Anda di halaman 1dari 133

TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR DALAM

PEMBUATAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

“BAHAYA PENGGUNAAN PLASTIK”

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Oleh

BOWO HARDIKA

1810202011

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TIDAR

MAGELANG

2023
ABSTRAK

(Bowo Hardika, 2023)

TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR DALAM PEMBUATAN

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

“BAHAYA PENGGUNAAN PLASTIK”

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Tidar

Sampah menjadi suatu permasalahan utama yang dihadapi oleh manusia


hingga saat ini permasasalahan sampah masih belum bisa terselesaikan dengan
baik. Apalagi dapat dilihat dari aktivitas manusia sehari-hari yang selalu
menghasilkan berbagai jenis sampah yang dapat mencemari alam dan lingkungan.
Dalam perkembangan jumlah penduduk di bumi sangat mempengaruhi tingkat
ketinggian volume timbunan sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia sehari-
hari. Betapa pentingnya masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik di
kehidupan sehari-hari agar tidak terjadi pencemaran alam dan lingkungan sehingga
terciptanya lingkungan yang bersih dan rapi. Iklan Layanan Masyarakat merupakan
suatu media promosi yang didalamnya memberikan gagasan atau ide untuk
mendapatkan daya tarik masyarakat terhadap iklan yang dipromosikan.sangat
diperlukan suatu tindakan yang bertujuan untuk mengubah perilaku buruk
masyarakat melalui konten video iklan layanan masyarakat tentang sampah plastik.
Pada iklan layanan masyarakat sebagai pengingat untuk kesadaran diri
terhadap dampak penggunaan plastik. Dalam Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya
Penggunaan Plastik” yang dibuat menggunakan teori sinematografi yang berkaitan
dengan teknik-teknik dalam sinematografi seperti teknik pengambilan gambar,
movement camera, kompisisi gambar, ukuran gambar, angle camera, dan shooting
method yang dirancang oleh videographer. Peran videographer sangat penting
dalam teknik pengambilan gambar yang mampu menyampaikan pesan dengan baik
kepada penonton. Penyampaian pesan menggunakan teknik-teknik tersebut untuk
diterapkan dalam iklan ini yang secara visual dari konsep naskah yang telah
dibentuk.

Kata Kunci : Sampah, Iklan, Videographer, Plastik, Sinematografi.

i
ABSTRACT

(Bowo Hardika, 2023)

SHOOTING TECHNIQUES IN THE CREATION OF PUBLIC SERVICE

ADVERTISEMENTS "DANGERS OF PLASTIC USE"

Waste is a major problem faced by humans until now the waste problem still
cannot be resolved properly. Moreover, it can be seen from daily human activities
that always produce various types of waste that can pollute nature and the
environment. In the development of the number of people on earth greatly affects
the level of height of the volume of landfills resulting from daily human activities.
How important it is for the community to reduce the use of plastic in everyday life
so that there is no pollution of nature and the environment so as to create a clean
and tidy environment. Public Service Advertising is a promotional media in which
it provides ideas or ideas to get public attraction to the advertisement being
promoted.it is very necessary an action that aims to change bad behavior of the
community through public service advertising video content about plastic waste.
On public service ads as a reminder to self-awareness of the impact of
plastic use. In the Public Service Advertisement "The Dangers of Plastic Use"
which is made using cinematographic theory related to techniques in
cinematography such as shooting techniques, movement cameras, image
composition, image size, camera angles, and shooting methods designed by
videographers. The role of the videographer is very important in shooting
techniques that are able to convey messages well to the audience. The delivery of
the message uses these techniques to be applied in this advertisement which is
visually from the concept of the script that has been formed.

Keywords: Waste, Advertising, Videographer, Plastic, Cinematography.

ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Tidak ada mimpi yang gagal, yang ada hanyalah mimpi yang tertunda. Cuman

sekiranya kalau teman-teman merasa gagal dalam mencapai mimpi, jangan

khawatir, mimpi- mimpi lain bisa diciptakan.”

(Windah Basudara)

“Bekerja keraslah sampai tetes keringatmu bercucuran, sampai tulangmu keram,

sampai darahmu mengalir.”

(Windah Basudara)

“Temukan makna Hidupmu Sendiri.”

(Baskara-hindia)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang selalu mendampingi dan

mendukung dalam membantu perjalanan jenjang pendidikan kuliah saya di

Universitas Tidar.

1. Yang paling utama, untuk diri saya sendiri, Bowo Hardika. Terima kasih telah

berjuang dan bekerja keras hingga detik ini. Mampu bertahan dalam

mengendalikan tekanan dari segala situasi dan kondisi yang dialami dan terus

melangkah tak pernah menyerah. Pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan sebaik dan semaksimal mungkin. Pencapaian yang patut dibanggakan.

vi
2. Kedua orang tua saya, Bapak Kasbu dan Ibu Nunung Suciningsih. Orang yang

sangat hebat yang selalu memberikan penyemangat menjalani kerasnya dunia.

Terima kasih yang tiada henti dalam memberikan do’a, kasih sayang dan

motivasi. Terima kasih selalu ada di setiap perjalanan saya hingga detik ini.

3. Mas Jaduk Gilang Pembayun, S.I.Kom., M.I.Kom selaku dosen pembimbing

satu yang telah memberikan arahan, masukan, dukungan, motivasi, serta waktu

dalam membimbing penulis dengan baik dan sabar.

4. Mba Wahyu Eka Putri, S.I.K. Pm., M.Si selaku dosen pembimbing dua yang

telah membantu, memberikan arahan, masukan, nasihat, serta waktu dalam

membimbing penulis.

5. Kampus tercinta, Universitas Tidar. Terima kasih telah menerima saya di sini

untuk menimba ilmu sehingga dapat menyelesaikan pendidikan Sarjana Ilmu

Komunikasi.

6. Teman-teman tongkrongan dan seperjuangan “Loss Ra Gagas”, Yanuar, Raja,

Niam, Yazid, Agung, Sufaat, dan Eko yang selalu memberikan semangat.

7. Dan yang terakhir. Partner khusus saya, Indria Puspita Devi yang telah berjuang

dalam suka dan duka bersama-sama selama proses menyelesaikan skripsi.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Waata’ala atas

segala karunia dan rahmat-Nya. Sehingga penulis diberikan kemudahan untuk

menyelesaikan Skripsi dengan judul “Teknik Pengambilan Gambar Dalam Iklan

Layanan Masyarakat Bahaya Penggunaan Plastik”. Penulisan skripsi ini bertujuan

untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program sarjana pada jenjang Strata

Satu pada Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Tidar.

Skripsi ini tidak akan tersusun dengan baik, apabila tidak mendapatkan

bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain :

1. Bapak Prof. Dr. Sugiyanto, M.Si. selaku Rektor Universitas Tidar.

2. Ibu Dr. Sri Mulyani, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Tidar.

3. Anisa Setya Arifina, S.I.Kom., M.Si. selaku Ketua jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tidar.

4. Jaduk Gilang Pembayun, S.I.Kom., M.I.Kom selaku dosen pembimbing satu

yang telah memberikan arahan, masukan, dukungan, motivasi, serta waktu

dalam membimbing penulis dengan baik dan sabar.

viii
5. Wahyu Eka Putri, S.I.K. Pm., M.Si selaku dosen pembimbing dua yang telah

membantu, memberikan arahan, masukan, nasihat, serta waktu dalam

membimbing penulis.

6. Prinisia Nurul Ikasari, S.I.Kom., M.I.Kom selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan kritik dalam penelitian skripsi ini.

7. Seluruh dosen program studi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan bekal

ilmu dan pengetahuan.

8. Almamater kebanggaan penulis, Universitas Tidar Magelang.

9. Kedua orang tua penulis, Bapak Kasbu dan Ibu Nunung Suciningsih yang

senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan.

10. Kakak penulis, Erina Septiana Kusuma Dewi yang selalu memberikan

dukungan dan menyayangi adiknya.

11. Serta seluruh pihak yang telah berkontribusi terhadap penciptaan karya

produksi ini, TPA Pasuruhan Kab. Magelang dan Dinas Lingkungan Hidup

Kab. Magelang.

12. Teman-teman produksi karya Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan

Plastik”, Ludfi Puji Lestari dan Siti Nurhidayati.

13. Teman-teman tongkrongan “Loss Ra Gagas”, Yanuar, Raja, Niam, Yazid,

Agung, Sufaat, dan Eko yang selalu memberikan semangat.

ix
Penulis menyadari dalam penulisan Skripsi ini masih banyak kekurangan

dan jauh dari kata smpurna, baik dalam segi pembahasan materi maupun metode

penulisan. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk

kebaikan laporan penelitian ini dan memberikan pelajaran kedepannya. Akhir kata,

penulis berharap semoga Skripsi ini dapat diterima dan memberikan manfaat serta

wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis.

Magelang, 26 September 2023

Bowo Hardika

1810202011

x
DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR TABEL............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Fokus Permasalahan dan Rumusan Masalah ............................ 8
1.3 Tujuan........................................................................................ 9
1.4 Manfaat...................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 8
2.1 Referensi Karya ........................................................................ 8
2.2 Landasan Teoritis/konseptual .................................................... 11
BAB III METODE PELAKSANAAN ............................................................. 33
3.1 Ide Perencanaan .......................................................................... 33
3.2 Sasaran Karya / Audiens ............................................................. 39
3.3 Strategi Pemasaran dan Distribusi Desain Karya ...................... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 41
4.1 Deskripsi Karya.......................................................................... 41
4.2 Analisis Proses Produksi ........................................................... 43
4.3 Analisis Hasil Produksi .............................................................. 82
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 69
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 69
5.2 Saran........................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72

xi
LAMPIRAN...................................................................................................... 77

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Penerapan Medium Shot dalam Iklan Layanan Masyarakat –
Plastik (2020) .................................................................................................. 9
Gambar 2.2 Contoh ukuran gambar Close Up dalam Iklan Layanan Masyarakat –
plastik (2022) .................................................................................................. 10
Gambar 2.3 Contoh Penerapan Camera Movement Tracking/Follow dalam iklan
“A Short Film to End Plastic Pollution in Soutch-East Asia” (2022). ............ 11
Gambar 2.4 Grafik Komposisi Sampah Berdasarkan Sumber Sampah........ 24
Gambar 2.5 Simbol Daur Ulang Yang Ada Pada Produk Plastik ................. 25
Gambar 3.1 Penanyangan melalui media sosial Youtube................................. 41
Gambar 3.2 Dokumentasi screening.................................................................. 41
Gambar 4.1 Raja Rahmat Irawan sebagai Talent Utama .............................. 42
Gambar 4.2 Shot High Angle ........................................................................ 51
Gambar 4.3 Shot Low Angle ......................................................................... 52
Gambar 4.4 Eye Level .................................................................................. 54
Gambar 4.5 Tilt “Dutch Angle” ................................................................... 55
Gambar 4.6 Frog level.................................................................................. 56
Gambar 4.7 Medium Long Shot.................................................................... 57
Gambar 4.8 Medium Shot ............................................................................. 58
Gambar 4.9 Medium Close Up ..................................................................... 60
Gambar 4.10 Close Up ................................................................................... 61
Gambar 4.11 Over The Shoulder (OTS)......................................................... 62
Gambar 4.12 Tracking/follow......................................................................... 64
Gambar 4.13 Panning..................................................................................... 65
Gambar 4.14 Tilting........................................................................................ 66

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Inovasi Karya.................................................................. 34


Tabel 4.1 Shortlist Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan
Plastik” .................................................................................................. 46
Tabel 4.2 Tabel Pra Produksi .................................................................... 67
Tabel 4.3 Tabel Produksi........................................................................... 68
Tabel 4.4 Tabel Pasca Produksi ................................................................ 69
Tabel 4.5 Penentuan anggaran................................................................... 70

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah menjadi suatu permasalahan utama yang dihadapi oleh manusia

hingga saat ini permasasalahan sampah masih belum bisa terselesaikan dengan

baik. Apalagi dapat dilihat dari aktivitas manusia sehari-hari yang selalu

menghasilkan berbagai jenis sampah yang dapat mencemari alam dan

lingkungan. Dalam perkembangan jumlah penduduk di bumi sangat

mempengaruhi tingkat ketinggian volume timbunan sampah yang dihasilkan

dari aktivitas manusia sehari-hari. Apabila hal itu tidak segera ditanggulangi

secara efektif akan menimbulkan adanya konsekuensi yang dihadapi manusia

berupa bencana alam seperti banjir dan pencemaran lingkungan. Dalam Yosef

Yulius, dkk (2022) dijelaskan bahwa komposisi sampah yang dihasilkan oleh

aktivitas manusia sehari-hari adalah sampah organik sebesar 60-70% dan

sisanya adalah sampah non organik sebesar 30-40%. Pada sampah non organik

tersebut yaitu sampah plastik memiliki komposisi sampah terbanyak kedua

yaitu sebesar 14%. Sampah plastik yang mempunyai nilai terbanyak tersebut

adalah jenis kantong plastik atau kantong kresek dan plastik kemasan.

Di Indonesia masalah sampah memang tidak ada habisnya dan sangat sulit

diatasi, hal itu dikarenakan minimnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap

persoalan sampah yang sudah pasti dapat mencemari lingkungan mereka. Selain

itu, salah satu kendala dalam penanganan sampah di indonesia yaitu konsumsi

masyarakat terhadap kebutuhan rumah tangga yang semakin meningkat.

1
2

Sampah rumah tangga bisa mencapai 500 ons perhari dan akan terus meningkat

tiap hari nya sehingga tidak menutup kemungkinan Tempat Pembuangan Akhir

(TPA) semakin tidak efektif dalam menampung sampah dari berbagai daerah.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN)

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022, telah

melakukan hasil survey dari 202 kabupaten/kota se indonesia menyebutkan

bahwa jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21,1 juta ton. Hasil

dari total produksi sampah nasional tersebut terdapat 65,71% (13,9 juta ton)

dapat terkelola, sementara sisanya 34,29% (7,2 juta ton) belum terkelola dengan

baik (Deputi 5,2023).

Bank dunia telah memperkirakan jumlah sampah yang akan terus meningkat

hingga mencapai 2,2 miliyar ton pada tahun 2025 mendatang. Negara-negara

berkembang didalam Organization for Economic Co-operation and

Development (OECD) justru sangat berperan sebagai penyumbang sampah

terbesar di dunia. Sampah yang dihasilkan mencapai 572 juta ton/tahun dengan

rentangan nilai perkapitanya mencapai 1,1 hingga 3,7 kg per orang/harinya.

Indonesia pun masih termasuk salah satu negara yang bermasalah dengan

pengolahan sampah dan menduduki peringkat kedua dibawah china (Luthfia,

2018). Selain itu The World Economic Forum telah memprediksi bahwa pada

tahun 2050 jumlah sampah plastik di lautan akan lebih banyak dibandingkan

dengan jumlah biota laut.

Menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) jumlah

rata-rata produksi sampah di Indonesia mncapai 175.000 ton/hari atau setara


3

dengan 64 juta ton/tahun (dalam Arias dkk, 2023). Peningkatan tumpukan

sampah yang tidak di imbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana

pengolahan sampah akan mengakibatkan permasalahan sampah yang

kompleks. Seperti contoh, tumpukan sampah plastik yang hanyut di sungai atau

lautan, terjadi pembuangan sampah secara liar dan lain sebagainya. Hal itu akan

menimbulkan berbagai penyakit, bau tidak sedap di lingkungan sekitar dan

merusak ekosistem.

Begitu banyak penggunaan sampah di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari

penggunaan sampah plastik yang sering dipakai dalam aktivitas sehari-hari

secara berlebihan dan sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia terutama di

kota-kota besar seperti di Jakarta, Bandung, Semarang, Palembang, Medan, dan

Surabaya. Menurut Rahayu (2018) khusus di kota palembang menjadi ancaman

paling memprihatinkan terhadap sampah kantong plastik, sekitar 20% volume

sampah perkotaan berupa limbah plastik. Sebanyak 14,5% sampah plastik

sangat mendominasi sampah di sungai dan tanah, maka setiap hari 150 ton

sampah dibuang ke tanah dan sungai.

Plastik merupakan sebuah material baru yang dikembangkan dan digunakan

sejak abad ke-20, tepatnya pada tahun 1975 yang dikenalkan oleh

Montogomery ward, Sears, J.C. Penny, Jodan Marsh dan tokok-tokoh retail

besar lainnya (dalam Priani dkk, 2018:132). Penggunaan plastik sudah

berkembang secara luas yang awalnya sebanyak beberapa ratus ton pada tahun

1930-an menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an serta 220 juta ton/tahun

pada tahun 2005. Peningkatan ini akan terus berkembang pesat yang saat ini
4

hampir seluruh kalangan toko atau warung di Indonesia masih menyediakan

kantong platik (Anonim, 2009) (dalam Priani dkk, 2018:132).

Adapun dampak buruk yang ditimbukan dari sampah plastik seperti

pencemaran lingkungan, sebab sampah plastik memerlukan waktu yang sangat

lama agar benar-benar terurai yaitu hingga 300 tahun (dalam Yosef Yulius dkk,

2022:35). Sampah plastik harus benar-benar terurai dengan baik, karena jika

sampah plastik tersebut dibakar akan menimbulkan gas beracun yang sangat

beresiko bagi kesehatan manusia dan menimbulkan polusi udara. Tumpukan

sampah plastik yang terdapat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) juga

sangatlah berbahaya bagi kesehatan manusia yang memiliki tempat tinggal di

sekitaran tempat tersebut, sehingga akan mencemari lingkungan tersebut. Selain

itu, dampak buruk sampah yang terjadi di Indonesia yaitu terjadinya banjir saat

memasuki musim hujan. Hal ini dikarenakan kebiasaan masyarakat yang sering

sekali membuang sampah sembarangan ke sungai, sehingga mengakibatkan

sampah menumpuk yang akan menghambat sirkulasi air dan mengurangi

kualitas sumber air bersih yang dikonsumsi oleh manusia.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas sangat diperlukan suatu tindakan

yang bertujuan untuk mengibah perilaku buruk masyarakat melalui konten

video iklan layanan masyarakat tentang sampah plastik. Pada iklan layanan

masyarakat sebagai pengingat untuk kesadaran diri terhadap dampah

penggunaan plastik. Betapa pentingnya masyarakat untuk mengurangi

penggunaan plastik di kehidupan sehari-hari agar tidak terjadi pencemaran alam

dan lingkungan sehingga terciptanya lingkungan yang bersih dan rapi.


