Anda di halaman 1dari 29

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam rangka mewujudkan tujuan nasional tersebut pemerintah bersama-sama dengan rakyat serta lembaga-lembaga diluar pemerintahan bahu-membahu melaksanakan pembangunan di segala bidang, tak terkecuali pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup dan ekonomi. Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama seluruh komponen masyarakat dilaksanakan melalui berbagai program antara lain Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), pemberian dana bergulir, pengaktifan kegiatan melalui kelompok PKK, posyandu, dan organisasi kemasyarakatan lainnya. Di samping berbagai kegiatan dan organisasi dimaksud dalam rangka mendukung program pembangunan yang digulirkan yayasan Damandiri yang memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pemberdayaan keluarga dengan prioritas kemiskinan, menganjurkan pembentukan pos pemberdayaan keluarga sebagai pusat pengembangan swadaya masyarakat di pedesaan. Pos yang lebih dikenal dengan nama POSDAYA adalah forum kebersamaan yang anggotanya melakukan aktivitas nyata dalam gerakan pembangunan di lingkungan paling bawah, yaitu di tingkat rukun tangga (RT), rukun warga (RW), dan dusun. Dalam pertemuan di POSDAYA keluarga-keluarga sebagai anggota yang diarahkan untuk menghidupkan kembali budaya gotong royong dengan bersama-sama melakukan kegiatan pemberdayaan keluarga, terutama untuk memperluas cakupan dan mutu pendidikan, memperbaiki akses kesehatan, dan pengembangan wirausaha. Di masa lalu pembangunan dan kesehatan, dinilai sangat manusia melalui 1

pemberdayaan keluarga, utamanya dalam bidang KB berhasil karena kerjasama masyarakat yang sangat luas melalui wadah kebersamaan dalam Posyandu. Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu pada masa itu adalah salah satu lembaga pedesaan yang sangat terkenal, apalagi hampir semua keluarga desa, melalui Posyandu, khususnya ibu-ibu, ikut gerakan pembangunan kesejahteraan keluarga atau PKK. Posyandu menampung dan menjadi wahana partisipasi masyarakat dalam pembangunan, utamanya dalam bidang KB dan Kesehatan. Posyandu, disamping mendapat dukungan secara luas dari keluarga pedesaan, juga didukung jajaran BKKBN dan Departemen Kesehatan. Karena itu penyebaran dan perkembanganya sangat cepat. Posyandu merupakan kunci pendukung pelayanan terpadu yang mengantar suksesnya Program Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan, sehingga dalam pengertian banyak kalangan, Posyandu, biarpun gagasan dasarnya diarahkan untuk pemberdayaan keluarga secara paripurna, menjadi seakan-akan identik sebagai lembaga pelayanan terpadu untuk KB dan Kesehatan. Untuk memenuhi tuntutan masyarakat, secara bertahap dan kreatif Posyandu berkembang menjadi lembaga pemberdayaan keluarga yang paripurna dan ampuh. Posyandu memungkinkan keluarga sederhana di pedesaan belajar dari keluarga tetangga yang berkumpul bersama. Posyandu, dibandingkan lembaga lain, dianggap mampu merangsang pemberdayaan keluarga sekaligus merangsang setiap keluarga mau dan bisa memberdayakan keluarganya sendiri secara mandiri. Salah satu pengembangan posyandu adalah melalui pembentukan POSDAYA. POSDAYA sebagaimana telah dikemukakan adalah suatu lembaga masyarakat yang berfungsi atau dapat dimanfaatkan sebagai forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, edukasi dan wadah kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu yang dilaksanakan dari, oleh dan untuk keluarga dan masyarakat. Pengembangan POSDAYA merupakan sambutan atas seruan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam Peringatan Hari Kesehatan Nasional tahun 2005, yaitu mendukung Revitalisasi atau Penyegaran Posyandu, yang pada tahun 1980-an pernah menjadi gerakan masyarakat yang sangat menentukan dalam membawa keberhasilan program KB dan kesehatan di Indonesia. Gerakan menyegarkan atau Revitalisasi tersebut sangat diperlukan mengingat munculnya kembali gejala

terjadinya gizi buruk, bangkitnya polio serta penyakit menular lainnya. Banyak pihak mengkaitkan kejadian tersebut sebagai akibat makin menurunnya intensitas pembinaan dan kegiatan Posdaya. Meskipun demikian substansi atau cakupan materi program pemberdayaan keluarga yang disegarkan melalui POSDAYA tidak terbatas pada masalah KB, Kesehatan yang sasaran utamanya Ibu dan Anak Balita. Pertumbuhan penduduk diduga meningkat kembali melebihi 1.3 % per tahun. Demikian juga dikhawatirkan bahwa angka kematian ibu hamil dan melahirkan, angka kematian bayi dan anak, serta bahaya penyakit yang disebabkan serangan virus masih tinggi bahkan mengkhawatirkan. Keadaan gizi anak-anak bangsa juga banyak yang memprihatinkan yang apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan mutu penduduk Indonesia tidak kunjung maju dibandingkan mutu bangsa-bangsa lain di dunia. Berbagai masalah yang dihadapi oleh bangsa kita menyebabkan kegiatan POSDAYA menjadi salah satu usaha untuk memecahkan masalah-masalah tersebut. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian masyarakat. Namun demikian, KKN bukan sekedar kegiatan implementasi tetapi juga merupakan bagian dari kurikulum akedemik. Sebagai wujud dari pengabdian masyarakat, LP3M Universitas Muhammadiyah Magelang menyelenggarakan kegiatan berupa kuliah kerja nyata bagi para mahasiswa yang telah menempuh + 123 sks. Kuliah Kerja Nyata tahun 2010 untuk Angkatan ke-30 dilaksanakan berupa KKN Tematik POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga). KKN Posdaya merupakan KKN yang komprehensif, fasilitator, dan bersifat memberikan solusi terhadap apa yang dihadapi masyarakat untuk memberdayakan kualitas hidupnya dengan menitikberatkan pada empat pilar yaitu: Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi dan Pemberdayaan Lingkungan. Sasaran dari KKN Posdaya ini adalah tercapainya pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui sinergitas lembaga-lembaga yang telah ada melalui partisipasi aktif dari warga setempat. Penyelenggaraan KKN Posdaya diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat secara nyata, dimana kiprah mahasiswa sebagai agent of change dapat meng-implementasikan ilmu yang 3

