Anda di halaman 1dari 114

PERANCANGAN POSTER FOTOGRAFI

KARAKTER TOLERANSI DAN CINTA


DAMAI UNTUK ANAK USIA DINI

PENGANTAR KARYA
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Jurusan
Desain Komunikasi Visual

Diajukan oleh :
Muhammad Ihsan
2014130032

Sekolah Tinggi Desain Interstudi


Jakarta
2020
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Muhammad Ihsan

NIM : 2014130032

Jurusan / Konsentrasi : Desain Komunikasi Visual

Dengan ini menyatakan bahwa judul Tugas Akhir “PERANCANGAN POSTER


FOTOGRAFI KARAKTER TOLERANSI DAN CINTA DAMAI UNTUK
ANAK USIA DINI” Benar bebas dari plagiat, dan apabila pernyataan ini terbukti
tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Jakarta, 06 April 2021

Yang membuat pernyataan

Muhammad Ihsan
TANDA PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa : Muhammad Ihsan


No. Induk Mahasiswa : 2014130032
Judul Tugas Akhir : Perancangan Poster Fotografi Karakter
Toleransi Dan Cinta Damai Untuk Anak
Usia Dini

Tugas Akhir ini telah dipertahankan di hadapan Penguji yang diadakan

i
SEKOLAH TINGGI DESAIN INTERSTUDI
PROGRAM STUDI STRATA 1
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Muhammad Ihsan 2014130032

ABSTRAK

PERANCANGAN POSTER FOTOGRAFI KARAKTER


TOLERANSI DAN CINTA DAMAI UNTUK ANAK USIA DINI
Jumlah halaman :(i-xiii + 6 Bab + 35 Sub Bab + 52 Sub Sub Bab +30 Sub Sub Sub
Bab + 101 Halaman + 3 Lembar Lampiran + 10 Buku + 3 Sumber
lain)
Bibliografi : 1982-2020

Komunikasi menjadi kunci dari sebuah usaha komperhensif dalam

membentuk suatu tujuan yang positif. Komunikasi secara terencana menciptakan

efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan

pada kurun waktu tertentu . Kampanye kerap menggunakan media sebagai saluran

pengirim pesan yang telah ditata dengan baik kepada target sasaran sesuai yang

telah direncanakan. Kampanye yang saat ini memiliki eksistensi yang tinggi adalah

kampanye misi sosial yang berorientasi sebagai serangkaian proses komunikasi

terencana bersifat nonkomersil yang berisi pesan tentang masalah sosial yang

terjadi di masyarakat. Dalam proses perancangan, terdapat metode pengumpulan

data dan metode analisis data sebelum melakukan pengerjaan eksekusi. Data yang

dikumpulkan berupa fakta kasus, keseharian target sasaran, serta diksi yang kasual

sehingga data tersebut dapat menjadi media kreatif yang sesuai dengan karakteristik

target sasaran. Adapun penulis mengambil topik Perancangan Poster Fotografi

i
Karakter Toleransi dan Cinta Damai Untuk Anak Usia Dini dikarenakan

ketertarikan penulis terhadap penyampaian pesan yang dibuat kreatif dan interaktif

oleh seorang desain komunikasi visual hingga mampu membuat individu yang lain

berubah pikiran. Analisis karya ini berisikan pengamatan terkait elemen desain,

media kampanye dan proses komunikasi kampanye yang dirancang. Kampanye

mengandalkan Poster print ads yang interaktif sebagai upaya mengugah kesadaran

target sasaran untuk memerangi kasus terkait.

Kata kunci: Poster, anak usia dini, PAUD, HIMPAUDI

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir yang Perancangan Poster Fotografi Karakter Toleransi

dan Cinta Damai Untuk Anak Usia Dini. Dalam melaksanakan Tugas Akhir ini

penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Ketua STDI : Alm. Dr. Muchyar, M.Hum

2. Wakil Ketua I Bid. Akademik : Nita Trismaya, S.Sn., M.Ds

3. Wakil Ketua II Bid. Administrasi dan Keuangan : M. Nuh, SE., M.Si

4. Ketua Prodi : Rian Guntoro, SE., M. Si

5. Sekretariat Prodi : Febrina Indriani , SE

6. Bapak Drs. Sujendro Hery Nugroho, M.Si selaku Dosen Pembimbing

Tugas Akhir di Sekolah Tinggi Desain Interstudi.

7. PAUD Anggrek Ceria dan HIMPAUDI Depok yang telah bersedia

menjadi objek penelitian untuk Tugas Akhir ini.

8. Kedua Orang tua Ibu Nurtini dan seluruh keluarga besar yang telah

mendukung secara penuh proses pengerjaan Tugas Akhir ini dan juga

telah mendoakan serta memberikan semangat dalam melaksanakan

Tugas Akhir ini.

9. Terima kasih untuk seluruh teman – teman dan senior STDI, Diki,

Fiqhi, dan teman – teman lain yang tidak dapat saya sebutkan satu –

iii
persatu yang sudah memberikan motivasi serta bantuan sehingga

terselesaikannya Tugas Akhir ini.

10. Terima kasih untuk Amalia Fitriani Rahman yang sudah membantu

penulis dalam tugas ahir ini.

11. Terima kasih untuk Fiqhi, Peri, Riky Idung dan selaku rekan Tugas

Akhir dan rekan – rekan angkatan 2014 dan 2015 yang sudah

mendukung penuh dan membantu selama proses penyelesaian Tugas

Akhir ini.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan, senantiasa mendapatkan


Ridho Allah SWT, sehingga pada akhirnya Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Jakarta, Juni 2020

Penulis,

Muhammad Ihsan

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR BAGAN ..................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................... 3
D. Ruang Lingkup ................................................................ 4
1. Batasan Masalah ............................................................ 4
2. Batasan Media................................................................ 4
3. Segmentasi ..................................................................... 4
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 5
1. Literatur ......................................................................... 5
2. Observasi ....................................................................... 5
3. Wawancara..................................................................... 6
F. Jadwal Kerja ....................................................................... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS

v
A. Komunikasi ....................................................................... 7
1. Pengertian Komunikasi .................................................. 8
2. Definisi Komunikasi ...................................................... 8
3. Proses Komunikasi ........................................................ 8
4. Fungsi dan Tujuan Komunikasi ..................................... 9
5. Tujuan Komunikasi...................................................... 10
6. Dampak Komunikasi ................................................... 11
B. Desain Komuniakasi Visual ............................................ 11
1.Pengertian Desain Komunikasi Visual ......................... 12
2. Desain Komunikasi Visual .......................................... 12
3. Elemen Desain ............................................................. 14
C. Tipografi .......................................................................... 19
D. Prinsip Desain ................................................................. 11
E. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Anak Usia Dini ............ 22
F. Toleransi .......................................................................... 23
1.Perkenalan Keragaman ................................................. 24
2. Ajakan Tidak Membenci Perbedaan ............................ 24
3.Beritahukan Pada Anak Sikap Toleransi Itu Sangat
Dibutuhkan .................................................................... 25
G. Cinta Damai ..................................................................... 25
1.Pengertian Cinta Damai ................................................ 25
2. Pendidikan Damai ........................................................ 26
3. Metode Pendidikan Damai........................................... 26
H. Pendidikan Anak Usia Dini.............. ............................... 27
I. Masalah-masalah Pokok Dalam Pendidikan Anak Usia Dini
......................................................................................... 31
J. Foto .................................................................................. 33
1.Pengertian Foto ............................................................. 34

vi
2. Prinsip Foto .................................................................. 36
K. Fotografi Still Life ........................................................... 37
1.Konsep Fotografi Still Life. .......................................... 37
L. Poster ............................................................................... 40
1.Pengertian Poster .......................................................... 40
2. Anatomi Poster ............................................................ 42
3. Jenis-jenis Poster.......................................................... 43
M. Kampanye Sosial ........................................................... 44
1.Teori Desain Komunikasi Visual Dalam Kampanye .... 45
2.Teori Tipografi .............................................................. 46
3. Teori Ilustrasi ............................................................... 46
3. Teori Komunikasi Massa ............................................. 46
3. Teori Media.................................................................. 47

BAB III GAGASAN DESAIN


A. Profil Model Client .......................................................... 49
1. HiMPAUDI.................................................................. 49
2. Sejarah Himpaudi ........................................................ 50
3. Visi dan Misi................................................................ 50
B. Konsep Dasar ................................................................... 51
1. Analisis SWOT Buku Panduan Wisata ....................... 51
2. Mind Mapping.............................................................. 52
3. Audience Profile Board ............................................... 53
C. Konsep Visual .................................................................. 55
1. Fotografi....................................................................... 55
2. Digital Imaging ............................................................ 57
3. Konsep Verbal ............................................................. 59

vii
4. Tipografi ...................................................................... 61
5. Komposisi Margin dan Grid ........................................ 62
D. Warna .............................................................................. 63
E. Media Peyampaian .......................................................... 64
1. Media Utama................................................................ 64
2. Media Pendukung ........................................................ 65

BAB IV PROSES PELAKSANAAN


A. Penentuan Topik .............................................................. 69
B. Pengumpulan Data ........................................................... 69
C. Sketsa ............................................................................... 70
D. Alternatif Desain.............................................................. 72
E Pengembangan Desain ...................................................... 75
F. Desain Akhir .................................................................... 77
G. Produksi ........................................................................... 77
1. Digital Printing ............................................................ 77
2. Cetak Sablon ................................................................ 78
3. Finishing ...................................................................... 78
4. Cutting ......................................................................... 78
4. Lipat(Fold Machine) .................................................... 79

BAB V URAIAN KARYA


A. Media Utama ................................................................... 80
1. Poster ........................................................................... 80
B. Media Pendukung ............................................................ 88
1. Media Kampanye Sosial .............................................. 88
C. Media Sosial .................................................................... 94

viii
BAB V PENUTUP
A. Evaluasi ........................................................................... 96
B. Saran ................................................................................ 97

LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SK Pembimbing

Lampiran 2 Asistensi / Absensi

Lampiran 3 Riwayat Hidup

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 (Jadwal Kerja)...............................................................................6

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mengisi Ruang ................................................. ........................... 43


Gambar 3.1 (Logo Himpaudi) .......................................................................... 49

ix
Gambar 3.2 (Mind Mapping) ...................................................................... 52
Gambar 3.3 (Audience Profile Board) ............................................................. 53
Gambar 3.4 (Ilustrasi Seketsa Foto) ................................................................. 55
Gambar 3.5 (Ilustrasi Proses Pengambilan Foto) ............................................. 56
Gambar 3.6 (Beberapa Foto Hasil Dari Kamera)............................................. 56
Gambar 3.7 (Pemilihan foto untuk diolah digital) ........................................... 57
Gambar 3.8 (Foto yang dipilih) ........................................................................ 58
Gambar 3.9 (Remove background) .................................................................. 58
Gambar 3.10 (Proses Penggabungan Foto-Foto) ............................................. 59
Gambar 3.11 (Proses Pencahayaan & Pewarnaan) .......................................... 59
Gambar 3.12 (Font Bakso Sapi)....................................................................... 62
Gambar 3.13 (Font Helvetica) ......................................................................... 62
Gambar 3.14 (Margin) .................................................................................... 62
Gambar 3.15 (Tone Color) .............................................................................. 64
Gambar 4.1 (Seketsa Alternatif Poster Pertama) ............................................. 70
Gambar 4.2 (Seketsa Alternatif Poster Kedua) ................................................ 71
Gambar 4.3 (Seketsa Alternatif Poster Ketiga) ................................................ 71
Gambar 4.4 (Alternatif Poster Pertama)........................................................... 72
Gambar 4.5 (Alternatif Poster Kedua) ............................................................. 73
Gambar 4.6 (Alternatif Poster Ketiga) ............................................................. 74
Gambar 4.7 (Pengembangan Desain Poster Sosial) ......................................... 76
Gambar 5.1 (Poster Kampanye Sosial Pertama) .............................................. 80
Gambar 5.2 (Poster Kampanye Sosial Kedua) ................................................. 83
Gambar 5.3 (Poster Kampanye Sosial Ketiga) ................................................ 85
Gambar 5.4 (Poster Kampanye Sosial Keempat) ............................................. 87
Gambar 5.5 (Tote Bag) .................................................................................... 88
Gambar 5.6 (Tumbler) ...................................................................................... 89

x
Gambar 5.7 (Sticker) ........................................................................................ 90
Gambar 5.8 (T-shirt) ....................................................................................... 91
Gambar 5.9 (Buku Gambar Mewarnai) ........................................................... 92
Gambar 5.10 (Penempatan Karya) ................................................................... 93
Gambar 5.11 (Mockup Instagram) ................................................................... 94
Gambar 5.12 (Mockup Facebook).................................................................... 95

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang turut terdampak oleh

globalisasi. Perkembangan dan kemajuan teknologi dan informasi di era ini

membawa dampak terhadap karakter dan kehidupan anak usia dini, pola pikir

serta tingkah laku anak. Perubahan ini membuat orangtua dan guru harus

mengantisipasi agar dampak yang ditimbulkan tidak menyebabkan kemunduran

moral serta memburuknya karakter anak usia dini di Indonesia.

Pendidikan karakter perlu ditanamkan sejak dini karena usia dini

merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang. Menurut Freud

kegagalan penanaman kepribadian yang baik di usia dini akan membentuk

pribadi yang bermasalah ketika pribadi tersebut tumbuh dewasa.(Erikson, 1968).

Nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan untuk anak usia dini menurut

Pedoman Pendidikan Karakter Anak Usia Dini dari Direktorat Jendral

Pendidikan Anak Usia Dini ada 15 nilai karakter, salah satunya Toleransi dan

Cinta Damai.

Yang menjadi prioritas adalah tentang nilai karakter Toleransi dan Cinta

Damai. Berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak mencatat jumlah

kasus kekerasan terhadap anak terus mengalami peningkatan setiap tahunnya

1
mulai dari 2009 (1552 kasus) sampai 2011 (3871 kasus), dan Komisi Nasional

Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat peningkatan kasus kekerasan

tertinggi terhadap anak selama kurun waktu 2020 Meningkat 38 persen, jadi

sangat menakutkan yaitu (2700 kasus) selama tahun 2020 ini menjadi

peningkatan tertinggi dari tahun ke tahun, Masalah ini lah yang mendorong

penulis untuk mengangkat tema toleransi dan cinta damai.

