1 – tentukan
Pengembangan Sumber Daya IT BA versioning dokumen anda
Manusia Daerah
Business Case Tanggal : 30 Juni 2022
BUSINESS CASE
Kendali Dokumen:
Riwayat Dokumen
Riwayat Revisi
Nomor Revisi Tanggal Revisi Kesimpulan perubahan Penulis
Referensi Dokumen
Daftar Distribusi
DAFTAR ISI
Riwayat Revisi 2
Referensi Dokumen 2
Daftar Distribusi 2
1. Ringkasan Eksekutif 5
2. Konteks Bisnis 5
Kebutuhan Bisnis dan Hasil yang Diinginkan 5
Tinjauan Organisasi 5
Masalah Bisnis 5
Dampak Organisasi 6
3. Tim Analisis Bisnis Teknologi Informasi 6
4. Kebutuhan Bisnis 7
Hasil Akhir Bisnis 7
5. Lingkup Solusi 7
6. Persyaratan (Requirement) 7
Persyaratan Bisnis (Business Requirement) 7
Persyaratan Pemangku Kepentingan (Stakeholder Requirement) 8
Persyaratan Solusi (Solution Requirement) 8
Prioritas 8
Functional Requirement (Persyaratan Fungsional) 8
Non Functional Requirements (Persyaratan non fungsional) 9
Transition Requirements (Persyaratan Transisi) 10
Persyaratan Teknikal / Teknologi (Technical Requirement) 10
7. Analisis Risiko Proyek 10
Peoject Risk Register (Daftar Risiko Proyek) 12
1. Ringkasan Eksekutif
Learning Manajemen Sistem (LMS) Aturan Kepegawaian merupakan aplikasi yang ditujukan kepada
semua Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Saat ini banyak ASN yang tidak mengetahui Aturan Kepegawaian yang sedang berlaku, ataupun
hanya mengetahui judulnya tanpa memahami isi dari aturan kepegawaian tersebut. Sosialisasi aturan
kepegawaian secara konvensional yang menjadi salah satu cara penyampaian pun saat ini sudah tidak
berjalan sama sekali keterbatasan anggaran dan berbagai kendala lainnya.
Pembuatan LMS ini adalah untuk memudahkan semua Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten
Timor Tengah Selatan dalam mempelajari aturan kepegawaian yang sementara berlaku sehingga
mereka dapat memahami dengan baik semua yang menjadi kewajiban, hak dan larangan dalam
pelaksanaan tugas.
Kemudahan dalam mengakses informasi melalui LMS ini secara online menjadi cara terbaik sehingga
para ASN dapat mengakses informasi tanpa harus meninggalkan tempat tugas masing-masing
2. Konteks Bisnis
Kebutuhan Bisnis dan Hasil yang Diinginkan
Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan merupakan Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara
Timur yang dibentuk pada tahun 1958 dan saat ini memiliki jumlah ASN terbanyak serta luas
wilayah terbesar diantara Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Salah satu
Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BKPSDMD) yang dalam
pelaksanaan tugasnya masih banyak menggunakan mekanisme model konvensional. Setiap ASN
yang ingin memperoleh informasi atau berkonsultasi terkait aturan atau masalah kepegawaian harus
datang langsung ke BKPSDMD dengan resiko meninggalkan pekerjaan, menggunakan banyak
waktu serta mengeluarkan banyak biaya, terutama dari wilayah kerja yang jauh dari kota kabupaten.
Melihat kondisi ini, timbul keinginan untuk merubah mekanisme kerja yang mempermudah para
ASN untuk mengakses informasi dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang
sangat mudah diakses saat ini, yaitu dengan membuat Larning Manajemen Sistem (LMS) sharing
knowledge bagi semua ASN.
Badan Kepegawaian dan Oleh: Versi : 0.1 – tentukan
Pengembangan Sumber Daya IT BA versioning dokumen anda
Manusia Daerah
Business Case Tanggal : 30 Juni 2022
Adapun kebutuhan bisnis yang ingin dijangkau antara lain:
3. Dapat berkonsultasi secara online sehingga lebih mudah dan tidak terbatas waktu dan tempat;
4. Informasi dapat diakses berulang kali karena selalu tersedia di LMS
Tinjauan Organisasi
Berdasarkan Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 87 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan, terdapat empat fungsi, yang
salah satu diantaranya adalah perumusan kebijakan teknis bidang kepegawaian, pendidikan dan
pelatihan.
Adapun Visi Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Kabupaten
Timor Tengah Selatan adalah Terwujudnya Aparatur Sipil Negara Yang Berkompeten,
Berintegritas, Profesional Serta Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dengan 3 (tiga) Misi
yaitu:
3. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik, efektif, efisien dan bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme melalui Reformasi Birokrasi
Implementasi LMS merupakan perwujudan Visi pertama dan kedua dari Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah. LMS ini merupakan suatu sistem aplikasi yang
dapat mempermudah setiap ASN dalam mempelajari aturan kepegawaian yang merupakan
kewajiban dari setiap ASN.
Developer dari LMS ini adalah Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Kepegawaian dan Oleh: Versi : 0.1 – tentukan
Pengembangan Sumber Daya IT BA versioning dokumen anda
Manusia Daerah
Business Case Tanggal : 30 Juni 2022
Daerah yang merupakan inovasi dari Bidang Pengembangan Aparatur dan Fasilitasi Kelembagaan
Profesi ASN.
Agar sistem aplikasi dimaksud dapat beroperasi dalam 24 jam selama 7 hari, dibutuhkan sumber
daya keuangan yang berasal dari APBD Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan, yang
tertuang dalam DPA Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah tiap
tahun anggarannya. Selain itu sebagai perwujudan dari tugas dan fungsinya, LMS juga didukung
dengan sumber daya manusia yang merupakan personil dari Bidang Pengembangan Aparatur dan
Fasilitasi Kelembagaan Profesi ASN.
Dalam pelaksanaan setiap pembelajaran, terutama materi aturan kepegawaian, setiap Aparatur
Sipil Negara di lingkungan Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan masih menggunakan
metode konvensional dan tidak terdigitalisasi, beberapa masalah tersebut sebagai berikut:
1. Pendistribusian bahan/materi pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, yakni dengan
mencetak dan menggandakan bahan/materi pembahasan, penggunaan kertas yang kurang
efisien, membagikan softcopy bahan/materi pembelajaran melalui USB flash drive atau
melalui aplikasi WhatsApp;
2. Pengisian daftar hadir yang kurang efektif dan efisien, yakni dengan penandatangan daftar
hadir yang memerlukan antrian dan membutuhkan waktu yang lebih panjang, penggunaan
kertas dan alat tulis yang kurang efisien, pengarsipan yang membutuhkan ruang
penyimpanan, terjadinya human error dalam pengarsipan.
Dari beberapa permasalahan tersebut di atas, maka timbul gagasan untuk membuat Learning
Manajemen Sistem (LMS) untuk pembelajaran Aturan Kepegawaian bagi semua Aparatur Sipil
Negara di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan
Harapan
Dengan diterapkannya LMS Aturan Kepegawaian ini, maka diharapkan setiap ASN mudah
mengakses dan mempelajari aturan-aturan kepegawaian.
dengan LMS ini diharapkan dapat dicapai beberapa hal sebagai berikut:
Peluang
Berbagai alasan diimplementasikannya LMS Aturan Kepegawaian dapat dilihat dari beberapa
aspek, yakni sebagain berikut:
a. Time (Waktu)
Implementasi LMS Aturan kepegawaian ini merupakan suatu solusi dalam mekanisme
pelaksanaan sosialisasi kepegawaian, sehingga meningkatkan efisiensi waktu dan sejalan
dengan misi Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Kabupaten Timor Tengah Selatan serta untuk mendukung penerapan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE).
