Anda di halaman 1dari 89

PENGARUH KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN

MUTU PENDIDIKAN DI MADRASAH ALIYAH NURUL


FATTAH MARTAPURA

SKRIPSI

Diajukan Kepada STISIP Bina Marta Martapura Untuk Memenuhi


Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Administrasi Publik

Di susun oleh:

NAMA:ANDY BIMANTORO
NIM : 17OA0115

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
STISIP BINA MARTA MARTAPURA
2022
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Andy Bimantoro


NIM : 17OA0115
Jenjang : Strata Satu (S1)

Menyatakan bahwa Skripsi dengan judul Pengaruh Kinerja Guru dalam

Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura

adalah benar hasil penelitian saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang

dirujuk dan disebutkan sumbernya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh

kesadaran.

Martapura,

Pembuat Pernyataan

Andy Bimantoro
NIM.17OA0115

i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Judul : Pengaruh Kinerja Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di

Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura

SKRIPSI

Diajukan oleh :
Andy Bimantoro
NIM. 17OA0115

Menyetujui,

Pembimbing 1 Pembimbing II

ARIYANTO,S.Sos.,M.Si ANDRI HARYONO, S.IP., M.Si


NIDN. 0219038702 NIDN. 0205059202

Martapura, Februari 2022


Mengesahkan,

Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara


STISIP Bina Marta Martapura

RINDY PUTRI HAPSARI, S. Sos, M. Si


NIDN. 0204078901

ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

Judul : Pengaruh Kinerja Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di


Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura

Ditulis oleh : Andy Bimantoro


NIM : 17OA0115

Dosen Pembimbing 1. Ariyanto,S.Sos.,M.Si


2. Andri Haryono, S.IP., M.Si

Martapura,

Ketua Penguji

SURANTO EKO WIDODO, M.I.P


NIDN.

Sekretaris Penguji Anggota

ARIYANTO,S.Sos.,M.Si ANDRI HARYONO, S.IP., M.Si


NIDN. 0219038702 NIDN.0205059202

LEMBARAN REVISI

iii
Telah melakukan ujian sidang skripsi pada hari sabtu tanggal 22 januari 2022

pukul 10.30 WIB - 11.15 WIB bertempat di Aula STISIP Bina Marta Martapura,

untuk memberikan persetujuan revisi, oleh :

Nama : Andy Bimantoro


NIM : 17OA0115
Judul : Pengaruh Kinerja Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di
Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura

Pembimbing 1 : Ariyanto,S.Sos.,M.Si ( )

Pembimbing 2 : ( )
Andri Haryono, S.IP., M.Si

Penguji : ( )
Suranto Eko Widodo, M.I.P

Martapura, Februari 2022

Mengesahkan,
Ketua Program Studi Ilmu Sosial dan Politik
STISIP Bina Marta Martapura

RINDY PUTRI HAPSARI, S. Sos, M. Si


NIDN. 0204078901

HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM STUDI

iv
Judul : Pengaruh Kinerja Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di
Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura

Ditulis oleh : Andy Bimantoro


NIM : 17OA0115

Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar dalam Sarjana

Ilmu Administrasi Negara STISIP BINA MARTA MAARTAPURA.

Martapura,

Mengesahkan,
Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara
STISIP Bina Marta Martapura

RINDY PUTRI HAPSARI, S. Sos, M. Si


NIDN. 0204078901

v
MOTO

NEVER PUT TILL TOMORROW WHAT YOU CAN DO TODAY

DON’T WOORY, BE HAPPY

EVERYTHINGS GONNA BE OKAY

vi
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbilalamin….Puji Syukur kepada-Mu Ya Allah atas


karuniahidayah dan kelancaran, sehingga skripsi ini dapat saya selesaikan. skripsi
ni penulis persembahkan sebagai umgkapan rasa hormat dan cinta kasihku
kepada:
1. Kedua Orang tua saya Yamg tak hentinya memberikan semangat,
dorongan, nasehat, kasih sayang serta doanya, sehingga menghantarkan
penulis menyelesaikan pendidikan S1 di Stisip Bina Marta Martapura,
yang tak mampu penulis membalas semua jasa-jasanya sampai kapanpun.
2. Ketua Yayasan Stisip Bina Marta, KRT.H.Mursyid, S.IP. MM. M.Si yang
telah memberikan semangat sampai terselesainya skripsi ini.
3. Ketua Stisip Bina Marta, Dr. Tri Susilo,S.H.,M.Hum yang telah memberi
semangat untuk mendapkan gelar S1
4. Ketua Yayasan Ponpes Nurul Fattah, KH.Muchammad Rosyidi. yang tiada
hentinya memberikan semangat, dorongan, nasehat, kasih sayang serta
ketulusan do’anya sehingga menghantarkan penulis menyelesaikan
pendidikan S1 STISIP Bina Marta Martapura
5. Bpk Ariyanto, S.Sos.,M.Si, selaku dosen pembimbing I skripsi saya,
terima kasih yang sudah membantu , menasehati, sudah diajari, dan
mengarahkan saya sampai skripsi ini selesai
6. Bpk Andri Haryono, S.IP., M.Si, selaku dosen pembimbing II terima
kasih semua bimbingan, waktu, ilmu dan mengarahkan saya sampai
skripsi ini selesai.
7. Guru, Dosen, Saudara, Sahabat satu almamater, Sahabat ponpes Nurul
Fattah, yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis untuk
menyelesaikan S1 di Stisip Bina Marta.
8. Kepala Sekolah, Guru, Staf Tata Usaha MA Nurul Fattah yang selalu
memberi semangat dan dukungan kepada penulis untuk segera
menyelesaikn pendidikan S1 di Stisip Bina Marta
9. Civitas Akedemik STISIP Bina Marta Martapura.

vii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Skripsi ini guna melengkapi salah satu persyaratan kelulusan
pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara.
Skripsi ini merupakan kewajiban yang harus diselesaikan oleh seluruh
mahasiswa STISIP Bina Marta Martapura Program Studi Ilmu Administrasi
Negaradan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara
STISIP Bina Marta Martapura
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis dengan segala kerendahan hati
menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini dapat disusun dengan baik karena
adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. KRT.H.Mursyid, S.IP.,MM.,M.Si selaku Ketua Yayasan Bina Marta


2. Dr.Tri Susilo, S.H.,M.Hum selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Bina Marta Martapura
3. Suranto Eko Widodo, M.I.P selakuWakil Ketua I Bidang Akademik
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
4. Deti Nuryati, S.IP.,M.Si selaku Wakil Ketua III Bidang Administrasi
Keuangan .
5. Rindy Putri Hapsari, S.Sos.,M.Siselaku Ketua Prodi Andministrasi Negara
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
6. Ariyanto, S.Sos.,M.Siselaku pembimbing I yang telah banyak meluangkan
waktu dan memberikan pengarahan kepada penulis.
7. Andri Haryono, S.IP., M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
8. Seluruh Dosen di lingkungan Kampus STISIP Bina Marta Martapura yang
telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis..

viii
9. Sahabat dan teman yang telah memberikan motivasi dan dukungannya.
Semoga sukses menyertai kita semua.
10. Adik-adik tingkat STISIP Bina Marta tercinta.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya pengetahuan
dan pengalaman penulis. Oleh sebab itu, saran dan kritik dari pembaca yang sehat
dan membangun akan penulis terima dengan senang hati.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini memenuhi kriteria dalam kelulusan
serta bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca.
Wasalamu’alaikum. Wr. Wb

Martapura, Januari 2022


Penulis

ANDY BIMANTORO
NIM.17OA0115

ix
ABSTRAK
Mutu pendidikan merupakan cerminan prestasi sekolah dalam
mempersiapkan sumber daya manusia dalam menghadapi persaingan global dunia
pendidikan. Untuk itu diperlukan suatu kondisi yang mampu membawa perubahan
dan pemberian motivasi kepada seluruh personil yang ada di sekolah untuk
melakukan upaya ekstra dalam mencapai efektivitas kerja sesuai dengan tujuan
pendidikan.

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran empirik tentang


pengaruh kinerja guru terhadap mutu pembelajaran pada Madrasah Aliyah Nurul
Fattah Martapura. Tujuannya untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
kinerja guru terhadap mutu pendidikan pada Madrasah Aliyah Nurul Fattah
Martapura. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Sampel diambil
secara random 55 siswa Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura. Lokasi
penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura. Objek
penelitiannya adalah siswa.

Hasil penelitian ditemukan bahwa (1) Pengaruh kinerja kepala guru


terhadap mutu pendidikan termasuk kategori baik (2) Pengaruh kinerja guru
terhadap mutu pendidikan adalah baik sebesar 19% dan sisanya 81% ditentukan
oleh faktor lain.

Kata Kunci : Kinerja, Guru, Mutu, Pendidikan

x
ABSTRACT

The quality of education is a reflection of school achievement in preparing


human resources in the face of global competition in the world of education. For
that we need a condition that is able to bring change and provide motivation to all
personnel in the school to make extra efforts in achieving work effectiveness in
accordance with educational goals.

The problem in this study is how to describe the empirical effect of teacher
performance on the quality of learning at Madrasah Aliyah Nurul Fattah
Martapura. The aim is to determine and analyze the effect of teacher performance
on the quality of education at Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura. The
research method used is quantitative. The sample was taken randomly from 55
students of Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura. The location of this
research was conducted in Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura. The object
of research is students.

The results of the study found that (1) The effect of the head teacher's
performance on the quality of education was in the good category (2) The effect of
the teacher's performance on the quality of education was 19% good and the
remaining 81% was determined by other factors.

Keywords : Job, teacher, Quality, education

xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
MOTO..................................................................................................................iii
PERSEMBAHAN................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.........................................................................................v
ABSTRAK............................................................................................................vii
DAFTAR ISI........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................6
2.1 Kinerja Guru...........................................................................................6
2.1.1 Pengertian Kinerja...........................................................................6
2.1.2 Pengertian Guru...............................................................................6
2.1.3 Pengertian kinerja Guru.................................................................7
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru.......................8
2.1.5 Indikator Kinerja Guru...................................................................9
2.2 Mutu Pendidikan...................................................................................13
2.2.1 Pengetian Mutu Pendidikan..........................................................13
2.2.2 Karakteristik Mutu Pendidikan...................................................18
2.2.3 Manfaat Mutu bagi Dunia Pendidikan........................................20
2.2.4 Standar Mutu Pendidikan.............................................................21
2.2.5 Upaya Peningakatan Mutu Pendidikan.......................................23
2.2.6 Indikator Mutu Pendidikan..........................................................25
2.3 Penelitian yang Relevan........................................................................28
2.4 Referensi statistik..................................................................................29
2.5 Kerangka Berpikir................................................................................31
2.6 Hipotesis.................................................................................................32

xii
BAB III..................................................................................................................33
METODE PENELITIAN....................................................................................33
3.1 Jenis Penelitian......................................Error! Bookmark not defined.
3.2 Operasional Variabel............................Error! Bookmark not defined.
3.3 Fokus Penelitian....................................................................................34
3.4 Populasi dan Sampel.............................................................................35
3.4.1 Populasi...........................................................................................35
3.4.2 Sampel.............................................................................................35
3.5 Teknik Pengumpulan Data...................................................................36
3.5.1 Dokumentasi...................................................................................36
3.5.2 Observasi.........................................................................................36
3.5.3 Kuesioner (Angket)........................................................................37
3.6 Metode Analisis......................................................................................37
3.7 Uji Validitas Data..................................................................................38
3.8 Uji Reliabilitas.......................................................................................38
3.9 Korelasi Product Moment......................................................................39
3.10 Regresi Linier Sederhana.....................................................................40
3.11 Uji t......................................................................................................40
3.12 Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................41
3.13 Jadwal Penelitian...............................................................................41
BAB IV..................................................................................................................42
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................42
4.1 Hasil Penelitian......................................................................................42
4.1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian..........................................42
4.1.2 Dokumentasi...................................................................................42
4.1.3 Observasi.........................................................................................43
4.1.4 Kuesioner........................................................................................44
4.1.5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas..................................................46
4.1.6 Korelasi Product Moment.............................................................55
4.1.7 Regresi Linier Sederhana..............................................................57
4.1.8 Uji t..................................................................................................58
4.1.9 Koefisien Determinan (r²)..............................................................59
4.2 Pembahasan...........................................................................................60
4.2.1 Interpretasi Hasil Penelitian.........................................................60

xiii
4.2.2 Menjawab Masalah Peneliti..........................................................61
BAB V....................................................................................................................64
5.1 Kesimpulan............................................................................................64
5.2 Saran.......................................................................................................65
5.3 Penutup...................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................67

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1
Sampel Penelitian............................................................................................ 37
Tabel 3.2
Jadwal Penelitian............................................................................................ 44
Tabel 4.1
Rekap Siswa Madrasah Aliyah Nurul Fattah............................................. 45
Tabel 4.2
Hasil Penyebaran Kuesioner......................................................................... 47
Tabel 4.3
Karakteristik Responden.............................................................................. 48
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Variabel X (Kinerja Guru)............................................ 49
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Mutu Pendidikan)..................................... 49
Tabel 4.6
Uji Reliabilitas x.............................................................................................. 50
Tabel 4.7
Uji Reliabilitas y.............................................................................................. 51
Tabel 4.8
Korelasi product moment pearson................................................................ 53
Tabel 4.9
Koefisien..........................................................................................................53
Tabel 4.10
Uji Nilai Signifikan......................................................................................... 54
Tabel 4.11
Koefisien regresi sederhana........................................................................... 54

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir..........................................................................................34
Gambar 3.1
Rumus Product Moment Pearson.................................................................41

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dewasa ini pemerintah menghadapi kendala dalam rangka peningkatan
kualitas mutu pendidikan. Ketidak merataan kualitas guru di sekolah adalah alasan
utama bagi pemerintah untuk selalu memperhatikan peningkatan kualitas sumber
tenaga kependidikan. Hal ini diambil karena keberhasilan kualitas mutu pendidik
sangat bergantung pada keberhasilan proses belajar mengajar yang merupakan
sinergi dari komponen pendidikan, baik kurikulum, personel pendidikan,
infrastruktur, sistem manajemen, serta berupa faktor lingkungan alam dan
lingkungan sosial, dengan siswa sebagai subjek. Proses belajar mengajar sebagai
suatu sistem dipengaruhi oleh berbagai faktor. Satu dari diantaranya adalah guru
sebagai pelaksana pendidikan dasar di lapangan. kualitas kinerja guru yang baik
kualitas akademik dan non-akademik juga terlibat mempengaruhi kualitas mutu
pendidikan.
Guru merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan untuk
terselenggaranya proses pendidikan, keberadaan guru merupakan pelaku utama
sebagai fasilitator penyelenggara proses belajar siswa. Oleh karena itu kinerja
guru berhubungan dengan program pendidikan nasional. Guru sebagai faktor
menentukan mutu pendidikan. Karena guru berhadapan langsung dengan para
peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas. Di tangan guru mutu
kepribadian mereka dibentuk. Karena itu, perlu sosok guru kompeten, tanggung
jawab, terampil, dan berdedikasi tinggi.
Mendukung kinerja guru perlu dukungan kompetensi guru yang profesional.
Kompetensi guru diukur dengan 10 kompetensi guru dilihat dari aspek-aspek
yaitu (a) menguasai bahan ajar; (b) mengelola program belajar mengajar; (c)
mengelola kelas; (d) menggunakan media/sumber; (e) menguasai landasasan-
landasan kependidikan; (f) mengelola interaksi belajar-mengajar; (g) menilai
prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran; (h) mengenal fungsi dan program

1
2

layanan binbingan serta penyuluhan; (i) mengenal dan menyelenggarakan


administrasi sekolah; (j) memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil
penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. Moch Idochi Anwar (2003:52).
Upaya peningkatan mutu pendidikan antara lain melalui revitalisasi kinerja
kepala sekolah yaitu kegiatan yang harus dilakukan kepala sekolah dan
kepemimpinan kepala sekolah yang profesional. Dengan upaya ini diharapkan
adanya peningkatan mutu pendidikan nasional. Peningkatan mutu pembelajaran
atau mutu sekolah tertuju pada mutu lulusan. Merupakan suatu yang mustahil,
pendidikan atau sekolah menghasilkan lulusan yang bermutu, jika tidak melalui
proses pembelajaran yang bermutu pula. Dan hal yang mustahil pula, terjadi
proses pembelajaran yang bermutu jika tidak didukung oleh faktor-faktor
penunjang proses pembelajaran yang bermutu pula. Proses pembelajaran yang
bermutu harus didukung oleh personalia, seperti administrator, guru, konselor, dan
tata usaha yang bermutu dan profesional. Hal tersebut didukung pula oleh sarana
dan prasarana pendidikan, fasilitas, media, serta sumber belajar yang memadai,
baik mutu maupun jumlahnya, dan biaya yang mencukupi, manajemen yang tepat
serta lingkungan yang mendukung (Nana Syaodih, 2006:6).
Secara umum rendahnya mutu pendidikan dapat disebabkan oleh berbagai
faktor baik internal sekolah maupun eksternal. Adapun Jurnal Adminisistrasi
Pendidikan Vol.XIV No.1 April 2012 88 faktor internal sekolah yang dapat
mempengaruhi mutu pembelajaran diantaranya rendahnya mutu metode mengajar
dan kurikulum yang berlaku sehinggga mengakibatkan rendahnya efektivitas
proses belajar mengajar, sarana dan prasarana yang kurang memadai, penyebaran
guru yang tidak merata, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi mutu pembelajaran antara lain peran serta orang tua siswa,
masyarakat secara umum dan pemerintah belum optimal dalam bekerjasama
mendukung pembangunan pendidikan yang bermutu (Wuviani.V, 2005:6). The
Center for Reseach on Educational Policy dari University of Memphis membuat
indikator kualitas pembelajaran: 1) lingkungan fisik yang kaya dan merangsang,
2) iklim kelas yang kondusif untuk belajar, 3) harapan jelas dan tinggi para
peserta didik, 4) pembelajaran yang koheren dan berfokus, 5) wacana ilmiah yang
3

merangsang pikiran, 6) belajar otentik,7) asesmen diagnostik belajar yang teratur,


8) membaca dan menulis sebagai kegiatan regular, 9) pemikir matematis,dan
penggunaan teknologi secara efektif. Akadum (1999:1-2) menilai bahwa
rendahnya kompetensi guru dapat disebabkan karena beberapa hal antara lain: (1)
masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total, (2) rentan dan
rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi keguruan, (3)
pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari
pengambilan kebijakan dan pihakpihak terlibat, (4) masih belum smooth-nya
perbedaan tentang proporsi, materi ajar yang diberikan kepada calon guru, (5)
masih belum berfungsinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai
organisasi profesi yang berupaya secara maksimal meningkatkan profesionalisme
anggotanya. Sedangkan Ani. M Hasan (2003:6) mengemukakan bahwa rendahnya
profesionalisme guru disebabkan: (1) masih banyaknya guru yang tidak menekuni
profesinya secara profesional. Dalam hal ini dapat dilihat dengan masih banyak
guru yang bekerja di luar jam kerjanya hal ini terjadi untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari sehingga tidak ada waktu untuk membaca dan menulis atau
melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan kemampuan diri; (2) belum adanya
standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju; (3)
kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta sebagai pencetak
guru yang lulusannya asal jadi tanpa memperhitungkan sistem output, kelak di
lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika
profesi keguruan; (4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri
karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada
guru di perguruan tinggi.
Beberapa pernyataan di atas penulis tertarik untuk mengangkat judul
tentang: “Pengaruh Kinerja Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di
Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura “.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
4

1. Bagaimana pengaruh kinerja guru terhadap mutu Pendidikan di Madrasah


Aliyah Nurul Fattah Martapura?
2. Seberapapa besar pengaruh kinerja Guru dalam meningkatkan mutu
pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas maka tujuan dari
penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hubungan kinerja Guru dalam meningkatkan mutu
pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja guru dalam
meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah
Martapura.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dan kegunaan penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoretis
Hasil dari penelitian ini diharapkan :
a. Dapat bermanfaat dan berguna bagi pengembangan teori dan analisisnya
untuk kepentingan penelitian dimasa yang akan datang serta bermanfaat
bagi ilmu pengetahuan.
b. Dapat bermanfaat dan memperluas pengetahuan peneliti serta menjadi
masukan mahasiswa Administrasi Negara untuk mempersiapkan diri terjun
ke dalam dunia masyarakat.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis yang di harapkan berdasarkan hasil penelitian ini
yakni sebagai berikut :
a. Bagi Kepala Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura Martapura, sebagai
bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan dalam meningkatkan
mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura.
b. Bagi Kementrian Agama setempat, sebagai salah satu acuan dalam
meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah
Martapura.
5

c. Bagi Madrasah, sebagai gambaran untuk menentukan dan menelaah kinerja


guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul
Fattah Martapura.
2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Guru


2.1.1 Pengertian Kinerja
Secara umum kinerja (performance) di definisikan sebagai tingkat
keberhasilan seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya. Robbin (2001)
menjelaskan bahwa kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerjaan
dalam pekerjaannya menurut criteria tertentu yang berlaku untuk suatu
pekerjaan.Selain itu kinerja dapat di katakana bahwa sebuah kata dalam bahasa
Indonesia dari kata dasar “kerja” yang menerjemahkan kata dari bahasa asing
prestasi.
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) factor yang
memengaruhi kinerja individu tenaga kerja yakni kemampuan mereka, motivasi,
dukungan yang di terima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan
hubungan mereka dengan organisasi.
Sebuah kinerja yang baik maka memerlukan sebuah kebijakan untuk
menentukan sebuah keputusan dalam menjalankan kinerja tersebut, selain itu juga
pelayanan yang dilakukan dalam menjalankan sebuah kinerja sangat mentukan
keberhasilan yang baik dalam menjalankan kinerja tersebut.
2.1.2 Pengertian Guru
Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru
umumnya merujuk pendidik professional dengan tugas utama
mendidik,mengajar,membimbing,mengarahkan,melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik. Sementara dalam pendidikan di Madrasah seorang
guru dalam hal ini dapat

6
7

di katakana sebagai Ustadz, karena pada dasarnya Ustadz merupakan orang yang
sangat ahli dalam suatu bidang, orang-orang yang di sebut sebagai Ustadz yakni
da’i, mubaligh, penceramah, guru ngaji Qur’an, guru Madrasah, guru ngaji kitab
di pesantren, termasuk pengasuh atau pimpinan di sebuah pesantren. Selain itu
Ustadz dapat di katakan atau dapat bermakna sebagai pendidik, kata ini di serap
dari bahasa arab dan bahasa Persia dari kata pelafalan dan makna yang sama yaitu
guru atau pengajar. Dalam bahasa Indonesia kata Ustadz lebih merujuk kepada
guru, pengajar. Atau kata Ustadz juga merupakan sebuah gelar kehormatan untuk
pria yang di gunakan di timur tengah, Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Ini di
gunakan dalam berbagai bahasa di dunia muslim, termasuk bahasa Persia, bahasa
urdu, bahasa Bengali, bahasa Punjabi, bahasa Pashto, bahasa turki, dan bahas
kurdi.
2.1.3 Pengertian kinerja Guru
Jasmani (2013: 155) mengemukakan istilah kinerja berasal dari katajob
performane atau actual performance (prestasi kerja atau prestasisesungguhnya
yang dicapai oleh seseorang). Hal ini dapat diartikan bahwakinerja merupakan
prestasi yang nampak sebagai bentuk keberhasilankerja seseorang. Senada dengan
yangdikemukakan dalam PeraturanMenteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2010tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan AngkaKreditnya, kinerja guru adalah hasil penilaian
terhadap proses dan hasilkerja yang dicapai guru dalam melaksanakan tugasnya.
Mangkunegara dalam Jasmani (2013:155) juga mengemukakanbahwa
kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapaioleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengantanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Sama halnya denganyangdikemukakan Malayu Hasibuan
(2007: 94) bahwakinerja atau potensi kerjaadalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakantugas-tugas yang diberikan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan,pengalaman, dan kesungguhan serat waktu.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa kinerja guru berkaitan
dengan kompetensi guru, artinya agar memilki kinerja yang baik seorangguru
harus didukung dengan kompetensi yang baik. Jika seorangguruidak memiliki
8

kompetensi yang baik maka tidak akan mungkin memilikikinerja yang baik.
Depdiknas (2004: 11) menyatakan kinerja guru adalahkemampuan guru untuk
mendemonstrasikan berbagai kecakapan dankompetensi yang dimilikinya. Esensi
dari kinerja guru tidak lain merupakankemampuan guru dalam menunjukkan
kecakapan atau kompetensi yangdimilikinya dalam dunia kerja yang sebenarnya.
Wagiran dalam Jurnal Pendidikan Evaluasi Pendidikan Tahun 2017Nomor 1
(2013: 155) mendefinisikan kinerja (performance) guru adalahhasil yang dicapai
oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yangdibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dankesungguhan serta waktu dengan
output yang dihasilkan tercermin darikuantitas maupun kualitasnya.
Berdasarkanuraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja guruadalah
sesuatu hal yang dihasilkan oleh seorang guru dalammelaksanakan tugasnya
berdasarkan kamampuan, kecakapan,pegalaman, kesanggupan, dan sesuai dengan
kompetensi keguruan.
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Kinerja guru dalam pembelajaran berkaitan dengan kemampuan gurudalam
merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran, baikberkaitan dengan
proses maupun hasilnya.
Malthis dan Jackson dalam Jasmani (2013: 159) ada tiga faktoryang
mempengaruhi kinerja karyawan (guru), yaitu kemampuan, usahayang
dicurahkan, dan dukungan organisasi. Kinerja (Performance/P) =Kemampuan
(ability/A) x Usaha (effort/E) xDukungan (Support/S). Denganbegitu kinerja
seorang guru akan meningkat apabila ketiga komponentersebut ada dalam dirinya,
danakan kurang jika salah satu komponentersebut kurang bahkan tidak ada.
Sedangkan menurut Hasibuan dalam Jasmani (2013: 160) faktor
yang mempengaruhi kinerja antara lain: 1) sikap mental (motivasi kerja,disiplin
kerja, etika kerja); 2) pendidikan; 3) keterampilan; 4) manajemenkepemimpinan;
5) tingkat penghasilan; 6) gaji dan kesehatan; 7) jaminansosial; 8) iklim kerja; 9)
sarana prasarana; 10) teknologi; 11) kesempatanberprestasi.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor yang memepengaruhi kinerjaberasal dari
diri individu itu sendiri dan faktor dari luar individu itu sendiri.Adapun faktor dari
9

diri individu itu sendiri seperti motivasi, keterampilan,dan juga pendidikan.


Sedangkan faktor dari luar individu seperti iklim kerja,tingkat gaji, sarana
prasarana, dan lain sebagainya.
2.1.5 Indikator Kinerja Guru
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RepublikIndonesia
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik danKompetensi
Guru dalam Direktorat Tenaga Kependidikan DepartemenPendidikan Nasional
(2008: 4-7) menjelaskan bahwa Standar KompetensiGuru dikembangkan secara
utuh yang berintegrasi dalam kinerja guru,antara lain:
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimilikiguru
berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagaiaspek seperti moral,
emosional, dan intelektual. Hal tersebutberimplikasi bahwa seorang guru harus
mampu menguasai teoribelajar dan prinsip-prinsip belajar, karenasiswa memiliki
karakter,sifat, dan interest yang berbeda. Berkenaan dengan
pelaksanaankurikulum, seorang guru harus mampu mengembangkan
kurikulumtingkat satuan pendidikan masing-masing dan disesuaikan
dengankebutuhan lokal. Guru harus mampumengoptimalkan potensi
pesertadidik untuk mengaktualisasikan kemampuannya di kelas, dan
harusmampu melakukan kegiatan penilaian terhadap kegiatanpembelajaran yang
telah dilakukan. Kemampuan yang harusdimiliki guru berkenaan dengan aspek
aspek yang diamati, yaitu:
a) Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspekfisik, moral,
sosial, kultural, emosional dan intelektual.
b) Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik.
c) Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan
bidangpengembangan yang diampu.
d) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untukkepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yangmendidik.
10

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk


mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik.
g) Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,memanfaatkan
hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentinganpembelajaran.
h) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitaspembelajaran.
2) Kompetensi kepribadian
Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung olehsuatu perasaan
bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanyauntuk mempersiapkan
generasi kualitas masa depan bangsa.Walaupun berat tantangan dan rintangan
yang dihadapi dalampelaksanaan tugasnya harus tetap tegar dalam melaksakan
tugassebagai seorang guru. Pendidikan adalah proses yangdirencanakan agar
semua berkembang melalui prosespembelajaran. Guru sebagai pendidik harus
dapat mempengaruhi kearah proses itu sesuai dengan tata nilai yang dianggap
baik danberlaku dalam masyarakat. Tata nilai termasuk norma, moral,estetika,
dan ilmupengetahuan, mempengaruhi perilaku etik siswasebagai pribadi dan
sebagai anggota masyarakat. Penerapan disiplinyang baik dalam proses
pendidikan akan menghasilkan sikap mental,watak dan kepribadian siswa yang
kuat. Guru dituntut harus mampumembelajarkan siswanya tentang disiplin diri,
belajar membaca,mencintai buku, menghargai waktu, belajar bagaimana
carabelajar, mematuhi aturan/tata tertib, dan belajar bagaimana harusberbuat.
Semuanya itu akan berhasil apabila guru juga disiplin dalammelaksanakan
tugas dan kewajibannya. Guru harus mempunyaikemampuan yang berkaitan
dengan kemantapan dan integritaskepribadian seorang guru. Aspek-aspek yang
diamati adalah:
a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dankebudayaan
nasional Indonesia.
b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia,dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
11

c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,arif, dan


berwibawa.
d) Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, ras bangga menjadi
guru, dan rasa percaya diri.
e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
3) Kompetensi Sosial
Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu
dicontoh dan merupkan suritauladan dalam kehidupanya sehari-hari. Guru
perlu memiliki kemampuan sosial dengan masyakat, dalam rangka pelaksanaan
proses pembelajaran yang efektif. Dengan dimilikinnya kemampuan tersebut,
otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar,
sehingga jika ada keperluan dengan orang tua siswa, para guru tidak akan
mendapat kesulitan. Kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam
berkomunikasi, bekerja sama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang
menyenangkan. Kriteria kinerja guru yang harus dilakukan adalah:
a) Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status
sosial ekonomi.
b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
c) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya.
d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan dan tulisan atau bentuk lain.
e) Kompetensi Profesional
4) Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam
perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas
untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran, untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran.
Guru harus selalu mengupdate, dan menguasai materi pelajaran yang disajikan.
12

Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari informasi


melalui berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses dari
internet, selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi
yang disajikan. Kompetensi atau kemampuan kepribadian yaitu kemampuan
yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek:
a) Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas
sebagai sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses
pembelajaran. Kegiatan mengajarnya harus disambut oleh siswa sebagai
suatu seni pengelolaan proses pembelajaran yang diperoleh melalui
latihan, pengalaman, dan kemauan belajar yang tidak pernah putus.
b) Dalam melaksakan proses pembelajaran, keaktifan siswa harus selalu
diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi
mengajar yang tepat. Guru menciptakan suasana yang dapat mendorong
siswa untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta
menemukan fakta dan konsep yang benar. Karena itu guru harus
melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan multimedia, sehingga
terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar sambil mendengar, dan
belajar sambil bermain, sesuai kontek materinya.
c) Di dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru harus memperhatikan
prinsip-prinsip didaktik metodik sebagai ilmu keguruan. Misalnya
bagaimana menerapkan prinsip apersepsi, perhatian, kerja kelompok,
korelasi dan prinsip-prinsip lainnya.
d) Dalam hal evaluasi, secara teori dan praktik, guru harus dapat
melaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang
digunakan untuk mengukur hasil belajar harus benar dan tepat.
Diharapkan pula guru dapat menyusun butirsecara benar, agar tes yang
digunakan dapat memotivasi siswabelajar.
13

2.2 Mutu Pendidikan


2.2.1 Pengetian Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan terdiri dari kata mutu dan pendidikan. Mutu dalam bahasa
arab “hasan” artinya baik, dalam bahasa Inggris “quality artinya mutu, kualitas”
adalah sama artinya mutu maupun kualitas. Mutu/kualitas merupakan suatu ide
yang dinamis, dapat digunakan sebagai suatu konsep yang relatif, pengertian
tersebut biasa digunakan dalam TQM (Total Quality Management). Mutu adalah
gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan
kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan untuk tersirat
dalam konteks pendidikan, pengertian mutu dapat dilihat mulai dari input, proses,
dan output. Kualitas atau mutu adalah conformance to requirement yaitu sesuai
yang diisyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila
sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Standar kualitas meliputi
bahan baku, proses produksi, dan produksi jadi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan “Mutu adalah (ukuran), baik
buruk suatu benda; taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan dsb)”. Secara istilah
mutu adalah “kualitas memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Dengan
demikian mutu adalah tingkat kualitas yang telah memenuhi atau bahkan dapat
melebihi dari yang diharapkan.
Garvi dan Davis menyatakan mutu ialah suatu kondisi yang berhubungan
dengan produk, tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan.
Dimensi mutu untuk menganalisa karakteristik kualitas produk adalah:
a. Performance atau kinerja, yaitu karakteristik utama yang menjadi
pertimbangan pelanggan untuk membeli suatu produk.
b. Features, aspek kedua dari kinerja yang menambah fungsi dasar yang
menyangkut pada pilihan dan pengembangannya yaitu keistimewaan
tambahan, pelengkap atau tambahan.
c. Reliability atau keandalan, yang berkaitan dengan kemungkinan suatu
produk yang berfungsi secara hasil dalam periode waktu tertentu dibawah
14

kondisi tertentu. Keandalan merupakan karakteristik yang merefleksikan


kemungkinan tingkat keberhasilan dalam penggunaan suatu produk.
d. Conformance, yaitu berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan
pelanggan.
e. Durability, daya tahan produk sehingga dapat terus digunakan.
f. Service ability, adalah merupakan karakteristik yang berkaitan dengan
kecepatan, kesopanan, kompetensi, kemudahan, serta penanganan keluhan
yang memuaskan.
g. Aesthetic, nilai keindahan yang subyektif sehingga berkaitan dengan
pertimbangan pribadi atau pilihan individual.
h. Perceived quality, berkaitan dengan reputasi atau kualitas yang
dipersepsikan.

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas dapat dicapai dengan


kerja keras semua pihak di lingkungan kerja. Dari pemimpin sendiri yang harus
mampu membuat sistem dengan gaya kepemimpinannya, sistem kerja yang ada,
sehingga mampu membuat staf dan orang-orang yang terlibat di dalamnya mampu
bekerja dengan baik sehingga menghasilkan produk yang sesuai dengan harapan
dan keinginan masyarakat atau pelanggan. Kualitas adalah hasil kerja sama dari
semua pihak dalam suatu lembaga atau organisasi.
Konteks siswa, kualitas sekolah ditentukan oleh upaya untuk merealisasikan
kemampuan merefleksikan diri dan inisiatif diri mereka. Sekolah mampu
mendorong siswa untuk belajar, menguasai kompetensi akademik, sikap dan nilai-
nilai yang memungkinkan mereka untuk mandiri dan percaya diri di masyarakat.
Pendidikan yang berkualitas memberdayakan siswa untuk bertindak secara
mandiri dan melakukan apa yang mereka inginkan. Dalam konteks pendidikan,
gagasan kualitas dalam hal ini dipandu oleh konteks hasil pendidikan yang
merujuk pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada periode waktu tertentu.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan dibidang
pembangunan nasional dan merupakan bagian integral dari peningkatan upaya
15

peningkatan kualitas manusia Indonesia secara kaffah (menyeluruh). Pemerintah,


dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional telah mencanangkan ”Gerakan
Peningkatan Mutu” pada tanggal 2 Mei 2002 dan lebih fokus lagi, setelah
diamantkan dalam Undang-Undang Sisdiknas (2003) bahwa tujuan pendidikan
nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupann bangsa”.
Pendidikan adalah kunci menuju kemajuan, semakin baik kualitas
pendidikan yang dimiliki oleh suatu komunitas atau bangsa, semakin baik kualitas
komunitas atau bangsa tersebut akan diikuti. Karena itu, para peneliti dan
pengembang pendidikan tidak hentihentinya mendiskusikan masalah ini.
Meningkatkan kualitas pendidikan adalah tujuan pembangunan di bidang
pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya untuk upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama
dalam mempersiapkan siswa menjadi mata pelajaran yang mengabdi kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berwatak baik, kuat, kreatif, mandiri, demokratis, dan
profesional di bidangnya masing-masing.
Sekolah bermutu adalah adanya kepuasan bagi pelanggan, baik pelanggan
eksternal utama, eksternal kedua (orang tua), eksternal ketiga (masyarakat) dan
pelanggan internal (guru/staf). Mereka merasa puas karena kebutuhan atau
keinginan mereka terpenuhi dalam penyampaian layanan. Belajar sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari pendidikan juga memiliki peran penting dalam
meningkatkan mutu pembelajaran. Seorang guru harus memahami bahwa semua
siswa berbeda satu sama lain, dan mereka belajar dengan model yang cocok
dengan kebutuhan dan kecenderungan mereka masingmasing.
Deni Koswara dan Cepi Triatna menegaskan bahwa pendidikan bermutu
adalah pendidikan yang baik dari sisi input, procces, output, maupun outcome.
Input pendidikan yang bermutu adalah guru-guruyang bermutu, peserta didik yang
bermutu, kurikulum yang bermutu, fasilitas yang bermutu, dan berbagai aspek
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu
adalah proses pembelajaran yang bermutu. Output pendidikan yang bermutu
adalah lulusan yang memiliki kompetensi yang disyaratkan. Dan outcome yang
bermutu adalah lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih
16

tinggi. Cakupan mutu pendidikan ialah tingginya kecerdasan kehidupan manusia


dan bangsa Indonesia yang komprehensif dan seimbang yang mencakup sekurang-
kurangnya:
1. Mutu keimanan, ketakwaan, akhlak, budi pekerti, dan kepribadian;
2. Kompetensi intelektual, estetik, psikomotorik, kinestik, vokasional, serta
kompetensi kemanusiaan lainnya sesuai dengan bakat, potensi, dan minat
masing-masing;
3. Muatan dan kecanggihan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
mewarnai, dan
4. Memfasilitasi kehidupan;
5. Kreativitas dan inovasi dalam menjalani kehidupan;
6. Tingkat kemandirian serta daya saing; dan
7. Kemampuan untuk menjamin keberlanjutan diri dan lingkungannya.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa pencapaian tujuan lembaga
pendidikan yang berkualitas sangat tergantung pada keterampilan dan kinerja guru
sebagai dewan pendidik. Guru bertugas mengelola organisasi sekolah sambil
mengelola dan mengelola semua sumber, organisasi, dan bekerja dengan komite
sekolah, masyarakat, lembaga lain, dan stakeholder yang ada. Oleh karena itu,
untuk mengelola semua sumber diperlukan pengetahuan manajemen untuk
seorang guru.
Pengertian mutu pendidikan yang diambil dari buku berjudul "Peningkatan
Kualitas Berbasis Sekolah" yang diterbitkan oleh departemen pendidikan nasional
pada tahun 2001 kualitas pendidikan adalah gambaran dan karakteristik
keseluruhan barang dan jasa yang menunjukkan kemampuan mereka untuk
memenuhi kebutuhan yang diharapkan atau tersirat dalam konteks pendidikan
yang mencakup input, procces dan output.
Korelasi mutu dengan pendidikan, sebagaimana pengertian yang
dikemukakan oleh Dzaujak AhmadMutu pendidikan adalah kemampuan sekolah
dalam pengelolaan secara operasional dan efisien tehadap komponen-komponen
yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap
komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku.
17

Pendidikan adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang (pendidik)


terhadap seseorang (anak didik) agar tercapai perkembangan yang positif Institusi
pendidikan mengemban tiga fungsi
1. Pendidikan berfungsi menumbuhkan kreativitas peserta didik.
2. pendidikan berfungsi mewariskan nilai-nilai kepada peserta didik.
3. pendidikan berfungsi meningkatkan kemampuan kerja produktif peserta
didik.
Pendidikan bukan merupakan sesuatu yang baru dalam islam, karena dalam
islam pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Allah mengutus para rasul untuk tetap berjalan sesuai tuntunan islam. Allah
berfirman dalam Q.S Al-Imran [3]: 164
ْ ُ‫ ِهمۡ يَ ۡتل‬Q‫واٗل ِّم ۡن َأنفُ ِس‬Q‫ث فِي ِهمۡ َر ُس‬
‫م‬Qۡ‫ َز ِّكي ِه‬Qُ‫وا َعلَ ۡي ِهمۡ َءا ٰيَتِِۦه َوي‬Q َ ‫ؤ ِمنِينَ ِإ ۡذ بَ َع‬Qۡ ‫د َم َّن ٱهَّلل ُ َعلَى ۡٱل ُم‬Qۡ َ‫لَق‬
‫ض ٰلَ ٖل ُّمبِي ٍن‬
َ ‫وا ِمن قَ ۡب ُل لَفِي‬ْ ُ‫ب َو ۡٱل ِح ۡك َمةَ َوِإن َكان‬ َ َ‫َويُ َعلِّ ُمهُ ُم ۡٱل ِك ٰت‬
Artinya : “ Allah telah memberikan anugerah kepada mereka yang beriman,
pada saat Ia mengutus seorang rasul dari kalangan mereka yang
membacakan kepada meraka ayat-ayat-Nya, dan mensucikan jiwa
mereka,dan mengajarkan Kitab dan Hikmah. Mereka sebelum itu dalam
kesesatan yang nyata.”
Imam Ghazali, salah satu pemikir besar Muslim, menganggap pendidikan
sebagai prinsip dasar koreksi manusia. Menyangkut hal ini, ia menyatakan, "Jika
para ilmuan dan pendidik tidak ada, maka masyarakat akan hidup seperti hewan
ternak." Dengan kata lain, pendidikan bisa menaikkan level seseorang sehingga
tidak sama dengan hewan. Imam Ghazali juga menyatakan bahwa pendidikan
adalah ibadah dan upaya untuk meningkatkan kualitas diri. Pendidikan yang baik
adalah cara untuk lebih dekat dengan Tuhan, dan mendapatkan kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Dalam Islam, Alquran dan isinya adalah sains. Isinya sangat
bermanfaat bagi kehidupan, membersihkan jiwa, memperindah moral, dan
mendekat kepada Tuhan. Inilah yang mendasari pendapat al-Ghazali jika tujuan
pendidikan adalah untuk lebih dekat dengan Allah SWT. Tidak mencari posisi,
keagungan dan keberanian atau posisi yang menghasilkan uang. Karena jika
tujuan pendidikan diarahkan untuk tidak mendekat kepada Tuhan, itu bisa
18

mengarah pada kebencian, kebencian, dan permusuhan. Pendidikan menurut


Imam Al-Ghazali adalah “Sebuah wasilah untuk mencapai kemulian dan
menyerahkan jiwa untuk mendekat diri kepada Tuhan”. Berdasarkan Undang
Undang Sisdiknas No. II Tahun 2003 pendidikan adalah:
Upaya sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses
belajar sehingga siswa secara aktif mengembangkan potensi mereka untuk
memiliki kekuatan spiritual spiritual, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, karakter mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan


adalah kualitas atau ukuran baik atau buruk dari proses perubahan sikap dan
perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam upaya manusia dewasa untuk
menjadi lebih dekat dengan Tuhan melalui pengajaran dan upaya bimbingan
pelatihan. Mutu dalam pendidikan mencakup kualitas input, proses, output, dan
hasil. Masukan pendidikan dinyatakan berkualitas baik jika siap untuk
dilanjutkan. Proses pendidikan yang berkualitas jika mampu menciptakan suasana
Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM).

2.2.2 Karakteristik Mutu Pendidikan


Mutu pendidikan diukur secara universal baik dari segi input, proses, output
maupun outcome. Ada 13 karakteristik yang dinilai dalam hal mutu pendidikan
yaitu:
1) Kinerja (performance).
2) Waktu wajar (timelines)
3) Handal (reliability).
4) Data tahan (durability).
5) Indah (aesteties).
6) Hubungan manusiawi (personal interface).
7) Mudah penggunaanya (easy of use).
8) Bentuk khusus (feature).
9) Standar tertentu (comformence to specification).
10) Konsistensi (concistency).
11) Seragam (uniformity).
19

12) Mampu melayani (serviceability).


13) Ketepatan (acuracy).