diperoleh di bangku kuliah untuk membantu masyarakat secara langsung dalam bentuk fasilitasi, asistensi maupun supervisi,.Selain itu dengan adanya KKN Posdaya juga diharapkan dapat membantu tugas pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. 1.2.Maksud, Tujuan, dan Manfaat Pembentukan POSDAYA Maksud Pembentukan POSDAYA adalah membangun wadah bagi keluarga di suatu daerah terutama keluarga yang kondisi sosial ekonominya lemah, untuk diajak bergabung dalam suatu proses pemberdayaan bersama. Dalam POSDAYA, dengan pendampingan perorangan yang peduli, atau petugas pemerintah dan organisasi masyarakat, keluarga yang lebih mampu bergotong royong membantu keluarga yang lemah dengan cara memberikan tambahan wawasan, pengetahuan serta kemampuan dalam melaksanakan fungsi keluarga sehingga keluarga yang terbelakang mampu memberdayakan anggota keluarganya. Melalui pengembangan POSDAYA diharapkan dapat dicapai hal-hal sebagai berikut:
1.Disegarkannya

kembali modal sosial berupa kehidupan gotong royong dalam

masyarakat untuk peduli dan saling membantu dalam proses pemberdayaan atau bersama-sama memecahkan masalah kehidupan sehingga keluarga yang tertinggal dapat memenuhi kebutuhan dan membangun keluarga sejahtera secara mandiri.
2.Tumbuh

dan

berkembangnya

lembaga

dalam

masyarakat

dengan

terorganisirnya infrastruktur sosial yang sudah ada, yaitu keluarga, yang memiliki kegiatan atau usaha bersama yang akan menjadi perekat atau kohesi sosial, sehingga tercipta suatu kehidupan yang rukun dan dinamis untuk mencapai kesejahteraan bersama.
3.Terbentuknya

wadah organisasi atau wahana partisipasi sosial, di mana setiap

keluarga dapat memberi dan menerima pembaharuan yang bisa membantu proses pemantapan fungsi-fungsi keluarga sehingga mampu membangun kehidupan keluarga dengan mulus dan sejuk.
4.Terlaksananya

program dan kegiatan yang dinamis untuk mencapai tujuan

Millenium Development Goals (MDGs) yang telah menjadi komitmen

nasional. Manfaat dibentuknya POSDAYA adalah: 1.POSDAYA mengintegrasikan semua kegiatan sektoral yang sudah ada maupun yang akan dilaksanakan 2.POSDAYA sebagai infrastruktur untuk menangkap dan memanfaatkan peluang pemberdayaan masyarakat dari berbagai pihak 3.POSDAYA wadah pemberdayaan yang efektif bagi seluruh lapisan masyarakat 4.POSDAYA memelihara modal sosial yang ada di masyarakat (gotong royong) 1.3.Fungsi dan Sasaran POSDAYA Pembentukan POSDAYA diarahkan untuk mendukung penyegaran 8 fungsi keluarga, antara lain: 1.Fungsi keagamaan 2.Fungsi budaya 3.Fungsi cinta kasih 4.Fungsi perlindungan 5.Fungsi reproduksi dan kesehatan 6.Fungsi pendidikan 7.Fungsi ekonomi 8.Fungsi lingkungan Dalam rangka menjalankan delapan fungsi tersebut POSDAYA

dititikberatkan pada 4 pilar utama, yaitu: 1.Bidang kesehatan 2.Bidang pendidikan 3.Bidang wirausaha 4.Bidang lingkungan hidup 5

