Anda di halaman 1dari 10

Studi Organologi Pembuatan Gitar Genta Bandung

Vol. 1, No. 3, Desember 2013

STUDI ORGANOLOGI PEMBUATAN GITAR KLASIK PRODUKSI


PT. GENTA TRIKARYA BANDUNG
Fadlan Miftahunnajah
Tono Rachmad PH.1
Dody M. Kholid2
Email: fadlan_mn@yahoo.com
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ABSTRAK
Tujuan skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan hasil penelitian tentang “Studi
Organologi Pembuatan Gitar Klasik Produksi PT. Genta Trikarya Bandung”.
Permasalahan yang paling pokok dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana
proses pembuatan gitar klasik yang berkualitas mulai dari pemilihan bahan mentah,
pengolahan, perakitan hingga menjadi sebuah gitar. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Pemilihan metode ini berdasarkan arah dan sifat penelitian yang cenderung untuk
memberi pemaparan dan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan antara fenomena yang terjadi dalam penelitian.
Objek penelitian ini adalah gitar yang produksi dari PT. Genta Trikarya dengan type
C-420. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara,
observasi, serta studi literatur. Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa dalam
memproduksi gitar klasik yang berkualitas harus benar-benar dapat memperhitungkan
dan memahami kualitas bahan, proses pembuatan, menerapkan ilmu organologi
dengan sentuhan estetis tanpa mengurangi kualitas bunyi dari gitar itu sendiri.
Kata kunci: Organologi, Gitar Klasik.
Abstract
This thesis entitled " Study of Classical Guitar Making Production
organological PT . Genta Trikarya Bandung " . The most fundamental problem in this
thesis is a study of how the process of making a quality classical guitar ranging from
the selection of raw materials , processing , assembling up to be a guitar . The purpose
of this research is the answer to the problems that researchers discovered and to
provide pedidikan to the public at large about the guitar -making process is based on
the consideration that the community organological science more selective in choosing
musical instruments especially guitars . The method used in this research is descriptive
method with qualitative approach . The selection method is based on the direction and
nature of research that tends to give an overview of exposure and systematic, factual
and accurate information on the facts , properties and relationships between
phenomena that occur in the study . Object of this research is that guitar production
from PT . Genta Trikarya with type C - 420 . Data collection techniques used were
through interviews , observation , and study of literature . The results obtained is that
in producing a quality classical guitar should really be able to take into account and
understand the quality of the materials , the manufacturing process , applying
knowledge organological with a touch of aesthetic without compromising the sound
quality of the guitar itself .
Kata kunci: Organologi, Gitar Klasik.

1
Pembimbing 1 sebagai penulis, penanggung jawab tulisan
2
Pembimbing 2 sebagai pembantu pembimbing 1
Fadlan Miftahunnajah,
Studi Organologi Pembuatan Gitar Genta Bandung

