Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,


PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN
PERTANAHAN
Jalan SM. Amin No. 92 Telp. (0761) 564550 – 564535 Fax. (0761) 564547 – 564407
PEKANBARU
Kode Pos : 28292

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PROGRAM
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR (SDA)

KEGIATAN
Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Primer dan
Sekunder pada Daerah Irigasi yang Luasnya 1000 Ha - 3000 Ha
dan DaerahIrigasi Lintas Daerah Kabupaten/Kota

SUB KEGIATAN
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Permukaan

PEKERJAAN
Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Seberang Gunung Paing
Kab. Kuantan Singingi (DAK)

DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)


TAHUN ANGGARAN 2023
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Seberang Gunung Paing
Kab. Kuantan Singingi (DAK)

1. LATAR BELAKANG
Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pertanahan Provinsi Riau mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan
Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA). Salah satu pekerjaan yang akan dilakukan adalah
Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Seberang Gunung Paing Kab. Kuantan Singingi (DAK)
diharapkan dengan kegiatan ini dapat mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula
sehingga menambah luas areal tanam dan/atau meningkatkan intensitas pertanaman (IP).

2. TUJUAN
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk memperbaiki jaringan irigasi guna mengembalikan fungsi
dan pelayanan irigasi seperti semula.
Tujuan dari kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Seberang Gunung Paing Kab. Kuantan
Singingi (DAK) ini adalah :
a. Mengembalikan kemampuan layanan jaringan irigasi sesuai dengan desain rencana,
maksimum yang pernah dicapai atau sesuai dengan kondisi lapangan.
b. Mengembalikan kinerja jaringan irigasi sehingga dapat mempertahankan fungsi layanan
irigasi.
c. Memperlancar air mengalir ke lahan pengairan sehingga memberikan kemudahan akan
kebutuhan air bagi petani.
d. Fungsionaliasi jaringan irigasi untuk memaksimalkan hasil produksi dan ketahanan pangan.

3. TARGET/SASARAN

Target yang ingin dicapai dari Pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Seberang Gunung
Paing Kab. Kuantan Singingi (DAK) yaitu terpenuhi dan termanfaatkannya daerah DI
untuk menjadi daerah yang produktif sehingga meningkatkan IP tanaman padi, berdaya guna
serta dapat dimanfaatkan hasilnya bagi masyarakat sesuai kondisi dilapangan.

4. OUTPUT DAN OUTCOME

Output yang ingin dicapai dari Pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Seberang Gunung
Paing Kab. Kuantan Singingi (DAK) adalah sebagai berikut :

No. Item Output


1. Rehabilitasi Saluran Primer 845 M
2. Pintu Air 6 Buah

Outcome dalam pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Seberang Gunung
Paing Kab. Kuantan Singingi (DAK) akan mengembalikan fungsionalisasi lahan seluas 397
Ha.
5. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA

Pagu anggaran untuk pekerjaan ini sebesar Rp 1.765.900.000 (Satu Miliar Tujuh Ratus Enam
Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Ribu Rupiah), dibiayai melalui dana yang bersumber dari
DAK (Dana Alokasi Khusus) Tahun Anggaran 2023.

6. LOKASI PEKERJAAN

Lokasi kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Seberang Gunung Paing Kab. Kuantan
Singingi (DAK) ditempuh menggunakan roda 4 (empat) dari Ibu Kota Provinsi Riau yaitu Kota
Pekanbaru sampai ke kabupaten Kuantan Singingi kemudian dilanjutkan menuju lokasi
pekerjaan (Job Site) menggunakan transportasi darat. Lokasi ditempuh selama ± 4 jam dengan
jarak tempuh ±195 km dari Kota Pekanbaru.

7. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Seberang Gunung Paing Kab. Kuantan
Singingi (DAK) ini dilaksanakan selama 180 (Seratus Delapan Puluh Hari) hari kalender
terhitung sejak ditandatanganinya kontrak dengan masa pemeliharaan selama 180 (Seratus
Delapan Puluh) hari kalender terhitung Sejak ditandatanganinya penyerahan pekejaan Pertama
(PHO).
8. KLASIFIKASI DAN SUB KLASIFIKASI

Memiliki SBU kualifikasi usaha kecil yang masih berlaku, klasifikasi SBU Bidang Bangunan
Sipil dengan KBLI 42911 Berbasis Resiko, Sub Klasifikasi SBU SI001 (Jasa Konstruksi Saluran
Air, Pelabuhan dan Prasarana Sumber Daya Air Lainuya) atau BS010 (Pembangunan,
pemeliharaan, pembongkaran dan/atau pembangunan bangunan prasarana sumber daya air
seperti bendungan (dam), bendung (weir), embung, pintu air, talang (viaduk), siphon, check dam,
tanggul dan saluran pengendali banjir, tanggul laut, bangunan pengambilan (free intake), krib,
waduk dan sejenisnya, stasiun pompa dan/atau prasarana sumber daya air lainnya) .

9. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)

Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaksanakan SMKK Protokol Pencegahan COVID-19


berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
10. TENAGA AHLI / PERSONIL
Tenaga Ahli / Personil yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah:

Pengalaman Kode Sertifikat


Jabatan dalam Jumlah
No. Kerja Kualifikasi Kompetensi
pekerjaan (Orang)
(tahun) Kerja
TS 031
(Pelaksana
Saluran
Irigasi) ;
SIP.08.001.4
1 Pelaksana *) 2 Tahun 1 (Satu)
(Pelaksana
Lapangan
Pekerjaan
Saluran
Irigasi Muda)
Ahli K3 603 (Ahli K3
2 2 Tahun 1 (Satu)
Konstruksi **) Konstruksi)

*) *) Melampirkan asli scan SKTK yang masih berlaku dan dapat dibuktikan pada saat rapat
persiapan sebelum berkontrak sesuai jabatan personil dilengkapi dengan Curriculum Vitae
(CV) / referensi pengalaman kerja.

**) Melampirkan asli scan SKA/Sertifikat asli yang masih berlaku sesuai jabatan personil
dilengkapi dengan Curriculum Vitae (CV) / referensi pengalaman kerja.

11. DAFTAR PERALATAN MINIMAL YANG DIBUTUHKAN

Daftar peralatan utama/minimal yang dibutuhkan pada pekerjaan ini adalah :

No Jenis Kapasitas Jumlah


1 Molen 0,3 M3 1 Unit
2 Genset Min. 5000 Wat 1 Unit
3 Mobil Pick Up Min. 1 Ton 1 Unit

12. RENCANA KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI (RKK)

Tingkat Resiko pekerjaan ini sedang

No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya


1 Pemasangan Pintu Air Tersengat aliran listrik, luka – luka, hanyut atau
tenggelam
13. SPESIFIKASI BAHAN

A. Mutu Beton
1. Beton untuk konstruksi digunakan beton dengan campuran semen, agregat halus (pasir)
dan agregat kasar (kerikil) yang sesuai dengan hasil Mix Design sesuai dengan mutu
beton yang telah ditentukan.
2. Test Mix Design tersebut mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan serta hasilnya
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.
3. Pekerjaan beton bertulang harus mempunyai kekuatan tekan Karakteristik yang diminta.

4. Penyedia Barang / Jasa harus membuat laporan Job Mix Desain yang dilkeluarkan oleh
laboratorium yang telah terakreditasi, dan dilakukan sebelum pekerjaan dimulai.
5. Tes mutu beton harus dilakukan pada waktu pekerjaan beton dilaksanakan dan pengetesan
sample untuk tes mutu beton dilaksakanan sesuai SK SNI yang berlaku dan harus disetujui
oleh Direksi Pekerjaan, hasil laporan mutu beton diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.

B. Semen
1. Semen yang digunakan harus semen buatan dalam negeri dan kualitasnya sama dengan
mutu Type I atau lebih tinggi kualitasnya. (Sesuai SK - SNI yang berlaku).
2. Semen harus dalam bentuk bubuk yang halus, tidak mengandung gumpalan-gumpalan
yang keras.
3. Dalam pengangkutan ke tempat penyimpanan (gudang), harus dijaga agar semen tidak
menjadi lembab, semen harus disimpan dengan baik dan dilindungi terhadap cuaca
menurut ketentuan dan persyaatan yang berlaku.

