SKRIPSI
Oleh :
WIDIA ANANDA
NIM: 02180925
SKRIPSI
Oleh :
WIDIA ANANDA
NIM: 02180925
PROPOSAL SKRIPSI
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA
ORGANISASI DI UPT SMP NEGERI 2 LIMA PULUH PESISIR
KECAMATAN LIMA PULUH PESISIR KABUPATEN BATU BARA
Disusun Oleh
WIDIA ANANDA
NIM: 02180925
Telah dipertahankan dalam Seminar Proposal Skripsi Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Batu Bara Sumatera Utara
Pada hari Rabu tanggal 09 November 2022 dan dinyatakan layak untuk dilakukan
penelitian tahap selanjutnya.
PENGUJI SIDANG MUNAQASAH
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi
pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan
permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab
sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan
bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang
beriman” (QS. Al-Ma’idah ayat 57).1
1
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya
(Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2010). h.
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmaanirrohim
Alhamdulillah, puji syukur penulis pajatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, taufiq-Nya beserta ilmu, rezeki, dan
kesehatan sehingga penulis diberi kesempatan dan kemudahan untuk
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang setia
menjalankan ajaran-ajarannya menuju jalan yang diridhai Allah SWT.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akhir akademik dalam rangka
mencapai gelar Sarjana (S.1) pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam di
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Batu Bara dengan judul skripsi “Peran Kepala
Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima
Puluh Pesisir”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun berkat usaha kerja keras,
doa, perjuangan, serta bantuan dari banyak pihak yang dengan tulus dan ikhlas
dalam memberikan bantuannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh
karena itu dengan segala ketulusan hati dan rasa hormat, penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan kepada
penulis baik pada masa perkuliahan maupun pada masa penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Masrin Banurea, M.Pd. I, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah Batu Bara.
2. Ibu Muzdalifah, S. Pd. M. Psi, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Pendidikan Islam.
3. Ibu Rafika Ulfa, M.Pd , selaku Dosen Pembimbing I yang telah
mencurahkan semua pikiran dan waktunya untuk memberikan arahan dan
bimbingan bagi penulis skripsi ini.
i
4. Ibu Nuriyanti Sihombing, M. Pd, Selaku Dosen Pembimbing II yang telah
mencurahkan semua pikiran dan waktunya untuk memberikan arahan dan
bimbingan bagi penulis skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Batu Bara.
6. Bapak Rahmadsyah Rangkuti S.Pd Selaku Kepala Sekolah UPT SMP
Negeri 2 Lima Puluh Pesisir yang telah memberikan izin untuk penelitian.
7. Kedua Orang Tua dan Keluarga yang terus memberikan semangat dan
dukungannya.
8. Teman-Teman seperjuangan dari jurusan Manajemen Pendidikan Islam
dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
9. Semua pihak yang turut membantu dan memberikan dukungan kepada
penulis. Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka dengan sebaik
baik balasan, amiiin.
Sebagai manusia biasa, tentunya dalam melakukan penelitian dan
penulisan skripsi ini tidak luput akan adanya kesalahan, akan adanya itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar kedepannya penulis bisa
lebih baik lagi, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, pembaca dan
dunia Pendidikan kedepanya nanti, amiiin.
WIDIA ANANDA
NIM. 02180925
ii
DAFTAR ISI
iii
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 45
C. Subjek Penelitian..................................................................................... 46
D. Sumber Data ............................................................................................ 46
E. Tahap-Tahap Penelitian .......................................................................... 47
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 50
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 51
H. Instrumen Penelitian................................................................................ 52
I. Teknik Keabsahan Data .......................................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 57
A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian......................................................... 57
1. Letak Geografis UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir ................. 57
2. Sejarah Singkat Berdirinya UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir
.......................................................................................................... 57
3. Profil Sekolah .................................................................................... 58
4. Visi dan Misai UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir ................... 58
5. Struktur Organisasi UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir ............ 60
6. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan................................... 61
B. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................................... 64
1. Budaya Organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir ........ 64
2. Peran Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Organisasi
di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir ........................................ 68
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kepala Sekolah Dalam
Mengembangkan Budaya Organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima
Puluh Pesisir ...................................................................................... 71
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 74
1. Budaya Organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir ........ 74
2. Peran Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Organisasi
di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir ........................................ 75
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kepala Sekolah Dalam
Mengembangkan Budaya Organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima
Puluh Pesisir ...................................................................................... 76
iv
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 80
A. Kesimpulan ............................................................................................. 80
B. Saran ....................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 83
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Struktur Organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir ........ 61
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komponen pendidikan yang memiliki peranan penting dalam
meningkatkan kualitas pendidikan adalah kepala sekolah, kepala sekolah
merupakan penggerak dan penentu arah kebijakan menuju keberhasilan sekolah
dan pendidikan secara luas. Oleh karena itu kepala sekolah sangat berpengaruh
terhadap sekolah yang dipimpinnya, dan bagaimana kepala sekolah tersebut
memimpin sekolah agar didalam pencapaian tujuan sesuai dengan apa yang
diinginkan.2
Untuk melaksanakan proses kegiatan pendidikan agar berjalan dengan
lancar, seorang kepala sekolah harus bisa memahami apa perannya di lembaga
pendidikan dan mengetahui bahwa kepemimpinannya sangat berpengaruh untuk
lembaga pendidikan, terutama dalam melaksanakan proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan disekolah sesuai dengan visi misi
yang dibuat untuk mencapai tujuan sekolah yang diinginkan. Selain itu kepala
sekolah juga harus dituntut untuk mampu menjadi seorang figur dan mediator
bagi perkembangan masyarakat dan lingkungannya. Peran, fungsi dan tugas
seorang kepala sekolah tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena terkait dan
saling mempengaruhi, karena kepala sekolah yang akan mampu mendorong visi
misi menjadi sebuah langkah yang diambil dalam pamdangan manajemen
pendidikan.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional menetapkan 5 standar
kompetensi kepala sekolah yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah yaitu
kompetensi manajerial, kewirausahaan, supervisi, kepribadian dan sosial.3
Nyatanya sampai saat ini, ada beberapa kepala sekolah yang masih belum
memiliki kelima kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang kepala sekolah
2
Novianty Djafri, Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah ( Yogyakarta: Penerbit
Deepublish, 2017), h. 3.
3
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kompetensi Kepala Sekolah.
1
2
saat melakukan atau melaksanakan tugas sebagai kepala sekolah, baik itu di SD
sederajat, SMP sederajat maupun SMA sederajat. Kompetensi yang belum
terpenuhi ini dikhawatirkan dapat membuat peran yang dilakukan oleh kepala
sekolah tidak berjalan dengan maksimal sehingga tujuan yang diinginkan belum
tercapai, untuk itu pimpinan di sekolah yaitu kepala sekolah harus memiliki
kelima kompetensi dasar itu yang telah ditetapkan oleh menteri pendidikan
nasional.
Kepala sekolah diharuskan untuk menguasai kompetensi yang ditetapkan
oleh peraturan menteri pendidikan yang terdiri dari: kemampuan yang menyusun
perencanaan sekolah, kemampuan mengembangkan budaya organisasi sesuai
dengan kebutuhan, kemampuan memimpin sekolah untuk pendayagunaan sumber
daya sekolah dan juga sumber daya manusia, kemudian kemampuan dalam
menciptakan budaya dan iklim yang kondusif, kemampuan mengelola sarana dan
prasarana sekolah yang baik demi membuat kenyamanan dalam menunjang proses
kegiatan belajar mengajar, kemampuan mengelola hubungan sekolah dengan
masyarakat untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan yang penuh terhadap
sekolah, kemampuan mengelola peserta didik untuk penerimaan peserta didik
baru dan kemampuan mengelola pengembangan kurikulum serta kegiatan
pembelajaran sesuai dengan arahan dan tujuan pendidikan nasional.
Dalam melakukan pengelolaan pendidikan, seorang kepala sekolah juga
harus memperhatikan budaya di lingkungan sekolah atau memperhatikan unsur
budaya organisasi di lembaga pendidikan tersebut. Budaya organisasi sangat
berperan penting terhadap berbagai aspek kehidupan organisasi atau lembaga
maupun perusahaan, secara sederhana peran budaya adalah pemandu keseragaman
sikap dan perilaku kerja.4 Organisasi yang baik akan selalu mengalami proses
perubahan untuk menuju kondisi yang lebih baik lagi, sesuai dengan tuntutan
internal dan eksternalnya. Salah satu bentuk dari usaha itu adalah melakukan
penataan ulang dan mengembangkan budaya yang lebih kondusif dalam
organisasi.