Kinerja (performance) berkaitan dengan aspek fungsional sekolah yang


terdiri dari kinerja guru dalam mengajar. “Guru merupakan salah satu pelaku
dalam kegiatan sekolah. Oleh karena itu ia dituntut untuk mengenal tempat
bekerjanya itu. Guru perlu memahami faktor-faktor yang langsung dan tidak
langsung menunjang proses belajar mengajar”. Waktu wajar (timelines) yaitu
sesuai dengan waktu yang wajar meliputi memulai dan mengakhiri pelajaran tepat
waktu, waktu ulangan tepat. Handal (reliability) yaitu usia pelayanan bertahan
lama. Meliputi pelayanan prima yang diberikan sekolah menjadi prinsip agar
pihak yang dilayani merasa senang dan puas atas layanan yang diberikan sehingga
menjadi pelanggan yang baik dan setia. Hal ini sesuai dengan sikap kaum Ansor
dalam menerima kuam Muhajirin yang diabadikan dalam AlQur’an surat Al-
Hasyr ayat 9
َ ‫ َّدا َر َوٱِإۡل ي ٰ َمنَ ِمن قَ ۡبلِ ِهمۡ ي ُِحبُّونَ َم ۡن ه‬QQQQ‫ َّو ُءو ٱل‬QQQQَ‫َوٱلَّ ِذينَ تَب‬
‫ ُدونَ فِي‬QQQQ‫اج َر ِإلَ ۡي ِهمۡ َواَل يَ ِج‬QQQQَ
ۚ ْ ُ‫اج ٗة ِّم َّمٓا ُأوت‬
ۡ‫وا َوي ُۡؤثِرُونَ َعلَ ٰ ٓى َأنفُ ِس ِهمۡ َولَ ۡو َكانَ بِ ِهم‬
َ ‫و‬QQُ‫ة َو َمن ي‬ٞ Q ‫اص‬
‫ق‬ َ ‫خَص‬ َ َ ‫م َح‬Qۡ‫ُور ِه‬ ِ ‫صد‬ ُ
ٓ
Qَ ‫ُش َّح ن َۡف ِس ِهۦ فَُأوْ ٰلَِئ‬
َ‫ك هُ ُم ۡٱل ُم ۡفلِحُون‬
Artinya : Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman
(Ansor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Ansor) 'mencintai'
orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Ansor) tiada
menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada
mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri
mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari
kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.
Isi dari ayat-ayat ini termasuk (1) Ada upaya untuk menghormati orang lain
(Muhajirin), (2) Kesediaan Anaun Kaun diberikan kepada Muhajirin, (3) Ansor
memprioritaskan rasa hormat untuk Muhajirin, (4) The Ansor bersedia untuk
mengalahkan 66 kepentingan sendiri. Isi ayat tersebut dapat diterapkan di dunia
pendidikan dengan menerapkan manajemen layanan pendidikan dalam mencapai
mutu pendidikan yang berakhlak.
20

Daya tahan (durability) yaitu tahan banting, misalnya meskipun krisis


moneter, sekolah masih tetap bertahan. Indah (aesteties) misalnya eksterior dan
interior sekolah ditata menarik, guru membuat media-media pendidikan yang
menarik. Hubungan manusiawi (personal interface) yaitu menjunjung tinggi nilai-
nilai moral dan profesionalisme. Hal ini bisa dicapai apabila terjalin komunikasi
yang sehat. Mudah penggunaanya (easy of use) yaitu sarana dan prasarana
dipakai. Misalnya aturan-aturan sekolah mudah diterapkan, buku-buku
perpustakaan mudah dipinjam dikembalikan tepat waktu.
Bentuk khusus (feature) yaitu keuggulan tertentu misalnya sekolah unggul
dalam hal penguasaan teknologi informasi (komputerisasi). “Persyaratan pertama
bagi kepemimpinan pengajaran adalah guru hendaknya memiliki visi mengenai
unggulan dalam mengajar”.93 Standar tertentu (comformence to specification)
yaitu memenuhi standar tertentu. Misalnya sekolah tetlah memenuhi standar
pelayanan minimal. Konsistensi (concistency) yaitu keajegan, konstan dan stabil,
misalnya mutu sekolah tidak menurun dari dulu hingga sekarang, warga sekolah
konsisten dengan perkataanya. Seragam (uniformity) yaitu tanpa variasi, tidak
tercampur. Misalnya sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu, seragam
berpakaian.
Mampu melayani (serviceability), yang mampu memberikan layanan prima.
Misalnya sekolah menyediakan kotak saran dan saran yang masuk dapat dipenuhi
dengan baik sehingga pelanggan merasa puas. Ketetapan (acurary), yaitu
ketepatan dalam layanan seperti yang diinginkan oleh pelanggan sekolah.

2.2.3 Manfaat Mutu bagi Dunia Pendidikan


Manfaat Mutu bagi Dunia Pendidikan yaitu:
1. Meningkatkan pertanggung jawaban (akuntabilitas) sekolah kepada
masyarakat dan atau pemerintah yang telah memberikan semua biaya
kepada sekolah.
2. Menjamin mutu lulusannya.
3. Bekerja lebih professional.
4. Meningkatkan persaingan yang sehat.
21

2.2.4 Standar Mutu Pendidikan


Pemahaman dan persepsi dalam hal standar mutu pendidikan ada perbedaan
yang disebabkan oleh perbedaan perspektif antara satu pakar dengan pakar
lainnya. Pertama sebagian orang, bahkan orang tua pada umumnya mengatakan
bahwa kenyamanan sekolah adalah salah satu tolok ukur terbaik, dua pihak
lainnya berpendapat bahwa hasil belajar atau hasil akademik yang menunjukkan
sekolah menunjukkan sekolah yang bagus karena menurut pendapat ini dari
buahnya anda mengenali mereka, ketiga sebagian orang menyarankan bahwa ada
beberapa karakteristik atau tolok ukur yang akan menunjukkan mutu sekolah.
Cyil merangkum pendapat mutu dari berbagai sudut pandang menggunakan
tolok ukur yang berbeda. Beberapa orang menggunakan tolok ukur berdasarkan
kondisi sekolah, yang lain menggunakan tolok ukur untuk hasil pembelajaran, dan
pendapat yang lebih luas menyatakan bahwa tolok ukur untuk kualitas pendidikan
perlu ditinjau dari berbagai tolok ukur yang relevan.
Menurut Usman “Output dinyatakan bermutu apabila hasil belajar akademik
dan nonakademik siswa tinggi. Outcome dinyatakan bermutu apabila lulusan
cepat terserap di dunia kerja, gaji wajar, semua pihak mengakui kehebatannya
lulusannya dan merasa puas”.
Sedangkan menurut Hari Sudradjad, pendidikan berkualitas adalah
pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan atau
potensi, baik kompetensi akademik maupun kejuruan, yang didasarkan pada
kompetensi pribadi dan sosial, serta nilai-nilai moral yang luhur, yang
kesemuanya merupakan kecakapan hidup (lifeskill), pendidikan yang mampu
menghasilkan manusia seutuhnya (manusia paripurna) atau manusia dengan
kepribadian integral (integrated personality) mereka yang mampu
mengintegralkan iman, pengetahuan, dan amal.
Pandangan yang lebih komprehensif tentang mutu pendidikan diungkapkan
oleh Sardi. Standar mutu pendidikan sesuai ISO 9001: 2008 adalah sebagai
berikut:
a. Komponen standar isi, sasaran mutu:
22

1. Pengembangan KTSP berdasarkan guru mata pelajaran, DU/DI,


konselor, dan komite sekolah/madrasah atau penyelenggara
2. Lebih dari 76 % Silabus dikembangkan sesuai dengan pedoman
3. Sekolah memenuhi standar memenuhi kebutuhan peserta didik.

b.Komponen standar proses, sasaran mutu:


1. Semua guru membuat RPP sesuai dengan aturan.
2. 76 % guru melakukan pembelajaran berbasis teknologi
3. 76% siswa dapat melakukan prakerin sesuai kompetensinya
4. Hasil evaluasi guru semuanya baik.

c. Komponen standar kompetensi lulusan, sasaran mutu:


1. Rata-rata Hasil Ujian Nasional dan Uji Kompetensi
2. KKM kelas X dan kelas XI
3. Siswa memperoleh berbagai macam keterampilan

d.Komponen standar pendidik dan kependidikan, sasaran mutu:


1. Meningkatkan kualifikasi PTK
2. Meningkatkan kompetensi (pelatihan) PTK

e. Komponen standar sarana dan prasarana, sasaran mutu:


1. Semua bahan ajar yang diperlukan siswa tersedia
2. Menambah sarana dan prasarana

f. Komponen standar pengelolaan, sasaran mutu:


1. Semua unsur terlibat dalam kerja tim pengembangan
2. RKS/RAKS berdampak terhadap peningkatan hasil belajar
3. Sistem informasi dengan menggunakan website/softcopy

g. Komponen standar pembiayaan, sasaran mutu:


1. Sekolah membayar gaji guru dan karyawan tepat waktu
2. 95 % penggunaan anggaran sesuai dengan rencana
3. 90% siswa membayar SPP tepat waktu

h. Komponen standar penilaian, sasaran mutu:


23

1. 100% guru menilai berdasarkan silabus yang telah ditetapkan


2. Ada penilaian baik bidang akademik maupun non akademik
3. Seluruh hasil penilaian siswa di dokumentasikan.

Perbedaan persepsi tentang mutu pendidikan merupakan hal wajar, karena


masing-masing pihak mendefinisikannya dari sudut pandang dan kemam- puan
dalam menganalisis yang beragam.

2.2.5 Upaya Peningakatan Mutu Pendidikan


Meningkatkan mutu madrasah menurut Sudarwan Danim melibatkan lima
faktor yang dominan : (1) Kepemimpinan Kepala sekolah; (2) Siswa/ anak sebagai
pusat; (3) Pelibatan guru secara maksimal; (4) Kurikulum yang dinamis; (5)
Jaringan Kerjasama”. Kepala Sekolah harus memiliki dan memahami visi kerja
secara jelas, mampu dan mau bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang
tinggi, tekun dan tabah dalam bekerja, memberikan layanan yang optimal, dan
disiplin kerja yang kuat. Pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai
pusat “ sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga sekolah
dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada siswa. Jaringan kerjasama tidak
hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan masyarakat semata (orang tua dan
masyarakat) tetapi dengan organisasi lain, seperti perusahaan/lembaga sehingga
keluaran dari sekolah dapat diserap di dunia kerja. Meningkatkan kualitas
pendidikan harus mengambil langkah-langkah berikut:
1) Pemerintah menanggung biaya minimum pendidikan yang diperlukan anak
usia sekolah baik negeri maupun swasta yang diberikan secara individual
kepada siswa.
2) Optimalisasi sumber daya pendidikan yang sudah tersedia, antara lain
melalui double shift ( contoh pemberdayaan SMP terbuka dan kelas jauh).
3) Memberdayakan sekolah-sekolah swasta melalui bantuan dan subsidi dalam
rangka peningkatan mutu pembelajaran siswa dan optimalisasi daya
tampung yang tersedia.
4) Melanjutkan pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) dan Ruang Kelas
Baru (RKB) bagi daerah-daerah yang membutuhkan dengan memperhatikan
24

peta pendidiakn di tiaptiap daerah sehingga tidak mengggangu keberadaan


sekolah swasta.
5) Memberikan perhatian khusus bagi anak usia sekolah dari keluarga miskin,
masyarakat terpencil, masyarakat terisolasi, dan daerah kumuh.
Meningkatkan partisipasi anggota masyarakat dan pemerintah daerah untuk
ikut serta menangani penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Menurut Lewis peningkatan mutu organisasi apapun didukung oleh empat
kekuatan pendorong, atau pilar, yang menggerakan organisasi menuju
penerapan pelayanan mutu.
Total Quality Management in any organization is supported by four driving
forces, or pillars, that move the organization toward the full application of
quality service. The four pillars of the House of Quality are customer service,
continuous improvement, processes and facts, and respect for people. All are
distinct, but equal in potential strength. All four must be addressed; minimizing
one weakens the others. By not addressing one, the entire house of Quality will
fall.
Keempat pilar mutu yang dimaksud adalah (1) Layanan pelanggan, (2)
Peningkatan berkelanjutan, (3) Proses dan fakta, (4) Penghargaan untuk orang-
orang. Setiap lembaga pendidikan memiliki masalah yang berbeda tetapi inti
masalahnya adalah sama. Keempat pilar harus ditangani dengan benar untuk
meminimalkan kesalahan. Satu pilar yang tidak diterapkan dengan benar dapat
merusak mutu pendidikan secara keseluruhan. Program Keagamaan Madrasah
Aliyah Negeri Program Keagamaan (MAN PK) merupakan salah satu program
peminatan unggulan nasional dalam bidang keagamaan berbasis asrama yang
menjadi bagian dari MAN Reguler yang sudah ada. MAN PK pada MAN Reguler
bertujuan merevitalisasi praktik baik penyelenggaraan Madrasah Aliyah Program
Khusus (MAPK) yang pernah diprakarsai oleh Menteri Agama Munawir Sjadzali
pada akhir tahun 1987 yang dibuka pertama kali di lima daerah, yaitu: Ujung
Pandang, Jember, Yogyakarta, Ciamis, dan Padang Panjang. Dengan penekanan
pada kurikulum keagamaan yang padat serta penekanan pada penguasaan Bahasa
Arab dan Inggris, MAPK saat itu dinilai berhasil menghasilkan lulusan yang
berwawasan ke-Islaman, ke-Indonesiaan, dan kemodernan yang baik.
25

2.2.6 Indikator Mutu Pendidikan


Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 dinyatakan bahwa pendidikan
diIndonesia menggunakan delapan standar yang menjadi acuan dalam
membangundan meningkatkan kualitas pendidikan. Standar Nasional Pendidikan
merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
NegaraKesatuan Republik Indonesia, ada delapan standar yang menjadi kriteria
minimaltersebut yaitu:
1) Standar kompetensi lulusan adalah kualiikasi kemampuan lulusan
yangmencangkup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2) Satandar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yangdituangkan tentang kriteria tentang tamatan, kompetensi bahan
kajian,30 Al-Qur’an dan Terjemahan (Surabaya: Mahkota Surabaya 2002)
h.337-337.kompetensi mata pelajaran, silabus pembelajaran yang harus
dipenuhipeserta didik pada jenjang d an jenis pendidikan tertentu.Standar
proses adalah standar nasional pendidikan yang bekaitan denganpelaksnaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapaisatandar
kompetensi lulusan.
3) Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan
dalamjabatan.
4) Satandar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan
yangberkaitan daenga kriteria minimal tentang ruan belajar, tempat
berolaraga,tempat beibadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempatbermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain,
yangdiperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termaksut
penggunaanteknologi informasi dan komunikasi.
5) Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitandengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan
pendididkanpada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau
nasionalagar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraa
26

6) ]n pendidikan.Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur


komponendanbesarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku
selama satu tahun.
7) Standar penilaian pendididkan adalah standar nasional pendidikan
yangberkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen hasil belajar
pesertadidik.
Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan,pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam mewujudkan
pendidikan nasionalyang bermutu serta bertujuan untuk menjamin mutu
pendidikan nasional dalamrangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang
bermartabat.
Pada tingkat internasional dikenal institusinya yaitu ISO 9000
(InternationalStandardOrganization 9000) yang dalam operasionalnya telah
dikembangkan kedalam tiga divisi fokus kegiatannya:
a) Management ISO 9001, fokusnya pada Jaminan Mutu dalam Desain/
Pengembangan, Produksi, Instalasi dan Pelayanan
b) ISO 9002, fokusnya pada Jaminan Mutu dalam Produksi dan Instalasi.
c) ISO 9003, fokusnya pada Jaminan Mutu dalam Inspeksi Akhir dan Tes Saat
ini telah ada ISO 9000 versi 2000 yang terdiri atas empat elemen, antara lain
sebagai berikut :
a. Responsibility
b. Resource management
c. Product realization
d. Measurement Analysis and Improvement.
Kaitan dengan standarisasi yang harus dicapai, E. Mulyasadalam
bukunyamengatakan bahwa dalam pendididkan terdapat dua standar, yaitu “
standarakademis dan standar kompetensi. Standar kompetensi mendeskripsikan
pengetahuan dan keterampilan esensial setiap disiplin ilmu yang harus dipelajari
oleh setiap peserta didik yang terdapat dalam kurkulum. Sedangkan standar
kompetensiditunjukkan dalam bentuk proses atau hasil kegiatan yang
didemonstasikan olehpeserta didik sebagai penerapan daripengetahuan dan
27

keterampilan yangdipelajarinya. Oleh karena itu, standar akademis bisa saja sama
untuk semua peserta didik akan tetapi standar kompetensi bisa beda.
Untuk menentukan bahwa pendidikan bermutu atau tidak dapat terlihat dari
indikator-indikator mutu pendidikan. Indikator mutu pendidikan menurut Sallis
dapat terlihat dari dua sudut pandang yaitu sekolah sebagai pennyeda jasa
pendidikan (service provider) dan siswa sebagai pengguna jasa (costumer) yang di
dalamnya ada orang tua, masyarakat dan stakeholder.
Indikator mutu dari perspektif service provider adalah sekolah sebagai
lembaga pendidikan harus memenuhi indikator produk yang bermutu dilihat dari
output lembaga pendidikan tersebut. Indikator itu adalah:
a. Sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan atau conformance to
specification;
b. Sesuai dengan penggunaan atau tujuan atau fitness for purpose or use;
c. Produk tanpa cacat atau zero defect;
d. Sekali benar dan seterusnya atau right first, every time
Dalam konteks pendidikan nasional maka keempat indikator mutu tersebut
diatur dalam Standar Nasional Pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No
19 Tahun 2005, yaitu : Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses,
Standar Pembiayaan, Standar Pengelolaan, Standar Pendidik Tenaga
Kependidikan, Standar Sarana Prasarana, Standar Penilaian Pendidikan.
Indikator mutu dari perspektif costumer adalah:
a. Kepuasan pelanggan atau costumer statisfaction. Bila produk dan jasa
dapat melebihi harapan pelanggan atau exceeding costumer expectation;
b. Setia kepada pelanggan atau delighting the costumer.
Sesuai dengan konsep bahwa pendidikan adalah layanan jasa maka
indikatorkepuasan pengguna dapat terlihat dari : Tangibles (Penampilan),
Reliability (respons), Responsiveness (handal), Ass urances (keyakinan), Empathy
(empati).
Menurut Dirto komponen-komponen yang dapat dijadikan tolak ukur mutu
pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Raw Input, murid-murid yang berada dalam sitem pendidikan sekolah.
28