Dalam penerapan pendidikan karakter hal yang sangat memengaruhi

penanaman karakter adalah tahap peyampaian tentang perilaku baik kepada anak

usia dini, dalam penyampaiannya terkadang pengajar mengalami banyak

hambatan dalam menanamkan karakter toleransi dan cinta damai, salah satunya

adalah anak mempunyai kesulitan terhadap memperhatikan apa yang dikatakan

pengajar mereka tanpa bantuan visual. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah media

yang dapat menarik perhatian anak-anak agar lebih mudah menerima pelajaran

karakter dengan antusias dan tanpa paksaan yang sesuai dengan tahap

perkembangan mereka.

B. Rumusan Masalah

Menurut latar belakang tersebut di atas maka permasalahannya dan dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimana perancangan konsep kreatif yang dilakukan untuk

mengenalkan kampanye sosial toleransi dan cinta damai agar anak usia dini

dapat lebih mengenalnya.

2
2. Bagaimana perancangan media kampanye sosial toleransi dan cinta damai

dibuat agar tenaga kependidikan, pendidik, pengasuh dan orang tua tertarik

untuk memahami prilaku toleransi dan cinta damai untuk anak usia dini.

C. Tujuan

Berdasarkan masalah di atas penulis menentukan perancangan media kampanye

yang dipilih melalui proses analisa permasalahan hingga menemukan solusi terbaik.

Media yang tepat yaitu adalah Poster, Poster dalam pembelajaran dapat

berfungsi untuk menarik minat peserta didik terhadap pesan-pesan yang ingin

disampaikan, mencari dukungan tentang suatu hal atau gagasan, serta sebagai

metode peserta didik untuk tertarik dan melaksanakan pesan yang terpampang

dalam poster.

Poster telah banyak dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Poster dengan

segala kelebihannya, mampu menarik perhatian bahkan membangkitkan orang

yang melihatnya.

Manfaat media poster sebagai dalam pendidikan karakter adalah untuk

memotivasi, sebagai menyadarkan, dan pengalaman yang kreatif. Poster kampanye

sosial pada anak usia dini ini yaitu ingin memperkenalkan dan menginformasikan

tentang toleransi serta cinta damai dan penulis berharap nantinya anak usia dini

dapat menanamkan sikap tauladan tersebut kepada dirinya kelak hingga beranjak

dewasa serta tentu dapat juga berdampak pada peningkatan minat pada orang tua

yang ingin menyekolahkan anaknya di PAUD, yaitu:

3
1. Untuk Memberikan pedoman bagi tenaga kependidikan, pendidik,

pengasuh dan orang tua dalam menerapkan pendidikan karakter toleransi

dan cinta damai bagi anak usia dini.

2. Mampu merancang media kampanye sosial dan strategi kreatif yang dapat

diterima tenaga kependidikan, pendidik, pengasuh, orang tua dan anak usia

dini untuk mengkampanyekan sikap toleransi dan cinta damai.

D. Ruang Lingkup

Berisi batasan-batasan yang akan dibahas dan dikerjakan, pembahasan

ruang lingkup terdiri dari :

1. Batasan Masalah

Penulisan Tugas Akhir ini membatasi ruang lingkup penulisan

sehingga pembahasannya menjadi terarah, sehingga mempermudah dalam

penulisan Tugas Akhir ini. Adapun pembatasan masalah dalam Tugas Akhir

ini adalah perancangan poster fotografi mengenai karakter toleransi dan

cinta damai untuk anak usia dini.

2. Batasan Media

Media yang digunakan dalam perancangan poster fotografi

mengenai toleransi dan cinta damai untuk anak usia dini dari awal hingga

akhir adalah media elektronik/kamera dan cetak.

4
Media yang tepat untuk memaksimalkan efektifitas dalam

menyampaikan pesan yang ingin disampaikan , meliputi media utama dan

media pendukung.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data antara lain dengan:

1. Literatur

Penelitian data sekunder ini dimaksudkan untuk mencari, membaca,

mencatat dan mengumpulkan bahan bacaan dari literatur. Menjelaskan

definisi, fungsi, tujuan, serta kata kunci dari suatu bahasan. Menentukan

studi, model, studi kasus yang mendukung “Perancangan Poster Fotografi

Karakter Toleransi dan Cinta Damai Untuk Anak Usia Dini”. Data teori

mengenai desain poster, layout poster, poster tentang teloransi dan cinta

damai, juga berbagai situs-situs internet yang terpercaya dan hal lainnya

yang berhubungan dengan tugas akhir ini.

2. Observasi

Pengumpulan data melalui teknik observasi ialah pengumpulan

yang akan dilakukan dengan cara mengamati, mencatat secara sistematis

dengan gejala-gejala yang didapat. Dalam hal tersebut penulis dapat

menyimpulkan bahwa melakukan observasi dengan meneliti akan

melibatkan diri secara langsung dan melibatkan kehidupan masyarakat

dengan situasi di mana penulis ikut terlibat.

5
3. Wawancara

Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan

tanya jawab kepada orangtua murid serta Ibu Nurtini dan Ibu Sa’wanah

sebagai Guru PAUD Anggrek Ceria berlokasikan di Cinere Depok serta

tanya jawab dengan humas HIMPAUDI Cabang Depok Jawa Barat.

F. Jadwal Kerja

Mencakup tahap persiapan, penyusunan, dan tahap akhir dalam

penyusunan Tugas Akhir yang disusun secara detail dalam tabel Jadwal Kerja

Tugas Akhir yang dilakukan selama 2 semester.

2 Oktober s/d 7 Oktober 8 November 6 s/d 25 13 Februari 30 Maret


6 November s/d 30 s/d 31 Januari s/d 30 s/d 7 April
November Desember Maret
1 Proses
Bimbingan
2 Sidang
Preview
3 Proses
Bimbingan
4 Pendaftaran
Sidang
Koloqium
5 Sidang
Koloqium
6 Sidang
Yudisium

Tabel 1.1 (Jadwal Kerja)

6
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada

satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

(Cangara, 2004:19).

Daryanto menyebutkan bahwa. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan

dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu untuk menghasilkan

efek/tujuan dengan mengharapkan feedback atau umpan balik. (Daryanto, 2014:

i).

Komunikasi adalah suatu persamaan makna antara komunikator dan

komunikan. Komunikasi tidak hanya tukar pendapat, mencakup lebih luas.

Suatu proses penyampaian pesan di mana seseorang atau lembaga tersebut

berusaha mengubah pendapat atau perilaku si penerima pesan atau penerima

informasi. (Wildur Schram).

Komunikasi adalah penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang di

sampaikan melalui lambang tertentu yang mengandung arti dan dilakukan oleh

penyimpan pesan untuk di tujukan kepada penerima pesan (Edward Depari).

Batasan komunikasi yang dapat kita terapkan adalah percakapan atau

penyampaian gagasan antar manusia secara lisan dan bertatap muka baik berupa

pidato, maupun diskusi. Penyampaian gagasan ini bukan tanpa tujuan,

7
melainkan demi mendidik, membangkitkan kepercayaan, dan menggerakan

perasaan orang lain (atau masyarakat). Pada bagian ini definisi Hovland, dapat

digunakan “Komunikasi adalah suatu proses dimana individu (komunikator)

menyampaikan pesan (biasanya verbal) untuk mengubah perilaku individu lain

(audiens).”

2. Definisi Komunikasi

Komunikasi mengandung makna bersama-sama (Common) Istilah

komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio

yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya Communis, yang

bermakna umum atau bersama-sama. Para ahli mendefinisikan komunikasi

menurut sudut pandang mereka masing-masing. lngat bahwa sejarah ilmu

komunikasi, ia dikembangkan dari ilmuwan yang berasal dari berbagai disiplin

ilmu.

3. Proses Komunikasi

a. Proses Komunikasi Primer

Proses komunikasi secara primer (primary process) adalah proses

penyimpanan pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan

menggunakan suatu lubang (symbol) sebagai media atau saluran. Dalam

situasi-situasi komunikasi tertentu lambing lambing yang dipergunakan dapat

berupa kial (gesture), yakni gerak anggota tubuh, gambar, warna, dan lain

sebagainya.

b. Proses Komunikasi Sekunder

8
Proses komunikasi sekunder aalah proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana

sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Komunikasi dalam proses sekunder ini semakin lama kian efektif dan efesien

karna didukung oleh teknologi lainnya yang bukan teknologi komunikasi.

4. Fungsi dan Tujuan Komunikasi

a. Fungsi Komunikasi

Menurut Charles R. Wright seperti yang dikutip dalam buku Teori

Komunikasi Massa oleh Wiryanto menjelaskan bahwa komunikasi memiliki

4 (empat) fungsi, yaitu :

1) Surveillance yaitu sebagai pengumpul dan penyebaran informasi

mengenai kejadian – kejadian dalam lingkungan, baik di luar maupun

di dalam masyarakat.

2) Correlation yaitu sebagai penginterpretasi pesan yang menyangkut

lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian –

kejadian.

3) Transmission yaitu sebagai alat dalam mendidik dengan cara

mengkomunikasikan informasi, nilai – nilai, dan norma – norma sosial

budaya dari satu generasi ke generasi yang lain atau dari anggota –

anggota suatu masyarakat kepada pandangan baru.

4) Entertainment yaitu sebagai cara untuk memberikan hiburan tanpa

mengharapkan efek – efek tertentu melalui kegiatan – kegiatan yang

komunikatif (Wiryanto, 2006 : 10 – 13).

9
5.. Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi ada empat tujuan atau motif komunikasi yang perlu

dikemukakan di sini. Motif atau tujuan komunikasi tidak perlu dikemukakan

secara sadar, juga tidak perlu mereka yang terlibat menyepakati tujuan

komunikasi mereka. Tujuan dapat disadari ataupun tidak, dapat dikenali.

Selanjutnya, meskipun teknologi dalam komunikasi berkembang dengan cepat

dan drastis (misalnya seperti kita mengirimkan surat elektronika dan bekerja

dengan komputer) tujuan komunikasi pada dasarnya tetap sama, bagaimanapun

hebatnya revolusi elektronika dan revolusi-revolusi lain yang akan datang.

(Arnold dan Bowners, 1984; Naisbit. 1984).

Tujuan dari penggunaan media dalam komunikasi adalah untuk

mempermudah pesan yang dipilih sampai pada khalayak dengan baik dan tepat

sasaran. Agar tujuan tersebut tercapai dengan maksimal, maka yang tidak kalah

pentingnya dan perlu mendapat perhatian khusus adalah pada saat komunikator

melakukan pemilihan media apa yang benar-benar dianggap cocok sesuai

dengan kriteria pesan yang diangkat. Jika terjadi kesalahan dalam pemilihan

media maka kemungkinan yang terjadi adalah adanya pemborosan biaya serta

waktu. Selain itu juga akan mempengaruhi efektifitas pesan yang disampaikan

kepada khalayak.

Setiap komunikasi memiliki efek seperti yang dikatakan oleh Drs.Tommy

Suprapto, M.S. dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Teori & Manajemen

Komunikasi”. Dalam konsep komunikasi paradigmatis disebutkan bahwa

10
komunikasi merupakan sebuah pola yang meliputi sejumlah komponen atau

unsur, serta memiliki dampak-dampak tertentu.

Adapun pola-pola komunikasi yang memiliki dampak, antara lain yaitu

penyuluhan, penerangan, propaganda, kampanye, pendidikan, acara di

radio/televisi, pemutaran film/video, dan diplomasi. Dampak komunikasi pada

dasarnya ada 3 yaitu :

1) Memberikan informasi, meningkatkan pengetahuan, dan menambah

wawasan. Tujuan ini sering disebut tujuan kognitif.

2) Menumbuhkan perasaan tertentu, menyampaikan pikiran, ide atau

pendapat. Tujuan ini sering disebut tujuan effective.

3) Mengubah sikap, perilaku, dan perbuatan. Tujuan ini sering disebut

tujuan Konatif atau Psikomotorik. (Suprapto, 2009: 12).

Dari analisa dampak komunikasi di atas, dapat kita simpulkan bahwa

komunikasi akan memiliki dampak dan tujuan untuk memberikan informasi,

meningkatkan pengetahuan, menambah wawasan, menumbuhkan perasaan

tertentu, menyampaikan pikiran, ide dan pendapat. Komunikasi juga dapat

mengubah sikap, perilaku, serta perbuatan seseorang.

6. Dampak Komunikasi

Dalam konsep komunikasi paradigmatis disebutkan bahwa komunikasi

merupakan sebuah pola yang meliputi sejumlah komponen (unsur) serta

memiliki dampak tertentu. Adapun pola-pola komunikasi yang memiliki

dampak, antara lain adalah:

11
a. Memberikan informasi, meningkatkan pengetahuan, menambah

wawasan. Tujuan ini sering disebut kognitif.

b. Menumbuhkan perasaan tertentu, menyampaikan pikiran ide, atau

pendapat. Tujuan ini sering disebut afektif.

c. Mengubah sikap, perilaku, dan perbuatan. Tujuan ini sering disebut

konatif atau psikomotorik. (Suprapto, 2011:12).

B. Desain Komunikasi Visual

1. Pengertian Desain Komunikasi Visual

Desain secara umum berati merancang, menciptakan bentuk, susunan garis,

bentuk (bidang), warna (nada), dan tekstur termasuk pula memilih unsur-unsur

tersebut yang kemudian menggarap, mengolah, dan membentuknya mewujudkan

suatu bentuk ciptaan yang mengandung kaidah, rasa dan nilai estetika dari wujud

yang dimaksud. Secara etimologis kata “desain” berasal dari kata designo (Itali)

yang artinya gambar. Kata ini memberi makna baru dalam Bahasa Inggris pada

abad ke 17, yang dipergunakan untuk membentuk School of Design tahun 1836.

Pengertian desain dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan konteksnya.

Pada awal abad ke 20, “desain” mengandung pengertian sebagai suatu

kreasi seniman untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan cara tertentu pula. (Hendi

H ST, 2006. Tips and Trik Komputer Grapis Design. Jakarta: Informatika).

2. Desain Komunikasi Visual

Kata Desain Komunikasi Visual terdiri atas tiga satuan kata yaitu desain,

komunikasi, dan visual. Ketiga satuan kata pembentuk tersebut mempunyai

12
makna tersendiri. Satuan kata baik desain, komunikasi, maupun visual banyak

mempunyai aspek-aspek untuk dijelaskan. Desain Komunikasi Visual memiliki

peran mengomunikasikan pesan atau informasi kepada pembaca dengan berbagai

kekuatan visual, seperti tipografi, ilustrasi, warna, garis, layout, dan sebagainya

dengan bantuan teknologi. Desain komunikasi visual dikategorikan sebagai

commercial art karena merupakan paduan antara seni rupa (visual art) dan

keterampilan komunikasi untuk tujuan bisnis. Penyajian tiga elemen dasar dari

Desain Komunikasi Visual sebagai berikut :

a. Desain

Desain ialah usaha yang berkaitan berkaitan dengan perancangan

estetika, citra rasa, serta kreativitas. Desain tidak hanya mencakup

eksplorasi visual semata namun mencakup pula dengan aspek-aspek

seperti kultural sosial, filosofis, teknis dan bisnis. Fungsi desain adalah

memberi informasi (to inform), memberi penerangan (to enlighten),

membujuk (to persuade), dan Melindungi (to protect).

b. Komunikasi

Kata komunikasi sebenarnya dapat dipahami melalui berbagai

konteks yaitu pengertian komunikasi berdasarkan bahasa, verbal, diskusi,

media massa, kode/morse/semaphore, body language dan tulisan. Namun,

istilah komunikasi secara umum dapat dipahami sebagai suatu proses

pengiriman dan penerimaan pesan yang terjadi antara dua pihak atau lebih.

Tujuan komunikasi di antaranya untuk identifikasi, informasi, promosi dan

ambience.

13
c. Visual

Visual ialah sesuatu yang dapat terlihat dengan melibatkan beberapa

tahapan yakni tahapan merasakan, tahapan menseleksi, dan tahapan

memahami. Tahap merasakan ialah membiarkan cukup cahaya masuk ke

mata agar dapat melihat objek-objek sekeliling.

Tahap menseleksi ialah mengisolasikan dan melihat bagian tertentu

suatu adegan atau bagian objek sehingga menjadi hasil kombinasi

pencahayaan dan fokus mata dengan fungsi otak tingkat tinggi. Sementara

tahap memahami ialah mengerti apa yang diseleksi untuk memproses

suatu image secara mental pada kesadaran yang lebih mendalam.

(Wahyuningsih, Sri. 2002. Desain Komunikasi Visual. Madura: UTM

Press).

3. Elemen Desain

Elemen atau unsur merupakan bagian dari suatu karya desain. Elemen-

elemen tersebut saling berhubungan satu sama lain. Masing-masing memiliki sikap

tertentu terhadap yang lain, misalnya sebuah garis mengandung warna dan juga

memiliki style garis utuh dan sebagainya. Elemen-elemen seni visual tersusun

dalam satu bentuk organisasi dasar dan prinsip-prinsip desain.

Untuk mewujudkan suatu tampilan visual, ada beberapa unsur yang

diperlukan yaitu titik, garis, bidang, ruang, warna, dan tekstur.

a. Titik

Titik adalah salah satu unsur visual yang wujudnya relatif kecil

dengan dimensi panjang dan lebarnya dianggap tidak berarti. Titik

14
cenderung ditampilkan dalam bentuk kelompok dengan variasi

jumlah, susunan, dan kepadatan tertentu.

b. Garis

Garis dianggap sebagai unsur visual yang banyak

berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek sehingga garis,

selain dikenal sebagai goresan atau coretan yang menjadi batas

bidang suatu warna. Ciri utama garis ialah terdapat arah serta

dimensi memanjang yang dapat dilakukan secara lurus, lengkung,

gelombang, zig-zag, dan lainnya. Kualitas garis ditentukan oleh

tiga hal, yaitu orang yang membuatnya, alat yang digunakannya,

serta bidang dasar tempat garis digoreskan.

c. Bidang

Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang

dan lebar. Terdapat dua kategori yaitu bidang geometri dan non

geometri. Bidang geometri relatif mudah diukur luasnya,

sementara bidang non-geometri sebaliknya. Bidang bisa

dihadirkan dengan menyusun titik maupun garis dalam kepadatan

tertentu, dan dapat pula dihadirkan dengan mempertemukan

potongan hasil goresan satu garis atau lebih.

d. Ruang

Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian bidang

atau jarak antar objek berunsur titik, garis, bidang, dan warna.

Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga

15
ruang dapat dibagi dua, yaitu ruang nyata dan semu. Keberadaan

ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya tidak dapat diraba

tetapi dapat dimengerti.

e. Warna

Warna berkaitan dengan bahan yang mendukung

keberadaannya ditentukan oleh garis pigmen. Ketiga unsur

pembentuk warna ialah hue (spektrum warna), saturation (nilai

kepekatan) dan lightness (nilai cahaya dari gelap ke terang).

f. Tekstur

Tekstur berkaitan dengan nilai raba dari suatu permukaan. Secara

fisik terdapat tekstur kasar dan halus. Secara efek tampilan terdapat

tekstur nyata dan semu. Tekstur dapat berpengaruh terhadap unsur

visual lainnya yaitu kejelasan titik, kualitas garis, keluasan bidang

dan ruang, serta intensitas warna.

g. Teks

Teks adalah sederetan kata atau kalimat yang menjelaskan suatu

barang atau jasa untuk tujuan tertentu. Bahasa yang digunakan

untuk penyusunan teks pada iklan hendaknya sederhana jelas,

singkat, dan tepat serta memiliki daya tarik pada kalimatnya.

(Ananda, 1978:63).

Teks dibagi menjadi beberapa sistem penamaan dan

masing-masing memiliki fungsi berbeda, yaitu:

1. Judul (Headline/ Heading)

16
Terletak di bagian paling atas pada sebuah iklan, dengan

ukuran huruf paling besar antara huruf yang lainnya dan

biasanya berfungsi untuk menyampaikan pesan yang paling

penting (Santosa, 2002:54).

2. Sub Judul (Sub Headline)

Berfungsi untuk melengkapi serta memperjelas pengertian

headline dan untuk membagi dan sebagai penyela teks

berikutnya. Biasanya ukurannya lebih kecil daripada judul

dengan warna yang berbeda.

3. Teks Isi (Body Copy)

Teks ini digunakan untuk menerangkan produk atau

maksud secara detail, lebih detail dari judul atau sub judul

dan menjelaskan kandungan dalam produk.

4. Slogan (Semboyan)

Slogan (semboyan) adalah kalimat pendek yang unik dan khas

yang dimiliki oleh sebuah produk untuk memancing ingatan

konsumen.

5. Kata Penutup (Closing Word)

Kata penutup difungsikan sebagai penutup teks yang

berisikan harapan dan janji dengan kalimat yang singkat dan

jelas. (Pujiriyanto. 2005. Desain Grafis Komputer Teori Grafis

Komputer. Yogyakarta : Andi Offset).

17
C. Tipografi

Kata tipografi berasal dari bahasa latin yaitu terdiri dari kata typo dan

graphia. Typos artinya cetakan bentuk dan sejenisnya, sedangkan graphia artinya

hal tentang seni tulisan (Schender, 1997:4). Secara umum tipografi diartikan seni

mencetak dengan menggunakan huruf, seni menyusun huruf dan cetakan dari

huruf atau penyusunan bentuk dengan gaya- gaya huruf. Tipografi sama dengan

menata huruf yang merupakan unsur penting dalam sebuah karya desain

komunikasi visual untuk mendukung terciptanya kesesuaian antara konsep

dan komposisi karya (Santosa, 2002:108).

Tipografi lebih dari sepuluh ribu berlaku secara internasional dan sudah dibakukan.

Huruf dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu:

1. Huruf Tak Berkait (Sans Serif)

Bentuk huruf yang tidak memiliki kait, bertangkai tebal, sederhana

dan lebih mudah dibaca dan sifat huruf ini kurang formal. Contoh

bentuk huruf ini yang paling populer yaitu tipe Arial dan Helvetica.

2. Huruf Berkait (Serif)

Bentuk huruf yang memiliki kait dengan ketebalan yang kontras.

Jenis ini merupakan huruf formal, sangat anggun dan konservatif.

Contoh yang paling umum yaitu huruf tipe Times New Roman.

3. Huruf Tulis atau Latin (Script)

Jenis ini merupakan dasar dari bentuk huruf yang ditulis dengan

tangan, kontras tebal dan tipisnya sedikit saling berhubungan dan

mengalir. Dapat memberikan kesan keanggunan dan sentuhan pribadi

18
4. Dekoratif (Graphic)

Bentuk huruf yang sangat rumit desainnya. Bentuk ini hanya cocok

dipakai untuk headline tidak cocok digunakan sebagai body copy jadi

sifatnya sangat terbatas dalam penggunaannya.

5. Monospace

Setiap huruf yang berjenis monospace mempunyai jarak atau

lebar yang sama setiap hurufnya. Contoh huruf monospace yaitu huruf

tipe courier dan huruf yang ada pada mesin ketik. (Kusrianto, Adi.

2004. Tipografi Komputer untuk Desainer Grafis. Yogyakarta : Andi

Offset).

1. Penyusunan Unsur Visual Variabel

a. Kedudukan

Kedudukan adalah masalah di mana suatu objek yang terbentuk oleh

unsur-unsur visual yang di tempatkan.

b. Arah

Arah adalah pilihan suatu objek tersebut menghadap ke mana dan

menimbulkan efek hubungan satu objek dengan objek yang lain.

c. Ukuran

Ukuran adalah menentukan kesan besar-kecilnya sesuai peranan.

d. Jarak

Jarak adalah bentuk dan jumlah berpengaruh terhadap kepadatan,

bobot dan keluasaan ruang atau bidang dimana berbagai objek

dihadirkan.

19
D. Prinsip Desain

Komposisi adalah pengorganisasian unsur-unsur rupa yang disusun dalam

karya desain grafis secara harmonis antara bagian yang satu dengan yang lain,

maupun antara bagian dengan keseluruhan. Prinsip-prinsip komposisi yaitu

kesatuan (unity), keseimbangan (balance), irama (ritme), kontras, fokus, serta

proporsi.

a. Kesatuan (Unity)

Kesatuan (unity) merupakan salah satu prinsip yang

menekankan pada keselarasan dari unsur-unsur yang disusun, baik

dalam wujudnya maupun kaitannya dengan ide yang melandasinya.

Cara-cara untuk mencapai kesatuan ialah menentukan dominasi agar

diperoleh pengaruh yang tepat, dominan pada ukuran, dominan pada

warna, dominan pada letak/penempatan, ukuran sebagai daya tarik,

menyatukan arah, atau menyatukan bentuk.

b. Keseimbangan (balance)

Keseimbangan merupakan prinsip komposisi yang

menghindari kesan berat sebelah atas suatu bidang atau ruang yang

diisi dengan unsur-unsur rupa. Keseimbangan dapat dibagi menjadi

keseimbangan simetris & asimetris, serta memusat & menyebar.

Cara untuk mencapai keseimbangan yaitu diperoleh dari bentuk dan

ukuran, dalam warna, oleh tekstur, atau komposisi ketiganya.

c. Irama (ritme)

20
Irama merupakan penyusunan unsur-unsur dengan

mengikuti suatu pola penataan tertentu secara teratur agar

didapatkan kesan menarik. Penataannya dapat dilaksanakan dengan

mengadakan pengulangan maupun pergantian secara teratur.

d. Kontras

Kontras sebagai vitalitas agar tidak terkesan monoton namun

tetap harus ditampilkan secukupnya agar tidak menimbulkan

ketidakteraturan dan kontradiksi yang jauh dari kesan harmonis.

e. Fokus

Fokus diperlukan untuk menunjukkan bagian yang dianggap

penting dan diharapkan menjadi perhatian utama.

f. Proporsi

Proporsi merupakan perbandingan ukuran antara bagian

dengan bagian, atau bagian dengan keseluruhan. (Wahyuningsih,

Sri. 2002. Desain Komunikasi Visual. Madura: UTM Press).

E. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

Nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat ditanamkan pada anak usia dini

(0-6 tahun), mencakup empat aspek, yaitu: (1) Aspek Spiritual, (2) Aspek

Personal/kepribadian, (3) Aspek Sosial, dan (4) Aspek lingkungan.

21
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang melibatkan penanaman

pengetahuan, kecintaan dan penanaman perilaku kebaikan yang menjadi sebuah

pola/kebiasaan. Pendidikan karakter tidak lepas dari nilai-nilai dasar yang

dipandang baik. Pada pendidikan anak usia dini nilai-nilai yang dipandang sangat

penting dikenalkan dan diinternalisasikan ke dalam perilaku mereka mencakup:

1. Kecintaan terhadap Tuhan YME

2. Kejujuran

3. Disiplin

4. Toleransi dan cinta damai

5. Percaya diri

6. Mandiri

7. Tolong menolong, kerjasama, dan gotong royong

8. Hormat dan sopan santun

9. Tanggung jawab

10. Kerja keras

11. Kepemimpinan dan keadilan

12. Kreatif

13. Rendah hati

14. Peduli lingkungan

15. Cinta bangsa dan tanah air

22
F. Toleransi

Salah satu masalah yang sedang menjadi isu hangat di kalangan masyarakat

Indonesia adalah intoleransi. Negara kita sangat rentan terhadap kasus intoleransi

yang bersumber dari perbedaan agama, suku dan budaya, karena faktanya

masyarakat Indonesia memang beragam.

Sikap toleransi karena itu perlu ditanamkan pada anak sedini mungkin.

Mengajarkan toleransi lebih cepat akan lebih baik bagi perkembangan jiwa anak-

anak. Saat anak mulai bergaul dengan teman-temannya, sifat keakuan anak akan

muncul. Jika tidak diajarkan bertoleransi, maka konflik dengan teman bermainnya

karena perbedaan, akan sangat mungkin terjadi.

Pada usia di bawah 4 tahun, anak cenderung memiliki sifat egosentris. Sejak

usia 1 tahun, alam bawah sadar anak sudah bisa menyerap apa yang dilakukan orang

tua maupun orang di sekitarnya. Di sinilah peran penting orang tua dalam

menanamkan nilai toleransi kepada anaknya, terutama menstimulasi agar anak siap

menerima keberadaan orang lain dan yang berbeda dari dirinya.

Banyak keluarga yang hidup dalam komunitas yang beragam dan memiliki

tetangga yang berbeda asal-usul, agama, maupun bahasa. Lingkungan rumah dan

sekolah memegang peran penting dalam mengembangkan sikap toleransi. Jika

lingkungan rumah atau sekolah yang ditemui bersifat heterogen, anak dapat

memahami perbedaan dan kebiasaan yang dilakukan masing-masing orang. Sebab,

anak-anak biasanya belajar dari apa yang dilihat dan didengar dari orang tua dan

sekitarnya.

23
Sikap orang tua yang memperlihatkan toleransinya setiap hari akan

memberikan pengaruh besar terhadap anak. Anak akan lebih menghargai perbedaan

seperti lingkungannya. Ada empat cara mengajarkan toleransi pada anak:

1. Perkenalkan Keragaman

Anda bisa mulai dengan memberi pengertian bahwa ada beragam suku,

agama, dan budaya. Beri tahukan pada buah hati, meskipun orang lain memiliki

agama atau suku yang berbeda, manusia sebenarnya sama dan tidak boleh

dibeda-bedakan. Memperkenalkan keragaman sedini mungkin nantinya bisa

memupuk jiwa toleransi si anak.

2. Ajarkan Tidak Membenci Perbedaan

Kebencian yang tercipta dari perbedaan akan membuat hati sedih dan

menyakiti hati orang lain. Cobalah ajak anak untuk berandai-andai jika dia

dibenci orang. Dengan begitu anak akan lebih berempati terhadap orang lain.

Ketiga, beri contoh. Jangan hanya memberitahunya lewat kata-kata, tetapi

berikan juga contoh nyata. Jika bertemu seseorang menggunakan simbol agama

yang cukup ekstrem atau seseorang yang memiliki warna kulit berbeda, jangan

memandangnya dengan penuh keanehan, apalagi mengatakan sesuatu yang

bernada kebencian dan ledekan. Ingatlah bahwa orang tua adalah contoh bagi

anak. Bersikaplah seperti biasa dan jika anak bertanya, berikan penjelasan yang

bijak.

3. Beritahukan Pada Anak Sikap Toleransi Itu Sangat Dibutuhkan

24
Jika tidak ada sikap toleransi, banyak orang yang akan bermusuhan dan

saling membenci. Sikap toleransi dan intoleransi dapat dipelajari. Jika orang tua

takut akan perbedaan, anak-anak akan mengikutinya. Pengajaran toleransi

adalah tanggung jawab orang tua, dan hal itu perlu dilakukan secara serius.

Sebagai pendidik dan pencetak generasi berikutnya, orang tua mempunyai

kewajiban untuk berdiri dan berada di garis depan dalam melawan kefanatikan,

rasisme, dan prasangka dalam segala bentuknya. (Titi Anisatul Laely, guru

PAUD Wadas Kelir, Karangklesem, Purwokerto Selatan, Banyumas.)

G. Cinta Damai

1. Pengertian Cinta Damai

Berbagai yang muncul belakangan ini menunjukkan bahwa Lembaga

pendidikan di Indonesia boleh dibilang gagal dalam pranat sosial yang mampu

membangun karakter tunas-tunas bangsa sesuai dengan ajaran agama dan nilai-

nilai luhur kebangsaan yang dicita-citakan. Lembaga pendidikan di Indonesia

seolah-olah tidak mampu menegakan nilai-nilai toleransi, demokrasi dan

menyiapkan generasi kritis dengan basis pengetahuan dan kompetensi.

Pada istilah sikap cinta damai terdapat tiga kunci yaitu sikap, cinta dan

damai. Oleh karena itu, sikap cinta damai dapat ditinjau dari asumsi dasar

pengertian sikap, cinta dan damai serta keterkaitan dengan ketigannya. Menurut

Sudijono (2008: 27) dalam Rosa sikap merupakan bagian dari tingkah laku

manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar.

Dengan demikian sikap merupakan tingkah laku atau perbuatan akibat reaksi

seseorang terhadap orang lain atau benda tertentu.

25
2. Pendidikan Damai

Konsep pendidikan damai (peace education) merupakan konsep ideal yang

perlu ditanamkan sejak dini karena berkaitan langsung dengan kondisi psikologi

anak dalam memahami makna dan tujuan hidup yang sebenarnya.

Penanaman cinta damai tidak bisa secara langsung diberikan tanpa tahapan

penting yang menyangkut pemahaman tentang nilai-nilai perdamaian yang bisa

dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai perdamaian dalam

lingkungan sekolah juga perlu ditanamkan agar anak tidak terbiasa dengan aksi

tawuran untuk melakukan tindakan kekerasan.

Menurut Eliasa (2016) arti damai berbeda menurut individu dan kelompok

damai menurut individu adalah ketenangan jiwa,kesendirian, kenyamanan dan

kebahagiaan, ketenangan pikiran, dan kebebasan berpikir sedangkan damai

menurut kelompok adalah kebersamaan, harmonis, kerjasama yang baik.

3. Metode Pendidikan Damai

Dalam peace education, kondisi damai dipahami tidak sekedar sebagai tiadanya

bentuk-bentuk kekerasan langsung, melainkan terwujudnya kondisi damai yang

positif.

Pendidikan damai diarahkan untuk menumbuhkan tiga aspek utama yaitu

pengetahuan sebagai ranah kognitif, sikap sebagai ranah afektif dan ketrampilan

sebagai ranah psikomotorik. Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk

memberikan materi tentang pendidikan damai.

a) pendidikan materi memuat pengetahuan yang meliputi mawas diri,

pengakuan akan prasangka, damai tanpa kekerasan, lingkungan dan ekologi.

26
b) muatan materi dalam pendidikan damai meliputi komunikasi kegiatan

reflektif dan pendengaran aktif, kerjasama, empati, apresiasi, nilai artistic

dan estetika, sikap sabar dan pengendalian diri.

c) muatan materi atau nilai sikap dalam pendidikan damai meliputi kesadaran

ekologi, penghormatan diri, sikap toleransi, saling memahami antar budaya,

tanggung jawab social, solidaritas berwawasan global.

H. Pendidikan Anak Usia Dini

Anak usia dini sebagaimana yang termaktub dalam Undang-undang

Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa: “Pendidikan anak usia

dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Batasan lain mengenai usia dini pada anak berdasarkan psikologi

perkembangan yaitu antara usia 0–8 tahun. Di samping istilah pendidikan anak usia

dini terdapat pula terminologi pengembangan anak usia dini yaitu upaya yang

dilakukan oleh masyarakat dan atau pemerintah untuk membantu anak usia dini

dalam mengembangkan potensinya secara holistik baik aspek pendidikan, gizi

maupun kesehatan (Direktorat PADU, 2002:3).

Pertumbuhan sering dikaitkan dengan kata perkembangan sehingga ada

istilah tumbuh kembang. Ada pendapat yang mengatakan bahwa pertumbuhan

27
merupakan bagian dari perkembangan. Namun sebenarnya pertumbuhan dan

perkembangan adalah dua hal yang berbeda.

Pertumbuhan adalah perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau anggota

tubuh, misalnya bertambah berat badan, bertambah tinggi badan, bertambah

lingkaran kepala, bertambah lingkar lengan, tumbuh gigi susu, dan perubahan tubuh

yang lainnya yang biasa disebut pertumbuhan fisik.

Pertumbuhan dapat dengan mudah diamati melalui penimbangan berat

badan atau pengukuran tinggi badan anak. Pemantauan pertumbuhan anak

dilakukan secara terus menerus dan teratur.

Adapun perkembangan adalah perubahan mental yang berlangsung secara

bertahap dan dalam waktu tertentu, dari kemampuan yang sederhana menjadi

kemampuan yang lebih sulit,misalnya kecerdasan, sikap, tingkah laku, dan

sebagainya.

Proses perubahan mental ini juga melalui tahap pematangan terlebih dahulu.

Bila saat kematangan belum tiba maka anak sebaiknya tidak dipaksa untuk

meningkat ke tahap berikutnya misalnya kemampuan duduk atau berdiri.

Pertumbuhan dan perkembangan masing-masing anak berbeda, ada yang

cepat dan ada yang lambat, tergantung faktor bakat (genetik), lingkungan (gizi dan

cara perawatan kesehatan), dan konvergensi (perpaduan antara bakat dan

lingkungan). Oleh sebab itu perlakuan terhadap anak tidak dapat disamaratakan,

sebaiknya dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan

anak (Diktentis Diklusepa, 2003:8).

28
Pada saat anak dilahirkan ia sudah dibekali tuhan dengan struktur otak yang

lengkap, namun baru mencapai kematangannya pada saat setelah di luar

kandungan. Bayi yang baru dilahirkan memiliki 100 miliar neuron dan bertriliun-

triliun sambungan antar neuron. Melalui persaingan alami akhirnya sambungan-

sambungan yang tidak atau jarang digunakan akan mengalami atrofi.

Pemantapan sambungan terjadi apabila neuron mendapatkan informasi

yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik. Letupan tersebut merangsang

bertambahnya produksi myelin yang dihasilkan oleh zat perekat glial. Semakin

banyaknya zat myelin yang diproduksi maka semakin banyak dendrit-dendrit yang

tumbuh, sehingga akan semakin banyak synapse yang berarti lebih banyak neuron-

neuron yang menyatu membentuk unit-unit.

Kualitas kemampuan otak dalam menyerap dan mengolah informasi

tergantung dari banyaknya neuron yang membentuk unit-unit. Otak manusia

bersifat hologram yang dapat mencatat, menyerap, menyimpan, mereproduksi dan

merekonstruksi informasi.

Kemampuan otak yang dipengaruhi oleh kegiatan neuron ini tidak bersifat

spontan, tetapi dipengaruhi oleh mutu dan frekuensi stimulasi yang diterima indra.

Stimulasi pada tahun-tahun pertama kehidupan anak sangat mempengaruhi struktur

fisik otak anak, dan hal tersebut sulit diperbaiki pada masa-masa kehidupan

selanjutnya. Implikasinya adalah bahwa anak yang tidak mendapatkan stimulasi

psikososial seperti jarang disentuh atau jarang diajak bermain akan mengalami

berbagai penyimpangan perilaku.

29
Penyimpangan tersebut dalam bentuk hilangnya citra diri yang berakibat

pada rendah diri, sangat penakut, dan tidak mandiri, atau sebaliknya menjadi anak

yang tidak memiliki rasa malu dan terlalu agresif.

Stimulasi psikososial untuk merangsang pertumbuhan anak tidak akan

memberikan arti bagi masa depan anak jika derajat kesehatan dan gizi anak tidak

menguntungkan. Pertumbuhan otak anak ditentukan oleh bagaimana cara

pengasuhan dan pemberian makan serta stimulasi anakpada usia dini yang sering

disebut critical period ini.

Gizi yang tidak seimbang maupun gizi buruk serta derajat kesehatan anak

yang rendah akan menghambat pertumbuhan otak, dan pada gilirannya akan

menurunkan kemampuan otak dalam mencatat, menyerap, mereproduksi dan

merekonstruksi informasi. Di samping itu, rendahnya derajat kesehatan dan gizi

anak akan menghambat pertumbuhan fisik dan motorik anak yang juga berlangsung

sangat cepat pada tahun-tahun pertama kehidupan anak.

Gangguan yang terjadi pada pertumbuhan fisik dan motorik anak, sulit

diperbaiki pada periode berikutnya, bahkan dapat mengakibatkan cacat yang

permanen (Dirjen Diklusepa, Depdiknas: 2002).

Konsep di atas menuntut adanya pengintegrasian aspek psiko-

sosial/pendidikan, gizi dan kesehatan dalam proses tumbuh kembang anak atau

dengan kata lain anak mendapatkan layanan dasar secara holistik. Dalam

perkembangan anak, pada saat-saat tertentu dapat terjadi kemandegan tugas-tugas

perkembangan (discontinuity), misalnya karena sakit, namun setelah masa ini

30
berlalu ada tugas perkembangan yang bisa dikejar dan ada pula yang tidak bisa

dikejar sama sekali.

I. Masalah-masalah pokok dalam Pendidikan Anak Usia Dini.

Masalah-masalah pokok dalam pendidikan anak usia dini adalah kurangnya

kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan pada anak usia dini. Masih

terbatas dan tidak meratanyalembaga layanan PAUD yang ada di masyarakat

terutama di pedesaan.

Rendahnya dukungan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan anak

usia dini. Ketua Umum Himpunan Pendidik PAUD Seluruh Indonesia (Himpaudi)

Netti Herawati mengatakan, ada delapan masalah dalam dunia pendidikan anak,

khususnya anak usia dini (PAUD).

Menurutnya, delapan masalah tersebut yakni: pertama adalah bahwa tingkat

pendidikan guru di mana hanya 23,06 persen berpendidikan S1. Sementara menurut

Standar Nasional Pendidikan seharusnya Guru PAUD baik Formal maupun Non

Formal minimal S1 PAUD/Psikologi/Kependidikan.

Kedua adalah persoalan kualitas Program dan lembaga PAUD dan masih

sepertiga anak usia 3-6 tahun yang belum mendapat layanan PAUD saat ini.

Permasalahan yang Ketiga adalah keterlibatan keluarga yang belum seiring sejalan

dan bersama lembaga PAUD. Padahal, PAUD adalah kerja membangun Fondasi

bangsa dan tumbuh kembangkan anak.

31
Permasalahan yang keempat adalah pembelajaran di PAUD yang

seharusnya 80 persen membangun sikap, namun saat ini justru fokus pada

pembelajaran calistung yang bernuansa akademik.

Permasalahan yang kelima adalah investasi pendidikan. Permasalahn yang

keenam adalah masalah gizi. Permasalahan yang ketujuh adalah status guru PAUD

non formal yang belum dianggap sebagai guru. Permasalahan yang kedelapan

adalah tantangan eksternal Undang-undang Guru dan Dosen yang masih dikotomi

sampai saat ini setelah 10 tahun berjalan.

J. Foto

1. Pengertian Foto

Sudarma (2014:2) memberikan pengertian bahwa media foto adalah salah

satu media komunikasi, yakni media yang bisa digunakan untuk menyampaikan

pesan/ide kepada orang lain. Media foto atau istilahkan dengan fotografi

merupakan sebuah media yang bisa digunakan untuk mendokumentasikan suatu

momen atau peristiwa penting.

Menurut Bull (2010:5) kata dari fotografi berasal dari dua istilah

yunani:photo dari phos (cahaya) dan graphy dari graphe (tulisan atau gambar).

Maka maknaharfiah fotografi adalah menulis atau menggambar dengan cahaya.

Dengan ini maka identitas fotografi bisa digabungkan menjadi kombinasi dari

sesuatu yang terjadi secara alamiah (cahaya) dengan kegiatan yang diciptakan

oleh manusia dengan budaya (menulis dan menggambar/melukis).

32
Sudjojo (2010), mengemukakan bahwa pada dasarnya fotografi adalah kegiatan

merekam dan memanipulasi cahaya untuk mendapatkan hasil yang kita

inginkan. Fotografi dapat dikategorikan sebagai teknik dan seni.

Dalam bukunya Jurnalistik Foto: Suatu Pengantar, Gani & Kusumalestari

(2014:4) mengutip dari Sudjojo (2010:vi) bahwa fotografi sebagai teknik adalah

mengetahui cara-cara memotret dengan benar, mengetahui cara-cara mengatur

pencahayaan, mengetahui cara-cara pengolahan gambar yang benar, dan semua

yang berkaitan dengan fotografi sendiri. Sedangkan fotografi sebagai karya seni

mengandung nilai estetika yang mencerminkan pikiran dan perasaan dari

fotografer yang ingin menyampaikan pesannya melalui gambar/foto. Fotografi

tidak bisa didasarkan pada berbagai teori tentang bagaimana memotret saja

karena akan menghasilkan gambar yang sangat kaku, membosankan dan tidak

memiliki rasa. Fotografi harus disertai dengan seni.

Pada penelitian ini, subjek menggunakan fotografi sebagai media untuk

merekam/mendokumentasikan kesehariannya, yaitu berupa peristiwa-peristiwa

yang terjadi selama subjek melalui masa depresi.

2. Prinsip Foto

Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan

sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah

dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan

bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan

(selanjutnya disebut lensa).

33
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan

gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat

ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas

cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed),

diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO,

Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).

Dalam fotografi memiliki tujuan dan sasaran yang berbeda-beda. Beberapa

tujuan dan termasuk dalam bidang tersebut antara lain:

1. Penerangan

Tujuannya adalah untuk mendidik atau memungkinkan untuk

mengambil keputusan yang benar, seperti pemotretan untuk dokumen,

pembuatan media pembelajaran, gambar-gambar untuk fasilitas

pembelajaran dan foto yang berhubungan dengan pendidikan dan proses

belajar mengajar.

2. Informasi

Yang mempunyai tujuan tertentu. Gambar pada perdagangan dan

periklanan serta propaganda politik merupakan salah satu tujuan

fotografi. Tujuannya adalah supaya tampak cermerlang dan lebih

merangsang. Sasarannya adalah konsumen yang memanfaatkan barang

yang dipasarkan.

3. Penemuan

Karena kamera dalam banyak bidang dapat menciptakan berbagai

macam teknik, maka dapat dipergunakan sebagai objek eksplorasi dalam

34
berbagai riset. Seperti pemotretan jarak dekat, sudut lebar, landscape,

kecepatan tinggi dan lain sebagainya.

4. Pencatatan

Pemotretan memungkinkan adanya alat yang paling sederhana dan

paling murah untuk pengabdian kenyataan dalam bentuk gambar.

Maksud dari kalimat tersebut adalah, pemotretan merupakan sebuah

media yang memfasilitasi pencatatan/ pendokumentasian setiap moment

yang paling berharga dan menceritakan kembali dimasa-masa yang akan

datang.

5. Hiburan

Sebagai salah satu bentuk apresiasi seni. Setian foto yang dihasilkan

akan menciptakan suatu hiburan tersendiri bagi yang memandang. Setiap

foto yang dipamerkan akan menimbulkan interpretasi atau conflict bagi

setiap orang yang menikmati.

6. Pengungkapan pribadi

Foto juga dapat berfungsi sebagai ajang untuk mengungkapkan isi

hati, menunjukkan kreativitas dan berpendapat melalui sebuah gambar.

7. Elemen Visual Dalam Foto

Banyak yang harus dipertimbangkan dalam membuat sebuah karya

fotografi, salah satunya adalah penggunaan elemen visual. Dalam seni

fotografi dikenal lima macam elemen visual. Elemenelemen tersebut

adalah garis (line), pola (pattern), bentuk (form), tekstur (texture) dan

warna (color).

35
Kelima elemen visual ini biasanya terdapat di lokasi pemotretan.

Jika pemotretan dilakukan di dalam studio atau lingkungan yang

terkontrol maka kehadiran dari elemen-elemen ini juga bisa dikontrol

keberadaan dan tata letaknya, sesuai dengan ide atau konsep dari

fotografer. Namun lain halnya jika kita memotret di lingkungan dengan

kondisi yang tidak terkontrol seperti di alam terbuka atau di lokasi

pemotretan di luar studio. Pada kasus seperti ini biasanya fotografer

hanya bisa melakukan explorasi lewat komposisi saja.

Saat fotografer dihadapkan ada kasus seperti di atas, maka biasanya

fotografer akan berusaha mencari komposisi unik dengan melibatkan

elemen-elemen visual yang bisa di dapat dari lokasi pemotretan. Secara

umum seluruh elemen visual dalam fotografi mempunyai tiga fungsi

utama. Fungsi pertama adalah untuk membantu mengarahkan mata pada

objek utama, kemudian fungsi ke dua adalah sebagai pengisi daerah yang

terlihat kosong pada foto, dan fungsi ke tiga adalah sebagai penginduksi

rasa atau emosi yang akan membuat foto menjadi lebih bermakna. Setiap

kategori elemen visual (garis, pola, bentuk, tekstur dan warna)

mempunyai cara sendiri sendiri dalam memenuhi fungsiumum di atas.

(John Felix Foto 2018)

K. Fotografi Still Life

Berbagai macam bidang fotografi sangat banyak cabangnya dan semakin

digemari oleh pecinta fotografi. Tidak terkecuali dengan foto still life, yaitu

36
pemotretan benda mati yang menjadikan foto tersebut tampak lebih hidup atau

bermakna. Menurut Nugroho (2011:115) foto still life adalah foto mengenai alam

benda mati. Menurut Paulus (2012:11) pemotretan still life adalah menciptakan

sebuah gambar dari benda atau objek mati agar tampak jauh lebih hidup dan

berbicara, seperti makanan terlihat hangat, dingin atau lembut.

Fotografi still life pada umumnya dibagi menjadi 2 yaitu: Fotografi still life

dalam konteks fungsional yang kebanyakan identik dengan dunia fotografi

komersial dan advertising atau biasa disebut dengan Commercial Photography

yaitu foto yang dibuat untuk keperluan komersil yang bertujuan mempromosikan

suatu barang atau jasa atau agar foto yang dibuat mampu menjadi alat promosi yang

baik dan berhasil. Yang kedua yaitu fotografi still life dalam konteks ekspresif

sebagai karya murni diciptakan sesuai keinginan selera, konsep dan emosi seorang

fotografer. Dalam hal ini, foto still life sebagai komunikasi visual dalam konteks

ekspresif atau biasa disebut dengan fine art photography yaitu foto yang dibuat

sebagai media berekspresi fotografer yang biasanya memiliki konsep yang sangat

bebas.

1. Konsep Fotografi Still Life

Konsep adalah sesuatu yang sangat penting dalam menghasilkan

foto karena konsep merupakan media untuk menyampaikan cerita dan

gambar merupakan sarana berkomunikasinya.

Menurut Mikke Susanto (2012: 227) dalam kamus seni rupa atau diksi

rupa dijelaskan tentang pengertian konsep yaitu merupakan pokok utama

yang mendasari keseluruhan pemikiran. Konsep biasanya hanya ada

37
dalam pikiran atau kadang-kadang tertulis secara singkat. Dalam

penyusunan ilmu pengetahuan diperlukan kemampuan menyusun

konsep-konsep dasar yang dapat diuraikan terus menerus, kemampuan

abstrak (Menyusun kesimpulan) tersebut dinamakan pemikiran

konseptual.

Membuat atau menciptakan foto still life tidak sekedar menyalin

atau memindahkan objek ke dalam foto dengan cara seadanya, namun

untuk menghasilkan sebuah foto still life yang baik diperlukan teknik

pemotretan yang berkaitan dengan warna, cahaya dan komposisi yang

baik. Untuk visualisasi dalam foto still life, kekuatan foto terletak pada

kemampuan mengatur komposisi penataan elemen-elemen fotografi dan

kepiawaian dalam teknik pencahayaan serta penggunaan warna dalam

fotografi. Pemotretan still life di buat untuk mendapatkan hasil maksimal

sehingga melahirkan terminologi making a picture ,bukan lagi dalam

keadaan taking a picture. Dalam foto still life membutuhkan konsep yang

matang, sering kali fotografer membuat sketsa ataupun menuangkan ide

dalam gambar terlebih dahulu.

Beberapa contoh konsep foto still life menurut Paulus:

1. Vintage yaitu konsep yang mencerminkan pemotretan dengan

benda-benda kuno atau benda yang terlihat antik.

2. Sporty konsep ini biasanya berkaitan dengan alat-alat olahraga.

Namun berbagai macam alternatif pendukung yang berkaitan

38
dengan kegiatan olahraga juga bisa di kaitkan dengan

pemotretan sporty.

3. Simple yaitu konsep dimana foto tampil sederhana tanpa banyak

property dan lebih menonjolkan objek foto.

4. Elegan merupakan konsep yang memperlihatkan objek foto

terlihat mewah.

5. Maskulin yaitu konsep dimana objek foto ditampilkan dengan

menonjolkan kesan laki-laki yang sangat dominan.

6. Feminin, dalam konsep ini objek ditampilkan dengan nuansa

wanita dan berkaitan erat dengan dunia wanita.

Dalam fotografi, konsep berpengaruh besar terhadap karakteristik

karya seorang fotografer. Karakteristik merupakan suatu ciri khas dari

seorang fotografer dalam menghasilkan sebuah karya fotografi. Baik dari

segi konsep, proses berkarya maupun hasil penciptaan dari karya nya.

Menurut Abdulah (1992: 389) karakter berarti sifat khas sesuai

dengantabiat atau wataknya. Sedangkan menurut menurut Wojowasito

(1992: 23) menjelaskan bahwa karakteristik berasal dari bahasa Inggris

yaitu character yang berarti tabiat atau watak. Menurut Porwodarminto

(1976: 389) karakteristik adalah sifat yang khas yang tetap menampilkan

diri dalam keadaan apapun.

Dari pengertian tersebut karakteristik adalah ciri-ciri khusus yang

dimiliki atau melekat pada sesuatu (benda atau barang), memiliki sifat,

watak, corak yang khas, berbeda dan tidak akan berubah oleh kondisi

39
apapun. Secara lebih khusus tentang pengertian karakteristik yaitu

menyangkut langsung dengan karakteristik hasil karya seni dikemukakan

oleh Read (dalam Soedarso, 2000:10) bahwa:

“Apa yang sebetulnya kita harapkan dalam suatu hasil seni adalah

unsurunsur hasil kepribadian tertentu. Kita mengharapkan pada seniman,

kalua pun tidak memiliki jiwa yang khas, setidak-tidaknya ia harus

memiliki cara pengamatan yang tersendiri. Kita mengharapkannya untuk

menyajiakan sesuatu yang orisinil kepada kita, suatu pandangan

terhadapdunia yang unik dan individual sifatnya”.

L. Poster

1. Pengertian Poster

Poster merupakan salah satu media grafiis yang paling tampak kekuatannya

sebagai media penyampai pesan. Media grafis adalah media visual yang

menyajikan fakta, ide, dan gagasan melalui kata-kata, kalimat, angka-angka, dan

berbagai 40endid atau gambar. Media ini berfungsi menyalurkan pesan dari

sumber pesan ke penerima pesan, menarik perhatian, memperjelas sajian ide,

mengilustrasikan fakta yang cepat dilupakan sehinnga mudah diingat jika

diilustrasikan secara grafis atau melalui proses visualisasi, sederhana serta

mudah pembuatannya.

Media grafis mengutamakan indra penglihatan dengan menuangkan pesan

simbolkomunikasi visual dan symbol pesan yang perlu dipahami.

40
Menurut Earl W. Stevick (1982:106) Pictures can serve most of the same

purposes as object. They have the obvious advantage of being easier to carry

around. Alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran mempunyai tujuan

tertentu seperti poster, keuntungannya adalah mudah dibawa kemana-mana

untuk dijadikan alat pembelajaran.

Menurut Andrew Wright (1989: 2) Pictures are not just an aspect of method

but through their representation of places, objects and people they are an

essential part of the overall experiences we must help our students to cope it.

Poster bukan merupakan suatu metode pembelajaran tetapi guru

menggunakannya untuk mengambarkan tempat, objek, orang dan hal tersebut

merupakan bagian dari pengalaman siswa sehingga memudahkan guru untuk

menyampaikan materi berdasarkan ruang lingkupnya.

Menurut Dina Indriyana (2011:62) Poster yaitu sajian kombinasi visual

yang jelas, mencolok, dan menarik dengan maksud untuk menarik perhatian.

Maksudnya suatu gambar dengan warna yang menarik dan mencolok dengan

maksud digunakan guru sebagi media untuk menyampaikan materi pelajaran

sehinnga dapat menarik perhatian siswa dan mudah dipahaminya.

Poster memiliki kekuatan untuk dicerna oleh orang yang melihat karena

poster lebih menonjolkan kekuatan pesan, visual dan warna.

Hal tersebut sesuai dengan pandangan Nana Sudjana (2005:51) bahwa

poster adalah media yang kuat warna, pesan, dan maksud untuk menangkap

perhatian orang yang lewat, tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang

41
berarti dalam ingatannya. Poster dapat berupa gambar yang memiliki warna

yang menarik sehingga dapat menangkap perhatian orang dengan menanamkan

suatu makna tertentu yang ingin disampaikan pembuat poster, sesuai dengan

tujuan dari makna poster tersebut.

Berdasarkan kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa poster merupakan

obyek gambar dalam ukuran besar sebagai media pengajaran yang diberi warna

yang kuat serta makna yang terkandung didalamnya sehingga siswa yang

melihat mudah mengingatnya. Poster yang dibuat untuk 42 endidikan pada

prinsipnya merupakan gagasan yang diwujudkan dalam bentuk ilustrasi obyek

gambar yang disederhanakan dan dibuat dengan ukuran besar.

