Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENGUJIAN CONTOH PRODUK

Kompetensi dasar
3.9. Menentukan pengujian kesesuaian fungsi contoh produk
barang/jasa.
4.9. Menguji contoh produk barang/jasa.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah agar siswa mampu untuk:
3. Menganalisis pengujian kesesuaian fungsi contoh produk
barang/jasa.
4. Menentukan pengujian kesesuaian fungsi contoh produk
barang/jasa.
5. Melakukan pengujian produk barang/jasa.

3. Menganalisis Pengujian Kesesuaian Fungsi Contoh


Produk/Jasa
Pengendalian mutu contoh produk/jasa dilakukan sebelum
produk diproduksi dalam skala besar dan sebelum dipasarkan.
Pengujian contoh produk adalah salah satu cara agar
perusahaan tidak merugi dalam jumlah banyak, apabila
produk tersebut gagal di pasaran. Tujuannya adalah untuk
memprediksi keberhasilan sebuah ide yang berupa hasil
pengembangan produk yang akan laku atau tidak laku sama
sekali. Dengan melakukan pengujian contoh produk, akan
menghindari perusahaan memproduksi barang yang tidak
digemari oleh konsumen, dan menjual kepada orang yang
salah. Pengujian contoh produk dapat dilakukan secara teknis,
dan pengujian terhadap penerimaan dan respon pasar
terhadap produk yang sudah dibuat oleh produsen.
Pengujian teknis dilakukan dengan cara mencocokkan
hasil pengujian dengan standar/spesifikasi yang sudah
direncanakan. Penggujian respon konsumen dilakukan dengan
tujuan untuk mengumpulkan segala informasi, produk jenis
apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh konsumen.
Sehingga masukan dari konsumen dapat memperkaya
khasanah dari produk yang akan dikembangkan.
Metode ini dapat dilakukan untuk berbagai produk/jasa
yang akan dikembangkan oleh produsen. Pengujian contoh
produk merupakan bagian dari analisis statistik, dimana
dapat, membentuk dan mengubah ide-ide mengenai ide

19
dasar untuk produk. Sebelum produk diperkenalkan di pasar,
hal itu akan menguji keberhasilan produk.

a. Undang-Undang Perlindungan Konsumen


Hak perlindungan konsumen tertuang dalam UU perlindungan
konsumen nomor 8 tahun 1999. Hak perlindungan konsumen
adalah: hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
mengonsumsi barang / jasa, hak untuk memilih barang /jasa
serta mendapatkan barang /jasa tersebut sesuai dengan nilai
tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan, hak untuk
diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif, hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti
rugi dan atau penggantian, apabila barang dan atau jasa yang
diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya dapat memenuhi dan memuaskan
konsumen, aman serta bebas dari bahan-bahan berbahaya,
yang menimbulkan dampak negatif pada konsumen.
Berdasarkan hak perlindungan konsumen tersebut,
produsen mempunyai kewajiban untuk melindungi konsumen
agar produk barang dan atau jasa yang mereka hasilkan
betul-betul tidak menimbulkan dampak buruk kepada
konsumen. Salah satu cara agar hak konsumen bisa terpenuhi
adalah: produsen harus melakukan pengendalian kualitas
mutu melalui pengujian mutu dan evaluasi produk.

Silakan Kamu download UU perlindungan konsumen nomor 8 tahun


1999. Pelajari lebih lanjut, apa saja item-item perlindungan hukum
terhadap konsumen, baik hak dan kewajibanya, serta sanksi-
sanksinya.
b. Fungsi Pengujian Contoh Produk
Pengujian produk merupakan suatu proses pengukuran
sifat atau kinerja suatu produk. Secara teknis pengujian
produk adalah proses yang dilakukan oleh seorang
peneliti/ahli, baik melalui pengukuran kinerja, keamanan,
kualitas dan kesesuaian produk terhadap standar yang
telah ditetapkan. Fungsi pengujian produk adalah untuk:
1) Meningkatkan kinerja produk dan kepuasan
pelanggan.
2) Produk akan lebih unggul dibandingkan dengan

20
produk pesaing .
3) Dapat mengukur kadarluarsa pada kualitas produk
dalam penyimpanan.
4) Memberikan pedoman yang tepat terkait masalah
harga, nama merk, kualitas kemasan produk.
5) Dapat memantau kualitas produk dari berbagai pabrik
dari tahun ke tahun dan jalur distribusinya.
6) Memberikan gambaran daya terima konsumen
terhadap produk tersebut
c. Tujuan Pengujian Produk
Menurut Kusmana(2019), tujuan pengujian produk
adalah:
1) Memastikan produk tersebut telah memenuhi
persyaratan spesifikasi, regulasi dan kontrak
produk.
2) Memastikan produk sudah berjalan sesuai dengan
standarnya melalui pembuktian demonstrasi
produk.
3) Menyediakan data standar bagi kepentingan ilmiah,
teknik dan kegiatan penjaminan mutu.
4) Menetapkan kesesuaian produk dengan
penggunaan akhir.
5) Sebagai dasar untuk komunikasi teknis produk.
6) Sebagai sarana perbandingan dengan produk lain.
7) Sebagai bukti dalam proses hukum seperti
pertanggungjawaban produk, hak paten, klaim
produk dan lain sebagainya.
8) Membantu memecahkan masalah yang terkait
dengan kendala produk.
9) Membantu mengidentifikasi efesiensi biaya dalam
proses produksi.
d. Persyaratan Pengujian Produk
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar
pengujian produk benar-benar akurat dan dapat
diterapkan adalah sebagai berikut:
1) Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem yang digunakan untuk metode dan
prosedur pengujian produk harus memiliki sistem yang

21
standar, sehingga setiap produk yang sejenis diuji
dengan menggunakan cara yang sama. Selain itu
harus memperhatikan persyaratan pegujian sebagai
berikut:
a) Memenuhi persyaratan dan tata cara pengambilan
sampel yang benar.
b) Sampel/cuplikan harus dapat mewakili populasi
yang ada.
c) Sampel/cuplikan yang akan diuji harus sama, baik
kemasan dan pengkodean.
d) Kuesioner yang diajukan harus sama.
e) Rencana sampling yang sama.
f) Metode preparasi dan tabulasi data dilakukan
secara sama.
2) Data Normatif
Pengujian produk dilakukan secara berkelanjutan dari
waktu ke waktu. Tujuannya untuk membangun data
base normative sehingga hasil uji produk lebih
memiliki nilai.
3) Perusahaan Penelitian yang Sama
Sebaiknya produsen menggunakan satu perusahaan
riset untuk melakukan semua pengujian produknya.
Tujuannya untuk memastikan semua uji produk
dilakukan dengan cara persis sama.
4) Uji Lingkungan Nyata
Adalah pengujian produk yang dilakukan oleh orang-
orang yang berada di lingkungan tempat nantinya
produk tersebut akan digunakan.Jika produk tersebut
digunakan di kantor maka produk tersebut harus diuji
oleh orang- orang yang bekerja di kantor.
5) Populasi Sampel yang Relevan
Sampel merupakan variable penting dalam pengujian
produk. Apabila produk baru atau produk yang
memiliki pangsa pasar rendah maka sampel harus
mencerminkan susunan merk dari pasar tersebut.
6) Variabel Kritis
Variabel kritis adalah variable untuk mengetahui
kegunaan dan kualitas produk harus dipahami dari

22
sudut pandang konsumen dan bukan dari produsen.
Contoh variable kritis adalah:
a) Aspek produk apa saja yang benar-benar penting
bagi konsumen.
b) Apa saja variable kritis yang menentukan kepuasan
konsumen terhadap produk tersebut. Variabel kritis
ini harus diidentifikasi untuk setiap kategori produk
agar dapat merancang sistem pengujian produk
yang akurat.
7) Tindakan Konservatif
Pengujian dan evaluasi produk dilakukan bila akan
merubah formulasi rumusan produk. Beberapa hal
yang dapat dilakukan adalah:
a) Bila produsen telah yakin memiliki produk yang
lebih baik, usahakan untuk memasarkan ke wilayah
pemasaran yang terbatas selama periode tertentu.
Tujuannya untuk melihat siklus pembelian produk
berulang.
b) Selanjutnya, lakukan distribusikan produk ke semua
pangsa pasar. Semakin kecil pangsa pasar, akan
semakin besar pula resiko yang diambil dengan
formulasi baru tersebut. Semakin besar pangsa
pasar semakin bisa mempertahankan keadaan
dalam memperkenalkan formulasi baru.
e. Pihak yang Berperan dalam Pengujian Produk
Aspek keamanan produk sendiri tidak hanya melibatkan
kepentingan konsumen itu sendiri tapi juga melibatkan
pemerintah yang melindungi konsumen. Adapun pihak
yang berperan dalam pengujian produk sebagai berikut :

1) Pemerintah
Pemerintah dalam hal ini berperan sebagai pembuat
regulasi, peraturan, perundang-undangan, yang
mewajibkan produsen menjelaskan kegunaan produk
dan menjamin keamanan produk. Pemerintah secara
terus-menerus harus meningkatkan layanan terhadap
konsumen, salah satunya adalah perlindungan

23
konsumen dan standardisasi produk yaitu Standar
Nasional Indonesia (SNI). Mengenai standardisasi
produk dan SNI lebih lanjut dibahas pada bab 7.
Tahukah Kamu, apa saja lembaga pemerintah
dan non pemerintah yang memiliki kewenangan dalam
pengujian produk, dan standardisasi produk? Berikut
ini akan dijelaskan satu per satu:
a) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
BPOM memilki tugas pokok dan fungsi untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pengawasan obat dan makanan. BPOM berada di
bawah presiden dan bertanggung jawab kepada
presiden melalui menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan. BPOM
adalah lembaga pemerintah non kementerian.
Jenis-jenis produk yang mendapatkan izin edar
BPOM adalah: kosmetik, obat-obatan farmasi, obat
tradisonal, makanandan minuman, dan suplemen
kesehatan.

Gambar 1.9 Logo BPOM


Sumber Gambar: https://cekbpom.pom.go.id/
b) Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang
(BPSMB)
Tugas pokok dan fungsi dari BPSMB adalah
melakukan pengujian dan sertifikasi mutu barang
sesuai dengan kewenangan dan pembinaan
standardisasi, dalam rangka peningkatan mutu
barang yang diproduksi produsen. Unit
Pelaksanaan Terpadu (UPT) BPSMB berada di
bawah Kementrian Perindustrian.
c) Lembaga Sertifikasi Produk BBK (LSPro-BBK) adalah
Lembaga independen di bawah Balai Besar
Keramik Kementrian Perindustrian, yang

24
menangani kegiatan sertifikasi produk sesuai
dengan ruang lingkup kewenangan.
d) PT. SUCOFINDO
PT. Superintending Company of Indonesia
(Persero), disingkat SUCOFINDO adalah
sebuah BUMN Indonesia yang bergerak dalam
bidang pemeriksaan, pengawasan, pengujian, dan
pengkajian. Saat ini, 95% saham Sucofindo dimiliki
Pemerintah Republik Indonesia, dan 5% oleh SGS
S.A.
e) Badan Standardisasi Nasional (BSN)
Tugas pokok dan fungsi BSN adalah:
mengembangkan dan membina kegiatan
standardisasi di Indonesia. Badan ini
menggantikan fungsi dari Dewan Standardisasi
Nasional-DSN. Dalam melaksanakan tugasnya
Badan Standardisasi Nasional berpedoman pada
Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000
tentang Standardisasi Nasional. BSN merupakan
lembaga pemerintah non departemen.

Gambar 1.10 Logo BSN


Sumber Gambar: https://www.bsn.go.id/
2) Organisasi Konsumen
Organisasi konsumen adalah perwakilan kepentingan
konsumen kepada produsen dan pemerintah. Ketika
pemerintah dan produsen tidak menetapkan standar
kualitas suatu produk, maka organisasi konsumen
beranggapan bahwa kualitas merupakan hal
terpenting bagi konsumen.
Organisasi konsumen yang ada di Indonesia
adalah: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
YLKI merupakan lembaga organisasi non pemerintah
yang didirikan tanggal 11 Maret 1973.
Tupoksi dari YLKI adalah: untuk meningatkan
kesadaran kritis konsumen tentang hak dan kewajiban

25
konusmen tentang hak dan tanggung jawabnya,
sehingga konsumen dapat melindungi dirinya sendiri
dan lingkungannya.

Gambar 1.11 Logo YKLI


Sumber Gambar: https://www.bsn.go.id/

4. Menentukan Metode Pengujian Produk (Barang)


Pengujian kesesuaian fungsi contoh produk merupakan bagian
dari tahapan pengembangan produk yang akan dilakukan oleh
produsen. Pengembangan produk merupakan salah satu cara
perusahaan agar tetap eksis di pasaran, dan produknya dapat
diterima oleh konsumen sepanjang waktu dilakukannya
pengembangan produk.
Selain itu perusahaan dapat meningkatkan penjualan, dan
memberikan peluang untuk mendapatkan pelanggan yang
baru, dengan bertambahnya pelanggan, maka pendapatan
perusahaan akan bertambah.
Kegiatan yang dilakukan saat melakukan pengujian
kesesuaian fungsi contoh produk dapat kamu pelajari pada
peta konsep di bawah ini!

Organoleptik, kadar air,usia


Teknis simpan,stabilitas, dan lain-
lain

Langsung
Preferensi
kepuasan
Blind Test
Pengujian
fungsi contoh
produk
Sales Wafe
Pasar research
simulasi

Simulated test
marketing
Pengujian
Pasar Controleed test
marketing

26
Uji pasar
Gambar 1.12 Kegiatan Pengujian Fungsi Contoh Produk
Sumber gambar: Yuzelma
Tujuannya dilakukannya pengujian kesesuaian contoh
produk adalah:
a. Memberikan keterangan rinci tentang produk dan
peluang sukses produk kedepannya.
b. Mengidentifikasi berbagai penyesuaian akhir dari
produk.
c. Menetapkan program penting dalam pengembangan
pemasaran, agar produk dikenal oleh pasar yang lebih
luas.
Pengujian produk ada dua jenis, yaitu: pengujian secara
teknis dan pengujian pasar, Pelajari masing-masing jenis
pengujian di bawah ini!
a. Metode Pengujian Produk Secara Teknis
Apakah Kamu pernah membaca informasi kandungan nutrisi
(nutrition food) di kemasan produk sebelum membeli produk
seperti pada gambar di bawah ini? Silahkan kamu amati dan
diskusikan dengan teman sebangkumu, tentang tujuan
diberikannya informasi mengenai produk tersebut!

Gambar 1.13 Informasi Mengenai Produk Di Kemasan


Sumber: Yuzelma
Terteranya informasi mengenai produk pada bagian
kemasan tidak serta merta ada begitu saja. Data informasi bisa

27
dikeluarkan karena sudah melalui hasil pengujian teknis di
laboratorium.
Pengujian teknis (technical testing) bertujuan untuk
memberikan informasi mutu produk, apakah sesuai dengan
parameter yang sudah terstandar. Pengujian tentang mutu
produk pangan dimulai dari analisa protein, karbohidrat, lemak,
kadar abu dan masih banyak parameter lainnya.
Informasi lain yang dihasilkan dari pengujian teknis
produk pangan adalah: kadar air yang akan berhubungan
langsung dengan usia simpan produk (product self life), tingkat
keusangan produk, stabilitas produk, komposisi, masalah yang
tidak seharusnya terjadi apabila produk dipakai oleh konsumen,
seperti: produk menggumpal, terjadi perubahan warna, dan
kesukaan panelis.
Berikut dijelaskan critical point pengujian teknis yang
harus dilakukan pada produk pangan untuk dua fungsi contoh
produk, yaitu minuman jahe merah instan dan gula semut.
Rancangan parameter yang akan diuji adalah: uji organoleptik
kepada panelis/konsumen, kadar air, stabilitas produk, usia
simpan. Sedangkan analisa proximat tidak dibahas dalam bab
ini.Berikut akan dijelaskan masing-masing pengujian teknis
yang dapat dilakukan.
1) Pengujian Organoleptik dan Uji Kesukaan Panelis.

Uji organoleptik adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui


warna, rasa, dan aroma. Uji organoleptik lebih dikenal
dengan uji rasa dengan menggunakan panca indra
(penginderaan).

Penginderaan merupakan proses fisio-psikologis,


kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda
karena adanya rangsangan yang diterima alat indra berasal
dari benda tersebut.

28
Rangsangan yang diterima indra bersifat mekanis
(tekanan, tusukan), bersifat fisis (dingin, panas, sinar,
warna), sifat kimia (bau, aroma, rasa). Pada waktu alat indra
menerima rangsangan, sebelum terjadi kesadaran
prosesnya adalah fisiologis, yaitu dimulai di reseptor dan
diteruskan pada susunan syaraf sensori atau syaraf
penerimaan (Modul Pengujian Organoleptik UMY Semarang,
2013). Uji penginderaan dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu:

a) Uji pembeda pasangan.


Uji pembedaan pasangan yang juga disebut dengan
paired comperation, paired test atau comparation.
merupakan uji yang sederhana dan berfungsi untuk
menilai ada tidaknya perbedaan antara dua macam
produk. Biasanya produk yang diuji adalah jenis produk
baru kemudian dibandingkan dengan produk terdahulu
yang sudah diterima oleh masyarakat (UMY Semarang,
2013).
b) Uji kesukaan
Uji kesukaan (hedonik) biasanya dilakukan untuk menilai
produk akhir. Caranya dengan meminta tanggapan
pribadi panelis tentang kesukaan atau ketidaksukaannya
terhadap produk yang akan diuji. Setelah itu panelis
mengemukakan respon atau tanggapanya berupa
senang, suka atau tidak suka. Tingkat kesukaan ini yang
disebut skala hedonik.
Contoh skala hedonik adalah: dalam hal “ suka “
yaitu : amat sangat suka, sangat suka, suka dan agak
suka. Sebaliknya jika tanggapan itu “tidak suka“dapat
mempunyai skala hedonik seperti suka dan agak suka,
terdapat tanggapannya yang disebut sebagai netral,
yaitu bukan suka tetapi juga bukan tidak suka ( neither
like nor dislike ).
Pada bab ini uji kesukaan (hedonik) fokus pada uji
rasa, warna, dan aroma. Berikut dijelaskan untuk
masing-masingnya.
(1) Pengujian Rasa

29
Rasa suatu produk biasa muncul dari bahan dan
proses yang dilakukan, rasa yang enak akan lebih
disukai oleh konsumen. Rasa akan membuat
konsumen memutuskan untuk menerima atau
menolak produk tersebut. Untuk menentukan
hasil uji rasa, konsumen/panelis akan mencicipi
rasa dari produk tersebut, kemudian panelis akan
mengisi instrument yang sudah produsen siapkan.
Ada tabel skoring, seperti: sangat suka, suka,
agak suka dan kurang suka.

(2) Pengujian aroma

Aroma dapat menimbulkan sikap penerimaan dan


penolakan dari konsumen. Aroma penting diuji
secara organoleptik kepada panelis karena aroma
dapat menentukan bahan-bahan yang terkandung
di dalam produk tersebut. Aroma juga dapat
menentukan kelezatan dari produk pangan
tersebut.

Pengujian aroma diujikan kepada


konsumen/panelis dengan cara menyium aroma
produk tersebut, dan kemudian panelis akan
mengisi instrument yang sudah produsen siapkan.
Ada tabel skoring, seperti: sangat suka, suka,
agak suka dan kurang suka.

(3) Pengujian warna

30
Warna dari produk pangan merupakan estetika,
pandangan pertama konsumen adalah warna.
Bagaimanapun aroma dan rasanya menarik,
namun warnanya tidak menarik, maka produk
bisa saja di tolak oleh konsumen. Secara kimia
warna merupakan indikator terjadinya perubahan
kimia pada produk pangan tersebut. Contohnya
adalah warna gula semut akan lebih segar dan
cerah dibandingkan dengan gula cetak.

Pengujian respon panelis terhadap warna pada


produk pangan yang diuji, dilakukan dengan cara
mengamati produk. Kemudian panelis akan memberikan
pernyataan, sangat suka, suka, agak suka dan tidak
suka terhadap produk tersebut. Data kemudian
dianalisis dan disimpulkan untuk mengetahui apakah
pengujian ini hasilnya positif atau negatif diterima oleh
konsumen.
2) Pengujian Kadar Air

Produk minuman instan yang berbentuk serbuk, baik jahe


merah instan dan gula semut dan produk instan lainnya,
merupakan produk konsentrat, dengan cara menghilangkan
kadar air, hingga mendekati 3%. Tujuannya dibuat serbuk
untuk memudahkan kelarutan dalam air panas/dingin,
sehingga siap saji.
Kadar air yang terdapat dalam produk ada dua yaitu:
kadar air bebas dan kadar air terikat.Kadar air bebas dapat
dihilangkan dengan proses penguaan (evaporasi),
sedangkan kadar air terikat sulit untuk dihilangkan.
Pengujian kadar air pada minuman serbuk instan dan gula
semut harus dilakukan, karena kandungan air yang terdapat
dalam minuman serbuk instan akan menentukan usia
simpan (product self life).
Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan laju
pertumbuhan mikroba meningkat. Oleh sebab itu dalam
membuat minuman serbuk dan gula merah instan, salah
satu uji mutu yang perlu dikontrol adalah kadar air. Awet

31
tidak awetnya produk pangan tergantung pada kadar air
yang dikandung dalam produk tersebut.
3) Pengujian Usia Simpan Produk

Seorang konsumen yang bijaksana dalam berbelanja,


pertama kali yang dibaca saat membeli produk pangan
adalah batas kadaluarsa (expired date). Ketentuan batas
kadaluarsa diperoleh dari hasil penelitian di laboratorium,
dengan melakukan pengujian pendugaan usia simpan
(product self life).
Usia simpan produk merupakan salah satu informasi
yang sangat dibutuhkan sekali oleh konsumen, untuk
menjamin keamanan produk yang digunakan oleh
konsumen. Uji simpan produk akan berpengaruh terhadap
dampak biaya terhadap pemasaran produk, misalnya
berpengaruh terhadap biaya dan frekwensi pengiriman
produk, biaya pelabelan dan biaya periklanan produk.
Produk dapat mengalami penurunan mutu
disebabkan karena jauhnya rentang waktu produksi dengan
penggunaan produk. Umur simpan wajib diketahui untuk
menjamin produk yang dikonsumsi konsumen aman dan
tidak menimbulkan dampak negatif untuk kesehatan. Tujuan
dari penentuan umur simpan adalah:
a) Menentukan parameter mutu kritis..
b) Menduga laju penurunan mutu produk dan umur simpan.
Beberapa faktor yang menyebabkan umur simpan
produk, terutama produk pangan menjadi lebih pendek,
yaitu: uap air, oksigen, cahaya, tekanan, bahan kimia
beracun (toxic), kualitas bahan pengemasan, metode
pengolahan, perlakukan mekanis terhadap produk saat
dikemas dan mikroorganisme.
Khusus untuk produk pangan, faktor-faktor tersebut
dapat menyebabkan terjadinya oksidasi lipida, kerusakan
vitamin, kerusakan protein, perubahan bau, reaksi
kecoklatan, perubahan unsur organoleptik dan
kecenderungan membentuk racun.
Usia simpan produk ini wajib ditempelkan di
kemasan, biasanya dengan mencantumkan tanggal

32
kadaluarsa (experide date) pada setiap kemasan. Khusus
untuk produk pangan diatur dalam Undang-Undang nomor 7
tahun 1996 tentang pangan dan Peraturan Pemerintah
nomor 69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan. Ada
dua metode uji simpan menurut Harris (2013), yaitu:
a) Metode Extended Storage Studies (ESS).
Penentuan usia simpan pada metode dilakukan dengan
cara menyimpan produk pada kondisi yang sebenarnya.
Kelebihan dengan cara ini adalah: hasilnya lebih tepat
dan akurat, dan kelemahannya waktu terlalu lama.

b) Metode Accelerated Shelf-Life Testing (ASLT).


Penentuan usia simpan menurut metode ini dengan cara
menyimpan produk pangan pada lingkungan yang dapat
membuat produk tersebut cepat rusak. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara menyimpan produk dalam suhu
dan kelembaban yang tinggi.
Hasil pengamatan dari metode ini berupa data
perubahan mutu/quality dari produk yang diamati secara
berkala, dan diubah dalam model matematika. Umur usia
simpan ditentukan dengan cara ektraspolasi persamaan
penyimpanan pada kondisi normal. Menurut Arpah (2001)
Kelebihan dari metode akselerasi ini adalah: waktu lebih
cepat dengan akurasi yang baik.
4) Pengujian Stabilitas Produk

Pernahkah kamu minum Nutrisari instan? Saat kamu


melarutkan 1 sachect Nutrisari dalam air dingin/hangat,
apakah ada terbentuk endapan, atau partikel yang tidak
larut? Saat kamu tidak menemukan endapan dalam waktu
tertentu dalam minuman instan tersebut, ini berarti
stabilitas produk sudah boleh dikatakan baik.
Minuman instan yan baik menurut Widiatmoko (1992)
adalah minuman yang tidak terlalu banyak menghasilkan
endapan apabila dilarutkan dalam air hangat/dingin. Proses
intan dapat berjalan dengan ideal apabila bubuk yang

33
terkena air kemudian basah dan beberapa saat akan
tenggelam dan terdispersi merata dalam air.
Tingkat kelarutan serbuk dalam air tergantung pada
sifat fisik dari serbuk minuman tersebut. Salah satu faktor
yang mempengaruhi kelarutan adalah: bahan itu sendiri,
kadar air yang terkandung dalam minuman dan kristal yang
terbentuk. Apabila kadar air dalam serbuk tinggi makan
akan sulit untuk terdispersi sempurna dalam air. Sedangkan
serbuk yang memiliki kadar air lebih rendah mudah larut
sempurna.
Pengujian stabilitas produk instan dapat dilakukan
dengan cara organoleptik, pengamatan langsung terhadap
kelarutan produk. Pengamatan yang dilakukan adalah secara
fisik perubahan fase padat dan fase cair, dan timbulnya
minyak pada produk. Hasil pengamatan difoto dan
didokumentasikan.
b. Pengujian Preferensi dan Kepuasan
Saat berbelanja di supermarket, tiba-tiba seorang pramuniaga
produk minuman merek tertentu mendekatimu, dan
menawarkan minuman yang terbaik dikonsumsi sesuai dengan
usiamu. Kemudian sang pramuniaga menyuruh Kamu menyoba
produk minuman tersebut. Setelah itu pramuniaga memberikan
beberapa pertanyaan singkat tentang produk yang sudah
kamu coba. Pramuniaga melanjutkan mengisi formulir biodata
terkait dirimu dan kontak person. Setelah itu, mereka
menawarkan Kamu untuk membeli produk tersebut. Setelah
kamu membeli, ternyata urusan tidak selesai disitu saja,
beberapa minggu berikutnya, mereka akan menelpon dan
bertanya kembali tentang produk yang sudah kamu beli dan
konsumsi.Rata-rata pertanyaan tersebut adalah tentang tingkat
kepuasanmu dalam mengonsumsi produk tersebut.
Apabila ada terjadi peristiwa di atas, akan lebih baik
kamu tidak menolak tawaran mereka untuk menjalin
komunikasi saat kamu berbelanja. Karena apa yang mereka
lakukan bagian dari yang akan kamu pelajari sekarang, yaitu
“pengujian preferensi dan kepuasan (preference and
satisfaction testing) pelanggan.

34
Preference berasal dari Bahasa Inggris dengan asal kata
preference yang berarti “a greater liking for one alternative
over another or others” Artinya kesukaan akan sebuah hal
dibandingkan dengan hal yang lain (http://ciputrauceo.net/,
2016). Dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai
prioritas, pilihan, kecederungan dan kesukaan.

Hierarchy of Effect Model

Gambar 1.10 The Hierarchy of Effect Model


Sumber Gambar: Ciputra, http://ciputrauceo.net/
Enam tahap dalam model hierarchy of effect yaitu :
1) Kesadaran (awareness)

Tahap dimana konsumen menyadari adanya suatu


produk baik itu berupa barang atau jasa.
2) Pengetahuan (knowledge)
Konsumen pada tahap ini sudah mengenal produk dan
mengerti tentang produk yang berupa barang atau jasa
tersebut.
3) Menyukai (liking)
Tahap dimana konsumen mulai menyukai produk
tersebut yang berupa barang atau jasa yang
ditawarkan.
4) Memilih (preference)
Tahap dimana konsumen mulai lebih memilihproduk
tersebut dibandingkan produk-produk lainya.
5) Keinginan untuk membeli (conviction or intention to
buy)

Tahap ini konsumen mempunyai keinginan dan


memutuskan untuk membeli produk.

6) Membeli (purchase)

35
Tahap dimana konsumen dapat dikatakan sebagai
konsumen yang loyal terhadap sebuah produk, sehingga
konsumen tersebut tidak ragu lagi untuk membeli
produk tersebut tanpa adanya pertimbangan yang
banyak.

Tujuan pengujian preferensi dan kepuasan adalah:


1) Membuat ramalan penjualan awal dari produk baru yang
akan dikembangkan.
2) Menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam
rencana pemasaran.
Preferensi konsumen muncul dalam tahap evaluasi
alternatif dalam proses keputusan pembelian, dimana dalam
tahap ini konsumen dihadapkan dengan berbagai macam
pilihan produk maupun jasa dengan berbagai macam atribut
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
preferensi adalah suatu pilihan yang diambil oleh konsumen
dari berbagai macam pilihan yang tersedia. Di dalam tahap ini
dapat dilihat kapan tahap preferensi tersebut hadir pada
konsumen.
Manfaat pengujian preferensi dan kepuasan adalah:
1) Memberikan klaim yang objektif untuk keperluan
promosi produk.
2) Memperkirakan pangsa pasar jangka panjang. Apabila
hasil pengujian kurang bagus, maka dapat berakibat
pada pembatalan peluncuran produk.
3) Apabila diperoleh skor yang tinggi pada pengujian
preferensi dan kepuasan ini, maka tahap
pengembangan produk dapat dilaksanakan.
Ada dua pendekatan yang digunakan untuk pengujian
preferensi dan kepuasan, yaitu:
1) Meminta konsumen untuk menggunakan produk selama
jangka waktu tertentu, kemudian diberikan kuisoner
yang berisikan pertanyaan tentang preferensi dan
kepuasan mereka menggunakan produk.
2) Melakukan Blend test
Blend test adalah: test yang dilakukan dengan cara
memberikan produk untuk diuji oleh konsumen tanpa

36
memberikan data mengenai nama merek maupun
produsennya. Konsumen kemudian membandingkan
hasil kepuasannya terhadap berbagai produk tersebut.
c. Pengujian Pasar Simulasi
Pengujian pasar simulasi (simulasi test markets or laboratory
test market) adalah: prosedur penelitian pemasaran yang
dibuat dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang
murah dan cepat mengenai pangsa pasar yang dapat
diharapkan dari produk baru.
d. Pengujian Pasar
Pengujian pasar (test market) dilakukan oleh produsen dengan
cara menawarkan sebuah produk untuk dijual di wilayah
terbatas, dengan syarat wilayah ini bisa mewakili keseluruhan
pasar, dimana produk itu nantinya akan dijual. Untuk pengujian
produk konsumen, perusahaan akan mengestimasi empat
variable, yaitu:
1) percobaan produk (product trial).
2) pengulangan pembelian pertama (first repeat).
3) adopsi produk.
4) frekwensi pembelian.
Metode pokok untuk pengujian pasar produk konsumen
ada empat metode, yaitu:
1) Sales wave research
Metode ini dilakukan dengan cara memberikan produk
secara gratis kepada konsumen untuk dicoba. Kemudian
ditawarkan lagi produk tersebut atau produk pesaing lainnya
dengan harga yang lebih murah. Kemudian produsen akan
mengambil data berapa kali konsumen tersebut memilih
produk perusahaan serta tingkat kepuasan mereka
2) Simulated test marketing
Metode ini membutuhkan konsumen yang membeli sekitar
30-40 orang yang qualified di pusat pertokoan atau tempat
lainnya. Caranya adalah:
a) Produsen mengundang pembeli untuk menyaksikan iklan
singkat, termasuk yang sudah terkenal atau belum.
Kemudian dalam penayangan iklan tersebut disispi
dengan iklan produk baru.

37
b) Konsumen diberi sejumlah uang dan diminta untuk
mebeanjakan uang tersebut sesuai kebutuhan.
c) Produsen akan mengamati, mengambil data jumlah
konsumen yang mebeli produk merek baru dan merek
pesaing.
d) Data yang diperoleh oleh produsen dapat mmeberikan
gambaran efektifitas iklan yang sudah ditayangkan
dengan iklan pesaing.
e) Konsumen diwawancarai untuk mengutarakan kenapa
membeli dan tidak membeli produk tersebut.
f) Beberapa minggu berikutnya konsumen akan ditelpon
untuk diwawancari kembali untuk menentukan sikap
mereka terhadap produk tersebut, baik dari segi
kleuasan, penggunaan dan minatnya untuk membeli
kembali, kemudian penawaran untuk membeli kembali.
3) Controlled Test Marketing
Metode pengujian controlled test marketing adalah metode
pengujian yang dilakukan dengan cara menguji pengaruh
faktor dalam toko dan iklan terbatas dengan perilaku
pembelian konsumen tanpa hrus melibatkan konsumen itu
snediri secara langsung. Kemudian konsumen diwawancarai
untuk mendapatkan kesan mereka terhadap produk
tersebut.
4) Uji pasar
Uji pasar (Test MarketI) dilakukan oleh produsen dengan
cara bekerjasama dengan perusahaan riset dalam
menentukan kota dimana produsen dapat membujuk
distributor agar bersedia menjula produk perusahaan .
Produsen akan melakukan promosi dan periklanan sama
dengan yang akan dilaksanakan dalam pemasaran secara
nasional. Manfaat dilakukannya uji pasar adalah: dapat
memprediksi penjualan produk dimasa yang akan datang,
mengetahui kekeurangan produk, memberikan gambaran
permasalahan selama distribusi dan mendapatkan
pemahaman lebih baik mengenai perilaku berbagai segmen
pasar.

38

Anda mungkin juga menyukai