Anda di halaman 1dari 255

PT.

SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB I PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

PT. Sarana catur tirta kelola merupakan perusahaan penyedia air bersih. Kawasan Modern
Land Cikande merupakan kawasan industri yang manjadikan air tanah sebagai sumber air
bersih. Pemerintah Kabupaten Serang mengkhawatirkan dengan adanya pengambilan air
tanah tersebut akan mengganggu cadangan air tanah yang ada dikawasan tersebut.
Sehingga Bupati Serang menggandeng PT. SCTK untuk melakukan kerjasama penyediaan
air bersih dikawasan Modern Land Cikande dan sekitarnya.

Saat ini penyediaan air bersih untuk kawasan modern land Cikande telah dilakukan namun
baru 120 perusahaan atau sekitar 15 persen dari seluruh perusahaan yang berada dikawasan
tersebut. Selain melayani perusahaan yang ada dikawasan modern cikande, PT. SCTK juga
memasok air bersih kepada PDAM Tirta Albantani untuk dibagikan kepada masyarakat.

Saat ini PT. SCTK telah beroperasi dan telah memiliki izin lingkungan dari bupati Serang
Nomor : 660.1/Kep.544-Huk.BLH/2016 Tentang “Izin lingkungan PT. Sarana Catur Tirta
Kelola Untuk Rencana Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Dengan Peningkatan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Di Desa Cijeruk Kecamatan
Kibin dan Perluasan Jaringan Distribusi Utama (JDU) Kecamatan Kibin, Bandung,
Cikande dan Binuang Kabupaten Serang Provinsi Banten” pada tanggal 10 November
2016. Saat ini kegiatan PT. SCTK berencana melakukan pengembangan yaitu penambahan
luasan lahan; penambahan luasan bak sedimentasi eksisting dan penambahan unit bak
sedimentasi baru;perubahan panjang pipa jaringan distribusi umum karena adanya
perubahan arah alur distribusi dan pemasangan jaringan pipa baru sedangkan untuk debit
pengambilan air termasuk kapasitas pengolahan IPA yang digunakan tidak mengalami
perubahan.

Berdasarkan pengembangan tersebut dengan mengacu kepada pasal 50 peraturan


pemerintah nomor 27 tahun 2012, dengan adanya rencana tersebut maka PT. SCTK akan
memproses perubahan izin lingkungan melalui perubahan Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup dengan penyusunan Adendum ANDAL, RKL-RPL. Dan berdasarkan
arahan dari Rapat Notulensi “Tindak Lanjut Permohonan Arahan Dokumen Lingkungan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR 1
BAB I PENDAHULUAN PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA

A.N PT. Sarana Catur Tirta Kelola” tanggal 10 januari 2020 yang dipimpin oelh Kepala
Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan Hidup Kabupaten Serang bahwa PT. Sarana
Catur Tirta Kelola wajib menyusun Adendum ANDAL, RKL-RPL untuk mengakomodir
rencana perubahan dan permohonan perubahan Izin Lingkungan setelah terbitnya Surat
Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup yang baru. Di mana, tipe adendum yang disusun
adalah Adendum Tipe B.

Dengan berpedoman pada P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 serta nantinya akan


memproses penilaian adendum ANDAL,RKL, RPL dimaksud melalui tim teknis komisi
penilai Amdal Kabupaten Serang. Berikut perubahan yang akan dilakukan oleh PT. SCTK.

Tabel 1. 1 Kegiatan Eksisting dan Adendum

Kegiatan Eksisting Adendum


Luasan Tanah
11.963,31 m2 14.308,31 m2
SCTK
Bak Sedimentasi 500 m2 1000 m2
(81,877m) diameter 80mm,
(40,027m) diameter 200mm,
Pemasangan 100mm, 250 mm, 300mm,
300mm, 250 mm, 500mm,
Jaringan Distribusi 400mm dan 630 mm yang di
400mm yang di pendam dengan
Umum pendam dengan kedalaman 1,5
kedalaman 1,5 meter
meter
Renacana
Pemasangan
(14,081m) diameter 200mm,
Jaringan Pipa
315mm, 160 mm, 250mm,
(CikandeAmbon, -
110mm yang di pendam dengan
Tarikkolot, Dystar,
kedalaman 1,5 meter
Kawasan
Pancatama)
pemasangan Jalur
Pipa dari Intake
- 1.300 m
(bak prasedimentasi
ke WTP)
Rencana
Pemasangan filter
tidak ada ada
Press pada Bak
Sedimentasi
Rencana
bak parasedimentasi 500 m2
Pembuatan pipa
pipa jaringan dari
jaringan dari Bak
tidak ada prasedimentasi menuju WTP
prasedimentasi
sepanjang 1.300m dengan
pada tanah SCTK
diameter pipa 200mm
di areal Intake
Sumber : PT. SCTK, 2020

2 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB I PENDAHULUAN

Rencana kegiatan yang telah diuraikan akan memberi dampak terhadap lingkungan.
Sehingga diperlukan suatu kajian lingkungan agar dapat mengelola dampak negatif dan
dampak positif yang ditimbulkannya sesuai dengan ketentuan dalam UU No. 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dampak - dampak yang
mungkin akan ditimbulkan adalah:
1. Penurunan Kualitas Udara
2. Peningkatan Intensitas Kebisingan
3. Penurunan kuantitas permukaan
4. Peningkatan Air Larian (Run off)
5. Timbulnya erosi dan sedimentasi
6. Penurunan kualitas air permukaan
7. Timbulnya bangkitan lalu lintas
8. Terjadinya kerusakan jalan
9. Terjadinya pengotoran jalan
10. Terganggunya biota air
11. Adanya kesempatan kerja dan berusaha
12. Timbulnya keresahan masyarakat
13. Terjadinya konflik sosial
14. Terganggunya kesehatan lingkungan
15. Timbulnya morbiditas

Beberapa pertimbangan yang melandasi penyusunan Dokumen Adendum ANDAL dan


RKL – RPL Rencana Kegiatan Pengembangan Pembangunan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur. Dengan Peningkatan Instalasi
Pengolahan Air Minum (IPAM) Di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin dan Perluasan Jaringan
Distribusi Utama (JDU) Kecamatan Kibin, Bandung, Cikande dan Binuang Kabupaten
Serang Provinsi Banten adalah sebagai berikut:

1) Izin

Saat ini PT. Sarana Catur Tirta Kelola telah memiliki Izin Lingkungan Nomor :
660.1/Kep.544-Huk.BLH/206 Tentang “Izin lingkungan PT. Sarana Catur Tirta Kelola
Untuk Rencana Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Dengan
Peningkatan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR 3
BAB I PENDAHULUAN PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA

dan Perluasan Jaringan Distribusi Utama (JDU) Kecamatan Kibin, Bandung, Cikande dan
Binuang Kabupaten Serang Provinsi Banten” pada tanggal 10 November 2016 Saat ini PT.
SCTK berencana melakukan pengembangan yaitu penambahan luasan lahan; penambahan
luasan bak sedimentasi eksisting dan penambahan unit bak sedimentasi baru;perubahan
panjang pipa jaringan distribusi umum karena adanya perubahan arah alur distribusi dan
pemasangan jaringan pipa baru sedangkan untuk debit pengambilan air termasuk kapasitas
pengolahan IPA yang digunakan tidak mengalami perubahan.

2) Kewajiban Menyusun Dokumen Adendum AMDAL

Berdasarkan arahan dari Rapat Notulensi “Tindak Lanjut Permohonan Arahan Dokumen
Lingkungan A.N PT. Sarana Catur Tirta Kelola” tanggal 10 januari 2020 yang dipimpin
oelh Kepala Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan Hidup Kabupaten Serang bahwa PT.
Sarana Catur Tirta Kelola wajib menyusun Adendum ANDAL, RKL-RPL untuk
mengakomodir rencana perubahan dan permohonan perubahan Izin Lingkungan setelah
terbitnya Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup yang baru. Di mana, tipe
adendum yang disusun adalah Adendum Tipe B.

Penyusunan dokumen ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, Pasal 66, dimana
Pelaku Usaha wajib mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan, apabila usaha
dan/atau kegiatan yang telah memperoleh Izin Lingkungan direncanakan untuk dilakukan
perubahan.

Selain itu berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 23
Tahun 2018, tentang Kriteria Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan dan Tata Cara Perubahan
Izin Lingkungan, Pasal 7 Ayat (3) menyatakan bahwa rencana perubahan usaha dan/atau
kegiatan yang tidak berpotensi menimbulkan dampak penting hipotetik baru atau jenis
dampak penting hipotetik yang timbul akibat perubahan usaha dan/atau kegiatan, serta
tidak mengubah batas wilayah studi yang sudah dilingkup dalam dokumen AMDAL
sebelumnya, maka wajib menyusun Adendum ANDAL dan RKL-RPL.

3) Pendekatan Studi

Berdasarkan PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Pasal 8 ayat 2), bahwa
penyusunan dokumen Adendum ANDAL dan RKL-RPL Rencana Pengembangan
Pembangunan SPAM Kabupaten Serang Bagian Timur menggunakan pendekatan studi

4 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB I PENDAHULUAN

tunggal, karena hanya memiliki satu jenis usaha dan/atau kegiatan, yaitu Sistem
Penyediaan Air Minum, yang kewenangan pembinaan dan/atau pengawasannya berada di
bawah satu kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, satuan kerja pemerintah
provinsi, atau satuan kerja pemerintah kabupaten/kota.

4) Kewenangan Penilaian Dokumen AMDAL

Berdasarkan Pasal 10 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2013 tentang
Tata laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin
Lingkungan, bahwa kegiatan pembangunan yang terletak dalam satu wilayah kabupaten
dilakukan oleh komisi penilai Kabupaten/Kota yang telah memiliki lisensi komisi penilai
AMDAL. Oleh karena itu, penilaian dokumen AMDAL rencana pengembangan
Pengembangan Pembangunan SPAM Kabupaten Serang Bagian Timur oleh PT. SCTK
dilakukan oleh Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Serang.

I.2 Tujuan dan Kegunaan Rencana Kegiatan

1.2.1. Tujuan Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan SPAM yang akan dilakukan di wilayah Kabupaten Serang oleh PT
Sarana Catur Tirta Kelola bertujuan untuk:

1) Memanfaatkan sumberdaya alam khususnya air baku Sungai Ciujung untuk diolah
menjadi air bersih/ air minum dalam rangka meningkatkan pasokan air bersih/ air
minum bagi industri dan keperluan domestik di Kabupaten Serang.

2) Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih/ air minum perpipaan untuk industri dan
keperluan domestik di kabupaten Serang yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas dan
kontinunitas.

3) Meningkatkan derajat kesehatan, tingkat perekonomian serta taraf hidup masyarakat


Kabupaten Serang

4) Meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Serang

5) Turut serta dalam pembangunan nasional di bidang Kesehatan masyarakat.

1.2.2. Kegunaan Rencana Kegiatan

Kegunaan dari kegiatan SPAM yaitu:

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR 5
BAB I PENDAHULUAN PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA

1) Mendorong peningkatan kesehatan masyarakat.

2) Mendorong adanya perbaikan ekonomi masyarakat dan taraf hidup masyarakat.

3) Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan membantu proses pengembangan


wilayah Kabupaten Serang akibat adanya multiflier efect.

I.3 Pelaksanaan Studi

1.3.1. Pemrakarsa dan Penanggung Jawab Kegiatan

Nama Pemrakarsa : PT. Sarana Catur Tirta Kelola

Alamat Kantor : Jl. Lembah Cirendeu Permei II/10, RT. 002/RW 012 Desa
Cirendeu Kecamatan Ciputat Timur – Tangerang Selatan

Telephone/Fax : -

Penanggung Jawab : Hj. Ratna Dwi Panduwinata

Jabatan : Direktur

1.3.2. Pelaksana Studi AMDAL

Penyusunan dokumen ADDENDUM ANDAL, RKL, RPL ini dilakukan oleh lembaga
penyedia jasa penyusunan dokumen AMDAL sesuai dengan ketentuan Pasal 10 ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012. Lembaga penyedia jasa penyusunan
dokumen AMDAL tersebut, yaitu:

Nama Perusahaan : PT. Mitra Buana Reka

No. Registrasi Kompetensi : 0142/LPJP/AMDAL-1/LRK/KLHK

Alamat Perusahaan : Komplek Margahayu Barat Blok L II No 152

Bandung – Jawa Barat 40286

Penanggung Jawab : Joko Edi Santosa

Jabatan : Direktur

6 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB I PENDAHULUAN

Tim Penyusun

Ketua Tim : Joko Edi Santosa, S,E. (Sertifikasi KTPA)

No. LHM 786 00021 2018

Anggota Tim : 1) Arie Fitria Indrayana S.T (Sertifikasi KTPA)

No. LHM 786 00019 2018

2) Afriyani Tambunan,S.Si, M.T (Sertifikasi ATPA)

No. LHM 786 00032 2018

3) Ana Karina, S.T (Sertifikasi ATPA)

No. LHM 786 00027 2018

2) Tenaga Ahli

a. Ahli Kualitas Air dan Udara : Arie Fitria Indrayana, S.T

: Afriyani Tambunan, S.Si, M.T

b. Ahli Biologi : Heri Setiadi, S.Si

d. Ahli Transportasi : Ana Karina, S.T

e. Ahli Sosekbud : Tri Utami Solichah, SP., M.I.L

f. Ahli Kesmas : Indri Apriliani, S.KM

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR 7
BAB I PENDAHULUAN PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA

BAB II Contents
BAB I...................................................................................................................................I-1

1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................... I-1


1.2 TUJUAN DAN KEGUNAAN RENCANA KEGIATAN................................................................I-5
1.2.1. TUJUAN RENCANA KEGIATAN..............................................................................I-5
1.2.2. KEGUNAAN RENCANA KEGIATAN.........................................................................I-5
1.3 PELAKSANAAN STUDI...............................................................................................I-6
1.3.1. PEMRAKARSA DAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN.................................................I-6
1.3.1 Pelaksana Studi AMDAL...............................................................................I-6

Tabel 1. 1 Kegiatan Eksisting dan Adendum


I-2

8 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
ALEX COM
2020-09-18

BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN EKSISTING
DAN PENGEMBANGAN

2.1 Uraian Usaha dan/atau Kegiatan Pengembangan


2.1.1. Gambaran Umum Kegiatan
Saat ini PT. SCTK telah beroperasi dan telah memiliki izin lingkungan dari bupati
Serang Nomor : 660.1/Kep.544-Huk.BLH/206 Tentang “Izin lingkungan PT. Sarana
Catur Tirta Kelola Untuk Rencana Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) Dengan Peningkatan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) di
Desa Cijeruk Kecamatan Kibin dan Perluasan Jaringan Distribusi Utama (JDU)
Kecamatan Kibin, Bandung, Cikande dan Binuang Kabupaten Serang Provinsi Banten”
pada tanggal 19 Oktober 2016. Saat ini kegiatan PT. SCTK berencana melakukan
pengembangan yaitu penambahan luasan lahan; penambahan luasan bak sedimentasi
eksisting dan penambahan unit bak sedimentasi baru perubahan panjang pipa jaringan
distribusi umum karena adanya perubahan arah alur distribusi dan pemasangan
jaringan pipa baru sedangkan untuk debit pengambilan air termasuk kapasitas
pengolahan IPA yang digunakan tidak mengalami perubahan.
Saat ini (2019) PT. SCTK mempunyai luas lahan 11.963,31 m2untuk bangunan
pengolahan air (IPA) (WTP). Kegiatan yang sudah berjalan saat ini adalah pengolahan
air dengan debit pengambilan air di WTP sebesar 100 l/dtk (telah ada izin dalam
dokumen UKL-UPL) dengan intake yang terletak di Sungai Ciujung. Seiring dengan
permintaan maka dilakukan pengembangan yang telah dicantumkan dalam dokumen
AMDAL 2016 penambahan debit ditingkatkan menjadi 375 l/dtk. Salain itu PT. SCTK
saait ini (2020) telah memiliki lahan 21.174 m2, dimana lahannya tersebar
pemanfaatannya untuk WTP : 14.981 m2, Intake 2345 m2, dan jalur Pipa 3.848 m2.
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur milik PT.
SCTK terdiri dari:
1. Kapasitas Intake air baku di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin, Kabupaten
Serang dengan cara peningkatan kapasitas pompa air baku menjadi kapasitas
400 lps.
2. Bak prasedimentasi dengan luas lahan seluruhnya 500 m2.
3. Pipa Transmisi Air Baku dari Bak Prasedimentasi ke Instalasi Pengolahan
Air Minum (IPAM)/ WTP sepanjang 1,3 km.
4. Bangunan IPAM dengan kapasitas debit 275 liter/detik (WTP), pembangunan
reservoir 576 m³ dan fasilitas pendukungnya (kantor, ruang kontrol, pos jaga,
jalan) dengan luas seluruhnya 14.308,31 m2.
5. Pemasang Jaringan Distribusi Utama (JDU) di wilayah Kabupaten Serang
total sepanjang 81.877 m.
6. Pemasangan Jaringan Pipa sepanjang 14,081 m ( Cikandeambon, Tarikkolot,
Dystar dan Kawasan Panca Utama)
7. Bak sedimentasi di area WTP seluas 1.300 m

8. Area Kantor dan fasilitas penunjang seluas 14.981 m2


Sehingga dapat simpulkan bahwa pemasangan pipa pada tahap pengembangan ini ada
sepanjang 97.258 m (91,258 KM), dimana 1.300 m akan menggunakan lahan milik
SCTK sedangkan 95.958 m akan menggunakan akses jalan desa dan kabupaten.
[pic]
Gambar 2. 1. Lokasi Intake [pic]
Gambar 2. 2. Layout IPAM Cijeruk
2.1.2. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan Pengembangan
Lokasi Rencana Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten
Serang Bagian Timur oleh PT. Sarana Catur Tirta Kelola secara administratif berada
di Kabupaten Serang yang berada di Desa Cijeruk, Kecamatan Kibin untuk
intake(tepatnya untuk lokasi bangunan bak prasedimentasi), bangunan IPAM di Desa
Cijeruk, Kecamatan Kibin. Untuk JDU meliputi wilayah yaitu Kabupaten Serang yang
melewati wilayah Kecamatan Kibin, Cikande, Bandung dan Binuang dan untuk
pengembangan di daerah CikandeAmbon, Tarikkolot, Dystar, Kawasan Pancatama.
2.1.3. Kesesuaian Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan Pengembangan dengan
Rencana Tata Ruang
Berdasarkan Lokasi Rencana Pengembangan Pembangunan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bangian Timur oleh PT. Sarana Catur Tirta Kelola
secara administratif berada di Kabupaten Serang yang berada di Desa Cijeruk,
Kecamatan Kibin untuk intake(tepatnya untuk lokasi bangunan bak prasedimentasi),
bangunan IPAM di Desa Cijeruk, Kecamatan Kibin. Untuk JDU meliputi wilayah yaitu
Kabupaten Serang yang melewati wilayah Kecamatan Kibin, Cikande, Bandung dan
Binuang dan untuk pengembangan di daerah CikandeAmbon, Tarikkolot, Dystar,
Kawasan Pancatama. Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Serang No. 10 Tahun
2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang Tahun 2011 - 2031, saat
ini kebijakan rencana tata ruang wilayah Kecamatan Kibin, Cikande dan Bandung
Kabupaten Serang, yaitu:
a. Rencana struktur ruang
Sebagai Pusat Pelayanan kawasan (PPK) yaitu kawasan perkotaan yang melayani
skala kecamatan atau beberapa desa dengan arahan kegiatan diantaranya untuk
permukiman dan industri. Dalam Rencana Pengembangan Sistem Wilayah (rencana
pengembangan jaringan sumber daya air) rencana pengembangan air bersih
diantaranya sebagai berikut:
• Pengembangan jaringan air minum perpipaan kawasan perkotaan;
• Pengembangan sistem air minum melalui pengelolaan sumber air yang ada,
pemanfaatan sumber air baru dan peningkatan jaringan distribusi
• Perluasan jaringan pelayanan yang ada sehingga dapat menjangkau daerah
daerah yang membutuhkan air minum
• Pembangunan jaringan perpipaan mandiri pedesaan dengan mengoptimalkan
pemanfaatan sumber air permukaan dan sumber air tanah.
b. Rencana Pola Ruang
Pada lokasi rencana kegiatan ditetapkan untuk kawasan permukiman perkotaan dan
zona industri.
Berdasarkan uraian tersebut secara umum telah sesuai dengan rencana tata ruang
Kabupaten Serang.
Gambar 2. 3. Peta Lokasi Intake
Gambar 2. 4. Peta Jalur Pipa Rencana dan Eksisting
Gambar 2. 5. Peta RTRW Kabupaten Serang

2.2. Dokumen Lingkungan yang Dimiliki


Kegiatan SPAM Kabupaten Serang bagian Timur oleh PT. SCTK yang telah berjalan
pada saat ini berada pada lahan seluas ± 11.963,31 m2. Kegiatan SPAM Kabupaten
Serang bagian Timur oleh PT. SCTK telah memiliki dokumen lingkungan antara lain
sebagai berikut:
• Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL – UPL) yang diterbitkan Badan Pengendalian
Lingkungan Hidup Kabupaten Serang.
• Persetujuan ANDAL, RKL-RPL Rencana Kegiatan Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Peningkatan Instalasi Pengolahan Air
minum (IPAM) di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin dan Perluasan Jaringan
Distribusi Utama (JDU) di wilayah Kecamatan Kibin, Bandung, Cikande dan
Binuang Kabuaten Serang, Provinsi Banten Nomor 666/96/Penceg/BLH/2016
tanggal 19 Oktober 2016
• Izin Lingkungan No. 660.1/Kep.544-Huk.BLH/2066 yang diterbitkan Badan
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Serang tanggal 10 November 2016.

2.3. Sarana yang Akan Dikembangkan


Sarana yang akan dikembangkan adalah penambahan luasan lahan; penambahan
luasan bak sedimentasi eksisting dan penambahan unit bak sedimentasi
baru;perubahan panjang pipa jaringan distribusi umum karena adanya perubahan arah
alur distribusi dan pemasangan jaringan pipa baru sedangkan untuk debit pengambilan
air termasuk kapasitas pengolahan IPA yang digunakan tidak mengalami perubahan.
Pengembangan yang akan dilakukan untuk menunjang sarana utama. Adapun sarana
yang akan dikembangkan adalah :
Berikut kegiatan yang telah berjalan dan rencana kegiatan pengembangan
Tabel 2. 1. Kegiatan Eksisting dan Adendum

Kegiatan Eksisting Pengembangan Adendum


Luasan Tanah 11.963,31 m2 5.312,69 m2 17.2761 m2
SCTK
Bak Sedimentasi 500 m2 500 m2 1000 m2
Pemasangan (40,027m) diameter 41,850 (81,877m) diameter
Jaringan Distribusi 200mm, 300mm, 250 80mm, 100mm, 250
Umum mm, 500mm, 400mm mm, 300mm,
yang di pendam dengan 400mm dan 630
kedalaman 1,5 meter mm yang di pendam
dengan kedalaman
1,5 meter
Rencana (14,081m) diameter
Pemasangan 200mm, 315mm,
Jaringan Pipa 160 mm, 250mm,
(CikandeAmbon, 110mm yang di
Tarikkolot, Dystar, pendam dengan
Kawasan kedalaman 1,5
Pancatama) meter
Rencana belum ada Pemasangan Pemasangan filter
Pemasangan filter filter Press Press pada Bak
Press pada Bak pada Bak Sedimentasi
Sedimentasi Sedimentasi
Rencana (1.300m) diameter
Pembuatan Bak 200mm
praSedimentasi
pada tanah SCTK di
areal intake

Sumber : PT. SCTK, 2020


2.4. Deskripsi Kegiatan Eksisting
PT. SCTK saat ini telah beroperasional, saat ini fasilitas yang telah terbangun adalah
intake, WTP dan fasilitas penunjang serta serta Jaringan distribusi Utama. Adapun
fasilitas yang terbangun di WTP diantaranya WTP, bak sedimentasi dan kantor PT.
SCTK.
[pic]
Gambar 2. 6. Gambaran eksisting Operasional PT. SCTK
Berikut titik koordinat lokasi eksisting :
1. Intake : Garis lintang 6o9’54,07’S
Garis Bujur 106o18’11,17’E
1. WTP 1 : Garis lintang 6o9’45,68’S
Garis Bujur 106o18’42,99’E
1. WTP 2 : Garis lintang 6o9’44,14’S
Garis Bujur 106o18’37,11’E
2.4.1. Perizinan yang Telah Dimiliki
• Persetujuan ANDAL, RKL-RPL Rencana Kegiatan Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Peningkatan Instalasi Pengolahan Air
minum (IPAM) di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin dan Perluasan Jaringan
Distribusi Utama (JDU) di wilayah Kecamatan Kibin, Bandung, Cikande dan
Binuang Kabuaten Serang, Provinsi Banten Nomor 666/96/Penceg/BLH/2016
tanggal 19 Oktober 2016
• Izin Lingkungan No. 660.1/Kep.544-Huk.BLH/206 yang diterbitkan Badan
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Serang.
• Izin Mendirikan Bangunan dari Kepala Badan Perijinan Terpadu dan Penanaman
Modal Kabupaten Serang Nomor : 647/SK.2.419/SIMB/BPTPM/2015
Penggunaan Lahan
Total luas lahan yang dikuasai oleh PT. Sarana Catur Tirta Keloa adalah sekitar
11.963,31 m2 terdiri dari lahan tertutup bangunan dan lahan terbuka hijau. Pada
kegiatan pengembangan ini, tidak dilakukan penambahan luas lahan dan bangunan
sehingga rincian penggunaan lahan adalah sebagai berikut.
Gambar 2. 7. Siteplan PT. Sarana Catur Tirta Kelola Eksisting
Tabel 2. 2. Penggunaan Lahan PT. Sarana Catur Tirta Kelola Eksisting

No. Jenis Penggunaan Luas Area


m2
I. Lahan Tertutup Bangunan
Bangunan Operasional
A. Lantai 1 96
Teras 8
lantai 2 96
runag genset 36
B IPA tahap 1
lantai 1 410.59
lantai 2 271,8
C IPA tahap 2
N. Induk 410,59
reservior 2 unit (m3) 2.805,79
Panel listrik 68,25
teras 7
tanki bbm (m3) 54,74
Ruang genset 2 36
reservior dan ruan pompa 57,14
IPA 38,65
gardu PLN 12,25
D R. pompa, chilor dan PAC

lantai basement 60
lantai 1 140
lantai 2 140
musola 16,07
E Sarana & Prasarana Pendukung
jalan dan Tempat parkir 1.866
Pagar 412,25
Luas Lahan Tertutup 6.633
II. Lahan Terbuka
1 Ruang Terbuka Hijau 5.330,31
Sub Total II 5.330,31
Total (I + II) 11.963,31

Sumber: PT.Sarana Catur Tirta Kelola, 2020


Seluruh area lahan yang dimanfaatkan oleh PT. Sarana Catur Tirta Kelola merupakan
tanah yang telah dibebaskan. Lahan tersebut juga memiliki izin lokasi dan izin
mendirikan bangunan. Seluruh sertifikat lahan, izin lokasi, dan izin mendirikan
bangunan yang dimiliki PT. Sarana Catur Tirta Kelola diuraikan pada Tabel berikut:
Tabel 2. 3. Sertifikat Lahan yang Dimiliki PT. Sarana Catur Tirta Kelola

No Lokasi Pemilik Keterangan No. SHM Luas ( M2 )

Sumber: PT.Sarana Catur Tirta Kelola, 2020


Kegiatan SPAM dan Penunjang
1. Intake
Intake air baku adalah Sungai Ciujung yang berada di Desa Cijeruk, Kecamatan Kibin.
Bangunan sadap ini terdiri dari sebuah pintu air, saluran terbuka dengan pelimpah
untuk mengatur/membatasi debit air, kemudian melalui pipa yang melintasi sungai
menuju bak prasedimentasi yang dilengkapi dengan alat penguras endapan/lumpur.
Air dari Bak Pra-sedimentasi dialirkan melalui pipa transmisi air baku dari pipa baja
(Steel Pipe) ber-diameter 400 mm. Sistem Pengaliran Menuju Unit Prasedimentasi
Pada bak equalisasi eksisting telah terpasang pintu air otomatis sehingga semua
kelebihan air yang mengalir lewat pipa lintas akan kembali ke dalam badan air
(S.Ciujung) melalui pintu air. Air baku dari bak Ekualisasi disalurkan melalui
terowongan beton berpenampang lingkaran. Setelah melewati terowongan ini air baku
ditampung dalam sebuah bak pengumpul berbentuk ½ lingkaran yang melimpahkan
alirannya secara merata ke dalam sebuah bak pengumpul. Pengaliran air baku yang
telah terekualisasi dari bak pengumpul ini menuju bak prasedimentasi baru diatur
melalui pemasangan unit pelimpah.
Debit pelimpah baru adalah 100L/det. Lewat unit pelimpah ini, aliran disalurkan
menggunakan saluran terbuka segi-4 menuju bak prased berjarak 600 m. Saluran
penyadap menuju unit prasedimentasi ini dirancang berbentuk saluran terbuka
rectangular, kurang lebih sama seperti saluran pembawa air baku dari unit intake.
1. Bak Prasedimentasi berada di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin
Kabupaten Serang.
Pada bak prasedimentasi ini diharapkan sebagian besar kekeruhan air akibat partikel
diskrit dan padatan terlarut (TDS) akan terendapkan; sehingga mampu mengurangi
beban pengolahan di unit-unit proses selanjutnya. Pengaliran air dari pipa sadap (wall
pipe) berlangsung secara gravitasi menggunakan pipa Steel berdiameter 400 mm..
Sistem outlet bak prasedimentasi adalah untuk membagi aliran pelimpah menjadi 3
saluran outlet utama yang masing-masing pengalirannya menampung 2 jalur inlet.
L=15,22 m
P = 15,22m
Untuk menunjang proses pembuangan lumpur pada bak prasedimentasi, dirancang
pembangunan kolam lumpur dengan pengaliran gravitasi sepanjang 150 m. Lumpur
ditampung pada 4 kerucut konikal dimana titik puncaknya. Penambahan bahan kimia
dibutuhkan dalam kolam prasedimentasi, yaitu alum, karbonat dan pengaturan pH.
Bangunan pengolah lumpur prasedimentasi berbentuk kolam oksidasi atau kolam
pengering lumpur. Selanjutnya lumpur prasedimentasi yang dihasilkan secara rutin
akan dibuang dengan bekerja sama dengan pihak ketiga.
1. Pipa Transmisi Air Baku dari bak prasedimentasi ke Insatalasi
Pengolahan Air Minum
Pipa Transmisi Air Baku dari bak prasedimentasi ke Insatalasi Pengolahan Air Minum
(IPAM) sepanjang 1,3 km, jumlah 2 pipa dengan diameter masing-masing 0,4 m yang
berada di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang.
Pipa Transmsisi Air Baku dari Bak Prasedimentasi ke IPA Sukamaju
Pipa transmisi dari bak prasedimentasi alirkan ke lokasi IPA menggunakan 1 jalur
pipa baja Ø 400 mm (cement lined) sesuai dengan pentahapan pembangunan IPA
sendiri. Vr = 1,36 m/det secara gravitasi sepanjang 1,627 m; ditambah jarak vertikal
setinggi 8,8 m menuju bak pengumpul. Pengaliran berawal dari ruang outlet bak
prasedimentasi, pada awal saluran sebaiknya dilengkapi pipa konikal (model venturi)
untuk mengoptimalkan proses pipeline mixing (driving head \ ∆H total = ± 12.2 m).
Pembubuhan koagulan pada outlet prasedimentasi akan diterapkan bila mikroflok
yang terjadi pada bak pengumpul tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Bila hal
tersebut terjadi sebagai opsi dapat dilakukan dengan melakukan pembubuhan alum
pada inlet prasedimentasi sehingga sebagian partikel koloid dan seluruh kandungan
logam berat sudah akan terendapkan disana. Pada outlet prasedimentasi dapat
dilakukan penambahan kapur (untuk pengturan pH flokulasi).Terendapkannya logam
berat di unit prasedimentasi ini penting agar flokulator tidak terlalu cepat berubah
warna menjadi kuning yang terjadi karena banyak endapan Fe.
1. Bangunan IPAM
Bangunan IPAM dengan kapasitas debit 275 liter/detik dan IPAM, bangunan reservoir
576 m³ dan fasilitas pendukungnya (kantor, ruang kontrol, pos jaga, jalan) dengan luas
lahan seluruhnya 5963,31 m2berada di Desa Cijeruk, Kecamatan Kibin Kabupten
Serang.
Berdasarkan kualitas air baku setempat, dibutuhkan proses pengolahan lengkap
dengan tahapan proses: prasedimentasi - pipeline mixing - flokulasi – sedimentasi –
filtrasi - desinfeksi. Jenis IPA yang diusulkan untuk ditempatkan di BPA Ciujung
dalam perencanaan teknis rinci ini adalah IPA paket konstruksi beton dengan
flokulator tipe Kedasih sesuai kebutuhan terutama kondisi air bakunya.
[pic]
[pic]
Gambar 2. 8.Skema Sistem penyediaan air bersih
Sedangkan untuk skematik jaringan Pipa di area WTP milik PT. SCTK ada ada gambar
berikut :
[pic]
keterangan
[pic]
Gambar 2. 9. Skematik jaringan Pipa Di WTP
Gambar 2. 10. Pipa Jalur Distribusi Utama Eksisting
Tabel 2. 4. Jalur Pipa Eksisting

NO WILAYAH LOKASI DIAMETER PANJANG KETERANGAN


PEMASANGAN PEMASANGAN PIPA ( mm ) ( m' )
PIPA PIPA

Sumber : PT. SCTK, 2019


[pic]
Gambar 2. 11.Sistem Penyediaan Air bersih
Di sekitar lokasi IPAM akan dibangun sumur resapan dan juga lubang biopori, hal ini
sebagai salah satu usaha untuk mengatasi air larian akibat adanya bangunan IPAM.
Sumur resapan sendiri memiliki fungsi mencegah banjir dan mengurangi genangan.
Selain itu akan dilakukan penghijauan yaitu berupa penanaman tanaman yang berdaun
lebat dan tanaman lainnya yang berfungsi untuk peredam kebisingan dan mengurangi
debu di lokasi.
[pic]
[pic]
[pic]
Gambar 2. 12. Bangunan Eksisiting PT. SCTK
1. Bak Lumpur
Sludgemerupakan lumpur yang banyak mengandung padatan yang diperoleh dari hasil
proses pemisahan padat-cair dari limbah industri. Pada proses pengolahan air limbah
terdapat dua jenis sludge yaitu sludgeorganik yang berasal dari kolam pengendap awal
(primary settling tank) dan kolam pengendap akhir (secondary settling tank).
Sludgedari primary settling tank disebut primary sludgeyang merupakan endapan
padatan yang ikut mengalir bersama air limbah, sedangkan sludgedari secondary
settling tank disebut secondary sludge, merupakan endapan mikroba sisa yang dibuang
dari unit Instalasi Pengolahan Air (Water Treatment Plant). Sludge tersebut akan
ditempatkan di bak lumpur yang selanjutnya dikeringkan kemudian akan dibuang ke
pihak ketiga. Koordinat bak lumpur ada pada : 6.161590958945453S dan
106,31024396046996E51NE. Estimasi lumpur yang dihasilkan dari WTP yang telah
beroperasi dengan kapasitas produksi 100l/detik adalah : Kolam lumpur 1 - L
240,70m2 dengan galian rata-rata 2.3 m . dengan Volume : L x Galian 240,70x2.3 :
553 m3, Asumsi lumpur 30% (553x30%) =165,9 estimasi drain selama 1 minggu
kurang lebih 553:7 hari = 79.08 m3/7 hari. Maka lumpur yang hasilkan perhari adalah
11,3 ton.
[pic]
Gambar 2. 13. Bak Lumpur Milik STCK
Gambar 2. 14. Diagram Alir Pengolahan Lumpur
Fasilitas Penunjang lainnya
• Jalan dan Parkir
Didalam tapak kegiatan telah dibangun jalan dengan spesifikasi dibangun diatas
paving blok
[pic]
Gambar 2. 15. Area parkir
[pic][pic]
Gambar 2. 16. Jalan di dalam tapak
• Drainase
Drainase didalam tapak kegiatan dibuat untuk mengalirkan air larian ke badan air
penerima
[pic] [pic]
Gambar 2. 17. Drainase didalam lokasi PT. SCTK
• Biofilter
Untuk mengolah limbah cair domestik yang bersumber dari aktivitas karyawan PT.
SCTK didalam area telah disediakan biofilter untuk mengolah black water dan grey
water sebelum dialirkan ke BAP yaitu Sungai Ciujung. Lokasi koordinat ada di
6.1617777037195861S 106.31097628735006E275W.
[pic]
Gambar 2. 18. Biofilter
[pic]
Gambar 2. 19. Spefikasi Biofilter
• Pengolahan Limbah Padat Domestik
Limbah padat yang dihasilkan dari aktivitas karyawan PT. SCTK akan dikumpulkan di
dalam tempat sampah dimasing masing area kerja, kemudia akan diangkut oleh
petugas kebersihan PT. SCTK dikumpulkan didalam tonk sampah. Setelah itu PT.
SCTK bekerja sama dengan pihak RW setempat untuk membuang sampahnya TPA
yang akan diangkut oleh petugas RW setiap 2 hari sekali.
[pic]
Gambar 2. 20. Pengangkutan sampah oleh petugas kebersihan RW setempat
[pic]
Gambar 2. 21. TPSS PT. SCTK
2.5. Deskripsi Rencana Pengembangan
2.5.1. Menambah Luasan Tanah di Tapak Kegiatan PT. SCTK
Luas tanah yang dimiliki oleh PT. SCTK saait ini (2020) seluas 21.174 m2, dimana
lahannya tersebar pemanfaatannya untuk WTP : 14.981 m2, Intake 2345 m2, dan jalur
Pipa 3.848 m2. Kegiatan eksisting PT. SCTK telah memanfaatkan lahan seluas
11.963,31 m2kegiatan tersebut telah memiliki IMB. Dengan adanya perubahan
rencana PT. SCTK akan memanfaatkan lahan yang telah dikuasi dilokasi WTP
menjadi 14.981 m2, adapun penambahan luas lahan tersebut PT. SCTK akan membuat
1 unit bak sedimentasi dan penambahan RTH . dan berikut pemanfaatan lahan yang
direncanakan :
[pic]
Gambar 2. 22. Layout WTP Pengembangan
Tabel 2. 5. Rencana Penggunaan lahan pengembangan di WTP

No. Jenis Penggunaan Luas Area( m2)


I. Lahan Tertutup Bangunan
A. Lantai 1 96
Teras 8
lantai 2 96
runag genset 36
B IPA tahap 1
lantai 1 410.59
lantai 2 271,8
C IPA tahap 2
N. Induk 410,59
reservior 2 unit (m3) 2.805,79
Panel listrik 68,25
teras 7
tanki bbm (m3) 54,74
Ruang genset 2 36
reservior dan ruan pompa 57,14
IPA 38,65
gardu PLN 12,25
D R. pompa, chilor dan PAC
lantai basement 60
lantai 1 140
lantai 2 140
musola 16,07
E Unit Bak Sedimentasi
Bangunan Bak sedimentasi 1000
luas lahan I 5354,28
II Lahan Terbuka
jalan dan Tempat parkir 1.846
Pagar 412,25
drainase 590
TPSS 30
Biofilter 20
luas lahan II 2.898
III Lahan Terbuka Hijau
1 Ruang Terbuka Hijau 6.728
Sub Total III 6.728
Total (I + II) 14.981

Sumber : PT. SCTK,2020


* : Rencana Perubahan
2.5.2. Penambahan Unit Filter Press di Bak sedimentasi (lokasi WTP/IPAM)
Lumpur yang dihasilkan pada proses pengolahan limbah ini akan menimbulkan
masalah baru didalam penanganannya karena dapat mencemari lingkungan.
Dewatering(pengeringan lumpur) adalah sludge thickening, tujuannya adalah untuk
memusatkan lumpur dan menjadikannya sekering mungkin secara ekonomis untuk
keperluan pasca pengolahan dan pembuangan. Terdapat teknik mekanik dan termal
untuk mencapai proses ini, diantara proses mekanis yang digunakan untuk
mengeringkan lumpur adalah belt filterdan drum filters(teknologi vakum), pressure
filter press, dan sentrifugasi. Dewatering lumpur adalah proses yang sangat diperlukan
dalam pengelolaan lumpur secara mekanis, yang meliputi penyaringan dan
sentrifugasi. Pengeringan mekanis penting dalam mengurangi volume lumpur
sebelum pembuangan pengeringan lumpur lebih lanjut karena pengaruh yang cukup
besar dari lokasi dan iklim terhadap pengeringan alami dan konsumsi energi yang
tinggi selama pengeringan buatan. Namun, pengeringan mekanis lumpur secara
langsung tanpa perlakuan awal tidak dapat mencapai efek pengeringan yang ideal, dan
kadar air lumpur setelah pengeringan mekanis hanya dapat mencapai 80% -98%.
Dilakukan stabilisasi kimia sebelum adanya perlakuan mekanis, yaitu suatu proses di
mana matriks lumpur diperlakukan dengan bahan kimia dalam berbagai cara untuk
menstabilkan padatan lumpur.
[pic]
Gambar 2. 23. Denah Filter Press
[pic]
Gambar 2. 24. Filter yang digunakan di bak sedimentasi (3 filter)
Pemasangan filter press dilakukan di titik koordinat 6.161617320030928S
106,31031931377947E4oN. Ada dua metode umum yang digunakan adalah stabilisasi
kapur dan penggunaan klorin. Proses stabilisasi kapur dapat digunakan untuk
pengolahan primer, limbah yang diaktivasi, septage dan lumpur yang dicerna secara
anaerob. Prosesnya melibatkan pencampuran sejumlah besar kapur dengan lumpur
untuk meningkatkan pH campuran menjadi 12 atau lebih. Proses ini biasanya dapat
mengurangi bahaya dan bau bakteri hingga nilai yang sesuai standar, meningkatkan
kinerja filter vakum dan menyediakan solusi yang baik untuk menstabilkan lumpur
sebelum pembuangan akhir.
[pic]
Gambar 2. 25. Alat filtrasi
Plate dan frame filter press terdiri dari plate dan frame yang tergabung menjadi satu
dengan kain saring pada tiap sisi plate. Plate memiliki saluran sehingga filtrat jernih
dapat melewati tiap plate. Plate and rame filter press banyak digunakan di industri
makanan, misalnya industri minyak. Ada beberapa macam tipe filter press, seperti
washing, non washing, open delivery, dan closed delivery. Keuntungan dari plate and
frame filter press yaitu dapat langsung melihat hasil penyaringan yaitu keruh atau
jernih, dapat digunakan pada tekanan yang tinggi, penambahan kapasitas mudah cukup
dengan menambah jumlah plate dan frame tanpa menambah unit filter press, dapat
digunakan untuk penyaringan larutan yang mempunyai viskositas yang tinggi, dan
dapat dipakai untuk penyaringan larutan yang mengandung kadar koloid (kotoran)
relatif rendah. Sedangkan kerugian dari plate and frame filter press ini adalah
kemungkinan bocor banyak dan tenaga kerja yang dibutuhkan banyak karena
dibutuhkan untuk membongkar dan memasang filter, selain itu membutuhkan waktu
yang lama.
[pic]
Gambar 2. 26. Plate and Frame filter press
[pic]
Gambar 2. 27. Denah bangunan operasioanal
Gambar 2. 28. Site Plan Filter Pres
[pic]
Gambar 2. 29. Denah Bak air bersih dan bak lumpur Kapasitas 2 x 40m3
2. 5. 3. Penambahan Pembuatan Bak PraSedimentasi (Lokasi Intake)
Intake
Wilayah intake PT. SCTK memiliki lahan seluas 2345 m2, berikut pemanfaatan lahan
dilokasi intake
Tabel 2. 6. Pemanfaatan Lahan Di Intake

No. Jenis Penggunaan Luas Area


m2
I. Lahan Tertutup
Intake 70
rumah pompa dan reservior 650
bak prasedimentasi 500
kantor 50
luas lahan 1 1270
II lahan Terbuka
jalan, parkir dan drainase 100
RTH 975
luas lahan II 1075
luas lahan I+II 2345

Sumber : PT. SCTK, 2020


[pic]
Gambar 2. 30. Layout Intake
Pada bak prasedimentasi ini diharapkan sebagian besar kekeruhan air akibat partikel
diskrit dan padatan terlarut (TDS) akan terendapkan; sehingga mampu mengurangi
beban pengolahan di unit-unit proses selanjutnya. Pengaliran air dari pipa sadap (wall
pipe) berlangsung secara gravitasi menggunakan pipa Steel berdiameter 400 mm..
Sistem outlet bak prasedimentasi adalah untuk membagi aliran pelimpah menjadi 3
saluran outlet utama yang masing-masing pengalirannya menampung 2 jalur inlet.
Untuk menunjang proses pembuangan lumpur pada bak prasedimentasi, dirancang
pembangunan kolam lumpur dengan pengaliran gravitasi sepanjang 150 m. Lumpur
ditampung pada 4 kerucut konikal dimana titik puncaknya. Penambahan bahan kimia
dibutuhkan dalam kolam prasedimentasi, yaitu alum, karbonat dan pengaturan pH.
Bangunan pengolah lumpur prasedimentasi berbentuk kolam oksidasi atau kolam
pengering lumpur. Selanjutnya lumpur prasedimentasi yang dihasilkan secara rutin
akan dibuang dengan bekerja sama dengan pihak ketiga.. Penambahan pembuatan bak
sedimentasi baru adalah seluas 500 m2, sehingga total luas bak sedimentasi adalah
1.000 m2. Lokasi Pembuatan bak prasedimentasi di Desa Cijeruk dan masih berada di
satu lokasi dengan intake.
[pic]
Gambar 2. 31. Bangunan Kolam Pengendap
[pic]
Gambar 2. 32. Denah Kolam prasedimentasi
Gambar 2. 33. Layout Bak prasedimentasi
[pic]
Gambar 2. 34. Denah Penampung Lumpur
Gambar 2. 35. Denah Topografi Kolam praedimentasi
2.5.4. Pemasangan Jaringan Pipa Utama
Panjang pipa JDU seluruhnya pada kegiatan pengembangan adalah 81.877 m akan
menggunakan jalan Kabupaten Serang, kawasan dan Jalan Desa, sehingga tidak ada
pembebasan lahan, namun akan diberikan kompensasi kepada para warga yang terkena
kerusakan akbiat pembangunan pipa JDU. Pipa tersebut akan ditanam di bawah tanah
sekitar 1,5 m dari permukaan tanah, sehingga keberadaanya tidak menggangu aktifitas
yang ada disekitar jalan tersebut (operasi). Pipa yang akan digunakan adalah dengan
diameter 80mm, 100mm, 250 mm, 300mm, 400mm dan 630 mm yang di pendam
dengan kedalaman 1,5 meter.
Tabel 2. 7. Panjang jalur distribusi utama Pengembangan

NO NAMA ASSET & SPESIFIKASI VOLUME

Sumber: PT. SCTK, 2020


Tabel 2. 8. Pemasangan jalur distribusi utama

NO WILAYAH LOKASI DIAMETER KETERANGAN


PEMASANGAN PEMASANGAN PIPA ( mm )
PIPA PIPA

Sumber: PT. SCTK, 2020


2.5.5. Rencana pemasangan Jaringan Pipa dari Intake ke unit pengolahan
Pemasangan jalur pipa dari intake ke lokasi WTP sejauh 1,3 KM akan memanfaatkan
lahan milik PT. SCTK seluas 3.848 m2. Berikut daerah yang akan dipasang pipa
tersebut.
[pic]
Gambar 2. 36. Lokasi yang akan ditanam Pipa jalur Intake (bak Prasedimentasi) –
WTP
Pipa Transmisi Air Baku dari bak sedimentasi ke Insatalasi Pengolahan Air Minum
(IPAM) sepanjang 1,3 km, jumlah 2 pipa dengan diameter masing-masing 0,4 m yang
berada di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang. Pipa Transmsisi Air
Baku dari Bak prasedimentasi ke IPAM/WTP. Pipa transmisi dari bak prasedimentasi
alirkan ke lokasi IPA menggunakan 1 jalur pipa baja Ø 200 mm (cement lined) sesuai
dengan pentahapan pembangunan IPA sendiri. Vr = 1,36 m/det secara gravitasi
sepanjang 1,627 m; ditambah jarak vertikal setinggi 8,8 m menuju bak pengumpul.
Pengaliran berawal dari ruang outlet bak prasedimentasi, pada awal saluran sebaiknya
dilengkapi pipa konikal (model venturi) untuk mengoptimalkan proses pipeline
mixing (driving head \ ∆H total = ± 12.2 m).
Tabel 2. 9. Rencana Pemasangan dan jalur pipa dari Sungai Cikambuy ke Unit
Pengolahan II
No NAMA ASSET & SPESIFIKASI VOLUME KETERANGAN

Sumber : PT. SCTK, 2020


2.5.6. Rencana pemasangan Jaringan Pipa baru
Pada saat ini PT. SCTK berencana akan melakukan pengembangan yaitu pemasangan
jaringan pipa yaitu untuk wilayah CikandeAmbon, Tarikkolot, Dystar, Kawasan
Pancatama. Dengan panjang jalur pipa 14,081 m dengan menggunakan pipa yang
berdiameter 200mm, 315mm, 160 mm, 250mm, 110mm yang di pendam dengan
kedalaman 1,5 meter
Tabel 2. 10. Rencana Pemasangan dan jalur pipa I

NO WILAYAH LOKASI DIAMETER PANJANG KETERANGAN


PEMASANGAN PEMASANGAN PIPA ( mm ) ( m' )
PIPA PIPA

Sumber : PT. SCTK, 2020


Tabel 2. 11. Rencana Pemasangan dan jalur pipa II

Desa Kecamatan
Bakung Cikande
Cikande Permai
Kamurang
Koper
Songgomjaya
Gemborudik
Barengkok Kibin
Ciagel
Cijeruk
Ketos
Nagara
Tambak
Binong Pamarayan
Damping
Kampungbaru
Keboncau
Pamarayan
Pasirkembang
Pasirlimus
Pudar
Sangiang
Wirana
Blokang Bandung
Malabar
Panamping
Pangawinan
Pringwulung
Kareo Jawilan
Bojot
Jawilan
Junti
Majasari
Cemplang
Parakan
Pasirbuyut
Pagintungan
Cakung Binuang
Gembor
Lamaran
Renged
Dukuh Kragilan
Undarandir
Gabus Kopo
Nanggung
Katulisan Cikeusal
Panosogan
Panyabrangan

Sumber : PT. SCTK, 2020


Gambar 2. 37. Wilayah Pelayanan
Gambar 2. 38. Rencana Jaringan Pipa Pengambangan wilayah Ambon – Frans -Dystar
Gambar 2. 39. Rencana Jaringan Pipa Pengambangan wilayah Modern –Dystar
Gambar 2. 40. Rencana Jaringan Pipa Pengembangan
2.6. Tahapan Rencana Kegiatan
2.6.1. Tahap Prakonstruksi

1. Sosisalisasi Kegiatan
Sosialisasi kegiatan merupakan salah satu komponen dari rencana usaha dan/ atau
kegiatan pemasangan pipa JDU dan fasilitas pendukungnya yang dilakukan setiap
akan dilaksanakan suatu pekerjaan baru dan di lokasi baru. Hal ini bertujuan
memberitahukan kepada masyarakat luas secara langsung tentang pelaksanaan usaha
dan/atau kegiatan tersebut. Dengan demikian masyarakat yang akan terkena dampak
kegiatan dapat mempersiapkan diri. Masyarakat dan perangkat desa dan kecamatan
diberikan penjelasan mengenai rencana kegiatan khususnya tahap konstruksi
pemasangan pipa JDU yang akan menggangu mereka.
2. Pengadaan Lahan
Rencana Pembangunan SPAM Kabuapaten Serang Bagian Timur oleh PT. SCTK
terdiri dari dua jenis kegiatan, yaitu:
a. Jaringan pipa JDU sepanjang 97.258 m
Jalur pipa akses Intake menuju WTP PT. SCTK akan menanam pipa tersebut dilahan
milik sendiri dan lahan tersebut telah dikuasi oleh PT. SCTK. Sedangkan panjang pipa
JDU sepanjang 95.958 m akan menggunakan jalan Kabupaten Serang, kawasan dan
Jalan Desa, sehingga tidak ada pembebasan lahan, namun akan diberikan kompensasi
kepada para warga yang terkena kerusakan akbiat pembangunan pipa JDU. Pipa
tersebut akan ditanam di bawah tanah sekitar 1,5 m dari permukaan tanah, sehingga
keberadaanya tidak menggangu aktifitas yang ada disekitar jalan tersebut (operasi).
Sedangkan kebutuhan dan pengadaan lahan untuk fasilitas pendukunganya adalah:
a. Intake air baku di Desa Cijeruk, Kecamatan Kibin namun telah dimiliki oleh PT.
SCTK.
b. Bak sedimentasi berdampingan dengan bak sedimentasi di Desa Cijeruk,
Kecamatan Kibin seluas 1.000 m2 (lahan telah dikuasi oleh PT. SCTK)
c. Pipa Transmisi Air Baku dari Bak Prasedimentasi ke Insatalasi Pengolahan Air
Minum (IPAM) sepanjang 1,3 km, jumlah 2 pipa dengan diameter masing-masing 1.3
km milik PT. SCTK, sehingga tidak ada pembebasan lahan.
Berdasarkan uraian di atas maka kegiatan pengadaan lahan berupa pembebasan lahan
tidak ada. Sedangkan kegiatan prakonstruksi yang akan menimbulkan dampak adalah
besaran kompensasi terhadap penduduk sepanjang jalan yang dilalui pipa JDU pada
saat dilakukan konstruksi karena mereka terganggu dan akan ada beberapa milik
penduduk seperti tanaman dan pagar yang akan rusak atau terganggu. Namun jika
tanaman/ pohon tersebut rusak ataupun ditebang maka pemrakarsa akan melakukan
penanaman kembali, agar fungsi tanaman sebagai penghijauan tetap terjaga.
2.6.2. Tahap Konstruksi
1) Pengadaan Tenaga Kerja Konstruksi
Kegiatan rencana Pengembangan Pembangunan SPAM Kabupaten Serang Bagian
Timur pada tahap konstruksi akan memerlukan tenaga kerja untuk pengerjaan
pembersihan lahan (land clearing), pekerjaan penggalian, pekerjaan penimbunan,
pekerjaan pembetonan bangunan bak sedimentasi dan fasilitas pendukungnya, serta
pekerjaan galian pipa JDU. Tenaga kerja terdiri dari beberapa staf ahli dan staf teknik
dari kontraktor dan sejumlah pekerja lokal dan pekerja yang didatangkan dari daerah
lain jika tidak tersedia di lokasi setempat. Untuk efisiensi dan keamanan kerja, serta
keamanan pelaksanaan pekerjaan, maka perlu perekrutan tenaga kerja lokal keamanan
(satpam)dan tenaga kerja umum (buruh). Jumlah tenaga yang akan dibutuhkan
diperkirakan ± 50 orang sebagaimana tersaji pada tabel berikut.
Tabel 2. 12. Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi

No. Klasifikasi Tenaga Kerja Pendidikan Minimum Jumlah


1 Manajer S1 1
2 Administrasi S1 2
3 Tenaga Ahli S1 3
4 Keamanan/Satpam SMP/SMA 4
5 Umum SMP/SMA 40

Sumber: PT SCTK, 2020


Pelaksanaan kegiatan konstruksi akan diserahkan kepada pihak kontraktor, sedangkan
PT. SCTK sebagai pemilik dan pengawas pelaksanaan kegiatan konstruksi akan
memastikan terlaksananya kegiatan konstruksi sesuai dengan persyaratan dan sesuai
dengan tata aturan konstruksi di bidang JDU serta peraturan perundang-undangan
terkait lainnya. Berdasarkan hal tersebut pemenuhan tenaga kerja akan dilaksanakan
oleh kontraktor pelaksana, namun demikian PT. SCTK akan memasukkan kewajiban
aturan pengelolaan tenaga kerja dalam kontrak kerjasama antara PT. SCTK dengan
kontraktor yang ditunjuk.
2) Mobilisasi dan Demobilisasi Alat dan Material
Pelaksanaan Pembangunan SPAM Kabupaten Serang Bagian Timur akan memerlukan
bahan-bahan dan peralatan. Kebutuhan secara umum peralatan dalam kegiatan ini
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2. 13. Alat Berat yang Digunakan untuk Konstruksi

No Jenis alat Kapasitas Jumlah Penggunaan


(unit)
1 Dump 4 – 7 m3 20 Angkutan material bangunan dan pipa JDU
truck
2 Excavator 2 Menggali dan memindahkan tanah dari
galian
3 Bulldozer 120m3/jam Untuk meratakan tanah
4 Truk molen 5 – 20 ton 10* Untuk mengangkut bahan semen beton
curah
5 Motor 5 – 20 ton 2 Untuk meratakan suatu pekerjaan tanah
grader
6 Water tank Untuk sarana yang akan dipergunakan pada
saat proses konstruksi
7 Asphal 1 Menghamparkan campuran aspal yang
finisher dihasilkan dari alat produksi
8 Generator 1 Menghasilkan daya listrik
set
9 Concrete Alat untuk menggetarkan (vibrating)
vibrator tuangan beton

Sumber: PT SCTK,2020
Peralatan akan disediakan dan didatangkan oleh oleh kontraktor dari Kabupaten
Serang dan sekitarnya. Prakiraan jumlah ritasi rata-rata pada saat puncaknya
pembangunan bak sedimnetasi dan fasilitas pendukungnya adalah 4 rit/hari,
sedangkan untuk pembangunan pipa JDU adalah sekitar 2 rit/hari. Pengangkutan akan
menggunakan jalur transportasi umum dari kabupaten Serang menuju Desa Cijeruk
dan sepanjang jalur pemasangan pipa JDU. Alat dan peralatan yang diperlukan akan
disimpan di stock yard.
Setelah kegiatan konstruksi selesai, maka peralatan yang telah digunakan akan
dikembalikan ke lokasi semula dan akan melalui jalur transportasi umum kembali.
Untuk operasional tenaga kerja dan penyimpanan peralatan di lokasi IPAM maka
disediakan basecamp, gudang dan kantor yang semuanya bersifat sementara, dengan
rincian:
i) Base camp
• Spesifikasi : bangunan sementara
• Jumlah : 1 buah
• Penggunaan : 24 bulan
• Daya tampung : 10 orang
ii) Gudang
• Spesifikasi : bangunan sementara
• Jumlah : 1 buah
• Penggunaan : 24 bulan
• Daya tampung : 50 m3
iii) Kantor
• Spesifikasi : bangunan sementara
• Jumlah : 1 buah
• Penggunaan : 24 bulan
• Daya tampung : 6 orang
iv) Portable toilet
• Spesifikasi : bangunan sementara
• Jumlah : 2 unit
• Toilet : jongkok
• Clean water : 1.000 L
• Black waterooo : 1.000 L
3) Pematangan Lahan Bak sedimentasi
Salah satu tahapan kegiatan Pembangunan Bak sedimentasi adalah pematangan lahan
untuk berbagai bangunan seperti bak sedimentasi. Kegiatan pematangan lahan dan
pekerjaan pondasi secara garis besar terdiri dari kegiatan galian dan pengurugan.
Pekerjaan pematangan lahan meliputi kegiatan galian terhadap lahan untuk Bak
sedimentasi, serta penimbunan lahan yang rendah sehingga lahan yang dipersiapkan
memenuhi elevasi yang diinginkan, membersihkan tanaman dengan mencabut sampai
ke akarnya, pemadatan, urugan sampai stabil melalui proses soil improvment.
4) Pembangunan Bak sedimentasi dan pemasangan filter press
Lokasi bak Sedimentasi terletak di Desa Cijeruk, Kecamatan Kibin Kabupaten Serang.
Lahan pembangunan bak Sedimentasi merupakan lahan milik PT. SCTK dimana
sebelumnya merupakan lahan RTH didalam kawasan kantor PT. SCTK.
Pekerjaan utama untuk bangunan bak Sedimentasi dan pemasangan unit filter press
serta bangunan pendukung berupa bak reservoir, dan ruang kontrol.
a. Unit Pengendap (Sedimentasi-2)
Tipe pengendapan yang digunakan yaitu plat atau tabung pengendap (plate atau tube
settler) laju tinggi menggunakan plat kompak dan tabung heksagonal. Tabung
heksagonal (mempunyai kekuatan mekanis yang lebih baik dan juga mudah diperoleh
di pasaran lokal).
a. Unit Saringan (Filter)
Air yang diendapkan di unit sedimentasi pada akhirnya di alirkan ke unit saringan
pasir cepat. Saringan pasir cepat dapat menghasilkan kekeruhan efluen di bawah
standar untuk air minum yang berlaku di Indonesia (lebih kecil dari 5 NTU), mampu
menyaring padatan tersuspensi yang terbawa dari unit sedimentasi dalam jangka
waktu operasi yang cukup lama.
a. Ruang Kontrol
Ruang kendali otomatisasi IPAM & BPA bisa diprogram secara terpusat baik di area
bak sedimentasi atau diatas menara air pencuci yang berfungsi pula sebagai bak
pengumpul flokulator pada elevasi 851,00 dml atau + 8,00 m diatas muka tanah.
Ruang bawah diantara tiang beton menara dapat dimanfaatkan untuk tangga naik dan
gudang PAC atau bak pelarut kimia dan pompa pembubuhnya. Lokasi menara pencuci
yang berada diatas memudahkan pengawasan ke segala penjuru IPA. Ruang
control/kendali otomatis ditempatkan di Bangunan Operasional/Bangunan Kantor.
[pic]
[pic]
Gambar 2. 41. Penulangan Pondasi di Bak Sedimentasi
[pic]
Gambar 2. 42. Penulangan Pondasi di Bak Sedimentasi dan Denah Meja Kimia
[pic]
Gambar 2. 43. Potongan Bangunan Operasional Bak sedimentasi
[pic]
Gambar 2. 44. Denah Bangunan Operasioanal
5) Pemasangan Pipa JDU dan Jalur Pipa prasedientasi ke WTP
a) Jalur Pipa
i. Pipa JDU
Jalur pipa JDU dibangun untuk mengalirkan air minum curah dari lokasi IPAM ke
Meter Induk (end off) di Kabupaten Serang yang panjang seluruhnya sekitar 81.877 m,
yaitu jalur pipa terpasang dan jalur pipa baru. dan juga akan memasang pipa
Transmisi Air Baku dari Bak Prasedimentasi ke Insatalasi Pengolahan Air Minum
(IPAM) sepanjang 1,3 km, jumlah 2 pipa dengan diameter masing-masing 1.3 km
milik PT. SCTK.
ii) Keadaan Lokasi
• Kecamtan Kibin
Daerah kecamatan Kibin merupakan wilayah yang sudah cukup modern dan agak
maju. Karena wilayah tersebut sudah banyak dijumpai industry besar. Diantaranya PT.
Parkland Word Indonesia, PT. Ducan Tetrablok Indonesia yang merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang konstruksi dan PT. Sunjin HJ yang merupakan perusahaan
yang bergerak industry kimia. Keadaan jalan didaerah tersebut terbilang sudah cukup
baik, perkerasan aspal dengan lebar jalan kurang lebih 8 Meter.
[pic]
[pic]
Gambar 2. 45. Lokasi Sekitar Kecamatan Kibin
• Kecamatan Cikande
Daerah Kecamatan Cikande ini merupakan daerah yang maju karena sudah terdapat
beberapa industri. Kawasan Modern Cikande merupakan salah satu kawasan industry
yang terdapat di daerah ini. Term asuk wilayah padat dan kondisi jalan yang memiliki
perkerasan aspal.
[pic]
Gambar 2. 46. Lokasi Kecamatan Cikande
• Kecamatan Bandung
Daerah ini tidak semodern wilayah lainnya, karena aktivitas di daerah ini hanya
pemukiman, perkebunan dan terdapat aktivitas usaha kecil warga misalnya saja
warung. Kondisi jalan di daerah ini sebagian ada aspal dan sebagian ada juga yang
elum dilapisi aspal. Lebar jalan dari mulai 5 meter.
[pic]
Gambar 2. 47. Lokasi daerah Kecamatan Bandung
• Kecamatan Binuang
Daerah ini cenderung lebih sedikit aktivitasnya, suasana pedesaan yang asri. Aktivitas
warga di daerah ini bersawah, selain itu aktivitasnya pemukiman dan warung. Jalan
didaerah ini masih dalam keadaan baik dengan perkerasan aspal da nada juga yang
masih belum di aspal.
[pic]
Gambar 2. 48. Lokasi sekitar Kecamatan Binuang
b) Spesifikasi Pipa
Pipa yang akan digunakan telah memenuhi regulasi yang dipersyaratkan, yaitu sesuai
dengan SNI tentang Sistem Transmisi Pipa Air Minum.
Tabel 2. 14. Spesifikasi Pipa JDU yang akan Digunakan

Uraian Pipa HDPE


Daya tahan korosi Bagus
Perawatan Perbaikan tidak memungkinkan
Umur Pipa 50 tahun
Penggunaan di bawah Ketebalan pipa terkait dengan tingkat ekonomis
tanah
Kekasaran Pipa C-150
Desain Standar
Berat Jenis 0,65
Berat Lebih berat dari pipa GRP, karena tebal pipa.
Pemeliharaan Sangat mudah.
Ketebalan Pipa Untuk tekanan tertentu, tebal pipa lebih tinggi disbanding
GRP.
Kekuatan Regangan 35 Mpa
Modulus elastistas 5 Gpa
Harga Untuk pipa ukuran 150 NB ke atas, harga pipa lebih mahal
dari GRP.

