Anda di halaman 1dari 11

FIQHUN NISA’

(RISALAH HAID, NIFAS, ISTIHADHOH)


A. Muqoddimah
. ‫ والصالة والسالم على رسوله القائل "هذا شيء كتبه هللا على بنات آدم" وعلى آله وصحبه إلى يوم الدين‬، "‫الحمد هلل الذي أنزل الفرقان على عبده فيه "ويسئلونك عن المحيض قل هو أذى‬
Segala puji bagi Alloh yang telah menurunkan Al-Qur’an kepada hambanya yang di dalamnya terdapat firmanNya “mereka bertanya kepadaMu tentang mahid,
katakanlah ia adalah sesuatu yang menyakitkan”. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada utusanNya yang telah bersabda: “ini (haid) adalah sesuatu yang
telah Alloh tetapkan kepada wanita-wanita anak Adam”. Dan semoga tercurahkan kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya hingga hari pembalasan.

B. Hukum mempelajari haid, nifas dan istihadhoh


Mempelajari haid hukumnya adalah fardu ‘ain bagi setiap wanita yang sudah baligh. Artinya bagi setiap wanita diharuskan mempelajari haid, sehingga mereka
harus keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu haid. Dan bagi orangtua atau suami tidak berhak melarang, kecuali apabila mereka mampu untuk mengajarinya.
Sedangkan bagi kaum laki-laki hukum mempelajari haid adalah fardu kifayah, artinya apabila sebagian dari mereka sudah ada yang memahami ilmu haid, maka yang
lain tidak diharuskan belajar.1

C. Pengertian haid
Darah haid atau menstruasi ialah darah yang keluar dari rahim wanita pada hari-hari tertentu pada saat badan dalam keadaan sehat dan sudah menjadi
kebiasaan, bukan karena sakit atau melahirkan.

D. Mengapa tiap-tiap wanita mengeluarkan darah haid?


Peristiwa haid adalah sesuatu yang rutin dialami oleh wanita setiap bulan. Peristiwa ini ditandai dengan keluarnya darah dari rongga rahim yang terjadi secara
berkala setiap bulan.
Dalam tubuh seorang wanita terdapat dua indung telur, yang satu berada di sebelah kanan dan yang satunya lagi berada di sebelah kiri. Di dalam indung telur
tersebut terdapat sekitar 40.000 – 400.000 telur yang belum matang. Diantara sekian banyak telur itu ada sel telur yang menjadi matang, dan ia segera keluar dari
indung telur menuju saluran telur dan berjalan terus sampai ke dalam rahim. Waktu keluarnya sel telur tersebut sekitar 14 (empatbelas) hari sebelum haid yang akan
datang.
Apabila pada saat sel telur tersebut berada di saluran telur bertemu dengan sperma maka pertemuan tersebut dapat mengakibatkan pembuahan, dan sel telur
yang telah dibuahi tersebut berjalan terus sampai ke dalam rahim. Di dalam permukaan sebelah dalam rahim terdapat selaput lendir yang telah mempersiapkan diri
untuk tempat bersarang dan berkembangnya sel telur yang telah dibuahi.
Apabila sel telur yang keluar dari indungnya (dimana ia hanya bisa bertahan hidup selama 24 jam) itu tidak bertemu dengan sperma maka ia akan mati,
akibatnya segala persiapan selaput lendir untuk menyongsong datangnya sel telur yang telah dibuahi menjadi sia-sia, sehingga akhirnya ia terlepas dengan disertai
pendarahan. Peristiwa inilah yang disebut haid atau datang bulan/menstruasi.

1
Nur Salim Habibi, Problematika haid,5
E. Usia wanita haid
Anak perempuan dapat mengeluarkan darah haid apabila ia telah genap berusia 9 tahun dengan hitungan tahun hijriyah, atau 8 tahun lebih 8 bulan lebih 24 hari
bila menggunakan hitungan tahun masehi, atau kurang beberapa hari asalkan kurangnya tidak sampai 16 hari.
Apabila ada perempuan mengeluarkan darah, padahal umurnya belum mencapai 9 tahun, maka darah tersebut bukanlah darah haid, melainkan darah
istihadhoh.
Adapun usia perempuan berhenti dari haid (menopause) tidak ada batasnya.2