5

Iklan Layanan Masyarakat merupakan suatu media promosi yang

didalamnya memberikan gagasan atau ide untuk mendapatkan daya tarik

masyarakat terhadap iklan yang dipromosikan. Selain itu, iklan layanan

masyarakat juga sebagai media pelayanan serta organisasi nasional agar dapat

dikenal sebagai kepentingan layanan publik, sehingga iklan layanan masyarakat

ini diterbitkan untuk mempromosikan program-program, kegiatan-kegiatan

atau pelayanan-pelayanan dari pemerintah pusat/lokal atau dari organisasi

sosial dan pengumuman-pengumuman lain yang dapat dikenal sebagai

pelayanan masyarakat (Juli atika, dkk 189:2018). Keberhasilan kyalayak dalam

memahami sebuah iklan layanan maysrakat secara utuh sangat dipengaruhi oleh

pemahaman terhadap aspek naratif dan sinematik. Apabila suatu iklan layanan

masyarakat dikatakan buruk bukan berarti iklan tersebut kurang memadai

melainkan khalayak masih kurang mampu dalam memahami iklan secara utuh.

Akan tetapi sebuah iklan pastinya sudah dipersiapkan secara baik dengan aspek

naratif maupun sinematik yang terbentuk melalui konsep.

Konsep dapat diperoleh dari hasil pemikiran pekerja (crew) dalam

pembuatan konten iklan seperti sutradara, videografer, editor. Dalam sebuah

konsep iklan sangat bergantung pada hasil akhir iklan yang akan dikemas dan

ditampilkan kepada khalayak dengan terpercaya. Pada kesempatan ini penulis

akan membagi sebuah konsep iklan menjadi dua sisi yaitu Look & Mood. Sesuai

dengan namanya yaitu look yang berarti berhubungan dengan aspek visual,

dimana akan berhubungan dengan penata artistik, performa pemain (talent) dan

sinematografi. Sedangkan mood akan berhubungan dengan backsound musik


6

dan editing. Contoh pada sisi mood yaitu dalam sebuah iklan korporat akan

cenderung “menegangkan dan serius”, berbeda dengan mood untuk iklan anak-

anak dan remaja yang cenderung “ceria”. Oleh karena itu, penulis memaparkan

dari uraian diatas bahwa untuk memperoleh hasil iklan layanan masyarakat

yang berkualitas maka sangat diperlukan kerja sama dalam membentuk konsep

yang matang. Dalam hal ini konsep yang telah dibentuk dengan matang akan

diterapkan sebagai konten iklan layanan masyarakat yang berjudul Iklan

Layanan Masyarakat “Bahaya Pengguaan Sampah Plastik”. Makna dari iklan

tersebut yaitu untuk menyadarkan masyarakat agar berhenti dalam penggunaan

kantong plastik.

Oleh karena itu, penulis selaku videografer atau kameramen dalam Iklan

Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik” memiliki tanggung jawab

penuh dalam proses mengoprasikan kamera secara fisik dan memelihara

komposisi seluruh adegan atau sasaran yang dimaksud. Penulis sebagai

videografer atau kameramen yang memiliki tugas untuk merekam suatu scene

yang telah dibuat oleh sutradara dan penulis naskah dengan aspek visual. Dalam

pembuatan Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik” ini,

penulis selaku kameramen akan menganalisa mood dari skenario dan konsep

sutradara, maka penulis akan melakukan pengarahan, persiapan dan

pemeliharaan peralatan kamera. Selain itu, penulis juga melakukan uji coba

secara teknis atas peralatan yang akan digunakan kemudian penulis melakukan

koordinasi dengan sutradara dan penulis naskah. Apabila sudah terjadi

kesepakatan bersama maka penulis sebagai kameramen akan melakukan


7

perekaman visual secara teknis sesuai dengan naskah yang telah disiapkan dan

disetujui bersama.

Alasan penulis menggunakan konten iklan layanan masyarakat sebagai

media penyampaian pesan dalam karya ini adalah karena iklan dapat membantu

dalam penyampaian pesan dalam komunikasi secara luas kepada khalayak.

Selain itu, penyampaian pesan yang diberikan penulis kepada khalayak dalam

iklan layanan masyarakat yang berjudul “Bahaya Penggunaan Plastik” yaitu

tentang betapa banyaknya sampah plastik di sekitar kita yang dapat

menimbulkan dampak buruk jika khalayak masih menggunakan plastik dalam

aktivitas sehari-hari secara terus menerus seperti kesehatan manusia,

pencemaran lingkungan dan ekosistem alam. Media promosi iklan merupakan

media informasi yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat

khalayak, orisinal serta memiliki karaktristik tertentu dan mengajak khalayak

secara suka rela terdorong untuk melakukan suatu tindakan yang susai dengan

keinginan oleh pembuat iklan, Jefkins, 1997:18 (dalam Lukitaningsih,

2013:121).

Ide yang diangkat pada konten iklan layanan masyarakat ini merupakan

penggabungan ide dari iklan yang sudah ada sebelumnya seperti Iklan Layanan

Masyarakat – Sampah Plastik oleh Fauzan Muhaimin (2020), Iklan Layanan

Masyarakat – Plastik oleh Iky_Studio (2022), serta A Short Film to End Plastic

Pollution in Soutch-East Asia oleh Meshminds (2022). Ketiga konten iklan

tersebut memiliki cerita yang hampir sama yaitu menceritakan tentang sampah

plastik yang merugikan lingkungan sekitar. Selain dari ketiga konten iklan
8

tersebut, penulis juga mendapatkan ide dari Iklan Layanan Msyarakat –

Menjaga Kebersihan/Kesadaran oleh Rafi Farras (2017) yang mengangkat

tentang seseorang yang membuang sampah plastik sembarangan dan tidak

memiliki kesadaran dalam menjaga kebersihan.

1.2 Fokus Permasalahan dan Rumusan Masalah

1.1.1 Fokus Permasalahan

Dari latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa penulis ingin

menunjukkan kepada banyak orang melalui Iklan Layanan Masyarakat

tenang bahaya pengguaan plastik jika dilakukan dalam jangka waktu

yang panjang. Hal itu dikarenakan akan menimbulkan dampak buruh

bagi lingkungan seperti polusi udara, tanah, air serta merusak ekosistem

yang ada.

1.1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana videografer bisa menyampaikan dan dapat

memvisualisasikan cerita naskah yang sudah dibuat oleh sutradara

menjadi sebuah karya visual (iklan) dengan teknik pengambilan gambar

dalam proses produksi Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan

Plastik”.
9

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan iklan layanan masyarakat ini untuk menyampaikan

kepada khalayak tentang cerita naskah yang sudah dibuat oleh sutradara

menjadi sebuah karya visual berupa iklan dengan teknik pengambilan gambar

dalam proses produksi Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan

Plastik”.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Praktis

Secara praktis, tugas akhir ini bermanfaat untuk mengetahui

bagaimana teknik pengambilan gambar dalam proses pembuatan konten

iklan, serta menjadi pembelajaran dalam mengubah sebuah karya naskah

iklan menjadi bentuk visual.

1.4.2 Manfaat Akademis

Secara akademis, tugas akhir ini bermanfaat untuk memberikan

informasi kepada khalayak tentang dampak penggunaan plastik dalam

kehidupan sehari-hari melalui Iklan Layanan Masyarakat dengan judul

“Bahaya Penggunaan Plastik”.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Referensi Karya

2.1.1 Iklan Layanan Masyarakat – Sampah Plastik oleh Fauzan Muhaimin

(2020)

Referensi aspek sinematik dalam iklan “Bahaya Penggunaan

Plastik” mengambil banyak dari iklan layanan masyakat yang dibuat oleh

Fauzan Muhaimin di kanal youtube nya. Dalam iklan ini menceritakan

kegiatan masyarakat yang masih banyak menggunakan plastik sebagai

tempat makanan atau minuman. Iklan ini memberikan suguhan visual yang

sesuai dengan tema iklan tersebut yaitu plastik.

Referensi pengambilan gambar Medium Shot yang digambarkan

dalam iklan disini menunjukkan bahwa masyakat indonesia yang selalu

menggunakan plastik dalam kegiatan sehari-hari seperti bungkus

makanan/minuman, sedotan dan membawa barang belanja, ditambah

pengambilan Medium Shot semakin menonjolkan tokoh ibu-ibu dalam

iklan tersebut yang sedang membawa barang belanjanya menggunakan

kantong yang terbuat dari plastik. Hal ini terdapat kesamaan antar latar

belakang dan pengambilan gambar dalam iklan tersebut dengan iklan

“bahaya penggunaan plastik”. Pengambilan Medium Shot merupakan

salah satu cara Director Of Photography (DOP) untuk merealisasikan dan

menampilkan secara visual sehingga penonton bisa merasakan apa yang

sutradara ingin sampaikan.

8
9

Gambar 2.1 Contoh Penerapan Medium Shot dalam Iklan

Layanan Masyarakat – Plastik (2020)

Sumber : Youtube Fauzan Muhaimin

2.1.2 Iklan Layanan Masyarakat – Plastik oleh Iky_studio (2022)

Referensi pada aspek ukuran gambar dalam iklan “Bahaya

Penggunaan Plastik” mengambil dari iklan layanan masyarakat - plastik

yang dibuat oleh Iky_studio di kanal youtube nya. Dalam iklan ini

menceritakan dua orang laki-laki yang sedang membeli air mineral dengan

dibungkus kantong plastk.

Referensi ukuran gambar Close Up yang ditampilkan dalam iklan

disini menunjukkan masyarakat indonesia masih menggunakan kantong

plastik pada warung-warung sebagai bungkus barang belanja. Dalam iklan

ini salah satu tokohnya membuang kantong plastik itu di jalanan sehingga

menyebabkan penglihatan pengendara motor terhalang kantong plastik

tersebut, ditambah pengambilan ukuran gambar Close Up semakin


10

menonjolkan dengan jelas bahwa kantong plastik mengganggu pengguna

pengendara di jalanan.

Gambar 2.2 Conton ukuran gambar Close Up

dalam Iklan Layanan Masyarakat – plastik

(2022)

Sumber : Youtube Iky_studio

2.1.3 A Short Film to End Plastic Pollution in Soutch-East Asia oleh

Meshminds (2022)

Pada referensi Camera Movement sendiri, produksi iklan “bahaya

penggunaan plastik” mengimplementasikan Tracking/follow yang

diterapkan atau difokuskan untuk mengikuti pergerakan pada suatu

objek. Teknik Tracking/follow yang menjadi referensi adalah iklan “A

Short Film to End Plastic Pollution in Soutch-East Asia”. Sebuah iklan

yang rilis pada tahun 2022 yang dibuat oleh Meshminds dalam kanal

youtube nya. Iklan ini menunjukkan seorang anak kecil yang dapat

melihat masa depan penuh dengan sampah plastik. Penerapan

Tracking/follow pada scene ini menunjukkan seorang anak kecil yang


11

melihat satu keluarga sedang makan dengan mengikuti arah makanan

yang dimakan tetapi makanan itu berubah menjadi sampah plastik.

Gambar 2.3 Contoh Penerapan Camera Movement

Tracking/Follow dalam iklan “A Short Film to End

Plastic Pollution in Soutch-East Asia” (2022).

Sumber : Youtube Meshmind

Dampak dari penerapan Tracking/Follow ini dapat memberikan

kesan yang menunjukkan seorang anak kecil sedang melihat dengan

menggunakan teropong bahwa disekitarnya banyak sampah bahkan

sampai dimakan oleh semua orang dengan dibantu teknik

tracking/follow ini situasi tersebut akan lebih tersampaikan dan

dirasakan oleh penonton sesuai dengan arahan sutradara.

2.2 Landasan Teoritis/konseptual

2.2.1 Teori Landasan Karya

a. Konsep Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) merupakan sebuah

komunikasi dengan menggunakan sebuah media yang dapat diakses oleh


12

khalayak luas. Bentuk media massa tersebut dapat berupa baik media

cetak (surat kabar, majalah) atau media elektronik (radio, televisi). Media

massa biasanya bertarif relatif mahal, dikelola oleh suatu lembaga atau

individu yang dilembagakan, ditujukan kepada khalayak/audien luas di

berbagai, anonim, dan heterogen (Mulyana, 2016:83). Komunikasi

massa yaitu sebuah pesan yang disampaikan oleh komunikator melalui

sebuah media dalam menyebarluaskan informasi kepada khalayak.

Khalayak disini merujuk pada masyarakat luas dan secara terus-menerus,

dengan harapan pesan yang disampaikan serta makna-makna yang di

dalamnya dapat mempengaruhi khalayak besar (Kustiawan, dkk, 2022).

Media massa menjadi tools dalam kegiatan komunikasi massa,

mengalami perkembangan signifikan hingga saat ini. Media massa

berkaitan erat dengan teknologi komunikas dan informasi. Seperti

pertama kali ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg pada tahun 1453,

maka lahirlah media cetak surat kabar, kemudian berkembang pada tahun

1775 muncul majalah. Seiring waktu, invensi teknologi komunikasi

mengalami perkembangan secara terus-menerus hingga lahir media

massa dengan perangkat elektronik yaitu radio, film, dan televisi (Erlita,

2016: 201). Namun, dengan munculnya media online pada masa ini,

kehadirannya hampir menguasai dan menggeser posisi kepopuleran dua

media sebelumnya yakni, media cetak maupun elektronik.

Media online merupakan media baru yang berbasis internet. Dalam

perkembangan media online ini, lahir berbagai media sosial yang sangat
13

beragam. Mcquail dalam (Kurniasari, 2016: 151) menjelaskan lima

kategori media baru yaitu, memiliki kesamaan dengan saluran media

lain, memiliki perbedaan berdasarkan jenis penggunaan, konten dan

konteks. Kemudian, media sosial termasuk dalam media pastisipasi

kolektif, digunakan sebagai saluran berbagi dan bertukar informasi,

gagasan dan pengalaman. Serta, menjadi media untuk mengembangkan

hubungan pribadi yang aktif.

Adapun pengertian komunikasi massa yang dapat dibagi menjadi

dua pengertian yaitu secara luas dan sempit. Komunikasi secara luas

adalah suatu interaksi yang dilakukan antara individu maupun kelompok

yang bertujuan untuk menyampaikan pesan melalui media massa seperti

media digital, media cetak ataupun media elektronik yang mengharapkan

adanya feedback. Sedangkan komunikasi massa secara sempit adalah

suatu interaksi yang ditujukan kepada banyak orang.

Proses komunikasi massa memiliki sifat yang kompleks apabila

dibandingkan dengan jensi komunikasi yang lainnya. Pesan yang

tercantum dalam media massa akan mempersulit untuk memilih siapa

komunikator penyampaian pesan tersebut dan siapa yang akan

bertanggung jawab dalam mengolah pesan, sehingga hal itu menjadikan

ciri dalam komunikasi massa. Komunikasi massa juga memiliki ciri-ciri

tersendiri yaitu sebagai komunikasi yang bersifat amatir. Ciri-ciri

tersebut mengacu pada jenis komunikasi yang ditujukan kepada

masyarakat luas.
14

Karena komunikasi massa sangat mudah ditemukan dan digunakan,

informasi pasti akan dengan cepat menyebar ke khalayak umum. Hal ini

untuk memberikan khalayak akses cepat pada informasi yang diberikan

oleh media komunikasi massa ini. Salah satu karakteristik media

komunikasi massa lainnya yaitu bersifat serempak. Karena itu, informasi

yang disebarkan secara serempak dapat diakses oleh khalayak luas

karena penyebaran informasi hanya dilakukan sekali, tentu saja dengan

menggunakan tujuan umum. Dengan demikian, pesan dapat disampaikan

dengan cepat dan mudah kepada khalayak tanpa perlu mengirimkan

pesan berulang kali.

Komunikasi massa juga bersifat satu arah, karena tidak ada dialog

antara komunikator dan komunikan secara langsung. Dalam hal ini,

komunikator akan berkonsentrasi pada upayanya untuk menyampaikan

informasi atau pesan, dan komunikan akan berkonsentrasi pada upayanya

untuk mendapatkan informasi atau pesan tersebut. Dengan demikian,

komunikasi hanya terjadi dalam satu arah. Selain itu, feedback yang

diterima secara tidak langsung adalah ciri dari komunikasi massa yang

menyebabkan komunikasi tertunda, dimana interaksi yang dilakukan

tidak bertatap muka secara langsung antara komunikator yang

menghambat pengiriman informasi atau pesan (Gushevinalti, dkk. 2020:

89).

Dalam (Nur, 2021: 54) Berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 1999

tentang pers, disebutkan bahwa media massa memiliki fungsi


15

diantaranya, menginformasikan, mendidik, menghibur, pengawasan

sosial (social control), dan pengawas perilaku publik maupun penguasa.

media dapat mempengaruhi bagaimana seseorang belajar mengenai

dunianya dan cara berinteraksi satu sama lain. Pengaruh media massa

meliputi tiga aspek yaitu:

a) Kognitif, yang berarti dari tidak tahu menjadi tahu.

b) Afektif, yang berarti dari tidak suka menjadi suka.

c) Konatif, yaitu mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku.

Ruben dan Steward dalam (Habibie, 2018: 81) menjelaskan bahwa

karakteristik komunikasi massa diantaranya adalah: 1) Memiliki audiens.

2) Bukan bersifat pribadi. 3) Direncanakan, dapat diprediksi dan bersifat

formal. 4) Kontrol dilakukan oleh pembicara atau komunikator. 5)

Berpusat pada komunikator. 6) Umpan balik (feedback) yang terbatas.

Salah satu bentuk komunkasi massa yang berkaitan erat dengan

pemanfaatan media massa adalah iklan.

Melalui pemaparan tentang komunikasi massa diatas, penulis

melihat bahwa teori komunikasi massa menjadi landasan dalam produksi

Iklan Layanan Masyarakat. Berdasarkan karakteristik dan fungsi

komunikasi massa, maka sejalan dengan tujuan Iklan Layanan

Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”. Bentuk pesan yang ditujukan

kepada khalayak luas dan meggunakan media massa sebagai alat

komunikasi, maka tujuan tersebut akan tercapai dengan efektif. Dimana

Iklan tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan


16

masyarakat, untuk meningkatkan kesadaran pada bahaya penggunaan

plastik. Sehingga diharapkan juga dapat merubah perilaku dan sikap

masyarakat dalam menyikapi masalah penggunaan plastik tersebut.

Dalam teori komunikasi massa terdapat beberapa macam teori, salah

satunya yaitu agenda setting. Walter Lippman dan Bernard Cohen

menciptakan sebuah teori yaitu Teori Agenda Setting. Teori Agenda

Setting merupakan sebuah teori yang digunakan pada ilmu komunikasi

khususnya komunikasi massa. Teori ini paling efektif untuk merubah

sikap serta perilaku khalayak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh

komunikator atau pembuat pesan. Teori Agenda Setting juga menyebut

bahwa media dapat memberikan pengaruh kuat kepada masyarakat atau

khalayak terhadap isu tertentu. Pada teori ini mengacu bagaimana liputan

berita di media yang menentukan isu yang menjadi fokus perhatian

publik. Sementara fungsi agenda setting media massa yaitu media massa

menyeleksi topik dan menentukan topik tersebut sebagai topik yang

penting. Agenda setting dibagi menjadi tiga pada prosesnya (Efendi, dkk.

2023) sebagai berikut:

a. Public Agenda Setting, agenda publik mencoba memahami opini

publik dipengaruhi oleh konten media massa.

b. Media Agenda Setting, agenda setting media yang menekankan

konten media dengan isu, seleksi dan penekanan yang dilakukan

media.
17

c. Policy Agenda Setting, agenda kebijakan yang berkaitan dengan

relasi antara opini publik pada kebijakan elit, keputusan dan aksi.

Asumsi dasar teori agenda setting yaitu pertama, media akan

menyaring dan membentuk apa yang dilihat serta bukan hanya

mencerminkan cerita kepada khalayak. Contohnya Ketika melihat cerita

yang memalukan sebagai lawan dari cerita yang baru atau yang

mempengaruhi banyak orang seperti retormasi pajak atau bencana alam.

Kedua, semakin besar media memperhatikan sebuah isu, maka semakin

besar publik menganggap isu tersebut penting.

Semakin banyaknya cerita yang dipublikasikan pada media maka

akan semakin jelas tersimpan oleh ingatan khalayak atau masyarakat,

bahkan isu juga dapat mempengaruhi khalayak sebagai masalah yang

penting bagi mereka. Berikut beberapa agenda yang ditentukan oleh

media massa Kholil, 2007:36 (dalam Kustiawan, 2022) yaitu:

1. Apa yang harus dipikirkan oleh masyarakat,

2. Menentukan fakta yang harus dipercayai oleh masyarakat,

3. Menentukan penyelesaian terhadap suatu masalah,

4. Menentukan tumpuan perhatian terhadap suatu masalah,

5. Menentukan apa yang perlu diketahui dan dilakukan masyarakat.

b. Teori Persuasif

Komunikasi persuasif adalah suatu bentuk komunikasi yang

memiliki tujuan untuk menggerakkan atau merubah sifat perilaku


18

seseorang. Perubahan yang dilakukan sesuai dengan pesan yang

disampaikan oleh komunikator. Salah satu pecetus teori komunikasi

persuasif yaitu Carl Hovland, sosok komunikator sangat perlu

memperhatikan unsur-unsur pemahaman, perhatian, penerimaan,

pembelajaran, serta penyampaian pesan dalam komunikasi. Selanjutnya

isi pesan yang akan disampaikan, komunikatir berharap dapat diterima

dan dipelajari oleh komunikan agar menciptakan sebuah perubahan

sikap. Kemudian hasil dari perubahan sikap tersebut dapat dipahami

sebagai respons yang dilakukan terhadap komunikasi persuasif atau

pesan (Mirawati, 2021).

Menurut Simon dalam (Handoko, dkk, 2017) mendefinisikan

persuasi atau ajakan sebagai komunikasi yang dibuat oleh manusia

dengan tujuan untuk mempengaruhi orang lain dengan cara mengubah

nilai, kepercayaan atau sikap manusia itu sendiri. Pesan persuasi yang

disampaikan oleh komunikator akan menjadi perubahan yang akan

diterima oleh komunikan melalui respon pengaktifan proses psikologis

dengan melibatkan tiga komponen sikap yaitu, kognitif, afektif, dan

konatif, kompenenen tersebut yang nantinya akan membentuk sebuah

sikap. Selain itu, tujuan dari komunikasi persuasif itu sendiri yakni suatu

gerakan untuk mendorong perubahan pada perilaku seseorang, pendapat

atau sikap. Oleh karena itu, komunitakor dalam penyampaian pesan perlu

diracnag dengan tepat agar tujuan persuasi tercapai dengan baik.


19

Menurut Burgon dan Huffner dalam (Putri, 2016) terdapat empat

pendekatan yang dilakukan dalam menyampaikan pesan komunikasi

persuasif, yakni :

1. Pendekatan berdasarkan bukti

Pendekatan ini menunjukkan terkait data dan fakta sebagai bukti

dalam menyampaikan alasan. Sehingga, pesan yang bersifat lebih

kuat dan meyakinkan komunikan.

2. Pendekatan berdasarkan ketakutan

Pendekatan ini memperlihatkan sebuah akibat buruk dalam satu

fenomena. Sehingga akan menimbulkan rasa takut dan

mempertimbangkan sebuah perubahan sikap oleh komunikan.

3. Pendekatan berdasarkan humor

Pendekatan ini melibatkan sikap yang dilakukan untuk

membangkitkan rasa gembira dan memiliki sifat lucu. Pendekatan

ini bertujuan agar pesan yang disampaikan komunikator akan mudah

diterima dan diingat oleh komunikan, karena efek emosi yang

positif.

4. Pendekatan berdasarkan diksi

Pendekatan ini menggunakan pemilihan kata yang mudah diingat.

Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan atau membangun efek emosi

yang positif atau negatif.


20

Pada persuasif terdapat salah satu teori yaitu teori Stimulus

Organism Response (S-O-R). Teori S-O-R (Stimulus Organism

Response) dicetuskan oleh Houland pada tahun 1953, berasal dari teori

psikologi yang kemudian diterapkan dalam ilmu komunikasi karena

memiliki kesamaan objek yaitu manusia. Asumsi dasar teori S-O-R yaitu

bahwa perubahan perilaku (respons) seseorang disebabkan oleh kualitas

rangsangan (stimulus) yang dikomunikasikan kepada komunikan

(organism). Teori ini menekankan pada pesan yang disampaikan

komunikator kepada komunikan dapat menimbulkan gairah, sehingga

pesan dapat diterima kemudian mendorong sebuah perubahan perilaku

atau sikap oleh komunikan. Terdapat tiga unsur penting dalam teori S-O-

R yaitu: Pesan (Stimulus), Komunikan (Organism), Efek (Respons)

(Abidin, 2021: 77).

Pada penerapan teori S-O-R dijelaskan bahwa stimulus yang

diberikan kepada komunikan memiliki kemungkinan untuk diterima

maupun ditolak, bergantung pada proses yang terjadi pada setiap

individu. Namun, proses komunikasi sudah terjadi apabila komunikan

memberi perhatian terhadap stimulus atau pesan. Proses berikutnya yaitu

munculnya efek (respons) yang bergantung pada kemampuan

komunikan dalam memproses atau menerima sebuah stimulus. Melalui

proses penerimaan tersebut, yang akan mendorong terjadinya perubahan

sikap atau perilaku pada komunikan (Darmastuti, 2014: 14).


21

Dalam teori ini, proses perubahan sikap dalam komunikasi berkaitan

dengan aspek “how”, yaang berarti bahwa komunikasi merupakan

bagaimana proses yang dilakukan, bagaimana untuk mengubah sikap,

dan bagaimana mengubah sikap komunikan. Stimulus mampu

mempengaruhi perubahan sikap komunikan, apabila bersifat melampaui

stimulus sebelumnya. Terdapat tiga variabel penting dalam teori S-O-R

yaitu, perhatian, pemahaman, dan penerimaan (Abidin, 2021: 82).

Pola yang dihasilkan dalam teori S-O-R ini dapat berlangsung secara

positif maupun negatif. Respon atau perubahan sikap yang ditimbulkan

juga bergantung pada kualitas stimulus, seperti tingkat kredibilitas, isi

pesan yang disampaikan. Hal tersebut mempengaruhi apakah stimulus

akan diterima dan dapat dipahami oleh komunikan, sehingga mampu

mempengaruhi perubahan sikap. Sebaliknya, pesan tersebut juga

memiliki kemungkinan untuk diabaikan dan tidak berpengaruh atau tdak

menimbulkan perubahan apapun pada komunikan. (Azhar, 2019: 28).

Secara sederhana, penerapan teori ini memeberikan gambaran proses

aksi reaksi. Bagaimana sebuah pesan yang disampaikan oleh seorang

komunikator dapat dipahami dan diterima oleh komunikan, yang

kemudia diproses menjadi sebuah perubahan sikap oleh komunikan

sebagai bentuk respon pada stimulus yang diterima. Penerapan teori pada

penulisan ini, stimulus berupa video Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya

Penggunaan Plastik”. Adapun yang menjadi organism (komunikan),

yaitu khalyak yang megonsumsi atau menonton video iklan tersebut.


22

Kemudian, respon yang ditimbulkan yaitu berawal dari pemahaman dan

penerimaan pesan yang disampaikan pada iklan tersebut, apakah

penonton memiliki perubahan sikap atau perilaku sesuai dengan tujuan

dalam iklan tersebut.

c. Konsep Pengolahan Sampah

Penggunaan plastik oleh manusia menjadi satu hal yang tidak dapat

dihindari. Namun, dibalik itu plastik menjadi jenis sampah yang paling

membahayakan bagi lingkungan. Plastik termasuk dalam jenis sampah

anorganik, sehingga keberadaannya hanya akan menjadi tumpukan-

tumpukan selama beribu-ribu tahun tanpa proses pembusukan atau tidak

dapat terurai secara alami. Kondisi ini akan semakin mengancam

keselamatan bumi di masa depan, melihat kondisi saat ini yang mana

penggunaan plastik sangat merajalela. Mulai dari sektor rumah tangga

(konsumen) hingga sektor industri (pelaku usaha), menjadikan plastik

sebagai barang yang digunakan dalam kegiatan sehari-sehari dan secara

terus-menerus.

Dalam undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah, menggolongkan sampah terdiri atas (a) sampah rumah tangga;

(b) sampah sejenis sampah rumah tangga; (c) sampah spesifik. Sampah

rumah tangga yaitu timbulan yang berasal dari kegiatan rumah tangga

sehari-hari. Adapun sampah spesifik meliputi: (a) Sampah yang

mengandung bahan beracun dan berbahaya; (b) sampah yang


23

mengandung limbah berbahaya dan beracun; (c) sampah yang timbul

akibat bencana; (d) puing bongkaran bangunan; (e) sampah yang tidak

bisa diolah secara teknologi; dan/atau (f) sampah yang timbul secara

tidak periodik.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah

Tangga, juga tidak menyinggung akan pengelolaan sampah plastik. Kata

“plastik” tertulis dalam Pasal 11 PP Sampah dengan penjelasan bahwa:

penggunaan barang dan/atau kemasan yang dapat didaur ulang dan

mudah terurai oleh proses alam; membatasi penggunaan kantong plastik;

dan/atau menghindari penggunaan barang dan/atau kemasan sekali

pakai. Berdasarkan dua kebijakan tersebut diketahui belum terdapat

aturan yang spesifik mengatur mengenai sampah plastik (Dewi,

2019:23).

Masyarakat juga terlibat dalam masalah pengolahan sampah yang

dihasilkan sampah rumah tangga dengan memilah sampah sebelum

dibuang, melakukan daur ulang sampah dan membuang sampah pada

tempat yang tidak menimpulkan polusi. Pengelolaan sampah yang

dimaksud disini yaitu masyarakat hendaknya memilah sampah yang

mudah busuk dan yang tidak mudah busuk misalnya sampah sisa

makanan dan sampah plastik maupun kaleng.


24

Gambar 2.4 Grafik Komposisi Sampah Berdasarkan Sumber Sampah

Sumber: https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/

Dalam hal ini, pengolahan sampah rumah tangga merupakan

pemrosesan, pengumpulan, pengangkatan, pendaurulangan atau

pembuangan dari material sampah. Selanjutnya pengolahan tersebut

dilakukan dengan diangkat, ditimbun pada tanah (tertutup), dibuat

kompos, dibakar di sekitar rumah, dibuang ke sungai atau parit bahkan

laut serta di buang sembarangan. Selain itu, peran masyarakat dalam

pengelolaan sampah rumah tangga, juga dapat dilakukan dengan

mengkaterogikan jenis-jenis plastik yang terdapat pada setiap kemasan.

Sampah plastik sangat sulit terurai di dalam tanah dan membutuhkan

waktu yang sangat lama, sehingga akan menimbulkan permasalahan

tersendiri dalam pengolahannya. Sementara itu, pengolahan sampah di

tempat pembuangan akhir (TPA) bukanlah solusi yang tepat untuk

menangani sampah plastik. Peran pemulung dalam mengurangi

penumpukan sampah plastik patut diapresiasi, meski tidak bisa

menghilangkan 100% sampah plastik yang ada. Oleh karena itu,

pengelolaan sampah plastik perlu dilakukan, mulai dari lingkungan

terkecil seperti rumah tangga hingga skala yang lebih besar, termasuk
25

kota yang dikelola oleh pemerintah daerah. Oleh karena itu, penting

untuk memahami berbagai jenis plastik, kandungan dan dampaknya

terhadap lingkungan agar dapat menghasilkan tindakan pengelolaan dan

penanganan yang tepat dan dapat diterapkan dalam skala kecil,

khususnya rumah tangga.

Gambar 2.5 Simbol Daur Ulang Yang Ada Pada Produk Plastik

Sumber : https://www.djkn.kemenkeu.go.id/

Gambar diatas memperlihatkan beberapa jenis plastik yaitu: PET

atau PETE (polyethylene therephthalate), plastik jenis ini hanya bisa

digunakan satu kali saja. Tidak disarankan untuk digunakan berulang

kali, apalagi diisi dengan air hangat, karena lapisan polimer dan

karsinogen pada plastik dapat larut (putus) dan menyebabkan kanker

pada organ tubuh manusia. Selain itu, plastik jenis ini murah, ringan dan

mudah diproduksi. Hal ini terutama digunakan dalam botol minuman,

wadah makanan microwave, dll. HDPE (high Density Polyethulene),

plastik jenis ini lebih tahan lama dan rentan terhadap korosi, memiliki
26

risiko pelepasan bahan kimia yang lebih kecil bila digunakan sebagai

wadah makanan, sering digunakan untuk menyimpan sampo, deterjen,

dan kantong sampah, karena mudah untuk didaur ulang. PVC (polyvinyl

chloride), barang plastik yang terbuat dari plastik polyvinyl chloride, atau

sering disebut sebagai "plastik beracun" karena mengandung berbagai

bahan kimia beracun yang dapat larut dan menimbulkan bahaya

kesehatan. Oleh karena itu, perlu menghindari penggunaan plastik jenis

ini untuk mengemas makanan dan minuman. Plastik jenis ini sering

digunakan sebagai bahan pembuatan pipa dan proyek konstruksi lainnya.

d. Konsep Iklan Layanan Masyarakat

Iklan menjadi media informasi yang dirancang sedemikian rupa

bertujuan untuk menarik perhatian khalayak, bersifat persuasif dan

memiliki karakteristik tertentu. Sehingga, mendorong khalayak untuk

melakukan sesuatu sesuasi dengan isi pesan dalam iklan secara sukarela.

Iklan memiliki beberapa sifat, yakni:

a) Public presentation, memungkinkan setiap orang memiliki persepsi

yang sama tentang pesan iklan.

b) Pervasiveness, pengulangan pesan iklan untuk menumbuhkan

keyakinan konsumen.

c) Amplified expressiveness, mendramatisasi pesan iklan untuk

mempengaruhi perasaan konsumen.


27

d) Impersonality, iklan menjadi komunikasi monolog (satu arah)

sehingga, tidak ada unsur pemaksaan pada konsumen dalam

menerima pesan (Prasetya, 2021: 35).

Terdapat dua jenis iklan berdasarkan tujuannya yaitu, iklan

komersil dan iklan layanan masyarakat. Iklan komersil berorientasi pada

keuntungan, dimana iklan ini dirancang untuk mempromosikan sebuah

produk atau jasa semenarik mungkin. Sehingga, pesan yang disampaikan

bertujuan mempersuasi khalayak untuk mengonsumsi produk atau jasa

yang ditawarkan. Selanjutnya iklan layanan masyarakat (ILM), iklan ini

tidak berorientasi pada profit karena ILM digunakan untuk kepentingan

publik atau bersifat sosial. ILM berfokus pada pengaruh pesan dalam

ILM diharapkan mampu mendorong khalayak pada sebuah perubahan

sikap atau perilaku (Purwasito&Erwin, 2020: 4).

Tujuan lain dari ILM yaitu menggerakkan solidaritas khalayak

dalam menyikapi sebuah permasalahan sosial. Sehingga pesan yang

disampaikan pada ILM memuat pesan-pesan sosial, dengan maksud

untuk menumbuhkan kepedulian khalayak pada sebuah masalah sosial,

yang mengancam kesejahteraan dan keserasian kehidupan masyarakat.

Karakteristik iklan layanan masyarakat diantaranya adalah:

a) Non-komersial

b) Non-politik

c) Berwawasan nasional

d) Tidak bersifat keagamaan


28

e) Ditujukan untuk semua lapisan masyarakat

f) Diajukan oleh lembaga/organisasi yang diakui atau diterima

g) Dapat diiklankan

h) Memberi dampak dan memiliki kepentingan tinggi, sehingga layak

mendapat dukungan media (Nurmaya, 2017: 33).

Menurut Lee dan Johnson dalam (Handoko, 2017: 8) iklan layanan

masyarakat atau dalam bahasa ingrris disebut public service advertising

(PSA) merupakan iklan yang diproduksi oleh lembaga komersial

maupun non-komersial, untuk mencapai tujuan sosial atau sosio-

ekonomis. ILM menyuguhkan sebuah informasi yang bersifat persuasif

atau mendidik khalayak, melalui saluran komunikasi dan bertujuan untuk

memberikan edukasi, menumbuhkah kesadaran sikap, perubahan sikap

khalayak pada sebuah isu, serta membentuk sebuah citra dalam benak

masyarakat.

1.2.2 Konsep Landasan Jobdesk

a. Sinematografi

Sinematografi merupakan suatu seni atau ilmu yang menerapkan

rekam gerak gambar dengan cara memancarkan cahaya secara elektronik

melalui sensor gambar sperti stok gambar. Kata “sinematografi” berasal

dari kata yunani (kinema) yang artinya “gerakan” dan (graphein) yang

artinya “gerak rekaman”. Jadi sinematografi berarti kata yang merujuk

pada pergerakan seni, proses atau pekerjaan film-film namun memiliki


29

makna yang terbatas pada “fotografi film” (Spencer, h.454) dalam (Izar

Yuwandi, 2018:32).

Sinematografi menurut Bordwell dalam (Izar Yuwandi, 2018:33)

merupakan suatu kegiatan menangkap atau merekam gambar berupa foto

dan video melalui elemen alat yang digunakan. Elemen ini termasuk

dalam kualitas stok film, manipulasi lensa kamera dan sumber cahaya,

panjang fokus lensa, posisi kamera dan kapasitas untuk gerak. Adapun

sinematografi yang dibagi menjadi tiga aspek secara umum yaitu

framing, kamera dan film serta durasi gambar. Pada aspek kamera dan

film meliputi beberapa teknik-teknik yang dapat digunakan untuk

merekam melalui kamera seperti kecepatan gerak gambar, penggunaan

lensa, pemilihan warna dan lain-lain. Dalam sinematografi juga

mencakup prinsip 5C yang mempunyai nuansa sinematik yakni, camera

angle, close up, composition, couninuty dan cutting. Penerapan teknik

sinematografi yang baik dan benar sangat mempengaruhi khalayak

umum yang menonton agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh

penonton. Apabila penerapatan teknik sinematografi secara kurang baik

maka akan menimbulkan kesalahpahaman dalam pesan yang

disampaikan pada sebuah konten video atau film. Oleh karena itu,

sinematografi juga memerlukan teknik komposisi yang baik dan benar

dalam pembuatan konten video atau film.


30

b. Kompisisi Simetris dan Dinamis

Dalam sinematografi memerlukan teknik komposisi yang baik dan

benar dalam pembuatan konten video atau film. Komposisi merupakan

suatu cara pendukung yang bertujuan untuk menyusun, meramu,

mengatur berbagai aspek visual dengan memperlihatkan dasar kaidah-

kaidah yang dapat mewujudkan situasi tatanan yang harmonis. Selain itu,

di dalam komposisi memiliki berbagai macam teknik seperti teknik

visual match-out yang berupa susunan potongan dari adegan yang sama,

misalnya ketika pada satu scene terdapat dua gambar yang disusun secara

urut agar menghasilkan ide baru dalam scene itu. Hal itu dilakukan untuk

membuat sebuah perbandingan antar gambar (Jennifer Van Sijil,

1954:176) dalam (Izar Yuwandi, 2018:37).

Teknik komposisi merupakan salah satu bagian yang sangat penting

dalam komunikasi visual, dimana komposisi dijadikan sebagai usaha

untuk menyusun atau menata semua elemen visual dalam frame. Jadi,

sutradara menyiapkan semua elemennya yang harus memposisikan agar

tampak di kamera kemudian dimasukan ke dalam shot. Dengan kata lain,

komposisi merupakan suatu hal yang harus di tata sesuai dengan ukuran

frame serta lebar ruangan agar terlihat seimbang (Izar Yuwandi,

2018:38). Ada beberapa macam-macam komposisi dalam pembuatan

film atau video.


31

1. Komposisi Simetris

Komposisi simetris merupakan cara meletakkan posisi objek persis

di tengah-tengah frame dengan sisi kanan dan kiri memiliki ruang

yang seimbang, sehingga komposisi ini bersifat statis. Komposisi

ini digunakan dalam berbagai macam motif seperti efek tertutup,

terperangkap atau keterasingan seorang karakter dari

lingkungannya.

2. Komposisi Dinamis

Komposisi dinamis merupakan cara meletakkan posisi objek

secara fleksibel yang berubah dengan berjalannya waktu sehingga

tidak mempunyai posisi yang seimbang seperti layaknya komposisi

simetris. Terdapat aspek komposisi dinamis seperti dalam segi

posisi, ukuran, arah gerak objek yang paling mempengaruhi

komposisi dinamis. Salah satu cara untuk menentukan komposisi

dinamsi yaitu dengan menggunakan sebuah aturan yang

dinamakan rule of thirds.

c. Camera Angle

Pada saat pembuatan konten audiovisual berupa film, iklan dan lain

sebagainya memerlukan shot penataan kamera yang baik agar terbentuk

secara terstruktur. Penataan kamera sangat penting dalam pembuatan

konten audiovisual sehingga diperlukan perhatian dalam sudut pandang

penataan kamera, salah satunya adalah camera angl. Pemilihan sudut


32

pandang yang tepat akan menghasilkan visualisasi dramatik dari suatu

cerita, sehingga dalam pengambilan sudut pandang kamera tidak boleh

dilakukan sembarangan yang akan merusak cerita dan membingungkan

penonton. Oleh karena itu, penentuan sudut pandang kamera sangat

berperan penting dalam membangun cerita yang berkesinambungan.

Adapun sudut pandang kamera di bagi menjadi 3 jenis yaitu :

1. Sudut kamera objektif

Sudut kamera objektif merupakan proses penataan kamera

dengan melakukan pengambilan dari segi garis sisi titik pandang.

Dalam hal ini penonton menyaksikan peristiwa yang dilihat melalui

mata pengamat yang tersembunyi, seperti seseorang yang mencuri

pandang. Kameramen dan sutradara biasanya seringkali dalam

menata kamera objektifnya menggunakan titik pandang penonton.

Pada pengambilan ini diharapkan penonton tidak mewakili

siapapun, sehingga orang yang di filmkan akan nampak tidak

menyadari adanya kamera dan tidak memandang ke arah lensa

(Afandi,2013).

2. Sudut kamera subjektif

Sudut kamera subjektif merupakan proses perekaman video

atau film dari titik pandang seseorang. Dalam hal ini penonton akan

berpartisipasi dalam peristiwa atau adegan yang disaksikan sebagai

pengalaman pribadinya. Penonton akan ditempatkan secara aktif

terhadap memutaran video atau film yang menyaksikan kejadian


33

yang berlangsung melalui matanya. Penonton juga dilibatkan dalam

film, dimana suatu karakter terdapat adegan memandang lensa akan

langsung tertuju kepada penonton sehingga pemain dan penonton

saling pandang memandang (Afandi, 2013).

3. Sudut kamera Point Of View (POV)

Sudut kamera point of view (POV) merupakan gabungan

antara obyektif dengan subyektif yang merekam adegan dari titik

pandang pemain tertentu. Dalam hal ini point of view (POV)

memiliki tujuan agar penonton dapat merasakan atau melihat apa

yang sedang dilakukan oleh aktor melalui penggambaran visual

(Afandi,2013).

d. Level / ketinggian angle kamera

Level atau ketinggan angle kamera memiliki fungsi sebagai sudut

pandang berdasarkan posisi kamera terhadap sudut pandang subjek.

Angle sendiri merupakan suatu posisi sudut pandang saat pengambilan

video maupun foto. Sudut subjek dalam sebuah foto maupun video

adalah cara agar mencapai efek dimensi kedalam pembuatan konten

dengan cara menempatkan kamera dengan posisi sebagaimana mestinya

sehingga hasilnya dalam adegan dapat terekam dengan baik. Seorang

kameramen memerlukan kemampuan mengatur ketinggian kamera

terhadap objek yang ingin direkam dengan sudut pandang kamera yang
34

benar. Dalam (Triadi sya’dian dkk, 2022:38) Berikut teknik teknik yang

ada dalam menangkap citra (shooting) adalah :

1. Titl “Ducth” Angle

Shot gambar yang diambil dari atas kemiringan tertentu yang

dimana kemiringan vertical dari kamera menyudut ke poros sudut

vertical dari subjek atau objek yang direkam. Sehingga akan

memperlihatkan kesan kesetidakstabilan subjek atau objek dalam

sebuah adegan.

2. High Angle

Teknik ini merupakan suatu cara yang digunakan ketika melakukan

Shot pengambilan gambar dengan posisi kamera lebih tinggi dari

objek yang akan diambil, sehingga menghasilkan gambra yang

mengecil. Pengambilan gambar ini akan menghasilkan sudut

gambar yang lebih fokus sehingga lebih sederhana dari pandangan

mata burung.

3. Low Angle

Teknik ini merupakan cara yang digunakan ketika melakukan Shot

pengambilan gambar dengan memposisikan kamera di bawah objek

yang akan direkam, sehingga menghasilkan gambar yang

membesar. Teknik ini kebalikan dari teknik high angle bawah objek

dengan sudut pengambilan kebalikan dari high angle. Teknik ini

mempunyai efek atau kesan yang dihasilkan seperti kemuliaan atau

keagungan.
35

4. Eye Level

Pengambilan teknik ini merupakan cara yang digunakan ketika

melakukan Shot dengan pengambilan gambar posisi kamera

menghadap sudut pandang yang sejajar dengan objek. Teknik ini

mempunyai kesan yang dramatis sesuai dengan adegannya terentu

dengan memposisikan keesetaraan mata orang.

5. Frog Level

Teknik pengambilan gambar ini merupakan cara yang digunakan

ketika melakukan Shot pengambilan gambar dengan memposisikan

kamera dari bawah, sehingga memperlihatkan objek menjadi lebih

besar seperti layaknya mata katak.

e. Ukuran Gambar (frame size/shot size)

Ukuran gambar atau frame size yang digunakan dalam pembuatan

konten video atau film terdapat berbagai macam. Menurut (Pratista,

2008:104) dalam (Angga Nugraha 2018:5) Frame size yang dimaksud

adalah ukuran atau dimensi jarak kamera saat menangkap gambar

terhadap suatu objek. Apabila jarak kamera tidak bisa berada sesuai

dengan keinginan maka ukuran/dimensi objek diambil gambarnya

dengan memanfaatkan penggunaan lensa zoom. Ukuran atau dimensi

jarak kamera dikelompokkan menjadi tujuh bagian yang secara teknis

diukur menggunakan skala manusia yaitu :


36

1. Extreme Long Shot

Teknik pengambilan dengan ukuran gambar ini merupakan suatu

cara yang dilakukan dengan menunjukkan posisi gambar yang lebih

luas sehingga jarak objek terlihat jauh dan tampak tidak lebih jelas.

2. Long Shot

Teknik pengambilan gambar dengan ukuran gambar ini merupakan

cara memposisikan kamera yang tidak terlalu jauh dari objek yang

direkam. Pada ukuran gambar ini posisi objek sedikit jelas namun

background masih lebih dominan.

3. Medium Long Shot

Pada teknik pengambilan dengan ukuran gambar ini merupakan

suatu cara dengan memposisikan jarak kamera yang relatif

seimbang antara objek dengan background. Teknik ini apabila

objeknya manusia memberikan sedikit ruang di atas kepala dan

bagian tubuhnya terlihat dari bawah lutut sampai ke atas.

4. Medium Shot

Pada teknik pengambilan dengan ukuran gambar ini merupakan

suatu cara dengan memposisikan jarak kamera dan objek terlihat

dominan didalam drame. Apabila teknik ini objeknya manusia masa

ukuran bagian tubuh mulai dari pinggang hingga ke atas dan

ekspresi sudah mulai terlihat.


37

5. Medium Close Up

Teknik pengambilan ini merupakan cara memposisikan kamera

sedikit dekat dengan objek sehingga menghasilkan gambar yang

sedikit besar dan background tidak menjadi dominan. Ukuran

gambar ini biasanya dijadikan jarak sebagai adegan percakapan.

6. Close Up

Teknik pengambilan ukuran gambar ini yaitu dengan cara

memposisikan jarak kamera lebih dekat dengan objek sehingga

objek terlihat lebih besar dan jelas. Teknik ini biasanya

memperlihatkan ekspresi atau gestur seperti wajah, kaki, tangan.

7. Extreme Close Up

Teknik pengambilan ukuran gambar ini merupakan suatu cara yang

memposisikan jarak kamera sangat dekat dengan objek shingga

objek akan terlihat lebih jelas dan detail dari bagian tertentu seperti

bola mata, retin, mata, kuku dan lain-lain.

8. Over The Shoulder (OTS)

Teknik pengambilan ukuran gambar ini dengan memposisikan

kamera ditengah-tengah frame yang memperlihatkan suatu

percakapan hingga monolog dalam suatu adegan.

f. Pergerakan Kamera (camera movement)

Pergerakan kamera atau camera movemnet merupakan suatu

aktivitas untuk membangun suasana dramtik dalam film dengan teknik


38

menggerakan kamera dengan baik. Pergerakan kamera menjadi suatu

aspek yang penting dalam sebuah adegan yang ditayangkan serta menjadi

aspek yang paling mendasar untuk membedakan film dan video dari

fotografi, lukisan dan seni visual lainnya. Oleh karena itu, seorang

videografer memerlukan teknik yang tepat dalam pergerakan kamera dari

satu frame ke frame yang lainnya. Bukan hanya sekedar memindahkan

tetapi memberikan manfaat dalam menyampaikan pesan yang ingin

disampaikan dari naskah cerita sutradara.

Teknik yang paling mendasar saat melakukan pergerakan kamera

yaitu menempatkan kamera pada suatu latar atau suatu alas bidang.

Penempatan itu bertujuan untuk memberikan efek tersendiri dalam

penyampaian pesan visual yang nantinya akan ditangkap oleh penonton

akan lebih maksimal. Adapun beberapa teknik pergerakan kamera atau

camera movement yang perlu diperhatikan (Triadi sya’dian dkk, 2022).

1. Zooming (In/Out)

Teknik pergerakan kamera ini merupakan cara yang dilakukan

dengan menggerakan lensa kamera menjauh atau mendekati objek

sesuai dengan keinginan. Pergerakan ini salah satu fasilitas kamera

yang sudah ada sehingga kameramen yang mengoprasikannya.

2. Panning (Left/Right)

Teknik pergerakan kamera ini merupakan suatu cara yang

dilakukan dengan menggerakan kamera dari tengah frame yang

bergerak arah kanan ke kiri atau sebaliknya, namun biasanya


39

pergerakan ini menggunakan alat bantu tripod yang bergerak sesuai

arah keinginan.

3. Tilting (Up/Down)

Teknik pergerakan kamera ini merupakan cara yang dilakukan

dengan menggerakan kamera dari tengah frame bergerak arah atas

ke bawah atau sebaliknya. Dalam teknik ini biasanya masih

menggunakan alat bantu tripod agar hasilnya lebih stabil.

4. Dolly (In/Out)

Teknik Pergerakan kamera ini merupakan cara yang dilakukan

dengan menggerakan kamera yang hampir sama dengan teknik

zoom yaitu bergerak ke arah maju dan mundur. Namun teknik ini

yang bergerak adalah tripod yang memiliki roda sehingga dapat di

dorong ke depan atau tarik ke belakang.

5. Tracking/Follow

Teknik pergerakan kamera ini merupakan cara yang dilakukan

dengan menggerakan kamera mengikuti arah objek sehingga

bergerak searah, dalam teknik ini memiliki tujuan agar mata

penonton dapat mengikuti objek sebuah adegan.

6. Framing (In/Out)

Teknik pergerakan kamera ini merupakan cara yang dilakukan

dengan menggerakan kamera menempatkan objek dalam posisi

untuk memasuki (in) atau keluar (out) dalam frame ketika shot.

7. Fading (In/Out)
40

Teknik pergerakan kamera ini merupakan suatu cara yang

dilakukan menggerakan kamera dengan perubahan gambar secara

bertahap, misalnya ketika terdapat gambar baru yang masuk dan

ingin mengganti gambar yang telah ada disebut fade in. kemudian

apabila gambar yang telah ada perlahan menghilang disebut fade

out.