b. Cost (Biaya)
Melalui penerapan LMS ini, terdapat efisiensi dari anggaran terutama dalam pembiayaan Alat
Tulis Kantor dan biaya operasional sosialisasi yang dilaksanakan dalam tiap tahun anggaran.
c. Speed (Kecepatan)
LMS Sharing Knowledge ini berdampak terhadap penyampaian informasi terutama informasi
mengenai aturan kepegawaian
d. Transparency (Keterbukaan)
Oleh karena LMS Aturan Kepegawaian merupakan proses dalam bentuk digital terpusat pada
Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten Timor Tengah Selatan dan dapat
diakses oleh semua Aparatur Sipil Negara, maka akan lebih transparan dan akuntabel.
Dampak Bisnis
Implementasi LMS Aturan Kepegawaian memberikan dampak terhadap setiap Aparatur Sipil
Negara di lingkungan Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan, yang dapat dilihat dari
beberapa aspek sebagai berikut:
2. Proses: Dari segi proses, maka LMS Aturan Kepegawaian akan meningkatkan efektivitas
dan efisiensi pelaksanaan pembelajaran, yang merupakan suatu sistem kerja baru bagi setiap
Aparatur Sipil Negara yang menggunakan LMS tersebut.
3. Peran dan Tanggung Jawab: Penerapan LMS Aturan Kepegawaian akan berdampak pada
peran dan tanggung jawab bagi para penggunanya, dimana dari sudut pandang peran personil
yang menyiapkan pembelajaran akan mengurangi beban kerja maupun kuantitas personil, dan
dari sudut pandang tanggung jawab maka utamanya bergantung pada pribadi para
penggunanya yang dapat dibuktikan dari log aktivitas pembelajaran.
Manusia
negatif :
● Terdapatnya peluang besar dari Human Error yakni ketidakhadiran yang disebabkan oleh
lupa akan jadwal pembelajaran dan tidak terdapat reminder yang dapat diakses setiap
waktu;
● Tidak membutuhkan usaha dalam penguasaan suatu teknologi baru yang diterapkan baik
bagi admin maupun user.
Proses
negatif :
● Membutuhkan waktu pembuatan sistem LMS yang lebih lama di awal proses;
● Meningkatkan peluang bentroknya jadwal pembelajran dengan tugas pokok yang akan
dilaksanakan.
positif :
● Membutuhkan analisis dan pemetaan proses bisnis yang baru, yang menjadi beban dari
Organisasi Perangkat Daerah yang melaksanakan suatu pembelajaran.
Teknologi
negatif :
● Pembuatan daftar hadir, bahan pembelajaran, dan notulen rapat masih manual serta
belum terdigitalisasi.
positif :
Badan Kepegawaian dan Oleh: Versi : 0.1 – tentukan
Pengembangan Sumber Daya IT BA versioning dokumen anda
Manusia Daerah
Business Case Tanggal : 30 Juni 2022
Manusia
positif :
● Dengan adanya reminder yang dapat diakses setiap waktu, maka akan menurunkan
Human Error dari para peserta yang disebabkan oleh lupa akan jadwal Pembelajaran.
negatif :
● Dibutuhkannya penerimaan teknologi dari sistem aplikasi yang diterapkan bagi seluruh
peserta pembelajaran yang bersifat memaksa;
Proses
positif :
Badan Kepegawaian dan Oleh: Versi : 0.1 – tentukan
Pengembangan Sumber Daya IT BA versioning dokumen anda
Manusia Daerah
Business Case Tanggal : 30 Juni 2022
negatif :
● Dibutuhkannya analisis dan pemetaan proses bisnis dari Organisasi Perangkat Daerah
yang melaksanakan suatu pembelajaran.
