SKRIPSI
Oleh:
NURWAN
NIM: 1721201029
Tahun 2021
PERYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nama : Nurwan
Nim : 1721201029
Tempat/Tgl. Lahir : Kaudani, 19-05-1985
Jurusan : Tarbiyah
Fakultas / Program : Pendidikan Agama Islam / STAI YPIQ Baubau
Alamat : Desa Terapung Kec. Mawasangka, Kab. Buton Tengah
Judul Skripsi : Perkembangan Minat Belajar Anak Bajo Pada Tingkat
Sekolah Dasar di Desa Terapung Kabupaten Buton
Tengah
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
adalah benar hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan
duplikan , tiruan , palagiat , atau dibuat orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka
NURWAN
NIM:1721201029
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Tingkat Sekolah Dasar di Desa Terapung Kabupaten Buton Tengah”, yang di susun
oleh Nurwan, NIM: 1721201029, mahasiswi program studi Pendidikan Agama Islam
pada jurusan Tarbiyah STAI YPIQ Baubau, telah diuji dan dipertahankan dalam
2020 M, bertepatan dengan 27 Rabiul Awal 1442 H, dinyatakan telah dapat diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah,
27 RabiulAwal 1442 H.
DEWAN PENGUJI:
Diketahui oleh:
Ketua Jurusan Tarbiyah, Prodi PAI,
STAI YPIQ Baubau
iii
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
mahasiswi Jurusan Tarbiyah pada Fakultas Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi
Agama Islam YPIQ Baubau, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi
yang bersangkutan dengan judul, “Perkembangan Minat Belajar Anak Bajo Pada
memandang bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat di
Pembimbing I Pembimbing II
KATA PENGANTAR
menyelesaikan tugas dan kewajiban akademik dalam bentuk skripsi dengan judul
“Perkembangan Minat Sekolah Anak Bajo Tingkat Sekolah Dasar di Desa Terapung
Kabupaten Buton Tengah” yang mungkin jauh dari kesempurnaan, dan andaikan
skripsi ini sempurna semata-mata hanya karena petunjuk dari yang Maha Kuasa.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW .yang telah menjadi qudwah dan uswatun khasanah dengan
membawa pancaran cahaya kebenaran (dinul islam), sehingga pada sampai detik ini
kita masih mampu mengarunia hidup dan kehidupan yang berlandaskan Iman dan
Islam.
terimakasih dan penghargaan tanpa batas kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunannya, diantaranya:
2. H. Dahilu, S.E., M.M selaku Ketua STAI YPIQ Baubau yang selama ini
3. Muh. Agus Salim IS, S.H., S.Pd., M.H selaku Pembantu Ketua I, H. La
Ode Munsir Sahi, S.Ag, M.Si. selaku Pembantu Ketua II, dan Drs. H.
Abdul Majid, M.M., selaku Pembantu Ketua III yang selama ini
dapat terselesaikan.
6. Bapak dan ibu dosen serta seluruh Civitas Akademik STAI YPIQ Baubau
penulis.
7. Kepala Desa Terapung Bapak Pamaruddin S.Pi serta seluruh staf balai
8. Ayahanda H.Tola dan Ibunda Hj. Marwiah , Suami Tercinta, dan Kakakku
support, bimbingan, arahan, dan motivasi yang berupa moril, do’a yang
sahabatku yang tak bisa disebut satu persatu, semoga kontribusi yang
10. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukkan, dukungan
kebaikan mereka semua diterima di sisi-Nya dan menjadi amal sholeh yang
berguna bagi tamnahan khazanah dunia keilmuan khususnya, bagi penulis dan
Nurwan
viii
DAFTAR ISI
JUDUL
PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
A. Minat Sekolah
B. Konsep Anak Bajo
C. Kerangka Konseptual
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
ix
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ABSTRAK
Nama : Nurwan
Nim : 1721201029
Jurusan : Tarbiyah
Judul : Perkembangan Minat Belajar Anak Bajo Pada Tingkat Sekolah
Dasar di Desa Terapung Kabupaten Buton Tengah
Pendidikan merupakan bagian dari hak dasar anak yang wajib dipenuhi.Tidak
bersekolah merupakan suatu permasalahan sosial dimana tidak terpenuhinya hak-hak
anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.Daerah bajo di Desa Terapung
merupakan daerah yang banyak ditemukan anak yang putus sekolah seperti yang
terjadi di daerah desa Terapung Kabupaten Buton Tengah.Terjadinya anak yang tidak
bersekolah yang disebabkan oleh berbagai macam faktor yang mendorong mereka
untuk memutuskan tidak bersekolah.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
satunya adalah perguruan tinggi. Akan tetapi dengan melihat kondisi nyata saat
ini tentang perguruan tinggi tidak banya orang menginginkan hal tersebut. Hal ini
disebabkan karena menurunnya minat mereka dan kurang nya harapan untuk
potensi-potensi pembawaan yang ada dalam diri anak. Potensi-potensi ini tersebut
diharpkan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan nilai yang ada di dalam
masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan bagi individu merupakan
manusia akan mengalami kendala dalam hidup untuk berkembang sejalan dengan
merupakan sebuah kebutuhan dan anusia akan lebih berkembang dengan adanya
individu memandang pendidikan itu sendiri, ada yang memandang pendidikan itu
yang nyaman, ada pula yang memandang pendidikan adalah sebuah alat
1
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penilitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 194
2
Faizah, dkk., Psikologi Pendidikan Aplikasi Teori Indonesia (Universitas Brawijaya Press,
Malang, 2017), h. 6-7
1
2
pandangan itu semua, sebenarnya pendidikan adalah sesuatu yang luhur. Suatu
pendidikan tak hanya sebatas lembaga formal saja tetapi juga pendidikan
informal, karena hakikatnya kita lahir sampai akhir hayat. Belajar adalah
bagaimana kita berkembang untuk terus menjadi baik menjadi pemimpin di bumi
ini.3
yang menyatakan bahwa setiap warga Negara yang berusia tujuh sampai lima
belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Kemudian pada tahun 2013,
mutu dan kualitas pendidikan di tanah air malalui beberapa program. Di antranya
pendidika menengah universal (PMU), atau dikenal dengan rintisan wajib belajar
PMU adalah untuk menyukseskan program wajib belajar 12 tahun. Pada tahun
12 tahun.4
anak yang tidak melanjutkan jenjang pendidikan nya atau memilih drop out dari
3
Cici Apriana Majid, “Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa
Kelas X di SMA Negeri 2 Watansopeng”, Skripsi (Makassar: Fakultas Universitas Negeri Makassar,
2016), h.20
4
Agus Siswanto, “Pelaksanaan Program Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun Pada Sekolah
Menengah Atas Negeri di Kabupaten Bantul”, Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Universitas Negeri
Yogyakarta, 2017), h.3
3
sekolah. Drop out atau putus sekolah terjadi karena berbagai faktor, diantaranya
ekonomi, keluarga dan faktor internal anak. Banyak anak usia sekolah yang tidak
lingkungan dan masyarakat tidak lepas dari dukungan dan kesadaran colegtif,
manusia, maka minat masyarakat khususnya pada anak-anak tidak terbatas yaitu
anak-anak untuk berusaha keras agar dapat berprestasi aktif dalam mewujudkan
cita-citanya.
merupakan wilayah yang terkenal dengan surga ikan teri. Terapung terdiri dari
5
Parman, dkk., Perubahan Pola Pikir Masyarakat Nelayan Terhadap Pendidikan, Vol. 3 No.
2 (t.t.: t.p., 2018), h.416
4
beberapa desa yang dikelilingi laut dan terdapat berbagai jenis suku yang tinggal
di dalam nya penduduk Terapung sebagian ada yang tinggal di daratan dan ada
pula di pesisir pantai bahkan di tengah laut. Masyarakat yang hidup di tengah laut
di namai Desa Pasi Kutta yang sungguh unik. Dahulu orang-orang hanya
mengenal suku Makassar, suku Bugis atau suku Mandar sebagai raja di lautan.
Keunikan lain yang dimiliki oleh suku Bajo Terapung adalah mereka
memiliki budaya tertentu ketika pergi melaut, melihat cuaca, cara mendidik anak-
anaknya supaya menjadi pelaut tangguh. Hal ini dikomunikasikan oleh orang tua
kepada anaknya. Budaya ini telah lama ada dan terus dilakukan hingga saat ini.
Masyarakat suku bajo Terapung sangat mempercayai adanya roh-roh halus di laut
sebagai penjaga laut, sehingga mereka sering menyiapkan sesajen untuk dibawa
di tengah laut sebagai persembahan untuk roh penjaga laut. Budaya tentunya
lautan, sehingga pendapatan tidak menentu dan hanya bisa memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Ditambah lagi pada kelompok masyarakat ini hanyalah kepala rumah
tangga nya yang bekerja sebagai nelayan yang menjadi sumber pendapatan
keluarga. Rata-rata istri para nelayan tidak memiliki pendapatan karena mereka
hanya menjalani sebagai ibu rumah tangga. Kondisi tersebut secara tidak
pendidikan anaknya.
terhadap pendidikan masih tradisional, sikap ini masih memihak pada masa
5
lampau karena masa tersebut merupakan masa penuh kemudahan, tradisi masa
lampau tidak dapat diubah dan perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat,
sehingga mereka sangat tertinggal dalam dunia pendidikan karena pola pikirnya
pastikan ilmu pengetahuan terbatas yang dapat mengakibatkan pola pikir yang
Belajar bagi para nelayan suku bajo khususnya yang berada di desa
Terapung saat ini masih memprihatinkan. Mayoritas hanya lulusan Sekolah Dasar
(SD) dan sebagian tidak tamat Sekolah Dasar, dan anak nelayan yang
menuntut ilmu setinggi-tinggi nya. Sementara jumah anak yang putus sekolah
cukup banyak, anak yang putus sekolah ini di sebabkan kurangnya dorongan dari
kedua orang tua atau keluarga sehingga mereka tidak melanjutkan pendidikannya.
Anak yang tidak menamatkan sekolah terjadi karena dalam usia dini telah
biasanya mereka bekerja pulang sekolah atau liburan sekolah sehingga jangan
kaget jika anak mereka pun rata-rata tidak sempat menyelesaikan pendidikan
6
Ruslam Ahmadi, Pengantar Pendidikan (Yokyakarta: Ar-Ruzz Media,2014), h. 233
6
bakat dalam melaut, karena mereka juga sudah terbiasa melihat orang
bagang,7yang dapat dipakai untuk menangkap ikan teri di tengah laut dan
dimanapun dia berada karena pendidikan adalah proses perubahan tingkah laku,
kepribadian dan kematangan dalam berfikiri. Begitu penting nya pendidikan bagi
anak sehingga mampu membentuk kepribadian atau merubah pola pikir dan
tingkah laku anak kearah yang lebih baik. Berbeda dengan masyarakat nelayan
suku bajo yang hidup dan tinggal di pinggir pantai atau di tengah laut di mana
pendidikan merupakan hal yang biasa saja, pendidikan tidak begitu penting bagi
masa depan anaknya sehingga orang tua lebih mengutamakan pekerjaan (nelayan)
lebih lanjut dalam sebuah judul penelitian “Perkembangan Minat Belajar Anak
Bajo Pada Tingkat Sekolah Dasar di Desa Terapung Kabupaten Buton Tengah”.
7
Bagan adalah suatu alat penangkapan ikan yang menggunakan jaring lampu, 1950
8
Ruslam Ahmadi, Pengantar Pendidikan, h. 233
7
1. Fokus Penelitian
penelitian yang diangkat manfaat lainnya adalah agar peneliti tidak terjebak
lebih di arahkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari
kualitatif sekaligus membatasi penelitian guna memilih data mana data yang
2. Deskripsi Fokus
tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan sesuai unit
Penelitian kualitatif juga dapat diartikan sebagai jenis penelitian yang temuan-
9
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 80
8
diperoleh dari hasil penelitian yang didalam nya mendiskripsikan data yang
dan dokumentasi.
C. Rumusan Masalah
10
Kamdani, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif: Tata Langkah dan Teknik-teknik Teoritisasi
Data, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 4
11
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2010). H. 145
9
D. Kajian Pustaka
dengan topik yang akan di bahas melalui penilitian ini, ada beberapa penilitian
sebelumnya yang terkait dengan penilitian yang akan dilakukan diantara lainnya:
Skripsi yang ditulis oleh Apriani Safitri, Nurmayanti pada tahun 2018
Bajo”. Menurut hasil penilitian yang dilakukan oleh Apriani, faktor-faktor yang
ekonomi yang kurang mampu; (2) fasilitas dan saran yang tidak lengkap; (3)
figurorang tua yang senantiasa melihat keberhasilan seorang anak dari cepatnya
bahwasannya pendidikan bagi anak itu sangat penting untuk masa depan mereka
kelak nanti, agar mereka tidak ketinggalan zaman. Selain itu untuk masa depan
anaknya kelak, bekerja sebagai seorang nelayan seperti orang tuanya. Dan orang
10
orang tua mulai mengarahkan anaknya untuk tetap berpendidikan cukup mereka
Skripsi yang ditulis oleh Baco pada tahun 2017 yang berjudul “ Minat
tingkat ekonomi orang tua sangat rendah rata-rata penghasilan orang tua
rendah sehingga anak nelayan tidak bisa melanjutkan kejenjang yang lebih
tinggi. (2) tingkat pendidikan anak nelayan masih rendah, hal ini dilihatnya dari
banyak nya keluarga nelayan yang memiliki anak dengan pendidikan tertinggi
ABK. (4) sering mengajak anak untuk melaut sehingga anak lupa akan sekolah
Persamaan dari skripsi yang telah ditulis diatas yaitu tentang masyarakat
pesisir nelayan atau di sebut suku bajo yang kurang dalam minat sekolah atau
12
Parman, Perubahan Pola Pikir Mayarakat Nelayan Terhadap Pendidikan (Studi di Desa
Panimbawang Kecamatan Bungku Kabupaten Morowali), Skripsi, tahun 2018
11
1. Tujuan Penelitian
Tengah.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
b. Manfaat Teoritis
pengetahuan, dalam hal ini yaitu sebagai tambahan ilmu pengetahuan ilmu
TINJAUAN TEORITIS
A. Minat Belajar
Minat belajar siswa harus senantiasa ada dalam setiap proses belajar
belajar mengajar yang efektif tercipta didalam kelas dan siswa mencapai suatu
tujuan sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kopetensi guru. Guru yang
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan ras ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.1 Minat pada dasarnya adalah
11
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Cet. IV; Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h. 180.
12
13
penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar
diri sendiri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
menunjukkan bahwa peserta didik lebih munyukai suatu hal dari pada lainnya,
didik yang memiliki minat terhadap suatu subjek tertentu cenderung untuk
konasi (kehendak).2 Oleh sebab itu minat dapat di anggap sebagai respon yang
sadar, sebab kalau tidak demikian minat tidak akan mempunyai pengertian
oleh perasaan tertentu, seperti rasa senang, sedangkan unsur konasi merupakan
kelanjutan dari unsur kognisi.Dari kedua unsur tersebut yaitu yang diwujudkan
dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, termaksud
22
Zanhikan, Tinjau Tentang Minat Belajar Siswa, (https://zanikhan.multiply.com/journal/item/
1206, di akses tanggal 03/02/2013),24, Agustus 2021
14
anak yang tidak lagi cengeng, lebih mandiri, dan dapat bergaul dengan
tuanya dapat diubah menjadi lebih hormat dan patuh pada orang tua.
33
Udin Saefudin Sa’ud, Kontribusi Manajerial Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi
Kepegawain Tehadap Kinerja Mengajar Guru, Jurnal.(Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta, 2012), h. 187
15
bidang ilmu. Misalnya seorang anak yang awalnya tidak bisa membaca,
Menurut Dimyati dan Mujiono, tujuan belajar penting bagi guru dan siswa
atau sasaran belajar siswa, sedangkan menurut Suprijono Agus, tujuan belajar adalah
sangat banyak bervariasi, tujuan belajar ada yang eksplisit dan ada yang berbentuk
Dari uraian diatas dapat diketahui belajar adalah kegiatan manusia yang
sangat penting dan harus di lakukan selama hidup, karena melalui belajar manusia
dapat melakukan perbaikan dalam segala hal yang menyangkut kepentingan hidup.
Dengan kata lain, dengan belajar manusia dapat diperbaiki nasib, mencapai cita-cita,
44
Udin Saefudin Sa’ud, Kontribusi Manajerial Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi
Kepegawain Tehadap Kinerja Mengajar Guru, Jurnal(Sekolah Menengah Pertama Negeri di
Kecamatan Purwakarta, 2010), h. 189
55
Dimyati dan Mudjiono, Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di
Sekolah Dasar, Jurnal.(Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu, 2006), h. 84
16
B. Anak Bajo
Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang di lahirkan dari perkawinan
antara seorang perempuan dan seorang laki-laki dengan tidak menyangkur bahwa
seorang yang di lahirkan oleh wanita meskipun tidak pernah melakukan pernikahan
tetap dikatakan anak.Anak juga cikal bakal lahinya suatu generasi baru yang
nasional. Anak adalah aset bangsa dan Negara yang di masa yang akan mendatang.