F. Ukuran haid dan suci


1. Minimal haid : sehari semalam = 24 jam
2. Maksimal haid : 15 hari beserta malamnya
3. Umumnya haid : 6/7 hari beserta malamnya
4. Minimal suci diantara dua haid : 15 hari beserta malamnya
5. Maksimal suci : tidak ada batasnya3

G. Syarat-syarat darah haid


1. Tidak kurang dari 24 jam
2. Tidak lebih dari 15 hari beserta malamnya
3. Bertempat pada waktu mungkin/bisa haid
(sudah berusia lebih kurang 9 tahun hijriyah, masa suci sudah mencapai batas minimal yakni 15 hari + malamnya)4

H. Warna dan sifat darah


Warna darah:
1. Hitam
2. Merah
3. Merah kekuning-kuningan
4. Kuning
5. Keruh

Sifat darah:
1. Kental dan berbau anyir
2. Kental dan tidak berbau anyir
3. Tidak kental dan berbau anyir
2
Abdul Kholiq, Risalah Haid, Nifas, Istihadloh,1,2,3
3
Madrasah Miftahul Huda, 4 , ‫رسالة المحيض للصف الرابع للبنات‬
4
Muhammad Ardani bin Ahmad, Risalah Haidl, Nifas & Istihadloh, Al-Miftah Surabaya, 12
4. Tidak kental dan tidak berbau anyir
(Warna dan sifat darah ini memengaruhi hukum haid atau nifas saat wanita mengalami istihadhoh, jika normal/tidak istihadhoh (memenuhi syarat-syarat darah
haid/nifas) maka warna dan sifat darah yang berbeda-beda semuanya dihukumi darah haid/nifas)5

I. Menghitung haid
Darah muttashil (bersambung/tidak diselingi suci)
Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Keterangan
Minimal haid * Sehari semalam
Maksimal haid * * * * * * * * * * * * * * * 15 hari 15 malam
Umumnya haid * * * * * * 6 hari 6 malam
Umumnya haid * * * * * * * 7 hari 7 malam
Minimal suci antara dua haid * * * * * * * * * * * * * * * 15 hari 15 malam
Haid 3 hari 3 malam * * * Bukan min.,mak., umum

Darah tidak muttashil (terputus-putus/diselingi suci)


Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Keterangan
Kumpulan darah mencapai Min. haid 8j 8j 8j Darah dan Suci dihukumi HAID*)
Kumpulan darah mencapai Min. haid 5j 5j 5j 5j 4j Darah dan Suci dihukumi HAID*)
Kumpulan darah mencapai Min. haid 2j 2j 4j 4j 3j 3j 3j 3j Darah dan Suci dihukumi HAID*)
Kump. darah kurang dari Min.haid 1j 2j 1j 3j 2j 3j 2j 1j Darah Istihadhoh*)
Kump. darah kurang dari Min.haid 1j 2j 3j 4j 5j Darah Istihadhoh*)
Darah mencapai Min., namun lebih 15 hari 9j 5j 1j 5j 1j 2j 1j 1j 1j Darah Istihadhoh*)
J :artinya jam, dan *) : artinya menurut qoul As-Sahbi (qoul muktamat) 6
* Apabila masa mengeluarkan darah diragukan, apakah mencapai 24 jam atau belum, maka hukumnya menurut Imam Ibnu Hajar adalah istihadhoh, sedangkan
menurut Imam Romli adalah haid.7
* Penghitungan darah yang keluar pada saat tidur dimulai dari bangun, begitu juga penghitungan sucinya.
Contoh: - Tidur mulai jam 22.00 (dalam keadaan suci), ketika bangun jam 03.00 ada darah, maka mulainya haid dari jam 03.00.
- Tidur mulai jam 22.00 (dalam keadaan haid), ketika bangun jam 03.00 darah telah berhenti, maka mulainya suci dari jam 03.00.8

