Pada hakekatnya rumah sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelanggarakan pelayanan kesehatan
perorangan meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal, juga
merupakan spesifikasi teknis tentang tolok ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan
Layanan Umum kepada masyarakat. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dimaksudkan agar
tersedianya panduan bagi daerah dalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan standar pelayanan
minimal rumah sakit.
XI.Pelayanan pengendalian infeksi (pencegahan dan pengendalian infeksi --- PPI), dengan
indikator :
a.Adanya tim PPI yang terlatih, standar anggota tim PPI yang terlatih 75%;
b.Tersedianya APD di setiap instalasi departemen, standar 60%;
c.Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial / HAI (Health care Associated
Infection) di RS (min 1 parameter), standar 75%;
Kriteria :
a.Ada ketentuan tertulis indikasi tentang pasien yang dirujuk ke rumah sakit lainnya.
b.Ada ketentuan tertulis tentang pendamping pasien yang di transportasi.
9. Pasien dengan kegawatan yang mengancam nyawa harus selalu diobservasi dan dipantau oleh
tenaga terampil dan mampu.
Pengertian :
Pemantauan terus dilakukan sewaktu transportasi ke bagian lain dari rumah sakit atau rumah
sakit yang satu ke rumah sakit yang lainnya dan pasien harus didampingi oleh tenaga yang
terampil dan mampu memberikan pertolongan bila timbul kesulitan. Umumnya pendamping
seorang dokter.
10. Tenaga cadangan untuk unit harus diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Kriteria :
a.Ada jdwal jaga harian bagi konsulen, dokter dan perawat serta petugas non medis yang
bertugas di UGD.
b.Pelayanan radiologi, hematologi, kimia, mikrobiologi dan patologi harus diorganisir / diatur
sesuai kemampuan pelayanan rumah sakit.
c.Ada pelayanan transfusi darah selama 2 jam.
d.Ada ketentuan tentang pengadaan peralatan obat-obatan life saving, cairan infus sesuai dengan
stándar dalam Buku Pedoman Pelayanan Gawat Darurat Depkes yang berlaku.
11. Pasien yang dipulangkan harus mendapat petunjuk dan penerangan yang jelas mengenai
penyakit dan pengobatan selanjutnya.
12. Rekam Medik harus disediakan untuk setiap kunjungan.
Pengertian :
Sistem yang optimum adalah bila rekam medik unit gawat darurat menyatu dengan rekam medik
rumah sakit. Rekam medik harus dapat melayani selama 24 jam. Bila hal ini tidak dapat
diselenggarakan setiap pasien harus dibuatkan rekam medik sendiri. Rekam medik untuk pasien
minimal harus mencantumkan :
a.Tanggal dan waktu datang.
b.Catatan penemuan klinik, laboratorium, dan radiologik.
c.Pengobatan dan tindakan yang jelas dan tepat serta waktu keluar dari unit gawat darurat.
d.Identitas dan tanda tangan dari dokter yang menangani.
13. Ada bagan / struktur organisasi tertulis disertai uraian tugas semua petugas lengkap dan
sudah dilaksanakan dengan baik.
2. Harus ada pelayanan radiologi yang di organisasi dengan baik serta lokasinya berdekatan
dengan unit gawat darurat.
Pengertian :
Pelayanan radiologi haarus dapat dilakukan di luar jam kerja. Pelayanan radiologi sangat penting
dan dalam unit yang besar harus terletak di dalam unit. Harus tersedia untuk membaca foto untuk
akomodasi staf radiologi.
3. Tersedianya alat dan obat untuk Life Saving sesuai dengan standar pada Buku Pedoman
Pelayanan Gawat Darurat yang berlaku.
(sumber : Standar Pelayanan Rumah Sakit, Direktorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan,
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Depkes, 1999, Edisi Ke-II, Cetakan Kelima)