Manusia memainkan musik Masehi. Namun, beberapa ilmuwan dan


memerlukan media atau alat penghasil kalangan pecinta musik berpendapat
bunyi. Diawali dari berbagai macam proses bahwa alat musik gitar bukanlah berasal
dan melalui beragam bentuk yang manusia dari sekitar wilayah Persia, melainkan dari
ciptakan dalam membuat instrumen Spanyol. Pendapat itu diperkuat dengan
penghasil bunyi, serta kebutuhan terhadap adanya alat musik yang mirip dengan gitar
warna suara yang diinginkan, maka yang berasal dari Spanyol, yakni vihuela.
terbentuklah beberapa instrumen musik Alat musik vihuela ini telah dikenal
dengan berbagai macam karakter dan masyarakat Spanyol sejak tahun 1500-an,
bentuk. Salah satu bentuk instrumen instrumen musik vihuela pun dapat
penghasil bunyi yang tercipta dari sebuah tergantikan dengan seiring perkembangan
proses kreativitas manusia tersebut adalah yang terjadi pada berbagai macam jenis
gitar. alat musik gitar selama berabad-abad
Gitar merupakan salah satu alat musik hingga pada akhirnya ada yang menjadi
yang populer di kalangan masyarakat gitar klasik yang digunakan pada saat ini.
dunia. Alat musik ini tidak hanya Terlepas dari perbedaan pendapat
dimainkan oleh masyarakat kelas atas saja, mengenai asal dan waktu kemunculan dan
tetapi hampir semua kalangan biasa perkembangannya, tidak dapat dipungkiri
memainkan salah satu alat musik berdawai bahwa peranan gitar dalam industri musik
ini. Tidak hanya digunakan oleh musisi dewasa ini sangatlah besar. Antusiasme
dalam mengaransemen karya atau generasi muda terhadap instrumen musik
membuat komposisi baru, tetapi juga biasa yang satu ini pun terbilang sangat tinggi.
digunakan untuk sekedar mengisi waktu Salah satunya terhadap gitar klasik.
luang. Sayangnya, tidak semua pecinta maupun
Instrumen dan permainan gitar hingga pemain instrumen musik ini memiliki
kini masih menjadi salah satu alat musik wawasan mengenai memilih alat musik
yang banyak diminati. Selain mudah gitar yang baik. Masyarakat pada uumnya
membawanya dan tidak terlalu berat dan masih belum cukup paham terhadap alat
besar, gitar selalu menjadi pilihan utama musik gitar yang berkualitas. Akibatnya,
masyarakat umum dalam bebagai kegiatan masyarakat sering terjebak oleh desain
sosialisasi. Contohnya, dalam pergaulan atau model dengan berbagai macam bentuk
sesorang yang bisa memainkan gitar bisa ataupun penampilan yang menarik. Mereka
menjadi daya tarik untuk menemukan sering sekali hanya melihat dari sisi
banyak teman. Seseorang yang bisa luarnya saja, misalnya kemasan, warna,
memainkan gitar bisa saling mengajarkan atau bahkan mereka tertarik karena
kepada teman yang belum bisa bermain promosi barang maupun promosi harga.
gitar atau bisa disebut dengan pemula, Hal tersebut menunjukan bahwa, masih
serta gitar biasa digunakan atau dimainkan banyak masyarakat awam yang tidak
ketika mereka sedang berkumpul bersama mengetahui tentang kualitas sebuah
untuk sekedar meramaikan suasana. instrumen music, khususnya instrumen
Menurut Widodo dan Dawud Achroni musik gitar, baik dari kualitas bahan
(2013:11). Alat gitar telah melalui maupun produksi bunyi yang dihasilkan.
perjalanan waktu yang panjang. Sekitar Akibatnya, masyarakat tidak mengetahui
abad 19 sebelum Masehi hingga abad 17 tentang bagaimana memperoleh instumen
Masehi, gitar mengalami evolusi yang musik gitar yang berkualitas. Untuk
begitu rumit dan beraneka ragam. mengetahui hal tersebut, diperlukan
Diprediksi gitar berasal dari wilayah pengetahuan tentang kualitas instrumen
Persia. Puing-puing yang ditemukan musik gitar secara baik berdasarkan ilmu
diperkirakan sekitar abad 19 sebelum organologi. Ironisnya, tidak hanya
Studi Organologi Pembuatan Gitar Genta Bandung
Vol. 1, No. 3, Desember 2013

masyarakat awam saja yang tidak digunakan sebagai bahan pembuatan


mengetahui wawasan ilmu pengetahuan instrumen gitar klasik, hingga proses yang
tentang instrumen musik ini, bahkan menjadikan kayu tersebut menjadi sebuah
mahasiswa formal yang mengambil instrumen gitar klasik. Untuk itu, peneliti
jurusan seni musik pun, tidak jarang yang memilih salah satu tempat pembuatan gitar
tidak mengetahuinya dan memahami yang telah lama dan banyak berkiprah
tentang akustik dan organologi gitar. Dapat dalam pengadaan instrumen gitar klasik di
disimpulkan dari pemasalahan diatas, Indonesia, khususnya di kota Bandung.
pendidikan akustik dan organologi itu Tempat pembuatan instrumen gitar klasik
perlu disosialisasikan kepada masyarakat, yang peneliti maksud adalah pabrik gitar
terutama oleh lembaga formal yang PT. Genta Trikarya.
bergerak dibidang musik ataupun Adapun tujuan yang ingin dicapai
pendidikan musik, pakar-pakar musik, dalam penelitian ini adalah :
pakar akustik maupun organologi untuk 1. Mendeskripsikan bagaimana proses
mentransferkan ilmunya kepada pembuatan Instrumen musik gitar
masyarakat luas. klasik produksi PT. Genta Trikarya
Setelah memahami ilmu organologi ditinjau dari penyediaan bahan,
khususnya terhadap gitar, perlunya pengolahan bahan, hingga
perawatan dan pemeliharaan yang baik penyelesaian akhir.
terhadap gitar. Dikarenakan jika perawatan 2. Mendeskripsikan tentang ciri khas
dan pemeliharaannya tidak baik, maka gitar klasik produksi PT. Genta
gitar sebagai alat musik yang berbahan Trikarya dilihat dari sisi fisiknya.
dasar kayu akan mudah rusak karena Menurut Pono Banoe (2003:312)
terpengaruh cuaca, suhu, ataupun tingkat organologi adalah Ilmu alat musik, studi
kelembaban suatu tempat baik didalam mengenai alat-alat musik (bukan hanya
maupun diluar ruangan. Sikap yang baik alat musik organ). Organologi mempelajari
ditunjukan dalam merawat suatu alat tentang struktur alat musik berdasarkan
musik sangatlah penting. sumber bunyi, cara memproduksi bunyi
Gitar klasik sebagai media pendidikan dan sistem pelarasan. Bila mengambil
musik maupun pertunjukan dituntut untuk contoh alat musik gitar, organologi
memiliki suatu standar tersendiri, selain mempunyai maksud sebagai gambaran
baik dari aspek kualitas bunyi, maupun tentang bentuk dan rupa susunan
aspek kualitas bahan baku, estetika bentuk pembagun konstruksi suatu gitar, sehingga
gitar klasik, pemilihan senar, kerapihan gitar dapat menghasilkan suara seperti
dalam proses pembuatan, dan tahan lama. gitar kebanyakan.
Untuk menghasilkan kualitas bunyi gitar Gitar merupakan instrumen musik yang
klasik yang baik, maka tak lepas dari termasuk dalam katagori alat musik
struktur instrumen musik itu sendiri. Chordophone (dawai). Sebagaimana yang
Pemilihan bahan dan cara pembuatan, di kemukakan oleh Michael kennedy
tentu sangat berpengaruh terhadap kualitas dalam bukunya yang berjudul The Oxford
bunyi yang dihasilkan. Dictionary of Music (1985:305) yaitu:
Kondisi seperti ini membuat peneliti Guitar. Stringed Instrument, plucked and
tertarik untuk mengangkat permasalahan fretted, of ancient otigin, its 16th century,
tersebut sebagai penelitian. Tujuannya ancestor being the vihuela de mano. Not
untuk mengetahui dan memahami tentang unlike a lute but whit flat or sightly
organolgi instrumen gitar klasik. Oleh rounded back. Now has 6 course, tuned E-
sebab itu, peneliti perlu menelusuri tentang A-d-g-b-e’.
proses pembuatannya, mulai dari Dilihat dari pernyataan di atas, gitar
bagaimana jenis kayu yang akan yang ada saat ini merupakan
Fadlan Miftahunnajah,
Studi Organologi Pembuatan Gitar Genta Bandung