8. Crane Shot

Teknik pergerakan kamera ini merupakan cara yang dilakukan

dengan menggerakan kamera menggunakan alat bantu berupa

mesin beroda dan bergerak sesuai arah objek atau keinginan

kameramen yang bergerak ke arah mendeketi maupun menjauhi

objek.

g. Metode Pengambilan Gambar (Shooting Methods)

Shooting Methods merupakan suatu metode atau cara yang

diterapkan pada saat pengambilan gambar dalam setiap shot yang

seharusnya sudah direncanakan ketika pembuatan konten video atau

film. Metode pengambilan gambar ini yang nantinya akan membentuk

sebuah scene, oleh karena itu terdapat macam-macam metode

pengambilan gambar yang sering digunakan. (Studio Antelope, diakses

pada 8/9/23).
41

1. Master Shot

Metode ini merupakan suatu metode yang paling umum atau sering

digunakan oleh para filmaker dunia. Pada metode ini mengambil

keseluruhan adegan dengan menggunakan shot yang lebar atau full

shot, karena shot ini mengambil keseluruhan adegan dari awal

sampai akhir sebuah scene.

2. Coverage Shot

Metode ini merupakan suatu metode dengan pecahan shot yang

lebih kecil atau sempit seperti over the shoulder, medium shot, close

up, dan lain sebagainya. Dalam metode ini apabila pada saat editing

terdapat shot yang terlewat maka filmaker bisa menggunakan

master shot ini untuk menyelamatkan scene.


BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Ide Perencanaan

3.1.1 Ide Karya

Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”

menunjukkan kebiasaan masyarakat yang selalu menggunakan kantong

plastik dalam kehidupan sehari-hari. Namun hal itu akan menimbulkan

masalah dan dampak nyata yang membahayakan manusia itu sendiri.

Melalui satu tokoh pemuda yang bernama raja yang menunjukkan aksi

nyata dengan mulai meninggalkan penggunaan kantong plastik dalam

kegiatan sehari-hari.

Menceritakan seorang pemuda bernama raja sedang melakukan

aktivitas jogging di lapangan. Saat kelelahan melakukan jogging pemuda

laki-laki tersebut duduk di taman untuk istirahat sejenak, tidak lama

kemudian datang seseorang yang menawarkan minum air mineral dalam

kemasan botol plastik, namun raja pun menolak tawaran tersebut dan

lebih memilih minuman air mineral yang dibawa sendiri dalam kemasan

botol kaca.

Selain itu, raja juga mengganti tumpukan tempat sampah plastik

yang ada di dapur rumahnya dengan menggunakan tote bag atau tas

belanja. Aksi nyata yang dilakukan raja dalam iklan layanan masyarakat

ini bisa menjadi inspirasi dan menyadarkan pemirsa untuk berhenti

menggunakan kantong plastik.

33
34

3.1.2 Inovasi Karya

Tabel 3.1 Tabel Inovasi Karya

No Judul Iklan Tahun Pembuat Isi Iklan Perbandingan Karya

Iklan

1 Iklan 2020 Fauzan Iklan ini Dalam Iklan Layanan

Layanan Muhaimin menunjukkan Masyarakat “Bahaya

Msyarakat – bahan plastik Penggunaan Plastik”

Sampah yang selalu melakukan inovasi

Plastik digunakan dengan memberikan

dalam contoh dengan aksi

kehidupan nyata beralih dari

sehari-hari, penggunaan bahan

karena bahan plastik. Selain itu,

yang murah, dalam iklan ini

mudah menunjukkan

didapat dan dampak dari bahaya

tahan lama. penggunaan plastik.

Akantetapi

menjadi

ancaman bagi

lingkungan

alam dengan
35

memperlihatk

an banyaknya

sampah

plastik di

Tempat

pembuatan

Akhir.

2 Iklan 2022 Iky_Studi Iklan ini Dalam Iklan Layanan

Layanan o menunjukkan Masyarakat “Bahaya

Masyarakat dua orang Penggunaan Plastik”

– Plastik laki-laki yang melakukan inovasi

sedang dengan konsep dan

membeli air isi cerita yang

mineral lalu berbeda dengan

penjualnya memberikan talent

menawarkan untuk memberikan

pakai kantong informasi mengenai

plastik. bahaya plastik dan

Kedua seorang pemuda

pemuda itu yang beralih dari

mau atas penggunaan bahan

tawaran plastik di kehidupan

tersebut. sehari-harinya.
36

Pemuda itu

pergi dari

warung dan

salah satu

pemuda itu

meremehkan

satu kantong

plastik

dengan

membuang

sembarangan

dijalan.

Akibatnya

kantong

plastik

tersebut

terbang dan

menutupi

mata

pengguna

sepeda motor

yang

berakibat
37

kecelakaan.

Kemudian

terdapat

adegan

flashback saat

membeli air

mineral

ditawarin

penjualnya

pakai kantong

plastik.

Kedua

pemuda itu

menolaknya

dan memilih

untuk

dipegang

saja.

3 A short 2022 Meshmind Iklan Dalam Iklan Layanan

Film to End s Layanan Masyarakat “Bahaya

Plastic Masyarakat Sampah Plastik”

Pollution in ini berisi melakukan inovasi

tentang dengan membedakan


38

Soutch-East seorang anak konsep isi jalan cerita

Asia kecil nya . Meskipun tema

perempuan nya sama tentang

yang dapat plastik namun cara

melihat menyampaikannya

sekelilingnya berbeda.

semuanya

sampah.

Anak kecil itu

dapat melihat

makanan,

minuman

bahkan laut

terlihat

berubah

menjadi

sampah

plastik

dengan

menggunaka

n teropong

buatan

sendiri. Iklan
39

ini

memberikan

pesan

“katakan

tidak pada

penggunaan

plastik”.

3.2 Sasaran Karya / Audiens

Iklan Layanan Maysrakat “Bahaya Penggunaan Plastik” ini memiliki target

audiens yang dibagi berdasarkan :

1. Usia : Remaja (13-18 tahun), dewasa (19-35 tahun) dan orang tua (36 tahun

ke atas).

2. Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan.

3. Status sosial : Kelas ke bawah hingga kelas ke atas.

4. Pekerjaan : Pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, pegawai dan sebagainya.


40

3.3 Strategi Pemasaran dan Distribusi Desain Karya

Dalam sebuah produksi karya, salah satu hal penting yang harus

diperhatikan yaitu bagaimana karya tersebut sampai kepada audience. Dewasa

ini, media sosial menjadi sebuah platform yang sangat populer dan tidak

terpisahkan dengan manusia di berbagai penjuru dunia. Sehingga, pemilihan

sosial media sebagai platform untuk mendistribusikan karya menjadi lebih

efektif. Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik” diunggah

pada platform youtube. Melalui bertimbangan bahwa, youtube menjadi media

sosial yang paling banyak digunakan untuk akses konten audio visual. Selain

itu, youtube merupakan sumber media untuk menuangkan ekspresi dan akses

informasi dengan sebebas-bebasnya (Akbar, 2018:25). Sehingga, hasil karya

ini dapat menjadi referensi dan menambah wawasan menjadi referensi dan

menambah wawasan khalayak, mengenai bahaya penggunaan plastik.

Penayangan Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik” sendiri

dipublikasikan pada channel youtube kelompok yaitu HLB Official dan juga

secara screening bersama 20 audiens atau penonton yang dilaksanakan pada

Senin, 18 September 2023 pukul 15.30 di ruang kelas T2.2.3.


41

Gambar 3.1 Penanyangan melalui media sosial

Youtube

Gambar 3.2 Dokumentasi screening


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Karya

4.1.1 Film Statement

Permasalahan utama dalam Iklan Layanan Masyarakat ini ialah

maraknya penggunaan plastik di segala kegiatan yang terjadi dalam

kehidupan masyarakat kita. Hal tersebut akhirnya membuat sampah

plastik mengalami overload seiring berjalannya waktu. Iklan Layanan

Masyarakat ini adalah salah satu bentuk kampanye untuk masyarakat

kita. Yang mana nantinya pada iklan ini audiens akan diarahkan untuk

dapat menekan penggunaan plastik. Topik dari ide iklan ini ialah

overload-nya TPA Pasuruan dan penggunaan plastik yang masih banyak

dilakukan oleh masyarakat kita. Dalam iklan ini kami berusaha untuk

menggambarkan kepada audiens tentang dampak akibat penggunaan

plastik yang semakin maningkat jumlahnya,sehingga diharapkan audiens

dapat sadar dan menekan penggunaan plastik dalam kegiatan sehari-hari.

4.1.2 Durasi

Iklan Layanan Masyarakat ini menggunakan alur maju, karena iklan

layanan masyarakat bahaya penggunaan plastik ini menggambarkan

keadaan di masyarakat saat ini, kegiatan masyarakat yang masih

menggunakan plastik dalam kegiatan sehari-hari sehingga akan

berdampak buruk untuk kehidupan yang akan datang. Iklan ini dapat di

lihat dari alur cerita pada video Iklan Layanan Masyarakat Bahaya

41
42

Penggunaan Plastik. Kemudian untuk durasi yang digunakan yaitu 02.15

tanpa credit title.

4.1.3 Cast

Pemeran dalam Iklan Layanan Masyarakat Bahaya Penggunaan

Sampah ini hanya menggunakan satu talent utama yaitu Raja Rahmat

Irawan. Dalam Iklan Layanan Masyarakat Bahaya penggunaan Plastik,

Raja digambarkan sebagai remaja dengan memiliki tinggi badan 178 cm,

berat badan 72 kg, dan umur 23tahun dengan postur tubuh sedikit berisi,

mempunyai warna rambut hitam, memiliki kulit putih, serta bermata

hitam.

Gambar 4.1 Raja Rahmat Irawan sebagai Talent Utama

Sumber : Iklan Layanan Msyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”


43

4.2 Analisis Proses Produksi

4.2.1 Uraian Tahapan Proses Produksi

4.2.1.1 Deskripsi Peran

Peran penulis sebagai videografer atau kameramen dalam

Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Sampah Plastik” yang

mengharuskan dapat memahami tentang pengetahuan teknis alat

perekaman yang akan digunakan seperti kamera, lensa, microphone,

dan alat pendukung lainnya seperti tripod. Selain itu, penulis juga

perlu memahami sinematografi dan teknik pengambilan gambar

dengan pola pikir tersendiri saat dikonversikan menjadi sebuah

bentuk karya visual. Dengan demikian, penulis diharapkan mampu

menciptakan sebuah kesan/rasa, mood, suasana hingga gaya visual

yang baik saat melakukan shot dan angle kamera yang diambil.

Sehingga penulis akan secara maksimal menjalankan tugasnya

sebagai kameramen sesuai dengan konsep sutradara yang

disampaikan.

Penulis sebagai videografer atau kameramen juga memiliki

tanggung jawab atas segala aspek visual dalam menentukan

pergerakan kamera dan framing yang sangat mempengaruhi hasil


44

dari setiap adegan. Kameramen juga membangun sebuah konsep

visual Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”

melalui arahan yang telah disampaikan oleh sutradara dalam naskah.

Penulis sebagai kameramen memiliki beberapa proses tahapan

seperti pra produksi, produksi dan pasca produksi.

Pertama, penulis sebagai videografer atau kameramen

melakukan penerimaan naskah dari penulis naskah yang sudah

dikonsepkan oleh sutradara. Kemudia sutradara memberikan

gambaran, konsep dan alur iklan yang akan divisualisasikan,

sehingga akan membangun suatu pondasi konsep visual Iklan

Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik” agar

kameramen dan sutradara mempunyai satu visi dan misi yang sama.

Kedua, penulis mempersiapkan alat-alat yang akan

digunakan untuk melakukan perekaman iklan ketika proses

produksi. Kemudian kameramen dan sutradara melakukan arahan

dan breakdown terkait konsep pengambilan gambar dan

pencahayaan yang akan diterapkan dalam frame sesuai dengan

adegan. Selanjutnya yang terakhir, penulis ketika produksi

mengarahkan camera person untuk membantu pengambilan


45

gambar. Berikut ini merupakan tahapan-tahapan produksi Iklan

Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”.

4.2.1.2 Pra Produksi

Dalam proses pra produksi merupakan suatu tahapan yang

dilakukan untuk menentukan sebuah hasil gambar yang baik.

Menurut Nugroho (2014:24) memberikan perkataan bahwa “kamera

berlaku sebagai mata penonton yang dilibatkan dalam adegan”.

Sebelum itu, penulis mendapatkan arahan dan diskusi bersama

sutradara untuk membangun konsep visual dari naskah yang ditulis

oleh penulis naskah.

Apabila penulis sudah memahani arahan tersebut, kemudian

ketika pra produksi penulis menentukan cara pengambilan gambar

dari berbagai macam aspek teknik seperti segi sudut pengambilan

gambar, shoot size dan pergerakan kamera (camera movement).

Sehingga dalam tahapan ini penulis sebagai kameramen

mempersiapkan secara matang terkait pengambilan gambar agar

berjalan sesuai dengan harapan dan berjalan baik. Selain itu, penulis

juga mempersiapkan beberapa pekerjaan yang bersifat secara teknis

dan non teknis seperti pemilihan kamera, peralatan penunjang,

memilih lensa dll.

Setelah semuanya telah disetujui dengan visi dan misi terkait

konsep yang sama antara sutradara dan penulis naskah apa yang
46

ingin divisualisasikan dalam Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya

Penggunaan Plastik”. Penulis sebagai kameramen memulai

membuat storyboard dan shorlist, sehingga penulis akan memahami

kembali naskah cerita yang nantinya akan dijadikan daftar semua

shot dalam iklan. Selanjutnya, ketika semua penjabaran dan

penjelasan mengenai konsep visual sudah dipahami oleh sutradara

dan penulis naskah. Tahapan terakhir penulis sebagai kameramen

adalah final checking yakni memeriksa kembali apa yang diperlukan

dan memastikan persiapannya telah terpenuhi atau masih ada yang

kurang, sehingga akan memudahkan proses produksi.

Tabel 4.1 Shortlist Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”

Scene Shot Size Duration Location Subject & Action

No No Shot/Angle

1 1 Medium Shot + 10 detik Dapur Camera Tracking/follow,

Tracking/follow memperlihatkan

tumpukan plastik di

dalam platik yang

digantung dan di tempat

sampah. Terdapat VO

talent.
47

2 2 Medium Shot + 15 detik Pasar + Car Free Camera Low Angle,

Medium Close Day Rindam memperlihatkan

Up + Low angle banyaknya orang

menenteng kantong

plastik, dari skala kecil

hingga besar.

Berakhir dengan

memperlihatkan Talent

belanja menggunakan tas

belanja (non-plastik).

Terdapat VO talent.

3 3 Medium Close 30 detik Car Free Day Camera Tilt Dutch

Up + Tilt Dutch Rindam Angle, menunjukkan

angle Talent sedang duduk di

kursi taman, lalu

seseorang menyodorkan

air minum kemasan botol

plastik. Talent menolak

(menggelengkan kepala),

lalu mengeluarkan

tumbler dari tas,

kemudian menghadap
48

kamera. Terdapat Voice

Talent secara langsung.

4 4 Medium Shot + 30 detik TPA + Sungai Camera High Angle,

High angle menunjukkan banyaknya

tumpukan sampah di

sungai dan TPA dengan

sampah plastik yang

menggunung. Terdapat

VO data sampah plastik.

5 5 Medium Long 30 detik Kawasan banyak Camera Tilting,

Shot + Tilting sampah menunjukkan bahaya

sampah plastik bagi

lingkungan (bisa foto2/

video). Terdapat VO

mengenai dampak

penggunaan plastik.

6 6 Medium Shot + 5 detik Car Free Day Camera Eye Level, talent

Eye level Rindam duduk di taman sambil

memberikan informasi

peringatan tentang

sampah plastik. Terdapat

Voice Talent secara

langsung.
49

7 7 Medium Close 5 detik Dapur Camera Eye Level,

Up + Eye level memperlihatkan Talent

mengganti tumpukan

kantong plastik

menggunakan kantong

non-plastik. Terdapat

VO dan teks “Stop

Penggunaan Plastik.”

4.2.1.3 Produksi

Pada tahapan produksi, penulis sebagai videografer atau

kameramen memulai untuk menerapkan teknik-teknik pengambilan

gambar dan sinematografi untuk diterapkan pada produksi Iklan

Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”. Teknik tersebut

dimulai dari melihat rancangan yang sudah disusun melalui

level/ketinggian angle kamera, shot size, dan pergerakan kamera

(camera movement). Ketiga teknik tersebut menjadi kunci dasar

penulis sebagai kameramen dalam proses produksi pengambilan

gambar Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”.

Berikut ini adalah hasil penerapan teknik pengambilan gambar dan

sinematografi dalam Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya

Penggunaan Plastik”.
50

1. Level / ketinggian angle camera

Level atau ketinggan angle kamera memiliki fungsi sebagai

sudut pandang berdasarkan posisi kamera terhadap sudut

pandang subjek. Angle sendiri merupakan suatu posisi sudut

pandang saat pengambilan video maupun foto. Sudut subjek

dalam sebuah foto maupun video adalah cara agar mencapai

efek dimensi kedalam pembuatan video dengan cara

menempatkan kamera sedemikian rupa sehingga efek

kedalaman suatu adegan dapat terekam dengan baik. Selain

itu, memerlukan kemampuan ketinggian kamera terhadap

objek dalam menangkap objek dengan sudut pandang yang

normal (dalam Triadi sya’dian dkk, 2022:38). Pemanfaatan

level disini akan membantu penyampaian pesan yang ingin

disampaikan sutradara dalam naskah. Berikut ini adalah jenis-

jenis level/ketinggian angle kamera dalam Iklan Layanan

Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik” :

1) High Angle

Teknik ini merupakan suatu cara yang digunakan

ketika melakukan Shot pengambilan gambar dengan

posisi kamera lebih tinggi dari objek yang akan diambil,

sehingga menghasilkan gambra yang mengecil.