2. Instrumental input, terdiri dari inpu-input, 1) tujuan pendidikan, 2)


kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, 3) sistem administrasi
pendidikan, 5) sistem penyampaian, 6) tenaga pengajar, 7) sistem evaluasi,
8) bimbingan dan penyuluhan.
3. Lingkungan, terdiri dari lingkungan ekologi dan masyarakat yang dapat
mempengaruhi proses pendidikan.
4. Hasil langsung pendidikan ,merupakan tingkah laku anak didik setelah
mereka mengalami proses pendidikan.
5. Hasil akhir pendidikan merupakan tingkah laku anak didik setelah terjun
ke dalam kehidupan di masyarakat luar sebagai hasil proses pendidikan.
Oleh karena itu, dengan adanya suatu standar dan indikator-indikator mutu
pendidikan sekolah, merupakan suatu dasar proses manajemen yang akan
memudahkan para tenaga pendidikan dalam mengelolah lembaga pendidikan
kearah tujuan yang di harapkan, sehingga dapat memberikan suatu jawaban
tuntutan masyarakat terhadap kualitas sekolahnya dan peserta didiknya.
2.3 Penelitian yang Relevan
1. Skripsi yang ditulis oleh Ulil Ismaun Nafi’: 3214103145, 2014,
Mahapeserta didik STAIN Tulungagung prodi Tadris Matematika, dengan
judul: “Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Pemecahan Masalah
Matematika terhadap Hasil Belajar Peserta didik Kelas VII SMPN 2 Pakel
Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian tersebut menyatakan bahwa dengan
pengaruh penerapan pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran
matematika adalah 12,047. Dan nilai hasil belajar yang diperoleh peserta
didik setelah diterapkan pendekatan keterampilan proses pada materi
bangun datar segiempat digolongkan baik, dengan nilai rata – rata 84,78.
2. Skripsi yang ditulis oleh Inayatul Hidayah: Mahapeserta didik IAIN
Walisingo Semarang, 2011, dengan judul “Pengaruh pembelajaran
Matematika Dengan pendekatan Keterampilan Proses Terhadap kemampuan
Pemecahan Masalah Materi Pokok Lingkaran Peserta Didik Kelas VIII MTs
NU Nurul Huda Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011”. Berdasarkan hasil
penelitian dan analisis data, maka 36 dapat diambil simpulan bahwa
29

pembelajaran matematika dengan pendekatan keterampilan proses


berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah materi pokok
lingkaran dengan besarnya koefisien biserial (rb) pembelajaran matematika
dengan pendekatan keterampilan proses terhadap kemampuan pemecahan
masalah sebesar 0,73, sehingga besarnya koefisien determinasinya (KD)
sebesar 53,29%. Jadi pengaruh pembelajaran matematika dengan
pendekatan keterampilan proses terhadap kemampuan pemecahan masalah
sebesar 53,29%.
2.4 Referensi statistik
2.4.1 Pengertian statistik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), statistik diartikan sebagai
sebuah data berupa angka-angka yang dikumpulkan, dikelompokkan, serta
ditabulasi sehingga menunjukkan informasi atau kesimpulan terkait suatu
persoalan. Dalam pengertian lain, statistik adalah kumpulan hasil data yang
disusun, diolah, dan disajikan ke dalam sebuah grafik, tabel, atau semacamnya.
Dari situ, Anda dapat memperoleh sebuah kesimpulan atau informasi.
Statistik termasuk dalam jenis data kuantitatif yang kerap digunakan pada macam-
macam bidang studi, mulai dari bisnis, ekonomi, pemasaran, hingga manufaktur.
Sementara, ilmu yang mempelajari tentang statistik adalah statistika.
2.4.2 Tujuan Statistik
Setelah memahami apa itu statistik, berikutnya ialah mengenai tujuannya.
Adapun tujuan penggunaan statistik adalah sebagai berikut.
1. Sebagai sumber bahan atau keterangan mengenai berbagai hal
2. Mendeskripsikan atau menjelaskan data terkait populasi tertentu
3. Memperoleh gambaran masalah dari sebuah populasi
4. Membuat estimasi dari data untuk dijadikan sebagai dasar pengambilan
keputusan
5. Membantu menganalisis data agar dapat mengetahui nilai dari suatu hal
6. Mengurangi luasnya jumlah populasi ke dalam ukuran yang lebih kecil agar
dapat dipahami dengan mudah
30

2.4.3 Fungsi Statistik


Berbicara mengenai fungsi, pada dasarnya statistik memiliki dua kegunaan
utama. Adapun fungsi statistik adalah sebagai berikut.
1) Fungsi deskriptif
Pertama, fungsi statistik adalah untuk memberikan keterangan atau
penjelasan deskriptif mengenai data dari suatu peristiwa yang sebelumnya
dikumpulkan melalui berbagai proses penelitian.
2) Fungsi inferensial
Kedua, fungsi statistik adalah sebagai estimasi atau hipotesis yang
kemudian dijadikan landasan dalam memprediksi suatu hal berdasar atas data,
gejala, serta peristiwa.
2.4.4 Metode statistik
Sebelum menggunakannya sebagai panduan atau acuan dasar dalam
mengumpulkan informasi, Anda perlu mengetahui dua metode statistik berikut
ini.
1. Statistik deskriptif
Statistik deskriptif merupakan metode yang berfungsi untuk merangkum
dan memberikan informasi terkait kinerja dari suatu proses. Teknik ini biasanya
berupa ringkasan kuantitatif guna menggambarkan sekumpulan data secara apa
adanya melalui berbagai parameter, seperti mean, median, modus, distribusi
frekuensi atau ukuran statistik lainnya.
2. Statistik inferensial
Berbeda dari metode deskriptif yang merangkum sampel, statistik
inferensial lebih berfokus memberikan kesimpulan umum dari sifat-sifat suatu
populasi dengan menguji hipotesis guna memperoleh prediksi atau taksiran.
Referensi statistik yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Skala
Likert. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan
dalam angket dan merupakan skala yang paling banyak digunakan
dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang
menerbitkan suatu laporan yang menjelaskanpenggunaannya.Sewaktu
menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat
31

persetujuanmmereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari


pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format
seperti ini:
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak setuju
3. kurang setuju
4. Setuju
5. Sangat setuju
Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas, kadang digunakan
juga skala dengan tujuh atau sembilan tingkat. Suatu studi empiris menemukan
bahwa beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah
pilihan tersebut ternyata sangat mirip.
Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik
tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan
juga kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa orang
memilih salah satu kutub karena pilihan "netral" tidak tersedia.
2.5 Kerangka Berpikir
Untuk memahami lebih jelas mengenai kerangka berpikir yang telah
diuraikan, maka terdapatlah kerangka berfikir penelitian yang dapat dilihat pada
gambar dibawah ini ;

Indikator Kinerja Indikator Mutu


(X) (Y)
1. Indikator Petagogik 1. Standar Kompetensi
2. Kompetensi Kepribadian 2. Standar Isi/Ruang Lingkup
3. Kompetensi Sosial Materi
4. Kompetensi Profesional 3. Standar Proses
4. Standar Penilaian
MENPENRI No 16 Tahun 2007
PP No 19 Tahun 2005

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
32

2.6 Hipotesis
Dalam penelitian ini peneliti menduga bahwa terdapat hubungan Kinerja
Guru denganMutu Pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura
dengan uraian sebagai berikut:
3. H0 : Tidak ada Hubungan Kinerja Guru dengan Mutu Pendidikan di
Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura.
4. H1 : Ada Hubungan Kinerja Guru dengan Mutu Pendidikan di
Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura.
3 BAB III .
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
 Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian (Nazir, 2014: 70). Menurut
Hasibuan (2007: 93) dalam melakukan suatu penelitian salah satu hal yang
penting ialah membuat desain penelitian. Desain penelitian merupakan
pedoman dalam melakukan proses penelitian diantaranya dalam
menentukan instrumen pengambilan data, penentuan sampel,
pengumpulan data, serta analisa data. Dengan pemilihan desain penelitian
yang tepat diharapkan akan dapat membantu peneliti dalam menjalankan
penelitian secara benar. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak
akan dapat melakukan penelitian dengan baik krena tidak memiliki
pedoman penelitian yang jelas. 
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu
penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk mengambil
kesimpulan. Artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang
menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka) yang diolah
dengan menggunakan metode penelitian ini, akan diperoleh hubungan
yang signifikan antar variabel yang diteliti. Metode deskriptif merupakan
metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu
hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang
lebih luas (Sugiyono, 2005: 21).
3.2 Operasional Variabel
Operasional Variabel merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variabel diukur sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya
pengukuran tersebut. Sesuai masalah dan tujuan penelitian, variabel
penelitian ini terdiri dari :
1. Variabel bebas yaitu meliputi Kinerja Guru (X)
2. Variabel terikat mengikuti Mutu Pendidikan (Y)

33
Uraian masing-masing variabel penelitian adalah sebagai berikut :
1. Kinerja Guru (X)
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapaioleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengantanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Jasmani (2013:155).
2. Mutu Pendidikan
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan “Mutu adalah
(ukuran), baik buruk suatu benda; taraf atau derajat (kepandaian,
kecerdasan dsb)”. Secara istilah mutu adalah “kualitas memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan. Dengan demikian mutu adalah tingkat
kualitas yang telah memenuhi atau bahkan dapat melebihi dari yang
diharapkan.
TABEL 3.1
Operasional Variabel
NO Variabel Indikator
1 Kinerja Guru (X) 1. Kompetensi pedagogik
2. Kompetensi Kepribadian
3. Kompetensi sosial
4. Kompetensi Profesional
2. Mutu Pendidikan (Y) 1. Standar Kompetensi
2. Standar Isi/RuangLingkup Materi
3. Standar Proses
4. Standar Penilaian

3.3 Fokus Penelitian


Fokus penelitian menurut Spradley dalam buku Sugiyono ( 2016:
286)
menyatakan bahwa fokus merupakan domain tunggal atau beberapa
domain yangterkait dari situasi sosial. Sesuai dengan penelitian ini maka
peneliti menetapkanfokus penelitian berdasarkan nilai temuan serta
berdasarkanpermasalahan yangterkait dengan teori dan informan, yaitu :

34
1. Bagaimana kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan/tugas yang
dimiliki guru dalam menyelesaikan pekerjaan di Madrasah Aliyah Nurul
Fattah Martapura.
2. Seberapa besar pengaruh kinerja guru terhadap mutu pendidikan di
Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura.
3. Seberapa besar kontribusi kinerja guru dalam proses pembelajaran
terhadap meningkatkan mutu pendidikan.
Masalah pokok dan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Merupakan
acuan penelitian. Oleh karena itu kinerja guru sangat berpengaruh terhadap
peningkatan mutu pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa makin
tinggi/meningkat kinerja guru maka semakin tinggi/meningkat kualitas
mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura.

3.4 Populasi dan Sampel


3.4.1 Populasi
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2012: 80) adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa yang ada di Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut, bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
memepelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk
itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(Sugiyono, 2012: 81). Sedangkan menurut Riduwan (2008: 56) sampel
adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti. Tidak semua data dan informasi akan diproses

35
dan tidak semua orang atau benda yang akan diteliti melainkan cukup
dengan menggunakan sampel yang mewakilinya. Dalam hal ini
pengambilan sampel harus representif disamping itu peniliti wajib
mengerti tentang besar ukuran sampel dan karakteristik populasi dalam
sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa Madrasah Aliyah Nurul
Fattah yang berjumlah 55 siswa.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk
tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera,
biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya
foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya
misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
3.5.2 Observasi
Sugiyono (2014:145) “observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan
psikologis”.Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data
dengan cara mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung di
lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi atau membuktikan
kebenaran dari sebuah desain penelitian yang sedang dilakukan.
Kegiatan observasi dilakukan untuk memproses objek dengan
maksud untuk merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari
sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan ide-ide yang sudah
diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan
melanjutkan ke proses investigasi.
Secara umum, observasi adalah aktivitas untuk mengetahui sesuatu
dari fenomena-fenomena. Aktivitas tersebut didasarkan pada pengetahuan

36
dan gagasan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dari fenomena
yang diteliti. Informasi yang didapat harus bersifat objektif, nyata, dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Kata “observasi” berasal dari bahasa Latin yang berarti melihat dan
memperhatikan. Sedangkan secara istilah observasi merupakan proses
untuk melihat, memperhatikan, mengamati, meninjau, dan mengawasi
dengan teliti suatu objek tertentu untuk mendapat data yang valid dan
informasi yang benar yang dibutuhkan suatu kegiatan, sebuah instansi
untuk suatu kepentingan tertentu.
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses
atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami
pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan
yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-
informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. 
3.5.3 Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijwabnya. Menurut Sugiyono (2012: 142)
kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan terbuka atau tertutup,
dapat diberikan secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti
tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden.
Skala pengukuran data yang peniliti gunakan kuesioner adalah skala
Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Kuesioner
dibuat dengan nilai satu 1-5 untuk mewakili pendapat responden seperti
sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju
(Riduwan, 2008: 87).

37
3.6 Metode Analisis 
Data Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data yang lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis
data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan msalah dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2012: 147).

1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganilisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012:
147). Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau
memberikan keterangan mengenai suatu data atau fenomena dengan kata
lain statistik deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau
persoalan. Jika terdapat penarikan kesimpulan pada statistik deskriptif
hanya ditujukan pada data yang ada.
Analisis deskriptif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi
distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan skor variabel
penelitian masuk dalah kategori: sangat setuju, setuju, sukup setuju,
kurang setuju, dan sangat tidak setuju. Selanjutnya menetapkan peringkat
dalam setiap variabel penelitian dan dilihat dari perbandingan antara skor
aktual dengan skor ideal, nilai aktual diperoleh melalui hasil perhitungan
seluruh pendapat responden sesuai dengan klasifikasi bobot yang
diberikan (1, 2, 3, 4,dan 5) sedangkan skor ideal diperoleh melalui
perolehan prediksi nilai tertinggi dikali dengan jumlah kuesioner dan
dikalikan dengan jumlah responden.

