Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN TERTUSUK JARUM ATAU

BENDA TAJAM
RSI HIDAYATULLAH No Dokumen No Revisi: Halaman:
YOGYAKARTA A 1/3
Ditetapkan oleh
STANDAR Tgl.Terbit: Direktur RSI Hidayatullah
PROSEDUR `
OPERASIONAL
(SPO)
dr Edy Raharjo, Sp.S, MM
Penatalaksanaan tertusuk jarum atau benda tajam adalah salah satu
PENGERTIAN upaya pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap petugas yang
tertusuk benda yang memiliki sudut tajam atau runcing yang
menusuk, memotong, melukai kulit, seperti jarum suntik, jarum
jahit bedah, pisau, skalpel, gunting, atau benang kawat.
Melindungi petugas kesehatan, petugas kebersihan, dan
TUJUAN pengunjung dari perlukaan dan tertular penyakit seperti Hepatitis
B, Hepatitis C, dan HIV.

KEBIJAKAN 1. UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. UU No 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
3. UU No 27 Tahun 2017 tentang Pedoman PPI di Fasyankes

PROSEDUR Prosedur Penatalaksanaan tertusuk jarum atau benda tajam


1. Pertolongan Pertama
a. Jangan Panik
b. Penatalaksanaan lokasi terpapar
1) Segera cuci bagian yang terpapar dengan sabun
antiseptik dan air yang mengalir.
2) Bilas dengan air bila terpapar pada daerah membran
mukosa.
3) Bilas dengan air atau cairan NaCl bila terpapar pada
bagian mata
2. Penanganan Lanjutan
Segera ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk mendapatkan
penatalaksanaan lebih lanjut.
3. Laporan dan Pendokumentasi
a. Laporan meliputi : hari, tanggal, jam, dimana, bagaimana
kejadian, bagian mana yang terkena, penyebab, jenis
sumber (darah,urine, feses) dan jumlah sumber
(banyak/sedikit)
PENATALAKSANAAN TERTUSUK JARUM ATAU
BENDA TAJAM
RSI HIDAYATULLAH No Dokumen No Revisi: Halaman:
YOGYAKARTA A 2/3
a. Tentukan status pasien sebagai sumber jarum atau benda
tajam ( pasien dengan riwayat sakit apa)
b. Tentukan status petugas yang terpapar : apakah menderita
hepatitis B, apakah pernah mendapat imunisasi hepatitis B,
apakah sedang hamil/menyusui.
c. Jika tidak diketahui sumber paparannya, petugas yang
terpapar diperiksa HIV, HBV, dan HCV.
d. Bila status pasien bebas dari HIV, HBV, dan HCV dan
tidak dalam masa inkubasi, tidak perlu dilakukan tindakan
khusus untuk petugas, tapi bila diragukan maka dapat
dilakukan konseling.
e. Pemberian profilaksis pasca pajanan:
1) Pasca Pajanan HIV
a. Apabila status pasien HIV, harus diberikan
profilaksis pasca pajanan berupa obat ARV 4 jam,
maksimal 48-72 jam, diberikan selama 28 hari.
b. Tes HIV diulang setelah 6 minggu, 3 bulan, dan 6
bulan.
2) Pasca Pajanan Hepatitis B
a. Jika pernah vaksinasi periksa anti HBs
- Anti HBs (+) ≤ 10 lakukan booster
- Anti HBs (+) ≥ 10 lakukan observasi
b. Jika belum pernah vaksinasi maka:
- Segera lakukan vaksinasi sesuai standar
- Cek HbsAg bulan ke 1, ke 3,dan ke 6.
- Jika HbsAg (+) rujuk ke gastrohepatologi
Penyakit Dalam untuk penanganan lebih lanjut.
3) Evaluasi pencemaran berdasarkan mode, rute, beratnya
yang terpapar.
a. Cairan resiko inggi yang perlu diwaspadai dan
dapat menimbulkan pencemaran adalahdarah,
cairan sperma, sekret vagina, cairan cerebro spinal.
b. Cairan tubuh yang tidak menimbulkan pencemaran
urine, sputum non purulen, ingus, air mata,
keringat, faeses.
c. Evaluasi yang terpapar pasien terpapar Hepatitis B
dan HIV, yang perlu difollow up, dengan indikasi:
PENATALAKSANAAN TERTUSUK JARUM ATAU
BENDA TAJAM
RSI HIDAYATULLAH No Dokumen No Revisi: Halaman:
YOGYAKARTA A 3/3
- Tertusuk jarum
- Terpapar cairan tubuh pada mukosa
- Terpapar pada kulit yang tidak utuh/bekas luka
- Terpapar serangga yang bekas menggigit pasien
HIV/Hepatitis B
4. Laporan kejadian dilakukan oleh unit kerja tempat
terjadinya kecelakaan dan diaporkan kepada Tim K3RS
dan Tim PPI.
1. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Penunjang Medis
5. Bagian Laundry
6. Cleaning Service

Anda mungkin juga menyukai