J. Pengertian nifas

5
Achmad Junaidi, Realita Chaidl, Fath Elwahhab 2007, 5
6
Madrasah Miftahul Huda, 4 , ‫رسالة المحيض للصف الرابع للبنات‬
7
Nur Salim Habibi, Problematika haid, 7
8
Achmad Junaidi, Realita Chaidl, Fath Elwahhab 2007, 9
Nifas adalah darah yang keluar dari farji wanita setelah melahirkan. Yakni setelah kosongnya rahim (kandungan) dari anak yang dikandung, meskipun masih
berupa darah yang menggumpal (‫ ) علقــة‬atau daging yang menggumpal (‫ ) مضغــة‬dan waktu keluarnya darah tadi sebelum 15 hari dari melahirkan (‫) والدة‬.
Darah yang keluar diantara dua anak kembar, atau darah yang keluar karena sakit waktu melahirkan, atau darah yang menyertai keluarnya anak, semuanya
bukan darah nifas, tetapi darah istihadhoh dan kemungkinan darah haid jika memenuhi syarat-syaratnya.
Jika setelah melahirkan tidak langsung mengeluarkan darah, tetapi bersih (‫ ) نقاء‬dan baru mengeluarkan darah beberapa saat atau beberapa hari kemudian, maka
jika keluarnya darah tadi sebelum 15 hari dari melahirkan maka dihukumi darah nifas, dan masa tidak ada darah (bersih = ‫ ) نقاء‬tadi terhitung masa nifas, namun
dihukumi suci, artinya wajib sholat, puasa, dan lain-lain, inilah yang diistilahkan dengan ‫( نفاس عددا ال حكما‬masuk hitungan nifas, tapi hukumnya bukan nifas). Dan jika
keluarnya darah tersebut setelah 15 hari dari melahirkan, maka dihukumi darah haid bila memenuhi syarat-syaratnya, dan dihukumi darah istihadhoh bila tidak
memenuhi syarat-syarat darah haid, jadi wanita ini sama sekali tidak mengalami nifas.9

K. Ukuran nifas
1. Minimal : ‫( مجّــة‬setetes/asal ada darah).
2. Maksimal : 60 (enam puluh) hari.
3. Umumnya : 40 (empat puluh) hari.

 Jika darah nifas berhenti sebelum masa 60 hari, lalu keluar lagi dan masih dalam masa 60 hari, maka jika jarak antara berhentinya darah dan keluarnya darah
yang ke dua tersebut kurang dari 15 hari, maka darah yang awal dan darah yang kedua serta masa tidak adanya darah (‫) نقاء‬, semuanya dihukumi nifas,
walaupun darah yang awal hanya setetes.
 Tetapi jika jarak pemisah (‫ ) نقاء‬antara darah yang awal dan darah yang ke dua dalam masa 60 hari tersebut mencapai 15 hari atau lebih, maka darah yang ke
dua ini bukan darah nifas tetapi darah haid jika memenuhi syarat-syaratnya.
 Begitu juga jika keluarnya darah yang ke dua tersebut di luar masa 60 hari, maka darah yang ke dua ini bukan darah nifas tetapi darah haid jika memenuhi
syarat-syaratnya, walaupun masa pemisah (‫ ) نقاء‬antara darah yang awal dengan darah yang kedua tersebut hanya sebentar (tidak mencapai 15 hari).10
 Pada saat darah berhenti sebelum masa 60 hari, wanita wajib segera mandi, sholat, puasa dan lain-lain, namun jika nanti darah keluar lagi maka mandi, sholat,
puasa tersebut tidak sah, menurut qoul As-Sahbi.11
 Lebih jelasnya lihat gambar :

9
Ibid, 84
10
Ibid, 85
11
Ibid, 87
GAMBAR MACAM-MACAM DARAH SETELAH MELAHIRKAN12
Masa keluarnya darah (…hari) Keterangan
* Minimal nifas (setetes darah)
************************************************60 Maksimal nifas
*********************************40 Gholib / umumnya nifas
************************************************80 Istihadhoh (sebagian nifas, sebagian darah rusak, sebagian haid)
Melahirkan/wiladah

14*****************40 1-14 terhitung nifas tapi hukumnya suci (wajib sholat, puasa dll) / 40-15 ,‫ نفاس عددا ال حكما‬nifas
biasa
* 14*****************40 1-14 terhitung nifas dan hukum setelah setetes darah, mandi, sholat, puasa tapi tidak sah, 15-
40 nifas biasa.
16********30 1-16 suci, 17-30 haid tidak ada nifas.
******************************36 50*******60 Darah awal (1-36), darah akhir (51-60) seluruhnya nifas, termasuk masa pemisah (37-50),
karenanya puasa romadhon yang dijalankan di sini tetap wajib di qodho’.
***************************30 46********60 Darah awal (1-30) nifas, masa pemisah 31-46 (mencapai 15 hari) suci, darah akhir (47-60)
haid
************************************60 62******65 Darah awal (1-60) nifas, masa pemisah sehari semalam suci, darah akhir (62-65) haid