2. Anatomi Poster

1. Judul berada di bagian atas

2. Sebuah pengantar singkat berada di bagian kiri atas

3. Kesimpulan berada di kanan bawah

4. Metode dan hasil mengisi ruang yang tersisa

Gambar 2.1 Mengisi Ruang

sumber : http://www.people.eku.edu/ritchisong/posterpres.html

42
3. Jenis-jenis Poster

Berdasarkan pemaparan fungsi dan manfaat poster diatas, rasanya cukup

jelas poster dapat dikategorikan berdasarkan tujuan dan manfaatnya. Poster dapat

dibedakan berdasarkan isi dan tujuannya, yaitu:

a. Poster Kegiatan.

Merupakan poster dengan informasi suatu kegiatan (event) yang

akan dilaksanakan, seperti: pameran, pentas seni, kegiatan sosial dan isu

lingkungan, dsb.

b. Poster Niaga (Bisnis/Dagang).

Yaitu poster yang berisi tawaran untuk menggunakan produk/jasa

seperti: poster produk minuman, makanan, poster jasa desain, dsb.

c. Poster Layanan Masyarakat

Poster yang berisi edukasi atau ajakan kepada masyarakat umum

terhadap suatu isu yang bersangkutan dengan masyarakat, seperti:

keluarga berencana, bahaya merokok, dsb.

d. Poster Pendidikan

Poster yang berhubungan langsung dengan pendidikan, biasanya

dibuat di sekolah atau lingkungan kampus perguruan tinggi.

43
M. Kampanye Sosial

Kampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi

individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan bertujuan untuk

menciptakan suatu efek atau dampak tertentu.

Rogers dan Storey 1987 mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian

tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek

tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada

kurun waktu tertentu (Venus, 2004:7). Kampanye merupakan wujud tindakan

komunikasi yang mencakup keseluruhan proses dan fenomena praktik kampanye

yang terjadi dilapangan.

Setiap aktivitas kampanye komunikasi mengandung empat hal, yaitu

tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu,

jumlah khalayak sasaran yang besar, dipusatkan dalam kurun waktu tertentu, dan

melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir. Kampanye juga

memiliki ciri atau karakteristik yaitu sumber yang jelas, yang menjadi penggagas,

perancang, penyampai sekaligus penanggung jawab suatu produk kampanye

(campaign makers), sehingga setiap individu yang menerima pesan kampanye

dapat mengidentifikasi bahkan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut

setiap saat. Pesanpesan kampanye terbuka untuk didiskusikan, bahkan gagasan-

gagasan pokok yang melatarbelakangi diselengarakannya kampanye terbuka untuk

dikritisi. Keterbukaan seperti ini karena gagasan dan tujuan kampanye pada

dasarnya mengandung kebaikan.

44
Ramlan secara spesifik mendefinisikan kampanye sosial sebagai sebuah

proses untuk mengomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang masalah-masalah

sosial kemasyarakatan dan juga bersifat non-komersil. Tujuan umum dari

kampanye sosial sendiri adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan

gejala sosial yang sedang terjadi (Ramlan, 2006:19).

Kampanye sosial dikatakan sebuah proses dan serangkaian tindakan komunikasi

terencana maka diperlukan strategi yang tepat untuk dapat menyampaikan pesan

secara efektif terhadap target sasaran. Berdasarkan penjelasanpenjelasan dapat

disimpulkan bahwa kampanye sosial adalah serangkaian proses komunikasi

terencana bersifat nonkomersil dalam kurun waktu tertentu yang berisi pesan

tentang masalah sosial yang terjadi di masyarakat.

1. Teori Desain Komunikasi Visual Dalam Kampanye

Terapan teori Desain Komunikasi Visual dalam hal kampanye

berfokus pada navigasi yang lebih playful namun edukatif dan informatif.

Armin Vit mengatakan dalam prinsip Information Design, bahwa desainer

mengorganisir dan menata informasi harus menjadi lebih mudah di mengerti

juga inovatif, berkiasan, efisien, dan memikat masyarakat”.

Desainer grafis mengidentifikasikan target sasaran, dan menganalisa

hal yang dapat menjadi fokus dalam desain komunikasi visual. Analisa ini

tidak terlepas dari elemen dari Desain Komunikasi Visual berupa warna,

format, tekstur, ruang, garis, dan bentuk, serta prinsip

45
Desain Komunikasi Visual seperti kesatuan, keseimbangan,

proporsi, irama, dan dominasi. Dalam kaitannya dengan tujuan

meningkatkan kunjungan target sasaran, maka yang menjadi fokus adalah

hal-hal yang menarik minat mereka untuk ikut serta dalam kampanye ini.

Dengan semua analisa yang telah di klarifikasi, maka dapat diinformasikan

kepada target sasaran melalui media media promosi yang tepat dan menarik.

Diharapkan dengan promosi yang menarik, dapat menarik minat target

sasaran dan berhasil menaikan jumlah target sasaran.

2. Teori Tipografi

Dalam buku Tipografi dalam Desain komunikasi visual oleh Danton

Sihombing, menjelaskan sintaksis dalam tipografi memiliki pengertian

sebagai sebuah proses penataan elemen-elemen visual ke dalam kesatuan

bentuk yang kohesif, studi terhadap sintaksis tipografi dimulai dari elemen

komposisi yang terkecil yaitu huruf, kata garis, kolom, dan margin.

3. Teori Ilustrasi

Menurut Jim Aitchoison, ilustrasi yang baik harus dapat

menguraikan masalah dan mampu bercerita serta mendeskripsikan ide yang

diwakilkannya, sehingga pembaca dapat memperoleh informasi.

4. Teori Komunikasi Massa

46
Teori ini dikembangkan oleh Sandra BallRokeachdan Melvin L.

DeFluer (1976), yang memfokuskan pada kondisi struktural suatu

masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media

massa. Teori ini berangkat dari sifat masyarakat modern, dimana media

massa diangap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam

proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tataran

masyarakat,kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Secara ringkas

kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1) Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas,

pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan sistem

keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai.

2) Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan

meningkatkan atau menurunkan dukungan moral.

3) Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau

meredakan, pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya,

menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas

serta menyebabkan perilaku dermawan.

5. Teori Media

Menurut Cangara (2006:119), media adalah “alat atau sarana yang

digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak”.

Beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar

47
manusia, media yang paling dominasi dalam berkomunikasi adalah indera

manusia seperti mata dan telinga.

Pesan-pesan yang diterima selanjutnya oleh indera

selanjutnya diproses oleh pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan

sikapnya terhadap sesuatu sebelum dinyatakan dalam tindakan. Jadi dapat

disimpulkan bahwa media merupakan sarana penyampai pesan dari

komunikator melalui indera kepada khalayak untuk diproses sebagai sebuah

informasi untuk dipahami oleh penerimanya. Sebuah kampanye memerlukan

sarana implementasi yaitu lewat penggunaan media.

Tujuan media yang menentukan kebutuhan atas jangkuan (reach),

frekuensi (frequency), dan keseimbangan (continuity) atas kampanye yang

akan dilakukan. Pentingnya pemilihan media dalam menyampaikan pesan

menjadi salah satu elemen dalam dunia Desain Komunikasi Visual. Semakin

Dekat sebuah media dengan target sasaran, menjadikan sebuah perancangan

itu lebih dikenal oleh target sasaran.

48
BAB III

GAGASAN DESAIN

A. Profil Model Client

1. HIMPAUDI

Nama Perusahaan : Himpunan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

Anak Usia Dini Indonesia

Tahun Didirikan : 31 Agustus 2005

Lokasi : Jl. Cendrawasih III No.13, RT.2/RW.3, Gandaria

Selelatan Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan,

Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12420

Telpon : 0878-0861-0512

Email : himpaudi.id@gmail.com

Website : https://himpaudi.id/

Logo :

Gambar 3.1 (Logo Himpaudi)

49
2. Sejarah Himpaudi

Sejak gerakan PAUD dicanangkan Presiden pada 23 Juli 2003,

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang

pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi

anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal,

nonformal, dan informal.

3. Visi dan Misi

a. Visi

Mewujudkan anak usia dini yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, jujur, bertanggung jawab,

kreatif, percaya diri, dan cinta tanah air menuju terbentuknya insan

Indonesia cerdas komprehensif.

b. Misi

Misi utama pembangunan PAUD Indonesia mengacu pada misi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu 5 (lima) ‘K‘ :

1. Meningkatkan Ketersediaan layanan PAUD.

2. Memperluas Keterjangkauan layanan PAUD.

50
3. Meningkatkan Kualitas/mutu dan relevansi layanan PAUD.

4. Mewujudkan Kesetaraan dalam memperoleh layanan PAUD.

5. Menjamin Kepastian memperoleh layanan PAUD.

B. Konsep Dasar

1. Analisa SWOT (Media Utama)

a. Strength (Kekuatan)

1. Dapat meningkatkan pengetahuan anak sejak usia dini mengenai sikap

toleransi serta cinta damai.

2. Untuk memotivasi. Penggunaan poster dalam pengajaran sebagai pendorong

atau motivasi kegiatan belajar sisiwa.

3. Sebagai peringatan. Penggunaan poster yang kedua diartikan sebagai suatu

peringatan atau menyadarkan

4. pengalaman yang kreatif. Sebagai alat bantu mengajar poster memberikan

kemungkinan belajar kreatif dan partisipasi.

b. Weakness (Kelemahan)

1. Bila pooster terpasang lama di suatu tempat, maka akan berkuurang nilainya,

bahkan akan membosankan orang yang melihatnya.

c. Opportunity (Peluang)

1. Saat ini pemerintah sedang giat untuk mempromosikan pendiaikan anak usia

dini (PAUD).

51
2. Meningkatnya minat para orang tua menyekolahkan anaknya yang berusia 3-

5 tahun ke PAUD.

d. Thread (Ancaman)

1. Memasuki era digital sehingga minat pada poster atau media cetak

berkurang.

2. Berkembangnya media sosial sehingga keberadaan poster

kurang menarik perhatian.

3. Poster fotografi untuk anak usia dini adalah produk yang

masih dibilang baru.

2. Mind Mapping

Kerangka berfikir di bagian utama ini adalah perancangan poster,

selanjutnya di dapatkan kata kunci seperti saling menghargai, budipekerti,

empati, saling mencintai, dan jujur. Yang mana nantinya akan di jadikan acuan

cerita dan konsep desain visual pada poster.

Gambar 3.2 (Mind Mapping)

52
3. Audience Profile Board

1. Audience Profile Board

Dengan membuat Audience Profile Board, penulis mendapatkan

gambaran tentang bagaimana dan apa saja yang audience kerjakan dan

kenakan. Cara ini juga dilakukan untuk mengenal audience lebih mendalam.

Gambar 3.3 (Audience Profile Board)

Sumber : Berbagai Sumber

4. Segmentasi

Target audiens adalah sebagai berikut :

1. Anak Usia Dini

a. Geografis

Wilayah : Jabodetabek

b. Demografi

53
Jenis kelamin : Perempuan dan Laki-laki

Usia : 3 sampai 6 tahun

Pekerjaan : Belajar dan bermain

Status : B-A

c. Psikografi : Belajar di dalam sekolah maupun di

luar sekolah

contoh : Belajar di luar kelas melibatkan benda di

lingkungan maupun alam di sekitar, Pecinta budaya,

anak-anak yang ingin menikmati perjalanan untuk

belajar dan berlibur, anak yang suka berbagi,

memiliki keingintahuan yang sangat tinggi,

mempelajari melihat sesuatu yang baru, dan senang

memperlajari nilai-nilai budaya serta budi pekerti.

2. Wali Murid & Guru

a. Geografis

Wilayah : Jabodetabek

b. Demografi

Jenis kelamin : Perempuan dan Laki-laki

Usia : 25 sampai 37 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga, karyawan, wanita

karir, dan guru.

Status : B-A

54
Psikografi : Ibu yang ingin menyekolahkan anknya di jenjang

Pendidikan Anak Usia Dini dan Guru untuk media

mengajar anak di kelas.

C. Konsep Visual

1. Fotografi

Perancangan Poster Fotografi tersebut akan dibuat berdasarkan data yang

diperoleh melalui wawancara guru PAUD Anggrek Ceria Cinere Depok, orang

tua murid dan kepustakaan.

Kemudian mempersiapkan alat dan bahan baku baik untuk pemotretan

maupun yang akan digunakan untuk properti pemotretan. Data yang ada akan

diolah untuk kemudian dilakukan sesi pemotretan kepada beberapa orang model

dengan prilaku yang mencerminkan sikap toleransi serta cinta damai sebelum

dilakukan pemotretan.

Tentunya pemotretan ini dibantu oleh koreografer untuk mengatur pose

serta gaya pakaian yang akan dipakai oleh model, lalu juga akan dilengkapi

dengan properti, hiasan make-up dan tambahan aksesoris jika diperlukan.

55
Gambar 3.4 (Ilustrasi Seketsa Foto)

Gambar 3.5 (Ilustrasi Proses Pengambilan Foto)

Gambar 3.6 (Beberapa Foto Hasil Dari Kamera)

56
Perancangan ini akan menghasilkan poster fotografi mengenai

dimana terdapat banyak prilaku toleransi dan cinta damai dari pose foto

sikap prilaku terebut. Yang nantinya diharapkan dapat menghimbau para

anak usia dini untuk lebih mencontohkan sikap toleransi dan cinta damai

kepada sesama. Di dalam poster fotografi ini juga berisi proses prilaku

toleransi setra cinta damai itu sendiri.

2. Digital Imaging

Dalam ruang lingkup luas, istilah digital image mencakup

keseluruhan image atau gambar yang lahir dari perangkat pencitraan digital,

seperti kamera digital, scanner, komputer. Semua gambar yang dilihat di layar

monitor komputer atau smartphone adalah “digital image”, tehnik digital

imaging menggunakan salah satu aplikasi dari Adobe Photoshop. Dalam

pembuatan poster tehnik ini digunakan bertujuan untuk memperindah foto

serta memperdalam makna atau maksud dari poster tersebut kepada yang

melihatnya.

