Anda di halaman 1dari 45
Menimbang Mengingat SALINAN BUPATI TULANG BAWANG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR 02 TAHUN 2021 ‘TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULANG BAWANG, bahwa dalam rangka meningkatkan dan menggali sumber pendapatan Daerah melalui penambahan objek dan peninjauan kembali tarif retribusi jasa umum dengan tetap memperhatikan prinsip pemungutan retribusi daerah yang baik dan tidak menimbulkan ekonomi biaya tinggi dengan mempertimbangkan indeks harga dan perkembangan ekonomi; bahwa dalam rangka penyederhanaan kel penggabungan peraturan daerah yang mengatur tentang retribusi jasa umum, perlu meninjau kembali peraturan daerah yang mengatur tentang retribusi jasa umut bahwa berdasarkan —pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang tentang Retribusi Jasa Umum; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum ‘Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat Il Tulang Bawang dan Kabupaten Daerah Tingkat Il Tanggamus (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 02, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3667}; Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) Dipindai dengan CamScanner 10. 11. Undang-Undang Nomor I Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lernbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5058) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Dipindai dengan CamScanner 12. 13. 14, 15, 16. 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5216) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5597) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 290, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5772}; Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 tentang Wajib dan Pembebasan untuk di Tera dan/atau Tera Ulang serta Syarat-syarat bagi Alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3283); Dipindai dengan CamScanner 17. 18, 19. 20. 21. 22. 23, 24, 25. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161); Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5221); Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322); Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Komunikasi dan Informasi dan Kepala BKPM Nomor 18 ‘Tahun 2009. Nomor 19/Perm/M Kominfo/03/2009 dan Nomor 03/P/2009 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Telekomunikasi; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015, tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157}; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1781); Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Nomor 12 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Tulang Bawang (Lembaran Daerah Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2016 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tulang Bawang Nomor 12}; Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Nomor 08 Tahun 2020 tentang Pokok-Pokok —_Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2020 Nomor 08, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tulang Bawang Nomor 08); Dipindai dengan CamScanner Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG dan BUPATI TULANG BAWANG MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1, Daerah adalah Kabupaten Tulang Bawang. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai penyelenggaran Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Tulang Bawang. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 5. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan. 6. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan Kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara. (BUMN}, atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi dana pensiun, persekutuan perkumpulan yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. 7. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang Khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. 8. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan. 9. Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan atau pelayanan Kesehatan lainnya yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. 10. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, diagnosis pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal di rawat L Dipindai dengan CamScanner pasien untuk observasi, 11, Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan kepada dik dan atau kesehatan perawatan diagnosis, pengobatan, rehabilitasi_ med lainnya dengan menepati tempat tidur. 12, Pusat Keschatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan keschatan yang menyclenggarakan upaya Kesehatan masyarakat dan upaya keschatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanyaTetap 13. Puskesmas Keliling adalah pelayanan keschatan oleh Puskesmas dengan mempergunakan kendaraan roda 4 (empat), kendaraan roda 2 (dua) atau transportasi lainnya di luar sarana pelayanan yang ada. 14. Pelayanan medik adalah pelayanan terhadap pasien yang dilaksanakan tenaga medik. 15. Pelayanan non medik adalah pelayanan terhadap pasien yang dilaksanakan oleh selain tenaga medik. 16. Tindakan medik operatif adalah tindakan pembedahan yang menggunakan pembiusan umum, pembiusan lokal atau tanpa pembiusan. 17, Tindakan medik non operatif adalah tindakan tanpa pembedahan. 18, Pelayanan Penunjang Medik adalah pelayanan kesehatan untuk menunjang penegakan diagnosis dan terapi. 19, Pelayanan Medik Gigi dan Mulut adalah pelayanan paripurna meliputi upaya penyembuhan dan pemulihan yang setara dengan upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut serta peningkatan kesehatan gigi dan mulut pada pasien di Puskesmas. 20. Pelayanan tindakan khusus keperawatan adalah pelayanan kesehatan dalam bentuk bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, Keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju pada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. 21. Pelayanan klinik Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Voluntary Counselling ‘And Testing (VCT) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan dalam bentuk tindakan medik atau konsultasi psikologis gizi dan konsultasi lainnya berkaitan dengan IMS. 22. Laboratorium adalah tempat atau kamar tertentu yang dilengkapi dengan peralatan sarana prasarana dan/atau perlengkapan untuk mengadakan pemeriksaan/pengujian. 23, Pemeriksaan adalah kegiatan pemeriksaan ait, makanan, Minuman, udara, tinja, residu pestisida tanah dan bahan di Laboratorium Kesehatan Daerah. oleh, 24.Pelayanan laboratorium adalah pelayanan yang dilaksanakan oleh Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) yang meliputi pemeriksaan kualitas air, kualitas makanan/minuman, kualitas udara. Kualitas atau keadaan tanah/tinja/kuku terhadap Kesehatan manusia dan pemeriksaan residu pestisida. 25.Sampah adalah sisa-sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. 26. Kebersihan adalah hal-hal yang berkaitan kegiatan menciptakan lingkungan yang bersih dari sampah. Dipindai dengan CamScanner 27.Tempat Pembuangan Akhir yang selanjutnya disingkat TPA adalah lokasi yang disediakan oleh Pemerintah Daerah sebagai tempat pembuangan sampah yang terakhir. 