Informatika
SMK/MAK
Kelas X
Rumpun Teknologi
Metode Natural Language, Flowchart,
dan Pseudo-code
Metode penulisan algoritme yang digunakan saat ini ada tiga jenis, yaitu
sebagai berikut.
1. Metode natural language
Dalam metode natural language, tidak ada standar aturan baku yang
menentukan struktur dan susunan penulisan algoritme. Metode ini menyesuaikan
bahasa pembuatnya, misalnya dengan bahasa Inggris, bahasa Indonesia, atau
bahasa Jerman. Pada dasarnya, penulisan algoritme ini mempunyai tiga bagian
penting, yaitu sebagai berikut.
a. Header
Header ditulis pada bagian awal algoritme sebagai identitas algoritme.
Biasanya berisi judul, fungsi, atau informasi lainnya. Penulisan alur logika
program komputer biasanya diawali dengan keyword “program”.
b. Deklarasi
Deklarasi adalah bagian dari penulisan algoritme yang mendefinisikan
variabel, konstanta, fungsi, dan prosedur yang akan digunakan dalam badan
program.
c. Badan algoritme
Badan algoritme akan menjelaskan baris instruksi dan urutan proses yang
dilakukan, seperti proses komputasi, penyeleksian, perulangan, dan proses
lainnya. Berikut adalah penerapan natural language dalam contoh penjumlahan
dua bilangan.
Program_hitungXY
{algoritme penjumlahan dua bilangan}
Deklarasi
x,y, hitXY : integer {variabel dengan tipe data numerik}
Algoritme
1. Masukkan variabel x dengan nilai 80
2. Masukkan variabel y dengan nilai 15
3. Jumlahkan x dan y dan simpan hasilnya dalam variabel
hitXY
4. Cetak nilai hitXY
5. Selesai
2. Metode Flowchart
Metode penulisan flowchart digambarkan dengan runtut menggunakan susunan
bagan alir atau flowchart dengan model atau bentuk yang telah disesuaikan
penggunaan dan fungsinya.
Standar ketentuan penggunaan bagan alir atau flowchart untuk menggambarkan
proses dalam algoritme harus mengikuti ketentuan sebagai berikut.
a. Dalam pembuatan algoritme, penyusunan dan pembacaan simbol flowchart
dimulai dari bagian atas menuju ke bawah. Jika dalam penataan letak bagan
flowchart pada satu baris terdapat beberapa simbol, peletakan dimulai dari
sebelah kiri dari suatu halaman.
b. Bangun ruang yang menjadi simbol flowchart sebaiknya diberikan nama atau
penjelasan aktivitas.
c. Setiap algoritme dengan flowchart harus diawali dengan simbol start (mulai)
dan diakhiri dengan simbol end (akhir).
d. Sebuah proses harus dimulai dengan simbol input diikuti simbol proses dan
menghasilkan output.
e. Penggunaan nama simbol proses dalam flowchart disarankan menggunakan
kata kerja, misalnya:
• “Input gaji”
• “hitXY = x * y * z”
f. Setiap aktivitas dalam bagan alir (flowchart) harus menggunakan alur logika
secara rinci dan jelas.
g. Ketika penggambaran bagan tidak cukup dalam satu halaman, dapat dilanjutkan
pada halaman lain dengan penghubung.
Predefined process
Proses subprogram
(subprogram)
Penyeleksian atau
Decision atau kondisi percabangan, misalnya dengan
if….then
Menghubungkan bagian-
On page connector bagian flowchart yang terpisah
pada satu halaman
Menghubungkan bagian-bagian
Off page connector flowchart yang terputus pada
halaman berbeda
Mulai
X = 100
Y = 135
hasil = A + B
Cetak
Hasil
Selesai
3. Metode Pseudo-code
Metode pembuatan logika algoritme dengan pseudo-code lebih mirip dengan
struktur bahasa pemrograman tertentu, tetapi tidak merepresentasikan standar
penulisan kode sumber. Sama seperti penggunaan natural language, metode ini
tidak memiliki aturan khusus dalam penulisannya. Pembuatan struktur algoritme
dengan pseudo-code harus memiliki beberapa bagian sebagai berikut.
a. Header yang berisi informasi judul algoritme, komentar, dan deklarasi.
b. Badan algoritme yang berisi proses logika program.
c. Bagian akhir program.
d. Deklarasi variabel menggunakan tanda titik dua atau ”:”.
e. Assignment atau pernyataan menggunakan format ”nama_variabel ß
nilai”, contoh x ß 10.
f. Untuk membuat komentar dapat diawali dengan karakter ”{” dan diakhiri ”}”.
g. Beberapa keyword tertentu yang mendekati bahasa pemrograman dapat
digunakan untuk memperjelas alur logika seperti:
Contoh kasus:
Untuk membangun tembok dengan panjang 10 m dan tinggi 1 m dibutuhkan bata
merah sebanyak 500 buah. Berapakah bata merah yang harus disediakan untuk
membangun tembok dengan panjang 20 m dan tinggi 2 m?
Penyelesaian:
Program hit_bata_merah
{Algoritme ini digunakan untuk menghitung jumlah bata merah
yang dibutuhkan dalam membangun tembok}
Deklarasi
p_awal, t_awal:integer {variabel awal panjang dan tinggi
tembok}
bata_awal,bata_per_meter:integer {variabel bata dan
kebutuhan per meter}
p_cari,t_cari :integer {variabel panjang, tinggi yang
dihitung}
hitBata:integer {variabel penghitungan kebutuhan bata merah}
Algoritme
p_awal ß 10 {dalam meter}
t_awal ß 1 {dalam meter}
bata_awal ß 500 {dalam meter}
bata_per_meter ß bata_awal/(p_awal*t_awal) {mencari jumlah
bata merah per meter}
input (p_cari) {masukkan panjang tembok 20 meter}
input (t_cari) {masukkan tinggi tembok 2 meter}
hitBata ß bata_per_meter * p_cari * t_cari
write (hitBata)