Anda di halaman 1dari 40

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

DINAS PEKERJAAN UMUM


Jalan Wolter Monginsidi Komplek Perkantoran Pemkab Kutai Kartanegara
Website : www.dpukukar.com, Email : sekretariat@dpukukar.com
Tenggarong 75511

PROGRAM
PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR (SDA)

KEGIATAN
PENGELOLAAN SDA DAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI
PADA WILAYAH SUNGAI (WS) DALAM 1(SATU) DAERAH
KABUPATEN/KOTA

SUB KEGIATAN
NORMALISASI / RESTORASI SUNGAI

PAKET PEKERJAAN
NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20

LOKASI PEKERJAAN
KEC. TENGGARONG
KAB. KUTAI KARTANEGARA
Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

SPESIFIKASI TEKNIS

BAGIAN I
GAMBARAN UMUM KEGIATAN

1.1 LOKASI PEKERJAAN


Lokasi pekerjaan terletak di Kec. Tenggarong Kab. Kutai Kartanegara.

1.2 LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan pada kegiatan ini berupa Pekerjaan Persiapan, Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK), Pekerjaan Konstruksi (Saluran, Box Culvert dan Pintu Klep)
dengan kegiatan pekerjaan terdiri dari :
1. PEKERJAAN UMUM
- Pekerjaan Persiapan
2. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)
- Penyiapan dokumen RKK
- Sosialisasi, promosi dan pelatihan
- Asuransi dan perizinan terkait keselamatan konstruksi
- Personel Keselamatan Konstruksi
- Fasilitas sarana, prasarana, dan alat Kesehatan
- Rambu dan Perlengkapan lalu lintas yang diperlukan atau manajemen lalu lintas
- Kegiatan dan peralatan terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi
3. PEKERJAAN PEMBONGKARAN JALAN DAN BOX CULVERT EKSISTING
- Bongkar 1 m3 beton dengan jack hammer
4. PEKERJAAN GALIAN SALURAN
- 1 m³ Galian tanah biasa sedalam ≤ 1 m
- 1 m3 galian tanah biasa sedalam sd 2 m
- Pasang 1 m' profil melintang galian tanah
5. PEKERJAAN BOX CULVERT
- 1 m3 galian tanah biasa sedalam sd 2 m
- Per m' penetrasi tiang pancang kayu
- 1 m³ Timbunan pasir sebagai bahan pengisi
- 1 m3 Beton K-125 menggunakan Ready Mixed
- 1 m3 Beton K-350 menggunakan Ready Mixed
- Pembesian 100 Kg dengan besi polos atau ulir
- 1 m2 bekesting dengan multiplek 12 mm

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 1


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

- 1 m2 Perancah/penyokong bekisting dinding beton menggunakan kayu dolken,


tinggi maksimum 2,5 m
- 1 m2 bongkar bekesting cara hati-hati (membersihkan dan membereskan puing-
puing).
- Turap Kayu
6. PEKERJAAN SALURAN BETON + PINTU KLEP OTOMATIS
- 1 m³ Galian tanah biasa sedalam sd 2 m
- Per m' penetrasi tiang pancang kayu
- 1 m³ Timbunan pasir sebagai bahan pengisi
- 1 m3 Beton K-125 menggunakan Ready Mixed
- 1 m3 Beton K-350 menggunakan Ready Mixed
- Pembesian 100 Kg dengan besi polos atau ulir
- 1 m2 bekesting dengan multiplek 12 mm
- 1 m2 Perancah/penyokong bekisting dinding beton menggunakan kayu dolken,
tinggi maksimum 2,5 m
- 1 m2 bongkar bekesting cara hati-hati (membersihkan dan membereskan puing-
puing).
- Pintu Klep Otomatis Fiber Resin tipe L/M PA-FG1 120
- 1 Buah Kistdam Pasir / Tanah dibungkus karung plastic bagor 43 cm x 65 cm

1.3 PERATURAN TEKNIS YANG DIPERGUNAKAN


A. Uraian spesifikasi bahan-bahan dan persyaratan pelaksanaan, secara umum
ditentukan pada patokan dan kualitas bahan-bahan, cara pelaksanaannya dan lain-
lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan pembangunan yang sah berlaku
di Republik Indonesia. Selama pelaksanaan kontrak ini, harus betul-betul ditaati dan
dilaksanakan sebagai tambahan persyaratan dari semua pasal-pasal yang diuraikan.
Pada khususnya peraturan-peraturan berikut berkenaan dengan hal terserbut
diatas:
a. Perpres 16 tahun 2018 tentang pengadaan Barang/jasa Pemerintah
b. Pedoman tata cara penyelenggaraan pembangunan Bangunan Negara yang
dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum (Dit. Jen. SUMBER DAYA AIR).
c. Pemeriksaan umum untuk Pemeriksaan Bahan-bahan bangunan : H.I 3 PUBB–
1966; NI-33, PUBB-1966.
d. Peraturan Beton Indonesia; PBI.Ni-2/ 1955; PBI.NI-2/1971.
e. Peraturan Muatan Indonesia; PMI,.NI-18/1969.
f. Peraturan perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja) antara
lain tentang larangan mengerjakan anak-anak dibawah umur.
g. Dan peraturan-peraturan lain yang belum tercantum diatas tetapi berkaitan
dengan pekerjaan ini.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 2


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

Bilamana tidak ada lagi sumber dari standar dan kertentuan-ketentuan lain yang sah
berlaku di Republik Indonesia, maka standar internasional lainnya yang biasa
diperbandingkan, dapat dipergunakan sebagai pengganti standar yang telah
diperinci di atas dan harus dengan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
B. Semua bahan–bahan yang diuraikan pada pasal-pasal ini, harus didatangkan dalam
keadaan baru sama sekali dan tanpa cacat terkecuali ditentukan lain dalam
persyaratan kontrak ini.
C. Spesifikasi ini hanya menguraikan pekerjaan untuk spesifikasi pekerjaan struktur
diuraikan secara terperinci dalam spesifikasi terpisah.

1.4 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR


Sebelum pelaksanaan pekejaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi
yang akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Pengawas Lapangan.
Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian kontraktor tidak
melaksanakan pemeriksaan kekuatan konstruksi menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

1.5 PERALATAN YANG DIBUTUHKAN


No. Nama Peralatan (Kapasitas) Jumlah
1. EXCAVATOR (80-140 HP) 1 Unit
2. DUMP TRUCK (5 Ton) 2 Unit
3. CONCRETE VIBRATOR (5,5 HP) 1 Unit
4. JACK HAMMER (45 Joule) 1 Unit
5. CONCRETE CUTTER (8 HP) 1 Unit
6. GPS RTK (Real Time Kinematik) 1 Unit

1.6 PERSONIL YANG DIBUTUHKAN


No. Jabatan Pendidikan Sertifikat Penegalaman Jumlah
Keterampilan Kerja
SKT Pelaksana Saluran
1. Pelaksana Min. SMK 2 Tahun 1 Orang
Irigasi (TS 031)
Min. SMK/SMU Sertifikat Petugas K3
2. Petugas K3 - 1 Orang
Sederajat Konstruksi
Personil yang yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli/terlatih dan
berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
sesuai dengan ketentuan/ petunjuk dari Pengawas Lapangan.

1.7 MASA PELAKSANAAN


Masa Pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 90 (sembilan puluh)
hari Kalender.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 3


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

1.8 IDENTIFIKASI BAHAYA DAN RESIKO


Tingkat Bahaya dan Resiko untuk pekerjaan ini adalah KECIL, dengan Identifikasi
untuk setiap item pekerjaan sebagai berikut :
Identifikasi Bahaya dan
No. Uraian Pekerjaan
Resiko
PEKERJAAN BOX CULVERT, SALURAN BETON DAN PINTU Tertimpa atau Terjepit Alat
KLEP Kerja

1.9 SATUAN UKURAN


Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini yang digunakan dalam
pekerjaan adalah standar meter dan Kilogram. Bila disebut satu ton, yang dimaksud
adalah satu ton yang bernilai 1000 kilogram.

1.10 LAPORAN
a. Kontraktor diharuskan membuat bahan laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk
setiap satu minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan
sesuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan. Ringkasan laporan tersebut harus
mencantumkan keadaan cuaca, jumlah pengerahan tenaga kerja, tenaga pengawas
dan pelaksana, alat-alat yang dipergunakan, jumlah pengiriman bahan-bahan
bangunan ke lokasi pekerjaan, kemajuan fisik dari pekerjaan yang telah selesai,
masalah-masalah yang timbul dilapangan serta pemecahannya, dan rencana kerja
minggu berikutnya.
b. Laporan kemajuan pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor pada setiap akhir
pekan untuk dievaluasi
c. Laporan lain seperti Laporan Harian dan lain-lain sesuai dengan uraian dalam syarat-
syarat umum kontrak.

1.11 WILAYAH KERJA


a. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan
bangunan di tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja
Kontraktor kecuali ada pertimbangan khusus dan persetujuan dari Pengawas
Lapangan.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan
bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi Kegiatan, maka bahan bangunan harus
didatangkan dari Gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari dengan jumlah yang
cukup untuk pekerjaan satu hari.
c. Dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus berkoordinasi dengan instansi yang
terkait, apabila di dalam lokasi Kegiatan terdapat jaringan pekerjaan yang tidak
berhubungan dengan kewenangan Pejabat Pembuat Komitmen, Pengawas
Lapangan ataupun kontraktor pelaksana.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 4


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

1.12 BAHAN –BAHAN MUTU PEKERJAAN


a. Jenis dan mutu bahan yang dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi
dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perindustrian dan Menteri
Penertiban Aparatur Negara Tgl. 23 Desember 1980, Keppres 16/1994 dan Keppres
No. 24/1995.
b. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus
terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas
bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan-
bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Pengawas Lapangan.
c. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku
adalah edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam
peraturan standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan sebelum dipergunakan.
d. Untuk bahan yang mutunya yang masih berdasarkan standar internasional, apabila
diperlukan Pengawas Lapangan dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan
sertifikat tes dari agen, distributor yang menjual atau pabrik yang memproduksi
bahan yang bersangkutan.
e. Bahan-bahan bangunan atau tenaga kerja lokal/ setempat yang memenuhi syarat
teknis sesuai dengan peraturan yang ada (RKS) dianjurkan untuk dipergunakan untuk
dengan mendapatkan ijin tertulis dari Pengawas Lapangan.

1.13 PEMBONGKARAN STRUKTUR YANG ADA


Pekerjaan ini harus mencakup pembongkaran, baik keseluruhan ataupun sebagian,
pemindahannya dan struktur lain yang diperlukan untuk dibongkar untuk
memungkinkan pembangunan atau perpanjangan atau perbaikan dari struktur yang
memiliki fungsi yang sama seperti struktur yang tua (atau bagian dari struktur) yang
akan dibongkar.
Pekerjaan harus juga meliputi pemindahan yang memenuhi syarat dari material
bongkaran dari pasal ini, yang meliputi baik pembuangan maupun penyelamatan,
penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan terhadap kerusakan
dari material yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan.

1.14 PENGATURAN PEMBUANGAN SISA-SISA


Kontraktor harus melakukan seluruh pengaturan yang diperlukan dengan pemilik
tanah dan memikul seluruh biaya, untuk memperoleh lokasi yang sesuai untuk
pembuangan material sisa dan untuk pernyimpanan dari material yang
diselamatkan.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 5


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

BAGIAN II
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN SARANA UTAMA
PENUNJANG PEKERJAAN

2.1 PEKERJAAN PENDAHULUAN


a. Pekerjaan Persiapan adalah suatu pekerjaan awal yang merupakan suatu kesatuan
pekerjaan yang tidak terpisahkan dari pekerjaan utama yang diatur dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Surat Perjanjian/ kontrak, yang meliputi:
- Sewa Kantor kegiatan untuk Direksi pekerjaan yang dilengkapi meja, kursi, dan
papan tulis.
- Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan kerja.
- Pembuatan foto dokumentasi.
Pengambilan Foto Dokumentasi.
- Permulaan pekerjaan ( 0 % )
- Setiap Jenis/ Item Pekerjaan (proses dan finish )
- Setiap Pengajuan Pembayaran Angsuran
- Setelah masa pemeliharaan berakhir.
Foto harus berwarna ukuran A4 sebanyak masing-masing 3 (tiga) lembar. Disusun
dalam album dan diberi keterangan. Kontraktor/Rekanan harus menyediakan
segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang baik, sempurna dan
efisien dengan urutan yang teratur, termasuk alat-alat pembantu yang
dipergunakan seperti Concrete Mixer (Beton Molen), Pemootng Beton (Concrete
Cutter), Pompa Air, Pemadat (Compactor), alat pengangkat (Hoist) dan
sebagainya yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
b. Pekerjaan Pengukuran adalah suatu pekerjaan pemasangan patok kayu meranti
sebagai patokan/ pengukuran awal untuk menetukan peil/ elevasi.
c. Pembersihan lokasi awal, dilaksanakan untuk memudahkan pekerjaan pengukuran
dan pekerjaan lainnya.

2.2 PEMBERSIHAN LAPANGAN


Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari pepohonan,
semak belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan semua material
tersebut harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk Pengawas
Lapangan Pekerjaan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan harus juga
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan
dirapikan kembali.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 15


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sepenuhnya tanggung jawab dan beban
Kontraktor, serta harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.

2.3 PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


a. Selama pelaksanaan pekerjaan pihak rekanan/ kontraktor diwajibkan mengadakan
segala keperluan untuk keamanan dan kesejahteraan para pekerja dan tamu, seperti
PPPK, sanitasi, air minum dan fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi
segala peraturan, tata tertib, ordonasi pemerintah atau Pemerintah Daerah
setempat.
b. Rekanan/Kontraktor diharuskan membatasi daerah operasinya di sekitar lokasi
pekerjaan dan mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain.
c. Rekanan/Kontraktor harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil dan hak pemakai
jalan bersih dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran
lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama pekerjaan berlangsung.
d. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Rekanan/Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada di sekitarnya, utilitas, jalan-jalan,
saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di lokasi dan kerusakan sejenis yang
disebabkan karena pelaksanaan Pekerjaan dalam arti yang luas. Itu semua diperbaiki
kontraktor hingga dapat diterima oleh Pengawas Lapangan.
e. Kontraktor bertanggung jawab atas keamanan dan kerusakan seluruh pekerjaan
termasuk bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instansi, hingga Kontrak selesai
dan diterima baik oleh Pengawas Lapangan.
2.4 JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH
a. Air Minum dan Air Kerja
- Kontraktor harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih di tempat
pekerjaan untuk para pekerjanya.
- Kontraktor harus mengadakan air kerja untuk keperluan pekerjaan selama
pelaksanaan dapat mempergunakan atau menyambung pipa air yang telah ada
dengan meteran air sendiri (guna memperhitungkan pembayarannya) atau air
sumur yang bersih/ jernih dan tawar, bila hal ini meragukan harus diperiksa di
laboratorium.
b. Kecelakaan Kerja
- Apabila terjadi kecelakaan pada tenaga kerja pada waktu melaksanakan pekerjaan,
kontraktor harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si
korban. Biaya pengobataan dan lain-lain menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
harus segera melaporkan kepada Instansi yang berwenang dan Pengawas Lapangan.
- Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk PPK yang selalu
tersedia dalam saat dan berada di tempat kantor lapangan (direksi keet).

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 16


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

2.5 PENGUKURAN
a. Jaringan Titik Tetap
- Jaringan patok titik tetap diambil berdasarkan referensi titik tetap (Patok
Beton/Bangunan Permanen) yang dipasang oleh dinas terkait yang terdekat.
- semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi yang
dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada butir di
atas.
- Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam Kegiatan ini
tercantum dalam gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Pengawas
di lapangan.
b. Pengukuran kembali
- Penyedia Jasa Konstruksi melakukan pengukuran Kembali dengan kondisi
lapangan setempat bersama Pengawas Lapangan.
- Alat-alat ukur yang dipergunakan adalah GPS RTK (real time kinematic) dan alat
ukur lainnya harus berfungsi baik dan sebelum pekerjaan dimulai semua alat ukur
yang dipakai harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan, baik dari jenisnya
maupun kondisinya.
- Cara pengukuran ketepatan hasil pengukuran, toleransi salah tutup, dan
pembuatan serta pemasangan patok bantu akan ditentukan Pengawas Lapangan.
- Apabila timbul keragu-raguan dari pihak Kontraktor dalam menginterpretasikan
angka-angka elevasi dalam gambar, maka hal ini harus dilaporkan kepada
Pengawas Lapangan untuk dimintakan penjelasannya.
- Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan
hasil pengukuran ulang, maka Pengawas Lapangan akan memutuskan hal itu.
- Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
- Hasil pengukuran kembali harus sudah diserahkan dan disetujui oleh, Pengawas
Lapangan selambat-selambatnya 10 hari setelah tanggal SPMK.
c. Pekerjaan Pengukuran Dan Survei Lapangan
- Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya
untuk melakukan survei dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan
khususnya lokasi rencana konstruksi apakah tidak terdapat kesesuaian.
Kontraktor bersama-sama dengan Pengawas Lapangan harus secara bersama-
sama mengambil peil permukaan dan sounding areal kerja dan menyetujui semua
kekhususan terhadap mana semua pekerjaan didasarkan.
- Kontraktor harus merawat dan menyediakan dan merawat stasion survei yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, dan harus membongkarnya setelah
pekerjaan setelah selesai.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 17


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

- Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan sekurang-kurangnya 24 jam


sebelumnya, bila akan mengadakan leveling pada semua bagian daripada
pekerjaan.
- Kontraktor harus menyediakan, atas biaya kontraktor, semua bantuan yang
diperlukan Pengawas Lapangan dalam pengadakan pengecekan leveling tersebut.
- Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Pengawas Lapangan bila
dipandang perlu untuk mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari
bagian-bagian pekerjaan.
- Kontraktor harus membuat peil/ titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-
tiap bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat
selama berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.
- Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung
berikut ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat
siap mengadakan pengukuran ulang.
- Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik
dan sudah ditera kebenarannya/ dikalibrasi.
- Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut. Koordinat, serta letak
patok-patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Pengawas Lapangan
untuk mendapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
- Jika menurut pendapat Pengawas Lapangan kemajuan Kontraktor tidak
memuaskan untuk menyelesaikan pekerjaan survei ini tepat pada waktunya atau
dalam hal Kontraktor tidak memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak
dengan standar yang ditentukan Pengawas Lapangan dapat menunjuk stafnya
sendiri atau pihak lain untuk mengerjakan survey lapangan dan membebankan
seluruh biayanya kepada Kontraktor.
d. Pematokan Dan Bouwplank
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktror harus melaksanakan
pematokan dan pemasangan bouwplank sesuai petuntuk Pengawas Lapangan.
- Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan dibuat selebar pondasi
saluran.
- Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak bergerak
serta harus dijaga agar tidak rusak/ hilang selama pelaksanaan pekerjaan.
- Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi dasar
pelaksanaan pekerjaan baik dalam penentuan lebar saluran, tinggi saluran
maupun tebal pasangan/ konstruksi lainnya.
- Untuk pekerjaan jalan lingkungan dipasang patok kayu tiap jarak 50 m dan pada
bagian atas setinggi 50 cm di permukaan tanah dicat meni dan diberi Nomor Sta
(Stadium).

