Anda di halaman 1dari 37

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP


NOMOR 14 TAHUN 2010
TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA


LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
KABUPATEN CILACAP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka terbentuknya organisasi perangkat daerah
yang efektif, efisien, rasional dan proporsional sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan daerah berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah, maka susunan organisasi dan tata kerja
Lembaga Teknis Daerah dan Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu Kabupaten Cilacap sebagaimana diatur dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 20 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Cilacap perlu
ditinjau kembali;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
huruf a, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten
Cilacap tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Cilacap;

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah – Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa
Tengah (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Agustus
1950);
2. Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
3. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844) ;
4. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

1
5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4741);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan
Polisi Pamong Praja;
9. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,
Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-
undangan;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 17 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Cilacap (Lembaran
Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2008 Nomor 17, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 25).

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN CILACAP
dan
BUPATI CILACAP

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG ORGANISASI DAN TATA


KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN SATUAN POLISI
PAMONG PRAJA KABUPATEN CILACAP.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Cilacap ;
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan unsur Perangkat Daerah sebagai
penyelenggara pemerintahan daerah;
3. Bupati adalah Bupati Cilacap ;
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap ;
5. Lembaga Teknis Daerah adalah Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Cilacap ;
6. Satuan Polisi Pamong Praja adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Cilacap;

2
7. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah Unit Pelaksana
Teknis pada Badan Kabupaten Cilacap;
8. Instalasi merupakan fasilitas penyelenggaraan pelayanan dan keperawatan,
pelayanan penunjang medis, kegiatan penelitian, pengembangan, pendidikan,
pelatihan dan pemeliharaan sarana Rumah Sakit Umum Daerah;
9. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam satuan organisasi yang
dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan
tertentu serta bersifat mandiri ;
10. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kumpulan jabatan fungsional yang terdiri dari
sejumlah tenaga ahli dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai
kelompok sesuai keahliannya.

BAB II
PEMBENTUKAN

Pasal 2

Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi
Pamong Praja, yang terdiri dari :
a. Badan terdiri, dari :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
2. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;
3. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak dan Keluarga Berencana;
4. Badan Lingkungan Hidup;
5. Badan Kepegawaian Daerah;
6. Badan Pendidikan, Pelatihan, Arsip dan Perpustakaan Daerah;
7. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu.
b. Inspektorat Kabupaten ;
c. Rumah Sakit Umum Daerah, terdiri dari :
1. Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap;
2. Rumah Sakit Umum Daerah Majenang;
d. Satuan Polisi Pamong Praja

BAB III
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI

Bagian Pertama
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Pasal 3

(1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana


penyelenggaraan pemerintahan daerah;
(2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.

3
Pasal 4

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan


penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan,
statistik, penelitian dan pengembangan daerah.

Pasal 5

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Badan Perencanaan


Pembangunan Daerah menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan serta penelitian
dan pengembangan daerah ;
b. pengordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
perencanaan pembangunan serta penelitian dan pengembangan daerah ;
d. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan serta
penelitian dan pengembangan daerah ; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Pasal 6

(1) Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari :


a. Kepala ;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan;
2. Subbagian Keuangan ;
3. Subbagian Umum.
c. Bidang Statistik, Penelitian dan Pengembangan, terdiri dari :
1. Subbidang Statistik dan Pelaporan ;
2. Subbidang Penelitian dan Pengembangan.
d. Bidang Ekonomi, terdiri dari :
1. Subbidang Pengembangan Dunia Usaha, Industri dan Pariwisata ;
2. Subbidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
e. Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya, terdiri dari :
1. Subbidang Sosial Budaya ;
2. Subbidang Pemerintahan dan Kependudukan.
f. Bidang Prasarana dan Pengembangan Wilayah, terdiri dari :
1. Subbidang Prasarana Wilayah ;
2. Subbidang Tata Ruang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Sekretaris
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
(3) Bidang – Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan melalui Sekretaris.

4
(4) Subbagian – Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris.
(5) Subbidang – Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang yang bersangkutan.
(6) Bagan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Pasal 7

(1) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik merupakan unsur pendukung tugas Bupati di
bidang kesatuan bangsa dan politik .
(2) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 8

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kesatuan bangsa dan politik.

Pasal 9

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Badan Kesatuan


Bangsa dan Politik menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang kesatuan bangsa dan politik;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
kesatuan bangsa dan politik;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesatuan bangsa dan politik; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Pasal 10

(1) Susunan Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, terdiri dari :
a. Kepala ;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Umum.
c. Bidang Pengembangan Wawasan Kebangsaan, terdiri dari :
1. Subbidang Ideologi dan Bela Negara;
2. Subbidang Kewaspadaan Nasional;

5
d. Bidang Fasilitasi Politik dan Keamanan, terdiri dari :
1. Subbidang Penanganan Masalah Strategis ;
2. Subbidang Komunikasi dan Partisipasi Politik;
e. Bidang Ketahanan Bangsa, terdiri dari :
1. Subbidang Sosial, Ekonomi,Seni Budaya dan Agama;
2. Subbidang Masalah Sosial Kemasyarakatan;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Sekretaris
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
(3) Bidang – Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan melalui Sekretaris.
(4) Subbagian – Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris.
(5) Subbidang – Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang yang bersangkutan.
(6) Bagan Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.

Bagian Ketiga
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana

Pasal 11

(1) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan


Anak dan Keluarga Berencana merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan
keluarga berencana.
(2) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak dan Keluarga Berencana dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 12

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan


Keluarga Berencana mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan,
perlindungan anak dan keluarga berencana.

Pasal 13

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Badan


Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan
perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana;

6
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan
keluarga berencana;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat,
pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Pasal 14

(1) Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan


Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana, terdiri dari :
a. Kepala ;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Umum.
c. Bidang Pengembangan Ekonomi Kerakyatan dan Potensi Desa, terdiri dari :
1. Subbidang Pengembangan Ekonomi dan Kelembagaan Desa;
2. Subbidang Pengembangan Potensi Desa dan Teknologi Tepat Guna;
d. Bidang Sumber Daya dan Pemukiman Desa, terdiri dari :
1. Subbidang Sumber Daya, Sarana dan Prasarana Desa
2. Subbidang Penataan Lingkungan dan Pemukiman Desa
e. Bidang Pemberdayaan Perempuan, terdiri dari :
1. Subbidang Pengarusutamaan Gender ;
2. Subbidang Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan ;
f. Bidang Kesejahteraan dan Perlindungan Anak, terdiri dari :
1. Subbidang Perlindungan Anak ;
2. Subbidang Peningkatan Kualitas Hidup Anak ;
g. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, terdiri dari :
1. Subbidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi ;
2. Subbidang Keluarga Sejahtera ;
h. Bidang Data Informasi dan Peranserta Masyarakat, terdiri dari :
1. Subbidang Pengolahan Data, Evaluasi dan Informasi Program ;
2. Subbidang Peningkatan Peranserta Masyarakat, Advokasi, Komunikasi,
Informasi dan Edukasi ;
i. UPT, terdiri dari ;
1. UPT Jeruklegi, terdiri dari :
a. Kepala ;
b. Subbagian Tata Usaha.
2. UPT Kroya , terdiri dari :
a. Kepala ;
b. Subbagian Tata Usaha.
3. UPT Sidareja, terdiri dari :
a. Kepala ;
b. Subbagian Tata Usaha.

7
4. UPT Majenang, terdiri dari :
a. Kepala ;
b. Subbagian Tata Usaha.
i. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Sekretaris
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
(3) Bidang – Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan melalui Sekretaris.
(4) Subbagian – Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris.
(5) Subbidang – Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang yang bersangkutan.
(6) UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang
Kepala UPT yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan
melalui Sekretaris.
(7) Subbagian Tata Usaha pada UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-
masing dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala UPT.
(8) Bagan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Keempat
Badan Lingkungan Hidup

Pasal 15

(1) Badan Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang
lingkungan hidup.
(2) Badan Lingkungan Hidup dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 16

Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan


pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup.

Pasal 17

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Badan Lingkungan
Hidup menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
lingkungan hidup ;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup ; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

8
Pasal 18

(1) Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup, terdiri dari :


a. Kepala ;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Umum.
c. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, terdiri dari :
1. Subbidang Pengendalian Pencemaran Air, Tanah dan Laut ;
2. Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara, Limbah Padat dan Limbah
Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).
d. Bidang Konservasi dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan, terdiri dari :
1. Subbidang Konservasi Sumber Daya Alam ;
2. Subbidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan.
e. Bidang Pengkajian Dampak dan Penaatan Lingkungan, terdiri dari :
1. Subbidang Pengkajian Dampak Lingkungan;
2. Subbidang Penaatan Lingkungan.
f. UPT Laboratorium Lingkungan, terdiri dari :
1. Kepala ;
2. Subbagian Tata Usaha.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Sekretaris
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
(3) Bidang – Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan melalui Sekretaris.
(4) Subbagian – Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris.
(5) Subbidang – Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang yang bersangkutan.
(6) UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang
Kepala UPT yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan
melalui Sekretaris.
(7) Subbagian Tata Usaha pada UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-
masing dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala UPT.
(8) Bagan Organisasi Badan Lingkungan Hidup sebagaimana tercantum dalam
Lampiran IV merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kelima
Badan Kepegawaian Daerah

Pasal 19

(1) Badan Kepegawaian Daerah merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang
manajemen kepegawaian.
9
(2) Badan Kepegawaian Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 20

Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan


pelaksanaan kebijakan daerah di bidang manajemen kepegawaian.

Pasal 21

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Badan


Kepegawaian Daerah menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang manajemen kepegawaian;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
manajemen kepegawaian;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang manajemen kepegawaian; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Pasal 23

(1) Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah, terdiri dari :


a. Kepala ;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Umum.
c. Bidang Pengembangan Pegawai, terdiri dari :
1. Subbidang Jabatan;
2. Subbidang Tugas Kedinasan dan Kesejahteraan Pegawai;
d. Bidang Mutasi, terdiri dari :
1. Subbidang Kenaikan Pangkat dan Pemberhentian Pegawai ;
2. Subbidang Formasi dan Mutasi Pegawai;
e. Bidang Informasi dan Pelayanan Kepegawaian, terdiri dari :
1. Subbidang Informasi Kepegawaian;
2. Subbidang Pelayanan Kepegawaian;
f. Bidang Pembinaan dan Pendayagunaan Pegawai, terdiri dari :
1. Subbidang Pembinaan Pegawai;
2. Subbidang Pendayagunaan Pegawai;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Sekretaris
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
(3) Bidang – Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan melalui Sekretaris.
(4) Subbagian – Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris.
10
(5) Subbidang – Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang yang bersangkutan.
(6) Bagan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran V merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Keenam
Badan Pendidikan, Pelatihan, Arsip dan Perpustakaan Daerah

Pasal 24

(1) Badan Pendidikan, Pelatihan, Arsip dan Perpustakaan Daerah merupakan unsur
pendukung tugas Bupati di bidang pendidikan, pelatihan, arsip dan perpustakaan
daerah.
(2) Badan Pendidikan, Pelatihan, Arsip dan Perpustakaan Daerah dipimpin oleh
seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 25

Badan Pendidikan, Pelatihan, Arsip dan Perpustakaan Daerah mempunyai tugas


melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pendidikan,
pelatihan, arsip dan perpustakaan daerah.

Pasal 26

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Badan


Pendidikan, Pelatihan, Arsip dan Perpustakaan Daerah menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan, pelatihan, arsip dan
perpustakaan daerah ;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
pendidikan, pelatihan, arsip dan perpustakaan daerah ;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendidikan, pelatihan, arsip dan
perpustakaan daerah; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Pasal 27

(1) Susunan Organisasi Badan Pendidikan, Pelatihan, Arsip dan Perpustakaan


Daerah, terdiri dari :
a. Kepala ;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Umum.
c. Bidang Pendidikan dan Pelatihan, terdiri dari :
1. Subbidang Pengajaran ;
2. Subbidang Kesiswaan;
11
d. Bidang Kearsipan, terdiri dari :
1. Subbidang Pembinaan dan Pengembangan Arsip;
2. Subbidang Penyelamatan dan Kelestarian Arsip.
e. Bidang Perpustakaan, terdiri dari :
1. Subbidang Pelayanan dan Informasi Perpustakaan;
2. Subbidang Pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan.
f. Kelompok Jabatan Fungsional
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Sekretaris
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
(3) Bidang – Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan melalui Sekretaris.
(4) Subbagian – Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris.
(5) Subbidang – Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang yang bersangkutan.
(6) Bagan Organisasi Badan Pendidikan, Pelatihan, Arsip dan Perpustakaan Daerah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketujuh
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu

Pasal 28

(1) Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu merupakan unsur pendukung
tugas Bupati di bidang penanaman modal dan perizinan terpadu.
(2) Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu dipimpin oleh seorang Kepala
Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.

Pasal 29

Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu mempunyai tugas melaksanakan


koordinasi serta menyelenggarakan pelayanan administrasi dibidang penanaman modal
dan perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi,
simplifikasi, keamanan dan kepastian.

Pasal 30

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Badan


Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu, menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang penanaman modal dan perizinan terpadu;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
penanaman modal dan perizinan terpadu;
c. pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang penanaman modal di daerah;
d. pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perizinan;
e. pembuatan peta penanaman modal daerah;
f. pengembangan peluang dan potensi penanaman modal di daerah dengan
memberdayakan badan usaha;

12
g. pelaksanaan promosi penanaman modal daerah;
h. penyelenggaraan pelayanan administrasi dan proses pelayanan perizinan;
i. pengawasan, pengendalian dan evalausi pelayanan perizinan;
j. penandatanganan perizinan atas nama Bupati berdasarkan pendelegasian
wewenang dari Bupati;
k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Pasal 31

(1) Susunan Organisasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu, terdiri dari :
a. Kepala ;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Umum.
c. Bidang Penanaman Modal
1. Subbidang Promosi;
2. Subbidang Kerjasama;
d. Bidang Pelayanan;
e. Bidang Pengawasan dan Pengendalian;
f. Tim Teknis;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Sekretaris
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
(3) Bidang – Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan melalui Sekretaris.

(4) Subbagian – Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing


dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris.
(5) Subbidang – Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang yang bersangkutan.
(6) Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari pejabat/pegawai
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terkait yang mempunyai kompetensi dan
kemampuan sesuai dengan bidangnya, yang bertanggung jawab kepada Kepala
Badan melalui Kepala Bidang yang bersesuaian.
(7) Bagan Organisasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu sebagaimana
tercantum dalam Lampiran VII merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedelapan
Inspektorat Kabupaten

Pasal 32

(1) Inspektorat Kabupaten merupakan unsur pengawas penyelenggaraan


pemerintahan daerah.

13
(2) Inspektorat Kabupaten dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara teknis administratif
mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.

Pasal 33

Inspektorat Kabupaten mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap


pelaksanaan urusan pemerintahan, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan
pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

Pasal 34

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, Inspektorat


Kabupaten menyelenggarakan fungsi :
a. perencanaan program pengawasan ;
b. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan ;
c. pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Pasal 35

(1) Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Kabupaten, terdiri dari :
a. Inspektur ;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan;
2. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan;
3. Subbagian Administrasi dan Umum.
c. Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan dan Aparatur, terdiri dari:
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan ;
2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Aparatur.
d. Inspektur Pembantu Bidang Pembangunan, terdiri dari :
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan Sarana dan
Prasarana Umum ;
2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan Sarana dan
Prasarana Lainnya.
e. Inspektur Pembantu Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Sosial, terdiri
dari :
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Perekonomian;
2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kesejahteraan Sosial.
f. Inspektur Pembantu Bidang Keuangan dan Pengelolaan Aset Daerah, terdiri
dari :
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Keuangan;
2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pengelolaan Aset Daerah.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Sekretaris
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Inspektur.

14
(3) Inspektur Pembantu – Inspektur Pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
masing-masing dipimpin oleh seorang Inspektur Pembantu yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Inspektur.
(4) Subbagian – Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris.
(5) Seksi – Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Inspektur Pembantu yang bersangkutan.
(6) Bagan Organisasi Inspektorat Kabupaten sebagaimana tercantum dalam Lampiran
VIII merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kesembilan
Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap

Pasal 36

(1) Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap merupakan unsur pendukung tugas Bupati di
bidang pelayanan kesehatan.
(2) Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 37

Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap mempunyai tugas memberikan pelayanan


kesehatan perorangan secara paripurna melalui penyediaan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat.

Pasal 38

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Rumah Sakit Umum
Daerah Cilacap menyelenggarakan fungsi :
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan;
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan
yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis ;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

15
Pasal 39

(1) Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap, terdiri dari :
a. Direktur ;
b. Wakil Direktur Bidang Umum dan Keuangan, terdiri dari :
1. Bagian Program dan Pengembangan, terdiri dari ;
1. Subbagian Bina Program, Penelitian dan Pengembangan Rumah Sakit ;
2. Subbagian Peningkatan Sumber Daya Manusia, Hukum dan Hubungan
Masyarakat;
2. Bagian Keuangan, terdiri dari ;
1. Subbagian Anggaran dan Perbendaharaan;
2. Subbagian Akuntansi dan Verifikasi.
3. Bagian Umum, terdiri dari :
1. Subbagian Tata Usaha dan Kepegawaian ;
2. Subbagian Rumah Tangga dan Logistik.
c. Wakil Direktur Bidang Pelayanan, terdiri dari :
1. Bidang Pelayanan Medis;
2. Bidang Pelayanan Keperawatan;
3. Bidang Pelayanan Penunjang Medis.
d. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Wakil Direktur – Wakil Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-
masing dipimpin oleh seorang Wakil Direktur yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur.
(3) Bagian – Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Wakil Direktur Umum dan Keuangan.
(4) Bidang – Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Wakil Direktur Bidang Pelayanan.
(5) Subbagian – Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bagian.
(7) Bagan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap sebagaimana tercantum
dalam Lampiran IX merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.

Bagian Kesepuluh
Rumah Sakit Umum Daerah Majenang

Pasal 40

(1) Rumah Sakit Umum Daerah Majenang merupakan unsur pendukung tugas Bupati
di bidang pelayanan kesehatan.
(2) Rumah Sakit Umum Daerah Majenang dipimpin oleh seorang Direktur yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

16
Pasal 41

Rumah Sakit Umum Daerah Majenang mempunyai tugas memberikan pelayanan


kesehatan perorangan secara paripurna melalui penyediaan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat.

Pasal 42

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Rumah Sakit
Umum Daerah Majenang menyelenggarakan fungsi :
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan;
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis ;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Pasal 43

(1) Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Majenang, terdiri dari :
a. Direktur ;
b. Bagian Umum, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Pelayanan, terdiri dari :
1. Seksi Pelayanan Medis dan Penunjang Medis ;
2. Seksi Pembinaan Mutu dan Etika Pelayanan.
d. Bidang Keperawatan, terdiri dari :
1. Seksi Bimbingan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan;
2. Seksi Pelayanan Keperawatan.
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Kepala
Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
(3) Bidang – Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur.
(4) Subbagian – Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bagian.
(5) Seksi – Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang.
(6) Bagan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Majenang sebagaimana tercantum
dalam Lampiran X merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.
17
Pasal 44

Pengaturan Instalasi, Komite Medis dan Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum
Daerah secara teknis ditetapkan oleh Direktur.

Bagian Kesebelas
Satuan Polisi Pamong Praja

Pasal 45

(1) Satuan Polisi Pamong Praja merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang
penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah, ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat.
(2) Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 46
Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas menegakkan Peraturan Daerah,
Peraturan Kepala Daerah, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat serta perlindungan masyarakat.

Pasal 47

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Satuan Polisi
Pamong Praja menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan program dan pelaksanaan penegakan Peraturan Daerah, Peraturan
Kepala Daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
serta perlindungan masyarakat;
b. pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala
Daerah;
c. pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat;
d. pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat;
e. pelaksanaan koordinasi penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala
Daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah,
dan/atau aparatur lainnya;
f. pengawasan terhadap masyarakat, aparatur atau badan hukum agar mematuhi dan
menaati Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Pasal 48

(1) Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja, terdiri dari :


a. Kepala ;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Umum.
c. Bidang Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, terdiri
dari :
1. Subbidang Pembinaan dan Pengawasan;
2. Subbidang Penindakan ;

18
d. Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat, terdiri dari :
1. Subbidang Pembinaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat ;
2. Subbidang Penertiban;
e. Bidang Perlindungan Masyarakat, terdiri dari :
1. Subbidang Pengerahan dan Pemberdayaan;
2. Subbidang Pembinaan Kesamaptaan;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Sekretaris
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Polisi
Pamong Praja.
(3) Bidang – Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja melalui Sekretaris.
(4) Subbagian – Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris.
(5) Subbidang – Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang yang bersangkutan.
(6) Bagan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana tercantum dalam
Lampiran XI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 49

(1) Rincian tugas dan fungsi Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
(2) Ketentuan lain mengenai Satuan Polisi Pamong Praja mendasarkan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja
dan peraturan perundangan lain yang masih berlaku yang mengatur ketentuan
teknis lainnya terkait dengan Satuan Polisi Pamong Praja.

BAB IV
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 50

(1) Pada Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja dapat ditetapkan
jabatan fungsional tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

(2) Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk dalam
Kelompok Jabatan Fungsional.
(3) Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Kabupaten sesuai dengan keahlian dan
kebutuhan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur oleh Bupati sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

19
BAB V
ESELON

Pasal 51

(1) Kepala Badan, Inspektur, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Cilacap merupakan Jabatan Struktural Eselon II b.
(2) Sekretaris, Inspektur Pembantu, Wakil Direktur pada Rumah Sakit Umum Daerah
Cilacap dan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Majenang merupakan Jabatan
Struktural Eselon III a.
(3) Kepala Bidang, Sekretaris pada Satuan Polisi Pamong Praja dan Kepala Bagian
pada Rumah Sakit Umum Daerah merupakan Jabatan Struktural Eselon III b.
(4) Kepala Subbagian, Kepala Subbidang, Kepala Seksi dan Kepala UPT merupakan
Jabatan Struktural Eselon IV a.
(5) Kepala Subbagian Tata Usaha pada UPT merupakan Jabatan Struktural Eselon
IV b.

BAB VI
TATA KERJA

Pasal 52

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Badan, Inspektur, Kepala Satuan Polisi Pamong
Praja, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah, Sekretaris, Inspektur Pembantu, Wakil
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Subbagian,
Kepala Subbidang, Kepala Seksi, Kepala UPT dan Kelompok Jabatan Fungsional di
masing-masing Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi secara vertikal
dan horisontal baik dalam lingkungan Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi
Pamong Praja maupun satuan kerja perangkat daerah lainnya sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya masing masing.

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 53

(1) Pelaksanaan tugas Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja
berdasarkan Peraturan Daerah ini mulai berlaku efektif tanggal 1 Januari 2011.
(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka bagi pejabat Struktural yang dilantik
berdasarkan Peraturan Daerah terdahulu masih tetap melaksanakan tugas dan
kewajiban serta diberikan hak kepegawaian dan hak administrasi lainnya sampai
dengan tanggal 31 Desember 2010.

Pasal 54

Pejabat struktural eselon IIIa pada semua Satuan Kerja Perangkat Daerah sebelum
Peraturan Daerah ini ditetapkan, apabila dilantik menjadi Kepala Bidang dan Sekretaris
pada Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan Peraturan Daerah ini, tetap diberikan
hak kepegawaian dan hak administrasi lainnya dalam jabatan struktural Eselon IIIa.

20
Pasal 55

Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja yang didukung oleh kelompok
jabatan fungsional, dapat dilakukan penyerasian dan rasionalisasi struktur organisasi.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 56

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, maka Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Cilacap (Lembaran Daerah Kabupaten
Cilacap Tahun 2008 Nomor 28) dan Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 3
Tahun 2007 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap
Tahun 2007 Nomor 3) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 57

Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.

Pasal 58

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap.

Disahkan di Cilacap
pada tanggal 7 Oktober 2010

WAKIL BUPATI CILACAP,

Cap ttd

TATTO SUWARTO PAMUJI

CILACAP,

Diundangkan di Cilacap
pada tanggal 13 Desember 2010

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN CILACAP

Cap ttd

M. MUSLICH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN 2010 NOMOR 14

21
PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP


NOMOR 14 TAHUN 2010

TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA


LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
KABUPATEN CILACAP

I. PENJELASAN UMUM

Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang


Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah menyatakan bahwa
“Apabila dipandang perlu perubahan besaran organisasi berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007, dapat dilakukan setelah organisasi perangkat
daerah ditetapkan dan dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007.

Mendasarkan pada ketentuan tersebut dan dengan mempertimbangkan


faktor-faktor efektifitas, efisiensi, rasionalitas dan proporsionalitas lembaga
perangkat daerah, maka Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Cilacap yang telah
dibentuk dengan Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 20 Tahun 2008
tanggal 27 September 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Cilacap perlu dikaji
dan ditata kembali besaran organisasinya sesuai dengan perkembangan dan
perubahan kebutuhan yang terjadi dalam masyarakat (aspek empiris), perubahan
beban kerja serta perubahan dari aspek yuridis seperti : terbitnya Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja, yang
mengamanatkan bahwa bentuk maupun besaran organisasi perangkat daerah
harus disesuaikan.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Huruf a Cukup jelas.
Huruf b Cukup jelas.

22
Huruf c
Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap sebagaimana dimaksud dalam huruf d.1 ini
adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B sebagaimana Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia tanggal 8 Desember 1997 Nomor : 1807/ MENKES-
KESSOS/SK/2000 tanggal 26 Desember 2000 tentang Peningkatan Kelas Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Cilacap.

Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap sebagaimana dimaksud dalam huruf d.1 ini
adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B sebagaimana Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia tanggal 8 Desember 1997 Nomor : 1807/ MENKES-
KESSOS/SK/2000 tanggal 26 Desember 2000 tentang Peningkatan Kelas Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Cilacap.

Huruf d Cukup jelas.


Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.

23
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Ayat (1) Cukup jelas.
Ayat (2)
Inspektorat Kabupaten sebagai salah satu fungsi dalam penyelenggraan
pemerintahan daerah, dalam rangka akuntabilitas dan objektifitas hasil
pemeriksaan, dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada
Bupati, tetapi secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris
Daerah.
Pasal 33
Cukup jelas.

24
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.

25
Pasal 52
Yang dimaksud dengan “koordinasi” adalah peran serta para pejabat Struktural
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan kewenangannya
masing-masing.
Yang dimaksud dengan “integrasi” adalah penyelenggaraan fungsi-fungsi Lembaga
Teknis Daerah yang dilaksanakan secara terpadu dalam suatu organisasi Lembaga
Teknis Daerah.
Yang dimaksud dengan “sinkronisasi” adalah konsistensi pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi sesuai dengan norma, prinsip dan standar yang berlaku.
Yang dimaksud dengan “simplifikasi” adalah penyederhanaan pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi yang efisien, efektif, rasional dan proporsional.
Pasal 53
Ayat (1) Cukup Jelas
Ayat (2) Cukup Jelas
Pasal 54
Bagi pejabat yang sudah atau sebelumnya memangku jabatan struktural eselon IIIa
sebelum Peraturan Daerah ini ditetapkan, kemudian dilantik menjadi Kepala Bidang
dan Sekretaris pada Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan Peraturan Daerah
ini, maka kepada yang bersangkutan tetap diberikan hak-hak kepegawaian dan hak
administrasi lainnya dalam jabatan struktural eselon IIIa.

Jabatan struktural eselon III b Kepala Bidang dan Sekretaris pada Satuan Polisi
Pamong Praja efektif diberlakukan bagi pejabat baru yang dipromosikan.

Pasal 55
Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja yang didukung oleh
jabatan fungsional dilakukan penyerasian dan rasionalisasi struktur organisasi
dengan menghapus dan atau mengurangi jabatan struktural pada unit pelaksana.

Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN 2010 NOMOR 53

26
LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN CILACAP

KEPALA BADAN

SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN


PERENCA- KEUANGAN UMUM
NAAN

BIDANG BIDANG
STATISTIK, BIDANG BIDANG PRASARANA DAN
PENELITIAN DAN EKONOMI PEMERINTAHAN PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN DAN SOSIAL BUDAYA WILAYAH

SUBBIDANG SUBBIDANG SUBBIDANG SUBBIDANG


PENGEMBANGAN DUNIA
STATISTIK DAN USAHA, INDUSTRI DAN SOSIAL BUDAYA PRASARANA
PELAPORAN PARIWISATA WILAYAH

SUBBIDANG SUBBIDANG SUBBIDANG SUBBIDANG


PEMERINTAHAN TATA RUANG SUMBER
PENELITIAN DAN PERTANIAN, DAYA ALAM DAN
PENGEMBANGAN PERIKANAN DAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
KEHUTANAN KEPENDUDUKAN

WAKIL BUPATI CILACAP,

Cap ttd

TATTO SUWARTO PAMUJI

27
LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010

BAGAN ORGANISASI
BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
KABUPATEN CILACAP

KEPALA BADAN

SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN


PERENCANAAN KEUANGAN UMUM

BIDANG
BIDANG BIDANG
KETAHANAN BANGSA
PENGEMBANGAN FASILITASI POLITIK DAN
WAWASAN KEBANGSAAN KEAMANAN

SUBBIDANG SUBBIDANG SUBBIDANG


IDEOLOGI DAN BELA PENANGANAN MASALAH SOSIAL, EKONOMI, SENI
NEGARA STRATEGIS BUDAYA DAN AGAMA

SUBBIDANG SUBBIDANG SUBBIDANG


KEWASPADAAN KOMUNIKASI DAN MASALAH SOSIAL
NASIONAL PARTISIPASI POLITIK KEMASYARAKATAN

WAKIL BUPATI CILACAP,

Cap ttd

TATTO SUWARTO PAMUJI

28
LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010

BAGAN ORGANISASI
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN CILACAP

KEPALA BADAN

SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN


PERENCANAAN KEUANGAN UMUM

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DATA INFORMASI
EKONOMI DAN PEMUKIMAN PEREMPUAN DAN BERENCANA DAN DAN
KERAKYATAN DAN DESA PERLINDUNGAN KELUARGA PERANSERTA
POTENSI DESA ANAK SEJAHTERA MASYARAKAT

SUBBIDANG SUBBIDANG SUBBIDANG SUBBIDANG


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA, PENGARUS- SUBBIDANG SUBBIDANG PENGOLAHAN
EKONOMI DAN SARANA DAN UTAMAAN PERLINDUNGAN KELUARGA DATA, EVALUASI
KELEMBAGAAN PRASARANA GENDER ANAK BERENCANA DAN INFORMASI
DESA DESA DAN KESEHATAN PROGRAM
REPRODUKSI

SUBBIDANG SUBBIDANG SUBBIDANG SUBBIDANG


SUBBIDANG
PENGEMBANGAN PENATAAN SUBBIDANG PENINGKATAN
PENINGKATAN
KELUARGA PERANSERTA
POTENSI DESA LINGKUNGAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP SEJAHTERA MASYARAKAT,
DAN TEKNOLOGI DAN PEMUKIMAN KUALITAS HIDUP ANAK ADVOKASI,
TEPAT GUNA DESA DAN KOMUNIKASI,
PERLINDUNGAN INFORMASI DAN
PEREMPUAN EDUKASI

UPT
UPTD

SUBBAGIAN WAKIL BUPATI CILACAP,


TATA USAHA

Cap ttd

TATTO SUWARTO PAMUJI

29
LAMPIRAN IV : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010

BAGAN ORGANISASI
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN CILACAP

KEPALA BADAN

SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN


PERENCANAAN KEUANGAN UMUM

BIDANG BIDANG BIDANG


PENGENDALIAN KONSERVASI DAN PENGKAJIAN DAMPAK DAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN KERUSAKAN PENAATAN LINGKUNGAN
LINGKUNGAN

SUBBIDANG SUBBIDANG SUBBIDANG


PENGENDALIAN KONSERVASI SUMBER PENGKAJIAN DAMPAK
PENCEMARAN AIR , TANAH DAYA ALAM LINGKUNGAN
DAN LAUT

SUBBIDANG SUBBIDANG SUBBIDANG


PENGENDALIAN PENCEMARAN PENGENDALIAN KERUSAKAN PENAATAN LINGKUNGAN
UDARA , LIMBAH PADAT DAN
LINGKUNGAN
LIMBAH BAHAN BERACUN DAN
BERBAHAYA (B3)

UPT

SUBBAGIAN
TATA USAHA

WAKIL BUPATI CILACAP,

Cap ttd

TATTO SUWARTO PAMUJI

30
LAMPIRAN V : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010

BAGAN ORGANISASI
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
KABUPATEN CILACAP

KEPALA BADAN

SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN


PERENCANAAN KEUANGAN UMUM

BIDANG BIDANG BIDANG


PENGEMBANGAN BIDANG INFORMASI DAN PEMBINAAN DAN
PEGAWAI MUTASI PELAYANAN PENDAYAGUNAAN
KEPEGAWAIAN PEGAWAI

SUBBIDANG SUBBIDANG SUBBIDANG SUBBIDANG


JABATAN KENAIKAN PANGKAT INFORMASI PEMBINAAN
DAN PEMBERHEN- KEPEGAWAIAN PEGAWAI
TIAN PEGAWAI

SUBBIDANG SUBBIDANG
SUBBIDANG SUBBIDANG
TUGAS KEDINASAN PELAYANAN
FORMASI DAN PENDAYAGUNAAN
DAN KESEJAH- KEPEGAWAIAN
MUTASI PEGAWAI PEGAWAI
TERAAN PEGAWAI

WAKIL BUPATI CILACAP,

Cap ttd

TATTO SUWARTO PAMUJI

31
LAMPIRAN VI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010

BAGAN ORGANISASI
BADAN PENDIDIKAN, PELATIHAN, ARSIP DAN
PERPUSTAKAAN DAERAH
KABUPATEN CILACAP

KEPALA BADAN

SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN


PERENCANAAN KEUANGAN UMUM

BIDANG BIDANG
PENDIDIKAN DAN BIDANG PERPUSTAKAAN
PELATIHAN KEARSIPAN

SUBBIDANG SUBBIDANG
SUBBIDANG PEMBINAAN DAN PELAYANAN DAN
PENGAJARAN PENGEMBANGAN INFORMASI
ARSIP PERPUSTAKAAN

SUBBIDANG
SUBBIDANG SUBBIDANG PENGELOLAAN DAN
KESISWAAN PENYELAMATAN DAN PENGEMBANGAN
KELESTARIAN ARSIP PERPUSTAKAAN

WAKIL BUPATI CILACAP,

Cap ttd

TATTO SUWARTO PAMUJI

32
LAMPIRAN VII : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010

BAGAN ORGANISASI
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU
KABUPATEN CILACAP

KEPALA BADAN

SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN


PERENCANAAN KEUANGAN UMUM

BIDANG BIDANG BIDANG


PENANAMAN MODAL PELAYANAN PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN

SUBBIDANG
PROMOSI TIM TEKNIS TIM TEKNIS

SUBBIDANG
KERJASAMA

WAKIL BUPATI CILACAP,

Cap ttd

TATTO SUWARTO PAMUJI

33
LAMPIRAN VIII : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI


INSPEKTORAT KABUPATEN CILACAP

INSPEKTUR

SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN


PERENCANAAN EVALUASI DAN ADMINISTRASI
PELAPORAN DAN UMUM

INSPEKTUR INSPEKTUR
PEMBANTU INSPEKTUR INSPEKTUR PEMBANTU PEMBANTU BIDANG
BIDANG PEMBANTU BIDANG BIDANG KEUANGAN DAN
PEMERINTAHAN PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN DAN
PENGELOLAAN ASET
DAN APARATUR KESEJAHTERAAN SOSIAL
DAERAH

SEKSI SEKSI PENGAWAS


PENGAWAS PEMERINTAH BIDANG SEKSI PENGAWAS SEKSI PENGAWAS
PEMERINTAH PEMBANGUNAN PEMERINTAH BIDANG PEMERINTAH BIDANG
BIDANG SARANA DAN PEREKONOMIAN KEUANGAN
PEMERINTAHAN PRASARANA UMUM

SEKSI SEKSI PENGAWAS


PENGAWAS PEMERINTAH BIDANG SEKSI PENGAWAS SEKSI PENGAWAS
PEMERINTAH PEMBANGUNAN PEMERINTAH BIDANG PEMERINTAH BIDANG
BIDANG APARATUR SARANA DAN KESEJAHTERAAN PENGELOLAAN ASET
PRASARANA LAINNYA SOSIAL DAERAH

WAKIL BUPATI CILACAP,

Cap ttd

TATTO SUWARTO PAMUJI

34
LAMPIRAN IX : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILACAP

DIREKTUR

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

WAKIL DIREKTUR WAKIL DIREKTUR


BIDANG UMUM DAN BIDANG
KEUANGAN PELAYANAN

BAGIAN BAGIAN BAGIAN BIDANG


PROGRAM DAN KEUANGAN UMUM PELAYANAN MEDIS
PENGEMBANGAN

BIDANG
SUBBAGIAN
BINA PROGRAM, SUBBAGIAN SUBBAGIAN PELAYANAN
PENELITIAN DAN ANGGARAN DAN TATA USAHA, KEPERAWATAN
PENGEMBANGAN PERBENDAHA- DAN
RUMAH SAKIT RAAN KEPEGAWAIAN

SUBBAGIAN BIDANG
PENINGKATAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN PELAYANAN PENUNJANG
SUMBER DAYA AKUNTANSI DAN RUMAH TANGGA MEDIS
MANUSIA, HUKUM DAN LOGISTIK
DAN HUBUNGAN
VERIFIKASI
MASYARAKAT

WAKIL BUPATI CILACAP,

Cap ttd

TATTO SUWARTO PAMUJI

35
LAMPIRAN X : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJENANG

DIREKTUR

KELOMPOK JABATAN BAGIAN UMUM


FUNGSIONAL

SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN


PERENCANAAN KEUANGAN UMUM DAN
KEPEGAWAIAN

BIDANG BIDANG
PELAYANAN KEPERAWATAN

SEKSI SEKSI
PELAYANAN MEDIS DAN BIMBINGAN PELAKSANAAN
PENUNJANG MEDIS ASUHAN KEPERAWATAN

SEKSI SEKSI
PEMBINAAN MUTU DAN PELAYANAN
ETIKA PELAYANAN KEPERAWATAN

WAKIL BUPATI CILACAP,

Cap ttd

TATTO SUWARTO PAMUJI

36
LAMPIRAN XI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI


SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
KABUPATEN CILACAP

KEPALA SATUAN

SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN


PERENCANAAN KEUANGAN UMUM

BIDANG
PENEGAKAN BIDANG BIDANG
PERDA DAN KETERTIBAN UMUM PERLINDUNGAN
PERATURAN KEPALA DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT
DAERAH MASYARAKAT

SUBBIDANG
SUBBIDANG PEMBINAAN SUBBIDANG
PEMBINAAN DAN KETERTIBAN UMUM PENGERAHAN DAN
PENGAWASAN DAN KETENTRAMAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

SUBBIDANG SUBBIDANG SUBBIDANG


PENINDAKAN PENERTIBAN PEMBINAAN
KESAMAPTAAN

WAKIL BUPATI CILACAP,

Cap ttd

TATTO SUWARTO PAMUJI

37

Anda mungkin juga menyukai