photo Workshop, dan fellowship di Ateneo de Manila University juga GIZ &
Thomson Reuters Foundation di Kenya dan London. Tertarik dengan proyek dokumenter
jangka panjang bertema pekerja migran dan isu seputar HAM.

Rosa Panggabean - Rosa adalah fotografer lepas berbasis di Jakarta. Ia pernah bekerja
sebagai pewarta foto di koran dan kantor berita nasional, sebelum berfokus di jalur
independen untuk mengeksplorasi isu-isu perubahan sosial, identias, serta HAM. Ia juga
aktif sebagai pengajar fotografi, termasuk menjadi mentor PannaFoto Institute dalam
Permata Photojournalist Grant. Buku fotonya yang berjudul Exile diterbitkan secara
independen.

Yoppy Pieter - Yoppy mulai tertarik menggunakan kamera saat bekerja di sebuah
perusahaan media. Ia kemudian memutuskan untuk mengikuti lokakarya fotografi di
PannaFoto Institute. Sejak saat itu, Yoppy telah terpilih menjadi salah satu peserta program
Permata PhotoJournalist Grant (2011) dan Angkor Photo Workshop (2012). Ia merupakan
penerima Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam (2015), penerima South-East Asia &
Oceania 6x6 Global Talent Program yang diselenggarakan oleh World Press Photo
Foundation (2017), dan menjadi fotografer Indonesia pertama yang terpilih untuk mengikuti
Joop Swart Masterclass yang diselenggarakan oleh World Press Photo Foundation (2019).
Pada 2022, ia menjadi salah satu juri World Press Photo untuk area Asia Tenggara &
Oseania. Pada 2014, ia bersama dua rekan fotografernya, Muhammad Fadli dan Putu
Sayoga, mendirikan kolektif Arka Project. Karyanya telah dipamerkan di Jakarta Photo
Summit #3 (2014) dan Jakarta Biennale 2015, serta diterbitkan dalam buku berjudul
Saujana Sumpu (2016).

Narasumber

Albertus Vembrianto - Vembri, pewarta foto kelahiran Sumatera Selatan, aktif menggarap
cerita bertema sosial dan lingkungan. Karya-karyanya pernah ditampilkan di beragam media
dan pergelaran, termasuk Asia-Pacific Rainforest Photo Summit 2016, Reclaim Photography
Festival 2017, serta Humanity Photo Awards 2018.

Danishwara Nathaniel - Danishwara Nathaniel (Dan) saat ini sedang menempuh studi
doktoral mendalami bidang antropologi dan sosiologi. Ia tertarik dengan penggabungan teori
sosial dengan praktik visual media, seni rupa, dan etnografi. Fokus riset lapangannya ada di
Ternate dan Maluku Utara, terkait dengan budaya visual dan artikulasi sejarah di masa kini
dalam proses pembentukan memori kolektif.

Diella Dachlan - Diella bekerja sebagai Communication Specialist selama 18 tahun di


berbagai program di lembaga seperti United Nations, Asian Development Bank (ADB),
USAID, UNICEF dan GIZ. Aktif sebagai volunteer di berbagai komunitas, penikmat sejarah,
penyuka foto, dan kopi susu gula aren.

Ng Swan Ti - Swan Ti, Managing Director PannaFoto Institute, merintis kariernya sebagai
fotografer pada 2000. Saat ini, ia terlibat dalam berbagai inisiatif di fotografi, antara lain ko-
kurator pameran Vision 20/20: Community (Jakopič Gallery, 2020), Erratic Dream
(PhMuseum, 2021), Tracing Inherited History (Hong Kong International Photo Festival,
2021) dan sebagai salah satu mentor Women Photograph Mentorship Class (2022).

I. Pelaksana Program
Kegiatan ini diselenggarakan dan didukung oleh Photo-Demos, PannaFoto Institute,
Kurawal Foundation, Samdhana Institute, Kelas Pagi Papua dan Magazine Art Space.

Kontak Person:
Fairuz (+62 821-3502-4497) atau fairuz@pannafoto.org

Sampai jumpa di kegiatan dan workshop “Cerita dari Timur”. Hormat & Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai