Anda di halaman 1dari 8

1

BAHAN WORKSHOP PENGEMBANGAN AKADEMIK,


ADMINISTRASI KEUANGAN, DAN KEMAHASISWAAN
PASCASARJANA UIN WALISONGO SEMARANG
JUMAT-SABTU, 28-29 MEI 2021
DI HOTEL WUJIL UNGARAN

====================================================================

A. Pendahuluan

1. Semakin menurunnya peminat Program S3 Pascasarjana UIN Walisongo dan masih kurangnya
animo masyarakat pada 7 prodi S2 menjadi keprihatinan kita bersama yang perlu dicarikan
solusi segera.
2. Persepsi masyarakat tentang mahalnya SPP S3 Pascasarjana UIN Walisongo yang menjadikan
mereka kurang tertarik untuk mendaftar di Pascasarjana, perlu disikapi segera oleh pengelola
Pascasarjana dan pimpinan UIN Walisongo.
3. Jumlah kompetitor Pascasarjana yang semakin bertambah, baik negeri maupun swasta, baik
yang ada di sekitar Semarang/Jawa Tengah maupun daerah sekitarnya dengan keragaman
prodi yang ditawarkan dan fleksibelitas skema-skema pembiayaannya, menuntut Pascasarjana
berbenah-dari-dalam agar bisa lebih agresif mendekati masyarakat.
4. Keinginan para mahasiswa dan calon mahasiswa untuk mendapatkan layanan kuliah pada hari
Jumat-Sabtu (di luar jam kerja mereka) yang masih sulit dipenuhi oleh Pascasarjana UIN
Walisongo hingga hari ini, membuat Pascasarjana mengalami kesulitan meyakinkan
masyarakat bahwa kuliah S2 dan S3 di UIN Walisongo adalah pilihan yang tepat dan menarik.
5. Ceruk pasar domestik S2 dan S3 yang berupa para guru, pegawai, dan masyarakat yang sudah
bekerja dan telah memiliki tanggung jawab keluarga menuntut adanya fleksibelitas layanan
perkuliahan terutama dalam masalah waktu perkuliahan dan skema pembiayaan.
6. Keinginan kita bersama untuk memperbanyak mahasiswa international di program S2 dan S3
UIN Walisongo menuntut kesiapan banyak hal mulai dari kurikulum, proses belajar mengajar,
SDM, sarana pra sarana, kualitas riset, dan publikasi international.
7. Dihentikannya skema beasiswa 5000 Doktor sejak 2020 dan fakta sejarah S2 dan S3 ilmu-
ilmu keislaman dalam negeri yang sejak dahulu kala selalu diiringi dengan tersedianya
beasiswa untuk para mahasiswa, menuntut pengelola Pascasarjana dan pimpinan UIN
Walisongo untuk mengambil langkah seribu agar Program S2 dan S3 Pascasarjana UIN
Walisongo tetap berlanjut dan berkembang.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan adanya forum Workshop Eksekutif
Pengembangan Pascasarjana UIN Walisongo yang diikuti oleh semua pimpinan universitas dan
para pengelola Pascasarjana guna merumuskan kebijakan yang tepat untuk pengembangan
Program S2 dan S3 Pascasarjana UIN Walisongo baik yang ada di Universitas maupun di
Fakultas.
Workshop eksekutif ini diikuti oleh 22 peserta yang terdiri dari 4 orang pimpinan UIN
Walisongo, 2 orang Kepala Biro, 6 orang pimpinan Pascasarjana, 1 orang Ketua LPM, 1 orang
Ketua SPI, 1 orang Ketua PTIPD, 1 orang Kabag Keuangan, 4 orang tendik Pascasarjana, dan 2
orang alumni.
2

B. Kondisi Sekarang (2019-2021)

1. Akademik

-Minimnya pendaftar membuat Pascasarjana tidak bisa memilih calon mahasiswa yang
berkualitas.

-Besarnya jumlah mahasiswa S3 yang tidak bisa lulus dalam 7 tahun membebani rasio
dosen/mahasiswa, proses akademik, dan pengembangan Pascasarjana.

-Kurang efektifnya kontrol Pascasarjana dalam memantau perkembangan studi tiap


mahasiswa mengakibatkan mahasiswa abai pada penyelesaian tugas akhirnya.