C. Agregat halus (pasir)


1. Agregat halus (pasir) dapat berupa pasir alam atau pasir buatan sesuai standar dan
persyaratan.
2. Pasir harus terdiri dari butir-butir keras, tajam dan bersifat kekal artinya tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan.
3. Pasir harus bebas dari hal yang merugikan misalnya debu, lumpur, partikel-partikel lain
yang lembut dan bahan organik lainnya. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari
5 % berat kering.
4. Pasir harus mempunyai butir-butir yang beraneka ragam besarnya dengan perbandingan
jumlah yang baik, ukuran maksimum pasir adalah 5 mm dan minimum 0,25 mm.

D. Agregat kasar (kerikil)


1. Agregat kasar (kerikil) dapat berupa batu pecah atau split yang diperoleh dari pecahan batu.
2. Kerikil harus terdiri dari butir-butir yang keras yang tidak berpori dan bersifat kekal,
artinya ti
3. pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
4. Kerikil tidak boleh mengandung zat-zat yang merusak beton seperti zat-zat reaktif alkali.
Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % berat kering.
5. Kerikil harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dengan perbandingan
yang baik, ukuran maksimum kerikil adalah 40 mm dan minimum 5 mm.
6. Air untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air bersih yang tidak mengandung
minyak, asam, garam, alkali, bahan organik atau bahan lain yang merusak beton. Dalam
hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
7. Syarat-syarat kualitas bahan lain yang tidak tercantum dalam ketentuan ketentuan di atas
agar mengikuti ketentuan - ketentuan yang tercantum dalam :
- Untuk pasir ( sand ) sesuai SK-SNI yang berlaku.

- Untuk kerikil sesuai SK-SNI yang berlaku.

8. Semua pekerjaan beton harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas dan Direksi
pekerjaan (PPTK).

E. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan jernih tidak mengandung minyak, asam,
garam, alkohol atau bahan lain yang dapat merusak beton.

F. Besi
1. Besi beton yang digunakan adalah mutu yang sesuai dengan spesifikasi dan kekuatan
konstruksi yang diperlukan yaitu Baja dengan mutu U-24 sesuai PBI 1971
2. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat - cacat
seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat dan memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam PBI 1971
3. Dimensi dan ukuran penampang, bulat besi beton harus sesuai dengan petunjuk gambar
kerja (FULL dan sesuai standar SNI) memenuhi batas toleransi minimal seperti yang
dipersyaratkan PBI 1971
4. Batang Baja/Besi Beton harus bebas dari karat dan cacat perubahan bentuk. Ha- rus
disimpan terlepas dari tanah serta tidak diperbolehkan ditempat terbuka u n- tuk jangka
waktu panjang
5. Besi Beton harus bersih dari lapisan minyak, karat dan bebas dari cacat seperti retak,
bengkok-bengkok dan lain-lain sebagainya serta harus berpenampang bu- lat dan
memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI 1971

G. Kawat ikat
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan, adalah kawat baja yang telah dilunakkan yang
memenuhi syarat/kekuatan minimal sama dengan mutu baja tulangan.

H. Triplek Bekisting
Triplek yang digunakan adalah triplek tebal 12 mm ukuran 1.22 x 2.44 dengan kualitas baik
produksi dalam negeri bisa dipergunakan dalam pekerjaan bangunan Standar SNI
I. Kayu Bekisting
1. Kayu yang digunakan adalah kayu kelas III
2. Kayu yang digunakan adalah kayu hasil produksi lokal dan diperdagangkan di daerah
setempat
3. Kayu yang digunakan harus kering, bebas cacat, tidak retak, tidak berlubang, tidak lapuk
dan lurus.

14. METODE PELAKSANAAN

A. Umum
Pekerjaan Irigasi umumnya terdiri dari dua bagian besar yaitu Pekerjaan Saluran Irigasi dan
Pekerjaan Bangunan Irigasi. Pekerjaan Saluran Irigasi ialah untuk membuat/memperbaiki
seluruh jenis saluran irigasi, saluran induk/primer, sekunder, tersier, dan saluran pembuang
serta pembuatan tanggul.

B. Ruang Lingkup Pekerjaan


Yang menjadi lingkup pekerjaan pada pekerjaan ini adalah untuk melaksanakan Rehabilitasi
Saluran yaitu memperbaiki saluran irigasi yang telah rusak sehingga dapat memperlancar air
mengalir ke area persawahan dengan rincian sebagai berikut :
1. Biaya K3
a. Penyediaan Fasilitas Kesehatan di lapangan (Pencegahan COVID-19)
b. Papan Informasi K3
c. Topi Pelindung
d. Sarung Tangan
e. Sepatu Keselamatan
2. Rehabilitasi Saluran
a. Pembongkaran Beton
b. Beton Mutu Menggunakan Molen f’c = 14,5 MPa (K175)
c. Pembesian
d. Bekisting
e. Galian Tanah
f. Pengadaan dan Pemasangan Pintu Air Plat t. 3mm
g. Bekisting

C. Penentuan Lokasi Pekerjaan


Penentuan lokasi pekerjaan, selalu mempertimbangkan dampak yang timbul bagi
lingkungan (job site), masyarakat dan lahan. Untuk mengatasi hal tersebut diatas, penyedia
barang/jasa perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Koordinasi kepada aparat Pemerintah setempat.
2. Sosialisasi / informasi kepada masyarakat setempat (terkait perizinan dan surat
pernyataan dan dukungan).
3. Menyesuaikan rencana lokasi kerja dengan kondisi eksisting (skema jaringan dan peta
situasi yang ada).

D. Survey Lapangan/Lokasi Pekerjaan


Sebelum Pekerjaan Konstruksi dilaksanakan, Direksi Pekerjaan melakukan pengukuran,
kemudian hasil pengukuran tersebut dituangkan kedalam gambar awal / eksisting (shop
drawing). Shop drawing digunakan sebagai pedoman penyedia barang atau jasa di lapangan.
Setelah pekerjaan selesai dilakukan, maka penyusunan dokumentasi lapangan dan laporan
atas hasil pekerjaan pada titik koordinat yang sama. Semua gambar baik shop drawing
maupun asbuilt drawing dibuat rangkap 3 (Tiga) dan dijilid menggunakan kertas A3.
Langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan survey di lapangan sebagai berikut :
1. Sebelum Pekerjaan dimulai, Direksi Pekerjaan menetapkan Patok (titik duga tetap) yang
ada sebagai titik referensi awal kerja.
2. Setiap kerusakan patok yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan harus diperbaiki
dan biayanya ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa.
3. Pengukuran awal untuk pedoman pemasangan profil yang disesuaikan dengan gambar
rencana pekerjaan. Setelah selesai pengukuran di lapangan supaya dibuat gambar rencana
pelaksanaan (Shop Drawing) yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
4. Pengukuran akhir dilakukan bila pekerjaan telah selesai dilaksanakan, yang hasil
pengukuran dituangkan dalam bentuk gambar yang sesuai dengan keadaan nyata
pelaksanaan pekerjaan (As Built Drawing).
5. Semua biaya yang ditimbulkan akibat pekerjaan ini menjadi tanggung jawab penuh
Penyedia.

E. Pelaporan
Penyedia Barang / Jasa wajib membuat laporan pelaksanaan antara lain:
1. Rencana Mutu Kontrak (RMK)
RMK meliputi Pendahuluan, Lingkup pekerjaan, Struktur organisasi, Tugas dan tanggung
jawab penyedia, metodologi kerja dan jadwal pelaksanaan, ringkasan kerangka acuan
kerja.
2. Laporan Harian (Jumlah tenaga kerja dan peralatan yang digunakan, cuaca)
3. Laporan Mingguan ( Rekap bobot persentase harian)
4. Laporan Bulanan ( Rekap bobot persentase mingguan, 30 hari kalender)
5. Schedule pekerjaan (Memuat nama item pekerjaan, bobot rencana
pekerjaan, bobot rencana mingguan, dari 0% sampai dengan 100%, rekapitulasi realisasi
dan rencana)
6. Gambar Asbuilt Drawing dan Laporan volume/kuantitas Pekerjaan (Final Quantity/Back
Up Data),
Untuk semua Laporan di serahkan untuk dicek kembali oleh Direksi Pekerjaan selama
pekerjaan berlangsung sampai pekerjaan selesai dilaksanakan. Apabila dilakukan pengajuan
termin sesuai dengan SSKK maka laporan dan volume pekerjaan serta dokumentasi
pekerjaan harus sesuai dengan progress pekerjaan di lapangan. Format laporan dibahas pada
saat serah terima pekerjaan (SPL) dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) disetujui oleh
pihak Direksi Pekerjaan dan Penyedia.
Jumlah laporan dalam rangkap 3 yang dibuat dan disetujui serta ditandatangani oleh
Penyedia. Semua Laporan Harus mendapat Persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

F. Dokumentasi Lapangan
Penyedia wajib menyediakan album foto dokumentasi lapangan pada titik titik pengambilan
yang sama yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, titik pengambilan yang sama pada
titik:
- Kondisi eksisting (0 %), Sedang bekerja (On Progress) (50%) dan Selesai Pekerjaan (100
%).
- Foto dokumentasi dicetak dengan ukuran 4R warna dimasukkan dalam album sebanyak
2 album, diberi nomor urut dan keterangan gambar sesuai item urutan pekerjaan.
- Seluruh hasil dokumentasi di lapangan dan laporan mulai, on progress, sampai pekerjaan
selesai softcopy dimasukkan kedalam FlashDisk 32 GB sebanyak 1 Unit dan diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan.

G. Uraian Metode Pekerjaan

1. Pekerjaan Pengukuran
Penyedia Barang/Jasa melakukan kegiatan Pengukuran pada lokasi saluran dan bagian
areal yang akan dikerjakan sesuai dengan prosedur, persyaratan toleransi dan ketelitian,
persyaratan peralatan dan bahan, persyaratan hasil akhir dan persyaratan kualifikasi
personil.
Pekerjaan Pengukuruan mencakup 3 Tahap Yaitu :
1. Pekerjaan Pengukuran sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai (MC 0%)
2. Pekerjaan Pengukuran selama berlangsungnya kegiatan
3. Pekerjaan Pengukuran setelah pelaksanaan pekerjaan selesai (MC 100%)
2. Papan Nama Kegiatan
Penyedia Barang/Jasa membuat dan memasang papan nama kegiatan di tempat-tempat
yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan, ukuran papan nama kegiatan (1 x 1
m2 ) sesuai ukuran standar. Pekerjaan ini dikerjakan pada minggu pertama sesuai dalam
Time Schedule.

3. SMK3
Penyedia Barang/Jasa wajib melaksanakan SMK3 Protokol Pencegahan COVID-19
berdasarkan Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor:
02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Penyedia Barang/Jasa
menyediakan alat-alat pelindung diri (APD) dalam mendukung pelaksanaan Kesehatan
dan Keselamatan kerja (K3) dalam melaksanakan pekerjaan. Adapun alat K3 yang harus
disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa meliputi Pelindung mata dan wajah, Pelindung
Pendengaran, Pelindung Kepala, Pelindung Kaki, Pelindung Tangan dan membuat
rambu-rambu peringatan K3. Untuk itu Penyedia Barang/Jasa juga membuat Identifikasi
Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program K3. Pekerjaan iini
dikerjakan pada minggu pertama sesuai dalam Time Schedule.

4. Pekerjaan Bongkar 1 m3 Beton Secara Konvensional


Pekerjaan Bongkar 1 m3 Beton Secara Konvensional dilakukan pada beton lama di lokasi
pekerjaan yang akan dibangun/diperbaiki saluran baru sesuai dengan petunjuk
Direksi/Pengawas Lapangan. Beton dibongkar dan dibuang dari areal pekerjaan.
Pekerjaan ini menggunakan peralatan palu/godam, gergaji besi dan pahat beton.
Pekerjaan ini dilaksanakan selama 5 minggu dengan jadwal tertera pada Time Schedule
kegiatan.
5. Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan Bekisting beton untuk saluran dilakukan sebelum pekerjaan pengecoran beton
untuk saluran dilakukan, pekerjaan bekisting menggunakan material berbahan utama
multiflex dengan ketebalan 12 mm dan kayu kaso ukuran 5/7 cm serta bahan lainnya
seperti paku dan minyak bekisting. Bekisting dipasang kokoh dan mudah distel rapat /
tidak rembes air dan mudah dibuka. Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang
tampak halus dan mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana. Pekerjaan cetakan bekisting harus dari bahan yang
lurus, dan mempunyai permukaan yang rata dan kedap air, kerangka penunjang dan
penyanggah harus kokoh, sehingga cetakan tidak mengalami perubahan bentuk, posisi
maupun elevasi. Semua sistem penunjang dan penyanggah harus diperhitungkan untuk
menerima segala macam kemungkinan kombinasi pembebanan. Pekerjaan ini
dilaksanakan selama 6 minggu dengan jadwal tertera pada Time Schedule kegiatan.

6. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Pembesian dilakukan bersamaan dengan pekerjaan bekisting saluran,
dilakukan dengan cara dirangkai sesuai dengan bentuk saluran / bentuk beton saluran dan
sesuai dengan gambar perencanaan. Pekerjaan pembesian menggunakan besi dengan
diameter sesuai gambar rencana. Pemasangan tulangan beton dilakukan sesuai dengan
gambar bestek baik ukuran maupun jumlahnya. Pengikatan tulangan yang satu dengan
yang lainnya diikat dengan pengikat kawat baja agar tidak bergerak dari kedudukan
semula sehingga mendapat hasil penulangan yang baik seperti yang diharapkan dalam
bestek dan mengikuti petunjuk dari Pengawas. Untuk pembesian / tulangan ini harus
mendapat pengawasan dan persetujuan dari Direksi/Pengawas. Jika telah memenuhi
syarat, maka siap dilakukan pengecoran. Pekerjaan ini dilaksanakan selama 6 minggu
dengan jadwal tertera pada Time Schedule kegiatan.

7. Pekerjaan Beton dengan mutu f’c = 14,5 MPa (K175)


Pekerjaan Beton ini dilaksanakan dengan menggunakan alat concrete mixer/molen,
dilaksanakan selama 8 minggu dengan jadwal tertera pada Time Schedule kegiatan.
Pekerjaan beton dengan mutu f’c = 14,5 MPa (K175) ini dikerjakan sepanjang
penampang saluran dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas sampai memperoleh
hasil pekerjaan sesuai perencanaan dan memenuhi persyaratan kubikasi dalam rencana
anggaran biaya. Pengecoran pertama dapat dilakukan pada lantai saluran dengan
ketebalan coran 15 cm sesuai gambar kemudian setelah coran lantai saluran selesai serta
bekisting dan penulangan untuk dinding saluran selesai maka dapat dilanjutkan untuk
pengecoran dinding saluran dengan tebal coran 15 cm (sesuai dengan gambar).
Pengecoran untuk lantai saluran harus memperhatikan level aliran air, sehingga setelah
pengecoran, air dapat mengalir dengan lancar sebagaimana mestinya. Pengecoran harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga rongga-rongga, ruang-ruang antar batang-batang
penulangan serta semua sudut-sudut terisi padat. Penyebaran beton harus merata pada
semua bagian dalam cetakan (bekisting) dan apabila perlu dapat dipakai alat penggetar.
Beton harus dilindungi selama proses pengerasan berlangsung dan pengaruh cuaca
dengan cara menyirami, menutup dengan karung basah atau cara lain yang dibenarkan
dan harus dijaga dari benturan dan menerima beban yang berlebihan.
8. Pintu air
Pintu Air yang diperbaiki harus sesuai kondisi di lapangan yang kemudian telah dihitung
volume pekerjaannya dan disetujui oleh PPTK. Pekerjaan pintu air ini meliputi pengadaan
pintu air dan pemasangan pintu air, untuk pemasangan pintu air harus menggunakan
mesin las dan harus dikerjakan oleh juru las dengan sertifikat juru las kelas III (tiga) yang
dikeluarkan oleh Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia. Pekerjaan pintu air
harus menurut ketentuan yang ada, memenuhi persyaratan teknis, baik dan kokoh. Pintu
dipasang setelah pekerjaan perbaikan struktur selesai. Sebelum pemasangan terlebih
dahulu diadakan pemeriksaan pintu air oleh Direksi Pekerjaan (PPTK). Pintu air yang
tidak memenuhi syarat harus diperbaiki atau diganti. Setelah pintu terpasang diadakan
percobaan pengaliran untuk mengetahui kerapatannya. Kebocoran yang terjadi harus
diperbaiki dan pintu harus dapat dioperasikan.

Pekanbaru, Januari 2023


Ditetapkan Oleh :
KEPALA BIDANG SUMBER DAYA AIR

YUFENDRI, ST
NIP : 19700329 199403 1 001

Anda mungkin juga menyukai