Sasaran POSDAYA adalah: 1.Menghidupkan kembali kalau pernah ada, atau membentuk posyandu baru kalau belum pernah ada sebagai sarana pelayanan dan pemberdayaan terpadu. 2.Posyandu yang disegarkan sebagai sarana pemberdayaan keluarga golongan ekonomi lemah melalui pemantapan 8 fungsi keluarga. Tenaga yang diharapkan menjadi penggerak upaya ini bermacam ragam. Kelompok PKK yang di masa lalu sangat aktif dalam Posyandu diharapkan bisa menjadi tulang punggung gerakan ini. Pokja IV PKK yang berpengalaman luas dalam menggerakkan Posyandu bisa menjadi tulang punggung Posdaya dengan mengajak Kelompok kerja lainnya bergabung mengelola suatu POSDAYA yang program kerjanya lebih luas. Melalui POSDAYA diharapkan masyarakat mampu mendorong kepedulian sesama anggota dalam wilayahnya, mendorong Pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam masyarakat, untuk bersama-sama secara konkrit mewujudkan komitmen, seperti komitmen pemerintah pusat dan daerah, juga komitmen para pemimpin dunia yang dituangkan dalam Milleneum Development Goals (MDGs), bekerja keras membangun sumber daya manusia dengan mengentaskan kemiskinan dan mewujudkan keluarga sejahtera. 1.4.Kondisi dan Permasalahan yang dihadapi Kondisi lingkungan dan demografi yang menjadi dasar penentuan lokasi KKN Posdaya, karena dengan memperhatikan kondisi lingkungan setempat target dari penyelenggaraan KKN Posdaya diharapkan dapat tercapai secara optimal. Penetapan berbagai program kegiatan harus disesuaikan dengan kebutuhankebutuhan riil masyarakat serta permasalahan yang dihadapi akan terlaksana dengan baik dan dapat memberikan dorongan serta motivasi bagi masyarakat sekitar untuk semakin meningkatkan kesejahteraan serta taraf hidupnya. Dalam pelaksanaan KKN Posdaya Tahun 2010 angkatan ke-30 ini, kelompok 6 mendapatkan lokasi di RW II Kampung Tulung, Kelurahan Magelang, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang. Pelaksanaan KKN Posdaya dimulai dari kegiatan observasi lapangan yang bertujuan mengumpulkan berbagai data pendukung berupa data keluarga prasejahtera, sejahtera I maupun keluarga sejahtera di lingkungan

tempat pelaksanaan KKN. Selain pengumpulan data, kegiatan observasi juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh warga setempat. Dari pelaksanaan observasi ini selanjutnya dapat ditentukan kegiatan apa yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di lokasi KKN, untuk selanjutnya ditentukan rencana formulasi kegiatan yang tepat. Berdasarkan data, pengamatan dan interview langsung selama periode observasi telah diperoleh beberapa data dan identifikasi permasalahan. Adapun beberapa identifikasi masalah yang ditemukan antara lain : 1.Posyandu Balita Posyandu Balita RW II Kampung Tulung berada pada tingkat madya. Kegiatan Posyandu sudah dilaksanakan secara rutin pada Tanggal 28 setiap bulannya. Identifikasi masalah yang ada antara lain: a.Administrasi baku. b.Kegiatan hanya berisi penimbangan balita sehingga perlu ada program/kegiatan lain yang bermanfaat bagi balita dan ibu. c.Kepengurusan masih tergantung pada satu atau beberapa pengurus, sehingga perlu kaderisasi. d.Belum ada kader Posyandu khusus kesehatan jiwa / mental. 2.Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) PAUD untuk RW II Kelurahan Magelang belum terbentuk, namun demikian usulan dan kadernya sudah ada. Sehingga follow up dari usulan tersebut harus dikonfirmasi dan dimonitor agar segera dapat direalisasikan serta kader yang sudah disiapkan tidak patah semangat. 3.Pemanfaatan lahan kosong dan halaman rumah untuk tanaman obat dan sayur keperluan sehari-hari belum optimal dilaksanakan oleh warga. Padahal dengan sarana yang sederhana dapat diperoleh manfaat ganda, yaitu : kepeluan sehari-hari untuk obat/ sayuran yang relatif sederhana dapat terpenuhi dan lingkungan kelihatan asri. 4.Posyandu Lansia yang baru berjalan Posyandu lansia baru berjalan selama 2 bulan sehingga perlu dikembangkan lebih 7 dan pembukuan masih sederhana dan menggunakan buku tulis biasa, belum menggunakan form yang

lanjut. 5.Pengelolaan sudah teratur tetapi belum dimakfaatkan sehingga perlu pemanfaatan khususnya untuk sampah anorganik. 6.Belum ada kegiatan UKM dan UMKM sehingga perlu ditumbuhkan UKM dan UMKM baru. 7.Telah terbentuk koperasi warga namun belum berjalan secara optimal sehingga perlu dikembangkan lebih lanjut.

BAB II PROGRAM KERJA 2.1.Pendataan dan Pemetaan 3.2.1.Kota Magelang 2.1.1.1.Keadaan Geografis Kota Magelang merupakan salah satu daerah kabupaten/ kota di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten Magelang, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Secang, sebelah Timur dengan Kecamatan Tegalrejo, sebelah selatan dengan Kecamatan Mertoyudan dan sebelah barat dengan Kecamatan Bandongan. Kota Magelang terletak antara 110o 12' 30 dan 110o 12' 52 Bujur Timur dan antara 7o 26 '18 dan 7o 30' 9 Lintang Selatan. Kota Magelang terletak di ketinggian 380 meter di atas permukaan laut. Luas wilayah Kota Magelang 18,12 Km2, 24,038 Ha merupakan luas hutan negara yaitu luas Gunung Tidar. Kota Magelang yang hanya mempunyai luas wilayah 18,12 Km2, terdiri dari 3 kecamatan dan 17 Kelurahan. Kelurahan Magelang yang terletak di Kecamatan Magelang Tengah memiliki luas wilayah 1,246 Km2 atau 6,88 % dari luas wilayah kota Magelang. Pada tahun 2008 luas lahan yang digunakan untuk usaha pertanian sebesar 332,76 hektar atau 18,36 persen dari seluruh luas tanah di Kota Magelang. Bila dirinci menurut pengguna-annya lahan yang paling luas adalah lahan yang digunakan untuk tanah sawah yaitu sebesar 213,09 hektar (64,04 persen dari luas lahan yang digunakan untuk 9