Teknologi
positif :
● Otomatisasi dan digitalisasi pelaksanaan pembelajaran hasil dari teknologi yang diterapkan;
negatif :
● Dibutuhkannya alat yang dapat mendukung ketersediaan aliran listrik selama 24 jam;
● Melibatkan pihak lainnya dalam pelaksanaan Data Recovery Centre, yang mendukung
backup data.
4. Kebutuhan Bisnis
Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi pembelajaran.
5. Lingkup Solusi
Lingkup Solusi Bisnis – Process
Penjadwalan Pembelajaran oleh Penjadwalan pembelajaran menggunakan metode secara manual dan
pelaksana pembelajaran belum terdigitalisasi sehingga tidak dapat diketahui setiap waktu.
Akan dilakukan proses pengelolaan penjadwalan yang mampu menampilkan berbagai macam
Produsen Data
Organisasi Perangkat Daerah Pelaksana
Penjadwalan
pembelajaran
Pembelajaran
Alur kerja Dibutuhkannya aturan bisnis yang termuat dalam suatu Peraturan
Bupati yang menjadi dasar hukum penerapan sistem aplikasi.
Non Fungsional aplikasi Persyaratan non fungsional dari LMS dirancang sehingga sesuai
dengan persyaratan pengguna yang mendukung pelaksanaan
operasional suatu pembelajaran.
Perawatan aplikasi Dibutuhkannya perawatan maupun pencadangan perangkat keras
maupun lunak sehingga LMS dapat terus berjalan dan dapat
Badan Kepegawaian dan Oleh: Versi : 0.1 – tentukan
Pengembangan Sumber Daya IT BA versioning dokumen anda
Manusia Daerah
Business Case Tanggal : 30 Juni 2022
6. Persyaratan (Requirement)
Dengan diterapkan suatu perubahan dengan menggunakan teknologi, maka dibutuhkan persyaratan
yang mendukung terjadinya perubahan.
Beberapa Business Requirement yang diperlukan untuk dapat mewujudkan business need,
dijabarkan sebagai berikut :
1. Adanya perubahan proses dalam rencana pembelajaran yang dapat dilakukan secara daring.
Setiap pembelajaran memiliki URL atau QR Code masing-masing;
2. Pelaksanaan pembelajaran bersifat kolaboratif, namun terdapat pembatasan akses melalui
user level dalam mengakses sistem, yakni admin dan user melalui PIN dari tiap level;
3. PIN admin digunakan dalam memperbaharui data pembelajaran, upload bahan pembelajaran
dan notulen pembelajaran;
4. PIN user digunakan untuk melihat data pembelajaran dan men-download bahan pembelajaran;
5. Admin dapat merubah/reset PIN admin dan user;
6. Sistem aplikasi yang akan diimplementasikan dapat digunakan selama 24 jam x 7 hari;
7. Aliran listrik baik pada infrastruktur jaringan, harus terpenuhi selama 24 jam x 7 hari.
1. Memiliki e-mail pribadi dan aktif, sehingga mendapatkan notifikasi untuk mengakses data
pembelajaran yang sudah berlalu;
2. Mendapatkan pin pembelajaran ;
Badan Kepegawaian dan Oleh: Versi : 0.1 – tentukan
Pengembangan Sumber Daya IT BA versioning dokumen anda
Manusia Daerah
Business Case Tanggal : 30 Juni 2022
3. Memiliki ponsel atau laptop dalam mengakses sistem aplikasi, dan harus dapat terhubung
dengan jaringan intra pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan.
6.3.1. Prioritas
Nilai Tingkat Deskripsi
1 Kritis Persyaratan ini sangat penting untuk keberhasilan proyek. Proyek tidak
akan mungkin jalan tanpa persyaratan ini.
2 Tinggi Persyaratan ini adalah prioritas tinggi, tetapi proyek dapat
diimplementasikan dengan minimal tanpa persyaratan ini.
3 Sedang Persyaratan ini agak penting, karena memberikan beberapa nilai tetapi
proyek dapat berjalan tanpa itu.
