Anda di halaman 1dari 10

1.

LANDASAN TEORI

Hal yang paling penting dari suatu alat musik adalah bunyinya. Kita mengetahui
bahwa yang sedang dimainkan adalah gitar, piano, drum,atau seruling karena kita
mengenal bunyinya. Jadi, membuat alat musik berarti membuat bunyi yang unik dari alat
tertentu yang dapat dinikmati dan dapat dijadikan musik. Banyak bahan yang dapat
dijadikan alat musik, seperti potongan bambu dapat dijadikan seruling, galon air minum
dapat dijadikan drum, dan potongan-potongan besi dapat dijadikan piano.
Bunyi juga merupakan suatu hal yang dapat ditinjau dan dipelajari melalui fisika.
Dalam ilmu fisika, dikatakan bahwa bunyi sebenarnya dihasilkan oleh benda yang bergetar.
Kita dapat menyanyi dan berbicara karena pita suara kita bergetar sehingga menghasilkan
bunyi. Kita juga dapat mendengarkan bunyi dari gitar yang sedang dipetik karena dawai
gitar bergetar. Jadi, bunyi merupakan getaran dan setiap benda yang bergetar akan
menghasilkan bunyi.
Getaran bunyi yang merambat disebut gelombang bunyi. Gelombang bunyi
merupakan suatu bentuk gelombang longitudinal. Dikatakan sebagai gelombang
longitudinal karena bunyi merambat dengan membentuk rapatan dan renggangan pada
medium yang dilaluinya.
Kembali lagi ke konsep bunyi merupakan hal terpenting dalam alat musik, maka
bunyi yang dimaksud di sini adalah nada. Nada adalah bunyi yang memiliki frekuensi
getaran yang teratur. Ada tujuh nada dalam satutangga nada dan masing-masing nada
memiliki frekuensinya sendiri sendiri. Nada Do memiliki frekuensi sekitar 264 Hz, nada
Re memiliki frekuensi sekitar 297 Hz, nada Mi memiliki frekuensi sekitar 330 Hz, nada Fa
memiliki frekuensi sekitar 352 Hz, nada Sol memiliki frekuensi sekitar 396 Hz, nada La
memiliki frekuensi sekitar 440 Hz, dan nada Si memiliki frekuensi sekitar 495 Hz,
sementara nada Do tinggi memiliki frekuensi sekitar 528 Hz. Dengan demikian, tinggi atau
rendahnya nada bergantung pada besar kecilnya frekuensi yang dihasilkan. Semakin besar
frekuensinya, semakin tinggi nadanya. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil frekuensinya,
semakin rendah nadanya.
Selain itu, ketika kita kembali pada topik alat musik, hampir seluruh alat musik
klasik (yang tidak dimainkan dengan menggunakan listrik) memiliki rongga udara.
Perhatikanlah bahwa sebenarnya gitar memiliki rongga udara, biola pun demikian,
termasuk juga seruling dan gendang. Untuk apa sebenarnya rongga udara ini? Ternyata
rongga inilah yang menyebabkan alat musik yang kita buat memiliki suara yang khas dan
merdu. Dan dalam fisika, rongga ini dikenal dengan istilah resonansi udara.
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena pengaruh getaran
benda lain yang berada di dekatnya. Jika kita lihat yang terjadi pada rongga udara yang
dimiliki gitar, maka dawai gitar yang bergetar akan membuat udara dalam rongga gitar ikut
bergetar dan menghasilkan bunyi yang terdengar lebih merdu. Resonansi ini tidak hanya
terjadi pada gitar. biola juga memiliki rongga udara sebagai tempat terjadinya resonansi
sehingga bunyi yang dihasilkan biola akan menjadi lebih menarik, begitu juga dengan
organ (piano yang sering digunakan di gereja) dan seruling, semuanya memiliki rongga
udara agar memungkinkan terjadinya resonansi, sehingga suara yang dihasilkan oleh alat
musik itu juga akan terdengar lebih merdu. Membuat alat musik ternyata dapat
menggunakan alat-alat sederhana seperti yang telah disebutkan di awal. Maka. dari
landasan teori ini, penulis tertarik untuk membuat suatu alat musik dari bahan bekas, yaitu
botol kaca.
Pipa organa merupakan sejenis alat musik tiup.Bisa dicontohkan sebagai seruling
bambu. Anda tentu pernah melihat bahwa ada dua jenis seruling bambu. Demikian juga
dengan karakteristik pipa organa. Ada pipa organa terbuka (kedua ujungnya terbuka) dan
pipa organa tertutup (salah satu ujungnya tertutup).
Pipa organa tertutup adalah tabung/pipa yang salah satu ujungnya tertutup,
sedangkan ujung yang lainnya terbuka. Bentuk tabung yang memiliki bagian ujung tertutup
akan membuat gelombang selalu terbentuk simpul karena udara tidak bebas bergerak.
Sedangkan pada bagian yang lain (bagian ujung tabung yang terbuka) akan terbentuk perut
gelombang karena udara bebas bergerak.
Pada pipa organa tertutup banyak simpul selalu sama dengan banyak perut yang
terbentuk. Jarak antara simpul tertutup dan terbuka terdekat adalah 1/4λ. Di mana, besar
frekuensi dasar pada tabung hanya berhubungan dengan seperempat panjang gelombang
di dalam tabung yang dapat dinyatakan dalam persamaan l = 1/4λ atau λ = 4l. Sehingga,
besar frekuensi dasar (f0) pipa organa dapat dihitung melalui persamaan
f0 = v/λ = v/4l dengan v adalah cepat rambat gelombang bunyi di udara.Rumus frekuensi
pipa organa tertutup pada nada atas n = 1, 2, 3, dan seterusnya sesuai dengan persamaan
berikut:

Gambar 1. Pipa Organa Tertutup


2. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat musik ini adalah sebagai
berikut:
a. Kayu (Secukupnya)
b. Botol Kaca Bekas (8 Buah)
c. Baut Ukuran 3 inchi
(Secukupnya)
d. Gergaji
e. Palu
f. Meteran
g. Penggaris Siku
h. Air
i. Tali
j. Amplas
k. Cat Kayu
l. Kertas (Secukupnya)

3. Desain Alat

Adapun desain alat musik ini adalah sebagai berikut:


a. Tampak Depan dan Belakang

b. Tampak Samping Kiri dan Kanan


c. Tampak Atas dan Bawah

4. Cara kerja dan Prinsip Kerja Alat

Botol bekas merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul. Botol
bekas yang dipilih adalah botol bekas yang identik, artinya memiliki ketinggian, volume,
dan ketebalan yang hampir sama. Untuk menghasilkan nada yang berbeda-beda, maka
botol diisi air dengan ketinggian tertentu. Pemukulnya dibuat dari kayu yang diberi ujung
paku karena paku dapat menghasilkan ketukan yang bagus dibandingkan dengan material
lainnya. Nada yang dipilih adalah nada-nada dasar seperti Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Si, dan
Do tinggi. Dengan demikian, dibutuhkan delapan buah botol bekas. Selanjutnya, botol
bekas yang sudah diatur nadanya tersebut dimasukkan ke dalam semacam rak yang dibuat
dari kayu. Rak ini akan menjaga agar botol tetap mantap di tempatnya dan tidak oleng
ketika dipukul, selain itu, rak ini juga berfungsi agar air yang ada di dalam botol tidak
tumpah dan posisi botol sama rata.
Nada-nada dasar Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Si, dan Do Tinggi ini di cari dengan
mengatur ketinggian air di dalam botol. Hal ini bertujuan agar udara pada kolom udara
dapat beresonansi sehingga menghasilkan nada dengan frekuensi tertentu,

Gambar 2. Panjang kolom udara L


Gambar 3. Alat musik botol bekas

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa kolom udara dari nada Do dasar hingga
nada Do linggi semakin panjang. Itu berarti, semakin panjang kolom udara di dalam botol
maka frekuensi suara yang dihasilkan akan semakin tinggi. Begitupun sebaliknya, semakin
pendek kolom udara di dalam botol maka frekuensi nada yang dihasilkan akan semakin
rendah.
A. Tujuan

1. Mendeskripsikan proses terbentuknya dan merambatnya bunyi pada medium air.


2. Menganalisis hubungan tinggi rendahnya nada dengan banyak atau tidaknya air yang
dimasukkan dalam botol.

B. Alat ,Bahan, dan Harga

1. Botol kaca bekas (8 buah)


2. air (Secukupnya)
3. Baskom Kecil (1 buah)
4. Batangan besi (1 buah)
5. Mistar (1 buah)
6. Corong (1 buah)
7. Kertas Label (Secukupnya)

C. Langkah Kerja

1. Ambil air secukupnya dengan menggunakan baskom kecil yang telah disediakan.
2. Masukkan air ke dalam botol sedikit demi sedikit sambil menentukan nada apa yang
diperoleh dengan memukulkan batangan besi ke badan botol.
3. Setelah semua nada ditemukan, ukur seberapa tinggi bagian yang tidak terdapat air dalam
setiap botol (kolom udara).
4. Labeli setiap botol berdasarkan nada-nada yang ditemukan.
5. Tuliskan hasil pengamatan pada tabel yang telah tersedia.

D. Tabel Hasil Pengamatan


Nada Tinggi Kolom Udara
Do …
Re …
Mi …
Fa …
Sol …
La …
Si …
Do (tinggi) …
E. Pertanyaan:
1. Apakah ada perubahan air sebelum dan saat botol dipukul dengan batangan besi?
Bagaimana bentuk perubahannya?
Jawab:

2. Apakah banyak atau tidaknya air dalam botol berpengaruh pada tinggi atau rendahnya
nada? Mengapa demikian?
Jawab:

3. Setelah melakukan percobaan tadi, bagaimanakah proses terbentuknya nada yang kalian
amati?
Jawab:
RUBRIK PENILAIAN PRAKTIKUM
Nama Siswa :
Kelompok :

Tahap Persiapan
Nilai Kategori
3 Siswa mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dan melaporkan
hasil perkembangan proyek kelompok
2 Siswa mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
1 Siswa tidak ikut aktif dalam kelompok
Tahap Pelaksanaan Praktikum
Nilai Kategori
3 Siswa menggunakan semua alat yang sudah disiapkan dan terampil
menemukan nada-nada yang diminta
2 Siswa tidak menggunakan semua alat yang sudah disiapkan dan
terampil menemukan nada-nada yang diminta
1 Siswa belum mampu menemukan nada yang diminta
Tahap Presentasi
Nilai Kategori
3 Siswa mampu mengemukakan idenya dengan jelas dan mudah
dimengerti serta memahami konsep yang telah dipelajari
2 Siswa memahami konsep yang telah dipelajari namun tidak mampu
mengemukakan idenya dengan jelas dan mudah dimengerti
1 Siswa tidak memahami konsep yang telah dipelajari

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖
Nilai Total = X 100
9

Anda mungkin juga menyukai