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 18


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

2.6 KANTOR LAPANGAN/ RUANGAN PENGAWAS LAPANGAN


a. Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan untuk dipergunakan oleh Pengawas
Lapangan selama pelaksanaan pekerjaan, transportasi, alat komunikasi serta gudang
untuk menyimpan bahan dan peralatannya.
b. Pemeliharaan, kebersihan dan keamanan gudang dan kantor lapangan merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
c. Pada saat pekerjaan dinyatakan selesai, gudang dan kantor lapangan harus
dibongkar merupakan oleh Kontraktor atas biaya sendiri dan semua peralatan dan
perlengkapan tetap menjadi menjadi milik Kontraktor.
d. Penyediaan dan pengerjaan hal-hal yang tersebut pada artikel ini tidak akan
mendapat pembiayaan tersendiri tetapi kesemuanya harus sudah termasuk dalam
pembiayaan menurut Kontrak pada mata pembiayaan sewa kantor lapangan (direksi
keet).
e. Kontraktor bertanggung jawab atas semua pengadaan fasilitas tersebut pada butir a
dan b.
f. Kontraktor harus membuat bangunan kantor lapangan (direksi keet) serta gudang
bahan yang luas dan bentuknya akan ditentukan kemudian.
g. Bangunan tersebut harus dapat dijamin agar didalamnya bebas dari air hujan dan
sinar matahari, termasuk dapat melindungi material yang tersimpan.
h. Kontraktor harus mengisi perabotan maupun perlengkapan lain di ruang kantor
lapangan (direksi keet) atas usulan Kontraktor dengan persetujuan Pengawas
Lapangan.

2.7 PENGATURAN LALU LINTAS


a. Lalu Lintas Kegiatan
1. Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus mematuhi dan mentaati
ketentuan dan peraturan lalu lintas umum yang berlaku, sejauh pekerjaannya
mempengaruhi kelancaran lalu lintas umum. Dalam hal ini Kontraktor diharuskan
mendapatkan pengarahan dan pedoman dari instansi setempat yang berwenang
yaitu polisi lalu lintas dan Dinas Perhubungan.
2. Penggunaan jalan dan jembatan umum harus diatur sedemikian rupa agar
gangguan lalu lintas dan kerusakan yang timbul sebagai akibatnya dijaga sekecil
mungkin. Perbaikan kerusakan terhadap jalan, jembatan, gorong yang
diakibatkan oleh lalu lintas Kegiatan dibebankan oleh Kontraktor dan harus
disetujui Pengawas Lapangan.
b. Rambu-rambu Sementara
Kontraktor diharuskan menyediakan, membuat, memasang dan menempatkan
rambu-rambu lalu lintas sementara pada lokasi dan posisi termasuk rintangan-
rintangan di sekitar lokasi Kegiatan. Penempatannya harus dengan persetujuan polisi

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 19


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

lalu lintas atau instansi lain yang berwenang. Bentuk dan ukuran huruf serta susunan
kalimat pada rambu dan rintangan harus jelas, mudah dimengerti oleh setiap
pengendara kendaaraan dan pada setiap cuaca gelap dan malam hari harus diberi
penerangan. Apabila pekerjaan telah dinyatakan selesai oleh , , Pengawas Lapangan,
Kontraktor harus menyingkirkan semua rambu-rambu dan rintangan-rintangan
sementara yang tidak diperlukan lagi yang selama pelaksanaan dipergunakan untuk
pengaturan lalu lintas disekitar lokasi Kegiatan.

2.8 PAPAN NAMA KEGIATAN


Kontraktor harus membuat dan memasang papan nama kegiatan ukuran 0,8 x 1 m di
lokasi yang ditunjuk Pengawas Lapangan. Ukuran bentuk dan susunan kata-kata dan
warna akan ditentukan Pengawas Lapangan setelah mendapat Persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen.

2.9 GAMBAR-GAMBAR YANG HARUS DIPERSIAPKAN OLEH KONTRAKTOR


a. Umum
Pelaksanaan pengukuran awal oleh Kontraktor yang dilaksanakan sejak diterimanya
Surat Perintah Mulai Kerja untuk mendapatkan gambaran kondisi lapangan
sesungguhnya dibandingkan dengan gambar yang diterima oleh Kontraktor dari
Pejabat Pembuat Komitmen.
Data dan hasil pengukuran awal oleh Kontraktor yang telah disyahkan dan disetujui
oleh Pengawas Lapangan pekerjaan tersebut, akan menjadi acuan dasar pembuatan
gambar-gambar selama waktu pelaksanaan sampai selesai pekerjaan.
Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut di atas, akan merupakan dasar
pokok kesepakatan bersama antara Kontraktor dan Pejabat Pembuat Komitmen
untuk menghitung volume dari masing-masing jenis pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor.
Semua gambar-gambar yang dipersiapkan oleh kontraktor, harus bisa memberikan
secara jelas hal-hal yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi antara lain.
- Bentuk tiap jenis bangunan jalan yang akan dikerjakan
- Elevasi muka tanah asli dan masing-masing pekerjaan
- Dimensi bangunan jalan sebagai pelengkap.
- Jenis serta komposisi material yang dipergunakan
- Rencana garis galian pondasi jalan/jembatan
- Hal-hal lain sesuai petunjuk Pengawas Lapangan pekerjaan
b. Gambar
Gambar sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dan acuan dasar perhitungan volume
pekerjaan sesungguhnya harus sudah mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 20


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

Adapaun gambar-gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor meliputi antara lain:


➢ “ Shop Drawing ”
Shop Drawing adalah gambar kerja atau rencana bangun yang diperoleh dari data
hasil pengukuran ulang Kontraktor dengan kondisi lapangan sesungguhnya dan
setelah disetujui Pengawas Lapangan.
Semua dimensi bangunan, jenis serta komposisi jenis material dan rencana elevasi
posisi dan kedudukan dari masing-masing jenis bangunan jalan yang tergambar Shop
Drawing harus mengacu dan didasarkan pada gambar Perencanaan “Design
Drawing” pada dokumen pengadaan.
Apabila karena kondisi dan posisi lapangan yang sesungguhnya, sehingga
mengakibatkan perlu adanya penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan kedudukan
bangunan, maka Kontraktor harus konsultasi dan mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Pengawas Lapangan. Atas dasar persetujuan jika ada penyesuaian
dimensi, elevasi posisi dan kedudukan bangunan, maka kondisi terakhir rancang
bangun yang telah disepakati bersama disetujui dan disyahkan Pengawas Lapangan
adalah yang mengikat pada kondisi awal pelaksanaan pekerjaan dan merupakan
dasar serta acuan utama bagi Kontraktor pada pelaksanaan pekerjaan.
Pada “ Shop Drawing ” harus dicantumkan anatara lain :
- Garis elevasi muka tanah asli hasil pengukuran awal.
- Dimensi rencana bangunan jalan.
- Elevasi posisi dan kedudukan bangunan jalan
“ Shop Drawing ” yang disyahkan oleh pengawas lapangan dipakai sebagai dasar dan
acuan perhitungan volume awal saat akan dimulainya pelaksanaan pekerjaan atau
“ Mutual Cheek ” pada kondisi pelaksanaan 0%. Pembuatan Shop Drawing dan
perhitungan Mutual Check harus sudah selesai dan disetujui oleh Pengawas
Lapangan selambat-lambatnya 2 minggu setelah tanggal SPMK.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan Shop Drawing termasuk
penggandaannya sebanyak 7 (tujuh) copy sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada
analisa satuan pekerjaan.
➢ “As Built Drawing”
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai gambar pelaksanaan dan
Kontraktor telah melakukan pengukuran ulang akhir pekerjaan, maka Kontraktor
diwajibkan membuat gambar purna bangun atau “As Built Drawing”.
Gambar purna bangun atau “As Built Drawing” tersebut, harus lengkap berisi antara
lain:
- Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada.
- Dimensi dan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan.
- Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 21


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

- Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan.


Gambar purna bangun yang telah selesai tersebut harus diserahkan Kontraktor
kepada , Pengawas Lapangan pekerjaaan untuk diperiksa dan disetujui.
Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh kontraktor
atau yang “mutual check” volume pekerjaan 100%, semua mengacu dan didasarkan
pada gambar purna bangun yang telah disyahkan oleh Pengawas Lapangan , dan
merupakan volume akhir yang akan dibayar oleh Pejabat Pembuat Komitmen kepada
Kontraktor.
Kontraktor wajib membuat copy “As Built Drawing” sebanyak 7 (tujuh) copy, Semua
biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “As Built Drawing” sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pada analisa harga satuan
pekerjaan, As Built Drawing harus sudah diserahkan dan disetujui oleh Pengawas
Lapangan selambatnya-lambatnya bersamaan dengan Berita Acara Penyerahan
Pertama Pekerjaan.
c. Administrasi Kegiatan
Kontraktor wajib menyediakan dan membuat kelengkapan administrasi lapangan
berupa buku tamu, buku laporan bahan, material, alat dan pekerja, catatan harian
cuaca dan lain-lain yang diperlukan untuk kelengkapan administrasi. Kontraktor
wajib membuat harian, laporan mingguan dan laporan bulanan lengkap dengan data
penunjangnya dan foto dokumentasi sebagaimana tercantum dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat Kegiatan. Sebelum memulai aktifitas Kontraktor diwajibkan untuk
membuat jadwal atau schedule, rencana kerja, metode kerja, kebutuhan material,
Kebutuhan sumberdaya daan peralatan dan harus mendapat persetujuan dari
pengawas dan , , Pengawas Lapangan.

2.10 PHOTO DOKUMENTASI


Sejak awal akan mulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan
dan pada akibat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat dokumentasi
kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk photo dokumentasi.
Photo dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus bisa memberikan
gambaran secara lengkap dan menyeluruh mengenai kegiatan pelaksanaan pekerjaan
sejak dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan, sehingga secara kronologi bisa
merupakan satu gambaran tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut.
Photo dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda
atau secara garis kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan.
Photo dokumentasi tersebut, pelaksanaan pengambilnya dilakukan pada kondisi tahap
kegiatan pelaksanaan Pekerjaan:
- Saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan 0%.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 22


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

- Saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50%


- Saat selesai pelaksanaan pekerjaan atau prestasi 100%.
Photo dokumentasi tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos, masing-
masing 7 (tujuh) copy, dengan ditata rapi pada album photo kemudian diserahkan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen, sedangkan pengambilan photo dokumentasinya
dari 1 (satu) titik lain yang berbeda lokasi, dan akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan
pekerjaan.
Pada saat penyerahan photo dokumentasi, Kontraktor juga harus menyerahkann soft
copy file photo dokumentasi.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan photo dokumentasi tersebut sepenuhnya
menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor, serta harus diperhitungkan termasuk
“Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

2.11 PENGERINGAN ATAU “COFFERING DAN DEWATERING”


Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan
kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air. Pada keadaan
ini, kontraktor diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang akan
dipakai sebagai kedudukan Konstruksi dari genangan air atau pengaruh air, karena bisa
menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut. Pada
prinsipnya, selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai
sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan
ataupun rembesan air.
Pekerjaan pengeringan yang dimaksud disini adalah, termasuk sistem drainase
lingkungan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif, terutama
pada masyarakat dan lingkungan setempat, semua yang timbul akibat pekerjaan
pengeringan ini menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
Pembayaran
Pengukuran dan Pembayaran pekerjaan untuk kisdam dan pengeringan dihitung dan
diukur berdasarkan kuantitas yang sudah dilaksanakan dalam satuan Bh Karung.