4 Rendah Ini adalah persyaratan prioritas rendah, atau fitur "baik untuk memiliki",
jika waktu dan biaya memungkinkan.
5 Masa datang Persyaratan ini di luar ruang lingkup untuk proyek ini, dan telah
disertakan untuk kemungkinan rilis di masa depan.
- User pembelajaran
Admin dapat mengedit/menambahkan daftar hadir
5 Audit
peserta, notulen, dan bahan pembelajaran
6 Interface eksternal -
7 Persyaratan sertifikasi -
Tingkat Kemungkinan
Tingkat Dampak
Tingkat Risiko
Catatan: (informasi dibawah ini hanya sebagai contoh dan dihapus ketika membuat laporan)
1. Risiko Operasional: Tidak adanya sosialisasi dan pelatihan dalam implementasi LMS baik
bagi admin maupun user.
3. Risiko Anggaran: Estimasi anggaran yang salah atau perluasan ruang lingkup Proyek
mengarah pada Risiko Anggaran / Biaya. Risiko ini dapat menyebabkan keterlambatan
penyampaian proyek atau kadang-kadang bahkan penutupan proyek yang tidak
lengkap.
4. Risiko Bisnis: Tidak tersedianya kontrak atau pesanan pembelian pada awal proyek atau
keterlambatan dalam menerima input yang tepat dari pelanggan atau analis bisnis dapat
menyebabkan risiko bisnis.
5. Risiko Lingkungan Teknis: Ini adalah risiko yang terkait dengan lingkungan tempat
klien dan pelanggan bekerja. Misalnya, perubahan lingkungan pengembangan atau
produksi atau pengujian yang terus-menerus dapat menyebabkan risiko ini.
● Karyawan baru yang dialokasikan untuk proyek tidak dilatih dalam proses
kualitas dan prosedur yang diadopsi oleh organisasi
10. Risiko SumberDaya: Risiko ini tergantung pada faktor-faktor seperti Jadwal, Staf,
Anggaran, dan Fasilitas. Manajemen yang tidak tepat dari salah satu faktor ini
mengarah pada risiko sumber daya.
11. Risiko Pemasok (Supplier): Jenis risiko ini dapat terjadi ketika beberapa pemasok
pihak ketiga terlibat dalam pengembangan proyek. Risiko ini terjadi karena kemampuan
pemasok yang tidak pasti atau tidak memadai.
12. Risiko Teknologi: Ini terkait dengan perubahan lengkap dalam teknologi atau pengenalan
teknologi baru.
13. Risiko Teknis dan Arsitektur: Jenis risiko ini umumnya menyebabkan kegagalan
fungsionalitas dan kinerja. Ini membahas perangkat keras dan perangkat lunak &
peralatan pendukung yang digunakan dalam proyek. Risiko untuk kategori ini mungkin
karena - Kapasitas, Kesesuaian, kegunaan, Keakraban, Keandalan, Dukungan Sistem
dan kemampuan pengiriman.
Tingkat Kemungkinan
Badan Kepegawaian dan Oleh: Versi : 0.1 – tentukan
Pengembangan Sumber Daya IT BA versioning dokumen anda
Manusia Daerah
Business Case Tanggal : 30 Juni 2022
Tingkat Dampak
Ti ng ka t Dampak Deskripsi
Tingkat Risiko
Catatan: (informasi dibawah ini hanya sebagai contoh dan dihapus ketika membuat laporan)
3. Risiko Anggaran: Estimasi anggaran yang salah atau perluasan ruang lingkup
Proyek mengarah pada Risiko Anggaran / Biaya. Risiko ini dapat menyebabkan
keterlambatan penyampaian proyek atau kadang-kadang bahkan penutupan proyek
yang tidak lengkap.