pertanian). Urutan terbesar selanjutnya lahan yang digunakan perkebunan yaitu sebesar 99,56 (29,92 persen) kemudian lahan untuk tegal/kebun dan kolam/empang masing-masing 13,43 hektar dan 6,68 hektar (4,04 persen and 2,01 persen). Pada tahun 2008 produksi padi sebesar 54,51 kuintal per hektar, dan Ketela pohon 140 kuintal per hektar. Menurut Badan Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA), curah hujan rata-rata di Kota Magelang tahun 2008 berkisar 21,66 mm dan hari hujan terbanyak tercatat pada bulan Maret sebesar 27 hari. 2.1.1.2.Keadaan Demografi Kota Magelang terbagi dalam 3 kecamatan 17 kelurahan dan 190 RW, seluruh kelurahan sudah merupakan desa swasembada. Jumlah penduduk Kota Magelang hasil registrasi tahun 2008 sebesar 124.627 jiwa terdiri dari laki-laki 60.988 jiwa dan perempuan 63.639 jiwa , dengan laju pertumbuhan 2,99 persen. Jumlah rumah tangga 34.790 rumah tangga dengan rata-rata anggota rumah tangga 4 jiwa. Jumlah penduduk kelurahan Magelang 7.523 jiwa dengan perbandingan 3.655 laki-laki dan 3.868 perempuan, sehingga kepadatan penduduk 6,038 Per Km2 . Jumlah rumah tangga kelurahan Magelang 2.152 Rumah Tangga. Menurut mata pencaharian, jumlah buruh/karyawan di Kota Magelang mencapai 60.794 jiwa (48,78 persen) dari jumlah penduduk keseluruhan. Persentase terbesar dari buruh/karyawan berturut-turut adalah bekerja disektor industri 17,55 persen, jasa pemerintahan 17,54 persen, bangunan 11,53 persen dan 3,75 persen pada sektor pertanian. Jumlah akte kelahiran dan kematian yang dihimpun oleh Kantor Catatan Sipil Kota Magelang pada tahun 2008

sebesar 3.900 buah dan 57 buah. Sementara itu untuk akte perkawinan pada keadaan yang sama sebanyak 151 buah.

2.1.1.3.Keadaan Sosial Ekonomi Sektor Industri pengolahan dibagi menjadi 4 kelompok yaitu industi besar, industri sedang, industri kecil dan industri rumah tangga. Pengelompokkan yang terlibat ini di didasarkan dalamnya pada tanpa banyaknya pekerja

memperhatikan penggunaan mesin produksi ataupun moda l yang ditanamkan. Menurut Dinas Koperasi, Perindustrian dan

Perdagangan Kota Magelang Perusahaan Industri sedang pada tahun2008 di Kota Magelang tercatat 16 perusahaan dengan 1384 tenaga kerja, sedangkan industri kecil tercatat 1.744 perusahaan dengan 7.203 tenaga kerja. Dibanding tahun sebelumnya jumlah industri kecil tersebut naik 1,15 persen dan jumlah tenaga kerja meningkat 1,55 persen. Pada tahun 2008 menurut Badan Perijinan dan Pelayanan Terpadu (BP2T) Kota Magelang, jumlah Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) menurut skala usaha tercatat 271, naik 96,38 persen dari tahun 2007. Pada keadaan yang sama jumlah perusahaan yang mendapat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) turun 2,51 persen dari 318 perusahaan pada tahun 2007 menjadi 310 perusahaan pada tahun 2008. Adapun tahun 2008 ekspor dari Kota Magelang terbesar berasal dari komoditas kulit sapi jadi dengan volume 2.750.432,250 dengan nilai ekspor mencapai 4.827.109,71 US $. Pada tahun 2008 pemakaian energi listrik di Kota Magelang sebesar 6.794.282 kwh yang sebagian besar digunakan untuk 11

konsumsi rumah tangga 3.032.074 (54,18 persen), usaha 1.526.289 (22,46 persen) dan sosial 396.720 (5,84 persen). Sedangkan pemakaian air minum tahun 2008 sebesar 7.332.731 m2 yang sebagian besar digunakan pelanggan golongan II 6.539.454 (89,24 persen) Salah satu peran pemerintah dalam pembangunan kesehatan adalah menyediakan sarana kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Sarana kesehatan tersebut antara lain berupa rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu dan tenaga kesehatan. Pada tahun 2008 jumlah rumah sakit umum pemerintah 2 buah, swasta buah, rumah sakit paru dan rumah sakit jiwa masing-masing 1 buah, serta 4 buah rumah sakit bersalin. Sedangkan di Kelurahan Magelang belum terdapat rumah sakit, namun memiliki 1 puskesmas. Banyaknya Balita yang Ditimbang Dan Status Gizi Anak Balita di Kota Magelang Tahun 2008 dengan perincian Balita Ditimbang 374, status gizi baik 343, kurang 16, Buruk 0, lebih 15. 3.2.2.Kelurahan Magelang Kelurahan Magelang merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Magelang Tengah. Luas Wilayah Kelurahan Magelang adalah 1,246 Km2 atau 6,88 % dari luas wilayah kota Magelang. Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Magelang meliputi: Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Kelurahan Potrobangsan : Kelurahan Gelangan dan Kelurahan Panjang : Kelurahan Cacaban : Desa Trasan

