Anda di halaman 1dari 53

PINTAR DENGAN OBAT

BAB II
MEMBACA KEMASAN
DAN DAGUSIBU
OBAT

Pendidikan Obat - Bab II 1


Peta Konsep

Pendidikan Obat - Bab II 2


POS

1 • AYO MENYANYI
2 • AYO BERCERITA
3 • AYO SIMAK
4 • AYO LATIHAN
5 • AYO DISKUSIKAN
Pendidikan Obat - Bab II 3
• POS 1
AYO MENYANYI...!

Pendidikan Obat - Bab II 4


Obatku h. 27
Obatku

Obatku ada tiga


Rupa – rupa bentuknya
Ada sirup dan tablet
Juga ada yang salep

Analgetik antipiretik.... tik!


Minum sesuai dosis
Kalau antibiotik
Diminum sampai habis

Pendidikan Obat - Bab II 5


Pendidikan Obat - Bab II 6
• POS 2
AYO BERCERITA...!

Pendidikan Obat - Bab II 7


• Bacalah cerita: “Pengalaman minum obat”
 h. 28
• Kemudian jawablah pertanyaan di
bawahnya!  h. 29

Pendidikan Obat - Bab II 8


Sikap .... h. 29

Pendidikan Obat - Bab II 9


• POS 3
AYO SIMAK...!

Pendidikan Obat - Bab II 10


Membaca kemasan obat
• Kemasan obat bisa berupa:
– kotak obat
– brosur obat
– etiket atau label obat.
• Pada kemasan tersebut terdapat
penandaan yang memuat identitas obat.
Identitas obat yang paling penting kita
ketahui adalah KIDS KU.
• Apakah KIDS KU itu?
Pendidikan Obat - Bab II 11
KIDS KU....?

Pendidikan Obat - Bab II 12


B
R
O
S
U
R

O
B
A
T

Pendidikan Obat - Bab II 13


• Khusus untuk UMUR SIMPAN obat atau
EXP DATE dapat dilihat pada kotak obat
atau etiket/label obat. Cara penulisannya
seperti:
EXP DATE: JUNI 2020
Artinya, obat hanya boleh digunakan
paling lama tanggal 30 Juni 2020. Lewat
tanggal ini tidak boleh dipakai.

Pendidikan Obat - Bab II 14


DAGUSIBU Obat
• Dapatkan
• Gunakan
• Simpan
• Buang

Pendidikan Obat - Bab II 15


Dapatkan Obat
• Obat hanya dapat diperoleh pada tempat
yang berizin yaitu apotek, rumah sakit,
puskesmas atau toko obat berizin (TOB).
• Kelompok obat keras hanya dapat dibeli
dengan resep dokter.
• Resep dokter hanya bisa diberikan ke
apotek. Sementara obat bebas atau bebas
terbatas boleh dibeli tanpa resep dokter ke
apotek atau TOB.

Pendidikan Obat - Bab II 16


5 Langkah mendapatkan obat

Pendidikan Obat - Bab II 17


Langkah 1: Apakah obat memang dibutuhkan?

• Langkah pertama untuk mendapatkan


obat adalah pertimbangkan apakah obat
memang dibutuhkan ?.
• Untuk itu, kenali gejala-gejala apa yang
dirasakan sehingga kita memang butuh
obat.
– Misalnya gejala demam, sakit kepala, batuk,
flu dan lain-lain.

Pendidikan Obat - Bab II 18


Langkah 2: Putuskan apakah harus ke dokter atau bisa
langsung berobat sendiri?

• Untuk gejala ringan seperti contoh di atas,


maka kita bisa melakukan praktek
mengobati sendiri yang disebut dengan
swamedikasi.
• Tapi jika gejala di atas tidak berkurang
dalam beberapa hari atau untuk penyakit
yang cukup serius, maka perlu
pemeriksaan lebih lanjut ke dokter. Dokter
akan mengeluarkan resep untuk dibawa
ke apotek.
Pendidikan Obat - Bab II 19
Langkah 3: Dapatkan obatnya
di tempat yang resmi
• Tempat/sarana kefarmasian yang resmi dan boleh
melayani obat secara eceran hanyalah apotek dan toko
obat berizin (TOB).
• Bedanya, apotek dapat melayani semua jenis obat
karena ada APOTEKER sebagai ahlinya obat yang
bekerja sebagai penanggung jawab obat di sana.
Makanya, resep dokter hanya boleh dilayani di apotek.
• Sedangkan TOB hanya boleh melayani jenis obat bebas
dan bebas terbatas saja karena di sana hanya ada
ASISTEN APOTEKER sebagai penanggung jawab TOB.

Pendidikan Obat - Bab II 20


Langkah 4: Cek KIDS KU
• Jika obat dibeli di apotek tanpa resep
dokter, maka mintalah bantuan
apotekernya untuk memilihkan obat sesuai
keluhan yang dirasakan.
• Apoteker akan membantu memilihkan
obat yang tepat sesuai dengan KIDS KU.
Jika dibeli di TOB, maka perlu sekali di
cek KIDS KU, terutama sekali komposisi,
indikasi, kontraindikasi dan umur simpan
(tanggal kadaluarsa) nya.
Pendidikan Obat - Bab II 21
Langkah 5: Pertimbangkan harganya (OGB vs OGM)

• Harga perlu menjadi pertimbangan sebelum


memutuskan membeli obat. Kenapa demikian?
• Ingat bahwa harga tidak ada pengaruhnya dengan
khasiat obat. Obat generik berlogo (OGB) lebih murah
dari obat generik bermerek (OGM), padahal khasiatnya
juga sama.
• Jika membeli obat dengan resep dokter, maka pasien
boleh meminta mengganti OGM yang tertulis di resep
dengan OGB atau jenis OGM lain yang lebih murah. Di
apotek atau toko obat biasanya tersedia obat dengan
berbagai merek, mulai dari harga yang paling murah
hingga yang paling mahal.

Pendidikan Obat - Bab II 22


Ingat ! Anak-anak tidak boleh membeli obat
sendirian tanpa sepengtahuan oragtua

Ingat ! Anak-anak tidak boleh mengambil sendiri obat


yang akan diminumnya dari tempat penyimpanan obat
tanpa sepengetahuan orangtua. Anak-anak harus
menunggu orangtua ketika akan minum obat

Pendidikan Obat - Bab II 23


Gunakan obat
• Ayo lakukan “tepuk minum obat”
• Dari „tepuk minum obat” itu, kita dapat
mengetahui apa langkah-langkah yang
tepat kalau kita menggunakan obat

Pendidikan Obat - Bab II 24


Tepuk “Minum obat..!!” h. 1

Ambil obat
Baca label
Kocok dahulu
Tuang ke sendok
Mulai berdoa
Lalu diminum
Teguk air
Aamiiin...!!!

Pendidikan Obat - Bab II 25


5 Langkah menggunakan obat

Pendidikan Obat - Bab II 26


Langkah 1: Apakah waktu minum obat sudah masuk?

• Perlu sekali diperhatikan jadwal atau interval


minum obat dalam sehari.
• Untuk interval penggunaan obat, dapat
dijelaskan sebagai berikut:
• Obat antibiotik: penggunaan obat diatur dengan
jadwal sebagai berikut:
2 x 1: obat wajib diminum tiap 12 jam sehari
3 x 1: obat wajib diminum tiap 8 jam sehari
4 x 1: obat wajib diminum tiap 6 jam sehari

Pendidikan Obat - Bab II 27


• Jadwal minum antibiotik harus betul-betul
tepat.
• Kalau misalnya obat diminum 2 x 1, maka
intervalnya betul-betul tiap 12 jam.
– Jika obat diminum pagi jam 7.00, maka
minum obat berikutnya harus pada pukul
19.00 malam.
• Begitu juga jika 3x1, maka intervalnya
harus tiap 8 jam.
– Misalnya obat diminum jam 06.00, berikutnya
harus jam 14.00 dan terakhir jam 22.00.
Pendidikan Obat - Bab II 28
• Sedangkan obat yang bukan antibiotik,
penggunaan obat dapat diatur lebih
fleksibel, seperti:
2 x 1: obat dapat diminum tiap 12 jam
sehari atau tiap pagi dan malam
3 x 1: obat dapat diminum tiap 8 jam
sehari atau tiap pagi, siang dan malam
• 4 x 1: obat wajib diminum tiap 6 jam sehari
atau tiap pagi, siang, sore dan malam
Pendidikan Obat - Bab II 29
Langkah 2: Baca label KIDS KU
• Setelah obat diambil, pastikan terlebih dahulu bahwa
obat tersebut memang benar adalah obat milik kita yang
akan diminum.
– Kadang-kadang obat di rumah disimpan bercampur
dengan obat milik orang lain.
• Setelah itu lihat KIDS KU! Informasi yang paling penting
dilihat adalah dosis (aturan pakai).
– Berapa dosis yang harus diminum?
• Apakah ½ atau 1 tablet
• atau ½ atau 1 sendok takar?
• Apakah sebelum atau sesudah makan?

Pendidikan Obat - Bab II 30


Apakah obat sebaiknya digunakan sebelum makan?