4
Wahyudi, Budaya Organisas Sudut Pandang Teoritis Dalam Membangun Nilai-Nilai
Kerja (Tanggerang Selatan: PT Dewangga Energi Internasional, 2021), h. 26.
3
5
Wahyudi, Budaya Organisasi Sudut Pandang Teoritis Dalam Membangun Nilai-Nilai
Kerja…. h. 14.
4
budaya organisasi yang ada di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir ini
memiliki peran penting yang dilakukan kepala sekolah dalam mengembangkan
budaya organisasi yaitu mengembangkan bakat dan potensi peserta didik, dalam
bidang Public Speaking atau berbicara di depan umum dan mengembangkan
potensi serta membiasakan peserta didik untuk berani tampil di depan umum,
sehingga tenaga pendidik dan tenaga kependidikan bekerja sama secara
profesional dengan rasa keyakinan yang kuat dan juga membuat budaya
organisasi yang ada di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir menjadi lebih baik.
Kondisi budaya organisasi yang ada di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh
Pesisir ini sudah dikatakan cukup baik, sesuai dengan kebiasaan yang diterapkan
di sekolah, namun masih terdapat sebahagian peserta didik yang tidak mau
mengikuti kebiasaan yang di terapkan di sekolah yang ada di UPT SMP Negeri 2
Lima Puluh Pesisir, peserta didik yang ada di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh
Pesisir malas untuk mengikuti kegiatan yang diterapkan di sekolah, seperti
membaca pidato, puisi, surah-surah pendek dan membahas kembali pelajaran
yang sudah di berikan guru di kelas. Sebahagian dari peserta didik masih kurang
percaya diri untuk tampil di depan umum, hal ini yang membuat kurangnya rasa
kepedulian dalam melaksanakan budaya organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima
Puluh Pesisir.
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan bapak Kasiman,
S. Pd. I. yang merupakan salah satu guru sekaligus bidang kurikulum di UPT
SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir, permasalahannya terdapat pada guru-guru
yang ada di sekolah tersebut, kurangnya motivasi serta dorongan guru untuk
membuat peserta didik berani serta mengembangkan potensi peserta didik, tidak
membeda-bedakan peserta didik yang pintar dengan yang biasa saja, agar
terciptannya kepercayaan diri peserta didik yang ada di UPT SMP Negeri 2 Lima
Puluh Pesisir. Untuk kepala sekolah masih kurangnya evaluasi serta inovasi dan
kurangnya perhatian khusus kepala sekolah dalam mengembangkan budaya
organisasi yang ada di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir. 6
6
Wawancara Dengan Bapak Kasiman, S. Pd. I. Guru Pendidikan Agama Islam. Pada
Tanggal 05 Agustus 2022 Pukul 10:35 WIB.
5
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana budaya organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh
Pesisir?
2. Bagaimana peran kepala sekolah dalam mengembangkan budaya
organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir?
6
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pada penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui budaya organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima
Puluh Pesisir.
2. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam mengembangkan
budaya organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kepala sekolah
dalam mengembangkan budaya organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima
Puluh Pesisir.
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, peneliti berharap memperoleh manfaat baik bersifat
teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis.
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi penulis mengenai peran kepala sekolah dalam mengembangkan
budaya organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir.
2. Manfaat Praktis
Bagi penulis, penelitian ini memiliki manfaat sebagai bertambahnya ilmu
pengetahuan bagi penulis mengenai peran kepala sekolah dalam mengembangkan
budaya organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir.
Bagi lembaga, manfaat dari penelitian ini dapat berguna untuk mengetahui
langsung bagaimana peran kepala sekolah dalam mengembangkan budaya
organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir.
Bagi kepala sekolah, diharapkan dapat memberikan bahan masukan
kepada kepala sekolah untuk mengembangkan budaya organisasi di UPT SMP
7
Negeri 2 Lima Puluh Pesisir sehingga tujuan budaya organisasi yang telah
direncanakan dan ditetapkan dapat tercapai secara optimal.
Bagi pendidik, sebagai penambahan ilmu pengetahuan bagi peserta didik
untuk mengetahui bagaimana pentingnya mengembangkan budaya organisasi di
UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir.
E. Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini digunakan untuk menghindari kesalahfahaman
pembaca sehingga penulis perlu membahasnya:
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan orang kunci (key personal) menata masa depan
keberhasilan pendidikan disetiap satuan sekolah.7
2. Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan suatu konsep yang cukup kompleks.
Budaya organisasi berkaitan dengan nilai dan keyakinan yang
ditumbuhkembangkan dalam organisasi untuk menuntun prilaku dan tindakan
anggota organisasi tersebut.8
F. Sistematika Pembahasan
Penulisan skripsi penelitian ini disusun dengan sistematika pembahasan
sebagai berikut:
1) Bagian depan awal
Pada bagian ini memuat sampul atau cover depan, halaman
pengesahan, kata pegantar dan daftar isi.
2) Bagian isi
Pada bagian isi terdiri dari lima bab, yaitu:
BAB I: Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan penelitian, dan yang terakhir adalah
7
Inge Kadarsih, dkk. Peran dan Tugas Kepemimpinan Kepala Sekolah di Sekolah Dasar,
(Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 2 Tahun 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071), h. 195.
8
Bernhard Tewal, Dkk, Perilaku Organisasi (Bandung: CV. Patra Media Grafindo,
2017), h. 19-20
8
A. Deskripsi Teori
1. Peran Kepala Sekolah
a. Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah guru yang diberikan tugas tambahan untuk
memimpin suatu sekolah yang diselenggarakan proses belajar-mengajar atau
tempat terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran. Kepala sekolah adalah pemimpin dan manajer yang sangat
menentukan dinamika sekolah menuju gerbang kesuksesan dan kemajuan disegala
bidang kehidupan. Kapasitas intelektual, emosional, spiritual dan social kepala
sekolah berpengaruh besar terhadap efektifitas kepemimpinannya. Kedalaman
ilmu, keluasan pikiran, kewibawaan dan relasi komunikasinya membawa
perubahan signifikan dalam manajemen sekolah.9
Menurut Wahjuosumidjo, kepala sekolah adalah seorang pemimpin
sekolah atau pemimpin suatu lembaga tempat menerima dan member pelajaran.
Kepela sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau
tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang member pelajaran dan murid
yang menerima pelajaran.10
Menurut Rahman, kepala sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional)
yang diangkat untuk menduduki jabatan structural (kepala sekolah) disekolah.
Kepala Sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk
memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat
didayagunakan secara maksimal untuk mencapau tujuan bersama.11
9
Andi Hermawan, Penguatan Kepemimpinan Melayani Kepala Sekolah (Bogor: Bukit
Mas Mulia, 2021), h. 7.
10
Suparman. Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Guru (Sebuah Pengantar Teoritik),….h.
17.
11
Suparman. Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Guru (Sebuah Pengantar
Teoritik),….h. 18.
9
10
Artinya: “Dia Mengatur urusan dari langit ke langit, kemudian urusan itu
naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitungannya”. 12
Dari kandungan diatas dapat disimpulkan bahwa Allah Swt adalah
pengatur alam (Al Mudabbir/Manager). Keteraturan alam raya ini merupakan
kebesaran Allah swt dalam mengelola alam ini. Namun karena manusia yang
diciptakan Allah swt telah dijadikan sebagai khalifah di muka bumi, maka dia
harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. kepala sekolah
bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi
sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta
pemeliharan sarana dan prasarana. Kepala sekolah diangkat melalui prosedur serta
persyaratan tertentu, yang bertanggungjawab atas tercapainya tujuan pendidikan,
melalui upaya peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan, yang
13
mengimplikasikan meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
b. Kompetensi Kepala Sekolah
Dalam UU Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,
dijelaskan bahwa “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
12
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahnya (Depok: SABIQ, 2009),
h. 415.
13
Suparman, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Guru (Sebuah Pengantar Teoritik)
(Bandung: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019). h. 14-17.