Sumber: PT SCTK, 2015


Pertimbangan dipilihnya pipa dengan jenis material HDPE adalah:
• Daya tahan korosi bagus
• Umur pemakaian tinggi
• Berat jenis ringan
• Tingkat kebocoran rendah.
[pic]
Gambar 2. 49. Skema Distribusi dari WTP
[pic]
Gambar 2. 50. Skema Distribusi Air Bersih Ke konsumen
c) Teknik Pemasangan Pipa
Teknik pemasangan pipa JDU tergantung lokasi pemasangan. Lokasi pemasangan pipa
JDU diameter 500 mm,400 mm, 300 mm, 250 mm dan 200 mm, berada pada Jalan
Kabupaten, kawasan dan desa dengan lebar manfaat jalan berkisar antara 5,50 m s/d
6,00 m dengan lebar efektif perkerasan = 3,50 m s/d 4,00 m, sehingga lebar bahu pada
kiri dan kanan jalan masing-masing = 1,00 m. misalnya saja diameter pipa JDU = 500
mm dan lebar galian sesuai dokumen kontrak adalah 800 mm, apabila badan jalan ada
yang terkena galian pemasangan pipa maka badan jalan tersebut akan dikembalikan
minimal ke kondisi semula dan sesuai arahan Dinas Teknis terkait.
Gambar 2. 51. Galian Pipa 500 mm
Untuk crossing jalan raya akan menggunakan metode boring horizontal, untuk
crossing saluran/sungai apabila dasar saluran tidak terlalu dalam akan dilakukan
system siphon dan apabila dasar saluran/sungai > dari 3 m maka akan menggunakan
jembatan pipa. Sistem boring ini pun akan diterapkan pada bahu jalan yang sempit dan
terdapat fasilitas seperti tiang listrik atau tiang telpon yang mana apabila dilakukan
system galian terbuka akan mengakibatkan robohnya tiang tersebut. Selain itu
penggalian dan penanaman pipa akan memperhatikan rambu rambu terkait adanya
informasi penanaman pipa gas, kabel listrik , telepon dan jaringan pipa lainnya yang
terlebih dahulu tertanam.
Dalam pekerjaan pemasangan pipa air bersih teknik penggalian selain galian terbuka /
parit (open tranch) juga dilakukan dengan teknik pengeboran horizontal. pengeboran
horizontal ini dilakukan apabila pada segmen tersebut dengan alasan teknis maupun
dampak sosial tidak bisa dilakukan dengan galian terbuka maka dilakukan dengan cara
pengeboran, beberapa jenis pengeboran yang biasa dilaksanakan pada pemasangan
jaringan air bersih adalah sebagai berikut.
• MetodeBoring
• Boring manual, jenis boring ini menggunakan peralatan yang sederhana seperti
mata bor dengan berbagai ukuran, stang bor dari pipa GI dan socket sebagai
penyambung stang bor.
• Boring HDD (Horizontal Directional Drilling), pengeboran dengan cara full
mechanic, boring HDD dilaksanakan untuk penyeberangan pipa ND.
Gambar 2. 52. Metode Horizontal Directional Drilling
Gambar 2. 53. Metode Booring
[pic]
Gambar 2. 54. Potongan Booring Jalur WTP PT. STR dan WTP PT.SCTK
[pic]
Gambar 2. 55. Potongan booring jalur transmisi air bersih
[pic]
Gambar 2. 56. Koordinat Booring HDD
• MetodeOpen
Pembangunan pipa tersebut akan dipendam (dikubur) di dalam tanah dengan
kedalaman galian untuk pipa diameter 500 mm,400 mm, 300 mm, 250 mm dan 200
mm rata-rata dari dasar pipa sekitar 2 m dan dari top pipa terhadap muka tanah adalah
1,50 m, sedangkan untuk pipa lainnya harus berada pada kedalaman 1,5 m dari
permukaan tanah. Tahapan pemasangan pipa secara umum adalah sebagai berikut.
i) Pengukuran dan Pematokan Final
Kegiatan pengukuran dan pematokan merupakan kegiatan awal pemasangan pipa yang
bertujuan untuk menentukan secara tepat jenis lintasan pipa yang akan dibangun.
ii)Pengadaan Pipa dan Gudang Pipa
Sebagian pipa akan dipasok dari pabrikan dan sebagian lagi akan diangkut dari gudang
pipa selanjutnya pipa di unloading di gudang masing-masing paket, setiap rekanan
diwajibkan untuk memiliki area untuk menyimpan pipa., Pipa yang akan dimobilisasi
ke lapangan hanya pipa yang akan dipasang.
iii)Stringing(Penjajaran)
Pipa diangkut dari pemasok di Kabupaten Serang menggunakan truk, kemudian
diletakan secara berurutan (berjajar) di sepanjang jalur pipa secara hati-hati agar tidak
rusak. Setiap ujung pipa ditutup agar terhindar dari kotoran maupun sampah yang
masuk dalam saluran pipa yang dapat mengakibatkan sumbatan pada saat pelaksanaan
uji coba.
iv)Bending(Pembengkokan Pipa Sesuai Kontur Tempat)
Bending dilakukan mengikuti proses stringing. Pipa akan dibengkokan agar sesuai
dengan profil vertikal dan horizontal dari ROW jalan.
v) Penyambungan Pipa
Penyambungan pipa dilakukan dengan pengelasan dengan metode butt fusion dan
electro fusion, system butt fusion (pengelasan pipa HDPE) ini dilakukan dengan alat
pengelasan hidrolic adapun system elecrto fusion adalah system penyambungan pipa
dengan menggunakan accessories / socket berupa elctro fitting (coupler) dengan
system elektorda yang ada di elctro fusion. Penyambungan pipa dengan system butt
fusion akan dilakukan di atas parit galian pipa dengan dudukkan balok kayu,
persegmen penyambungan ini direncanakan dengan jumlah pipa 10 batang a 6 m,
sehingga total persegmen = 60 m, selanjutnya penyambungan antar segmen dilakukan
di dalam parit galian dengan system electro fusion, alternatif kedua penyambungan
persegmen dilaksanakan diseberang galian pipa.
vi)Trenching(Penggalian)
Setelah seluruh pipa disambung dan diperiksa secara teliti, maka selanjutnya
dilakukan penggalian tanah untuk pemasangan pipa. Lahan yang telah dibersihkan,
kemudian dilakukan pembuatan trenching(lubang galian parit) yang menggunakan
alat berat (backhoe) untuk memendam pipa sedalam 1,5 m (Kedalaman 2 meter) di
bawah permukaan tanah.
Penampang galian (parit) akan berbentuk trapesium terbalik dengan ukuran lebar
bagian bawah sekitar 1 m dan bagian atas sekitar 2 m, selanjutnya pipa dipendam dan
diurug kembali, kemudian dipadatkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka tanah yang
akan digali untuk jalur pipa sisa sepanjang 40,027 m dengan lebar bagian atas 2 m dan
bagian bawah 1m serta dalamnya 1,5m, yang akan langsung dimasukkan kedalam
karung dan akan diangkut oleh truk dan dibawa ke lokasi penimbunan yang telah
disediakan.
Beberapa pertimbangan pada saat melakukan pembukaan lahan dan penggalian
adalah:
a. Pada saat penggalian akan mempertimbangkan kondisi hidrologi khususnya
terhadap saluran kanal/parit, sistem drainase setempat, permukiman yang dilewati,
serta aksesibilitas penduduk agar tidak terganggu.
b. Pada daerah tertentu dimana keadaan tanah labil, akan digunakan penguat atau
pengaman pada dinding lubang galian untuk menghindari kemungkinan terjadinya
longsoran.
c. Tanah hasil galian diletakan di sisi luar dan dijaga supaya tidak longsor ke dalam
dasar lubang galian pada saat hujan. Tanah hasil galian langsung diangkut keluar site
dengan dump truck dan akan diangkut kembali sebagian untuk penimbunan kembali.
[pic]
Gambar 2. 57. Typical Penggalian dan Pemasangan Pipa HDPE
vii)Pipe Laying(Peletakan Pipa)
Pipe layingdilakukan dengan menggunakan 4 sampai 5 unit side boom, kemudian
secara bersama-sama mengangkat suatu bagian pipa yang telah disambung. Setelah
meletakkan pipa dalam lubang galian, selanjutnya side boomyang paling belakang
bergerak ke tempat yang paling depan, dan mengangkat atau menahan pipa di tempat.
Pengangkatan, penurunan dan peletakan pipa ke dalam lubang galian dilakukan secara
hati-hati agar tidak menimbulkan kerusakan pada sambungandan stressdibuat
seminimal mungkin agar sambungan pipa tidak terganggu.
viii) Perpotongan dengan Sungai
Jaringan pipa yang melintasi sungai/kali dengan kedalaman dasar sungai > dari 3,00 m
akan dilakukan dengan cara melintas di atasnya adapun untuk saluran yang relative
rendah akan dilakukan dengan system shypon. PT SCTK akan meminta izin untuk
memasang pipa di atas sungai kepada pihak terkait.
[pic]
Gambar 2. 58. Potongan Melitang pada Sungai/Irigasi
[pic]
Gambar 2. 59. Rencana Pemasangan Jembatan Pipa
ix) Perpotongan dengan Jalan
Pemasangan pipa yang memotong jalan, maka akan dilakukan dengan cara pemboran.
Gambar 2. 60. Teknik Pemasangan Pipa yang Memotong Jalan
ix) Penimbunan Galian Pipa
Setelah penyambungan pipa setiap segmen selesai, maka selanjutnya pipa ditimbun
dengan tanah hasil galian yang diletakkan di sekitarnya (sepanjang jalur pipa).
Selanjutnya lubang galian dipadatkan dan diratakan dengan compactor, serta disemen
atau diaspal kembali sesuai kondisi semula. Kepadatan urugan galian diupayakan
untuk mendekati kepadatan semula, sehingga tidak terjadi erosi tanah saat hujan.
Kemudian melanjutkan pekerjaan pada segmen berikutnya (Buried and back fill
works) dan demikian sampai jalur pipa terhubung seluruhnya dan siap dioperasikan.
Sisa tanah galian sepanjang jalur pipa yaitu di sisi kiri dan kanan dikumpulkan dan
langsung dimasukkan kedalam karung kemudian akan diangkut menuju stock yardoleh
kendaraan proyek. Perkiraan jumlah tanah sisa galian adalah untuk jalur pipa sisa
sepanjang 41.850 m dengan diameter rata-rata 0,5 m (jari-jari 0,25 m) adalah sekitar
20.925 m3, sedangkan faktor penggemburan sekitar 10%, maka jumlah total tanah sisa
adalah 18.825 m3. Apabila diangkut oleh truk kecil dengan volume rata-rata setiap
truk 4 m3, maka jumlah ritasinya adalah sekitar 4.707 rit selama 2tahun, sehingga
rata-rata setiap bulan adalah 210 rit atau apabila bekerja 30 hari dalam sebulan, maka
rata-rata ritasi harian adalah 7 rit. Sedangkan sisa tanah yang tersisa akan diberikan
kepada masyarakat sekitar.
x) Pemasangan Rambu
Kegiatan akhir pada tahap konstruksi pipa JDU adalah pemasangan rambu yang
dilakukan di sepanjang jalur pipa yang sudah tertanam sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
xi) Proses pemasangan Pipa
Pemasangan pipa dengan panjang pipa / batang = 6,00 m, metode penyambungan pipa
dengan But Fusion /pengelasan, system but fusion akan memakan waktu 1 jam / joint
dan dilakukan di atas tanah dengan panjang 60 m, sehingga diperlukan waktu 9 jam ( 9
titik pengelasan dengan jumlah pipa 10 batang). Adapun penggalian dengan excavator
2 unit memerlukan waktu ± 4 jam dan waktu penimbunan dan pemadatan sesuai
spesifikasi teknis adalah 3 jam, maka total waktu yang diperlukan untuk panjang 60 m
adalah 16 jam.
Adapun urutan pelaksanaannya adalah ; penggalian tanah terlebih dahulu, kemudaian
pipa diletakkan di atas galian dengan penyangga balok kayu dan dilas
satu persatudilas di atas galian dengan menggunakan bantalan balok kayu, selanjutnya
secara bersama-sama diturunkan (persatu segmen panjangnya ± 60 m,
Gambar 2. 61. Proses Pemasangan Pipa
Pelepasan Tenaga Kerja Konstruksi
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pelaksanaan kegiatan konstruksi
akan diserahkan kepada pihak kontraktor. Pada saat kegiatan konstruksi telah selesai
(pasca konstruksi) maka secara otomatis, kerjasama antara PT. SCTK dengan pihak
kontraktor juga berakhir. Penanganan tenaga kerja setelah selesainya kegiatan
konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktror pelaksana proyek sebagai
pihak yang memperkerjakan tenaga kerja tersebut. Walaupun demikian PT. SCTK
akan memasukkan kewajiban aturan pengelolaan tenaga kerja pasca konstruksi kepada
kontraktor ke dalam kontrak kerjasama antara PT. SCTK dengan kontraktor yang
ditunjuk.
7) Limbah yang Dihasilkan pada Tahap Konstruksi
Selama kegiatan konstruksi akan dihasilkan beberapa jenis limbah, yaitu:
a) Limbah gas
Berasal dari gas buang kendaraan, berbagai peralatan bermesin diesel (mesin las,
pompa, genset dan lain-lain). Gas buang dari genset akan dilengkapi dengan saluran
pembuangan ke udara bebas, serta selalu memelihara mesin, agar gas buangnya
minimal.
b) Limbah debu
Berasal dari debu lokal yaitu serpihan tanah yang terbang tertiup angin pada saat
kegiatan mobilisasi alat dan bahan serta demobilisasi alat, pembukaan dan
pembersihan lahan, penggalian dan penimbunan, khususnya pada saat dilakukan
timbunan tanah pada pekerjaan pengembangan SPAM Kabupaten Serang Timur, serta
kegiatan pemasangan jaringan pipa berupa pekerjaan galian dan timbunan untuk
memendam pipa. Sebaran debu, khusus sekitar permukiman, akan ditekan melalui
penyiraman pada saat cuaca panas.
c) Limbah cair
Limbah cair domestik dari aktivitas 50 orang pekerja yang bekerja di pekerjaan
pengembangan SPAM Kabupaten Serang Timur. Air untuk keperluan pekerja di
pekerjaan pengembangan SPAM Kabupaten Serang Timur disediakan oleh kontraktor
dan dilengkapi dengan toilet, sedangkan air bilasan bekas mandi pekerja akan
dialirkan ke dalam Biofilter eksisting . Sedangkan MCK pekerjan untuk pemasangan
pipa akan menggunakan berbagai fasilitas MCK yang ada sepanjang jalur pemasangan
pipa JDU karena sebagaian besar jalur tersebut berada di daerah permukiman dan kota
kecamatan.
d) Limbah padat
Berupa potongan besi, pipa HDPE, kawat las, bekas kemasan lem, limbah padat
lainnya berupa kayu, serta limbah domestik berupa sampah organik (yang mudah
membusuk) aat konstruksi. Limbah padat tersebut akan dikumpulkan/ditampung,
selanjutnya dibawa ke tempat pembuangan akhir yang direkomendasi oleh Pemerintah
Daerah setempat, sedangkan limbah domestik berupa sampah organik (yang mudah
membusuk) akan ditimbun di dalam lokasi koridor.
8)Kebutuhan Air Pada Saat Konstruksi
Air bersih yang dibutuhkan pada tahap konstruksi diperkirakan sebesar 5,5 m3/hari
yang akan dipenuhi dari air bersih yang ada didalam lokasi (sumur air tanah dangkal,
dan sumber lainnya) . Air permukaan (air tanah eksisting) tersebut digunakan untuk
keperluan konstruksi, penyiraman tanah dan jalan, serta pencucian peralatan sebanyak
4 m3/hari. Sedangkan kebutuhan MCK karyawan konstruksi, menggunakan air tanah
dangkal eksisting (0,5 m3/hari) .
Adapun air limbah dari kegiatan domestik terutama dari toilet/wc akan dialirkan ke
sbiofilter. Lokasi biofilterterletak di dekat kantor kontraktor dan bersifat sementara,
akan disedot kemudian dinormalisasi jika tahap konstruksi telah selesai. Jumlah air
limbah yang dibuang ke badan air penerima 0,85 m3/hari.
Tabel 2. 15.Prakiraan Kebutuhan Air Bersih Tahap Konstruksi

No. Penggunaan Total Kebutuhan (m3/hari) Sumber Air


1 MCK dan domestik
Tenaga kerja lokal (50 orang) 0,5 Air permukaan
2 Penyiraman tanah dan jalan 1 Air permukaan
3 Kebutuhan konstruksi 3 Air permukaan
4 Pencucian peralatan 1 Air permukaan
Total 5,5

Sumber : Hasil Pendekatan Perhitungan dari Berbagai Sumber, 2019


Keterangan: 1) Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996; (10
L/pegawai/hari)
[pic]
Gambar 2. 62. Neraca Air pada Tahap Konstruksi
9) Timbulan Sampah
Sarana akomodasi pegawai selama kegiatan konstruksi akan menggunakan bangunan
sementara (base camp) yang didirikan di dalam lokasi kegiatan terbuat dari papan.
Bangunan sementara tersebut yang meliputi kantor, gudang dan bengkel akan
didirikan diatas lahan yang berada didalam lokasi proyek. Keselamatan dan kesehatan
para pekerja konstruksi akan dipantau dengan mengacu pada Peraturan Menteri
Tenaga Kerja RI Nomor 03/MEN/1999 tentang Syarat-Syarat Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Base camp dilengkapi dengan
MCK, yang dilengkapi dengan Bioseptic tank, tempat penampungan sampah
sementara/TPSS, peralatan kantor dan peralatan kendaraan/pertukangan. TPS limbah
B3 akan disediakan untuk limbah dari kegiatan pemeliharaan peralatan
kendaraan/pertukangan, seperti oli bekas, pelumas dan accu. Sementara limbah Non
B3 akan di buang dengan dikerjasamakan dengan pihak ketiga.
Tabel 2.16. Perkiraan timbulan sampah Pada Tahap Konstruksi

No. Jenis Kegiatan Jumlah Timbulan Total Timbulan


Jiwa (L/Orang/Hr) Sampah (L)
1. Pekerja
Mandor, Tukang, Operator, Mekanik, 50 2,0 2) 100
Crew Pancang dan Helper
5. Konstruksi - 500 500

Sumber : Hasil Pendekatan Perhitungan dari Berbagai Sumber, 2020


Keterangan: 1) Pengelolaan Sampah – Prof. Enri Damanhuri & Dr. Tri Padmi,
ITB,2011; (0,5-0,75 L/pegawai/hari)
2) Pengelolaan Sampah – Prof. Enri Damanhuri & Dr. Tri Padmi, ITB,2011; (1,75-
2,00 L/orang/hari)
Untuk besaran limbah padat domestik yang dihasilkan dari kegiatan operasional base
camp selama tahap konstruksi berlangsung adalah sebesar 600 liter/hari.
2.6.3. Tahap Operasi

1) Pengadaan Tenaga Kerja Operasi


Pengoperasian dan perawatan fasilitas Pengembangan SPAM Kabupaten Serang
Bagian Timur akan memerlukan tenaga kerja. Pelaksanaan pekerjaan pengoperasian
dan pemeliharaan dilaksanakan oleh PT SCTK sendiri sebagai pemilik. Tenaga kerja
yang digunakan adalah tenaga kerja internal yang telah ada di PT SCTK serta tenaga
kerja baru.
Umumnya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan operasi, perawatan,
pemeliharaan dan perbaikan terdiri diri dari beberapa staf ahli dan staf teknik dan
sejumlah pekerja lokal. Agar pelaksanaan sesuai dengan perencanaan dalam hal waktu
maupun kualitas, maka perlu diadakan tim manajemen pelaksanaan. Quality Control
atas tiap-tiap pekerjaan akan dilakukan oleh tim supervisi yang dipimpin seorang
Pengawas. Kemudian untuk tujuan efisiensi dan keamanan kerja, serta keamanan
pelaksanaan pekerjaan, maka perlu perekrutan tenaga kerja lokal. Jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan perawatan SPAM Kabupaten Serag Bagian
Timur adalah sebanyak 8 orang.
Tabel 2. 17. Perkiraan Jumlah Tenaga Kerja Operasi

No. Klasifikasi Tenaga Kerja Pendidikan minimal Jumlah


1 Administrasi SMA/D3 1
2 Operator bak sedimentasi D3/S1 4
3 Keamanan SMA 1
4 Pekerja Umum SMP/SMA 2

Sumber: PT SCTK, 2020


2) Pengoperasian dan Pemeliharaan Bak Sedimentasi
a) Unit Prasedimentasi
Pada bak prasedimentasi ini diharapkan sebagian besar kekeruhan air akibat partikel
diskrit dan padatan terlarut (TDS) akan terendapkan; sehingga mampu mengurangi
beban pengolahan di unit IPAM. Pengaliran air dari pipa sadap (wall pipe) dengan
kapasitas 100 L/det berlangsung secara gravitasi. Limbah utama dari bak
prasedimentasi adalah lumpur yang dipisahkan dalam kolam lumpur.
Untuk menunjang proses pembuangan lumpur pada bak prasedimentasi, pengalirannya
dirancang secara gravitasi menuju kolam lumpur. Proses di bak prasedimentasi akan
dilakukan pembubuhan alum, karbonat dan pengaturan pH. Bangunan pengolah
lumpur prasedimentasi berbentuk kolam oksidasi atau kolam pengering lumpur.
Selanjutnya lumpur prasedimentasi yang dihasilkan secara rutin akan dibuang dengan
bekerja sama dengan pihak ketiga..
B) Pembuangan Sludge/lumpur.
Pembuangan sisa lumpur pada IPAM akan dilakukan dengan cara melakukan
mengeringkan terlebih dahulu lumpur dengan air kemudian setelah kandungan air
berkurang lumpur tersebut akan dibuang ke pihak ketiga yang telah memiliki izin.
3) Pengoperasian dan Pemeliharaan Pipa JDU
Kegiatan perawatan jaringan pipa JDU akan dilakukan secara periodik, pengawasan
keamanan dan keselamatan jaringan pipa JDU akan dipantau oleh PT. SCTK. Bila
ditemukan adanya potensi ganguan/kerusakan yang sifatnya berbahaya, maka PT.
SCTK akan melakukan penanggulangan/perbaikan segera untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan. Kegiatan ini akan dilaksanakan sesuai dengan sistem yang
telah ada di PT SCTK.
Sumber Air Baku
Sumber air baku berasal dari Sungai Ciujung dengan debit air pada musim kemarau
sebesar 6.656,40 lt/dtk.
Pemanfaatan air Sungai Ciujung pada musim kemarau untuk kegiatan industri, irigasi
dan sumber air PDAM. Melalui kerjasama regional, optimalisasi pemanfaatan sumber
daya air baku dapat lebih terjamin. Kondisi kondusif ini tentunya diharapkan dapat
lebih mengoptimalkan pelayanan air minum selain kepada masyarakat yang
bermukim diperbatasan wilayah administrasi, juga memantapkan suplai air minum
pada beberapa kawasan niaga-industri potensial. Berkenaan dengan rencana global
diatas, serta dikaitkan pula dengan hasil analisis ketersediaan air baku maka upaya
penanggulangan kebutuhan air minum sumber air baku rencana yang dianggap lebih
layak dikembangkan untuk wilayah pelayanan Kabupaten Serang. Pengajuan SIPPA
akan dikerjasamakan dengan PDAM (surat Perjanjian terlampir).
Berdasarkan dari pengajuan SIPPA yang telah ada bahwa Sungai Ciujung masih layak
untuk disadap hal ini telah dilakukan hasil simulasi neraca air DAS Sungai Ciujung
yang telah mempertimbangkan seluruh kebutuhan eksisting yang ada hingga kehilir.
Selain itu PT. SCTK untuk menjamin keandalan pasokan sumber air baku PT. SCTK
berencana akan membuat tandon sebagai betuk antisipasi terhadap kemarau ekstrim
dan pemunahan puncak.Berikut neraca air sungai Ciujung.
[pic]
Gambar 2. 63. Neraca Air Sungai Ciujung
2.9. Kebutuhan Operasional PT. SCTK
i. Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air untuk mengoperasikan PT. SCTK adalah untuk kebutuhan Operasional
Tabel 2. 18. Rencana Prakiraan Kebutuhan Air untuk Pengoperasian PT. SCTK

No Uraian Kebutuhan air Besaran kegiatan Total


bersih (orang) (m3/hari)
1 Keperluan domestic 10 L/orang/hari 8 0,08
karyawan
2 Mushola 2 L/ orang/ hari 20 0,04
3 Utility: penyiraman 5 5
tanaman, dll
Total 5,12

Sumber : PT. SCTK,2020


Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996; (150 L/org/hari), ini sudah
termasukminum, masak,mandi, cuci baju, wudhu, menyiram, cuci kendaraan,
penyiraman taman, dan keperluan lain.
Sumber air bersih untuk kebutuhan domestik PT. SCTK bersumber dari air sumur
tanah dangkal sebesar 5,12 m3/hari.
[pic]
Gambar 2. 64. Neraca Air Operasi PT. SCTK
Penanganan air buangan dari aktivitas domestik akan menggunakan STP dengan
sistem biofilter. Air buangan dari aktivitas dapur dan bak cucian piring akan dialirkan
terlebih dahulu kedalam grase trap kemudian dialirkan kedalam Biofilter. Kemudian
Biofilter akan dilakukan perawatan dan penyedotan lumpur. Lumpur biofilter akan
dimanfaatkan untuk pupuk atau dapat dibuang dengan bekerjasama dengan pihak
ketiga.
[pic]
Gambar 2. 65. Desain Biofilter
i. Timbulan Limbah Padat/Sampah
Pengoperasian PT SCTK akan menghasilkan limbah padat padat (sampah) domestik
non B3 yang terdiri dari limbah organik (sampah basah) dan non organik (sampah
kering), serta limbah padat yang tergolong limbah B3 yang berasal dari pemeliharaan
genset (oli dan pelumas bekas), lampu penerangan yang berisi gas Argon, bekas tinta,
dan lainnya.
• Sampah Domestik
Beberapa asumsi pendekatan untuk menghitung timbulan sampah adalah berdasarkan
kapasitas Kawasan Agrowisata Standar timbulan sampah 2,5 liter/hari/orang (SNI-
3242-2008)
Tabel 2. 19. Rencana Prakiraan Timbulan Sampah Domestik Selama Pengoperasian
PT. SCTK

No Uraian Timbulan Sampah *) Besaran Kegiatan Total m3/hari


1 Karyawan 2,5 L/orang/hari 8 0,02
2 tamu 2,5 L/orang/hari 5 0,0125
3 Utilitas 1 1
Sumber: Hasil Perhitungan,2020
Berdasarkan Pendekatan dari SNI-3242-2008 dan Enri Damanhuri-Tri Padmi,
Program Studi Tehnik Lingkungan FTSL ITB, 2010
Limbah padat (sampah) yang dihasilkan tersebut dikelola dengan sistem yang akan
dijalankan pengelola PT. SCTK. Rencana sistem yang dijalankan adalah sebagai
berikut: sampah yang dihasilkan dari seluruh aktivitas ditampung dalam kontainer di
depo/tempat penampungan sampah sementara (TPSS) di dalam kawasan. Sampah
yang ditampung pada depo akan dipisah sesuai dengan jenis limbahnya, pemilahan
akan dilakukan oleh pihak pengelola dari setiap sumber limbah. Untuk kelancaran
pengangkutan sampah ke TPSS, maka sarana pengangkutan sampah akan ditambah 1
unit gerobak.
Pemanfaatan limbah sampah organik yang berupa daun tanaman akan
ditimbun/komposting di area taman, green belt, penghijauan dan area terbuka hijau
lainnya, sedangkan yang tidak termanfaatkan akan diangkut oleh truk Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Serang untuk di buang ke TPA Sampah.
Untuk sampah organik dan anorganik yang tidak dapat dimanfaatkan kembali, serta
residu sampah lainnya akan disediakan kontainer sampah sebelum diangkut ke TPA.
Kapasitas 1unit kontainer sampah adalah 1 m3 (Dimensi= P:1 m; L:1,5 m; T: 1 m),
maka akan disediakan 1 buah kontainer sampah untuk menampung sementara sampah
yang akan diangkut ke TPA. Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari.
Gambar 2. 66.Tong sampah terpilah
Gambar 2. 67. Skema Pengolahan Sampah
Untuk lumpur dari kegiatan WTP akan disimpan dan dikeringkan di dalam bak
khusus/bak penampung/decenter kemudian limbahnya akan dibuang dengan bekerja
sama dengan pihak ketiga.
• Limbah Padat B3
Pengoperasian PT. SCTK akan menghasilkan limbah padat padat yang tergolong
limbah B3 yang berasal dari pemeliharaan genset (oli dan pelumas bekas), lampu
penerangan yang berisi gas Argon, bekas tinta, dan lainnya. Berdasarkan uraian
prakiraan timbulan sampah padat domestik, maka prakiraan timbulan limbah padat B3
adalah sekitar 1 % dari timbulan limbah padat domestik, yaitu sekitar 0,1 m3/hari.
Limbah B3 akan ditampung di TPS B3 (perizinan akan diproses) kemudian akan
diangkut secara berkala pihak ketiga yang telah memiliki izin.
i. Listrik dan Genset
PT. SCTK saat ini telah memiliki sambungan listrik dari PLN. Sumber listrik PT.
SCTK sepenuhnya disuplai oleh PT. PLN. Namun PT. SCTK tetap akan menyediakan
genset untuk cadangan sumber listrik. Penggunaan genset akan disesuikan dengan
Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2019 tentang kapasitas pembangkit tenaga listrik
untuk kepentingan sendiri yang dilaksanakan berdasarkan izin operasi. Pasal 2 (1)
usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan sendiri dengan total kapasitas
pembangkit tenaga listrik lebih dari 500 Kva dalam 1 (satu) sistem instalasi tenaga
listrik wajib mendapatkan izin operasi. (2) izin operasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan oleh Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya
i. Pencegahan Kebakaran dan Kondisi Darurat
ii. Penanganan Kondisi Darurat
Kondisi darurat yang mungkin terjadi meliputi terjadinya gempa bumi, huru – hara,
Angin Puting Beliung, Pencemaran Lingkungan. Pelaksanaan sosialisasi tanggap
darurat dilakukan dengan cara :
• Internal, dapat dilakukan melalui Simulasi, Briefing, Work Intruction maupun
SOP Tanggap Darurat.
• External dilakukan dengan menghubungi pihak terkait (aparat lingkungan sekitar
perusahaan dan instansi terkait).
• Penanganan Potensi Bahaya Kebakaran
Dalam melakukan antisipasi terhadap potensi bahaya kebakaran di dalam areal lokasi
kegiatan asrama berbayar akan menerapkan sistem penanggulangan bahaya
kebakaraan yang meliputi sistem hydrantdan sprinklerdimana pompa – pompa yan
dapat bekerja secara otomatis bila salah satu hose(penyemprot) digunakan. Selain itu
juga dilengkapi dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang berjenis Dry
Chemical Powder serta melakukan koordinasi dengan Pemadam Kebakaran terkait
rekomendasi penempatan alat pemadam kebakaran. PT. SCTK telah memiliki APAR
APD lainnya, berikut:
Tabel 2. 20.APAR dan APD yang Dimiliki PT. SCTK

NAMA BARANG JUMLAH


SAFETY SHOES 45
HELMET 15
SARUNG TANGAN 15
APAR 4

Sumber : PT. SCTK, 2020


[pic][pic][pic][pic]
Gambar 2. 68. Dokumentasi APAR dan APD PT. SCTK
• Prosedur Standar Operasional (SOP)Kebakaran
Pencegahan dan penanggulangan serta penyelamatan diri dari bencana kebakaran
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh kelalaian manusia
maupun faktor lain, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda serta dampak psikologis.
1. Pencegahan
Langkah – langkah yang perlu diantisipasi guna mencegah terjadinya bencana
kebakaran sebagai berikut :
a. Pastikan bahwa Instalasi Listrik aman;
b. Hindari Pembebanan yang berlebihan pada satu stop kontak akan menyebabkan
kabel panas dan akan bisa memicu kebakaran, ini biasanya dilakukan dengan
penumpukan beberapa stop kontak atau sambungan “T” pada satu titik sumber listrik;
c. Pergunakan pemutus arus listrik (kontak tusuk) dalam keadaan baik;
d. Apabila ada kabel listrik yang terkelupas atau terbuka, harus segera diperbaiki,
karena bisa menyebabkan hubungan pendek;
e. Jangan sekali-kali mencantol listrik, karena anda tidak memiliki sistim pengaman
yang sesuai, PLN biasanya sudah memperhitungkan distribusi beban listrik, apabila
ada beban berlebihan akan mengganggu jaringan listrik yang ada.
2. Penanggulangan
a. Sediakan alat pemadam kebakaran di Kantor. Apabila anda bisa membelinya,
siapkanlah selimut pemadam (fire blanket) disetiap ruangan kantor
b. Sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung goni (karung beras yang
terbuat dari serat manila hennep). Basahi karung goni sebelum dipakai untuk
memadamkan api
c. Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor penting
dekat telephone, atau program telephone untuk nomor-nomor penting. Ingat
bahwa mereka tidak akan datang dalam waktu singkat, kemungkinan api telah
berkobar lebih besar.
2.7. Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang direncanakan
Pengelolaan lingkungan hidup yang direncanakan dalam rangka pembangunan SPAM
Kabupatebn Serang Bagian Timur, yaitu:
• Melakukan sosialisasi kepada masyarakat secara transparan mengenai rencana
dan maksud pengembangan pembangunan SPAM Kabupaten Serang Bagian Timur
termasuk untuk setiap tahapan kegiatan, sehingga masyarakat mengetahui setiap
tahapan kegiatan proyek;
• Memprioritaskan tenaga kerja lokal setempat sesuai dengan kualifikasi dan
kebutuhan, sehingga akan mengurangi tingkat pengangguran dan tidak
menimbulkan kecemburuan sosial yang dapat menghambat kelangsungan dan
kelancaran pekerjaan;
• Mengatur waktu, frekuensi dan tonase kendaraan pengangkut alat dan material
selama tahap konstruksi guna meminimalkan resiko kecelakaan, kebisingan yang
berlebihan, dan menurunnya kualitas udara (terutama debu);
• Basecamp pekerja dilengkapi dengan fasilitas pengolahan limbah domestik
seperti tempat penampungan sampah sementara dan MCK yang dilengkapi
Biofilter;
• Limbah lumpur dari bak pengendap secara secara rutin dibuang.
• Limbah cair domestik dari aktivitas karyawan (black water dan grey water) akan
diolah di dalam Biofilter.
2.8 CSR PT. SCTK
PT. SCTK telah memberikan CSR kepada masyarakat terkena dampak diantaranya :
1. Penyerahan desinfektan dan penyemprotan desinfektan yaitu bekerja sama
dengan pemerintahan Desa Cijeruk
[pic]
1. Pembersihan lingkungan warga disekitar WTP dengan melibatkan secara
langsung masyarakat sekitar
[pic]

2.9 Jadwal Kegiatan


Jadwal Rencana Pengembangan Pembangunan SPAM Kabupaten Serang Bagian Timur
oleh PT. SCTK akan mulai pembangunannya pada tahun 2020. Secara umum jadwal
pelaksanaan kegiatan disajikan pada tabel berikut
Tabel 2. 21.Jadwal Pelaksanaan Rencana Kegiatan

No Kegiatan Bulan ke-

| |1 |2 |3 |4 |5 |6 |7 |8 |9 |10 |11 |12 |13 |14 |15 |16 |17 |... | |1 |Konstruksi | | | | | | | | | |
| | | | | | | | | | |Pengadaan Tenaga Kerja & Aktivitasnya | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |
|Mobilisasi Alat Berat & Material | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |Pembangunan bak
sedimentasi | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |Pembangunan Pipa JDU | | | | | | | | | |
| | | | | | | | | |2 |Operasi | | | | | | | | | | | | | | | | | | | ||Penerimaan Tenaga Kerja | | | | | |
| | | | | | | | | | | | | | Sumber: PT SCTK, 2020
2.1 Uraian Usaha dan/atau Kegiatan Pengembangan 1
2.2.1. Gambaran Umum Kegiatan 1
2.2.2. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan Pengembangan 4
2.2.3. Kesesuaian Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan Pengembangan dengan Rencana
Tata Ruang 4
2.2. Dokumen Lingkungan yang Dimiliki 9
2.3. Sarana yang Akan Dikembangkan 9
2.4. Deskripsi Kegiatan Eksisting 10
2.4.1. Perizinan yang Telah Dimiliki 11
2.4.2. Penggunaan Lahan 11
2.4.3. Kegiatan SPAM dan Penunjang 15
2.5. Deskripsi Rencana Pengembangan 28
2.5.1. Menambah Luasan Tanah di Tapak Kegiatan PT. SCTK 28
2.5.2. Penambahan Unit Filter Press di Bak sedimentasi (lokasi WTP/IPAM) 31
5. 3. Penambahan Pembuatan Bak PraSedimentasi (Lokasi Intake) 35
2.5.4. Pemasangan Jaringan Pipa Utama 41
2.5.5. Rencana pemasangan Jaringan Pipa dari Intake ke unit pengolahan 43
2.5.6. Rencana pemasangan Jaringan Pipa baru 44
2.6. Tahapan Rencana Kegiatan 51
2.6.1. Tahap Prakonstruksi 51
2.6.2. Tahap Konstruksi 52
2.6.3. Tahap Operasi 76
2.7. Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang direncanakan 87
2.8 CSR PT. SCTK 87
2.9 Jadwal Kegiatan 88
Gambar 2. 1. Lokasi Intake 3
Gambar 2. 2. Layout IPAM Cijeruk 4
Gambar 2. 3. Peta Lokasi Intake 6
Gambar 2. 4. Peta Jalur Pipa Rencana dan Eksisting 7
Gambar 2. 5. Peta RTRW Kabupaten Serang 8
Gambar 2. 6. Gambaran eksisting Operasional PT. SCTK 10
Gambar 2. 7. Siteplan PT. Sarana Catur Tirta Kelola Eksisting 12
Gambar 2. 8. Skema Sistem penyediaan air bersih 18
Gambar 2. 9. Skematik jaringan Pipa Di WTP 19
Gambar 2. 10. Pipa Jalur Distribusi Utama Eksisting 20
Gambar 2. 11.Sistem Penyediaan Air bersih 22
Gambar 2. 12. Bangunan Eksisiting PT. SCTK 23
Gambar 2. 13. Bak Lumpur Milik STCK 24
Gambar 2. 14. Diagram Alir Pengolahan Lumpur 24
Gambar 2. 15. Area parkir 25
Gambar 2. 16. Jalan di dalam tapak 25
Gambar 2. 17. Drainase didalam lokasi PT. SCTK 26
Gambar 2. 18. Biofilter 26
Gambar 2. 19. Spefikasi Biofilter 27
Gambar 2. 20. Pengangkutan sampah oleh petugas kebersihan RW setempat 27
Gambar 2. 21. TPSS PT. SCTK 28
Gambar 2. 22. Layout WTP Pengembangan 29
Gambar 2. 23. Denah Filter Press 31
Gambar 2. 24. Filter yang digunakan di bak sedimentasi (3 filter) 32
Gambar 2. 25. Alat filtrasi 32
Gambar 2. 26. Plate and Frame filter press 33
Gambar 2. 27. Denah bangunan operasioanal 33
Gambar 2. 28. Site Plan Filter Pres 34
Gambar 2. 29. Denah Bak air bersih dan bak lumpur Kapasitas 2 x 40m3 35
Gambar 2. 30. Layout Intake 36
Gambar 2. 31. Bangunan Kolam Pengendap 37
Gambar 2. 32. Denah Kolam prasedimentasi 37
Gambar 2. 33. Layout Bak prasedimentasi 38
Gambar 2. 34. Denah Penampung Lumpur 39
Gambar 2. 35. Denah Topografi Kolam praedimentasi 40
Gambar 2. 36. Lokasi yang akan ditanam Pipa jalur Intake (bak Prasedimentasi) –
WTP 43
Gambar 2. 37. Wilayah Pelayanan 47
Gambar 2. 38. Rencana Jaringan Pipa Pengambangan wilayah Ambon – Frans -Dystar
48
Gambar 2. 39. Rencana Jaringan Pipa Pengambangan wilayah Modern –Dystar 49
Gambar 2. 40. Rencana Jaringan Pipa Pengembangan 50
Gambar 2. 41. Penulangan Pondasi di Bak Sedimentasi 56
Gambar 2. 42. Penulangan Pondasi di Bak Sedimentasi dan Denah Meja Kimia 56
Gambar 2. 43. Potongan Bangunan Operasional Bak sedimentasi 57
Gambar 2. 44. Denah Bangunan Operasioanal 57
Gambar 2. 45. Lokasi Sekitar Kecamatan Kibin 58
Gambar 2. 46. Lokasi Kecamatan Cikande 59
Gambar 2. 47. Lokasi daerah Kecamatan Bandung 60
Gambar 2. 48. Lokasi sekitar Kecamatan Binuang 61
Gambar 2. 49. Skema Distribusi dari WTP 62
Gambar 2. 50. Skema Distribusi Air Bersih Ke konsumen 62
Gambar 2. 51. Galian Pipa 500 mm 63
Gambar 2. 52. Metode Horizontal Directional Drilling 64
Gambar 2. 53. Metode Booring 64
Gambar 2. 54. Potongan Booring Jalur WTP PT. STR dan WTP PT.SCTK 65
Gambar 2. 55. Potongan booring jalur transmisi air bersih 65
Gambar 2. 56. Koordinat Booring HDD 66
Gambar 2. 57. Typical Penggalian dan Pemasangan Pipa HDPE 68
Gambar 2. 58. Potongan Melitang pada Sungai/Irigasi 69
Gambar 2. 59. Rencana Pemasangan Jembatan Pipa 70
Gambar 2. 60. Teknik Pemasangan Pipa yang Memotong Jalan 70
Gambar 2. 61. Proses Pemasangan Pipa 72
Gambar 2. 62. Neraca Air pada Tahap Konstruksi 75
Gambar 2. 63. Neraca Air Sungai Ciujung 79
Gambar 2. 64. Neraca Air Operasi PT. SCTK 80
Gambar 2. 65. Desain Biofilter 81
Gambar 2. 66.Tong sampah terpilah 82
Gambar 2. 67. Skema Pengolahan Sampah 83
Gambar 2. 68. Dokumentasi APAR dan APD PT. SCTK 85
Tabel 2. 1. Kegiatan Eksisting dan Adendum 9
Tabel 2. 2. Penggunaan Lahan PT. Sarana Catur Tirta Kelola Eksisting 13
Tabel 2. 3. Sertifikat Lahan yang Dimiliki PT. Sarana Catur Tirta Kelola 14
Tabel 2. 4. Jalur Pipa Eksisting 21
Tabel 2. 5. Rencana Penggunaan lahan pengembangan di WTP 30
Tabel 2. 6. Pemanfaatan Lahan Di Intake 35
Tabel 2. 7. Panjang jalur distribusi utama Pengembangan 41
Tabel 2. 8. Pemasangan jalur distribusi utama 42
Tabel 2. 9. Rencana Pemasangan dan jalur pipa dari Sungai Cikambuy ke Unit
Pengolahan II 44
Tabel 2. 10. Rencana Pemasangan dan jalur pipa I 44
Tabel 2. 11. Rencana Pemasangan dan jalur pipa II 45
Tabel 2. 12. Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi 52
Tabel 2. 13. Alat Berat yang Digunakan untuk Konstruksi 53
Tabel 2. 14. Spesifikasi Pipa JDU yang akan Digunakan 61
Tabel 2. 15. Prakiraan Kebutuhan Air Bersih Tahap Konstruksi 74
Tabel 2.16. Perkiraan timbulan sampah Pada Tahap Konstruksi 76
Tabel 2. 17. Perkiraan Jumlah Tenaga Kerja Operasi 77
Tabel 2. 18. Rencana Prakiraan Kebutuhan Air untuk Pengoperasian PT. SCTK 80
Tabel 2. 19. Rencana Prakiraan Timbulan Sampah Domestik Selama Pengoperasian
PT. SCTK 81
Tabel 2. 20.APAR dan APD yang Dimiliki PT. SCTK 85
Tabel 2. 21. Jadwal Pelaksanaan Rencana Kegiatan 88
-----------------------Pasir ditampung di decenter
Lumpur dari proses WTP
Pihak ke tiga
Belt Press
Bak Lumpur
Air recycle di WTP
WTP
PT. SCTK
WTP
PT. STR
[pic]
1m
1,5 m
1m
Penampungan
(Bak sampah dengan penyekatan 3 warna)
Gerobak Sampah
Anorganik
(Sampah yang Masih dapat didaur ulang seperti kardus, dus botol, kaleng, Koran)
Organik
(daun, rumput, sisa makanan, ampas kelapa, dll)
TPSS
(Bak sampah dengan penyekatan 3 warna)
Hijau
Kuning
Gerobak Sampah
Dikelola oleh Pengelola SCTK
Pengomposan
(secara komunal)
Dikelola oleh Petugas Kebersihan Setempat
[pic]789=iklp‡¹ º uîÝÈÝȶ¤?
zeSeB<2<hpQåaJmH!sH!hpQåaJ!høz0høz0B*OJQJaJphÿ#h>6-
B*OJQJaJmH!phÿsH!)høz0høz0B*OJQJaJmH!phÿsH!%høz0høz0B*CJOJQJaJphÿ-
høz0høz0B*CJOJQJaJmH!phÿsH!"høz0CJOJQJ^JaJmH!sH!"h"CJOJQJ^JaJmH!sDike
lola oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang
Pengangkutan ke TPA Kabupaten Serang
SUMBER SAMPAH
Pemilihan dan pemilahan sampah
Tidak terjual diambil pemulung
Dijual/Diangkut ke penampungan (lapak/ pembeli barang bekas)
Sampah Residu, seperti daun keras, sabut dan tempurung kelapa, kayu, dll
Limbah B3
(Sampah yang Sudah Tidak Dapat Dimanfaatkan seperti pecahan kaca, logam, batu
baterai bekas, dll)
Merah
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

BAB III
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

3.1. Komponen Fisik-Kimia

3.1.1. Iklim

Keadaan iklim di lokasi studi Kabupaten Serang digambarkan dengan keadaan


Kelembaban Relatif (RH), temperatur udara, angin dan curah hujan yang diperoleh dari
data sekunder hasil pencatatan yang dilakukan di Stasiun Meteorologi Serang dalam
periode 10 tahun (2004 – 2013). Stasiun pengamatan tersebut dianggap representatif dalam
mewakili daerah lokasi kegiatan karena memiliki karakteristik area yang relatif sama dan
berjarak dekat secara klimatologi. Pengolahan dan penafsiran data sekunder tersebut akan
memberikan gambaran keadaan iklim secara umum.

1) Curah Hujan
Untuk curah hujan tertinggi di Kab. Serang terjadi pada bulan November sebesar 27,08
mm/bulan dan curah hujan terendah berada di bulan September sebesar 3,44 mm/bulan.
Sedangkan Kab. Serang memiliki rata-rata curah hujan tahunan mulai dari tahun 2012
sampai dengan tahun 2016 sebesar 9,46 mm/bulan. Jadi jumlah hari hujan rata-rata
selama tahun 2012 sampai dengan 2016 yaitu 12,78 hari hujan/bulan dan hari hujan
tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu 19,8 hari hujan/bulan serta pada bulan agustus
merupakan hari hujan terendah yaitu 7 hari hujan/bulan. Data curah hujan bulan dapat
dilihat pada tabel berikut

Tabel 3. 1. Curah Hujan Badan Pusat Statistika Kabupaten Serang 2012-2016

Tahun
Rata-Rata
Bulan 2012 2013 2014 2015 2016
CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH
JAN 12 26 15 28 15.1 25 13.4 27 6.6 19 12.42 19.8
FEB 10 20 11 19 8.8 24 12.7 19 10.5 26 10.6 17.6
MAR 5 17 15 15 5.4 19 8.4 23 9.9 23 8.74 16
APR 11 17 5 19 4.8 15 7.3 18 4.6 19 6.54 14.2
MEI 7 14 13 20 6.3 18 4.9 8 8 18 7.84 12.8

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 1
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Tahun
Rata-Rata
Bulan 2012 2013 2014 2015 2016
CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH
JUN 2 18 4 14 4 16 11.9 7 7.2 13 5.82 10
JUL 8 2 10 25 17.8 13 1.2 4 8.4 16 9.08 11.6
AGST 0 3 17.4 7 1.9 5 1.7 7 5.4 16 5.28 7
SEPT 2 3 3 13 5.5 4 0.1 2 6.6 24 3.44 8.6
OKT 13 10 9 9 5.3 4 4.7 7 6.9 24 7.78 8.8
NOP 3 18 95 15 9.1 17 22 8 6.3 22 27.08 12.4
DES 4 23 17 12 6.3 22 9.1 17 8.1 22 8.9 14.6
Jumlah 113.52 153.4
Rata-Rata 9.46 12.78
Sumber: BPS Kabupaten Serang, 2017
Keterangan:
CH = Curah Hujan ; HH = Hari Hujan

2) Temperatur Udara dan Kelembaban

Temperatur Udara

Berdasarkan Badan Pusat Statistik untuk wilayah Kabupaten Serang, keadaan


temperatur udara tahunan rata-rata selama tahun 2012 sampai dengan tahun 2016
O
dengan temperature udara maksimum sebesar 27,66 C dan temperature udara
minimum sebesar 22,16 OC. Sedangkan untuk temperature rata-rata adalah 26,77 OC.
Untuk rincian temperature udara dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3. 2. Temperatur Udara Kab. Serang 2012-2016

Tahun
Bulan Rata-Rata
2012 2013 2014 2015 2016
JAN 27 2.8 26.1 26.8 28.1 22.16
FEB 26 27.1 26.3 27.1 27.5 26.8
MAR 27.4 27.4 27 27.4 27.9 27.42
APR 26.9 27.3 27.7 27.3 28.1 27.46
MEI 27.1 27.3 28 27.3 28.1 27.56
JUN 27.2 27 27.2 27 27.3 27.14
JUL 26.6 26.2 27 26.2 27.2 26.64
AGST 26.8 26.8 27.1 26.8 27.1 26.92
SEPT 27 27.1 27.3 27.1 27.4 27.18
OKT 27.8 27.3 28.4 27.3 27.2 27.6

III - 2 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

Tahun
Bulan Rata-Rata
2012 2013 2014 2015 2016
NOP 27.2 27 27.6 27 27.8 27.32
DES 27.3 26.6 27.3 26.6 27.2 27
Jumlah 321.2
Rata-Rata 26.77
Sumber: BPS Kabupaten Serang, 2017

Keadaan iklim disekitar lokasi Kabupaten Serang akan digambarkan dengan keadaan Kele
mbaban Relatif (RF), temperatur udara, arah angin dan keadaan curah hujan yang diperole
h dari data Badan Pusat Statistika Kabupaten Serang dalam periode 5 tahun yaitu dari Tahu
n 2012 sampai 2016.

Kelembaban Udara

Gambaran keadaan kelembaban udara (RH) berdasarkan data sekunder, kelembaban udara
relatif (RH) tahunan rata-rata di Kabupaten Serang adalah 83 %.

3) Keadaan Angin

Berdasarkan hasil pencatatan angin di Stasiun Meteorologi Serang Provinsi Banten


tahun 2012 dan tahun 2013, Wind Rose menunjukkan arah angin dominan tahunan
angin bertiup dari Utara kecepatan dominan berkisar antara 1-2 knot, kecepatan
maksimum angin adalah 4.4 knot bertiup dari arah Barat.

