PROGRAM
PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR (SDA)
KEGIATAN
PENGELOLAAN SDA DAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI
PADA WILAYAH SUNGAI (WS) DALAM 1(SATU) DAERAH
KABUPATEN/KOTA
SUB KEGIATAN
NORMALISASI / RESTORASI SUNGAI
PAKET PEKERJAAN
NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20
LOKASI PEKERJAAN
KEC. TENGGARONG
KAB. KUTAI KARTANEGARA
Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai
SPESIFIKASI TEKNIS
BAGIAN I
GAMBARAN UMUM KEGIATAN
Bilamana tidak ada lagi sumber dari standar dan kertentuan-ketentuan lain yang sah
berlaku di Republik Indonesia, maka standar internasional lainnya yang biasa
diperbandingkan, dapat dipergunakan sebagai pengganti standar yang telah
diperinci di atas dan harus dengan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
B. Semua bahan–bahan yang diuraikan pada pasal-pasal ini, harus didatangkan dalam
keadaan baru sama sekali dan tanpa cacat terkecuali ditentukan lain dalam
persyaratan kontrak ini.
C. Spesifikasi ini hanya menguraikan pekerjaan untuk spesifikasi pekerjaan struktur
diuraikan secara terperinci dalam spesifikasi terpisah.
1.10 LAPORAN
a. Kontraktor diharuskan membuat bahan laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk
setiap satu minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan
sesuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan. Ringkasan laporan tersebut harus
mencantumkan keadaan cuaca, jumlah pengerahan tenaga kerja, tenaga pengawas
dan pelaksana, alat-alat yang dipergunakan, jumlah pengiriman bahan-bahan
bangunan ke lokasi pekerjaan, kemajuan fisik dari pekerjaan yang telah selesai,
masalah-masalah yang timbul dilapangan serta pemecahannya, dan rencana kerja
minggu berikutnya.
b. Laporan kemajuan pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor pada setiap akhir
pekan untuk dievaluasi
c. Laporan lain seperti Laporan Harian dan lain-lain sesuai dengan uraian dalam syarat-
syarat umum kontrak.
BAGIAN II
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN SARANA UTAMA
PENUNJANG PEKERJAAN
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sepenuhnya tanggung jawab dan beban
Kontraktor, serta harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.
2.5 PENGUKURAN
a. Jaringan Titik Tetap
- Jaringan patok titik tetap diambil berdasarkan referensi titik tetap (Patok
Beton/Bangunan Permanen) yang dipasang oleh dinas terkait yang terdekat.
- semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi yang
dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada butir di
atas.
- Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam Kegiatan ini
tercantum dalam gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Pengawas
di lapangan.
b. Pengukuran kembali
- Penyedia Jasa Konstruksi melakukan pengukuran Kembali dengan kondisi
lapangan setempat bersama Pengawas Lapangan.
- Alat-alat ukur yang dipergunakan adalah GPS RTK (real time kinematic) dan alat
ukur lainnya harus berfungsi baik dan sebelum pekerjaan dimulai semua alat ukur
yang dipakai harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan, baik dari jenisnya
maupun kondisinya.
- Cara pengukuran ketepatan hasil pengukuran, toleransi salah tutup, dan
pembuatan serta pemasangan patok bantu akan ditentukan Pengawas Lapangan.
- Apabila timbul keragu-raguan dari pihak Kontraktor dalam menginterpretasikan
angka-angka elevasi dalam gambar, maka hal ini harus dilaporkan kepada
Pengawas Lapangan untuk dimintakan penjelasannya.
- Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan
hasil pengukuran ulang, maka Pengawas Lapangan akan memutuskan hal itu.
- Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
- Hasil pengukuran kembali harus sudah diserahkan dan disetujui oleh, Pengawas
Lapangan selambat-selambatnya 10 hari setelah tanggal SPMK.
c. Pekerjaan Pengukuran Dan Survei Lapangan
- Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya
untuk melakukan survei dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan
khususnya lokasi rencana konstruksi apakah tidak terdapat kesesuaian.
Kontraktor bersama-sama dengan Pengawas Lapangan harus secara bersama-
sama mengambil peil permukaan dan sounding areal kerja dan menyetujui semua
kekhususan terhadap mana semua pekerjaan didasarkan.
- Kontraktor harus merawat dan menyediakan dan merawat stasion survei yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, dan harus membongkarnya setelah
pekerjaan setelah selesai.
lalu lintas atau instansi lain yang berwenang. Bentuk dan ukuran huruf serta susunan
kalimat pada rambu dan rintangan harus jelas, mudah dimengerti oleh setiap
pengendara kendaaraan dan pada setiap cuaca gelap dan malam hari harus diberi
penerangan. Apabila pekerjaan telah dinyatakan selesai oleh , , Pengawas Lapangan,
Kontraktor harus menyingkirkan semua rambu-rambu dan rintangan-rintangan
sementara yang tidak diperlukan lagi yang selama pelaksanaan dipergunakan untuk
pengaturan lalu lintas disekitar lokasi Kegiatan.
BAGIAN III
PEKERJAAN KONSTRUKSI
- Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada
suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan
dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk
timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak
selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu tempat yang tidak akan
mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan.
- Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa
dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekatdekatnya dengan lokasi
yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar pada bagian yang akan ditimbun.
- Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
penggalian, perapihan dan kemiringan talud temasuk usaha pencegahan bahaya
longsor, pembuatan tanggul kecil pada bahu galian dan timbunan kecil apabila dianggap
perlu oleh Direksi. Peralatan pengangkutan diperhitungkan terhadap pemindahan
material hasil galian ke suatu tempat penimbunan sementara yang disetujui Direksi
sejauh ± 1 km.
- Khusus untuk jaringan tersier yang dimensinya relatif kecil dan berada didaerah
persawahan, agar diperhitungkan terhadap tingkat kesukaran peggalian atau alternatif
lain berupa galian secara manual.
Pelaksanaan Pekerjaan
- Sebelum melaksanakan galian tanah terlebih dahulu memasang bouplank untuk
menentukan elevasi dan pedoman kegiatan galian. Bouplank dibuat dari papan /kayu
pada bagian atas harus lurus, halus dan rata. Papan bouplank ini dipakukan pada tiang-
tiang dari kayu kaso yang tertanam kokoh dengan jarak maksimum 2,50 m,
pengukuran/pemasangan bouplank ini akan dilaksanakan dengan menggunakan
instrument water pass (Theodolite). Tinggi peil bouwplank akan ditulis pada papan
bouwplank dengan cat meni, demikian juga tempat-tempat yang akan diberi tanda yang
jelas pada papan bouwplank. Bouwplank harus dipasang pada setiap kegiatan baik
bangunan air maupun kerja saluran. Penggalian dilaksanakan sampai ukuran yang telah
ditetapkan yaitu lebar dan kedalam yang akan digali sesuai petunjuk direksi.
- Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi untuk
ditinjau. Tidak ada galian yang langsung/ditutupi dengan tanah/ beton tanpa diperiksa
terlebih dahulu oleh Direksi. seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab
Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan
harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.
- Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter
lebih besar dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan alat Excavator, maka
pembayaran volume ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu atas
sepengetahuan Pengawas Lapangan. Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah
biasa akan dibuat dalam meter kubik dimana tanah galian dari permukaan kupasan
sampai yang sesuai ditunjukan dalam garis-garis bidang yang sesuai dalam gambar.
- Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada
suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan
dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk
timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak
selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu tempat yang tidak akan
mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan.
- Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa
dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat-dekatnya dengan lokasi
yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar pada bagian yang akan ditimbun.
- Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
penggalian, perapihan dan kemiringan talud temasuk usaha pencegahan bahaya
longsor, pembuatan tanggul kecil pada bahu galian dan timbunan kecil apabila dianggap
perlu oleh Direksi. Peralatan pengangkutan diperhitungkan terhadap pemindahan
material hasil galian ke suatu tempat penimbunan sementara yang disetujui Direksi
sejauh ± 1 km.
- Khusus untuk pekerjaan di jaringan irigasi yang dimensinya relatif kecil dan berada
didaerah persawahan, agar diperhitungkan terhadap tingkat kesukaran peggalian atau
alternatif lain berupa galian secara manual.