11
prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesional.14
Kompotensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, perilaku
dan nilai yang diwujudkan dalam hasil kerja. Maka pemerintahan dalam hal ini
Mentri Pendidikan mengeluarkan kebijakan berupa peraturan mentri pendidikan
nasional No 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah. Kompetensi
kepala sekolah yang dimaksud adalah:
1) Kompetensi Manajerial
a. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkat
perencanaan,
b. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan
kebutuhan,
c. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan
sumber daya sekolah/madrasah secara optimal,
d. Mengelolah perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah
menuju organisasi pembelajaran yang efektif,
e. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif
dan inovatif bagi pembelajara peserta didik,
f. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumberdaya
manusia secara optimal,
g. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal,
h. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam
rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan
sekolah/madrasah,
i. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik
baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik,
j. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional,
14
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
12
15
Ismuha, dkk. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja
Guru Pada SD Negeri Lamklat Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar (Jurnal
Administrasi Pendidikan Vol. 4, No. 1, Februari 2017), h. 49-50.
16
Asep Kalimantara, Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dan Implikasinya
Pada Peningkatan Mutu Guru Dalam Pembelajaran Di Sd Negeri Nugraha Pelita Jalancagak
Kabupaten Subang (Jurnal Penelitian Guru Fkip Universitas Subang, Volume 03 No. 01, Maret
2020), h. 35.
13
3) Kompetensi Supervisi
a. Merencanakan program supervisi akademik terhadap guru dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru,
b. Melaksanakan supervisi akademik dalam rangka peningkatan
terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat,
c. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru.17
4) Kompetensi Kepribadian
a. Berahlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia,
dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah
/madrasah,
b. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin,
c. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai
kepela sekolah/madrasah,
d. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi,
e. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan
sebagai kepala sekolah/madrasah,
f. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikian.
5) Kompetensi Sosial
a. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan
sekolah/madrasah,
b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan,
c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.18
17
Afriadi, dkk. Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru Pada SMA Negeri 1 Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya (Jurnal
Administrasi Pendidikan, Vol 4, No. 2 Mei 2017), h. 15-16.
18
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah.
14
19
Inge Kadarsih, dkk. Peran dan Tugas Kepemimpinan Kepala Sekolah di Sekolah
Dasar….h. 199.
15
20
Inge Kadarsih, dkk. Peran dan Tugas Kepemimpinan Kepala Sekolah di Sekolah
Dasar…..h. 199-200.
21
Amiruddin, Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Medan: Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan Indonesia, 2018), h. 87-100.
17
22
Amiruddin, Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan…..h. 87-89.
19
23
Amiruddin, Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan…..h. 89-90.
20
24
Amiruddin, Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan….h. 90-92.
21
25
Amiruddin, Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan…..h. 92-95.
26
Amiruddin, Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan….h. 95-96.
24
27
Amiruddin, Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan…..h. 96-98.
26
d) Dorongan.
Setiap tenaga kependidikan memiliki karakteristik khusus yang berbeda
satu sama lain, sehingga memerlukan perhatian dan pelayanan khusus pula dari
pemimpinnya, agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk meningkaykan
profesionalismenya. Perbedaan tenaga kependidikan tidak hanya dalam bentuk
fisik, tetapi dalam kondisi psikisnya, misalnya motivasi. Oleh karena itu untuk
meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan, kepala sekolah harus
memperhatikan motivasi para tenaga kependidikan dan faktor-faktor lain yang
berpengaruh.
Terdapat beberapa prinsip yang dapat diterapkan kepala sekolah untuk
mendorong tenaga kependidikanagar mau dan mampu meningkatkan
profesionalismenya. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Para tenaga kependidikan akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang
dilakukannya menarik dan menyenangkan.
2. Tugas kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada
para tenaga kependidikan sehingga mereka mengetahui tujuan dia
bekerja. Para tenaga kependidikan juga dapat dilibatkan dalam
penyusunan tujuan tersebut.
3. Para tenaga kependidikan harus selalu diberitahu tentang hasil dari
setiap pekerjaannya.
4. Pemberian hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-waktu
hukuman juga diperlukan.
5. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan dengan
jalan memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman,
menunjukkan bahwa kepala sekolah memperhatikan mereka, mengatur
pengalaman sedemikian rupa sehingga setiap pegawai pernah
memperoleh kepuasan dan penghargaan.
e) Penghargaan.
Penghargaan (rewards) sangat penting untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan, dan untuk mengurangi kegiatan yang
kurang produktif. Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat
28
28
Amiruddin, Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan….h. 98-100.
29
29
Herawati Syamsul, Penerapan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru Pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) (Jurnal Idaarah, Vol 1, No. 02,
Desember 2017), h. 252-255.
30
Herawati Syamsul, Penerapan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru Pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)…..h. 255-258.
30
4. Kinerja Guru
Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada
suatu organisai tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang
memuaskan dan memberikan konstribusi yang maksimal terhadap pencapaian
tujuan oraganisasi tersebut. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja
diartikan sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Kinerja
adalah sebuah kata dari bahasa Indonesia dari kata dasar “kerja” yang
menerjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen Pasal 35 ayat (1) beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, membimbing dan
melatih peserta didik, serta melaksanakan serta melaksanakan tugas tambahan.
Dalam hal ini evaluasi kinerja (Performance Appraisal) sangat diperlukan sebagai
feedback dari serangkaian kegiatan dalam organisasi. Evaluasi kinerja sangat
diperlukan karena di dalam kegiatan evaluasi kinerja setiap karyawan di dalam
organisasi akan dinilai dan dievaluasi prestasi kerjanya.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seorang guru. Maka
sebagai pimpinan tertinggi di sekolah, seorang kepala sekolah harus mampu
memberikan energi positif yang mampu menggerakkan para guru untuk
melaksanakan tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab
sehingga kinerja mereka menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Sebagai
pemimpin yang mempunyai pengaruh, seorang kepala sekolah harus terus
berusaha agar ide, nasehat, saran dan (jika perlu) instruksi dan perintah dan
kebijakannya di ikuti oleh para guru binaannya. Dengan demikian ia dapat
mengadakan perubahan-perubahan dalam cara berfikir, dalam bersikap dan dalam
bertindak atau berperilaku. Maka menjadi tuntutan bagi seorang kepala sekolah
harus selalu merefresh pengetahuan dan wawasan keilmuannya agar nantinya
dapat mendukung tugasnya sebagai seorang pemimpin.
31
31
Herawati Syamsul, Penerapan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru Pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)…..h. 259-263.
32
2. Budaya Organisasi
a. Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi berkaitan dengan nilai dan keyakinan yang
ditumbuhkembangkan dalam organisasi untuk menuntun perilaku dan tindakan
anggota organisasi tersebut. Budaya organisasi sebagai pola asumsi dasar
diciptakan, ditemukan, atau dikembangkan oleh kelompok tertentu karena ia
belajar mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang telah
bekerja cukup baik untuk dianggap bernilai oleh karena itu diajarkan kepada
anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan, dan
merasakan sehubungan dengan masalah tersebut. Budaya organisasi adalah apa
yang para karyawan rasakan dan bagaimana persepsi ini menciptakan suatu pola
32
Herawati Syamsul, Penerapan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru Pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)….. h. 276-281.
34
keyakinan, nilai dan ekspektasi. Budaya organisasi ini didasarkan pada suatu
konsep bangunan tiga tingkatan, yaitu:
1) Tingkatan asumsi dasar (basic assumption)
2) Tingkat nilai (value) dan
3) Tingkat artifact yaitu sesuatu yang ditinggalkan.
Tingkat asumsi dasar yaitu merupakan hubungan manusia dengan apa
yang ada di lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia.
Hubungan itu sendiri dalam hal ini asumsi dasar bisa diartikan suatu philosophy,
keyakinan yaitu suatu yang tidak bisa dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu
ada. Tingkatan yang berikutnya, nilai dalam hubungannya dengan perbuatan atau
tingkah laku dan karenanya nilai bisa diukur (ditest) dengan adanya perubahan-
perubahan atau dengan melalui consensus sosial. Tingkatan terakhir, artifact.
Artifact adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk ditirukan, bisa dalam
bentuk teknologi, seni atau sesuatu yang bisa didengar. 33
b. Pentingnya Budaya Organisasi
Setiap organisasi mengembangkan sistem nilai yang mengatur cara
berperilaku dan bertindak orang-orang yang ada didalamnya. Sistem nilai inilah
yang dinamakan sebagai budaya organisasi. setiap perusahaan memiliki budaya
khas sendiri yang membedakannya dari perusahaan lain. Kuat atau lemahnya
budaya organisasi dalam suatu perusahaan tergantung pada sejauh mana nilai-nilai
inti yang dikembangkan itu dimiliki secara dalam dan luas oleh karyawan-
karyawannya.
Budaya menjalankan sejumlah fungsi dalan organisasi. robbins dan judge,
mengemukakan lima fungsi budaya dalam organisasi, yaitu:
1) Budaya mempunyai peran menetapkan tapal batas, budaya menciptakan
pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan lain,
2) Budaya memberikan rasa identitas ke anggota-anggota organisasi,
3) Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih
luas dari pada kepentingan diri pribadi seseorang,
33
Agoes Kamaroellah, Pengantar Budaya Organisasi (Surabaya: CV. Salsabila Putra
Pratama, 2017), h. 1-3.
35
34
Syafrida, dkk. Kepemimpinan dan Budaya Organisasi (Medan: Yayasan Kita Menulis,
2022), h. 10-11.
36
35
Riyuzen Praja Tuala, Budaya Organisasi dan Kepemimpinan (Bandar Lampung:
Pustaka Media, 2020), h. 4-5
38
36
Burhanuddin, Budaya Organisasi & Kepemimpinan (Malang: Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Malang, 2018), h. 6-9.
39
37
Burhanuddin, Budaya Organisasi & Kepemimpinan…..h. 10-12.
40
B. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain:
1. Farhandika Pratama adalah mahasiswa dari jurusan Manajemen
Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINSU
(Universitas Islam Negeri Sumatera Utara) melakukan penelitian pada
tahun 2020 dengan mengangkat judul “Peran Kepala Sekolah Dalam
Mengembangkan Budaya Organisasi Di SMA Swasta Al-Ulum Medan”
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis atau mengetahui bagaimana
dampak Peran Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya
Organisasi Di SMA Swasta Al-Ulum Medan. Jenis Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif, yakni mengangkat fakta, keadaan,
variabel, dan fonemena-fonemena yang terjadi. Pengumpulan data melalui
wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dengan hasil penelitian
menunjukkan bahwa: yang dilakukan kepala sekolah dalam
mengembangkan budaya organisasi di SMA Swasta Al-Ulum Medan.
Pertama kepala sekolah melakukan pemeliharaan budaya organisasi
tersebut agar dapat melestarikan dan mempertahankan budaya organisasi
yang sudah ada serta agar tertanam kuat didalam jiwa warga sekolah
sehingga muncul perbedaan antara budaya organisasi di sekolah ini
dengan sekolah lainnya. Kemudian selain memelihara budaya organisasi,
hal yang dilakukan kepala sekolah dalam mengembangkan budaya
organisasi adalah dengan melakukan sosialisasi yang bertujuan untuk
mengingatkan kembali bahwa budaya organisasi itu sangat penting
didalam lembaga pendidikan, agar selain menjadi pembeda dengan
sekolah lainnya juga dapat membuat diri menjadi lebih positif lagi dan
mencapai tujuan visi misi yang diinginkan bersama. Persamaan penelitian
ini dengan skripsi penulis yaitu Variabel penelitian tentang peran kepala
sekolah dalam mengembangkan budaya organisasi di sekolah, sedangkan
perbedaanya yaitu tempat dan lokasi penelitiannya. sekolah dalam
41
40
Rendi Dwi Cahyo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya
Agama di SMP Islam 1 Kalirejo Lampung Tengah (Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung: Lampung, 2020).
44
dan kenakalan siswa yang tidak mematuhi peraturan yang telah diterapkan
di sekolah.41
5. Mulya Prakarsa adalah mahasiswa jurusan Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara Medan melakukan penelitian ini pada tahun 2020 dengan
mengangkat judul “Manajemen Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Budaya Agama Di Sekolah SMP Muhammadiyah 8 Medan” penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui bagaimana dampak
Manajemen Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Agama Di
Sekolah SMP Muhammadiyah 8 Medan. Jenis Penelitian menggunakan
metode kualitatif, yakni mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan
fonemena-fonemena yang terjadi. Pengumpulan data melalui wawancara,
observasi, dan studi dokumentasi dengan penelitian menunjukkan bahwa:
Manajemen kepala sekolah dalam mengembangkan budaya agama maka
sebagai kepala sekolah hendaknya dapat memberikan contoh kedisiplinan
dan agama islam di terapkan setiap harinya dalam menjalankan sholat
berjamaah dan hafalan surat pendek dan ceramah singkat kepada peserta
didik agar sebagai pemimpin bisa menjadi panutan pada bawahannya.
Keterampilan manajerial kepala sekolah harus di tingkatkan agar
menciptakan ide-ide baru untuk memperkembagkan sekolah tersebut lebih
meningkat dari sebelumnya, agar seorang guru dapat meningkatkan
kualitas anak menjadi lulusan yang baik, menjadi berkualitas dan
berkompeten.42
41
Masrin, Peran Kepala Sekolah Dalam Mengembagkan Budaya Islami Di SMA Unggul
Negeri 2 Boarding School Banda Aceh (Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry: Banda Aceh, 2020).
42
Mulya Prakarsa, Manajemen Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Agama
Di Sekolah SMP Muhammadiyah 8 Medan (Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara: Medan, 2019).
BAB III
METODE PENELITIAN
43
Eko Murdiyanto, Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Aplikasi Disertai Contoh
Proposal) (Yogyakarta:Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, 2020), h. 19.
45
46
C. Subjek Penelitian
Pada penelitian kualitatif peneliti berkedudukan sebagai instrumen utama.
Sehingga begitu penting bagi peneliti untuk terlibat langsung dan berbaur di
lapangan untuk mengetahui dan menghayati permasalahan serta subyek penelitian.
Peneliti disambut baik ketika awal datang untuk meminta izin penelitian dan
melakukan pra penelitian di lembaga tersebut. Penelitian yang mengangkat
bagaimana, peran kepala sekolah dalam mengembangkan budaya organisasi di
UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir kabupaten Batu Bara.
Dalam upaya mendukung pengumpulan data di lapangan, penulis
menggunakan buku sebagai pencatat data, recorder sebagai perekam data apabila
dibutuhkan, dan juga foto sebagai media dokumentasi. Hal ini dilakukan guna
mendukung keabsahan sebuah data melalui bukti yang nyata baik berupa foto,
rekaman, data wawancara, dan lain-lain.
D. Sumber Data
Sumber data adalah subyek dari mana data didapatkan, baik dari orang,
benda atau tempat. Data penelitian ini adalah hasil observasi dilapangan dengan
menggunakan wawancara semi terstruktur. Hasil wawancara dengan informan dan
studi dokumen. Sumber informasi data penelitian ini difokuskan kepada dua
bagian, yaitu:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber aslinya atau tanpa perantara. Sumber informan data primer Peneliti
memberikan beberapa pertanyaan kepada yang memberi informasi, kemudian
peneliti mencatat apa-apa yang dikatakan informan, serta peneliti mengamati
bagaimana dalam kegiatan peran kepala sekolah dalam mengembangkan budaya
organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir, tujuannya agar peneliti
menemukan data yang akurat, yang menjadi sumber informannya adalah Bapak
Rahmadsyah Rangkuti S.Pd yang menjabat sebagai kepala sekolah yang berada di
UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir.
47
E. Tahap-Tahap Penelitian
1. Tahap Pra Lapangan
Tahap pra lapangan terdapat enam tahap kegiatan yang harus dilakukan
menurut pendapat Meleong, tahapan pra lapangan meliputi:
a. Menyusun Rancangan Penelitian, memasuki langkah ini peneliti harus
memahami berbagai metode dan teknik penelitian. Metode dan teknik
penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran
penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian serta
pemahaman dalam penyusunan teori.
b. Memilih Lapangan Penelitian, memilihan lapangan penelitian diarahkan
oleh teori substantif yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis kerja,
walaupun masih tentatif sifatnya. Hipotesis kerja itu baru akan
dirumuskan secara tetap setelah dikonfirmasikan dengan data yang
muncul ketika peneliti sudah memasuki latar penelitian.
c. Mengurus Perizinan, pertama yang perlu diketahui oleh peneliti ialah
siapa saja yang berwenang memberikan izin bagi pelaksanaan penelitian.
Yang berwenang memberikan izin untuk mengadakan penelitian ialah
lembaga pendidikan setempat di mana penelitian dilakukan, seperti
kepala sekolah. Mereka memiliki kewenangan secara formal.
44
Eko Murdiyanto, Penelitian Kualitatif …,h. 53.
48
kertas, buku catatan, map, klip, kartu, karet dan lain-lain jangan
dilupakan pula. Jika tersedia, juga alat perekam seperti tape recorder
videocassette recorder, dan kamera foto. Persiapan penelitian lainnya
yang perlu pula dipersiapkan ialah jadwal yang mencakup waktu,
kegiatan yang dijabarkan secara rinci.
2. Tahap Pelaksanaan Lapangan
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam
penelitian dengan menggunakan metode yang telah ditentukan. Uraian tentang
tahap pekerjaan lapangan yaitu, memahami latar penelitian dan persiapan diri,
memahami latar penelitian dan persiapan diri dalam tahap pekerjaan lapangan
diuraikan menjadi beberapa tahapan, yaitu:
a. Pembatasan latar dan peneliti, peneliti harus memahami latar penelitian
untuk bisa masuk ke tahap pekerjaan lapangan. Selain itu, peneliti harus
mempersiapkan fisik dan mental, serta etika sebelum memasuki tahap
ini. Dalam pembatasan latar, peneliti harus memahami latar terbuka dan
latar tertutup, serta memahami posisi peneliti sebagai peneliti yang
dikenal atau tidak
b. Penampilan, dalam tahap memahami latar penelitian dan
mempersiapkan diri, peneliti harus memperhatikan penampilannya saat
memasuki lapangan dan menyesuaikan dengan kebiasaan, adat, tata
cara, dan budaya latar penelitian. Penampilan peneliti secara fisik juga
harus diperhatikan,
c. Pengenalan hubungan peneliti di lapangan, jika peneliti menggunakan
observasi partisipatif, maka peneliti harus menjalin hubungan yang
dekat dengan subjek penelitian, sehingga keduanya dapat bekerja sama
dan saling memberikan informasi,
d. Jumlah waktu studi, peneliti harus memperhatikan waktu dalam
melakukan penelitian. Jika peneliti tidak memperhatikan waktu,
kemungkinan peneliti akan terlalu asyik dan masuk terlalu dalam ke
kehidupan subjek penelitian, sehingga waktu yang sudah direncanakan
menjadi berantakan. Peneliti harus mengingat bahwa masih banyak hal
50
45
Eko Murdiyanto, Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Aplikasi Disertai Contoh
Proposal)…..h. 37-43.
46
Eko Murdiyanto, Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Aplikasi Disertai Contoh
Proposal)…h. 54-63.
51
binatang yang belum dikenal selama ini, justru dijadikan fokus untuk pengamatan
selanjutnya.
2. Data display (Penyajian data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan
mendisplaykan data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdsarka apa yang telah difahami tersebut.
Selanjutnya disarankan , dalam melakukan display data, selain dengan teks yang
naratif, juga dapat berupa, grafik, matrik, jejaring kerja dan chart.
3. Conclusion Drawing/Verification
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukun pada takap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awa, tetapi mungkin juga
tidak, karena seperti telah dijelaskan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
peneliti berada di lapangan.47
H. Instrumen Penelitian
Pada tahap penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama adalah
peneliti sendiri karena permasalahan yang ada didalam penelitian belum jelas dan
pasti. Namun, setelah masalah yang akan dipelajari menjadi jelas, maka dapat
dikembangkan menjdai instrumen penelitian yang sederhana yang diharapkan
47
Zuchri Abdussamad, Metode Penelitian Kualitatif (Makassar: CV. Syakir Media Press,
2021), h. 159-162.
53
akan dapat melengkapi data melalui hasil observasi dan wawancara. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data observasi,
wawancara dan dokumentasi. Selain itu agar lebih fokus maka disajikan kisi-kisi
pedoman wawancara dengan narasumber.
Berikut ini tabel kisi-kisi pedoman wawancara yang bertujuan untuk
mengetahui bagaimana peran kepala sekolah dalam mengembangkan budaya
organisasi yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Aspek Indikator Jumlah No Item
Item
Pelaksanaan a. Kepala sekolah sebagai educator 1 5
Peran kepala b. Kepala sekolah sebagai manajer 2 1, 2
sekolah c. Kepala sekolah sebagai
1 6
administrator
d. Kepala sekolah sebagai supervisor 1 8
e. Kepala sekolah sebagai leader 2 3,4
f. Kepala sekolah sebagai inovator 1 9
g. Kepala sekolah sebagai motivator 1 7
Peran kepala a. Budaya menciptakan pembedaan 10, 11,
sekolah dalam yang jelas antara satu organisasi 4 12,
mengembangkan dengan organisasi lainnya 13,17
budaya organisasi b. Budaya memberikan rasa identitas
1 14
ke anggota-anggota organisasi
c. Budaya perekat sosial yang
membantu mempersatukan 1 15
organisasi
d. Budaya memandu dan membentuk
1 16
sikap serta prilaku
Sumber: Syafrida dkk (2022:10-11)
54
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru
Aspek Indikator Jumlah No Item
Item
Tugas dan a. Tugas kepala sekolah dalam
2 1, 5
Tanggung Jawab manajerial
Kepala Sekolah b. Tugas kepala sekolah dalam
2 6, 7
Supervisi
c. Kepala sekolah sebagai
1 9
administrator
Penerapan a. Menekankan kepada guru dan
kepemimpinan seluruh warga sekolah untuk
kepala sekolah memenuhi norma-norma 1 2
pembelajaran dengan disiplin yang
tinggi.
b. Membimbing dan mengarahkan
guru dalam memecahkan masalah-
masalah kerjanya, dan bersedia 1 8
memberikan bantuan secara
proporsional dan profesional.
c. Memberikan dukungan kepada
para guru untuk menegakkan 1 10
disiplin peserta didik.
d. Menunjukkan sikap dan prilaku
teladan yang dapat menjadi
panutan atau model bagi guru, 2 4, 11
peserta didik, dan seluruh warga
sekolah
e. Membangun kelompok kerja aktif,
3 3, 12, 13
kreatif, dan produktif.
Sumber: Agoes Kamaroellah (2017:1-3)
55
penelitian lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data. Dalam penelitian
kualitatif ini, peneliti menggunakan trianggulasi sumber dan triangulasi teknik.
Triangulasi sumber merupakan “cara yang dilakukan untuk menguji kredibilitas
data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber”. Hal ini dilakukan dengan cara menggabungkan data yang
diperoleh peneliti melalui wawancara terhadap Kepala Sekolah dengan data yang
diperoleh melalui guru atau pihak-pihak yang terkait dengan fokus penelitian ini.
Sedangkan triangulasi teknik merupakan “cara untuk menguji kredibilitas
data melalui pengecekan data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda”.48 Misal data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan
observasi dan dokumentasi. Triangulasi sumber dan triangulasi teknik ini
digunakan untuk pengecekan data tentang Peran kepala sekolah dalam
mengembangkan budaya organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir.
48
Eko Murdiyanto, Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Aplikasi Disertai Contoh
Proposal)….h. 68-69.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
57
58
-------
Gambar 5.1
Struktur Organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir
61
Tempat / Tanggal
No Nama Jabatan
Lahir
Perupuk, 05 Agustus
14 Khoirun Nisyak, S.Pi Guru Prakarya
1982
15 Yuni Afdha Lestari, S.Pd Batam, 02 Juni 1993 Guru Matematika
Gambus Laut, 02 April
16 Siti Saharah, S.Pd Guru PKN
1988
Guru Seni
17 Risda Maya Sari, S.Pd Pahang, 24 April 1999
Budaya
18 Guru BP/ BK
Sumber: Studi Dokumentasi UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir
b. Tenaga Kependidikan
Tenaga Kependidikan merupakan pegawai yang membantu dalam
menjalankan tugas administrasi disekolah agar kegiatan disekolah dapat berjalan
dengan lancar dan sesuai dengan tujuan pendidikan. Jumlah Tenaga Kependidikan
di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir berjumlah 5 (lima) orang dengan
penjelaasan tabel sebagai berikut:
Tabel 4. 4 Daftar Nama Tenaga Kependidikan UPT SMP
Negeri 2 Lima Puluh Pesisir
Tempat / Tanggal
No Nama Jabatan
Lahir
1 Erliza Perupuk, 08 Agustus 1986 Staff Perpustakaan
2 Rahmadaniah Perupuk, 30 April 1986 Operator Dapodik
3 Toeah Aulia Fikri Perawang, 03 Mei 2001 Staff Administrasi
Kota Datar, 17 Agustus
4 Legino Petugas Kebersihan
1978
5 Syahrial Perupuk, 12 Agustus 1987 Penjaga Sekolah
Sumber: Studi Dokumentasi UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir
c. Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan
informal, pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang
pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
63
Jumlah peserta didik di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. 5 Daftar Jumlah Peserta Didik Tahun 2022/2023
UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir
Jumlah Siswa
NO Kelas Rombel
Lk Pr Jumlah
1 VII 4 47 55 102
2 VIII 3 49 44 93
3 IX 3 45 39 84
4 Total Jumlah 10 141 138 279
Sumber: Studi Dokumentasi UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir
d. Sarana Prasarana
Dalam mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang efesien
sesuai dengan kebutuhan siswa maka UPT SM Negeri 2 Lima Puluh Pesisir
menyediakan sarana dan prasarana adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 6 Daftar Sarana dan Prasarana UPT SMP
Negeri 2 Lima Puluh Pesisir
NO Nama Ruang Jumlah Ruang
1 Kepala Sekolah 1
2 Tata Usaha 1
3 Guru 1
4 BP/BK 1
5 Perpustakaan 1
6 Lab IPA 1
7 Gudang 1
8 Kelas 12
Toilet/WC Guru
9 1
Laki-Laki
Toilet/WC Guru
10 1
Perempuan
Toilet / WC Siswa
11 2
Laki-laki
12 Toilet / WC Siswa Perempuan 2
13 Mushollah 1
Sumber: Studi Dokumentasi UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir
64
49
Hasil Wawancara dengan Bapak Rahmadsyah Rangkuti, Kepala Sekolah, Di Ruangan
Kepala Sekolah pada Hari Rabu Tanggal 18 Januari 2023 Pukul 10.12 Wib.
50
Hasil Wawancara Dengan Bapak Rahmadsyah Rangkuti, Kepala Sekolah, Di Ruangan
Kepala Sekolah pada Hari Rabu Tanggal 18 Januari 2023 Pukul 10.12 Wib.
66
51
Hasil Wawancara dengan Bapak Rahmadsyah Rangkuti, Kepala Sekolah, Di Ruangan
Kepala Sekolah pada Hari Rabu Tanggal 18 Januari 2023 Pukul 10.12 Wib.
67
disiplin dan tepat waktu, ada rasa segan yaa kan. Jadi menjadikan
motivasi guru-gurunya lebih disiplin lagi. Dan bapak kepala sekolah
lebih ke mengayomi dan mengajak dan memotivasi para guru. Tindakan
kepala sekolah kalau kita ada melakukan kesalahan atau apa yang tidak
sesuai dengan prosedur atau apakah itu, biasanya kita itu ditegor juga
kan, Cuma model bapak ini dia lebih kayak mengayomi, jadi dia kayak
dipanggil sendiri keruangan kepala sekolah, lalu dimotivasi lah oleh
bapak itu atau ditegur secara baik-baik, mengarahkan lah agar
mengikuti prosedur itu.”52
Selanjutnya dalam wawancara dengan Ibu Zuraida Harahap, sebagai guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia memberikan penjelasan prilaku yang sering
diterapkan kepala sekolah agar menjadi panutan yang baik untuk guru-guru dan
siswa beliau memberikan penjelasan bahwa:
“Contoh yang selalu bapak kepala sekolah terapkan yaitu datang lebih
cepat atau lebih awal dari yang lainnya dan kalau masalah kebersihan
kepala sekolah selalu ikut serta dalam kegiatan kebersihan untuk
mendorong kita ikut bekerjasama untuk menjadi contoh yang baik atau
teladan yang baik baik untuk guru maupun siswa.” 53
Selanjutnya dipnrjelaskan kembali dengan hasil wawancara dengan Bapak
Irfan Kelana Siregar, sebagai guru mata pelajaran Bahasa Inggris memberikan
penjelasan prilaku yang sering diterapkan kepala sekolah agar menjadi panutan
yang baik untuk guru-guru dan siswa beliau memberikan penjelasan bahwa:
“Dengan cara mengadakan pendekatan kepada guru supaya terjalin
komunikasi yang baik antara guru dan kepala sekolah”.54
Dari paparan hasil wawancara diatas peneliti juga menemukan data secara
langsung dan melihat bahwa kepala sekolah sudah melakukan proses dalam
mengembangkan budaya organisasi yang baik dan bermanfaat untuk peserta didik,
tidak hanya itu, kepala sekolah juga selalu menerapkan kedisiplinan terutama
dalam urusan waktu. Kepala sekolah berusaha menjadi pedoman yang baik untuk
warga sekolah terutama guru dan siswa. Kegiatan-kegiatan yang diterapkan oleh
52
Hasil Wawancara dengan Ibu Yuni Afda Lestari, Guru Matematika, Di Ruangan
Perpustakaan pada Hari Kamis Tanggal 19 Januari 2023 Pukul 10.23 Wib.
53
Hasil Wawancara dengan Ibu Zuraida Harahap, Guru Bahasa Indonesia Diruangan
Perpustakaan pada Hari Rabu Tanggal 15 Februari Pukul 10:25 Wib.
54
Hasil Wawancara dengan Bapak Irfan Kelana Siregar, Guru Bahasa Inggris Di Ruangan
Perpustakaan pada Hari Rabu Tanggal 15 Februari 2023 Pukul 11.01 Wib.
68
kepala sekolah juga sangat bermanfaat untuk peserta didik agar mengasah potensi
maupun bakat peserta didik.55
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi
yang dilakukan kepala sekolah sudah berjalan dengan baik, guru dan tenaga
kependidikan juga mampu bekerja sama untuk mengembangkan budaya
organisasi agar berjalan dengan lancar. Walaupun masih ada beberapa siswa yang
tidak ikut serta dalam penerapan budaya organisasi ini.
2. Peran Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Organisasi di
UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir
Peranan Kepala Sekolah lebih ditekankan kepada membangun kesamaan
dan keteraturan di sekolah dengan memberi perhatian pada tujuan, tradisi
kesejarahan, filsafat, gagasan dan norma-norma. Kesamaan dan keteraturan
langkah yang dilakukan oleh anggota organisasi membawa dampak terhadap
keberhasilan pencapaian tujuan yang ditetapkan. Tanpa adanya kesamaan dan
keteraturan yang dikondisikan oleh Kepala Sekolah, maka tujuan yang ditetapkan
akan sangat jauh dari pencapaiannya. Kepala Sekolah tidak hanya sekedar
menjelaskan unsur budaya organisasi, tetapi juga menyediakan dasar-dasar
sosialisasi, memelihara dan mengembangkannya.
Seorang Kepala Sekolah harus memiliki kemampuan mempengaruhi
perilaku orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
pencapaian tujuan dapat dilakukan dengan memaksimalkan peran komponen
terkait, salah satu komponen yang dimaksud adalah komponen budaya organisasi.
dalam rangka mengembangkan budaya organisasi, seorang Kepala Sekolah perlu
memperhatikan alur kepemimpinannya.
Berdasarkan hasil wawancara bersama Bapak Rahmadsyah Rangkuti
sebagai kepala sekolah di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir peranannya
dalam mengembangkan budaya organisasi, beliau menjelaskan bahwa:
“Peran saya sebagai manajerial tentunya sesuai tugas dan pokok fungsi
saya sebagai kepala sekolah, dalam menangani masalah manajerial ini
disini saya dituntut untuk bagaimana memanage proses pembelajaran
55
Hasil Observasi Lapangan Peneliti Di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir pada Hari
Selasa Tanggal 07 Februari 2023 Pukul 07.30 – 11.40 Wib.
69
yang ada di sekolah baik itu dalam proses pembelajaran. Mulai dari
guru, siswa kemudian dari bagaimana memanage tenaga administrasi
yang ada di sekolah ini untuk menyediakan apa kebutuhan dari guru-
guru, yang sangat penting sekali ada dalam kepala sekolah untuk
melancarkan tugasnya sebagai kepala satuan pendidikan.”56
Selanjutnya hasil wawancara dengan Bapak Rahmadsyah Rangkuti
sebagai kepala sekolah juga memberikan dukungan atau motivasi untuk para guru
dalam menjalankan tugasnya, beliau menjelaskan bahwa:
“Tentunya saya yang terlebih dahulu yang mencontohkan yang seperti
itu, jadi kalau kepala sekolahnya di sekolah ini memimpin berlaku adil,
kemudian memberikan motivasi, inovasi, otomatis apa yang saya
lakukan di sekolah ini menjadi teladan. Jika saya sudah menjadi
teladan, insyaallah guru-guru yang ada di sekolah ini juga berlaku sama.
Jadi guru-guru yang ada di sekolah ini juga berlaku seperti itu, setiap
guru mengajar di kelas. Guru inilah yang lebih tau bagaimana
perkembangan anak-anak yang ada di kelas itu, apakah ada
permasalahan dan keluhan-keluhan yang ada pada siswa tersebut.
Inovator itu juga penting ada dalam diri kepala sekolah karena ini
merupakan suatu bentuk ciri khas dari sekolah yang saya pimpin ini,
inovasi yang saya buat di sekolah ini kira-kira apa prioritasnya, prioritas
dalam inovasi ini saya tuangkan dalam fakta integritas yaa, setiap tahun
ajaran baru itu saya membuat fakta integritas, apasih kelebihan dari
sekolah saya ini, salah satunya kemarin dua tahun terakhir kami sudah
memenangkan olimpiade siswa nasional di tingkat kabupaten melalui
daring, dan kami menjuarai juara 1 KSN matematika, sekarang
siswanya duduk di kelas delapan, kemudian juga beberapa tahun yang
lalu kita juga menjuarai di bidang non akademik, di bidang atletik, dan
juara 1 juga di tingkat kabupaten, nah mudah-mudahan di tahun ini juga
mendapatkan prestasi.”57
Dari beberapa paparan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa
kepala sekolah sudah melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai kepala sekolah.
semuanya sudah direncanakan terlebih dahulu dan juga sudah dilaksanakan, guru-
guru juga selalu mendukung apa yang dilakukan kepala sekolah yang telah di
diskusikan sesame melalui rapat, agar terjalin komunikasi yang baik dan tidak
terjadi kesalahpahaman.
56
Hasil Wawancara dengan Bapak Rahmadsyah Rangkuti, Kepala Sekolah, Di Ruangan
Kepala Sekolah pada Hari Rabu Tanggal 18 Januari 2023 Pukul 10.12 Wib
57
Hasil Wawancara dengan Bapak Rahmadsyah Rangkuti, Kepala Sekolah, Di Ruangan
Kepala Sekolah pada Hari Rabu Tanggal 18 Januari 2023 Pukul 10.12 Wib
70
58
Hasil Wawancara dengan Ibu Yuni Afda Lestari, Guru Matematika, Di Ruangan
Perpustakaan pada Hari Kamis Tanggal 19 Januari 2023 Pukul 10.23 Wib.
59
Hasil Wawancara dengan Bapak Irfan Kelana Siregar, Guru Bahasa Inggris Di Ruangan
Perpustakaan pada Hari Rabu Tanggal 15 Februari 2023 Pukul 11.01 Wib.
71
60
Hasil Observasi Lapangan Peneliti Di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir pada Hari
Selasa Tanggal 07 Februari 2023 Pukul 07.30 – 11.40 Wib.
72
64
Hasil Wawancara dengan Ibu Yuni Afda Lestari, Guru Matematika, Di Ruangan
Perpustakaan pada Hari Kamis Tanggal 19 Januari 2023 Pukul 10.23 Wib.
65
Hasil Wawancara dengan Ibu Zuraida Harahap, Guru Bahasa Indonesia Diruangan
Perpustakaan pada Hari Rabu Tanggal 15 Februari Pukul 10:25 Wib
66
Hasil Wawancara dengan Bapak Irfan Kelana Siregar, Guru Bahasa Inggris Di Ruangan
Perpustakaan pada Hari Rabu Tanggal 15 Februari 2023 Pukul 11.01 Wib.
67
Hasil Observasi Lapangan Peneliti Di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir pada Hari
Selasa Tanggal 07 Februari 2023 Pukul 07.30 – 11.40 Wib.
74
budaya yang diikuti oleh suatu pihak untuk mengatur kehidupan dan tingkah laku
sehari-hari agar merasakan aman dan menyenangkan.
Dari penelitian ini penulis mengamati dan menemukan bahwa usaha yang
dilakukan kepala sekolah dalam mengembangkan budaya organisasi di UPT SMP
Negeri 2 Lima Puluh Pesisir sudah baik, seperti merencanakan dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang sangat banyak manfaatnya untuk peserta didik agar
menambah wawasan serta ilmu dari kegiatan positif tersebut dengan adanya
kegiatan seperti itu bakat-bakat serta minat yang dimiliki peserta didik bisa
tersalurkan. Hanya saja kurangnya rasa sadar sendiri dari siswa-siswa betapa
pentingnya budaya organisasi yang telah diterapkan disekolah untuk membuat
kepribadian serta membuat potensi diri menjadi lebih baik.
3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Kepala Sekolah Dalam
Mengembangkan Budaya Organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima
Puluh Pesisir
Dalam kehidupan atau jika melakukan sesuatu pasti ada saja faktor
pendukung yang mendukung proses segala kegiatan yang dilakukan dan ada juga
faktor penghambat yang menghambati proses jalannya kegiatan yang dilakukan.
Begitu pula dalam mengembangkan budaya organisasi yang ada di UPT SMP
Negeri 2 Lima Puluh Pesisir. Dari penelitian yang dilakukan penulis mengamati
dan menemukan bahwa faktor pendukung dan penghambat dalam
mengembangkan budaya organisasi di sekolah ini juga ada. Salah satu faktor
pendukung dalam mengembangkan budaya organisasi adalah peran kepala
sekolah yang harus bisa menjadi contoh atau panutan kepada bawahannya serta
memberikan motivasi terus menerus kepada warga sekolah dan sumber daya
manusia yang ada disekolah seperti guru-guru yang sangat mendukung karena
setiap guru memiliki keahlian atau basicnya di bidang masing-masing seperti
dibidang keagamaan, dibidang seni juga dibidang akademik, yang menjadi
pendukung siswa-siswa dalam meningkatkan prestasinya. Sedangkan faktor
penghambat dalam mengembangkan budaya organisasi yaitu dari siswa itu
sendiri, karena masih ada beberapa siswa yang tidak mau mengikuti kegiatan yang
telah diterapkan disekolah. Dan dalam mengajak siswa tersebut perlu suatu
77
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai peran kepala sekolah dalam
mengembangkan budaya organisasi di UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir
yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi kepada
pihak yang dipandang layak menjadi sumber penelitian, maka penulis dapat
memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Menerangkan bahwa budaya organisasi yang dilakukan mulai dari
perencanaan hingga pelaksanaannya sudah terlaksana cukup baik.
Kepala sekolah, para pendidik dan tenaga kependidikan mampu
bekerjasama untuk mengembangkan budaya yang ada di sekolah
tersebut, baik dari pembelajaran maupun kebiasaan yang telah
diterapkan seperti kegiatan-kegiatan yang dilakukan setiap harinya,
juga sangat bermanfaat untuk mengembangkan bakat maupun minat
yang dimiliki peserta didik dan mengasah kemampuan peserta didik
seperti berpidato, menghapal ayat-ayat al quran dan mengartikannya,
kegiatan literasi dan banyak kegiatan lainnya. Semua itu dilakukan
agar menambah wawasan dan pengetahuan peserta didik, selain
kegiatan-kegiatan yang diterapkan tersebut, kepala sekolah juga selalu
membiasakan untuk disiplin baik itu untuk guru maupun untuk siswa.
Walaupun semua yang direncanakan sudah terlaksana tetapi masih
ada kendala dalam mengembangkan budaya organisasi yang ada di
sekolah tersebut seperti ada beberapa peserta didik yang tidak mau
mengikuti kegiatan yang diterapkan di UPT SMP Negeri 2 Lima
Puluh Pesisir.
2. Peran kepala sekolah dalam mengembangkan budaya organisasi di
sekolah yang dipimpinnya sudah sesuai dengan tugas dan fungsinya
sebagai kepala sekolah, mulai dari merencanakan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Kegiatan-kegiatan yang
80
81
B. Saran
Berdasarkan data yang ditemukan, peneliti menyarankan beberapa hal
terkait peran kepala sekolah dalam mengembangkan budaya organisasi di UPT
SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir, berikut saran dari peneliti:
1. Kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan harus saling bekerja
sama dalam mengembangkan budaya organisasi yang ada disekolah
dan menciptakan hubungan yang baik antara sesama, baik itu dari
82
Buku:
Abdussamad, Zuchri. 2021. Metode Penelitian Kualitatif. Makassar: CV.
Syakir Media Press.
Amiruddin. 2018. Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Medan:Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia.
Bernhard, dkk. Tewal. 2017. Perilaku Organisasi. Bandung: CV. Patra Media
Grafindo.