Jumlah penduduk kelurahan Magelang sampai dengan bulan Februari 2010 berjumlah 6770 orang yang terdiri atas 3299 laki-laki dan 3471 perempuan. 3.2.3.RW II Kampung Tulung

Lokasi KKN POSDAYA terletak di RW II Kampung Tulung Kelurahan Magelang, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, dengan batas-batas wilayah meliputi: Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : RW I Kelurahan Magelang : Kp. Dukuh (RW III Kelurahan Magelang) : Sawah : Sawah

Jumlah penduduk RW II Kampung Tulung sampai dengan Bulan Februari 2010 sebanyak 469 jiwa, terdiri atas 221 laki-laki dan 248 perempuan. Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 158 KK, terdiri dari : 1.Keluarga Sejahtera III 2.Keluarga Sejahtera II 3.Keluarga Sejahtera I 4.Keluarga Pra Sejahtera : 81 keluarga : 28 keluarga : 20 keluarga : 29 keluarga

2.2.Identifikasi Masalah Setelah melakukan pendataan dan pemetaan warga, langkah selanjutnya adalah identifikasi terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi oleh warga. Identifikasi masalah yang jelas, obyektif dan sumber data yang valid dapat diketahui pokok persoalan yang dihadapi serta langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut. Selain itu juga dapat diketahui kebutuhan dan program apa yang diperlukan masyarakat. Adapun permasalahan yang ditemui di RW II Kampung Tulung antara lain (secara lengkap identifikasi permasalahan sebagaimana terlampir): 1.Terdapat lahan yang belum dimanfaatkan dan berpotensi untuk pengembangan sayuran dan tanaman obat-obatan. 2.Sudah ada koperasi namun anggotanya masih sedikit & belum optimal 3.Belum ada dan berpotensi untuk dikembangkan 4.Posyandu Lansia yang baru berjalan 13

5.Posyandu balita masih tingkat madya 6.Sampah yg telah teratur tetapi belum dikelola 7.Belum ditemui UMKM 8.Belum ada TPA 9.Kelompok pengajian ibu-ibu sudah ada tetapi belum optimal 10.Organisasi keremajaan/ kepemudaan vakum kegiatan 2.3.Lembaga Yang Potensial Dalam kegiatan observasi lapangan, diidentifikasi pula lembaga-lembaga potensial yang dapat mendukung terlaksananya program kegiatan yang akan dilaksanakan dalam KKN Posdaya, mengingat KKN Posdaya pada tahun ini merupakan kegiatan KKN Tematik yang baru pertama kali dilakukan di wilayah RW II Kampung Tulung Kelurahan Magelang. Lembaga yang potensial dapat menjadi motor penggerak utama kegiatan KKN Posdaya yang akan diselenggarakan. Selain itu, lembaga yang potensial ini dapat dijadikan embrio bagi terbentuknya lembaga Posdaya di RW II Kampung Tulung Kelurahan Magelang. Dalam pendataan dan observasi lapangan diketahui lembaga yang potensial untuk dikembangkan meliputi: 1.Posyandu Balita 2.Posyandu Lansia 3.Koperasi GUYUB RUKUN 4.Kelompok PKK 2.1.Penyusunan Program Kerja Permasalahan yang telah diidentifikasi berdasarkan data hasil observasi dan telah dikonfirmasikan dengan perangkat RW serta para kader harus dicari pemecahannya. Berkaitan dengan hal tersebut, disusun Rancangan Program Kerja Awal. Dengan adanya rancangan program kerja awal ini pelaksanaan KKN Posdaya diharapkan akan lebih fokus untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Rancangan program ini masih bersifat tentatif atau sementara karena harus disajikan dan dibahas bersama-sama dalam lokakarya mini. Berdasarkan hasil pendataan dan observasi lapangan telah disusun program kerja tentatif sebagaimana terlampir. 2.2.Pelaksanaan Lokakarya Mini

Rancangan program awal yang telah disusun sifatnya masih tentatif atau sementara. Rancangan program ini harus disajikandan dibahas lagi untuk dijadikan program yang definitif dan siap dilaksanakan dalam pelaksanaan KKN Posdaya. Untuk itu dilaksanakan lokakarya mini yang bertujuan rancangan program awal yang telah disusun untuk mendapatkan masukan, saran, revisi, dan pemecahan masalah Lokakarya mini dilaksanakan pada hari Selasa, Tanggal 5 Mei 2010 bertempat di Rumah Bapak Dovian. Lokakarya dihadiri oleh masyarakat, mahasiswa KKN, unsur dari kelurahan, dan dosen pembimbing dengan daftar hadir sebagaimana terlampir. Adapun jalannya acara pada lokakarya dimaksud adalah: 1.Pembukaan 2.Sambutan dari Dosen Pembimbing 3.Sambutan dari Ketua RW II Kampung Tulung 4.Sambutan dari Kepala Kelurahan Magelang 5.Paparan materi mengenai POSDAYA 6.Paparan program kerja 7.Tanggapan terhadap program kerja 8.Penutup Dalam penyelenggaraan lokakarya mini dipaparkan mengenai rencana pembentukan posdaya dan berbagai rencana kerja yang akan dilaksanakan yang meliputi empat pilar utama posdaya yaitu bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan pemberdayaan lingkungan oleh mahasiswa peserta KKN. Setelah pemaparan selesai dilanjutkan tanggapan oleh para peserta lokakarya mini yang dipandu oleh perwakilan mahasiswa KKN. Lokakarya mini menghasilkan kesepakatankesepakatan atas rencana kerja awal yang selanjutnya akan disusun menjadi rencana kerja definitif, selain itu juga dibentuk rancangan formatur kepengurusan posdaya untuk selanjutnya akan dikukuhkan sebagai pengurus posdaya definitif. Adapun program kerja definitif dan susunan kepengurusan POSDAYA sebagaimana terlampir.

