Anda di halaman 1dari 24

100+ Istilah Dalam Panduan Akreditasi SNARS Edisi 1

Dalam sebuah panduan Akreditasi Rumah Sakit, khususnya SNARS Edisi 1 ini,
memiliki banyak istilah yang perlu di ketahui juga dipahami satu persatu.

Sebuah pemahaman yang sama bisa membantu dalam proses berjalannya


akreditasi dan penerapannya dalam sistem rumah sakit yang ada.

Sebenarnya istilah-istilah tersebut, juga telah dilampirkan dalam panduan Akreditasi


Edisi 1 tersebut, dalam bagian Glosarium yang memuat berbagai istilah.

Untuk memudahkan mencari istilah-istilah tersebut, pada kesempatan ini,


perbendaharaan istilah tersebut saya tulis ulang dalam satu bagian artikel di blog ini.

BERIKUT DAFTAR ISTILAH DALAM GLOSARIUM SNARS EDISI


1 TERSEBUT

1. ADIME 
Adime disingkat dari Asesmen, Diagnosis, Intervensi, Monitoring  dan 
Evaluasi,  yang  merupakan  proses asesmen yg dilakukan oleh profesi gizi.

2. Akreditasi
Akreditasi dalam standar ini adalah akreditasi rumah sakit, merupakan
pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan  oleh  lembaga 
independen  penyelenggara akreditasi  yang  ditetapkan  oleh  Menteri 
Kesehatan, setelah dinilai bahwa rumah sakit tersebut memenuhi standar 
pelayanan  rumah  sakit  yang  berlaku  untuk meningkatkan  mutu 
pelayanan  rumah  sakit  secara berkesinambungan. Dalam standar ini,
status akreditasi merupakan  penetapan  yang  diberikan  oleh  KARS
sebagai  lembaga  yang  diberi  kewenangan  untuk menyelenggarakan
akreditasi rumah sakit di Indonesia atas kepatuhan rumah sakit tersebut
dalam memenuhi standar nasional akreditasi rumah sakit yang ditetapkan.

3. Alur klinis atau Clinical Pathway


Alur klinis atau Clinical Pathway adalah suatu regimen pathway (rangkaian)
pengobatan yang disepakati yang meliputi semua elemen (unsur) asuhan
dengan mengorganisasikan, mengurutkan dan  menjadwalkan intervensi-
intervensi utama oleh para profesional pemberi asuhan (PPA) dan staf
lainnya. Dalam implementasi clinical pathway dapat berupa pakem
(template) asuhan atau daftar tilik (checklist). Clinical pathway juga dikenal
sebagai critical paths (alur utama, alur kritis) dan care maps (peta asuhan).

3. AMR 
AMR singkatan dari Anti Microbial Resistance adalah ketidak nmampuan
antimikroba membunuh   atau menghambat pertumbuhan mikroba
sehingga penggunaannya sebagai terapi penyakit infeksi menjadi tidak
efektif lagi.

4. Anestesi  dan  sedasi 


Anestesi  dan  sedasi adalah  pemberian  obat  pada seorang individu, di
tempat pelayanan apapun, untuk tindakan  invasif  melalui  cara  (rute) 
apapun  untuk menimbulkan  kehilangan  sensasi,  sebagian  atau
seluruhnya, dalam rangka melakukan prosedur operatif atau prosedur
lainnya.
AP atau asesmen pasien adalah suatu proses untuk mengetahui 
kebutuhan  klinis  pasien  melalui  metode pengumpulan informasi
(anamnesis, pemeriksaaan fisik, pemeriksaan  penunjang  diagnostik,  dan 
seterusnya), melakukan analisis (menghasilkan diagnosis, masalah, kondisi
dan risiko), dan membuat rencana asuhan. Lihat bab AP

5. APD
APD Singkatan Alat pelindung diri

6. APS atau Atas Permintaan Sendiri


APS merupakan sebuah istilah yang menggambarkan keadaan atau suatu
proses pemilihan (keputusan) pelayanan yg dilakukan pasien dan keluarga,
biasanya dalam keadaan pasien pulang APS

7. ARK : 
ARK merupakan Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan. Lihat
bab ARK

8. Askep (Asuhan Keperawatan)


Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan dalam
praktik keperawatan pangsung pada pasien/klien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya didasarkan pada kaidah profesi
keperawatan dan merupakan inti praktik keperawatan
9. Audit Medis
Audit Medis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan
rekam medisnya, yang dilaksanakan oleh profesi medis

10. B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)


Bahan dan limbah berbahaya : Bahan dan limbah berbahaya adalah bahan
yang penanganan, penggunaan, dan penyimpanannya dipandu atau
ditentukan dengan regulasi di tingkat lokal, regional, atau nasional, uap
berbahaya, dan sumber energi yang berbahaya. Limbah infeksius atau
limbah medis termasuk dalam limbah berbahaya

11. Bahan Obat:


Bahan Obat yang dimaksud adalah bahan yang berkhasiat dan tidak
berkhasiat yang digunakan dalam pengolahan obat dengan standar dan
mutu sebagai bahan baku farmasi termasuk baku pembanding.