Masa depan Negara berada ditangan anak sekarang. Semakin baik kepribadian anak
sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa. Begitu sebaliknya,
apabila kepribadian anak tersebut tidak baik maka akan bobrok pula kehidupan
Hak-hak adalah segala hak yang seharusnya dimiliki oleh semua anak tanpa
adanya pernapasan hak oleh orang lain. Hak ini juga di akui pemerintah, terealisasi
ketika disahkan Keputusan Presiden Nomor36 tahun 1990, yaitu tentang disahkannya
Convention of the Right of Child (Konvensi Hak Anak) yang disetujui oleh PBB.
Pada peraturan dalam negeri, hak anak di ataur dalam peraturan-peraturan hak asasi
ikan.Dalam partatisikan perikanan perairan umum, Bajo adalah orang yang secara
antropologis ini didasarkan pada realitas social bahwa masyarakat bajo memiliki
pola-pola kubudayaan yang berbeda dimasyarakat lain sebagai hasil dari interaksi
Sumber daya bajo dicirikan oleh pendidikan dan keterampilan yang rendah,
sebagian dasar nelayan sampai saat ini masih rendah, pendapatan tidak menentu
Suku bajo atau masyarakat bajo merupakan salah satu suku di Indonesia yang
suku bajo merupakan salah satu masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada lau
serta di kenal sebagai pelaut-pelaut yang tangguh.Bagi mereka, laut adalah satu-
satunya tempat yang dapat di andalkan.Kata-kata bagi mereka “Nggai nginta lamong
nggai base bussai” artinya “tidak makan kalau dayung tidak basah” .karena pada
Suku bajo, dalam hal tingkat pendidikan masih tergolong rendah jika
masyarakat bajo yang berada di desa Terapung Kabupaten Buton Tengah Kecamatan
66
Kusnadi, Akar Kemiskinan Nelayan (Yogyakarta: LkiS, 2008), h. 3
77
Tegar Hakim, Pengertian Nelayan, http://tegarhakim.blogspot.co.id/2012/pengertian-
nelayan.html (diakses 12 April2012 jam 18:56 wib)25, Agustus 2021
18
Mawasangka. Hal ini disebebkan oleh beberapa faktor, sehingga sangat sedikit
masyarakat yang sadar akan pendidikan di desa tersebut sehingga perlu ada upaya
belajarnya.
Dari beberapa definisi masyarakat dan definisi bajo yang telah disebutkan di
2. Masyarakat bajo bukan hanya mereka yang mengatur kehidupan nya hanya
bekerja dan mencari di laut, melainkan mereka juga yang tinggal di sekitar
berdagang.
manusia yang mempunyai mata pencaharian pokok mencari ikan di laut dalam hidup
di daerah pantai, bukan mereka yang bertempat tinggal di pedalaman, walaupun tidak
menutup kemungkinan mereka juga mencari ikan di laut karena mereka bukan
ketergantungan mereka pada musim, orang bajo sangat tergantung pada kondisi
karakter masyarakat adat masyarakat, local dan masyarakat tardisional, yang masih
Aspek penting lainnya pada orang bajo adalah aktifitas kaum wanita dan
anak-anak, pada umumnya wanita dan anak-anak ikut bekerja nafkah, mereka bekerja
sebagai pedangang ikan (pengecer), dan anak laki-laki yang sering kali dilibatkan
dalam kegiatan melaut keadaan inilah yang menyebabkan anak-anak bajo banyak
tidak bersekolah.
Pada masyarakat bajo setiap anggota keluarga, baik seseorang istri maupun
anak ikut bekerja membantu kepala keluarga dalam mencari nafkah dengan ikut
bekerja mengelola ataupun menjual hasil laut berupa ikan di tempat tempat penjualan
ikan, hal inilah juga yang menjadi salah satu masalah mengapa tingkat pendidikan
masyarakat bajo sangat rendah yang disebabkan oleh anak-anak di usia sekolah lebih
memilih untuk langsung menjadi seorang nelayan atau menjadi penjual ikan, dari
pada krakterisrtik aktivitas ekonomi orang bajo dari latar belakang budaya mereka
sendiri yang tergolong lebih berorientasi pada alam bebas, dimana kehidupan orang
menentu.
Orang Bajo yang menggantung hidup seutuhnya pada sumber daya alam
salah satu ciri orang bajo yang salah satunya adalah orang bajo yang disebut nelayan.
Imron berpendapat bahwa bajo adalah suatu kelompok masyarakat yang hidupnya
tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan atau
budi daya. Pada umumnya tinggal dipinggir pantai, sebuah lingkungan pemikiman
atau menetap didaerah pesisir atau sepanjang garis pantai yang memiliki karakter dan
ciri khas yang berbeda yang hidup dalam pola suatu stuktur social masyarakat yang
keseluruhan hidupnya menggantungkan hidup dari sumber daya laut maupun pesisir,
sehingga menimbulkan sebuah kebiasaan atau kebudayaan orang bajo, orang bajo
juga yang termaksud dalam masyarakat bercorak maritime dengan segala ciri khas
dan karakteristik juga normal serta nilai yang terdapat didalamnya menjadi sebuah
bentuk masyarakat yang terlatih untuk hidup bersama alam dan menimbulkan
berbagai persepsi dan pandangan yang luas bagi kehidupan mereka dalam
lainnya.
Keunikan yang dimiliki oleh suku Bajo adalah mereka memiliki budaya
tertentu ketika pergi melaut, melihat cuaca, cara mendidik anak-anaknya supaya
menjadi pelaut tangguh. Hal ini dikomunikasiakan oleh orang tua kepada
anak.Budaya ini telah lama ada dan terus dilakukan hingga saat ini.
21
sebagai penjaga laut, sehingga mereka sering menyiapkan sesajen untuk dibawa di
alam bawah laut serta kelangsungan hidupnya pun tergantung dari hasil melaut
yang diperoleh setiap hari.Mulai dari anak kecil sampai dewasa pergi melaut setiap
harinya.Bagi anak umur 5 tahun, anak-anak mulai dibiasakan untuk ikut orangtua
masyarakat Bajo.