15

BAB III CAPAIAN PROGRAM KERJA


3.1.Pembentukan dan Pengembangan Posdaya RW II Kampung Tulung Posdaya RW II Kampung Tulung dibentuk pada waktu pelaksanaan Lokakarya Mini yang dilaksanakan pada hari Selasa, Tanggal 5 Mei 2010

bertempat di Rumah Bapak Dovian. Posko Posdaya RW II Kampung Tulung


terletak di Pos Siskamling RW II Kampung Tulung. Dalam pengembangan kegiatannya Posdaya berkoordinasi dengan berbagai lembaga yang telah ada terlebih dahulu antara lain posyandu balita, posyandu lansia, kelompok PKK, para pengurus RW, para pengurus koperasi dan warga masyarakat lainnya. Dalam pelaksanaan kegiatannya POSDAYA melibatkan kader-kader lembaga yang telah ada. Di bidang posyandu lansia dan balita tercatat 12 kader yang aktif mengurusi kegiatan dimaksud. 3.2.Pencapaian Program Kerja 3.2.1.Bidang Pendidikan 1.Pendirian dan pembekalan PAUD

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan : Kp. Tulung, Minggu 19 Juni 2010 Sasaran Realisasi : Warga RW II :

Pembentukan PAUD merupakan program yang diharapkan dapat terwujud di RW II Kampung Tulung. Tahap pembentukannya telah dimulai dengan sosialisasi kepada warga masyarakat yang dilaksanakan pada Hari Selasa Tanggal 8 Juni 2010. Selanjutnya dilaksanakan pembekalan kepada kader oleh Ibu Menik selaku pengurus PAUD Kabupaten Magelang pada Hari Minggu Tanggal 19 Juni 2010. Jumlah kader yang hadir sebanyak 4 orang yaitu Ibu Nanik, Ibu Eeng, Ibu Riyanto, dan Ibu Purwanto. PAUD di salah satu rumah warga yaitu rumah Ibu Eeng. Tahapan selanjutnya yaitu pembentukan PAUD akan dilaksanakan dengan difasilitasi oleh Ibu Menik. 2.Sosialisasi UU tentang Narkotika, UU tentang Lalu Lintas, KDRT dan Perlindungan Anak

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan : Rumah Bp. Martono, RW II Kp. Tulung Kel. Magelang, Rabu 9 Juni 2010 Sasaran Biaya Realisasi Kegiatan sosialisasi : Warga RW II : Rp 200.000,00 : tentang narkotika,

Undang-undang

Undang-undang tentang Lalu Lintas, dan tentang KDRT/ perlindungan anak berlangsung dengan lancar. Selama kegiatan sosialisasi warga cukup antusias mengikuti kegiatan tersebut.
3.2.2.Bidang Kesehatan

17

1.Posyandu Balita

Lokasi

dan

Waktu

Pelaksanaan

Poskamling RW II Kp. Tulung, 28 Mei 2010 dan 28 Juni 2010 Sasaran Peserta Realisasi : : Posyandu RW II : 30 Orang

Di RW II Kp. Tulung posyandu balita sudah ada dan berjalan dengan baik dan lancar, kesadaran masyarakatnya pun sudah cukup tinggi dan ibu-ibu selalu aktif membawa balitanya ke posyandu. Adapun jumlah kadernya ada sekitar 12 orang dan jumlah balitanya 32 anak. Sarana dan prasarana untuk kegiatan ini sudah cukup baik dan lengkap. Tempat sementara ini masih menggunakan Poskamling, sehingga kurang representatif karena jumlah kader dan pesertanya cukup banyak. 2.Posyandu Lansia dan Senam Lansia

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan : Halaman Rumah Ibu Dofi RW II Kp. Tulung, 12 Juni 2010 dan 4 Juli 2010 Sasaran Biaya Realisasi : Posyandu RW II : Rp 220.000,00 :

Posyandu lansia di RW II ini baru saja terbentuk. Warga sangat antusias dalam kegiatan posyandu lansia ini. Kesadaran pentingnya kesehatan di usia lanjut pun cukup baik. Kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah pengukuran tekanan darah, pengukuran gula darah, pengukuran

kolesterol, dilanjutkan dengan senam lansia dengan mengundang instruktur senam. 3.2.3.Bidang Lingkungan Hidup

1.Penyediaan Bibit dan Penanaman Tanaman Hias Lokasi dan Waktu Pelaksanaan : Kampung Tulung, 30 Mei 2010 Sasaran : Warga Masyarakat RW 2

Biaya : Rp 135.000,00 Realisasi :

