U I I P r e s s
APLIKASI PERMODELAN LALU LINTAS:
PTV VISSIM 9.0
(Modelling Basic Using Microscopic Trafic Flow
Simulation)
Penulis : Prima J. Romadhona, Tsaqif Nur Ikhsan, Dika Prasetyo
Hak cipta © 2019 pada UII Press dilindungi undang-undang (all rights
reserved). Dilarang memperbanyak, memperbanyak sebagian atau seluruh
isi dari buku ini dalam bentuk apapun, tanpa izin tertulis dari penerbit.
ISBN 978-602-6215-XX-X
Kata Pengantar
Yogyakarta, 2019
Tim Penulis
vi Aplikasi Permodelan Lalu Lintas : PTV VISSIM 9.0
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
B. PTV VISSIM
Menurut PTV-AG (2011), VISSIM adalah perangkat lunak multi-
moda lalu lintas aliran mikroskopis simulasi yang dapat menganalisis
operasi kendaraan pribadi dan angkutan umum dengan permasalahan
seperti konfigurasi jalur, komposisi kendaraan, sinyal lalu lintas dan lain-
lain, sehingga VISSIM menjadi perangkat yang berguna untuk evaluasi
berbagai langkah alternatif berdasarkan langkah-langkah rekayasa
transportasi dan perencanaan efektivitas. VISSIM dikembangkan
oleh PTV (Planung Transport Verkehr AG) di Karlsruhe, Jerman. VISSIM
merupakan singkatan dari “Verkehr Stadten – SIMulationsmodell” yang
artinya “Lalu Lintas di Kota – Model Simulasi”. Program ini menyediakan
kemampuan animasi dengan perangkat tambahan dalam tiga dimensi.
VISSIM model simulasi telah dipilih untuk mengkalibrasi kondisi
lalu lintas, Sehingga membuat software ini menjadi software yang
berguna untuk mengevaluasi berbagai macam alternatif rekayasa
tranportasi dan tingkat perencanaan yang paling efektif. VISSIM
menyediakan kemampuan animasi dengan perangkat tambahan
besar dalam 3-D. Selain itu, klip video dapat direkam dalam program,
dengan kemampuan untuk secara dinamis mengubah pandangan dan
perspektif. Elemen visual lainnya, seperti pohon, bangunan, fasilitas
transit dan rambu lalu lintas, dapat dimasukkan ke dalam animasi 3-D.
VISSIM (Verkehr in Stadten SIMulationsmodel) adalah software
yang bisa melakukan simulasi untuk lalu lintas mikroskopik, transportasi
umum dan pejalan kaki. VISSIM adalah alat canggih yang tersedia
untuk mensimulasikan aliran-aliran lalu lintas multi-moda, termasuk
mobil, angkutan barang, bus, heavy rail, tram, LRT, sepeda motor,
sepeda hingga pejalan kaki. Pengguna software ini bisa memodelkan
segala jenis konfigurasi geometrik ataupun perilaku pengguna jalan
yang terjadi dalam sistem transportasi. VISSIM digunakan pada
banyak kebutuhan simulasi lalulintas dan transportasi umum, seperti
skema perlambatan lalulintas, studi tentang Light Rail/Bus Rapid
Transit, perkiraan penggunaan intelligent transport system yang sesuai,
simpang bersinyal dan tidak bersinyal yang kompleks dan sebagainya.
VISSIM digunakan untuk menganalisis jaringan-jaringan dari segala
jenis ukuran, jarak persimpangan individual hingga keseluruhan
daerah metropolitan. Dalam jarigan-jaringan transportasi berikut,
VISSIM mampu memodelkan semua klasifikasi fungsi jalan mulai dari
jalan raya lintas untuk sepeda motor hingga jalan raya untuk mobil.
4 Aplikasi Permodelan Lalu Lintas : PTV VISSIM 9.0
Keterangan :
1. Title Bar : Berisi nama file yang digunakan
2. Menu Bar : Berisi pengaturan aplikasi VISSIM (File, Edit, View, Lists,
Base Data, Traffic, Signal Control, dsb).