TIDAK....!!
Kebanyakan kita beranggapan bahwa obat
diminum mesti sesudah makan. Padahal ada
obat yang harus diminum sebelum makan.
Jadi obat bisa digunakan sebelum atau
sesudah makan

Pendidikan Obat - Bab II 31


Sebelum atau sesudah makan?
• Sebelum makan atau saat perut kosong berarti sekitar ½
- 1 jam sebelum makan atau 2-3 jam sesudah makan
terakhir.
– Contoh obatnya seperti obat maag (antasid), obat antimual, dan
lain-lain.
• Sesudah makan berarti segera setelah makan sampai
dengan ½ - 1 jam sesudah makan.
– Contohnya adalah obat penghilang rasa sakit. Bahkan ada juga
obat yang dianjurkan makan bersama makanan seperti obat
diabetes.
• Jika tidak ada informasi sebelum atau sesudah makan
pada label obat, maka obat boleh diminum kapan pun.

Pendidikan Obat - Bab II 32


Langkah 3: Bukalah kemasan, ambil sesuai dosis.

• Khusus untuk obat berupa sirup yang


jernih, maka wajib dikocok dulu sebelum
dituang ke sendok takar.
• Penggunaan sendok takar tidak boleh
digantikan dengan sendok teh atau
sendok makan rumah, karena volumenya
tidak standar.
• Jadi, kita mesti menggunakan sendok
takar dari obatnya langsung.

Pendidikan Obat - Bab II 33


Cara membaca aturan pakai
• 1 x 1 sendok teh, artinya obat diminum 1
kali sehari, dimana tiap kalinya 1 sendok
teh
• 3 – 4 x 2,5 mL, artinya obat diminum 3 - 4
kali sehari, dimana tiap kalinya 2,5 mL
• 2 x 1 tablet artinya obat diminum 2 kali
sehari, dimana tiap kali minum adalah 1
tablet.
• 3 x ½ tablet artinya obat diminum 3 kali
sehari, dimana tiap kali minum adalah ½
tablet. Pendidikan Obat - Bab II 34
Langkah 4: Minumlah dengan segelas air putih.
• Sebelum minum, perhatikan dulu cara pakainya.
Ada obat yang langsung ditelan, tapi ada juga
obat yang harus dikunyah dulu sebelum ditelan.
• Contohnya, tablet antasid sebagai obat maag
harus dikunyah duu sebelum ditelan.
• Obat sebaiknya diminum dengan bantuan
segelas air putih.
• Hindari menggunakan air teh manis atau susu
karena bisa jadi minuman ini akan bereaksi /
berinteraksi dengan obatnya.

Pendidikan Obat - Bab II 35


Langkah 5: Waspada dengan efek samping

• Jika terjadi efek samping yang serius


seperti gatal-gatal atau alergi, maka
segera hentikan minum obat dan hubungi
dokter/apoteker secepatnya.

Pendidikan Obat - Bab II 36


Penggunaan obat yang rasional
• Dalam menggunakan obat, pada
prinsipnya harus berpijak kepada
penggunaan obat yang tepat yang sering
disebut dengan istilah penggunaan secara
rasional.
• Penggunaan obat dikatakan rasional
minimal memenuhi kriteria 4 TEPAT + 1
WASPADA = TEPAT PIANO, WES !

Pendidikan Obat - Bab II 37


TEPAT PIANO, WES!

Pendidikan Obat - Bab II 38


Antibiotik...!!!

Pendidikan Obat - Bab II 39


Anak harus menjadi pengguna obat yang aktif
• Pada saat tertentu anak mungkin harus bisa
menggunakan obat sendiri tanpa adanya orangtua.
Keadaan yang mungkin anak harus menggunakan
sendiri, adalah seperti:
– Ketika sedang sendirian di rumah, tiba-tiba anak mengeluh sakit
seperti badan panas, maka anak harus menghubungi orangtua
atau orang terdekat lainnya. Anak dapat minum sesuai instruksi
orangtua atau orang terdekat lainnya
– Anak ikut kegiatan di luar rumah seperti sekolah, camping atau
tour, dan lain-lain, kemudian anak mendadak demam dan
lainnya. Anak wajib melapor ke guru atau pendamping.
– Anak menggunakan obat wajib yang dibawa terus kemana-
kemana, seperti anak dengan riwayat asma, dan lain-lain.

Pendidikan Obat - Bab II 40


Pendidikan Obat - Bab II 41
• Agar kita bisa lebih paham dengan obat, jangan malu-
malu bertanya kepada apoteker atau dokter. Berikut ini
adalah contoh pertanyaan (KIDS IS) yang sebaiknya
ditanyakan kepada apoteker atau dokter.
• K: Obat ini apa nama dan kandungannya?
• I: Obat ini apa indikasi/khasiatnya?
• D: Obat ini bagaimana dosis dan cara
menggunakannya?
• S: Obat ini apa efek sampingnya?
• I: Apakah obat ini ada interaksi dengan
obat/makanan/minuman lain?
• S: Bagaimana penyimpanan obat ini?

