Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah perkembangan musik tidak dapat dilepas dari perkembangan

budaya manusia. Hal ini disebabkan karena musik adalah bagian dari budaya yang

mencerminkan aspek sosial kemasyarakatan dimana musik itu hidup, tumbuh dan

berkembang. Musik di Indonesia dalam perkembangannya banyak mengalami

perubahan alat–alat musik, awalnya hanya ada musik tradisional saja, beberapa

musik tradisional tersebut berkembang menjadi musik modern. seperti yang

dikemukakan oleh Marguerite (2009:5) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa:

multicultural music education same example Indonesian music and the post test

survey.

Salah satu jenis alat musik modern adalah alat musik gitar. Gitar

merupakan salah satu alat musik yang populer di kalangan masyarakat dunia.

Robert (2005: 18) menjelaskan bahwa: various rypes of guitars are used by

musician when composing and/or performing songs and style usedto composed

and/or particular song cant be dictated by the style of music. Instrumen dan

permainan gitar kini menjadi salah satu alat musik yang banyak diminati. Selain

mudah membawanya, gitar juga selalu menjadi pilihan utama masyarakat umum

dalam berbagai kegiatan sosialisasi.

1
2

Sipoholon adalah nama kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi

Sumatera Utara, Indonesia. Daerah sipoholon terkenal akan produk gitar

akustiknya yang sudah terkenal di tingkatan nasional. Hal ini tercapai karena

kualitas suara gitar sipoholon yang nyaring dan memiliki kualitas yang tidak kalah

saing dengan jenis gitar lainnya. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa

budaya bermain gitar pada perempuan di kecamatan sipoholon dipengaruhi oleh

lingkungan, dengan hadirnya produksi Gitar sipoholon di Kecamatan Sipoholon,

Kabupaten Tapanuli Utara. ( Sayro Situmeang, 2017: 20).

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada (senin, 20 juli 2020)

produksi Gitar Sipoholon telah berdiri sejak tahun 1950-an. Salah satu pengrajin

yang memproduksi Gitar Sipoholon adalah Bapak Rohobby Siregar. Beliau adalah

penerus usaha pembuatan Gitar Sipoholon sebagai pewaris dari ayahnya

Almarhum Ardin Siregar.

Pada kesempatan ini, peneliti ingin meneliti bagaimana proses pembuatan

Gitar sipoholon yang di produksi oleh Bapak Rohobby Siregar yang akan di tinjau

secara langsung kelapangan. Selain dari proses pembuatannya, peneliti juga akan

menggali lebih dalam bagaimana fenomena yang terjadi dalam resonansi bunyi

dari Gitar Sipoholon sehingga menghasilkan tinggi rendahnya frekuensi bunyi.

Dalam proses pembuatan alat musik yang layak dan utuh, tidak terlepas

dari bentuk dan bagian alat musik itu sendiri. Bentuk dan bagian tersebut

dinamakan organologi dalam istilah musik, seperti yang dikemukakan oleh

Debora (2019: 3) dalam jurnalnya bahwa: organology is a description of the


3

shape and appreance of a musical instrument. Organologi mempunyai maksud

sebagai gambaran tentang bentuk dan rupa susunan pembangun konstruksi suatu

alat musik sehingga dapat menghasilkan suara yang nyaring.

Berdasarkan sumber bunyinya, jenis alat musik dibedakan dalam 5

golongan, yaitu Idiophone, membranophone, chordophone,aerophone dan

electrophone. Dari kelima golongan tersebut, jenis alat musik gitar termasuk

dalam golongan chordophone .sama hal seperti yang dikemukakan oleh Teffera

(2006:1) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa: “all for major of instrument

(chordophones, membranophones, aerophones, and idiophones with diverse

contruction methods, material, shape, playing and tuning tecniquest”.

Golongan chordophone adalah jenis alat musik yang memiliki sumber

bunyi berupa dawai, dimana dalam menghasilkan bunyi yang di produksi melalui

getaran udara yang beresonansi di dalam rongga alat musik tersebut. Contoh alat

musik jenis ini adalah gitar, biola, harpa, dan piano.

Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa frekuensi bunyi pada gitar

dapat di ukur dan di bandingkan. (Kukuh, dkk. 2016: 06) dalam jurnalnya:“the

level of sound is influenced by the frequency the higher the sound

producted”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa resonansi berpengaruh terhadap

tinggi rendahnya frekuensi yang di getarkan dari senar gitar tersebut. berdasarkan

pemaparan diatas, peneliti ingin menggali lebih dalam bagaimana resonansi yang

terjadi pada Gitar sipoholon apabila senar tersebut digetarkan.


4

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Studi Organologi Gitar Akustik Sipoholon Produksi

Bapak Rohobby Siregar di Kecamatan Sipoholon”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan langkah yang dilakukan peneliti diawal

riset dengan menjelaskan apa masalah yang ditemukan dan bagaimana masalah

tersebut diukur dan dihubungkan dengan prosedur penelitian.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka penelitian ini

diidentifikasikan dalam beberapa pernyataan sebagai berikut :

1. Keberadaan gitar sipoholon di Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli

Utara

2. Latar belakang gitar sipoholon produksi Bapak Rohobby Siregar di

KecamatanSipoholon Kabupaten Tapanuli Utara

3. Pemilihan bahan gitar sipoholon

4. Organologi gitar akustik sipoholon produksi Bapak Rohobby Siregar

ditinjau dari segi pembuatannya.

5. Resonansi bunyi gitar sipoholon produksi Bapak Rohobby Siregar di

Kecamatan Sipoholon Kabupaten tapanuli Utara.


5

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah merupakan upaya membatasi ruang lingkup masalah

yang terlalu luas sehingga penelitian bisa focus untuk dilakukan. Menurut Kasim

(2000 : 14) pembatasan masalah dilakukan untuk memberi kejelasan seberapa luas

dan mendalam serta segi segi apa saja dari masalah itu yang diteliti dan atau

dibahas.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dipaparkan, maka diperlukan pembatasan masalah agar peneliti lebih fokus dalam

menggali dan mengatasi permasalahan yang ada. Permasalahan dalam penelitian

ini dibatasi dan difokuskan sebagai berikut :

1. Proses pembuatan Gitar Sipoholon Produksi Bapak rohobby siregar

2. Organologi Gitar Sipoholon produksi Bapak Rohobby Siregar

3. Produksi bunyi dan resonansi Gitar sipoholon produksi Bapak Rohobby

Siregar.

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan titik fokus dari penelitian, sehingga dari

rumusan masalah dapat ditemukan jawaban yang rinci dari sebuah topik

penelitian. Menurut Sugiyono (2015: 228) “rumusan masalah merupakan bentuk

pertanyaan yang dapat memandu peneliti untuk mengumpulkan data di lapangan”.

Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:
6

1. Bagaimana proses pembuatan Gitar sipoholon buatan Bapak Rohobby

Siregar?

2. Bagaimana organologi Gitar Akustik Sipoholon produksi Bapak Rohobby

Siregar ditinjau dari segi pembuatannya.

3. Bagaimana Resonansi bunyi yang dihasilkan Gitar sipoholon Produksi

Bapak Rohobby Siregar.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan suatu indikasi ke arah mana penelitian itu

dilakukan atau data-data serta informasi apa yang ingin dicapai dari penelitian

tersebut. Setiap kegiatan tidak terlepas dari adanya tujuan yang akan dicapai agar

langkah dan strategi yang dilakukan menjadi jelas dan terarah.

Sugiyono (2016:290) mengemukakan bahwa: “Secara umum tujuan

penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan membuktikan

pengetahuan”.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses pembuatan Gitar sipoholon Produksi Bapak

Rohobby Siregar.

2. Untuk mengetahui organologi Gitar sipoholon produksi Bapak Rohobby

Siregar.

3. Untuk mengetahui produksi bunyi dan resonansi Gitar Sipoholon produksi

Bapak Rohobby Siregar.


7

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah : Hasil atau potensi yang bisa diperoleh oleh

pihak tertentu setelah melakukan penelitian. Dengan dilaksanakannnya penelitian

ini, maka diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Secara Teoritis

1. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan

di kemudian hari.

2. Sebagai bahan referensi bagi kalangan pendidikan khususnya lembaga

formal yang bergerak di bidang musik.

3. Sebagai sarana informasi bagi masyarakat, didalam menjaga dan

melestarikan gitar sipoholon.

b. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan guna

meningkatkan kreativitas manusia dalam menciptakan karya-karya seni yang

bermanfaat bagi masyarak


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Landasan teori merupakan bagian dari penelitian yang memuat teori-teori

dan hasil-hasil penelitian yang berasal dari studi kepustakaan yang memiliki

fungsi sebagai kerangka teori untuk menyelesaikan pekerjaan penelitian. Menurut

Sugiyono (2017:81) “teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan

seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis”.

Landasan teoritis perlu ditegakkan agar penelitian mempunyai dasar yang

kokoh,dan bukan sekedar coba-coba (trial and error). Dengan adanya landasan

teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data. Untuk mendukung penulisan skripsi ini, maka peneliti

menggunakan beberapa pengertian dan teori sebagai berikut.

1. Teori Studi Organologi

a. Pengertian Organologi

Menurut Hendarto (2011:64) kata organologi adalah kata bentukan dari

kata ‘organ’ dan ‘logos’, yang artinya: organ: alat-alat atau bagian-bagian yang

merupakan kesatuan dan komunium. Logos:Ilmu pengetahuan. Bila diterjemahkan

secara bebas kata organologi berarti ilmu pengetahuan tentang alat-alat dalam

kesatuan komunium (satu sama lain berkaitan). Menurut Hartaya (2020:1)

menjelaskan bahwa: organolgi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

karakter alat, kompas/ ambitus, perkembangan alat, dan struktur dari alat

8
9

musik.Pengenalan alat-alat musik merupakan hal yang mutlak yang harus dimiliki

oleh guru musik ditinjau dari sumber suaranya.