3. Tool Bars : Berisi tools (New, Open, Save, Undo, dsb).
4. Network Objects : Berisi tools pembuatan jaringan jalan (Links,
Desired Speed Decision, Conflicts Areas dsb)
5. Network Editor : Berisi Media pembuatan jalan
7. Signal Control
9. Menu Evaluation
1. Network Setting
VISSIM merupakan perangkat lunak buatan Eropa atau khususnya
Jerman sehingga perilaku lalu lintas secara default jalur yang
digunakan untuk berkendara adalah jalur kanan sedangkan di
Indonesia menggunakan jalur kiri, oleh sebab itu perlu perubahan
perilaku mengemudi. Selain itu, perubahan satuan juga dilakukan
sesuai standar di Indonesia. Perubahan perilaku kendaraan dan
satuan dapat dilakukan di bagian Menu Bar yaitu :
Klik Base Data - Network Setting - pada Vehicle Behavior diubah
ke left-side traffic dan pada Units diubah ke All Metrics.
Perubahan pengaturan pada menu Network Setting dapat dilihat
pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3 berikut ini.
untuk mengatur lebar lajur : klik 2x pada link – atur lebar lajur
– klik OK
Tampilan pengaturan Link dapat dilihat pada Gambar 3.6, Gambar
3.7 dan Gambar 3.8 sebagai berikut.
2. Pembuatan Connectors
Connectors adalah penghubung antar links. Pembuatan connectors
dengan cara :
Klik link yang akan di beri connector – tekan tombol Ctrl pada
Keyboard dan klik kanan pada Mouse secara bersamaan – tarik
dan arahkan pada link tujuan.
Pengaturan connectors dapat dilihat pada Gambar 3.9 dan Gambar
3.10 sebagai berikut.
Langkah-langkah Dalam Mengoperasikan Software Vissim 29
Gambar 24 Connector
a. Pada bagian from link to link terdapat pilihan line 1, line 2, dst.
Ini muncul apabila konektor dibuat pada link yang memiliki
lebih dari satu lajur. Selain itu ini juga digunakan untuk memilih
lajur manakah yang akan di sambungkan.
b. Spline adalah jumlah titik yang ada pada sambungan tersebut.
Semakin banyak titiknya, maka konektor yang ditampilkan
akan semakin halus.
C. PEMBUATAN DAN PENGATURAN VEHICLE INPUTS, VEHICLE
COMPOSITIONS DAN VEHICLE ROUTES
Pembuatan dan pengaturan Vehicle Inputs, Vehicle Routes dan
Vehicle Compositions adalah sebagai berikut.
1. Vehicle Inputs
Vehicle Input digunakan untuk memasukkan volume arus lalu
lintas. Input data volume ke dalam VISSIM membutuhkan data
volume kendaraan selama jam puncak. Langkah pengaturan
Vehicle Input dengan cara :
Klik menu Vehicle Input pada Network Object - kemudian klik
link yang akan diatur input volumenya – tekan CTRL + Klik
kanan atau klik kanan pilih Add New Vehicle Input
Untuk memunculkan jendela vehicle input :
Klik menu Vehicle Input pada Network Object – klik kanan – klik
Show List
Pengaturan Vehicle Input dapat dilihat pada Gambar 3.11 sebagai
berikut.
3. Speed Distribution
Sebelum memasukkan speed distribution, ada beberapa langkah
yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu sebagai berikut.
Tabel 1 Data Kecepatan
34 Aplikasi Permodelan Lalu Lintas : PTV VISSIM 9.0
4. Vehicle Routes
Setelah Vehicle Input dan Vehicle Composition sudah selesai diinput
kemudian dilakukan proses rute. Rute berfungsi untuk membuat
pergerakan kendaraan. Langkah pengaturan rute adalah :
Klik Vehicle Routes pada Network Object - tekan CTRL + klik
kanan pada jalan yang akan dibuat rute (Start Point) – tarik
atau arahkan sesuai dengan rute masing-masing pergerakan
(End Point) – klik kiri – ESC
Pengaturan Vehicle Routes dapat dilihat pada Gambar 3.18 dan
Gambar 3.19.