Pengambilan gambar ini akan menghasilkan sudut

gambar yang lebih fokus sehingga lebih sederhana dari


51

pandangan mata burung (dalam Triadi sya’dian dkk,

2022:38).

Penerapan teknik pengambilan gambar ini dalam

Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan

Plastik” dengan mengambil gambar dengan

menghadapkan kamera ke bawah. Teknik ini

memberikan tujuan utama yaitu perasaan atau feel yang

seakan-akan objek sampah plastik terlihat kecil,

sehingga memberikan detail keadaan lingkungan sekitar

yang penuh dengan sampah plastik. Berikut ini contoh

shot yang menggunakan high angle :

Gambar 4.2 Shot High Angle


52

2) Low angle

Teknik ini merupakan cara yang digunakan ketika

melakukan Shot pengambilan gambar dengan

memposisikan kamera di bawah objek yang akan

direkam, sehingga menghasilkan gambar yang

membesar. Teknik ini kebalikan dari teknik high angle

bawah objek dengan sudut pengambilan kebalikan dari

high angle. Teknik ini mempunyai efek atau kesan yang

dihasilkan seperti kemuliaan atau keagungan (Triadi

sya’dian dkk, 2022:38).

Penerapan dalam Iklan Layanan Masyarakat

“Bahaya Penggunaan Plastik” ditujukan dalam scene

masyarakat yang membawa kantong plastik saat berada

di tempat umum seperti pasar dan saat CFD. Tujuan

pengambilan teknik ini memberikan kesan keagungan

atau keutaman konsep dengan menjunjukkan detail-

detail yang diambil dari angle ini sesuai dengan naskah

yakni menunjukkan masih banyak masyarakat yang

membawa kantong plastik.

Gambar 4.3 Shot Low Angle


53

3) Eyes level

Pengambilan teknik ini merupakan cara yang

digunakan ketika melakukan Shot dengan pengambilan

gambar posisi kamera menghadap sudut pandang yang

sejajar dengan objek. Teknik ini mempunyai kesan yang

dramatis sesuai dengan adegannya terentu dengan

memposisikan kesetaraan mata orang. (Triadi sya’dian

dkk, 2022:38).

Penerapan teknik ini dalam Iklan Layanan

Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik” ditujukan

dalam adegan suatu objek yang sedang memberikan dan

memperlihatkan informasi mengenai sampah plastik

yang setara dengan mata penonton. Dimana banyak


54

tumpukan sampah plastik yang ada di tempat

pembuangan akhir. Tujuan dari pengambilan teknik ini

yaitu untuk memberikan kesan yang dramatis dan

memberikan ekspresi pemeran atau objek yang

tertangkap kamera. Berikut ini shot yang menggunakan

eyes level.

Gambar 4.4 Eye Level


55

4) Tilt “Dutch” Angle

Shot gambar yang diambil dari atas kemiringan

tertentu yang dimana kemiringan vertical dari kamera

menyudut ke poros sudut vertical dari subjek atau objek

yang direkam. Sehingga akan memperlihatkan kesan

kesetidakstabilan subjek atau objek dalam sebuah adegan

(dalam Triadi sya’dian dkk, 2022:38).

Penerapan teknik ini dalam Iklan Layanan

Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik” disini dengan

ditujukan pada adegan talent yang sedang duduk di

taman lalu diberi minuman oleh seseorang namun talent

tersebut menolak. Pada adegan ini penulis mengambil

sudut miring agar pemberian air mineral dan penolakan

yang dilakukan oleh talent dapat terekam lebih jelas.

Berikut ini contoh shot yang menggunakan dutch angle:

Gambar 4.5 Tilt “Dutch Angle”


56

5) Frog level

Teknik pengambilan gambar ini merupakan cara

yang digunakan ketika melakukan Shot pengambilan

gambar dengan memposisikan kamera dari bawah,

sehingga memperlihatkan objek menjadi lebih besar

seperti layaknya mata katak (dalam Triadi sya’dian dkk,

2022:38).

Penerapan teknik ini dalam Iklan Layanan

Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik” ditujukan

pada scene tumpukan sampah plastik, dimana

memperlihatkan objek sampah menjadi lebih besar

sehingga penyampaian pesan secara detail mengenai

tumpukan sampah plastik yang ada dapat dilihat melalui

angle ini. Berikut ini adalah contoh shot yang

menggunakan teknik frog level :

Gambar 4.6 Frog level


57

2. Ukuran Gambar (frame size / shot size)

1) Medium Long Shot

Pada teknik pengambilan dengan ukuran gambar ini

merupakan suatu cara dengan memposisikan jarak kamera

yang relatif seimbang antara objek dengan background.

Teknik ini apabila objeknya manusia memberikan sedikit

ruang di atas kepala dan bagian tubuhnya terlihat dari

bawah lutut sampai ke atas (dalam Angga Nugraha

2018:5).

Penerapan medium long shot dalan Iklan Layanan

Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik” ini digunakan

untuk menunjukkan gerak pada suatu objek yang akan

memberikan informasi mengenai keadaan sekitar.

Sehingga pemanfaatan informasi yang diberikan akan

terlihat jelas dengan menunjukan banyaknya tumpukan

sampah yang ada pada scene ini. Berikut ini merupakan

contoh penerapan teknik medium long shot dalam Iklan

Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik” :

Gambar 4.7 Medium Long Shot


58

2) Medium Shot

Pada teknik pengambilan dengan ukuran gambar ini

merupakan suatu cara dengan memposisikan jarak kamera

dan objek terlihat dominan didalam drame. Apabila teknik

ini objeknya manusia masa ukuran bagian tubuh mulai

dari pinggang hingga ke atas dan ekspresi sudah mulai

terlihat (dalam Angga Nugraha 2018:5).

Penerapan medium shot dalam Iklan Layanan

Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik” ini digunakan

untuk menunjukkan memberikan suatu informasi

mengenai lokasi, keadaan sekitar dan memperjelas subjek

dan objek dalam scene. Hal ini dikarenakan subjek dan

objek dalam scene lebih dapat sorotan dan penting di

kamera sehingga terlihat dengan detail. Scene ini

menunjukkan detail penggunaan plastik dan dampaknya.

Berikut ini adalah contoh penerapan teknik medium shot

dalam Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan

Plastik” :

Gambar 4.8 Medium Shot


59

3) Medium Close Up

Teknik pengambilan ini merupakan cara

memposisikan kamera sedikit dekat dengan objek

sehingga menghasilkan gambar yang sedikit besar dan

background tidak menjadi dominan. Ukuran gambar ini

biasanya dijadikan jarak sebagai adegan percakapan

(dalam Angga Nugraha 2018:5).

Penerapan medium close up dalam Iklan Layanan

Masyarakat “Bahaya Penggunakan Plastik” ini digunakan

untuk menunjukkan ekspresi talent dan objek yang

memiliki pesan untuk disampaikan, sehingga diterima

dengam mudah oleh penonton. Terdapat pada scene talent

yang mengganti kantong plastik, menolak air mineral dari

botol plastik dan mengambil minuman dari botol kaca.


60

Selain itu, Berikut ini contoh penerapan teknik medium

close up dalam Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya

Penggunaan Plastik” :

Gambar 4.9 Medium Close Up

4) Close Up

Teknik pengambilan ukuran gambar ini yaitu dengan

cara memposisikan jarak kamera lebih dekat dengan objek

sehingga objek terlihat lebih besar dan jelas. Teknik ini

biasanya memperlihatkan ekspresi atau gestur seperti

wajah, kaki, tangan (dalam Angga Nugraha 2018:5).

Penerapan close up dalam Iklan Layanan Masyarakat

“Bahaya Penggunaan Plastik” ini digunakan untuk

menonjolkan detail-detail objek hingga memperjelas


61

ekspresi talent. Dalam penerapan teknik ini jugd

digunakan dalam perskektif POV / sudut pandang suatu

objek. Berikut ini adalah contoh penerapan teknik close

up dalam Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya

Penggunaan Plastik” :

Gambar 4.10 Close Up


62

5) Over The Shoulder (OTS)

Teknik pengambilan ukuran gambar ini dengan

memposisikan kamera ditengah-tengah frame yang

memperlihatkan suatu percakapan hingga monolog dalam

suatu adegan (dalam Angga Nugraha 2018:5).

Penerapan teknik over the shoulder pada Iklan

Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik” ini

digunakan untuk menunjukkan dialog atau komunikasi

non verbal yang dilakukan oleh talent. Sehingga pesan

yang diberikan akan terlihat jelas melalui ekspresi talent.

Berikut ini contoh penerapan teknik over the shoulder

dalam Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan

Plastik” :

Gambar 4.11 Over The Shoulder (OTS)

3. Pergerakan Kamera (camera movement)

Pergerakan kamera atau camera movemnet merupakan suatu

aktivitas untuk membangun suasana dramtik dalam film

dengan teknik menggerakan kamera dengan baik. Pergerakan


63

kamera menjadi suatu aspek yang penting dalam sebuah

adegan yang ditayangkan serta menjadi aspek yang paling

mendasar untuk membedakan film dan video dari fotografi,

lukisan dan seni visual lainnya. Oleh karena itu, seorang

videografer memerlukan teknik yang tepat dalam pergerakan

kamera dari satu frame ke frame yang lainnya. Bukan hanya

sekedar memindahkan tetapi memberikan manfaat dalam

menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dari naskah

cerita sutradara (Triadi sya’dian dkk, 2022).

Teknik yang paling mendasar saat melakukan pergerakan

kamera yaitu menempatkan kamera pada suatu latar atau suatu

alas bidang. Penempatan itu bertujuan untuk memberikan efek

tersendiri dalam penyampaian pesan visual yang nantinya akan

ditangkap oleh penonton akan lebih maksimal. Berikut ini

merupakan jenis-jenis camera movement dalam Iklan Layanan

Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik” :

1) Tracking/Follow

Teknik pergerakan kamera ini merupakan cara yang

dilakukan dengan menggerakan kamera mengikuti arah

objek sehingga bergerak searah, dalam teknik ini memiliki

tujuan agar mata penonton dapat mengikuti objek sebuah

adegan. (Triadi sya’dian dkk, 2022).


64

Penerapan tracking/follow dalam Iklan Layanan

Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik” ini digunakan

untuk memberikan efek kamera dengan mengikuti

pergerakan suatu subjek atau objek. Sehingga penonton

dapat melihat pergerakan talent yang ada dalam scene dan

memberikan efek natural yang seolah-olah penonton

sedang dalam adegan tersebut. Dalam teknik ini

digunakan untuk penerapan POV / sudut pandang talent.

Berikut ini contoh penerapan teknik tracking/follow

dalam Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan

Plastik” :

Gambar 4.12 Tracking/follow

2) Panning (Left/Right)

Teknik pergerakan kamera ini merupakan suatu cara

yang dilakukan dengan menggerakan kamera dari tengah


65

frame yang bergerak arah kanan ke kiri atau sebaliknya,

namun biasanya pergerakan ini menggunakan alat bantu

tripod yang bergerak sesuai arah keinginan (Triadi

sya’dian dkk, 2022).

Penerapan panning dalam Iklan Layanan Masyarakat

“Bahaya Penggunaan Plastik” ini dengan menunjukkan

pergerakan kamera pada pengambilan objek yang tak

bergerak. Teknik ini biasanya digunakan untuk transisi

antara dua shot. Berikut ini contoh penerapan teknik

panning dalam Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya

Penggunaan Plastik” :

Gambar 4.13 Panning

3) Tilting (Up/Down)

Teknik pergerakan kamera ini merupakan cara yang

dilakukan dengan menggerakan kamera dari tengah frame

bergerak arah atas ke bawah atau sebaliknya. Dalam


66

teknik ini biasanya masih menggunakan alat bantu tripod

agar hasilnya lebih stabil (Triadi sya’dian dkk, 2022).

Penerapan tilting dalam Iklan Layanan Masyarakat

“Bahaya Penggunaan Plastik” ini dengan menunjukkan

pergerakan kamera mengarah pada objek sungai dan

pasar. Dalam camera movement ini memberikan kesan

dramatis yang dipakai untuk menggiring mata penonton

pada scene yang akan ditampilkan. Berikut ini contoh

penerapan teknik tilting dalam Iklan Layanan Masyarakat

“Bahaya Penggunaan Plastik” :

Gambar 4.14 Tilting

4.2.1.4 Pasca Produksi

Pasca produksi adalah tahapan terakhir yang dilakukan

setelah proses produksi selesai. Penulis sebagai videografer atau

kameramen pada tahapan ini dalam Iklan Layanan Masyarakat

“Bahaya Penggunaan Plastik” yaitu dengan memeriksa kembali file

video yang telah direkam. Hal ini dilakukan oleh penulis dengan

tujuan untuk mengantisipasi apabila terdapat footage yang kurang


67

atau hasil yang direkam kurang sesuai dengan harapan. Selain itu,

penulis melakukan komunikasi dengan crew lain seperti sutradara

dan penulis naskah untuk memastikan scene yang direkam telah

selesai. Kemudian penulis juga melakukan pemilihan footage

sebelum masuk ke proses editing, sehingga pada saat editing

terlaksana sesuai dengan keinginan bersama dan berjalan maksimal

baik dari hasil maupun efektivitas waktu.

4.2.1.5 Uraian Proses Produksi Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya

Penggunaan Plastik”

1. Pra Produksi

Tabel 4.2 Tabel Pra Produksi

Tanggal Kegiatan

25 Agustus Kameramen dan crew melakukan pre-

2023 production metting II yaitu, menentukan

tema atau topik karya.

26 Agustus Kameramen dan crew melakukan diskusi

2023 forum breakdown naskah I.

27 Agustus Kameramen dan crew melakukan pre-

2023 production metting II yaitu, menentukan

talent, lokasi, pelengkapan dan lain

sebagainya.
68

28 Agusus Kameramen dan crew melakukan diskusi

2023 forum breakdown naskah II.

29 Agustus Kameramen dan crew melakukan pre-

2023 production metting III yaitu, menyepakati

naskah yang digunakan dan mengajukan

ke dosen pembimbing.

30 Agustus Kameramen dan crew bersama talent

2023 melakukan kegiatan reading.

31 Agustus Kameramen dan crew melakukan kegiatan

2023 recce di lokasi rumah dan outdoor.

2. Produksi

Tabel 4.3 Tabel Produksi

Tanggal Kegiatan

1 September Kameramen dan crew bersama talent

2023 melakukan shooting I di rumah serta

shooting II di lapangan rindam.

2 September Kameramen dan crew melakukan

2023 shooting III outdor di TPA Pasuruhan

dan di sungai desa botton. Kemudian

melakukan VO bersama talent di rumah

talent.
69

3. Pasca Produksi

Tabel 4.4 Tabel Pasca Produksi

Tanggal Kegiatan

3-4 September Proses editing yang dilakukan secara

2023 online.

5 September 2023 Kameramen dan crew melakukan

evaluasi terhadap hasil video Iklan

Layanan Masyarakat “Bahaya

Penggunaan Plastik” kepada editor.

6 September 2023 Editor secara online membenahi video

iklan sesuai evaluasi dari sutradara.

7 September 2023 Kameramen dan crew me-review hasil

video iklan dan memutuskan picture

look pengeditan video untuk mengakhiri

editing bahwa hasil videonya sudah

sesuai dengan nashkah cerita.

4.2.2 Penentuan Anggaran

Dalam pembuatan Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan

Plastik” tentunya mengeluarkan anggaran untuk kelancaran selama

proses produksi. Berikut ini merupakan breakdown anggaran kelompok

kami :
70

Tabel 4.5 Penentuan anggaran

No Deskripsi Jumlah Keterangan

1. Transport Rp. 100.000 Individu

2. Peralatan Rp. 150.000 Bowo, Ludfi, Hida

(Kamera, Tripod,

Mic)

3. Konsumsi (Crew Rp. 200.000 Bowo ,Ludfi, Hida

dan Talent)

4. Print dan Materai Rp. 132.000 Bowo, Ludfi, Hida

5. Editor Rp. 200.000 Bowo, Ludfi, Hida

6. Hak Kelayakan Rp. 200.000 Bowo, Ludfi, Hida

Intelektual (HKI)

7. CD Iklan Rp. 18.000 Bowo, Ludfi, Hida

Jadi total anggaran yang kami keluarkan sejumlah Rp. 1.000.000.

Anggaran tersebut digunakan selama proses pra produksi, produksi dan

pasca produksi dalam pembuatan Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya

Penggunaan Plastik”.

4.2.3 Implementasi Konsep Karya

4.2.3.1 Konsep Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang disampaikan

secara terbuka melalui suatu media, berisi pernyataan yang


71

disebarkan secara langsung kepada khalayak dan bersifat satu arah.

Iklan layanan masyarakat menjadi salah satu komunikasi pemasaran

sosial kreatif, disebarkan melalui media yang efektif. Sehingga

diharapkan dapat mendorong khalayak untuk merubah perilakunya

pada kebiasaan yang lebih baik dari perilaku sebelumnya. Selain itu

perkembangan media juga mempengaruhi perilaku individu dalam

memilih dan mencari informasi yang akan dikonsumsi (Pratiwi,

2020: 73).

Berdasarkan preferensi penggunaan media yang digunakan

masyarakat saat ini yaitu, didominasi oleh media online sehingga

Iklan Layanan Masayrakat ini memilih Youtube, sebagai saluran

penyebaran yang efektif. Karena, saat ini Youtube menjadi salah

satu media sosial yang paling banyak digunakan oleh khalayak.

Diharapkan melalui media tersebut, dapat menyasar khalayak secara

tepat dan efektif, sehingga pesan dalam Iklan Layanan Masyarakat

“Bahaya Penggunaan Plasitik” berhasil diterima oleh masyarakat.