4. Risiko Bisnis: Tidak tersedianya kontrak atau pesanan pembelian pada awal proyek
atau keterlambatan dalam menerima input yang tepat dari pelanggan atau analis
bisnis dapat menyebabkan risiko bisnis.
5. Risiko Lingkungan Teknis: Ini adalah risiko yang terkait dengan lingkungan tempat
klien dan pelanggan bekerja. Misalnya, perubahan lingkungan pengembangan atau
produksi atau pengujian yang terus-menerus dapat menyebabkan risiko ini.
Badan Kepegawaian dan Oleh: Versi : 0.1 – tentukan
Pengembangan Sumber Daya IT BA versioning dokumen anda
Manusia Daerah
Business Case Tanggal : 30 Juni 2022
peralatan pendukung yang digunakan dalam proyek. Risiko untuk kategori ini
mungkin karena - Kapasitas, Kesesuaian, kegunaan, Keakraban, Keandalan,
Dukungan Sistem dan kemampuan pengiriman.
Badan Kepegawaian dan Oleh: Versi : 0.1 – tentukan
Pengembangan Sumber Daya IT BA versioning dokumen anda
Manusia Daerah
Business Case Tanggal : 30 Juni 2022
Perang kat
Error Kecil Benca na Tinggi
Lunak
ID Aksi / Mitigasi
Mencadangkan peralatan
R-3
2.Tinjauan Proyek
Deskripsi Proyek[4]
Badan Kepegawaian dan Oleh: Versi : 0.1 – tentukan
Pengembangan Sumber Daya IT BA versioning dokumen anda
Manusia Daerah
Business Case Tanggal : 30 Juni 2022
Learning Manajemen Sistem (LMS) yang digagas dan dibuat oleh Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan, merupakan suatu sistem
aplikasi yang dirancang untuk menggantikan metode pelaksanaan pembelajaran yang selama ini dilakukan
secara konvensional menjadi suatu pelaksanaan pembelajaran yang terotomatisasi dan terdigitalisasi.
Pengimplementasian LMS akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan suatu pembelajaran
yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah sebagai
pelaksana pembelajaran.
Selain efisiensi dari sisi anggaran dalam pelaksanaan pembelajaran, LMS akan menggantikan metode
pengarsipan dokumen pembelajaran yang selama ini membutuhkan ruang dan tempat secara fisik, menjadi
terdigitalisasi.
Objektif[5]
Proyek WP secara langsung mendukung beberapa tujuan dan sasaran perusahaan yang ditetapkan oleh
Smith Consulting. Tabel berikut mencantumkan sasaran dan sasaran bisnis yang didukung oleh Proyek WP
dan bagaimana mendukungnya:
Kinerja Proyek[7]
Sumber Daya Utama / Ukuran Kinerja
Proses / Layanan
Sumber daya staf Semakin berkurang beban kerja, dan efisiensi kuantitas pegawai
yang bekerja
Asumsi Proyek[8]
● Seluruh admin di tiap OPD akan diberikan pelatihan, dan para user di tiap OPD diberikan
sosialisasi
● Tersedianya dana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan
● Tersedianya dana untuk pengadaan perangkat lunak dan perangkat keras yang mendukung
berjalannya LMS
● Keseluruhan Kepala OPD mendukung dan konsisten dalam penggunaan teknologi baru
Batasan Proyek[9]
● Karena terbatasnya SDM dalam implementasi LMS, karena diinovasi oleh Bidang Aplikasi dan
Informatika pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
● Karena implementasi LMS akan dilakukan secara internal oleh Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah dan bukan oleh pengembang atau vendor produk,
akan ada dukungan terbatas dari penyedia perangkat keras / perangkat lunak;
Badan Kepegawaian dan Oleh: Versi : 0.1 – tentukan
Pengembangan Sumber Daya IT BA versioning dokumen anda
Manusia Daerah
Business Case Tanggal : 30 Juni 2022
● Karena keterbatasan aliran listrik yang dipasok PLN selama ini, maka dibutuhkan instalasi dan
peralatan tambahan sebagai pasokan energi listrik cadangan.