-Belum adanya jurnal Pascasarjana yang terindeks Scopus membuat Pascasarjana sebagai
produsen ilmu pengetahuan kurang meyakinkan.

-Minimnya jumlah publikasi mahasiswa dan dosen Pascasarjana membuat Pascasarjana


sebagai produsen ilmu pengetahuan kurang meyakinkan di mata masyarakat. Untuk itu, perlu
gerakan bersama untuk mengoptimalkan para mahasiswa dan dosen melalui forum riset
seperti Keris (Kelompok Riset).

-Hasil penelitian dari mahasiswa dan dosen Pascasarjana yang belum terintegrasi secara
optimal dengan bidang atau lembaga lain yang bersifat implementatif/aplikatif membuat
Pascasarjana UIN Walisongo belum dikenal luas oleh masyarakat.

- SHP (Seminar Hasil Penelitian) dan proof reader bahasa belum bisa dilakukan karena faktor
anggaran yang belum bisa di-SPJ-kan mengakibatkan masih munculnya keluhan dari para
penguji terkait kesalahan tata tulis dan logika dasar penelitian saat ujian tesis atau ujian
terbuka disertasi dilakukan.

-Seleksi mahasiswa yang kurang baik membuat tingkat kelulusan rendah. Ini sangat terlihat
pada Program 5000 Doktor 2015-2019 sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

NO Angkatan Peserta Sudah Lulus/ Belum Keterangan


15 April 2021 Lulus
1. 2015 14 9 6
2. 2016 12 4 8
3. 2017 25 7 18
4. 2018 18 0 18
5. 2019 10 0 10
JML 79 19 60
% 100 24 76

Dari data tersebut terlihat bahwa tingkat kelulusan keseluruhan peserta Program 5000 Doktor
baru mencapai 24 % per April 2021.
3

2. Administrasi Keuangan

-SPP S3 yang 11 jt per semester menurut hasil observasi pada kompetitor dan calon pendaftar
dianggap kurang menarik. Hasil observasi SPP S3 kompetitor terlampir. Untuk itu perlu
dirumuskan ulang.

-Masih adanya biaya pungutan selain SPP kepada mahasiswa saat mereka mengikuti ujian
proposal, tertutup, dan terbuka yang dialokasikan untuk penguji eksternal dengan alasan
SBM penguji eksternal yang belum layak. Besaran pungutannya adalah 1 jt untuk penguji
eksternal dari dalam kota dan 1,5 jt untuk penguji eksternal luar kota. Padahal pungutan
seperti ini mestinya tidak boleh dilakukan. Namun pengelola belum menemukan formula
untuk memberikan apresiasi penguji eksternal agar lebih layak.

-Belum adanya anggaran yg mencakup secara khusus pembiayaan para dosen yang mengajar
di luar jam kerja (kelas malam dan kelas Sabtu), membuat layanan kuliah di luar jam kerja
sebagaimana keinginan calon mahasiswa belum bisa dilaksanakan secara baik.

-Belum optimalnya anggaran yang ditujukan untuk penguatan SDM penelitian dan publikasi
mahasiswa/dosen membuat kegiatan riset dan publikasi Pascasarjana kurang membanggakan.

3. Kemahasiswaan

-Hingga Desember 2020, jumlah mahasiswa S2 semua prodi dan S3 belum mengalami
kenaikan yang signifikan. Untuk prodi S2 cenderung stabil namun belum mengalami
kenaikan per tahun yang membanggakan. Prodi S3 justru semakin menurun secara signifikan
pertahun seperti terlihat pada tabel berikut:

NO TAHUN JUMLAH MAHASISWA DITERIMA KETERANGAN


1. 2014 86 DO per 31 Juli 2021
sebanyak 10 orang.
2. 2015 38 DO per 31 Juli 2021
sebanyak 5 orang.
3. 2016 45 DO per 31 Juli 2021
sebanyak 6 orang.
4. 2017 43 DO per 31 Juli 2021
sebanyak 4 orang.
5. 2018 37
6. 2019 27
7. 2020 19
JML 274 Jumlah ini setelah
Mhs dikurangi 55 mhs DO:
aktif 31 Des 2020: 30 mhs
31 Juli 2021: 25 mhs
4

Sementara untuk jumlah mahasiswa S2 aktif dalam 4 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel
berikut:

NO TAHUN JUMLAH MAHASISWA AKTIF KETERANGAN


A. Prodi IAI
1. 2017 34
2. 2018 40
3. 2019 19
4. 2020 42
Jml 135
mhs
aktif
B. Prodi IAT
5. 2017 ?
5. 2018 ?
6. 2019 ?
7. 2020 ?
Jml ?
mhs
aktif
C. Prodi PAI
1. 2017 58
2. 2018 27
3. 2019 22
4. 2020 18
Jml 125
mhs
aktif
D. Prodi MPI
5. 2017 11
5. 2018 8
6. 2019 15
7. 2020 19
Jml 53
mhs
aktif
E. Prodi ES
1. 2017 4
2. 2018 7
3. 2019 23
4. 2020 16
Jml 50
mhs
aktif
I. Falak
5

5. 2017 25
5. 2018 9
6. 2019 14
7. 2020 29
Jml 77
mhs
aktif
G. Prodi KPI
1. 2017 4
2. 2018 9
3. 2019 18
4. 2020 15
Jml 46
mhs
aktif
Jml
mhs
aktif
semua
prodi

4. SDM

Untuk SDM perlu penambahan mengingat Pascasarjana belum mempunyai tendik yang
ditugaskan sebagai: a). front officer, b) arsiparis. c) sopir untuk antar jemput dosen eksternal,
d). tim inti admin jurnal, e). tenaga perpustakaan kurang dan f). tenaga laboratorium.

5. Sarana Prasarana

Untuk sarana prasarana masih perlu kelengkapan mengingat: a). Mobil antar jemput dosen
eksternal sudah sangat tidak layak (stang cowel, spion disangkal-putung), b) ruang pengelolan
jurnal belum memadai, c) ruang lab/diskusi untuk KERIS (Komunitas Riset) Pascasarjana
belum memadai, d). Ruang arsip belum memadai, e). Koleksi perpustakaan, penataan, dan
layanannya belum membanggakan, f). Ruang kaprodi dan sekprodi yang belum memadai.

C. Tantangan Sekarang dan Mendatang (2021 dan Seterusnya)

Dalam aspek akademik, tantangan sekarang dan mendatang terletak pada tuntutan
semakin cepat dan simpelnya proses belajar mengajar Program S2 dan S3, semakin tingginya
kompetisi antar kompetitor, semakin tingginya tuntutan publikasi international, dan semakin
tingginya tuntutan untuk produksi ilmu pengetahuan melalui riset.
6

Dalam aspek administrasi keuangan, tantangan yang nyata sekarang dan mendatang
adalah semakin tingginya tuntutan tersedianya skema pembiayaan yang fleksibel sesuai dengan
kehendak masyarakat pengguna seperti biaya yang ringan atau paling tidak terkesan ringan,
adanya skema pembiayaan alternatif seperti beasiswa, dana pinjaman kuliah, SPP yang bisa
diangsur, dan santunan darurat mahasiswa. Disamping itu perlu dipastikannya pembiayaan yang
kompetitif dan predictable baik bagi mahasiswa maupun pihak Pascasarjana yang bisa
diinformasikan sejak sebelum mahasiswa masuk di Pascasarjana. Guna kepentingan promosi,
perlu disiapkan skema diskon dan potongan yang menarik agar masyarakat lebih tertarik
Pascasarjana UIN Walisongo dibanding kompetitor.

Dalam aspek kemahasiswaan, tantangan yang nyata saat ini dan mendatang adalah
semakin sengitnya kompetisi memperebutkan mahasiswa sementara kompetitor semakin banyak
bermunculan. Padahal, ceruk pasar calon mahasiswa S2 dan S3 sesungguhnya juga tidak terlalu
besar.

Dalam aspek SDM, tantangan yang nyata sekarang dan mendatang adalah tersedianya
SDM yang terampil dalam layanan akademik dan teknis agar bisa memberikan layanan secara
cepat, akurat, dan bersahabat terutama dalam proses perkuliahan, pembimbingan, layanan
administrasi keuangan, pelaksanaan riset dan publikasi, serta layanan kesekretariatan. SDM yang
memberi materi perkuliahan yang kurang update, pembimbingan yang terkesan lamban dan
enggan, serta jarang meneliti dan melakukan publikasi perlu didorong dan difasilitasi agar
semakin produktif.

