Oleh
Provinsi ini mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Musim kemarau terjadi pada bulan Juni–September akibat angin yang berasal dari
Australia yang tidak banyak mengandung uap air. Sedangkan musim hujan berlangsung
pada bulan Desember hingga Maret. Arus angin pada musim hujan berasal dari Asia
dan Samudera Pasifik sehingga mempunyai banyak uap air sehingga memungkinkan
terjadinya hujan (Superuser, 2019).
Namun, seiring perubahan cuaca di seluruh dunia, musim hujan dan kemarau
menjadi semakin tidak menentu. Mengingat NTT sangat dekat dengan Australia, maka
lebih banyak ditemukan angin yang sedikit mengandung uap air. Hal ini mengakibatkan
curah hujan sedikit sehingga sebagian besar wilayah di NTT kering (Superuser, 2019).
Namun banyak pulau yang bisa dijadikan kawasan wisata menarik di sekitar NTT, yang
paling menonjol adalah Pulau Komodo.
Catatan/Catatan:
Seperti daerah lain di Indonesia, Kabupaten Sumba Barat dan Provinsi NTT
hanya mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni
sampai September, aliran angin datang dari Australia yang sedikit mengandung uap air
sehingga menyebabkan terjadinya musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember
sampai Maret, aliran angin mengandung banyak uap air yang berasal dari Asia dan
Samudera Pasifik sehingga menyebabkan terjadinya musim hujan. Kondisi ini berubah-
ubah selama setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April-Mei dan
Oktober-November. Namun demikian, karena Sumba Barat dan NTT umumnya terletak
tidak jauh dari Australia, sebagian besar aliran angin berasal dari Asia dan Samudera
Pasifik , yang telah hilang setelah mencapai wilayah Sumba Barat. Hal ini menjadikan
Sumba Barat mempunyai wilayah kering yang relatif basah pada 4 bulan (Januari
hingga April dan Desember), dan 8 bulan sisanya kering.
Wilayah ini agak kering. Salah satu masalah utama bagi masyarakat yang
tinggal di daerah pedesaan di provinsi ini adalah seringnya kekurangan air. Meskipun
terdapat pasokan air lokal dari sumur dan mata air, air dari sumber-sumber ini sering
kali menjadi langka selama musim kemarau yang panjang. Di beberapa desa, organisasi
non-pemerintah lokal, beberapa dengan bantuan internasional, mendukung proyek-
proyek kecil untuk meningkatkan pasokan air desa.
Rua merupakan salah satu sumber daya alam ini Desa Rua . Pantai Rua
menyuguhkan panorama pasir putih yang dikelilingi budaya di desa-desa sekitar
pantai. Masyarakat yang tinggal di sekitar Pantai Rua mempunyai mata
pencaharian sebagai nelayan.
Pantai ini letaknya tidak jauh dari pusat kota sehingga bisa menjadi pilihan
bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam yang masih alami. Pantai ini
memiliki hamparan batu karang di tepi pantainya yang terangkat ke permukaan. Itu
sebabnya kami mempunyai impian besar di pantai Rua . Dengan adanya program
dan kegiatan ini, kami berharap Pantai Rua dapat berkembang dan menjadi daya
tarik wisata.
Peternakan
Populasi sapi terbesar di Kabupaten Sumba Barat adalah kerbau dengan
jumlah ternak sebanyak 12.358 ekor pada tahun 2021. Selain kerbau, babi juga
merupakan hewan ternak terkenal asal Sumba Barat dengan populasi 5.004 ekor
pada tahun 2021.
Kerajinan
Warga Desa Rua juga mempunyai keahlian dalam membuat kerajinan
tangan seperti anyaman tikar bambu dan tas dari daun pandan. Produk kerajinan
tangan Desa Rua mempunyai nilai jual yang tinggi dan dapat dijual ke luar
daerah.
Perikanan
Produksi perikanan tangkap laut pada tahun 2021 mencapai 3.018 ton
dengan nilai produksi sekitar 150.900 juta rupiah pada tahun 2021.
c. Fasilitas
Kurangnya fasilitas yang mendukung aktivitas masyarakat. Di wilayah
pesisir, belum ada toilet yang dibangun. Di sana diketahui telah dibangun toilet
umum, namun tidak digunakan lagi karena satu dan lain hal. Melihat potensi wisata
disana, dimana Pantai Rua menjadi objek wisata yang sering dikunjungi oleh
wisatawan dan masyarakat desa untuk menangkap ikan, maka kami berencana untuk
membangun toilet umum di area sekitar pantai sehingga dapat menjawab kebutuhan
masyarakat dan wisatawan.
d. Budaya
Rumah-rumah di Desa Rua merupakan rumah adat yang atapnya terbuat dari
jerami. Seluruh warga Rua terlibat dalam pembuatan atap. Dengan budaya gotong
royong ini , beban biaya dan tenaga yang besar untuk membuat rumah adat dapat
teratasi karena semua orang berusaha untuk mengambil bagian dalam proses
pembangunannya.
