DI RUMAH SAKIT
Dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan dalam sistem jaminan sosial nasional
atau program JKN ditemui berbagai permasalahan termasuk potensi kecurangan (Fraud) yang
dapat menimbulkan kerugian bagi dana jaminan sosial nasional. Kerugian dana akibat
kecurangan (Fraud) perlu dicegah agar pelaksanaan program jaminan kesehatan dalam sistem
jaminan sosial nasional dapat berjalan efektif dan efisien.
Secara umum pengertian Fraud adalah suatu tindakan kriminal menggunaan metode-metode
yang tidak jujur untuk mengambil keuntungan dari orang lain. Secara khusus fraud dalam
jaminan kesehatan adalah sebuah tindakan untuk mencurangi atau mendapat manfaat dari
program layanan kesehatan dengan cara yang tidak sepantasnya.
Untuk itu Kementrian Kesehatan telah mengeluarkan Permenkes No 36 tahun 2015 tentang
Pencegahan Kecurangan (Fraud) dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan pada
Sistem Jaminan Sosial Nasional. Rumah Sakit Islam Hidayatullah sebagai salah satu fasilitas
kesehatan yang melayani peserta JKN perlu melakukan langkah-langkah pencegahan Fraud
sebagai mana telah ditetapkan dalam Permenkes tersebut.
BAB II
LATAR BELAKANG
Dalam Permenkes ini dijelaskan ada 19 contoh Fraud yang dapat terjadi di Rumah Sakit
sebagai Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKTRL). Untuk mengantisipasi
terjadinya tindakan Fraud, FKTRL diharuskan membangun sistem pencegahan kecurangan
melalui :
1. Penyusunan kebijakan dan pedoman pencegahan kecurangan JKN.
2. Pengembangan pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada kendali mutu dan
kendali biaya.
3. Pengembangan budaya pencegahan kecurangan JKN sebagai bagian tata kelola klinis
yang berorientasi kepada kendali mutu dan kendali biaya.
Sanksi bagi pelaku fraud dalam Program JKN dapat berupa sanksi administratif dan sanksi
pidana. Hal inilah yang melatarbelakangi Rumah Sakit Islam Hidayatullah menyusun
Pedoman Pencegahan Fraud di Rumah Sakit.
BAB III
LANDASAN HUKUM
Acuan utama dalam penyusunan pedoman pencegahan Fraud adalah undang-undang atau
peraturan pemerintah yang berlaku. Berkaitan dengan Pencegahan Fraud JKN di Rumah
Sakit terdapat beberapa peraturan yang berlaku yaitu:
BAB IV
RUANG LINGKUP
1. Direksi
2. Sekretariat
3. Komite Medis
4. Unit Rawat Jalan
5. Unit Rawat Inap
6. Unit Penunjang
7. Rekam Medik
BAB V
TIM PENCEGAHAN KECURANGAN (FRAUD) JKN
Rumah Sakit Islam Hidayatullah telah membentuk Tim Pencegahan Fraud yang bertugas
untuk melakukan upaya pencegahan, deteksi, dan penindakan kecurangan (Fraud) JKN.
Berikut ketentuan terkait Tim Pecegahan Fraud RSI Hidayatullah :
BAB VI
TINDAKAN KECURANGAN JKN DI RUMAH SAKIT
Agar dapat melakukan kegiatan pencegahan Fraud JKN di rumah sakit maka perlu
pemahaman akan tindakan kecurangan apa saja yang dapat dilakukan oleh pemberi pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
Berikut ini adalah tindakan kecurangan JKN di rumah sakit:
1. Penulisan kode diagnosis yang berlebihan/upcoding
Pengubahan kode diagnosis dan/atau prosedur menjadi kode yang memiliki tarif yang
lebih tinggi dari yang seharusnya.