1. Conflict Areas
Conflict Area digunakan untuk mengontrol kendaraan agar
tidak saling bertabrakan satu sama lain. Conflict Area juga dapat
digunakan untuk memprioritaskan kendaraan agar jalan terlebih
dahulu sesuai keinginan kita. Langkah untuk memunculkan
Conflict Area dapat dijalankan dengan cara :
Klik Conflict Area pada Network Object – Akan konflik pada link
dengan tanda warna kuning – tekan CTRL + klik kanan pada link
konflik warna kuning – salah satu link akan berwarna hijau dan
link lainnya berwarna merah atau keduanya berwana merah
Pemodelan Conflict Area dapat dilihat pada Gambar 3.21 dan
Gambar 3.22 sebagai berikut.
muncul menu seperti pada Gambar 3.25 lalu masukkan nama Signal
Controller yang anda inginkan – Klik Edit Signal Control maka akan
muncul menu seperti pada Gambar 3.26.
4. Measurement Definition
Measurement Definition berfungsi untuk pengelompokan data
collection measurement dan delay measurement sehingga data
collection points dan vehicle travel times yang sudah diatur dapat
keluar pada hasil running. Langkah untuk mengatur Measurement
Definition dapat dilakukan dengan cara:
Klik Evaluation pada Menu Bar – Klik Measurement Definition
– Klik Data Collection Measurement dan klik juga pada Delay
Measurement seperti pada Gambar 3.35 sehingga muncul
Jendela seperti Gambar 3.36 dan Gambar 3.37 – Klik kanan
“Add” – Add sesuai jumlah yang diinginkan untuk hasil analisis
– kelompokkan atau gabungkan point sehingga menyatu untuk
mendapatkan hasil running yang diinginkan
Langkah-langkah Dalam Mengoperasikan Software Vissim 49
Gambar 53 3D Models
Langkah-langkah Dalam Mengoperasikan Software Vissim 51
Klik Base Data – Klik Display Types – Klik kanan dan Klik Add,
seperti Gambar 3.42 – Akan muncul jendela seperti Gambar
3.43 – Isikan kolom nama, lalu ubah Fill Style dan Border Style,
ubah juga Fill Color dan Borde Color – Jika akan menggunakan
texture, klik pada kolom texture lalu cari texture yang akan
digunakan – klik OK
Double klik link yang akan diganti – pada bagian Display Types,
ubah sesuai display yang sudah dibuat tadi – Klik OK – Untuk
melihat hasilnya, gunakan tampilan 3D
4. Menambah marka jalan
Langkah untuk menambah marka jalan dapat dilakukan dengan
cara :
Klik Pavement pada Network Object – Klik kanan dan Klik “Add
New Pavement Marking” pada link/jalan yang akan di berikan
Pavement – akan muncul jendela seperti Gambar 3.44 – Pilih
jenis marka yang diinginkan – Klik OK
Tampilan Marka dapat dilihat pada Gambar 3.44 sebagai berikut.
22 2.25 2.66
23 1.28 1.9
24 2.43 3
25 3.85 2.67
Rata-rata 2.30 2.70 3.39
23 5.68 4.03
24 3.76 5.7
25 3.28 6.41
Rata-rata 3.85 5.49 5.91
24 4.3 4.54
25 3.65 4.19
Rata-rata 3.73 5.15 -
14 29 14 14
15 28 12 11
16 20 18 21
17 30 14 14
18 33 16 13
19 25 12 14
20 23 29 14
21 27 19 22
22 27 19 17
23 18 13 15
24 32 12 13
25 20 22 13
26 23 12 16
27 18 19 19
28 21 19 17
29 32 17 19
30 19 12 18
31 22 19 18
Rata-rata 26 17 15
Nilai rata-rata gaptime dari masing-masing lengan ini yang akan
digunakan sebagai input data pada pengaturan kolom (RearGapDef).