38
3.7 Uji Validitas Data
Validitas data merupakan derajat ketetapan antara data yang
sesungguhnya yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat
dilaporkan oleh peneliti. Uji validitas data berguna untuk mengetahui
apakah ada pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner yang harus dibuang
atau diganti karena dianggap tidak relevan (Umar, 2011:166). Menurut
Arikuinto (2002: 19) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat kesahihhan suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian
yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang
kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Menghitung korelasi
antar data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total dapat
dilakukan dengan memakai rumus korelasi pearson.

3.8 Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
konsistensikuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesionerdikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalahkonsisten atau stabil dari waktu ke
waktu (Ghozali, 2006). Adapun pengambilankeputusan untuk pengujian
reliabilitas yaitu suatu konstruk atau variabel dikatakanreliabel jika
memberikan nilai Cronbach’s Alpha> 0,70 (Nunnally, 1994).
Dengan dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
a) Suatu kontruk/ variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha >0,70 (Nunnally, 1994)
b) Suatu kontruk/ variabel dikatakan tidak reliabel jika memberikan
nilaiCronbach Alpha< 0,70 (Nunnally, 1994)
3.9 Korelasi Product Moment
Dilihat dari kata-kata penyusunnya, korelasi memiliki arti hubungan,
sedangkan product moment berarti hasil kali momen. Sehingga korelasi
product moment secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu prosedur

39
atau teknik dalam ilmu statistika untuk menunjukkan hubungan antara dua
variabel dengan menentukan hasil kali momen.
Sebenarnya terdapat banyak rumus maupun teknik yang digunakan
untuk menentukan korelasi product moment Pearson, salah satunya yaitu
korelasi Product Moment Pearson.Rumus yang dituliskan berikut ini
merupakan rumus korelasi product moment Pearson. Rumus tersebut dapat
dituliskan sebagai:

Gambar 3.1
Rumus Product Moment Pearson
Keterangan:
 r : koefisien korelasi Pearson
 N : banyak pasangan nilai X dan Y
 ∑XY : jumlah dari hasil kali nilai X dan nilai Y
 ∑X : jumlah nilai X
 ∑Y : jumlah nilai Y
 ∑X2 : jumlah dari kuadrat nilai X
 ∑Y2 : jumlah dari kuadrat nilai Y
Data hasil pengukuran akan dihitung koefisien korelasinya dengan
rumus pada bagian sebelumnya. Hasil perhitungan tersebut diperoleh suatu
nilai yang disebut dengan koefisien korelasi Pearson. Koefisien korelasi
tersebut menunjukkan seberapa kuat korelasi antar variabel. Nilai
koefisien korelasi yaitu -1 £ r £ 1. Interpretasi terhadap koefisien korelasi
tersebut yaitu:
0,00 – 0,199 : korelasi sangat rendah
0,20 – 0,399: korelasi rendah
0,40 – 0,599: korelasi sedang
0,60 – 0,799: korelasi kuat
0,80 – 1,000: korelasi sangat kuat

40
Begitu pula dengan nilai negatifnya, semakin mendekati nilai 0 maka
korelasi semakin rendah dan mendekati -1 korelasi semakin kuat. Nilai
negatif menunjukkan hubungan terbalik sedangkan nilai positif
menunjukkan hubungan searah.
3.10 Regresi Linier Sederhana
Menurut Sugiyono dan Susanto (2015:323) uji linear sederhana
dapat dipakai untukmengetahui apakah variabel terikat dengan variabel
bebas memiliki hubungan linearatau tidak secara signifikan. Uji linearitas
dapat dilakukan melalui test of linearity.Kriteria yang berlaku adalah jika
nilai signifikansi pada linearity ≤ 0,05, maka dapatdiartikan bahwa antara
variabel bebas dan variabel terikat terdapat hubungan yanglinear.
3.11 Uji t
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Uji Parsial
(Uji t). Ghozali(2018; 88) Uji t digunakan untuk menguji pengaruh
masing-masing variabelindependen yang digunakan dalam penelitian ini
terhadap variabel dependensecara parsial. Menurut Sugiyono (2018; 223)
Uji t merupakan jawaban sementaraterhadap rumusan masalah, yaitu yang
menanyakan hubungan antara dua variabelatau lebih. Rancangan
pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasidari kedua
variabel yang diteliti.
Dalam Uji t untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat, maka digunakan kriteria sebagai berikut:
1. H0 : β1, β2 = 0 ; artinya kinerja guru tidak berpengaruh terhadap mutu
pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura.
2. H1 : β1, β2, ≠ 0 ; kinerja guru berpengaruh terhadap mutu pendidikan di
Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura.
Menetukan tingkat signifikansi sebesar 5%
1. Bila signifikan > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, artinya variabel
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
2. Bila signifikan < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

41
3.12 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian yakni dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nurul
fattah Martapura yang bertempat di Jalan Ihsan Srimulyo Kotabaru
Selatan, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur, Provinsi
Sumatera Selatan.
Sementara Waktu Penelitian Yakni Pada Tahun Pelajaran 2021-2022
Tepatnya selama bebelapa bulan Khususnya pada bulan Januari s.d Mei
2021, hal ini di pilih oleh peneliti karena awal semester genap dan proses
pembelajaran di Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura berjalan dengan
efektif, Sehingga peneliti lebih leluasa dalam melakukan penelitian.
3.13 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2
Jadwal Penelitian

N 2021-2022
KEGIATAN
O NOV DES JAN FEB MAR
1 Tahap Persiapan Penelitian
a. Penyusunan dan pengajuan judul
b. Pengajuan proposal
c. Perijinan penelitian
2 Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan data
b. Analisis data
3 Tahap Penyususan Laporan

42
43

4 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura
sebagai tempat penelitian selama bulan November 2021 –Januari 2022, dengan
populasi penelitian sebanyak 55 siswa dari kelas X – XII. Sampel penelitian
diambil dari siswa kelas X s/d XII yang berjumlah 55. Alasan yang menjadikan
pertimbangan peneliti memilih Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura adalah
bahwa penelitian dengan topik Hubungan Antara Pengaruh Kinerja Guru dan
Mutu Pendidikan. Pertimbangan lain dalam penelitian ini adalah karena wilayah
subyek dekat dengan peneliti, sehingga dapat menghemat tenaga dan jarak. Selain
itu juga adanya dukungan dari pihak sekolah untuk peneliti mengadakan
penelitian.
4.1.2 Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan
harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-
lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa
gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dalam
hal ini peneliti mengumpulkan data-data dari arsip sekolah untuk mengetahui
jumlah siswa yang aktif di Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura sebagai
koresponden dalam penelitian ini. Berikut adalah data siswa aktif di Madrasah
Aliyah Nurul Fattah Martapura tahun ajaran 2021/2022 :
44

Tabel 4.1
Rekap Siswa Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura
Tahun Jaran 2021/2022

NO KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1. X (Sepuluh) 7 10 17

2. XI (Sebelas) 12 8 20

3. XII (Dua Belas) 10 8 18

JUMLAH 29 26 55
Sumber : Dokumen Madrasah Aliyah Nurul Fattah Tahun 2022
Tabel diatas diambil dari arsip dokumen Madrasah Aliyah Nurul Fattah.
Sehingga dapat diketahui bahwa jumlah siswa aktif di Madrasah Aliyah Nurul
Fattah Martapura tahun pelajaran 2021/2022 adalah 55 siswa yang terdiri dari 29
siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan.
4.1.3 Observasi
Profil Madrasah

Nama Madrasah Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura


Status Swasta
NPSN/NSM 69849522/131216080133
Akreditasi Terakreditasi “C”
Nama Kepala Madrasah Sucifto, S.T
Alamat Jln Ihsan Srimulyo Desa Kotabaru Selatan Kec.
Martapura Kab. OKU Timur Prov. Sumsel
Sumber : Dokumen Madrasah Aliyah Nurul Fattah Tahun 2022
Dari pengalaman observasi yang sudah terjun langsung dilapangan,
ditemukan banyak sekali kekurangan dan kelebihan kinerja guru di Madrasah
Aliyah Nurul Fattah Martapura. Maka, berikut saya simpulkan beberapa
pengalaman yang diperoleh selama melakukan observasi, yaitu diantaranya:
Masih sering dijumpai jam kosong pada Madrasah Aliyah Nurul Fattah
Martapura, dikarenakan guru yang tidak datang pada hari jam pelajarannya dan
masih sering dijumpai guru yang terlambat datang ke Madrasah. Hal ini
menyebabkan kurang kondusifnya kegiatan belajar mengajar di Madrasah Aliyah
Nurul Fattah Martapura.
45

Ditemukan pulasiswa yang berbahasa kasar di Madrasah Aliyah Nurul


Fattah Martapura mengucapkan kata-kata binatang seperti (anjing, babi, setan)
dalam berkomunikasi kepada sesama temannya, tetapi tidak pula mendapat
penanganan khusus dalam menyikapi kenakalan terhadap buruknya moral siswa
mereka. Ditambah lagi tidak maksimalnya guru dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar dikelas.Masih ditemukan guru yang suka memberikan tugas kepada
siswa lalu gurunya pergi keluar kelas dan mengobrol bersama guru-guru yang
lain, sehingga pembelajaran tidak efektif.
4.1.4 Kuesioner
A. Hasil Penyebaran Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Sugiono (2012; 142). Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
menyebarkan kuesioner pada Siswa Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura.
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang menggunakan pengukuran skala
linkert. Total item pernyataan dalam kuesioner sebanyak 20item pernyataan
tentang kinerja guru dan mutu pendidikan.
Adapun kuesioner yang digunakan adalah kuesioner dengan skala
linkert.Dalam penelitian ini, skala pengukuran data yang peniliti gunakan
kuesioner adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu.
Kuesioner dibuat dengan nilai satu 1-5 untuk mewakili pendapat responden
seperti sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju
(Riduwan, 2008: 87). Untuk penilaian kuesioner adalah sebagai berikut
Sangat tidak setuju :1
Tidak setuju :2
Kurang setuju :3
Setuju :4
Sangat setuju :5
Kuesioner yang disebarkan sebanyak 55 kuesioner kepada responden yang
merupakan Siswa Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura. Penyebaran
46

kuesioner dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari pihak Madrasah.


Penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung oleh peneliti. Peneliti
menyebarkan kuesioner dengan cara membagikan kepada seluruh siswa Madrasah
Aliyah Nurul Fattah. Pengisian kuesioner dilakukan selama 2 hari, mulai dari
tanggal 16 Januari 2021 s/d 17 Januari 2021. Peneliti telah merangkum hasil
penyebaran kuesioner dalam tabel 4.2 yang menunjukkan jumlah kuesioner yang
dapat digunakan dalam penelitian ini. Secara keseluruhan total kuesionerada 55
kuesioner . Berdasarkan hal tersebut, maka total kuesioner yang dapat diolah dan
dianalisis lebih lanjut untuk penelitian ini adalah sebanyak 55 kuesioner.
Tabel 4.2
Hasil Penyebaran Kuesioner
Keterangan Jumlah
Kuesioner yang disebar 55
Kuesioner yang kembali 55
Kuesioner yang tidak kembali 0
Kuesioner yang dapat diolah 55
Kuesioner yang tidak dapat diolah 0

B. Karakteristik Responden Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura


Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin dan
kelas. Peneliti telah merangkum karakteristik responden secara terperinci
yang ditunjukkan dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden
Karakteristik Jumlah (Orang) Presentase
Jenis Kelamin
1. Laki-laki 29 52,8%
2. Perempuan 26 47,2%
Kelas
1. X (Sepuluh) 17 30,9%
2. XI (Sebelas) 20 36,3%
3. XII ( Dua belas) 18 32,7%
Sumber : Dokumen Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura Tahun 2022
47

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki


sebanyak 29 siswa dengan presentase 52,8% dan responden perempuan
sebanyak 26 siswa dengan presentase 47,2% dan mayoritas kelas responden
adalah responden kelas XI sebanyak 20 siswa dengan presentase 36,3%,
responden kelas XII sebanyak 18 siswa dengan presentase 32,7% dan
responden kelas X sebanyak 17 siswa dengan presentase 30,9%.
4.1.5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah data yang didapat dilapangan
memang benar-benar layak untuk diteliti atau tidak.Pada pengujian ini
menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
a. Uji Validitas Data
Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur yang dipergunakan
untuk mengukur apa yang diukur. Adapun caranya adalah dengan
mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing item
pertanyaan dengan skor total individu. Pengujian validitas dilakukan dengan
bantuan komputer menggunakan program SPSS for Windows Versi 22.
Dalam penelitian ini pengujian validitas hanya dilakukan terhadap 55
responden. Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai rhitung (Corrected
Item-Total Correlation) > rtabel sebesar 0,2656, untuk df = 55–2 = 53;  = 0,05
maka item/ pertanyaan tersebut valid dan sebaliknya.
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Variabel X (Indikator pedagogik)
Nilai corrected item total
Soal rtabel Kriteria
corelattion/rhitung

1. 0,340 0.2656 Valid

2. 0,358 0.2656 Valid

3. 0,434 0.2656 Valid

4. 0,306 0.2656 Valid

5. 0,288 0.2656 Valid

6. 0,378 0.2656 Valid


7. 0,411 0.2656 Valid
48

8. 0,566 0.2656 Valid

9. 0,518 0.2656 Valid

10 0,467 0.2656 Valid


Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.4, maka dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan
untuk variabel X(kinerja guru) memiliki status valid, karena nilai r hitung
(Corrected Item-Total Correlation) > rtabel sebesar 0,2656.
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Variabel X (kompetensi kepribadian)
Nilai corrected item total
Soal rtabel Kriteria
corelattion/rhitung

1. 0,340 0.2656 Valid

2. 0,358 0.2656 Valid

3. 0,434 0.2656 Valid

4. 0,306 0.2656 Valid

5. 0,288 0.2656 Valid

6. 0,378 0.2656 Valid

7. 0,411 0.2656 Valid

8. 0,566 0.2656 Valid

9. 0,518 0.2656 Valid

10 0,467 0.2656 Valid


Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.5, maka dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan
untuk variabel X(kinerja guru) memiliki status valid, karena nilai r hitung
(Corrected Item-Total Correlation) > rtabel sebesar 0,2656.

Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Variabel X (Kompetensi Sosial)
Soal Nilai corrected item total rtabel Kriteria
49

corelattion/rhitung

1. 0,340 0.2656 Valid

2. 0,358 0.2656 Valid

3. 0,434 0.2656 Valid

4. 0,306 0.2656 Valid

5. 0,288 0.2656 Valid

6. 0,378 0.2656 Valid

7. 0,411 0.2656 Valid

8. 0,566 0.2656 Valid

9. 0,518 0.2656 Valid

10 0,467 0.2656 Valid


Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.6, maka dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan
untuk variabel X(kinerja guru) memiliki status valid, karena nilai r hitung
(Corrected Item-Total Correlation) > rtabel sebesar 0,2656.
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Variabel X (Indikator pedagogik)
Nilai corrected item total
Soal rtabel Kriteria
corelattion/rhitung

1. 0,340 0.2656 Valid

2. 0,358 0.2656 Valid

3. 0,434 0.2656 Valid

4. 0,306 0.2656 Valid

5. 0,288 0.2656 Valid

6. 0,378 0.2656 Valid

7. 0,411 0.2656 Valid

8. 0,566 0.2656 Valid

9. 0,518 0.2656 Valid

10 0,467 0.2656 Valid


Sumber : Data primer yang diolah
50

Berdasarkan Tabel 4.7, maka dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan


untuk variabel X(kinerja guru) memiliki status valid, karena nilai r hitung
(Corrected Item-Total Correlation) > rtabel sebesar 0,2656.
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Standar Kompetensi)
Nilai corrected item total
Soal rtabel Kriteria
corelattion/rhitung

1. 0,275 0.2656 Valid

2. 0,328 0.2656 Valid

3. 0,558 0.2656 Valid

4. 0,274 0.2656 Valid

5. 0,290 0.2656 Valid

6. 0,358 0.2656 Valid

7. 0,359 0.2656 Valid

8. 0,530 0.2656 Valid

9. 0,435 0.2656 Valid

10 0,438 0.2656 Valid


Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.8, maka dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan
untuk variabel Y(mutu pendidikan) memiliki status valid, karena nilai rhitung
(Corrected Item-Total Correlation) > rtabel sebesar 0,2656.
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Standar Isi)
Nilai corrected item total
Soal rtabel Kriteria
corelattion/rhitung

1. 0,275 0.2656 Valid

2. 0,328 0.2656 Valid

3. 0,558 0.2656 Valid

4. 0,274 0.2656 Valid

5. 0,290 0.2656 Valid


6. 0,358 0.2656 Valid
51

7. 0,359 0.2656 Valid

8. 0,530 0.2656 Valid

9. 0,435 0.2656 Valid

10 0,438 0.2656 Valid


Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.9, maka dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan
untuk variabel Y(mutu pendidikan) memiliki status valid, karena nilai rhitung
(Corrected Item-Total Correlation) > rtabel sebesar 0,2656.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Standar Proses)
Nilai corrected item total
Soal rtabel Kriteria
corelattion/rhitung

1. 0,275 0.2656 Valid

2. 0,328 0.2656 Valid

3. 0,558 0.2656 Valid

4. 0,274 0.2656 Valid

5. 0,290 0.2656 Valid

6. 0,358 0.2656 Valid

7. 0,359 0.2656 Valid

8. 0,530 0.2656 Valid

9. 0,435 0.2656 Valid

10 0,438 0.2656 Valid


Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.10, maka dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan
untuk variabel Y(mutu pendidikan) memiliki status valid, karena nilai rhitung
(Corrected Item-Total Correlation) > rtabel sebesar 0,2656.

Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Standar Penilaian)
Soal Nilai corrected item total rtabel Kriteria
52

corelattion/rhitung

1. 0,275 0.2656 Valid

2. 0,328 0.2656 Valid

3. 0,558 0.2656 Valid

4. 0,274 0.2656 Valid

5. 0,290 0.2656 Valid

6. 0,358 0.2656 Valid

7. 0,359 0.2656 Valid

8. 0,530 0.2656 Valid

9. 0,435 0.2656 Valid

10 0,438 0.2656 Valid


Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.11, maka dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan
untuk variabel Y(mutu pendidikan) memiliki status valid, karena nilai rhitung
(Corrected Item-Total Correlation) > rtabel sebesar 0,2656.
b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan
valid. Suatu variabel dikatakan reliabel atau handal jika jawaban terhadap
pertanyaan selalu konsisten. Koefisien reliabilitas instrumen dimaksudkan
untuk melihat konsistensi jawaban butir-butir pernyataan yang diberikan oleh
responden Adapun alat analisisnya menggunakan metode belah dua (split
half) dengan mengkorelasikan total skor ganjil lawan genap, selanjutnya
dihitung reliabilitasnya menggunakan rumus “Alpha Cronbach’. Adapun
pengambilankeputusan untuk pengujian reliabilitas yaitu suatu konstruk atau
variabel dikatakanreliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha> 0,70
(Nunnally, 1994). Penghitungan dilakukan dengan dibantu komputer program
SPSS for windows versi 22. Adapun reliabilitas untuk masing-masing
variabel hasilnya disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.12
Uji Reliabilitas x Kompetensi Pedagogik
Reliability Statistics
53

Cronbach's Al-
pha N of Items

,773 10

Dari tabel 4.6 diketahui ada N of item (banyaknya item atau butir
pernyataan angket) ada 10 buah item dengan nilai Chonbach’s Alpha sebesar
0,773. Karena Chonbach’s Alpha 0,773 > 0,70 maka sebagaimana dasar
pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas diatas, dapa disimpulkan bahwa
semua item angket untuk variabel kinerja guru adalah riliabel atau konsistan.
Tabel 4.12
Uji Reliabilitas x Kompetensi Kepribadian
Reliability Statistics

Cronbach's Al-
pha N of Items

,773 10

Dari tabel 4.12 diketahui ada N of item (banyaknya item atau butir
pernyataan angket) ada 10 buah item dengan nilai Chonbach’s Alpha sebesar
0,773. Karena Chonbach’s Alpha 0,773 > 0,70 maka sebagaimana dasar
pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas diatas, dapa disimpulkan bahwa
semua item angket untuk variabel kinerja guru adalah riliabel atau konsistan.
Tabel 4.13
Uji Reliabilitas x Kompetensi Kepribadian
Reliability Statistics

Cronbach's Al-
pha N of Items

,773 10

Dari tabel 4.13 diketahui ada N of item (banyaknya item atau butir
pernyataan angket) ada 10 buah item dengan nilai Chonbach’s Alpha sebesar
0,773. Karena Chonbach’s Alpha 0,773 > 0,70 maka sebagaimana dasar
pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas diatas, dapa disimpulkan bahwa
semua item angket untuk variabel kinerja guru adalah riliabel atau konsistan.
54

Tabel 4.14
Uji Reliabilitas x Kompetensi Sosial
Reliability Statistics

Cronbach's Al-
pha N of Items

,773 10

Dari tabel 4.14 diketahui ada N of item (banyaknya item atau butir
pernyataan angket) ada 10 buah item dengan nilai Chonbach’s Alpha sebesar
0,773. Karena Chonbach’s Alpha 0,773 > 0,70 maka sebagaimana dasar
pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas diatas, dapa disimpulkan bahwa
semua item angket untuk variabel kinerja guru adalah riliabel atau konsistan.
Tabel 4.15
Uji Reliabilitas x Kompetensi Profesional
Reliability Statistics

Cronbach's Al-
pha N of Items

,773 10

Dari tabel 4.15 diketahui ada N of item (banyaknya item atau butir
pernyataan angket) ada 10 buah item dengan nilai Chonbach’s Alpha sebesar
0,773. Karena Chonbach’s Alpha 0,773 > 0,70 maka sebagaimana dasar
pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas diatas, dapa disimpulkan bahwa
semua item angket untuk variabel kinerja guru adalah riliabel atau konsistan.
Tabel 4.16
Uji Reliabilitas y Standar Kompetensi
Reliability Statistics

Cronbach's Al-
pha N of Items

,745 10

Dari tabel 4.16 diketahui ada N of item (banyaknya item atau butir
pernyataan angket) ada 10 buah item dengan nilai Chonbach’s Alpha sebesar
55

0,745. Karena Chonbach’s Alpha 0,745> 0,70 maka sebagaimana dasar


pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas diatas, dapa disimpulkan bahwa
semua item angket untuk variabel kinerja guru adalah riliabel atau konsistan.
Tabel 4.17
Uji Reliabilitas y Standar Isi/Ruang Lingkup Materi
Reliability Statistics

Cronbach's Al-
pha N of Items

,745 10

Dari tabel 4.17 diketahui ada N of item (banyaknya item atau butir pernyataan
angket) ada 10 buah item dengan nilai Chonbach’s Alpha sebesar 0,745. Karena
Chonbach’s Alpha 0,745> 0,70 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan
dalam uji reliabilitas diatas, dapa disimpulkan bahwa semua item angket untuk
variabel kinerja guru adalah riliabel atau konsistan.
Tabel 4.18
Uji Reliabilitas y Standar Proses
Reliability Statistics

Cronbach's Al-
pha N of Items

,745 10

Dari tabel 4.18 diketahui ada N of item (banyaknya item atau butir pernyataan
angket) ada 10 buah item dengan nilai Chonbach’s Alpha sebesar 0,745. Karena
Chonbach’s Alpha 0,745> 0,70 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan
dalam uji reliabilitas diatas, dapa disimpulkan bahwa semua item angket untuk
variabel kinerja guru adalah riliabel atau konsistan.

Tabel 4.19
Uji Reliabilitas y Standar Penilaian
Reliability Statistics
56

Cronbach's Al-
pha N of Items

,745 10

Dari tabel 4.19 diketahui ada N of item (banyaknya item atau butir pernyataan
angket) ada 10 buah item dengan nilai Chonbach’s Alpha sebesar 0,745. Karena
Chonbach’s Alpha 0,745> 0,70 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan
dalam uji reliabilitas diatas, dapa disimpulkan bahwa semua item angket untuk
variabel kinerja guru adalah riliabel atau konsistan.

4.1.6 Korelasi Product Moment


Dilihat dari kata-kata penyusunnya, korelasi memiliki arti hubungan,
sedangkan product moment berarti hasil kali momen. Sehingga korelasi product
moment secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu prosedur atau teknik
dalam ilmu statistika untuk menunjukkan hubungan antara dua variabel dengan
menentukan hasil kali momen.
Sebenarnya terdapat banyak rumus maupun teknik yang digunakan untuk
menentukan korelasi product moment Pearson, salah satunya yaitu korelasi
Product Moment Pearson.Rumus yang dituliskan berikut ini merupakan rumus
korelasi product moment Pearson. Rumus tersebut dapat dituliskan sebagai:

Gambar 4.1
Rumus Product Moment Pearson
Keterangan:
 r : koefisien korelasi Pearson
 N : banyak pasangan nilai X dan Y
 ∑XY : jumlah dari hasil kali nilai X dan nilai Y
 ∑X : jumlah nilai X
 ∑Y : jumlah nilai Y
 ∑X2 : jumlah dari kuadrat nilai X
57

 ∑Y2 : jumlah dari kuadrat nilai Y

Data hasil pengukuran akan dihitung koefisien korelasinya dengan rumus


pada bagian sebelumnya. Hasil perhitungan tersebut diperoleh suatu nilai yang
disebut dengan koefisien korelasi Pearson. Koefisien korelasi tersebut
menunjukkan seberapa kuat korelasi antar variabel. Nilai koefisien korelasi yaitu -
1 £ r £ 1. Interpretasi terhadap koefisien korelasi tersebut yaitu:
0,00 – 0,199 : korelasi sangat rendah
0,20 – 0,399: korelasi rendah
0,40 – 0,599: korelasi sedang
0,60 – 0,799: korelasi kuat
0,80 – 1,000: korelasi sangat kuat
Begitu pula dengan nilai negatifnya, semakin mendekati nilai 0 maka
korelasi semakin rendah dan mendekati -1 korelasi semakin kuat. Nilai negatif
menunjukkan hubungan terbalik sedangkan nilai positif menunjukkan hubungan
searah.Adapunpenghitungan korelasiproduct moment pearson dilakukan dengan
dibantu komputer program SPSS for windows versi 22. Adapun korelasiproduct
moment pearson untuk masing-masing variabel hasilnya disajikan pada tabel
berikut ini :
Tabel 4.8
Korelasi product moment pearson
Correlations

Jumlah kinerja Jumlah mutu

Jumlah kinerja Pearson Correlation 1 ,916**

Sig. (2-tailed) ,000

N 55 55
Jumlah mutu Pearson Correlation ,916** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 55 55

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari analisa diketahui bahwa responden sebanyak 55 dihasilkan nilai


kolerasi sebesar 0,916, maka korelasi antara kinerja guru dan mutu pendidikan
sangat kuat.
58

4.1.7 Regresi Linier Sederhana

Analisis Regresi Linier Sederhana adalah hubungan secara linier antara satu
variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Analisi ini untuk mengetahui
arah hubungan antara variabel.
Tabel 4.9
Koefisien
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,431a ,840 ,836 1,151

a. Predictors: (Constant), Kinerja Guru


Nilai R yang merupakan simbol dari koefisien. Pada tabel diatas nilai
kolerasi adalah 0,431. Nilai ini dapat Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa
hubungan kedua variabel penelitian berada pada kategori cukup. Melalui tabel
diatas juga diperoleh nilai R Square atau koefisien Determinasi (KD) yang
menunjukkan seberapa bagus model regresi yang dibentuk oleh interaksi variabel
bebas dan variabel terikat. Nilai KD yang diperoleh adalah 84%. Sehingga dapat
ditafsirkan bahwa variabel bebas X memiliki pengaruh kontribusi sebesar 84%
terhadap variabel Y.
Tabel 4.10
Uji Nilai Signifikan

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 367,030 1 367,030 277,222 ,002b

Residual 70,170 53 1,324

Total 437,200 54

a. Dependent Variable: Mutu Pendidikan


b. Predictors: (Constant), Kinerja Guru
Tabel uji signifikasi diatas, digunakan untuk menentukan taraf signifikasi
atau linieritas dari regresi. Kriteria dapat ditentukan berdasarkan uji nilai
signifikasi (Sig), dengan ketentuan jika nilai Sig < 0,05. Berdasarkan tabel diatas,
diperoleh nilai Sig. = 0,02, berarti Sig.< dari kriteria signifikan (0,05). Dengan
59

demikian model persamaan regresi berdasarkan data penelitian adalah signifikan,


atau model persamaan regresi memenuhi kriteria
Tabel 4.11
Koefisien regresi sederhana
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 30,061 18,41 1,663 ,102

Kinerja Guru ,889 ,053 ,916 2,650 ,002

a. Dependent Variable: Mutu Pendidikan


Hasil penghitungan koefisien regresi sederhana diatas memperlihatkan nilai
koefisien konstanta adalah sebesar 30,061 koefisien 55 variabel bebas (X) adalah
sebesar 0,889. Sehingga diperoleh persamaan regresi Y=30,061+0,889X.
Berdasarkan persamaan diatas diketahui nilai konstantanya sebesar 30,061.
secara matematis, nilai konstanta ini menyatakan bahwa pada saat Kinerja Guru 0,
maka Mutu Pendidikan memiliki nilai 30,061.
Selanjutnya nilai positif (0,889) yang terdapat pada koefisien regresi
variabel bebas (Kinerja Guru) menggambarkan bahwa arah hubungan antara
variabel bebas (Kinerja Guru) dengan variabel terikat (Mutu Pendidikan) adalah
searah, dimana setiap kenaikan satu satuan variabel Kinerja Guru akan
menyebabkan kenaikan Mutu Pendidikan 0,889.
4.1.8 Uji t
Tabel 4.12
Uji Hipotesis
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 30,061 18,41 3,214 ,102

Kinerja Guru ,889 ,053 ,916 2,650 ,002

a. Dependent Variable: Mutu Pendidikan


60

1. Perumusan Hipotesis
H0 : Tidak Ada Pengaruh Antara Kinerja Guru dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura.
Ha : Ada Pengaruh Antara Kinerja Guru dalam Menignkatkan Mutu
Pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura.
2. Penetapan Kriteria
Besarnya nilai ttabel untuk taraf signifikan 5% db = 53 (db = N – 2 untuk N
=55) yaitu 1,674
3. Hasil thitung
Hasil thitung diperoleh dengan menggunakan SPSS 22 for windows yaitu
sebesar 3,214
4. Pengambilan Keputusan
Jika thitung lebih besar dari ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak. Dari hasil
perhitungan thitung sebesar 3,214 di atas dibandingkan dengan ttabel (db = 53)
yaitu 1,674 taraf signifikan 5%, jadi thitung> ttabel maka Ha diterima dan H0 di
tolak. Dengan kata lain menolak hipotesis nol (H0) dan menerima hipotesis
alternatif (Ha) untuk pengujian kedua variabel.
5. Kesimpulan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap variabel Y. Dari hasil pengujian hipotesis tersebut
terbukti bahwa “Ada Pengaruh Kinerja Guru Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura”.