12. BMHP( Bahan Medis Habis Pakai)


BMHP tersebut memiliki contoh sebagai berikut dialisat hemodialisasis,
sarung tangan, alat suntik, kateter dan sebagainya.

13. BPS (Behavior Pain Scale) 


adalah suatu alat/metode yang dapat dipakai untuk mengukur atau menilai
nyeri pada pasien dengan penurunan kesadaran atau pasien yang
menggunakan ventilator

14. Budaya keselamatan


Budaya keselamatan atau culture of safety, dikenal juga sebagai safe
culture, merupakan budaya organisasi yang mendukung anggota staf
(klinis dan administratif) untuk melaporkan concerns (antara lain insiden
keselamatan pasien, keluhan) terkait keselamatan atau mutu asuhan tanpa
takut mendapat sanksi dari rumah sakit

15. CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik


adalah cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang
bertujuan memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai
persyaratan dan tujuan penggunaannya.
16. Clinical trial atau uji klinis
adalah salah satu jenis penelitian eksperimental, terencana yang dilakukan
pada manusia dimana peneliti memberikan perlakuan atau intervensi pada
subjek penelitian kemudian efek dari penelitian tersebut diukur dan
dianalisis.

15. CPPT - Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (integrated note) 


adalah dokumentasi para  profesional pemberi asuhan tentang
perkembangan kondisi pasien dalam bentuk terintegrasi pada format baku
dalam rekam medis pasien.

16. CPR Cardiopulmonary resuscitation (resusitasi kardiopulmoner) 


adalah sebuah langkah darurat yang dapat  menjaga  pernapasan  dan 
denyut  jantung seseorang.  CPR membantu  sistem  peredaran darah
pasien  dengan  memberikan  kompresi  dada  untuk membantu  jantung 
memompa  darah  dan  memasok oksigen melalui mulut pasien.

17. CRE Carbapenem Resistant Enterobacteriaceae 


adalah jenis kuman yang resisten terhadap antimikroba carbapenem. Lihat
bab PPRA dan PPI

18. CSSD (Central Sterile Supply Department) 


atau Instalasi Pelayanan Sterilisasi Pusat merupakan satu unit/departemen
dari rumah sakit yang secara terpusat menyelenggarakan proses
pencucian, pengemasan, sterilisasi terhadap semua alat atau bahanyang
dibutuhkan dalam kondisi steril.

19. CV (Curriculum Vitae)


disebut juga Daftar Riwayat Hidup yang memuat riwayat pendidikan dan
pengalaman kerja. (Lihat Bab KPS)

20. Data 
adalah fakta, observasi klinis, atau pengukuran yang dikumpulkan selama
aktivitas penilaian. Data yang belum dianalisis disebut data mentah. Data
yang telah dianalis disebut informasi.

21. Direktur RS 


Merupakan  jabatan  tertinggi,  dengan  sebutan  CEO, Direktur, Kepala
rumah sakit, kepala UPT. Di beberapa rumah sakit jabatan ini disebut
sebagai senior manajer rumah sakit, dll.
Disaster adalah keadaan bencana atau kejadian luar biasa (KLB). Lihat bab
MFK

22. Disinfeksi 
adalah upaya mengurangi atau menghilangkan kuman dengan jalan
menggunakan prosedur kimia meskipun tidak menghilangkan seluruh
kuman pada lokasi yang akan dilakukan tindakan.

23. DNR (Do Not Resuscitate)


adalah  sebuah perintah jangan dilakukan  resusitasi,  adalah  pesan  untuk 
tenaga kesehatan  untuk  tidak  mencoba  melakukan  atau memberikan   
tindakan pertolongan   berupa   CPR Cardiopulmonary resuscitation) jika
terjadi permasalahan  darurat  pada  jantung  pasien  atau terjadinya henti
napas pada pasien. Perintah ini ditulis atas  permintaan  pasien  atau 
keluarga  tetapi  harus ditanda tangani dan diputuskan melalui konsultasi
pada dokter yang berwenang.

24. DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)


adalah dokter yang bertanggung jawab terhadap asuhan pasien sejak
pasien   masuk   sampai   pulang dan mempunyai kompetensi  dan 
kewenangan  klinis  sesuai  surat penugasan klinisnya.

25. EP (Elemen Penilaian)

26. ESBL Extended  Spectrum  Beta  Lactamase 


enzim  yang mempunyai kemampuan untuk menghidrolisis antibiotika
golongan penicillin, cephalosporin  generasi satu, dua, dan  tiga,  serta 
golonganaztreonam  (namun  bukan cephamycin  dan  carbapenem). 
ESBL  paling  banyak dihasilkan oleh Enterobacteriaceae (terutama
Escherichia coli) dan Klebsiella pneumonia 33

27. Fellow 
merupakan  pendidikan  singkat  yang  diikuti  dokter spesialis untuk
menambah kompetensi sebagai contoh fellow spesialis mata yang
mengikuti pelatihan operasi menggunakan phaco emulsion.