BAB IV
KALIBRASI DAN VALIDASI
A. Driving Behaviour
Perilaku pengemudi atau Driving Behaviour merupakan
parameter dari VISSIM yang secara langsung mempengaruhi kondisi
antar kendaraan. Driving Behaviour harus disesuaikan dengan kondisi
eksisting di lapangan agar simulasi yang dibuat pada software VISSIM
dapat mewakili kondisi lapangan. Pengaturan ini disebut proses
kalibrasi. Apabila hasilnya tidak mewakili kondisi di lapangan, maka
diperlukan pengaturan ulang atau kalibrasi agar sesuai kondisi di
lapangan dengan memasukan data survei lapangan. Langkah untuk
mengatur Driving Behaviour dapat dilakukan dengan cara:
Klik Base Data pada Menu Bar – Klik Driving Behaviour – Akan keluar
jendela seperti Gambar 4.1 – Klik kanan pada Urban (motorized)
– Klik Edit – Akan keluar jendela seperti Gambar 4.2 – Atur nilai
Average Standstill Distance, Additive Part of Safety Distance dan
Multiplic. Part of Safety Distance
C. LANGKAH-LANGKAH VALIDASI
Langkah-langkah dalam validasi sebagai berikut :
1. Random Seed
Nilai Random Seed adalah nilai yang menginisialisasi generator
bilangan acak. Jika nilai random seed divariasikan maka fungsi
stokastik di VISSIM akan merubah arus lalu lintas. Misalnya,
memungkinkan untuk mensimulasikan variasi stokastik
kedatangan kendaraan. Program akan menghitung mean
aritmatik dari hasil yang diperoleh.
70 Aplikasi Permodelan Lalu Lintas : PTV VISSIM 9.0
Kalibrasi
Random
Keterangan :
M : Jumlah kendaraan yang terhitung oleh VISSIM
C : Jumlah kendaraaan yang dapat dikeluarkan dalam running
Kalibrasi dan Validasi 75
Hasil uji statistik GEH memiliki rentang nilai untuk mengukur tingkat
pengujianya yaitu :
1. Nilai GEH di bawah 5 (kondisi terpenuhi: tidak ada masalah)
2. Nilai GEH antara 5 dan 10 (perhatian, mungkin perlu diselidiki lebih
lanjut. Bisa dikatakan bahwa pada kondisi ini model error.)
3. Nilai GEH di atas 10 (tidak memenuhi persyaratan GEH,
menandakan masalah)
Proses uji statistik GEH dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Klik Base Data pada Menu Bar – Klik User-defined Attributes – Akan
muncul kotak – User-defined Attributes di bawah– Kemudian klik
tanda (+) – Kemudian atur uji statistik GEH
E. Mengatur Validasi
Saat melakukan running, seringkali mengalami kendala dalam
proses validasi. Volume kendaraan yang keluar selisihnya terpaut jauh
dari input kendaraan. Pada contoh berikut akan diketahui kinerja pada
simpang, sehingga validasi volume dilakukan pada mulut simpang,
dengan Data Collection Point (DCP) di letakkan di mulut simpang. Akan
tetapi, sering terjadi data yang keluar di DCP tidak sesuai dengan data
survey di lapangan. Ada beberapa cara untuk menyiasati hal tersebut,
diantaranya sebagai berikut.
1. Memperpanjang Link
Tujuan cara ini agar kendaraan yang keluar pada lokasi penelitian
tidak langsung banyak. Jika kendaraan yang keluar dari lokasi
penelitian langsung banyak, maka akan mengakibatkan
kemacetan yang menyebabkan terhambatnya kendaraan yang
keluar dari titik input. Perletakan vehicle input kondisi sesuai
eksisting dan perpanjangan link dapat dilihat pada gambar 4.12.