2.12 SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSA BAHAN BANGUNAN


a. Kontraktor harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik
antara pekerjaannya dan tidak akan mengerjakan tidak sesuai atau tidak mempunyai
keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 23


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

b. Kontraktor menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang


disediakan menurut Dokumen Kontrak dalam keadaan baru dan semua pekerjaan
akan berkualitas baik bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan
standart ini dapat dianggap defecktif (rusak).
c. Dalam pengajuan penawaran harga kontraktor harus memperhitungkan biaya-biaya
pengujian/ pemeriksaan berbagai bahan yang dipergunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan. Diluar jumlah tersebut kontraktor tetap bertanggung jawab atas biaya-
biaya pengiriman yang tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.
2.13 PEKERJAAN YANG TIDAK BAIK
a. Pejabat Pembuat Komitmen atau melalui pengawas lapangan berhak mengeluarkan
instruksi agar Kontraktor membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk
diperiksa atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-bahan atau barang-
barang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang
sudah dilaksanakan. Biaya untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban
Kontraktor untuk disempurnakan sesuai dengan dokumen kontrak.
b. Pejabat Pembuat Komitmen atau melalui pengawas lapangan berhak mengeluarkan
instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-
bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak.
c. Pejabat Pembuat Komitmen atau melalui pengawas lapangan berhak mengeluarkan
perintah yang dikehendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 24


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

BAGIAN III
PEKERJAAN KONSTRUKSI

3.1 PEKERJAAN TANAH


A. PEKERJAAN GALIAN TANAH
A.1 Pekerjaan Galian Tanah Biasa
Umum
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain, yang
mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan
dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada Direksi lebih
dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan
“ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah tinggi “permukaan tanah” sesudah
pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.
Hal yang membedakan jenis galian tersebut di atas hanyalah material yang akan digali yang
berimplikasi terhadap jenis peralatan dan produktifitas hasil galian.
Galian tanah Biasa
- Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa tanah
pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan Excavator.
- Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai
dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi. Galian tanah biasa dimaksudkan
untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari tanah, pasir dan kerikil.
- Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi untuk
ditinjau.
- Tidak ada galian yang langsung / ditutupi dengan tanah / beton tanpa diperiksa terlebih
dahulu oleh Direksi. seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa.
Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki
oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.
- Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter
lebih besar dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan alat Excavator, maka
pembayaran volume ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu atas
sepengetahuan Pengawas Lapangan.
- Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah biasa akan dibuat dalam meter kubik
dimana tanah galian dari permukaan kupasan sampai yang sesuai ditunjukan dalam
garis-garis bidang yang sesuai dalam gambar. Pembayaran untuk galian tanah biasa
dibuat dalam meter kubik untuk item dalam BOQ.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 31


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

- Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada
suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan
dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk
timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak
selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu tempat yang tidak akan
mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan.
- Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa
dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekatdekatnya dengan lokasi
yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar pada bagian yang akan ditimbun.
- Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
penggalian, perapihan dan kemiringan talud temasuk usaha pencegahan bahaya
longsor, pembuatan tanggul kecil pada bahu galian dan timbunan kecil apabila dianggap
perlu oleh Direksi. Peralatan pengangkutan diperhitungkan terhadap pemindahan
material hasil galian ke suatu tempat penimbunan sementara yang disetujui Direksi
sejauh ± 1 km.
- Khusus untuk jaringan tersier yang dimensinya relatif kecil dan berada didaerah
persawahan, agar diperhitungkan terhadap tingkat kesukaran peggalian atau alternatif
lain berupa galian secara manual.
Pelaksanaan Pekerjaan
- Sebelum melaksanakan galian tanah terlebih dahulu memasang bouplank untuk
menentukan elevasi dan pedoman kegiatan galian. Bouplank dibuat dari papan /kayu
pada bagian atas harus lurus, halus dan rata. Papan bouplank ini dipakukan pada tiang-
tiang dari kayu kaso yang tertanam kokoh dengan jarak maksimum 2,50 m,
pengukuran/pemasangan bouplank ini akan dilaksanakan dengan menggunakan
instrument water pass (Theodolite). Tinggi peil bouwplank akan ditulis pada papan
bouwplank dengan cat meni, demikian juga tempat-tempat yang akan diberi tanda yang
jelas pada papan bouwplank. Bouwplank harus dipasang pada setiap kegiatan baik
bangunan air maupun kerja saluran. Penggalian dilaksanakan sampai ukuran yang telah
ditetapkan yaitu lebar dan kedalam yang akan digali sesuai petunjuk direksi.
- Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi untuk
ditinjau. Tidak ada galian yang langsung/ditutupi dengan tanah/ beton tanpa diperiksa
terlebih dahulu oleh Direksi. seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab
Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan
harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.
- Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter
lebih besar dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan alat Excavator, maka
pembayaran volume ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu atas
sepengetahuan Pengawas Lapangan. Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 32


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

biasa akan dibuat dalam meter kubik dimana tanah galian dari permukaan kupasan
sampai yang sesuai ditunjukan dalam garis-garis bidang yang sesuai dalam gambar.
- Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada
suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan
dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk
timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak
selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu tempat yang tidak akan
mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan.
- Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa
dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat-dekatnya dengan lokasi
yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar pada bagian yang akan ditimbun.
- Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
penggalian, perapihan dan kemiringan talud temasuk usaha pencegahan bahaya
longsor, pembuatan tanggul kecil pada bahu galian dan timbunan kecil apabila dianggap
perlu oleh Direksi. Peralatan pengangkutan diperhitungkan terhadap pemindahan
material hasil galian ke suatu tempat penimbunan sementara yang disetujui Direksi
sejauh ± 1 km.
- Khusus untuk pekerjaan di jaringan irigasi yang dimensinya relatif kecil dan berada
didaerah persawahan, agar diperhitungkan terhadap tingkat kesukaran peggalian atau
alternatif lain berupa galian secara manual.
Pengendalian Mutu
a. Penerimaan Bahan
- Pengujian contoh harus dilakukan untuk setiap lapisan tanah dan batuan yang
berbeda
- Bahan yang diterima sudah diklasifikasikan ke dalam galian biasa, galian batu, galian
bangunan
b. Pemeriksaan mutu Bahan
- Untuk pekerjaan galian lereng tanah harus dilakukan pemeriksaan sudut geser
dalam, φ dan kohesi tanah beserta informasi mengenai sumber mata air dan
ketinggian muka air tanah.
- Untuk pekerjaan galian batu harus dilakukan pemeriksaan tingkat pelapukan (slake
durability) dan informasi batuan yang meliputi kekar, kemiringan.
- Galian bangunan.
o Untuk galian lantai pondasi, tembok beton penahan tanah dan bangunan pemikul
beban lainnya, harus dilakukan pemeriksaan klasifikasi tanah, tingkat kepadatan
(konsistensi) dan informasi kedalaman muka air tanah.
o Pekerjaan yang berhubungan dengan drainase sebaiknya dilakukan analisa butir
tanah.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 33


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

o Pekerjaan yang berhubungan dengan pemompaan, harus dilakukan pemeriksaan


berkaitan dengan kemungkinan bahaya piping, terutama untuk data ketinggian
muka air, jenis tanah tempat pemompaan dan analisa butir.
o Pekerjaan yang memerlukan penimbunan kembali harus memperhatikan
mengenai pengendalian mutu timbunan.
o Pekerjaan yang berhubungan dengan galian buangan , pemeriksaan dilakukan
pada lokasi tempat pembuangan, yakni pemeriksaan “kestabilan”, parameter
longsoran dan parameter daya dukung tanah setempat.
Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Harga satuan untuk pekerjaan galian ini termasuk tenaga kerja dan alat/excavator
dengan jarak angkut ke lokasi stockpile/lokasi timbunan dan pembuangan ke lokasi di
luar daerah kerja sejauh kurang dari 1.00 km tidak diperhitungkan Untuk jarak
pembuangan yang lebih jauh maka akan diperhitungkan dalam pekerjaan pembuangan
sisa galian. Kecuali untuk material bahan galian yang selanjutnya akan dipergunakan
oleh Penyedia Jasa untuk pekerjaan lain, maka pekerjaan pembuangan tidak
diperhitungkan.
Galian saluran dan struktur lain yang terkait akan termasuk semua kebutuhan galian
untuk mencapai garis, ketinggian dan ukuran seperti ditunjukan dalam gambar atau
seperti diarahkan oleh Direksi, termasuk galian di tempat/local atau dental, perawatan
pondasi dan semua galian yang lain dalam area kerja.
Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk pembayaran
sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang dipindahkan, setelah
dikurangi bahan galian yang digunakan dan dibayar sebagai timbunan biasa atau
timbunan pilihan dengan faktor penyesuaian berikut ini :
- Bahan Galian Biasa yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan penyusutan
(shrinkage) sebesar 0,85 yang mengacu pada SNI 03-3422-1994, tentang Metode
Pengujian Batas Susut Tanah.
- Bahan Galian Batu yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan factor
pengembangan (swelling) sebesar 1,2 yang mengacu pada SNI 13-6425-2000 tentang
Metode Pengujian Indeks Pengembangan Tanah.
Dasar perhitungan ini haruslah gambar penampang melintang profil tanah asli sebelum
digali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir meliputi garis, kelandaian
dan elevasi sebagai yang disyaratkan atau diterima. Metode perhitungan haruslah
metode luas ujung rata-rata, menggunakan penampang melintang pekerjaan dengan
jarak tidak lebih dari 25 meter.
- Pekerjaan galian yang dapat dimasukkan untuk pengukuran dan pembayaran
menurut Bagian ini akan tetap dibayar sebagai galian hanya jika bahan galian
tersebut tidak digunakan dan dibayar dalam Bagian lain dari Spesifikasi ini.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 34