Berdasarkan karakteristik dan fungsi komunikasi massa

yaitu, menginformasikan, mendidik, menghibur, pengawasan sosial

(social control), dan pengawas perilaku publik maupun penguasa.

Maka sejalan dengan tujuan Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya

Penggunaan Plastik” yaitu, Iklan tersebut merupakan bentuk

kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat, untuk meningkatkan

kesadaran akan bahaya plastik. Sehingga pesan dalam iklan dapat


72

merubah perilaku dan sikap masyarakat dengan lebih bijak, dalam

menyikapi masalah penggunaan plastik tersebut.

4.2.3.2 Implementasi Teori Agenda Setting dalam Iklan Layanan

Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”

Iklan layanan masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”

yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan

bahaya penggunaan plastik dapat dianalisis menggunakan teori

agenda setting. Teori ini menyatakan bahwa media massa memiliki

kekuatan untuk mempengaruhi perhatian masyarakat terhadap isu-

isu tertentu, serta memengaruhi perasaan dan sikap mereka terhadap

isu tersebut. Berikut adalah analisis iklan tersebut berdasarkan teori

agenda setting:

- Agenda Setting Primer:

Iklan ini mengambil peran sebagai media massa untuk

menetapkan agenda primer. Dalam hal ini, agenda setting primer

berfokus pada isu bahaya penggunaan plastik dalam kehidupan

sehari-hari. Iklan tersebut menyajikan gambaran kebiasaan

masyarakat yang terlalu bergantung pada kantong plastik.

- Agenda Setting Sekunder:

Iklan ini juga memiliki potensi untuk memengaruhi agenda

setting sekunder, yaitu bagaimana masyarakat merespons isu yang

diangkat. Dalam iklan, ada satu tokoh pemuda yang menjadi contoh
73

nyata dalam mengubah perilaku dengan meninggalkan penggunaan

kantong plastik. Hal ini bisa mempengaruhi masyarakat untuk

mengikuti jejak tokoh tersebut dan mulai mengurangi penggunaan

plastik dalam kehidupan sehari-hari.

- Pemberian Perhatian pada Masalah:

Iklan ini memberikan perhatian yang cukup besar pada

masalah penggunaan plastik dengan menunjukkan dampak nyata

yang membahayakan manusia. Ini bisa merangsang perasaan

khalayak dan mendorong mereka untuk memikirkan ulang

kebiasaan mereka yang terkait dengan plastik.

- Penekanan pada Solusi:

Iklan ini juga memberikan penekanan pada solusi dengan

memperlihatkan tokoh pemuda yang melakukan aksi nyata dengan

meninggalkan penggunaan kantong plastik. Ini dapat menjadi

inspirasi bagi pemirsa untuk melakukan tindakan serupa dan

mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Dengan demikian, iklan layanan masyarakat ini mencoba

untuk menggunakan teori agenda setting untuk mempengaruhi

kesadaran masyarakat terhadap bahaya penggunaan plastik dengan

menetapkan agenda primer dan sekunder yang fokus pada isu

tersebut, serta memberikan solusi konkret dalam bentuk tindakan

yang dapat diambil oleh individu. Melalui iklan ini, diharapkan


74

masyarakat akan lebih sadar akan dampak negatif penggunaan

plastik dan menjadi lebih peduli terhadap lingkungan.

Penerapan konsep teori komunikasi massa dalam segi

videografer yakni dengan seorang videografer menjadikan naskah

yang telah dibuat oleh sutradara dan penulis naskah. Naskah yang

telah dibuat akan divisualisasikan dalam bentuk iklan layanan

masyarakat. Melalui konsep visual akan lebih mudah memberikan

gambaran informasi kepada khalayak mengenai bahaya penggunaan

plastik sebagai bentuk kepedulian kesejahteraan masyarakat.

Apalagi penyebebaran informasi iklan ini melalui media sosial

youtube yang dimana kebanyakan masyarakat mengerti aplikasi

youtube sehingga diharapkan dapat tepat sasaran kepada khalayak

secara efektif.

4.2.3.3 Iklan Layanan Masyarakat sebagai Media Persuasif

Iklan Layanan Masyarakat (ILM) merupakan sebuah iklan

yang berisi pesan-pesan sosial yang bertujuan untuk

membangkitkan kepedulian masyarakat, pada sebuah masalah yang

mengancam keselarasan dan kesejahteraan hidup masyarakat

(Fijriani, 2014:135). Berdasarkan beberapa pendekatan pada

komunikasi persuasif, Iklan Layanan Masayrakat “Bahaya

Penggunaan Plastik” ini disajikan dengan mengimplementasikan

dua pendekatan persuasif melalui:


75

1) Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu seperti pada bagian video

yang menjelaskan data dan fakta yang menunjukkan bahwa

plastik merupakan timbulan sampah yang terbanyak kedua,

dan menimbulkan bahaya serius bagi lingkungan. Sehingga,

iklan tersebut memiliki nilai pesan yang tak terbantahkan. Hal

tersebut diharapkan dapat menimbulkan keyakinan pada

masyarakat terhadap pesan-pesan yang disampaikan dalam

iklan tersebut.

2) Pendekatan berdasarkan ketakutan, dalam video Iklan

Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”

ditampilkan bagaimana dampak buruk yang disebabkan oleh

limbah plastik. dampak tersebut mengancam manusia pada

komponen kehidupan seperti air, tanah, udara, merusak rantai

makanan, membahayakan kehidupan di laut, bahkan

menyerang kesehatan manusia itu sendiri. Dimana bahaya-

bahaya tersebut sangat dekat dan nyata dengan kehidupan

masyarakat, dan mengancam kehidupan di masa depan.

Sehingga, efek emosional (rasa takut) yang muncul pada

penonton, diharapkan dapat memicu perubahan perilaku

penonton setelah menerima informasi tersebut.

Berdasarkan teori komunikasi persuasif yang digunakan dalam

penulisan ini, Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan

Plastik” yang dapat bertujuan untuk mempersuasi masyarakat


76

dapat terwujud. Iklan tersebut berfungsi sebagai stimulus dari

komunikator, yang akan mempengaruhi perubahan sikap

masyarakat. Adapun respon yang diharapkan terhadap Iklan

Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik” yaitu,

menciptakan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat akan bahaya

plastik. Sehingga, muncul perubahan sikap dengan meninggalkan

kebiasaan penggunaan plastik.

4.2.3.4 Implementasi Teori Stimulus Organism Respons (S-O-R) dalam

Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”

Informasi merupakan salah satu kebutuhan masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari. sumber informasi tersebut juga dapat diakses

dari berbagai macam media atau teknologi komunikasi dan

informasi. Terlebih dengan adanya media baru, yaitu media yang

berbasis jaringan internet. Sehingga memudahkan siapapun dalam

mengakses berbagai informasi dalam bermacam-macam bentuk

sesuai dengan konteks dan kebutuhan setiap individu. Setiap

individu yang memperoleh sebuah informasi, dapat disebut bahwa

telah terjadi proses komunikasi dalam kegiatan tersebut. Karena di

dalamnya terdapat unsur komunikator, pesan (informasi), dan

komunikan (penerima informasi).

Iklan merupakan salah satu bentuk media informasi yang

dibentuk sedemikian rupa, untuk menarik perhatian khalayak,


77

bersifat persuasif, dan bertujuan untuk merubah perilaku khalayak

sesuai dengan pesan yang disampaikan. Iklan Layanan Masyarakat

“Bahaya Penggunaan Plastik” merupakan sebuah informasi yang

ditujukan untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan

karakteristik Iklan Layanan Masyarakat yaitu, memuat pesan sosial,

bermaksud menumbuhkan kepedulian khalayak pada sebuah

masalah yang mengancam keserasian dan kesejahteraan masyarakat.

Permasalahan atau isu yang diangkat dalam produksi iklan ini

yaitu bahaya penggunaan plastik. Seperti yang diketahui

sebelumnya, kebijakan pemerintah Indonesia dalam pengelolaan

sampah plastik belum memberikan perhatian serius akan dampak

permasalahan ini. Sehingga masyarakat juga belum sepenuhnya

memiliki kesadaran dan kepedulian dalam menyikapi masalah ini

secara serius. Diharapkan melalui Iklan Layanan Masyarakat

“Bahaya Penggunaan Plastik” dapat menjadi salah satu media

informasi yang dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat.

Sehingga Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”

dapat memberikan dampak sesuai dengan fungsi dan tujuan pesan

dalam iklan tersebut.

Dalam pembahasan komunikasi, terdapat satu model/teori

yang menjelaskan sebuah efek media. Dimana media disebut

mampu mendorong perubahan perilaku seseorang, melalui sebuah

stimulus yang diberikan. Pembahasan tersebut dijelaskan pada salah


78

satu model komunikasi yang disebut Stimulus Organism Respons

(S-O-R), yaitu sebuah model atau teori komunikasi yang

menunjukkan bahwa, komunikasi merupakan sebuah proses aksi-

rekasi. Dalam teori ini ada tiga unsur, yang pertama adalah stimulus,

yaitu sebuah pesan yang disampaikan oleh stimulan atau

komunikator. Stimulus ini yang nantinya berkaitan dengan efek atau

reaksi dalam proses komunikasi. Dalam hal ini, stimulus berupa

Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”. Iklan ini

yang akan menjadi sebuah stimulus atau pesan kepada khalayak,

berisikan informasi mengenai kondisi lingkungan akibat limbah

plastik. Menunjukkan dampak dan ancaman bahaya yang

ditimbulkan, serta tindakan yang harus dilakukan untuk menghadapi

persoalan tersebut.

Kedua yaitu Organism, disebut juga objek yang akan

menerima stimulus. Organism dalam teori ini yaitu manusia, karena

jiwa manusia yang memiliki komponen seperti sikap, perilaku,

opini, kognisi, afektif, dan konatif (Darmastuti, 2019: 31). Manusia

disini berperan sebagai organism atau komunikan, yaitu penerima

pesan dari seorang komunikator. Berkaitan dengan karya produksi

Iklan layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”, organism

atau penerima pesan dalam iklan ini yaitu khalayak yang

mengonsumsi atau menonton video iklan tersebut. Sebagai penerima

pesan, khalayak akan memiliki proses yang berbeda-beda dalam


79

menyikapi sebuah stimulus. Sikap komunikan dapat dipelajari

dalam tiga variabel yaitu, perhatian, pemahaman, dan penerimaan.

Ketiga yaitu Response, merupakan reaksi atau sikap yang

ditunjukkan oleh komunikan terhadap stimulus yang diterima.

Mengacu pada stimulus yang ada yaitu video Iklan Layanan

Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”, maka respon dalam hal

ini yaitu bagaimana sikap khalayak setelah menerima pesan dalam

iklan. Apakah iklan tersebut dapat memicu perubahan sikap atau

perilaku khalayak dalam permasalahan limbah plastik.

Berdasarkan penjelasan tiga unsur dalam teori S-O-R tersebut,

sejalan dengan tujuan Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya

Penggunaan Plastik” bahwa, iklan ini sebagai sumber informasi bagi

khalayak. Melalui pesan-pesan yang disampaikan dalam iklan,

diharapkan mampu menimbulkan kesadaran dan kewaspadaan

khalayak akan kondisi lingkungan yang terancam oleh bahaya

limbah plastik. Dijelaskan dalam teori S-O-R bahwa stimulus akan

menimbulkan efek apabila stimulus yang diberikan, melebihi

stimulus sebelumnya.

Dalam Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan

Plastik”, diperlihatkan data dan fakta realita lingkungan, adanya

timbulan sampah plastik yang sangat massif. Kemudian, dipaparkan

bahaya yang ditimbulkan akibat limbah plastik tersebut, mengancam

lingkungan dan mahluk hidup di bumi. Kemudian, diperlihatkan


80

aksi nyata dalam iklan tersebut berupa tindakan yang dapat

dilakukan dalam menyikapi permasalahan tersebut yaitu, mulai

mengurangi atau meninggalkan penggunaan plastik dalam kegiatan

sehari-hari. Seperti menggunakan tumbler minum sendiri alih-alih

membeli air minum kemasan plastik, atau menggunakan kantong

non-plastik saat berbelanja. Melalui iklan ini, yang sudah

dipersiapkan dan dirancang sedemikian rupa, sehingga

menghasilkan sebuah tayangan yang menarik. Diharapkan dapat

menjadi sebuah stimulus yang baik bagi komunikan atau khalayak

yang menonton iklan tersebut.

Setelah stimulus atau Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya

Penggunaan Plastik” diterima oleh komunikan, maka dapat dikatan

telah terjadi proses komunikasi. Kemudian proses selanjutnya yaitu

bagaimana komunikan merespon stimulus tersebut, yaitu perubahan

sikap atau perilaku yang ditunjukkan oleh komunikan. Dalam proses

ini, variabel yang dapat diketahui yaitu perhatian, pemahaman dan

penerimaan.

Perhatian, merupakan bagaiman khalayak bersikap pada video

iklan tesebut, apakah video tersebut merupakan informasi yang

diinginkan atau dibutuhkan oleh khalayak tersebut. Sebaliknya,

apakah khalayak bersikap tak acuh dengan keberadaan video iklan

ini. Pemahaman, yaitu berkaitan dengan apa yang diperoleh seorang

komunikan terhadap pesan yang ada dalam video iklan. Apakah


81

pesan dalam iklan tersebut dipersepsikan sesuai dengan keinginan

komunikator, yaitu iklan tersebut bertujuan untuk memberi

informasi mengenai dampak bahaya limbah plastik. Terakhir dalam

tahap penerimaan, yaitu berkaitan dengan perubahan sikap atau

perilaku sesuai dengan stimulus yang diberikan. Dalam hal ini yaitu,

masyarakat memahami bahwa permasalahan plastik tersebut,

membahayakan dan mengancam kehidupan masyarakat. Sehingga

perlu adanya tindakan, yaitu seperti pesan dalam video Iklan

Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”, untuk mulai

meninggalkan penggunaan plastik.

Penerapan teori komunikasi persuasif dalam Iklan Layanan

Masyarakt ini yang dibentuk dalam segi videografer dengan

menyampaikan pesan secara visual. Pesan yang disampaikan

menggunakan teknik pengambilan gambar dengan menunjukkan

aksi secara nyata talent yang beralih dari kebiasaan penggunaan

plastik. Selain itu, di dalam iklan ini terdapat gambaran dampak dari

plastik dan tumpukkan sampah yang menumpuk di TPA. Makna isi

pesan iklan ini yaitu mengajak masyarakat untuk mengurangi

penggunaan plastik sehingga memungkinkan masyarakat memiliki

kesadaran akan bahaya plastik.


82

4.3 Analisis Hasil Produksi

4.2.4 Evaluasi Konsep Karya

Pada tahapan proses produksi yang tentunya dilaksanakan sesuai

dengan rencana dan mempunyai sebuah harapan dalam melakukan

shooting berjalan dengan baik. Namun terdapat kesalahan dalam proses

pembuatan Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”

yang tidak di duga saat proses shooting yang dijadikan sebagai evaluasi

atau pembelajaran untuk membuat karya selanjutnya. Berikut ini

merupakan kendala yang dialami oleh penulis selaku kameramen dan

pemecahan masalahnya.

4.2.5 Kendala dan Pemecahan Masalah

Pada saat proses pra produksi, produksi dan pasca produksi

pembuatan karya Iklan Layanan Masyarakat “Bahaya Penggunaan

Plastik” ini, penulis sebagai videografer atau kameramen menemukan

kendala yakni :

1) Kendala dan pemecahan masalah pra produksi

Pada saat proses pra produksi, dimana penulis selaku

videografer atau kameramen mengalami kelalaian dalam

pemilihan kamera. Penulis tidak melakukan pengecekan terlebih

dahulu saat meminjam kamera di teman, alhasil pada saat sampai

di lokasi shooting ternyata kamera nya tidak memiliki lensa.

Pemecahan masalah ini diselesaikan bersama crew dengan sudah


83

mempersiapkan kamera cadangan sehingga dapat melakukan

proses shooting pada hari itu juga.

2) Kendala dan pemecahan masalah produksi

Pada saat proses produksi, dimana penulis selaku

videografer atau kameramen mengalami kendala atau kesalahan

yang tidak terduga. Setelah menyelesaikan shooting hari pertama

semua scene dan adegan yang ada di dalam naskah, penulis

mengecek hasil rekaman videonya dan hasilnya jelas. Akantetapi

ketika sampai di rumah, penulis melakukan pengecekan kembali

bahwa ada beberapa scene yang nge blur atau buram. Hal itu

mungkin saat di outdoor terdapat pantulan sinar matahari yang

mengurangi penglihatan saat pengecekan video. Penulis bisa

menyelesaikan pemecahan masalah tersebut dengan melakukan

take ulang di hari berikutnya untuk mendapatkan hasil yang

memuaskan dan untuk hari berikutnya penulis mengevaluasi agar

hal tersebut tidak terjadi lagi.

Selain itu terdapat kendala lainnya pada saat proses

produksi, dimana penulis selaku videografer atau kameramen

seharusnya bisa lebih menyiapakan planning lain untuk

mengantisipasi kejadian tak terduga. Misalnya pada saat

pengambilan shot di lapangan rindam atau outdor, microphone

yang digunakan untuk suara talent saat berbicara itu ketinggalan di

tempat orang yang punya, sedangkan tidak ada mic lainnya.


84

Pemecahan masalah disini penulis melakukan pergantian

microphone yang tertinggal dengan headset. Hal itu menjadikan

evaluasi penulis yang seharusnya sudah mempersiapkan planning

lain yakni meminjam microphone yang lain.

