BUPATI CILACAP,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka terbentuknya organisasi perangkat daerah
yang efektif, efisien, rasional dan proporsional sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan daerah berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah, maka susunan organisasi dan tata kerja
Lembaga Teknis Daerah dan Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu Kabupaten Cilacap sebagaimana diatur dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 20 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Cilacap perlu
ditinjau kembali;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
huruf a, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten
Cilacap tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Cilacap;
1
5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4741);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan
Polisi Pamong Praja;
9. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,
Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-
undangan;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 17 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Cilacap (Lembaran
Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2008 Nomor 17, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 25).
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
2
7. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah Unit Pelaksana
Teknis pada Badan Kabupaten Cilacap;
8. Instalasi merupakan fasilitas penyelenggaraan pelayanan dan keperawatan,
pelayanan penunjang medis, kegiatan penelitian, pengembangan, pendidikan,
pelatihan dan pemeliharaan sarana Rumah Sakit Umum Daerah;
9. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam satuan organisasi yang
dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan
tertentu serta bersifat mandiri ;
10. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kumpulan jabatan fungsional yang terdiri dari
sejumlah tenaga ahli dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai
kelompok sesuai keahliannya.
BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2
Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi
Pamong Praja, yang terdiri dari :
a. Badan terdiri, dari :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
2. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;
3. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak dan Keluarga Berencana;
4. Badan Lingkungan Hidup;
5. Badan Kepegawaian Daerah;
6. Badan Pendidikan, Pelatihan, Arsip dan Perpustakaan Daerah;
7. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu.
b. Inspektorat Kabupaten ;
c. Rumah Sakit Umum Daerah, terdiri dari :
1. Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap;
2. Rumah Sakit Umum Daerah Majenang;
d. Satuan Polisi Pamong Praja
BAB III
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Pertama
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Pasal 3
3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
4
(4) Subbagian – Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris.
(5) Subbidang – Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang yang bersangkutan.
(6) Bagan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
Bagian Kedua
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Pasal 7
(1) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik merupakan unsur pendukung tugas Bupati di
bidang kesatuan bangsa dan politik .
(2) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 8
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kesatuan bangsa dan politik.
Pasal 9
Pasal 10
(1) Susunan Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, terdiri dari :
a. Kepala ;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Umum.
c. Bidang Pengembangan Wawasan Kebangsaan, terdiri dari :
1. Subbidang Ideologi dan Bela Negara;
2. Subbidang Kewaspadaan Nasional;
5
d. Bidang Fasilitasi Politik dan Keamanan, terdiri dari :
1. Subbidang Penanganan Masalah Strategis ;
2. Subbidang Komunikasi dan Partisipasi Politik;
e. Bidang Ketahanan Bangsa, terdiri dari :
1. Subbidang Sosial, Ekonomi,Seni Budaya dan Agama;
2. Subbidang Masalah Sosial Kemasyarakatan;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Sekretaris
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
(3) Bidang – Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan melalui Sekretaris.
(4) Subbagian – Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris.
(5) Subbidang – Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang yang bersangkutan.
(6) Bagan Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.
Bagian Ketiga
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
6
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan
keluarga berencana;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat,
pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Pasal 14
7
4. UPT Majenang, terdiri dari :
a. Kepala ;
b. Subbagian Tata Usaha.
i. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Sekretaris
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
(3) Bidang – Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan melalui Sekretaris.
(4) Subbagian – Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris.
(5) Subbidang – Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang yang bersangkutan.
(6) UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang
Kepala UPT yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan
melalui Sekretaris.
(7) Subbagian Tata Usaha pada UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-
masing dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala UPT.
(8) Bagan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Keempat
Badan Lingkungan Hidup
Pasal 15
(1) Badan Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang
lingkungan hidup.
(2) Badan Lingkungan Hidup dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 16
Pasal 17
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Badan Lingkungan
Hidup menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
lingkungan hidup ;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup ; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
8
Pasal 18
Bagian Kelima
Badan Kepegawaian Daerah
Pasal 19
(1) Badan Kepegawaian Daerah merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang
manajemen kepegawaian.
9
(2) Badan Kepegawaian Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 23
Bagian Keenam
Badan Pendidikan, Pelatihan, Arsip dan Perpustakaan Daerah
Pasal 24
(1) Badan Pendidikan, Pelatihan, Arsip dan Perpustakaan Daerah merupakan unsur
pendukung tugas Bupati di bidang pendidikan, pelatihan, arsip dan perpustakaan
daerah.
(2) Badan Pendidikan, Pelatihan, Arsip dan Perpustakaan Daerah dipimpin oleh
seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
Bagian Ketujuh
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Pasal 28
(1) Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu merupakan unsur pendukung
tugas Bupati di bidang penanaman modal dan perizinan terpadu.
(2) Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu dipimpin oleh seorang Kepala
Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
Pasal 29
Pasal 30
12
g. pelaksanaan promosi penanaman modal daerah;
h. penyelenggaraan pelayanan administrasi dan proses pelayanan perizinan;
i. pengawasan, pengendalian dan evalausi pelayanan perizinan;
j. penandatanganan perizinan atas nama Bupati berdasarkan pendelegasian
wewenang dari Bupati;
k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Pasal 31
(1) Susunan Organisasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu, terdiri dari :
a. Kepala ;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Umum.
c. Bidang Penanaman Modal
1. Subbidang Promosi;
2. Subbidang Kerjasama;
d. Bidang Pelayanan;
e. Bidang Pengawasan dan Pengendalian;
f. Tim Teknis;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Sekretaris
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
(3) Bidang – Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan melalui Sekretaris.
Bagian Kedelapan
Inspektorat Kabupaten
Pasal 32
13
(2) Inspektorat Kabupaten dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara teknis administratif
mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
(1) Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Kabupaten, terdiri dari :
a. Inspektur ;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan;
2. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan;
3. Subbagian Administrasi dan Umum.
c. Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan dan Aparatur, terdiri dari:
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan ;
2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Aparatur.
d. Inspektur Pembantu Bidang Pembangunan, terdiri dari :
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan Sarana dan
Prasarana Umum ;
2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan Sarana dan
Prasarana Lainnya.
e. Inspektur Pembantu Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Sosial, terdiri
dari :
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Perekonomian;
2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kesejahteraan Sosial.
f. Inspektur Pembantu Bidang Keuangan dan Pengelolaan Aset Daerah, terdiri
dari :
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Keuangan;
2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pengelolaan Aset Daerah.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Sekretaris
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Inspektur.
14
(3) Inspektur Pembantu – Inspektur Pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
masing-masing dipimpin oleh seorang Inspektur Pembantu yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Inspektur.
(4) Subbagian – Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris.
(5) Seksi – Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Inspektur Pembantu yang bersangkutan.
(6) Bagan Organisasi Inspektorat Kabupaten sebagaimana tercantum dalam Lampiran
VIII merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Kesembilan
Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap
Pasal 36
(1) Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap merupakan unsur pendukung tugas Bupati di
bidang pelayanan kesehatan.
(2) Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 37
Pasal 38
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Rumah Sakit Umum
Daerah Cilacap menyelenggarakan fungsi :
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan;
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan
yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis ;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
15
Pasal 39
(1) Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap, terdiri dari :
a. Direktur ;
b. Wakil Direktur Bidang Umum dan Keuangan, terdiri dari :
1. Bagian Program dan Pengembangan, terdiri dari ;
1. Subbagian Bina Program, Penelitian dan Pengembangan Rumah Sakit ;
2. Subbagian Peningkatan Sumber Daya Manusia, Hukum dan Hubungan
Masyarakat;
2. Bagian Keuangan, terdiri dari ;
1. Subbagian Anggaran dan Perbendaharaan;
2. Subbagian Akuntansi dan Verifikasi.
3. Bagian Umum, terdiri dari :
1. Subbagian Tata Usaha dan Kepegawaian ;
2. Subbagian Rumah Tangga dan Logistik.
c. Wakil Direktur Bidang Pelayanan, terdiri dari :
1. Bidang Pelayanan Medis;
2. Bidang Pelayanan Keperawatan;
3. Bidang Pelayanan Penunjang Medis.
d. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Wakil Direktur – Wakil Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-
masing dipimpin oleh seorang Wakil Direktur yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur.
(3) Bagian – Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Wakil Direktur Umum dan Keuangan.
(4) Bidang – Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Wakil Direktur Bidang Pelayanan.
(5) Subbagian – Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bagian.
(7) Bagan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap sebagaimana tercantum
dalam Lampiran IX merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.
Bagian Kesepuluh
Rumah Sakit Umum Daerah Majenang
Pasal 40
(1) Rumah Sakit Umum Daerah Majenang merupakan unsur pendukung tugas Bupati
di bidang pelayanan kesehatan.
(2) Rumah Sakit Umum Daerah Majenang dipimpin oleh seorang Direktur yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
16
Pasal 41
Pasal 42
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Rumah Sakit
Umum Daerah Majenang menyelenggarakan fungsi :
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan;
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis ;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Pasal 43
(1) Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Majenang, terdiri dari :
a. Direktur ;
b. Bagian Umum, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Pelayanan, terdiri dari :
1. Seksi Pelayanan Medis dan Penunjang Medis ;
2. Seksi Pembinaan Mutu dan Etika Pelayanan.
d. Bidang Keperawatan, terdiri dari :
1. Seksi Bimbingan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan;
2. Seksi Pelayanan Keperawatan.
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Kepala
Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
(3) Bidang – Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur.
(4) Subbagian – Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bagian.
(5) Seksi – Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang.
(6) Bagan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Majenang sebagaimana tercantum
dalam Lampiran X merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.
17
Pasal 44
Pengaturan Instalasi, Komite Medis dan Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum
Daerah secara teknis ditetapkan oleh Direktur.
Bagian Kesebelas
Satuan Polisi Pamong Praja
Pasal 45
(1) Satuan Polisi Pamong Praja merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang
penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah, ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat.
(2) Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 46
Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas menegakkan Peraturan Daerah,
Peraturan Kepala Daerah, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat serta perlindungan masyarakat.
Pasal 47
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Satuan Polisi
Pamong Praja menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan program dan pelaksanaan penegakan Peraturan Daerah, Peraturan
Kepala Daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
serta perlindungan masyarakat;
b. pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala
Daerah;
c. pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat;
d. pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat;
e. pelaksanaan koordinasi penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala
Daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah,
dan/atau aparatur lainnya;
f. pengawasan terhadap masyarakat, aparatur atau badan hukum agar mematuhi dan
menaati Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Pasal 48
18
d. Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat, terdiri dari :
1. Subbidang Pembinaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat ;
2. Subbidang Penertiban;
e. Bidang Perlindungan Masyarakat, terdiri dari :
1. Subbidang Pengerahan dan Pemberdayaan;
2. Subbidang Pembinaan Kesamaptaan;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Sekretaris
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Polisi
Pamong Praja.
(3) Bidang – Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja melalui Sekretaris.
(4) Subbagian – Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris.
(5) Subbidang – Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang yang bersangkutan.
(6) Bagan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana tercantum dalam
Lampiran XI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 49
(1) Rincian tugas dan fungsi Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
(2) Ketentuan lain mengenai Satuan Polisi Pamong Praja mendasarkan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja
dan peraturan perundangan lain yang masih berlaku yang mengatur ketentuan
teknis lainnya terkait dengan Satuan Polisi Pamong Praja.
BAB IV
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 50
(1) Pada Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja dapat ditetapkan
jabatan fungsional tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(2) Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk dalam
Kelompok Jabatan Fungsional.
(3) Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Kabupaten sesuai dengan keahlian dan
kebutuhan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur oleh Bupati sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
19
BAB V
ESELON
Pasal 51
(1) Kepala Badan, Inspektur, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Cilacap merupakan Jabatan Struktural Eselon II b.
(2) Sekretaris, Inspektur Pembantu, Wakil Direktur pada Rumah Sakit Umum Daerah
Cilacap dan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Majenang merupakan Jabatan
Struktural Eselon III a.
(3) Kepala Bidang, Sekretaris pada Satuan Polisi Pamong Praja dan Kepala Bagian
pada Rumah Sakit Umum Daerah merupakan Jabatan Struktural Eselon III b.
(4) Kepala Subbagian, Kepala Subbidang, Kepala Seksi dan Kepala UPT merupakan
Jabatan Struktural Eselon IV a.
(5) Kepala Subbagian Tata Usaha pada UPT merupakan Jabatan Struktural Eselon
IV b.
BAB VI
TATA KERJA
Pasal 52
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Badan, Inspektur, Kepala Satuan Polisi Pamong
Praja, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah, Sekretaris, Inspektur Pembantu, Wakil
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Subbagian,
Kepala Subbidang, Kepala Seksi, Kepala UPT dan Kelompok Jabatan Fungsional di
masing-masing Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi secara vertikal
dan horisontal baik dalam lingkungan Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi
Pamong Praja maupun satuan kerja perangkat daerah lainnya sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya masing masing.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 53
(1) Pelaksanaan tugas Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja
berdasarkan Peraturan Daerah ini mulai berlaku efektif tanggal 1 Januari 2011.
(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka bagi pejabat Struktural yang dilantik
berdasarkan Peraturan Daerah terdahulu masih tetap melaksanakan tugas dan
kewajiban serta diberikan hak kepegawaian dan hak administrasi lainnya sampai
dengan tanggal 31 Desember 2010.
Pasal 54
Pejabat struktural eselon IIIa pada semua Satuan Kerja Perangkat Daerah sebelum
Peraturan Daerah ini ditetapkan, apabila dilantik menjadi Kepala Bidang dan Sekretaris
pada Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan Peraturan Daerah ini, tetap diberikan
hak kepegawaian dan hak administrasi lainnya dalam jabatan struktural Eselon IIIa.
20
Pasal 55
Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja yang didukung oleh kelompok
jabatan fungsional, dapat dilakukan penyerasian dan rasionalisasi struktur organisasi.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 56
Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, maka Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Cilacap (Lembaran Daerah Kabupaten
Cilacap Tahun 2008 Nomor 28) dan Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 3
Tahun 2007 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap
Tahun 2007 Nomor 3) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 57
Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.
Pasal 58
Disahkan di Cilacap
pada tanggal 7 Oktober 2010
Cap ttd
CILACAP,
Diundangkan di Cilacap
pada tanggal 13 Desember 2010
Cap ttd
M. MUSLICH
21
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
I. PENJELASAN UMUM
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Huruf a Cukup jelas.
Huruf b Cukup jelas.
22
Huruf c
Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap sebagaimana dimaksud dalam huruf d.1 ini
adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B sebagaimana Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia tanggal 8 Desember 1997 Nomor : 1807/ MENKES-
KESSOS/SK/2000 tanggal 26 Desember 2000 tentang Peningkatan Kelas Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Cilacap.
Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap sebagaimana dimaksud dalam huruf d.1 ini
adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B sebagaimana Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia tanggal 8 Desember 1997 Nomor : 1807/ MENKES-
KESSOS/SK/2000 tanggal 26 Desember 2000 tentang Peningkatan Kelas Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Cilacap.
23
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Ayat (1) Cukup jelas.
Ayat (2)
Inspektorat Kabupaten sebagai salah satu fungsi dalam penyelenggraan
pemerintahan daerah, dalam rangka akuntabilitas dan objektifitas hasil
pemeriksaan, dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada
Bupati, tetapi secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris
Daerah.
Pasal 33
Cukup jelas.
24
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
25
Pasal 52
Yang dimaksud dengan “koordinasi” adalah peran serta para pejabat Struktural
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan kewenangannya
masing-masing.
Yang dimaksud dengan “integrasi” adalah penyelenggaraan fungsi-fungsi Lembaga
Teknis Daerah yang dilaksanakan secara terpadu dalam suatu organisasi Lembaga
Teknis Daerah.
Yang dimaksud dengan “sinkronisasi” adalah konsistensi pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi sesuai dengan norma, prinsip dan standar yang berlaku.
Yang dimaksud dengan “simplifikasi” adalah penyederhanaan pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi yang efisien, efektif, rasional dan proporsional.
Pasal 53
Ayat (1) Cukup Jelas
Ayat (2) Cukup Jelas
Pasal 54
Bagi pejabat yang sudah atau sebelumnya memangku jabatan struktural eselon IIIa
sebelum Peraturan Daerah ini ditetapkan, kemudian dilantik menjadi Kepala Bidang
dan Sekretaris pada Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan Peraturan Daerah
ini, maka kepada yang bersangkutan tetap diberikan hak-hak kepegawaian dan hak
administrasi lainnya dalam jabatan struktural eselon IIIa.
Jabatan struktural eselon III b Kepala Bidang dan Sekretaris pada Satuan Polisi
Pamong Praja efektif diberlakukan bagi pejabat baru yang dipromosikan.
Pasal 55
Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja yang didukung oleh
jabatan fungsional dilakukan penyerasian dan rasionalisasi struktur organisasi
dengan menghapus dan atau mengurangi jabatan struktural pada unit pelaksana.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
26
LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
BIDANG BIDANG
STATISTIK, BIDANG BIDANG PRASARANA DAN
PENELITIAN DAN EKONOMI PEMERINTAHAN PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN DAN SOSIAL BUDAYA WILAYAH
Cap ttd
27
LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010
BAGAN ORGANISASI
BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
KABUPATEN CILACAP
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
BIDANG
BIDANG BIDANG
KETAHANAN BANGSA
PENGEMBANGAN FASILITASI POLITIK DAN
WAWASAN KEBANGSAAN KEAMANAN
Cap ttd
28
LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010
BAGAN ORGANISASI
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN CILACAP
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
UPT
UPTD
Cap ttd
29
LAMPIRAN IV : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010
BAGAN ORGANISASI
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN CILACAP
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
UPT
SUBBAGIAN
TATA USAHA
Cap ttd
30
LAMPIRAN V : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010
BAGAN ORGANISASI
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
KABUPATEN CILACAP
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUBBIDANG SUBBIDANG
SUBBIDANG SUBBIDANG
TUGAS KEDINASAN PELAYANAN
FORMASI DAN PENDAYAGUNAAN
DAN KESEJAH- KEPEGAWAIAN
MUTASI PEGAWAI PEGAWAI
TERAAN PEGAWAI
Cap ttd
31
LAMPIRAN VI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010
BAGAN ORGANISASI
BADAN PENDIDIKAN, PELATIHAN, ARSIP DAN
PERPUSTAKAAN DAERAH
KABUPATEN CILACAP
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
BIDANG BIDANG
PENDIDIKAN DAN BIDANG PERPUSTAKAAN
PELATIHAN KEARSIPAN
SUBBIDANG SUBBIDANG
SUBBIDANG PEMBINAAN DAN PELAYANAN DAN
PENGAJARAN PENGEMBANGAN INFORMASI
ARSIP PERPUSTAKAAN
SUBBIDANG
SUBBIDANG SUBBIDANG PENGELOLAAN DAN
KESISWAAN PENYELAMATAN DAN PENGEMBANGAN
KELESTARIAN ARSIP PERPUSTAKAAN
Cap ttd
32
LAMPIRAN VII : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010
BAGAN ORGANISASI
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU
KABUPATEN CILACAP
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUBBIDANG
PROMOSI TIM TEKNIS TIM TEKNIS
SUBBIDANG
KERJASAMA
Cap ttd
33
LAMPIRAN VIII : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010
INSPEKTUR
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
INSPEKTUR INSPEKTUR
PEMBANTU INSPEKTUR INSPEKTUR PEMBANTU PEMBANTU BIDANG
BIDANG PEMBANTU BIDANG BIDANG KEUANGAN DAN
PEMERINTAHAN PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN DAN
PENGELOLAAN ASET
DAN APARATUR KESEJAHTERAAN SOSIAL
DAERAH
Cap ttd
34
LAMPIRAN IX : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010
DIREKTUR
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
BIDANG
SUBBAGIAN
BINA PROGRAM, SUBBAGIAN SUBBAGIAN PELAYANAN
PENELITIAN DAN ANGGARAN DAN TATA USAHA, KEPERAWATAN
PENGEMBANGAN PERBENDAHA- DAN
RUMAH SAKIT RAAN KEPEGAWAIAN
SUBBAGIAN BIDANG
PENINGKATAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN PELAYANAN PENUNJANG
SUMBER DAYA AKUNTANSI DAN RUMAH TANGGA MEDIS
MANUSIA, HUKUM DAN LOGISTIK
DAN HUBUNGAN
VERIFIKASI
MASYARAKAT
Cap ttd
35
LAMPIRAN X : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010
DIREKTUR
BIDANG BIDANG
PELAYANAN KEPERAWATAN
SEKSI SEKSI
PELAYANAN MEDIS DAN BIMBINGAN PELAKSANAAN
PENUNJANG MEDIS ASUHAN KEPERAWATAN
SEKSI SEKSI
PEMBINAAN MUTU DAN PELAYANAN
ETIKA PELAYANAN KEPERAWATAN
Cap ttd
36
LAMPIRAN XI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR : 14 TAHUN 2010
TANGGAL : 7 OKTOBER 2010
KEPALA SATUAN
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
BIDANG
PENEGAKAN BIDANG BIDANG
PERDA DAN KETERTIBAN UMUM PERLINDUNGAN
PERATURAN KEPALA DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT
DAERAH MASYARAKAT
SUBBIDANG
SUBBIDANG PEMBINAAN SUBBIDANG
PEMBINAAN DAN KETERTIBAN UMUM PENGERAHAN DAN
PENGAWASAN DAN KETENTRAMAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Cap ttd
37