28. FMEA  atau  failure  mode  and  effects  analysis


merupakan  cara  sistematik  untuk  meneliti  sebuah rancangan  secara 
prospektif  atas  cara-cara  yang memungkinkan  terjadinya kesalahan.
Diasumsikan bahwa,  betapapun  pandai  dan  hati-hatinya  orang,
kesalahan (errors) akan terjadi pada beberapa situasi tertentu dan mungkin
saja terjadi.

29. Formularium Rumah Sakit


Formularium adalah himpunan daftar obat yang diterima atau disetujui oleh
Panitia Farmasi dan Terapi untuk digunakan di rumah sakit dan dapat
direvisi pada setiap batas waktu yang ditentukan.

30. FPPE Focused Professional Practice Evaluation 


adalah alat yang digunakan untuk memvalidasi (memastikan) temuan-
temuan yang diperoleh lewat OPPE. Karena itulah,  proses  yang  dilakukan 
dengan  menggunakan FPPE ini hanya diterapkan pada sebagian kecil staf
medis yang sebelumnya telah teridentifikasi (melampaui trigger) pada
OPPE.

31. Gas medis


adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan  untuk 
pelayanan  medis  pada  sarana kesehatan. Instalasi pipa gas medis adalah
seperangkat prasarana perpipaan beserta peralatan yang menyediakan gas
medis tertentu yang dibutuhkan untuk menyalurkan gas medis ke titik
outlet di ruang tindakan dan perawatan.

32. Governing body 


diartikan sebagai individual (atau individu-individu), kelompok, atau badan,
yang memiliki kewenangan dan tanggungjawab sesungguhnya untuk
menetapkan kebijakan, menjaga kualitas asuhan, dan mendukung
manajemen dan perencanaan organisasi. Beberapa nama  atau istilah 
yang digunakan adalah komissioner,  dewan  pengawas,  dan  lain-lain. 
Dalam standar  akreditasi rumah sakit ini  selanjutnya  akan digunakan
istilah umum, yaitu representasi pemilik, yang dapat merupakan satu orang
atau lebih pemilik, atau dapat juga (milik) pemerintah, misalnya
Kementerian Kesehatan. Lihat juga bab TKRS

33. HAIs Health care-associated infection(s) 


yaitu infeksi yang didapatkan  seseorang  yang  sedang  mendapatkan
asuhan  atau  pelayanan  dalam  organisasi  pelayanan kesehatan,
termasuk di rumah sakit. Hal yang sering terjadi adalah infeksi saluran
kemih, infeksi luka operasi, pneumonia, dan infeksi aliran darah.

34. HEPA (High Effieciency Particulated Air)


merupakan filter yang dibuat, diuji dan disertifikasi sehingga sesuai dengan
standar Institute of   Environmental Sciences   and Technology (IEST), yang
berfungsi menyaring udara dari lingkungan agar bersih untuk disalurkan ke
dalam area bersih  ruangan yang  membutuhkan. Dalam system heating 
ventilation  air  condition  (HVAC),  udara sebelumnya disaring melalui
prefilter kemudian melewatimedium filter, baru kemudian disaring melalui
HEPA filter.

35.  HPK 
HPK Singkatan dari Hak Pasien dan Keluarga. Lihat bab HPK

36. HVA (hazard  vulnerability  analysis (assessment))


merupakan identifikasi atas potensi akibat kedaruratan dan akibat
langsung maupun tidak langsung dari kedaruratan tersebut yang mungkin
dapat menimpa operasional rumah sakit dan terhadap kesinambungan
pelayanan.

36. IADP 
Infeksi Aliran Darah Primer adalah kejadian infeksi Lihat juga HAIs dan bab
PPI

37. IADS 
Infeksi Aliran Darah Sentral. Lihat HAIs dan bab PPI

38. IAK
Indikator Area Klinis (IAK) yaitu indikator mutu yang mengukur mutu
pelayanan klinis

39. IAM
Indikator Area Manajemen (IAM) yaitu indikator mutu yang mengukur mutu
pelayanan manajemen

40. IAR 
Informasi, Analisis, Rencana adalah sistimatika proses melakukan
asesmen pasien

41. ICRA 
Infection Control Risk Assessment (ICRA) adalah proses identifikasi risiko,
analisis risiko, evaluasi risiko infeksi, dan dilanjutkan dengan pengelolaan
risiko.

42. IDO 
Infeksi Daerah Operasi (IDO). Lihat HAIs dan bab PPI

43.IKI 
Indikator Kinerja Individu

44.IKU 
Indikator kinerja unit

45. Informed Consent 


adalah  pernyataan  sepihak  pasien  atau  yang  sah mewakilinya  yang 
isinya  berupa  persetujuan  atas rencana  tindakan  kedokteran  atau 
kedokteran  gigi, setelah menerima informasi yang cukup untuk dapat
membuat persetujuan atau penolakan.

46. Instalasi Pipa Gas medis 


adalah seperangkat prasarana perpipaan  beserta  peralatan  yang 
menyediakan  gas medis tertentu yang dibutuhkan untuk menyalurkan gas
medis ke titik outlet di ruang tindakan dan perawatan
47. Internship
adalah proses pemandirian dokter yang baru tamat

48. IPCLN 
Infection  Prevention  and  Control  Link  Nurse  adalah Perawat 
Penghubung  dari  tiap  unit,  terutama  yang berisiko terjadinya Infeksi yang
membantu kerja Perawat PPI/IPCN

49. IPCN
Infection Prevention and Control Nurse adalah seorang staf perawat yang
bekerja penuh waktu untuk melakukan koordinasi dan pengawasan
pengawasan pencegahan pengendalian infeksi di rumah sakit.
50. IPKP 
Integrasi  Pendidikan  Kesehatan  dalam  Pelayanan Rumah Sakit. Lihat bab
IPKP

51. ISK
Infeksi Saluran Kemih. Lihat HAIs dan bab PPI

52. ISKP
Indikator Sasaran Keselamatan Pasien

53. Just Culture


adalah  model  terkini  mengenai  pembentukan  suatu budaya yang
terbuka, adil dan pantas, menciptakan suatu budaya belajar, merancang
sistem-sistem yang aman, dan mengelola perilaku yang terpilih (human
error, at risk behavior dan reckless  behavior. Model  ini melihat peristiwa-
peristiwa bukan sebagai hal-hal yang perlu diperbaiki,  tetapi  sebagai 
peluang-peluang  untuk memperbaiki  pemahaman  baik  terhadap  risiko 
dari sistem maupun risiko perilaku

54. Kapasitas RS dalam pendidikan klinis


Merupakan Ratio TT dengan jumlah peserta didik, ratio dan variasi kasus
dengan jumlah dan tuntutan peserta didik dalam kaitannya dengan PMKP.

55. KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit)


adalah badan independen yag melakukan akreditasi rumah sakit di
Indonesia

56. Keamanan
Proteksi dari kehilangan, kerusakan, gangguan, akses dan penggunaan oleh
pihak yang tidak berwenang. Lihat bab MFK 4

57. Kejadian Sentinel 


adalah kejadian tidak terduga yang melibatkan kematian atau kehilangan
fungsi utama fisik secara permanen.

58. Keluarga 
adalah individu dengan peran penting dalam hidup pasien, mungkin
termasuk orang yang tidak berhubungan secara  hukum  dengan  pasien 
yang  membantukelancaran asuhan.
59. Keselamatan
Suatu kondisi  dimana bangunan, dan peralatan rumah sakit tidak
menimbulkan risiko bagi pasien, staf dan pengunjung.  Lihat bab MFK 4

60. Kesinambungan asuhan atau continuity of care 


adalah tingkat  asuhan  individu  yang  terkoordinasi  antara professional
pemberi asuhan, antar unit, dapat dibantu oleh manajer pelayanan pasien
(MPP). Lihat juga serah terima

61. Kesinambungan  pelayanan  atau  continuum  of  care 


dideskripsikan sebagai memenuhi kebutuhan individu pasien yang sesuai
dengan tingkat dan jenis asuhan, pengobatan, dan pelayanan dalam rumah
sakit dan antar rumah sakit (rujukan).

62. KKI 
Konsil Kedokteran Indonesia

63. KKS
Kompetensi dan Kewenangan Staf. Lihat juga bab KKS

66. KMK 
Kepetusan Menteri Kesehatan

67. KNC 
Kejadian Nyaris Cedera

68. KODERSI (Kode Etik Rumah Sakit Indonesia) 


adalah rangkuman norma-norma moral yang telah dikodifikasi oleh PERSI
sebagai organisasi profesi bidang perumahsakitan di Indonesia

69. Komite Etik Rumah Sakit


adalah suatu perangkat organisasi non struktural yang dibentuk dalam
rumah sakit untuk membantu pimpinan rumah sakit dalam melaksanakan
KODERSI

70. Komite Medis 


adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis (clinical
governance) agar staf medis di rumah   sakit   terjaga   profesionalismenya 
melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.

71. Komkordik 
Komite Koordinasi Pendidikan. Lihat juga bab IPKP

80. Kompetensi 
merupakan ketentuan tentang keterampilan, pengetahuan,  kemampuan 
individu  dalam  memenuhi harapan  yang  ditentukan,  yang  sering 
dicantumkan dalam uraian tugas.
Kontaminasi : adanya agen infeksius pada makhluk hidup atau benda mati

81. KPC 
Kondisi Potensial Cedera

82. Kredensial 
adalah bukti kompetensi, izin yang terkait dan masih berlaku, pendidikan,
pelatihan, dan pengalaman. Kriteria lain dapat ditambahkan oleh suatu
rumah sakit. Lihat juga kompetensi, kredensialing.

83. Kredensialing
adalah proses memperoleh, memverifikasi, dan menilai kualifikasi  dasi 
seorang  profesional  pemberi  asuhan untuk memberikan asuhan
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Proses penilaian ulang kualifikasi staf
ini secara berkala disebut rekredensialing.

84. KSM 
Kelompok Staf Medis

85. KTC 
Kejadian Tidak Cedera

86. KTD (kejadian  yang  tidak diharapkan)/ adverse event


merupakan kejadian yang tidak diantisipasi, tidak diharapkan yang terjadi di
rumah sakit.

87. Laboratorium rujukan


adalah pelayanan laboratorium yg dilaksanakan  diluar  rumah  sakit  yg 
penunjukannya berdasarkan reputasi dan memiliki sertifikat akreditasi
disertai dengan bukti kerja sama

88. LASA ( Look Alike Sound Alike)


disebut juga nama obat rupa ucapan mirip (NORUM)

89. LDP 
Lembar Data Pengaman (LPD) dikenal juga sebagai Material Safety Data
Sheet (MSDS)

90.Limbah 
adalah sisa proses produksi.

91. Manajemen informasi 


adalah pembuatan, penggunaan, penyebaran (sharing) dan pemusnahan
data atau informasi dalam keseluruhan organisasi. pelaksanaan
manajemen informasi ini penting untuk operasional kegiatan organisasi
yang efektif dan efisien.  Hal  ini  meliputi  peran  manajemen  dalam
membuat  dan  mengontrol  penggunaan  data  dan informasi dalam
kegiatan pekerjaan, manajemen sumber informasi (information resources
management), teknologi informasi dan pelayanan informasi. Lihat juga bab
MIRM

92. Manifest 
adalah daftar berisi nama dan jumlah B3 yang akan ditransportasikan dari
TPS ke TPA.

93. MFK 
Manjemen Fasilitas dan Keselamatan. Lihat juga bab MFK

94. MIRM 
Manajemen Informasi dan Rekam Medik. Lihat juga bab MIRM

95. Mitra bestari (peer group) 


adalah sekelompok staf medis dengan  reputasi dan kompetensi profesi
yang sama dan diakui, berperan untuk menelaah segala hal yang terkait
dengan profesi medis yang bersangkutan

96. MKE 
Manajemen Komunikasi dan Edukasi. Lihat juga bab MKE
97. Monev
Monitoring dan Evaluasi

98. MoU 
Memorandum of understanding

99. MPP
Manajer Pelayanan Pasien (Case Manager)

100. MPSAF 
Manchester Patient Safety Assessment Framework

101. MRSA 
Methicilllin Resistant Staphylococcus Aureus. Lihat juga dan bab PPRA

102. MSBL 
Medical Staff Bylaws, ditetapkan oleh direktur RS

103 .MSDS
Material Safety Data Sheet atau LDP (Lembar Data Pengaman)

104. MST
Malnutrition Screening Tool

105. MUST
Malnutrition Universal Screening Tool

106. NIPS
Neonatus Pain Scale

107. Obat
adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi,  yang 
digunakan  untuk  memengaruhi  atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
manusia.

108. Obat yang perlu diwaspadai atau obat high alert (high alert  drugs)
merupakan  obat  yang  karena  sering menyebabkan  kejadian  yang  tidak 
diharapkan  atau kejadian sentinel, perlu diwaspadai penyimpanan dan
penggunaannya. Yang termasuk dalam kelompok ini  adalah obat yang
nama obat, rupa dan atau ucapannya mirip (NORUM) atau kelompok obat
yang look alike sound alike (LASA), dan kelompok elektrolit konsentrat.

109. ODHA
Orang dengan HIV/AIDS

110. OPPE
Ongoing Professional Practice Evaluation disebut juga Evaluasi Praktik
Profesional Berkelanjutan (EPPB): OPPE Ongoing Professional Practice
Evaluation adalah sebuah alat   skrining   (penapis) yang   digunakan   
untuk mengevaluasi kewenangan klinis dari para staf medis rumah sakit
dalam melakukan pelayanan medis di rumah sakit tersebut. Alat ini juga
digunakan untuk  mengidentifikasi dan menemukan para staf medis yang
melaksanakan  –  atau  yang  diduga  melaksanakan- pelayanan medis di
bawah standar yang telah ditetapkan.

111. PAB
Pelayanan Anestesi dan Bedah. Lihat bab PAB

112. PAP
Pelayanan Asuhan Pasien. Lihat bab PAP

113. PCC Patient Centered Care


adalah suatu metode asuhanpasien dengan fokus utama pasien
dilaksanakan melalui  asuhan terintegrasi oleh profesional pemberi asuhan
(PPA) yang melibatkan dan memberdayakan pasien dan keluarga.

114. PCRA Pre-Construction  Risk  Assessment  (PCRA) 


adalah reasesmen yang dilakukan sebelum konstruksi dilakukan yang 
meliputi  kualitas  udara,  pengendalian  infeksi (ICRA),  utilitas, 
kebisingan,  getaran  layanan  darurat seperti  respon  terhadap  kode, 
bahaya  lain  yang mempengarhi asuhan dan pelayanan. Lihat juga bab
MFK.

115. Pelayanan laboratorium


mencakup kegiatan pelayanan laboratorium  klinik,  patologi  anatomi, 
mikrobiologi, parasitologi, yang pelaksanaannya diintegrasikan dan
dikoordinasikan oleh seorang koordinator, dll. Lihat bab AP 5

116. Pelayanan yang dikontrakkan 


merupakan pelayanan yang disediakan oleh pihak ketiga  melalui
perjanjian.

117. Pemilik rumah sakit


merupakan  sekelompok individu atau badan penyelenggara rumah rumah
sakit misalnya, dewan atau Dewan Penyantun, lihat juga JCI Ed 5).

118. Pemimpin
adalah individu yang menetapkan ekspektasi, mengembangkan rencana,
dan  mengimplementasikan prosedur untuk menilai dan meningkatkan
kualitas tata kelola,  manajemen,  klinis,  dan  fungsi  dan  proses
pendukung organisasi. Istilah pemimpin digunakan untuk menunjukkan
bahwa satu atau lebih individu bertanggung jawab atas ekspektasi yang
tercantum di dalam standar

119. Pendidikan in-service


adalah pendidikan yang terorganisasikan, biasanya diselenggarakan di
tempat kerja, dirancang untuk meningkatkan keterampilan staf atau atau
keterampilan baru yang sesuai dengan pekerjaan dan disiplin ilmunya.

120. Penugasan klinis atau clinical appointment


adalah penugasan kepala/direktur rumah sakit kepada seorang staf medis
untuk melakukan sekelompok pelayanan medis dirumah sakit tersebut
berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya.

121. Peraturan internal korporat


mengatur tanggung jawab dan kewenangan antara
pemilik dan pengelola rumah sakit. Lihat juga bab TKRS

122. Pimpinan
Istilah pimpinan digunakan untuk menunjukkan bahwa sekelompok
pemimpin secara kolektif bertanggung jawabatas ekspektasi yang
tercantum di dalam standar. Pimpinan yang dijelaskan dalam SNARS edisi
1 ini mencakup setidaknya Direktur/Direksi RS, kepala bidang/kepala divisi,
kepala unit kerja/unit pelayanan, dan kepala departemen.

123. PKPO
Pelayanan Kefarmasian dan Pelayanan Obat. Lihat bab PKPO

124. PME (Pemantapan mutu eksternal di laboratorium)


adalah kegiatan pemantapan mutu yang diselenggaralan secara periodik
oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau
dan menilai penampilan suatu laboratorium di bidang pemeriksaan
tertentu. Penyelenggaraan PME dilaksanakan oleh pihak pemerintah,
swasta atau internasional dan diikuti oleh semua laboratorium, baik milik
pemerintah maupun swasta dan dikaitkan dengan akreditasi laboratorium
kesehatan serta perizinan laboratorium kesehatan swasta.

125. PMI (Pemantapan mutu internal)


adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh
setiap laboratorium secara terus-menerus agar diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat. Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu
pra-analitik, analitik dan paska analitik. Beberapa kegiatan pemantapan
mutu internal antara lain: persiapan penderita, pengambilan dan
penanganan spesimen, kalibrasi peralatan, uji kualitas air, uji kualitas
reagen, uji kualitas media, uji kualitas antigen-antisera, pemeliharaan strain
kuman, uji ketelitian dan ketepatan, pencatatan dan pelaporan hasil.

126. PMKP 
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien. Lihat bab PMKP

127. PNPK 
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran adalah pedoman yang diikuti
oleh dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran.

128. POCT -Point of Care Testing / bed site test 


merupakan pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan di dekat atau disamping tempat tidur pasien. POCT merupakan
pemeriksaan sederhana dengan menggunakan sampel dalam jumlah
sedikit yang dapat dilakukan disamping tempat tidur pasien.

129. PPA
Profesional Pemberi Asuhan adalah staf klinis profesional yang langsung
memberikan asuhan kepada pasien, misalnya staf medis, keperawatan,
farmasi, gizi, staf psikologi klinis, dll, dan memiliki kompetensi dan
kewenangan

130. PPDS
Peserta Pendidikan Dokter Spesialis disingkat PPDS. Lihat trainee, medical.

131. PPI
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Lihat juga bab PPI

132. PPJA
Perawat Penanggung Jawab Asuhan

133. PPK-Panduan Praktik Klinik atau clinical practice guidelines


merupakan pernyataan (acuan, statement) yang sistematis yang
membantu para praksi dan pasien memilih asuhan yang tepat untuk suatu
kondisi klinis tertentu (misalnya, rekomendasi dalam manajemen kasus
diare pada anak dibawah 5 tahun). Praktisi tersebut dipandu dengan
semua tahapan konsultasi (pertanyaan yang harus disampaikan, tanda fisik
yang harus dicari, pemeriksaan laboratorium yang harus diminta, penilaian
keadaan, dan pengobatanu yang harusdiresepkan).

134. Praktik Terbaik atau best practice


adalah teknik, metoda, atau proses klinis, ilmiah atau profesional yang
diakui oleh para profesional dalam suatu bidang tertentu, sebagai
memberikan hasil yang lebih efektif dibandingkan praktik lainnya. Praktik
ini sering disebut juga sebagai proktik yang baik (good practice)atau
praktik yang lebih baik (better practice), yang berbasis bukti dan didukung
adanya konsensus.