3) Kendala dan pemecahan masalah pasca produksi

Pada saat proses pasca produksi sendiri, penulis tidak begitu

mengalami kendala atau masalah apapun yang menghalangi

kinerja saat pemilihan footage. Mungkin hanya merasa bingung

saat pemilihan footage, karena terlalu banyak dan ada footage yang

kurang memuaskan. Namun hal itu bukan menjadi masalah yang

serius karena masih ada footage lainnya sehingga hal tersebut bisa

diatasi dengan cepat. Selain itu, saat editor online sudah

menyelesaikan editannya terdapat kesalahan dalam memasukkan

urutan footage, namun masalah tersebut cepat diatasi dengan

melakukan revisi.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat penulis dari uraian yang telah dipaparkan

diatas mengenai peran videografer atau kameraman dalam Iklan Layanan

Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik”, maka dapat disimpulkan bahwa

seorang kameramen mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam membuat

konsep visual dari naskah sutradara. Oleh karena itu, penulis berperan penting

dalam keberhasilan konsep visual video karya Iklan Layanan Masyarakat ini,

mulai dari tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi. Pada tahapan yang

pertama yaitu pra produksi, penulis menentukan cara pengambilan gambar dari

berbagai macam aspek teknik seperti segi sudut pengambilan gambar, shoot

size dan pergerakan kamera (camera movement). Selain itu, Setelah semuanya

telah disetujui dengan visi dan misi terkait konsep yang sama antara sutradara

dan penulis naskah apa yang ingin divisualisasikan dalam Iklan Layanan

Masyarakat “Bahaya Penggunaan Plastik” kemudian penulis memulai

membuat storyboard. Kemudian pada tahapan yang kedua yaitu tahapan

produksi, penulis melakukan pengambilan gambar bersama tim sesuai dengan

daftar shot yang telah dibentuk dengan teori-teori sinematografi seperti shot

size, level camera movement, dan lain-lain. Setelah produksi selesai, penulis

melakukan pengecekan file video yang telah direkam dengan tujuan untuk

mengantisipasi apabila terdapat footage yang kurang atau hasil yang direkam

kurang sesuai dengan harapan. Selain itu, penulis melakukan komunikasi

69
70

dengan crew lain seperti sutradara dan penulis naskah untuk memastikan scene

yang direkam telah selesai. Kemudian penulis juga melakukan pemilihan

footage sebelum masuk ke proses editing secara online.

5.2 Saran

Dalam sebuah proses produksi pembuatan konten audio visual seperti iklan,

film dan lain-lain memerlukan persiapan yang lebih matang. Hal itu akan

meminimalisir kesalahan atau kendala yang dihadapi. Selain itu, melakukan

kerja sama crew yang baik sehingga tujuan utama dalam pembuatan konten

dapat tercapai dan sesuai dengan rencana. Setiap crew tentunya mempunyai

tanggung jawab masing-masing tugasnya untuk meningkatkan kinerja saat

produksi. Penulis menyimpulkan beberapa saran, antara lain :

5.2.1 Saran praktis

a) Untuk videografer selanjutnya yang akan membuat konten

audiovisual seperti iklan maupun film pendek, alangkah baiknya

memperbanyak mencari referensi langsung dalam media apapun.

b) Untuk videografer selanjutnya diharapkan memperbanyak kegiatan

praktek sinematografi, sehingga teori yang ada dapat diterapkan

secara efektif.

c) Untuk videografer selanjutnya diharapkan lebih teliti dalam teknik

pengambilan gambar saat proses produksi berlangsung.


71

5.2.2 Saran akademis

a) Untuk videografer selanjutnya yang ingin membuat karya audio

visual diharapkan lebih memperhatikan dan mendalami teori

komunikasi seperti teknik-teknik dalam sinematografi.

b) Memperbanyak fasilitas untuk membantu kegiatan mahasiswa

selama pembuatan karya berupa audio visual.


DAFTAR PUSTAKA

Angga Nugraha. (2018). Penata Kamera Dalam Film Pendek Pulang Tentang

Kearifan Lokal Kasepuhan Ciptagelar. Journal e-Proceding of Art

& Design, 5(3).

Akbar, Ali. (2018). Efektivitas Youtube Sebagai Media Penyebaran Informasi.

Skripsi. Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Universitas Islam

Negeri Ar-Raniry : Banda Aceh. (1-112).

Ainunnisa, N. A. (2020). Komunikasi Persuasif dalam Meningkatkan Literasi

Sastra Pada Difabel Netra. Jurkommas, 1, 1-20.

Arias, dkk. (2023). Determinan Perilaku Pengolahan Sampah Rumah Tangga di

Desa Mungguk Bantuk Kabupaten Sinring. Jurnal Ilmiah Kesehatan

Masyarakat, 1(2), 1-10.

Abu Vahreza., Elda Framzia Jasjfi. (2020). Kesan Multiperspektif Sinematografi

Dalam Teknik Pengambilan Gambar Film “Birdman”. Prosiding

Konferensi Mahasiswa Desain Komunikasi Visual. Universitas

Trisakti : Jakarta.

Abidin, Andi R., Mustika A. (2021). Urgensi Komunikasi Model Stimulus

Organism Response (S-O-R) Dalam Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran. Al-iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 6 (2),

74-90.

72
73

Azhar, Salsabila. (2019). Pengaruh Terpaan Pemberitaan Terorisme di Media

Online Terhadap Persepsi Mahasiswa Pada Pakaian Syar’i.

Skripsi. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Deputi 5. (2023, Agustus 5). KEMENKO PMK. Retrieved from KOMENKOPMK

Website : https://www.kemenkopmk.go.id/72-juta-ton-sampah-di-

indonesia-belum-terkelola-dengan-baik

Effendy, Heru (2008). Industri Pertelevisian Indonesia Sebuah Kajian. Jakarta:

Erlangga.

Effendy, dkk. (2023). Teori Agenda Setting. Jurnal Pendidikan Tambusai.

JURKEL. 2(3).

Ferdinanda., Elianna Gerda Pertiwi. (2020). Penerapan Storyboard Dalam Video

Iklan Layanan Masyarakat “Diet Plastik” Jurnal Ferdinanda dkk.

13(1).

Fijriani, Nissa. 2014. Supers Sebagai Media Persuasi dalam Iklan Layanan

Masayrakat “Untuk Bumi yang Lebih Hijau”. Jurnal Rekam10 (2):

131-143.

Hadi, Ido, Prijana, dkk. (2021). Komunikasi Massa. Jakarta: CV. Penerbit Qiara

Media.

Halik, Abdul. (2013). Komunikasi Massa. Makassar: Alaudin University Press.

Diakses pada, Jumat 8 September 2023.


74

https://repositori.uinalauddin.ac.id/338/1/KOMUNIKASI%20MAS

SA%20full.pdf

Izar Yuwandi. (2018). Analisis Sinematografi Dalam Film Polem Ibrahim dan

Dilarang Mati di Tanah Ini. Skripsi. Universitas Islam Negeri Ar-

Raniry : Banda Aceh.

Juli Atika., Rosta Minawati., & Agung Eko Budi Waspada. (2018). Iklan Layanan

Masyarakat Peduli Sampah. Jurnal Proposisi, 3(2).

Kustiawan, dkk. (2022). Komunikasi Massa. Jurnal Analytical Islamic, 1(11), 1-9.

Kustiawan, dkk. (2022). Teori-Teori dalam Komunikasi Massa. JURKEL, 2(3), 41-

45.

Lukitaningsih, Ambar. (2013). Iklan yang Efektif Sebagai Strategi Komunikasi

Pemasaran. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, 2(13), 116-129.

Luthfia. (2018, November 21). KOMPAS.com. Retrieved from KOMPAS.com.

Website: https://amp-kompas-

com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com/internasional/read/2

018/11/21/18465601/sampah-plastik-dunia-dalam-

angka?amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCA

AgM%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16938469256076&

referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com

Mahardika Rachman Kusuma. (2019). Perancangan Video Iklan Layanan

Masyarakat Self Harassment dengan Teknik Motion Graphic


75

Berbasis Infografis Sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran

Masyarakat. Skripsi. Institut Bisnis dan Informatika STIKOM :

Surabaya.

M. Ifran Sanni., Yudi Dian., Ramdhan. (2016). Pemanfaatan Angle Fotografi Pada

Foto Dokumentasi. Jurnal ISSN, 2(1).

Priani, dkk. (2018). Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Pemanfaatan Sampah

Plastik. Jurnal Proporsi, 3 (2), 129-139.

Pratiwi, Selly A. 2020. Iklan Layanan Masyarakat Covid-19 di Media Sosial dan

Perilaku Masyarakat di Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi

17 (2): 71-82.

Studio Antelope. (2022). Studio Antelope. Dipetik 9 September 2023, di akses pada

https://studioantelope.com/5metode-syuting-film-yang-harus-

kamu-pahami/amp/

Triadi Sya’Dian., Rinanda Purba., Saidah Khoiriah Nasution. (2022). Visualisasi

Emosi Melalui Teknik Pengambilan Gambar Dalam Film Pendek

“Tembok Imaji”. Proposisi Journal, 8(1). Hal.34-43.

Yosef Yulius., Bobby Halim., Mukhsin Patriansah. (2022). Tinjauan Unsur Visual

Desain Poster Iklan Layanan Masyarakat “Yuk Kurangi Sampah

Plastik Mu”. Jurnal desain komunikasi visual Unikom, 10(2).


76

Dari Youtube :

Iklan Layanan Masyarakat sampah plastik- fauzan Muhaimmin:

https://www.youtube.com/watch?v=cXmEsOpoUC8&pp=ygUnaWtsYW4gbGF5

YW5hbiBtYXN5YXJha2F0IHNhbXBhaCBwbGFzdGl

Iklan Layanan Masyarakat plastik- Iki_Studio :

https://www.youtube.com/watch?v=H47FSHdyqzg&pp=ygUraWtsYW4gbGF5Y

W5hbiBtYXN5YXJha2F0IHBsYXN0aWsgaWtpX3N0dWRpbw%3D%3D

Iklan Layanan Masyarakat Menjaga Kebersihan/Kesadaran- Rafi Farras :

https://www.youtube.com/watch?v=QAPutCcSvwM&pp=ygVBaWtsYW4gbGF5

YW5hbiBtYXN5YXJha2F0IG1lbmphZ2Ega2ViZXJzaWhhbi9rZXNhZGFyYW4

gcmFmaSBmYXJyYXM%3D

Dokumenter Peduli Sampah- Jirolu Production :

https://www.youtube.com/watch?v=wut97bEcBMM&pp=ygUecGVkdWxpc2Ftc

GFoIGppcm9sdSBwcm9kdWN0aW9u

A Short Film to End Plastic Pollution In Soutch-East Asia- Meshminds :

https://www.youtube.com/watch?v=P5OBWbZDZIc&pp=ygVFQSBTaG9ydCBG

aWxtIHRvIEVuZCBQbGFzdGljIFBvbGx1dGlvbiBJbiBTb3V0Y2gtRWFzdCBB

c2lhLSBNZXNobWluZHMg
LAMPIRAN

1. Naskah/Skenario

77
78
79

2. Breakdown Shot

BREAKDOWN SHOT IKLAN LAYANAN MASYARAKAT


“BAHAYA PENGGUNAAN PLASTIK”
Scene Audio Visual Breakdown Shot
1 Music in : Medium Shot (MS)
Backsound musik
intrumental piano Setting :Dapur.

Memperlihatkan
tumpukan plastik di
dalam platik yang
digantung dan di
tempat sampah.
VO :
“Bukankah
pemandangan
seperti ini cukup
familiar disetiap
rumah? Plastik di
dalam kantong
plastik.”
2 Music in : Medium Shot (MS)
Backsound musik Medium Close UP
instrumental piano (MCU)

Setting : Pasar dan


tempat Car Free Day
(CFD)
80

Memperlihatkan
banyaknya orang
menenteng kantong
plastik, dari skala
kecil hingga besar.
Berakhir dengan
memperlihatkan
Talent belanja
menggunakan tas
belanja (non-
plastik).
VO :
“Manfaat dan
efisiensi plastik
memang
memberikan
banyak
kemudahan bagi
kita dalam
kehidupan sehari-
hari. Apalagi,
dengan harga yang
murah, tahan lama,
dan mudah
didapatkan
dimana-mana.”
81

3 Music in : Medium Close Up


Backsound musik (MCU)
instrumental piano Close Up (CU)

Setting : Car Free


Day Rindam.

Menunjukkan Talent
sedang duduk di
kursi taman, lalu
seseorang
menyodorkan air
minum kemasan
botol plastik. Talent
menolak
(menggelengkan
kepala), lalu
mengeluarkan
Voice Talent : tumbler dari tas,
“Namun, sudah kemudian
sadarkah kita? menghadap kamera
Bahwa
kemudahan-
kemudahan itu,
justru menjadi
awal mula sebuah
kesengsaraan?”
82

4 Music in : Medium Shot (MS)


Backsound musik
instrumental piano Setting : TPA, dan
sungai.

Menunjukkan
banyaknya
tumpukan sampah di
sungai dan TPA
dengan sampah
plastik yang
VO : menggunung.
“Data
menunjukkan
bahwa 182,7
miliar kantong
plastik atau senilai
1.278.900 ton
yang digunakan di
Indonesia setiap
tahunnya,
sekaligus menjadi
timbulan sampah
terbesar kedua dari
total sampah
nasional.
Permasalahan
nyata dalam hal ini
yaitu bagaimana
dampak dan
bahaya dari
83

sampah-sampah
plastik yang ada.”

5 Music in : Medium Long Shot


Backsound music
instrumental piano Setting : Kawasan
kumuh dan banyak
sampah.

Menunjukkan
bahaya sampah
plastik bagi
lingkungan (bisa
foto2/ video)
- Pencemaran air
dan tanah (kondisi
sungai kumuh).
- Polusi udara
(pembakaran
sampah).
- Membunuh hewan
- Merusak rantai
VO : makanan.
”Dari polusi
plastik ini, terbukti
sudah ditemukan
partikel
mikroplastik yang
menimbulkan
bahaya pada
beberapa
84

komponen
kehidupan seperti,
air, tanah, udara,
hingga hewan dan
biota di laut. Dan
bahkan!
Mikroplastik juga
teridentifikasi
dalam darah, paru-
paru, asi, dan fases
manusia.”
6 Music in : Medium Shot
Backsound musik
instrumental piano Setting : Car Free
Day Rindam.

Talent duduk di
Taman.
Voice Talent :
“Yakin hidup
kalian masih
aman? Ingat!
Kemudahan hari
ini, akan menjadi
kesengsaraan
suatu hari nanti.”
7 Music in : Medium Close Up
Backsound (MCU)
instrumental piano
85

Setting : Dapur.

Memperlihatkan
Talent mengganti
tumpukan kantong
plastik
menggunakan
kantong non-plastik.

VO dan Teks : VO dan Teks :


(Fade out) “Stop penggunaan plastik!”
“Stop penggunaan
plastik!”

3. Jadwal Produksi

Uraian Proses Produksi Iklan Layanan Masyarakat


“Bahaya Penggunaan Plastik”
1. Pra Produksi
Tabel Pra Produksi
Hari /Tanggal Waktu Kegiatan
Jum’at, 13.13 – Sutradara dan Crew melakukan pre-
25 Agustus 20.44 production metting I yaitu, menentukan
2023 tema atau topik karya.
Sabtu, 18.30 – Sutradara dan Penulis Naskah bersama
26 Agustus 20.20 Crew malakukan diskusi forum
2023 breakdown naskah I.
Minggu, 19.00 – Sutradara dan Crew melakukan pre-
27 Agustus 20.30 production metting II yaitu, menentukan
2023
86

lokasi, talent, perlengkapan dan lain


sebagainya.
Senin, 17.00 – Sutradara dan Penulis Naskah bersama
28 Agustus 20.00 Crew malakukan dskusi forum
2023 breakdown naskah II.
Selasa, 15.00 – Sutradara dan Crew melakukan pre-
29 Agustus 17.00 production metting III yaitu, menyepakati
2023 naskah yang digunakan dan mengajukan
ke dosen pembimbing.
Rabu, 09.00 – Sutradara dan Crew bersama Talent
30 Agustus 11.00 melakukan kegiatan reading
2023
Kamis, 10.00 – Sutradara dan Crew melakukan kegiatan
31 Agustus 13.00 recce di lokasi rumah dan outdoor.
2023

2. Produksi
Tabel Produksi
Hari, Tanggal Waktu Kegiatan
Jum’at 08.00 – Sutradara dan Crew bersama Talent
1 September 10.00 melakukan shooting I di rumah serta
2023 Shooting II outdoor di Lapangan
Rindam.
Sabtu, 08.00 – Sutradara dan Crew bersama Talent
2 September 12.00 melakukan shooting I di rumah serta
2023 Shooting II outdoor di Lapangan
Rindam.
13.00 – Kemudian melakukan VO bersama
14.00 Talent di rumah talent.
87

3. Pasca Produksi
Tabel Pasca Produksi
Tanggal Waktu Kegiatan
Sabtu - 16.30 - Proses editing yang dilakukan secara
Minggu, 13.25 online oleh editor.
3 - 4
September
2023
Senin, 13.30 – Sutradara melakukan evaluasi terhadap
5 September 13.50 hasil video Iklan Layanan Masyarakat
2023 “Bahaya Pengunaan Plastik” kepada
editor.
Selasa, 15.20 – Editor secara online membenahi video
6 September 19.00 iklan sesuai evaluasi dari sutradara.
2023
Rabu, 19.00 – Sutradara dan Editor bersama Crew me-
7 September 19.15 review hasil video iklan dan memutuskan
2023 picture look pengeditan video.
Rabu, 10.00 – Sutradara dan Crew mendaftarkan karya
13 September 16.00 video Iklan Layanan Masyarakat
2023 “Bahaya Penggunaan Plastik” ke HKI
melalui LPPM.
88

4. Dokumentasi Lapangan
89
90

5. Lampiran Screenshot Editing Online

6. Lembar Kerjasama Mitra


91

7. Sertifikat HKI

Anda mungkin juga menyukai