Namun, pada gambar 4.13 akan dicari data kinerja, misalnya
terkait volume pada simpang, namun vehicle input diletakkan jauh
dari mulut simpang.
1. Link
Untuk membuat perlintasan kereta api digunakan tools yang sama
dengan membuat jalan. Hanya saja, perbedaanya dari pengaturan
link yang dipilih yaitu Rail. Letakkan link (perlintasan keretapi)
pada perpotongan jalan yang sudah ada. Pengaturan pembuatan
link dapat dilihat pada Gambar 5.17, Gambar 5.18 dan Gambar 5.19
berikut.
3. Vehicle Composition
Setelah Volume Kendaraan, dibutuhkan komposisi setiap jenis
kendaraan beserta kecepatan kendaraanya pada jam puncak
sesuai dengan data yang telah didapat dari survei. Proses
pembuatan Vehicle Composition dilakukan dengan cara:
Klik Traffic pada Menu Bar - pilih Vehicle Composition – atur
komposisi kendaraan pada setiap Link
Untuk menambahkan kendaraan, klik “add” lalu pilih Tram untuk
memilih kereta api. Pengaturan Vehicle Composition dapat dilihat
pada Gambar 5.21 berikut.
Klik menu Priority Rules pada Network Object – klik link yang
akan di-input priority rules– tekan Ctrl+klik kanan atau klik
kanan dan pilih Add New Priority Rules
Dalam pembuatan perlintasan kereta api, letakkan priority rules
pada link yang akan berpotongan dengan perlintasan kereta api
(link-rail). Letakkan garis merah pada jalan tersebut yang nantinya
berfungsi mengatur titik kendaraan berhenti dan menunggu
kereta api melintas. Pengaturan Priority Rules dapat dilihat pada
Gambar 5.22 , Gambar 5.23 dan Gambar 5.24 berikut.
perlintasan kereta api yang sudah dibuat dapat dilihat pada menu
tampilan 3D pada VISSIM seperti yang terlihat pada Gambar 5.25
dan Gambar 5.26 berikut.
A. Data
Dalam rangka permodelan pada software VISSIM, dibutuhkan
input data supaya simulasi yang terjadi nantinya serupa dnegan
kondisi di lapangan. Data-data yang dibutuhkan adalah data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh dari survei lapangan. Data
sekunder didapat dari instansi terkait dan data penelitian lainnya yang
berhubungan dengan ruas jalan tersebut.
Dalam mencari data, dibutuhkan waktu yang tepat dengan
mempertimbangkan keadaan di lapangan. Dari segi cuaca maupun
efektifitas dalam pengambilan data.
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pengamatan
di lokasi penelitian pada kedua simpang, yang meliputi sebagai
berikut.
a. Volume kendaraan pada kondisi peak yang melewati setiap
lengan simpang, di mana dalam hal ini dilakukan pencatatan
menurut klasifikasi kendaraan dan arah pergerakan.
b. Jumlah fase dan waktu sinyal pada masing-masing simpang.
c. Kondisi geometrik, pembagian jalur, dan jarak antar simpang.
d. Lingkungan simpang yang diamati secara visual.
e. Kecepatan Kendaraan
f. Driving Behaviour
108 Aplikasi Permodelan Lalu Lintas : PTV VISSIM 9.0
2. Data Sekunder
Data sekunder berupa peta jaringan jalan kota pada lokasi yang
akan dilakukan simulasi, yang didapatkan dari instansi terkait,
misalnya dipergunakan untuk memperlihatkan kedudukan
simpang yang ditinjau diantara simpang-simpang lainnya. Data
tersebut digunakan sebagai gambaran tentang kaki-kaki simpang
yang ditinjau berada dalam jaringan jalan dengan kelas fungsi
pada tingkat tertentu.
2. Waktu Sinyal
Survei waktu sinyal dilakukan untuk mengetahui pengaturan tiap-
tiap waktu pada masing-masing simpang bersinyal. Survei ini
dilakukan dengan pengukuran langsung di tiap kaki pada masing-
masing simpang dengan menggunakan stopwatch atau dengan
cara melihat langsung waktu siklus yang tertera di traffic light.
Data yang diambil adalah waktu hijau, waktu merah, dan waktu
antar hijau.
3. Geometrik Simpang
Survei geometrik simpang dilakukan untuk mengetahui keadaan
di persimpangan secara geometrik. Cara yang dilakukan adalah
pengukuran langsung di lapangan menggunakan alat ukur walking
measure dan roll meter. Beberapa hal yang diukur adalah sebagai
berikut.
a. Jumlah lajur masuk.
b. Jumlah lajur keluar.
c. Lebar lajur masuk.
d. Lebar lajur keluar.
e. Pembagian lajur.
f. Ada atau tidaknya median dan lebarnya.
Survey yang Dibutuhkan 113
Keterangan:
Selain menggunakan pilox, metode lain yang dapat dilakukan
adalah saat mengukur jarak depan-belakang dan samping kanan-
kiri antar kendaraan, surveyor sebelumnya menandai jalan
dengan menempel selotip berwarna yang mudah dilepas kembali
di titik-titik yang diinginkan dengan rentang jarak yang ditentukan
supaya dapat memperoleh hasil jarak depan-belakang antar
kendaraan. Pada survei depan-belakang selotip diletakkan secara
memanjang jalan dan samping kanan-kiri penempatan selotip
berwarna tadi dilakukan secara melintang searah lebar ruas jalan
dengan rentang jarak yang sudah ditentukan.
5. Survei Kecepatan Kendaraan
Survei data kecepatan kendaraan diperoleh langsung dari
pengamatan di lapangan dengan jarak yang sudah ditentukan.
Jarak pengamatan di lakukan di lengan-lengan simpang pada
jarak sekitar 50 m sebelum simpang dengan cara waktu tempuh
kendaraan dalam jarak 20 m. Survei kecepatan diambil dengan
jumlah sampel yaitu 5 kendaraan berat, 10 kendaraan ringan,
dan 20 sepeda motor. Pengambilan survei kecepatan kendaraan
dilakukan pada waktu jam puncak dan selama jam puncak
berlangsung.
Keterangan:
Pengambilan data kecepatan dengan menentukan titik awal
dimana titik saat kendaraan garis start dan surveyor sudah
menghidupkan stopwatch dan menghentikan stopwatch pada
saat kendaraan melewati garis finish. Jarak titik garis awal dan
garis akhir ditentukan berjarak 20 meter yang memiliki rentang
jarak 200 meter dari simpang.
116 Aplikasi Permodelan Lalu Lintas : PTV VISSIM 9.0
BAB VII
SOAL LATIHAN
A. DATA SURVEY
Dalam bab ini akan membahas mengenai latihan membuat
suatu model lalulintas sederhana. Adapun data yang diperlukan tertera
sebagai berikut.
1. Lokasi yang ditinjau
2. Data Geometri
3 , lebar lajur 2,7 m dan tipe kendaraan yang bisa melewati link
seperti pada Gambar 6.3 – klik OK.
7. Pembuatan connector
Klik link pada jalan Diponegoro sebagai asal yang akan di beri
connector – tekan tombol Ctrl pada Keyboard dan klik kanan
pada Mouse secara bersamaan – tarik dan arahkan pada link
yang searah pada jalan Tentara Pelajar sebagai tujuan.
14. Pembuatan Data Collection Point, Vehicle travel time, dan queue
counters
Klik Data Collection Points pada Network Objects – pilih dan
klik kiri link Jalan Diponegoro yang akan ditempatkan DCP
– Klik kanan dan klik Add New Data Collection Point atau klik
CTRL+Klik kanan pada mouse – Pengaturan DCP ini dilakukan
perlajur - atur penempatan DCP dengan cara menggeser garis
DCP - Beri nama sesuai keinginan untuk memudahkan dalam
pembacaan hasil running.