Menurut Frihady (2013:9) menjelaskan bahwa :


“Organologi merupakan suatu bidang ilmu yang mempelajari seluk
beluk sebuah instrumen. Ada dua macam cara membuat klasifikasi
fisik yaitu klasifikasi berdasarkan material sumber bunyi dan cara
memainkan instrumen tersebut, dan ada pula yang digabungkan antar
keduanya. Jadi organologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
alat musik dari sudut pandang fisik dan nonfisik, organologi
merupakan bagian dari etnomusikologi.”
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Organologi merupakan suatu

ilmu yang membahas tentang organ alat musik. Organologi mempunyai maksud

sebagai gambaran tentang bentuk dan rupa susunan pembangun kontruksi dan

struktur bentuk suatu alat musik. Organologi yang dimaksud adalah bahan dan

cara pembuatan alat musik Gitar Akustik Sipoholon.

b. Pendekatan Studi Organologi

Organologi mempunyai dua pendekatan studi yaitu :

1. Studi Tekstual

Studi Tekstual yaitu pendekatan studi organologi dengan memperlakukan

studi sebagai teks. Bahan studinya adalah instrumen itu sendiri dan instrumen

lainnya yang sama atau sejenis. Bagian-bagian pokok yang berhubungan dengan

akustik adalah menurut sumber bunyi (idiophone, chordophone, aerophone,

membranophone, dan electrophone).


10

2. Studi Kontekstual

Studi Kontekstual yaitu : pendekatan studi organologi yang

menghubungkan instrumen obyek studi dengan berbagai hal yang terkait dari

lingkungannya (enseambel, genre, musik dan musikal merembet ke lingkungan

yang berhubungan dengan sejarah, budaya dan masyarakat dan lain lain.

(pardonsimbolon.blogspot.com. diakses 5 September 2020).

c. Klasifikasi Alat Musik

Alat musik merupakan bentuk bunyi yang teratur dalam melodi atau ritme

serta mempunyai unsur dan keselarasan yang indah yang dapat diproduksi dengan

cara digesek, ditiup, dipetik, dan dipukul. Menurut Kautsar (2016:1)

mengemukakan bahwa:”Alat musik merupakan salah satu instrument yang

bertujuan untuk menghasilkan suara”. Pada umumnya apapun yang dapat

menghasilkan suara dan suara tersebut dapat diatur dengan cara tertentu maka

disebut alat musik.

Curt Sachs dan Hornostel (dalam Sri Hendarto, 2011:8) berpendapat bahwa:

Membagi sumber bunyinya menjadi empat keluarga untuk menambah sumber

bunyi yang belum tercakup dalam sistem Sachs san Hornostel yaitu alat-alat

musik elektonik “elektrophone”. Alat musik berdasarkan sumber bunyi dapat

dibagi menjadi 5 bagian yaitu :

1) Idiophone, bahan sumber bunyi padat semacam kayu,logam dan lain

sebagainya.

2) Membranophone, sumber bunyi yang berupa selaput yang dibentang.


11

3) Chordophone, sumber bunyi dari jenis tali, kawat, serat dan sebainya

yang direntang.

4) Aerophone,sumber bunyi yang berasal dari pergeseran udara.

5) Electrophone,sumber bunyi yang dibangkitkan oleh tenaga listrik.

Berdasarkan klasifikasi sumber bunyi yang telah dijelaskan, maka Gitar

sipoholon tergolong pada klasifikasi chordophone. Ini adalah salah satu dari

empat divisi utama instrumen asli Hornbostel-Sachs skema klasifikasi alat musik.

Beberapa alat musik dapat dikategorikan sebagai instrumen chordophone, seperti

gitar, biola, lyres, dan harpa.

2. Gitar

a . Pengertian Gitar

Gitar adalah sebuah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara

dipetik, umumnya menggunakan jari maupun plektrum. Gitar akustik adalah jenis

gitar yang dimana suara dihasilkan berasal dari getaran senar gitar yang dialirkan

melalui sadel dan jembatan dan tempat pengikat senar dari dalam ruang suara.

Menurut Asriadi (dalam Ahmadi, dkk. 2011:2) menjelaskan bahwa: Gitar akutik

adalah jenis giar yang suaranya dihasilkan dari getaran senar gitar yang dialirkan

melalui sadel dan jembatan tanpa pengikat senar kedalam ruang suara. Jenis dan

kualitas kayu serta senar dapat mempengaruhi suara yang dihasilkan.

Sama halnya menurut Muhdar (2018:2) menjelaskan bahwa gitar akustik

merupakan jenis gitar dimana suara dihasilkan berasal dari getaran senar gitar.
12

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Gitar akutik adalah jenis gitar

yang suaranya dihasilkan dari getaran senar gitar yang dialirkan melalui sadel dan

jembatan tanpa pengikat senar kedalam ruang suara.

b. Bagian bagian Gitar

Ada tiga bagian utama yang terdapat dari sebuah gitar, yaitu bagian atas

disebut juga headstock, lalu bagian tengah disebut neck, dan bagianbawah yaitu

body gitar. Adapun bagian gitar tersebut adalah sebagai berikut :

1) Headstock

a. Tuning pegs

Tuning pegsadalahtempat untuk mengatur kencang dan longgarnya senar

gitar yang berfungsi untuk mengatur tinggi rendahnya senar pada gitar.

Tuning pegs di bagian bawah diputar ke kanan, sementara tuning pegs yang

atas diputar ke arah kiri.

b. Nut

Nut adalah plastik kecil di bagian headstock. Gunanya adalah untuk

menyangga senar supaya senar gitar tidak menempel di fret (besi-besi yang

menancap pada neck gitar).

2) Neck

Neck adalah bagian yang digunakan untuk memainkan chord atau kunci-kunci

gitar. Neck biasanya memilki kisaran 18 sampai 22 fret. Neck setiap gitar memilki

bahan kayu yang berbeda-beda, ada yang menggunakan rosewood, mahogany,

dan lain lain.


13

3) Body

Bagian body adalah bagian yang berfungsi sebagai resonansi suara. Bentuk

body bermacam-macam, ada yang berbentuk dreadnought, ada juga jumbo, dan

lain lain. Berikut adalah penjelasannya :

a. Soundhole

soundhole adalah lubang yang hanya terdapat pada gitar akustik, sementara

gitar listrik tidak memiliki soundhole. Fungsinya adalah untuk resonansi suara.

b. Bridge

bridge adalah tempat kita untuk memasang senar, lalu di sambung ke bagian

tuning pegs.

c. String atau senar

string atau senar terdiri dari dua jenis, string baja ataupun nylon. Gitar akustik

atau elektrik umumnya menggunakan string baja, sementara gitar akustik

klasik biasanya menggunakan klasik.

d. Pick Guard

Pick guard adalah plastic yang menempel dekat soundhole. fungsinya adalah

ketika memainkan atau memetik menggunakan pick tidak langsung mengena

pada body.
14

c. Sejarah Gitar

Gitar Akustik dalam Bahasa Inggris disebut dengan nama “Acoustic

Guitar”. Akhiran “Tar” dari Guitar merupakan kata yang diambil dari Bahasa

kuno Sanskrit / Sansekerta. “Tar” dalam Bahasa Sansekerta adalah senar. Bisa

dibilang banyak instrument senar yang ada di Asia Tengah sampai saat ini dengan

bentuk yang hampir tidak berubah walaupun sudah beribu – ribu tahun berlalu.

Dan kebanyakan dari peralatan musik senar tersebut memiliki akhiran “Tar”.

Contoh peralatan musik dengan akhiran “Tar” adalah Dotar, Sitar, Chartar.

Gitar memiliki asal usul dari negara timur yang kuno. Berdasarkan plak

tanah liat yang berhasil digali dari Babilonia. Diketahui umur plak tanah liat ini

adalah 1850 SM. Pada plak tersebut terdapat gambar yang menunjukan sebuah

alat must yang mirip dengan gitar pada plak tanah liat yang ditemukan ini.

Walaupun bagian tubuh dan lehernya agak berbeda.

salah satu gitar yang terkenal saat itu adalah Guitarra Latina yang

memiliki sisi melengkung. Diperkirakan gitar jenis ini berasal dari daerah yang

terletak di Eropa. Selain Guitarra Latina, masih ada Guitarra Morisca yang

dibawa ke Spayol oleh Moor. Pada abad ke-15, gitar dengan 4 senar ganda mirip

dengan kecapi menjadi populer. Kemudian pada abad ke lima, satu senar ganda

lagi ditambahkan membuatnya menjadi gitar dengan 5 senar ganda.

Pada abad ke-17, Italia menjadi negara pusat dunia gitar dan Sekolah

khusus pembuatan gitar Spanyol mulai berkembang pada akhir abada ke-18.

Perkembangnya ini dimulai setelah adanya penambahan senar ke-6 sehingga


15

muncul gitar dengan 6 senar. Makin banyak orang yang mulai menggunakan gitar

dengan 6 senar daripada gitar dengan 4 serta 5 senar. Ini dikarenakan 6 senar

memberikan warna nada yang lebih beragam. Pada abad ke-19 dimana

komunikasi dan transportasi berkembang dengan pesat sehingga memungkinkan

para pemain gitar untuk melakukan perjalanan ke berbagai kota, negara dan

benua. Dengan cara ini, gitar semakin terkenal secara luas oleh masyarakat dari

berbagai belahan dunia.

Pada abad ini, gitar semakin populer di Spayol dan Antonio de torres

mengubah bentuk gitar Spanyol ke bentuk yang lebih modern. Lekukan tubuh

gitar diperbesar, luas tubuh gitar makin lebar, semakin tipis, peningkatkan internal

bracing, 6 senar ganda diganti menjadi 6 senar tunggal, tala kayu pasak diganti

dengan mesin manual yang memudahkan proses pengencangan senar.

Bila kredit awal pengembangan gitar akustik diberikan ke pada Eripa

maka gitar akustik dengan senar baja merupakan perkembangan yang dilahirkan

Amerika. Pada awal abada ke-20, sejumlah imigran dari Eropa memasuki

Amerika dan diantara mereka ada beberapa orang yang sangat terampil dalam

pembuatan gitar dengan senar baja. Gitar yang berevolusi di Amerika adalah gitar

Flat-Top dan Arch-Top. Martin dan Gibson lah yang memberikan banyak

pengaruh dalam pembuatan gitar di Amerika.  Saat ini, orang –orang hanya

mengenal gitar akustik modern yang memiliki 6 senar dan yang kini banyak

dijual Toko Alat Musik.


16

3. Produksi Bunyi dan Resonansi

a. Bunyi

Jika didefinisikan kata produksi, maka diartikan sebagai menghasilkan.