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di rumah warga RW II Kampung Tulung yang berada di kediaman Rumah Ibu Dofian. Sebelum pelaksanaan pembibitan diawali dengan penyuluhan tentang tata cara pembibitan sayuran yang meliputi tanaman : cabe, safi cesim, kacang merah dan terong. Kemudian di lanjutkan dengan persiapan lahan siap rantanam oleh mahasiswa KKN dan pada waktu sore hari di laksanaan pembibitan tanaman cabe, safi cesim, kacang merah dan terong. 2.Kerja Bakti dalam rangka persiapan lomba siskamling dan K3 RW II Kampung Tulung ditunjuk Kelurahan Magelang untuk mewakili lomba siskamling dan K3 untuk mahasiswa KKN bersama-sama warga melaksanakan kerjabakti pada Hari Sabtu Tanggal 26 Juni 2010 dan Hari Minggu Tanggal 27 Juni 2010. Adapun pelaksanaan lomba siskamling pada Hari Selasa Malam Tanggal 29 Juni 2010. sedangkan lomba K3 dilaksanakan pada Tanggal 30 Juni 2010. RW II Kampung Tulung berhasil 19

memperoleh juara pertama untuk kedua lomba tersebut.


3.2.4.Bidang Ekonomi

1.Pelatihan

Keterampilan

Pembuatan

Kerajinan/ Cindera Mata Lokasi dan waktu pelaksanaan : Kampung Tulung, Minggu 13 Juni 2010 Sasaran Biaya 50.000,00 Realisasi : Pelaksanaan kegiatan ini dihadiri oleh warga Kampung Tulung khususnya ibu-ibu PKK sehingga memudahkan untuk mengkordinasi peserta yang hadir. Kegiatan yang dilakukan berupa praktik keterampilan pembuatan kerajinan/ cindera mata dengan memanfaatkan barang-barang bekas, berupa :
Tudung saji Bros Gantungan kunci

: Ibu-ibu PKK : Rp

2.Praktek Pembuatan Kue Bolu Kukus Lokasi dan waktu pelaksanaan : Kampung Tulung, Minggu 13 Juni 2010 Sasaran Biaya : Ibu- ibu PKK : Rp

40.000,00 Realisasi : Pelaksanaan kegiatan ini dihadiri oleh warga Kampung Tulung khususnya ibu-ibu PKK sehingga memudahkan untuk mengkordinasi peserta yang hadir. 3.Sosialisasi tentang Koperasi dan UMKM serta Praktik Berkoperasi Lokasi dan Waktu Pelaksanaan : Rumah Bp. Martono, RW II Kp. Tulung Kel. Magelang, Rabu 9 Juni 2010 Sasaran Biaya Realisasi : Warga RW II : Rp 300.000,00 :

Koperasi Guyub Rukun berkedudukan di RW II Kampung Tulung, Kelurahan Magelang. Koperasi telah berusia 26 tahun, namun anggota yang aktif hanya 12 orang. Pembukuan telah dilakukan dengan baik. Kepengurusan yang dipimpin oleh Bapak Sumartono juga berjalan dengan baik. Untuk meningkatkan kegiatan perkoperasian dilakukan

kegiatan sosialisasi pentingnya koperasi, dan dilanjutkan sosialisasi tentang UMKM. Kegiatan sosialisasi dilakukan pada hari Rabu 9 Juni 2010 di rumah Bapak Martono, bertepatan dengan acara pertemuan rutin pengurus RW II. Kegiatan sosialisasi koperasi dan UMKM berjalan dengan lancar. Para peserta kegiatan sosialisasi juga cukup antusias. 21

Pelaksanaan sosialisasi diharapkan dapat membuka wawasan khususnya tentang koperasi dan UMKM. Jumlah anggota koperasi Guyub Rukun memang belum bertambah, karena memang keanggotaan koperasi bersifat sukarela. Namun diharapkan setelah kegiatan sosialisasi, warga Kampung Tulung dapat lebih berperan aktif dalam kegiatan perkoperasian.
3.2.5.Bidang Keagamaan

1.Ceramah

keagamaan

dan

Sosialisasi

tentang TPA Lokasi dan waktu pelaksanaan : Kp. Tulung, 20 Juni 2010 Sasaran : Ibu-ibu RW II

Realisasi : Ceramah keagamaan dan sosialisasi tentang TPA berjalan dengan lancar, ibu-ibu sangat antusias dalam mengaji maupun mendirikan Taman Pendidikan Al-Quran di Kp. Tulung. BAB IV FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT Kuliah Kerja Nyata Universitas Muhammadiyah Magelang tahun 2010 angkatan ke-30 merupakan KKN tematik Posdaya yang pertama kali dilaksanakan. Segenap jajaran LP3M, panitia, para mahasiswa peserta KKN, dan segenap warga berupaya maksimal demi suksesnya pelaksanaan KKN tematik Posdaya. Selain itu, waktu pelaksanaan KKN Posdaya bertepatan dengan Pemilukada Kota Magelang. Namun demikian secara keseluruhan dapat berjalan dengan lancar dan sukses, meskipun di lapangan ditemui beberapa hambatan dan juga faktor pendorong.