Gambar 3. 1. Wind Rose Tahun 2012 di Kabupaten Serang

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 3
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Gambar 3. 2. Wind Rose Tahun 2013 di Kabupaten Serang

3.1.2. Geologi

3.1.2.1. Geomorfologi

Wilayah Kabupaten Serang memiliki relief datar hingga berombak, terbentuk oleh proses :
vulkanis, marin, fluvial, organis dan denudasional. Batuan pembentuk wilayah pesisir ini
berupa : endapan piroklastis yang sebagian sudah padu, aliran lava, batuan terobosan,
endapan fluvial, endapan marin dan terumbu karang. Endapan marin membentuk beting
gisik, gisik dan ratan lumpur. Pada wilayah pesisir tersusun oleh 4 jenis tanah yaitu :
Aluvial, Hidromorf, Regosol dan Kompleks Litosol – Regosol. Lokasi studi tersusun dari
jenis tanah :

1. Hidromorf, jenis hidromorf merupakan perkembangan jenis aluvial yang mengalami


penggenangan secara terus menerus sehingga terjadi reduksi. Jenis tanah ini dicirikan
oleh kedalaman efektif >90 cm dan tektur sedang.

2. Regosol, jenis tanah ini belum berkembang sehingga dicirikan belum terbentuknya
horison tanah, umumnya bertekstur kasar, kedalaman efektif antara 30-90 cm. Jenis
regosol yang mempunyai ketebalan antara 30-50 cm terdapat pada lereng perbukitan.

III - 4 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

Kompleks Litosol Regosol, jenis tanah ini mempunyai kedalaman efektif <15 cm, biasanya
berasosiasi dengan jenis tanah lain, tekstur tanah berkisar antara sedang hingga kasar yang
terdapat pada lereng Gunungapi Gede

3.1.2.2. Fisiografi dan Geologi

i. Morfologi

Bagian buritan dari tapak proyek ke arah barat merupakan lereng dan kaki G. Salak (588 m
dpl) yang merupakan bagian dari Komplek G. Gede (580 m dpl). Lahan pada DAS
Cisalak, di bagian pesisir dan dataran pantai umumnya ditempati oleh berbagai jenis
bangunan pemukiman, ke arah hulu yang kemiringannya relatif landai pada umumnya
merupakan ladang dan sawah tadah hujan, sedangkan yang relatif terjal merupakan kebun
campuran, semak belukar dan hutan produksi.

ii. Litologi / Geologi

Secara fisiografi tapak proyek berada di sisi timur Komplek G. Gede, yaitu pada kaki
gunung yang berbatasan langsung dengan garis pantai perairan teluk banten.

Tubuh G. Gede merupakan kumpulan beberapa tonjolan menyerupai kerucut, berrelief


terjal, tidak memiliki wilayah aliran sungai (WAS), tetapi diantara tonjolan-tonjolan
tersebut terpisahkan oleh suatu alur lembah yang sempit dan dalam. Arah aliran air
permukaan yang secara umum berpola menyebar dari puncak gunung (radier). Alur-alur
lembahnya ke arah garis pantai menunjukkan pola melebar

Komplek G. Gede ini tersusun oleh batuan vulkanik tua yang terdiri dari breksi yang
secara setempat disisipi oleh lelehan lava andesit. Batuan breksi bermassa dasar pasir
kasar dengan komponen bongkahan batu andesit, memiliki perlapisan dan di beberapa
tempat berselang-seling dengan lelehan lava yang berstruktur kekar, baik kekar tiang
maupun lembaran-lembaran. Kerapatan kekar ini cukup dominan terutama pada tempat-
tempat yang mengalami patahan. Sedangkan di bagian lembah dan kaki gunung hingga ke
arah dataran pada umumnya tersusun oleh batuan tufa yang terdiri dari tufa kaca dan tufa
hablur. Batuan vulkanik tersebut di samping secara keseluruhan membentuk tubuh
Komplek G. Gede, juga masih melampar di dasar laut. Batuan vulkanik yang melampar di
dasar laut ini tertutupi secara merata oleh endapan laut mulai dari garis pantai hingga ke
arah yang lebih dalam. Endapan laut ini terdiri dari lempung, lanau, pasir dan kerikil yang
berbaur tak terpilahkan dan telah mengalami pemadatan. Lapisan tanah yang menutupi

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 5
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Komplek G. Gede ini pada umumnya relatif tipis dan bahkan pada dinding lereng, lapisan
tanah tersebut telah tererosi sehingga batuan dasarnya menjadi tersingkap ke permukaan.
Gambar Geologi lokasi kegiatan disajikan dalam gambar dilampiran.

iii. Hidrologi dan Hidrogeologi

Berdasarkan pe Dari data klimatologi daerah Serang, Banten, intensitas curah hujan di
sekitar tapak proyek rata-rata 120.4 mm/tahun. Dengan asumsi bahwa 48 % air hujan
tersebut mengalami penguapan kembali, 36 % mengalir di permukaan dan 16 % meresap
ke dalam tanah yang selanjutnya menjadi air tanah. Dengan landaian sungai yang relatif
besar, laju aliran air tersebut cukup deras sehingga memiliki daya kikis dan melarutkan
partikel-partikel tanah terutama dari lereng bukit yang relatif terjal.

Vegetasi penutup lahan pada DAS Ciujung tidak begitu rapat dan ketahanan lapisan
tanahnya relatif rapuh, sehingga intensitas erosi di daerah ini cukup tinggi, yaitu bisa
mencapai 5 Ton/Ha/Tahun.

Secara hidrogeologi daerah kabupaten Serang air tanahnya terjadi pengaruh timbal balik
antara air tawar yang berasal dari resapan curah hujan dengan air asin yang berasal dari
penyusupan air. Oleh karena itu pada umumnya air tanah yang berada pada sumur-sumur
gali di sekitar daerah tersebut bersifat payau. Sedangkan lapisan batuan yang dapat
bertindak sebagai akuifer antara lain adalah pasir endapan pantai, aluvial lepas endapan
lembah, serta batuan breksi dan lava andesit yang memiliki kerapatan kekar.

iv. Kebencanaan Geologi

Lokasi tapak proyek, merupakan daerah yang sangat dekat dengan Selat Sunda, yaitu laut
yang memisahkan daratan P. Sumatera dan P. Jawa, dan menghubungkan Samudera
Indonesia dengan Laut Jawa. Menurut beberapa ahli geologi, di dasar Samudera Indonesia
terdapat jalur pertemuan lempeng benua dengan lempeng samudera, dimana lempeng
samudera menunjam ke bawah lempeng benua yang pergerakannya hingga kini masih
aktif. Jalur pertemuan lempeng ini berarah barat laut – tenggara, membelok ke arah timur
mengikuti arah pantai sealatan P. Jawa. Peristiwa ini menimbulkan gempa bumi yang
seringkali menjadi bencana alam bagi daerah yang terletak di sekitar Selat Sunda dan di
bagian selatan P. Jawa.

Pada jalur Selat Sunda ini muncul kegiatan gunung api, yaitu G. Krakatau yang jaraknya
sekitar 60 Km arah barat laut dari Pelabuhan Merak Mas. G. Krakatau sendiri telah mati

III - 6 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

dan menjadi P. Rakata, tetapi yang masih aktif hingga saat ini anak Krakatau. Menurut
beberapa laporan ahli vulkanologi, anak Krakatau ini beberapa kali menunjukka
kegiatannya, yakni terjadi letusan. Berdasarkan laporan tersebut, letusan yang paling
dahsyat terjadi pada tahun 1883 yang disertai dengan terjadinya geolmbang pasang hingga
setinggi 20 m, menyapu pantai Selat Sunda dan sebelah barat laut P. Jawa, serta
menimbulkan korban jiwa 36.417 0rang.

3.1.3. Hidrologi

Sungai Ciujung terletak di bagian utara dan berada di dalam SWS hulu Sungai Ciujung,
Cibanten dan Cidanau, hulu. Keadaan Di bagian utara kabupaten ini sumber air sulit
diperoleh karena batuan cadas, air yang diperoleh pun mengandung batuan kapur. Debit
rata-rata bulanan pada pos pengamatan Ciujung / Jbt Rangkas SWS Ciujung-Ciliman
adalah 60,803 m3/dt (waktu pengukuran Juni 1995 - Juni 2001). Sungai Ciujung
merupakan salah satu sungai besar di propinsi Banten yang mengalir rnelalui wilayah
kabupaten Bogor (provinsi Jawa Barat), kabupaten Lebak dan kabupaten Serang. Sungai
ini berhulu di G. Karang (+ 1778 m) di kabupaten Serang dan G. Halimun (+ 1929 m) di
kabupaten Bogor, memiliki panjang sungai + 84,8 km dengan luas daerah aliran sungai
(DAS) seluas + 1.858 km2, memiliki dua anak sungai yang besar yaitu S. Cisimeut (DAS
= 458 km2) dan S. Ciberang (DAS = 305 km2). Kedua anak sungai ini bertemu / menyatu
di sebelah selatan kota Rangkasbitung dan mengalir ke utara bermuara di laut Jawa.
Dari data publikasi debit sungai Ciujung di stasiun pengukuran Rangkasbitung dalam
periode pengukuran 1992 s/d 1999, menunjukkan debit rata-rata bulanan antara 35,3
m3/det (Juli) dan 105,112 m3/det (Januari).
Kualitas air sungai yang terdapat pada provinsi Banten tidak terlepas dari adanya
pencemaran air, sebagai akibat adanya kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat dan industri. Adanya pencemaran air pada sungai menjadikan beberapa
parameter kualitas air menurun dan berada di luar baku mutu yang di telah ditetapkan.
Penurunan parameter kualitas air menyebabkan fungsi sungai menjadi berkurang, sehingga
kebutuhan masyarakat akan air yang baik akan semakin berkurang.
Penilaian kualitas air sungai di propinsi Banten di dasarkan pada pemantauan yang
dilakukan oleh Badan Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) provinsi. Pada pemantauan
tahun 2002, BPSDA provinsi Banten melakukan perbandingan hasil uji parameter kualitas
air sungai dengan Standar Baku Mutu kelas II yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat (PP

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 7
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

RI no. 82 tahun 2002). Dengan memperbandingkan hasil pernantauan dengan Standar


Baku Mutu kelas II, diharapkan fungsi sungai-sungai yang ada minimal dapat digunakan
untuk pembudidayaan air tawar, peternakan, untuk mengairi pertanaman dan lainnya.
Kualitas air sungai Ciujung mengalami penurunan dari hulu ke hilir terutama kandungan
bahan organik dan total fosfat. Terdeteksinya logam Hg pada anak sungai di bagian hulu,
sebagai akibat banyaknya kegiatan PETI, ternyata tidak terbawa aliran sungai sampai ke
hilir. Tabel berikut ini adalah kualitas air sungai Ciujung yang beberapa parameternya
berada di atas baku mutu kelas II.

Tabel 3. 3. Parameter Kualitas Air Sungai Ciujung Yang Berada di Atas Baku Mutu

Baku Mutu
Parameter Satuan Hulu Tengah Hilir
Kelas III
Salinitas % 0,23 0,09 1,81 0,1
Kekeruhan NTU 66,35 62,30 55,81 25
COD Mg/l 47,65 54,13 142,13 50
BOD Mg/l 2,73 4,82 8,43 6
Total Koliform Koloni/100ml 130.000 90.783 130.853 10.000
Permanganat Mg/l 11,37 8,92 17,56 10
Total Fostaf Mg/l 20,49 289,14 242,26 1
Sumber: Data Hasil Rata-Rata Tahunan Pemantauan Kualitas Air Tahun 2002 (BPSDA-Provinsi Banten)

Gambar 3. 3. Letak DAS Sungai Ciujung

III - 8 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

3.1.4. Kualitas Udara KERANGKA ACUAN ANDAL

PEMBANGUNAN PUSDIKLAT

A. Kualitas udara 2016 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DESA CIBODAS KEC.PASIRJAMBU

Pengukuran kualitas udara ambien dilakukan di sekitar lokasi rencana tapak proyek.
KABUPATEN BANDUNG

Pengukuran dilakukan untuk mengetahui nilai konsentrasi beberapa parameter kualitas


udara ambien sebagai rona lingkungan di wilayah studi. Lokasi pengukuran dilakukan di
area yang diperkirakan akan terpengaruh oleh kegiatan ini. Hasil pengukuran kualitas
udara di wilayah studi tertera dalam tabel berikut di bawah ini :

Tabel 3. 4. Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien

No Hasil Pengujian Baku


Parameter Satuan
. U-1 U-2 U-3 U-4 Mutu
1 Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 7,46 <6,46 18,67 <6,46 9001)
2 Karbon Monoksida (CO) µg/Nm3 229,04 <102 229,04 <102 30.0001)
3 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm3 13,26 23,62 25,26 13,00 4001)
4 TSP µg/Nm3 139,0 121,51 77,81 70,60 -
5 Kebisingan dBA 54,82 63,61 53,55 45,12 702)
Keterangan Pengambilan Contoh Uji
1 Temperatur udara °C 35,0 31,3 32,9 30,5 -
2 Kelembaban udara % 54,9 61,9 61,5 73,1 -
3 Angin dari Arah ° 100 240 230 340 -
4 Kecepatan Angin m/detik 0,0 – 0,2 0,4 – 1,8 0,0 – 0,4 0,0 – 0,3 -
5 Kondisi Cuaca - Mendung Mendung Cerah Cerah -
Sumber: Hasil Analisis LPKL Binalab, 2016
Keterangan:
1) Baku Mutu Kualitas Udara Ambient Nasional Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999.
2) Baku Mutu Tingkat Kebauan, KEPMENLH No. Kep 50/MENLH/XI/1996
3) Lokasi Sampling U – 1 Area WTP (06°09’42,7”LS; 106°18’39,5”BT)
U – 2 Laju Pipa I Area Sekitar WTP-Cikande (06°11’25,4”LS; 106°20’36,3”BT)
U – 3 Laju Pipa I Kp. Leuwi Limus RT. 016, RW. 001 (06°12’29,1”LS; 100°21’25,6”BT)
U – 4 Tapak Intake (06°09’54,4”LS; 106°18’11,3”BT)

Berdasarkan hasil analisa untuk semua parameter udara masih memenuhi baku mutu yang
dipersyaratkan, maka kegiatan yang ada di sekitar lokasi tidak akan berpengaruh secara
signifikan terhadap penurunan kualitas udara, Pengukuran hasil udara ambien adalah
sebagai berikut :

1. SO2

Sulfur dioksida pada udara ambien mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak
mudah terbakar di udara, sumber pencemar sulfur dioksida berasal dari pembakaran
kayu/arang, minyak bakar dan lain-lain. Pencemaran SO2 dapat menimbulkan iritasi
sistem pernafasan pada hewan dan manusia, terutama apabila konsentrasi gas ini mencapai
5 ppm atau lebih. Pada tumbuhan, daun adalah bagian yang paling peka terhadap

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 9
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

pencemaran SO2. Organ ini akan mengalami kerusakan dan tumbuhan dapat mengalami
kematian apabila sebagian besar daunnya rusak atau mati. Hasil analisis untuk SO2 di tapak
proyek dan sekitarnya berkisar <6,46 µg/Nm3 sampai dengan 18,67 µg/Nm3, masih
memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999, tentang baku
mutu kualitas udara ambien. Lokasi tertinggi berada di Laju Pipa I Kp. Leuwi Limus RT.
016, RW. 001 pada koordinat 06°12’29,1”LS; 100°21’25,6”BT yaitu sebesar 18,67
µg/Nm3, tetapi masih di bawah baku mutu (900 µg/Nm3).
2. NO2

Hasil analisis untuk NO2 di tapak proyek dan sekitarnya berkisar 13 µg/Nm3 sampai
dengan 25,26 µg/Nm3, masih memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
41 Tahun 1999, tentang baku mutu kualitas udara ambien. Lokasi tertinggi berada di Laju
Pipa I Kp. Leuwi Limus RT. 016, RW. 001 pada koordinat 06°12’29,1”LS;
100°21’25,6”BT, tetapi masih di bawah baku mutu (900 µg/Nm 3). Tingginya NO2 di ruang
produksi dimungkinkan karena pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor yang
melintas yang terukur pada saat sampling.

3. CO

Carbon Monoksida merupakan parameter dalam udara ambien untuk mendeteksi


pencemaran yang disebabkan dari knalpot kendaraan bermotor. Hasil analisis untuk CO di
tapak proyek dan sekitarnya berkisar < 102 µg/Nm3 sampai dengan 229,04 µg/Nm3, masih
memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999, tentang baku
mutu kualitas udara ambien.

4. TSP

Debu pada udara ambien disebabkan oleh melayangnya partikel di udara akibat adanya
aktivitas alami yaitu tertiup angin dan aktivitas manusia. Masalah pencemaran udara yang
disebabkan oleh partikel padat TSP (Total Suspended Particulate atau total partikel
melayang) dengan diameter maksimum sekitar 45 mm, partikel PM10 (particulate matter)
dengan diameter kurang dari 10 µm dan PM 2,5 dengan diameter kurang dari 2,5 µm dapat
menyebakan gangguan pernafasan. Hasil analisis untuk TSP di tapak proyek 70,60 µg/Nm3
dsampai dengan 139 µg/Nm3, Lokasi tertinggi berada di area WTP pada koordinat
06°09’54,4”LS; 106°18’11,3”BT yaitu sebesar 139 µg/Nm3, apabila dibandingkan masih
memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan (230 µg/Nm3), hal ini disebabkan oleh aktivitas
transportasi yang melewati jalan tersebut pada saat sampling dilakukan.

III - 10 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

Untuk mengetahui Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dapat dilihat pada tabel
dibawah ini untuk mengetahui apakah udara tersebut atau tidak sehat yaitu berdasarkan
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Dampak Lingkungan No. 107 Tahun
1997 tentang Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara.
Berdasarkan ISPU semua paramater masih dalam kondisi baik, sedangkan untuk TSP
berkategori sedang, hal ini disebabkan oleh kondisi alaminya.

Tabel 3. 5. Kategori ISPU dan TSP

Hasil Pengujian
No. Parameter Satuan ISPU/TSP Kategori
U–1 U–2 U-3 U-4
1. Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 7,46 <6,46 18,67 <6,46 0 – 50 Baik
229,0 Baik
2. Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm 3
229,04 <102 <102 0 – 50
4
3. TSP µg/Nm3 13,26 23,62 25,26 13,00 0 – 50 Baik
4. Karbon Monoksida (CO) µg/Nm3 139,0 121,51 77,81 70,60 50 – 150 Tidak Sehat
Sumber: Hasil Analisis LPKL Binalab, 2016
Keterangan:
Lokasi Sampling U – 1 Area WTP (06°09’42,7”LS; 106°18’39,5”BT)
U – 2 Laju Pipa I Area Sekitar WTP-Cikande (06°11’25,4”LS; 106°20’36,3”BT)
U – 3 Laju Pipa I Kp. Leuwi Limus RT. 016, RW. 001 (06°12’29,1”LS; 100°21’25,6”BT)
U – 4 Tapak Intake (06°09’54,4”LS; 106°18’11,3”BT)

B. Kualitas udara 2019

Pengukuran kualitas udara ambien dilakukan di sekitar lokasi rencana tapak proyek.
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui nilai konsentrasi beberapa parameter kualitas
udara ambien sebagai rona lingkungan di wilayah studi. Lokasi pengukuran dilakukan di
area yang diperkirakan akan terpengaruh oleh kegiatan ini. Hasil pengukuran kualitas
udara di wilayah studi tertera dalam tabel berikut di bawah ini :

Tabel 3. 6. Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien

No Hasil Pengujian Baku


Parameter Satuan
. U-1 U-2 U-3 U-4 Mutu
1 Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 49,2 50,4 53,8 57,2 9001)
2 Karbon Monoksida (CO) µg/Nm3 2454 2618 2454 2290 30.0001)
3 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm3 39 31,2 30,8 35,8 4001)
4 TSP µg/Nm3 88,1 50,9 59,7 114 -
5 Timbal hitam (Pb) µg/Nm3 <0,0129 <0,0128 <0,0128 <0,0128
6 Oksidan (02) µg/Nm3 41,5 47,4 47,4 31,5 253
7 Hidrokarbon (HC) µg/Nm3 23,4 24,6 24,2 23,8 160
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Keterangan:
1) Baku Mutu Kualitas Udara Ambient Nasional Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999.
2) Baku Mutu Tingkat Kebauan, KEPMENLH No. Kep 50/MENLH/XI/1996
3) Lokasi Sampling U – 1 Area WTP (06°09’42,07”LS; 106°18’39,05”BT)
U – 2 Ltapak intake (06°09’54,04”LS; 106°18’11,03”BT)
U – 3 U2 Laju pipa 1 area sekitar WTP Cikande (06°09’54,04”LS; 106°18’11,03”BT)
U – 4 U3Laju Pipa I Kp. Leuwi Limus RT. 016, RW. 001 (06°12’29,01”LS; 106°21’25,06”BT)

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 11
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Berdasarkan hasil analisis bahwa semua parameter masih berada dibawah baku mutu.
Dapat dikatagorikan bahwa kualitas udara dilokasi masih dalam keadaan baik.

3.1.5. Kebisingan

A. Kebisingan 2016

Ditinjau dari aspek kebisingan di wilayah tapak proyek masih di bawah baku tingkat
kebisingan berdasarkan KEP-48/MENLH/XI/1995 untuk wilayah tapak proyek dan
sekitarnya berkisar yaitu 63,61 dBA (baku mutu 70 dBA), hasil laboratorium dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 3. 7. Hasil Pengukuran Kualitas Kebisingan

No. Lokasi Hasil Satuan Baku Mutu


1 Area WTP 54,82 dBA 70
2 Laju Pipa I Area Sekitar WTP-Cikande 63,61 dBA 70
3 Laju Pipa I Kp. Leuwi Limus RT. 016, RW. 001 53,55 dBA 70
4 Tapak Intake 45,12 dBA 70
Sumber : Hasil Analisis LPKL-BINALAB, 2015
Keterangan : Baku Mutu Kebisingan (Ambient) Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup, No. Kep.
48/MENLH/IV/1996.

B. Kebisingan 2019

Ditinjau dari aspek kebisingan di wilayah tapak proyek masih di bawah baku tingkat
kebisingan berdasarkan KEP-48/MENLH/XI/1995 untuk wilayah tapak proyek dan
sekitarnya berkisar yaitu 49,9 – 74,9 dBA (baku mutu 70 dBA) dari hasil analisis didapat
bahwa sekitar WTP Cikande dan Leuwi limus sudah melebihi baku mutu karena area
tersebut dekat dengan area industi, hasil laboratorium dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 8. Hasil Pengukuran Kualitas Kebisingan

No. Lokasi Hasil Satuan Baku Mutu


1 Area WTP 55,9 dBA 70
2 Tapak intake 49,9 dBA 70
3 laju pipa 1 sekitar WTP Cikande 74,9 dBA 70
4 laju pipa 1 kp. Leuwi Limus 73,5 dBA 70
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Keterangan : Baku Mutu Kebisingan (Ambient) Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup, No. Kep.
48/MENLH/IV/1996.
1) Lokasi Sampling U – 1 Area WTP (06°09’42,07”LS; 106°18’39,05”BT)
U – 2 tapak intake (06°09’54,04”LS; 106°18’11,03”BT)
U – 3 U2 Laju pipa 1 area sekitar WTP Cikande (06°09’54,04”LS; 106°18’11,03”BT)
U – 4 U3Laju Pipa I Kp. Leuwi Limus RT. 016, RW. 001 (06°12’29,01”LS; 106°21’25,06”BT)

3.1.6. Kualitas Air

a. Air Tanah

III - 12 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

Air tanah, terutama air tanah dangkal, merupakan sumber air yang banyak digunakan
masyarakat, melalui sumur gali. Contoh air tanah yang diambil dari sumur gali di sekitar
lokasi yaitu Sumur Penduduk Kp. Leuwi Limus RT. 016, RW. 001 Kec. Cikande pada
koordinat 06°12’28,8”LS; 106°21’24,7”BT, menunjukkan kualitas air tanah masih berada
di bawah ambang batas Baku Mutu Air untuk Bahan Baku Air Minum, Peraturan Menkes
No.416/MENKES/Per/IX/1990 Tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih, kecuali kadar
warna dan nitrat yang melebihi baku mutu yang dipersyaratkan.

Tabel 3. 9. Hasil Analisis Kualitas Air Tanah

No. Parameter Satuan Hasil Pengujian Baku Mutu


FISIKA
1 Temperatur °C 27,0 ±3
2 Kebauan - Tidak Berbau Tidak Berbau
3 TDS mg/L 807,0 1.500
4 Warna PtCo 69,66 50
5 Kekeruhan NTU 7,40 25
6 Rasa - Tidak Berasa Tidak Berasa
KIMIA
1 Air Raksa (Hg) mg/L <0,0004 0,001
2 Arsen (As) mg/L <0,001 0,05
3 Besi (Fe) mg/L 0,16 1,0
4 Fluorida (F) mg/L 0,43 1,5
5 Kadmium (Cd) mg/L <0,001 0,005
6 Kesadahan (CaCO3) mg/L 288,25 500
7 Klorida (Cl) mg/L 126,88 600
8 Krom VI (Cr6+) mg/L <0,02 0,05
9 Mangan (Mn) mg/L 0,05 0,5
10 Nitrat (NO3-N) mg/L 25,51 10
11 Nitrit (NO2-N) mg/L 0,47 1
12 pH - 6,9 6,5 – 9,0
13 Selenium (Se) mg/L 0,003 0,01
14 Seng (Zn) mg/L 0,03 15
15 Sianida (CN) mg/L <0,003 0,1
16 Sulfat (SO4) mg/L 87,10 400
17 Timbal (Pb) mg/L 0,01 0,05
18 MBAS mg/L 0,02 0,5
19 Zat Organik (KMnO4) mg/L 8,53 10
MIKROBIOLOGI
20 Total Coliform CFU/100 mL 8 10
Keterangan Pengambilan ContohUji
1 Kondisi udara - Cerah -
2 Temperatur Udara °C 29,0 -
3 Kelembaban % 71,0 -
Sumber : Hasil Analisis LPKL-BINALAB, 2016
Keterangan : Peraturan Menkes No.416/MENKES/Per/IX/1990 Tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih

Berdasarkan tabel diatas tingginya kadar warna dan nilai Nitrat (NO3-N) dari baku mutu
yang yang ditetapkan, hal ini menunjukan Nitrat adalah ion-ion anorganik alami, yang
merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 13
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

sampah yang mengandung nitrogen organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian


dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat, dengan demikian tingginya nilai nitrat berasal dari
pembusukan sampah yang meresap pada air sumur penduduk di Kp. Kepuh Bojonegara,
maka hal demikian berpengaruh terhadap warna air. Tingginya nilai warna dan nitrat pada
stasiun pengambilan sampel di sebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu :

a. Merembesnya air permukaan ke dalam sumur.

b. Lokasi sumur dekat dengan pembuangan limbah industri atau limbah rumah tangga.

c. Leaching logam berat dari pembuangan sampah.

d. Air permukaan yang asam melarutkan logam berat yang terkandung damal tanah.

b. Air Sungai

Kualitas air sungai merupakan parameter penting, karena air sungai di sini berhubungan
dengan kepentingan pertanian dan perikanan, misalnya : media air yang statusnya terwakili
oleh kualitas airnya merupakan faktor penting yang berperan sebagai media untuk
tumbuhnya tanaman pertanian dan juga merupakan tempat pelarutan bagi nutrien yang
berfungsi sebagai sumber kehidupan biota dan selanjutnya sebagai siklus makanan ikan.
Hasil pengujian laboratorium disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3. 10. Hasil Analisis Kualitas Air Sungai 2016

Hasil Pengujian
No. Parameter Satuan Baku Mutu
AS - 1 AS - 2
FISIKA
1 Temperatur °C 26,0 26,0 ±3
2 TSS mg/L 205,0 53,90 50
3 TDS mg/L 43,0 167,0 1000
KIMIA
1 pH mg/L 7,0 6,9 6–9
2 BOD mg/L 3,56 10,01 3
3 COD mg/L 21,28 24,11 25
4 DO mg/L 3,54 3,56 >4
5 Nitrat (NO3-N) mg/L 0,55 0,30 10
6 Amonia (NH3-N) mg/L 0,14 0,13 -
7 Arsen (As) mg/L 0,001 0,001 1
8 Kobal (Co) mg/L <0,02 <0,02 0,2
9 Barium (Ba) mg/L 0,04 0,05 -
10 Boron (B) mg/L <0,03 <0,03 1
11 Selenium (Se) mg/L 0,001 0,002 0,05
12 Kadmium (Cd) mg/L <0,001 <0,001 0,01
13 Krom VI (Cr 6+) mg/L 0,02 <0,02 0,05
14 Tembaga (Cu) mg/L 0,01 0,01 0,02
15 Besi (Fe) mg/L 1,19 2,08 -
16 Timbal (Pb) mg/L 0,01 0,02 0,03

III - 14 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

17 Mangan (Mn) mg/L 0,14 0,39 -


18 Raksa (Hg) mg/L <0,0004 <0,0004 0,002
19 Seng (Zn) mg/L 0,08 0,03 0,05
20 Klorida (Cl) mg/L 3,84 13,46 -
21 Sianida (CN) mg/L <0,003 <0,003 0,02
22 Fluorida (F) mg/L <0,03 0,11 1,5
23 Nitrit (NO2-N) mg/L 0,06 0,12 0,06
24 Sulfat (SO4) mg/L 25,02 20,17 -
25 Klorin (Cl2) mg/L 0,06 0,05 0,03
26 Sulfida (H2S) mg/L 0,03 0,03 0,002
27 Minyak dan Lemak mg/L <1,0 1,95 1
28 MBAS mg/L 0,03 0,09 0,2
29 Fenol mg/L 0,03 0,05 0,001
30 Total Posfat sbg P mg/L 0,15 0,28 0,2
MIKROBIOLOGI
31 Total Koliform CFU/100 mL 3,2 x 104 2,8 x 104 5.000
32 Fecal Koliform CFU/100 mL 4,5 x 103 2,4 x 103 1.000
Keterangan Pengambilan Contoh Uji
1 Kondisi udara - Mendung Cerah -
2 Temperatur Udara °C 30,0 29,0 -
3 Kelembaban % 62,0 70,0 -
Sumber : Hasil Analisis LPKL-BINALAB, 2016
Keterangan : Baku mutu Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Kelas II
: AS – 1 Intake Sungai Ciujung (06°09’53,5”LS; 106°18’11,1”BT)
: AS – 2 Sungai Cidurian Kp. Raat (06°12’15,6”LS; 106°21’02,1”BT)

Berdasarkan tabel diatas terlihat ada beberapa paramater yang melebihi baku mutu
lingkungan yang dipersyaratkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Parameter air sungai
yang dianalisis yaitu seperti :

a. Padatan Tersuspensi (Suspended Solid)


Dengan adanya material solid dan kecepatan arus maka perairan dapat mengandung
padatan tersuspensi yang bervariasi. Padatan tersuspensi merupakan parameter fisik
dari perairan sungai yang diakibatkan dari bahan padat atau lumpur dengan satuan
padatan tersuspensi adalah mg/L. Berdasarkan hasil analisa kualitas sungai pada intake
Sungai Ciujung nilai TSS yaitu 205 mg/L dan Sungai Cidurian (Kp. Raat) yaitu 53,9
mg/L, dibandingkan dengan baku mutu nilai TSS telah melewati dibawah baku mutu
(50 mg/L). Hal ini menunjukan kemungkinan padatan tersuspensi terangkat dan
terukur pada saat pengambilan sampel, yang disebabkan arus “Kecepatan aliran arus
tergantung pada kecuraman gradient, halus kasarnya dasar sungai, lebarnya perairan,
kedalaman perairan, kemiringan, kekasaran, kedalaman, kelebaran sungai, dan
pasokan air. Tingkat kecepatan aliran arus air sungai tidak selalu tetap, sehingga
substrat dasar akan berubah-ubah. Bila substrat dasar suatu perairan berupa lumpur
kecepatan air akan berubah, dan substrat dasar yang berupa pasir, kerikil dan batu-

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 15
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

batuan kecepatan arus besar (Koesbiono, 1979). Aliran sungai terdiri dua zona utama,
yaitu zona air deras dan zona air tenang. Zona air deras adalah daerah yang dangkal
dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari
endapan dan materi lain yang lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh
benthos yang beradaptasi khusus atau organisme perifitrik yang dapat melekat atau
berpegang kuat pada dasar yang padat. Sedangkan zona air tenang kecepatan arus
sudah berkurang, lumpur dan materi lepas cenderung mengendap didasar, sehingga
dasarnya lunak. Ini cocok untuk penggali nekton atau plankton (Odum, 1996), selain
itu kondisi sungai merupakan badan air penerima bagi kegiatan industri dan domestik
rumah tangga.
b. Biochemical Oxygen Demand (BOD)
Biochemical Oxygen Demand (BOD) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan
mikroorganisme di dalam air untuk mendegradasi bahan organik yang ada di dalam air
tersebut (Wardhana, 2004). Semakin banyak zat organik maka semakin besar
kebutuhan oksigennya sehingga BOD semakin besar dan sebaliknya. Di dalam
perairan sendiri mikroorganisme membutuhkan oksigen yang banyak untuk
mengoksidasi bahan organik menjadi bahan yang lebih sederhana dan ikan sendiri juga
memerlukan oksigen dalam jumlah yang banyak untuk proses respirasi. Nilai BOD di
Intake Sungai Ciujung 3,56 mg/L dan Sungai Cidurian yaitu 10,01 mg/L, bila
dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan PP No. 82 tahun 2001 hasil pengukuran
di sungai, telah melewati baku mutu (3 mg/L). Hal ini menunjukkan banyaknya zat
organik perairan tersebut yang berasal kegiatan industri dan domestik yang
menjadikan sungai tersebut sebagai badan air penerima.
c. Chemical Oxygen Demand (COD)
Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan
buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia (Wardhana 2004).
Pada reaksi oksidasi ini hampir semua zat organik ( 95 %) dapat dioksider menjadi
CO2 dan H2O dalam suasana asam. Parameter COD di sini merupakan juga tolok ukur
pencemaran yang terjadi di Sungai. Hasil analisis laboratorium menunjukan nilai COD
masih di bawah baku mutu lingkungan yaitu di semua stasiun pengambilan sampel,
Nilai COD yang terukur yaitu Intake Sungai Ciujung 21,28 mg/L dan Sungai Cidurian
24,11 mg/L (baku mutu 25 mg/L). walaupun masih memenuhi baku mutu, namun
angka tersebut mendekati, hal ini disebabkan jumlah air terlarut (DO) di intake Sungai
Ciujung 3,54 mg/L dan Sungai Cidurian 3,56 mg/L, sangat kecil dan tidak memenuhi

III - 16 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

baku mutu ( > 4 mg/L), rendahnya DO dan tingginya COD kerena diperairan sungai
terdapat zat organik dari kegiatan domestik atau kegiatan domestik.
d. Logam Berat
Logam berat di dalam perairan sangat mempengaruhi terhadap kualitas air dan
kontribusinya terhadap perikanan, karena logam berat sifatnya stabil dan tidak terurai
dan di perairan dapat terakumulasi ke dalam ikan.
Yang termasuk logam berat adalah logam yang mempunyai berat jenis lebih dari 5,
yang mana unsur-unsur tersebut dapat menurunkan tata guna kualitas air dan
mematikan mahluk-mahluk hidup di perairan.
Unsur-unsur logam berat itu antara lain Ni, Mn, Cr, Cd, Zn, Fe dan Hg, sedangkan
ada juga logam berat yang lain masuk kategori beracun adalah Cu, Cr, As, B dan F.
Parameter logam berat ini perlu diketahui. Dari hasil analisa yang terdapat di lokasi
sampling bahwa semua parameter logam berat nilainya sangat kecil dan jauh di bawah
ambang batas yang ditetapkan berdasarkan PP RI No 82 tahun 2001.
e. Sulfida (H2S)
Hidrogen sulfida (H2S) merupakan gas yang tidak berwarna, toksik dengan bau yang
sangat busuk. Menurut Wyk dan Scarpa (1999), H 2S terjadi karena dekomposisi
bahan organik dalam keadaan anaerob. Reduksi anion sulfat menjadi hidrogen
sulfida dalam proses dekomposisi bahan organik menimbulkan bau dan meningkatkan
korosivitas logam.
Sumber utama H2S adalah dekomposisi bahan organik oleh bakteri heterotrof
tanah (Desulfovibrio spp) dalam kondisi anaerob. Bakteri heterotrof juga dapat
mereduksi sulfit, tiosulfat dan hiposulfat serta unsur sulfur menjadi hidrogen sulfida
(H2S) (Effendi, 2003). Mikroorganisme tersebut melakukan respirasi secara
anaerob dengan mengunakan sulfat sebagai elektron aseptor pengganti
oksigen (Hanggono, 2005 dalam Rezqi Velyan S.K. 2009).
Pada kondisi aerob, hidrogen sulfida akan dioksidasi oleh bakteri Thiobacillus
menjadi sulfat. Beberapa bakteri, misalnya Chlorobactriaceae dan
Thiorhordaceae dapat mengoksidasi hidrogensulfida menjadi sulfur. Perubahan
hidrogen sulfida menjadi sulfur juga dapat terjadi dalam proses sintesis karbohidrat.
Dalam reaksi tersebut, hidrogen sulfida digunakan sebagai sumber hidrogendonor
untuk membentuk kembali unsur sulfur, sebagai hasil samping dari sintesis
karbohidrat (Effendi, 2003 dalam Rezqi Velyan S.K. 2009). Berdasarkan hasil analisis
terlihat pada lokasi sampel nilai sulfida melebihi baku mutu yang dipersyaratkan di
Sungai Ciujung dan Sungai Cidurian yaitu 0,03 mg/L (baku mutu 0,002 mg/L),

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 17
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

tingginya sulfida kemungkinan berasal dari limbah domestik dan industri, terjadinya
dekomposisi bahan organik.
f. Minyak dan Lemak
Senyawa Pencemar sumber aktifitas manusia atau istilahnya adalah Anthropogenic
adalah merupakan aktifitas sehari-hari yang dapat mengeluarkan limbah, dalam hal ini
yang sering dijumpai dalam bentuk minyak dan lemak serta detergen (senyawa aktif
biru metilen), kedua senyawa ini dianalisa untuk mengetahui tingkat pencemaran di
sungai. Berdasarkan hasil analisis nilai minyak dan lemak telah melewati baku yang
dipersyaratkan yaitu di Sungai Cidurian 1,95 mg/L, berdasarkan PPRI No. 82 tahun
2001, baku mutu untuk Minyak dan Lemak adalah 1 mg/L. Hal ini disebabkan sumber
dari pencemaran minyak dan lemak adalah dari pembuangan limbah rumah tangga.
Sebagaimana diketahui bahwa minyak dan lemak mempengaruhi terhadap kualitas
daging ikan, walaupun minyak dan lemak tidak termasuk zat yang beracun, namun hal
ini dapat mengakibatkan daging ikan berbau minyak apabila dikonsumsi nantinya.
g. MBAS

Senyawa Pencemar sumber aktifitas manusia atau istilahnya adalah Anthropogenic


adalah merupakan aktifitas sehari-hari yang dapat mengeluarkan limbah, dalam hal ini
yang sering dijumpai, senyawa aktif biru metilen (MBAS) adalah senyawa hidrokarbon
aromatik yang beracun dan merupakan zat warna kationik dengan daya adsorpsi yang
sangat kuat. Pada umumnya methylene blue digunakan sebagai pewarna sutra, wool,
tekstil, kertas, peralatan kantor dan kosmetik, turunan dari tingginya nilai MBAS pada
air permukaan adalah meningkatnya nilai Phenol dan senyawa-senyawa hidrokarbon
yang mengandung nitrogen.

Sumber dari pencemaran senyawa aktif biru metilen (MBAS) adalah dari pembuangan
limbah industri perwarna tekstil, kosmestik dan limbah rumah tangga, berdasarkan
hasil analisis nilai MBAS masih dibawah baku mutu yang dipersyaratkan yaitu pada
Sungai Ciujung 0,03 mg/L dan Sungai Cidurian 0,09 mg/L. Baku mutu berdasarkan PP
RI No. 82 untuk parameter MBAS 0,2 mg/L.

h. Phenol

Senyawa Phenol merupakan aktifitas sampingan dari penguraian zat organiik oleh
mikro organisme pembusuk. Berdasarkan hasil analisis terlihat pada lokasi sampel nilai
Phenol telah melebihi baku mutu yang dipersyaratkan. Nilai phenol di Sungai Ciujung
yaitu 0,03 mg/L dan Sungai Cidurian 0,05 mg/L telah melebihi nilai dari nilai baku

III - 18 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

mutu yang di persyaratkan sebesar 0,001 mg/L. Nilai tinggi phenol dimungkinkan dari
tingginya aktifitas pembusukan zat organik di sungai yang bersumber terutama dari
limbah Industri dan domestik.

i. Phosfat

Berdasarkan hasil analisis nilai Posfat telah melewati baku mutu yang dipersyaratkan
yaitu di Sungai Ciujung 0,15 mg/L dan Sungai Cidurian 0,28 mg/L dibandingkan
dengan baku mutu PPRI No. 82 tahun 2001 untuk nilai Posfat adalah 0,2 mg/L, hal ini
dimungkinkan akibat adanya aktivitas pemukiman yang banyak terdapat di sekitar
saluran irigasi tersebut, hal ini sesuai dengan pernyataan Effendi (2003) yang
menyatakan bahwa sumber antropogenik fosfor berasal dari limbah domestik yang
bersumber dari penggunaan detergen. Selain itu tingginya nilai fosfor dapat
diindikasikan sebagai akibat meningkatnya proses dekomposisi bahan organik akibat
buangan air limbah.

Menurut Ginting (2007) kandungan phospat yang tinggi dalam perairan dapat
menyebabkan suburnya algae dan organisme lainnya, kesuburan tanaman air
mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut.
c. Air Sungai 2019
Kualitas air sungai merupakan parameter penting, karena air sungai di sini
berhubungan dengan kepentingan pertanian dan perikanan, misalnya : media air
yang statusnya terwakili oleh kualitas airnya merupakan faktor penting yang
berperan sebagai media untuk tumbuhnya tanaman pertanian dan juga merupakan
tempat pelarutan bagi nutrien yang berfungsi sebagai sumber kehidupan biota dan
selanjutnya sebagai siklus makanan ikan. Hasil pengujian laboratorium disajikan
pada tabel berikut :

Tabel 3. 11. Hasil Analisis Kualitas Air Sungai 2019

Hasil Pengujian Baku Mutu


No. Parameter Satuan
Intake Sungai Ciujung
FISIKA
1 Temperatur °C 31 ±3
2 TSS mg/L 49,7 50
3 TDS mg/L 91 1000
KIMIA
1 pH mg/L 6,7 6–9
2 BOD mg/L 8,93 3

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 19
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

3 COD mg/L 44,7 25


4 DO mg/L 3,67 >4
5 Nitrat (NO3-N) mg/L 1,5 10
6 Amonia (NH3-N) mg/L 0,001 -
7 Arsen (As) mg/L <0,005 1
8 Kobal (Co) mg/L <0,0054 0,2
9 Barium (Ba) mg/L 0,28 -
10 Boron (B) mg/L 0,39 1
11 Selenium (Se) mg/L <0,002 0,05
12 Kadmium (Cd) mg/L <0,0029 0,01
13 Krom VI (Cr 6+) mg/L 0,03 0,05
14 Tembaga (Cu) mg/L <0,0150 0,02
15 Besi (Fe) mg/L 0,21 -
16 Timbal (Pb) mg/L <0,0047 0,03
17 Mangan (Mn) mg/L <0,0055 -
18 Raksa (Hg) mg/L <0,0005 0,002
19 Seng (Zn) mg/L <0,004 0,05
20 Klorida (Cl) mg/L 20,1 -
21 Sianida (CN) mg/L 0,006 0,02
22 Fluorida (F) mg/L <0,0038 1,5
23 Nitrit (NO2-N) mg/L 0,04 0,06
24 Sulfat (SO4) mg/L 30 -
25 Klorin (Cl2) mg/L 0,12 0,03
26 Sulfida (H2S) mg/L <0,002 0,002
27 Minyak dan Lemak mg/L <0,86 1
28 MBAS mg/L 0,08 0,2
29 Fenol mg/L <0,0009 0,001
30 Total Posfat sbg P mg/L 0,39 0,2
MIKROBIOLOGI
31 Total Koliform CFU/100 mL 4300 5.000
32 Fecal Koliform CFU/100 mL 1700 1.000
Sumber : Hasil Analisis ,2019
Keterangan : Baku mutu Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Kelas II
: Intake Sungai Ciujung (06°09’53,05”LS; 106°18’11,01”BT)

Berdasarkan hasil analisis bahwa ada beberapa parameter yang melebihi baku mutu yaitu
parameter DO, COD, BOD, total posfat dan fecal koliform. Tingginya BOD
menunjukkan tingginya kandungan bahan mudah terdegradasi / bahan organik pada
sampel, hal ini menunjukkan diperairan tersebut adanya pembuangan limbah organik yang
berasal dari aktivitas domestik. Selain itu terlampauinya baku mutu dari parameter COD
menunjukkan adanya limbah domestik ataupun industri yang masuk ke sungai tersebut.
Sedangkan sumber dari pencemaran senyawa aktif biru metilen (MBAS) adalah dari
pembuangan limbah industri perwarna tekstil, kosmestik dan limbah rumah tangga jika
melihat ke lokasi tingginya nilai tersebut karena ada banyaknya limbah rumah tangga yang
masuk tanpa dilakukan pengelolaan terlebih dahulu. Hal ini juga ditunjukkan dengan
tingginya fecal koliform yang menandakan bahwa limbah domestik yang masuk cukup
tinggi.

III - 20 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

3.2. Komponen Biologi

Berdasarkan hasil pelingkupan, komponen biologi yang diperkirakan terkena dampak


penting dari rencana kegiatan adalah biota air (plankton dan benthos). Oleh karena itu,
rona lingkungan komponen biologi yang akan diuraikan adalah mengenai biota air
(plankton dan benthos). Komponen biologi darat tidak akan terkena dampak penting,
karena didaerah tersebut tidak ada biota darat khas, selain itu kegiatan ini hanya
penanaman pipa, dan pembukaan lahan untuk IPAM dilakukan pada tanah perkebunan.

3.2.1. Flora darat

Keberadaan flora baik di dalam lokasi pembangunan maupun di daerah pemukiman


sekitarnya umumya dijumpai sebagai tanaman budidaya, tanaman perdu dan tanaman
pelindung. Jenis tanaman budidaya yang secara umum ditemui di lokasi pembangunan dan
daerah sekitar adalah padi, pisang, kelapa, pepaya. Untuk jenis tanaman perdu dan tanaman
pelindung yang umum dijumpai adalah petai cina, mangga, kersen, sengon, mahoni, putri
malu, takokak, kapuk, akasia, orok-orok.

Tabel 3. 12. Jenis Tumbuhan yang ada disekitar tapak kegiatan

No Nama Lokal Nama Ilmiah


1 Pisang Musa paradisiaca
2 Kelapa Cocos nucifera
3 Pepaya Carica papaya
4 Petai cina Leucanea leucochepala
5 Mangga Mangifera indica
6 Kersen Montingia calabura
7 Sengon Albizia chinensis
8 Putri malu Mimosa pudica
9 Takokak Solanum torvum
10 Kapuk Ceiba pentandra
11 Akasia Acacia auriculiformis
12 Orok-orok Clotalaria sp
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa jenis tumbuhan yang teridentifikasi
merupakan jenis tumbuhan yang umum ditemukan dan sebagian merupakan tumbuhan
yang banyak dibudidayakan.

Berdasarkan jenis-jenis flora yang teridentifikasi di lokasi rencana proyek PT. SCTK
kemudian status konservasinya dilihat dengan Red List IUCN, CITES dan juga PP. No.7

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 21
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Flora dan Fauna. Beberapa jenis tumbuhan yang
masuk ke dalam kategori Red List IUCN yaitu, mangga (Mangifera indica), pepaya
(Carica papaya), akasia (Acacia auriculiformis). Untuk lebih jelasnya mengenai jenis flora
yang dilindungi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 13. Status Perlindungan Jenis Flora

Status Perlindungan
No Nama Lokal Nama Ilmiah IUCN CITES PP.No.7 Tahun
1999
1 Pisang Musa paradisiaca - - Tidak Dilindungi
2 Kelapa Cocos nucifera - - Tidak Dilindungi
3 Pepaya Carica papaya DD - Tidak Dilindungi
4 Petai cina Leucanea leucochepala - - Tidak Dilindungi
5 Mangga Mangifera indica DD - Tidak Dilindungi
6 Kersen Montingia calabura - - Tidak Dilindungi
7 Sengon Albizia chinensis - - Tidak Dilindungi
8 Putri malu raksasa Mimosa pudica - - Tidak Dilindungi
9 Takokak Solanum torvum - - Tidak Dilindungi
10 Kapuk Ceiba pentandra - - Tidak Dilindungi
11 Akasia Acacia auriculiformis LC - Tidak Dilindungi
12 Orok-orok Clotalaria sp - - Tidak Dilindungi
Sumber: - www.Iucnredlist.org
- www.CITES.org
- PP No. 7 Tahun 1999

3.2.2. Fauna darat

Kawasan di sekitar lokasi proyek terdiri dari ekosistem darat dan sungai. Menurut tata guna
lahannya, daratan terdiri dari pemukiman, industri dan kebun. Tataguna lahan tersebut
merupakan habitat bagi fauna. Dalam lokasi tidak banyak dijumpai jenis hewan, kecuali
beberapa jenis serangga seperti capung, kupu-kupu, burung gereja, serta amphibi seperti
kodok dan kadal. Fauna lainnya adalah nyamuk dan semut.
Secara umum hewan darat yang ditemukan di lokasi kegiatan dan sekitarnya
merupakan hewan peliharaan penduduk sekitar seperti kambing, sapi, kerbau, anjing,
kucing.
3.2.3. Biota Air

Fitoplankton

Fitoplankton adalah organisme renik yang bersifat nabati yang hidup melayang-layang
dalam ekosistem perairan. Organisme ini merupakan komponen biologis yang rentan sebab

III - 22 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

sensitif terhadap perubahan-perubahan lingkungan. Komposisi fitoplankton dalam


ekosistem air dapat menunjukkan tingkat kestabilan ekosistem tersebut. Apabila dikaitkan
dengan fenomena pencemaran, akibat yang ditimbulkan oleh masukan-masukan berbagai
bahan kimia atau perubahan lingkungan tidak semata berpengaruh letal sesaat tetapi
berpengaruh juga terhadap organisme tingkat tinggi melalui jalur jaring makanan (food
web). Oleh karena itu, kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton dapat
menggambarkan kondisi suatu ekosistem.

Berdasarkan hasil identifikasi keanekaan dan kelimpahan jenis biota fitoplankton di sungai
Ciujung dan sungai Cidurian Kp.Ciraat ditemukan sedikitnya dua puluh tiga jenis
fitoplankton di badan air penerima lokasi kegiatan (Sungai Citepus, S. Citarum dan S.
Cisangkuy).

Formula untuk penghitungan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, yaitu:

pi
pi ln ¿
¿
¿
S
'
H =−∑ ¿
i=1

Dimana: H' : indeks keanekaragaman Shannon-Wiener;


pi : ni/N

ni : jumlah total individu (kelimpahan) jenis ke-i


N : jumlah total individu (kelimpahan) seluruh jenis

Kriteria indeks keanekaragaman Shannon-Wiener untuk plankton dan benthos (Lee,


1978):
H’ < 1 : Komunitas biota tidak stabil
1 ≤ H’ ≤ 3 : Stabilitas komunitas biota sedang
H’ > 3 : Stabilitas komunitas biota dalam kondisi proma (stabil)

Sedangkan penghitungan indeks dominansi Simpson (D’) adalah sebagai berikut:


t 2
D' =∑ ¿
1 N [ ]
Dimana : D' : Indeks Dominansi Simpson (1975).
ni : Jumlah individu jenis i

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 23
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

N : Jumlah individu seluruh jenis

Kriteria Indeks Dominansi Simpson:

D mendekati 0: Tidak terdapat jenis-jenis yang mendominasi jenis lainnya atau


struktur komunitas dalam keadaan stabil.

D mendekati 1: Terdapat jenis-jenis yang mendominasi jenis lainnya atau struktur


komunitas labil karena terjadi tekanan ekologis.

Tabel 3. 14.Jenis dan Kelimpahan Phytoplankton

No Organisme Hasil pengujian


Phytoplankton Pb1 Pb2
1 Volvix sp. 50 75
2 Spirogyra sp. 175 25
3 Hyalotheca sp. 25 50
4 Fragilaria capucina 75 Tidak ada
5 Surirella robusta 25
6 Micrasterias sp. 25 25
7 Cymbella sp. 25 25
8 Closterium sp. 25 Tidak ada
9 Surirella elegans 25 Tidak ada
10 Stanieria sp. 150 2500
11 Spirulina sp. Tidak ada 5500
12 Euglena sp. Tidak ada 500
13 Phormidium sp. Tidak ada 625
14 Peranema sp. Tidak ada 25
15 Oscillatoria sp. Tidak ada 200
16 Lyngbya sp. Tidak ada 25
17 Euglena accus Tidak ada 100
18 Microcystis sp. Tidak ada 25
19 Phacus sp. Tidak ada 25
20 Eudorina sp. Tidak ada 150
21 Scenedesmus sp. Tidak ada 25
22 Chaetophora sp. Tidak ada 25
Jumlah 600 9925
Indeks Diversitas Shanon & Wiener (H’) 1,967 1,386
Indeks Dominansi Simpson (D) 0,819 0,622
Sumber : dianalisi di Binalab, 2016
PB – 1 Intake Sungai Ciujung (06°09’53,5”LS; 106°18’11,1”BT)
PB – 2 Sungai Cidurian Kp. Raat (06°12’15,6”LS; 106°21’02,1”BT)

Hasil penghitungan Indeks Keanekaragaman Shannon - Wiener (H’) terhadap jenis-jenis


Plankton yang teramati, dari dua lokasi pengambilan data yang didapat Sungai Ciujung
1,967 dan Sungai Cidurian 1,386 . Dari hasil tersebut menurut Shannon – Wiener
komunitas Sungai Ciujung dan Cidurian dalam komunitas biota sedang. Berdasarkan
kriteria Indeks Dominansi Simpson, dari dua lokasi pengambilan data didapat nilai indeks
dominasi Simpson Sungai Ciujung 0.819 dan Sungai Cidurian 0,622 dengan kelimpahan
600 dan 9925 sel/liter Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa stabilitas komunitas

III - 24 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

fitoplankton di perairan lokasi kegiatan sungai Cidurian tidak terdapat jenis-jenis yang
mendominasi jenis lainnya atau struktur komunitas dalam keadaan stabil.

Zooplankton

Zooplankton adalah organisme renik yang bersifat hewani dan hidupnya tergantung pada
fitoplankton. Zooplankton mampu melakukan gerakan aktif dalam upaya mempertahankan
diri maupun dalam mencari makan. Kemampuan fungsional zooplankton sangat ditentukan
oleh baik kuantitas dan kualitas fitoplankton maupun kualitas air. Hal ini disebabkan
sumber utama nutrisi bagi zooplankton adalah fitoplankton.

Tabel 3. 15. Jenis dan Kelimpahan Zooplankton

No Organisme Hasil pengujian


Zooplankton Pb1 Pb2
1 Cyclops sp. 125 5000
2 Chaos sp. 50 Tidak ada
3 Rhabdolaimus sp. 50 50
4 Macrothrix sp. 50 25
5 Phylodina sp. 50 Tidak ada
6 Lecane sp. 25 Tidak ada
7 Nauplii 25 3250
8 Notholca sp. 25 Tidak ada
9 Bosmina sp. 25 Tidak ada
10 Brachionus sp. Tidak ada 300
11 B. Facaltis Tidak ada 250
12 Moina sp. Tidak ada 50
13 Platyias sp. Tidak ada 50
14 Chaos sp. Tidak ada 25
15 Ciliata Tidak ada 25
16 Filinia sp. Tidak ada 25
17 Cephalodella sp. Tidak ada 25
18 Rotaria sp. Tidak ada 250
Jumlah 425 9325
Indeks Diversitas Shanon & Wiener (H’) 2,033 1,169
Indeks Dominansi Simpson (D) 0,844 0,588
Total Plankton 1025 19250
Indeks Diversitas Shannon & Wiener (H’) 2,673 1,974
Indeks Dominansi Simpson (D) 0,911 0,802
Indeks saprobik (x) +2 0,454
Sumber : di analisis di Binalab, 2016
PB – 1 Intake Sungai Ciujung (06°09’53,5”LS; 106°18’11,1”BT)
PB – 2 Sungai Cidurian Kp. Raat (06°12’15,6”LS; 106°21’02,1”BT)

Berdasarkan kriteria Indeks Keanekaragaman Shannon – Wiener serta Indeks Dominansi


Simpson tersebut, struktur komunitas zooplankton dengan komunitas biota sedang.
Sedangkan berdasarkan indeks Dominansi simpson bahwa stabilitas komunitas
fitoplankton di perairan lokasi kegiatan sungai Ciujung dan sungai Cidurian Terdapat

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 25
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

jenis-jenis yang mendominasi jenis lainnya atau struktur komunitas labil karena terjadi
tekanan ekologis.

Benthos

Benthos adalah organisme yang mendiami bagian dasar dari suatu perairan. Secara umum,
benthos meliputi jenis tumbuhan maupun hewan. Akan tetapi, istilah ini lebih umum
digunakan untuk kelompok hewan. Benthos hidup dari seresah bahan-bahan organik yang
ada di dasar perairan dan makan dengan cara menyaring makanan yang ada di dalam air
(filter feeder). Hewan ini hidup relatif menetap (sesil) di dasar, sehingga komposisi
benthos pada suatu lokasi sering dikaitkan kondisi lingkungan dimana hewan itu hidup.
Oleh karena itu, benthos adalah organisme indikator yang digunakan sebagai kriteria untuk
menentukan baik buruknya suatu perairan.