135. PRN
Pro re nata

136. Profil Ringkas Medis Rawat Jalan


Ringkasan tentang kondisi penting pasien dengan diagnosis yang
kompleks

137. Program
merupakan rencana rumah sakit atau unit kerja yang ditetapkan oleh
direktur RS

138. Prosedur invasif


adalah prosedur medis yang memasuki tubuh biasanya menusuk atau
insisisi kulit, memasukkan alat atau bendaasing ke dalam tubuh.

139. Proses akreditasi


merupakan upaya terus-menerus dimana suatu rumah sakit diwajibkan
untuk menunjukkan
kepada KARS bahwa rumah sakit tersebut memberikan pelayanan yang
aman, bermutu tinggi sebagai gambaran kepatuhannya terhadap standar
akreditasi nasional dan rekomendasi yang diberikan. Komponen utama
proses ini adalah evaluasi yang dilakukan di rumah sakit oleh surveior
KARS.

140. PTO
Pemantauan Terapi Obat

141. RAB
Rencana Anggaran Belanja

142. RCA atau Root Cause Analysis


adalah teknik analisis yang bertahap dan terfokus pada penemuan akar
penyebab suatu masalah, dan bukan hanya melihat gejala-gejala dari suatu
masalah

143. RDOWS
adalah cara penilaian dan pembuktian yang dilakukan surveior pada saat
survei di lapangan, yaitu melalui telaah regulasi (R), telaah dokumentasi (D),
observasi (O), wawancara (W), dan atau simulasi (S)

144. Recall
adalah penarikan kembali oleh produsen alat dan obat karena ada cacat
produksi

145. Rekredensialing
adalah proses reevaluasi terhadap staf medis yang telah memiliki
kewenangan klinis (clinical privilege) untuk menentukan kelayakan
pemberian kewenangan klinis tersebut.

146. Rencana asuhan Rencana asuhan


disebut juga care plan atau plan of care. Lihat juga bab PAP

147. RIR
Radiologi Diagnostik Imajing dan Radiologi Intervensional. Lihat bab RIR

148. RKA
Rencana Kerja dan Anggaran

149. RKK
Rincian Kewenangan Klinis (RKK) atau clinical privilege yaitu hak khusus
seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis
tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk periode tertentu. Hak ini
didapat seorang dokter/ dokter gigi setelah melalui proses evaluasi
(kredensial/rekredensial) yang dilakukan oleh komite medik rumah sakit

150. Rumah sakit


adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat

151. Sampah
adalah barang yang tidak dipakai lagi.

152. SBAR (Situation, Background, Assessment,Recommendation)


adalah suatu teknik atau cara yang dapat digunakan untuk memfasilitasi
komunikasi yang cepat dan tepat. Komunikasi ini semakin populer dibidang
pelayanan kesehatan, khususnya diantara para profesional, misalnya
antara profesi kedokteran dan keperawatan sebagai contoh handover,
konsul lisan, atau melaporkan nilai kritis

153. Sertifikasi
adalah adalah proses pemberian pengakuan oleh lembaga non pemerintah
atau asosiasi pemberi
sertifikat yang menyatakan bahwa seorang individu telah memenuhi
standar kualifikasi yang telah ditentukanoleh sebuah lembaga atau
asosiasi.

154. SIMRS
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah suatu sistem teknologi
informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur
proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi,
pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara
tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan

155. SIP
Surat Izin Praktik

156. SIPA
Surat Izin Praktik Apoteker

157. SK
Surat Keputusan

158. SKP
Sasaran Keselamatan Pasien

159. SNARS
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit adalah Standar yang digunakan
untuk mengukur kepatuhan rumah sakit dalam proses memberi pengakuan
terhadap Rumah Sakit oleh lembaga independen penyelenggara Akreditasi
yang diresmikan oleh Menteri kesehatan .

160. SOAP
Subjektif, Objektif , Asesment, Plan

161. SPK (Surat Penugasan Klinis Penugasan klinis) / clinical


appointment
adalah penugasan kepala/direktur rumah sakit kepada staf medis untuk
melakukan sekelompok pelayanan medis di rumah sakit tersebut
berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya
162.SPO
Standar Prosedur Operasional
163. Staf klinis
adalah tenaga kesehatan yang memberikan asuhan langsung pada pasien
(misalnya dokter, dokter gigi, perawat, gizi, apoteker).

164. Staf non klinis


adalah tenaga yang memberikan pelayanan pasien tidak langsung (petugas
admisi, pelayanan makanan, dll.). Staf non-klinis Semua tenaga yang tidak
memberikan pelayanan langsung pada pasien, misalnya tenaga perekam
medis,manajemen, dan tenaga administrasi.

165. Status fungsional


adalah kemampuan orang-orang untuk membantu diri mereka sendiri
ability themselves secara fisik dan emosional sesuai dengan norma yang
diharapkan untuk kelompok umurnya. Status fungsional mungkin
dikelompokkan kedalam fungsi-fungsi sosial, fisik dan psikologis. Status
fungsional dapat dinilai dengan cara mengajukan pertanyaan selama
pemeriksaan kesehatan yang teratur atau menggunakan instrumen
skrining yang formal. Lihat juga pengukuran.