Sehingga jika kata produksi itu melekat pada kata produksi bunyi, maka dapat

diartikan sebagai menghasilkan bunyi. Dalam fisika, bunyi atau suara adalah

getaran yang merambat sebagai gelombang akustik, melalui media transmisi

seperti gas, cairan atau padat. Menurut Yasid (2016:190) menjelaskan bahwa:

bunyi merupakan gelombang mekanik jenis longitudinalyang merambat dan

sumbernya berupa benda yang bergetar.

Istilah gelombang sendiri bermakna sebagai suatu gangguan yang menjalar

dalam suatu medium. Berdasarkan dimensinya gelombang dapat dibagi menjadi

tiga (3) :

1. Gelombang satu dimensi, yaitu gelombang yang merambat dalam satu

arah, contohnya gelombang tali, gelombang pada dawai dan sejenisnya.

2. Gelombang dua dimensi, yaitu gelombang yang merambat dalam bidang,

contohnya gelombang pada permukaan air dangkal.

3. Gelombang tiga dimensi, yaitu gelombang yang merambat dalam ruang

atau ke segala arah, contohnya gelombang radio, gelombang cahaya, dan

lain-lain.

Pada dasarnya sifat-sifat bunyi sama dengan sifat-sifat gelombang

longitudinal, yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), dipadukan

(interferensi), dan dapat dilenturkan (difraksi). Manusia mendengar bunyi ketika


17

gelomban getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia.

Telinga manusia peka terhadap gelombang dalam jangkauan frekuensi yang dapat

didengar (audible range) dari 20 Hz sampai 20.000 Hz (audiosonic). Gelombang

bunyi yang frekuensinya di bawah 20 Hz disebut dengan gelombang infrasonic

dan gelombang bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz disebut dengan

gelombang ultrasonic.

Menurut Truax dalam http://duniaebook.net/pdf/teori-intensitasbunyi.html

(diakses tanggal 06 oktober 2020), gelombang bunyi mempunyai kelajuan yang

berbeda-beda di dalam berbagai medium. Untuk medium yang sama, faktor yang

mempengaruhi arah penyebaran energi gelombang bunyi adalah keadaan atmosfer

sekitar, efek permukaan, dan bentuk geometri sumber yang berakibat pada

penyebaran muka gelombang.

Dalam fisiologi dan psikologi manusia, suara adalah penerimaan

gelombang dan persepsi mereka oleh otak. Hanya gelombang akustik yang

memiliki frekuensi antara 20 Hz dan 20 kHz, rentang frekuensi audio, yang

menimbulkan persepsi pendengaran pada manusia. Di udara pada tekanan

atmosfer, ini mewakili gelombang suara dengan panjang gelombang 17 meter (56

kaki) hingga 1,7 sentimeter (0,67 in). Gelombang suara di atas 20 kHz dikenal

sebagai USG dan tidak terdengar oleh manusia. Gelombang suara di bawah 20 Hz

dikenal sebagai infrasonik. Spesies hewan yang berbeda memiliki rentang

pendengaran yang bervariasi.
18

b. Resonansi

Resonansi Helmholtz merupakan peristiwa resonansi udara dalam suatu

rongga. Resonator tersebut terdiri dari suatu badan yang berbentuk bola dengan

satu volume udara dengan sebuah leher. Nama ini berasal dari sebuah perangkat

yang diciptakan pada tahun 1850-an oleh Hermann Von Helmholtz, yang

digunakan untuk menunjukkan tinggi dari berbagai nada. Sebuah Helmholtz

resonator atau osilator Helmholtz adalah wadah gas (biasanya udara) dengan

lubang terbuka (atau leher atau port). Sebuah volume udara di dalam dan di dekat

lubang terbuka bergetar karena melenting dari udara di dalamnya. 

Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda

lain yang bergetar yang memiliki frekuensi. Resonansi sangat bermanfaat bagi

kehidupan sehari-hari, misalnya resonansi bunyi pada kolom udara dapat

dimanfaatkan untuk menghasilkan bunyi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat

dibuat berbagai macam alat musik. Alat musik pada umumnya dibuat berlubang

agar terjadi resonansi udara sehingga alat musik tersebut menjadi nyaring

contohnya seruling, gendang, beduk, ketipung dan sebagainya.

Resonansi sangat berguna didalam dunia musik. Alat musik tidak akan

menghasilkan nada yang nyaring tanpa adanya kotak resonansi. Pada gitar

terdapat kotak atau ruang tempat udara ikut bergetar apabila senar gitar dipetik.

Udara didalam kotak ini bergerak dengan frekuensi yang sama dengan yang

dihasilkan oleh senar gitar.bagaimana gelombang atau pulsa mencapai batas

medium perambatan, menggabungkan mode-mode vibrasi atau resonansi pada

sistem akustik dapat di tafsirkan sebagai perambatan gelombang maju dan mundur
19

diantara kedua batas (ujung). Bila suatu dawai didorong hingga mencapai suatu

frekuensi suatu metode tertentu yang asli. Maka resonansi akan terjadi. Frekuensi

yang terjadi tergantung dari tebal dawai, panjang dawai, dan tegangan dawai.

B. Penelitian Relevan

Menurut Sinaga Bornok (2018:146) kajian penelitian yang relevan

bertujuan untuk mengetahui posisi topik atau variabel yang akan diteliti

dibandingkan dengan yang sudah dilakukan peneliti yang lain. Hasil-hasil

penelitian yang relevan digunakan untuk mengkaji dan memperdalam

pembahasan terhadap apa yang menjadi temuan dalam penelitian yang digunakan.

adapun beberapa tulisan atau penelitian yang relevan dengan judul

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Trianita (2019). Skripsi Universitas Negeri Medan.“ Kajian Fungsi dan

Organologi Alat Musik Teganing pada Masyarakat Gayo Kecamatan

Bebesen Kabupaten Aceh Tengah”. Tulisan ini berisi tentang Kajian

fungsi dan organologi Teganing ditinjau dari proses pembuatan alat

musiknya. Tulisan ini membantu peneliti dalam tatacara penulisan skripsi

berkaitan dengan organologi serta menambah wawasan tentang organologi

suatu alat musik ditinjau dari segi pembuatannya.

2. Herman (2014). Jurnal.“Produksi Gitar Bona Pasogit Sipoholon Buatan

BapakAlbert Hutagalung Di Desa Lumban Baringin KecamatanSipoholon

Kabupaten Tapanuli Utara: Kajian Terhadap Teknik Pembuatan Dan


20

Pemasaran”.Tulisan ini menkaji tentang tehnik pembuatan gitar dan

pemasaran gitar bonapasogit buatan bapak Albert Hutagalung di

Sipoholon. Tulisan ini membantu peneliti menambah wawasan tentang

Gitar Bonapasogit sebagai aset kebudayaan masyarakat disipoholon serta

pemasaran Gitar Sipoholon.

3. Frianko (2014). Skripsi Universitas Negeri Medan. “Perkembangan

Home Industri Gitar Sipoholon di Kecamatan Sipoholon Kabupaten

Tapanuli Utara (1954 – 2013)”. Tulisan ini berisi tentang perkembangan

home industri Gitar Sipoholon dalam tiga tahap yakni periodisasi pasca

kemerdekaan, periode Orde Baru, dan Reformasi. Tulisan ini membantu

peneliti sebagai bahan penelitian relevan didalam menggali informasi

terkait Gitar Sipoholon.

4. Sayro (2017). Skripsi Universitas Negeri Medan. “Perubahan Budaya

Bermain Gitar pada Perempuan di Kecamatan Sipoholon”.Tulisan ini

berisi tentang perubahan budaya bermain gitar pada perempuan di

Kecamatan Sipoholon disebabkan oleh perkembangan zaman dan

teknologi, salah satunya kehadiran rumah produksi Gitar Sipoholon.

Tulisan ini membantu peneliti untuk menggali lebih dalam penelitian

relevan guna melanjutkan penelitian yang baru dengan identifikasi

masalah yang berbeda.

5. Ismawardi (2011). Jurnal. Universitar Negeri Makassar. “Gitar custom

ibanezpgm produksi Mirai di Cakalang v Makassar (suatu tinjauan


21

organologi)”. Tulisan berisi tentang Produksi Gitar custom ibanezpgm

produksi Mirai di Cakalang v Makassar ditinjau dari organologi

pembuatan gitar tersebut. tulisan ini membantu peneliti Sebagai bahan

referensi terhadap ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Organologi

Akustik.

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan kerangka berpikir yang membentuk teori,

dengan menjelaskan keterkaitan antar variabel yang belum diketahui. Kerangka

konseptual dibuat untuk menggambarkan fenomena yang yang akan diteliti.

Menurut peneliti belum ada penelitian yang meneliti Studi Organologi khususnya

produksi Bapak Rohobby Siregar. Studi organologi diartikan sebagai ilmu yang

mempelajari alat musik itu sendiri.

Dalam penelitian ini, yang menjadi topik penelitian adalah Studi

Organologi. Studi organologi menyangkut dalam hal pembuatan alat musik itu

sendiri, mulai dari pemilihan bahan yang akan digunakan dan fungsi dari setiap

bagian-bagian alat musik tersebut.


22

Kerangka konseptual

Studi Organologi Gitar Akustik Sipoholon Produksi Bapak Rohobby Siregar di


  Kecamatan Sipoholon

Proses Pembuatan Gitar Organologi Gitar Akustik Produksi Bunyi Gitar


Akustik Sipoholon Sipoholon, Ditinjau Dari Sipoholon.
Proses Pembuatannya.

Curt Sachs dan Hornostel Sri Hendarto (2011:2015) Sears & Zemansky
dalam buku Sri Hendarto organologi pada hakekatnya (2004: 58), definisi umum
(2011:4)jenis-jenis alat musik adalah pengetahuan yang dari bunyi (sound) adalah
terbagi atas 3 bagian yaitu, mempelajari tentang alat-alat sebuah gelombang
berdasarkan gabungan sumber musik, baik dilihat dari segi longitudinal yang
bunyi, cara memainkan dan bentuk, suara, cara memainkan, merambat dalam suatu
jenis-jenis alat tambahan konteksnya dalam kehidupan medium (padat, cair atau
(fungsinya). manusia dan kedudukan alat gas).
musik tersebut.

Temuan Hasil Proses


Pembuatan Gitar Akustik Temuan Hasil Produksi
Sipoholon Temuan Hasil Bunyi Gitar Sipoholon
Organologi Gitar
Akustik Sipoholon

Kesimpulan dan Saran


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan Penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam

sebuah penelitian. Hal ini bertujuan agar penelitian yang diharapkan dapat

tercapai. Menurut Sugiyono (2016:2) “metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dan tujuan dan kegunaan

tertentu”.

Menurut Sugiyono (2016:9) menyatakan bahwa:


“metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, tehnik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

(descriptive research) dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan metode ini

berdasarkan arah dan sifat penelitian yang cenderung untuk memberi pemaparan

dan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-

sifat dan hubungan antara fenomena yang terjadi dalam proses pembuatan gitar di

kecamatan Sipoholon.

23
24

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Sesuai dengan judul penelian ”Studi Organologi Gitar Akustik Sipoholon

Produksi Bapak Rohobby Siregar di Kecamatan Sipoholon”. Maka penelitian ini

akan dilaksanakan di Rosir Gitar Sipoholon Jl. Sisingamangaraja No.30a.

Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara.

Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama

dua bulan, dari bulan Februari- Maret 2020.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Sugiyono(2017:80) populasi adalah sebagai berikut: “Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa populasi

merupakan keseluruhan atau sebagian objek yang diteliti. Dengan demikian

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh usaha pembuatan Gitar Sipoholon di

Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh usaha yang memiliki

pembuatan Gitar akustik di Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara.


25

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti. Hal ini sejalan

dengan pendapat Menurut sugiyono (2016:81) “sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang diteliti oleh populasi tersebut”.

Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah Gitar sipoholon

buatan Bapak Rohobby Siregar di Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli

Utara. Adapun jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak Tiga (3) Orang, yaitu

satu (1) Bapak Rohobby Siregar sebagai Pemilik Usaha tersebut, yang kedua (2)

asistennya Feri Fernando Simanukkalit. Yang ke tiga (3) Istri Bapak Rohobby

yang berperan dalam membantu mengembangkan usaha tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data

Ketepatan dalam menentukan dan memilih teknik pengumpulan data

merupakan salah satu syarat bagi keberhasilan penelitian. Menurut Sugiyono

(2016:224) “teknik pengumpulan data merupakan data paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dalam pelitian adalah mendapatkan data”. Dengan

demikian, teknik pengumpulan data yang tepat diharapkan dapat mempermudah

peneliti dalam memperoleh data yang valid dan informasi yang diperlukan dapat

saling melengkapi.

Sugiono (2016:309) menyebutkan “macam-macam teknik pengumpulan

data secara umum terdapat empat macam teknik yaitu observasi,wawancara,

dokumentasi dan gabungan/triangulasi”. Penelitian ini hanya menggunakan tiga


26

dari empat teknik pengumpulan data yang disebutkan oleh Sugiono yaitu

observasi, wawancara, dan dokumentasi.:

1. Observasi

Observasi merupakan suatu cara yang digunakan dalam tehnik

pengumpulan data pada proses penelitian dengan melakukan pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung.

Menurut Sugiyono (2016:310) menyatakan bahwa:“Observasi sebagai

teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan

teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner”. Apabila wawancara dan kuesioner

selalu berkomunikasi dengan orang maka observasi tidak terbatas pada orang,

tetapi juga pada objek-objek lain.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka observasi pelaksanaan penelitian ini

dilaksanakan dengan pengamatan langsung dilapangan. Peneliti mengadakan

observasi dengan mengamati dan mengikutiproses pembuatan Gitar Sipoholon

mulai dari persiapan dalam pemilihan bahan, ukuran dari setiap bagian gitar yang

akan di produksi serta peralatan yang akan digunakan dalam proses pembuatan

Gitar Sipoholon. untuk memperoleh data yang akan diperlukan, peneliti

menggunakan kamera untuk mengambil foto/ video, notes dan pensil dalam

mencatat hal penting selama mengikuti proses observasi tersebut.

Maka instrumen penelitian yang dilakukan dilapangan menggunakan

data-data yang diperoleh melalui observasi sistematis yaitu pengamatan terlibat

secara langsung, agar peneliti dapat mengamati serta memahamiorganologi dari


27

proses pembuatan Gitar Sipoholon produksi Bapak Rohobby Siregar di

Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara.

2. Wawancara

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2015:72) wawancara adalah

pertemuan yang dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi mupun suatu

ide dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah

kesimpulan atau makna dalam topik tertentu.Berdasarkan pendapat tersebut

wawancara adalah tehnik yang paling efektif didalam mendapatkan informasi

yang lebih luas dan tersruktur dalam memperoleh hasil dari suatu penelitian.

Maka dari itu peneliti akan melakukan wawancara secara tatap muka terhadap

Narasumber, yaitu Bapak Rohobby Siregar dalam penelitian ini.

Untuk melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu menyusun

daftarsejumlah beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada informan yang

tentunyaberkaitan dengan pokok permasalahan. Pada akhirnya wawancara

bersifatinformal dan bebas dan tidak terikat kepada daftar pertanyaan yang telah

disusunsebelumnya. Pertanyaan akan berkembang sesuai dengan pokok

pembicaraanyang tentunya masih fokus kepada hal yang menjadi inti

permasalahan.

Maka instrument dalam wawancara dipergunakan pedoman wawancara

berupa lembar pertanyaan, camera untuk pengambilan video sebagai dokumentasi

hasil visual. Adapun topik yang akan dipertanyakan dalam wawancara tersebut

mencakup berbagai hal yang berkaitan dengan studi organologi Gitar Sipoholon.
28

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2015:82) dokumentasi merupakan catatan peristiwa

pada waktu yang lalu, dan dapat berbentuk tulisan, gambar, maupun karya – karya

monumental dari seseorang. Dalam hal ini Peneliti mengumpulkan dokumentasi

berupa foto, dan video dengan narasumber sebagai data dalam penyempurnaan

penelitian ini. Dokumentasi dilakukan untuk melengkapi hasil penelitian yang

lebih baik, maka gambar atau photo, rekaman kegiatan dapat membantu untuk

memperlihatkan kegiatan yang dilaksanakan, lokasi dan prsoses selama penelitian

berlangsung.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini penulis menggunakan Tehnik

Analisis Deskriptif Kualitatif. Menurut Sugiyono (2016:147) analisis deskriptif

adalah sebagai berikut: “Mengalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Dalam hal ini setelah penulis mendapat data yang diperoleh dari hasil

pengamatan, observasi, wawancara, dan data lainnya yang relevan dan dilakukan

langsung di lapangan (Field Research), akan dijadikan sebagai bahan tulisan,

sehingga hasilnya dapat dilihat dalam bentuk skripsi


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, dkk. 2011. Jurnal : “Aplikasi Pembelajaran Cara Bermain Gitar Untuk
Pemula Berbasis Multimedia”. Universitas Telkom. ISSN : 2442-5826.
vol. 2 No. 3.

Arpian,dkk. 2013. Jurnal : Studi Organologi Gendang Rebana Melayu Desa


Sekura Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas. Kalimantan :
Universitas Tanjung Pura. ISSN : 2715-2723
Budiarso, dan Agung. 2015. Jurnal : Implementasi Sensor Ultrasonik Untuk
Mengukur Panjang Gelombang Suara Berbasis Mikrokontroler Semarang.
Universitas Stikubank Semarang.

Frianko. 2014. Skripsi : Perkembangan Home Industri Gitar Sipoholon di


Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara (1954 – 2013). Medan.
Universitas Negeri Medan.
Hendarto. 2011. Organologi dan akustika I dan II. Bandung: Lubuk Agung.
ISBN: 9795052357 9789795052357.Hal:64
Herman. 2014. Skripsi : Produksi Gitar Bona Pasogit Sipoholon Buatan Bapak
Albert Hutagalung Di Desa Lumban Baringin Kecamatan Sipoholon
Kabupaten Tapanuli Utara: Kajian Terhadap Teknik Pembuatan Dan
Pemasaran. Medan. Universitas Sumatera Utara.
Ismawardi. 2011. Jurnal : Gitar custom ibanezpgm produksi Mirai di Cakalang v
Makassar (suatu tinjauan organologi).Makassar. Universitas Negeri
Makassar.
Kautsar, 2016. jurnal : “Mahir Bermain Gitar” . Yogyakarta, Ganesis Lerning.

Kukuh, dkk. 2016. Jurnal : Pembelajaran Fisika Dengan Mengintegrasikan Seni


Musik Menggunakan Gitar Akustik Zelscope dan lagu Fisika pada Materi
Bunyi. Semarang. Universitas Negeri Semarang.

Marquerite, 2009. Journal : “Multicultural music education : Building an


Appreciative Audience”. America. University of massachusets, lowell.
Muhdar, 2018: “ Kegiatan ekstrakurikuler unruk Pengembangan Bakat Minat
bermain gitar di SMAN 2 Pangkajene Kab.Pangkeb”. Universitas Negeri
Makassar. Issn 1693-3990.
Sayro. 2017. Skripsi : Perubahan Budaya Bermain Gitar pada Perempuan di
Kecamatan Sipoholon. Medan. Universitas Negeri Medan.
Silitonga, Pita. 2020. Akustik Organologi. Medan. Unimed Press.

29
30

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif dan R&D. Bandung


Alfabeta.

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian. Bandung Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode penelitian kualitatif: untuk penelitoian yang bersifat


eksploratif, interpretif, interaktive dan konstruktif. Bandung: Alfabeta.
ISBN: 978-602-289-325-7. Hal:81
Teffera , 2006. Journal : “The Role of traditional Music Among The case of
Selected Aerophones”. Germany. Martin Luther Univertsity Halle-
Wittenberg. Issn 1392-2831.
Trianita. 2019. Skripsi : Kajian Fungsi dan Organologi Alat Musik Teganing
pada Masyarakat Gayo Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah.
Medan. Universitas Negeri Medan.
Yasid, 2016. Jurnal : “ Pengaruh Frekuensi Gelombang Bunyi Terhadap Perilaku
Lalat Rumah”. Universitas Jember. Vol. 5 No. 2. Hal 190.

Anda mungkin juga menyukai