Tabel 3. 16. Jenis dan Kelimpahan Bentos

No Organisme Hasil pengujian


Benthos Pb1 Pb2
1 Chironomus sp. Tidak ada 39
2 Tubifex sp. 3 30
3 Lymnaea sp. Tidak ada 3
4 Physastra sp. Tidak ada 3
5 Pomacea sp. Tidak ada 6
Jumlah 3 81
Indeks Diversitas Shanon & Wiener (H’) 0 1,156
Indeks Dominansi Simpson (D) 0 0,622
Sumber : Di analisis di Binalab, 2016
PB – 1 Intake Sungai Ciujung (06°09’53,5”LS; 106°18’11,1”BT)
PB – 2 Sungai Cidurian Kp. Raat (06°12’15,6”LS; 106°21’02,1”BT)
Berdasarkan hasil identifikasi jenis benthos di badan air penerima lokasi kegiatan dari dua
lokasi sampling dengan Indeks Shanon wiener Sungai Ciujung dalam komunitas tidak
stabil dan Sungai Cidurian dalam komunitas biota sedang. Kreteria dominansi Simpson
Sungai Ciujung Tidak terdapat jenis-jenis yang mendominasi jenis lainnya atau struktur
komunitas dalam keadaan stabil dan Sungai Cidurian Terdapat jenis-jenis yang
mendominasi jenis lainnya atau struktur komunitas labil karena terjadi tekanan ekologis.
Komponen Biota Air 2019
Berikut hasil analisis biota air tahun 2019
Tabel 3. 17. Jenis dan kelimpahan Biota Air 2019

III - 26 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

Parameter Hasil uji


Fitoplankton
Chrysophyta
Bacteriastrum varians 1
Biddulphia mobiliensis 2 Sumber : PT.
SCTK, 2019 Biddulphia brevis 3
Berdasarkan Chaetoceros sp 1 hasil
Coscinodiscus sp 1
identifikasi Ditylum sol 3 jenis
Fragillaria Sp 2
benthos di badan air
Navicula sp1 2
penerima Navicula sp2 1 lokasi
Nitzschia longissima 1
kegiatan Nitzschia sp 3 dari dua
lokasi Pleurosigma elongatum 3 sampling
Pleurosigma sp 1 2
dengan Pleurosigma sp2 1 Indeks
Shanon Rhizosolenia calcar sp2 1 wiener
Thalassionema nitzschiodes 1
Sungai Thalassiothrix frauenfeldii 1 Ciujung
CHLOROPHYTA
dalam komunitas
Closterium sp 2
tidak stabil Spirogyra sp 2 Kreteria
jumlah individu 33
dominansi jumlah taxa 19 Simpson
Sungai indeks diversitas HI 4,1 Ciujung
shannon Weaver 4,25
Tidak Equitablitas 1 terdapat
jenis-jenis Zooplankton yang
Crustacea
Acartea sp (naupius) 2
Protozoa
Ciliata
Favella campanula 1
Liprotintinnus boltnicus 1
Liprotintinnus nordgvisti 2
Proradon sp 1
Tintinnopsis beroidea 1
Tintinnopsis gracillis 3
Tintinnopsis radix 2
Ciliata sp1
Rhizopoda
Arcella discoides 2
Euglypa sp 1
jumlah individu/ml 17
Jumlah Taxa 11
Indeks Diversitas HI 3,33
shannon Weaver 3,45
Equitablitas 1
mendominasi jenis lainnya atau struktur komunitas dalam keadaan stabil.

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 27
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

3.3. Transpotasi

3.3.1. Lalu Lintas

Berdasarkan segmen jalur pipa yang akan dibangun, maka ruas jalan utama yang akan
terpengaruh adalah jalan dibawah ini.

Tabel 3. 18. Daftar Pipa JDU

WILAYAH LOKASI
NO KETERANGAN
PEMASANGAN PEMASANGAN
I. KECAMATAN KIBIN
1 Desa Kibin Jl. Kabupaten Citawa - PT. Arwana
Gerbang KIMC -
2 Desa Nambi Ilir Jl. Negara Gerbang Pancatama
Sub. Panjang Pipa
II. KECAMATAN CIKANDE
1 Desa Leuwilimus Jl. Negara Jl Raya Serang - Jakarta
Jl. Kawasan Kawasan Pancatama
Jl. Kawasan Kawasan Pancatama
Kawasan Langgeng
2 Desa Parigi Jl. Kawasan Sahabat
3 Desa Cikande Jl. Negara Jl Raya Serang - Jakarta
Jl. Provinsi Jl Raya Rangkas Bitung
Jl. Kabupaten Jl Cikande - Bandung
Jl. Kabupaten Tarikkolot
4 Desa Situ Terate Jl. Kabupaten Jl Cikande - Bandung
Jl. Kabupaten Kawasan New Asia
Jl. Kabupaten Jl Cikande - Bandung
5 Desa Sukatani Jl. Kawasan Renc. Kawasan Modern
Jl. Kawasan Renc. Kawasan Modern
6 Desa Nambo Udik Jl. Kawasan Renc. Kawasan Modern
Jl. Kawasan Renc. Kawasan Modern
7 Desa Julang Jl. Kawasan Pengembangan Industri
Sub. Panjang Pipa
III. KECAMATAN BANDUNG
1 Desa Bandung Jl. Kabupaten Pengembangan Modern
2 Desa Babakan Jl. Kawasan Pengembangan Modern
3 Desa Panamping Jl. Kabupaten Pengembangan Modern
4 Desa Mander Jl. Kawasan Pengembangan Modern
Jl. Kawasan Pengembangan Modern
IV. KECAMATAN BINUANG

III - 28 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

WILAYAH LOKASI
NO KETERANGAN
PEMASANGAN PEMASANGAN
1 Desa Gembor Jl. Kabupaten Pengembangan Industri
Sub. Panjang Pipa
Sumber : SCTK, 2016

Pembangunan pipa JDU akan menggunakan fasilitas jalan Provinsi dan jalan kabupaten
yaitu diantaranya Jalan raya Serang Jakarta dan jalan raya rangkas bitung (jalan provinsi),
jalan Jl Cikande – Bandung dan Tarikkolot (jalan kabupaten), dimana kondisi jalan ini
tergolong dalam pengguna jalan tidak dapat berkendaraan dengan nyaman karena arus lalu
lintas terhambat,kecepatan kendaraan rendah dan berbeda-beda,volume lalu lintas telah
dibawah kapasitas jalan dan kendaraan mengalami banyak berhenti terutama dalam
keadaan jam jam sibuk, karna disekitar wilayah ini banyak pertokoaan dan perkantoran.
Sedangkan jalan untuk yang menggunakan jalan kawasan pengguna jalan cenderung lebih
leluasa, kecuali pada jam masuk – keluarnya pabrik dan kantor dikawasan tersebut dan
pada saat truk-truk pengangkut barang beroperasi.

Keadaan bahu jalan ditiap segmen yang dilewati jalur pemasangan pipa memiliki lebar 0,5
m – 1 m, dimana bahu jalan tersebut pada umumnya digunakan untuk pengguna pejalan
kaki. Kondisi bahu jalan tidak ada fasilitas umum yang terbangun ataupun warung yang
terbangun diatas bahu jalan, dan tidak pohon yang terlewati oleh pemasangan pipa
sehingga tidak ada pohon yang akan dirusak.

3.3. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya

3.3.1. Demografi

1) Jumlah dan Persebaran penduduk

Jumlah penduduk di suatu daerah merupakan faktor penting dan menjadi patokan dalam
memprediksi ketersediaan tenaga kerja. Diketahui jumlah penduduk Desa Barengkok,
Desa Ciagel, Desa Cijeruk, Desa Ketos, Desa Nagara dan Desa Tambak di Kecamatan
Kibin, Desa Bakung, Desa Cikande, Desa Kamurang, Desa Koper, Desa Songgom Jaya,
Desa Gembor Udik di Kecamatan Cikande, Desa Binong, Desa Damping, Desa
Kampungbaru, Desa Keboncau, Desa Pamarayan, Desa Pasirkembang, Desa Pasirlimus,
Desa Pudar, Desa Sangiang, Desa Wirana di Kecamatan Pamarayan, Desa Blokang, Desa
Malabar, Desa Panamping, Desa Pangawinan dan Desa Pringwung di Kecamatan

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 29
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Bandung, Desa Kareo, Desa Bojit, Desa Jawilan, Desa Junti, Desa Majasari, Desa
Cemplang, Desa Parakan, Desa Pasirbuyut, Desa Pagitungan di Kecamatan Jawilan, Desa
Cakung, Desa Gembor, Desa Lamaran dan Desa Renged di Kecamatan Binuang, Desa
Dukuh dan Desa Undarindir di Kecamatan Kragilan, Desa Gabus dan Desa Nanggung di
Kecamatan Kopo, Desa Katulisan, Desa Panasongan dan Desa Panyabrangan di
Kecamatan Cikeusal sebagai daerah yang terkena dampak dari pembangunan proyek galian
pipa PT. Sarana Catur Tirta Kelola memiliki jumlah penduduk seperti disajikan pada tabel
di bawah ini.

Tabel 3. 19. Jumlah Penduduk, Luas Daerah, dan Kepadatan Penduduk


Desa / Laki-Laki Perempuan Jumlah Luas Kepadatan
No
Kecamatan (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Km2) (Jiwa/Km2)
KECAMATAN
I
KIBIN
1 Desa Barengkok 2.677 4.460 10.137 3,32 3053,31
2 Desa Ciagel 3.682 4.304 7.986 2,13 3749,30
3 Desa Cijeruk 4.389 4.302 8.691 3,73 2330,03
4 Desa Ketos 2.754 2.704 5.458 2,88 1895,14
5 Desa Nagara 2.604 2.135 4.739 3,14 1509,24
6 Desa Tambak 4.359 11.624 15.983 2,04 7834,80

KECAMATAN
II 50.038 48.253 98.291 50,53
CIKANDE 1945,20
7 Desa Bakung 2.632 2.707 5.339 3,22 1658,07
Desa Cikande
8 9.488 8.877 18.365 6,03
Permai 3045,61
9 Desa Kamurang 2.253 2.208 4.461 2,69 1658,36
10 Desa Koper 3.071 3.038 6.109 3,91 1562,40
Desa Songgom
11 2.062 4.102 4.102 3,12
Jaya 1314,74
Desa Gembor
12 2.328 2.254 4.582 4,13
Udik 1109,44

KECAMATAN
III
PAMARAYAN
13 Desa Binong 1.544 1.500 3.044 2,50 1217,60
14 Desa Damping 2.824 2.747 5.571 3,28 1698,48
15
Desa 2.748 2.864 5.612 3,85
Kampungbaru 1457,66
16 Desa Keboncau 2.407 2.247 4.654 5,46 852,38
17 Desa Pamarayan 2.946 2.888 5.834 2,80 2083,57

18 Desa 1.717 1.594 3.311 2,50


Pasirkembang 1324,40
19 Desa Pasirlimus 2.719 3.047 5.766 8,47 680,76
20 Desa Pudar 2.684 2.696 5.380 5,25 102,48
21 Desa Sangiang 3.441 3.107 6.548 3,58 1829,05
22 Desa Wirana 3.410 3.125 6.535 4,73 1381,61

IV KECAMATAN

III - 30 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

Desa / Laki-Laki Perempuan Jumlah Luas Kepadatan


No
Kecamatan (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Km2) (Jiwa/Km2)
BANDUNG
23 Desa Blokang 1.805 1.768 3.573 2,86 1249,30
24 Desa Malabar 1.209 1.256 2.465 2,22 1110,36
25 Desa Panamping 2.655 2.471 5.126 4,26 1203,29
26 Desa Pangawinan 1.809 1.763 3.545 2,84 1248,24
27 Desa Pringwuung 1.835 1.771 3.606 2,77 1301,81

KECAMATAN
V
JAWILAN
28 Desa Kareo 3.084 3.019 6.103 3,42 1784,50
29 Desa Bojot 2.135 2.037 4.172 4,16 1002,88
30 Desa Jawilan 2.717 2.526 5.243 4,02 1304,23
31 Desa Junti 3.710 3.497 7.207 3,63 1985,40
32 Desa Majasari 4.095 3.839 7.934 3,98 1993,47
33 Desa Cemplang 3.655 3.518 7.173 8,81 814,19
34 Desa Parakan 2.882 2.802 5.684 3,69 1540,38
35 Desa Pasirbuyut 3.305 3.052 6.357 6,81 933,48
36 Desa Pagintungan 3.221 3.041 6.262 8,44 741,94

KECAMATAN
VI
BINUANG
37 Desa Cakung 2.245 2.183 4.428 3,10 1428,39
38 Desa Gembor 4.193 4.076 8.269 3,76 2199,20
39 Desa Lamaran 2.591 2.518 5.109 1,75 2919,43
40 Desa Renged 1.855 1.803 3.658 2,80 1306,43

KECAMATAN
VII
KRAGILAN
41 Desa Dukuh 2.103 2.033 4.136 2,98 1387,92
42 Desa Undarandir 1.702 1.718 3.420 3,40 100,59

VII KECAMATAN
I KOPO
43 Desa Gabus 3.770 3.476 7.246 3,07 2360,26
44 Desa Nanggung 4.174 3.860 8.034 7,68 1046,09

KECAMATAN
IX
CIKEUSAL
45 Desa Katulisan 1.344 1.304 2.648 3,74 708,02
46 Desa Panosogan 1.223 1.269 2.492 2,06 1209,71
Desa
47 3.146 2.800 5.946 2,66 2235,34
Panyabrangan
Sumber: Diolah dari Kecamatan Kibin dalam Angka 2019, Kecamatan Cikande dalam Angka 2019, Kecamatan
Bandung dalam Angka 2019, Kecamatan Pamarayan Dalam Angka 2019, Kecamatan Jawilan dalam Angka 2019,
Kecamatan Kragilan dalam Angka 2019, Kecamatan Kopo dalam Angka 2019, Kecamatan Pamarayan dalam Angka
2019, Kecamatan Cikeusal dalam Angka 2019, dan Kecamatan Binuang dalam Angka 2019.

Berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui Jumlah penduduk dari desa terdampak
berdasarkan jenis kelamin menunjukan angka yang cukup seimbang, dimana perbedaan
jumlah penduduk laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda.

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 31
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Di daerah Kecamatan Kibin, Kecamatan Cikande, Kecamatan Bandung, Kecamatan


Pamarayan, Kecamatan Jawilan, Kecamtan Kragilan, Kecamatan Kopo, Kecamatan
Cikeusal dan Kecamatan Binuang, umumnya penduduk laki-laki merupakan pekerja, oleh
karena itu semakin banyak penduduk laki-laki (telah bekerja), diasumsikan tingkat
pendapatan juga akan semakin meningkat. Selengkapnya sex ratio masing-masing desa
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3. 20. Sex Ratio Penduduk
No Desa / Kecamatan Sex ratio Keterangan
Di Kecamatan Kibin terdapat 69 laki-laki dalam
I KECAMATAN KIBIN 69
setiap 100 orang perempuan
Di Desa Barengkok terdapat 36 laki-laki dalam
1 Desa Barengkok 36
setiap 100 orang perempuan
Di Desa Ciagel terdapat 86 laki-laki dalam setiap
2 Desa Ciagel 86
100 orang perempuan
Di Desa Cijeruk terdapat 102 laki-laki dalam setiap
3 Desa Cijeruk 102
100 orang perempuan
Di Desa Ketos terdapat 102laki-laki dalam setiap
4 Desa Ketos 102
100 orang perempuan
Di Desa Nagara terdapat 122 laki-laki dalam setiap
5 Desa Nagara 122
100 orang perempuan
Di Desa Tambak terdapat 38 laki-laki dalam setiap
6 Desa Tambak 38
100 orang perempuan

Di Kecamatan Cikande terdapat 104 laki-laki dalam


II KECAMATAN CIKANDE 104
setiap 100 orang perempuan
Di Desa Bakung terdapat 97 laki-laki dalam setiap
7 Desa Bakung 97
100 orang perempuan
Di Desa Cikande Permai terdapat 107 laki-laki
8 Desa Cikande Permai 107
dalam setiap 100 orang perempuan
Di Desa Kamurang terdapat 102 laki-laki dalam
9 Desa Kamurang 102
setiap 100 orang perempuan
Di Desa Koper terdapat 101 laki-laki dalam setiap
10 Desa Koper 101
100 orang perempuan
Di Desa Songgom Jaya terdapat 101 laki-laki dalam
11 Desa Songgom Jaya 101
setiap 100 orang perempuan
Di Desa Gembor Udik terdapat 103 laki-laki dalam
12 Desa Gembor Udik 103
setiap 100 orang perempuan

KECAMATAN
III
PAMARAYAN
13 Desa Binong
Di Desa Damping terdapat 103 laki-laki dalam
14 Desa Damping 103
setiap 100 orang perempuan
Di Desa Kampung baru terdapat 96 laki-laki dalam
15 Desa Kampungbaru 96
setiap 100 orang perempuan

III - 32 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

Di Desa Keboncau terdapat 107 laki-laki dalam


16 Desa Keboncau 107
setiap 100 orang perempuan
Di Desa Pamarayan terdapat 102 laki-laki dalam
17 Desa Pamarayan 102
setiap 100 orang perempuan
Di Desa Pasir kembang terdapat 108 laki-laki dalam
18 Desa Pasirkembang 108
setiap 100 orang perempuan
Di Desa Pasirlimus terdapat 89 laki-laki dalam
19 Desa Pasirlimus 89
setiap 100 orang perempuan
Di Desa Pudar terdapat 100 laki-laki dalam setiap
20 Desa Pudar 100
100 orang perempuan
Di Desa Sangiang terdapat 111 laki-laki dalam
21 Desa Sangiang 111
setiap 100 orang perempuan
Di Desa Wirana terdapat 109 laki-laki dalam setiap
22 Desa Wirana 109
100 orang perempuan

IV KECAMATAN BANDUNG
Di Desa Blokang terdapat 102 laki-laki dalam setiap
23 Desa Blokang 102
100 orang perempuan
Di Desa Malabar terdapat 96 laki-laki dalam setiap
24 Desa Malabar 96
100 orang perempuan
Di Desa Panamping terdapat 107 laki-laki dalam
25 Desa Panamping 107
setiap 100 orang perempuan
Di Desa Pangawinan terdapat 104 laki-laki dalam
26 Desa Pangawinan 104
setiap 100 orang perempuan
Di Desa Pringwung terdapat 103 laki-laki dalam
27 Desa Pringwuung 103
setiap 100 orang perempuan

V KECAMATAN JAWILAN
Di Desa Kareo terdapat 102 laki-laki dalam setiap
28 Desa Kareo 102
100 orang perempuan
Di Desa Bojot terdapat 105 laki-laki dalam setiap
29 Desa Bojot 105
100 orang perempuan
Di Desa Jawilan terdapat 108 laki-laki dalam setiap
30 Desa Jawilan 108
100 orang perempuan
Di Desa Junti terdapat 106 laki-laki dalam setiap
31 Desa Junti 106
100 orang perempuan
Di Desa Majasari terdapat 107 laki-laki dalam setiap
32 Desa Majasari 107
100 orang perempuan
Di Desa Cemplang terdapat 104 laki-laki dalam
33 Desa Cemplang 104
setiap 100 orang perempuan
Di Desa Parakan terdapat 103 laki-laki dalam setiap
34 Desa Parakan 103
100 orang perempuan
Di Desa Pasirbuyut terdapat 108 laki-laki dalam
35 Desa Pasirbuyut 108
setiap 100 orang perempuan
Di Desa Pangintungan terdapat 106 laki-laki dalam
36 Desa Pagintungan 106
setiap 100 orang perempuan

VI KECAMATAN BINUANG

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 33
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Di Desa Cakung terdapat 102 laki-laki dalam setiap


37 Desa Cakung 102
100 orang perempuan
Di Desa Gembor terdapat 102 laki-laki dalam setiap
38 Desa Gembor 102
100 orang perempuan
Di Desa Lamaran terdapat 102 laki-laki dalam
39 Desa Lamaran 102
setiap 100 orang perempuan
Di Desa Renged terdapat 102 laki-laki dalam setiap
40 Desa Renged 102
100 orang perempuan

KECAMATAN
VII
KRAGILAN
Di Desa Dukuh terdapat 103 laki-laki dalam setiap
41 Desa Dukuh 103
100 orang perempuan
Di Desa Undarandir terdapat 100 laki-laki dalam
42 Desa Undarandir 100
setiap 100 orang perempuan

VII
KECAMATAN KOPO
I
Di Desa Gabus terdapat 108 laki-laki dalam setiap
43 Desa Gabus 108
100 orang perempuan
Di Desa Nanggung terdapat 108 laki-laki dalam
44 Desa Nanggung 108
setiap 100 orang perempuan

IX KECAMATAN CIKEUSAL
Di Desa Katulisan terdapat 103 laki-laki dalam
45 Desa Katulisan 103
setiap 100 orang perempuan
Di Desa Panasogan terdapat 96laki-laki dalam
46 Desa Panosogan 96
setiap 100 orang perempuan
Di Desa Panyabrangan terdapat 112 laki-laki dalam
47 Desa Panyabrangan 112
setiap 100 orang perempuan
Sumber : Kecamatan Kibin dalam Angka 2019, Kecamatan Cikande dalam Angka 2019, Kecamatan Bandung dalam
Angka 2019, Kecamatan Pamarayan Dalam Angka 2019, Kecamatan Jawilan dalam Angka 2019, Kecamatan Kragilan
dalam Angka 2019, Kecamatan Kopo dalam Angka 2019, Kecamatan Pamarayan dalam Angka 2019, Kecamatan
Cikeusal dalam Angka 2019, dan Kecamatan Binuang dalam Angka 2019.

2) Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur


Tabel 3. 21. Jumlah Penduduk Kecamatan Kibin Berdasarkan Umur Tahun 2019
Kelompok Laki- Perempua Jumla Persentas
Umur Laki n h e
Tahun) (%)
0-4 2.536 2.567 5.103 7,09
5-9 2.414 2.247 4.661 6,48
10-14 2.188 2.166 4.354 6,05
15-19 2.293 3.973 6.266 8,71
20-24 3.560 11.616 15.176 21,08
25-29 3.875 6.646 10.521 14,62
30-34 3.335 3.890 7.225 10,04
35-39 2.387 2.219 4.606 6,40
40-44 1.815 1.783 3.598 5,00

III - 34 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

45-49 1.522 1.443 2.965 4,12


50-54 1.159 1.276 2.435 3,38
55-59 915 948 1.863 2,59
60-64 714 730 1.444 2,01
65-69 361 480 841 1,17
70-74 213 301 514 0,71
75+ 174 233 407 0,57
Jumlah 29.461 42.518 71.979 100,00
Sumber : Kecamatan Kibin dalam Angka, 2019

Berdasarkan data tersebut di atas, nampak bahwa penduduk usia produktif di Kecamatan
Kibin cukup besar presentasenya yaitu sebesar 77,94%.

Tabel 3. 22. Jumlah Penduduk Kecamatan Cikande Berdasarkan Umur Tahun 2019
Laki- Perempua Jumla Persentase
Kelompok Umur (Tahun)
Laki n h (%)
0-4 4.938 4.703 9.641 9,81
5-9 5.205 4.877 10.082 10,26
10-14 4.743 4.427 9.170 9,33
15-19 4.280 4.010 8.290 8,43
20-24 4.473 4.456 8.929 9,08
25-29 4.450 4.438 8.888 9,04
30-34 4.472 4.570 9.042 9,20
35-39 4.183 4.210 8.393 8,54
40-44 3.896 3.567 7.463 7,59
45-49 3.055 2.449 5.504 5,60
50-54 2.096 1.867 3.963 4,03
55-59 1.601 1.617 3.218 3,27
60-64 1.100 1.256 2.356 2,40
65-69 775 809 1.584 1,61
70-74 425 549 974 0,99
75+ 346 448 794 0,81
Jumlah 50.038 48.253 98.291 100,00
Sumber : Kecamatan Cikande dalam Angka, 2019

Berdasarkan data tersebut di atas, nampak bahwa penduduk usia produktif di Kecamatan
Cikade cukup besar presentasenya yaitu sebesar 67,19%.

Tabel 3. 18. Jumlah Penduduk Kecamatan Pamarayan Berdasarkan Umur Tahun 2019
Laki- Perempua Jumla Persentase
Kelompok Umur (Tahun)
Laki n h (%)
0-4 2.651 2.534 5.185 9,92
5-9 3.138 2.976 6.114 11,70
10-14 3.092 2.883 5.975 11,43
15-19 2.450 2.152 4.602 8,81
20-24 1.919 2.021 3.940 0,75
25-29 1.745 1.785 3.530 0,68
30-34 1.772 1.770 3.542 6,78
35-39 1.803 1.841 3.644 6,97
40-44 1.768 1.800 3.568 6,83
45-49 1.699 1.518 3.217 6,16

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 35
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

50-54 1.323 1.210 2.533 4,85


55-59 989 1.025 2.014 3,85
60-64 874 871 1.745 3,34
65-69 583 521 1.104 2,11
70-74 332 383 715 1,37
75+ 302 525 827 1,58
Jumlah 26.440 25.815 52.255 100,00
Sumber : Kecamatan Pamarayan dalam Angka, 2019

Berdasarkan data tersebut di atas, nampak bahwa penduduk usia produktif di Kecamatan
Pamarayan cukup besar presentasenya yaitu sebesar 61,87%.
Tabel 3. 19. Jumlah Penduduk Kecamatan Bandung Berdasarkan Umur Tahun 2016
Laki- Perempua Jumla Persentase
Kelompok Umur (Tahun)
Laki n h (%)
0-4 1.451 1.502 2.953 9.14
5-9 1.621 1.639 3.260 1.01
10-14 1.692 1.536 3.228 9.99
15-19 1.718 1.494 3.212 9.94
20-24 1.602 1.439 3.041 9.41
25-29 1.273 1.203 2.476 7.66
30-34 1.158 1.274 2.432 7.53
35-39 1.191 1.176 2.367 7.32
40-44 1.114 1.108 2.222 6.88
45-49 1.036 937 1.973 6.10
50-54 832 775 1.607 4.97
55-59 602 611 1.213 3.75
60-64 566 474 1.040 0.32
65-69 314 305 619 1.92
70-74 147 193 340 1.05
75+ 135 200 335 1.04
Jumlah 16.452 15.866 32.318 100
Sumber : Kecamatan Bandung dalam Angka, 2016

Berdasarkan data tersebut di atas, nampak bahwa penduduk usia produktif di Kecamatan
Bandung cukup besar presentasenya yaitu sebesar 63,89 %.

Tabel 3. 20. Jumlah Penduduk Kecamatan Jawilan Berdasarkan Umur Tahun 2019
Laki- Perempua Jumla Persentase
Kelompok Umur (Tahun)
Laki n h (%)
0-4 2.778 2.605 5.383 9,59
5-9 3.113 2.938 6.051 10,78
10-14 2.935 2.994 5.929 10,56
15-19 2.639 2.585 5.224 9,31
20-24 2.815 2.498 5.313 9,46
25-29 2.669 2.358 5.027 8,96
30-34 2.314 2.136 4.450 0,79
35-39 2.085 2.077 4.162 7,41
40-44 1.908 1.703 3.611 6,43
45-49 1.667 1.447 3.114 5,55
50-54 1.249 1.148 2.397 4,27

III - 36 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

55-59 926 1.016 1.942 3,46


60-64 784 769 1.553 2,77
65-69 471 505 976 1,74
70-74 297 310 607 1,08
75+ 154 242 396 0,71
Jumlah 28.804 27.331 56.135 100,00
Sumber : Kecamatan Jawilan dalam Angka, 2019

Berdasarkan data tersebut di atas, nampak bahwa penduduk usia produktif di Kecamatan
Jawilan cukup besar presentasenya yaitu sebesar 65,54%.

Tabel 3. 21. Jumlah Penduduk Kecamatan Binuang Berdasarkan Umur Tahun 2019
Laki- Perempua Jumla Persentase
Kelompok Umur (Tahun)
Laki n h (%)
0-4 1.617 1.433 3.050 8,60
5-9 1.820 1.766 3.586 10,11
10-14 1.861 1.697 3.558 10,03
15-19 1.773 1.498 3.271 9,22
20-24 1.659 1.599 3.258 9,18
25-29 1.472 1.401 2.873 8,10
30-34 1.354 1.296 2.650 0,75
35-39 1.239 1.121 2.360 0,67
40-44 1.056 1.111 2.167 6,11
45-49 1.002 1.069 2.071 5,84
50-54 947 948 1.895 5,34
55-59 713 799 1.512 4,26
60-64 632 763 1.395 3,93
65-69 493 532 1.025 2,89
70-74 185 261 446 1,26
75+ 161 193 354 1,00
Jumlah 17.984 17.487 35.471 100,00
Sumber : Kecamatan Binuang dalam Angka, 2019

Berdasarkan data tersebut di atas, nampak bahwa penduduk usia produktif di Kecamatan
Binuang cukup besar presentasenya yaitu sebesar 37,92%.

Tabel 3. 22. Jumlah Penduduk Kecamatan Kragilan Berdasarkan Umur Tahun 2019
Laki- Perempua Jumla Persentase
Kelompok Umur (Tahun)
Laki n h (%)
0-4 4.130 3.878 8008 17,53
5-9 3.987 3.595 7582 16,60
10-14 3.406 3.313 6719 14,71
15-19 3.343 2.937 6280 13,75
20-24 3.768 3.639 7407 16,22
25-29 3.928 4.249 8177 17,90
30-34 4.151 4.099 8250 18,06

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 37
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

35-39 3.404 3.052 6456 14,13


40-44 2.735 2.396 5131 11,23
45-49 2.023 1.881 3904 8,55
50-54 1.605 1.637 3242 7,10
55-59 1.280 1.279 2559 5,60
60-64 912 914 1826 4,00
65-69 587 622 1209 2,65
70-74 297 382 679 1,49
75+ 168 289 457 1,00
Jumlah 39.724 38.162 45678 100,00
Sumber : Kecamatan Kragilan dalam Angka, 2019

Berdasarkan data tersebut di atas, nampak bahwa penduduk usia produktif di Kecamatan
Kragilan cukup besar presentasenya yaitu sebesar 46,02%.

Tabel 3. 23. Jumlah Penduduk Kecamatan Kopo Berdasarkan Umur Tahun 2019
Laki- Perempua Jumla Persentase
Kelompok Umur (Tahun)
Laki n h (%)
0-4 2.729 2.598 5327 10,33
5-9 2.910 2.839 5749 11,15
10-14 3.075 2.851 5926 11,49
15-19 2.669 2.394 5063 9,82
20-24 2.318 2.048 4366 8,47
25-29 2.032 1.768 3800 7,37
30-34 1.741 1.666 3407 6,61
35-39 1.666 1.688 3.54 0,01
40-44 1.670 1.654 3324 6,45
45-49 1.529 1.452 2981 5,78
50-54 1.297 1.195 2492 4,83
55-59 1.036 996 2032 3,94
60-64 743 795 1538 2,98
65-69 477 562 1039 2,01
70-74 305 345 650 1,26
75+ 207 315 522 1,01
Jumlah 26.404 25.166 51570 100,00
Sumber : Kecamatan Kopo dalam Angka, 2019

Berdasarkan data tersebut di atas, nampak bahwa penduduk usia produktif di Kecamatan
Kopo cukup besar presentasenya yaitu sebesar 62,74 %.

Tabel 3. 24. Jumlah Penduduk Kecamatan Cikeusal Berdasarkan Umur Tahun 2019
Laki- Perempua Jumla Persentase
Kelompok Umur (Tahun)
Laki n h (%)
0-4 3.476 3.300 6776 9,76
5-9 3.737 3.635 7372 10,62
10-14 3.796 3.631 7427 10,70
15-19 3.122 2.847 5969 8,60
20-24 2.747 2.492 5239 7,54
25-29 2.482 2.430 4912 7,07
30-34 2.450 2.464 4914 7,08
35-39 2.505 2.531 5036 7,25

III - 38 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

40-44 2.423 2.617 5.040 0,73


45-49 2.252 2.262 4514 6,50
50-54 1.743 1.841 3.584 5,16
55-59 1.477 1.468 2.945 4,24
60-64 1.032 1.307 2.339 3,37
65-69 749 806 1.555 2,24
70-74 420 550 970 1,40
75+ 347 500 847 1,22
Jumlah 34.758 34.681 69.439 100,00
Sumber : Kecamatan Cikeusal dalam Angka, 2019

Berdasarkan data tersebut di atas, nampak bahwa penduduk usia produktif di Kecamatan
Cikeusal cukup besar presentasenya yaitu sebesar 64,07%.

Dari data jumlah penduduk berdasarkan umur, maka dapat diketahui jumlah penduduk
berdasarkan usia produktif seperti yang disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. 23. Jumlah Penduduk Kecamatan Kibin, Kecamatan Cikande, Kecamatan


Bandung, Kecamatan Pamarayan, Kecamatan Jawilan, Kecamatan Kragilan,
Kecamatan Kopo, Kecamatan Cikeusal dan Kecamatan Binuang Berdasarkan
Usia Produktif
Kelompok Jumla Dependenc
No Kecamatan %
Umur h y Ratio (%)
Belum Produktif 14.118 19,61
I Kec. Kibin Produktif 56.099 77,94 28,3
Tidak Produktif 1.762 2,45

Belum Produktif 28.893 29,40


II Kec. Cikande Produktif 66.046 67,19 48,8
Tidak Produktif 3.352 3,41

Belum Produktif 17.274 33,05


III Kec. Kecamatan Pamarayan Produktif 32.335 61,87 61,6
Tidak Produktif 2.646 5,06

Belum Produktif 6.507 20,13


IV Kec. Bandung Produktif 20.647 63,89 37,76
Tidak Produktif 1.294 4

Belum Produktif 17.367 30,9


V Jawilan Produktif 36.793 65,54 52,5
Tidak Produktif 1.975 3,51

Belum Produktif 10.194 28,73


VI Binuang Produktif 13.452 37,92 89,3
Tidak Produktif 1.825 5,14

Belum Produktif 22.309 48,83


VII Kragilan Produktif 21.024 46,02 117,2
Tidak Produktif 2.345 5,13

VIII Kopo Belum Produktif 17.002 32,96 59,3


Produktif 32.358 62,74

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 39
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Tidak Produktif 2.210 4,28

Belum Produktif 21.575 31,07


IX Cikeusal Produktif 44.492 64,07 56,1
Tidak Produktif 3.372 4,85
Sumber : Diolah dari Kecamatan Kibin dalam Angka 2019, Kecamatan Cikande dalam Angka 2019, Kecamatan
Bandung dalam Angka 2019, Kecamatan Pamarayan Dalam Angka 2019, Kecamatan Jawilan dalam Angka 2019,
Kecamatan Kragilan dalam Angka 2019, Kecamatan Kopo dalam Angka 2019, Kecamatan Pamarayan dalam Angka
2019, Kecamatan Cikeusal dalam Angka 2019, dan Kecamatan Binuang dalam Angka 2019.

Berdasarkan tabel tersebut, nampak bahwa presentase penduduk produktif Kecamatan


Kibin mencapai 77,94%, Kecamatan Cikande mencapai 67,19%, Kecamatan Bandung
mencapai 37,76%, Kecamatan Binuang mencapai 37,92%, Kecamatan Pamarayan
mencapai 61,6%Kecamatan Jawilan mencapai 65,54%, Kecamatan Kragilan mencapai
46,02%, Kecamatan Kopo mencapai 62,74% dan Kecamatan Cikeusal mencapai 64,07% .
Hal ini menunjukkan bahwa penduduk produktif dan potensi ketenagakerjaan di
Kecamatan Kibin, Kecamatan Cikande, Kecamatan Bandung, Kecamatan Jawilan,
Kecamatan Kragilan, Kecamatan Kopo, Kecamatan Cikeusal dan Kecamatan Binuang
cukup besar.

Selain besarnya presentase penduduk produktif, dapat diketahui tingkat ketergantungan


penduduk (dependency ratio). Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi
yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin
tingginya beban yang harus ditanggung penduduk usia produktif untuk membiayai hidup
penduduk non produktif (belum produktif dan tidak produktif lagi), demikian sebaliknya.

Berdasarkan data jumlah penduduk menurut kelompok umur, dapat diketahui rasio
ketergantungan total di Kecamatan Kibin adalah sebesar 28,3%, artinya setiap 100 orang
yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggungan sebanyak 28 orang yang
belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Rasio sebesar 28,3% ini disumbangkan
oleh rasio ketergantungan penduduk usia belum produktif sebesar 19,61%, dan rasio
ketergantungan penduduk usia tidak produktif sebesar 2,45%. Dari indikator ini terlihat
bahwa penduduk usia produktif di Kecamatan Kibin masih dibebani tanggung jawab akan
penduduk usia belum produktif yang proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung
jawab terhadap penduduk usia tidak produktif.

Untuk Kecamatan Cikande dapat diketahui rasio ketergantungan totalnya adalah sebesar
48,8%, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai
tanggungan sebanyak 49 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi.
Rasio sebesar 48,8% ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk usia belum

III - 40 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

produktif sebesar 29,40%, dan rasio ketergantungan penduduk usia tidak produktif sebesar
3,41%. Dari indikator ini terlihat bahwa penduduk usia produktif di Kecamatan Cikande
masih dibebani tanggung jawab akan penduduk usia belum produktif yang proporsinya
lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk usia tidak produktif.

Untuk Kecamatan Bandung dapat diketahui rasio ketergantungan totalnya adalah sebesar
37,76%, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai
tanggungan sebanyak 37 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi.
Rasio sebesar 37,76% ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk usia belum
produktif sebesar 20,13%, dan rasio ketergantungan penduduk usia tidak produksi sebesar
4%. Dari indikator ini terlihat bahwa penduduk usia produktif di Kecamatan Bandung
masih dibebani tanggung jawab akan penduduk usia belum produktif yang proporsinya
lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk usia tidak produktif.

Untuk Kecamatan Binuang dapat diketahui rasio ketergantungan totalnya adalah sebesar
89,3%, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai
tanggungan sebanyak 89 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi.
Rasio sebesar 89,3% ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk usia belum
produktif sebesar 28,73%, dan rasio ketergantungan penduduk usia tidak produksi sebesar
5,41%. Dari indikator ini terlihat bahwa penduduk usia produktif di Kecamatan Binuang
masih dibebani tanggung jawab akan penduduk usia belum produktif yang proporsinya
lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk usia tidak produktif.

Untuk Kecamatan Pamarayan dapat diketahui rasio ketergantungan totalnya adalah sebesar
61,6%, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai
tanggungan sebanyak 61 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi.
Rasio sebesar 61,6% ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk usia belum
produktif sebesar 33,03%, dan rasio ketergantungan penduduk usia tidak produksi sebesar
5,06%. Dari indikator ini terlihat bahwa penduduk usia produktif di Kecamatan Pamarayan
masih dibebani tanggung jawab akan penduduk usia belum produktif yang proporsinya
lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk usia tidak produktif.

Untuk Kecamatan Jawilan dapat diketahui rasio ketergantungan totalnya adalah sebesar
52,5%, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai
tanggungan sebanyak 52 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi.
Rasio sebesar 52,5% ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk usia belum

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 41
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

produktif sebesar 30,9%, dan rasio ketergantungan penduduk usia tidak produksi sebesar
3,51%. Dari indikator ini terlihat bahwa penduduk usia produktif di Kecamatan Jawilan
masih dibebani tanggung jawab akan penduduk usia belum produktif yang proporsinya
lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk usia tidak produktif.

Untuk Kecamatan Kragilan dapat diketahui rasio ketergantungan totalnya adalah sebesar
117,2%, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai
tanggungan sebanyak 117 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi.
Rasio sebesar 117,2% ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk usia belum
produktif sebesar 48,83%, dan rasio ketergantungan penduduk usia tidak produksi sebesar
5,13%. Dari indikator ini terlihat bahwa penduduk usia produktif di Kecamatan Kragilan
masih dibebani tanggung jawab akan penduduk usia belum produktif yang proporsinya
lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk usia tidak produktif.

Untuk Kecamatan Kopo dapat diketahui rasio ketergantungan totalnya adalah sebesar
59,3%, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai
tanggungan sebanyak 59 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi.
Rasio sebesar 59,3% ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk usia belum
produktif sebesar 32,96%, dan rasio ketergantungan penduduk usia tidak produksi sebesar
4,28%. Dari indikator ini terlihat bahwa penduduk usia produktif di Kecamatan Kopo
masih dibebani tanggung jawab akan penduduk usia belum produktif yang proporsinya
lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk usia tidak produktif.

Untuk Kecamatan Cikeusal dapat diketahui rasio ketergantungan totalnya adalah sebesar
56,1%, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai
tanggungan sebanyak 56 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi.
Rasio sebesar 56,1% ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk usia belum
produktif sebesar 31,07%, dan rasio ketergantungan penduduk usia tidak produksi sebesar
4,85%. Dari indikator ini terlihat bahwa penduduk usia produktif di Kecamatan Cikeusal
masih dibebani tanggung jawab akan penduduk usia belum produktif yang proporsinya
lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk usia tidak produktif.

3.3.2. Sosial Ekonomi

Di Kecamatan Kibin, Kecamatan Cikande, Kecamatan Bandung, dan Kecamatan Binuang


terdapat fasilitas enonomi seperti pasar, toko, warung, dan lain sebagainya.

III - 42 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

Mata pencaharian penduduk di masing-masing daerah cukup bervariasi, hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3. 24. Penduduk di Desa/Kecamatan Terdampak berdasarkan Mata Pencaharian

Listr
Pertani
Perdaga ik,
an, Pertamba Indust Transpo
ngan, gas,
N Desa / peterna ngan dan ri dan rtasi dan jas Lain Tot
hotel, dan
o Kecamatan kan, penggalia keraji komu a nya al
dan air
perikan n nan nikasi
restoran min
an
um
I KEC.KIBIN - - - - - - - - -
Desa
1 - - - - - - - - -
Barengkok
2 Desa Ciagel - - - - - - - - -
3 Desa Cijeruk - - - - - - - - -
4 Desa Ketos - - - - - - - - -
5 Desa Nagara - - - - - - - - -
6 Desa Tambak - - - - - - - - -

KEC. 19,
II 12,63 - 39,02 21,54 - 6,32 1,48
CIKANDE 01
26,
7 Desa Bakung 40,74 - 17,11 8,80 - 5,66 1,04
92
Desa Cikande 7,5
8 5,56 - 72,74 16,46 - 2,44 0,16
Permai 8
Desa 22,
9 34,99 - 29,55 6,92 - 4,98 1,12
Kamurang 44
1 26,
Desa Koper 36,52 - 19,58 8,18 - 8,25 1,25
0 22
Desa Songgom 12,
11 33,10 - 27,08 15,61 - 10,14 1,35
Jaya 72
1 Desa Gembor 6,9
45,64 - 32,63 9,45 - 4,51 0,85
2 Udik 2

II KEC.PAMAR
- - - - - - - - -
I AYAN
1
Desa Binong - - - - - - - - -
3
1 - - - - - - - - -
Desa Damping
4
1 Desa - - - - - - - - -
5 Kampungbaru
1 Desa - - - - - - - - -
6 Keboncau
1 Desa - - - - - - - - -
7 Pamarayan
1 Desa - - - - - - - - -
8 Pasirkembang
1 Desa - - - - - - - - -
9 Pasirlimus
2 - - - - - - - - -
Desa Pudar
0
2 Desa Sangiang - - - - - - - - -

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 43
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

1
2 - - - - - - - - -
Desa Wirana
2

I KEC.BANDU
V NG
2 10
Desa Blokang 47 - 42 11 5 16 44 35
3 0
2 10
Desa Malabar 43 13 36 8 7 21 23 49
4 0
2 Desa 10
29 - 66 6 5 32 27 36
5 Panamping 0
2 Desa 10
43 - 53 4 3 34 4 59
6 Pangawinan 0
2 Desa 10
46 - 37 17 6 43 29 22
7 Pringwuung 0

KEC.JAWIL - - - - - - - - -
V
AN
2 - - - - - - - - -
Desa Kareo
8
2 - - - - - - - - -
Desa Bojot
9
3 - - - - - - - - -
Desa Jawilan
0
3 - - - - - - - - -
Desa Junti
1
3 - - - - - - - - -
Desa Majasari
2
3 Desa - - - - - - - - -
3 Cemplang
3 - - - - - - - - -
Desa Parakan
4
3 Desa - - - - - - - - -
5 Pasirbuyut
3 Desa - - - - - - - - -
6 Pagintungan

I KEC.BINUA
V NG
3 6,5 22,6 10
Desa Cakung 32,17 - 2,61 34,46 2,61 0,52
7 3 6 0
3 1,9 10
Desa Gembor 75,95 0,1 3,25 16,39 3,35 1,76 0,39
8 0 0
3 1,2 31,8 10
Desa Lamaran 61,94 - 2,24 2,74 2,24 -
9 4 4 0
4 3,2 18,7 10
Desa Renged 43,78 - 1,32 31,57 1,32 0,66
0 9 3 0

KEC.KRAGI
V
LAN
4 10
Desa Dukuh 24 - 7 21 - 6 9 45
1 0
4 Desa 10
27 - 9 18 - 5 8 42
2 Undarandir 0

V
KEC.KOPO
I

III - 44 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

4
Desa Gabus - - - - - - - - -
3
4 Desa
- - - - - - - - -
4 Nanggung

V KEC.CIKEU
II SAL
4 10
Desa Katulisan 60 - 23 12 - 1 3 1
5 0
4 Desa 10
53 - 33 6 - 1 6 1
6 Panorogan 0
4 Desa 10
57 - 28 7 - 3 4 1
7 Panyabrangan 0
Sumber : Kecamatan Kibin dalam Angka 2019, Kecamatan Cikande dalam Angka 2019, Kecamatan Bandung dalam
Angka 2019, Kecamatan Pamarayan Dalam Angka 2019, Kecamatan Jawilan dalam Angka 2019, Kecamatan Kragilan
dalam Angka 2019, Kecamatan Kopo dalam Angka 2019, Kecamatan Pamarayan dalam Angka 2019, Kecamatan
Cikeusal dalam Angka 2019, dan Kecamatan Binuang dalam Angka 2019.

3.3.3. Sosial Budaya

Sarana Pendidikan di Kecamatan Kibin, Kecamatan Cikande, Kecamatan Bandung,


Kecamatan Payaran, Kecamatan Jawilan, Kecamatan Kragilan, Kecamatan Kopo,
Kecamatan Cikeusal dan Kecamatan Binuang termasuk cukup lengkap, baik sarana yang
dimiliki oleh pemerintah maupun dikelola pihak swasta. Sarana pendidikan tersebut mulai
dari tingkat SD hingga SMU/SMK.

Tabel 3. 25. Jumlah Sekolah di Kecamatan Kibin, Kecamatan Cikande, Kecamatan


Bandung, Kecamatan Pamarayan, Kecamatan Jawilan, Kecamtan Kragilan,
Kecamatan Kopo, Kecamatan Cikeusal dan Kecamatan Binuang,Tahun
2019
SD/M SM MT SM SM M
Desa/Kecamatan
I P S A K A
KEC.KIBIN 24 7 4 2 4 -
Desa Barengkok 2 - - - - -
Desa Ciagel 2 1 - - 1 -
Desa Cijeruk 2 1 - - - -
Desa Ketos 2 - - - - -
Desa Nagara 2 1 - - 1 -
Desa Tambak 2 1 1 - 1 -

KEC. CIKANDE 39 6 16 1 8 9
Desa Bakung 4 1 0 0 0 0
Desa Cikande Permai 8 1 1 0 1 0
Desa Kamurang 2 0 1 0 0 1
Desa Koper 2 0 1 0 0 1
Desa Songgom Jaya 1 0 2 0 2 1
Desa Gembor Udik 2 0 1 0 0 1

KEC.PAMARAYAN 24 10 6 2 3 2

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 45
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Desa Binong 1 0 2 0 0 0
Desa Damping 2 1 0 0 0 0
Desa Kampungbaru 3 0 0 0 0 0
Desa Keboncau 1 1 0 0 0 0
Desa Pamarayan 4 3 2 2 0 2
Desa Pasirkembang 2 0 0 0 1 0
Desa Pasirlimus 3 1 0 0 1 0
Desa Pudar 3 0 0 0 0 0
Desa Sangiang 2 0 2 0 1 0
Desa Wirana 3 1 0 0 0 0

KEC.BANDUNG 19 3 5 2 1 1
Desa Blokang 2 - 3 1 1 -
Desa Malabar 2 1 - - - -
Desa Panamping 3 - 1 - - -
Desa Pangawinan 2 - - - - -
Desa Pringwuung 2 - 1 - - -

KEC.JAWILAN 17 12 10 2 5 5
Desa Kareo 2 1 2 - 1 1
Desa Bojot 1 1 - - - -
Desa Jawilan 2 3 1 2 - 1
Desa Junti 3 1 1 - - 1
Desa Majasari 1 1 2 - 1 1
Desa Cemplang 2 3 2 - 2 -
Desa Parakan 2 - - - - -
Desa Pasirbuyut 2 2 1 - 1 1
Desa Pagintungan 2 1 1 - - -

KEC.BINUANG 17 5 7 3 4 4
Desa Cakung 3 1 3 1 2 -
Desa Gembor 5 1 2 - 1 1
Desa Lamaran - - - - - -
Desa Renged 2 1 1 1 - 2

KEC.KRAGILAN 32 4 18 3 3 3
Desa Dukuh 3 - 1 - - -
Desa Undarandir 2 - - - - -

KEC.KOPO 22 6 10 4 3 4
Desa Gabus 2 1 - - - -
Desa Nanggung 2 - 1 - - -

KEC.CIKEUSAL 47 13 7 2 3 3
Desa Katulisan 3 1 - - - -
Desa Panorogan 2 1 - - - 1
Desa Panyabrangan 3 1 - - - -
Sumber : Kecamatan Kibin dalam Angka 2019, Kecamatan Cikande dalam Angka 2019, Kecamatan Bandung dalam
Angka 2019, Kecamatan Pamarayan Dalam Angka 2019, Kecamatan Jawilan dalam Angka 2019, Kecamatan Kragilan
dalam Angka 2019, Kecamatan Kopo dalam Angka 2019, Kecamatan Pamarayan dalam Angka 2019, Kecamatan
Cikeusal dalam Angka 2019, dan Kecamatan Binuang dalam Angka 2019.

Sebagian besar penduduk Kecamatan Kibin, Kecamatan Cikande, Kecamatan Bandung,


dan Kecamatan Binuang adalah pemeluk agama Islam. Berdasarkan hasil survey, 97,98%
responden beragama islam. Sedangkan 2,02% lainnya adalah katolik. Sejalan dengan hal

III - 46 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

itu, fasilitas agama yang tersedia di Kecamatan-kecamatan tersebut juga merupakan


fasilitas untuk menjalankan kegiatan umat Islam.

Tabel 3. 26. Presentase Pemeluk Agama di Kecamatan Kibin, Kecamatan Cikande,


Kecamatan Bandung, Kecamatan Pamarayan, Kecamatan Jawilan,
Kecamtan Kragilan, Kecamatan Kopo, Kecamatan Cikeusal dan Kecamatan
Binuang Tahun 2019
Desa/Kecamatan Katoli Protesta Hind Budh
No Islam
k n u a
45.11
I KECAMATAN KIBIN 20 936 52 51
6
1 Desa Barengkok 3.884 - - - -
2 Desa Ciagel 4.634 - - - -
3 Desa Cijeruk 4.760 - - - -
4 Desa Ketos 3.337 - - - -
5 Desa Nagara 3.973 - 21 - -
6 Desa Tambak 6.561 20 894 50 51

II KECAMATAN CIKANDE
7 Desa Bakung 99,87 0 0,13 0 0
8 Desa Cikande Permai 91,86 5,18 2,56 0,12 0,28
9 Desa Kamurang 100 0 0 0 0
10 Desa Koper 100 0 0 0 0
11 Desa Songgomjaya 100 0 0 0 0
12 Desa Gemborudik 100 0 0 0 0

KECAMATAN
III 100 - - - -
PAMARAYAN
13 Desa Binong 100 - - - -
14 Desa Damping 100 - - - -
15 Desa Kampungbaru 100 - - - -
16 Desa Keboncau 100 - - - -
17 Desa Pamarayan 100 - - - -
18 Desa Pasirkembang 100 - - - -
19 Desa Pasirlimus 100 - - - -
20 Desa Pudar 100 - - - -
21 Desa Sangiang 100 - - - -
22 Desa Wirana 100 - - - -

KECAMATAN
IV 63 15,8 15,8 - 7,9
BANDUNG
23 Desa Blokang 100 - - - -
24 Desa Malabar 100 - - - -
25 Desa Panamping 75 10 10 - 5
26 Desa Pangawinan 100 - - - -
27 Desa Pringwuung 100 - - - -

V KECAMATAN JAWILAN 99,67 0,04 0,24 0,02 0,03


28 Desa Kareo 97,84 0,40 1,38 0,26 0,12
29 Desa Bojot 100 - - - -
30 Desa Jawilan 99,77 - 0,23 - -
31 Desa Junti 99,83 - 0,17 - -
32 Desa Majasari 99,81 - 0,19 - -
33 Desa Cemplang 99,94 - 0,06 - -

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 47
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Desa/Kecamatan Katoli Protesta Hind Budh


No Islam
k n u a
34 Desa Parakan 99,77 0,02 0,07 - 0,14
35 Desa Pasirbuyut 99,78 - 0,22 - -
36 Desa Pagintungan 100 - - - -

IV KECAMATAN BINUANG 99,99 0,01


37 Desa Cakung 100 - - - -
38 Desa Gembor 100 - - - -
39 Desa Lamaran 100 - - - -
40 Desa Renged 100 - - - -

KECAMATAN
V 98 0,3 1,1 - 0,3
KRAGILAN
41 Desa Dukuh 100 - - - -
42 Desa Undarandir 100 - - - -

VI KECAMATAN KOPO 99,95 0,02 0,02 - 0,01


43 Desa Gabus 99,97 0,01 0,01 - 0,01
44 Desa Nanggung 99,98 0,01 0,01 - 0,01

KECAMATAN
VII 100 - - - -
CIKEUSAL
45 Desa Katulisan 100 - - - -
46 Desa Panorogan 100 - - - -
47 Desa Panyabrangan 100 - - - -
48 Desa Gemborudik 100 - - - -
Sumber : Kecamatan Kibin dalam Angka 2019, Kecamatan Cikande dalam Angka 2019, Kecamatan Bandung dalam
Angka 2019, Kecamatan Pamarayan Dalam Angka 2019, Kecamatan Jawilan dalam Angka 2019, Kecamatan Kragilan
dalam Angka 2019, Kecamatan Kopo dalam Angka 2019, Kecamatan Pamarayan dalam Angka 2019, Kecamatan
Cikeusal dalam Angka 2019, dan Kecamatan Binuang dalam Angka 2019.

Tabel 3. 27. Jumlah Tempat Peribadatan di Kecamatan Kibin, Kecamatan Cikande,


Kecamatan Bandung, Kecamatan Pamarayan, Kecamatan Jawilan, Kecamtan
Kragilan, Kecamatan Kopo, Kecamatan Cikeusal dan Kecamatan Binuang
Tahun 2019
Masji Mushol Majlis Gerej Lainny
Desa/Kelurahan
d a talim a a
I KECAMATAN KIBIN
1 Desa Barengkok 4 2 2 - -
2 Desa Ciagel 2 8 5 - -
3 Desa Cijeruk 4 3 3 - -
4 Desa Ketos 9 3 4 - -
5 Desa Nagara 4 4 5 - -
6 Desa Tambak 4 3 2 - -

II KECAMATAN CIKANDE
7 Desa Bakung 7 18 - - -
8 Desa Cikande Permai 8 5 4 - -
9 Desa Kamurang 8 11 1 - -
10 Desa Koper 9 22 2 - -
11 Desa Songgomjaya 2 16 1 - -
12 Desa Gemborudik 7 17 5 - -

III KECAMATAN PAMARAYAN


13 Desa Binong 2 15 3 - -

III - 48 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

Masji Mushol Majlis Gerej Lainny


Desa/Kelurahan
d a talim a a
14 Desa Damping 5 15 5 - -
15 Desa Kampungbaru 6 17 7 - -
16 Desa Keboncau 3 24 3 - -
17 Desa Pamarayan 4 12 6 - -
18 Desa Pasirkembang 3 14 1 - -
19 Desa Pasirlimus 5 28 5 - -
20 Desa Pudar 4 25 3 - -
21 Desa Sangiang 4 27 7 - -
22 Desa Wirana 4 29 6 - -

IV KECAMATAN BANDUNG 27 150 164 - -


23 Desa Blokang 3 12 20 - -
24 Desa Malabar 2 16 19 - -
25 Desa Panamping 2 25 18 - -
26 Desa Pangawinan 3 21 20 - -
27 Desa Pringwuung 4 8 19 - -

V KECAMATAN JAWILAN 52 174 104 - -


28 Desa Kareo 7 18 13 - -
29 Desa Bojot 5 14 8 - -
30 Desa Jawilan 6 19 10 - -
31 Desa Junti 7 12 13 - -
32 Desa Majasari 5 23 10 - -
33 Desa Cemplang 8 16 14 - -
34 Desa Parakan 4 22 15 - -
35 Desa Pasirbuyut 6 25 12 - -
36 Desa Pagintungan 4 25 9 - -

IV KECAMATAN BINUANG 43 88 24 - -
37 Desa Cakung 7 15 5 - -
38 Desa Gembor 11 17 4 - -
39 Desa Lamaran 5 17 3 - -
40 Desa Renged 4 9 2 - -

V KECAMATAN KRAGILAN 63 7 - - -
41 Desa Dukuh 5 - - - -
42 Desa Undarandir 2 - - - -

VI KECAMATAN KOPO 51 156 65 - -


43 Desa Gabus 7 18 8 - -
44 Desa Nanggung 8 24 9 - -

VI
KECAMATAN CIKEUSAL 85 303 - - -
I
45 Desa Katulisan 3 17 - - -
46 Desa Panorogan 4 14 - - -
Sumber : Kecamatan Kibin dalam Angka 2019, Kecamatan Cikande dalam Angka 2019, Kecamatan Bandung dalam
Angka 2019, Kecamatan Pamarayan Dalam Angka 2019, Kecamatan Jawilan dalam Angka 2019, Kecamatan Kragilan
dalam Angka 2019, Kecamatan Kopo dalam Angka 2019, Kecamatan Pamarayan dalam Angka 2019, Kecamatan
Cikeusal dalam Angka 2019, dan Kecamatan Binuang dalam Angka 2019.

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 49
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

3.3.4. Analisis Data Primer

Lokasi rencana kegiatan terletak di Desa Kibin, Desa Nambo Ilir di Kecamatan Kibin,
Desa Leuwi Limus, Desa Parigi, Desa Situterate, Desa Cikande, Desa Sukatani, Desa
Nambo Udik, Desa Julang di Kecamatan Cikande, Desa Bandung, Desa Babakan, Desa
Panamping, Desa Mander di Kecamatan Bandung, dan Desa Gembor di Kecamatan
Binuang. Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak sosial bagi masyarakat yang
berada di sekitar lokasi kegiatan, terutama bagi warga di Desa-desa di Kecamatan Kibin,
Kecamatan Cikande, Kecamatan Bandung, dan Kecamatan Binuang yang bertepatan
dengan lokasi kegiatan proyek. Oleh karenanya, dilakukan survey sosial untuk mengetahui
sejauh mana kondisi sosial warga terkait rencana kegiatan. Jumlah responden dalam survey
ini total sebanyak 99 responden.
1) Gambaran Umum Responden
Tabel 3. 28. Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Presentase (%)

Laki-laki 55,56
Perempuan 44,44
Total 100.0
Sumber : Survey, 2016

Responden yang disurvey cukup berimbang, namun cenderung sedikit lebih banyak pria
(responden berdasarkan gender) yaitu laki-laki (55,56%) dan responden perempuan
(44,44%).

Tabel 3. 29. Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan


Pekerjaan Presentase (%)
Buruh Tani 6,06
Buruh Pabrik 5,05
Pegawai Swasta 3,03
Wiraswasta 13,13
Pedagang 45,46
Buruh di Luar Sektor Pertanian 2,02
Tukang 1,01
Lainnya 2,02
Tidak Bekerja 0
Total 100.0
Sumber : Survey, 2016

Tabel diatas menunjukan jenis pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh responden

III - 50 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

adalah sebagai pedagang sebesar 45,46% dari jumlah responden yang ada. Jika tidak
dikelola dengan bijak, diperkirakan mata pencaharian penduduk akan secara ekonomi
akibat dampak kegiatan PT. Sarana Catur Tirta Kelola.