Project Milestones[10]
Milestones/Deliverables Target Date
2021 2022
Rp ‘000 Rp ’000
BENEFITS
TOTALManfaat 61 783.
2.1 3
CAPITAL
EXPENDITURE
Hardware Replacement
OPERATING EXPENDITURE
11% Telecomm Running Costs 58.4 59.3
10. Persetujuan[12]
Bagian ini menjelaskan risiko yang mungkin terjadi saat implementasi proyek/sistem/inisiasi
penentuan risk category juga bisa mengacu pada penentuan profil resiko yang berlaku pada instansi anda
masing-masing (jika instansi ybs memiliki risk criteria tersendiri)
Berisikan daftar resiko yang mungkin dapat terjadi dalam pengembangan proyek.sistem/inisiasi, dibuatkan dalam
bentuk list dan dikategorisasi berdasarkan risk category
penentuan daftar resiko dan risk category juga bisa mengacu pada penentuan profil resiko yang berlaku pada
instansi anda masing-masing (jika instansi ybs memiliki risk criteria tersendiri)
Bagian ini menjelaskan mitigasi untuk setiap risiko yang telah anda daftarkan pada daftar resiko proyek
sebelumnya
Bagian ini menjelaskan pendekatan yang akan digunakan proyek untuk mengatasi masalah bisnis. Ini termasuk apa
yang akan terdiri dari proyek, deskripsi umum tentang bagaimana proyek itu akan dilaksanakan, dan tujuan dari
itu.
Bagian ini mencantumkan tujuan dan sasaran bisnis yang didukung oleh proyek dan bagaimana proyek akan
mengatasinya
Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang akan digunakan untuk mengukur kinerja dan hasil proyek terkait
dengan sumber daya utama, proses, atau layanan
Bagian ini berisi daftar asumsi awal untuk proyek yang diusulkan.
Badan Kepegawaian dan Oleh: Versi : 0.1 – tentukan
Pengembangan Sumber Daya IT BA versioning dokumen anda
Manusia Daerah
Business Case Tanggal : 30 Juni 2022
Ketika proyek dipilih dan bergerak ke perencanaan proyek yang terperinci, daftar asumsi kemungkinan besar akan
tumbuh ketika rencana proyek dikembangkan.
Bagian ini berisi daftar hambatan awal untuk proyek yang diusulkan.
Ketika proyek dipilih dan bergerak ke perencanaan proyek yang terperinci, daftar kendala kemungkinan besar akan
tumbuh ketika rencana proyek dikembangkan.
Bagian ini berisi daftar tonggak utama proyek dan tanggal penyelesaian target mereka.
Karena ini adalah kasus bisnis, tonggak dan target tanggal ini bersifat umum dan sama sekali tidak final.
Penting untuk dicatat jika terjadi percepatan kemajuan pelaksanaan pada masing-masing milestone, maka target
bisa saja dilakukan modifikasi kembali untuk mempercepat terselesaikannya seluruh milestone proyek/
Penentuan perhitungan seberapa besar benefit yang diperoleh berbanding dengan cost akan didokumentasikan
disini.
Gunanya agar anda mendapatkan gambaran apakah proyek/sistem/inisiasi yang anda lakukan apakah memberi
manfaat pada kelangsungan bisnis secara biaya.
Bentuk dan model perhitungan cost and benefits analysis dapat disesuaikan dengan case yang telah anda buat,
sehingga model serta komponen yang disajikan terntu dapat berbeda dari contoh yang diberikan.
Kasus bisnis adalah dokumen yang persetujuannya diberikan atau ditolak untuk dapat dilanjutkan sebagai bentuk
realisasi pelaksanaan proyek.
Oleh karena itu, dokumen tersebut harus menerima persetujuan atau penolakan dari dewan peninjau eksekutifnya