28. Perkotaan kecamatan adalah wilayah kecamatan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian degan susunan fungsi wilayah sebagai tempat pemukiman perKotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa Pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. 29,Pasar adalah tempat yang diberi batas tertentu dan terdiri atas halaman/pelataran bangunan berbentuk los dan/atau kios dan bentuk lainnya yang dikelola oleh Pemerintah Daerah dan khusus disediakan untuk pedagang. 30.Toko Modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk Minimarket, Supermarket, Department Store/Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan. 31.Los adalah bangunan permanen beratap, tidak berdinding di dalam lingkungan pasar yang disediakan sebagai tempat transaksi/jual beli barang dan/atau jasa. 32. Kios adalah bangunan permanen beratap berdinding di lingkungan pasar dan/atau diatas tanah milik Pemerintah Daerah yang disediakan sebagai tempat untuk transaksi jual beli barang dan/atau jasa. 33.Fasilitas pasar adalah tempat-tempat maupun sarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan pasar. 34, Pedagang adalah orang atau badan yang menggunakan tempat atau pasilitas pasar untuk melakukan transaksi /jual beli barang dan/atau jasa. 35. Alat pemadam kebakaran adalah alat yang digunakan unluk memadamkan kebakaran. 36. Kakus adalah tempat pembuangan kotoran manusia. 37.Tera adalah suatu kegiatan menandai dengan tanda tera sah atau dengan tanda tera batal yang berlaku untuk memberikan keterangan tertulis yang tertanda tera sah atau tanda tera batal yang berlaku dilakukan Oleh penera berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan atas alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang belum dipakai sesuai persyaratan atau ketentuan yang berlaku. 38. Tera ulang adalah suatu kegiatan menandai berkala dengan tanda-tanda tera sah atau tera batal yang berlaku unluk memberikan keterangan- keterangan tertulis yang tertanda tera sah atau tanda tera batal yang berlaku, dilakukan oleh penera berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan atas alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang telah di tera. 39.Menara Telekomunikasi adalah bangunan-bangunan untuk kepentingan umum yang didirikan atas tanah atau bangunan yang merupakan satu kesatuan konstruksi dengan bangunan gedung yang dipergunakan untuk kepentingan umum yang struktur fisiknya dapat berupa rangka baja yang diikat oleh berbagai simpul atau berupa bentuk tunggal tanpa simpul, dimana fungsi, desain dan konstruksinya disesuaikan sebagai sarana penunjang menempatkan perangkat Telekomunikasi. Dipindai dengan CamScanner 40.Kendaraan Bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatanteknik yang berada pada kendaraan itu termasuk kendaraan gandengan atau kendaraan tempelan yang dirangkaikan dengan kendaraan bermotor. 41.Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor yang selanjutnya dapat disebut retribusi adalah pembayaran atas pelayanan pengujian kendaraan bermotor untuk kendaraan mobil penumpang, mobil barang, kereta tempelan, Kereta gandengan dan kendaraan khusus di Wilayah Kabupaten Tulang Bawang. 42. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan perUndang-Undangan Retribusi di wajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi tertentu. 43. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan. 44.Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek retribusi, penentuan besarnya retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan retribusi kepada wajib retribusi serta pengawas penyetornya; 45, Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD adalah bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas Daerah melalui pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati 46, Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang. 47. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDLB adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dari pada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang. 48. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda. 49. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengelola data keterangan dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuang perundang-undangan retribusi daerah. 50.Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya. 51. Lembaran Daerah adalah Lembaran Daerah Kabupaten Tulang Bawang. Dipindai dengan CamScanner BABII JENIS RETRIBUSI JASA UMUM Pasal 2 Jenis Retribusi jasa umum dalam Peraturan Daerah ini terdiri atas : a, Retribusi Pelayanan Kesehatan; b, Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan; Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum; d. Retribusi Pelayanan Pasar; ce. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor. £. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran; g. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus; h. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang dan; i. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi; BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 3 denis retribusi sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum. BABIV PRINSIP YANG DIANUT DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 4 (1) Prinsip dalam penetapan besaran tarif retribusi jasa umum ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, dan efektivitas pengendalian atas pelayanan. (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya operasi dan pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya modal. BAB V RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN Bagian Kesatu Nama, Objek dan Subjek Retribusi Pasal 5 Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut Retribusi atas jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan, dan Tempat Pelayanan Kesehatan Lainnya yang sejenis yang dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah. Dipindai dengan CamScanner Pasal 6 (1) Objek Retribusi pelayanan. Kesehatan adalah pelayanan Kesehatan di Puskesmas, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan, dan ‘Tempat Pelayanan Kesehatan Lainnya yang sejenis yang dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, kecuali pelayanan pendaftaran. (2) Dikecualikan dari objek Retribusi pelayanan kesehatan adalah pelayanan keschatan yang dilakukan oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta. Pasal 7 (1) Subjek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan /menikmati pelayanan jasa pelayanan kesehatan. (2) Wajib Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pelayanan Kesehatan. Bagian Kedua Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 8 ‘Tingkat penggunaan jasa pelayanan kesehatan diukur berdasarkan jenis pelayanan, jumlah, dan jenis pemakaian bahan dan alat habis pakai, Bagian Ketiga Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 9 (1) Struktur dan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Keschatan sebagaimana dimaksud, yaitu tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan, dan Tempat Pelayanan Kesehatan Lainnya yang sejenis. (2) Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan sebagaimana tercantum pada Lampiran | merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB VI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN Bagian Kesatu Nama, Objek, dan Subjek Retribusi Pasal 10 Dengan nama Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan, dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan persampahan/kebersihan yang disclenggarakan oleh Pemerintah Daerah. Dipindai dengan CamScanner Pagal 11 (1) Objek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah pelayanan persampahan/kebersihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah meliputi: a, Pengambilan/pemungutan sampah dari sumbernya ke lokasi pembuangan sementara; b.Pengangkutan sampah dari sumbernya dan/atau lokasi pembuangan sementara ke lokasi pembuangan/pembuangan akhir sampah, c.Sumbernya sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b adalah objek restribusi sebagai berikut : Toko modern/Swalayan; Rumah Sakit Umum dan Swasta; Kantor Swasta, Hotel/Penginapan, dan Industri; Ruko/Toko; Kios dan Restaurant/Warung Makan; Pedagang hamparan, Los dan Tenda (di luar pasar}; Pemukiman Penduduk; SPBU; 9. Jasa Hiburan; dan/atau 10. Objek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan lainnya. d, Penyediaan lokasi pembuangan/pembuangan akhir sampah. (2) Dikecualikan dari objek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah, sosial, dan tempat umum lainnya. PA AARYNS Pasal 12 (1) Subjek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan persampahan /kebersihan. (2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan. Bagian Kedua Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 13 ‘Tingkat penggunaan pelayanan persampahan/kebersihan diukur berdasarkan volume sampah dan frekuensi pemungutan sampah. Dipindai dengan CamScanner Bagian Ketiga Struktur dan Besarmya Tarif Retribusi Pagal 14 Kktur dan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan sebagaimana tercantum pada Lampiran I merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini BAB VIL RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM Bagian Kesatu Nama, Objek, dan Subjek Retribusi Pasal 15 Dengan nama Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan penyediaan tempat parkir di tepi jalan umum, Pasal 16 Obyek Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum adalah setiap penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum yang berada dalam Kabupaten Tulang Bawang. Pasal 17 (1) Subjek Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum adalah orang pribadi atau badan ‘yang menggunakan/menikmati pelayanan parkir di tepi jalan umum. (2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum. Bagian Kedua Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 18 ‘Tingkat penggunaan jasa parkir di tepi jalan umum berdasarkan frekuensi dan/atau jangka waktu penggunaan tempat parkir. Bagian Ketiga Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 19 (1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis kendaraan yang di parkir di tepi jalan umum. (2) Struktur dan besarnya tarif Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum sebagaimana tercantum pada Lampiran Ill merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Dipindai dengan CamScanner BAB VIII RETRIBUSI PELAYANAN PASAR Bagian Kesatu Nama, Objek, dan Subjek Retribusi Pasal 20 Dengan nama Retribusi Pelayanan Pasar dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan fasilitas pelayanan pasar rakyat, berupa pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintahan Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang, Pasal 21 (1) Objek Retribusi Pelayanan Pasar adalah peyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana berupa pelataran los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah dan Khusus disediakan untuk pedagang. (2) Dikecualikan dari obek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan fasilitas pasar yang dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta. Pasal 22 (1) Subjek Retribusi Pelayanan Pasar adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan /menikmati pelayanan pasar. (2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pelayanan Pasar. Bagian Kedua Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 23 Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis tempat, dan pasar yang digunakan. Bagian Ketiga Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 24 Struktur dan besarnya Retribusi Pelayanan Pasar sebagaimana tercantum pada Lampiran IV merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini, BAB IX RETRIBUS! PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR Bagian Kesatu Nama, Objek, dan Subjek Retribusi Pasal 25 Dengan nama Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, dipungut retribusi atas pelayanan pengujian kendaraan bermotor. Dipindai dengan CamScanner Pasal 26 (1)Objek Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor adalah pelayanan pengujian Kendaraan bermotor, termasuk kendaraan bermotor di air, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. (2) Objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Mobil Bus; b. Mobil Penumpang; c. Mobil Barang; d. Kereta Gandeng; e. Kereta Tempelan; {. Kendaraan Khusus; dan/atau g. Objek Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor lainnya Pasal 27 (1)Subjek Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor. (2)Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor. Bagian Kedua Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 28 (1)Besarnya retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor yang terutang dihitung bardasarkan perkalian antara tingkat penggunaan jasa pengujian kendaraan bermotor dengan tarif retribusi. (2)Tingkat penggunaan jasa penyediaan pelayanan pengujian kendaraan bermotor adalah jumlah penggunaan jasa pengujian kendaraan yang dijadikan dasar penyelenggaraan pengujian kendaraan bermotor. Bagian Ketiga Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 29 Struktur dan Besarnya tarif Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor sebagaimana tercantum pada Lampiran V merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Dipindai dengan CamScanner BABX RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN Bagian Kesatu Nama, Objek, dan Subjek Retribusi Pasal 30 Dengan Nama Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran di pungut retribusi atas pelayanan pemeriksaan dan/atau pengujian alat pemadam Kebakaran, alat penanggulangan kebakaran dan alat penyelamatan jiwa yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. Pasal 31 Objek Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran adalah pelayanan pemeriksaan dan/atau pengujian alat pemadam kebakaran, alat penanggulangan kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa oleh Pemerintah Daerah terhadap alat- alat pemadam kebakaran, alat penanggulangan kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa yang di miliki dan/atau dipergunakan oleh masyakat. Pasal 32 (1) Subjek Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan pemeriksaan alat pemadam kebakaran. (2) Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi termasuk pemungut atau pemotong retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran. Bagian Kedua Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 33, (1) Besarnya Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran yang terutang dihitung berdasarkan perkalian antara tingkat penggunaan jasa pemeriksaan alat pemadam kebakaran dengan tarif retribusi. (2) Tingkat penggunaan jasa pemeriksaan alat pemadam kebakaran adalah jumlah penggunaan jasa pemeriksaan alat pemadam kebakaran yang dijadikan dasar alokasi beban biaya yang dipikul oleh Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan pemeriksaan alat pemadam kebakaran. Bagian Ketiga ‘Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 34 Struktur dan besarnya tarif Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran, sebagaimana tercantum pada Lampiran VI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Dipindai dengan CamScanner BAB XI RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS Bagian Kesatu Nama, Objek dan Subjek Retribusi Pasal 35, Dengan nama Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedot Kakus dipungut retribusi atas pelayanan penyedia dan/atau penyedot kakus oleh Pemerintah Daerah. Pasal 36 (1)Objek Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus adalah pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah. (2)Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang disediakan, dimiliki, dan /atau dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta Pasal 37 (1)Subjek Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan penyediaan dan/atau penyedot kakus. (2)Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi termasuk pemungutan atau pemotong Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedot Kakus. Bagian Kedua Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 38 ‘Tingkat penggunaan Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedot Kakus diukur berdasarkan frekuensi layanan dan/atau volume limbah. Bagian Ketiga Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 39 Struktur besarnya Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedot Kakus sebagaimana tercantum pada Lampiran VII merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Dipindai dengan CamScanner BAB XII RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG. Bagian Kesatu Nama, Objek dan Subjek Retribusi Pasal 40 Dengan nama Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang, dipungut Retribusi atas pelayanan dan pengujian Tera/Tera Ulang Alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP), serta pengujian Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT) yang diwajibkan sesuasi ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 41 ‘Objek Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang adalah : 1, Pelayanan pengujian Alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP), dan 2, Pengujian Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT) yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, 3. Objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliput a. Alat ukur panjang; b. Takaran; c. Alat Ukur dari Gelas; 4. Bejana Ukur; e. Tangki Ukur; f. Timbangan; 8 h. . Anak Timbangan; Alat Ukur Gaya dan Tekanan; Alat Kadar Air; Alat Ukur Cairan Dinamis; . Alat Ukur Gas; Alat Ukur Energi Listrik (Meter kWh); . Alat Ukur Lingkungan Hidup; Perlengkapan UTTP; dan/atau Objek Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang lainnya. reo os 8 Pasal 42, (1) Subjek Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa Tera/Tera Ulang, serta Pengujian Barang Dalam Keadaan Terbungkus. (2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi termasuk pemungutan atau pemotong Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang. Dipindai dengan CamScanner Bagian Kedua Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 43, Cara mengukur Tingkat penggunaan jasa Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang, dihitung berdasarkan frekuensi tera/tera ulang serta tingkat kesulitan, karakteristik, jenis, kapasitas dan peralatan pengujian yang digunakan. Bagian Ketiga Struktur Dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 44 (1)Struktur dan besarnya tarif retribusi digolongkan berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, (2)Struktur dan Besaran tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) , sebagaimana tercantum pada Lampiran Vill merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB XIII RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI Bagian Kesatu Nama, Objek dan Subjek Retribusi Pasal 45 Dengan nama Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi, dipungut Retribusi atas pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi oleh Pemmerintah Daerah. Pasal 46 Objek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah pemanfaatan ruang, untuk menara telekomunikasi dengan memperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan kepentingan umum., Pasal 47 (1)Subyek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/ menikmati pelayanan pengendalian menara telekomunikasi yang diberikan. (2)Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi. Dipindai dengan CamScanner Bagian Kedua Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 48 (1) Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jumlah/frekuensi kunjungan dalam rangka pengawasan dan pengendalian menara telekomunikasi dan dapat dihubungkan dengan indeks variabel jenis menara tunggal atau menara bersama, letak geografis ketinggian menara dan jarak tempuh menara telekomunikasi selama 1 (satu) tahun. (2) Frekwensi kegiatan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa jumlah kunjungan ke lokasi menara yang ditetapkan sebanyak 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun. Bagian Ketiga Struktur Dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 49 (1) Pethitungan Penetapan Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi dihitung dengan Tarif Tunggal menggunakan rumus sebagai berikut : RPMT= TP x TR RPMT= Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi TP = Tingkat Penggunaan Jasa TR = Tarif Retribusi. (2) Tingkat pengunaan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jumlah kunjungan dalam rangka pengendalian dan pengawasan menara telekomunikasi yang dijadikan dasar alokasi beban biaya yang ditetapkan pada Pasal 48 ayat (2) sebanyak 2 (dua) kunjungan pada masing-masing menara dalam I (satu) tahun. (3) Tingkat pengunaan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan nilai yang ditetapkan untuk menghitung besaran retribusi yang terutang berdasarkan pada biaya operasional pengendalian dan pengawasan menara telekomunikasi dangan memperhitungkan jenis menara tunggal atau menara bersama, letak geografis, ketinggian menara, dan jarak tempuh menara. (4) Biaya operasional pengendalian dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi biaya : a, Transportasi; b. Uang harian; . Alat tulis kantor, (5) Satuan biaya untuk masing-masing komponen sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dihitung berdasarkan standar harga yang