Anda di halaman 1dari 13

TEORI

ELLIOTT WAVE

The Halimawan Foundation


Trader, Khususnya pengguna analisa teknikal pasti sudah tidak asing dengan
Teori Elliott Wave ditemukan oleh investor berkebangsaan Amerika Ralph
Nelson Elliott, lahir pada tanggal 28 Juli 1871 Marysville, Amerika. Karirnya
sebagai akuntan profesional membuat Elliott terbiasa dengan data, angka, dan
statistik. Hal ini pula yang pada akhirnya membuat Elliott menemukan sistem
analisa pergerakan harga (saham, forex, dsb)
Secara garis besar, Elliott mengemukakan bahwa pasar diduga berperilaku kacau atau
tidak menentu, padahal sebenarnya ada bentukan pola di dalamnya. Lebih lanjut, Elliott
menemukan bahwa pola perdagangan di pasar selalu bergerak dalam siklus berulang.
Ayunan harga ke atas dan ke bawah disebabkan oleh kumpulan psikologi kolektif dari
trader dan ayunan ini disebut dengan 'Wave' atau gelombang. Menariknya, Elliott
menyatakan bahwa gelombang ini akan berulang dalam pola-pola berulang.
Dari situ, Elliott mengklaim bahwa Elliott Wave mampu membantu trader memprediksi
ke mana arah harga akan bergerak ke depannya.
/
1. Pola Eliott Wave 5-3

Pola gelombang 5 disebut gelombang dorongan atau motif (Impulse Wave). Gelombang

dorongan bergerak membentuk tren utama, sedangkan gelombang korektif bergerak


berlawanan dengan tren umum tadi. Gelombang 1, 3, 5 disebut dengan gelombang
dorongan atau motif, sedangkan gelombang 2 dan 4 adalah gelombang korektif.
Makna yang terkandung dari masing-masing gelombang (bullish):

Gelombang 1: Harga membuat gerakan awal ke atas. Hal ini biasanya disebabkan oleh sejumlah kecil
orang (karena berbagai alasan, baik nyata atau figuratif) merasa bahwa harga sedang berada pada titik
terendah, sehingga ini adalah waktu yang tepat untuk membeli. Hal ini menyebabkan harga naik.

Gelombang 2: Pada titik ini, cukup banyak trader mempertimbangkan harga sudah terlalu tinggi kemudian
bertindak untuk mengambil keuntungan. Akibatnya, terjadi profit taking dan koreksi pertama.

Gelombang 3: Gelombang ini umumnya adalah trend terpanjang dan terkuat. Dalam fase ini, berita
fundamental dan sinyal-sinyal trading teknikal telah banyak perhatian trader. Berakibat harga semakin
melambung, biasanya harga akan melambung lebih tinggi dibanding pada saat gelombang 1.

Gelombang 4: Pada fase ini sebagian orang melakukan aksi ambil untung, dan merasa harga sudah
hampir mendekati puncak. Namun ada sebagian orang masih merasa bahwa harga masih dalam tren naik
(bullish), jadi gelombang ini cenderung masih lemah.

Gelombang 5: Ini adalah fase di mana harga sudah terlalu tinggi untuk dibeli, dan daya yang mampu
membuat harga terus naik adalah karena histeria semata.

Perlu diketahui bahwa panjang dari masing-masing gelombang tidak selalu sama persis sesuai dengan
perbandingan yang ada pada gambar, bisa lebih panjang atau lebih pendek, itu wajar.
2. Pola Elliott Wave Korektif ABC

Selanjutnya Elliott menjabarkan bahwa pola gelombang 5 (motif) di atas akan


diikuti dengan gelombang 3, yaitu pola koreksi ABC.

Menurut Elliott, ada 21 pola koreksi ABC,


mulai dari pola paling sederhana sampai
dengan paling kompleks. Untungnya,
Elliott sudah menyederhanakan pola-pola
tersebut agar mudah diingat. Seperti inilah
pola-pola koreksi tersebut:
Formasi Zig-zag

Formasi zig-zag bergerak sangat tajam pada harga yang bertentangan dengan tren
dominan. Gelombang B biasanya lebih pendek dibandingkan dengan Gelombang A dan
C. Pola zig-zag
dapat terjadi dua kali atau bahkan tiga kali dalam suatu fase koreksi.

Formasi Datar (Flat)


Formasi Flat terbentuk seperti gelombang yang bergerak ke arah samping. Panjang dari

masing-masing gelombang pada umumnya adalah sama. Perbedaan panjang biasanya


tidak terlalu besar.

Formasi Segitiga
(Triangles)
Formasi ini bergerak melawan tren serta terdiri dari 5 gelombang bergerak ke arah
samping. Sedangkan dimensi kemiringan bisa turun, menyempit atau memperluas.
3 Gelombang Dalam Gelombang (Fraktal)

kemiripan dengan struktur secara
Bagian-bagian dari struktur yang memiliki
keseluruhan. Kita akan menemukan pola gelombang 5-3 terkecil di dalam setiap
gelombang secara keseluruhan.

Dari gambar di atas, terdapat pola gelombang 5-3 lebih kecil di gelombang 1, 3 dan 5
serta terdapat pula pola gelombang korektif lebih kecil di gelombang 2, dan 4. Nah
dengan contoh ilustrasi tadi. Kesimpulannya, Elliott menekankan bahwa selalu ada
gelombang lebih kecil dari setiap gelombang, dan pola ini selalu berulang terus-
menerus. Elliot membagi-bagi skala gelombang dari terbesar sampai terkecil menjadi:

Grand Supercycle
Supercycle
Cycle
Primary
Intermediate
Minor
Minute
Minuette
Sub-Minuette
Pada umumnya trader hanya menggunakan dua sampai tiga lapis fraktal, misalnya
Intermediate, minor dan minute pada timeframe rendah untuk mempermudah proses
membaca sinyal trading. Misalnya seperti pada contoh chart di bawah ini:
Gambar pertama menunjukkan 1 siklus sempurna dari Elliott Wave, yaitu pola 5-3
yang diikuti dengan pola koreksi ABC pada timeframe harian (D1). Berikutnya, pada
gambar kedua, fraktal terlihat jelas pada timeframe lebih kecil (H4)
Peraturan Dasar Untuk Menentukan
Gelombang Elliott
Membaca sinyal trading dari gelombang Elliott memang membutuhkan jam terbang
relatif tinggi karena sifatnya subjektif. Dengan kata lain, dua trader berbeda akan
menggunakan gelombang Elliott secara berbeda pula meskipun chart yang digunakan
sama jenis aset dan timeframe-nya.

Oleh karena itu, supaya lebih mudah dalam menentukan letak masing-masing
gelombang Elliott, berikut adalah peraturan-peraturan dasarnya:
Gelombang 3 tidak boleh lebih pendek bila dibandingkan dengan Gelombang 1 dan 5
Gelombang 2 tidak boleh menyentuh batas low awal gelombang 1 (jika bullish)
Gelombang 4 tidak boleh menyentuh batas high gelombang 1 (skenario bullish)

Anda mungkin juga menyukai