Dengan banyaknya penduduk yang bekerja sebagai pedagang, maka peran PT. Sarana
Catur Tirta Kelola sangat penting karena lokasi rencana kegiatan akan mempengaruhi
aktivitas penduduk yang bermata pencaharian sebagai pedagang.

Tabel 3. 30. Gambaran Responden Berdasarkan Usia

Umur Persentase (%)

15-24 thn 8,08


25-34 thn 24,24
35-44 thn 32,32
45-54 thn 18,18
55 -64 thn 13,13
> 64 tahun 4,04
Total 100.0
Sumber : Survey, 2016

Menurut tabel di atas, dapat diketahui bahwa dominasi usia responden berada pada
kelompok usia produktif (15-64 tahun). Dengan demikian secara umum dapat dikatakan
bahwa ketersediaan tenaga kerja di lokasi studi sekitar PT. Sarana Catur Tirta Kelola relatif
banyak tersedia.
Tabel 3. 31. Tingkat Pendidikan Responden
Pendidikan Terakhir Persentase (%)
Tidak Sekolah 5,05
SD/MI tidak lulus 11,11
SD/MI lulus 25,25
SMP/MTs lulus 29,29
SMA/MA lulus 25,26
D3/Akademi 1,01
S1 3,03
Total 100.0
Sumber : Survey 2016

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 51
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

2). Persepsi dan Harapan Responden Terhadap Rencana Kegiatan PT. Sarana Catur
Tirta Kelola

a) Pengetahuan Responden Tentang Rencana Kegiatan PT. Sarana Catur Tirta


Kelola

Dari hasil survey dan wawancara terhadap responden diperoleh data bahwa masyarakat
sekitar rencana kegiatan sebagian baru mengetahui adanya rencana kegiatan PT. Sarana
Catur Tirta Kelola saat dilakukan wawancara. Sebagian lainnya telah mengetahui dari
informasi yang disampaikan tetangga/saudaranya.

Tabel 3. 32. Pengetahuan Responden Tentang Rencana Kegiatan

Pengetahuan Responden (%)


Ya, Tahu 26,26
Tidak Tahu 73,74
Total 100
Sumber : Survey, 2016
b) Sumber Informasi Pengetahuan Tentang Rencana Kegiatan

Berdasarkan survey lapangan, diperoleh data bahwa sumber informasi Rencana Kegiatan
tidak begitu beragam. Informasi yang didapatkan dari pembicaraan dengan
teman/tetangga/kerabat, RT RW setempat dan pihak pemrakarsa, namun memang sebagian
besar masyarakat tidak mengetahui akan adanya rencana kegiatan PT. Sarana Catur Tirta
Kelola. Data tersebut dipaparkan dalam tabel berikut :

Tabel 3. 33. Sumber Informasi Pengetahuan Tentang Rencana Kegiatan

Sumber informasi rencana proyek Persentase (%)


Perangkat Daerah 2,02
Pihak Pemrakarsa 6,06
Tetangga 20,20
Tidak Tahu 71,72
Total 100.0
Sumber : Survey,2016
c) Reaksi Setelah Mengetahui Rencana Pembangunan

III - 52 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

Dari hasil survey dan wawancara terhadap responden dapat diambil kesimpulan bahwa
pada dasarnya masyarakat bersikap biasa saja namun cenderung senang dengan adanya
rencana pembangunan proyek ini. Data tersebut dipaparkan dalam tabel berikut :

Tabel 3. 34. Reaksi Setelah Mengetahui Rencana Pembangunan

Sikap Persentase (%)

Biasa Saja 54,55


Senang 33,33
Khawatir 9,09
Lainnya 2,02
Tidak Ada 1,01
Total 100.0
Sumber : Survey,2015

e) Dampak Positif Kegiatan

Dari hasil survey dan wawancara terhadap 99 responden diperoleh bahwa dampak positif
yang paling besar adalah warga akan mendapatkan pasokan air bersih gratis. Namun
sebagian besar masyarakat juga belum tahu apa saja dampak positif yang akan didapatkan
dengan adanya pembangunan proyek PT. Sarana Catur Tirta Kelola. Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat yang tinggal di sekitar rencana kegiataan berharap besar terhadap PT.
Sarana Catur Tirta Kelola agar dapat menyediakan pasokan air bersih gratis bagi warga
yang terkena dampak akibat pembangunan proyek. Data tersebut dipaparkan dalam tabel
berikut :

Tabel 3. 35.Dampak Positif (Manfaat) Kegiatan

Manfaat rencana proyek Persentase (%)


Tidak tahu 49,50
Dapat air untuk warga 41,41
Bermanfaat bagi masyarakat 7,07
Belum tau 1,01
Tidak menjawab 1,01
Total 100.0
Sumber : Survey, 2016

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 53
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

f) Dampak Negatif atau Resiko dari Rencana Kegiatan

Dampak negatif yang dikhawatirkan oleh responden hampir sebagian besar menyatakan
kekawatiran akan terjadinya kerusakan lingkungan. Namun lagi-lagi sebagian besar warga
juga belum mengetahui dampak negatif apa saja yang akan timbul akibat adanya
pembangunan proyek.

Tabel 3. 36. Dampak Negatif Kegiatan

Dampak negatif atau resiko dari rencana proyek Persentase (%)

Tidak tahu 44,45


Tidak ada 7,07
Kerusakan lingkungan 34,34
Air mampet 8,08
Tidak Menjawab 6,06
Total 100.0
Sumber : Survey, 2015

g) Saran untuk Meminimalisir Resiko / Kerugian Akibat Rencana Pembangunan

Dari hasil survey dan wawancara diperoleh data bahwa responden memiliki harapan yang
cukup besar, khususnya agar PT. Sarana Catur Tirta Kelola mampu bertanggungjawab atas
segala kerusakan yang ditimbulkan dan mampu memberikan kompensasi bagi warga yang
mengalami kerugian akibat kegiatan pembangunan proyek. Lebih lengkapnya harapan-
harapan responden tersaji pada tabel berikut.

Tabel 3. 37. Saran untuk Meminimalisir Resiko / Kerugian Akibat Rencana Pembangunan

III - 54 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

Saran untuk meminimalisir resiko/kerugian akibat


Persentase (%)
rencana pembangunan

Perusahaan memberikan kompensasi 25,25


Bertanggungjawab atas kerugian yang ditimbulkan
44,45
(dirundingkan, lapor RT/RW/Lurah)
Adanya tindakan pencegahan dan perbaikan atas
15,15
kerugian yang ditimbulkan
Biasa saja 7,07
Tidak Tahu 8,08
Total 100.0

Sumber : Survey 2016

h) Cara Penyampaian keluhan / Saran Mengenai Masalah di Lingkungan Sekitar

Berdasarkan survey kepada responden, terkait hubungan sosial kekerabatan masyarakat di


sekitar daerah rencana kegiatan PT. Sarana Catur Tirta Kelola, dapat ditarik gambaran
bahwa di daerah sekitar Desa Kibin, Desa Nambo Ilir di Kecamatan Kibin, Desa Leuwi
Limus, Desa Parigi, Desa Situterate, Desa Cikande, Desa Sukatani, Desa Nambo Udik,
Desa Julang di Kecamatan Cikande, Desa Bandung, Desa Babakan, Desa Panamping, Desa
Mander di Kecamatan Bandung, dan Desa Gembor di Kecamatan Binuang relatif aman
dan cukup terbuka. Hal ini dapat dilihat dari hubungan warga asli dengan pendatang,
intensitas perselisihan, serta tingkat kriminalitas. Hubungan antara warga asli dengan
pendatang dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat baik
itu pendatang dan penduduk asli dalam kegiatan gotong royong. Selain itu, hubungan
antara warga asli dan pendatang dapat dilihat dari pembauran yang dilihat dari adanya
warga yang menikah antar warga asli dan pendatang. Sedangkan dari intensitas
perselisihan, 87,88% responden menyatakan tidak ada perselisihan antar warga yang
mencolok, kehidupan warga selama ini berdampingan satu sama lain. Sedangkan untuk
tingkat kriminalitas di daerah Desa Kibin, Desa Nambo Ilir di Kecamatan Kibin, Desa
Leuwi Limus, Desa Parigi, Desa Situterate, Desa Cikande, Desa Sukatani, Desa Nambo
Udik, Desa Julang di Kecamatan Cikande, Desa Bandung, Desa Babakan, Desa
Panamping, Desa Mander di Kecamatan Bandung, dan Desa Gembor di Kecamatan
Binuang, dapat dikatakan relatif kecil. Menurut pendapat responden, di daerah tempat
tinggal mereka jarang terjadi kriminalitas baik itu pencurian, perampokan dan lain
sebagainya. Jikapun ada gangguan keamanan yang terjadi hanya sebatas kasus pencurian,
menurut responden hal itu dilakukan oleh warga di luar desa yang dipicu oleh keadaan

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 55
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

ekonomi. Faktor pemicu ini cukup relevan dan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
para pengusaha dalam membuka aktivitas industrinya di daerah sekitar Desa Kibin, Desa
Nambo Ilir di Kecamatan Kibin, Desa Leuwi Limus, Desa Parigi, Desa Situterate, Desa
Cikande, Desa Sukatani, Desa Nambo Udik, Desa Julang di Kecamatan Cikande, Desa
Bandung, Desa Babakan, Desa Panamping, Desa Mander di Kecamatan Bandung, dan
Desa Gembor di Kecamatan Binuang, bahwa dengan keberadaan industri yang ada di
sekitar wilayah studi yang memprioritaskan warga sekitar (masyarakat lokal) maka akan
membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, sehingga dapat menekan
angka kriminalitas.

Dalam rangka mendukung pengadaan rencana kegiatan PT. Sarana Catur Tirta Kelola,
perlu dipertimbangkan kondisi lingkungan dari segi potensi konflik. Selain itu, perlu
diketahui bagaimana cara mengatasi konflik yang mungkin timbul di masyarakat.
Berdasarkan survey dan wawancara terhadap responden, penyelesaian konflik lebih disukai
jika diselesaikan dengan kekeluargaan. Selain itu juga, responden menyatakan lebih
memilih musyawarah yang diprakarsai oleh aparat setempat (rt/rw/lurah) dalam
menyelesaikan konflik yang mungkin muncul di kemudian hari. Data tersebut dipaparkan
dalam tabel berikut.

Tabel 3. 38. Cara Penyampaian keluhan / Saran Mengenai Masalah di Lingkungan Sekitar

Penyelesaian Terhadap Potensi Konflik Persentase (%)


Disampaikan dan diselesaikan melalui pemerintah setempat (RT/RW/Kepala
desa)
78,79
Disampaikan langsung kepada pihak yang menimbulkan permasalahan 6,06
Musyawarah 15,15
Total 100.0
Sumber : Survey, 2016

3.4. Komponen Kesehatan Masyarakat

Rencana Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Serang


bagian Timur oleh PT. Sarana Catur Tirta dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat di
sekitar lokasi kegiatan terutama penduduk di Desa Cijeruk, Kecamatan Kibin, Kabupaten
Serang, Provinsi Banten. Penyusunan AMDAL kesehatan masyarakat didasarkan pada
Keputusan Kepala Bapedal No.124 Tahun 1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan
Masyarakat dalam Penyusunan AMDAL.

III - 56 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

Mengacu pada peraturan tersebut, maka kondisi kesehatan masyarakat disekitar lokasi
Rencana Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) digambarkan berdasarkan
parameter yang telah disebutkan di atas.

Parameter Lingkungan Yang Diperkirakan Terkena Dampak

Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak dari kegiatan Rencana


Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terhadap kesehatan adalah:
1) Parameter Kimia : Parameter Kimia meliputi kandungan pencemar dalam udara
meliputi, CO, SO2, NO2, debu (TSP) dll. Pencemar dalam air meliputi: COD
(Chemical Oxygen Demand), BOD (Biochemical Orxygen Demand), pH, kandungan
logam dalam air, dll.
2) Parameter Fisik : parameter fisik dalam air permukaan meliputi warna, rasa, bau
dan kekeruhan. Parameter fisik dalam udara meliputi kebisingan.
3) Parameter Biologi Parameter biologi dalam air meliputi ada atau tidaknya bahan
organik/mikroorganisme seperti bakteri E. coli dan virus. Parameter biologi lainnya
juga ditunjukkan dengan adanya hewan penyebab penyakit (vektor penyakit) seperti
nyamuk, lalat, tikus, kecoa dan cacing parasit.
4) Parameter Sosial Parameter sosial yang dimaksud adalah adanya kehadiran orang
dari luar lokasi seperti tenaga kerja yang membawa potensi penyakit tersendiri dan
beresiko dalam penularan penyakit.
a. Proses dan Potensi Terjadinya Pemajanan

Pada kegiatan Rencana Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), pemajanan
atau pemaparan terjadi secara langsung dan tidak langsung. Pemajanan secara langsung
dapat terjadi melalui berbagai aktivitas kontruksi dan operasional seperti meningkatnya
kadar debu, pencemaran air, kebisingan, zat-zat kimia yang terkandung melalui media air
dan udara dan adanya peningkatan vektor penyakit. Pemajanan langsung melalui air dan
udara dapat mengenai pekerja dan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lokasi
kegiatan.

Pemajanan tidak langsung adalah pemajanan yang terjadi akibat peningkatan kegiatan
dimana gangguan kesehatan masyarakat yang terjadi merupakan akibat dari turunnya
kondisi sanitasi lingkungan, perubahan pola penyakit dan pola perilaku hidup sehat
masyarakat. Potensi terjadinya pemajanan ini biasanya relatif lebih besar, mengingat
proses ini melibatkan penduduk dalam jumlah yang besar dan terjadi dalam waktu yang

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 57
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

relatif lama. Selain itu, terbatasnya tingkat pengetahuan masyarakat menyebabkan


masyarakat belum tentu mampu mempersiapkan diri secara baik terhadap dampak
pemajanan yang yang terjadi.

Proses maupun potensi terjadinya pemajanan (pemaparan) yang terjadi pada seseorang
hingga mengganggu kesehatannya dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu agent (bibit
sumber penyakit), host (manusia) dan environment (lingkungan). Ketiga faktor tersebut
dikenal The Traditional (Ecological) Model. Keseimbangan antara host dan agent yang
didukung dengan kondisi lingkungan yang baik sangat diperlukan untuk mencapai
kesehatan masyarakat yang diinginkan. Gangguan kesehatan terjadi saat agent meningkat
sedangkan daya tahan tubuh host dan kondisi lingkungan menurun.
b. Potensi Besarnya Resiko Penyakit

Potensi besarnya dampak atau terjadinya penyakit tercermin dalam beberapa angka
kesakitan oleh beberapa jenis pola penyakit yang diderita oleh masyarakat wilayah studi.
Kondisi sanitasi lingkungan yang terkena dampak kegiatan ditambah dengan faktor
kependudukan setempat, perilaku hidup sehat masyarakat dan sarana prasarana kesehatan
yang tersedia akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan masyarakat. Di
Puskesmas Jawilan, penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) merupakan penyakit
yang paling banyak diderita penduduk. Penyakit ISPA ini sangat erat hubungannya kondisi
kualitas udara, baik di dalam rumah maupun di luar (udara ambien). Penyakit berbasis
lingkungan lainnya yang sering ditemui adalah batuk, dermatitis dan Gastritis Ucler
(T.Lambung). Data selengkapnya dapat dililihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. 39. Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Jawilan Tahun 2014 s/d 2015

Jumlah Pasien Jumlah Pasien


No. Jenis Penyakit
Tahun 2014 Tahun 2015
1 ISPA 2.875 3.655
2 Batuk 3.020 1.853
3 Febris 2.592 2.172
4 Gastritis Ucler (T.Lambung) 2.523 1.049
5 Dermatitis Alergi 1.778 910
6 Cephalgia 1.368 1.328
7 Diare 826 669
8 Hypertensi Esensial 710 662
9 Conjungtivitis 597
10 Dermatitis Infeksi 634
Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Binuang, 2016

III - 58 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

Tabel 3. 40. Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Binuang Tahun 2015

No. Jenis Penyakit Oktober November Desember


1 ISPA 442 582 472
2 Neuritis 115 112 112
3 Febris 170 155 155
4 Batuk 102 88 88
5 Cepalgia 70 66 66
6 Hypertensi 105 66 66
7 Kunjungtivitis 42 38 38
8 Dermatitis 66 33 33
9 Myalgia 75 33 33
10 Diare 35 24 24
Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Binuang, 2016
Tabel 3. 41. Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Kibin Tahun 2014 s/d 2015

Jumlah Pasien Jumlah Pasien


No. Jenis Penyakit
Tahun 2014 Tahun 2015
1 ISPA 3.611 3.934
2 Gastritis 1.439 1.347
3 Diare 1.355 1.116
4 Nasofaringitis Akut 1.045 592
5 Febris 852 1.106
6 Batuk 724 828
7 Dermatitis 634 607
8 Myalgia 626 772
9 Cephalgia 534 694
10 Hyperemesis 510
Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Kibin 2016

Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa pada umumnya kondisi kesehatan responden
dalam keadaan sehat (tidak sakit) sebesar 96,97%.

Mengenai kejadian luar biasa yang ditunjukkan dengan adanya penyakit tertentu,
responden menyatakan bahwa pernah terjadi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
dengan presentase 2,02% dengan jumlah korban 2 orang. Hal ini menunjukkan bahwa
Demam Berdarah merupakan penyakit berbasis lingkungan yang perlu diantisipasi di
lokasi kegiatan terutama pada masa pergantian musim. Penyakit ini menular melalui vektor
nyamuk Aedes Aegypti yang berkembang pada genangan air. Kondisi sanitasi lingkungan

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 59
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

akan sangat berpengaruh pada penularan dan perkembangan penyakit DBD.

c. Karakteristik Penduduk Yang Beresiko

Penduduk yang beresiko terkena pemajanan dari air adalah seluruh penduduk sekitar areal
lokasi kegiatan terutama yang penduduk yang tinggal dekat dengan badan air.
Penduduk yang beresiko terkena pemajanan dari udara adalah penduduk yang berada di
selatan dari lokasi kegiatan karena arah angin dominan berasal dari arah utara dengan
kecepatan rata-rata 2,38 m/det.

d. Sumber Daya Kesehatan

Kondisi kesehatan suatu masyarakat tergantung pada sumber daya kesehatan di wilayah
tersebut. Sarana kesehatan yang tersedia diantaranya adalah balai pengobatan/poliklinik,
puskesmas dan puskesmas pembantu (pustu). Terdapat 1 puskesmas, 41 posyandu dan 1
polindes.

Kehadiran tenaga kesehatan seperti dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, dan tenaga
kesehatan lainnya juga turut mendukung kondisi kesehatan masyarakat. Tenaga kesehatan
yang ada dinilai belum mencukupi karena masih ada kekurangan tenaga kesehatan. Data
selengkapnya disajikan pada Tabel dibawah ini.

Tabel 3. 42. Jumlah Tenaga Pelayanan Kesehatan Di Kecamatan Kibin, Kecamatan


Cikande, Kecamatan Bandung, Kecamatan Pamarayan, Kecamatan Jawilan, Kecamtan
Kragilan, Kecamatan Kopo, Kecamatan Cikeusal dan Kecamatan Binuang Tahun 2019

Analis
Dokter Dokter Perawat Jumla
Perawat Kesehata Bidan Apoteker
Umum Gigi Gigi h
n
Kec. Kibin 2 1 3 1 1 10 2 20
Kec. Cikande 4 1 12 - 1 30 1 48
Kec. Pamarayan 1 - 4 - - 14 - 19
Kec. Bandung - 1 4 - - 2 - 7
Kec. Jawilan 3 1 15 - 5 19 1 44
Kec. Kragilan 3 2 11 - - 28 - 44
Kec. Kopo 3 1 13 - - 20 2 39
Kec. Cikeusal 2 1 14 - - 22 - 39
Sumber : Kecamatan Kibin dalam Angka 2019, Kecamatan Cikande dalam Angka 2019, Kecamatan Bandung dalam
Angka 2019, Kecamatan Pamarayan Dalam Angka 2019, Kecamatan Jawilan dalam Angka 2019, Kecamatan Kragilan
dalam Angka 2019, Kecamatan Kopo dalam Angka 2019, Kecamatan Pamarayan dalam Angka 2019, Kecamatan
Cikeusal dalam Angka 2019, dan Kecamatan Binuang dalam Angka 2019.

III - 60 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

Tabel 3. 40. Jumlah Sarana Kesehatan Di Kecamatan Kibin, Kecamatan Cikande,


Kecamatan Bandung, Kecamatan Pamarayan, Kecamatan Jawilan, Kecamtan
Kragilan, Kecamatan Kopo, Kecamatan Cikeusal dan Kecamatan Binuang
Tahun 2019
Klini
Rumah
Poli Pus k Prakte Pos Polinde Pos Apot
RS bersali
klinik kesmas dokte k bidan kesdes s yandu ek
n
r
Kec. Kibin - 8 25 1 14 13 1 5 40 3
Kec. Cikande - 18 7 3 4 30 - - 70 7
Kec. Pamarayan - - 2 3 1 10 2 2 42 1
Kec. Bandung - - - 4 - - - - 102 -
Kec. Jawilan - - 4 2 1 15 - 1 41 -
Kec. Kragilan - - 3 2 4 16 6 1 57 4
Kec. Kopo - - 4 2 4 8 2 1 49 2
Kec. Cikeusal - - 3 5 - - 1 - 64 -
Sumber : Kecamatan Kibin dalam Angka 2019, Kecamatan Cikande dalam Angka 2019, Kecamatan Bandung dalam
Angka 2019, Kecamatan Pamarayan Dalam Angka 2019, Kecamatan Jawilan dalam Angka 2019, Kecamatan Kragilan
dalam Angka 2019, Kecamatan Kopo dalam Angka 2019, Kecamatan Pamarayan dalam Angka 2019, Kecamatan
Cikeusal dalam Angka 2019, dan Kecamatan Binuang dalam Angka 2019.

Di Kecamatan Kibin, Rumah Sakit dan Puskesmas memegang perang penting dalam
pelayanan kesehatan di sekitar lokasi kegiatan. Hal ini disampaikan oleh responden yang
menyebutkan bahwa dokter, rumah sakit, puskesmas dan mantri menjadi tujuan berobat
mereka pada saat sakit. Dari hal ini dapat diketahui bahwa kehadiran tenaga medis lain
seperti mantri kesehatan juga sangat membantu dalam pelayanan kesehatan di lokasi
kegiatan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 3. 43. Tujuan Berobat Anggota Keluarga

Tujuan Berobat Jumlah Presentase (%)


Dokter 2 2,02
Mantri 1 1,01
Tidak Sakit 96 96,97
Total 99 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

e. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan merupakan cerminan kondisi kesehatan lingkungan hidup secara fisik,
baik di dalam tapak proyek maupun lingkungan sekitarnya yang antara lain dicerminkan
melalui penyediaan sarana sanitasi seperti penyediaan air bersih, pengelolaan sampah,
MCK, perumahan dan lain-lain yang mencerminkan kondisi saat ini. Sanitasi lingkungan

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 61
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

yang baik akan mempengaruhi resiko masyarakat terhadap gangguan kesehatan lingkungan
akibat suatu kegiatan. Pada akhirnya, sanitasi lingkungan yang baik akan mendukung
kesehatan masyarakat sekitar lokasi kegiatan.

Perumahan/ Pemukiman

Pengertian rumah sehat menurut Permenkes No. 829 Tahun 1999 adalah kondisi fisik,
kimia, dan biologi di dalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau
masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Syarat perumahan yang sehat
diantaranya adalah rumah yang dilengkapi dengan sarana air bersih, sarana pembuangan
air limbah, sirkulasi udara yang baik, penerangan yang cukup dan bagian ruang yang tidak
lembab dan tidak terpengaruh pencemaran.

Berdasarkan keterangan responden, diketahui bahwa 87,88 % responden tinggal di rumah


permanen (tembok), 10,10% tinggal di rumah setengah tembok sedangkanya sisanya masih
semi permanen (bambu/kayu). Hal ini menunjukkan bahwa dari segi kondisi bangunan
rumah, kesehatan penduduk dapat dikatakan cukup baik walalaupun diperlukan data
pelengkap lainnya untuk menentukan apakah rumah penduduk sudah tergolong ke dalam
rumah sehat. Data selengkapnya disajikan pada Tabel dibawah ini.

Tabel 3. 44. Jenis Bangunan Tempat Tinggal

Jenis Rumah Jumlah Presentase (%)


Tembok 87 87,87
Setengah Tembok 10 10,10
Bambu/Kayu 2 2,02
Total 99 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Dari keterangan responden juga diketahui bahwa jarak lokasi tempat tinggal dengan lokasi
proyek sebagian besar adalah >250 m dengan presentase 53,1% sedangkan lainnya
bertempat tinggal pada radius 51-100 m dengan presentase responden 31,3% dan 101-250
m dengan presentase responden sebesar 15,6%. Jarak tersebut mempengaruhi tingkat
paparan zat cemar atau gangguan yang bersumber dari kegiatan di lokasi terhadap
masyarakat sekitar. Semakin dekat jarak tempat tinggal penduduk ke lokasi kegiatan maka
semakin besar resiko gangguan kesehatan yang dapat muncul. Data selengkapnya disajikan
pada Tabel dibawah ini.

III - 62 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

Tabel 3. 45. Jarak Tempat Tinggal dengan Lokasi Proyek

Jarak Jumlah Presentase (%)


< 50 53 53,53
51 - 100 m 44 44,44
101-250 m 2 2,02
Jumlah 99 100,00
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Berdasarkan hasil survey juga diketahui bahwa terdapat beragam jenis polusi yang sering
dialami oleh masyakat di sekitar lokasi kegiatan. Polusi udara yang bersumber dari debu
dianggap mayoritas responden sebesar 17,17% sebagai jenis polusi atau gangguan
lingkungan yang sering mereka alami. Sumber gangguan lingkungan lainnya yang
teridentifikasi adalah kebisingan yang dipilih oleh 9,09% responden. Adanya kegiatan ini
dapat berpengaruh terhadap tingkat pencemaran lingkungan yang sudah mereka alami
sebelumnya. Data selengkapnya disajikan pada Tabel dibawah ini.

Tabel 3. 46. Jenis Polusi/Pencemaran yang Sering Dialami di Lingkungan Sekitar

Jenis Jumlah Presentase (%)


Kebisingan 9 9,09
Debu/Udara 17 17,17
bau 15 15,15
Kebisingan, Debu/Udara dan bau 29 29,29
Kebisingan dan Debu/Udara 11 11,11
Debu/Udara dan bau 5 5,05
Tidak ada 13 13.13
Total 99 100.0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Pengelolaan sampah

Jenis pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat akan berpengaruh terhadap
kesehatan lingkungan terkait dengan potensi timbulnya sumber penyakit dari sampah yang
tidak dikelola atau residu dari sampah yang dikelola. Untuk kesehatan tempat tinggal,
limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan pencemaran
terhadap permukaan tanah dan air tanah. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan,
diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebesar 50,51% membuang sampah ke
TPS. Responden lainnya membakar sampah di pekarangan rumah sebesar 46,46%,

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 63
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

membuang sampah ke sungai/saluran drainase sebesar 1,01 % dan lainnya sebesar 2,02%.
Data tersebut disajikan pada Tabel 2.xx. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi pengelolaan
sampah, penduduk di sekitar kegiatan beresiko terhadap gangguan kesehatan karena masih
banyak sampah yang tidak terkelola dengan baik, mencemari tanah dan air, bahkan
meninggalkan residu di udara misalnya dari asap atau debu sisa pembakaran sampah secara
terbuka.

Tabel 3. 47. Sistem Pengelolaan Sampah

Jenis Pengelolaan Jumlah Presentase (%)


Dibuang ke TPS 50 50,51
Dibuang ke sungai/selokan 1 1,01
Halaman/kebun 46 46,46
Lainnya 2 2,02
Total 99 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Saluran pembuangan air limbah

Kondisi saluran pembuangan limbah akan berpengaruh pada kesehatan lingkungan akibat
ada tidaknya ceceran, rembesan, atau genangan limbah cair yang berpotensi sebagai
sumber penyakit.

Dari hasil survey yang dilakukan, diketahui bahwa sebagian besar responden masih
menyalurkan limbah cair langsung ke sungai/saluran drainase sebesar 19,19%. Walaupun
begitu, responden sebesar 73,74% sudah mengelola limbah cair yang ada dengan
pembuatan tangki septik. Data tersebut disajikan pada Tabel 2.xx. Hal ini menunjukkan
bahwa dari segi pembuangan limbah, lokasi kegiatan beresiko terhadap gangguan
kesehatan lingkungan karena masih banyak penduduk yang tidak mengelola limbah
cairnya dengan baik sehingga kemungkinan munculnya sumber penyakit dari rembesan
atau genangan limbah juga tinggi.

Tabel 3. 48. Sistem Pembuangan Air Kotor

Jenis Jumlah Presentase (%)


Tangki Septic 73 73,73
Disalurkan ke sungai/selokan 19 19,19
Kolam 4 4,04
Cubluk 2 2,02
Tidak menjawab 1 1,01

III - 64 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

Total 99 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Penyediaan Air Bersih

Ketersediaan sumber air bersih berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan. Ketersediaan


air bersih dari segi kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap perkembangan dan
penyebaran penyakit di masyarakat.

Dari hasil survey diketahui bahwa masyarakat di wilayah studi saat ini sangat bergantung
sumur bor sebesar 63,64%. Selain sumur bor, responden sebesar 18,18% menggunakan
sumur gali, sebesar 1,01% menggunakan mata air serta sebesar 17,17% mengandalkan
penyaluran air bersih dari PAM (PDAM). Air bersih yang ada digunakan sebagai sumber
bahan baku air minum dan keperluan rumah tangga seperti mandi, cuci dan kakus (MCK).
Hal ini menunjukkan bahwa dari segi penyediaan air bersih, penduduk masih bergantung
pada air tanah sehingga masyarakat di sekitar lokasi kegiatan dapat dikatakan beresiko
terhadap gangguan kesehatan terutama apabila terjadi perubahan pada kondisi air tanah.
Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 3. 49. Sumber Air Bersih

Sumber Jumlah Presentase (%)


Sumur Gali 18 18,18
Sumur Bor 63 63,63
Mata Air 1 1,01
Air PAM (PDAM) 17 17,17
Total 99 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Vektor Penyakit

Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tetapi menyebarkannya dengan
membawa patogen dari satu inang ke yang lain. Berbagai jenis nyamuk, sebagai contoh,
berperan sebagai vektor penyakit malaria yang mematikan.

Vektor merupakan arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan atau menjadi sumber
penularan penyakit pada manusia. vektor yang berperan sebagai penular penyakit dikenal
sebagai arthropoda borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector borne diseases
yang merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis dan menimbulkan
bahaya bagi kesehatan sampai kematian (Permenkes R.I No. 374, 2010). Penyakit menular
bersumber vektor yang masih berjangkit di masyarakat diantaranya penyakit yang
ditularkan oleh nyamuk, lalat dan kecoa yang umumnya berkembang pada lingkungan

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 65
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

dengan sanitasi yang buruk (Amalia, 2010). “Penyakit yang ditularkan melalui vektor
masih menjadii penyakit endemis yang dapat menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa
serta dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat sehingga perlu dilakukan upaya
pengendalian atas penyebaran vektor” (Permenkes R.I No. 374, 2010). Upaya
pemberantasan dan pengendalian penyakit menular seringkali mengalami kesulitan karena
banyak faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit menular tersebut. Lingkungan
hidup di daerah tropis yang lembab dan bersuhu hangat menjadi tempat hidup ideal bagi
serangga yang berkembangbiak. Selain dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan
vektor pembawa penyakit, keberadaan serangga juga dapat menimbulkan
ketidaknyamanan dan rasa aman bagi masyarakat (Soedarto, 2009). Menurut Komairah,
dkk (2010) sekitar 10 juta spesies serangga yang hidup di dunia dan telah teridentifikasi
sekitar 1 juta spesies. Satu juta spesies tersebut terdiri dari beberapa spesies serangga yang
juga merupakan vektor pembawa suatu penyakit. Salah satu dari vektor tersebut adalah
kecoa yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap kesehatan manusia. Sesuai yang
dikemukakan oleh Amalia dan Idham (2010:67) bahwa kecoa menyebarkan berbagai
penyakit, menimbulkan alergi, serta mengotori dinding, buku dan perkakas rumah tangga.
Kecoa juga dapat memindahkan beberapa mikroorganisme patogen antara lain,
Streptococus, Salmonella dan lain-lain, sehingga mereka berperan dalam penyakit tifus,
disentri, diare, cholera, virus hepatitis a dan polio pada anak-anak (Apriyani, 2017).
Penularan penyakit oleh kecoa dapat terjadi melalui organisme patogen sebagai bibit
penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan, dimana organisme tersebut
terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa. kemudian melalui organ tubuh
kecoa, organisme sebagai bibit penyakit tersebut menkontaminasi makanan. Kecoa
merupakan salah satu insekta yang berperan sebagai vektor penyakit yang banyak
ditemukan dalam rumah, gedung-gedung, termasuk dalam restoran ataupun rumah makan.
Kecoa dapat mengkontaminasi makanan manusia dengan membawa agent berbagai
penyakit yang berhubungan dengan pencernaan seperti diare, demam typoid, disentri, virus
hepatitis a, polio dan kolera ( Ginting, 2015). Penanggulangan penyakit yang ditularkan
oleh vektor ini selain dengan pengobatan terhadap penderita, juga dilakukan upaya-upaya
pengendalian vektor termasuk upaya mencegah kontak dengan vektor guna mencegah
penularan penyakit. Satu di antaranya adalah cara pengendalian vektor dengan
menggunakan insektisida (Kemenkes RI, 2012). Penggunaan insektisida sintesis (kimia)
dikenal sangat efektif dan praktis dalam pengendalian vektor. Penggunaan insektisida

III - 66 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

sintesis (kimia) dalam jangka waktu yang lama juga akan memberikan dampak negatif.
Dampak negatif yang disebabkan oleh insektisida yaitu berupa pencemaran lingkungan
yang dikarenakan residu yang ditinggalkan sangat sulit terurai di alam. Selain itu,
pengunaan insektisida juga dapat meracuni penghuni rumah. Berbagai macam cara dapat
dilakukan untuk menanggulangi dan mengurangi dampak pencemaran oleh insektisida,
antara lain dengan pencegahan, pengurangan penggunaan insektisida dan dengan
menggunakan insektisida nabati. Insektisida nabati adalah insektisida yang terbuat dari
berbagai macam tumbuhan, bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari
lingkungan dan relatif aman untuk manusia dan ternak karena residunya mudah terurai.

Didalam wilayah area pengembangan kegaitan PT. SCTK, masyarakat sekitar biasa
melakukan pencegahan dn pengurangan vektor. Diantaranya upaya pencegahan masyarakat
sekitar selalu menjaga kebersihan dan melakukan prilaku hidup sehat dengan tidak
membuang sampah sembarangan, menutup wadah wadah yang berpotensi menjadi tempat
berkembang biaknya nyamuk dan lalat, menggunakan insektisida untuk membunuh kecoa
dan juga lalat.

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 67
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Gambar 3. 4. Peta Lokasi Pengambilan Sampel

DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP......................................................................1

3.1. Komponen Fisik-Kimia...........................................................................................1

3.1.1. Iklim.........................................................................................................................1

3.1.2. Geologi.................................................................................................................4

3.1.2.1. Geomorfologi................................................................................................4

III - 68 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

3.1.2.2. Fisiografi dan Geologi...................................................................................5

3.1.3. Hidrologi..............................................................................................................7

3.1.4. Kualitas Udara..................................................................................................9

3.1.5. Kebisingan..............................................................................................................12

3.1.6. Kualitas Air....................................................................................................13

3.2. Komponen Biologi....................................................................................................21

3.2.1. Flora darat......................................................................................................21

3.2.2. Fauna darat.....................................................................................................22

3.2.3. Biota Air.............................................................................................................23

3.3. Transpotasi............................................................................................................28

3.3.1. Lalu Lintas.....................................................................................................28

3.3. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya..............................................................30

3.3.1. Demografi..............................................................................................................30

3.3.3. Sosial Ekonomi......................................................................................................43

3.3.4. Sosial Budaya.........................................................................................................45

3.3.5. Analisis Data Primer..............................................................................................50

3.4. Komponen Kesehatan Masyarakat............................................................................56

Parameter Lingkungan Yang Diperkirakan Terkena Dampak..........................................57

Perumahan/ Pemukiman...................................................................................................62

Pengelolaan sampah...........................................................................................................63

Saluran pembuangan air limbah......................................................................................64

Penyediaan Air Bersih.......................................................................................................65

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 69
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Tabel 3. 1. Curah Hujan Badan Pusat Statistika Kabupaten Serang 2012-2016...................1

Tabel 3. 2. Temperatur Udara Kab. Serang 2012-2016.........................................................2

Tabel 3. 3. Parameter Kualitas Air Sungai Ciujung Yang Berada di Atas Baku Mutu..........8

Tabel 3. 4. Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien...............................................................9

Tabel 3. 5. Kategori ISPU dan TSP.....................................................................................11

Tabel 3. 6. Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien.............................................................11

Tabel 3. 7. Hasil Pengukuran Kualitas Kebisingan............................................................12

Tabel 3. 8. Hasil Pengukuran Kualitas Kebisingan...........................................................12

Tabel 3. 9. Hasil Analisis Kualitas Air Tanah......................................................................13

Tabel 3. 10. Hasil Analisis Kualitas Air Sungai 2016........................................................14

Tabel 3. 11. Hasil Analisis Kualitas Air Sungai 2019........................................................20

Tabel 3. 12. Jenis Tumbuhan yang ada disekitar tapak kegiatan.........................................21

Tabel 3. 13. Status Perlindungan Jenis Flora......................................................................22

Tabel 3. 14.Jenis dan Kelimpahan Phytoplankton..............................................................24

Tabel 3. 15. Jenis dan Kelimpahan Zooplankton................................................................25

Tabel 3. 16. Jenis dan Kelimpahan Bentos..........................................................................26

Tabel 3. 17. Jenis dan kelimpahan Biota Air 2019.............................................................27

Tabel 3. 18. Daftar Pipa JDU..............................................................................................29

Tabel 3. 19. Jumlah Penduduk, Luas Daerah, dan Kepadatan Penduduk...........................31

Tabel 3. 20. Sex Ratio Penduduk.........................................................................................33

Tabel 3. 21. Jumlah Penduduk Kecamatan Kibin Berdasarkan Umur Tahun 2019............35

Tabel 3. 22. Jumlah Penduduk Kecamatan Cikande Berdasarkan Umur Tahun 2019.......36

Tabel 3. 23. Jumlah Penduduk Kecamatan Kibin, Kecamatan Cikande, Kecamatan


Bandung, Kecamatan Pamarayan, Kecamatan Jawilan, Kecamatan Kragilan, Kecamatan
Kopo, Kecamatan Cikeusal dan Kecamatan Binuang Berdasarkan Usia Produktif............40

Tabel 3. 24. Penduduk di Desa/Kecamatan Terdampak berdasarkan Mata Pencaharian....43

III - 70 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP

Tabel 3. 25. Jumlah Sekolah di Kecamatan Kibin, Kecamatan Cikande, Kecamatan


Bandung, Kecamatan Pamarayan, Kecamatan Jawilan, Kecamtan Kragilan, Kecamatan
Kopo, Kecamatan Cikeusal dan Kecamatan Binuang,Tahun 2019......................................46

Tabel 3. 26. Presentase Pemeluk Agama di Kecamatan Kibin, Kecamatan Cikande,


Kecamatan Bandung, Kecamatan Pamarayan, Kecamatan Jawilan, Kecamtan Kragilan,
Kecamatan Kopo, Kecamatan Cikeusal dan Kecamatan Binuang Tahun 2019...................47

Tabel 3. 27. Jumlah Tempat Peribadatan di Kecamatan Kibin, Kecamatan Cikande,


Kecamatan Bandung, Kecamatan Pamarayan, Kecamatan Jawilan, Kecamtan Kragilan,
Kecamatan Kopo, Kecamatan Cikeusal dan Kecamatan Binuang Tahun 2019...................49

Tabel 3. 28. Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.........................................50

Tabel 3. 29. Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan................................................51

Tabel 3. 30. Gambaran Responden Berdasarkan Usia........................................................51

Tabel 3. 31. Tingkat Pendidikan Responden......................................................................52

Tabel 3. 32. Pengetahuan Responden Tentang Rencana Kegiatan......................................52

Tabel 3. 33. Sumber Informasi Pengetahuan Tentang Rencana Kegiatan...........................53

Tabel 3. 34. Reaksi Setelah Mengetahui Rencana Pembangunan.......................................53

Tabel 3. 35.Dampak Positif (Manfaat) Kegiatan.................................................................54

Tabel 3. 36. Dampak Negatif Kegiatan..............................................................................54

Tabel 3. 37. Saran untuk Meminimalisir Resiko / Kerugian Akibat Rencana Pembangunan
..............................................................................................................................................55

Tabel 3. 38. Cara Penyampaian keluhan / Saran Mengenai Masalah di Lingkungan Sekitar
..............................................................................................................................................56

Tabel 3. 39. Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Jawilan Tahun 2014 s/d 2015............58

Tabel 3. 40. Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Binuang Tahun 2015.........................59

Tabel 3. 41. Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Kibin Tahun 2014 s/d 2015...............59

Tabel 3. 42. Jumlah Tenaga Pelayanan Kesehatan Di Kecamatan Kibin, Kecamatan


Cikande, Kecamatan Bandung, Kecamatan Pamarayan, Kecamatan Jawilan, Kecamtan
Kragilan, Kecamatan Kopo, Kecamatan Cikeusal dan Kecamatan Binuang Tahun 2019...60

ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR III - 71
BAB III DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP PT.SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Tabel 3. 43. Tujuan Berobat Anggota Keluarga..................................................................61

Tabel 3. 44. Jenis Bangunan Tempat Tinggal.....................................................................62

Tabel 3. 45. Jarak Tempat Tinggal dengan Lokasi Proyek..................................................63

Tabel 3. 46. Jenis Polusi/Pencemaran yang Sering Dialami di Lingkungan Sekitar..........63

Tabel 3. 47. Sistem Pengelolaan Sampah............................................................................64

Tabel 3. 48. Sistem Pembuangan Air Kotor........................................................................65

Tabel 3. 49. Sumber Air Bersih...........................................................................................65

Gambar 3. 1. Wind Rose Tahun 2012 di Kabupaten Serang.................................................3

Gambar 3. 2. Wind Rose Tahun 2013 di Kabupaten Serang..................................................4

Gambar 3. 3. Letak DAS Sungai Ciujung..............................................................................8

Gambar 3. 4. Peta Lokasi Pengambilan Sampel..................................................................68

III - 72 ADENDUM ANDAL RKL RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

BAB IV
EVALUASI KEGIATAN EKSISTING
DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN LINGKUNGAN YANG
TERKENA DAMPAK

Kegiatan Pengembangan kegiatan Pengembangan Pembangunan Sistem Penyediaan Air


Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur diprakirakan akan menimbulkan
dampak penting bagi lingkungan. Dampak penting yang diakibatkan oleh kegiatan
kegiatan pada masing-masing tahapan, yaitu tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi
apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan gangguan terhadap komponen
lingkungan fisik-kimia, sosial ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat.

4.1. Evaluasi terhadap lingkup Usaha dan/atau Kegiatan beserta dampak-


lingkungannya yang perlu dikelola berdasarkan dokumen amdal yang telah
dimiliki;

Hasil kajian terhadap dokumen ANDAL, RKL dan RPL terdahulu, laporan Pelaksanaan
RKL dan RPL, serta tinjauan langsung di lapangan, berdasarkan Amdal Terdahulu yaitu
AMDAL Pengembangan Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Kabupaten Serang Bagian Timur, Tahun 2016. Dimana tapak bangunan yang telah
terbangun :

1. Peningkatan kapasitas Intake air baku di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin,


Kabupaten Serang dengan cara peningkatan kapasitas pompa air baku menjadi
kapasitas 400 lps.
2. Bak prasedimentasi dengan luas lahan seluruhnya 500 m2.
3. Pipa Transmisi Air Baku dari Bak Prasedimentasi ke Instalasi Pengolahan Air
Minum (IPAM) sepanjang 1,3 km.
4. Bangunan IPAM dengan kapasitas debit 100 liter/detik, pembangunan reservoir 576
m³ dan fasilitas pendukungnya (kantor, ruang kontrol, pos jaga, jalan) dengan luas
seluruhnya 6000 m2.
5. Pemasang Jaringan Distribusi Utama (JDU) di wilayah Kabupaten Serang total
sepanjang 40.027 m.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV- 1
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

1) Komponen Fisik Kimia :

(a) Kualitas udara : akibat meningkatnya pencemar partikulat dan emisi di udara
ambien (negatif)

(b) Kebisingan : akibat bising yang timbul dari Kendaraan dan genset Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur (negatif)

(c) Peningkatan Air Larian dari bangunan utama dan infrastruktur pendukung
lainnya akan menutupi lahan yang semula merupakan lahan terbuka menjadi
terutup (negatif)

(d) Kualitas Air permukaan berasal dari peningkatan air larian dan buangan air
outlet IPAL produksi dan grey water.nmnnnn Run off atau air larian apabila
masuk ke badan air penerima akan menambah beban pencemaran yang akan
menurunkan kualitas air akibat meningkatnya kadar BOD, COD, total padatan
tersuspensi (TSS), Sulfida, dan Amoniak. (negatif)

2) Komponen Biologi :

(a) Biota Air : terjadi gangguan terhadap biota air akibat penurunan kualitas air
sebagai habitatnya akibat pembuangan air limbah domestik (negatif).

3) Komponen Lalu lintas:

(a) Potensi bangkitan lalu lintas terjadi dari aktivitas kendaraan kegiatan
pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang
Bagian Timur (Negatif)

(b) Potensi Kerusakan Jalan terjadi dari kegiatan pengoperasian Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur (Negatif)

4) Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya :

(a) Timbulnya peluang kerja dan berusaha terjadi dari perekrutan tenaga kerja di
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT.
SCTK (positif)

(b) Potensi Keresahan Sosial : terjadi apabila masyarakat lokal yang terserap
sebagai tenaga kerja relatif sedikit sedangkan yang berharap relatif banyak,
meningkatnya polutan di udara dan kebisingan di lingkungan permukiman,

IV-2 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

penurunan kualitas air, kerusakan jalan, gangguan biota air serta gangguan
kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang kemungkinan ditimbulkan
beberapa kegiatan pada tahapan operasional baik berupa dampak primer maupun
dampak turunan (Negatif)

5) Kesehatan Masyarakat :

(a) Kesehatan Lingkungan terjadi merupakan dampak turunan dari penurunan


kualitas udara, peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas air tanah dan
permukaan, akibat dari kegiatan pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK (Negatif)

(b) Morbiditas terjadi dari kegiatan pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK akan mempertambah
populasi manusia sehingga jumlah sampah yang dibuang juga bertambah,
kurang memadainya tempat dan lokasi pembuangan sampah, masih kurangnya
kesadaran dan kemauan masyarakat dalam mengelola dan membuang sampah.
Berbagai penyebab tersebut telah menjadikan menurunnya kualitas lingkungan
yang berdampak negatif bagi masyarakat, sehingga sangat perlu untuk dikelola
(Negatif)

Berdasarkan dampak penting tersebut, dilakukan evaluasi dampak penting antara


komponen kegiatan. Penyebab dampak serta parameter lingkungan yang terkena
dampak penting serta keterkaitan antar parameter yang terkena dampak penting
tersebut. Penelusuran dampak utama (primer) yang menimbulkan dampak lanjutan
(sekunder) dan dampak seterusnya akibat dari masing-masing kegiatan.

4.1.1. Lingkungan Tapak Proyek

1) Kualitas Udara (Kimia Udara/ Gas Buang dan Debu)


Parameter komponen lingkungan kualitas udara yang terkena dampak adalah gas
buang, debu dan kebisingan. Gas buang seperti gas buang HCHO (formaldehid),
CO, CO2, Nox dan SO2 dihasilkan oleh emisi kendaraan bermotor dan mesin
genset.
2) Kebisingan
Sumber dampak kebisingan adalah suara yang ditimbulkan dari pengoperasian
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV- 3
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

SCTK, serta peralatan pendukung seperti mesin pompa, genset serta kendaraan
bermotor. Dampak yang ditimbulkan oleh kebisingan adalah terganggunya
kenyamanan dan konsentrasi kerja para karyawan atau tenaga kerja yang berada
dilingkungan atau dekat sumber kebisingan dan pemukiman dengan tapak proyek.
3) Pengelolaan Kebakaran
Timbulnya kebakaran dilingkungan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK pada umumnya disebabkan oleh
kecerobohan, kelalaian dan faktor human eror lainnya dalam mengoperasikan
kendaraan bermotor dan peralatan pendukung lainnya serta pembongkaran dan
penyimpanan bahan bakar dan bahan penolong yang mudah terbakar serta
terjadinya konsleting listrik. Kebakaran yang terjadi dilingkungan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK
akan menimbulkan banyak kerugian fisik material, finansial dan trauma bagi
pekerja yang menjadi korban kebakaran.
4) Peningkatan Air Larian

Meningkatnya air larian terjadi dari bangunan utama dan infrastruktur pendukung
lainnya akan menutupi lahan yang semula merupakan lahan terbuka menjadi
terutup. Kondisi demikian tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap aspek
hidrologi setempat. Dengan adanya penutupan lahan terbuka oleh tutupan bangunan
maka air larian yang semula sebagian akan meresap ke dalam tanah, seluruhnya
akan menjadi limpasan permukaan, sehingga terjadi peningkatan debit air larian
(run off).

5) Kualitas Air
Pada dasarnya Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian
Timur a.n PT. SCTK mengeluarkan limbah cair yang relatif sedikit dan tidak
berbahaya bagi lingkungan. Adapun buangan limbah cair hanya berasal dari
kegiatan domestik dan IPAM. Dampak yang ditimbulkan adalah penurunan kualitas
air permukaan yang berada dilingkungan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK, terutama yang terkait dengan
kesatuan sistem drainase limbah cair, yang menimbulkan dampak turunan terhadap
biota air.
6) Penanganan Sampah Domestik dan Limbah Rumah Tangga
Sumber dampak berasal dari aktifitas rumah tangga karyawan, pengunjung dan
IPAM di Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur

IV-4 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

a.n PT. SCTK, kegiatan perkantoran, operasional IPAM dan MCK rumah tangga.
Dampak yang ditimbulkan adalah estetika lingkungan dan sanitasi lingkungan baik
dilingkungan kerja. Keadaan ini mempunyai keterkaitan erat dengan kenyamanan
kerja serta pemeliharaan kesehatan masyarakat.
7) Aspek Ketenagakerjaan
Kegiatan penyerapan dan pembinaan tenaga kerja termasuk program diklat
pelatihan dan pelaksanaan program jamsostek. Dampak yang ditimbulkan bersifat
positif yaitu meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan tenaga kerja yang
akan mendorong produktifitas kerja yang tinggi.
8) Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Sumber dampak adalah pencemaran limbah (padat, gas dan gas buang) debu dan
kebisingan serta resiko keselamatan kerja. Dampak yang ditimbulkan adalah
menurunnya produktifitas kerja yang akan mengganggu operasional Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK.

4.1.2. Lingkungan Regional (di Luar tapak Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK)

1) Komunitas Biota Air


Disebabkan oleh perubahan kualitas lingkungan perairan yang diakibatkan oleh
pencemaran limbah domestik dan outlet IPAM. Gangguan pada komunitas perairan
merupakan dampak run off dan perubahan kualitas lingkungan perairan. Perubahan
kualitas lingkungan perairan ditunjukan oleh kecendrungan terganggunya proses
fotosintesis dalam transformasi energi, yang akan mempengaruhi kualitas perairan.
Berkurangnya populasi ikan akan mengganggu mata pencaharian masyarakat.

2) Potensi Gangguan Keamanan dan Ketertiban Umum


Sumber dampak terjadi pada kegiatan operasional Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK, dan pemeliharaan sarana
dan prasarana pada tahap operasional akan menimbulkan keresahan apabila
masyarakat tempatan yang terserap sebagai tenaga kerja relatif sedikit sedangkan
yang berharap relatif banyak, meningkatnya polutan di udara dan kebisingan di
lingkungan permukiman, penurunan kualitas air, kerusakan jalan, gangguan biota
air serta gangguan kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang kemungkinan
ditimbulkan beberapa kegiatan pada tahapan operasional baik berupa dampak
primer maupun dampak turunan.
3) Kepadatan Lalu lintas

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV- 5
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

4) Kerusakan Jalan
Sumber dampak kegiatan adalah meningkatnya penggunaan jalan umum untuk
mendukung kegiatan operasional dan perekonomian masyarakat serta
meningkatnya mobilisasi kendaraan operasional, mobilisasi kendaraan pegawai
yang berlangsung setiap hari baik yang ada dilingkungan tapak proyek maupun
yang ada dilingkungan sekitar, terutama yang memakai ruang publik. Dampak yang
terjadi akan meningkatkan kerusukan jalan, dengan meningkatkan tingkat
kerusakan jalan maka akan meningkatnya kecalakaan lalu lintas dan menurunnya
kesehatan masyarakat akibat debu dan dan emisi gas buang serta kebisingan yang
ditimbulkan.
5) Potensi Kesempatan Kerja dan Berusaha
Sumber dampak ditimbulkan dari perukrutan tenaga kerja sebanyak ± 20 orang.
Karyawan operasional yang direkrut dari setempat untuk operasional SPAM dan
tenaga harian yang ada di lingkungan SPAM Serang Timur PT SCTK.
6) Potensi Keresahan Sosial
Sumber dampak ditimbulkan dari penaganan yang belum tuntas. Beban pencemar
lingkungan tanah, air dan udara akibat limbah. Daya serap proyek yang rendah
terhadap penerimaan tenaga kerja lokal. Keresahan diakibatkan oleh tidak
terakomodasinya aspirasi dan kepentingan masyarakat penyerapan tenaga kerja
serta pengelolaan limbah. Dampak tersebut akan berkembang menjadi persepsi
negatif masyarakat terhadap keberadan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK.
7) Gangguan Kesehatan Lingkungan

Penurunan kualitas kesehatan lingkungan dapat menimbulkan gangguan kesehatan


masyarakat, merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas udara,
peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas permukaan, akibat dari kegiatan
pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian
Timur a.n PT. SCTK. Dengan adanya kegiatan operasional Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK maka akan ada
pertambahan populasi manusia sehingga jumlah sampah yang dibuang juga
bertambah, kurang memadainya tempat dan lokasi pembuangan sampah, masih
kurangnya kesadaran dan kemauan masyarakat dalam mengelola dan membuang
sampah. Berbagai penyebab tersebut telah menjadikan menurunnya kualitas
lingkungan yang berdampak negatif bagi masyarakat, sehingga sangat perlu untuk
dikelola. Selain itu cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau

IV-6 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

sungai akan menambah pencemaran air dimana kondisi saat ini Total Coliform pada
air bersih (sumur) penduduk di Desa Cikande dengan kegiatan dan tapak kegiatan
telah melebihi baku mutu. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga
beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem
perairan biologis, disamping itu juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi
manusia seperti penyakit kulit. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan
menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau
kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak. Dampak
terganggunya tingkat kesehatan lingkungan adalah merupakan dampak kumulatif
dari pencemaran lingkungan yang berlangsung secara terus menerus

8) Peningkatan Morbiditas

Kegiatan pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang


Bagian Timur a.n PT. SCTK akan mempertambah populasi manusia sehingga
jumlah sampah yang dibuang juga bertambah, kurang memadainya tempat dan
lokasi pembuangan sampah, masih kurangnya kesadaran dan kemauan masyarakat
dalam mengelola dan membuang sampah. Berbagai penyebab tersebut telah
menjadikan menurunnya kualitas lingkungan yang berdampak negatif bagi
masyarakat, sehingga sangat perlu untuk dikelola. Lingkungan juga merupakan
determinan dalam menularkan dan munculnya suatu penyakit, baik menular maupun
tidak menular sehingga akan meningkatkan angka sakit (morbiditas). Usaha
memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan ini dari masa ke masa, dan dari
masyarakat satu kemasyarakat lain. Dengan adanya operasional Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK tidak menutup
kemungkinan aspek sanitasi lingkungan akan menurun, tingginya angka penyakit
berbasis lingkungan disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih
masyarakat, pemanfaatan jamban yang masih rendah, tercemarnya tanah, air, dan
udara karena limbah rumah tangga, limbah industri, limbah pertanian, serta sampah.
Limbah padat dan limbah cair domestik dalam jumlah yang cukup besar yang dapat
mempengaruhi sanitasi lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar lokasi
kegiatan. Berdasarkan waktu, dipicu oleh berbagai hal seperti sampah erat kaitannya
dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah-sampah tersebut akan hidup
berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bacteri pathogen), dan juga binatang

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV- 7
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

serangga pemindah/penyebar penyakit (vektor). Oleh sebab itu sampah harus


dikelola dengan baik, jika sampah tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan
lingkungan tidak sehat maupun sebaliknya. Penyakit bawaan sampah diantaranya
Dysentrie basilaris, Dysentrie amoebica, Cholera, Thypus, Ascariasis, DBD, TBC,
Filariasis, sakit mata, penyakit kulit yang disebabkan oleh vektor tikus dan lalat.
Saat ini penyakit berbasis lingkungan merupakan faktor yang masih menjadi
permasalahan kesehatan masyarakat. Menurut data awal dari rona lingkungan
penyakit ISPA dan diare merupakan penyakit berbasis lingkungan yang masuk
dalam 10 besar penyakit, hal ini antara lain karena sanitasi lingkungan yang buruk
sehingga meningkatkan morbiditas

4.2. Evaluasi terhadap kinerja dan efektivitas Pengelolaan dan Pemantauan


Lingkungan yang Telah Dilakukan

Berdasarkan hasil telaahan dapat dilihat bahwa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK akan menimbulkan dampak terhadap
lingkungan. Dampak yang akan terjadi cukup banyak dan komplek khususnya dampak
terhadap komponen fisik – kimia akibat penurunan kualitas udara, peningkatan
kebisingan, penurunan kualitas air permukaan, terhadap komponen sosial, ekonomi dan
budaya, sehingga dampak utamanya (primer) harus benar-benar diperhatikan dan
dikelola secara bijaksana agar negatif dari kegiatan tersebut dapat diminimalkan atau
ditanggulangi. Evaluasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan yaitu:

A. Lingkungan Tapak Proyek

4.2.1. Kualitas Udara Ambien

1) Sumber dampak:

- Kendaraan operasional Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten


Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK

- Kendaraan Pegawai Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten


Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK

- Mesin Genset

IV-8 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

2) Karakteristik Dampak Lingkungan: peningkatan konsentrasi debu dan gas buang


dapat menyebabkan gangguan pernafasan, iritasi mata dan kulit serta kesehatan
pegawai Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur
a.n PT. SCTK dimana dampak terjadi secara langsung.