57
Gambar 3.7 (Pemilihan foto untuk diolah digital)

Gambar 3.8 (Foto yang dipilih)

58
Gambar 3.9 (Remove background)

Gambar 3.10 (Proses Penggabungan Foto-Foto)

59
Gambar 3.11 (Proses Pencahayaan & Pewarnaan)

3. Konsep Verbal

a. Tagline

Tagline merupakan rangkaian kalimat pendek yang dipakai untuk

mengasosiasikan sebuah brand (merek). Tagline juga bisa disebut kata atau

frasa yang mudah di ingat dan digunakan perusahaan untuk menarik perhatian.

Oleh karena itu, poster ini juga memiliki tagline yang sudah mereka gunakan

untuk media promosi sebagai berikut :

Tagline : “HIMPAUDI kuat, Guru PAUD Hebat

Indonesia Maju dan Bermatabat”

b. Headline

Dalam perancangan visual media kampanye social poster ini dibutuhkan

bentuk headline yang merupakan elemen paling penting dalam

memperkenalkan suatu kampanye pada iklan media cetak. Headline berfungsi

sebagai bentuk untuk mendapatkan informasi produk yang berpotensi sehingga

60
bisa menarik perhatian orang yang melihatnya. Headline yang digunakan di

setiap media adalah :

Headline 1 : “Doa Bersama yuuuk..”

Headline 2 : “Cintai Perbedaan yuuk....”

Headline 3 : “Sayangi orang tua ya.”

Headline 4 : “Hormati orang tua ya.”

c. Body Copy

Body copy merupakan kalimat yang mendukung dalam sebuah

penyampaian pesan agar pesan yang dimaksud dalam poster tersebut dapat

jelas diterima dan diingat kembali oleh murid, guru dan wali murid. Pesan

tersebut merupakan penjelasan dari kampanye yang dibuat oleh HIMPAUDI.

Berikut ini body copy yang akan digunakan di setiap media adalah :

Body copy 1 : “Berbicara soal doa, memang sangat penting sekali, untuk

diajarkan pada anak-anak sejak dini. Seperti diketahui bahwa banyak

keutamaan dari berdoa. Paling utama, sebagai bentuk ibadah yang paling

mudah dalam mengidentifikasi penghambaan diri manusia.”

Body copy 2 : “Memberi mereka kesempatan untuk bermain dan bekerja

dengan orang lain juga penting. Ini memungkinkan anak-anak belajar secara

langsung bahwa setiap orang punya persamaan dan perbedaan.”

Body copy 3 :“Hujanilah anak dengan kasih sayang,

maka ia juga akan tumbuh menjadi

orang yang penyayang.”

61
Body copy 4 : “Menghormati orang tua merupakan sikap yang wajib

diterapkan oleh setiap anak. Cara menghormati orang tua bisa dilakukan lewat

tindakan sederhana, bukan dengan selalu menunjukkan sikap takut.”

4. Tipografi

Terdapat beberapa jenis font yang digunakan untuk pembuatan

media utama dan media pendukung Perancangan poster fotografi toleransi

cinta damai beberapa font memiliki fungsi yang berbeda yaitu font yang

digunakan sebagai headline, sub headline dan body text.

Kebanyakan anak- anak belajar membaca dengan mengeja huruf

demi huruf, suara yang dihasilkan dari pembelajaran bentuk atau visual huruf

sampai mereka dapat memadukan suara bersama untuk membentuk kata-kata.

Inilah sebabnya mengapa pembaca pemula melanjutkan pengejaan kata

perlahan-lahan penekanan pada suku kata. Upaya pembaca pemula dapat

didukung dengan membuat teks yang menarik perhatian mereka dan

memastikan tipografi yang mudah dibaca, dan di layout dengan cara yang

paling mudah dibaca.

Font yang digunakan sesuai dengan keterbacaaan (readable) yang

baik, kerning (antar jarak tulisan) yang rapi dan juga font yang bersahabat

dengan anak usia dini. Font yang digunakan diantaranya sebagai berikut:

1. Bakso Sapi

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

62
1234567890,.!?@#$%^&*()-=_+/<>

Gambar 3.12 (Font Bakso Sapi)

2. Helvetica

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890,.!?@#$%^&*()-=_+/<>

Gambar 3.13 (Font Helvetica)

5. Komposisi margin dan grid

Komposisi atau layout merupakan proses menempatkan, mengatur, dan

menyusun letak teks dan gambar maupun foto agar dapat dipahami juga efektif

dalam penyampaiannya kepada target audience yang ingin dituju.

Gambar 3.14 (Margin)

63
D. Warna

Secara etimologi, “Kemampuan Warna” diartikan sebagai

kesanggupan dan kecakapan. Beberapa ahli menjelaskan tentang pengertian

kemampuan diantaranya, Gagne berpendapat bahwa kemampuan

(capabilities) adalah keadaan yang tetap. Kemudian Robbins

mendefinisikan “Kemampuan adalah kapasitas individu melaksanakan

berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.” Berdasarkan beberapa pengertian di

atas, peningkatan kemampuan mengenal warna yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah proses meningkatkan kecakapan anak dalam mengenal

warna melalui proses pembelajaran agar anak mampu mengetahui,

menemukan dan memahami warna secara konsep sehingga struktur kognitif

anak dapat terbentuk berdasarkan temuan dan pengalaman sendiri.

Anak akan memperoleh informasi yang lebih banyak sehingga

pengetahuan dan pemahamannya akan lebih kaya dan lebih dalam. Dalam

hal ini anak akan mengetahui warna secara konsep berdasarkan pengalaman

belajarnya.

Berikut adalah pilihan warna/color pallete yang disajikan:

Gambar 3.15 (Tone Color)

64
E. Media Penyampaian

Media penyampaian merupakan bagian sangat penting dalam melakukan

strategi promosi, karena melaui media inilah semua pesan yang mengandung

informasi dapat disampaikan kepada konsumen.

1. Media Utama

a. Poster Sebagai Media Penyampaian Pesan Kampanye Sosial

Media poster kampanye sosial ini akan digunakan untuk mengenalkan

karakter toleransi dan cinta damai, yang berisikan suatu karya seni ataupun

informasi visual dan tulisan di atas kertas berukuran besar. Dalam

pengaplikasiannya poster biasanya di tempel di dinding atau permukaan datar

pada tempat-tempat umum yang strategis.

Karakteristik media ini dapat dirangkum sebagai beriku:

1. Ukuran dan dominasi

Karena ukurannya yang pada umumnya cukup besar maka poster

mendominasi pemandangan dan mudah menarik perhatian.

2. Warna

Kebanyakan poster dihiasi dengan aneka warna, dengan-gambar dan

pemandangan yang realistis sehingga memudahkan target audience

untuk mengingat pesan yang diwakilinya.

3. Pesan-pesan singkat

Karena dimaksudkan untuk menarik perhatian orang-orang yang sedang

bergerak, dan poster mungkin saja hanya dilihat dari kejauhan, maka

65
kalimat atau pesan-pesan tertulis, biasanya terbatas pada slogan singkat

atau sekedar satu nama yang sengaja dicetak dengan huruf besar-besar

dan mencolok.

4. Zoning

Kampanye iklan secara umum dapat diorganisir dalam suatu daerah atau

kota tertentu. Tetapi sebuah kampanye yang bersekala jabodetabek

dirancang secara lebih rinci jika pengiklannya menggunakan poster.

2. Media Pendukung

a. Tote bag

Sama halnya dengan Shopping bag namun bahan yang digunakan pada tote bag

bukan berasal dari kertas melainkan berbahan kain kanvas furing ataupun

sejenisnya.

b. T-shirt

T-shirt merupakan kain yang dipotong dengan pola T disesuaikan dengan

bentuk tubuh manusia agar dapat dikenakan. Untuk Kampanye social toleransi

dan cinta damai penulis mengaplikasikan foto serta gambar pada depan T-shirt,

dengan bahan cotton combad yang mudah menyerap keringat sehingga nyaman

digunakan untuk beraktivitas sehari-hari.

c. Stiker

Merupakan bahan promosi yang sering digunakan oleh setiap perusahaan

dalam mempromosikan dan mengenalkan produknya karena sifatnya yang

fleksibel dan dapat dipasang di tempat-tempat tertentu.

66
d. Buku gambar mewarnai

Buku yang dibuat untuk anak usia dini melatih motorik otak dan memacu

kreatifitas.

67
BAB IV

PROSES PELAKSANAAN

A. Penentuan Topik

Dalam sebuah proses penelitian ini, terdapat topik atau masalah yang

sangat melatarbelakangi masalah tersebut. Pada tahap ini penulis akan

mengangkat sebuah tema tentang media promosi untuk mempromosikan

karakter toleransi dan cinta damai untuk anak usia dini. Alasan penulis

mengangkat tema tersebut karena masih kurangnya merespon tentang adanya

toleransi serta cinta damai terhadap sesama terutama pada anak usia dini.

Penulis merancang visual media promosi HIMPAUDI agar menarik

kembali perhatian kepada masyarakat, sehingga dapat lebih dikenal oleh

masyarakat luas terutama anak-anak usia dini wajib menanamkan toleransi dan

cinta damai.

B. Pengumpulan Data

Setelah menentukan topik dan judul, maka penulis akan melakukan

tahapan selanjutnya yaitu proses pengumpulan data. Proses pengumpulan data

dilakukan dengan cara mencari informasi dari berbagai sumber yang terkait,

salah satunya dengan cara observasi.

Observasi dilakukan dengan cara datang langsung ke PAUD Anggrek Ceria

Kota Depok dan menemui guru setra wali murid yang bersangkutan. Setelah

69
melakukan observasi maka penulis mengumpulkan data literature dengan

melakukan wawancara. Pencarian data ini dilakukan dengan cara

mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru serta wali murid dan beberapa

narasumber lainnya.

C . Sketsa

Dalam proses sketsa, yang penulis lakukan adalah membuat beberpa sketsa

desain poster untuk mengatur layout (tata letak) dari media promosi yang telah

direncanakan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu penulis dalam

menentukan proses perancangan yang baik agar desain yang dihasilkan bisa

lebih menarik.

Gambar 4.1 (Seketsa Alternatif Poster Pertama)

70
Gambar 4.2 (Seketsa Alternatif Poster Kedua)

Gambar 4.3 (Seketsa Alternatif Poster Ketiga)

71
D. Alternatif Desain

Dalam proses perancangan visual poster promosi ini, tahap selanjutnya

yang akan dilakukan penulis adalah dengan memberikan alternative desain.

Penulis akan menggunakan teknik fotografi, digital imaging dan typografi

yang kemudian akan dilanjutkan dengan komputerisasi. Sehingga pada

akhirnya desain yang dipilih dapat diterima Guru PAUD, anak usia dini,

walimurid, dan masyarakat.

72
Gambar 4.4 (Alternatif Poster Pertama)

73
Gambar 4.7 Alternatif Poster Kedua

74
Gambar 4.7 Alternatif Poster Ketiga

E. Pengembangan Desain

Setelah tahap alternative desain yang dibuat, maka desain akan dipilih

sesuai konsep yang diinginkan. Dalam tahap ini penulis memasuki tahap

pengembangan desain yang sudah mendapatkan beberapa revisi desain. Desain

yang terpilih akan disempurnakan dalam segi warna, tulisan dan komposisi

sehingga mendapatkan desain yang sesuai dengan media kampanye sosial.

75
Gambar 4.7 (Pengembangan

Desain Poster Sosial)

76
F. Desain Akhir

Desain akhir merupakan tahap akhir setelah melakukan pengembangan desain

pada proses perancangan media promosi poster HIMPAUDI. Pada proses ini bisa

dilakukan dengan penyempurnaan desain dengan cara merapikan dan meneliti

desain yang telah terpilih. Dengan desain yang terpilih dan sesuai dapat mendukung

perencanaan media promosi untuk poster. Dengan demikian, kegiatan

mempromosikan poster toleransi dan cinta damai dapat tercapai sesuai dengan

target yang diinginkan.

G. Produksi

Tahapan selanjutnya adalah proses produksi dari setiap tahapan desain

yang sudah dikerjakan. Proses ini dilakukan dengan cara mengaplikasikan

desain yang sudang dirancang pada beberapa media promosi yang telah

direncanakan. Produksi ini menggunakan teknik cetak digital print dan untuk

media lainnya menggunakan teknik yang sesuai dengan kebutuhan.

1. Digital Printing

Digital Printing merupakan proses modern dalam mencetak dari

sebuah data digital yang sudah diolah di komputer yang kemudian

dikeluarkan oleh mesin cetak (printer). Pada jaman ini proses digital

printing banyak diminati para pelaku bisnis industri kerena prosesnya yang

terbilang cepat dan singkat dalam menghasilkan cetakan. Dengan proses ini

maka beragam kebutuhan cetak mampu diselesaikan dengan cepat dan

77
akurat tanpa menunggu berhari-hari. Item yang dibuat pada porses ini antara

lain adalah : Poster, Flyer, Brosur, X – banner, Media Sosial, dan lain –

lainnya.

2. Cetak Sablon

Cetak dengan metode sablon sangat diperlukan, walaupun jaman

serba digital ini cetak sablon akan terus digunakan. Metode ini digunakan

jika pencetakan dalam media yang tidak memungkinkan dilakukan oleh

mesin Digital dan Offset. Cetak sablon secara manual inni diklakukan

dengan beberapa pertimbangan karena ongkos biaya yang murah, seperti

contoh sablon pada media kanvas atau kain untuk spanduk dan pakaian serta

souveni, media plastik dan sebgainya.

3. Finishing

Tahap ini merupakan tahan lanjutan dari proses produksi media

promosi Museum Kebaharian. Tahap finishing dilakukan berguna untuk

mendapatkan hasil akhir media promosi yang baik digunakan sebagai

kegiatan mempromosikan Museum Kebaharian kepada masyarakat. Dalam

tahap ini memiliki beberapa proses pengerjaan, yaitu :

4. Cutting

Proses cutting atau potong kertas, bertujuan untuk membagi

beberapa kertas hasil cetak menjadi beberapa bagian dan ukuran yang

78
ditetapkan, atau bisa juga hanya sekedar untuk merapihkan ujung setiap sisi

kertas.