4.1.9 Koefisien Determinan (r²)

Tabel 4.13
Koefisien Determinan
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,431 a
,840 ,836 1,151
61

a. Predictors: (Constant), Kinerja Guru

Setelah rhitung diketahui sebesar 0,431 maka selanjutnya untuk mengetahui


seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan menggunakan
koefisien determinan r² yang dinyatakan dalam persentase. Hasilnya sebagai
berikut :
r² = (0,431)² x 100%
= 0,185761 x 100%
= 18,5761%
dibulatkan (19%) Dari hasil perhitungan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh variabel X terhadap Y sebesar 19% dan selebihnya yang
81% dipengaruhi oleh faktor lain.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Interpretasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan di atas diperoleh hasil bahwa
variabel (X) Kinerja Guru berpengaruh signifikan terhadap variabel (Y) Mutu
Pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura. Hal tersebut ditunjukkan
dari hasil analisis kolerasi product moment pearson sebesar 0,916 dibandingkan
dengan rtabel tingkat signifikan 5% N=55 sebesar 0,2656. Jadi r hitung besar dari rtabel,
maka dapat ditarik bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan (Ha) diterima. Dengan
koefisien determinasi sebesar 18,576 (dibulatkan menjadi 19%) atau 19% maka
berpengaruh positif, artinya jika semakin tinggi kinerja guru maka semakin bagus
pula mutu pendidikan di madrasah. Sedangkan 81% merupakan faktor yang
mempengaruhi variabel Y dari faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Yang
tidak diteliti diantaranya faktor eksternal, faktor , faktor lingkungan dan kondisi
individu.
Dari hasil analisi uji t diketetahui bahwa ada pengaruh yang signifikan
variabel (X) kinerja guru dan variabel (Y) mutu pendidikan. Hal ini dibuktikan
dengan hasil perhitungan uji thitung sebesar 3,214, sedangkan pada ttabel adalah 1,674
pada taraf signifikansi 5% yang berarti bahwa Ha diterima. Selain itu juga
62

diperoleh persamaan regresi Y=30,061+0,889X. Persamaan tersebut sesuai


dengan rumus regresi linier sederhana yaitu Y=a+bX, dimana Y merupakan
lambang dari variabel terikat, a konstanta, b koefisien regresi untuk variabel bebas
(X). sehingga dapat disimpulkan dari hasil uji t, terdapat pengaruh antara variabel
Y terhadap Variabel X, dengan kata lain menerima Ha yaitu : Ada Pengaruh
Kinerja Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul
Fattah Martapura, dan menolak H0, yaitu Tidak Ada Pengaruh Kinerja Guru
dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah
Martapura.
Konstanta sebesar 30,061: artinya jika kinerja guru (X) nilainya adalah 0,
maka Mutu Pendidikan (Y) nilainya negatif yaitu sebesar 30,061. Koefisien
regresi variabel mutu pendidikan sebesar 0,889: artinya jika kinerja guru
mengalami kenaikan 1, maka mutu pendidikan (Y) akan mengalami peningkatan
sebesar 0,889. Koefisien bersifat positif artinya terjadi hubungan posotif antara
variabel kinerja (X) dan Variabel mutu pendidikan (Y), semakin naik kinerja guru
maka semakin meningkat mutu pendidikan. Dengan demikian dapat ditarik
sebuah kesimpulan bahwa kinerja gurucukup mempengaruhi mutu pendidikan,
dimana dengan meningkatkan inerja guru membuktikan membuktikan tingkat
kualitas mutu pendidikan yang tinggi.

4.2.2 Menjawab Masalah Peneliti

Setelah peneliti melakukan penelitian secara langsung dengan menyebarkan


angket yang diajukan kepada santri pondok pesantren Sunan Pandanaran, dan diisi
oleh para santri tersebut, maka tujuan yang dikemukanan dalam penelitian ini
adalah untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut:
a. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel (X) Kinerja Guru
berpengaruh signifikan terhadap variabel (Y) Mutu Pendidikan di
Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura. Hal tersebut ditunjukkan dari
hasil analisis kolerasi product moment pearson sebesar 0,916
dibandingkan dengan rtabel tingkat signifikan 5% N=55 sebesar 0,2656. Jadi
rhitung besar dari rtabel, maka dapat ditarik bahwa hipotesis nol (H0) ditolak
63

dan (Ha) diterima. Dengan koefisien determinasi sebesar 18,576


(dibulatkan menjadi 19%) atau 19% maka berpengaruh positif, artinya jika
semakin tinggi kinerja guru maka semakin bagus pula mutu pendidikan di
madrasah. Sedangkan 81% merupakan faktor yang mempengaruhi variabel
Y dari faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Yang tidak diteliti
diantaranya faktor eksternal, faktor , faktor lingkungan dan kondisi
individu.
Dari hasil analisi uji t diketetahui bahwa ada pengaruh yang signifikan
variabel (X) kinerja guru dan variabel (Y) mutu pendidikan. Hal ini
dibuktikan dengan hasil perhitungan uji thitung sebesar 3,214, sedangkan
pada ttabel adalah 1,674 pada taraf signifikansi 5% yang berarti bahwa Ha
diterima. Selain itu juga diperoleh persamaan regresi Y=30,061+0,889X.
Persamaan tersebut sesuai dengan rumus regresi linier sederhana yaitu
Y=a+bX, dimana Y merupakan lambang dari variabel terikat, a konstanta,
b koefisien regresi untuk variabel bebas (X). sehingga dapat disimpulkan
dari hasil uji t, terdapat pengaruh antara variabel Y terhadap Variabel X,
dengan kata lain menerima Ha yaitu : Ada Pengaruh Kinerja Guru dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah
Martapura, dan menolak H0, yaitu Tidak Ada Pengaruh Kinerja Guru
dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah
Martapura.
Konstanta sebesar 30,061: artinya jika kinerja guru (X) nilainya
adalah 0, maka Mutu Pendidikan (Y) nilainya negatif yaitu sebesar 30,061.
Koefisien regresi variabel mutu pendidikan sebesar 0,889: artinya jika
kinerja guru mengalami kenaikan 1, maka mutu pendidikan (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar 0,889. Koefisien bersifat positif artinya
terjadi hubungan posotif antara variabel kinerja (X) dan Variabel mutu
pendidikan (Y), semakin naik kinerja guru maka semakin meningkat mutu
pendidikan. Dengan demikian dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
kinerja guru cukup mempengaruhi mutu pendidikan, dimana dengan
64

meningkatkan inerja guru membuktikan membuktikan tingkat kualitas


mutu pendidikan yang tinggi.
b. Terbukti ada pengaruh yang besar antara kinerja guru dalam
meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah
Martapura. Setelah rhitung diketahui sebesar 0,431 maka selanjutnya
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap
variabel Y dengan menggunakan koefisien determinan r² yang
dinyatakan dalam persentase. Hasilnya sebagai berikut :
r² = (0,431)² x 100%
= 0,185761 x 100%
= 18,5761%
dibulatkan (19%) Dari hasil perhitungan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel X terhadap Y sebesar
19% dan selebihnya yang 81% dipengaruhi oleh faktor lain.
Dari data tersebut bahwa dapat disimpulkan kinerja guru
berpengaruh besar dalam meningkatkan mutu pendidikan di
Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura. Sehingga apabila kinerja
guru meningkat atau lebih baik, maka mutu pendidikan juga
meningkat atau menjadi lebih baik.
65

5 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari rumusan masalah, hipotesis dan hasil penelitian maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
penelitian yang berjudul “Pengaruh Kinerja Guru Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura ”. Berdasarkan pada data
yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan dengan
menggunakan metode regresi linier, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Dari hasil pengujian hipotesis penelitian terdapat pengaruh positif dan
antara kineja guruterhadap keputusan mutu pendidikan di Madrasah
Aliyah Nurul Fattah Martapura. Artinya semakin baik kinerja guru di
Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura maka akan semakin meningkat
pula mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura. Hal ini
dibuktikan dengan nilai pada hasil Uji t yang menunjukkan bahwa t hitung
3,214> ttebel1,674 dan sig. 0,000 < α 0,05. Sehingga dapat dinyatakan
hipotesis Ha yang menyatakan “Pengaruh Kinerja Guru Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Fattah
Martapura” diterima berdasarkan asumsi hipotesis sebelumnya.
2. Dari hasil pengujian hipotesis penelitian terdapat pengaruh positif
dan signifikan secara ntara kinerja guru dan mutu pendidikan.
Artinya semakin baik kinerja guru semaik baik mutu pendidikan.
3. Dari uji regesi linier (r²) diketahui rhitung sebesar 0,431 maka
selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar hubungan pengaruh
variabel X terhadap variabel Y dapat dinyatakan dengan
presentase menggunakan rumus sebagai berikut :
r² = (0,431)² x 100%
= 0,185761 x 100%
66

= 18,5761%
dibulatkan (19%) Dari hasil perhitungan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan pengaruh variabel X terhadap Y sebesar
19% dan selebihnya yang 81% dipengaruhi oleh faktor lain.
Dari data tersebut bahwa dapat disimpulkan kinerja guru
berpengaruh besar dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah
Aliyah Nurul Fattah Martapura. Sehingga apabila kinerja guru meningkat
atau lebih baik, maka mutu pendidikan juga meningkat atau menjadi lebih
baik.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis
menyadari masih terdapat banyak keterbatasan dan kekeliruan yang ada dalam
penelitian ini. Namun dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
konstribusi yang bermanfaat.
Bagi Madrasah Aliyah Nurul Fattah Martapura, diharapkan dari penelitian ini
dapat memberikan masukan dan kebijakan dengan upaya menarik keputusan
mengenai peningkatan kinerja guru untuk meningktakan mutu pendidikan
Bagi para akademisi dan pembaca untuk memperluas penelitian dengan
mempertimbangkan variabel lainnya yang berpengaruh terhadap Mutu Pendidikan
misalnya standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan dan lainnya. Dan bagi
peneliti selanjutnya diharapkan dimasa yang akan datang dapat digunakan sebagi
salah satu sumber data dan rujukan untuk penelitian dan dilakukan penelitian lebih
lanjut berdasarkan informasi yang lebih lengkap dan lebih luas.

5.3 Penutup
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena
rahmat, taufik dan hidayah-NYA penelitian ini dapat terselesaikan. Penulis sadar
bahwa apa yang telah dipaparkan dalam karya ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan baik dari segi penulisan bahasa maupun isi yang
terkandung. Kekurangan dan kekhilafan sebagai manusia, menyadarkan penulis
akan kekurang sempurnaan skripsi ini. Oleh karena itu, tegur sapa dan saran kritik
67

yang konstruktif sangat penulis harapkan. Oleh karena itu saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat diharapkan penulis demi kesempurnaan penulisan
berikutnya. Semoga penelitian ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca. Amin.
68

6 DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang:


Badan Penerbit UNDIP.
Hasibuan.2005.Manajemen Sumber Daya Manusia. : PT Bumi Aksara, Jakarta
Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja. Bandung : Refika Aditama
Mangkunegara, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ke
Tujuh PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Nasir, M., 1999 Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia
Robbbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta : Salemba
Empat Robbins, Stephen. P. 2006. Perilaku Organisasi (alih bahasa Drs.
Benjamin Molan), Edisi Bahasa Indonesia, Klaten: PT INT AN SEJATI.
Samsudin. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung Pustaka Setia.
Siagian. 2002. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Sugiyono. 2007. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung:
Alfabeta
Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 16 Tahun 2007 standar akademik
kompetensi guru. 2008
https://kepegawaian.uma.ac.id/pengertian-mutu-pendidikan/ diakses tanggal 12
Desember 2021 jam 16.07
https://www.e-jurnal.com/2014/01/karakteristik-mutu-pendidikan.htmldiakses
tanggal 14 Desember 2021
https://ainamulyana.blogspot.com/2018/07/indikator-mutu-pendidikan
indikator .htmldiakses tanggal 15 Desember 2021
https://jodenmot.wordpress.com/2012/12/26/standar-mutu-pendidikan/diakses
tanggal 12 Desember 2021
https://www.kumpulanpengertian.com/2018/11/pengertian-penelitian-
kuantitatif .htmldiakses tanggal 17 Desember 2021
https://smamyserang.sch.id/baca/pengertian-guru-definisi-tugas-dan-peran-guru-
dalam-pendidikandiakses 12 Desember 2021
https://id.wikipedia.org/wiki/Kinerjadiakses tanggal 11 Desember 2021
69

https://bdkbanjarmasin.kemenag.go.id/berita/kinerja-dan-kompetensi-guru diakses
16 Desember 2021
https://sebuahtutorial.com/skala-likert-pengertian-dan-cara-mengelolanya/diakses
20 Desember 2021
https://kumparan.com/berita-update/teknik-pengumpulan-data-untuk-penelitian-
kuantitatif-1ukqRX5J0wF#:~:text=Teknik%20pengumpulan%20data%20
yang%20lazim,p.47%20%E2%80%93%2048). Diakses tanggal 23
Desember 2021
https://ascarya.or.id/cara-menganalisis-data-kuantitatif/diakses tanggal 24
Desember 2021
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dalam Direktorat
Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Acuan dalam
Membangun dan Meningkatkan Kualitas Pendidikan.
https://www.info.populix.co/post/statistik-adalahdiakses 20 Desember 2021
70

LAMPIRAN
LEMBAR KUESIONER

Identitas Responden
Nama :
Kelas :
No. Absen :

Petunjuk pengisian
1. Tulis identitas Saudara/Saudari secara lengkap
2. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan dibawah ini
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini yang menurut
Saudara/Saudari paling sesuai dengan memberikan tanda (√) pada kolom
jawaban yang tersedia
4. Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya
5. Jawaban Saudara/Saudari tidak akan mempengaruhi nilai mata pelajaran
anda
Keterangan :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
KINERJA GURU ( VARIABEL X)

NO PERNYATAAN STS TS KS S SS
Guru bertingkah laku sopan dalam berbicara,
1. berpenampilan, dan berbuat baik terhadap
semua peserta didik, dan temansejawat.
Gurumemperlakukansemuapesertadidiksecara
2.
adil.
Guru memastikan bahwa semua peserta didik
mendapatkan kesempatan yang sama untuk
3.
berpartisipasi aktif dalam
kegiatanpembelajaran.
Guru memberikan perhatian dan bantuan
4. sesuai kebutuhan masing-masing, tanpa
memperdulikan faktor personal.
Guru selalu menumbuhkan semangat belajar
5.
pada siswa.
Guru menerangkan materi pelajaran, dengan
6.
cara yang mudah dipahami oleh siswa.
Menurut saya, guru telah mengusai materi
7.
pelajaran yang diajarkan.
Saat menerangkan kepada siswa guru tidak
8.
terpaku pada buku (text book).
Saat pertemuan pertama guru menyampaikan
9. tentang materi apa saja yang nantinya akan
dipelajari.
Guru selalu menyampaikan materi
10. pembelajaran secara urut sesuai mulai dari hal
yang mudah dipahami.

MUTU PENDIDIKAN (VARIABEL Y)


NO PERNYATAAN STS TS KS S SS
Alumni dapat berguna bagi masyarakat
1.
disekitar.
2. Banyak alumni yang sukses.

3. Alumni berakhlak mulia.


Banyak alumni yang diterima di perguruan
4.
tinngi.
5. Alumni menguasai materi di Madrasah.

6. Alumni memiliki keterampilan.


Menurut saya, banyak alumni yang
7.
pengangguran.
Mata pelajaran yang disampaikan bermanfaat
8.
dan mudah difahami.
9. Proses belajar selalu kondusif.
Banyak siswa yang berprestasi ketika ada
10.
lomba antar sekolah.

Anda mungkin juga menyukai