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

- Jika bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Pengawas Lapangan dapat
digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Penyedia Jasa
sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak terpakai ini dan
terjadi semata-mata hanya untuk cadangan Penyedia Jasa dengan exploitasi sumber
bahan (borrow area) tidak akan dibayar.
- Pekerjaan galian bangunan yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh
bidang-bidang sebagai berikut :
o Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang melalui
titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian tanah
diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai dengan sifatnya
o Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
o Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.
o Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang diuraikan di
atas atau sebagai pengembangan tanah selama pemancangan, tambahan galian
karena kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.
- Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Lapangan dengan jarak yang
melebihi 300 meter harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat
dalam kubik meter bahan yang dipindahkan per jarak tempat penggalian sampai
lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan dalam kilometer.
- Harga satuan yang diperhitungkan untuk keperluan pembuangan kelebihan volume
galian ke luar daerah kerja yang disetujui oleh Direksi adalah sejauh > 1 km. Kecuali
untuk material bahan galian yang selanjutnya akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa
untuk pekerjaan lain maka pekerjaan pembuangan tidak diperhitungkan.

b. Dasar Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan
pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan yang
berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian
sebagaimana diuraikan dalam Bagian ini.
Pengukuran dan Pembayaran dihitung dan diukur berdasarkan kuantitas yang sudah
dilaksanakan dalam satuan M3.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 35


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

B. PEKERJAAN TIMBUNAN DAN PEMADATAN


B.1 Timbunan Tanah Atau Urugan Kembali
Umum
Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah kembali dari hasil galian adalah kegiatan
penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan
mempergunakan bahan timbunan dari hasil galian yang secara spesifikasi teknis bahan
tersebut dapat dipertangung jawabkan.
Penimbunan dan pemadatan tanah isian di bangunan boleh dilakukan setelah umur
bangunan sudah dinilai cukup oleh Direksi. Pelaksanaan harus dilakukan secara hati-hati
dengan menggunakan alat yang diijinkan oleh Direksi. Penimbunan dilaksanakan secara
lapis perlapis dengan ketebalan hamper sesuai dengan spesifikasi alat yang digunakan. Bila
tidak ada instruksi lain dari Direksi maka Penyedia Jasa wajib menggunakan tanah hasil
galian untuk penimbunan tanah isian. Bila material tanah hasil galian bangunan tidak
cukup maka Kotraktor dibolehkan menggunakan material timbunan dari luar (borrow area)
atas ijin Direksi.
Pelaksanaan Pekerjaan
Permukaan tanah pada lokasi rencana pembuatan tanggul harus dibersihkan dan dikupas
atau digali hingga mencapai kedalaman yang ditunjukan dalam gambar.
Permukaan tanah yang telah dikupas atau digali tersebut, sebelum pekerjaan timbunan
untuk tanggul saluran maupun tanggul banjir harus dibuat alur-alur terbuka sedalam 20.00
cm dengan jarak antara alur lebih kurang 1.00 meter.
Sebelum mulai menimbun, permukaan tanahnya digaruk sampai kedalaman yang lebih
besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0.15 m, dan
kadar air tanah yang digaruk harus dijaga, baik secara pengeringan alami atau pembasahan
dengan alat semprot.
Kalau pelaksanaan pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan harus digaruk kembali
dan kadar airnya diperiksa kembali sebelum pekerjaan timbunan atau pemadatan
dilanjutkan.
Sebelum pekerjaan penimbunan dilakukan, semua lubang-lubang dan bekas-bekas yang
terjadi pada permukaan tanah, harus diratakan.
Untuk semua pekerjaan tanggul harus dibangun hingga mencapai garis elevasi yang
ditunjukan pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi. Tanah timbunan untuk tanggul
harus bersih dari tunggul-tunggul pohon, akar, rumput, humus-humus dan unsur lain yang
bisa membusuk.
Penyedia Jasa harus memperhitungkan tambahan pengisian pemadatan sendiri, dan
penurunan dari tanggul, baik disebutkan atau tidak, maka tinggi, lebar dan ukuran yang
ditunjuk dalam gambar-gambar, harus dilebihkan (freeboard), sehingga setelah penurunan
selesai dan tanggul dirapihkan maka akan tercapai dimensi/ukuran sesuai dengan gambar.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 36


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

Secara berurutan material harus ditempatkan agar supaya menghasilkan distribusi


material yang baik sesuai dengan yang disetujui oleh Direksi dan dimana diperlukan untuk
mencapai tujuan ini Direksi akan menunjuk lokasi di area timbunan dimana material akan
ditempatkan.
Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan maksimum hamparan
material sebelum dipadatkan adalah 30 cm. Penghamparan dan pemadatan material pada
sisi kemiringan luar atau dalam supaya dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana agar
pada saat setelah perapihan didapat kepadatan yang sama diseluruh bidang rencana. Bila
dianggap perlu, Direksi bisa meminta pada Penyedia Jasa untuk melasanakan pemadatan
khusus di tempat-tempat tertentu tanpa mengubah hargasatuan.
Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk saluran diatas tanah asli harus rapat air dan tidak
boleh ada rembesan pada tanah timbunan yang dianggap membahayakan oleh /Direksi,
maka Penyedia Jasa wajib memperbaikunya tanpa ada biaya penggantian.
Ketika masing-masing lapisan material telah dikondisikan untuk kadar air yang diperlukan,
kepadatan kering lapangan yang dihasilkan minimal 90 % (sembilan puluh persen) dari
kepadatan kering maksimum laboratorium.
Setiap lapis dari material timbunan harus memenuhi kadar air untuk pemadatan yang
dibutuhkan dengan menggunakan alat vibrator roller dengan berat lebih dari 9 (sembilan)
ton atau alat pemadat lain yang telah disetujui. Ini akan dapat dipenuhi dengan dilewati
alat pemadat kira-kira 6 (enam) lintasan setiap lapis (sama dengan lebar kepadatan yang
dibutuhkan, bagaimanapun Direksi boleh mengubah jumlah lintasan dari alat vibrator
roller tergantung dari uji coba timbunan/trial embankment.
Untuk mendapatkan acuan kerja lapangan diperlukan uji coba (trial test) timbunan dengan
menggunakan peralatan yang akan digunakan Penyedia Jasa di lapangan. Uji percobaan ini
harus disaksikan oleh Direksi dan dibuat berita acaranya. Selanjutnya tes kepadatan
dilakukan per 50 meter panjang saluran per lapis timbunan.
Pembayaran pekerjaan timbunan sudah termasuk penggalian di tempat asal material,
pengangkutan, penghamparan, penyiraman (bila perlu), pemadatan dan tes kepadatan
dihitung dalam meter kubik timbunan terlaksana sesuai garis rencana atau sesuai perintah
Direksi.
Penyedia Jasa harus merawat timbunan yang telah disetujui hingga akhir penyelesaian dan
penerimaan dari pekerjaan. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab terhadap erosi dari
permukaan timbunan dan setiap material timbunan yang hilang akibat erosi harus diganti
oleh biaya Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus hati-hati dalam pemadatan material timbunan yang berdekatan /
berada di sekitar struktur beton. Kerusakan apapun yang berakibat pada struktur beton
oleh peralatan Penyedia Jasa harus diperbaiki dengan biaya Penyedia Jasa.
Untuk material yang ditempatkan berdekatan dengan struktur beton, penempatannya
harus ditunda atau menunggu hingga struktur telah mencapai umur 28 hari atau seperti

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 37


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

arahan Direksi. Material akan ditempatkan sepanjang mungkin disekitar struktur beton
untuk memperkecil pembebanan tidak seimbang pada struktur, yang mana telah
dipertimbangkan dalam perencanaan.
Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya jika kadar air bahan berada dalam
rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air
optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang
diperoleh jika tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989 tentang Metode
Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah.
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu
tanggul sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah energi pemadatan
yang sama
Pengendalian Mutu
a. Penerimaan Bahan
- Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal
mutu bahan akan ditetapkan oleh Pengawas Lapangan, tetapi bagaimanapun juga
harus mencakup seluruh pengujian yang disyaratkan dalam dengan paling sedikit tiga
contoh yang mewakili setiap sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih mewakili
rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan.
- Setelah persetujuan mutu bahan timbunan yang diusulkan, Pengawas Lapangan
dapat memintakan pengujian mutu bahan ulang lagi agar perubahan bahan atau
sumber bahannya dapat diamati.
b. Pengujian Mutu Bahan
- Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus dilaksanakan untuk
mengendalikan perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan. Jumlah pengujian
harus seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Lapangan tetapi untuk setiap 1000
meter kubik bahan timbunan yang diperoleh dari setiap sumber bahan paling sedikit
harus dilakukan suatu pengujian untuk menentukan ekspansif tidaknya bahan
timbunan, yang ditentukan oleh nilai aktif.
c. Percobaan Pemadatan di lapangan
- Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk
mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Jika Penyedia Jasa tidak sanggup
mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti:
Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan peralatan
pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat
diterima oleh Pengawas Lapangan. Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya dapat
digunakan Penyedia Jasa untuk menetapkan pola lintasan pemadatan, jumlah
lintasan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan berikutnya.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 38


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran
Untuk timbunan yang tidak diukur dan dibayar dari volume galian maka :
- Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
dilaksanakan, diselesaikan di tempat dan diterima.
Volume yang diukur harus berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah
asli yang disetujui atau profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan
sesuai dengan garis, kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang
disyaratkan dan diterima.
Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan
menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih dari
25 m.
- Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang disetujui,
termasuk setiap timbunan tambahan yang diperlukan sebagai akibat penggalian
bertangga pada atau penguncian ke dalam lereng lama, atau sebagai akibat dari
penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan kedalam volume yang diukur untuk
pembayaran kecuali bila :
- Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak stabil
atau gagal jika Penyedia Jasa tidak dianggap bertanggung-jawab.
- Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan, atau untuk
mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup sumber bahan,
tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
b. Dasar Pembayaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut berapapun
yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masingmasing harga
yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran terdaftar
di bawah, dimana harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk
pengadaan, pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian
bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimana
mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.
Pembayaran dihitung berdasarkan volume yang sudah dilaksanakan dalam satuan
ukuran per M³.