Berdasarkan hasil analisis kualitas udara pada empat lokasi pengambilan sampel,
semua parameter berada di di bawah baku lingkungan yang dipersyaratkan, Bila
dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999, tentang baku mutu
kualitas udara ambien. Parameter yang dianalisis adalah:

SO2 : Hasil analisis untuk SO2 di empat lokasi pengambilan data didapat nilai SO2
49,2 µg/Nm3 (U1), 50,4 µg/Nm3(U2) ,53,8 µg/Nm3 (U3) dan 57,2 µg/Nm3. Nilai
tersebut masih dibawah baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun
1999, tentang baku mutu kualitas udara ambien.

NO2 : Hasil analisis untuk NO2 di empat lokasi pengambilan data didapat nilai NO2
39 µg/Nm3 (U1), 31,2 µg/Nm3(U2) ,30,8 µg/Nm3 (U3) dan 35,8 µg/Nm3. Nilai
tersebut masih dibawah baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun
1999, tentang baku mutu kualitas udara ambien.

CO : Hasil analisis untuk SO2 di empat lokasi pengambilan data didapat nilai CO
2454 µg/Nm3 (U1), 2618 µg/Nm3(U2) ,2454 µg/Nm3 (U3) dan 2290 µg/Nm3 . Nilai
tersebut masih dibawah baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun
1999, tentang baku mutu kualitas udara ambien, dengan baku mutu yang
dipersaratkan sebesar 30.000 µg/Nm3 .

Partikulat Debu (TSP) : Hasil analisis untuk partikulat Debu (TSP) di empat
lokasi pengambilan data didapat nilai TSP 88,1 µg/Nm3 (U1), 50,9 µg/Nm3(U2) ,
59,7 µg/Nm3 (U3) dan 114 µg/Nm. Berdasarkan uraian di atas pada lokasi
pengukuran di sekitar pemukiman dan lokasi tapak proyek, nilai parameter kualitas
udara masih dibawah baku mutu yang dipersyaratkan berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 41 Tahun 1999.

3) Pengelolaan Lingkungan:
- Perawatan terhadap unit genset setiap 500 jam. Perawatan meliputi pengantian
oli, filter, pembersihan radiator dan generator.
- Melakukan penghijauan disekitar lokasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV- 9
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

4) Lokasi :
- 500 meter dari lokasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten
Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK ke akses jalan.

- Ruang genset

5) Evaluasi Kinerja Pengelolaan:

a. Pemeliharaan RTH dengan melakukan penyiraman secara rutin dan mengganti


tanaman yang sudah mati. Kegiatan ini sudah dilakukan

b. Pemantauan kualitas udara ambient sudah dilakukan secara rutin dan belum
dilakukan pengujian kualitas emisi genset.

Gambar 4. 1. Ruang Terbuka Hijau di Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)


Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK

4.2.2. Kebisingan

1) Sumber dampak:

- Kendaraan operasional Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten


Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK

- Kendaraan Pegawai Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten


Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK

- Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian


Timur a.n PT. SCTK

- Mesin Genset

IV-10 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

2) Karakteristik Dampak Lingkungan: Kebisingan dengan intensitas tinggi dalam


rentang waktu yang cukup lama dapat menyebabkan gangguan pendengaran,
konsentrasi dan kenyamanan kerja.

Dari hasil pengambilan data, tingkat kebisingan tertinggi berada di lokasi


pemukiman penduduk sebesar sekitar WTP Cikande yaitu 74,9 dBA hal ini
disebabkan dari kegiatan transportasi dan aktivitas sekitar, sedangkan untuk tingkat
kebisingan di tapak proyek 55,9 dBA (WTP) dan 49,9 dBA (tapak intake). Hal ini
menunjukan pada lokasi pengambilan sampel ada aktivitas yang menghasilkan
kebisingan, namun masih berada di bawah syarat yang diperkenankan.

3) Pengelolaan Lingkungan:

- Pemakian earplug bagi karyawan/pegawai yang bekerja dekat sumber


bising

- Perawatan mesin produksi secara teratur dan cermat

- Melakukan program K3 secara konsisten, cermat dan benar

- Membuat taman taman hijau dikawasan komplek Sistem Penyediaan Air


Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK

4) Lokasi :

- Ruang genset

- 500 meter dari lokasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten
Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK ke akses jalan.

- Sekitar Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang


Bagian Timur a.n PT. SCTK

5) Evaluasi Kinerja Pengelolaan:


a. Pengelolaan lingkungan terhadap peningkatan tingkat kebisingan akibat kegiatan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT.
SCTK, yaitu melakukan perawatan terhadap unit genset setiap 500 jam.
Perawatan meliputi pengantian oli, filter, pembersihan radiator dan generator.
Kegiatan ini sudah dilakukan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV- 11
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

b. Pemeliharaan RTH dengan melakukan penyiraman secara rutin dan mengganti


tanaman yang sudah mati. Kegiatan ini sudah dilakukan

c. Pemantauan kebisingan sudah dilakukan secara rutin.

Gambar 4. 2. Penghijauan di sekitar Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)


Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK

4.2.3. Potensi Kebakaran

1) Sumber dampak:

- Kelalaian/ kecerobohan dalam penanganan bahan bakar dan bahan


penolong yang mudah terbakar

- Kelalaian dalam pengoperasian mesin mesin genset

- Konseleting Listrik

2) Karakteristik Dampak Lingkungan: resiko kebakaran yang terjadi lingkungan


Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT.
SCTK akan menimbulkan kerugian, seperti terhambatnya pekerjaan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK,
bahkan trauma dan jiwa.

3) Pengelolaan Lingkungan:

- Membuat pagar pembatas disekitar area gudang penyimpanan bahan


penolong yang mudah terbakar

IV-12 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

- Meningkatkan efektifitas sosialisasi program K3 diseluruh unit kerja

- Melengkapi bangunan dan gedung dan kantor dengan saran


pengendalaian dan penanggulangan kebakaran

- Mengadakan latihan/ demonstrasi upaya pengendalian bahaya kebakaran


secara berkala dan terpadu

4) Lokasi :

- Ruang genset

- Areal pembakaran sampah domestik

- Gudang penyimpanan bahan penolong yang mudah terbakar

- Gedung dan Bangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)


Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK

5) Evaluasi Kinerja Pengelolaan:

a. Membuat pagar pembatas disekitar area BBM dan gudang penyimpanan bahan
penolong yang mudah terbakar sudah dilaksanakan.

b. Meningkatkan efektifitas sosialisasi program K3 diseluruh unit kerja sudah


dilaksanakan.

c. Melengkapi bangunan gedung dan kantor dengan saran pengendalaian dan


penanggulangan kebakaran sudah ada.

d. Mengadakan latihan/ demonstrasi upaya pengendalian bahaya kebakaran secara


berkala dan terpadu belum dilksanakan secara berkala.

e. Pengecekan secara berkala instalasi listrik Sistem Penyediaan Air Minum


(SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK

4.2.4. Pengelolaan Air Larian

1) Sumber dampak: bangunan utama dan infrastruktur pendukung lainnya akan


menutupi lahan yang semula merupakan lahan terbuka menjadi terutup.

2) Karakteristik Dampak Lingkungan: peningkatan air larian akan berpengaruh


terhadap aspek hidrologi setempat. Dengan adanya penutupan lahan terbuka oleh

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV- 13
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

tutupan bangunan maka air larian yang semula sebagian akan meresap ke dalam
tanah, seluruhnya akan menjadi limpasan permukaan, sehingga terjadi peningkatan
debit air larian (run off) dan akan adanya genangan didaerah hilir.

3) Pengelolaan Lingkungan:

- Pemeliharaan saluran drainase permanen di sekeliling bangunan dan di


kiri – kanan jalan.
- Air larian dialirkan ke kolam/dan au buatan
- Pemeliharaan tanaman pengijauan.
4) Lokasi :
- Saluran Drainase Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten
Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK

- RTH di sekitar Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten


Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK
5) Evaluasi Kinerja Pengelolaan:
- Pemeliharaan saluran drainase dilakukan secara berkala dengan dilakukan
normalisasi drainase.
- Pemeliharaan RTH dengan melakukan penyiraman secara rutin dan mengganti
tanaman yang sudah mati.

4.2.5. Pengelolaan Kualitas Air Limbah Domestik

1) Sumber dampak: Pembuangan limbah cair dan padat hasil dari aktivitas karyawan
dan pengunjung serta dari IPAM dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK.

2) Karakteristik Dampak Lingkungan: konsentrasi limbah cair domestik yang


melebihi batas dapat mencemari lingkungan perairan dan berpengaruh pada
kesehatan masyarakat

Berdasarkan data hasil analisis laboratorium hasil pengambilan data, bila


dibandingkan dengan Baku mutu berdasarkan PP No 82 Tahun 2001 Kelas II,
parameter DO, COD, BOD, total posfat dan fecal koliform telah melewati baku
mutu. Tingginya parameter-parameter tersebut kemungkinan berasal dari aktivitas
pertanian, domestik yang ada di dekat sungai Ciujung.

3) Pengelolaan Lingkungan:

- Membangun dan mengoperasikan IPAL Domestik

IV-14 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

- Membuat bak sedimentasi lumpur yang dihasilkan oleh IPAM


- Mengganti media penyaring dengan karbon aktif
- Melakukan analisis/pengujian air limbah domestik secara berkala dengan
mengacu pada ketentuan yang berlaku
- Limbah cair domestik dari kegiatan MCK, khususnya black water
dialirkan menuju septic tank/biofilter, sementara grey water dialirkan ke
IPAL domestik.
- Limbah cair yang bersifat B3, seperti oli dan pelumas bekas ditampung
dalam drum dan dikumpulkan di TPS B3 (didalam lokasi tapak
kegiatan).
2) Lokasi :

- Unit Pengolahan Limbah Cair IPAL domestik

- Bak pengendap lumpur

- Saluran Drainase Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten


Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK

- Badan penerima air limbah

3) Evaluasi Kinerja Pengelolaan:


- Belum dibuat saluran air limbah domestik dan IPAL domestik dari
pembuangan grey water, dan dilengkapi dengan bak pengendapan.
- Limbah cair yang bersifat B3, seperti oli dan pelumas bekas ditampung
dalam drum dan dikumpulkan di TPS B3.
- Limbah cair domestik dari kegiatan MCK, khususnya black water
dialirkan menuju septic tank, sementara grey water dialirkan ke saluran
drainase kemudian akan mengalir BAP.
- Limbah cair yang bersifat B3, seperti oli dan pelumas bekas ditampung
dalam drum dan dikumpulkan di TPS B3.

4.2.6. Pengelolaan Sampah/limbah Domestik

1) Sumber dampak: Aktifitas karyawan dan pengunjung dan perkantoran

2) Karakteristik Dampak Lingkungan: Sampah domestik yang tidak dikelola dengan


baik dapat menurunkan estetika lingkungan, sanitasi dan kesehatan.

3) Pengelolaan Lingkungan:
- Menyediakan tempat sampah yang memadai di setiap bangunan di lokasi Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK,
seperti gedung perkatoran, gudang, dll. Tempat yang disediakan adalah tempat

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV- 15
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

sampah 3 warna untuk memisahkan sampah-sampah organik, non-organik dan


limbah B3.
- Limbah padat organik dan non-organik yang terkumpul diangkut ke TPA,
sementara sampah padat B3 diangkut ke TPS B3.
4) Lokasi :
- Lingkungan SCTK
- Unit gedung dan kantor
- TPS dalam Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian
Timur a.n PT. SCTK
5) Evaluasi Kinerja Pengelolaan:
a. Menyediakan tempat sampah yang memadai di setiap bangunan di lokasi Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK,
seperti gedung perkatoran, gudang, dll. Tempat yang disediakan adalah tempat
sampah 3 warna untuk memisahkan sampah-sampah organik, non-organik dan
limbah B3.
b. Limbah padat organik dan non-organik yang terkumpul diangkut ke TPA,
sementara sampah padat B3 diangkut ke TPS B3. Kegiatan ini sudah dilakukan

4.2.7. Pengelolaan Aspek Ketenagakerjaan

1) Sumber dampak: kegiatan penyerapan dan pembinaan tenaga kerja serta program
diklat bagi Pegawai
2) Karakteristik Dampak Lingkungan: Peningkatan pengetahuan sikap dan
keterampilan kerja, terutama bagi tenaga kerja lokal yang terserap dalam proyek.
3) Pengelolaan Lingkungan:
- Memberikan kesempatan masa percobaan, magang dan melakukan
disiplin kerja
- Mengadakan diklat atau job training secara in house maupun kesempatan
mengikuti diklat diluar perusahaan
- Membangun kerjasama dengan BLK/ perguruan tinggi dalam pembinaan
SDM
4) Lokasi :
- Unit kerja disetiap devisi
- Lembaga penyelenggara diklat/ pengembangan SDM
5) Evaluasi Kinerja Pengelolaan:
a. Memberikan kesempatan masa percobaan, magang dan melakukan disiplin kerja
sudah dilakukan
b. Mengadakan diklat atau job training secara in house maupun kesempatan
mengikuti diklat diluar perusahaan belum maksimal dilakukan
c. Membangun kerjasama dengan BLK/ perguruan tinggi dalam pembinaan SDM
belum maksimal dilakukan

IV-16 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

4.2.8. Pengelolaan Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

1) Sumber dampak: Pelaksanaan program K3 dilingkungan Sistem Penyediaan Air


Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK dan pelaksanaan
program jamsostek dan ketentuan normatif bagi tenaga kerja lainnya
2) Karakteristik Dampak Lingkungan: pengelolaan aspek K3 yang konsisten dan
terpadu akan meningkatkan produktivitas dan etos kerja karyawan perusahaan
3) Pengelolaan Lingkungan:
- Karyawan diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) selama
beraktivitas di dalam lokasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK yang mewajibkan hal
tersebut ;
- Karyawan disediakan dan diwajibkan menggunakan masker di ruang
genset,
- Melaksanakan pelatihan/inhouse training keamanan dan keselamatan kerja
kepada karyawan pada semua bagian;
- Melaksanakan sosialisasi secara terus-menerus mengenai pentingnya K3
dan prosedur tetap K3 masing-masing bidang pekerjaan;
- Menyediakan berbagai perlengkapan keamanan dan keselamatan kerja
untuk digunakan pegawai;
- Menyediakan sarana kesehatan yang dilengkapi dengan obat-obatan yang
memadai.
- Memberikan pelayanan kesehatan kepada karyawan secara optimal sesuai
dengan ketentuan dalam kesepakatan kerja bersama (KKB) dan
kemampuan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang
Bagian Timur a.n PT. SCTK.
- Menjaga keamanan dan kesehatan lingkungan kerja dan lingkungan
pemukiman karyawan serta lingkungan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK secara
keseluruhan.
- Melaksanakan penyuluhan secara periodik mengenai penyakit-penyakit
yang sering diderita oleh karyawan dan keluarganya, seperti malaria, ISPA,
penyakit jaringan otot, diare, dan sebagainya.
- Bekerja sama dengan institusi kesehatan setempat, terutama Puskesmas
Cikande.
4) Lokasi : diseluruh bagian unit kerja Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK
5) Evaluasi Kinerja Pengelolaan:

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV- 17
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

a. Karyawan diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) selama


beraktivitas di dalam lokasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten
Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK (area outbond) , sudah dilakukan dan di
pantau secara berkala
b. Karyawan disediakan dan diwajibkan menggunakan masker di ruang genset,
sudah dilakukan dan di pantau secara berkala
c. Melaksanakan pelatihan/inhouse training keamanan dan keselamatan kerja
kepada karyawan pada semua bagian, sudah dilakukan dan di pantau secara
berkala
d. Melaksanakan sosialisasi secara terus-menerus mengenai pentingnya K3 dan
prosedur tetap K3 masing-masing bidang pekerjaan, sudah dilakukan dan di
pantau secara berkala
e. Menyediakan berbagai perlengkapan keamanan dan keselamatan kerja untuk
digunakan pegawai, sudah dilakukan dan di pantau secara berkala
f. Menyediakan sarana kesehatan yang dilengkapi dengan obat-obatan yang
memadai (P3K).
g. Memberikan pelayanan kesehatan kepada karyawan secara optimal sesuai
dengan ketentuan dalam kesepakatan kerja bersama (KKB) dan kemampuan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT.
SCTK.
h. Menjaga keamanan dan kesehatan lingkungan kerja dan lingkungan pemukiman
karyawan serta lingkungan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten
Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK secara keseluruhan.
i. Melaksanakan penyuluhan secara periodik mengenai penyakit-penyakit yang
sering diderita oleh karyawan dan keluarganya, seperti malaria, ISPA, penyakit
jaringan otot, diare, dan sebagainya.
j. Bekerja sama dengan institusi kesehatan setempat, terutama Puskesmas
Cikande.

B. Lingkungan di luar Tapak Proyek

4.2.9. Pengelolaan Komunitas Biota Perairan

1) Sumber dampak: aktivitas pembuangan akhir limbah domestik pada badan air
penerima (sungai Ciujung)
2) Karakteristik Dampak Lingkungan: Pencemaran lingkungan perairan akan
menurunkan kualitas air, sehingga potensi dan keragaman jenis plankton, benthos
dan nekton menurun.

IV-18 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

Berdasarkan hasil identifikasi jenis benthos di badan air penerima lokasi kegiatan
dari dua lokasi sampling dengan Indeks Shanon wiener Sungai Ciujung dalam
komunitas tidak stabil Kreteria dominansi Simpson Sungai Ciujung Tidak terdapat
jenis-jenis yang mendominasi jenis lainnya atau struktur komunitas dalam keadaan
stabil.

3) Pengelolaan Lingkungan:
- Belum dibuat saluran air limbah domestik dan IPAL domestik dari
pembuangan grey water, dan dilengkapi dengan bak pengendapan.
- Limbah cair yang bersifat B3, seperti oli dan pelumas bekas ditampung dalam
drum dan dikumpulkan di TPS B3.
- Limbah cair domestik dari kegiatan MCK, khususnya black water dialirkan
menuju septic tank, sementara grey water dialirkan ke saluran drainase
sebelum masuk kedalam BAP.
- Limbah cair yang bersifat B3, seperti oli dan pelumas bekas ditampung dalam
drum dan dikumpulkan di TPS B3.
4) Lokasi :

- Unit Pengolahan Limbah Cair IPAL domestik

- Saluran Drainase Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang


Bagian Timur a.n PT. SCTK

- Badan penerima air limbah

5) Evaluasi Kinerja Pengelolaan:


- Belum dibuat saluran air limbah domestik dan IPAL domestik dari
pembuangan grey water, dan dilengkapi dengan bak pengendapan.
- Limbah cair yang bersifat B3, seperti oli dan pelumas bekas ditampung dalam
drum dan dikumpulkan di TPS B3. Namun demikian, masih banyak ceceran
oli dan pelumas bekas yang masuk ke saluran drainase.
- Limbah cair domestik dari kegiatan MCK, khususnya black water dialirkan
menuju septic tank, sementara grey water dialirkan ke saluran drainase
sebelum masuk kedalam BAP.
- Limbah cair yang bersifat B3, seperti oli dan pelumas bekas ditampung dalam
drum dan dikumpulkan di TPS B3.
- Kegiatan pemantauan biota air sudah dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu
untuk jenis plankton dan benthos, dan akan dilakukan perbaikan berupa
pemantauan lingkungan secara berkala (6 bulan sekali).

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV- 19
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

4.2.10. Pengelolaan Aspek Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha

1) Sumber dampak:
- Kegiatan penyerapan tenaga kerja
2) Karakteristik Dampak Lingkungan: Timbulnya kesempatan kerja serta peluang
berusaha terutama bagi angkatan kerja lokal
3) Pengelolaan Lingkungan:
- Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja lokal sesuai dengan kebutuhan
dan persyaratan yang ditetapkan perusahaan.
- Meningkatkan kapasitas tenaga kerja perusahaan, melalui pendidikan dan
pelatihan, inhouse training, program magang, dan lain-lain.
- Koordinasi dengan tokoh formal dan informal di kampung sekitar areal
kerja serta instansi terkait di kecamatan/distrik dan kabupaten.
4) Lokasi : Komunitas masyarakat disekitar Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK
5) Evaluasi Kinerja Pengelolaan:
Memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam penyerapan tenaga kerja proyek disekitar
lokasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n
PT. SCTK, Memberi kesempatan kerja magang bagi tenaga kerja lokal serta
menciptakan proyek padat karya yang bermanfaat bagi masyarakat telah dilakukan
namun masih perlu ditingkatkan

4.2.11. Pengelolaan Potensi Keresahan Sosial

1) Sumber dampak: merupakan ekses dari pendekatan represif dalam penanganan


gangguan kamtibmas dan penyelesaian pencemaran lingkungan yang tidak
memuaskan
2) Karakteristik Dampak Lingkungan: Gangguan kamtibmas atau menghambat proses
produksi dan kelangsungan hidup Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK.
3) Pengelolaan Lingkungan:
- Mengakomodasi aspirasi dan kepentingan masyarakat dan permasalahan
lingkungan yang muncul
- Meningkatkan efektivitas pengamanan lingkungan
- Mengembangkan program comunity devolepment secara terpadu
- Mengembangkan kerjasama dan kordinasi dengan dinas/ instansi terkait
dalam pembinaan masyarakat
4) Lokasi : Komunitas masyarakat disekitar komplek Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK
5) Evaluasi Kinerja Pengelolaan:

IV-20 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

Mengakomodasi aspirasi dan kepentingan masyarakat dalam permasalahan


lingkungan yang muncul, Meningkatkan efektivitas pengamanan lingkungan,
Mengembangkan program comunity devolepment secara terpadu, Mengembangkan
kerjasama dan kordinasi dengan dinas/ instansi terkait dalam pembinaan
masyarakat sudah dilakukan dengan baik.

4.2.12. Pengelolaan bangkitan peningkatan lalu lintas

1) Sumber dampak: aktivitas mobilitas pegawai dan pengunjung Sistem Penyediaan


Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK dan kendaraan
operasional PT. SCTK.
2) Karakteristik Dampak Lingkungan: meningkatnya aktivitas transportasi
(penggunaan jalan dan angkutan) akan meningkatkan potensi kerusakan jalan dan
resiko kecelakaan lalu lintas
3) Pengelolaan Lingkungan:
- Berkordinasi dengan dinas DLLAJ setempat dalam penggunaan jalan
setempat dan jalan umum
- Memasang rambu lalulintas, papan informasi dan peringatan untuk mentaati
peraturan lalu lintas
4) Lokasi :
- Jalan umum yang menghubungkan lokasi Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK dengan lingkungan
sekitarnya

5) Evaluasi Kinerja Pengelolaan:

Pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan terhadap aspek sistem transportasi


sudah dilakukan oleh perusahaan dengan memasang rambu rambu dan
memperbaiki jalan yang rusak.

4.2.13. Pengelolaan Potensi kerusakan jalan

1) Sumber dampak: aktivitas mobilitas pegawai dan pengunjung Sistem Penyediaan


Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK dan kendaraan
operasional PT. SCTK.
2) Karakteristik Dampak Lingkungan: meningkatnya aktivitas transportasi
(penggunaan jalan dan angkutan) akan meningkatkan potensi kerusakan jalan dan
resiko kecelakaan lalu lintas
3) Pengelolaan Lingkungan:

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV- 21
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

- Berkordinasi dengan dinas DLLAJ setempat dalam penggunaan jalan


setempat dan jalan umum
- Memasang rambu lalulintas, papan informasi dan peringatan untuk mentaati
peraturan lalu lintas

4) Lokasi :
- Jalan umum yang menghubungkan lokasi Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK dengan lingkungan
sekitarnya
5) Evaluasi Kinerja Pengelolaan:

Pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan terhadap aspek sistem transportasi


sudah dilakukan oleh perusahaan dengan memasang rambu rambu .

4.2.14. Pengelolaan Gangguan Kesehatan Lingkungan

1) Sumber dampak: Penurunan kualitas kesehatan lingkungan dapat menimbulkan


gangguan kesehatan masyarakat, merupakan dampak turunan dari penurunan
kualitas udara, peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas air tanah dan
permukaan, akibat dari kegiatan pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK. Dengan adanya kegiatan
operasional Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian
Timur a.n PT. SCTK maka akan ada pertambahan populasi manusia sehingga
jumlah sampah yang dibuang juga bertambah, kurang memadainya tempat dan
lokasi pembuangan sampah, masih kurangnya kesadaran dan kemauan masyarakat
dalam mengelola dan membuang sampah.
2) Karakteristik Dampak Lingkungan: Gangguan kesehatan lingkungan akan
meningkatkan angka penyakit, dan hal ini akan meghambat kinerja pegawai.
3) Pengelolaan Lingkungan:
- Perawatan terhadap unit genset setiap 500 jam. Perawatan meliputi
pengantian oli, filter, pembersihan radiator dan generator.
- Melakukan penghijauan disekitar lokasi Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK
- Pemeliharaan saluran drainase permanen di sekeliling bangunan dan di kiri
– kanan jalan.
- Membangun dan mengoperasikan bak pengendap dan IPAL Domestik

IV-22 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

- Melakukan analisis/pengujian air limbah domestik secara berkala dengan


mengacu pada ketentuan yang berlaku
- Limbah cair domestik dari kegiatan MCK, khususnya black water dialirkan
menuju septic tank/biofilter, sementara grey water dialirkan ke IPAL
domestik.
- Air larian dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian
Timur a.n PT. SCTK akan dialirkan kedalam saluran drainase kemudian dialiarkan
kedalam bak pengendap sebelum di alirkan ke BAP.
- Menyediakan tempat sampah yang memadai di setiap bangunan di lokasi Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK,
seperti gedung perkatoran, gudang, dll. Tempat yang disediakan adalah tempat
sampah 3 warna untuk memisahkan sampah-sampah organik, non-organik dan
limbah B3.
- Limbah padat organik dan non-ganik yang terkumpul diangkut ke TPA, sementara
sampah padat B3 diangkut ke TPS B3
- Bak mandi agar dikuras 1 minggu sekali
- Toren diberi abate setiap 3 bulan
- Melakukan pengujian sumur air dangkal secara fisik setiap 3 bulan dan secara
kimia setiap bulan.
4) Lokasi :
- Ruang genset
- 500 meter dari lokasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang
Bagian Timur a.n PT. SCTK ke akses jalan.
- RTH Sekitar Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian
Timur a.n PT. SCTK
- Unit Pengolahan Limbah Cair IPAL domestik
- Saluran Drainase Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian
Timur a.n PT. SCTK
- Badan penerima air limbah ( Sungai Cibubuay)
- Lingkungan permukiman
- Unit gedung dan kantor
- TPS dalam Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur
a.n PT. SCTK

5) Evaluasi Kinerja Pengelolaan:

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV- 23
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

- Pemeliharaan RTH dengan melakukan penyiraman secara rutin dan mengganti


tanaman yang sudah mati. Kegiatan ini sudah dilakukan

- Pemantauan kualitas udara ambient sudah dilakukan secara rutin dan belum
dilakukan pengujian kualitas emisi genset.

- Pengelolaan lingkungan terhadap peningkatan tingkat kebisingan akibat kegiatan


Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT.
SCTK, yaitu melakukan perawatan terhadap unit genset setiap 500 jam.
Perawatan meliputi pengantian oli, filter, pembersihan radiator dan generator.
Kegiatan ini sudah dilakukan
- Belum dibuat saluran air limbah domestik dan IPAL domestik dari pembuangan
grey water, dan dilengkapi dengan bak pengendapan.
- Limbah cair yang bersifat B3, seperti oli dan pelumas bekas ditampung dalam
drum dan dikumpulkan di TPS B3.
- Limbah cair domestik dari kegiatan MCK, khususnya black water dialirkan
menuju septic tank, sementara grey water dialirkan ke saluran drainase menuju
kedalam BAP.
- Limbah cair yang bersifat B3, seperti oli dan pelumas bekas ditampung dalam
drum dan dikumpulkan di TPS B3.
- Menyediakan tempat sampah yang memadai di setiap bangunan di lokasi Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK,
seperti gedung perkatoran, gudang, dll. Tempat yang disediakan adalah tempat
sampah 3 warna untuk memisahkan sampah-sampah organik, non-organik dan
limbah B3.
- Limbah padat organik dan non-oganik yang terkumpul diangkut ke TPA,
sementara sampah padat B3 diangkut ke TPS B3. Kegiatan ini sudah dilakukan

4.2.15. Pengelolaan Peningkatan Morbiditas

1) Sumber dampak: Kegiatan pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)


Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK akan mempertambah populasi
manusia sehingga jumlah sampah yang dibuang juga bertambah, kurang
memadainya tempat dan lokasi pembuangan sampah, masih kurangnya kesadaran
dan kemauan masyarakat dalam mengelola dan membuang sampah. Berbagai
penyebab tersebut telah menjadikan menurunnya kualitas lingkungan yang
berdampak negatif bagi masyarakat, sehingga sangat perlu untuk dikelola.
Lingkungan juga merupakan determinan dalam menularkan dan munculnya suatu

IV-24 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

penyakit, baik menular maupun tidak menular sehingga akan meningkatkan angka
sakit (morbiditas)
2) Karakteristik Dampak Lingkungan: peningkatan morbiditas akan menimbulkan
penyakit diantaranya diare dan DBD , dan hal ini akan meghambat kinerja
pegawai.
3) Pengelolaan Lingkungan:
- Pemeliharaan saluran drainase permanen di sekeliling bangunan dan di kiri
– kanan jalan.
- Membangun dan mengoperasikan bak pengendap dan IPAL Domestik
- Melakukan analisis/pengujian air limbah domestik secara berkala dengan
mengacu pada ketentuan yang berlaku
- Limbah cair domestik dari kegiatan MCK, khususnya black water dialirkan
menuju septic tank/biofilter, sementara grey water dialirkan ke IPAL
domestik.
- Air larian dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang
Bagian Timur a.n PT. SCTK akan dialirkan kedalam saluran drainase
kemudian dialiarkan kedalam bak pengendap sebelum di alirkan ke BAP.
- Menyediakan tempat sampah yang memadai di setiap bangunan di lokasi
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n
PT. SCTK, seperti gedung perkatoran, gudang, dll. Tempat yang disediakan
adalah tempat sampah 3 warna untuk memisahkan sampah-sampah organik,
non-organik dan limbah B3.
- Limbah padat organik dan non-ganik yang terkumpul diangkut ke TPA,
sementara sampah padat B3 diangkut ke TPS B3.
- Bak mandi agar dikuras 1 minggu sekal
- Toren diberi abate setiap 3 bulan
- Melakukan pengujian sumur air dangkal secara fisik setiap 3 bulan dan
secara kimia setiap bulan.
4) Lokasi :
- Unit Pengolahan Limbah Cair IPAL domestik

- Saluran Drainase Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang


Bagian Timur a.n PT. SCTK

- Badan penerima air limbah ( Sungai Ciujung)

- Lingkungan permukiman

- Unit gedung dan kantor

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV- 25
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

- TPS dalam Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang


Bagian Timur a.n PT. SCTK

5) Evaluasi Kinerja Pengelolaan:


- Belum dibuat saluran air limbah domestik dan IPAL domestik dari pembuangan
grey water, dan dilengkapi dengan bak pengendapan.
- Limbah cair yang bersifat B3, seperti oli dan pelumas bekas ditampung dalam
drum dan dikumpulkan di TPS B3.
- Limbah cair domestik dari kegiatan MCK, khususnya black water dialirkan
menuju septic tank, sementara grey water dialirkan ke saluran drainase sebelum
masuk kedalam BAP.
- Limbah cair yang bersifat B3, seperti oli dan pelumas bekas ditampung dalam
drum dan dikumpulkan di TPS B3.
- Menyediakan tempat sampah yang memadai di setiap bangunan di lokasi
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT.
SCTK, seperti gedung perkatoran, gudang, dll. Tempat yang disediakan adalah
tempat sampah 3 warna untuk memisahkan sampah-sampah organik, non-
organik dan limbah B3.
- Limbah padat organik dan non-oganik yang terkumpul diangkut ke TPA,
sementara sampah padat B3 diangkut ke TPS B3. Kegiatan ini sudah dilakukan
- Dengan adanya upaya pengelolaan tersebut dapat mencegah peningkatan
penyakit yang diakibatkan dari kegiatan PT. SCTK

IV-26 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

Tabel 4. 1. Ringkasan Evaluasi Kinerja Pengelolaan Eksisting

No Indikator
. Dampak Lingkungan Sumber Dampak
Keberhasilan Bentuk Pengelolaan
Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Tindak Lanjut
yang Dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan
1. Melakukan sistem 1. Tersedia area parkir kapasitas memadai
1. Penurunan Kualitas Mobilisasi PP RI No. 41 Tahun Hasil analisis kecenderungan
pengaturan lalu lintas dan menyediakan bus jemputan
kendaraan 1999 tentang tersebut menunjukkan telah
udara yang baik dengan buruh/karyawan untuk mengurangi
karyawan dan Pengendalian dilakukan pengelolaan dengan
menyediakan area penggunaan mobil pribadii
tamu Pencemaran Udara. baik oleh PT. SCTK
parkir yang
terkonsentrasi 2. Penanaman dan pemeliharan pohon di
RTH secara rutin dilakukan.

2. Menanam dan
memelihara tanaman
jenis tanaman perdu
atau tanaman yang
permukaan daunnya
berbulu.

Tindakan Darurat:
Menghentikan kegiatan
untuk sementara waktu.

1. Menanam dan 1. Penanaman dan pemeliharaan Pohon di


2 Peningkatan Intensitas Mobilisasi Intensitas kebisingan Hasil analisis kecenderungan
memelihara tanaman sekitar PT. SCTK.
Kebisingan kendaraan yang dihasilkan tidak tersebut menunjukkan telah
dari berbagai jenis
karyawan dan melebihi baku mutu dilakukan pengelolaan dengan
tumbuhan yang
tamu berdasarkan Kepmen baik oleh PT. SCTK
mempunyai tajuk yang

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV- 27
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

No Indikator
. Dampak Lingkungan Sumber Dampak
Keberhasilan Bentuk Pengelolaan
Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Tindak Lanjut
yang Dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan
tebal dan berdaun
Lingkungan Hidup No.
rindang dengan
48 Tahun 1996, yaitu
berbagai strata yang
untuk lingkungan
cukup rapat dan tinggi
pemukiman sebesar 55
(barrier kebisingan).
dBA, lingkungan jalan
& industri 70 dBA serta
lingkungan perdagangan
Tindakan Darurat:
dan jasa 70 dBA
Menghentikan kegiatan
untuk sementara waktu.

1.Membersihkan saluran 1. Membersihkan saluran air secara rutin di


3 Peningkatan Hidrologi Kegiatan PT. Peningkatan air larian Berdasarkan dari hasil
drainase lingkungan lingkungan
SCTK akibat yang dapat membebani pengelolaan tersebut, tidak
(run off) secara periodik.
keberadaan kapasitas badan air dampak air limpasan akibat
bangunan, penerima (Sungai kegiatan yang akan dilakukan
prasarana-sarana Ciujung) oleh PT. SCTK yang
dan utilitas (PSU) 2. Melakukan penanaman dan memelihara menyebabkan banjir di daerah
sebagai tutupan 2.Menanam dan vegetasi penutup untuk menahan laju air sekitar lokasi. PT. SCTK juga
lahan memelihara vegetasi larian. melakukan program seperti
penutup lahan dengan pembersihan saluran air yang
jenis tanaman yang menuju Sungai Ciujung dengan
berperakaran dalam dan membersihkan sedimen yang
kuat, sehingga dapat ada didasar saluran
menahan laju air larian drainase,penanaman pohon di
dan meningkatkan dalam lokasi kegiatan
infiltrasi air ke dalam khususnya di RTH milik PT.
tanah. SCTK

IV-28 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

No Indikator
. Dampak Lingkungan Sumber Dampak
Keberhasilan Bentuk Pengelolaan
Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Tindak Lanjut
yang Dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan

Tindakan Darurat:
Segera melakukan
pengurasan genangan air
pada lokasi proyek dan
disalurkan pada bidang
resapan dan/atau badan air
penerima terdekat yang
memadai (Sungai Ciujung)
1. Menyalurkan air 1. Air limbah domestik/ black water (20%)
4 Penurunan Kualitas air Aktivitas domestik Parameter kualitas air Pengelolaan dampak
limbah domestik ke disalurkan ke biofilter
karyawan yang badan air penerima penurunan kualitas air
permukaan tanki biofileter dengan
menghasilkan air (Sungai Ciujung)) agar permukaan masih dikatakan
jumlah dan kapasitas
limbah tetap tidak melebihi baku cukup efektif, namun pihak PT.
yang memadai.
mutu PP No. 82 Tahun SCTK masih terus
2001 kelas II: menjalankan pengelolaan.
- pH: 6 – 9
- TSS: 50 mg/l
2. Analisis trend kecenderungan parameter
- BOD: 3 mg/l
kualitas air Sungai :
- COD: 25 mg/l Tindakan Darurat:
- Minyak: 1 mg/l Berdasarkan hasil analisis bahwa ada
Menghubungi jasa
beberapa parameter yang melebihi baku
pelayanan sedot tinja dan
mutu yaitu parameter DO, COD, BOD,
reparasi jaringan pipa.
total posfat dan fecal koliform.
Tingginya BOD
menunjukkan tingginya kandungan
bahan mudah terdegradasi / bahan
organik pada sampel, hal ini
menunjukkan diperairan tersebut adanya
pembuangan limbah organik yang

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV- 29
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

No Indikator
. Dampak Lingkungan Sumber Dampak
Keberhasilan Bentuk Pengelolaan
Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Tindak Lanjut
yang Dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan

berasal dari aktivitas domestik. Selain itu


terlampauinya baku mutu dari parameter
COD menunjukkan adanya limbah
domestik ataupun industri yang masuk ke
sungai tersebut. Sedangkan sumber dari
pencemaran senyawa aktif biru metilen
(MBAS) adalah dari pembuangan limbah
industri perwarna tekstil, kosmestik dan
limbah rumah tangga jika melihat ke
lokasi tingginya nilai tersebut karena ada
banyaknya limbah rumah tangga yang
masuk tanpa dilakukan pengelolaan
terlebih dahulu. Hal ini juga ditunjukkan
dengan tingginya fecal koliform yang
menandakan bahwa limbah domestik
yang masuk cukup tinggi.
1. Tidak terjadinya 1.Menempatkan satpam 1. Pengendalian kendaraan keluar masuk 1. Mengawasi jumlah
5 Bangkitan Lalu Lintas mobilisasi
kemacetan dan yang mengendalikan oleh satpam PT. SCTK. kendaraan keluar masuk
kendaraan
kecelakaan lalu kendaraan keluar-masuk lokasi
karyawan dan
lintas di akses jalan menuju akses lokasi PT.
pengunjung
sekitar lokasi SCTK
kegiatan 2.Menempatkan parkir
terkonsentrasi ditempat 2. Tersedia area parkir yang memadai
2. Merawat dan memelihara
parkir yang memadai
area parkir.
2. Tidak adanya jalan
yang rusak dan
kotor di akses jalan 3.Memperbesar radius
3. Kondisi jalan sudah ditingkatkan, 3. Merawat fasilitas LLAJ
sekitar lokasi tikung pada tikungan
pemasangan fasilitas LLAJ berupa berupa warning light, dan
kegiatan pada saat yang berdekatan dengan
warning light, dan rambu lalu lintas rambu lalu lintas sudah
dan pada akhir akses keluar-masuk serta
sudah dipasang sesuai surat rekomendasi

IV-30 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

No Indikator
. Dampak Lingkungan Sumber Dampak
Keberhasilan Bentuk Pengelolaan
Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Tindak Lanjut
yang Dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan
kegiatan mobilisasi peningkatan jalan, Dishub Kab. Serang dipasang sesuai surat
peralatan dan kapasitas jalan, serta rekomendasi Dishub Kab.
material menuju memasang fasilitas Serang
lokasi proyek. perlengkapan LLAJ
melalui koordinasi
Dapat disimpulkan, pengelolaan
dengan Dinas
lalu lintas yang dilakukan PT.
Perhubungan Kabupaten
SCTK berjalan secara efektif,
Serang.
dikarnakan bangkitan lalu lintas
akibat kegiatan PT. SCTK tidak
terjadi secara signifikan dan
mengganggu pengguna jalan
Tindakan Darurat: lain.
Segera berkoordinasi
dengan Dinas Perhubungan
dan Polantas setempat
(Polsek Cikande)

1. Tidak adanya jalan 1.Menempatkan satpam PT. 1. Pengendalian kendaraan keluar masuk 1. Mengawasi jumlah
6 Kerusakan Jalan mobilisasi
yang rusak dan kotor SCTK yang oleh satpam PT. SCTK. kendaraan keluar masuk PT.
kendaraan
di akses jalan sekitar mengendalikan kendaraan SCTK.
karyawan dan
lokasi kegiatan pada keluar-masuk menuju
pengunjung
saat dan pada akhir akses lokasi PT. SCTK 2. Tersedia area parkir yang memadai.
kegiatan mobilisasi 2. Merawat dan memelihara
peralatan dan 2.Menyediakan/ membuat area parkir.
material menuju sarana parkir dan area
lokasi proyek. penurunan penumpang 3. Pengendalian pengggunaan kendaraan
peserta PT. SCTK yang agar tidak merusak jalan 3. Melanjutkan arahan kepada
2. Tidak terjadi memadai dan panitia agar menggunakan
kecelakaan lalu terkonsentrasi. kendaraan yang sesuai

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV- 31
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

No Indikator
. Dampak Lingkungan Sumber Dampak
Keberhasilan Bentuk Pengelolaan
Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Tindak Lanjut
yang Dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan
lintas di sekitar jalan
spesifikasi jalan
akses masuk/keluar 3.Menggunakan kendaraan
lokasi kegiatan trasnpostasi sesuai
spesifikasi jalan

Dapat disimpulkan, pengelolaan


lalu lintas yang dilakukan PT.
SCTK berjalan secara efektif,
Tindakan Darurat:
dikarnakan kerusakan jalan
Segera berkoordinasi akibat kegiatan PT. SCTK tidak
dengan Dinas Perhubungan terjadi secara signifikan dan
dan Polantas setempat mengganggu pengguna jalan
(Polsek Cikande) lain.

Aktivitas domestik 1. Bentuk pengelolaan yang dilakukan


7 Terganggunya Biota air Indikator keberhasilan Melaksanakan semua Apabila ditinjau kembali dari
karyawan dan untuk dampak penurunan kualitas air
pengelolaan lingkungan bentuk pengelolaan untuk pemantauan kualitas air Sungai
tamu yang permukaan di Sungai Ciujung:
hidup sesuai dengan dampak penurunan kualitas Ciujung di PT. SCTK bahwa
menghasilkan air - Air limbah domestik disalurkan ke
pengelolaan kualitas air air permukaan di Sungai parameter Nitrit (NO2-N)
limbah; biofilter.
permukaan PP No. 82 Ciujung Klorin (Cl2) dan Sulfida (H2S)
Tahun 2001. telah melewati baku mutu.
Tingginya parameter-
2. Berdasarkan kriteria Indeks Dominansi
Tindakan Darurat: parameter tersebut
Simpson, struktur komunitas fitoplankton
kemungkinan berasal dari
Disesuaikan dengan di sungai tersebut relatif dalam keadaan
aktivitas pertanian yang ada di
tindakan darurat untuk labil karena nilainya mendekati 1,
dekat sungai Ciujung). Oleh
dampak penurunan kualitas dimana terdapat komunitas yang
karena itu, komunitas bentos
air permukaan. mendominasi akibat terjadinya
dan plankton di Sungai
pencemaran di badan air .Berdasarkan
Ciujung yang berada dalam
kriteria Indeks Dominansi Simpson untuk
kondisi labil dapat dipengaruhi
zooplankton di lokasi pemantauan Sungai

IV-32 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

No Indikator
. Dampak Lingkungan Sumber Dampak
Keberhasilan Bentuk Pengelolaan
Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Tindak Lanjut
yang Dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan
Cujung menunjukkan bahwa terdapat
oleh faktor eksternal. Namun
komunitas yang mendominasi akibat
hal ini tidak menjadi alasan PT.
adanya pencemaran. Hal ini ditunjukkan
SCTK untuk lalai dalam
dengan nilai Indeks Dominansi Simpson
pengelolaan lingkungan,
mendekati 1
sehingga pengelolaan
lingkungan untuk dampak
biota air akan tetap
dioptimalkan.

1. Undang-Undang 1. Memprioritaskan 1. Tenaga kerja non skill diprioritaskan dari


8 Adanya Kesempatan Kegiatan Pengelolaan untuk dampak
Nomor 3 Tahun tenaga kerja masyarakat setempat.
perekrutan tenaga aspek kerja berjalan dengan
kerja dan berusaha 1992 tentang operasional (karyawan)
kerja tahap efektif, diperkuat dengan
Jaminan Sosial berasal dari penduduk
operasional dan sejumlah tenaga kerja yang dari
Tenaga Kerja setempat
kesempatan daerah setempat yaitu Desa
2. Undang Republik
berusaha 2. Sosilisasi dengan RT/RW dan Cikande.
Indonesia Nomor 13
pemerintahan setempat.
Tahun 2003 tentang 2. Menyampaikan
Ketenagakerjaan kebutuhan tenaga kerja
sesuai dengan jenis
pekerjaan dan
kualifikasi pendidikan
yang dibutuhkan
kepada RT, RW, Desa
dan Kecamatan
setempat.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV- 33
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

No Indikator
. Dampak Lingkungan Sumber Dampak
Keberhasilan Bentuk Pengelolaan
Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Tindak Lanjut
yang Dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan

Tindakan darurat:
Segera berkoordinasi
dengan aparat pemerintah
setempat.

9 Timbulmya Keresahan Kegiatan Tidak terjadinya keluhan Melakukan seluruh Pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah PT. SCTK telah melakukan
operasional PT. dari masyarakat akibat pengelolaan dampak pada B3, pengelolaan limbah cair domestik , pemeliharaan fasilitas,
masyarakat
SCTK dan fasilitas kegiatan PT. SCTK tahap operasional. penanaman pohon, mengakomodir tenaga pengelolaan limbah B3,
penunjangnya; kerja dari masyarakat setempat. pengelolaan limbah cair
serta penyerapan domestik, penanaman pohon,
tenaga kerja Tindakan darurat: mengakomodir tenaga kerja
dari masyarakat setempat dan
Segera berkoordinasi
pengelolaan dipantau sesuai
dengan aparat pemerintah
jadwal. Selain itu, tidak adanya
setempat.
pengaduan dari masyarakat
mengenai kegiatan yang
dilakukan oleh PT. SCTK

10 Penurunan Kesehatan Kegiatan Pemeliharaan fasilitas, Melaksanakan semua Pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah PT. SCTK telah melaksanakan
operasional PT. pengeloalan limbah B3, bentuk pengelolaan untuk B3, pengelolaan limbah cair domestik, seluruh pengelolaan dari
lingkungan
SCTK dan fasilitas pengelolalan limbah cair dampak penurunan kualitas penanaman pohon. dampak primer gangguan
penunjangnya domestik, padat udara, peningkatan kesehatan lingkungan dengan
(sampah), dan gas, intensitas kebisingan, dan baik, oleh karena itu,
penanaman pohon. penurunan kualitas air pengelolaan dampak ini masih
permukaan tahap berjalan dengan efektif.
operasional.

IV-34 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

No Indikator
. Dampak Lingkungan Sumber Dampak
Keberhasilan Bentuk Pengelolaan
Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Tindak Lanjut
yang Dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan

Tindakan Darurat:
Disesuaikan dengan
tindakan darurat untuk
dampak penurunan kualitas
udara, peningkatan
intensitas kebisingan, dan
penurunan kualitas air
permukaan.
1. Membersihkan 1. Membersihkan saluran 1. Membersihkan saluran drainase 1. Membersihkan saluran air
12 Terjadinya Erosi dan Berdasarkan dari hasil
saluran drainase air secara rutin di lingkungan secara periodik. secara rutin di lingkungan
pengelolaan tersebut, tidak
sedimentasi lingkungan secara lingkungan
dampak air limpasan akibat
periodik. 2. Menanam dan memelihara vegetasi 2. Melakukan penanaman dan
kegiatan yang akan
penutup lahan dengan jenis tanaman memelihara vegetasi penutup
dilakukan oleh PT. SCTK
2. Menanam dan yang berperakaran dalam dan kuat, untuk menahan laju air larian.
yang menyebabkan banjir
memelihara sehingga dapat menahan laju air larian
2. Melakukan di daerah sekitar lokasi. PT.
vegetasi penutup dan meningkatkan infiltrasi air ke dalam
penanaman dan SCTK juga melakukan
lahan dengan tanah.
memelihara vegetasi program seperti
jenis tanaman
penutup untuk pembersihan saluran air
yang
menahan laju air yang menuju BAPvdengan
berperakaran Tindakan Darurat:
larian. membersihkan sedimen
dalam dan kuat,
yang ada didasar drainase Segera melakukan pengurasan genangan air
sehingga dapat
tersebut,penanaman pohon pada lokasi proyek dan disalurkan pada
menahan laju air
di dalam lokasi kegiatan bidang resapan dan/atau badan air penerima
larian dan
khususnya di RTH milik terdekat yang memadai (Sungai Ciujung)
meningkatkan
PT. SCTK
infiltrasi air ke
dalam tanah.

Tindakan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV- 35
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

No Indikator
. Dampak Lingkungan Sumber Dampak
Keberhasilan Bentuk Pengelolaan
Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Tindak Lanjut
yang Dikelola Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan

Darurat:
Segera
melakukan
pengurasan
genangan air pada
lokasi proyek dan
disalurkan pada
bidang resapan
dan/atau badan
air penerima
terdekat yang
memadai (Sungai
Ciujung)

IV-36 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

4.3. Evaluasi Perubahan Usaha/Kegiatan

Dampak lingkungan yang timbul dari kegiatan perubahan yang dilakukan oleh PT.
SCTK didasarkan pada dokumen ANDAL, RKL dan RPL terdahulu, laporan
Pelaksanaan RKL dan RPL, serta tinjauan langsung di lapangan, sehingga tidak
dilakukan pelingkupan secara khusus. Pertimbangan tersebut didasarkan bahwa rencana
setiap kegiatan yang akan dirubah (adendum) adalah sejenis (identik/tipikal) dengan
kegiatan yang telah dan sedang dilakukan. Sehingga tidak ada dampak lingkungan yang
baru dan tidak merubah besaran dampak lingkungan akibat Pengembangan
Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur
a.n PT. SCTK.

Hasil kajian terhadap dokumen ANDAL, RKL dan RPL terdahulu, laporan Pelaksanaan
RKL dan RPL, serta tinjauan langsung di lapangan, disusun dalam matrik interaksi dan
bagan alir yang menggambarkan hubungan antara komponen lingkungan yang terkena
dampak dan rencana kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak pada setiap
tahapan.

4.3.1. Evaluasi Dampak pada tahap pengembangan Pembangunan Sistem


Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT.
SCTK

Evaluasi dampak yang timbul dari kegiatan Pengembangan Pembangunan Sistem


Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK
didasarkan pada dokumen ANDAL, RKL dan RPL terdahulu, serta tinjauan langsung di
lapangan, sehingga tidak dilakukan pelingkupan secara khusus. Pertimbangan tersebut
didasarkan bahwa rencana setiap kegiatan yang akan dirubah (addendum) adalah sejenis
(identik/tipikal) dengan kegiatan yang telah dan sedang dilakukan. Kegiatan utama
dalam rencana perubahan adalah

 Lahan yang akan dimanfaatkan oleh PT. SCTK menajadi 14.308,31 m2


 Penambahan Bak sedimentasi menjadi 1000 m2
 Penambahan Pemasangan Jaringan Distribusi Umum menjadi 81,877m dengan
pipa diameter 80mm, 100mm, 250 mm, 300mm, 400mm dan 630 mm yang di
pendam dengan kedalaman 1,5 meter

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV-37
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

 Rencana Pemasangan Jaringan Pipa di lokasi CikandeAmbon, Tarikkolot,


Dystar, Kawasan Pancatama sepanjang 14,081m dengan pipa diameter 200mm,
315mm, 160 mm, 250mm, 110mm yang di pendam dengan kedalaman 1,5 meter
 Rencana Pemasangan filter Press pada Bak Sedimentasi
 Rencana Pembuatan Bak Sedimentasi pada tanah SCTK di areal Cikambuy
sepanjang (1.300m) dengan pipa diameter 200mm.