Pengendalian Mutu
a. Penerimaan Bahan
- Pengujian contoh harus dilakukan untuk setiap lapisan tanah dan batuan yang
berbeda
- Bahan yang diterima sudah diklasifikasikan ke dalam galian biasa, galian batu, galian
bangunan
b. Pemeriksaan mutu Bahan
- Untuk pekerjaan galian lereng tanah harus dilakukan pemeriksaan sudut geser
dalam, φ dan kohesi tanah beserta informasi mengenai sumber mata air dan
ketinggian muka air tanah.
- Untuk pekerjaan galian batu harus dilakukan pemeriksaan tingkat pelapukan (slake
durability) dan informasi batuan yang meliputi kekar, kemiringan.
- Galian bangunan.
o Untuk galian lantai pondasi, tembok beton penahan tanah dan bangunan pemikul
beban lainnya, harus dilakukan pemeriksaan klasifikasi tanah, tingkat kepadatan
(konsistensi) dan informasi kedalaman muka air tanah.
o Pekerjaan yang berhubungan dengan drainase sebaiknya dilakukan analisa butir
tanah.
- Jika bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Pengawas Lapangan dapat
digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Penyedia Jasa
sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak terpakai ini dan
terjadi semata-mata hanya untuk cadangan Penyedia Jasa dengan exploitasi sumber
bahan (borrow area) tidak akan dibayar.
- Pekerjaan galian bangunan yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh
bidang-bidang sebagai berikut :
o Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang melalui
titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian tanah
diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai dengan sifatnya
o Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
o Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.
o Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang diuraikan di
atas atau sebagai pengembangan tanah selama pemancangan, tambahan galian
karena kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.
- Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Lapangan dengan jarak yang
melebihi 300 meter harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat
dalam kubik meter bahan yang dipindahkan per jarak tempat penggalian sampai
lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan dalam kilometer.
- Harga satuan yang diperhitungkan untuk keperluan pembuangan kelebihan volume
galian ke luar daerah kerja yang disetujui oleh Direksi adalah sejauh > 1 km. Kecuali
untuk material bahan galian yang selanjutnya akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa
untuk pekerjaan lain maka pekerjaan pembuangan tidak diperhitungkan.
b. Dasar Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan
pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan yang
berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian
sebagaimana diuraikan dalam Bagian ini.
Pengukuran dan Pembayaran dihitung dan diukur berdasarkan kuantitas yang sudah
dilaksanakan dalam satuan M3.
arahan Direksi. Material akan ditempatkan sepanjang mungkin disekitar struktur beton
untuk memperkecil pembebanan tidak seimbang pada struktur, yang mana telah
dipertimbangkan dalam perencanaan.
Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya jika kadar air bahan berada dalam
rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air
optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang
diperoleh jika tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989 tentang Metode
Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah.
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu
tanggul sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah energi pemadatan
yang sama
Pengendalian Mutu
a. Penerimaan Bahan
- Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal
mutu bahan akan ditetapkan oleh Pengawas Lapangan, tetapi bagaimanapun juga
harus mencakup seluruh pengujian yang disyaratkan dalam dengan paling sedikit tiga
contoh yang mewakili setiap sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih mewakili
rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan.
- Setelah persetujuan mutu bahan timbunan yang diusulkan, Pengawas Lapangan
dapat memintakan pengujian mutu bahan ulang lagi agar perubahan bahan atau
sumber bahannya dapat diamati.
b. Pengujian Mutu Bahan
- Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus dilaksanakan untuk
mengendalikan perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan. Jumlah pengujian
harus seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Lapangan tetapi untuk setiap 1000
meter kubik bahan timbunan yang diperoleh dari setiap sumber bahan paling sedikit
harus dilakukan suatu pengujian untuk menentukan ekspansif tidaknya bahan
timbunan, yang ditentukan oleh nilai aktif.
c. Percobaan Pemadatan di lapangan
- Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk
mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Jika Penyedia Jasa tidak sanggup
mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti:
Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan peralatan
pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat
diterima oleh Pengawas Lapangan. Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya dapat
digunakan Penyedia Jasa untuk menetapkan pola lintasan pemadatan, jumlah
lintasan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan berikutnya.
dan bahan tambahan (additive) yang diijinkan, kesemuanya dicampur untuk mendapatkan
kekentalan yang layak.