C. PEKERJAAN BETON ( B.x.x )


C.1 Pekerjaan Beton (Beton K.125 dan Beton K.350)
Umum
Yang termasuk Pekerjaan Beton meliputi : lantai kerja, Beton BAngunan Bagi dan beton
lainnya disesuaikan dengan gambar. Beton harus terdiri dari semen, agregat halus dan
kasar dengan perbandingan 1 bagian semen, 2 bagian agregat halus, 3 bagian agregat kasar

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 39


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

dan bahan tambahan (additive) yang diijinkan, kesemuanya dicampur untuk mendapatkan
kekentalan yang layak.
Semua pekerjaan beton yang akan dilaksanakan harus mendapat persetujuan Pengawas
Lapangan. Tidak lebih dari 2 (dua) bulan setelah pengadaan peralatan untuk pelaksanaan
beton, Penyedia jasa/Pelaksana harus mengirim Diagram Alir, Gambar dan Rencana Kerja
untuk pekerjaan dan penempatan beton/mortar dengan mengacu pada Dokumen ini.
Apabila spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan pada pelaksanaan pekerjaan di
lapangan tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh Direksi, maka Penyedia jasa/Pelaksana
harus memberikan alternatif jenis peralatan atau metode kerja yang menghasilkan produk
yang setara dengan yang diusulkan oleh pihak Direksi. Penyedia jasa harus memberi
perhatian khusus terhadap akibat yang mungkin timbul karena pengaruh pencucian
material yang bisa mengakibatkan tercemarnya air di perairan umum, dengan membangun
kolam-kolam tampungan atau bangunan lainnya.
Persyaratan Bahan
Bahan-bahan konstruksi beton yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
• Semen
Penyedia jasa harus menginformasikan secara periodik setiap tanggal 1 awal bulan
data-data sebagai berikut :
- Jumlah persediaan semen yang ada di lapangan sampai hari terakhir bulan lalu.
- Rencana pengadaan semen yang baru selama bulan yang akan jalan.
- Jumlah semen yang dipakai selama periode 1 (satu) bulan lalu.
- Penerimaan pengadaan semen selama bulan yang lalu
- Penggunaan atau kehilangan selama bulan yang lalu dengan alasan
- Data lain yang dibutuhkan/dianggap perlu oleh Direksi
• Bahan Additive
Jika Penyedia jasa akan menggunakan zat pelambat atau zat tambahan lain yang
berfungsi untuk membantu pengecoran sesuai metodenya atau dibutuhkan beberapa
zat tambahan lainnya yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang sesuai tuntutan
spesifikasi, Penyedia jasa harus mendapatkan persetujuan dari Direksi tentang
komposisi dan metode dari penggunaan zat tambahan.
• Agregat Halus
Pengertian material halus yang dipergunakan adalah material dengan ukuran
maksimum 5 mm. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan
bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat
Direksi, pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya. Penyedia jasa harus melengkapi
hasil tes agregat halus untuk beton dan spesi (mortar) untuk type yang dihasilkan atau
selain yang disetujui oleh Direksi.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 40


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

• Aggregat Kasar
Pengertian material kasar yang dipergunakan adalah material dengan ukuran lebih
besar dari 5 mm dan mempunyai gradasi yang baik dari 5 mm sampai ukuran maksimum
yang dibutuhkan dan tergantung dari klas betonnya. Agregat kasar untuk beton adalah
batu alam kecuali jika di instruksi oleh Direksi dan harus disediakan oleh Penyedia jasa
Pelaksana.
• Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih,
dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau
organis. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan. Air yang
diketahui dapat diminum dapat digunakan.
Jika timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas
tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar
semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling.
Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan mortar dengan air tersebut pada
umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling pada
periode perawatan yang sama
Pelaksanaan Pekerjaan
a. Penyiapan Tempat Kerja
- Penyedia Jasa harus membongkar bangunan lama yang akan diganti dengan beton
yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan
pekerjaan beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan dalam dari Spesifikasi ini.
- Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untuk
pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Lapangan sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi ini, dan harus membersihkan serta menggaru tempat di sekeliling
pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut
pekerjaan. Jika diperlukan harus disediakan jalan kerja yang stabil untuk menjamin
dapat diperiksanya seluruh sudut pekerjaan dengan mudah dan aman.
- Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga agar
senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur, bersampah
atau di dalam air. Apabila beton akan dicor di dalam air, maka harus dilakukan
dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar
sumuran atau cofferdam dan atas persetujuan Pengawas Lapangan.
- Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang
harus berada di dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang
dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 41


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

- Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Pengawas Lapangan, maka bahan lantai kerja
untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.
- Pengawas Lapangan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi
sebelum menyetujui pemasangan acuan, baja tulangan atau pengecoran beton.
Penyedia Jasa dapat diminta untuk melaksanakan pengujian penetrasi kedalaman
tanah keras, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan
cukup tidaknya daya dukung tanah di bawah pondasi.
- Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan maka
Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau kedalaman
pondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak,
memadatkan tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Lapangan.
- Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena air
hujan dengan memasang tenda seperlunya. Pengawas Lapangan berhak menunda
pengecoran sebelum tenda terpasang dengan benar.
- Penyedia Jasa juga harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena
air pasang atau muka air tanah dengan penanganan seperlunya.
b. Cetakan Beton
- Jika disetujui oleh Pengawas Lapangan, maka acuan dari tanah harus dibentuk dari
galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai
dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum
pengecoran beton.
- Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan membentuk beton
sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat dari kayu, besi atau bahan lainnya
yang cukup kuat sesuai dengan ukuran–ukuran yang ada di dalam gambar.
- Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat sendiri adukan
beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin dan tekanan lainnya dengan
tidak berubah bentuk.
- Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar cetakan sesuai
dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan,
sebelum memulai pekerjaan, walaupun demikian penyerahan tersebut kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui, tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor
bagi keberhasilannya.
- Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus bebas dari
sampah, paku, alur–alur, belahan, atau cacat–cacat lainnya. Mengisi celah–celah
sambungan cetakan beton harus berhati–hati dan dilaksanakan sedemikian rupa
agar sanggup mengembang dibawah pengaruh kelembaban beton tanpa
menimbulkan perubahan bentuk cetakan, celah-celah harus diisi secukupnya untuk

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 42


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

mencegah hilangnya air semen. Bagaimanapun penggunaan kertas dengan tegas


dilarang.
- Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan, pembuangan air dapat
dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat sedemikian rupa hingga dapat dengan
mudah ditutup sebelum pengecoran dimulai.
- Sebelum pengecoran beton semua baut–baut harus dipasang pada posisinya, semua
yang diperlukan dan alat–alat lain untuk menutup lubang harus dipasang pada
cetakan. Tidak diperbolehkan membuat lubang didalam beton tanpa persetujuan
Pengawas Lapangan.
- Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan tidak diijinkan dilakukan
pada dinding beton yang akan tampak.
- Lubang–bekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah cetakan dibongkar.
- Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan ujungnya tidak boleh
kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang terbentuk. Semua permukaan cetakan
yang menempel dengan beton harus dilumasi dengan oli untuk memastikan bahwa
cetakan dapat dibuka dengan mudah.
- Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang dan harus
berhati–hati mencegah pelumas jangan sampai mengenai besi tulangan. Sebelum
pengecoran dan pembesian semua celah–celah cetakan yang telah diisi dengan
dempul harus dibersihkan dan dikeringkan. Bila cetakan beton dibuat dan siap untuk
pengecoran maka harus diperiksa oleh Pengawas Lapangan. Tidak diperkenankan
mengecor bila cetakan belum disetujui Pengawas Lapangan.
- Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Pengawas Lapangan sekurang-
kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum cetakan siap untuk diperiksa.
c. Pencampuran Beton
Beton dicampur dengan menggunakan Molen dan tenaga manusia, mengigat volume
yang dikerjakan relative kecil disamping itu lokasi kerja sangat sulit untuk mobilisasi
mesin molen.
• Pencampuran Beton dengan Mesin Pengaduk Beton
- Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang berpenakar dalam waktu
yang tidak lebih dari satu setengah menit, kecuali sejumlah air yang diperlukan sudah
ada dalam alat pengaduk tersebut.
- Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat waktu pencampuran
terlampaui. Waktu pencampuran adukan yang volumenya lebih besar dari 0,75 m3
harus ditambah seperempat menit pada setiap penambahan 0,5 m3.
- Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebih kapasitas
maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang dianjurkan pabrik
pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan beton dengan kekentalan dan warna
yang merata secara menerus dan disetujui Pengawas Lapangan.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 43


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

- Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum melakukan


pekerjaan. Pencampuran pertama setelah pembersihan, tidak boleh digunakan
dalam pekerjaan. Blades penumbuk yang ada dalam alat pencampur perlu diganti
bila telah aus menjadi 2 cm.
• Mencampur Beton dengan Tenaga Manusia
- Pekerjaan mencampur beton dengan manual tidak diijinkan kecuali jika situasi tidak
memungkinkan untuk menggunakan mesin pencampur setelah mendapat
persetujuan Pengawas Lapangan.
- Dalam keadaan seperti itu, beton harus diaduk dengan tangan, sedekat mungkin ke
lokasi dimana beton akan ditempatkan. Harus dilakukan dibak pengaduk yang bersih
dan kedap air. Jika bak dibuat dari kayu, maka sela–sela kayu harus ditutup agar tidak
ada kehilangan air dari adukan.
- Semua agregat dan semen harus diaduk–aduk dalam keadaan kering sekurang–
kurangnya 3 kali. Kemudian air ditambahkan berangsurangsur dipuncak adukan,
selanjutnya agregat kembali diaduk dalam keadaan basah, sekurang–kurangnya 3
(tiga) kali sebelum adukan diangkat ketempat pengecoran.
d. Pengecoran
• Pelaksanaan Pengecoran
- Penyedia Jasa harus memberitahukan Pengawas Lapangan secara tertulis paling
sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran
beton jika pengecoran beton telah ditunda lebih dari 6 jam (final setting).
Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal
serta waktu pencampuran beton. Pengawas Lapangan akan memberi tanda terima
atas pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan, tulangan dan
mengeluarkan persetujuan tertulis untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti
yang direncanakan. Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran beton
tanpa persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan.
- Walaupun persetujuan untuk memulai pengecoran sudah diterbitkan, pengecoran
beton tidak boleh dilaksanakan jika Pengawas Lapangan atau wakilnya tidak hadir
untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
- Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi pelumas di sisi dalamnya yang tidak meninggalkan bekas.
- Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga penempatan dan
penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya pemisahan butiran.
- Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu, berurutan mulai dari
bawah. Agar lapisan yang baru dapat menyatu dengan lapisan dibawahnya, adukan
beton digetar dari lapisan bawah dengan alat penggetar (vibrator).