L. Hal-hal yang diharamkan bagi wanita haid atau nifas


Bagi wanita yang sedang haid atau nifas diharamkan beberapa hal, yaitu:
1. Sholat dan tidak wajib mengqodho’
2. Puasa dan wajib mengqodho’ (romadhon)
3. Sujud syukur
4. Sujud tilawah
5. Thowaf
6. I’tikaf (berdiam diri di dalam masjid)
7. Memasuki masjid, jika khawatir mengotorinya
8. Membaca al-qur’an
9. Menyentuh al-qur’an
10. Menulis al-qur’an (menurut satu pendapat)
11. Berhubungan suami istri (jima’)
12. Istimta’ (dibuat senang/bermesraan) anggota tubuh antara pusar dan lutut
13. Ditalaq (cerai)
14. Mendatangi orang sakarotul maut (tambahan dari Al-Muhamili)
15. Bersuci (mandi, wudhu)
12
Ibid, 86
 Wanita yang sedang haid atau nifas diharamkan bersuci karena termasuk mempermainkan ibadah ( ‫) تالعب بالعبادة‬.
 Untuk mandi wiladah (mandi karena melahirkan) dilakukan setelah darah nifas terhenti, bersamaan dengan mandi nifas.
 Wanita yang sedang janabat sebelum sempat mandi janabat kedatangan haid, mandi janabatnya dilakukan setelah berhentinya darah haid
bersamaan dengan mandi haid.
 Mandi jum’at juga diharamkan, sedangkan beberapa mandi haji, mandi hari raya dan mandi untuk mendatangi perkumpulan (majlis)
diperbolehkan/tidak diharamkan.13
 Ada 5 hal yang diperbolehkan/tidak haram bagi wanita haid atau nifas ketika darah telah berhenti namun belum sempat mandi, yaitu :
1.Puasa, misalnya di malam bulan romadhon haid berhenti, maka besuk paginya wajib puasa meskipun belum mandi.
2. Ditalaq (cerai).
3. Bersuci
4. Lewat di dalam masjid
5. Sholat bagi orang yang tidak menemukan air dan debu (‫) فاقد الطهورين‬14

M. Mandi haid atau nifas


Fardhunya mandi haid atau nifas (hadats besar) ada 3 perkara:
1. Niat, untuk menghilangkan hadats haid, nifas atau hadats besar, ketika membasuh anggota tubuh pertama kali.
2. Menghilangkan najis yang ada pada anggota badan, termasuk sesuatu yang menghalangi sampainya air, seperti cat dan semisalnya.
3. Meratakan air ke seluruh badan, mulai ujung rambut hingga ujung kaki. Perhatikan lipatan-lipatan badan, sesuatu yang nampak dari farji wanita ketika
jongkok, masrubah (tempat menutupnya lubang dubur), lubang telinga yang tampak dari luar, persendian-persendian badan, kuku dan bagian bawahnya.
Pada prinsipnya jangan sampai ada anggota badan yang tidak terbasuh.15

N. Datangnya haid atau nifas dan sholat yang wajib dikerjakan


Jika wanita kedatangan haid atau nifas setelah masuk waktu sholat, padahal belum melaksanakannya, sedangkan jarak antara masuknya waktu sholat dan
permulaan haid atau nifas tersebut mencukupi untuk sholat (bagi orang yang bersucinya bisa dikerjakan sebelum masuk waktu sholat, sebagaimana wudhunya
orang normal), dan bersuci (bagi orang yang bersucinya harus dijalankan setelah masuk waktu sholat, sebagaimana wudhu atau tayamum bagi mustahadhoh atau
orang yang beser), maka wanita tersebut kelak setelah haid atau nifasnya berhenti, wajib mengodho’ sholat yang belum dilaksanakan tersebut.
Sebagai contoh, waktu ashar masuk jam 15.00 WIB. Lebih kurang jam 15.30 WIB haid atau nifas datang dan belum melaksanakan sholat ashar. Maka
kelak setelah haid atau nifas berhenti wajib mengodho’ sholat ashar tersebut.