Semua pekerjaan beton yang akan dilaksanakan harus mendapat persetujuan Pengawas
Lapangan. Tidak lebih dari 2 (dua) bulan setelah pengadaan peralatan untuk pelaksanaan
beton, Penyedia jasa/Pelaksana harus mengirim Diagram Alir, Gambar dan Rencana Kerja
untuk pekerjaan dan penempatan beton/mortar dengan mengacu pada Dokumen ini.
Apabila spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan pada pelaksanaan pekerjaan di
lapangan tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh Direksi, maka Penyedia jasa/Pelaksana
harus memberikan alternatif jenis peralatan atau metode kerja yang menghasilkan produk
yang setara dengan yang diusulkan oleh pihak Direksi. Penyedia jasa harus memberi
perhatian khusus terhadap akibat yang mungkin timbul karena pengaruh pencucian
material yang bisa mengakibatkan tercemarnya air di perairan umum, dengan membangun
kolam-kolam tampungan atau bangunan lainnya.
Persyaratan Bahan
Bahan-bahan konstruksi beton yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
• Semen
Penyedia jasa harus menginformasikan secara periodik setiap tanggal 1 awal bulan
data-data sebagai berikut :
- Jumlah persediaan semen yang ada di lapangan sampai hari terakhir bulan lalu.
- Rencana pengadaan semen yang baru selama bulan yang akan jalan.
- Jumlah semen yang dipakai selama periode 1 (satu) bulan lalu.
- Penerimaan pengadaan semen selama bulan yang lalu
- Penggunaan atau kehilangan selama bulan yang lalu dengan alasan
- Data lain yang dibutuhkan/dianggap perlu oleh Direksi
• Bahan Additive
Jika Penyedia jasa akan menggunakan zat pelambat atau zat tambahan lain yang
berfungsi untuk membantu pengecoran sesuai metodenya atau dibutuhkan beberapa
zat tambahan lainnya yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang sesuai tuntutan
spesifikasi, Penyedia jasa harus mendapatkan persetujuan dari Direksi tentang
komposisi dan metode dari penggunaan zat tambahan.
• Agregat Halus
Pengertian material halus yang dipergunakan adalah material dengan ukuran
maksimum 5 mm. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan
bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat
Direksi, pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya. Penyedia jasa harus melengkapi
hasil tes agregat halus untuk beton dan spesi (mortar) untuk type yang dihasilkan atau
selain yang disetujui oleh Direksi.
• Aggregat Kasar
Pengertian material kasar yang dipergunakan adalah material dengan ukuran lebih
besar dari 5 mm dan mempunyai gradasi yang baik dari 5 mm sampai ukuran maksimum
yang dibutuhkan dan tergantung dari klas betonnya. Agregat kasar untuk beton adalah
batu alam kecuali jika di instruksi oleh Direksi dan harus disediakan oleh Penyedia jasa
Pelaksana.
• Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih,
dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau
organis. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan. Air yang
diketahui dapat diminum dapat digunakan.
Jika timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas
tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar
semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling.
Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan mortar dengan air tersebut pada
umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling pada
periode perawatan yang sama
Pelaksanaan Pekerjaan
a. Penyiapan Tempat Kerja
- Penyedia Jasa harus membongkar bangunan lama yang akan diganti dengan beton
yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan
pekerjaan beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan dalam dari Spesifikasi ini.
- Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untuk
pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Lapangan sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi ini, dan harus membersihkan serta menggaru tempat di sekeliling
pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut
pekerjaan. Jika diperlukan harus disediakan jalan kerja yang stabil untuk menjamin
dapat diperiksanya seluruh sudut pekerjaan dengan mudah dan aman.
- Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga agar
senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur, bersampah
atau di dalam air. Apabila beton akan dicor di dalam air, maka harus dilakukan
dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar
sumuran atau cofferdam dan atas persetujuan Pengawas Lapangan.
- Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang
harus berada di dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang
dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
- Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Pengawas Lapangan, maka bahan lantai kerja
untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.
- Pengawas Lapangan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi
sebelum menyetujui pemasangan acuan, baja tulangan atau pengecoran beton.