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 44


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

- Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi tulangan dan bagian
– bagian yang ditanam, cetakan dan perancah belum diperiksa dan disetujui
Pengawas Lapangan secara tertulis.
- Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai terjadi pemisahan
butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar cetakan cukup rapat, dicor terlebih
dahulu lapisan selimut beton setebal 3 cm, dengan spesi yang sama dengan yang
dibutuhkan oleh beton diatasnya.
- Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari yang ditentukan
oleh Direksi, kelebihan ini harus segera dibuang. Semua pengecoran harus selesai
dalam waktu 60 menit telah keluar dari mesin pengaduk, kecuali jika ditentukan lain
oleh Direksi.
- Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika ditentukan atau disetujui
sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran harus segera dibuang. Beton
jangan dicor diatas beton lain yang baru saja dicor selama lebih dari 30 menit, kecuali
jika ada konstruksi sambungan yang akan ditentukan kemudian.
- Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus ditempatkan pada
posisi yang benar secara vertikal maupun horizontal, dengan permukaan dibuat
kasar atau bergerigi untuk menahan gesekan dan membentuk ikatan sambungan
beton berikutnya, seperti yang diinginkan oleh Pengawas Lapangan .
- Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat kasar atau
disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan beton harus tetap lembab
dan dilindungi dengan mortel semen (perbandingan berat) 1 : 2 setebal 1 cm.
- Beton harus dicor pada posisi dan urutan – urutan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar, atau atas petunjuk Pengawas Lapangan. Beton yang dicor ditempatkan
langsung pada cetakannya sedemikian rupa untuk menghindari pemisahan butiran
dan penggeseran tulangan beton, acuan, atau bagian–bagian yang tertanam, serta
membentuk lapisan – lapisan yang tidak lebih tebal dari 40 cm padat.
- Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai sambungan ditentukan pada
gambar atau menurut petunjuk Pengawas Lapangan.
- Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan kereta dorong lebih
tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh Pengawas Lapangan untuk menjatuhkan
ketempat penampungan sementara dan kemudian diambil lagi dengan sekop
sebelum dicorkan.
- Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan sebelumnya atau
mengikuti petunjuk Direksi dan harus dikerjakan secara menerus sampai dengan
selesai. Bila perlu Penyedia Jasa harus bekerja lembur untuk mencapai target
tersebut.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 45


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

• Pelaksanaan Pemadatan
- Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar acuan
yang telah disetujui. Jika diperlukan dan disetujui oleh Pengawas Lapangan,
penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk
menjamin kepadatan yang tepat dan memadai. Alat penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam
acuan.
- Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan semua sudut, di
antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi tanpa menggeser tulangan
sehingga setiap rongga dan gelembung udara terisi.
- Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada hasil pemadatan
yang diperlukan.
- Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya
5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas
acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
- Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk memadatkan beton di dalam
acuan harus vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi menghasilkan
kepadatan yang menyeluruh pada bagian tersebut. Apabila alat penggetar tersebut
akan digunakan pada posisi yang lain maka, alat tersebut harus ditarik secara
perlahan dan dimasukkan kembali pada posisi lain dengan jarak tidak lebih dari 45
cm. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 15 detik atau
permukaan beton sudah mengkilap.
- Jumlah minimum alat penggetar mekanis
- Apabila kecepatan pengecoran 20 m3/jam, maka harus digunakan alat penggetar
yang mempunyai dimensi lebih besar dari 7,5 cm.
- Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum terjadi waktu ikat
awal (initial setting).
e. Pengerjaan Akhir
• Pembongkaran Cetakan
- Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan
bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton tanpa
mengabaikan perawatan. Acuan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok,
gelegar, atau bangunan busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan
beton menunjukkan paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton.
- Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan
yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok pengarah (parapet), dan permukaan
vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah
pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa
mengabaikan perawatan.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 46


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran Pekerjaan Beton
• Cara Pengukuran
- Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan dan
diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar Kerja atau yang
diperintahkan oleh Pengawas Lapangan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan
untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau
oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan, selongsong
pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).
- Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk acuan,
perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir permukaan,
penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian
pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam
harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.
- Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja tulangan dan mata
pembayaran lainnya yang berhubungan dengan bangunan yang telah selesai dan
diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan pada Bagian lain dalam
Spesifikasi ini.
- Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton
bangunan atau beton tidak bertulang. Beton Bangunan harus beton yang disyaratkan
atau disetujui oleh Pengawas Lapangan sebagai fc’=30 MPa (K- 350) atau lebih tinggi
dan Beton Tak Bertulang harus beton yang disyaratkan atau disetujui untuk fc’=10
Mpa (K-125). Jika beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan
untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah, maka
volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah
• Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton yang diperbaiki
- Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran harus
sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan semula telah memenuhi
ketentuan.
- Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar
semen atau setiap bahan tambah (admixture), juga tidak untuk tiap pengujian atau
pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai
mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
b. Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yang
disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam Daftar
Kuantitas. Pembayaran dihitung berdasarkan volume yang terpasang dalam satuan
ukuran per – m3.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 47


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

C.2 Pekerjaan Perancah / Bekisting


- Pemborong tidak diperbolehkan mengecor beton sebelum bekesting dan pasangan besi
beton diperiksa dan disetujui Pengawas Lapangan. Pemasangan papan-papan bekesting
digunakan plywood tebal 12 mm disusun secara rapat. Pembongkaran papan bekesting
dapat dilaksanakan sesudah mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.
- Semua cetakan beton dan penopang-penopangnya harus didesain oleh Pemborong dan
sebelum mulai dikerjakan harus disetujui Pengawas Lapangan.
- Cetakan harus benar-benar lurus, rata dan kokoh sehingga cukup untuk menahan
defleksi, gerakan-gerakan dan getaran yang membahayakan akibat tekanan dari adukan
beton cair atau padat. Semua sambungan harus ditutup rapat untuk menghindari
kebocoran air semen dan dibuat sedemikian sehingga permukaan beton yang kelihatan
(exposed surface) lurus, rata dan kokoh.
- Bila ada bagian beton yang sempit dan mempunyai kedalaman yang sangat besar, harus
dibuat lubang-lubang pada sisi-sisi cetakan di posisi yang disetujui Pengawas Lapangan
untuk memungkinkan penuangan dan pemadatan beton yang memadai.
- Penggunaan pengikat (batang tarik) yang ditanam dalam beton diperkenankan setelah
mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan. Penempatannya harus didesain
sehingga tidak ada bagian yang tertanam lebih dekat dengan permukaan beton dari
pada selimut betonnya untuk melindungi baja tulangan di lokasi tersebut.
- Semua lubang bekas batang pengikat harus diisi dengan beton atau spesi dengan cara
yang disetujui Pengawas Lapangan dan harus tidak berbekas pada permukaan beton.
- Cetakan harus mempunyai lubang-lubang sementara yang kegunaannya untuk
membuang kotoran. Lubang-lubang ini harus ditutup dengan rapi sebelum pengecoran.
- Bekisting harus dibuat sedemikian sehingga pembongkarannya dapat mudah dilakukan
tanpa membahayakan konstruksi.
- Jarak maksimum tiang-tiang penyangga harus diatur oleh Pemborong demi keamanan
struktur yang akan dicor. Semua tiang-tiang penyangga tidak boleh ditempatkan
langsung di atas tanah, tetapi berpijak di atas balok kayu rata atau lantai kerja dengan
kokoh.
- Apabila pemasangan bekisting tidak sesuai dengan ketentuan atau dianggap kurang
baik maka Pengawas Lapangan berhak menyuruh membongkar dan memperbaiki
dengan biaya ditanggung oleh Pemborong.
- Untuk menghindari dan menjaga lendutan, maka cetakan khusus untuk balok dan plat
beton harus dibuat cembung keatas setinggi besarnya lendutan yang akan terjadi.
- Pemborong diwajibkan untuk memasang beton deking agar tulangan tidak menempel
pada permukaan bekisting, ketebalan dari beton deking tersebut harus disesuaikan
dengan selimut beton yang diperlukan yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
- Sebelum pengecoran dilaksanakan, semua permukaan cetakan harus bersih dari segala
sesuatu yang dapat mengurangi mutu beton dan kekuatannya, terutama kotoran-