166. STR
Surat Tanda Registrasi

167. STRA
Surat Tanda Registrasi Apoteker

168. Survei Akreditasi


merupakan proses evaluasi oleh KARS atas sebuah rumah sakit untuk
menilai kepatuhannya
terhadap standar yang ditetapkan dan untuk menetapkanstatus
akreditasinya.

169. Teknologi Medis


adalah perangkat dan peralatan medis, baik yang portabel maupun non-
portabel, yang digunakan untuk menunjang diagnosis, tata laksana,
pemantauan, dan perawatan individu. Terminologi serupa meliputi
peralatan medis dan perangkat medis.

Teknologi medis diklasifikasi menjadi 3 golongan utama :


(1) Perbekalan medis atau medical supplies misalnya benang jahit untuk
operasi, prostesis, macam-macam kateter, film X-ray, macam-macam
perban dan sebagainya.

(2) peralatan medis atau medical devices misalnya alat-alat laboratorium


klinik, alat-alat bedah, mikroskop, CT-Scan, MRI (Magnetic Resonance
Imaging), USG (Ultrasonografi), EKG ( Elektro Kardiografi), elektroterapi, alat
pengukur tekanan darah dan sebagainya

(3) bahan- bahan kimia medis (medical chemical), seperti bahan obat,
vaksin, reagen diagnostik

170. Telusur pasien 


adalah proses yang digunakan JCI untuk mengevaluasi keseluruhan
pengalaman perawatan masing-masing pasien dalam suatu rumah sakit.

171. Telusur Sistem


adalah suatu sesi dalam survei di lapangan yang ditujukan untuk
mengevaluasi masalah-masalah
keselamatan dan mutu perawatan prioritas tinggi dalam tingkat sistem di
seluruh rumah sakit. Contoh
masalahmasalah tersebut termasuk pencegahan dan pengendalian infeksi,
manajemen obat-obatan,
efektivitas kepegawaian, dan penggunaan data.

172. Tindakan invasif


adalah suatu tindakan medis yang langsung dapat mempengaruhi
keutuhan jaringan tubuh pasien.

173. TKRS
Tata Kelola Rumah Sakit

174. TTV
Tanda Tanda Vital

175. Uji Klinis


dilakukan untuk membandingkan satu jenis pengobatan dengan
pengobatan lainnya dalam hal ini
pengobatan dapat berarti medikamentosa, perasat beda, terapi psikologis,
diet, akupuntur, pendidikan atau intervensi kesehatan masyarakat dan lain-
lain. Uji klinis pada dasarnya merupakan satu angkaian
prosespengembangan pengobatan baru.

Uji klinis dibagi dalam 2 tahapan, yaitu:

a. Tahapan 1
Pada tahapan ini dilakukan penelitian laboratorium yang disebut juga
sebagai uji pre-klinis, dikerjakan in vitro dengan menggunakan benatan
percobaan. Tujuan penelitian tahapan 1 ini adalah untuk mengumpulkan
informasi farmakologi dan toksikologi dalam rangka untuk
mempersiapkankan penelitian selanjutnya yakni dengan menggunakan
manusia sebagai subjek penelitan,

b. Tahapan 2
Pada uji klinis tahapan 2, digunakan manusia sebagai subjek penelitian.
Tahapan ini berdasarkan tujuannya dapat dibagi menjadi 4 fase, yaitu:

 Fase 1 :bertujuan untuk meneliti keamanan


 serta toleransi pengobatan, denganmengikutsertakan 20-100 orang
subjek penelitian.
 Fase II : bertujuan untuk menilai system atau dosis pengobatan yang
paling efektif, biasanya dilaksanakan dengan mengikutsertakan
sebanyak 100-200 subjek penelitian.
 Fase III : bertujuan untuk mengevaluasi obat atau cara pengobatan
baru dibandingkan dengan pengobatan yang telah ada (pengobatan
standal). Uji klinis yang banyak dilakukan termasuk dalam fase ini.
Baku emas uji klinis fase III adalah uji klinis acak terkontrol
 Fase IV : bertujuan untuk mengevaluasi obat baru yang telah dipakai
dimasyarakat dalam jangka waktu yang relative lama (5 tahun atau
lebih). Fase ini penting karena terdapat kemungkinan efek samping
obat timbul setelah lebih banyak pemakai. Fase ini disebut juga
sebagai uji klinis pascapasar (post marketing).
176. VAP
Ventilator-Associated Pneumonia  lihat bab PPI

177. Variasi
adalah perbedaan dalam hasil yang diperoleh dari pengukuran kejadian
yang sama yang dilakukan lebih dari satu kali. Sumber variasi dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori: penyebab umum (common causes)
dan penyebab khusus (special causes). Terlalu banyak variasi sering
menyebabkan kerugian, misalnya hasil pasien yang tidak diharapkan dan
meningkatnya biaya pelayanan.
178. VAS (Visual Analog Scale) 
adalah alat untuk mengukur nyeri yang menggunakan tingkat respons
ekspresi wajah sebagai variabel

179. Verifikasi
adalah proses pemeriksaan validitas dan kelengkapan kredensial klinis
atau yang lainnya, langsung ke sumber yang mengeluarkan kredensial
tersebu

Anda mungkin juga menyukai