Dan juga wajib mengodho’ sholat sebelumnya, jika memenuhi 3 syarat, yaitu:
1. Bisa dijama’ dengan sholat ketika datangnya haid atau nifas. (Dhuhur dengan Ashar, Maghrib dengan Isya’).
13
Ibid, 25
14
Ibid, 29
15
Ibid, 27, 28
2. Belum dilaksanakan karena adanya perkara yang mencegah sholat, misalnya gila, ayan dll.
3. Rentang waktu antara masuknya waktu sholat dan datangnya haid/nifas mencukupi untuk dua sholat, (sholat ketika datangnya haid/nifas dan sholat
sebelumnya).

Sebagai contoh, waktu ashar masuk jam 15.00 WIB. Sejak masuk waktu dhuhur wanita menderita ayan. Bertepatan jam 15.00 WIB sembuh. Kemudian jam
16.00 WIB datang haid. Maka kelak setelah haid berhenti wanita ini wajib mengodho’ sholat dhuhur dan ashar, sebab 1. Dhuhur bisa dijama’ dengan ashar, 2.
Dhuhur belum dilaksanakan karena ada hal yang mencegah sholat, dan 3. Rentang waktu (jam 15.00 - 16.00) cukup untuk dua sholat (dhuhur dan ashar).

Perhatikan gambar-gambar berikut:


Gambar I :
Antara masuknya waktu sholat dan datangnya haid/nifas mencukupi untuk sholat (dan bersuci bagi mustahadhoh/beser), sholat sebelumnya sudah
dikerjakan
Dhuhur Ashar Maghrib Isya’ Shubuh Keterangan
Wajib Dhuhur
Wajib ashar
Wajib maghrib
Wajib isya’
Wajib subuh

Keterangan : = mulai haid

Gambar II :
Antara masuknya waktu sholat dan datangnya haid/nifas tidak mencukupi untuk sholat (dan bersuci bagi mustahadhoh/beser), sholat sebelumnya sudah
dikerjakan
Dhuhur Ashar Maghrib Isya’ Shubuh Keterangan
Tidak Wajib
Tidak Wajib
Tidak Wajib
Tidak Wajib
Tidak Wajib

Keterangan : = mulai haid

Gambar III :
Antara masuknya waktu sholat dan datangnya haid/nifas mencukupi sholat (dan bersuci bagi mustahadhoh/beser) , sholat sebelumnya
belum dikerjakan karena adanya perkara yang mencegah sholat selain Haid (semisal gila, ayan dll)
Dhuhur Ashar Maghrib Isya’ Shubuh Keterangan
Wajib Dhuhur
*************** . Wajib Ashar&Dhuhur
*************** *************** . Wajib Maghrib
*************** *************** *************** . Wajib Isya’& Maghrib
*************** *************** *************** *************** . Wajib Shubuh

Keterangan : ********* = sakit ingatan ( gila, ayan, dsb)

Gambar IV :
Antara masuknya waktu sholat dan datangnya haid/nifas tidak mencukupi untuk sholat (dan bersuci bagi mustahadhoh/beser), sholat
sebelumnya belum dikerjakan karena adanya perkara yang mencegah sholat selain Haid (semisal gila, ayan dll)
Dhuhur Ashar Maghrib Isya’ Shubuh Keterangan
Tidak wajib
*************** . Tidak wajib
*************** *************** . Tidak wajib
*************** *************** *************** . Tidak wajib
*************** *************** *************** *************** . Tidak wajib

Keterangan : ********* = sakit ingatan ( gila, ayan, dsb).16

O. Berhentinya haid atau nifas dan sholat yang wajib dikerjakan


Yang dimaksud dengan berhentinya darah yaitu seandainya dimasukkan kapas sampai bagian farji yang tidak kelihatan ketika wanita jongkok (saat berak
misalnya), maka kapas tersebut setelah dikeluarkan tetap putih tidak terkena noda darah sama sekali.
Jika haid atau nifas berhenti di dalam waktu sholat fardhu dan sisa waktu mencukupi untuk takbirotul ihrom, maka wajib melaksanakan sholat waktu
berhentinya haid atau nifas tersebut. Begitu juga sholat sebelumnya jika bisa dijama’, seperti dhuhur dengan ashar dan maghrib dengan isya’.
Jika sisa waktu sholat tidak mencukupi untuk takbirotul ihrom, maka tidak wajib sholat waktu berhentinya haid atau nifas tersebut, kecuali jika bisa dijama’
dengan sholat setelahnya.
Jika setelah haid atau nifas berhenti tertimpa perkara yang mencegah sholat selain haid atau nifas, semisal gila atau ayan, maka jika rentang waktu antara
berhentinya haid atau nifas dan datangnya perkara lain tersebut mencukupi untuk sholat dan bersuci (seringan-ringannya), maka wajib mengerjakan sholat tersebut.
Dan apabila tidak mencukupi maka tidak wajib.
Hendaknya wanita segera mandi jangan menunda-nunda waktu walaupun cuaca sangat dingin. Perhatikan jadwal waktu sholat terutama saat menjelang
datang dan berhentinya haid yang menjadi kebiasaannya.