5. Lipat (Fold Machine)

Digunakan untuk melipat kertas yang telah selesai dicetak, dan

terbagi atas dua tipe mesin cetak yaitu mesin lipat dua mata (2 kali lipatan)

dan mesin lipat empat mata (4 kali lipatan). Biasanya digunakan untuk

melipat brosur, majalah, bukun dan sejenisnya.

79
BAB V

URAIAN KARYA

A. Media Utama

1. Poster

a. Poster final alternatif pertama

Headline : “Sayangi orang tua ya”

Body Copy : “Hujanilah anak dengan kasih sayang, maka ia juga

akan tumbuh menjadi orang yang penyayang.”

Tipografi : Bakso Sapi dan Helvetica

80
Gambar 5.1 (Poster Kampanye Sosial Pertama)

Ukuran : A3 (29,7 cm x 42cm)

Bahan : Art Carton 150 gr

Warna : Full colors (4/0)

Produksi Desain : Digital

Produksi Cetak : Offset Printing

Finishing : laminating doff

Uraian Karya

Terdapat ada empat poster social kampanye yang berbeda. Pada

poster pertama ini menampilkan Poster Digital Imaging tentang

menyayangi kedua orang tua sejak dini. Dalam poster ini menggunakan

beberapa elemen ilustrasi toy box, foto kedua orang tua serta anak, balon

berbentuk cinta, background langit, awan putih, dan kutipan kata-kata

motivasi. Desain dalam poster pertama ini menampilkan anak yang

sedang menyayangi kedua orang tua sehingga menciptakan cinta damai

sejak anak usia dini. Dengan adanya balon berbentuk cinta yang seakan

membawa kebahagiaan diatas awan menampilkan sebuah hiasan yang

menciptakan kasih sayang. Desain ini dibuat seperti melayang diatas

awan yang menggunakan hiasan beberapa ilustrasi yang akan menarik

81
pada anak usia dini, orang tua serta masyarakat untuk menjunjung tinggi

karakter toleransi serta cinta damai sejak anak usia dini.

b. Poster final alternatif kedua

Headline : “Doa Bersama Yuk”

Body Copy : “Berbicara soal doa, memang sangat penting

sekali, untuk diajarkan pada anak-anak sejak dini.

Seperti diketahui bahwa banyak keutamaan dari

berdoa. Paling utama, sebagai bentuk ibadah yang

paling mudah dalam mengidentifikasi

penghambaan diri manusia.”

Tipografi : Bakso Sapi dan Helvetica

82
Gambar 5.2 (Poster Kampanye Sosial Kedua)

Ukuran : A3 (29,7cm x 42cm)

Bahan : Art Carton 150 gr

Warna : Full colors (4/0)

Produksi Desain : Digital

Produksi Cetak : Offset Printing

Finishing : Laminating doff

Uraia Karya

83
Terdapat ada empat poster kampanye sosial yang berbeda. Pada

poster kedua ini menampilkan Poster Digital Imaging tentang

mengajak anak usia dini untuk berdoa Bersama ke pada Tuhan. Poster

ini menunjukan bahwa berdoa Bersama bisa membuat kerukunan

terhadap sesama dan terciptanya toleransi dan cinta damai. Poster ini

menggunakan elemen ilustrasi background langit, ilustrasi awan putih,

perahu origami kertas berwarna oranye menimbulkan kesan hangat, dan

beberapa dekorasi ilustrasi sehingga anak usia dini dapat dengan mudah

memahami arti toleransi dan kebersamaan sejak meraka usia dini.

c. Poster final alternatif ketiga

Headline : “Hormati Orang Tua ya”

Body Copy : “Menghormati orang tua merupakan sikap

yangwajib diterapkan oleh setiap anak. Cara

menghormati orang tua bisa dilakukan lewat

tindakan sederhana, bukan dengan selalu

menunjukkan sikap takut.”

Tipografi : Bakso Sapi dan Helvetica

84
Gambar 5.3 (Poster Kampanye Sosial Ketiga)

Ukuran : A3 (29.7 cm x 42cm)

Bahan : Art Carton 150 gr

Warna :Full colors (4/0)

Produksi Desain : Digital

Produksi Cetak : Offset Printing

Uraian Karya

85
Terdapat ada empat poster kampanye sosial yang berbeda. Pada

poster ketiga ini menampilkan Poster Digital Imaging tentang

menghormati orang yang lebih tua. Dalam poster ini menggunakan

elemen ilustrasi tempat pensil berwarna biru bergambar binatang,

origami berbentuk pesawat kertas berwarna biru menimbulkan kesan

anak yang perduli kepada orang yang lebih tua dari mereka , awan putih

dan beberapa dekorasi yang menarik untuk anak usia dini . Poster ini

menunjukan menghormati orang tua itu penting sejak dini sehingga

nanti kelak mereka beranjak dewasa sudah terbiasa untuk menjunjung

sikap tauladan yang baik terhadap orang yang lebih tua.

d. Poster final alternatif kempat

Headline : “Hormati Orang Tua ya”

Body Copy :“Memberi mereka kesempatan untuk bermain dan

bekerja dengan orang lain juga penting. Ini

memungkinkan anak-anak belajar secara langsung

bahwa setiap orang punya persamaan dan

perbedaan.”

Tipografi : Bakso Sapi dan Helvetica

86
Gambar 5.3 (Poster Kampanye Sosial Keempat)

Ukuran : A3 (29.7 cm x 42cm)

Bahan : Art Carton 150 gr

Warna : Full colors (4/0)

Produksi Desain : Digital

Produksi Cetak : Offset Printing

Finishing : Laminating doff

Uraian Karya

87
Terdapat ada empat poster kampanye sosial yang berbeda. Pada

poster keempat ini menampilkan ilustrasi tentang mengajak mencintai

perbedaan sejak mereka usia dini. Dalam poster ini menggunakan

elemen ilustrasi berupa foto anak laki-laki dan anak perempuan yang

memiliki warna kulit yang berbeda bertujuan untuk menciptakan

toleransi serta cinta damai sejak mereka usia dini, ilustrasi awan putih

dan beberapa dekorasi yang membuat poster ini mudah dipahami oleh

anak usia dini. Poster ini menunjukan keanekaragaman terhadap sesama

manusia untuk hidup rukun Bersama.

B. Media Pendukung

1. Media Pendukung Kampanye Sosial

a. Tote Bag

Gambar 5.5 ( Tote Bag)

88
Ukuran A4 (21cm x 29,7cm)

Bahan : Canvas / Blacu

Warna : Full Colors (4/0)

Produksi Desain : Digital

Produksi Cetak : Digital Printing

Finishing : Digital Printing

Uraian Karya

Pada totebag ini terdapat tipografi bertuliskan toleransi dan cinta

damai. Pemberian totebag ini nantinya secara gratis pada saat acara

event dan giveaway berlangsung. Totebag dapat digunakan sehari –

hari dan bias dipakai untuk pergi.

b. Tumbler

Gambar 5.6 (Tumbler)

89
Ukuran : tinggi 190mm

Bahan : Almunium

Warna : Full Colors (4/0)

Produksi Desain : Digital

Produksi Cetak : Digital Printing

Uraian Karya

Tumbler merupakan media penyampaian yang dapat diingat

dalam jangka waktu lama, didesain dengan ilustrasi. Tumbler ini

bisa didapatkan secara gratis pada saat acara event dan giveaway

yang berlangsung.

c. Sticker

Gambar 5.7 (Sticker)

90
Ukuran : 5 cm x 10 cm

Bahan : Sticker Vinyl

Warna : Full Colors (4/0)

Produksi Desain : Digital

Produksi Cetak : Digital Printing

Uraian Karya

Sticker ini termasuk salah satu media pendukung dengan

menggunakan desain ilustrasi, dan dalam ilustrasi ini menggunakan

gambar anak dengan beraneka ragam warna kulit dan ras. Sticker ini

akan dibagikan secara gratis pada saat acara event dan giveaway

berlangsung. Selain itu sticker juga dapat menjadi media kampanye

social karena dapat ditempel dimana saja, seperti di jendela rumah,

motor dan mobil.

d. T-shirt

Gambar 5.8 (T-shirt)

91
Ukuran : L, M

Bahan : Katun Combed 30s

Warna : Full Colors (4/0)

Produksi Desain : Digital

Produksi Cetak : Digital Printing

Finishing : Sablon

Uraian Karya

T-shirt merupakan media kampanye social yang dapat diliht

dan diingat dalam jangka waktu yang lama, karena T-shirt dapat

digunakan sehari – hari. Dalam hal ini T-shirt tersedia dalam ukuran

anak – anak dan orang dewasa. T-shirt ini dapat dibagikan secara

gratis pada saat event dan giveaway berlangsung.

e. Buku gambar mewarnai

Gambar 5.9 (Buku gambar mewarnai)

Ukuran : 14,8cm x 21cm

92
Bahan : Art Carton dan Hvs

Warna : Full Colors (4/0)

Produksi Desain : Digital

Produksi Cetak : Digital Printing

Finishing : Jilid Soft Cover

Uraian Karya

Notebook Buku gambar mewarnai merupakan media

kampanye sosial yang dapat dibawa kemana saja, praktis serta

mudah untuk mengenalkan toleransi dan cinta damai kepada anak

usia dini. Dalam hal ini buku gambar mewarnai di desain dengan

ilustrasi berupa muka anak usia dini dengan berbagai macam suku

dan ras.

f. Penempatan karya

Gambar 5.10 (Penempatan Karya)

93
C. Media Sosial

1. Instagram

Salah satu sosial media yang digunakan oleh masyarakat untuk

bersosialisasi adalah Instagram. Maka Instagram dipilih menjadi

sosial media untuk menampilkan poster sebagai konten dan media

visual HIMPAUDI.

Gambar 5.11 (Mockup Facebook)

94
2. Facebook

Selain Instagram, sosial media yang digunakan oleh

masyarakat untuk bersosialisasi adalah Facebook. Maka Facebook

dipilih menjadi sosial media untuk menampilkan Poster sebagai

konten dan media HIMPAUDI.

Gambar 5.12 (Mockup Facebook)

95
BAB VI

PENUTUP

A. Evaluasi

Setelah melewati seluruh proses dalam melaksanakan perancangan

visual poster kampanye sosial pada anak usia dini, maka penulis mengambil

beberapa kesimpulan yang didapat dari evaluasi yang dilaksanakan. Dalam

melaksanakan sebuah perancangan promosi bukanlah suatu hal yag mudah,

penulis harus melaksanakan beberapa tahapan – tahapan seperti

mengumpulkan informasi dengan cara melakukan riset dan mempelajari

seluk – beluknya prilaku anak usia dini. Mulai dari masalah yang dihadapi,

tujuan kampanye sosial, target sasaran, hingga kebiasaan dari anak usia dini.

Hal ini sangat penting karena akan menjadi bahan dasar yang akan kita

gunakan menjadi konsep kreatif yang baru untuk dikembangkan menjadi

bentuk karya visual dan digunakan sebagai media kampanye toleransi dan

cinta damai.

Dalam perancangan media kampanye sosial anak usia dini ini

merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk menarik perhatian anak

usia dini, guru, wali murid, dan masyarakat agar lebih mengenal tentang

pentingnya toleransi dan cinta damai sejak usia dini.

96
B. Saran

Dalam memperbaiki apa yang telah dilaksanakan pada saat ini, maka

penulis akan mencoba memberikan beberapa saran kepada pihak

HIMPAUDI, guru, wali murid dan rekan – rekan mahasiswa yang akan

menempuh Tugas Akhir nantinya. Tujuannya untuk memberikan ide dan

motivasi sehingga dalam melaksanakan proses perancangan suatu media

poster kampanye social dapat memberikan hasil yang lebih baik dan sesuai

dengan tujuan ingin dicapai.

1. Bagi Himpaudi

Merealisasikan perancangan visual kampanye sosial ini agar

terlaksanan dengan keinginannya. Dengan adanya media kampanye

sosial maka anak usia dini, guru, wali murid dan masyarakat akan

mengetahui lebih banyak lagi tentang toleransi dan cinta damai untuk

anak usia dini.

2. Bagi Mahasiswa

a. Buatlah beberapa konsep dasar yang baik dan matang

sebelum memulai ke tahap pengembangan, dengan ini kan

menghasilkan suatu karya yang bagus.

b. Berusaha untuk mengumpulkan data – data informasi yang

sangat lengkap dari berbagai sumber terkait agar proses

97
pengembangan dapat berjalan dengan baik dan sesuai tujuan yang

dimaksud.

98
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini S. Lia & Kirana Nathalia, 2018. Visual; Dasar – Dasar Panduan Untuk
Pemula. Bandung : Penerbit Nuansa Cendekia

Ardianto, Elvinaro dkk, 2009. Komunikasi Massa; Suatu Pengantar. Bandung:


Simbiosa Rekatama Media

Ariestonandri, Prima, 2006. Marketing Research for Beginner, Yogyakarta : C.V


Andi Offset

Effendy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.

Haha, Fred dkk, 2002. Beriklan dan Berpromosi Sendiri Edisi Kedua
diterjemahkan oleh JJ Waksito Jakarta : PT. Grasindo

Hovland, C., Janis, I., & Kelley, H, 1953. Communication and persuasion. New
Haven, GT: Yale University Press.

Kusrianto, Adi, 2009 : Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta:


Penerbit Andi

Lamb, charles. DKK, 2001. Pemasaran Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta :


Salmeba Empat

Sumber Internet :

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). http://kbbi.we.id/. Diakses pada 23


September 2020

Penyelenggaraan Pendidikan Karakter (HIMPAUDI). http://himpaudi.co.id/

Diakses pada 15 Januari 2021

99
RIWAYAT HIDUP

Penulis Muhammad Ihsan di kota Jakarta pada tanggal 09 Juni

1996. Penulis juga merupakan anak ke dua dari dua bersaudara pasangan

bapak Kiswanto dan ibu Nurtini. Penulis bertempat tinggal di Jl. Masjid 1

RT01/02, Kelurahan Cinere, Kecamatan Cinere. Penulis menyelesaikan

pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDN 01 Cinere Depok, kemudian

berlanjut ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP 12 PGRI Jakarta,

dan berlanjut ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMA) di SMA Tadika

Pertiwi Cinere Depok. Penulis melanjutkan penididkan yang lebih tinggi

100
di Sekolah Tinggi Desain InterStudi (STDI) Jakarta dengan konsentrasi

Desain Komunikasi Visual.

101

Anda mungkin juga menyukai