berlaku di Kabupaten ‘Tulang Bawang yang ditetapkan oleh Bupati. (6) Dalam hal perhitungan Penetapan Retribusi _ Pengend: Menara ‘Telekomunikasi dihitung dengan Tarif variabel dihitung menggunakan rumus sebagai berikut RPMT= Jumlah indeks variabel x Tarif Retribusi , atau Jumlah variabel RPMT= Jumlah perkalian indeks variabel X Tarif Retribusi Dipindai dengan CamScanner (7) Indeks variabel sebagaimana dimaksud pada ayat (7) adalah sebagai berikut : a b, «, | a. Faktor Jenis Menara Menara Pole Menara 3 Kaki - jara_4 Kaki Faktor letak geografis Penempatan, Faktor letak geografis |__Penempatan Kofisien Zona padat_ TI Zona sedang 09 | Faktor Ketinggian Menara Faktor Ketinggian Menara Koefisien| > 81 Meter TI 61-80 Meter 41-60 Meter 09 <40 Meter 08 Faktor Zona Jarak Faktor Zona Jarak Koefisien Keterangan Zona 1 09 Dalam Kota Zona 2 TI Luar Kota BAB XIV WILAYAH PEMUNGUTAN RETRIBUSI Pasal 50 Wilayah Pemungutan Retribusi Jasa Umum adalah di tempat kegiatan pelayanan dalam wilayah Kabupaten Tulang Bawang. BAB XV MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERHUTANG Pasal 51 (1) Masa Retribusi adalah jangka waktu yang lamanya tergantung dari masing- masing jenis Retribusi sebagaimana dimaksud pada Pasal 2; (2) Jangka waktu Retribusi sebagaimana dimaskud pada ayat (1), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 52 Saat Retribusi terutang adalah pada saat ditetapkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, Dipindai dengan CamScanner BAB XVI PENINJAUAN TARIF RETRIBUSI Pasal 53 (1) Tarif Retribusi ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali (2) Peninjauan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian. (3) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Bupati BAB XVII PENENTUAN PEMBAYARAN, TEMPAT PEMBAYARAN, ANGSURAN, DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN Bagian Kesatu ‘Tata Cara Penetapan dan Pemungutan Retribusi Pasal 54 (1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan. (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang di persamakan. (3) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa karcis, kupon, Kartu langganan, dan dokumen lain yang dipersamakan. (4) Tata cara penerbitan dan penyampaian SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Kedua Tata Cara Pembayaran Pasal 55 (1) Pembayaran Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus. (2) Retribusi yang terutang harus dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (3) Pembayaran retribusi ayat (2) diberikan tanda bukti pembayaran dan dicatat dalam buku penerimaan, (4) Hasil pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor secara bruto dalam jangka waktu paling lambat 1 x 24 Jam ke Kas Daerah. (5) Tata cara pembayaran, penentuan tempat pembayaran, angsuran dan penundaan pembayaran Retribusi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB XVIIL ‘Tata Cara Penagihan Pasal 56 (1) Penagihan retribusi yang terutang menggunakan STRD dan didahului dengan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis. Dipindai dengan CamScanner (2) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi diterbitkan 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran. (3) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis disampaikan, wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terutang. (4) Surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diterbitkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk. (5) Tata cara penagihan dan penerbitan teguran, peringatan dan/atau surat lain yang sejenis diatur dengan Peraturan Bupati. BAB XIX PEMANFAATAN Pasal 57 (1) Pemanfaatan dari penerimaan Retribusi Jasa Umum diutamakan untuk mendanai kegiatan yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan pelayanan yang bersangkutan. (2) Alokasi pemanfaatan penerimaan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang APBD. BAB XX KEBERATAN Pasal 58 (1) Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas. (3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaanya. (4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi. (5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan pelaksanaan penagihan Retribusi. Pasal 59 (1) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) adalah untuk memberikan kepastian hukum bagi Wajib Retribusi, bahwa keberatan yang diajukan harus diberi keputusan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk. Dipindai dengan CamScanner (3) Keputusan Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang (4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimakaud pada ayat (I) telah lewat dan Bupati atau pejabat yang ditunjuk tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan Pasal 60 (1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagain atau seluruhnya, kelebihan pembayaran Retribusi dikembalikan dengan ditambah imbalan sebesar 2 % (dua persen) sebulan untuk paling lama 12 (dua belas) bulan. (2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (I) dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKRDLB. Pasal 61 Tata cara keberatan atas Retribusi Jasa Umum diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB XXI SANKSI ADMINISTRASI Pasal 62 Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga atau denda sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD) BAB XXII PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 63 (1) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi. (2) Pengurangan, keringanan, dan pembebasan Retribusi diberikan dengan mempertimbangkan kemampuan wajib Retribusi, (3) Tata cara permohonan dan pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati, BAB XXIII PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 64 (1) Atas kelebihan pernbayaran Retribusi, wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk. Dipindai dengan CamScanner (2) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (I), harus memberikan keputusan. (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati atau pejabat yang ditunjuk tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. (4) Apabila wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya, kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (I) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut. (5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Bupati atau pejabat yang ditunjuk memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran Retribusi. (6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat 2 bulan, Bupati atau pejabat yang ditunjuk memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran Retribusi. (7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. BAB XXIV PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KEDALUWARSA Pasal 65 (1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali jika wajib Retribusi melakukan tindak pidana dibidang Retribusi. (2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh jika: a. Diterbitkan Surat Teguran; atau b. Ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi, baik langsung maupun tidak langsung. (3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat ‘Teguran tersebut. (4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf “b” adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah. (5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf ‘b” dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh wajib Retribusi. Dipindai dengan CamScanner Pasal 66 (1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan. (2) Bupati menetapkan keputusan penghapusan piutang retribusi yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dengan peraturan bupati. BAB XXV PEMERIKSAAN Pasal 67 (1) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi dalam rangka melaksanakan Peraturan Perundang-undangan Retribusi. (2) Wajib Retribusi yang diperiksa waji a. Memperhatikan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek Retribusi yang terutang; b.Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau. c. Memberikan keterangan yang diperlukan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan Retribusi diatur dengan Peraturan Bupati. BAB XXVI INSENTIF PEMUNGUTAN Pasal 68 (1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Retribusi dapat diberikan insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu. (2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (I) ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (3) Ketentuan mengenai tata cara pemberian insentif akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati berpedoman pada peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB XXVII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 69 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Dipindai dengan CamScanner (2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (I) adalah : fa. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b, Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi; ¢.Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan schubungan dengan tindak pidana di bidang Retribu: d.Memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; {. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi; g.Menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi; i, Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. Menghentikan penyidikan; dan/atau k, Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang- undangan (4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (I) memberitahukan penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum melalui penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. BAB XXVIII KETENTUAN PIDANA Pasal 70 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah Retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar. (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. (8) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (I) adalah merupakan penerimaan Negara. Dipindai dengan CamScanner BAB XXIX KETENTUAN PENUTUP Pasal 71 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka: a. Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Nomor 06 Tahun 2002 tentang Retribusi Parkir di tepi Jalan Umum sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Nomor 06 tahun 2010; Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Nomor 07 Tahun 2002 tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor. Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Nomor 07 tahun 2010 ¢. Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Nomor 05 tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum. Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 72 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam lembaran daerah KabupatenTulang Bawang, Ditetapkan di Menggala pada tanggal © furs 2021 BUPATI TULANG BAWANG, ttd WINARTI Diundangkan di Menggala pada tanggal $0 54% 2021 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG, ttd ANTHONI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG TAHUN 2021 NOMOR .2 NOMOR REGISTER PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG PROVINSI LAMPUNG Of. S4/28(2021 SSALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA ‘KEPALA BAGIAN HUKUM DAN. PERUNDANG- UNDANG) (SH,MH,M.Si EMBINAT IVA, i, 19Te0tt7 199803 4008, Dipindai dengan CamScanner No Lawman /PERATURANOAERAH KABUPATEN TULANGBAWANG a0 JENTANG __ RETRIBUSLJASA UUM TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN TULANG BAWANG Jens Pelayanan Rawal Jalan Rokam Medis Pemeritsaan Meds onsuitasi Doktor Umum Konsuitasi Sposials Rawat Kunjungan (Ke Rumah Pasien) | Tindakan Ineksi Pelayanan Farmasi Tes Bula Wama ‘Jasa Sarana Rp Ri K 5 oe Rawat nap ‘Akomodest _ Visite Dokter Umum Visite Dotter Spesiais ‘Asuhan Keperawatan. | Rekam Medis ayanan Farmasi Loundry Pasien Tndekan Meds Heachting dan Angkat Jahan as 5Jahitan . SJafitan [Tindik DaunTeinga ‘Suntk_ ATS (Non Serum ATS) Exstaks Bend sg Pafa THT Sunt Ant Rabies 9g ResusiasiJantung Panu Blast Fungsi _ Gant Balutan Per Han ‘Pemasangan BiavSpalek Pol Gigl Pemerksaan Scating/Sektor Kuadran Cabut Gil: Dipindai dengan CamScanner 1a. Satu Gigi Susu b, Satu Gil PermanenDepan ¢. Satu Gig Gerahamke Si 4. Satu Gig GaranamkeTiga Satu Gig keDelaparvGeraham ke Dua igi _ Tambal Gigi - 1 Tatal Gi Sementara b.Tambal Gg Aragam Pup Capping 1. Up Heachting KIAKB _ Tindakan Ringan Kebidanan Pertolongen Persalinan Normal ANC dengan Pemerksaan DW (Dople) | Tindakan Suntk KB Pertolongan Persalinan Dengan tindakan_| | Pemasangan IUD (TidakTermasuk IUD) 0 | Pencabutan plant Pelayanan USC. Pencabutan IUD_ Pemasangan Implant (TidakTemasuk Implant) | Heachting Post PNS/Post OP Cryo Evakuasi Manual Plasenia Gi Konsutasi Giz vil_| Kesing 1 | Konsuitasi Kesehatan Lingkungan 2.500; 7:50 10.000, 2 | Kunjungan Rumah 3.750- | 11.250 15.000, Vil | Laboratorium 4 2 [3 4 5 6 | Malaria 7 | Test Kehamilan 8 | Kimia Darah ‘a. BiliinDiect 25.000, ». Blinbin Total 25.000,- ¢. Protein Toal_ 25.000 |. Abumin 25.000, . Alkalin Prospatase 30.000,- {.Kolestrol 40.000; . Tigliserida 0.000 Dipindai dengan CamScanner No Jenis Pelayanan ; ‘i h Keeatinn LUrewm J. Glukosa Darah Sesaat SGOT Lscpr mm. Ur Acid |p. HIV/ AIDS x_| Puslng / Ambulance T Jarek Tempun = 10 Km Didamping! ___ | Tenaga kesenatan __| ___ 50.00, 2 Jarek Tempun > 10 Kn Didampingi — “Tenaga Kesehatan (Hitung Per km 6.000,- X_| Pelayanan Kesehatan Lainnya T|Pemerksaan Kesehatan Polar | Mahasiswa 201000; 2 | Pemerksaan Kesehatan Haji Tahap + Non ____| Laboratorium, Non Radolog 50,000; 3'| Pemerisaan Kesehatan Haji Tahap 2 dan | Sunt Vaksin Meningitis 150.000, 4 | Pengurusan’Perawaten Jenazah '50.000- 5 _| Visum Etepertum BUPATI TULANG BAWANG, tid WINARTI SALINAN SzoUa. uns: \KEPALA BAGIAN HUKUM DAN. PERUNDANG-UNDANGS SH.MH,M.Si KINA. eer 12808 #003 Dipindai dengan CamScanner wwerRan _PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG NOWcR OX “trewr/na! —TENIANG __: RETRIBUSLIASA UMM TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHANIKEBERSIHAN No 7 ‘Uraian Tarif (Rp.) Keterangan 1 | Toko modem/Swalayan - 10.000, | Perhart 2 | Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sekt | 4.000.000 | Perbulan Swasta fe 3 | Kantor SwastaHotelPenginapan dan Indust | 4 | RukofToko ee 5 | Kios dan RestoraniWarungMakan 6. | Pedagang Hamparan, Los, dan Tenda 7_ | Pemukiman Penduduk - 8 | SPBU 9 | JasaHiburan 40 | Pembuangan Sampah ke TPA TI pat_| ‘11_| Holl Berbintang 2.200.000,-—_| Perbulan BUPATI TULANG BAWANG, tid WINARTI SSALIUAN SESUAI DENGAN ASLINYA EPALABAGIAIHUKUM DAN Bu, u 1.51 ENBINA TVA iin 084 08 Any Dipindai dengan CamScanner LAAN: PERATURAN DAE KBLPATEN TUNG BAAN NOMOR. O02 twa TENTANG___: RETRIBUSLJASA UNUM TARIF RETRIBUS! PARKIR DI TEP! JALAN UMUM a. Tati Retibusi Parki di Tepi Jalan Umum (sekali parki) Tenis Kendaraan Tail (Rey u) Bermotor Sekali Parkir pesos T [Sedan Jeep, Minus, Pick Up,| 2000 Tngkat__Kepadatan dan sejenisnya. | Parkir RendahiSedang]| 2 | Kendaraan Angkutan Barang Jenis| 3000 _| Tinggi |_~ | Box. 3 Bus, Truck, dan sejenisnya. 