Perhatikan gambar-gambar berikut:


Gambar I:
16
Ibid, 32-35
Berhenti, sisa waktu sholat mencukupi untuk takbirotul ihrom saja
Dhuhur Ashar Maghrib Isya’ Shubuh Sholat yang wajib
Qodlo’ Dhuhur
Qodlo’ Ashar & Dhuhur
Qodlo’ Maghrib
Qodlo’Isya’ & Maghrib
Qodlo’Subuh

Gambar II:
Berhenti, sisa waktu sholat mencukupi untuk bersuci dan sholat
Dhuhur Ashar Maghrib Isya’ Shubuh Sholat yang wajib
Ada’ Dhuhur
Ada’ Ashar & Qodho’ Dhuhur
Ada’ Maghrib
Ada’ Isya’ & Qodho’ Maghrib
Ada’ Subuh

Gambar III:
Berhenti, sisa waktu sholat tidak mencukupi untuk takbirotul ihrom
Dhuhur Ashar Maghrib Isya’ Shubuh Sholat yang wajib
Qodlo’ Dhuhur bersama Ada’ Ashar
Tidak wajib
Qodlo’ Maghrib bersama Ada’ Isya’
Tidak wajib
Tidak wajib

Keterangan : = haid/nifas berhenti17

P. Pengertian Istihadhoh
Istihadhoh adalah darah yang tidak memenuhi syarat-syarat darah haid atau nifas.

17
Ibid, 35-37
Contoh:
1. Darah yang keluar sebelum wanita berumur 9 tahun.
2. Kumpulan darah tidak mencapai 24 jam.
3. Darah melebihi 15 hari untuk haid, dan melebihi 60 hari untuk nifas.
4. Darah yang keluar sebelum masa suci mencapai 15 hari (minimal masa suci).

Wanita yang mengalami istihadhoh (mustahadhoh) jenisnya bermacam-macam. Ada yang baru pertama kali haid dan ada yang sudah pernah haid. Ada yang
ingat mulai dan masa lamanya keluar darah dan ada yang tidak mengingatnya. Dari keadaan yang berbeda-beda tersebut, hukumnya juga tidak sama.

Macam-macam wanita mustahadhoh ada 7:


1. Mubtada’ah mumayyizah (‫) المبتدءة المميزة‬
2. Mubtada’ah ghoiru mumayyizah (‫)المبتدءة غيرالمميزة‬
3. Mu’tadah mumayyizah (‫) المعتادة المميزة‬
4. Mu’tadah ghoiru mumayyizah dzakirotun li’adatiha qodron wa waqtan (‫) المعتادة غير المميزة ذاكرة لعادتها قدرا و وقتا‬
5. Mu’tadah ghoiru mumayyizah nasiyatun li’adatiha qodron wa waqtan (‫) المعتادة غير المميزة ناسية لعادتها قدرا و وقتا‬
6. Mu’tadah ghoiru mumayyizah dzakirotun li’adatiha qodron la waqtan (‫) المعتادة غير المميزة ذاكرة لعادتها قدرا ال وقتا‬
7. Mu’tadah ghoiru mumayyizah dzakirotun li’adatiha waqtan la qodron (‫) المعتادة غير المميزة ذاكرة لعادتها وقتا ال قدرا‬18

Pembahasan 7 macam mustahadhoh ini membutuhkan waktu khusus agar bisa dipahami secara mendalam.

Demikian materi diklat fiqhun nisa’ ini ada kurang dan lebihnya semoga diberi ampunan oleh Alloh swt., dan semoga bermanfaat adanya, amin ...
‫وآخرا إهدنا الصراط المستقيم‬
‫ والسـالم على من اتبع الهدى‬...

18
Ibid, 38-39

Anda mungkin juga menyukai