Forum Dosen SBM ITB
Forum Dosen SBM ITB
Kepada Yth.
Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D.
Rektor Institut Teknologi Bandung
Kantor Rektor
Jl. Tamansari No. 64
Bandung 40116
Dengan Hormat,
Bersama dengan surat ini, kami ingin menyampaikan beberapa hal terkait kondisi SBM ITB saat
ini. Semenjak Rektor melakukan restrukturisasi di ITB selama 6 (enam) bulan terakhir, telah
menimbulkan berbagai keresahan dan ketidakpastian bagi kami (sivitas SBM ITB), khususnya
terkait dengan keputusan untuk menutup kemungkinan SWAKELOLA F/S di ITB. Keresahan
yang berlarut-larut makin meningkat karena Rektor tidak kunjung berkenan membuka
komunikasi dan dialog secara langsung bersama dengan Dosen-dosen SBM ITB, terutama
tentang agenda Rektor terhadap SBM ITB masa depan.
Tidak dibukanya jalur dialog, membuat kami bertanya-tanya namun tanpa jawaban yang pasti.
Kami merasakan bahwa ibu Rektor tidak memperlakukan kami sebagaimana layaknya
manusia. Kami prihatin bahwa pimpinan ITB sedang mematikan harapan dan cita-cita kami
untuk memajukan ITB dan SBM ITB pada khususnya. Ketidakadilan semakin terasa
menyakitkan ketika ITB tidak memberikan imbalan bersih (Take Home Pay) yang selayaknya
kami terima sejak 2 bulan terakhir, sementara kami diminta tetap bekerja untuk menjalankan
tugas Tridharma Perguruan Tinggi ITB dengan komitmen penuh.
SBM ITB tidak anti perubahan, justru kami adalah pelopor perubahan di ITB. Sebagaimana
dibuktikan dalam perjalanan SBM ITB sejak didirikan oleh ITB pada tahun 2003 sampai saat ini.
SBM ITB mampu tumbuh dan berkembang dengan pesat sampai mencapai kelas dunia (world
class). Kami terbiasa melakukan perubahan sejak lahir, tentu dengan menjalankan
kaidah-kaidah pengelolaan perubahan dan prinsip-prinsip organisasi bertumbuh yang baik dan
benar sejak awal. Kami yakin bahwa inti kesuksesan sebuah perubahan organisasi adalah
proses komunikasi dua arah yang lancar dan jujur, didukung dengan pola kepemimpinan yang
bijak dan meyakinkan, sehingga anggota organisasi menunjukkan sikap komitmen dan
keterlibatan tinggi (engagement). Faktanya, proses restrukturisasi ITB selama ini dilaksanakan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan kaidah pengelolaan perubahan (change
management), azas manfaat bersama, azas resiprositas, dan prinsip tata kelola yang baik
(good governance). Berdasarkan fakta tersebut kami yakin bahwa proses restrukturisasi ITB ini
justru akan membawa SBM mundur 20 tahun.
Waktu 6 bulan adalah waktu yang cukup panjang untuk menunggu kabar dan harapan yang
baik, dengan tetap setia dan mengabdi kepada ITB. Renstra dan RKA yang dengan susah
payah disusun untuk membawa SBM ITB ke masa depan yang lebih baik, dan perjuangan kami
untuk mengumpulkan sumber daya untuk membiayainya, nampaknya tidak ada jaminan untuk
dapat dilaksanakan dengan baik, karena Rektor telah menutup kemungkinan swakelola di SBM
ITB. Puncaknya, hak para dosen dan karyawan, daya upaya, dan pikiran yang selama semester
ini dicurahkan untuk memberikan layanan prima (service excellence) kepada para pemangku
kepentingan SBM ITB, berupa imbalan bersih yang biasanya dibayar SBM ITB setiap tanggal
27 di akhir bulan dengan besaran sesuai akad saat SBM ITB mengangkat setiap insan SBM
ITB, hingga saat ini belum disetujui oleh Rektor ITB.
Oleh karena itu, kami atas nama Forum Dosen SBM ITB, meminta Ibu Rektor untuk:
1. Segera membuka komunikasi langsung dengan kami, untuk menyepakati agenda
perubahan SBM ITB dan merespon semua tuntutan pada Petisi yang sudah kami
sampaikan pada tanggal 29 November 2021 dan surat tindak lanjut (follow up) pada
tanggal 29 Desember 2021;
2. Menjamin secara tertulis bahwa seluruh agenda Renstra SBM ITB 2021 - 2025 yang
telah disetujui MWA ITB dijalankan dan tercermin dalam RKA SBM ITB 2022 dan tahun
selanjutnya untuk mendukung mewujudkan SBM yang tumbuh dan berkembang; dan
3. Segera membayarkan imbalan sebagai hak Dosen dan Tendik SBM ITB yang sejak
bulan Januari 2022 belum terbayarkan secara utuh, dengan angka minimal yang
dibayarkan sama dengan imbalan (Take Home Pay) yang biasa kami terima.
Apabila permintaan kami tidak dipenuhi dalam satu minggu, maka dengan ini Kami:
1. Menyatakan tidak bersedia mengajar dan melaksanakan pembimbingan kepada
mahasiswa (cease of operation) mulai dari 8 Maret 2022 pada semester yang sedang
berjalan, hingga permintaan kami ini dipenuhi seluruhnya oleh Rektor ITB.
2. Aksi penghentian operasi dalam kegiatan mengajar dan bimbingan (cease of operation)
tersebut akan dilakukan pada lima Program Studi di SBM ITB yaitu Sarjana Manajemen,
Sarjana Kewirausahaan, Magister Administrasi Bisnis (MBA) Kampus Bandung dan
Jakarta, Magister dan Doktor Sains Manajemen.
Demikian surat ini kami sampaikan. Kami menyampaikan terima kasih atas perhatian dan
kebijaksanaan Ibu Rektor.
Hormat Kami,
Tembusan:
1. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
2. Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (Komisi X DPR RI)
3. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbud Ristek
4. Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung
5. Gubernur Provinsi Jawa Barat
6. Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung
7. Walikota Bandung
8. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat
9. Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung
10. Kepala Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Bandung
11. Senat Akademik Institut Teknologi Bandung
12. Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung
13. Dekan SBM ITB
14. Presiden Kabinet Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung
15. Keluarga Mahasiswa SBM ITB (KM SBM) dan Himpunan Mahasiswa SBM ITB
16. Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IOM) SBM ITB
17. Ikatan Alumni SBM ITB