2. Penjiplakan klaim dari pasien lain/cloning
Klaim yang dibuat dengan cara menyalin dari klaim pasien lain yang sudah ada
3. Klaim palsu/phantom billing
Klaim atas layanan yang tidak pernah diberikan
4. Penggelembungan tagihan obat dan alkes/inflated bills
Klaim atas biaya obat dan/atau alat kesehatan yang lebih besar dari biaya yang
sebenarnya
5. Pemecahan episode pelayanan/services unbundling or fragmentation
Klaim atas dua atau lebih diagnosis dan/atau prosedur yang seharusnya menjadi satu
paket pelayanan dalam episode yang sama atau menagihkan beberapa prosedur secara
terpisah yang seharusnya dapat ditagihkan bersama dalam bentuk paket pelayanan,
untuk mendapatkan klaim yang lebih besar pada satu episode perawatan pasien
6. Rujukan semu/selfs-referals
Klaim atas biaya pelayanan akibat rujukan ke dokter yang sama di fasilitas kesehatan
lain kecuali dengan alasan fasilitas
7. Tagihan berulang/repeat billing
Klaim yang diulang pada kasus yang sama
8. Memperpanjang lama perawatan/prolonged length of stay
Klaim atas biaya pelayanan kesehatan yang lebih besar akibat perubahan lama hari
perawatan inap
9. Memanipulasi kelas perawatan/type of room charge
Klaim atas biaya pelayanan kesehatan yang lebih besar dari biaya kelas perawatan
yang sebenarnya
10. Membatalkan tindakan yang wajib dilakukan/cancelled services
Klaim atas diagnosa dan/atau tindakan yang tidak jadi dilaksanakan
11. Melakukan tindakan yang tidak perlu/no medical value
Klaim atas tindakan yang tidak berdasarkan kebutuhan atau indikasi medis
12. Penyimpangan terhadap standar pelayanan/standard of care
Klaim atas diagnosis dan/atau tindakan yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
13. Melakukan tindakan pengobatan yang tidak perlu/unnecessary treatment
Klaim atas tindakan yang tidak diperlukan
14. Menambah panjang waktu penggunaan ventilator
Klaim yang lebih besar akibat penambahan lama penggunaan ventilator yang tidak
sesuai dengan kebutuhan
15. Tidak melakukan visitasi yang seharusnya/phantom visit
Klaim atas kunjungan pasien palsu
16. Tidak melakukan prosedur yang seharusnya/phantom procedures
Klaim atas tindakan yang tidak pernah dilakukan
17. Admisi berulang/readmisi
Klaim atas diagnosis dan/atau tindakan dari satu episode yang dirawat atau diklaim
lebih dari satu kali seolah-olah lebih dari satu episode.
18. Melakukan rujukan pasien yang tidak sesuai dengan tujuan memperoleh keuntungan
tertentu.
19. Meminta cost sharing tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VII
SISTEM PENCEGAHAN KECURANGAN JKN
Rumah Sakit Islam Hidayatullah sebagai FKTRL yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
harus membangun sistem pencegahan kecurangan JKN melalui:
A. Penyusunan kebijakan dan pedoman pencegahan kecurangan JKN
B. Pengembangan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada kendali mutu dan kendali
biaya, melalui:
1. Penggunaan konsep manajemen yang efektif dan efisien
2. Penggunaan teknologi informasi berbasis bukti
3. Pembentukan tim pencegahan kecurangan JKN
C. Pengembangan budaya pencegahan kecurangan JKN sebagai bagian dari tata kelola
organisasi dan tata kelola klinis yang berorientasi pada kendali mutu dan kendali
biaya.
1. Tata kelola organisasi yang baik berdasarkan prinsip:
a. Transparansi : keterbukaan informasi, baik dalam proses pengambilan
keputusan maupun dalam mengungkapkan inormasi yang sesuai dengan
kebutuhan untuk pencegahan kecurangan JKN
b. Akuntabilitas : kejelasan fungsi struktur sistem dan pertanggungjawaban
pelayanan sehingga pengelolaan terlaksana dengan efektif.
c. Responsibilitas : kesesuaian atau kepatuhan di dalam pengelolaan pelayanan
terhada prinsip organisasi yang sehat dalam rangka pencegahan kecurangan
JKN
d. Independensi : organisasi dikelola secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan prinsip-prinsip organisasi yang sehat dalam rangka pencegahan
kecurangan JKN
e. Kewajaran : perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak pemangku
kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dalam rangka pencegahan
kecurangan JKN
2. Tata kelola Klinik yang baik dilakukan melalui:
a. Ketepatan kompetensi dan kewenangan tenaga kesehatan
b. Penerapan standar pelayanan, pedoman pelayanan klinis, dan clinical pathway
c. Audit klinis
d. Penetapan prosedur klaim
BAB VIII
KEGIATAN PENCEGAHAN FRAUD JKN DI RUMAH SAKIT