e. Pemerintah
Pemerintahan Sumba khususnya wilayah Sumba Barat saat ini masih
dipimpin oleh kabupaten dan juga terdiri dari kepala daerah, dewan perwakilan, dan
juga camat setempat yang masih ada hingga saat ini. Dan mereka memilih
kepemimpinannya, misalnya ingin mencari kepemimpinan kepala desa baru melalui
pemilihan yang diadakan oleh masyarakat setempat
f. Keuangan
Dengan mayoritas penduduk desa Rua yang bermata pencaharian sebagai
petani dan nelayan, kondisi perekonomian tidak begitu baik. Dan juga karena
rendahnya tingkat pendidikan, banyak penduduk desa yang tidak mampu
menghasilkan banyak uang. Keindahan alam desa Rua juga kurang terpromosikan
dengan baik sehingga banyak wisatawan yang tidak sampai kesini.
g. Kebijakan
Kebijakan yang digunakan di desa Sumba Barat sangat baik, bahkan
seseorang yang ingin mengusulkan atau mencalonkan dirinya harus bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan juga pimpinan daerah dibantu oleh APBD untuk
melakukan kebijakan umum mengatur dana yang diberikan kepada pemerintah
pusat. Dengan demikian dana yang diberikan pemerintah untuk masyarakat Sumba
khususnya wilayah barat dikelola dengan baik guna mempercepat kesejahteraan
masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
h. Masalah kesehatan
Catatan/Catatan:
1 Desa pada tabel ini termasuk Unit Permukiman (UPT) Transmigrasi yang masih dibina oleh kementerian terkait
dan nagari di Provinsi/Desa Sumatera Barat pada tabel ini termasuk Unit Permukiman Transmigrasi yang masih
dibina oleh kementerian terkait dan nagari di Provinsi Sumatera Barat
Sumber/Sumber : BPS, Pendataan Potensi Desa ( Podes )/BPS, Pendataan Potensi Desa
i. Pendidikan
Rua mayoritas hanya berpendidikan SD kelas 3. Pemahaman dasar akademisnya
kurang. Pendidikan akademis tidak cukup dihargai di sini, karena mereka merasa tidak
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak tidak bersekolah secara konsisten,
atau bahkan bersekolah sama sekali.
● Potensi yang meningkatkan
● Permasalahan: Meskipun terjadi peningkatan jumlah sekolah dan guru, namun terjadi
penurunan jumlah siswa. Mengapa mereka tidak bersekolah?
Catatan/Catatan:
1 Jumlah guru termasuk kepala sekolah dan guru, serta personel lainnya.
Sumber/Sumber : Kemendikbudristek, Data Semester Ganji /Kemendikbud,
Ristek, Data laporan semester ganjil
Sumber : BPS, Survei sosial Ekonomi Nasional ( Susenas )/ BPS, Survei Sosial Ekonomi Nasional
BAB III
PELAKSANAAN DAN HASIL-HASILNYA
Desain ini sederhana namun serbaguna. Tahan terhadap angin, dan penempatan
rambu tidak dibatasi – dapat ditempatkan menunjuk ke segala arah, cocok untuk area
terbuka di desa Rua .
Toilet umum
Toilet umum memainkan peran penting dalam menjamin kesehatan dan sanitasi
masyarakat dengan menyediakan fasilitas yang bersih dan mudah diakses bagi
masyarakat untuk buang air. Tujuan utama dari toilet umum adalah untuk menyediakan
ruang yang aman, higienis, dan nyaman bagi individu untuk menggunakan fasilitas toilet
ketika jauh dari rumah. Toilet umum juga berkontribusi terhadap keadilan sosial dengan
memastikan bahwa akses terhadap sanitasi tersedia bagi semua orang, tanpa memandang
status sosial ekonomi atau lokasi.
Toilet umum sering kali menghadapi tantangan terkait dengan cacat desain,
pemeliharaan yang tidak memadai, dan masalah kebersihan, yang dapat berdampak
negatif terhadap pengalaman pengguna dan standar kebersihan. Menjaga kebersihan dan
praktik kebersihan yang tepat di toilet umum dapat menjadi tantangan karena
penggunaan yang berlebihan, sumber daya yang terbatas, dan fasilitas cuci tangan dan
pembuangan limbah yang tidak memadai.
Tempat Panggangan
Area pertama yang akan dibangun adalah area pasar. Setelah berdiskusi dengan
kepala desa, rencana pembangunan pasar tersebut tidak bisa terlaksana karena tempat
yang ingin kami bangun berada di jalan milik negara. Yang kami takutkan adalah jalan
tersebut akan diperlebar oleh pemerintah, sehingga pasar yang kami bangun otomatis
akan digusur oleh pemerintah. Maka kami mengubahnya dengan membangun tempat
pemanggang ikan di kawasan pantai.
Workshop Stunting
Lokakarya bagi warga desa untuk mengedukasi masyarakat tentang cara membuat
makanan bergizi dengan protein dan vitamin yang baik untuk mencegah stunting. Kami
mengajari warga desa resep dan cara memasak ubi ungu isi coklat leleh serta bakso ikan
dengan bahan-bahan yang mudah didapat dan harga terjangkau.
Pendidikan sekolah.
Tingkat pendidikan anak di sana masih rendah dibandingkan tempat lain. Jadi kami
ingin membantu meningkatkan kualitas pendidikan mereka.
Pembuatan toilet ini sangat bermanfaat bagi warga di Desa Rua khususnya pengunjung
Pantai Rua . Toilet ini bisa digunakan untuk mandi, berganti pakaian, buang air kecil,
dan buang air besar. Warga yang menyelesaikan proyek pembangunan toilet
memberikan respon yang sangat baik. Selain itu, mereka memberi kami dorongan dan
mengapresiasi kami karena telah bekerja keras dalam pengembangan ini.
Hikmah yang dapat kita ambil dari pembangunan toilet tersebut adalah sebagai berikut:
o Kita bisa belajar menghemat air karena ketika kita menjalankan proyek
ini, kita harus bekerja keras untuk mendapatkan air.
o Kita bisa belajar bahwa kerja keras dan waktu yang kita habiskan tidak
akan sia-sia jika apa yang kita lakukan bisa memberikan dampak positif
bagi lingkungan sekitar kita.
Pemasangan atap
Hasil akhir pembangunan toilet
2. Tempat Panggangan
Pekerjaan dimulai pada tanggal 18 Juli dimana besi yang digunakan sebagai
pemanggang dilas terlebih dahulu sesuai keinginan dan selesai pada tanggal
19 Juli dimana bagian bawahnya dicor agar tidak terangkat, dilanjutkan
dengan menaikkan permukaan sedikit agar jarak antara api dan ikan.
jaraknya tidak terlalu jauh sehingga ikan lebih mudah cepat gosong.
3. Workshop Stunting
Kegiatan workshop stunting dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2023
bertempat di kantor kepala desa Rua .
Kami membuat ubi ungu isi coklat leleh dan bakso ikan, 2 resep makanan
yang mudah dibuat dengan bahan-bahan sederhana yang mudah dibeli dan
terjangkau.
Kami menggunakan alat memasak yang kami beli dan juga dipinjam dari
kepala desa untuk membantu pembuatan makanan tersebut.
Bahan-bahan yang kami gunakan untuk membuat coklat leleh isi ubi ungu
antara lain, ubi ungu, tepung panir, tepung terigu, tepung maizena, minyak
goreng, coklat, garam, merica, ketumbar, dan masako sesuai selera .
Sedangkan untuk bakso ikannya, bahannya antara lain, bawang putih,
bawang merah, telur, tepung tapioka, 1 buah ikan tuna, serta garam, merica,
ketumbar, dan masako sesuai selera.
Workshop stunting kami bertujuan untuk memberikan edukasi kepada warga
desa mengenai pentingnya makanan bergizi bagi anak-anaknya sejak dini
agar mereka dapat tumbuh dengan sehat, serta mengajarkan mereka nutrisi
apa saja yang tersedia dari bahan-bahan yang kami buat . makanan-makanan
ini.
4. Pendidikan Sekolah
Kegiatan mengajar dimulai pada tanggal 24 Juni dan dilanjutkan pada tanggal 28 Juni
bertempat di SD dan SMP Rua . Kami dipisahkan menjadi 9 tim berbeda dimana 6 tim
akan mengajar siswa sekolah dasar, dan sisanya akan mengajar siswa sekolah
menengah.
Siswa sekolah dasar akan fokus pada pembelajaran menulis, berhitung, dan membaca
dengan benar sedangkan siswa sekolah menengah akan fokus pada melatih
keterampilan mereka dalam bahasa Inggris .
Kami telah menyiapkan perlengkapan alat tulis untuk anak-anak seperti kotak pensil,
pulpen, pensil, penghapus, rautan, pensil warna, dan lain-lain untuk diberikan kepada
siswa sebagai hadiah agar mereka lebih termotivasi.
Tujuan kami dalam program ini adalah agar anak-anak bisa lebih terdidik, dengan
harapan mereka menjadi orang-orang sukses yang bisa menyongsong masa depan yang
lebih baik untuk desanya, desa Rua .
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Community Outreach Program (COP) merupakan program KKN yang
dilaksanakan oleh Universitas Kristen Petra bekerja sama dengan desa-desa dan
daerah di berbagai wilayah Indonesia. Diselenggarakan setiap tahun dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup desa/daerah tersebut.
4.2 Saran
1. Sebaiknya melakukan survei lokasi secara mendetail agar terhindar dari
hal-hal yang tidak diinginkan misalnya seperti kami yang mendapatkan
lokasi di Desa Rua, kepala desa dan masyarakat yang saling bentrok
akhirnya dalam pelaksanaan program tidak ads\a partisipasi masyarakat
2. Memilih DPL yang betul-betul bertanggung jawab, hal ini dikarenakan
DPL di Desa Rua hanya mendampingi kami mahasiswa selama kurang
lebih 3 hari setelah itu DPL baru dating Kembali dihari terakhir
program COP
LAMPIRAN