Dalam aspek sarana dan prasarana, tantangan yang nyata sekarang dan mendatang
adalah tersedianya perlengkapan kuliah, riset, publikasi yang mudah diakses, nyaman digunakan,
dan berkualitas international seperti yang dimiliki oleh univrsitas-universitas di negara-negara
maju. Tantangan ini terasa semakin mendesak untuk diwujudkan pada saat kita bertekad
menambah jumlah mahasiswa international. Salah satu kendala kita saat ini bukan pada
pengadaan fasilitasnya, tapi pemeliharaan fasilitas. Untuk itu, biaya perawatan alat, gedung,
taman, buku, dan fasilitas lainnya perlu disiapkan secara matang.

D. Draf Rekomendasi

1. Akademik

-Merampingkan kurikulum dan proses akademiknya guna mendorong semua mahasiswa agar
bisa lulus tepat waktu namun tidak mengurangi kualitas akademik mereka.
7

-Revitalisasi pengelolaan Pascasarjana sebagai pusat konservasi ilmu pengetahuan yang


dibuktikan dengan produksi ilmu pengetahuan melalui publikasi yang masif dan berskala
international.

-Pembukaan prodi baru pada 2022 sebagai solusi atas jenuhnya pasar S3 studi Islam. Prodi S3
prioritas yang dibuka adalah S3 IAT, S3 MPI, dan S3 ES.

-Membangun kepercayaan masyarakat terhadap Pascasarjana melalui karya-karya nyata dan


solusi nyata dalam permasalahan sosial, kemasyarakatan, dan keagamaan serta memperbanyak
kegiatan akademik berskala nasional dan international.

2. Administrasi Keuangan

-SPP yang terkesan mahal harap diubah menjadi terkesan murah dengan cara menghitung
biaya normal lulus 3 tahun (sebesar 66 juta) dicicil menjadi sbb: SPP per semester (7 jt),
Ujian roposal (1 jt), Ujian kompre (1 jt), Ujian tertutup (10 jt), Ujian terbuka (12 jt). Dengan
demikian, mereka yang sudah terlanjur terkena tarif SPP 11 juta tidak perlu lagi membayar
biaya-biaya ujian di atas dan pada semester 7, SPP mereka berubah menjadi 7 jt.

-Perlu penyederhanaan konsumsi ujian terbuka, agar bisa ditanggung oleh RKAKL
Pascasarjana. Kecuali mahasiswa menghendaki tasyakuran saat ujian terbuka selesai dengan
biaya dari mahasiswa dengan catatan harus sesederhana mungkin.

-Perlu penjelasan secara terbuka kepada dosen pascasarjana terkait penghargaan yang bisa
diberikan oleh Pascasarjana pada mereka yang mendapat tugas mengajar, menguji,
membimbing, dan tugas lainnya agar muncul suasana kerja yang saling memahami, saling
percaya, dan saling mendukung dalam membesarkan Pascasarjana.

- Perlu penambahan anggaran Pascasarjana yang berkaitan dengan S2 di fakultas seperti


sosialisasi PMB, koordinasi PMB, kepanitiaan PMB, dan program percepatan mahasiswa
yang terancam DO.

3. Kemahasiswaan

Perlu promosi yang lebih agresif, skema pembiayaan yang kompetitif, dan waktu kuliah yang
fleksibel.

4. SDM

Perlu penambahan jumlah dan peningkatan kualitas melalui capacity building yang
berkesinambungan.

5. Sarana Prasarana
8

-Penyatuan gedung/area kuliah semua S2 dan S3 guna menghilangkan kejenuhan mahasiswa


S2 yang diakibatkan oleh suasana perkuliahan S1. Selain itu, penyatuan juga diharapkan
menumbuhkan atmosfir baru dalam pengembangan dan produksi ilmu pengetahuan melalui
riset.

-Kelengkapan koleksi perpustakaan dan ruang baca yang nyaman.

-Penyediaan ruang promosi yang membanggakan.

-Perlu penyediaan perlengkapan kuliah, riset, publikasi yang mudah diakses, nyaman
digunakan, dan berkualitas international seperti yang dimiliki oleh univrsitas-universitas di
negara-negara maju.

Semarang, 21 Mei 2021

Pimpinan Pascasarjana

Anda mungkin juga menyukai