Pendidikan Obat - Bab II 42


Simpan obat
• Obat yang boleh disimpan di rumah hanya terbatas. Obat yang
boleh disimpan adalah:
– Obat yang sedang digunakan baik yang diperoleh dari resep
dokter maupun yang dibeli langsung tanpa resep dokter.
• Jika ada sisa dari obat resep dokter tersebut, maka
sebaiknya obat tersebut dibuang, kecuali jenis obat bebas
atau bebas terbatas saja. Itupun jika identitas obatnya masih
jelas.
• Jika ada obat sisa ditemukan berupa antibiotik di rumah,
maka ini adalah indikasi bahwa pasien TIDAK PATUH
MINUM OBAT.
– Obat untuk persediaan yang diperoleh dengan membeli
langsung tanpa resep dokter untuk mengatasi gejala ringan
suatu penyakit seperti obat demam, sakit kepala, batuk, flu, diare
dan lain-lain.

Pendidikan Obat - Bab II 43


Bagaimana cara menyimpan obat?
• Obat yang selesai dipakai harus segera disimpan
• Obat sebaiknya disimpan pada kotak obat khusus
• Jauhkan dari jangkauan anak-anak
• Simpan dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup
rapat
• Simpan obat di tempat yang sejuk (BUKAN DI
EMARI ES) dan terhindar dari sinar matahari
langsung atau ikuti aturan yang tertera dalam kemasan
• Jangan tinggalkan obat di dalam mobil dalam jangka
waktu lama karena suhu yang tidak stabil dapat merusak
sediaan obat
• Jangan simpan obat yang telah kadaluarsa
Pendidikan Obat - Bab II 44
Obat jangan disimpan dilemari es, kecuali ada
dinyatakan dalam kemasannya

Hindari terkena cahaya matahari karena dapat


merusak obat

Informasi tentang kondisi penyimpanan obat yang


tepat ada pada label obat. Harap dibaca, agar obat
dapat disimpan dengan aman.

Pendidikan Obat - Bab II 45


Buang obat
• Obat yang sudah rusak harus dibuang.
Ciri-ciri obat yang rusak adalah:
– Batas kadaluarsa dilampaui
– Kemasan rusak
– Obat berubah bau, rasa, warna
– Obat tetes mata yang sudah terbuka lebih
dari satu bulan

Pendidikan Obat - Bab II 46


Bagaimana cara membuang obat?
• Hilangkan semua label dari wadah obat
• Untuk kapsul, tablet atau bentuk padat lain,
hacurkan dahulu dan campur obat tersebut
dengan tanah,atau bahan kotor lainnya,
masukkan plastik dan buang ke tempat sampah.
Bisa juga ditimbun langsung ke dalam tanah.
• Untuk cairan, buang pada kloset. Khusus cairan
yang berisi antibiotika harus dibuang bersama
wadahnya dengan menghilangkan labelnya
terlebih dahulu.

Pendidikan Obat - Bab II 47
Bagaimana sikap anak-anak?
• Apakah boleh minum obat sendiri tanpa sepengetahuan
orangtua?
– TIDAK...! Kita harus selalu menuggu orang tua saat
akan meminum obat
• Ketika akan diminumkan obat oleh orangtua/keluarga,
apa sikap anak-anak mestinya?
– Akan bertanya dulu kepada orangtua/keluarga
tentang :
• obat apa yang saya minum tersebut ?
• berapa banyak obat yang saya minum tersebut ?
• berapa kali sehari harus meminum obat tersebut ?

Pendidikan Obat - Bab II 48


• Apakah boleh anak-anak membeli sendiri obat bebas
(seperti parasetamol) ke apotek atau toko obat, tanpa
sepengetahuan orang tua?
– TIDAK BOLEH
• Apakah boeh anak-anak mengambil sendiri obat yang
akan diminum dari tempat penyimpanan obat, tanpa
disuruh orang tua?
– TIDAK BOLEH
• Apakah boleh anak-anak bermain bersama adik atau
teman menggunakan obat sebagai alat permainan?
– TIDAK BOLEH
• Apakah boleh kita membuang obat yang ditemukan
berserakan di rumah?
– TIDAK BOLEH
Pendidikan Obat - Bab II 49
• POS 4 (PS dan PR)
AYO LATIHAN...!
h. 40 s.d. 44
Kerjakan soal-soal latihan
langsung pada buku “PINTAR
DENGAN OBAT”
Pendidikan Obat - Bab II 50
• POS 5 (PR)
AYO DISKUSIKAN DENGAN
ORANGTUA DI RUMAH...!

Kerjakan tugas di buku di


rumah menggunakan LKS
h. 46 s.d.47
Pendidikan Obat - Bab II 51
www.cbob-piano.com
Pintar dengan Obat
Cerdas Penggunaannya
Cegah Penyalahgunaannya

Pendidikan Obat - Bab II 52


Terima kasih

Pendidikan Obat - Bab II 53

Anda mungkin juga menyukai