50, 4 | Truck Gandeng, Trailer, Container, dan 7.500; Alat Besar Lainnya. ‘Sepeda Motor. 2.000, b. Tarif Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum (bertangganan) “Jenis Kendaraan Tat L) Bermotor tush ed T [Sedan, Jeep, Minibus, Pick Up,| 7.500 | Menggunakan Kartu | dan_sejenisnya. Jengganan bulanan Kendarean Angkutan Barang Jenis|~ 15.000, Box. i 3 | Bus, Truck, dan sejenisnya. | 4 | Truck Gandeng, Trailer, Container, dan | Alat Besar Lainnya, 5 | Sepeda Motor. BUPATI TULANG BAWANG, ttd WINARTI {SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA KEPALABAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG -UNDANGAN, (SHAH MSI Fen SIMA IVA Sfareoyt7 1990031 003 en] Dipindai dengan CamScanner LUAWPIRIWUIV.—PERATURAN DAERAH KABUPA TEN TULANG BAWANG NoMoR 02 THM z024 TENTANG _: RETR TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PASAR, Pemakaian Los = Rp. 2.000-Mari PemakaianToko = Rp. 2.000,Mari Hamparan = Rp.2.000,-hari WC Umum/MCK (per satu kali pemakaian): 4. Mandi = Rp.3.000- 2. Buang Air Besar Rp. 3.000,- 3. Buang Air Kec Rp. 2000,- Untuk menjaga kebersihan pasar, para pedagang juga dikenakan Retribusi pengangkutan sampah dar pasar menuju TPS sebagai berkut : 1. Los = Rp.2.000,/nari 2. Toko Rp. 2.000)-Mhari Hamparan = Rp.2.000,-/nari BUPATI TULANG BAWANG, td WINARTI ‘SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA KEPALABAGIAN HUKUM DAN, Dipindai dengan CamScanner UWEIRAN V_ > PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR OZ THU? TTENTANG __: RETRIBUSI JASA UMUM TARIF RETRIBUS! PENGWJIAN KENDARAAN BERMOTOR No ‘Jens Layanan Tarif 1 | Pengujian Kendaraan BermotorJasa Pengujian Berkala: [a_Mobil Bus dan Kendaraan Khusus Rp. 25:000,- Mobil Pick-Up Rp. 25.000,- j¢__Mobil Penumpang Umum Rp. 25.000,- 4. Mobil Truck Rp. 35.000,- je. Kereta Gandeng dan Kereta Tempelan Rp. 35.000,- 2 | Buku Uji Rp. 15,000,- 3 | Tanda Uj Rp. 15.000,- 4_| Pembuatan dan Pengecatan Tanda Samping Rp .15.000,- 3 | Biaya Numpang Uj Rp. 50.000,- 6 | Kartu Uji Elektrik (Smart Card) (dan pengesahan). Rp .30.000,- BUPATI TULANG BAWANG, ttd WINARTI ‘SALINAN SESUAIDENGAN ASLINYA KEPALA BACIAN HUKUM DAN PERUNOANG -UNDANGAN, Dipindai dengan CamScanner LAWEIRAN VI: PERATURAN OAERAH KABUPATEN TULANG BAWANS NOMOR OL Teeur nn TENTANG —_: RETRIBUSI JASAUMUM TARIF RETRIBUS! PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN ‘a. Tarif Retibusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran yang Berisi Busa, Super Busa dan Sejenisnya Kapasitas Alat Pemadam Tarif(Rp.) No | A eebakaran pauae Keterangan 7 | =2ier 101000__| Pemerksaanipenguian Z| >%5sd50iter_ 45.000 seta 6 (ena) bulan sek “3 [580s t50iiter 20.000; 4 tsp iter 25:0: . Tarif Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran yang Berisi Gas dan Sejenisnya Kapasitas Alat Pemadam No pa Kebskaren Keterangan LT | S6ig Pemerksaan/pengujian [2 | >6sd20k9 setiap 6 (ena) bulan sekaii 3 [> 20s 150kg 4] >160kg . Tarif Retriousi Pemeriksaan Alat Hydrant Kebakaran System Peman Pemadam Kebakaran (Peneliian Pengetesan Akhir Pemasangan car Air Sprinkler/Drancer dan Alam) Tarif (Rp.) No Uraian mie Keterangan [1 | Hygran dan House Reel = 25000, _| Pemerksaan/pengujan 2 _| Hydrant dan House Reel '30.000,-_| setiap 6 (enam) bulan sekali, | 3 | Alat Otomats a. = 10000m? s e000 . > 10.000 m? s.d 40,000 m* san ‘KEPALABAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG -UNDANG Ay AH MLSE INA WA, Soe aneots7 198603 #003 BUPATITULANG BAWANG, td WINARTI Dipindai dengan CamScanner LUWPIRAN Vil; PERATURANOAERAN KABLPATEN TULANIG OAWANG NOMOR 2 TAHUY 2021 TENTANG __ RETRIBUS!JASA UMUM ‘TARIF RETRIBUS! PENYEDIAAN DAN ATAU PENYEDOTAN KAKUS a. Tarif Retribusi Penyedizan dan/atau Penyedotan Kakus No Uraian ane Keterangan 1 | Rakus yang Berungst Sosial 75.000 antara lain Sekolah, Rumah Ibadch, Rumah Saki, Pemerntahan, Puskesmas, dan Pent Sosa 5 Taf RE) No Uraian ota Keterangan T | Kakus Rumah TanggalTempat 700.000 |__| Tinggal _ = 3_| Kekus Berfungsi Umum 4 | Kakus yang Bersifat Komersial b. TariiBiaya PemakaiPenggunaan Jasa Penyedotan Kakus Apabila Pelaksanaan Penyedotan Kakus Memertukan Penyambungan Selang Lebih Dari 20 (Dua Puluh) Meter. No | Kelebinan Selang yang Digunakan at Kelerangan T [35m 0 |Persentase —_biaya 2 | >5sd 10m _ - 45 | tambahan dari tart 3 >sd1sm 20 | Retribusi | > B 5 35 BUPATITULANG BAWANG, td WINARTI TEPALA GAGA HURUM OA 'PERUNDANG - UNDANGAL, Carcass? 99003 #003 Dipindai dengan CamScanner LAMPIRAN Vil: PERATURAN DAERAH KABUPA TEN TULANG BAWANG NOMOR = :02 2021 TENTANG __: RETRIBUS| JASA UMUM TARIF RETRIBUS! PELAYANAN TERA, TERA ULANG,OAN PENGUJIAN BARANG DALAM KEADAAN TERBUNGKUS Tea Teauang ho Jone yng Dionaan Rebus Sakon Penge! veces Pertatan Perbatsan Tait) Tat Fo) ALATUTTP 7 1] URURAN FARIANG | Sanpaiaerann te oF eam 500; [Weta des med Om Tat T2000 TO ‘| Leb prjang dar 10m aap TO dana auk ap TO ala Daina Tat Ta 20> © | Vara pana Ps? 7 Saba Oi TSO TO z Bak ar Tat TE Tao = Wicometer On FEO TOO z Tanga Sg Tat T5006, Too = Tit ar aT Tat Too = ‘Couniermeter Tat oan 7. otter Dat 1500 aa = Fomparaor Tat Bo Toa | RIAT URUR PERIMOKRAN CARAN EVEL GRICE) Dipindai dengan CamScanner @ Meanie Unit 75000; 000,- b_| Bieronic Unit T5000 Too | TAKARAN (BASAH/ KERING) & | Sanpal dengan 2 ar Baar 3000 2000 | Lebindai2 ier sampaiZs Wer Bush 6000 4000 | Lebh dai iter Bask 7000 BOD | TANGKIOKUR & | Bentuk Singer Tegak 1 ‘Sampal dengan 1.000 Unit “400000- 2 ethan 10005200081 Unit 50000- 3 Tebi dai 200018 1.000 Orit ao0000- a Tebh dai (OOO sd 1.000 Unit 7000000, ‘| Bontuk Bola dan Sperodal 7 ‘Sanpai dengan 5006 Tht 400000; 2 Tobi dai 500 Wd 1.000% Ure 00000 3 Tobi dan 1000 Unit ‘300000 ‘00000 % Bentak Slinger Data T ‘Sampal dengan 150 Unt 00000 ‘600000; z Tobih dai 1584208 Unit 00000 ‘00000 x Tobin dai 20 sd 50 6 Unit T0000 00000; 4 bit dari SOW sei Wi baglan ~bagian da dintung 1 Unit 000 mam 5 | TANGKIUKOR GERAK = angi’ Ukur Mobi dan Tanghi Ukar Wagon T ‘Kapasiias sampal dengan W Unit H0000- 20.000, z Tobin dari SW iting sbb: Siiparana Tht Wo 000, Dipindai dengan CamScanner | Sskbiiya da, step Wagon agian dai Watung 1H 1000 2000, | Tange Ukur TonoKang, Tang Ukur Pindah dan Tangk Ukur Apung dan Kapal lJ T._] Sampaidengan 0 Unt 80.000 30000 2__ | Selebnnya dar 60M ding a SO pertama Unit 20.000- 80.000, cy ‘Selebinnya dar 60H dintung sd 75K), saliap Unit 120 1200; © Selebinnya da 76 sd OOK, salap Hd Unit 1000- 1000 4 ‘Selebnnya dan 100M sd 250 W salap Unit 700 700 @ ‘Seiebinnya