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 48


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

kotoran yang menempel, ataupun serpihan-serpihan kayu, kawat sisa pemotongan, dan
lain-lainnya untuk dikumpulkan disuatu tempat dan selanjutnya diambil dan dibuang
- Semua bahan cetakan harus dirawat dengan baik. Bahan yang rusak tidak diijinkan
untuk digunakan. Sebelum digunakan lagi semua cetakan harus dibersihkan.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan Pembayaran dihitung berdasarkan volume yang terpasang dalam satuan
per – m2.
C.3 Pembongkaran Perancah / Bekisting
Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan struktur
yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh
perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar
hingga pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan
beton telah dicapai.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan Pembayaran dihitung berdasarkan volume yang terbongkar dalam satuan
per - m2
C.4 Pembesian
Umum
- Besi tulangan harus mempunyai diameter dan penampang melintang sama disetiap
bagian besi tulangan itu. Diameter rata–rata besi tulangan yang digunakan dilokasi
pekerjaan tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari 2 (dua) % diameter yang telah
ditentukan. Besi tulangan harus bersih dari serpihan, minyak, kotoran dan cacat–cacat
pembuatannya.
Jika oleh Pengawas Lapangan, Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 copy daftar besi
tulangan yang dikeluarkan oleh pabrik untuk mendapatkan persetujuan sebelum
mendatangkan besi tulangan di lokasi pekerjaan, dan mutu besi tulangan harus sesuai
dengan spesifikasi dan copy daftar tulangan tersebut.
- Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai
dengan Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas
Lapangan.
- Besi tulangan untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar dan memenuhi PBI-
71. Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk mengilangkan
kotoran, lumpur, karat dan karat, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat
mengurangi atau merusak pelekat dengan beton.
- Toleransi untuk pabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam SNI 03-6816- 2002.
Penyedia Jasa harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi label,
dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran batang, panjang dan
informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukkan pada diagram tulangan.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 49


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

- Penyedia Jasa harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan sedemikian
untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau kerusakan
Bahan
- Baja Tulangan
Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai dengan Gambar
Kerja. Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman
tulangan yang di las yang memenuhi SNI 03-6812-2002 dapat digunakan.
- Tumpuan Untuk Tulangan
Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan beton
pracetak. terkecuali disetujui lain oleh Pengawas Lapangan. Kayu, bata, batu atau bahan
lain tidak boleh diijinkan sebagai tumpuan.
- Pengikat untuk Tulangan
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi SNI
07-6401-2000.
Pembuatan dan Penempatan
- Pembengkokan
Terkecuali ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan, seluruh baja tulangan harus
dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002,
menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,
bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan
disetujui oleh Pengawas Lapangan, tindakan pengamanan harus diambil untuk
menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak. Batang tulangan
dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokkan dengan mesin
pembengkok
- Penempatan dan Pengikatan
Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan
kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat
mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.
Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan
selimut beton minimum yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan oleh
Pengawas Lapangan.
Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga
tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat
(stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan
Besi tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak
tergeser waktu operasi pengecoran. Besi tulangan bulat biasa, harus sesuai dengan
ketentuan standar. Besi tulangan harus mempunyai diameter dan penampang
melintang sama disetiap bagian besi tulang itu. Diameter rata-rata besi tulangan yang
digunakan dilokasi pekerjaan tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari 2 (dua) persen

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 50


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

diameter yang telah ditentukan besi tulangan harus bersih dari serpihan, minyak,
kotoran dan cat-cat pembuatannya.
- Pemotongan dan pembengkokan tulangan mengikuti daftar yang dibuat terlebih dahulu
berdasarkan gambar kerja yang sudah disetujui oleh direksi pembengkokan tulangan
harus dilakukan diatas meja pembengkokan dengan mengunakan kundpenekuk yang
cocok dengan tiap ukuran besi tulangan serta harus mengikuti aturan dan pemasangan
penyusunannya harus sesuai dengan gambar disain/kontrak.
Pemasangan Besi Tulangan
- Sebelum dipasang, besi tulangan harus bersih dari karat, oli, lemak–lemak, kotoran lain.
Penulangan harus dilaksanakan secara teliti dan dipasang ditempat yang benar
sebagaimana ditunjukkan didalam gambar dan dijaga kedudukannya agar tetap dan
tidak berubah selama berlangsungnya pengecoran, penggetaran dan pemadatan beton.
- Semua ujung bebas besi tulangan berpenampang bulat biasa harus mempunyai kait
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
Penyedia Jasa harus menempatkan tulangan dengan jarak tertentu dan terikat kuat
pada tempatnya.
- Bagian dalam dari lengkungan besi tulangan, harus bersinggungan dengan besi tulangan
lainnya disekitar tulangan tersebut diikat. Besi tulangan harus diikat dengan kawat baja
lunak yang disetujui Pengawas Lapangan, dan pengikatan harus cukup kuat dengan
tang. Ujung kawat pengikat harus mengarah kedalam.
- Penulangan yang sudah siap untuk pengecoran, harus diperiksa dan disetujui oleh
Pengawas Lapangan. Tidak diperkenankan melaksanakan pengecoran, sebelum
penulangannya disetujui Pengawas Lapangan.
- Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Pengawas Lapangan, sekurang-
kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum penulangan siap dicor.
Penyiapan Gambar Penulangan
- Penyedia Jasa dengan biaya sendiri, harus menyiapkan semua gambar–gambar
penulangan secara rinci berdasarkan gambar yang diberikan oleh Pengawas Lapangan,
sebagaimana diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Gambar penulangan tersebut
harus mencakup gambar penempatan besi tulangan, daftar besi tulangan dan gambar
lain yang diperlukan untuk memudahkan pembuatan dan pemasangan tulangan
Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Perhitungan pengukuran untuk pembayaran semua pengadaan dan pemasangan besi
tulangan, dibuat berdasarkan berat rencana besi tulangan yang dilaksanakan dalam
beton sesuai dengan gambar atau petunjuk oleh Pengawas Lapangan

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 51


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

b. Dasar Pembayaran
Pembayaran untuk pengadaan dan pemasangan besi tulangan akan dibuat dalam harga
satuan perkilogram seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
mencakup biaya upah kerja, material dan peralatan, termasuk biaya-biaya
pengangkutan, penempatan, penurunan, penyimpanan, pemotongan, pengikatan,
pembersihan, pemasangan, dan penempatan pada posisinya untuk semua besi
tulangan seperti yang diperlihatkan dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi.
Pembayaran dihitung berdasarkan volume yang terpasang dalam satuan per-kg.

C.5 Pekerjaan Penetrasi Tiang Pancang Kayu


Umum
Yang dimaksud dengan Pondasi Tiang adalah komponen struktur berupa tiang yang
berinteraksi langsung dengan tanah, yang berfungsi sebagai penopang akhir dan
menyalurkan beban dari struktur ke tanah.
Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup tiang pancang yang disediakan dan
dipancang atau ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini, dan sedapat mungkin
mendekati Gambar menurut penetrasi atau kedalamannya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Pengawas Lapangan. Tiang pancang uji dan/atau pengujian
pembebanan diperlukan untuk menentukan daya dukung pondasi tiang, jumlah dan
panjang tiang pancang yang akan dilaksanakan.
Bahan
- Kayu
Kayu untuk tiang pancang penahan beban (bukan cerucuk) dapat diawetkan atau tidak
diawetkan, dan dapat dipangkas sampai membentuk penampang yang tegak lurus
terhadap panjangnya atau berupa batang pohon lurus sesuai bentuk aslinya. Selanjutnya
semua kulit kayu harus dibuang. Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras dan bebas
dari kerusakan, mata kayu, bagian yang tidak keras atau akibat serangan serangga.
Pengawetan harus sesuai dengan AASHTO M133 - 04. Cerucuk kayu harus terbuat dari
jenis, diameter dan mutu yang ditunjukkan dalam Gambar.
Pembuatan Dan Penempatan
- Turap Kayu
Setiap turap kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan
bahwa turap kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan.
Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala turap harus diambil.
Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala turap sampai penampang
melintang menjadi bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja
atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif. Setelah pemancangan,
kepala turap harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai bagian kayu yang keras.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 52


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

Tiang Pancang Kayu


- Semua tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk
memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan
toleransi yang diijinkan.
- Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus
diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang
sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya dan
memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif.
- Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan
menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan
jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan
beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan
selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada
sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang
pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya
Pemancangan Tiang
- Penyedia Jasa harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenis
tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk
pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan,
tanpa kerusakan. Bilamana diperlukan, Penyedia Jasa dapat melakukan penyelidikan tanah
dengan tanggungan biaya sendiri.
- Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli, maka
galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus
diberikan agar dasar fondasi tidak terganggu oleh penggalian diluar batas-batas yang
ditunjukkan dalam Gambar.
Pengukuran Dan Pembayaran
a. Pengukuran
Tiang pancang kayu, baja dan beton akan diukur untuk pemancangan sebagai jumlah
meter panjang dari tiang pancang yang diterima dan tertinggal dalam struktur yang
telah selesai. Panjang dari masing-masing tiang pancang harus diukur dari ujung tiang
pancang sampai sisi bawah pile cap untuk tiang pancang yang seluruh panjangnya
masuk ke dalam tanah, atau dari ujung tiang pancang sampai permukaan tanah untuk
tiang pancang yang hanya sebagian panjangnya masuk ke dalam tanah.
Pengukuran untuk tambahan biaya pemancangan yang dikerjakan di dalam air diukur
dari muka tanah dasar air (danau, sungai, selat) sampai ke permukaan air normal rata-
rata
b. Dasar Pembayaran
Pembayaran dihitung dan diukur berdasarkan kuantitas yang sudah dilaksanakan
dengan harga kontrak dalam satuan Meter panjang.

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 53


Spesifikasi Teknis Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Sub Kegiatan : Normalisasi / Restorasi Sungai

Kab. Kutai Kartanegara


Tahun Anggaran 2022

Demikian hal-hal yang dapat Kami sampaikan lewat Spesifikasi Teknis sebagai salah satu
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Normalisasi Sungai Kelurahan Maluhu RT 20 Kecamatan
Tenggarong. Dengan harapan semoga kelak mampu menjadi acuan atas pelaksanaan
pekerjaan yang baik sehingga hasil Pekerjaan kelak dapat memenuhi tuntutan akan
kebutuhan serta memberikan manfaat yang maksimal.
Akhir kata kepada semua pihak yang telah memberi dukungan dan perhatian serta
kepercayaan kepada kami untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan ini, kami
sampaikan ucapan terima kasih.

Tenggarong, 28 Juni 2022


Pejabat Pembuat Komitmen

ZAMIL KARIM AMRULLAH


NIP. 19860301 201212 1 003

NORMALISASI SUNGAI KEL. MALUHU RT.20 PAGE - 54

Anda mungkin juga menyukai