Penyedia Jasa dapat diminta untuk melaksanakan pengujian penetrasi kedalaman
tanah keras, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan
cukup tidaknya daya dukung tanah di bawah pondasi.
- Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan maka
Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau kedalaman
pondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak,
memadatkan tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Lapangan.
- Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena air
hujan dengan memasang tenda seperlunya. Pengawas Lapangan berhak menunda
pengecoran sebelum tenda terpasang dengan benar.
- Penyedia Jasa juga harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena
air pasang atau muka air tanah dengan penanganan seperlunya.
b. Cetakan Beton
- Jika disetujui oleh Pengawas Lapangan, maka acuan dari tanah harus dibentuk dari
galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai
dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum
pengecoran beton.
- Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan membentuk beton
sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat dari kayu, besi atau bahan lainnya
yang cukup kuat sesuai dengan ukuran–ukuran yang ada di dalam gambar.
- Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat sendiri adukan
beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin dan tekanan lainnya dengan
tidak berubah bentuk.
- Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar cetakan sesuai
dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan,
sebelum memulai pekerjaan, walaupun demikian penyerahan tersebut kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui, tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor
bagi keberhasilannya.
- Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus bebas dari
sampah, paku, alur–alur, belahan, atau cacat–cacat lainnya. Mengisi celah–celah
sambungan cetakan beton harus berhati–hati dan dilaksanakan sedemikian rupa
agar sanggup mengembang dibawah pengaruh kelembaban beton tanpa
menimbulkan perubahan bentuk cetakan, celah-celah harus diisi secukupnya untuk
- Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi tulangan dan bagian
– bagian yang ditanam, cetakan dan perancah belum diperiksa dan disetujui
Pengawas Lapangan secara tertulis.
- Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai terjadi pemisahan
butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar cetakan cukup rapat, dicor terlebih
dahulu lapisan selimut beton setebal 3 cm, dengan spesi yang sama dengan yang
dibutuhkan oleh beton diatasnya.
- Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari yang ditentukan
oleh Direksi, kelebihan ini harus segera dibuang. Semua pengecoran harus selesai
dalam waktu 60 menit telah keluar dari mesin pengaduk, kecuali jika ditentukan lain
oleh Direksi.
- Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika ditentukan atau disetujui
sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran harus segera dibuang. Beton
jangan dicor diatas beton lain yang baru saja dicor selama lebih dari 30 menit, kecuali
jika ada konstruksi sambungan yang akan ditentukan kemudian.
- Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus ditempatkan pada
posisi yang benar secara vertikal maupun horizontal, dengan permukaan dibuat
kasar atau bergerigi untuk menahan gesekan dan membentuk ikatan sambungan
beton berikutnya, seperti yang diinginkan oleh Pengawas Lapangan .
- Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat kasar atau
disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan beton harus tetap lembab
dan dilindungi dengan mortel semen (perbandingan berat) 1 : 2 setebal 1 cm.
- Beton harus dicor pada posisi dan urutan – urutan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar, atau atas petunjuk Pengawas Lapangan. Beton yang dicor ditempatkan
langsung pada cetakannya sedemikian rupa untuk menghindari pemisahan butiran
dan penggeseran tulangan beton, acuan, atau bagian–bagian yang tertanam, serta
membentuk lapisan – lapisan yang tidak lebih tebal dari 40 cm padat.
- Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai sambungan ditentukan pada
gambar atau menurut petunjuk Pengawas Lapangan.
- Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan kereta dorong lebih
tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh Pengawas Lapangan untuk menjatuhkan
ketempat penampungan sementara dan kemudian diambil lagi dengan sekop
sebelum dicorkan.
- Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan sebelumnya atau
mengikuti petunjuk Direksi dan harus dikerjakan secara menerus sampai dengan
selesai. Bila perlu Penyedia Jasa harus bekerja lembur untuk mencapai target
tersebut.
• Pelaksanaan Pemadatan
- Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar acuan
yang telah disetujui. Jika diperlukan dan disetujui oleh Pengawas Lapangan,
penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk
menjamin kepadatan yang tepat dan memadai. Alat penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam
acuan.
- Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan semua sudut, di
antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi tanpa menggeser tulangan
sehingga setiap rongga dan gelembung udara terisi.
- Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada hasil pemadatan
yang diperlukan.
- Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya
5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas
acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
- Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk memadatkan beton di dalam
acuan harus vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi menghasilkan
kepadatan yang menyeluruh pada bagian tersebut. Apabila alat penggetar tersebut
akan digunakan pada posisi yang lain maka, alat tersebut harus ditarik secara
perlahan dan dimasukkan kembali pada posisi lain dengan jarak tidak lebih dari 45
cm. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 15 detik atau
permukaan beton sudah mengkilap.
- Jumlah minimum alat penggetar mekanis
- Apabila kecepatan pengecoran 20 m3/jam, maka harus digunakan alat penggetar
yang mempunyai dimensi lebih besar dari 7,5 cm.
- Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum terjadi waktu ikat
awal (initial setting).
e. Pengerjaan Akhir
• Pembongkaran Cetakan
- Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan
bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton tanpa
mengabaikan perawatan. Acuan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok,
gelegar, atau bangunan busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan
beton menunjukkan paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton.
- Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan
yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok pengarah (parapet), dan permukaan
vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah
pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa
mengabaikan perawatan.
kotoran yang menempel, ataupun serpihan-serpihan kayu, kawat sisa pemotongan, dan
lain-lainnya untuk dikumpulkan disuatu tempat dan selanjutnya diambil dan dibuang
- Semua bahan cetakan harus dirawat dengan baik. Bahan yang rusak tidak diijinkan
untuk digunakan. Sebelum digunakan lagi semua cetakan harus dibersihkan.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan Pembayaran dihitung berdasarkan volume yang terpasang dalam satuan
per – m2.
C.3 Pembongkaran Perancah / Bekisting
Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan struktur
yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh
perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar
hingga pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan
beton telah dicapai.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan Pembayaran dihitung berdasarkan volume yang terbongkar dalam satuan
per - m2
C.4 Pembesian
Umum
- Besi tulangan harus mempunyai diameter dan penampang melintang sama disetiap
bagian besi tulangan itu. Diameter rata–rata besi tulangan yang digunakan dilokasi
pekerjaan tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari 2 (dua) % diameter yang telah
ditentukan. Besi tulangan harus bersih dari serpihan, minyak, kotoran dan cacat–cacat
pembuatannya.
Jika oleh Pengawas Lapangan, Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 copy daftar besi
tulangan yang dikeluarkan oleh pabrik untuk mendapatkan persetujuan sebelum
mendatangkan besi tulangan di lokasi pekerjaan, dan mutu besi tulangan harus sesuai
dengan spesifikasi dan copy daftar tulangan tersebut.
- Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai
dengan Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas
Lapangan.
- Besi tulangan untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar dan memenuhi PBI-
71. Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk mengilangkan
kotoran, lumpur, karat dan karat, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat
mengurangi atau merusak pelekat dengan beton.
- Toleransi untuk pabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam SNI 03-6816- 2002.
Penyedia Jasa harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi label,
dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran batang, panjang dan
informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukkan pada diagram tulangan.
- Penyedia Jasa harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan sedemikian
untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau kerusakan
Bahan
- Baja Tulangan
Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai dengan Gambar
Kerja. Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman
tulangan yang di las yang memenuhi SNI 03-6812-2002 dapat digunakan.
- Tumpuan Untuk Tulangan
Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan beton
pracetak. terkecuali disetujui lain oleh Pengawas Lapangan. Kayu, bata, batu atau bahan
lain tidak boleh diijinkan sebagai tumpuan.
- Pengikat untuk Tulangan
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi SNI
07-6401-2000.
Pembuatan dan Penempatan
- Pembengkokan
Terkecuali ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan, seluruh baja tulangan harus
dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002,
menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,
bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan
disetujui oleh Pengawas Lapangan, tindakan pengamanan harus diambil untuk
menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak. Batang tulangan
dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokkan dengan mesin
pembengkok
- Penempatan dan Pengikatan
Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan
kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat
mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.
Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan
selimut beton minimum yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan oleh
Pengawas Lapangan.
Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga
tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat
(stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan
Besi tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak
tergeser waktu operasi pengecoran. Besi tulangan bulat biasa, harus sesuai dengan
ketentuan standar. Besi tulangan harus mempunyai diameter dan penampang
melintang sama disetiap bagian besi tulang itu. Diameter rata-rata besi tulangan yang
digunakan dilokasi pekerjaan tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari 2 (dua) persen
diameter yang telah ditentukan besi tulangan harus bersih dari serpihan, minyak,
kotoran dan cat-cat pembuatannya.
- Pemotongan dan pembengkokan tulangan mengikuti daftar yang dibuat terlebih dahulu
berdasarkan gambar kerja yang sudah disetujui oleh direksi pembengkokan tulangan
harus dilakukan diatas meja pembengkokan dengan mengunakan kundpenekuk yang
cocok dengan tiap ukuran besi tulangan serta harus mengikuti aturan dan pemasangan
penyusunannya harus sesuai dengan gambar disain/kontrak.
Pemasangan Besi Tulangan
- Sebelum dipasang, besi tulangan harus bersih dari karat, oli, lemak–lemak, kotoran lain.
Penulangan harus dilaksanakan secara teliti dan dipasang ditempat yang benar
sebagaimana ditunjukkan didalam gambar dan dijaga kedudukannya agar tetap dan
tidak berubah selama berlangsungnya pengecoran, penggetaran dan pemadatan beton.
- Semua ujung bebas besi tulangan berpenampang bulat biasa harus mempunyai kait
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
Penyedia Jasa harus menempatkan tulangan dengan jarak tertentu dan terikat kuat
pada tempatnya.
- Bagian dalam dari lengkungan besi tulangan, harus bersinggungan dengan besi tulangan
lainnya disekitar tulangan tersebut diikat. Besi tulangan harus diikat dengan kawat baja
lunak yang disetujui Pengawas Lapangan, dan pengikatan harus cukup kuat dengan
tang. Ujung kawat pengikat harus mengarah kedalam.
- Penulangan yang sudah siap untuk pengecoran, harus diperiksa dan disetujui oleh
Pengawas Lapangan. Tidak diperkenankan melaksanakan pengecoran, sebelum
penulangannya disetujui Pengawas Lapangan.
- Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Pengawas Lapangan, sekurang-
kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum penulangan siap dicor.
Penyiapan Gambar Penulangan
- Penyedia Jasa dengan biaya sendiri, harus menyiapkan semua gambar–gambar
penulangan secara rinci berdasarkan gambar yang diberikan oleh Pengawas Lapangan,
sebagaimana diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Gambar penulangan tersebut
harus mencakup gambar penempatan besi tulangan, daftar besi tulangan dan gambar
lain yang diperlukan untuk memudahkan pembuatan dan pemasangan tulangan
Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Perhitungan pengukuran untuk pembayaran semua pengadaan dan pemasangan besi
tulangan, dibuat berdasarkan berat rencana besi tulangan yang dilaksanakan dalam
beton sesuai dengan gambar atau petunjuk oleh Pengawas Lapangan
b. Dasar Pembayaran
Pembayaran untuk pengadaan dan pemasangan besi tulangan akan dibuat dalam harga
satuan perkilogram seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
mencakup biaya upah kerja, material dan peralatan, termasuk biaya-biaya
pengangkutan, penempatan, penurunan, penyimpanan, pemotongan, pengikatan,
pembersihan, pemasangan, dan penempatan pada posisinya untuk semua besi
tulangan seperti yang diperlihatkan dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi.
Pembayaran dihitung berdasarkan volume yang terpasang dalam satuan per-kg.
Demikian hal-hal yang dapat Kami sampaikan lewat Spesifikasi Teknis sebagai salah satu
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Normalisasi Sungai Kelurahan Maluhu RT 20 Kecamatan
Tenggarong. Dengan harapan semoga kelak mampu menjadi acuan atas pelaksanaan
pekerjaan yang baik sehingga hasil Pekerjaan kelak dapat memenuhi tuntutan akan
kebutuhan serta memberikan manfaat yang maksimal.
Akhir kata kepada semua pihak yang telah memberi dukungan dan perhatian serta
kepercayaan kepada kami untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan ini, kami
sampaikan ucapan terima kasih.