dar 2501 sd 500K, eolap Unit 300 500; t ‘Selcbinnya dariSOOW sd 1000K, solani Unit 20 20 3 Selebinnya dar 10001545 000K, setiap Kbagian- Unit 100 100 bagian dik intung tH @ Tangk Ukur Gerak yang mempunyal dua Fompartemen atu lebih, sean ompartemen itn sat alatukur | ALAT UKUR DARI GELAS = aba Utur Burt dan Pipet Unit 0000 3000, b Gales Ukr Unt 000 35000 7 | BEIANAUKOR, a Sampai dengan 60 her Unit 60000 To0000- b (ebih dari 60 ters. 200 er Unit 200000 T50.000- eb dai 200 ter 4500 Wer Unt 225000 T7500 @ Tobi dar 500 ier 4 10.000 ler Unit 275000 200000; ®. Labi dar 7.000 iter aya pada hans d angka i dfambah seliap Unit 10000 10.000; 1.000 iter, bagian-banian dai 1,000 Liter dtung 1,000 liter 3 METER TAKS Unit 70000; 5000 3 ‘SPEEDOMETER Unit 15000; 7500; 0 METER REM Unit 151000; 7500 1 TACHOMETER Unit 30.000, 15.000 Dipindai dengan CamScanner @ TERWOMETER Unit 5000 3 DENSITYMETER Unit .000- 7 VISKOMETER Unit 6000- © ‘ALAT UKUR LORS Unit 5000 6 "ALAT UKUR SUDUT Unit 5.000; 7 | ALAT UKUR CAIRAN NINYAR ‘eter Bahan Bakar Mnyak = Meter Tnduk ‘Unt calap media ur 1 ‘Sempal dengan 25 7 fam Unit 0000 30000 z Leb dai 25m jam sd 100 m* jam Unit 200.000 200000, 3 Tobin dar 100 mi jams 500 m¥ jam Unit 300000 SOD 4 Lebin dari 00 m* jam Unit "500.000,- 500,000, Meter Koja ‘Untuk eetap media ui: r ‘Sampal dengan 10 nfm Tht 2 ebi dar 10 mam 8 100 m? jam Unit 3. eb dar 100 m¥ jam 8600 mam Unit ‘ Selebinya dari 600 jam Unit Pompa Ukr ‘Untuk setiap badan ukar Unit ¥50000- 700000 18 | ALAT UKUR GAS C Weleda i. ‘Sampai dengan 100 m* jam Unit 20.000; 20.000,- ie Lebin dari 100 m fam 8.4500 m* jam Unit 40.000,- 40.000,- Dipindai dengan CamScanner Lebin dari S00 m2¥ jam sd 1.000 »¥ jam Unit 100.000,- 100.000.- Lebin dar 1.000 m¥ jam s.4 2.000 2¥ jam Unit 180.000,- 150.000 Selebinnya dar'2000 jam Unit 250.000; 250000, & Water Kerja 1 ‘Sampal dengan 50 fam Unit 5.000 5000; 2 Lebin dai80 me jam 54.500 mam Unit 20000 20000; 3 Lebin dari 800m? fjam s.d 1.000 m* fam Unit "30,000,- 30:000,- 4 Lebih dar 1.000 9m jam 52.000 mam Unit 000- T00- 5 ‘Selebinnya dai2.000 mam Unit 50.000- 50000- e eler Arus MassalGas Mass Flow Meter 7 Sampai dengan TOKg/s Unit 100000 100.000 2 Tobi dai TOkg's 8d TOOKGIS Unit 200000 200000 3 Lobb dar 100 Kyle 6d 500 Kgimin Unt 300000; 300000 7 Tobin dar 600 karin 6d 1.000 kgfrin Unit 350000 350000 5 ‘Selebinnya dai 1.000 kginin Unit 400000 400000 é Meter Gas Oriice dan sejenisnya (merupaan satu sslonvuni alt uku) Unit 200000 700000; e Perlengkapan Meter Gas Orfoe (jka diujtersendi,seiapalal pefengkepan. Unit *40:000- t oma Ukur Bahan Bakar Gas, Epi, untuk selap badan ukur Unit 70000 19 [METERAR a Meter nak y ‘Sampai dengan 15m? jam Unit 20.000 40000; 2 ‘Lebih dari 15 m* jam s.d 100 m* jam Unit 160.000,- '80.000,- 3. Lebindari 100 m? jam Unit "200.000, 100.000,- b. Weter Kerja 2 ‘Sampai dengan 10 m* jam Unit 4000, 4.000- Dipindai dengan CamScanner 2 Lebin dari 10 1m /jam s.d 100 m* jam Unit 10.000 70.000 3 Lebar 100 jam Unit a0 2) | METER CARAN SELAINAIR = Meter nauk 7 ‘Sampai dengan 18 m¥ jam Unit 720000; 0000 2 Lebih dari 15 m* jam sd 100 m* jam Unit 200.000,- 100.000- x Lebindar 100 ma Unit 240.000-- 120000 ®. Weler Kea 1 ‘Sampai dengan 15m /jam Unit 6.000, 5.000,- z Lebih dai 15m jam sd 100 mi jam Unit 720.000 7.000 3 bik dari 100 mam Tht 30,000; 5000- Meter Prover i ‘Sampal dengan 2.000 ier Unit 000 z Tobi dafi2000 610.000 Unit 00000 3 Tebih dar 10000 er Unit 00000 eter Pover yang memiki2 s2ksl atau lebih, maka lap seksi dung salu alat ry PEMBATAS ARUSAR a Unit T0000 TO.000- Zz "ALAT KONPENSASI SUHU: Unit ‘SUHU (ATC) TEKANAN / KOMPENSAS! LAINNYA. B ‘ALAT UKUR PENGISI (FILLING MACHINE) Untuk sei nis media ‘Sampal dengan alt peng Unit 70000; 40.000,- ‘Selebinnya dari pengis, satap alat pengi Unit 70.000 70.000 2 JETER USTRIK (Meter KWH) Weler Indu Welas 02 alau kurang 3 (ga) phase Unit 30000; 80000 Dipindai dengan CamScanner 7 (eau) pasa Unit 5:000,- 25000 Meter Kerja Kelas 1, Kelas 05 3 (ige) phase Unit 70.000 70.000 7 (salu) pasa Unit 6.000 6.000 Meter Kerja kelas 2, 3 lige) phase Unit 6.000 6.000 T (atu) phasa Unit 4.000 4.000 er Energilistiklainnya, laya pemerksaan, pengujan dan peneraannya dhitung sesual fengan jumlsh kepasitas menurut tar pada angka 26 hurut, ,b, dan c. B PEMBATAS ARUS LISTRIK Unit 4.000 2000 % ‘STOP WATCH Unit 25.000 25.000- 7 METER PARKIR Unit 5.000; 5.000 6 TINBANGAN ‘Sampai dengan 3.000 kg T Kelelian sedang dan basa (relasi dan V) a ‘Sampal dengan 25 kg Unit 5.000 5.000 B. Tebih dari 25 kg 8. 150g Unit 70.000 70.000 © Tebin dari 150 kg 8 500 kg Unit 20000 20.000- 4 Tebin dari 600 kg 8:4 1.000 9 Unit 50000, 0.000 cs Tebin dari 10009 83.0009 Tait 700.000; 700.000 2 Keleliian halus (Kelas Tl) a ‘Sampaidengan 1 kg Unit 76.000 78.000 B Tebih dari kg 8d 259 Unit 5000; 25000 Cy Tebih dari 25 kg 84500 kg Unit 350000 50000, a Tebih dari600 Kg 841.000 kg Unit 700.000; 700.000 . Lebindari 1000 kg 843.0009 Unit 200.000; 200.000 Dipindai dengan CamScanner 3 Keleiian husus (las) Unit 750.000 TO Tobin dan 3000 Kg 7 Kelelian sedang dan basa, saiap ton Unit 15000 70000 z etelian khusus dan haus, sep ton Unt 20.000 15000- Timbangan ban berjalan T ‘Sanpai dengan 100 oath Unt 00000; Om z Tobi 100 ton 4500 toh Unt 0000 O00 z Tebibesar dar 500 forth unt 700000; S000 “Tinbargan dengan dua sla (mull range) alau lei, dan dengan sebuah ala petunjuk yang penunjuknya dapat diprogram untuk penggunaan slip skala inbang,biaya pengujanelau peneraan dhiturg ‘sesuai dengan jumlah lanai timbengen dan kapasitasnya masing acing sera menurut tari pada ‘aangka 28 ab dan TIMGANGAN ‘eleliansedarg dan bisa (elas M2 dan NG) T ‘Sampal dengan Tig Unit 1000 wae z Tebindai tig sd5kg Tat 2000; Toa z | Tabi daiskgsd50Kg Unit 7500; 5000 eteiian lus (elas F2 dan Wt) t ‘Sampaidangan 1g Trt 5000 S00 z Tebh dai Tig 805% Unit 70.000 Tomo z Teeh dai sda00g Unit 25.000 Boe eleizn Krusus (elas €2 dan Fi) o Sampal dengan Tig Tait T0000; Tact z Teh dai Tig sd50g Tait 2000; 200 3 Tebh dard kg 8d 509 Tait 30000 30000 "ALAT UKUR GAYA DAN TEKANAN “ak Uhr Tekan Darah Unit 5000 2500 Dipindai dengan CamScanner Manomeir Wyak 7 Sarai dengan TOG Tat 5000 250; z Tabi TOO TG/oRFe TOO IGEN Unt Ta S000 3 Taba 1000 aR at TOK0: Tie Pressure Cabraor Unt zoo 70000 Pressure Reorder + ‘Sampal dengan OWT? Tait B00- S000. z Tabi TOORGTERES TOOK on Tht Toon0- Toa z Tab da 1000 ian? Tat Teo Dead Weight Tong 7 ‘Sapa dengan 100K Tht 500° 300 z Tobi TOO To SOO OE Ua 20000 DON 3 Tobi bear dan 600 Toih Tait Oo 25000 PENCRP KARTU (ite Racor) OTONATIS Tat Too ZED METER KADARAR = ‘ub Bian Bak mengandng mink aip komad Unt oR DO B ‘Uru brbfan mengandangminya,Kapas dan ka, slp Kong Tat ‘0000 BMW, = ‘Untuk Kyu dan Komedia sep Fonoa Tht O00 BOD. ‘BAYA PENGUJAN KUANTA BOKT Pengujan diakiken pofris Barang Dalam Keadaan Terbunghus (GOKT) per ki Tam S00 ominal uk sei jan dengan nimum pengufan 5 fam. BUPATI TULANG BAWANG, SSALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA tta KEPALA BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG - UNDANGAN, WINARTI HME MST BINATIV.A PASTBO'NT 139803 1 003, Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai