Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nadia Widianti

NIM : 8884200023

Mata Kuliah: Ilmu Dasar Keperawatan

1. Virus

1 Ukuran 20-300nm
2 Dinding sel virus tidak memiliki dinding sel. Fungsi dinding sel
digantikan dengan selubung protein
3 Jumlah sel Bukan sel karena tidak memiliki kelengkapan organel
sel.
4 DNA dan RNA virion bahan genetik yang berupa tipe asam nukleat,
Tertutup di dalam selubung protein.
5 Reproduksi antigen Virus hanya dapat bereproduksi (hidup) didalam sel
yang hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
tersebut karena virus tidak memiliki perlengkapan
seluler untuk bereproduksi sendiri.
6 Tranmisi agen infeksi Udara dan droplet (percikan ludah).
7 Penyakit yang ditimbulkan 1. Human Papiloma Virus: virus yang
menyebabkan tumbuhnya kutil di seluruh tubuh
dan kanker serviks.
2. Adenoviridae: virus tidak berselubung,
menyebabkan gangguan saluran pernafasan,
faringitis dan konjungtivitis
3. Hepretovirus: : herpes simpleks adalah infeksi
pada alat kelamin dan oral.
4. Poxviridae: varicella (cacar)
5. Hepatitis atau Hepadnaviridae: merupakan
penyebab hepatitis yaitu peradangan pada hati.
6. Corona virus penyebaran melalui droplet, udara
dan permukaan yang terkontaminasi.
7. HIV/AIDS

2. Bakteri

1 Ukuran 200-200nm
Ukuran terkecil: dialister pnemosintesis
Ukuran terbesar: spirillum
Ukuran bakteri adalah mikroskopik: hanya dapat
dilihat mengunakan mikroskop.
2 Dinding sel tersusun dari peptidoglikan, yaitu sejenis polisakarida
yang berikatan dengan protein. Dinding sel juga
berfungsi sebagai lapisan pelindung dan juga untuk
mempertahankan bentuk sel bakteri.
3 Jumlah sel Satu sel (uniseluler)
4 DNA dan RNA Mengambang bebas di sitoplasma
5 Reproduksi antigen Membelah diri
6 Tranmisi agen infeksi percikan ludah orang terinfeksi yang
terhirup, melalui makanan, benda atau gigitan hewan
yang terkontaminasi
7 Penyakit yang ditimbulkan Penyakit kolera, Sifilis, Tifus Pes/sampar, Kencing
nanah, TBC, Batuk rejan, Infeksi saluran kencing pd
wanita, Meningitis, Black Plaque (penyakit usus),
Tetanus, Lepra, Leptospirosis.

3. Protozoa

1 Ukuran Semua anggotanya berukuran mikroskopik, umumnya


memiliki panjang sel berkisar antara
5 – 5000 mikron, kisaran rata-ratanya adalah antara 30
– 250 mikron.
2 Dinding sel tidak berdinding sel
3 Jumlah sel Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada
setiap spesies.
4 DNA dan RNA berbentuk linier yang terikat pada protein histon dan
DNA mitokondria yang berbentuk sirkuler.
5 Reproduksi antigen Secara aseksual
1. Pembelahan biner (binary fission): Protozoa
akan mengadakan pembelahan diri yang dimulai
dari kariosom, kemudian nukleus dan seterusnya
hingga sitoplasma.
2. Endopoligenik: inti sel membelah menjadi banyak
lalu diikuti sitoplasma dan struktur tubuh lainnya.
3. Plitting: Ada juga pembelahan inti menjadi banyak
tetapi tidak teratur tiap belahan akan diikuti oleh
sitoplasma dan menjadi beberapa sel baru yang
bentuknya kurang teratur
4. Skizogomi: Cara perkembangbiakan skizogomi
terjadi dimana satu inti membelah menjadi banyak
dan diikuti pembelahan sitoplasma, hingga
terbentuklah merozoit yang banyak.
5. Spora: Cara perkembangbiakan menggunakan
spora ini tidak terjadi pada semua protozoa tetapi
hanya anggota dari kelas Sporozoa saja.
Secara seksual
Pada perkembangbiakan secara seksual dilakukan
dengan cara perkawinan antara mikrogamet dan
makrogamet. Setelah terjadi perkawinan akan
menghasilkan zigot, lalu terbentuk ookinet yang
kemudian berubah menjadi ookista yang di dalamnya
terbentuk sporozoit, proses ini disebut sporogoni.
6 Tranmisi agen infeksi 1. Rute oral: makanan
2. Penetrasi kulit: larva filaria pada cacing tambang.
3. Melalui vektor: filariasis melalui nyamuk
7 Penyakit yang ditimbulkan 1. Amoeba, yang menyebabkan penyakit amebiasis
2. Siliofora, yang menjadi penyebab balantidiasis
3. Flagellata, yang mengakibatkan
penyakit giardiasis
4. Sporozoa, yang menjadi penyebab
kriptosporidiosis, malaria, dan toksoplasmosis.

4. Fungi/Miko

1 Ukuran berbentuk silinder dengan diameter 2-10 µm, panjang


beberapa sentimeter, yang tertutup oleh dinding sel
yang kaku.
2 Dinding sel tersusun atas kitin meskipun ada pula yang tersususn
atas selulosa. Komposisi utama
penyusun dinding selnya polisakarida yaitu protein,
lipid, ion inorganik (P,Ca,Mg).
3 Jumlah sel uniseluler yaitu jamur yang bersel tunggal.
Multiseluler yaitu jamur yang bersel banyak
4 DNA dan RNA Intron dan ekson
5 Reproduksi antigen mitosis, zygospora
6 Tranmisi agen infeksi Sinus, peredaran darah, paru-paru, esophagus, kulit,
lambung, dan usus
7 Penyakit yang ditimbulkan Superficial
1. Tinea capiti: kulit kepala, rambut disebabkan oleh
Microsporum audouinii, Microsporum canis, dan
Tricophyton sulfureum.
2. Tinea Favosa: infeksi pada kuku, penyebabnya
Tricophyton schoenleinii.
3. Tinea Cruris: yang mengenai paha bagian atas
sebelah dalam.
4. Tinea versicolor (panu): mikosis pada kulit dada,
bahu, punggung, aksila, dan perut bagian atas.
Gejalanya berupa macula (bercak) putih
kekuningan disertai rasa gatal.
Subkutan
1. Kromikosis: menyerang jaringan subkutis sampai
ke tulang.

5. Riketsia

1 Ukuran berukuran kecil (0,3-0,5 x 0,8-2,0 µm)


2 Dinding sel Berisi limpahan lipopolisakarida serta protein, pada
membrane luarnya tersusun oleh OmpB atau protein
antigen spesifik (SPA).
3 Jumlah sel -
4 DNA dan RNA -
5 Reproduksi antigen mengalami pembelahan ganda dalam sel pejamu.
6 Tranmisi agen infeksi vektor arthropoda (tungau, pinjal, caplak, dan kutu)
dan tikus.
7 Penyakit yang ditimbulkan 1. Tifus epidemic: yang ditularkan kepada manusia
melalui tuma pada tubuh manusia, dan dapat
menyebabkan sakit berat dan kematian.
2. Tifus murine (tifus endemik): bersumber pada
pinjal hewan, merupakan penyakit yang mirip tifus
epidemik, tetapi dengan gejala-gejala yang lebih
ringan dan jarang menyebabkan kematian.
3. Scrub typhus: merupakan penyakit yang dapat
ringan sampai berat dan dapat membahayakan
hidup, ditularkan kepada manusia melalui gigitan
tungau yang belum dewasa yang dikenal sebagai
"chigger".
4. Spotted fever: (demam yang disertai dengan
bintik-bentik pada kulit), disebabkan karena
terinfeksi oleh salah satu dari berbagai spesies
rickettsia dari kelompok "spotted fever", dan
ditularkan kepada manusia oleh pejamu (hospes)
vertebrata melalui gigitan caplak (tick) yang
terinfeksi.

6. Chlamydia

1 Ukuran ukuran genom sekitar 500-1000 kilobase


2 Dinding sel mempunyai dinding sel yang serupa dengan dinding
sel bakteri gram-negatip yang tidak dapat
memproduksi energi metabolisme sendiri dan tidak
dapat mensintesa ATP.
3 Jumlah sel Satu sel (uniseluler)
4 DNA dan RNA DNA (asam deoksiribonukleat) dan RNA (asam
ribonukleat)
5 Reproduksi antigen bakteri menyuntikkan berbagai protein efektor ke
dalam sel inang menggunakan sistem sekresi tipe tiga .
6 Tranmisi agen infeksi bersentuhan dengan sel inang yang rentan.
7 Penyakit yang ditimbulkan 1. C. trachomatis pada alat kelamin muncul
sebagai infeksi klamidia, yang mungkin
asimtomatik atau menyerupai infeksi gonore .
2. C. trachomatis kebutaan (trachoma) adalah agen
infeksi tunggal terpenting yang terkait dengan
kebutaan (trachoma), dan juga mempengaruhi mata
dalam bentuk konjungtivitis inklusi dan
bertanggung jawab atas sekitar 19% kasus
konjungtivitis orang dewasa.
3. C. trachomatis di paru-paru muncul sebagai
infeksi saluran pernapasan klamidia pneumoniae
dan dapat menyerang semua usia

Anda mungkin juga menyukai