Burhanuddin. 2018. Budaya Organisasi & Kepemimpinan. Malang: Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Djafri, Novianty. 2017. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Hermawan, Andi. 2021. Penguatan Kepemimpinan Melayani Kepala
Sekolah. Bogor: Bukit Mas Mulia.
Kamaroellah, Agoes. 2017. Pengantar Budaya Organisasi. Surabaya: CV.
Salsabila Putra Pratama.
Murdiyanto, Eko. 2020. Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Aplikasi
Disertai Contoh Proposal). Yogyakarta:Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Pada Masyarakat.
Suparman. 2019. Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Guru (Sebuah
Pengantar Teoritik). Bandung: Uwais Inspirasi Indonesia.
Syafrida, dkk. 2022. Kepemimpinan dan Budaya Organisasi. Medan:
Yayasan Kita Menulis.
Tuala, Riyuzen Praja. 2020. Budaya Organisasi dan Kepemimpinan. Bandar
Lampung: Pustaka Media.
Wahyudi. 2021. Budaya Organisas Sudut Pandang Teoritis Dalam
Membangun Nilai-Nilai Kerja. Tanggerang Selatan: PT Dewangga
Energi Internasional.
83
84
Skripsi:
Cahyo, Rendi Dwi. 2020. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Mengembangkan Budaya Agama di SMP Islam 1 Kalirejo Lampung
Tengah. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung: Lampung.
Pratama, Farhandika. 2020. Peran Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Budaya Organisasi di SMA Swasta Al-Ulum Medan. Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara: Medan.
Risda. 2020. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Budaya Membaca Al-Qur’an di SMP Negeri 1 Bua Kabupaten Luwu.
Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Institut Agama Islam Negeri Palopo: Palopo.
Jurnal:
Afriadi, dkk. 2017. Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Profesionalisme Guru Pada SMA Negeri 1 Kuala Batee
Kabupaten Aceh Barat Daya, Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol 4,
No. 2 Mei.
Inge Kadarsih, dkk. 2020. Peran dan Tugas Kepemimpinan Kepala Sekolah
di Sekolah Dasar, Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 2, p-ISSN 2656-
8063 e-ISSN 2656-8071.
Ismuha, dkk. 2017. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Kinerja Guru Pada SD Negeri Lamklat Kecamatan
Darussalam Kabupaten Aceh Besar, Jurnal Administrasi Pendidikan
Vol. 4, No. 1, Februari.
Kalimantara, Asep. 2020. Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dan
Implikasinya Pada Peningkatan Mutu Guru Dalam Pembelajaran Di
Sd Negeri Nugraha Pelita Jalancagak Kabupaten Subang, Jurnal
Penelitian Guru Fkip Universitas Subang, Volume 03 No. 01, Maret.
85
Undang-Undang:
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kompetensi Kepala Sekolah.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Alquran:
RI, Departemen Agama. 2009. Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahnya, Depok:
SABIQ.
Indonesia, Departemen Agama Republik, 2010. Al-Qur’an Al-Karim dan
Terjemahannya, Jakarta: Pena Pundi Aksara.
Wawancara:
Wawancara dengan Bapak Kasiman, S.Pd. I, Guru Pendidikan Agama Islam.
Pada Tanggal 05 Agustus 2022 Pukul 10:35 Wib.
Wawancara dengan Bapak Rahmadsyah Rangkuti. Kepala Sekolah Di
Ruangan Kepala Sekolah Pada Hari Rabu Tanggal 18 Januari 2023
Pukul 10.12 Wib.
Wawancara dengan Ibu Zuraida Harahap. Guru Bahasa Indonesia Diruangan
Perpustakaan Pada Hari Rabu Tanggal 15 Februari Pukul 10:25 Wib.
Wawancara dengan Ibu Yuni Afda Lestari, Guru Matematika, Di Ruangan
Perpustakaan Pada Hari Kamis Tanggal 19 Januari 2023 Pukul 10.23
Wib.
86
Wawancara dengan Kepala Sekolah UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir
1. Apakah disekolah ini telah menerapkan fungsi dari manajemen yang baik,
yaitu POAC?
2. Bagaimana peran bapak sebagai manajer dalam organisasi pendidikan?
3. Apa yang bapak lakukan sebagai seorang pemimpin yang memiliki
kepribadian yang teladan?
4. Apa yang bapak lakukan sebagai pemimpin yang berorientasi pada tugas?
5. Bagaimana cara bapak memberikan pengarahan kepada guru dalam
mendidik peserta didik?
6. Jelaskan apa yang menjadi tanggung jawab bapak sebagai administrator?
7. Bagaimana peran bapak sebagai motivator dalam mengoptimalkan kinerja
guru?
8. Apa yang harus bapak lakukan sebagai supervisor di sekolah?
9. Kenapa bapak harus menjadi inovator?
10. Bagaimana budaya organisasi yang ada di sekolah ini?
11. Apakah sejauh ini budaya organisasi yang bapak terapkan di sekolah ini
berjalan dengan lancar?
12. Apa faktor penghambat dan faktor pendukung dalam mengembangkan
budaya organisasi yang ada di sekolah ini?
13. Apakah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan bekerja sama dengan
baik untuk mengembangkan budaya organisasi yang ada di sekolah?
14. Apa budaya organisasi yang khas atau menonjol di sekolah ini, yang
membedakan dengan sekolah lain?
15. Bagaimana cara bapak mengatasi peserta didik yang tidak mau mengikuti
kebiasaan yang telah diterapkan di sekolah?
16. Bagaimana bapak memotivasi para guru agar mampu bersikap adil dan
mampu mengayomi peserta didik untuk membentuk sikap serta prilaku
yang baik?
17. Dari beberapa kompetensi kepala sekolah, kompetensi apa yang berkaitan
dalam mengembangkan budaya organisasi?
Hasil Observasi
No Kegiatan Perilaku/Keadaan Keterangan
Ya Tidak
Peran Kepemimpinan Kepala
Sekolah di UPT SMP Negeri 2
Lima Puluh Pesisir
1 Kepala sekolah mampu
merencanakan, mengorganisasikan,
✓
menggerakkan, dan mengendalikan
kegiatan yang ada.
2 Kepala sekolah mampu memotivasi
guru dan siswa untuk disiplin dalam ✓
belajar dan berprestasi.
3 Kepala sekolah memiliki keahlian ✓
dasar dalam memimpin sekolah.
4 Kepala sekolah memiliki ✓
pengetahuan tentang kepemimpinan.
5 Kepala sekolah mampu memberikan
✓
pengarahan kepada guru dalam
mendidik anak.
Fungsi dan Peran Kepala Sekolah
1 Kepala sekolah mampu menjadi ✓
educator (Pendidik)
2 Kepala sekolah mampu menjadi ✓
manajer
3 Kepala sekolah mampu menjadi ✓
administrator
4 Kepala sekolah mampu menjadi ✓
supervisor
5 Kepala sekolah mampu menjadi ✓
leader
6 Kepala sekolah mampu menjadi ✓
inovator
7 Kepala sekolah mampu menjadi ✓
motivator
Budaya Organisasi
1 Nilai budaya organisasi ada di ✓
sekolah
2 Adanya perbedaan budaya organisasi ✓
sekolah dengan sekolah lain
3 Adanya faktor pendukung budaya ✓
organisasi
4 Adanya faktor penghambat budaya ✓
organisasi
Lampiran 6 Dokumentasi
Gambar 5.2
Foto Plang UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir
Gambar 5.3
Stuktur Organisasi UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir
Gambar 5.4
Buku Data Keadaan Siswa UPT SMP Negeri 2 Lima Puluh Pesisir
Gambar 5.5
Wawancara dengan Bapak Rahmadsyah Rangkuti
(Kepala Sekolah) pada tanggal 18 Januari 2023
Gambar 5.6
Wawancara dengan Ibuk Yuni Afda Lestari
(Guru) pada tanggal 19 Januari 2023
Gambar 5.7
Wawancara dengan Bapak Irfan Kelana Siregar
(Guru) pada tanggal 25 Februari 2023
Gambar 5.8
Wawancara dengan Ibuk Zuraida Harahap
(Guru) pada tanggal 15 Februari 2023
Gambar 5.9
Kepala Sekolah Berbincang-Bincang dengan Guru di Ruangan Guru
Gambar 5.10
Kepala Sekolah Melakukan Pengecekan Berkas Kepada Guru
Gambar 5.11
Kepala Sekolah Mengadakan Rapat
Gambar 5.12
Kegiatan Setiap Hari Senin Apel Pagi dan Upacara Pendera
Lampiran 7 Biodata Penulis
BIODATA PENULIS