Identifikasi dampak dilakukan melalui analisis interaksi atau keterkaitan antara jenis-
jenis kegiatan yang dilakukan dengan karakteristik masing-masing komponen
lingkungan. Hal ini untuk mempermudah menelusuri dampak dari masing-masing
kegiatan terhadap komponen lingkungan sehingga dampak utama (primer), dampak
sekunder dan dampak turunan lainnya terlihat. Disamping itu juga akan terlihat interaksi
antara dampak yang satu dengan dampak lainnya, serta untuk melihat banyaknya
komponen lingkungan yang terpengaruh oleh suatu kegiatan

IV-38 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

Tabel 4. 2. Matriks Identifikasi Dampak Kegiatan Pengembangan Pembangunan


Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT.
SCTK terhadap Komponen Lingkungan

Prakonstruksi Konstruksi Operasi


Komponen Kegiatan

Mobilisasi Alat Berat & Material Konstuksi


(kompensasi)Pengadaan Lahan

Pematangan Lahan IPAM

Pembangunan Pipa JDU


Pengadaan Tenaga Kerja

Pengoperasian IPAM
Pembangunan IPAM
Komponen Lingkungan

1 2 3 4 5 6 7
A. Fisik - Kimia
1. Kualitas Udara √ √ √ √
2. Kebisingan √ √ √ √
3. Hidrologi
 Debit Sungai √
 Air Larian (Run Off) √ √
 Erosi dan Sedimentasi √ √ √
4. Kualitas Air Permukaan √ √ √ √ √
5. Lalu lintas
 Kepadatan lalu lintas √ √
 Kerusakan jalan √ √
 Pengotoran jalan √
B. Biologi
6. Biota Darat
7. Biota Air √ √ √ √
C. Sosial, Ekonomi & Budaya
8. Kesempatan Kerja & Berusaha √
9. Keresahan Masyarakat √
10. Konflik Sosial √ √ √ √ √
D. Kesehatan Masyarakat
11. Kesehatan Lingkungan √ √ √
12. Morbiditas √ √ √
Keterangan  : Interaksi Dampak

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV-39
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

Gambar 4. 3. Bagan Alir Dampak Kegiatan Tahap Pra Konstruksi Kegiatan


Pengembangan Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten
Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK

IV-40 ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Gambar 4. 4. Bagan Alir Dampak Kegiatan Tahap Konstruksi Kegiatan Pengembangan Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
IV -
41
IV - 42 BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA
DAMPAK

PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Gambar 4. 5. Bagan Alir Dampak Kegiatan Tahap Operasi Kegiatan Pengembangan Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
IV -
43
IV - 44 BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA
DAMPAK

Tabel 4. 3. Ringkasan Evaluasi Dampak

Pengelolaan Komponen
Komponen Kegiatan yang Dampak Penting
No Lingkungan yang Lingkungan Wilayah Studi Batas Waktu Kajian
Berpotensi Menimbulkan Dampak Hipotetik
Sudah Direncanakan Terkena Dampak

I TAHAP PRAKONSTRUKSI

1. Pengadaan lahan (kompensasi) Keresahan Timbulnya Keresahan Area kegiatan 1 Tahun


masyarakat masyarakat pembangunan
Pemberian kompensasi
JDU
direncanakan selesai dalam
waktu 1 tahun

II TAHAP KONSTRUKSI

1 Pengadaan Tenaga Kerja Memprioritaskan Kesempatan kerja Terbukanya kesempatan Area kegiatan 2 tahun
tenaga kerja lokal dan berusaha kerja dan berusaha pembangunan
setempat sesuai dengan IPA dan - Kegiatan konstruksi
kualifikasi dan pemasangan pipa direncanakan dilakukan
kebutuhan JDU dalam waktu 2 tahun
- Kegiatan di sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya

Pengadaan Tenaga Kerja Memprioritaskan Konflik social Terjadinya Konflik Area kegiatan 2 tahun
tenaga kerja lokal Sosial pembangunan
setempat sesuai dengan IPA dan JDU - Kegiatan konstruksi
kualifikasi dan direncanakan dilakukan

PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Pengelolaan Komponen
Komponen Kegiatan yang Dampak Penting
No Lingkungan yang Lingkungan Wilayah Studi Batas Waktu Kajian
Berpotensi Menimbulkan Dampak Hipotetik
Sudah Direncanakan Terkena Dampak

dalam waktu 2 tahun


kebutuhan
- Kegiatan di sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
2. Mobilisasi Alat Berat dan Material Mengatur waktu, Kebisingan Peningkatan Kebisingan Area kegiatan 2 tahun
Konstruksi frekuensi dan tonase pembangunan
kendaraan pengangkut IPA dan - Kegiatan konstruksi
alat dan material pemasangan pipa direncanakan dilakukan
selama tahap JDU dalam waktu 2 tahun
konstruksi - Kegiatan di sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
Mobilisasi Alat Berat dan Material Lalu lintas Bangkitan Lalu lintas Lokasi IPAM 2,5 bulan
Konstruksi dan Stock yard
Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 2,5 bulan
- Kegiatan di sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
Mobilisasi Alat Berat dan Material Konflik Sosial Timbulnya Konflik Lokasi kegiatan 2 tahun
Konstruksi Sosial pemasangan pipa
JDU dan IPAM - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
IV -
45
IV - 46 BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA
DAMPAK

Pengelolaan Komponen
Komponen Kegiatan yang Dampak Penting
No Lingkungan yang Lingkungan Wilayah Studi Batas Waktu Kajian
Berpotensi Menimbulkan Dampak Hipotetik
Sudah Direncanakan Terkena Dampak

dalam waktu 2 tahun


- Kegiatan di sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya

3. Pematangan Lahan Air Larian (Run Off) Peningkatan air larian Area kegiatan 2 tahun
(run off) pembangunan
IPA - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 2 tahun
- Kegiatan di sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
Pematangan Lahan Erosi dan Area kegiatan 2 tahun
sedimentasi pembangunan
IPA - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 2 tahun
- Kegiatan di sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
Pematangan Lahan - Kualitas air Penurunan kualitas air Lokasi kegiatan 2 tahun
permukaan pembangunan
IPA - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan

PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Pengelolaan Komponen
Komponen Kegiatan yang Dampak Penting
No Lingkungan yang Lingkungan Wilayah Studi Batas Waktu Kajian
Berpotensi Menimbulkan Dampak Hipotetik
Sudah Direncanakan Terkena Dampak

dalam waktu 2 tahun


- Kegiatan di sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Biota air Terganggunya biota air Lokasi kegiatan 2 tahun
pembangunan
IPA - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 2 tahun
- Kegiatan di sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
Pematangan Lahan Kesehatan Gangguan kesehatan Lokasi kegiatan 2 tahun
lingkungan lingkungan pembangunan
IPA - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 2 tahun
- Kegiatan di sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
Pematangan Lahan Peningkatan Morbiditas Lokasi kegiatan 2 tahun
pembangunan
IPA - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 2 tahun

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
IV -
47
IV - 48 BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA
DAMPAK

Pengelolaan Komponen
Komponen Kegiatan yang Dampak Penting
No Lingkungan yang Lingkungan Wilayah Studi Batas Waktu Kajian
Berpotensi Menimbulkan Dampak Hipotetik
Sudah Direncanakan Terkena Dampak

- Kegiatan di sekitar lokasi


proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
4. Pembangunan Instalasi Pengolahan Hidrologi Peningkatan Air Larian Lokasi kegiatan 2 tahun
Air (IPA) (Run Off) pembangunan
IPA - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 2 tahun
- Kegiatan di sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
Pembangunan Instalasi Pengolahan Peningkatan Laju Erosi Lokasi kegiatan 2 tahun
Air (IPA) dan Sedimentasi pembangunan
IPA - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 2 tahun
- Kegiatan di sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
Pembangunan Instalasi Pengolahan - Penurunan Kualitas Air Lokasi kegiatan 2 tahun
Air (IPA) pembangunan
IPA - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 2 tahun
- Kegiatan di sekitar lokasi

PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Pengelolaan Komponen
Komponen Kegiatan yang Dampak Penting
No Lingkungan yang Lingkungan Wilayah Studi Batas Waktu Kajian
Berpotensi Menimbulkan Dampak Hipotetik
Sudah Direncanakan Terkena Dampak

proyek sulit untuk


diprediksikan
perubahannya
Pembangunan Instalasi Pengolahan - Biologi Terganggunya Biota Air Lokasi kegiatan - 2 tahun
Air (IPA) pembangunan
IPA - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 2 tahun
- Kegiatan di sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
5 Pembangunan Pipa Jaringan Penurunan Kualitas Lokasi kegiatan - 4 bulan
Distribusi Utama (JDU) Udara pembangunan
- Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 4 bulan
- -Kegiatan di sekitar
lokasi proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
Pembangunan Pipa Jaringan Peningkatan Kebisingan Lokasi kegiatan - 4 bulan
Distribusi Utama (JDU) pemasangan pipa
JDU - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 4 bulan
- -Kegiatan di sekitar lokasi
proyek sulit untuk

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
IV -
49
IV - 50 BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA
DAMPAK

Pengelolaan Komponen
Komponen Kegiatan yang Dampak Penting
No Lingkungan yang Lingkungan Wilayah Studi Batas Waktu Kajian
Berpotensi Menimbulkan Dampak Hipotetik
Sudah Direncanakan Terkena Dampak

diprediksikan
perubahannya
Pembangunan Pipa Jaringan Peningkatan Laju Erosi Lokasi kegiatan - - 4 bulan
Distribusi Utama (JDU) dan Sedimentasi pemasangan pipa
JDU - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 4 bulan
-Kegiatan di sekitar
lokasi proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya

Pembangunan Pipa Jaringan Kualitas air Penurunan kualitas air Lokasi kegiatan - 4 bulan
Distribusi Utama (JDU) pemasangan pipa
JDU - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 4 bulan
- Kegiatan di sekitar
lokasi proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya

Pembangunan Pipa Jaringan - Lalu lintas Terjadinya Kerusakan Lokasi kegiatan - 4 bulan
Distribusi Utama (JDU) Jalan pemasangan pipa
JDU - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 4 bulan

PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Pengelolaan Komponen
Komponen Kegiatan yang Dampak Penting
No Lingkungan yang Lingkungan Wilayah Studi Batas Waktu Kajian
Berpotensi Menimbulkan Dampak Hipotetik
Sudah Direncanakan Terkena Dampak

- Kegiatan di sekitar
lokasi proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya

Pembangunan Pipa Jaringan - Lalu lintas kemacetan Lokasi kegiatan - 4 bulan


Distribusi Utama (JDU) pemasangan pipa
JDU - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 4 bulan
- Kegiatan di sekitar
lokasi proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya

Pembangunan Pipa Jaringan Melakukan Lalu lintas Pengotoran Jalan Area kegiatan - 4 bulan
Distribusi Utama (JDU) pembersihan dan pemasangan pipa
penyiraman jalan JDU - Kegiatan konstruksi
secara rutin, sisa tanah direncanakan dilakukan
galian langsung dalam waktu 4 bulan
dimasukan kedalam - Kegiatan di sekitar
karung dan diambil lokasi proyek sulit untuk
langsung. diprediksikan
perubahannya

Pembangunan Pipa Jaringan - Biologi Terganggunya Biota Air Lokasi kegiatan - 4 bulan
Distribusi Utama (JDU) pemasangan pipa
- Kegiatan konstruksi

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
IV -
51
IV - 52 BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA
DAMPAK

Pengelolaan Komponen
Komponen Kegiatan yang Dampak Penting
No Lingkungan yang Lingkungan Wilayah Studi Batas Waktu Kajian
Berpotensi Menimbulkan Dampak Hipotetik
Sudah Direncanakan Terkena Dampak

direncanakan dilakukan
JDU
dalam waktu 4 bulan
- Kegiatan di sekitar
lokasi proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya

Pembangunan Pipa Jaringan - Terjadinya Konflik Lokasi kegiatan - 4 bulan


Distribusi Utama (JDU) Sosial pemasangan pipa
JDU - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 4 bulan
- Kegiatan di sekitar
lokasi proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya

Pembangunan Pipa Jaringan - Gangguan Kesehatan Lokasi kegiatan - 4 bulan


Distribusi Utama (JDU) Lingkungan pemasangan pipa
JDU - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 4 bulan
- Kegiatan di sekitar
lokasi proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya

PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Pengelolaan Komponen
Komponen Kegiatan yang Dampak Penting
No Lingkungan yang Lingkungan Wilayah Studi Batas Waktu Kajian
Berpotensi Menimbulkan Dampak Hipotetik
Sudah Direncanakan Terkena Dampak

Pembangunan Pipa Jaringan Peningkatan Morbiditas Lokasi kegiatan - 4 bulan


Distribusi Utama (JDU) pemasangan pipa
JDU - Kegiatan konstruksi
direncanakan dilakukan
dalam waktu 4 bulan
- Kegiatan di sekitar
lokasi proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya

III. TAHAP OPERASI

1. Pengoperasian Instalasi Pengolahan Hidrologi Penurunan Debit Sungai Sungai Ciujung 5 tahun
Air (IPA)
- Kegiatan di sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya.
-
Pengoperasian Instalasi Pengolahan Kualitas air Penurunan kualitas air Lokasi IPA dan 5 tahun
Air (IPA) area permukiman
terdekat - Kegiatan di sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
IV -
53
IV - 54 BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA
DAMPAK

Pengelolaan Komponen
Komponen Kegiatan yang Dampak Penting
No Lingkungan yang Lingkungan Wilayah Studi Batas Waktu Kajian
Berpotensi Menimbulkan Dampak Hipotetik
Sudah Direncanakan Terkena Dampak

Pengoperasian Instalasi Pengolahan Terganggunya Biota Air Lokasi IPA dan 5 tahun
Air (IPA) area permukiman
terdekat - Kegiatan di sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya.

PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

Tabel 4. 4. Hasil Evaluasi Dampak

Prakon-
Konstruksi Operasi
Komponen struksi
Kegiatan

Mobilisasi Alat Berat & Material Konstuksi


(kompensasi)Pengadaan Lahan

Pematangan Lahan IPAM

Penerimaan Tenaga Kerja


Pembangunan Pipa JDU
Pengadaan Tenaga Kerja

Pengoperasian IPAM
Pembangunan IPAM
Komponen
Lingkungan

1 2 3 4 5 6 7 8
A. Fisik - Kimia
1. Kualitas Udara DP
2. Kebisingan DP DP
3. Hidrologi
 Debit Sungai DP
 Air Larian (Run Off) DP DP
 Erosi dan DP DP DP
Sedimentasi
4. Kualitas Air DP DP DP DP
Permukaan
5. Lalu lintas
 Bangkitan lalu lintas DP DP
 Kerusakan jalan DP
 Pengotoran Jalan DP
B. Biologi
6. Biota Darat
7. Biota Air DP DP DP DP
C. Sosial, Ekonomi
& Budaya
8. Kesempatan Kerja DP
& Berusaha
9. Keresahan DP
Masyarakat
10. Konflik Sosial DP DP
D. Kesehatan
Masyarakat

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
IV - 55

IV - 55
IV - 56 BAB IV EVALUASI KEGIATAN
EKSISTING DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

11.Kesehatan DP DP
Lingkungan
12. Morbiditas DP DP
Keterangan: DP: Dampak Penting

PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA ADENDUM ANDAL, RKL-RPL


RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

4.3.2 Evaluasi Perubahan Usaha Dan/Atau Kegiatan

Berdasarkan tabel Dampak Penting (DP), perubahan kegiatan dari Amdal Sebelumnya
tidak menimbulkan berbagai dampak lainnya yang sifatnya baru atau dampak lainya
yang timbul akibat perubahan Usaha dan/atau Kegiatan relatif sama dengan dampak lain
yang telah dilingkup dalam dokumen Amdal sebelumnya, tidak merubah besaran
dampak lainnya yang telah dilingkup dalam dokumen Amdal sebelumnya dan tidak
menimbulkan jenis dampak lainnya yang sifatnya baru dan belum dilingkup dalam
dokumen Amdal sebelumnya, Dampak yang ditimbulkan tersebut terdiri dari dampak
primer dan dampak sekunder yang akan bermuara kepada timbulnya Sikap dan persepsi
masyarakat. Berbagai dampak tersebut adalah:

1) Dampak turunan dari mobilisasi dan aktivitas tenaga kerja pada tahap konstruksi,
kemudian berlanjut pada tahap operasi.
2) Penurunan kualitas udara dan kebisingan merupakan dampak primer yang
disebabkan oleh kegiatan mobilisasi alat berat dan material, yang akan terakumulasi
dengan kegiatan penyiapan dan pematangan lahan, pembangunan pembangunan
bangunan utama dan sarana dan sarana penunjang, hal tersebut akan menimbulkan
dampak turunan sikap dan persepsi negatif masyarakat serta gangguan kamtibmas
yang ditimbulkan dari ketidaknyamana pada saat konstruksi berlangsung.
3) Penurunan kualitas air merupakan dampak primer dari kegiatan pengoperasian
basecamp, pematangan dan penyiapan lahan, pembangunan bangunan utama dan
sarana utama dan penunjang, akan menimbulkan dampak turunan terhadap
gangguan biota air, hal tersebut memicu timbulnya sikap dan persepsi negatif
masyarakat yang beranggapan kegiatan konstruksi mencemari lingkungan.
4) Peningkatan bangkitan lalu lintas merupakan dampak primer yang disebabkan oleh
kegiatan mobilisasi alat berat dan material dan pemasangan pipa JDU.
5) Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat merupakan muara hampir seluruh
dampak yang ditimbulkan
6) Gangguan Kesehatan Lingkungan merupakan dampak turunan dari penurunan
kualitas udara, peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas air tanah dan
permukaan, akibat dari kegiatan pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK.

ADENDUM ANDAL, RKL –RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
IV - 57 IV - 57
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK ‘
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA

4.5. Batas Wilayah Studi

Berdasarkan hasil pelingkupan yang dilakukan pada dokumen AMDAL sebelumnya dan
evaluasi kinerja pengelolaan, kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK tidak menghasilkan dampak penting
hipotetik. Hal ini disebabkan karena PT. Sarana Catur Tirta Kelola telah memiliki alat
dan SOP terkait pengelolaan lingkungan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pengembangan PT. SCTK tidak mengubah batas wilayah studi.

Meskipun begitu, rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan


lingkungan hidup tetap akan dibuat berdasarkan pengelolaan yang telah dilakukan serta
berdasarkan SOP yang dimiliki.

4.6. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan

Rencana Pengambangan Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Serang


Bagian Timur akan menimbulkan berbagai dampak penting terhadap lingkungan.
Setelah melalui telaahan rencana kegiatan terhadap berbagai komponen lingkungan
yang terkena dampak, maka rencana kegiatan pengembangan dinilai layak secara
lingkungan. Penilaian kelayakan lingkungan tersebut dengan mempertimbangkan
kriteria kelayakan sebagai berikut:

1) Telah sesuai dengan rencana tata ruang wilayah yang mengacu pada peraturan
daerah Kabupaten Serang No. 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Serang Tahun 2011 – 2031.

2) Pemanfaatan sumberdaya alam berupa pengambilan air Sungai Ciujung pada


musim kemarau telah sesuai dengan kebijakan pengelolaan Sungai Ciujung yaitu
melalui SIPA, serta akan dilakukan pengaturan pengambilan air Sungai Ciujung
pada musim kemarau untuk air baku yang digunakan oleh SPAM Serang bagian
Timur (PT. SCTK), sehingga debit air Sungai Ciujung bagian hilir tetap dapat
mencukupi kebutuhan irigasi dan industri. Hal telah sesuai dengan Undang-
Undang no 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV -
58
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

3) Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Serang Bagian Timur


tidak berada dalam zona pertahanan dan kemanan nasional maupun regional,
sehingga tidak mengganggu/menimbulkan dampak terhadap kepentingan
pertahanan keamanan nasional maupun regional, bahka untuk mendukung
penyediaan air bersih bagi masyarakat yang merupakan salah satu kebutuhan
pokok.

4) Setelah dilakukan prakiraan secara cermat terhadap dampak-dampak yang


ditimbulkan dari setiap tahapan kegiatan terhadap komponen fisik-kimia,
biologi, sosial, ekonomi, budaya, kesehatan masyarakat dan transportasi,
kemudian dilakukan evaluasi secara holistik, serta mengevaluasi pengelolaan
yang dilakukan saat ini, maka berbagai dampak dari rencana Pembangunan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Serang Bagian Timur dapat dikelola dan
dilaksanakan sesuai dengan azas pembangunan yang berwawasan lingkungan.

5) Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak sebagai sebuah kesatuan
yang saling terkait dan saling mempengaruhi, serta mempertimbangkan
pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh PT. SCTK, maka diketahui
perimbangan dampak penting yang bersifat positif terhadap aspek sosial seperti
multifier efect terhadap ketersediaan air bersih bagi masyarakat dengan yang
bersifat negatif terhadap aspek fisik – kimia dan sosial.

6) PT. SCTK mampu menanggulangi dampak penting negatif yang telah timbul
dari kegiatan yang sedang berjalan saat ini, maupun terhadap dampak yang akan
ditimbulkan dari kegiatan yang akan dilakukan dengan pendekatan teknologi,
pendekatan sosial, serta pendekatan kelembagaan.

7) Rencana kegiatan tidak mengganggu nilai-nilai sosial atau pandangan


masyarakat karena kegiatan sejenis yaitu PT. SCTK telah lama beroperasi,
sehingga masyarakat telah terbiasa dengan kegiatan tersebut.

8) Rencana kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas


ekologis karena lokasi kegiatan telah terbuka oleh berbagai kegiatan pertanian,
perdagangan, jasa dan industri dimana sudah terdapat banyak aktivitas manusia.

9) Rencana kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau


kegiatan yang telah ada di sekitar rencana lokasi kegiatan, karena akan

ADENDUM ANDAL, RKL –RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
IV - 59 IV - 59
BAB IV EVALUASI KEGIATAN EKSISTING DAN IDENTIFIKASI
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK ‘
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA

dilakukan pengaturan pengambilan air Sungai Ciujung pada musim kemarau


untuk air baku yang digunakan oleh SPAM Serang Bagian Timur (PT. SCTK),
sehingga debit air Sungai Ciujung bagian hilir tetap dapat mencukupi kebutuhan
irigasi dan industri.

10) Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari
lokasi rencana kegiatan, karena limbah dari IPAM yang dihasilkan akan dikelola
dan dipantau, serta akan dilakukan pengaturan pengambilan air Sungai Ciujung
pada musim kemarau untuk air baku yang digunakan oleh SPAM Serang bagian
Timur (PT. SCTK), sehingga debit air Sungai Ciujung bagian hilir tetap dapat
mencukupi kebutuhan irigasi dan industri.

Dari hasil telaahan rencana kegiatan terhadap berbagai komponen lingkungan yang
berpotensi terkena dampak yang dirangkum dalam empat kriteria kelayakan di atas,
maka Rencana Pengambangan Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Serang Bagian Timur A.N PT. Sarana Catur Tirta Kelola dinilai layak secara
lingkungan.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR IV -
60
Contents
4.1. Evaluasi terhadap lingkup Usaha dan/atau Kegiatan beserta dampak-
lingkungannya yang perlu dikelola berdasarkan dokumen amdal yang telah dimiliki; 1

4.1.1. Lingkungan Tapak Proyek..............................................................................3

4.1.2. Lingkungan Regional (di Luar tapak Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK)........................................5

4.2. Evaluasi terhadap kinerja dan efektivitas Pengelolaan dan Pemantauan


Lingkungan yang Telah Dilakukan................................................................................8

4.2.1. Kualitas Udara Ambien..............................................................................9

4.2.2. Kebisingan................................................................................................11

4.2.3. Potensi Kebakaran....................................................................................12

4.2.4. Pengelolaan Air Larian.............................................................................13

4.2.5. Pengelolaan Kualitas Air Limbah Domestik............................................14

4.2.6. Pengelolaan Sampah/limbah Domestik....................................................15

4.2.7. Pengelolaan Aspek Ketenagakerjaan.......................................................16

4.2.8. Pengelolaan Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)...................17

4.2.9. Pengelolaan Komunitas Biota Perairan....................................................19

4.2.10. Pengelolaan Aspek Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha................20

4.2.11. Pengelolaan Potensi Keresahan Sosial.....................................................21

4.2.12. Pengelolaan bangkitan peningkatan lalu lintas........................................21

4.2.13. Pengelolaan Potensi kerusakan jalan.......................................................22

4.2.14. Pengelolaan Gangguan Kesehatan Lingkungan.......................................23

4.2.15. Pengelolaan Peningkatan Morbiditas.......................................................25

4.3. Evaluasi Perubahan Usaha/Kegiatan..............................................................38


4.3.1. Evaluasi Dampak pada tahap pengembangan Pembangunan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK.38

4.3.2 Evaluasi Perubahan Usaha Dan/Atau Kegiatan................................................55

4.5. Batas Wilayah Studi........................................................................................56

4.6. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan.................................................................56

Tabel 4. 1. Ringkasan Evaluasi Kinerja Pengelolaan Eksisting.....................................28

Tabel 4. 2. Matriks Identifikasi Dampak Kegiatan Pengembangan Pembangunan Sistem


Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK
terhadap Komponen Lingkungan....................................................................................40

Tabel 4. 3. Ringkasan Evaluasi Dampak........................................................................44

Tabel 4. 4. Hasil Evaluasi Dampak................................................................................54

Gambar 4. 1. Ruang Terbuka Hijau di Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)


Kabupaten Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK.............................................................10

Gambar 4. 2. Penghijauan di sekitar Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten


Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK...............................................................................12

Gambar 4. 3. Bagan Alir Dampak Kegiatan Tahap Pra Konstruksi Kegiatan


Pengembangan Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten
Serang Bagian Timur a.n PT. SCTK...............................................................................41

Gambar 4. 4. Bagan Alir Dampak Kegiatan Tahap Konstruksi Kegiatan Pengembangan


Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur
a.n PT. SCTK...................................................................................................................42

Gambar 4. 5. Bagan Alir Dampak Kegiatan Tahap Operasi Kegiatan Pengembangan


Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Serang Bagian Timur
a.n PT. SCTK...................................................................................................................43
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB V RKL & RPL

BAB V

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

5.1 Kebijakan Lingkungan Hidup

Kegiatan pembangunan tanpa mempertimbangkan faktor lingkungan akan menimbulkan


gangguan pada salah satu atau beberapa komponen lingkungan. Hal ini pada akhirnya
dapat menganggu fungsi ekosistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, PT. Sarana Catur
Tirta Kelola selaku pemrakarsa kegiatan memiliki komitmen untuk melakukan rencana
pengembangan kegiatan secara bijaksana dengan menerapkan prinsip-prinsip ekologi dan
berwawasan lingkungan, hal ini sesuai dengan amanat yang tercantum dalam Undang-
undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Berdasarkan arahan dari Rapat Notulensi “Tindak Lanjut Permohonan Arahan Dokumen
Lingkungan A.N PT. Sarana Catur Tirta Kelola” tanggal 10 januari 2020 yang dipimpin
oelh Kepala Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan Hidup Kabupaten Serang bahwa PT.
Sarana Catur Tirta Kelola wajib menyusun Adendum ANDAL, RKL-RPL untuk
mengakomodir rencana perubahan dan permohonan perubahan Izin Lingkungan setelah
terbitnya Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup yang baru. Di mana, tipe
adendum yang disusun adalah Adendum Tipe B.

Rencana pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan hidup berupa pencegahan,


pengendalian dan penanggulangan dampak negatif dan meningkatkan dampak positif dari
rencana kegiatan Pengembangan PT. Sarana Catur Tirta Kelola dilakukan dengan tiga
pendekatan yaitu (1) teknologi; (2) sosial, ekonomi, dan budaya; dan (3) institusional.

Pendekatan teknologi digunakan untuk mencegah atau meminimalisir dampak dengan


menggunakan pendekatan teknologi baik dengan cara mengubah rencana (rancangan).
Pendekatan sosial, ekonomi, dan budaya digunakan untuk mengelola dampak melalui
pendekatan ekonomi, sosial dan budaya, bisa berupa insentif atau intrumen ekonomi
lainnya. Misalnya dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat setempat untuk
bekerja. Sedangkan pendekatan institusional dilakukan untuk mengelola dampak dengan
mengatur atau menentukan lembaga yang bertanggung jawab untuk pengelolaan dan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
v- 1
BAB V RKL & RPL PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA

pemantauan lingkungan. Misalnya menjalin kerjasama antara pemrakarsa dengan instansi


di bidang perhubungan dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dan
evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan. Pelaksanaan pengelolaan dan
pemantauan akan disampaikan setiap 6 bulan sekali kepada instansi yang berwenang yaitu
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang.

5.2. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) yang akan diimplementasikan yaitu


komponen/parameter lingkungan hidup yang didasarkan hasil kajian dalam Adendum
Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) yang diperkirakan akan terkena
dampak penting Rencana Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Dengan Peningkatan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Di Desa Cijeruk Kecamatan
Kibin dan Perluasan Jaringan Distribusi Utama (JDU) Kecamatan Kibin, Bandung,
Cikande dan Binuang Kabupaten Serang Provinsi Banten..

Pengelolaan lingkungan hidup terdiri dari dua bagian, yaitu:


1) Pengelolaan untuk rencana pengembangan mengacu kepada pengelolaan yang
dilakukan selama ini (eksisting) terhadap dampak akibat berbagai kegiatan yang
dilakukan. Prinsip pengelolaan yang dilakukan terhadap dampak kegiatan
pengembangan adalah
a. Pengelolaan yang cukup baik dilakukan di lapangan dijadikan acuan
langsung untuk pengelolaan terhadap dampak kegiatan pengembangan;
b. Pengelolaan yang kurang baik terlaksana di lapangan selama ini, maka
dilakukan perbaikan/modifikasi dalam pengelolaannya untuk kegiatan
pengembangan.
2) Pengelolaan terhadap dampak kegiatan saat ini yang mengacu kepada dokumen
lingkungan yang telah ada saat ini.

Untuk memudahkan pencapaian tujuan dalam pengelolaan lingkungan hidup berbagai


dampak penting yang diprakirakan akan terjadi, maka uraian rencana pengelolaan
lingkungan hidup ini meliputi:

a) Dampak Lingkungan yang Dikelola

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
v-2
PT. SARANA CATUR TIRTA KELOLA BAB V RKL & RPL

b) Sumber Dampak

c) Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup

d) Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup

f) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup

g) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

1) Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup

2) Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup

3) Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
v- 3
V-4
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Tabel 5. 1. Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Eksisting (AMDAL 2016)

Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Dampak
Keberhasilan
Lingkungan Sumber Lokasi Periode
No. Pengelolaan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Lingkungan
Dikelola
Hidup
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
A. Dampak Penting yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
III TAHAP OPERASI
1. Terjdinya Pengambilan Tercukupinya DAS Sungai Selama PT. Sarana Dinas Dinas
penurunan air Sungai kebutuhan
 Melakukan pengaturan pengambilan air Ciujung pengoperasian Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
Debit Sungai Ciujung untuk penggunaan air di dari Sungai Ciujung pada saat musim IPAM Kelola Hidup Hidup
Ciujung air baku yang bagian hilir kemarau agar kebutuhan air di bagian hilir Kabupaten Kabupaten
akan diolah di khususnya untuk untuk irigasi dan industri tidak terganggu Serang dan Serang
IPAM kebutuhan irigasi walaupun berdasarkan SIPA yang Dinas
(pengoperasian dan industri. diterbitkan masih sesuai debit air yang Pengairan Kab.
IPAM) diijinkan, yaitu melalui koordinasi dengan Serang
pihak terkait

 Melakukan pendataan kebutuhan air untuk


irigasi dan industri secara akurat dan selalu
diperbaharui setiap 2 tahun agar
pengaturan air pada saat musim kemarau
dapat dilakukan secara optimum, yaitu
sumber air baku bagi Pemrakarsa (PT.
SCTK), dapat terpenuhi, juga kepentingan
irigasi dan industri dapat terpenuhi.
 pengambilan air dengan water meter dan
melalui koordinasi dengan instansi terkait

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V-4
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

2. Penurunan Kegiatan Konsentrasi TSS,  Mengoptimalkan kinerja IPAM dan tidak Lokasi IPAM Pengelolaan PT. Sarana Dinas Dinas
kualitas air pengoperasian BOD, COD, membuang lumpur sisa pengolahan air ke Lumpur pada Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
permukaan IPAM Sulfida, TDS, dalam badan air penerima. IPAM akan Kelola Hidup Hidup
akibat Nitrat, Nitrit, dan  Mengeringkan dan menyimpan lumpur berlangsung Kabupaten Kabupaten
meningkatnya Amoniak yang yang dihasilkan IPAM di tempat yang terus menerus Serang Serang
TSS, BOD, dihasilkan tidak diberi landasan beton agar tidak merembes selama
COD, Sulfida, melebihi baku ke sistem air tanah, serta ditutupi dengan pengoprasian
TDS, Nitrat, mutu atap agar tidak terkena air hujan. IPAM.
Nitrit, dan
Amoniak

3. Terganggunya Kegiatan meminimalisir  Melakukan pengelolaan terhadap dampak Lokasi IPAM Pengelolaan PT. Sarana Dinas Dinas
biota air pengoperasian gangguan terhadap penurunan kualitas air agar penurunan Lumpur pada Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
sebagai IPAM biota air kualitas air tidak terjadi sehingga IPAM akan Kelola Hidup Hidup
dampak gangguan terhadap biota air menjadi berlangsung Kabupaten Kabupaten
turunan dari minimal terus menerus Serang Serang
penurunan selama
kualitas air pengoprasian
akibat air IPAM.
limbah
lumpur dari
kegiatan
pengoprasian
IPAM

B. Dampak Lingkungan Lainnya yang Dikelola

1 Peningkatan Kegiatan Intensitas  Melakukan perawatan berkala pada Sepanjang jalur Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V-5
V-6
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
kebisingan mobilisasi alat kebisingan yang mesin-mesin konstruksi. mobilisasi alat pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
yang berat dan ditimbulkan tidak  Kegiatan dilakukan siang hari, apabila kegiatan Kelola Hidup Hidup
ditimbulkan material melebihi baku mengharuskan sampai malam hari maka konstruksi Kabupaten Kabupaten
dari konstruksi mutu berdasarkan perlu pemberitahuan terlebih dahulu dilakukan Serang dan Serang
kendaraan dan Kepmen kepada masyarakat setempat Dinas
alat-alat yang Lingkungan Hidup  Penjadwalan penggunaan alat berat Kesehatan
digunakan No. 48 Tahun Kab. Serang
pada kegiatan 1996, yaitu untuk
lingkungan
pemukiman
sebesar 55 dBA,
lingkungan jalan
& industri 70 dBA
serta lingkungan
perdagangan dan
jasa 70 dBA

2 Terjadinya Pematangan Tidak terjadi  Membuat lubang resapan biopori di Di area Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
erosi dan lahan peningkatan laju sekitar bangunan IPAM. pematangan pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
sedimentasi erosi dan tidak  Mengalirkan air larian ke dalam saluran lahan kegiatan Kelola Hidup Hidup
terjadi sedimentasi drainase. pematangan Kabupaten Kabupaten
di badan air lahan dilakukan Serang dan Serang
penerima (sungai)  Melokalisir air larian dengan pembuatan Dinas
saluran air darurat di sekeliling lokasi Kesehatan
lahan yang dimatangkan dan dihubungkan Kab. Serang
dengan kolam-kolam
pengendapan/sedimentasi (retention pond)
dengan dimensi 1,5 x 1 x 1m yang

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V-6
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
diletakan di ujung saluran. Lumpur yang
tertampung secara rutin diangkat untuk
menjaga pendangkalan kolam
pengendapan agar kinerjanya tetap
berfungsi.
 Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU
agar tidak ada cecerah tanah yang masuk
kedalam saluran drainase.

3 Terjadinya Pembangunan Tidak terjadi  Membuat lubang resapan biopori di Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
erosi dan IPAM peningkatan laju sekitar bangunan IPAM. terutama area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
sedimentasi erosi dan tidak  Mengalirkan air larian ke dalam saluran pembangan kegiatan Kelola Hidup Hidup
terjadi sedimentasi drainase. IPAM pematangan Kabupaten Kabupaten
di badan air lahan dilakukan Serang dan Serang
penerima (sungai)  Melokalisir air larian dengan pembuatan Dinas
saluran air darurat di sekeliling lokasi Kesehatan
lahan yang dimatangkan dan dihubungkan Kab. Serang
dengan kolam-kolam
pengendapan/sedimentasi (retention pond)
dengan dimensi 1,5 x 1 x 1m yang
diletakan di ujung saluran. Lumpur yang
tertampung secara rutin diangkat untuk
menjaga pendangkalan kolam
pengendapan agar kinerjanya tetap
berfungsi.
 Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU
agar tidak ada cecerah tanah yang masuk
kedalam saluran drainase.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V-7
V-8
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
4 Peningkatan Pematangan Tidak terjadi  Membuat lubang resapan biopori di Di tapak proyek pada saat PT. Sarana Dinas Dinas
air larian (run lahan limpasan air hujan sekitar bangunan IPAM. terutama di area kegiatan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
off dari lokasi  Mengalirkan air larian ke dalam saluran bangunan IPAM konstruksi Kelola Hidup Hidup
kegiatan yang drainase. dilakukan. Kabupaten Kabupaten
dapat pembuatan Serang dan Serang
mengakibatkan  Melokalisir air larian dengan pembuatan Dinas
saluran air darurat di sekeliling lokasi lubang resapan
erosi dan longsor biopori Kesehatan
di sekitarnya pada lahan yang dimatangkan dan dihubungkan Kab. Serang
dengan kolam-kolam dilakukan pada
saat hujan saat kegiatan
pengendapan/sedimentasi (retention pond)
dengan dimensi 1,5 x 1 x 1m yang konstruksi
diletakan di ujung saluran. Lumpur yang dimulai
tertampung secara rutin diangkat untuk
menjaga pendangkalan kolam
pengendapan agar kinerjanya tetap
berfungsi.
 Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU
agar tidak ada cecerah tanah yang masuk
kedalam saluran drainase.
5 Peningkatan Pembangunan Tidak terjadi  Membuat lubang resapan biopori di Di tapak proyek pada saat PT. Sarana Dinas Dinas
air larian (run IPAM limpasan air hujan sekitar bangunan IPAM. terutama di area kegiatan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
off dari lokasi  Mengalirkan air larian ke dalam saluran bangunan IPAM konstruksi Kelola Hidup Hidup
kegiatan yang drainase. dilakukan. Kabupaten Kabupaten
dapat pembuatan Serang dan Serang
mengakibatkan  Melokalisir air larian dengan pembuatan Dinas
saluran air darurat di sekeliling lokasi lubang resapan
erosi dan longsor biopori Kesehatan
di sekitarnya pada lahan yang dimatangkan dan dihubungkan Kab. Serang
dengan kolam-kolam dilakukan pada
saat hujan saat kegiatan
pengendapan/sedimentasi (retention pond)

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V-8
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
dengan dimensi 1,5 x 1 x 1m yang konstruksi
diletakan di ujung saluran. Lumpur yang dimulai
tertampung secara rutin diangkat untuk
menjaga pendangkalan kolam
pengendapan agar kinerjanya tetap
berfungsi.
 Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU
agar tidak ada cecerah tanah yang masuk
kedalam saluran drainase.
6 Penurunan Pematangan Tidak terjadi Melokalisir air larian dengan pembuatan Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
kualitas air lahan penambahan kadar saluran air darurat di sekeliling lokasi lahan terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
akibat TSS di badan air yang dimatangkan dan dihubungkan dengan bangunan kegiatan Kelola Hidup Hidup
meningkatnya penerima yang kolam-kolam pengendapan/sedimentasi IPAM , saluran pembangunan Kabupaten Kabupaten
TSS berasal dari lokasi (retention pond) dengan dimensi 1,5 x 1 x air darurat dan IPAM dan Serang dan Serang
kegiatan 1m yang diletakan di ujung saluran. Lumpur kolam Pemasangan Dinas
yang tertampung secara rutin diangkat untuk pengendap pipa JDU. Kesehatan
menjaga pendangkalan kolam pengendapan Kab. Serang
agar kinerjanya tetap berfungsi.
Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU
agar tidak ada cecerah tanah yang masuk
kedalam saluran drainase.

7 Penurunan Pembangunan Tidak terjadi Melokalisir air larian dengan pembuatan Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
kualitas air IPAM penambahan kadar saluran air darurat di sekeliling lokasi lahan terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
akibat TSS di badan air yang dimatangkan dan dihubungkan dengan bangunan kegiatan Kelola Hidup Hidup
meningkatnya penerima yang kolam-kolam pengendapan/sedimentasi IPAM , saluran pembangunan Kabupaten Kabupaten
TSS berasal dari lokasi (retention pond) dengan dimensi 1,5 x 1 x air darurat dan IPAM dan Serang dan Serang
kegiatan 1m yang diletakan di ujung saluran. Lumpur kolam Pemasangan Dinas
yang tertampung secara rutin diangkat untuk pengendap pipa JDU. Kesehatan
menjaga pendangkalan kolam pengendapan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V-9
V - 10
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
agar kinerjanya tetap berfungsi. Kab. Serang
Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU
agar tidak ada cecerah tanah yang masuk
kedalam saluran drainase.

8 Penurunan Pemasangan Tidak terjadi Melokalisir air larian dengan pembuatan Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
kualitas air Pipa JDU penambahan kadar saluran air darurat di sekeliling lokasi lahan terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
akibat TSS di badan air yang dimatangkan dan dihubungkan dengan bangunan pipa kegiatan Kelola Hidup Hidup
meningkatnya penerima yang kolam-kolam pengendapan/sedimentasi JDU , saluran air pembangunan Kabupaten Kabupaten
TSS berasal dari lokasi (retention pond) dengan dimensi 1,5 x 1 x darurat dan IPAM dan Serang dan Serang
kegiatan 1m yang diletakan di ujung saluran. Lumpur kolam Pemasangan Dinas
yang tertampung secara rutin diangkat untuk pengendap pipa JDU. Kesehatan
menjaga pendangkalan kolam pengendapan Kab. Serang
agar kinerjanya tetap berfungsi.
Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU
agar tidak ada cecerah tanah yang masuk
kedalam saluran drainase.
9 Terganggunya Kegiatan Tidak terjadi Melokalisir air larian dengan pembuatan Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
biota air pematangan penambahan kadar saluran air darurat di sekeliling lokasi lahan terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
sebagai lahan TSS di badan air yang dimatangkan dan dihubungkan dengan bangunan kegiatan Kelola Hidup Hidup
dampak penerima (saluran kolam-kolam pengendapan/sedimentasi IPAM , saluran pembangunan Kabupaten Kabupaten
turunan dari irigasi) yang (retention pond) dengan dimensi 1,5 x 1 x air darurat dan IPAM dan Serang g dan Serang
penurunan berasal dari lokasi 1m yang diletakan di ujung saluran. Lumpur kolam Pemasangan Dinas
kualitas air kegiatan yang tertampung secara rutin diangkat untuk pengendap pipa JDU. Kesehatan
akibat menjaga pendangkalan kolam pengendapan Kab. Serang
peningkatan agar kinerjanya tetap berfungsi.
TSS Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU agar
tidak ada cecerah tanah

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 10
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
10 Terganggunya Kegiatan Tidak terjadi Melokalisir air larian dengan pembuatan Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
biota air Pembangunan penambahan kadar saluran air darurat di sekeliling lokasi lahan terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
sebagai IPAM TSS di badan air yang dimatangkan dan dihubungkan dengan bangunan kegiatan Kelola Hidup Hidup
dampak penerima (saluran kolam-kolam pengendapan/sedimentasi IPAM , saluran pembangunan Kabupaten Kabupaten
turunan dari irigasi) yang (retention pond) dengan dimensi 1,5 x 1 x air darurat dan IPAM dan Serang dan Serang
penurunan berasal dari lokasi 1m yang diletakan di ujung saluran. Lumpur kolam Pemasangan Dinas
kualitas air kegiatan yang tertampung secara rutin diangkat untuk pengendap pipa JDU. Kesehatan
akibat menjaga pendangkalan kolam pengendapan Kab. Serang
peningkatan agar kinerjanya tetap berfungsi.
TSS Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU agar
tidak ada cecerah tanah
11 Terganggunya Pemasangan Tidak terjadi Melokalisir air larian dengan pembuatan Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
biota air Pipa JDU penambahan kadar saluran air darurat di sekeliling lokasi lahan terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
sebagai TSS di badan air yang dimatangkan dan dihubungkan dengan pembangunan kegiatan Kelola Hidup Hidup
dampak penerima (saluran kolam-kolam pengendapan/sedimentasi pipa JDU , pembangunan Kabupaten Kabupaten
turunan dari irigasi) yang (retention pond) dengan dimensi 1,5 x 1 x saluran air IPAM dan Serang dan Serang
penurunan berasal dari lokasi 1m yang diletakan di ujung saluran. Lumpur darurat dan Pemasangan Dinas
kualitas air kegiatan yang tertampung secara rutin diangkat untuk kolam pipa JDU. Kesehatan
akibat menjaga pendangkalan kolam pengendapan pengendap Kab. Serang
peningkatan agar kinerjanya tetap berfungsi.
TSS Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU agar
tidak ada cecerah tanah
12 Gangguan Pematangan Tidak ada  Melakukan pengelolaan terhadap Area 1 tahun PT. Sarana Dinas Dinas
Kesehatan Lahan pengaduan dari dampak penurunan kualitas udara saat pematangan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
Lingkungan masyarakat kegiatan pematangan Lahan dan lahan Kelola Hidup Hidup
sebagai mengenai pembangunan pipa JDU agar tidak Kabupaten Kabupaten
dampak pajanan debu dan timbul peningkatan debu lokal yang Serang dan Serang
turunan dari kebisingan yang bersumber dari kegiatan tersebut. Dinas
penurunan ditimbulkan dari Kesehatan
kualitas udara  Melakukan pengelolaan terhadap
lokasi kegiatan Kab. Serang
dan dampak kebisingan saat kegiatan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 11
V - 12
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
peningkatan pematangan Lahan dan pembangunan
kebisingan pipa JDU agar tidak timbul peningkatan
Tidak ada
kebisingan yang bersumber dari
pengaduan
penggunaan lat-alat berat.
masyarakat
berkurangnya
sumber air bersih Tindakan darurat :
Menghentikan sementara kegiatan dan
Tidak ada segera melakukan perbaikan kinerja sarana
pengaduan dan prasarana lingkungan.
masyarakat
mengenai
kekeruhan badan
air yang
ditimbulkan dari
lokasi kegiatan

Tidak terjadi
genangan
air/banjir
Tidak ada
peningkatan
vektor
penyakit(lalat,
nyamuk,tikus
dsb)
13 Peningkatan Pematangan Tidak ada 1. Melakukan pengelolaan dampak Area 1 tahun PT. Sarana Dinas Dinas
Morbiditas Lahan peningkatan gangguan kesehatan lingkungan pematangan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 12
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
(Angka penyakit yang khususnya penurunan kualitas udara lahan Kelola Hidup Hidup
Kesakitan) disebabkan oleh akibat Pematangan Lahan dan Kabupaten Kabupaten
sebagai kegiatan pembangunan pipa JDU agar tidak Serang dan Serang
dampak pematangan terjadi peningkatan gangguan kesehatan Dinas
turunan dari lahan (gangguan pada masyarakat sekitar. Kesehatan
gangguan pernafasan, Kab. Serang
2. Memberikan masker pada masyarakat
kesehatan ISPA, gangguan jika diperlukan.
lingkungan pendengaran,
3. Melakukan pengelolaan dampak
diare, DBD,
kesehatan lingkungan khususnya
Chikungunya,
kebisingan akibat Pematangan Lahan
dll)
dan pembangunan pipa JDU agar tidak
terjadi peningkatan gangguan kesehatan
pada masyarakat sekitar.

Tindakan darurat :
Menghentikan sementara kegiatan dan
segera melakukan perbaikan kinerja sarana
dan prasarana lingkungan.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 13
V - 14
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Tabel 5. 2. Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Adendum


Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan
Dampak
Keberhasilan
Lingkungan Sumber Lokasi Periode
No. Pengelolaan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Lingkungan
Dikelola
Hidup
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
A. Dampak Penting yang Dikelola
I. TAHAP PRA KONSTRUKSI
Timbulnya Pemasangan Tidak ada  Melakukan sosialisasi kepada masyarakat Sepanjang jalur Sebelum
pipa JDU sekitar
PT. Sarana Dinas Dinas
keresahan Pipa JDU protes/pengaduan mengenai jalur kegiatan pembangunan kegiatan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
masyarakat sepanjang dari masyarakat 81.877 m. pembangunan Kelola Hidup Hidup
pipa JDU sepanjang 81.877 m yang akan
sebagai akibat 81.877 m setempat tentang dilaksanakan sehingga masyarakat paham pipa JDU dan Kabupaten Kabupaten
kompensasi kerusakan mengenai konsekwensi akan adanya selama kegiatan Serang dan Serang
tanaman dan tanaman dan gangguan terhadap tanaman dan bangunan pembangunan aparat
kerusakan bangunan yang yang kemungkinan akan rusak pipa JDU desa/kelurahan
bangunan belum diberi  Mendokumentasikan (foto) tanaman dan /kecamatan
sebelum kompensasi oleh setempat
bangunan sepanjang jalur pipa JDU
pembangunan proyek
sebelum dilakukan penggalian agar foto
pipa JDU
tersebut dijadikan referensi pada saat
melakukan kompensasi terhadap berbagai
kerusakan ketika membangun pipa JDU.
 Memberikan kompensasi terhadap
kerusakan tanaman dan bangunan akibat
pembangunan pipa JDU khususnya pada
saat penggalian. Kompensasi dilakukan
secara langsung sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 14
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
 Berkordinasi dengan aparat setempat
(RT/RW/Kepala Desa) dalam pelaksanaan
sosialisasi kepada warga

II. TAHAP KONSTRUKSI


1. Peningkatan Kegiatan Debu di udara  Menyimpan tanah galian di pinggir jalan Di sepanjang Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
debu lokal pemasangan ambien dan TSS dan menutupnya dengan plastik agar tidak jalan jalur pipa pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
dan pipa JDU di badan air tercecer dan terbang sehingga tidak melewati kegiatan Kelola Hidup Hidup
peningkatan penerima yang menimbulkan debu pada saat cuaca panas permukiman konstruksi Kabupaten Kabupaten
TSS pada saat ditimbulkan tidak dan lumpur pada saat terkena air hujan. penduduk pada dilakukan Serang Serang
penggalian melebihi baku  Segera melakukan penimbunan pipa JDU saat konstruksi
dan mutu berdasarkan dengan tanah hasil galian agar tanah
penyimpanan Peraturan galian yang disimpan tidak menimbulkan
sementara Pemerintah. debu dan lumpur.
tanah hasil  Pemadatan menggunakan alat kompactor
galian pada agar kepadatan tanah seperti semula,
saat sehingga tidak menimbulkan debu pada
pemasangan saat cuaca panas dan TSS pada saat
pipa JDU terkena air hujan.
 Memperpendek setiap segmen
pembangunan pipa JDU agar tanah hasil
galian yang disimpan tidak menimbulkan
debu pada saat cuaca panas dan TSS pada
saat terkena air hujan.
 Segera mengangkat tanah hasil galian
yang tersisa agar tidak agar tidak tercecer
dan terbang sehingga tidak menimbulkan
debu pada saat cuaca panas dan lumpur
pada saat terkena air hujan.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 15
V - 16
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2 Peningkatan Kegiatan Intensitas  Melakukan perawatan berkala pada Di sepanjang Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
kebisingan mobilisasi alat kebisingan yang mesin-mesin konstruksi. jalan jalur pipa pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
berat dan ditimbulkan tidak  Kegiatan dilakukan siang hari, apabila melewati kegiatan Kelola Hidup Hidup
material melebihi baku mengharuskan sampai malam hari maka permukiman konstruksi Kabupaten Kabupaten
konstruksi, mutu berdasarkan perlu pemberitahuan terlebih dahulu penduduk pada dilakukan Serang Serang
kegiatan Kepmen kepada masyarakat setempat saat konstruksi
pematangan Lingkungan Hidup  Penjadwalan penggunaan alat berat
lahan No. 48 Tahun
Area tapak royek
1996, yaitu untuk
lingkungan
Pembangunan
pemukiman
dan
sebesar 55 dBA,
pemasangan
lingkungan jalan
pipa JDU
& industri 70 dBA
serta lingkungan
perdagangan dan
jasa 70 dBA

3 Peningkatan Kegiatan Tidak terjadi  Pengaturan drainase dengan membangun Di tapak proyek Pembuatan PT. Sarana Dinas Dinas
air larian (run penyiapan limpasan air hujan saluran permanen di sekeliling gedung terutama di area saluran drainase Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
off) akibat lahan dari lokasi bangunan dan di kiri – kanan badan jalan. penyiapan lahan dilakukan Kelola Hidup Hidup
terjadinya kegiatan yang  Pada lahan terbuka ditanami dengan sebelum Kabupaten Kabupaten
perubahan pembangunan dapat tanaman yang dapat mengikat tanah dan pada pembangunan Serang Serang
kondisi lahan pengembangan mengakibatkan membantu peresapan air larian, seperti lahanpembangun dilakukan,
yang tadinya prasarana erosi dan longsor jenis kacang-kacangan (Centrosema an penanaman
berupa lahan IPAM di sekitarnya pada pubescens) serta jenis tanaman perdu pengembangan penghijauan
terbuka saat hujan (Caliandra tetragona). prasarana IPAM dan pembuatan
menjadi areal  Pembuatan sumur resapan pada lahan lubang resapan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 16
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
terbangun yang terbangun. Kedalaman sumur biopori
resapan berkisar 2 – 3 m tergantung dilakukan pada
kemiringan lereng, serta memiliki saat kegiatan
diameter 0,8 m, kemudian sumur resapan konstruksi
diisi dengan batu belah dan injuk. Sumur dimulai
resapan diisi oleh air hujan dari atap
bangunan.
 Pembuatan lubang biopori di setiap taman
dan sekitar bangunan.

4 Terjadinya  Kegiatan Tidak terjadi  Tanah yang sudah terbuka segera dipasang Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
erosi dan pematangan peningkatan laju pipa dan segera ditutup dan di perbaiki pamasangan pipa pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
sedimentasi di lahan erosi dan tidak kembali seperti semula sesuai dengan JDU kegiatan Kelola Hidup Hidup
wilayah tapak terjadi sedimentasi kondisi jalan hal ini agar dapat mengikat penggalian dan Kabupaten Kabupaten
 pembangunan tanah, sehingga tidah mudah terkikis air
proyek di badan air pemasangan Serang Serang
pengembangan hujan.
pemasangan penerima (sungai) pipa dilakukan.
prasarana  Tanah hasil pengalian yang ditimbunkan Area tapak royek
pipa JDU
IPAM
segera dipadatkan dengan tingkat
 Pembangunan pemadatan yang memadai, sehingga akan
dan lebih tahan terhadap kikisan air hujan
pemasangan  Tanah terbuka yang tidak akan ditutupi
pipa JDU bangunan segera direvegetasi dengan
tanaman yang dapat mengikat tanah,
sehingga tidah mudah terkikis air hujan
 Pengaturan drainase agar air larian lebih
terkendali
 Pada saat kegiatan penyiapan lahan, aliran
run off sebelum masuk ke badan sungai
dilewatkan dulu pada perangkap sedimen
agar sedimen hasil kikisan air hujan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 17
V - 18
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
terendapkan sebelum air larian masuk ke
badan sungai penerima.
5 Penurunan  Kegiatan Tidak terjadi a. Melokalisir air larian dengan pembuatan Ditapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
kualitas air pematangan penambahan kadar saluran air darurat di sekeliling lokasi terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
akibat lahan TSS di badan air lahan kegiatan dan dihubungkan dengan penyiapan lahan kegiatan Kelola Hidup Hidup
meningkatnya penerima yang kolam-kolam pengendapan/sedimentasi dan penyiapan Kabupaten Kabupaten
 pembangunan berasal dari lokasi pembangunan
TSS (retention pond) sementara. lahan, Serang Serang
pengembangan kegiatan b. Tanah hasil pemotongan/pengalian yang fasilitas utama pembangunan
prasarana ditimbunkan segera dipadatkan dengan dan penunjang pengembangan
IPAM tingkat pemadatan yang memadai, prasarana
 Pembangunan sehingga akan lebih tahan terhadap IPAM dan
dan kikisan air hujan Pembangunan
pemasangan c. Tanah terbuka yang tidak akan ditutupi dan
pipa JDU bangunan segera direvegetasi dengan pemasangan
tanaman yang dapat mengikat tanah, pipa JDU
sehingga tidah mudah terkikis air hujan
6 Timbulnya  mobilisasi Tidak terjadi  Segera melakukan penimbunan pipa Ruas jalan yang Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
bangkitan lalu alat berat kemacetan lalu JDU dengan tanah hasil galian agar pipa akan dipasang pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
lintas dan lintas JDU dan tanah galian yang disimpan pipa JDU kegiatan Kelola Hidup Hidup
material tidak menggangu pengguna jalan. pemasangan Kabupaten Kabupaten
konstruksi  Memperpendek setiap segmen pipa JDU Serangdan Serang
Di persimpangan
JDU pembangunan pipa JDU agar tanah hasil dilakukan Dinas
jalan masuk –
galian dan material pipa JDU yang Perhubungan
 Penggalian keluar lokasi
disimpan tidak menggangu pengguna Kab. Serang,
dan kegiatan
jalan. kepolisian
pemasangan
 Segera mengangkat tanah hasil galian setempat
pipa JDU
yang tersisa agar tidak mengganggu
pengguna jalan.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 18
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
 Memasang rambu rambu pemberitahuan
ada kegiatan proyek.
 Melibatkan kepolisian untuk mengatur
lalu lintas.
 Waktu pelaksanaan konstruksi akan
dilaksanakan diluar jam sibuk (jam
06.00 – 09.00 dan 16.00 – 18.00)
sehingga tidak mengganggu aktivitas
masyarakat disekitar lokasi kegiatan.
 Metode boring dilakukan untuk daerah
padat kendaraan.
 menempatkan petugas yang membantu
mengarahkan lalu lintas sehingga tidak
terjadi kemacetan
 Mengatur interval kendaraan
pengangkut alat berat dan material
 Memastikan setiap kendaraan
pengangkut alat dan material
melaksanakan standar aman angkut
barang sehingga tidak membahayakan
operasional lalu lintas jalan.

7 Terjadinya Kerusakan Tidak terjadi  Segera melakukan penimbunan pipa JDU Ruas jalan yang Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
kerusakan jalan akibat kerusakan jalan dengan tanah hasil galian agar tanah akan dipasang pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
jalan penggalian sepanjang jalur galian yang disimpan tidak menggangu pipa JDU kegiatan Kelola Hidup Hidup
landasan pipa pembangunan pipa pengguna jalan. (81.877 m) pemasangan Kabupaten Kabupaten
JDU di JDU  Pemadatan menggunakan alat kompactor pipa JDU Serangdan Serang
sempadan jalan agar kepadatan tanah seperti semula, dilakukan Dinas
(Kegiatan sehingga tidak terjadi amblasan pada saat Pekerjaan
pemasangan dilalui kendaraan atau terkena air hujan. Umum Kab.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 19
V - 20
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
pipa JDU)  Memperpendek setiap segmen Serang
pembangunan pipa JDU agar tanah hasil
galian yang disimpan tidak menggangu
pengguna jalan.
 Segera mengangkat tanah hasil galian
yang tersisa agar tidak agar tidak tercecer
dan terbang sehingga tidak menimbulkan
debu pada saat cuaca panas dan lumpur
pada saat terkena air hujan.
 Memperbaiki segera jalan yang dibongkar
agar kondisinya kembali baik seperti
semula
8 Terjadinya Kegiatan Minimnya tingkat  Mamasukkan tanah sisa galian kedalam Ruas jalan yang Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
pengotoran pemasangan kerusakan jalan karung dan langsung diangkat menuju akan dipasang pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
jalan pipa JDU stockyard. pipa JDU kegiatan Kelola Hidup Hidup
 Segera membersihkan jalan apabila ada pemasangan Kabupaten Kabupaten
ceceran tanah. pipa JDU Serangdan Serang
 Kendaraan pengangkut tanah galian dan dilakukan Pekerjaan
alat operasional yang digunakan pada saat Umum Kab.
pemasangan pipa JDU harus bersih dari Serang
tanah.

9 terganggunya  Kegiatan Tidak terjadi  Melakukan pengelolaan terhadap dampak Tapak Proyek Pengelolaan PT. Sarana Dinas Dinas
biota air pematangan gangguan terhadap penurunan kualitas air agar penurunan Lumpur pada Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
lahan biota air kualitas air tidak terjadi sehingga Tapak proyek Kelola Hidup Hidup
gangguan terhadap biota air menjadi akan Kabupaten Kabupaten
 pembangunan
minimal berlangsung Serang Serang

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 20
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
pengembangan terus menerus
prasarana selama kegiatan
IPAM pematangan
 Penggalian lahan.
dan
pemasangan
pipa JDU

10 Terbukanya Pengadaan Tenaga kerja  Mengumumkan secara terbuka rencana Kecamatan Selama PT. Sarana Dinas Dinas
kesempatan tenaga kerja konstruksi penerimaan tenaga kerja, jumlah tenaga CikandeAmbon, kegiatan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
kerja dan konstruksi sebagian berasal kerja, kualifikasi dan persyaratan lainnya. Tarikkolot, pengadaan Kelola Hidup Hidup
berusaha dari tenaga kerja  Memberikan prioritas penerimaan Dystar, Kawasan tenaga kerja Kabupaten Kabupaten
lokal (masyarakat tenaga kerja non skill kepada masyarakat Pancatama yang pada tahap Serangdan Serang,
sekitar) yang terkena dampak, tenaga kerja lokal tersebar di konstruksi Camat dan Dinas
di daerah tapak proyek kemudian daerah wilayah Kepala Desa/ Tenaga
sekitarnya. kabupaten kelurahan Kerja
 Memberikan upah pokok sesuai Serang yang setempat, Kab.Serang
UMP/UMR dan mendaftarkan pekerja dilewati jalur Dinas Tenaga
pada program asuransi sesuai dengan pembangunan Kerja
ketentuan perundangan yang berlaku. pipa JDU Kab.Serang
sepanjang
 Mengupayakan agar peluang menjadi
81.877 m
rekanan kerja/usaha kepada penduduk
setempat untuk kegiatan pengangkutan
tanah sisa hasil galian.
 Berkoordinasi dengan Camat dan
Kepala Desa/kelurahan setempat dalam
proses pengadaan tenaga kerja lokal.
11 Timbulnya  Pengadaan Tidak ada konflik  Melakukan sosialisasi kepada masyarakat Kecamatan Selama PT. Sarana Dinas Dinas

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 21
V - 22
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
konflik sosial tenaga sosial yang terjadi mengenai kegiatan konstruksi yang akan CikandeAmbon, kegiatan pada Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
sebagai kerja di masyarakat dilaksanakan sehingga masyarakat paham Tarikkolot, tahap Kelola Hidup Hidup
akumulasi  Penggalian setempat tentang dan siap dengan kegiatan yang akan Dystar, Kawasan konstruksi Kabupaten Kabupaten
dari dampak dan kegiatan dilakukan khususnya mengenai Pancatama yang Serangdan Serang,
yang pemasangankonstruksi yang pembangunan pipa JDU tersebar di Camat dan Dinas
ditimbulkan pipa JDU dilakukan  Melakukan pengelolaan terhadap dampak wilayah Kepala Desa/ Tenaga
dari kegiatan bangkitan lalulintas dan kerusakan jalan Kabupaten kelurahan Kerja
konstruksi pada saat pembangunan pipa JDU agar Serang yang setempat, Kab.Serang,
tidak mengganggu pengguna jalan serta dilewati jalur Dinas Tenaga Dinas
tidak timbul debu lokal pada saat cuaca pembangunan Kerja Perhubung-
panas serta lumpur pada saat hujan pipa JDU Kab.Serang, an Kab.
 Melakukan pengelolaan terhadap sepanjang Dinas Serang
pengadaan tenaga kerja agar penduduk 81.877 m Perhubungan
yang dilewati jalur pipa JDU dapat Kab. Serang
merasakan manfaat langsung dari proyek
 Kebutuhan tenaga kerja yang diserap 50%
dari masyarakat sekitar,sesuai dengan
qualifikasi yang dibutuhkan.