Adapun faktor pendorong dan penghambat di RW II Kampung Tulung Kelurahan Magelang untuk masing-masing bidang, secara rinci dapat dijelaskan sebagaimana tabel di bawah ini: No. 1. Kegiatan Bidang Pendidikan Penunjang -Warga terhadap PAUD. -Terdapat tempat untuk lokasi PAUD. -Kegiatan TPA telah berjalan -Kesadaran terhadap pendidikan besar antusias pendirian Penghambat -PAUD baru dalam tahap perintisan, memerlukan biaya yang cukup besar. -Media pembelajaran PAUD terbatas. -Belum ada tempat yang menetap untuk PAUD. 2. Bidang Kesehatan -Posyandu balita sudah ada dan berjalan dengan baik, kesadaran masyarakatnya pun cukup dan selalu membawa balitanya posyandu. Adapun jumlah kadernya dan balitanya 23 ada jumlah 32 sekitar 12 orang ke sudah tinggi, ibu-ibu aktif -Posyandu balita sementara tempat masih meminjam Poskamling dimana jumlah kader cukup banyak (tempat kurang/ sempit). dan pesertanya di masih

anak. dan

Sarana prasarana

untuk kegiatan ini sudah cukup baik lengkap. -Posyandu Lansia di RW II ini baru saja terbentuk. Warga kegiatan posyandu lansia ini. Kesadaran pentingnya kesehatan cukup baik. 3. Bidang Lingkungan Hidup -Peran serta dari di usia lanjut pun sangat antusias dalam dan

Kurangnya informasi warga tentang kapan, waktu dan tempat kegiatan Posyandu Lansia (kader masih sering lupa).

-Lahan kosong yang telah di persiapkan oleh warga masih belum siap tanam, sehingga peran serta mahasiswa sekitar lahan tersebut siap tanam. butuh dari dan untuk kosong menjadi

perangkat desa yang membantu kegiatan ini dan kosong. warga telah lahan menyediakan

warga masyarakat mempersiapkan

4.

Bidang Ekonomi

-Antusias dalam

peserta mengikuti

-Cuaca yang tidak mendukung. -Belum regenerasi koperasi. -Koperasi Rukun ART. Guyub belum adanya dalam

pelatihan keterampilan memasak ini sehingga banyak warga yang hadir dalam kegiatan ini. positif dengan ibu-ibu Kegiatan dari ini warga Terbukti saat praktik mendapat masyarakat. tanggapan

menyusun AD dan

kesungguhan PKK

melakukan

pembuatan Kue Bolu Kukus, serta keinginan masyarakat mengembangkan usaha ini. -Antusias dalam tangan peserta mengikuti ini sehingga untuk

pelatihan keterampilan banyak warga yang hadir dalam kegiatan ini. Respon yang cukup peserta diberikan dilihat dalam kegiatan ini. -Anggota yang loyal 25 dari

positif. Hal ini dapat yang begitu antusias mengikuti

terhadap koperasi. -Pembukuan yang baik. 5. Bidang Keagamaan -Ibu-ibu antusias dalam melaksanakan kegiatan pengajian. Belum regenerasi adanya dalam telah koperasi berjalan

kelompok pengajian.

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan Kuliah Kerja Nyata tahun 2010 angkatan ke-30 dengan tema Posdaya yang baru pertama kali dilaksanakan oleh Universitas Muhammadiyah, khususnya untuk kelompk 6 di lokasi RW II Kampung Tulung, Kelurahan Magelang, kecamatan Magelang Tengah secara keseluruhan dapat diambil kesimpulan : a.KKN Posdaya dapat berjalan lancar dan sambutan warga cukup baik, ramah serta meninggalkan kesan yang mendalam. b.Adanya perhatian dan dukungan dari

aparat kelurahan dan RW II. c.Kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan program yang dibuat sekitar 80% - 90% dapat direalisasikan. d.Perubahan mind set atau pola pikir dengan adanya KKN tematik Posdaya perlahan-lahan dapat diterima dan dipahami oleh warga dan mahasiswa peserta KKN Posdaya.

B.Saran dan Rekomendasi Untuk Tindak Lanjut Dari hasil pelaksanaan kegiatan KKN Posdaya selama penerjunan yang berlangsung dapat disampaikan saran-saran untuk rekomendasi tindak lanjut : a.Dukungan dan perhatian dari aparat kelurahan dan SKPD sudah ada namun perlu ditingkatkan. b.Kader yang telah ditetapkan dalam SK Posdaya mohon diperhatikan konsekuensi logisnya, demikian juga dengan kader dan pengajar yang ada di PAUD dan TPA. c.Pelaksanaan KKN khususnya pada saat penerjunan sebaiknya tidak berbenturan dengan waktu atau jadwal kegiatan yang bersifat nasional atau kedaerahan, misalnya pemilu atau pemilukada. d.Beberapa program yang belum dapat dilaksanakan mohon dapat dilaksanakan pada kegiatan KKN periode berikutnya. 27

e.Sosialisasi mengenai Posdaya tidak hanya kepada aparat pemerintah namun sebaiknya dengan oleh mahasiswa LP3M peserta kepada KKN masyarakat yang berinteraksi langsung Posdaya dapat dilaksnakan sebelum penerjunan. f.Pendampingan dari LP3M dan SKPD terkait terhadap kegiatan dan program yang telah dilaksanakan.

DAFTAR LAMPIRAN 1.Peta Kelurahan Magelang dan Lokasi KKN Posdaya 2.Identifikasi Masalah 3.Program Kerja Tentatif 4.Pelaksanaan Lokakarya Mini 5.Program Kerja Definitif 6.SK Pembentukan Pengurus Posdaya 7.Struktur Organisasi Posdaya 8.AD/ ART Posdaya 9.Presensi Mahasiswa dan Daftar Hadir Kegiatan KKN Posdaya 10.Foto-foto Kegiatan KKN Posdaya

29

Anda mungkin juga menyukai