Budaya yang dianut oleh suku Bajo merupakan pedoman dan petunjuk bagi
kehidupan masyarakatnya, yakni melalui norma dan nilai yang menjadi landasan
sebagai acuan bagi masyarakat suku Bajo dalam berperilaku dengan masyarakat
lainnya dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Secara keseluruhan, nilai dan norma
dalam budaya suku Bajo adalah landasan fundamental bagi masyarakat dalam
berperilaku sehari-hari.
Secara umum, konsep biaya itu mulai berlaku dalam produksi barang atau
jasa. Haruslah diingat bahwa: 1) biaya dapat di kemukakan dalam bentuk uang
22
kepada seorang produsen, maka biaya bagi si pemilik akan berupa, “hilangnya
yang tepat dan dapat terukur, terdiri dari upah, bunga, ongkos-ongkos dan
sebgainya.
Pada skala ekonomi mikro, pada tingkatan keluarga atau satu lembaga
pendidikan khususnya, tidak ada hubungan yang dekat antara biaya bagi produsen
Kedua dalam system pendidikan bebas, biaya langsung bagi keluarga hanya kecil
atau tidak ada sama sekali. Biaya tak langsungnya, yaitu pembiayaan melalui
pajak, tidak terlalu tergantung pada persolan apakah keluarga itu merupakan
ditemukan bahwa rata-rata biaya unit tidak sama dalam pendidikan umum dan
rata kualitasnya lebih baik dari pada di sekolah umum, sedangkan di tempat-
tempat lain pendidikan swasta itu hanya bagi kaum elite, sekolah mahal dan
banyak diminati.
diartikan sebagai orang yang sangat berkekurangan : atau sangat miskin. Dari
bahsa aslinya (Arab) kata miskin terambil dari kata Sakana yang berarti diam atau
tenang, sedangkan faqir dari kata faqr yang pada mulanya berarti tulang
punggungnya, dalam arti bahwa beban yang dipikulnya sedemikian berat sehingga
Al-Quran dalam hadits tidak menetapkan angka tertentu lagi pasti sebagai
yang pasti al-quran menjadi setiap orang yang memerlukan sesuatu sebagai faqir
atau miskin yang harus dibantu. Q.S Ar-Rum Ayat 38 Firman Allahswt.
ٰۤ ُ هّٰللا
ك
َ ول ِٕى ت َذا ْالقُرْ ٰبى َحقَّهٗ َو ْال ِم ْس ِك ْينَ َوا ْبنَ ال َّسبِي ۗ ِْل ٰذلِكَ خَ ْي ٌر لِّلَّ ِذ ْينَ ي ُِر ْي ُدوْ نَ َوجْ هَ ِ ۖ َوا
ِ فَ ٰا
Artinya: “Maka berikanlah hak nya kepada kerabat dekat, juga kepada orang
miskin dan orang-orang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-
88
Fauzi Aris Lubis, Miskin Menurut Pandangan Al-Qur’an, Jurnal. (Sumatra: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatra Utara Lubis, 2018), h. 156
24
orang yang mencari keridhaan Allah. Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung.”9
kemiskinan adalah kerja dan usaha yang diwajibkannya atas setiap individu yang
menyelesaikan program suatu secara utuh yang berlaku sebagai sustu system. Bagi
rendahnya minat anak bajo untuk bersekolah. Beberapa faktor rendanya minat
pada kondisi social ekonomi yang berbeda-beda baik rendah, sedang maupun
seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan
99
Terjemahan Surah Ar-Rum Ayat 38
1010
Yusuf Qardawih, Fiqih Zakat, (Bandung: Mizan, 2016), h. 42
25
oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, umur, jenis rumah
dilihat atau diukur dari pekerjaan orang tua, penghasilan dan kekayaan, tingkat
pendidikan orang tua, keadaan rumah dan lokasi, pergaulan dan aktivitas
sosial.1313
Orang tua dalam penelitian ini adalah nelayan menjadi responden. Latar
pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri dari atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi”. Orang tua yang memiliki
1111
Soekanto, Soerjono, Hukum Adat Indonesia (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), h.
75.
1212
Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan (Jakarta: PT Bumi Aksara 2007), h.
90.
1313
Nasution, Total Service Management, Manajemen Jasa Terpadu (Jakarta : PT. Ghalia
Indonesia 2004), h. 25.
26
tingkat pendidikan tinggi mempunyai wawasan dan gagasan yang jauh luas ke
berpendidikan rendah. Bagi orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi
yang tinggi pula, minimal setara dengan pendidikan yang ditempuh orang tua
nya.
tanggal, bulan dan tahun dari waktu kelahiran menurut sistem kalender Masehi.
1414
Rusman Heriawan, Petunjuk Teknis Penilain Angka Kredit Statistis I, (Jakarta: 2008), h.
188
27
Umur orang tua dapat menentukan bagaimana cara berpikir mereka sesuai
bagi anaknya.
4. Pendapatan Keluarga
pendapatan yang diterima oleh rumah tangga bersangkutan baik yang berasal
rumah tangga. Pendapatan rumah tangga dapat berasal dari balas jasa faktor
produksi tenaga kerja (upah dan gaji, keuntungan, bonus, dan lain lain), balas
jasa capital (bunga, bagi hasil, dan lain-lain), dan pendapatan yang berasal dari
a) Pendapatan pokok
b) Pendapatan sampingan
sampingan.
c) Pendapatan lain-lain
1515
Nia Saurina, Aplikasi Deteksi Diri Tumbuh Kembang Anak Usia Nol Hingga Enam Tahun
Berbasis Andrioid, Jurnal. (Fakultas Teknik, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, 2016), h. 65-74
1616
H. Muliadi, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, (Jakarta : 1999), h. 66
28
lain, baik bentuk barang maupun bentuk uang, pendapatan bukan daru usaha.
d) Perhatian orangtua
anak.Komunikasi antara orangtua anak harus dibangun dengan baik guna untuk
tak acuh terhadap masa depannya anak, tidak memperhatikan sama sekali akan
sekolah atau tidak, tidak mau tau bagaimana kemajuan anak dalam bersekolah,
anak sehingga menjadikan anak rentan terpengaruh terhadap pergaulan yang tidak
baik karena mereka cenderung merasa lebih nyaman dengan pergaulan out sendiri.
Hal ini tersebut akan mengubah perilaku anak baik dan bisa memicunya anak tidak
mengenalkan cara mendapatkan uang dengan mudah bahkan anak-anak pun ikut
1717
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT. Rineka Cipta
2010), h. 61.
29
orang dewasa pada umumnya, hal ini di pacu dengan kemampuan mereka untuk
menghasilkan uang sendiri. Sehingga pada hal ini lingkungan anak-anak lebih
anak anak untuk mengisi kesibukan nya dengan kegiatan kegiatan orang dewasa
kebiasaan-kebiasaan orang dewasa yang belum bisa di saring oleh anak-anak juga
anak bergaul dengan teman yang berperilaku baik tentunya akan memperngaruhi
perilaku anak menjadi anak baik, namun sebaliknya jika anak bergaul dengan
orang yang tidak baik akan mempengaruhi perilaku anak menjadi anak yang tidak
baik. Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul lebih cepat masuk dalam jiwanya dari
pada yang kita duga.Hal ini disebabkan karena terbatasnya pemikiran anak untuk
penyebab anak anak tidak bersekolah bukan hanya disebabkan oleh kondisi
30
ekonomi keluarga yang rendah melainkan ada beberapa faktor lain yang
negative terhadap psikologis anak. Hal tersebut akan menggangu pertumbuhan dan
perkembangan anak sehingga hilangnya motivasi dalam diri anak yang bisa
Ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab anak tidak sekolah di
1) Faktor dari dalam diri anak, seperti kurang nya minat anak bersekolah
baik dan teman yang tidak baik dapat mempengaruhi anak putus sekolah.1818
Ini sudah di percaya dari generasi ke generasi bahwa mereka untuk keluar
dari zona nyaman pesisir pantai.Hak-hak yang di dapat anak terulis sangat jelas
1818
Baina, Faktor-faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Di Desa Srigeni Lama Kabupaten Ogan
Komering Ilir, Skripsi. (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya, 2018), h. 108
31
sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya dalam bimbingan orang tua.
b) Anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh
orang tuanya sendiri. Tetapi jika karena sesuatu sebab tertentu orang tua
tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak atau anak dalam keadaan
terlantar maka anak tersebut berhak di asuh atau di angkat sebagai anak asuh
minat dan bakatnya. Dan bagi anak yang menyandang cacat juga berhak
dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi sesuai dengan minat, bakat,
perawatan, asuhan, dan bimbingan dan pelayanan, hak atas pemeliharaan dan
1919
Intan Puspa Rini, Analisis Tingkat Pendidikan Anak Nelayan Pantai Sedang Dilihat Dari
Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua, Skripsi. (Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta,
2017), h. 188
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
adalah suatu penelitian yang berpola investigasi dimana data-data dan pernyataan
di peroleh dari hasil interaksi langsung antara peneliti, objek yang diteliti dan
penelitian kualitatif juga berfungsi sebagai latar belakang penelitian dan bahan
sebagai bahan acuan dan berakhir dengan di temukannya suatu ‘teori’.Teori yang
penelitian.
B. Pendekatan Penelitian
33
34
sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam
peristilahannya.
artinya penelitian ini terjadi secara alami, apa adanya, dalam situasi yang normal
secara alami.
C. Sumber Data
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan
sumber data yang utama dan dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekam
Buton Tengah. Data penelitian akan terwujud dalam bentuk teks tertulis atau
dokumen, pernyataan lisan akan terwujud dalam bentuk teks tertulis atau
dokumen, pernyataan lisan (gagasan, ide, latar belakang, persepsi, pendapat) dan
perbuatan.2
11
Nana Syaidoh Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan ( Bandung: Rosdaya Karya,
2007), h. 60
22
M. Djunaidi Ghony, Metode Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2012), h. 44-
45
35
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari kata-kata yang digali dari
para informasi, dan juga dokumen yang tertulis serta rekaman perjalanan. Yang
1. Wawancara
yang berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih untuk mendapatkan
dilakukan terhada, orang tua anak bajo dan anak bajo yang berusia 7-10 tahun
2. Observasi
sedang diteliti dengan melibatkan diri dalam latar yang sedang ditelitian.
33
Lexy J, Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung; Remaja
Rosdakarya, 2005), h. 12
36
penduduknya bekerja sebagai nelayan selain itu di Desa ini juga mempunyai
hal yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas penulis yaitu tentang
minat anak bajo terhadap belajar di Desa Terapung sesuai dengan stratifikasi
sosialnya.
3. Dokumentasi
data dari sumber non insani, misalnya data-data diperoleh melalui catatan,
untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara,
masyarakat di desa tersebut, dan data-data yang tekait untuk yang dapat
memberikan informasi.
37
E. Instrumen Penelitian
1. Lembar observasi minat belajar anak, dalam penelitian ini digunakan untuk
terhadap kagiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dengan metode
rampung, maka penulis adakan suatu chek, chek dan richek terhadap data
tersebut. Data-data atau hukum yang dianggap invalid digugurkan atau jika
sehingga menghasilkan data falid yang akurat. Dalam pengolahan data tersebut,
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek(Jakarta: Rineka Cipta
2010), h. 192
38
b. Tehnik dedukatif, yakni cara menejermahkan data dari hal-hal yang bersifat
komprehensip.
2. Analisis Data
skripsi ini adalah teknik analisis data desktiptif kualitatif, yaitu pengumpulan
keadaan atau keadaan yang ada di lapangan (hasil research) dengan dipilih-
akan dilakukan sejak dan setelah proses pengumpulan data. Hasil dari
dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memuaskan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluan pengecekkan atau
sumber lainnya.
sehingga menemukan hasil akhir dari penelitian data yang disajikan secara
pemeriksa keabsahan data yang didasari atas sejumlah kriteria tertentu. Sedangkan
40
1. Perpanjang pengamatan
2. Triangulasi
teknik pengumpulan data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh
melalui beberapa sumber yang sama dengan tehnik yang berbeda. Misalnya
dokumentasi.
3. Meningkatkan ketekunan
55
Sugiono, Metodologi Penilitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfa Beta,
2008),h. 270-271
66
Sugiono, Metodologi Penilitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h. 273
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Mawasangka dengan kondisi geografis 05° 12̛ - 05° 8̛ Lintang Selatang (LS)
dan 122° 18̛ - 122° 20̛ Bujur Timur (BT), dengan batas sebagai berikut :
2. Luas Wilayah
d) Tanah Pemukiman : 20 ha
e) Lahan Peternakan : 7 ha
g) Tambak/Empang : 50 ha
41
42
n) Tempat Ibadah : 1 ha
o) Tempat Pendidikan : 2 ha
perjalanan sejarah.
Tabel 1.1.
Sejarah Desa Terapung Kabupaten Buton Tengah
TAHU PROFIL NAMA
N KADES
1967 Terbentuknya Desa Kaudani; La Dodo
1970 Desa Kaudani berubah nama menjadi Desa La Dodo
Terapung;
1971 Terjadi Pergantian Kepala Desa La Dodo; Kopral Tepu
1972 Terjadi Pergantian Kepala Desa Tepu; Salmon
1983 Terjadi Pergantian Kepala Desa Salmon; Amir Loong
a. Danya bantuan pembangunan rumah dari
proyek Sida sebanyak 260 unit;
b. Pembangunan sarana pendidikan SD;
c. Pembangunan sarana kesehatan;
d. Pembangunan Pustu;
e. Pembangunan Masjid;
f. Pembangunan Kantor dan Rumah Jabatan
Kepala Desa;
g. Bantuan Empang Percontohan;
h. Pembangunan Pasar;
i. Pembangunan Sarana Air Bersih;
1986 Terjadi Pemindahan Ibu Kota Desa Terapung Amir Loong
43
Jumlah dan potensi penduduk desa Terapung ± 9.776 jiwa 827 KK dan
Tabel 1.2.
Jumlah dan Potensi Penduduk Desa Terapung
JUMLAH
KEPALA PENDUDUK
NO NAMA DUSUN KELUARGA (JIWA) KET
(KK)
L P JML L P JML
1 KAUDANI 150 31 181 500 410 910
2 WABURENSE 89 19 108 350 302 652
3 WABURENSE 90 25 115 200 250 450
ATAS
4 TERWANI 90 18 108 400 200 600
5 TERWANI 60 15 75 340 153 493
JEMBATAN
6 TERWANI 80 30 110 450 120 570
TENGAH
7 TERWANI ATAS 65 5 70 107 99 206
8 KALELEHA 40 20 60 100 80 180
JUMLAH 664 163 827 2447 1614 4061 9.776
46
5. Keadaan Ekonomi
Tabel 1.3.
Keadaan Ekonomi Desa Terapung
6. Saran Prasarana
beraktivitas. Berikut ini akan diuraikan sarana dan prasarana yang terdapat di
Tabel 1.4.
Sarana Prasarana Desa Terapung
tabel berikut:
47
Tabel 1.5.
Jumlah Penduduk meurut Pendidikan
sangat besar jumlahnya. Banyak anak yang belum sadar akan penting nya
pendidikan untuk masa depan yang lebih baik lagi. Untuk itu, perlu diperhatikan
B. Prekembangkan Minat Belajar Anak Bajo Pada Tingkat Sekolah Dasar di Desa
perhatikan oleh orangtua dan kaluarga. Perkembangan minat belajat anak bajo di
Desa Terapung Kabupaten Buton Tengah sangat besar jumlahnya, mereka lebih
“saya memilih tidak belajar karena saya ingin mencari uang bekerja
menangkap ikan/nelayan agar mendapatkan uang jajan dari pada saya
48
belajar menurut saya belajar hanya di sekolah, karena ayah dan ibu
saya tidak mekmaksa saya belajar karena membantu orang tua”1.
Adapun pendapat lain oleh Muhammad Agung (Anak bajo)
“saya tidak belajat karena sudah tidak punya ibu, ibu saya sudah
meninggal ketika saya masih kecil, bapak saya pergi melaut terkadang
seminggu sekali pulang di rumah saya di rumah tinggal bersama nenek
dan nenek saya tidak pernah memaksa saya atau menyuruh saya untuk
belajar bahkan kesekolah pun tidak pernah.”3
Dari pendapat di atas di perkuat oleh Samsul (Anak bajo)
Marlina bahwa
11
Robet (8 tahun) , Anak Bajo Yang Beesekolah, Wawancara, Terapung, 05 Oktober 2021.
22
Muhammad Agung (7 tahun), Anak Bajo Yang Bersekolah, Wawancara, Terapung, 05
Oktober 2021.
33
Burhan(8 tahun), Anak Bajo Yang Bersekolah, Wawancara, Terapung, 05 Oktober 2021.
44
Samsul (9 tahun), Anak Bajo Yang Bersekolah, Wawancara, Terapung, 08 Oktober 2021.
55
Marlina (42 tahun), Orangtua Anak Bajo, Wawancara, Terapung, 8 Oktober 2021.
49
mereka lebih memilih bermain di pantai dari pada belajar di rumah, karena
Peran orang tua dalam kegiatan belajar anak bajo pada pembelajaran
penting terhadap perkembangan minat belajar anak bajo. Selain itu hal yang
perlu di perhatikan oleh orang tua adalah menjalin hubungan baik dengan
Dapat dikatakan bahwa berjalannya pendidikan itu tidak terlepas dari yang
pengaruh bagi anak yang untuk perkembangan minat belajar anak bajo.
66
Itta Hamid (45 tahun), Orangtua Anak Bajo Tidak Sekolah, Wawancara, Terapung, 8
Oktober 2020
50
belajar adalah agar anak semakin teguh pendiriannya pada suatu tujuan yang
C. Faktor Rendahnya Minat Belajar Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Pada
bahwa:
bajo sangat penting, namun kenyataan di desa Terapung masih banyak anak
bajo yang kurangnya minat untuk belajar dan bersekolah. Kurang minat
77
Pamaruddin, S.Pi, M.Pi , Kepala Desa Teapung, Wawancara, Terapung, 15 Oktober 2021
51
ikan, bermain di pinggir pantai atau menjadi pelaut membantu orang tua
“anak anak disini kalau tidak sekolah atau belajar biasanya mereka
bermain di pinggir pantai atau juga mereka membantu orang tua
melaut untuk mencari ikan”8
Kasus kurangnya minat anak bajo di desa Terpaung Kabupaten Buton
Tengah tentunya tidak akan terlepas dari beberapa hal yang mempengaruhi
Hal ini dipengaruhi beberapa factor baik yang ada dari diri sendiri
maupun yang dating dari luar diri anak remaja di desa Terapung Kabupaten
Buton Tengah.
bahwa:
“banyak sebabnya kenapa anak bajo disini kurang minat belajar, salah
satunya yang umum itu karena faktor orang tuanya. Kurang nya
perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya mereka, nah itu
yang membuat anak tidak bersemangat belajar karena kurangnya
pantauan dari orang tua”.9
88
Pamaruddin, S.Pi, M.Pi , Kepala Desa Teapung, Wawancara, Terapung, 15 Oktober 2021
99
Pamaruddin, S.Pi, M.Pi , Kepala Desa Teapung, Wawancara, Terapung, 15 Oktober 2021
52
motivasi atau keinginan anak itu sendiri untuk belajar. Seperti kasus pada
bahwa:
mengatakan bahwa:
1010
Rehan , Orang Tua Anak Bajo, Wawancara, Terapung, 18 Oktober 2021
1111
Ibu Rehan , Orang Tua Anak Bajo, Wawancara, Terapung, 18 Oktober 2021
53
kurangnya minat anak bajo untuk belajar dan bersekolah juga disebabkan
oleh anak itu sendiri yang tidak mempunyai keinginan dan dorongan yang
sebagai berikut :
bermain dan mencari pekerjaan di laut. Selain itu, ada beberapa siswa
yang telah merasa bosan dengan belajar dan berfikir bahwa masih banyak
orang yang tidak belajar. Anak bajo yang tidak bersekolah masih banyak,
namun yang berminat untuk belajar di bangku sekolah dasar masih ada,
1212
Faril Ariawan , Anak Bajo, Wawancara, Terapung, 20 Oktober 2021
1313
Gumba , Anak Bajo, Wawancara, Terapung, 20 Oktober 2021
54
sehingga tidak mengherankan bila anak bajo banyak lebih memilih untuk
Apabila dalam diri anak kebutuhan belajar itu sangat kurang, maka
minat untuk belajar bahkan putus sekolah, karena kurangnya minat dan
Oleh karena itu, diharapkan kepada orang tua agar memberikan kesadaran
kebutuhan dan kesadaran untuk belajar karena dalam diri anak belajar itu
yang diberikan oleh guru serta cenderung kurang aktif dalam mencari
55
disuruh oleh pihak luar dalam kondisi apapun. Sikap mandiri dalam diri
diharapkan.
dalam proses belajar mengajar adalah siswa itu sendiri yang berperan
kemauan dan keterlibatan siswa, maka proses belajar mengajar tidak akan
memiliki sikap mandiri, kesadaran, kamauan dan motivasi dari dalam diri
siswa dan bukan semata-mata tekanan guru atau pun pihak lain.
minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tetapi juga
karena minat belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu minat dan belajar.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Anak Bajo Tingkat Sekolah Dasar di Desa Terapung Kabupaten Buton Tengah,
Buton Tengah adalah masih kurang yang minat belajar namun angka anak
yang memiliki minat belajar tidak beda jauh dengan angka anak yang
tidak memiliki minat belajar, dan anak yang tidak memiliki minat belajar
Robet “saya memilih tidak belajar karena saya ingin mencari agar laut
untuk mendapatkan uang jajan” Inilah pernyataan dua anak bajo yang
tidak memiliki minat belajar dan anak tersebut lebih tertarik bermain dan
56
2. Faktor-faktor penyebab rendahnya minat sekolah anak bajo di Desa
B. Saran
1. Bagi orang tua untuk memahami dan resepsi pentingnya belajar dalam
2. Bagi anak bajo untuk memahami pendidikan sangat penting sebagai bekal
Fitri Dwi Kurniawati. “Pengrauh Persepsi Anak Tentang Perhatian Orang Tua dan
Motivasi Belajar Terhadsp Disiplin Belajar Siswa Kelas V SDNegeri 1 Tegal
Sambi Tahunan Jepara”.Skripsi:Surakarta: UMS, 2011.
Isnaini, Fitri Nur. Identifikasi Faktor Penyebab Siswa Putus Sekolah di SekolahDasar
Kota Yogyakarta”.Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta, 2015.
Lampiran 1. Dokumentasi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Nama : Nurwan
NIM : 1721201029
Jenjang pendidikan :
Penulis
Nurwan