12 Timbulnya Penerimaan Tidak ada konflik  Mengumumkan secara terbuka rencana Kecamatan Selama PT. Sarana Dinas Dinas
konflik sosial tenaga kerja sosial yang terjadi penerimaan tenaga kerja, jumlah tenaga CikandeAmbon, kegiatan pada Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
sebagai Penggalian di masyarakat kerja, jenis kualifikasi dan persyaratan Tarikkolot, tahap Kelola Hidup Hidup
akumulasi dan setempat tentang lainnya. Dystar, Kawasan konstruksi Kabupaten Kabupaten
dari dampak pemasangan kegiatan  Memberikan prioritas penerimaan Pancatama yang Serangdan Serang,
yang Pipa JDU konstruksi yang tersebar di Camat dan Dinas
tenaga kerja unskilled kepada
ditimbulkan dilakukan wilayah Kepala Desa/ Tenaga
masyarakat yang terkena dampak,
dari kegiatan Kabupaten kelurahan Kerja
tenaga kerja lokal di daerah tapak
konstruksi Serang yang setempat, Kab.Serang,
proyek kemudian daerah sekitarnya

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 22
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

 Melakukan sosialisasi kepada dilewati jalur Dinas Tenaga Dinas


masyarakat mengenai kegiatan pembangunan Kerja Perhubung-
konstruksi yang akan dilaksanakan pipa JDU Kab.Serang, an Kab.
sehingga masyarakat paham dan siap sepanjang Dinas Serang
dengan kegiatan yang akan dilakukan 81.877 m Perhubungan
khususnya mengenai pembangunan pipa Kab. Serang
JDU
 Melakukan pengelolaan terhadap
dampak bangkitan lalulintas dan
kerusakan jalan pada saat pembangunan
pipa JDU agar tidak mengganggu
pengguna jalan serta tidak timbul debu
lokal pada saat cuaca panas serta
lumpur pada saat hujan
 Melakukan pengelolaan terhadap
pengadaan tenaga kerja agar penduduk
yang dilewati jalur pipa JDU dapat
merasakan manfaat langsung dari
proyek
13 Gangguan pematangan Tidak ada  Melakukan pengelolaan terhadap area 1 tahun PT. Sarana Dinas Dinas
Kesehatan lahan pengaduan dari dampak penurunan kualitas udara saat pembangunan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
Lingkungan masyarakat kegiatan pematangan Lahan dan pipa JDU Kelola Hidup Hidup
sebagai penggalian mengenai pembangunan pipa JDU agar tidak Kabupaten Kabupaten
dampak dan pajanan debu dan timbul peningkatan debu lokal yang Serangdan Serang
turunan dari pemasangan kebisingan yang bersumber dari kegiatan tersebut. Dinas
penurunan pipa JDU ditimbulkan dari  Menyimpan tanah galian di pinggir Kesehatan
kualitas udara lokasi kegiatan Kab. Serang
jalan dan menutupnya dengan plastik
dan
agar tidak tercecer dan terbang
peningkatan
Tidak ada sehingga tidak menimbulkan debu
kebisingan
pada saat cuaca panas dan lumpur

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 23
V - 24
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
pengaduan pada saat terkena air hujan.
masyarakat  Segera melakukan penimbunan pipa
berkurangnya JDU dengan tanah hasil galian agar
sumber air bersih tanah galian yang disimpan tidak
menimbulkan debu dan lumpur.
 Pemadatan menggunakan alat
Tidak ada
kompactor agar kepadatan tanah
pengaduan
seperti semula, sehingga tidak
masyarakat
menimbulkan debu pada saat cuaca
mengenai
panas dan TSS pada saat terkena air
kekeruhan badan
hujan.
air yang
 Memperpendek setiap segmen
ditimbulkan dari
lokasi kegiatan pembangunan pipa JDU agar tanah
hasil galian yang disimpan tidak
menimbulkan debu pada saat cuaca
Tidak terjadi panas dan TSS pada saat terkena air
genangan hujan.
air/banjir  Segera mengangkat tanah hasil galian
Tidak ada yang tersisa agar tidak agar tidak
peningkatan tercecer dan terbang sehingga tidak
vektor menimbulkan debu pada saat cuaca
penyakit(lalat, panas dan lumpur pada saat terkena air
nyamuk,tikus hujan.
dsb)  Melakukan pengelolaan terhadap
dampak kebisingan saat kegiatan
tidak bertambah pematangan Lahan dan pembangunan
penyakit seperti pipa JDU agar tidak timbul
ISPA, DBD, peningkatan kebisingan yang

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 24
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
diare akut bersumber dari penggunaan alat – alat
berat.
 Melakukan perawatan berkala pada
mesin-mesin konstruksi.
 Kegiatan dilakukan siang hari, apabila
mengharuskan sampai malam hari
maka perlu pemberitahuan terlebih
dahulu kepada masyarakat setempat
 Penjadwalan penggunaan alat berat

Tindakan darurat :
Menghentikan sementara kegiatan dan
segera melakukan perbaikan kinerja sarana
dan prasarana lingkungan.
14 Peningkatan pematangan Tidak ada 4. Melakukan pengelolaan dampak area 1 tahun PT. Sarana Dinas Dinas
Morbiditas lahan peningkatan gangguan kesehatan lingkungan pembangunan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
(Angka penyakit yang khususnya penurunan kualitas udara pipa JDU Kelola Hidup Hidup
Kesakitan) penggalian disebabkan oleh akibat Pematangan Lahan dan Kabupaten Kabupaten
sebagai dan kegiatan pembangunan pipa JDU agar tidak Serangdan Serang
dampak pemasangan pematangan terjadi peningkatan gangguan kesehatan Dinas
turunan dari pipa JDU lahan (gangguan pada masyarakat sekitar. Kesehatan
gangguan pernafasan, Kab. Serang
5. Memberikan masker pada masyarakat
kesehatan ISPA, gangguan jika diperlukan.
lingkungan pendengaran,
6. Melakukan pengelolaan dampak
diare, DBD,
kesehatan lingkungan khususnya
Chikungunya,
kebisingan akibat Pematangan Lahan
dll)
dan pembangunan pipa JDU agar tidak
terjadi peningkatan gangguan kesehatan
pada masyarakat sekitar.

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 25
V - 26
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
7. Melakukan penyuluhan terkait penyakit-
penyakit yang akan timbul akibat proyek
seperti ISPA.

Tindakan darurat :
Menghentikan sementara kegiatan dan
segera melakukan perbaikan kinerja sarana
dan prasarana lingkungan.
III TAHAP OPERASI
1. Terjdinya Pengambilan Tercukupinya DAS Sungai Selama PT. Sarana Dinas Dinas
penurunan air Sungai kebutuhan
 Melakukan pengaturan pengambilan air Ciujung pengoperasian Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
Debit Sungai Ciujung untuk penggunaan air di dari Sungai Ciujung pada saat musim IPAM Kelola Hidup Hidup
Ciujung air baku yang bagian hilir kemarau agar kebutuhan air di bagian hilir Kabupaten Kabupaten
akan diolah di khususnya untuk untuk irigasi dan industri tidak terganggu Serangdan Serang
IPAM kebutuhan irigasi walaupun berdasarkan SIPA yang Dinas
(pengoperasian dan industri. diterbitkan masih sesuai debit air yang Pengairan Kab.
IPAM) diijinkan, yaitu melalui koordinasi dengan Serang
pihak terkait

 Melakukan pendataan kebutuhan air untuk


irigasi dan industri secara akurat dan selalu
diperbaharui setiap 2 tahun agar
pengaturan air pada saat musim kemarau
dapat dilakukan secara oPTimum, yaitu

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 26
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

sumber air baku bagi Pemrakarsa (PT.


SCTK), dapat terpenuhi, juga kepentingan
irigasi dan industri dapat terpenuhi.
 pengambilan air dengan water meter dan
melalui koordinasi dengan instansi terkait

2. Penurunan Kegiatan Konsentrasi TSS,  Mengoptimalkan kinerja IPAM dan tidak Lokasi IPAM Pengelolaan PT. Sarana Dinas Dinas
kualitas air pengoperasian BOD, COD, membuang lumpur sisa pengolahan air ke Lumpur pada Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
permukaan IPAM Sulfida, TDS, dalam badan air penerima. IPAM akan Kelola Hidup Hidup
akibat Nitrat, Nitrit, dan  Mengeringkan dan menyimpan lumpur berlangsung Kabupaten Kabupaten
meningkatnya Amoniak yang yang dihasilkan IPAM di tempat yang terus menerus Serang Serang
TSS, BOD, dihasilkan tidak diberi landasan beton agar tidak merembes selama
COD, Sulfida, melebihi baku ke sistem air tanah, serta ditutupi dengan pengoprasian
TDS, Nitrat, mutu atap agar tidak terkena air hujan. IPAM.
Nitrit, dan
Amoniak
3. Terganggunya Kegiatan meminimalisir  Melakukan pengelolaan terhadap dampak Lokasi IPAM Pengelolaan PT. Sarana Dinas Dinas
biota air pengoperasian gangguan terhadap penurunan kualitas air agar penurunan Lumpur pada Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
sebagai IPAM biota air kualitas air tidak terjadi sehingga IPAM akan Kelola Hidup Hidup
dampak gangguan terhadap biota air menjadi berlangsung Kabupaten Kabupaten
turunan dari minimal terus menerus Serang Serang
penurunan selama
kualitas air pengoprasian
akibat air IPAM.
limbah
lumpur dari
kegiatan
pengoprasian

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 27
V - 28
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
IPAM
B. Dampak Lingkungan Lainnya yang Dikelola

1 Peningkatan Kegiatan Intensitas  Melakukan perawatan berkala pada Sepanjang jalur Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
kebisingan mobilisasi alat kebisingan yang mesin-mesin konstruksi. mobilisasi alat pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
yang berat dan ditimbulkan tidak  Kegiatan dilakukan siang hari, apabila kegiatan Kelola Hidup Hidup
ditimbulkan material melebihi baku mengharuskan sampai malam hari maka konstruksi Kabupaten Kabupaten
dari konstruksi mutu berdasarkan perlu pemberitahuan terlebih dahulu dilakukan Serangdan Serang
kendaraan dan Kepmen kepada masyarakat setempat Dinas
alat-alat yang Lingkungan Hidup  Penjadwalan penggunaan alat berat Kesehatan
digunakan No. 48 Tahun Kab. Serang
pada kegiatan 1996, yaitu untuk
lingkungan
pemukiman
sebesar 55 dBA,
lingkungan jalan
& industri 70 dBA
serta lingkungan
perdagangan dan
jasa 70 dBA

2 Terjadinya Pematangan Tidak terjadi  Membuat lubang resapan biopori di Di area Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
erosi dan lahan peningkatan laju sekitar bangunan IPAM. pematangan pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
sedimentasi erosi dan tidak  Mengalirkan air larian ke dalam saluran lahan kegiatan Kelola Hidup Hidup
terjadi sedimentasi drainase. pematangan Kabupaten Kabupaten
di badan air lahan dilakukan Serangdan Serang
penerima (sungai)  Melokalisir air larian dengan pembuatan Dinas
saluran air darurat di sekeliling lokasi Kesehatan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 28
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
lahan yang dimatangkan dan dihubungkan Kab. Serang
dengan kolam-kolam
pengendapan/sedimentasi (retention pond)
dengan dimensi 1,5 x 1 x 1m yang
diletakan di ujung saluran. Lumpur yang
tertampung secara rutin diangkat untuk
menjaga pendangkalan kolam
pengendapan agar kinerjanya tetap
berfungsi.
 Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU
agar tidak ada cecerah tanah yang masuk
kedalam saluran drainase.

3 Terjadinya Pembangunan Tidak terjadi  Membuat lubang resapan biopori di Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
erosi dan IPAM peningkatan laju sekitar bangunan IPAM. terutama area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
sedimentasi erosi dan tidak  Mengalirkan air larian ke dalam saluran pembangan kegiatan Kelola Hidup Hidup
terjadi sedimentasi drainase. IPAM pematangan Kabupaten Kabupaten
di badan air lahan dilakukan Serangdan Serang
penerima (sungai)  Melokalisir air larian dengan pembuatan Dinas
saluran air darurat di sekeliling lokasi Kesehatan
lahan yang dimatangkan dan dihubungkan Kab. Serang
dengan kolam-kolam
pengendapan/sedimentasi (retention pond)
dengan dimensi 1,5 x 1 x 1m yang
diletakan di ujung saluran. Lumpur yang
tertampung secara rutin diangkat untuk
menjaga pendangkalan kolam
pengendapan agar kinerjanya tetap
berfungsi.
 Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 29
V - 30
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
agar tidak ada cecerah tanah yang masuk
kedalam saluran drainase.
4 Peningkatan Pematangan Tidak terjadi  Membuat lubang resapan biopori di Di tapak proyek pada saat PT. Sarana Dinas Dinas
air larian (run lahan limpasan air hujan sekitar bangunan IPAM. terutama di area kegiatan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
off dari lokasi  Mengalirkan air larian ke dalam saluran bangunan IPAM konstruksi Kelola Hidup Hidup
kegiatan yang drainase. dilakukan. Kabupaten Kabupaten
dapat pembuatan Serangdan Serang
mengakibatkan  Melokalisir air larian dengan pembuatan Dinas
saluran air darurat di sekeliling lokasi lubang resapan
erosi dan longsor biopori Kesehatan
di sekitarnya pada lahan yang dimatangkan dan dihubungkan Kab. Serang
dengan kolam-kolam dilakukan pada
saat hujan saat kegiatan
pengendapan/sedimentasi (retention pond)
dengan dimensi 1,5 x 1 x 1m yang konstruksi
diletakan di ujung saluran. Lumpur yang dimulai
tertampung secara rutin diangkat untuk
menjaga pendangkalan kolam
pengendapan agar kinerjanya tetap
berfungsi.
 Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU
agar tidak ada cecerah tanah yang masuk
kedalam saluran drainase.
5 Peningkatan Pembangunan Tidak terjadi  Membuat lubang resapan biopori di Di tapak proyek pada saat PT. Sarana Dinas Dinas
air larian (run IPAM limpasan air hujan sekitar bangunan IPAM. terutama di area kegiatan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
off dari lokasi  Mengalirkan air larian ke dalam saluran bangunan IPAM konstruksi Kelola Hidup Hidup
kegiatan yang drainase. dilakukan. Kabupaten Kabupaten
dapat pembuatan Serangdan Serang
mengakibatkan  Melokalisir air larian dengan pembuatan Dinas
saluran air darurat di sekeliling lokasi lubang resapan
erosi dan longsor biopori Kesehatan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 30
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
di sekitarnya pada lahan yang dimatangkan dan dihubungkan dilakukan pada Kab. Serang
saat hujan dengan kolam-kolam saat kegiatan
pengendapan/sedimentasi (retention pond) konstruksi
dengan dimensi 1,5 x 1 x 1m yang dimulai
diletakan di ujung saluran. Lumpur yang
tertampung secara rutin diangkat untuk
menjaga pendangkalan kolam
pengendapan agar kinerjanya tetap
berfungsi.
 Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU
agar tidak ada cecerah tanah yang masuk
kedalam saluran drainase.
6 Penurunan Pematangan Tidak terjadi Melokalisir air larian dengan pembuatan Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
kualitas air lahan penambahan kadar saluran air darurat di sekeliling lokasi lahan terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
akibat TSS di badan air yang dimatangkan dan dihubungkan dengan bangunan kegiatan Kelola Hidup Hidup
meningkatnya penerima yang kolam-kolam pengendapan/sedimentasi IPAM , saluran pembangunan Kabupaten Kabupaten
TSS berasal dari lokasi (retention pond) dengan dimensi 1,5 x 1 x air darurat dan IPAM dan Serangdan Serang
kegiatan 1m yang diletakan di ujung saluran. Lumpur kolam Pemasangan Dinas
yang tertampung secara rutin diangkat untuk pengendap pipa JDU. Kesehatan
menjaga pendangkalan kolam pengendapan Kab. Serang
agar kinerjanya tetap berfungsi.
Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU
agar tidak ada cecerah tanah yang masuk
kedalam saluran drainase.

7 Penurunan Pembangunan Tidak terjadi Melokalisir air larian dengan pembuatan Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
kualitas air IPAM penambahan kadar saluran air darurat di sekeliling lokasi lahan terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
akibat TSS di badan air yang dimatangkan dan dihubungkan dengan bangunan kegiatan Kelola Hidup Hidup
meningkatnya penerima yang kolam-kolam pengendapan/sedimentasi IPAM , saluran pembangunan Kabupaten Kabupaten
TSS berasal dari lokasi (retention pond) dengan dimensi 1,5 x 1 x air darurat dan IPAM dan Serangdan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 31
V - 32
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
kegiatan 1m yang diletakan di ujung saluran. Lumpur kolam Pemasangan Dinas Serang
yang tertampung secara rutin diangkat untuk pengendap pipa JDU. Kesehatan
menjaga pendangkalan kolam pengendapan Kab. Serang
agar kinerjanya tetap berfungsi.
Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU
agar tidak ada cecerah tanah yang masuk
kedalam saluran drainase.
8 Penurunan Pemasangan Tidak terjadi Melokalisir air larian dengan pembuatan Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
kualitas air Pipa JDU penambahan kadar saluran air darurat di sekeliling lokasi lahan terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
akibat TSS di badan air yang dimatangkan dan dihubungkan dengan bangunan pipa kegiatan Kelola Hidup Hidup
meningkatnya penerima yang kolam-kolam pengendapan/sedimentasi JDU , saluran air pembangunan Kabupaten Kabupaten
TSS berasal dari lokasi (retention pond) dengan dimensi 1,5 x 1 x darurat dan IPAM dan Serangdan Serang
kegiatan 1m yang diletakan di ujung saluran. Lumpur kolam Pemasangan Dinas
yang tertampung secara rutin diangkat untuk pengendap pipa JDU. Kesehatan
menjaga pendangkalan kolam pengendapan Kab. Serang
agar kinerjanya tetap berfungsi.
Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU
agar tidak ada cecerah tanah yang masuk
kedalam saluran drainase.
9 Terganggunya Kegiatan Tidak terjadi Melokalisir air larian dengan pembuatan Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
biota air pematangan penambahan kadar saluran air darurat di sekeliling lokasi lahan terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
sebagai lahan TSS di badan air yang dimatangkan dan dihubungkan dengan bangunan kegiatan Kelola Hidup Hidup
dampak penerima (saluran kolam-kolam pengendapan/sedimentasi IPAM , saluran pembangunan Kabupaten Kabupaten
turunan dari irigasi) yang (retention pond) dengan dimensi 1,5 x 1 x air darurat dan IPAM dan Serangdan Serang
penurunan berasal dari lokasi 1m yang diletakan di ujung saluran. Lumpur kolam Pemasangan Dinas
kualitas air kegiatan yang tertampung secara rutin diangkat untuk pengendap pipa JDU. Kesehatan
akibat menjaga pendangkalan kolam pengendapan Kab. Serang
peningkatan agar kinerjanya tetap berfungsi.
TSS Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU agar

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 32
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
tidak ada cecerah tanah

10 Terganggunya Kegiatan Tidak terjadi Melokalisir air larian dengan pembuatan Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
biota air Pembangunan penambahan kadar saluran air darurat di sekeliling lokasi lahan terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
sebagai IPAM TSS di badan air yang dimatangkan dan dihubungkan dengan bangunan kegiatan Kelola Hidup Hidup
dampak penerima (saluran kolam-kolam pengendapan/sedimentasi IPAM , saluran pembangunan Kabupaten Kabupaten
turunan dari irigasi) yang (retention pond) dengan dimensi 1,5 x 1 x air darurat dan IPAM dan Serangdan Serang
penurunan berasal dari lokasi 1m yang diletakan di ujung saluran. Lumpur kolam Pemasangan Dinas
kualitas air kegiatan yang tertampung secara rutin diangkat untuk pengendap pipa JDU. Kesehatan
akibat menjaga pendangkalan kolam pengendapan Kab. Serang
peningkatan agar kinerjanya tetap berfungsi.
TSS Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU agar
tidak ada cecerah tanah
11 Terganggunya Pemasangan Tidak terjadi Melokalisir air larian dengan pembuatan Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
biota air Pipa JDU penambahan kadar saluran air darurat di sekeliling lokasi lahan terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
sebagai TSS di badan air yang dimatangkan dan dihubungkan dengan pembangunan kegiatan Kelola Hidup Hidup
dampak penerima (saluran kolam-kolam pengendapan/sedimentasi pipa JDU , pembangunan Kabupaten Kabupaten
turunan dari irigasi) yang (retention pond) dengan dimensi 1,5 x 1 x saluran air IPAM dan Serangdan Serang
penurunan berasal dari lokasi 1m yang diletakan di ujung saluran. Lumpur darurat dan Pemasangan Dinas
kualitas air kegiatan yang tertampung secara rutin diangkat untuk kolam pipa JDU. Kesehatan
akibat menjaga pendangkalan kolam pengendapan pengendap Kab. Serang
peningkatan agar kinerjanya tetap berfungsi.
TSS Pembuatan Turab disepanjang jalur JDU agar
tidak ada cecerah tanah
12 Gangguan Pematangan Tidak ada  Melakukan pengelolaan terhadap Area 1 tahun PT. Sarana Dinas Dinas
Kesehatan Lahan pengaduan dari dampak penurunan kualitas udara saat pematangan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
Lingkungan masyarakat kegiatan pematangan Lahan dan lahan Kelola Hidup Hidup
sebagai mengenai pembangunan pipa JDU agar tidak Kabupaten Kabupaten
dampak pajanan debu dan timbul peningkatan debu lokal yang Serangdan Serang
turunan dari kebisingan yang bersumber dari kegiatan tersebut. Dinas
penurunan ditimbulkan dari Kesehatan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 33
V - 34
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
kualitas udara lokasi kegiatan  Melakukan pengelolaan terhadap Kab. Serang
dan dampak kebisingan saat kegiatan
peningkatan pematangan Lahan dan pembangunan
kebisingan Tidak ada
pengaduan pipa JDU agar tidak timbul peningkatan
masyarakat kebisingan yang bersumber dari
berkurangnya penggunaan lat-alat berat.
sumber air bersih
Tidak ada Tindakan darurat :
pengaduan Menghentikan sementara kegiatan dan
masyarakat segera melakukan perbaikan kinerja sarana
mengenai dan prasarana lingkungan.
kekeruhan badan
air yang
ditimbulkan dari
lokasi kegiatan

Tidak terjadi
genangan
air/banjir
Tidak ada
peningkatan
vektor
penyakit(lalat,
nyamuk,tikus
dsb)
13 Peningkatan Pematangan Tidak ada 8. Melakukan pengelolaan dampak Area 1 tahun PT. Sarana Dinas Dinas
Morbiditas Lahan peningkatan gangguan kesehatan lingkungan pematangan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 34
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
(Angka penyakit yang khususnya penurunan kualitas udara lahan Kelola Hidup Hidup
Kesakitan) disebabkan oleh akibat Pematangan Lahan dan Kabupaten Kabupaten
sebagai kegiatan pembangunan pipa JDU agar tidak Serang dan Serang
dampak pematangan terjadi peningkatan gangguan kesehatan Dinas
turunan dari lahan (gangguan pada masyarakat sekitar. Kesehatan
gangguan pernafasan, Kab. Serang
9. Memberikan masker pada masyarakat
kesehatan ISPA, gangguan jika diperlukan.
lingkungan pendengaran,
10. Melakukan pengelolaan dampak
diare, DBD,
kesehatan lingkungan khususnya
Chikungunya,
kebisingan akibat Pematangan Lahan
dll)
dan pembangunan pipa JDU agar tidak
terjadi peningkatan gangguan kesehatan
pada masyarakat sekitar.
Tindakan darurat :
Menghentikan sementara kegiatan dan
segera melakukan perbaikan kinerja sarana
dan prasarana lingkungan.
B. Dampak Lingkungan Lainnya yang Dikelola
1. Timbulan Kegiatan Tidak terjadi  Menyediakan tempat penampungan sampah Area PT. SCTK Penyedian tempat PT. Sarana Dinas Dinas
limbah/ sampah konstruksi dan penumpukan sementara (TPSS) yang memadai dan sampah dilakukan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
domestik yang operasional PT. sampah di area PT. dibedakan antara sampah organik, anorganik sebelum Kelola Hidup Hidup
dihasilkan dari SCTK SCTK serta limbah B3 pengoperasian Kabupaten Kabupaten
kegiatan - Sampah anorganik dikumpulkan dan dijual PT. SCTK,
operasional PT. pengangkutan ke
Serang dan Serang
- Sampah organik dibuat kompos
SCTK tempat daur ulang Dinas
- Sampah terkategori Limbah B3
dikumpulkan di TPS B3 sebelum satu minggu Kesehatan
diserahkan ke pihak ketiga yang telah sekali selama PT. Kab. Serang
memiliki izin Kementerian Lingkungan SCTK lainnya
Hidup beroperasi.
- Residu sampah dikumpulkan di TPS

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 35
V - 36
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
kemudian dibuang ke TPA
 Limbah sisa konstruksi seperti sisa adukan
semen diamanfaatkan sebagai urugan jalan;
paku, kawat, dan potongan besi dikumpulkan
dan diserahkan kepada pihak ke-3 (perusahaan
pengumpul)

Tindakan darurat :
Upaya untuk menangani dan menanggulangi
keadaan darurat (sampah tidak terangkut /
menumpuk) adalah dengan melakukan
pengangkutan langsung sampah ke TPA
2. Timbulan Kegiatan Tidak terjadi  Pembuatan TPS limbah B3 yang tertutup dan Area PT. SCTK Penyedian TPS PT. Sarana Dinas Dinas
limbah B3 yang operasional PT. penumpukan limbah kedap air di area PT. SCTK limbah B3 Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
dihasilkan dari: SCTK B3 di area PT.  Menyediakan penampungan sementara limbah dilakukan Kelola Hidup Hidup
- Aktivitas SCTK medis yang tertutup rapat (kontainer terbuat sebelum
Kabupaten Kabupaten
operasional dari stainless steel atau Polivinil chloride) pengoperasian
PT. SCTK,
Serang dan Serang
PT. SCTK dengan dimensi 20 x 20 x 20 cm. Dinas
penyerahan
berupa  Limbah B3 yang terkumpul diserahkan kepada kepada pihak Kesehatan
baterai
pihak ketiga yang telah memiliki izin dari ketiga 3 bulan Kab. Serang
bekas, neon
Kementerian Lingkungan Hidup sekali selama PT.
bekas, dan
lain-lain SCTK beroperasi.

14 pengotoran pematangan tidak adanya 1. Menempatakan tanah galian dilokasi area galian tanah saat penggalian PT. Sarana Dinas Dinas
jalan lahan tumpukan tanah stok yard terdekat dengan lokasi tanah Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
galian penggalian. Kelola Hidup Hidup
tidak ada ceceran 2. Mengangkut tanah galian dengan Kabupaten Kabupaten
tanah yang karung agar tidak ada ceceran di jalan. Serang Serang
mengotori jalan 3. Periode pengangkutan tanah galian

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 36
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Indikator Institusi Pengelolaan Lingkungan


Sumber Lokasi Periode
No. Lingkungan Keberhasilan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan
Dikelola
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
dilakukan sesaat setelah penggalian,
untuk menghindari penumpukan
dijalan.
4. Membersihan tanah galian yang
terbuang dijalan
Keterangan:
*Bentuk pengelolaan relatif sama dengan RKL-RPL sebelumnya
**Bentuk pengelolaan mengalami modifikasi dari RKL-RPL sebelumnya

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 37
V - 38
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Gambar 5. 1. Peta Pengelolaan Tahap Pra Konstruksi

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 38
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Gambar 5. 2. Peta Pengelolaan Tahap Konstruksi

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 39
V - 40
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Gambar 5. 3. Peta Pengelolaan Tahap Operasi

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 40
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

5.3. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) yang akan diimplementasikan yaitu


komponen/parameter lingkungan hidup yang didasarkan hasil kajian dalam Adendum
Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) yang diperkirakan akan terkena
dampak penting rencana pengembangan pembangunan SPAM Kabupaten Serang Bagian
Timur. Untuk memudahkan pencapaian tujuan dalam pemantauan lingkungan hidup
berbagai dampak penting yang diprakirakan akan terjadi, maka uraian rencana pemantauan
lingkungan hidup ini meliputi:

a) Dampak Lingkungan yang Dipantau


1) Jenis Dampak yang Terjadi
2) Indikator/parameter yang Dipantau
3) Sumber Dampak
b) Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
1) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
2) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
3) Waktu dan Frekuensi Pemantauan
c) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
1) Pelaksana pemantauan lingkungan hidup,
2) Pengawas pemantauan lingkungan hidup,
3) Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 41
BAB V RKL – RPL
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Tabel 5. 3. Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Eksisting (AMDAL 2016)

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
A. Dampak Penting yang Dipantau (Hasil Arahan pada ANDAL)
II. TAHAP OPERASI
1. Terjadinya penurunan Jumlah debit air Pengambilan air Pengukuran debit Intake (sebelum Dilakukan satu PT. Sarana Dinas Dinas
Debit Sungai Ciujung Sungai Ciujung yang Sungai Ciujung menggunakan current prasedimentasi kali pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
diambil dan debit air untuk air baku meter. dan Sungai musim Kelola Hidup Hidup
Sungai Ciiujung yang akan diolah di Kemudian data hasil Ciujung bagian kemarau Kabupaten Kabupaten
bagian hilir IPAM perhitungan dibandingkan hilir setelah intake selama Serang dan Serang,
(pengoperasian dengan data periode prasedimentasi kegiatan Dinas
IPAM) sebelumnya operasi Pengairan
Kab Serang

2. Penurunan kualitas air Konsentrasi TSS, Kegiatan Pengambilan sampel air dan Di badan air Dilakukan PT. Sarana Dinas Dinas
permukaan akibat BOD, COD, Sulfida, pengoperasian kemudian dianalisis di penerima (Sungai setiap enam Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
meningkatnya TSS, TDS, Nitrat, Nitrit, IPAM Laboratorium Lingkungan Ciujung) sebelum bulan selama Kelola Hidup Hidup
BOD, COD, Sulfida , dan Amoniak yang terakreditasi KAN dan dan setelah lokasi kegiatan Kabupaten Kabupaten
TDS, Nitrat, Nitrit, dan KLH. effluent IPAM operasional Serang Serang,
Amoniak Hasil analisis laboratorium IPAM
kemudian dibandingkan berlangsung
dengan Peraturan
Pemerintah Republik
Indonesia

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 42
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
3. Terganggunya biota air Indeks Kegiatan Dilakukan dengan Di badan air Dilakukan PT. Sarana Dinas Dinas
sebagai dampak keanekaragaman pengoperasian pengambilan sampel penerima (Sungai setiap enam Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
turunan dari penurunan Plankton dan IPAM plankton dengan Ciujung) sebelum bulan selama Kelola Hidup Hidup
kualitas air akibat air Benthos menggunakan Plankton Net dan setelah lokasi kegiatan Kabupaten Kabupaten
limbah lumpur dari #25 sebanyak 40 liter dan effluent IPAM operasional Serang Serang,
kegiatan pengoprasian diawetkan dengan formalin IPAM
IPAM 4%. Sementara sampling berlangsung.
benthos dilakukan dengan
pengambilan lumpur
dengan menggunakan jala
surber. Sampling plankton
dan benthos selanjutnya
dianalisis di laboratorium.
Data yang didapat,
kemudian dianalisis melalui
perhitungan menggunakan
Indeks Diversitas Shannon-
Wiener (H’) dan Indeks
Dominansi Simpson (D) dan
dibandingkan dengan data
sebelumnya

B Dampak Lingkungan Lainnya yang Dipantau


1 Peningkatan kebisingan Intensitas kebisingan Kegiatan Pengukuran langsung Area/lahan yang Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
yang ditimbulkan dari yang ditimbulkan mobilisasi alat dengan alat sound level stock yard dan pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 43
BAB V RKL – RPL
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
kendaraan dan alat-alat tidak melebihi baku berat dan material meter. pembangunan kegiatan Kelola Hidup Hidup
yang digunakan pada mutu berdasarkan konstruksi, IPAM konstruksi Kabupaten Kabupaten
kegiatan Kepmen Lingkungan kegiatan dilakukan Serang dan Serang,
Hidup No. 48 Tahun pematangan lahan Dinas
1996, yaitu untuk serta pembangunan Kesehatan
lingkungan bangunan utama Kab Serang
pemukiman sebesar dan penunjang
55 dBA, lingkungan
jalan & industri 70
dBA serta
lingkungan
perdagangan dan jasa
70 dBA

2 Terjadinya erosi dan Tidak terjadi Pemataangan lahan Pengamatan langsung laju Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
sedimentasi peningkatan laju erosi serta sedimentasi di terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
erosi dan tidak badan air penerima, pematangan lahan kegiatan Kelola Hidup Hidup
terjadi sedimentasi di hasilnya dibandingkan pembangunan Kabupaten Kabupaten
badan air penerima dengan informasi rona IPAM Serang dan Serang,
(sungai) lingkungan awal Dinas
Kesehatan
Kab Serang
3 Terjadinya erosi dan Tidak terjadi Pembangunan Pengamatan langsung laju Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
sedimentasi peningkatan laju IPAM erosi serta sedimentasi di pembangunan pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
erosi dan tidak badan air penerima, IPAM kegiatan Kelola Hidup Hidup
terjadi sedimentasi di hasilnya dibandingkan pembangunan Kabupaten Kabupaten

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 44
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
badan air penerima dengan informasi rona IPAM Serang dan Serang,
(sungai) lingkungan awal Dinas
Kesehatan
Kab Serang
4 Peningkatan air larian Tidak terjadi Pematangan lahan Pengamatan langsung debit Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
(run off limpasan air hujan air larian pada saat hujan, terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
dari lokasi kegiatan hasilnya dibandingkan pematangan lahan kegiatan Kelola Hidup Hidup
yang dapat dengan informasi rona pembangunan Kabupaten Kabupaten
mengakibatkan erosi lingkungan awal IPAM dan Serangdan Serang,
dan longsor di pemasangan Dinas
sekitarnya pada saat pipa JDU Kesehatan
hujan Kab Serang
5 Peningkatan air larian Tidak terjadi Pembangunan Pengamatan langsung debit Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
(run off limpasan air hujan IPAM air larian pada saat hujan, terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
dari lokasi kegiatan hasilnya dibandingkan bangunan IPAM kegiatan Kelola Hidup Hidup
yang dapat dengan informasi rona pembangunan Kabupaten Kabupaten
mengakibatkan erosi lingkungan awal IPAM dan Serang dan Serang,
dan longsor di pemasangan Dinas
sekitarnya pada saat pipa JDU Kesehatan
hujan Kab Serang
6 Penurunan kualitas air Tidak terjadi pematangan lahan Pengumpulan data Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
akibat meningkatnya penambahan kadar dilakukan dengan cara terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
TSS TSS di badan air pengambilan sampel air dan pematangan lahan kegiatan Kelola Hidup Hidup
penerima yang kemudian dianalisis di IPAM , saluran air pembangunan Kabupaten Kabupaten
berasal dari lokasi laboratorium yang darurat dan kolam IPAM Serang dan Serang,

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 45
BAB V RKL – RPL
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
kegiatan terakreditasi KAN. pengendap Dinas
Peraturan Pemerintah Kesehatan
Republik Indonesia No. 82 Kab Serang
Tahun 2001
7 Penurunan kualitas air Tidak terjadi Pembangunan Pengumpulan data Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
akibat meningkatnya penambahan kadar IPAM dilakukan dengan cara terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
TSS TSS di badan air pengambilan sampel air dan pembangunan kegiatan Kelola Hidup Hidup
penerima yang kemudian dianalisis di IPAM , saluran air pembangunan Kabupaten Kabupaten
berasal dari lokasi laboratorium yang darurat dan kolam IPAM Serangdan Serang,
kegiatan terakreditasi KAN. pengendap Dinas
Peraturan Pemerintah Kesehatan
Republik Indonesia No. 82 Kab Serang
Tahun 2001
8 Penurunan kualitas air Tidak terjadi Pemasangan pipa Pengumpulan data Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
akibat meningkatnya penambahan kadar JDU dilakukan dengan cara terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
TSS TSS di badan air pengambilan sampel air dan pemasangan pipa kegiatan Kelola Hidup Hidup
penerima yang kemudian dianalisis di JDU , saluran air pembangunan Kabupaten Kabupaten
berasal dari lokasi laboratorium yang darurat dan kolam pemasangan Serangdan Serang,
kegiatan terakreditasi KAN. pengendap pipa JDU Dinas
Peraturan Pemerintah Kesehatan
Republik Indonesia No. 82 Kab Serang
Tahun 2001
9 Terganggunya biota air Tidak terjadi Kegiatan Dilakukan dengan Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
sebagai dampak penambahan kadar pematangan lahan pengambilan sampel terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
turunan dari penurunan TSS di badan air plankton dengan pematangan lahan kegiatan Kelola Hidup Hidup
kualitas air akibat penerima (saluran menggunakan Plankton Net IPAM , saluran air pembangunan Kabupaten Kabupaten

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 46
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
peningkatan TSS irigasi) yang berasal #25 sebanyak 40 liter dan darurat dan kolam IPAM Serang dan Serang,
dari lokasi kegiatan diawetkan dengan formalin pengendap Dinas
4%. Sementara sampling Kesehatan
benthos dilakukan dengan Kab Serang
pengambilan lumpur
dengan menggunakan jala
surber. Sampling plankton
dan benthos selanjutnya
dianalisis di laboratorium.
Data yang didapat,
kemudian dianalisis melalui
perhitungan menggunakan
Indeks Diversitas Shannon-
Wiener (H’) dan Indeks
Dominansi Simpson (D) dan
dibandingkan dengan data
sebelumnya

10 Terganggunya biota air Tidak terjadi Kegiatan Dilakukan dengan Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
sebagai dampak penambahan kadar Pembangunan pengambilan sampel terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
turunan dari penurunan TSS di badan air IPAM plankton dengan pembangunan kegiatan Kelola Hidup Hidup
kualitas air akibat penerima (saluran menggunakan Plankton Net IPAM , saluran air pembangunan Kabupaten Kabupaten
peningkatan TSS irigasi) yang berasal #25 sebanyak 40 liter dan darurat dan kolam IPAM Serangdan Serang,
dari lokasi kegiatan diawetkan dengan formalin pengendap Dinas
4%. Sementara sampling Kesehatan
benthos dilakukan dengan Kab Serang

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 47
BAB V RKL – RPL
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
pengambilan lumpur
dengan menggunakan jala
surber. Sampling plankton
dan benthos selanjutnya
dianalisis di laboratorium.
Data yang didapat,
kemudian dianalisis melalui
perhitungan menggunakan
Indeks Diversitas Shannon-
Wiener (H’) dan Indeks
Dominansi Simpson (D) dan
dibandingkan dengan data
sebelumnya
11 Terganggunya biota air Tidak terjadi Kegiatan Dilakukan dengan Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
sebagai dampak penambahan kadar Pembangunan pengambilan sampel terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
turunan dari penurunan TSS di badan air Pemasangan Pipa plankton dengan wilayah kegiatan Kelola Hidup Hidup
kualitas air akibat penerima (saluran JDU menggunakan Plankton Net pemasangan pemasangan Kabupaten Kabupaten
peningkatan TSS irigasi) yang berasal #25 sebanyak 40 liter dan JDU , saluran air pipa JDU Serang dan Serang,
dari lokasi kegiatan diawetkan dengan formalin darurat dan kolam Dinas
4%. Sementara sampling pengendap Kesehatan
benthos dilakukan dengan Kab Serang
pengambilan lumpur
dengan menggunakan jala
surber. Sampling plankton
dan benthos selanjutnya
dianalisis di laboratorium.
Data yang didapat,

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 48
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
kemudian dianalisis melalui
perhitungan menggunakan
Indeks Diversitas Shannon-
Wiener (H’) dan Indeks
Dominansi Simpson (D) dan
dibandingkan dengan data
sebelumnya
12 Gangguan kesehatan 1. Kondisi kesehatan Kegiatan  Observasi lapangan Permukiman Satu kali pada PT. Sarana Dinas Dinas
lingkungan sebagai lingkungan di pematangan lahan  Wawancara dengan masyarakat yang pertengahan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
dampak turunan dari pemukiman penduduk di sekitar berbatasan kegiatan Kelola Hidup Hidup
penurunan kualitas sekitar lokasi lokasi kegiatan langsung dengan Kabupaten Kabupaten
udara, peningkatan kegiatan sebelum  Pengumpulan data lokasi kegiatan Serang dan Serang,
keisingan dan adanya kegiatan primer dengan serta Puskesmas Dinas
penurunan kualitas air kontruksi pengamatan langsung Kibin dan Kesehatan
2. Kecenderungan Binuang Kab. Serang
mengenai kondisi
timbulnya kasus kesehatan lingkungan di
yang disebabkan sekitar lokasi kegiatan
oleh limbah/
 Pengumpulan data
cemaran yang
sekunder mengenai
dihasilkan dari
kondisi kesehatan
kegiatan kontruksi
 lingkungan di sekitar
lokasi kegiatan
13 Peningkatan morbiditas  Tingkat Kegiatan  Observasi lapangan Permukiman Satu kali pada PT. Sarana Dinas Dinas
sebagai dampak morbiditas di pematangan lahan dengan wawancara masyarakat yang pertengahan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
turunan dari gangguan masyarakat terhadap penduduk berbatasan kegiatan Kelola Hidup Hidup
kesehatan lingkungan terdekat ke setempat langsung dengan Kabupaten Kabupaten

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 49
BAB V RKL – RPL
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
akibat peningkatan lokasi kegiatan  Pengumpulan data lokasi kegiatan Serang dan Serang,
debu dan kebisingan  Jumlah sekunder dari serta Puskesmas Dinas
serta penurunan penduduk yang puskesmas khususnya Kibin dan Kesehatan
kualitas air mengunjungi mengenai jenis Binuang Kab. Serang
puskesmas penyakit, kunjungan
sebelum dan pasien serta respon
pada saat masyarakat terhadap
kegiatan kegiatan mobilisasi alat
dilakukan berat dan material
Data dianalisis dengan
metode kuantitatif
kemudian dituangkan
dalam bentuk tabel.

Tabel 5. 4. Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) ADENDUM

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
A. Dampak Penting yang Dipantau (Hasil Arahan pada ANDAL)
I. TAHAP PRA KONSTRUKSI

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 50
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1. Timbulnya konflik Jumlah Pemasangan Pipa Pemantauan dilakukan Sepanjang jalur Satu kali pada PT. Sarana Dinas Dinas
sosial sebagai akibat pengaduan/protes JDU sepanjang dengan teknik wawancara pipa JDU sekitar awal Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
kompensasi tanaman dari masyarakat 81.877 m terhadap informan kunci 81.877 m konstruksi dan Kelola Hidup Hidup
dan kerusakan setempat tentang (key informan) yaitu satu kali pada Kabupaten Kabupaten
bangunan sebelum kerusakan tanaman pemuka dan tokoh pertengahan Serang dan Serang,
pembangunan pipa JDU dan bangunan yang masyarakat. konstruksi aparat desa
belum diberi Data kuantitatif kemudian setempat
kompensasi oleh dibandingkan dengan data
proyek sebelumnya

II. TAHAP KONSTRUKSI


1. Timbulnya bangkitan Kelancaran lalu Peningkatan Melakukan trafic counting. Sepanjang jalur Pada saat PT. Sarana Dinas Dinas
lalu lintas lintas volume kendaraan pipa JDU sekitar kegiatan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
Data hasil pengamatan
akibat mobilisasi 81.877 m konstruksi Kelola Hidup Hidup
digunakan untuk
alat berat dan menghitung V/C ratio pemasangan Kabupaten Kabupaten
material konstruksi (Loss), kemudian pipa JDU. Serangdan Serang,
pipa JDU, serta dibandingkan dengan data Dinas
penyempitan jala seblum kegiatan Perhubungan
akibat pembangunan pipa JDU Kab Serang
penyimpanan tanah
hasil galian dan
material pipa JDU
di pinggir jalan
2. Terjadinya kerusakan Kerusakan jalan Kerusakan jalan Pengamatan secara visual Sepanjang jalur Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
jalan akibat penggalian dan dilakukan dokumentasi pipa JDU sekitar pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 51
BAB V RKL – RPL
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
landasan pipa JDU (foto) sebelum dan pada 81.877 m, kegiatan Kelola Hidup Hidup
di sempadan jalan saat dilakukan konstruksi konstruksi Kabupaten Kabupaten
dan penyimpanan pipa JDU. Kemudian pemasangan Serangdan Serang,
tanah hasil galian hasilnya dibandingkan pipa JDU. Dinas
di pinggir jalan dengan data sebelum Perhubungan
konstruksi Kab Serang

3. Terbukanya Jumlah penduduk Pengadaan tenaga  Wawancara dengan Kecamatan Satu kali pada PT. Sarana Dinas Dinas
kesempatan kerja dan tempatan yang kerja konstruksi penduduk setempat CikandeAmbon, awal Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
berusaha. bekerja di proyek Tarikkolot, konstruksi Kelola Hidup Hidup
 Pengumpulan data
Dystar, Kawasan dan satu kali Kabupaten Kabupaten
pekerja tempatan dari
Pancatama yang pada Serang dan Serang,
Kontraktor pelaksana
dilewati jalur pertengahan Dinas
proyek
pembangunan konstruksi Tenaga Kerja
 Data tersebut ditabulasi pipa JDU Kab Serang
dan dibandingkan dengan sepanjang 81.877
jumlah tenaga kerja m
pendatang

4. Timbulnya konflik Jumlah/frekuensi Pembangunan Pemantauan dilakukan Kecamatan Satu kali pada PT. Sarana Dinas Dinas
sosial sebagai dampak konflik sosial di IPAM dengan teknik wawancara CikandeAmbon, awal Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
turunan dari bangkitan masyarakat setempat Pengadaan tenaga terhadap informan kunci Tarikkolot, konstruksi dan Kelola Hidup Hidup
lalulintas, kerusakan tentang kerusakan kerja dan (key informan) yaitu Dystar, Kawasan satu kali pada Kabupaten Kabupaten
jalan dan penerimaan tanaman dan aktivitasnya pemuka dan tokoh Pancatama yang pertengahan Serangdan Serang,
tenaga kerja bangunan yang Mobilisasi alat masyarakat. dilewati jalur konstruksi aparat desa
belum diberi berat dan material Data kuantitatif kemudian pembangunan setempat

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 52
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
kompensasi oleh Pemasangan Pipa dibandingkan dengan data pipa JDU
proyek JDU sebelumnya sepanjang 81.877
m

5 Gangguan kesehatan 1. Kondisi kesehatan Kegiatan  Observasi lapangan Permukiman Satu kali pada PT. Sarana Dinas Dinas
lingkungan sebagai lingkungan di pematangan dan  Wawancara dengan masyarakat yang pertengahan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
dampak turunan dari pemukiman pembangunan pipa penduduk di sekitar berbatasan kegiatan Kelola Hidup Hidup
penurunan kualitas sekitar lokasi JDU lokasi kegiatan langsung dengan Kabupaten Kabupaten
udara, peningkatan kegiatan sebelum  Pengumpulan data lokasi kegiatan Serang dan Serang
keisingan dan adanya kegiatan primer dengan serta Puskesmas Dinas
penurunan kualitas air kontruksi pengamatan langsung Kecamatan Kesehatan
2. Kecenderungan CikandeAmbon, Kab. Serang
mengenai kondisi
timbulnya kasus kesehatan lingkungan di Tarikkolot,
yang disebabkan sekitar lokasi kegiatan Dystar, Kawasan
oleh limbah/ Pancatama
 Pengumpulan data
cemaran yang
sekunder mengenai
dihasilkan dari
kondisi kesehatan
kegiatan kontruksi
 lingkungan di sekitar
lokasi kegiatan
6. Peningkatan morbiditas 1. Tingkat Kegiatan  Observasi lapangan Permukiman Satu kali pada PT. Sarana Dinas Dinas
sebagai dampak morbiditas di pematangan dan dengan wawancara masyarakat yang pertengahan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
turunan dari gangguan masyarakat pembangunan pipa terhadap penduduk berbatasan kegiatan Kelola Hidup Hidup
kesehatan lingkungan terdekat ke lokasi JDU setempat langsung dengan Kabupaten Kabupaten
akibat peningkatan kegiatan  Pengumpulan data lokasi kegiatan Serangdan Serang,
debu dan kebisingan 2. Jumlah penduduk sekunder dari serta Puskesmas Dinas
serta penurunan yang puskesmas khususnya Kecamatan Kesehatan
kualitas air mengunjungi CikandeAmbon,

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 53
BAB V RKL – RPL
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
puskesmas mengenai jenis Tarikkolot, Kab. Serang
sebelum dan penyakit, kunjungan Dystar, Kawasan
pada saat pasien serta respon Pancatama
kegiatan masyarakat terhadap
dilakukan kegiatan mobilisasi alat
berat dan material

Data dianalisis dengan


metode kuantitatif
kemudian dituangkan
dalam bentuk tabel.
II. TAHAP OPERASI
1. Terjadinya penurunan Jumlah debit air Pengambilan air Pengukuran debit Intake (sebelum Dilakukan satu PT. Sarana Dinas Dinas
Debit Sungai Ciujung Sungai Ciujung yang Sungai Ciujung menggunakan current prasedimentasi kali pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
diambil dan debit air untuk air baku meter. dan Sungai musim Kelola Hidup Hidup
Sungai Cisankuy yang akan diolah di Kemudian data hasil Ciujung bagian kemarau Kabupaten Kabupaten
bagian hilir IPAM perhitungan dibandingkan hilir setelah intake selama Serangdan Serang
(pengoperasian dengan data periode prasedimentasi kegiatan Dinas
IPAM) sebelumnya operasi Pengairan
Kab Serang

2. Penurunan kualitas air Konsentrasi TSS, Kegiatan Pengambilan sampel air dan Di badan air Dilakukan PT. Sarana Dinas Dinas
permukaan akibat BOD, COD, Sulfida, pengoperasian kemudian dianalisis di penerima (Sungai setiap enam Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
meningkatnya TSS, TDS, Nitrat, Nitrit, IPAM Laboratorium Lingkungan Ciujung) sebelum bulan selama Kelola Hidup Hidup
BOD, COD, Sulfida , dan Amoniak yang terakreditasi KAN dan dan setelah lokasi kegiatan Kabupaten Kabupaten
TDS, Nitrat, Nitrit, dan KLH. effluent IPAM operasional Serang Serang
Amoniak Hasil analisis laboratorium IPAM

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 54
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
kemudian dibandingkan berlangsung
dengan Peraturan
Pemerintah Republik
Indonesia

3. Terganggunya biota air Indeks Kegiatan Dilakukan dengan Di badan air Dilakukan PT. Sarana Dinas Dinas
sebagai dampak keanekaragaman pengoperasian pengambilan sampel penerima (Sungai setiap enam Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
turunan dari penurunan Plankton dan IPAM plankton dengan Ciujung) sebelum bulan selama Kelola Hidup Hidup
kualitas air akibat air Benthos menggunakan Plankton Net dan setelah lokasi kegiatan Kabupaten Kabupaten
limbah lumpur dari #25 sebanyak 40 liter dan effluent IPAM operasional Serang Serang,
kegiatan pengoprasian diawetkan dengan formalin IPAM
IPAM 4%. Sementara sampling berlangsung.
benthos dilakukan dengan
pengambilan lumpur
dengan menggunakan jala
surber. Sampling plankton
dan benthos selanjutnya
dianalisis di laboratorium.
Data yang didapat,
kemudian dianalisis melalui
perhitungan menggunakan
Indeks Diversitas Shannon-
Wiener (H’) dan Indeks
Dominansi Simpson (D) dan
dibandingkan dengan data

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 55
BAB V RKL – RPL
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
sebelumnya

B Dampak Lingkungan Lainnya yang Dipantau


1. Peningkatan debu lokal Debu di udara Kegiatan Pengambilan sampel debu Di badan air Dilakukan satu PT. Sarana Dinas Dinas
dan peningkatan TSS ambien, serta badan pemasangan pipa dan air dan kemudian penerima (Sungai kali pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
pada saat penggalian air penerima untuk JDU dianalisis di Laboratorium Ciujung) sebelum kegiatan Kelola Hidup Hidup
dan penyimpanan Konsentrasi TSS, Lingkungan yang dan setelah lokasi pembangunan Kabupaten Kabupaten
sementara tanah hasil BOD, COD, Sulfida, terakreditasi KAN dan effluent IPAM pipa JDU Serang Serang,
galian pada saat TDS, Nitrat, Nitrit, KLH.
pemasangan pipa JDU dan Amoniak Hasil analisis laboratorium
kemudian dibandingkan
dengan Peraturan
Pemerintah.

2 Peningkatan kebisingan Intensitas kebisingan Kegiatan Pengukuran langsung Area/lahan yang Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
yang ditimbulkan dari yang ditimbulkan mobilisasi alat dengan alat sound level stock yard dan pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
kendaraan dan alat-alat tidak melebihi baku berat dan material meter. pembangunan kegiatan Kelola Hidup Hidup
yang digunakan pada mutu berdasarkan konstruksi, IPAM konstruksi Kabupaten Kabupaten
kegiatan Kepmen Lingkungan kegiatan dilakukan Serangdan Serang,
Hidup No. 48 Tahun pematangan lahan Dinas
1996, yaitu untuk serta pembangunan Kesehatan
lingkungan bangunan utama Kab Serang
pemukiman sebesar dan penunjang
55 dBA, lingkungan
jalan & industri 70

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 56
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
dBA serta
lingkungan
perdagangan dan
jasa 70 dBA

3 Terjadinya erosi dan Tidak terjadi Pembangunan Pengamatan langsung laju Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
sedimentasi peningkatan laju IPAM dan erosi serta sedimentasi di terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
erosi dan tidak Pemasangan jalur badan air penerima, bangunan kegiatan Kelola Hidup Hidup
terjadi sedimentasi di pipa JDU hasilnya dibandingkan eksisting dan area pembangunan Kabupaten Kabupaten
badan air penerima dengan informasi rona pematangan lahan IPAM dan Serangdan Serang,
(sungai) lingkungan awal pemasangan Dinas
pipa JDU Kesehatan
Kab Serang
4 Peningkatan air larian Tidak terjadi Pembangunan Pengamatan langsung debit Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
(run off limpasan air hujan IPAM air larian pada saat hujan, terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
dari lokasi kegiatan hasilnya dibandingkan bangunan IPAM kegiatan Kelola Hidup Hidup
yang dapat dengan informasi rona dan Pemasangan pembangunan Kabupaten Kabupaten
mengakibatkan erosi lingkungan awal pipa JDU IPAM dan Serang dan Serang,
dan longsor di pemasangan Dinas
sekitarnya pada saat pipa JDU Kesehatan
hujan Kab Serang
5 Penurunan kualitas air Tidak terjadi Pembangunan Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
akibat meningkatnya penambahan kadar IPAM dan terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
TSS TSS di badan air Pemasangan Pipa bangunan IPAM , kegiatan Kelola Hidup Hidup
penerima yang JDU saluran air darurat pembangunan Kabupaten Kabupaten

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 57
BAB V RKL – RPL
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
berasal dari lokasi dan kolam IPAM dan Serang dan Serang,
kegiatan pengendap dan pemasangan Dinas
wilayah pipa JDU Kesehatan
Pemasangan pipa Kab Serang
JDU
6 Terganggunya biota air Tidak terjadi Kegiatan Di tapak proyek Sebelum dan PT. Sarana Dinas Dinas
sebagai dampak penambahan kadar Pembangunan terutama di area pada saat Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
turunan dari penurunan TSS di badan air IPAM dan bangunan IPAM , kegiatan Kelola Hidup Hidup
kualitas air akibat penerima (saluran Pemasangan Pipa saluran air darurat pembangunan Kabupaten Kabupaten
peningkatan TSS irigasi) yang berasal JDU dan kolam IPAM dan Serang dan Serang,
dari lokasi kegiatan pengendap dan pemasangan Dinas
wilayah pipa JDU Kesehatan
Pemasangan pipa Kab Serang
JDU
B Dampak Lingkungan Lainnya yang Dipantau
1. Timbulan limbah/ sampah Volume timbulan Kegiatan - Pengamatan langsung TPSS operasional Setiap hari PT. Sarana Dinas Dinas
domestik yang dihasilkan limbah/sampah yang pengoperasian terhadap kelancaran PT. SCTK selama Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
dari kegiatan operasional dihasilkan dari aktivitas operasional PT. pengangkutan pengoperasian
limbah/sampah di lokasi Kelola Hidup Hidup
PT. SCTK operasional PT. SCTK SCTK operasional PT.
operasional PT. SCTK ke Kabupaten Kabupaten
SCTK
lokasi TPA Serang Serang,
- Pengamatan upaya recycle
sampah (kompos dan
penjualan sampah
anorganik)
- Pengamatan visual kondisi
sampah di area operasional
PT. SCTK

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 58
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan
Jangka
No. Jenis Dampak yang Indikator / Metode Pengumpulan dan Lokasi Waktu &
Sumber Dampak Pelaksana Pengawas Pelaporan
Timbul Parameter Analisis Data Pemantauan Frekuensi
Pemantauan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

2. Timbulan limbah B3 yang Volume timbulan Kegiatan - Pemantauan keberadaan TPS limbah B3 3 bulan sekali PT. Sarana Dinas Dinas
dihasilkan dari: limbah B3 yang pengoperasian manifest limbah B3 operasional PT. selama Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
- Aktivitas operasional dihasilkan dari aktivitas operasional PT. - Pengamatan visual volume SCTK pengoperasian Kelola Hidup Hidup
PT. SCTK berupa operasional PT. SCTK SCTK limbah B3 di TPS limbah B3 operasional PT. Kabupaten Kabupaten
baterai bekas, neon SCTK
Serang Serang,
bekas, dan lain-lain

3 galian tanah tidak ada galian tanah kegiatan penggalian - Pengamatan visual volume area galian dan stok selama PT. Sarana Dinas Dinas
yang tercecer dijalan tanah/pematangan tanah galian yard pematangan Catur Tirta Lingkungan Lingkungan
laha lahan Kelola Hidup Hidup
Kabupaten Kabupaten
Serang Serang,

Keterangan:
*Bentuk pemantauan relatif sama dengan RKL-RPL sebelumnya
**Bentuk pemantauan mengalami modifikasi dari RKL-RPL sebelumnya

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 59
BAB V RKL – RPL
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Gambar 5. 4. Peta Pemantauan Tahap Pra Konstruksi

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 60
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Gambar 5. 5. Peta Pemantauan Tahap Konstruksi

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 61
BAB V RKL – RPL
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Gambar 5. 6. Peta Pemantauan Tahap Operasi

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 62
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

Table of Contents
BAB V............................................................................................................................................................................................ 1
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN....................................................................................................................... 1
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP................................................................................................................................ 1
5.1 Kebijakan Lingkungan Hidup.................................................................................................................................................. 1
5.2. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup............................................................................................................................... 2
5.3. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup.................................................................................................................................... 41

Gambar 5. 1. Peta Pengelolaan Tahap Pra Konstruksi................................................................................................................................................38


Gambar 5. 2. Peta Pengelolaan Tahap Konstruksi......................................................................................................................................................39
Gambar 5. 3. Peta Pengelolaan Tahap Operasi...........................................................................................................................................................40
Gambar 5. 4. Peta Pemantauan Tahap Pra Konstruksi...............................................................................................................................................59
Gambar 5. 5. Peta Pemantauan Tahap Konstruksi......................................................................................................................................................60
Gambar 5. 6. Peta Pemantauan Tahap Operasi..........................................................................................................................................................61

Tabel 5. 1. Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Kegiatan Eksisting (AMDAL 2016)...............................................................4

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 63
BAB V RKL – RPL
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA

Tabel 5. 2. Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Adendum.......................................................................................................14


Tabel 5. 3. Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Eksisting (AMDAL 2016)............................................................................42
Tabel 5. 4. Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) ADENDUM...................................................................................................50

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 64
PT SARANA CATUR TIRTA KELOLA
BAB V RKL - RPL

ADENDUM ANDAL, RKL-RPL RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN SPAM KABUPATEN SERANG BAGIAN TIMUR
V - 65

Anda mungkin juga menyukai