perkembangan dari dua instrumen dawai senar satu sesuaikan dengan cara senar
terdahulunya, Vihuela dan Lute. standarnya dikencangkan atau dikendorkan.
instrumen gitar memiliki enam buah senar 2. Bila sudah sama, bunyikan senar dua
yang masing-masing senarnya dengan open string, tekan senar tiga di
menghasilkan nada yang berbeda antara fret empat, bunyikan. Bila belum sama
satu dengan yang lainnya. Sumber suara dengan senar dua maka sesuaikan.
pada gitar dihasilkan oleh getaran 3. Bunyikan senar tiga dengan open string,
gelombang dari dawai-dawainya melalui tekan senar empat di fret lima,
badan gitar sebagai ruang resonansinya. bunyikan. Bila belum sama dengan
Pendapat ini diperkuat oleh Percy A. senar tiga maka sesuaikan.
Scholes dalam bukunya yang berjudul The 4. Bunyikan senar empat dengan open
Oxford Companion to Music (1980:43), string, tekan senar lima di fret lima,
Yaitu: bunyikan. Bila belum sama dengan
Guitar. An instrument somewhat of senar empat maka sesuaikan.
the lute type (cf. Mandoline) with 5. Bunyikan senar lima dengan open
fretted fingerboard like the lute, string, tekan senar enam di fret lima,
played, as the lute is, by plucking the bunyikan. Bila belum sama dengan
strings with the finggers; unlike the senar lima maka sesuaikan.
lute, howefer, it was flat (or, in some Dapat disimpulkan, senar yang
old guitars, slightly rounded) back berada pada gitar bila ditekan mulai dari
and the surface of its rsonance- open string kemudian diteruskan
chamber is curved inward on each melalui satu fret ke fret lain yang
side somewhat like that of the violin berbeda akan menghasilkan nada yang
family. The normal modern guitar berbeda pula, intinya jarak satu fret
has six strings; the early guitar was pada gitar menghasilkan perbedaan satu
double-strings, like the lute. semi-tone. Enam buah senar bila dalam
Ada berbagai metode tuning. Menurut keadaan sudah standard tuning akan
Jubing Kristianto (2013:107-108) cara mempuyai nada yang berurutan baik
yang biasa dilakukan adalah menggunakan dari senar terbesar dengan nada
garpu tala nada A yang berfrekuensi 440 terendah ke senar terkecil dengan nada
Hz ataupun menggunakan alat musik lain tertinggi begitupun sebaliknya, yang
seperti piano yang sudah di tuning dengan nantinya akan bertemu di satu titik fret
benar dengan membunyikan nada A oktaf yang memiliki nada sama dengan senar
dua yang sama dengan garpu tala seterusnya dalam keadaan open string.
berfrekuensi 440 Hz. Bunyikan garpu tala
ataupun piano di nada A oktaf dua. Lalu METODE
tekan fret ke lima pada senar satu (senar Metode yang digunakan dalam
terkecil), kemudian dipetik. Bila nadanya penelitian ini adalah metode deskriptif
belum sama, ada kemungkinan senar (descriptive research) dengan pendekatan
dikencangkan bila nada terdengan lebih kualitatif. Pemilihan metode ini
rendah dari nada A 440 Hz atau berdasarkan arah dan sifat penelitian yang
dikendurkan bila nada yang terdengar lebih cenderung untuk memberi pemaparan dan
tinggi. Pastikan senar satu fret lima sudah gambaran secara sistematis, faktual dan
sesuai dengan nada A oktaf dua (440 Hz). akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan
Setelah sesuai barulah proses tuning ke hubungan antara fenomena yang terjadi
tahap berikutnya, yaitu: dalam proses pembutan gitar di PT. Genta
1. Petik senar satu tanpa ditekan (open Trikarya. Data-data yang diperoleh dalam
string), tekan senar dua di fret lima, penelitian ini berasal dari hasil
bunyikan. Bila belum sama dengan nada pengamatan, observasi, wawancara, dan
Studi Organologi Pembuatan Gitar Genta Bandung
Vol. 1, No. 3, Desember 2013

data lainnya yang relevan dan dilakukan pengeringan, kayu dibelah menjadi papan-
langsung di lapangan (Field Research) papan tipis dengan menggunakan band
oleh penulis sebagai instrument penelitian. saw yang pada akhirnya papan-papan
Melalui metode penelitian deskriptif tersebut berukuran:
kulitatif, peneliti dapat mendeskripsikan 1) Kayu Spruce
dengan jelas tahapan-tahapan pembuatan Dari ukuran 25 x 10 x 200 menjadi 25 x
gitar klasik mulai dari pemilihan dan 0,5 x 200
pengolahan bahan, pembuatan, perakitan, 2) Kayu Mahoni
penalaan, proses finishing, struktur gitar a. Dari ukuran 25 x 10 x 200 menjadi 25 x
yang standar, pertimbangan organologi 0,5 x 200
yang akan diperlukan dalam gitar klasik b. Dari ukuran 15 x 10 x 200 menjadi 15 x
secara objektif, valid, reliable tanpa harus 0,5 x 200
mengesampingkan batasan penelitian yang c. Dari ukuran 10 x 10 x 200 menjadi 10 x
terdiri dari proses pembuatan gitar beserta 2,5 x 200
organologi, usaha dan estetika, serta Adapun kayu Rosewood yang
memaparkan keunikan dan ciri khas yang sebelumnya sudah menjadi papan, yaitu:
terdapat dari gitar klasik produksi PT. a. Ukuran 7 x 0,8 x 55
Genta Triarya. b. Ukuran 5 x 1,5 x 60
Tahapan berikutnya adalah tahapan
HASIL DAN PEMBAHASAN pembentukan komponen-komponen dari
PROSES PEMBUATAN GITAR bahan-bahan yang sudah disiapkan dan
KLASIK diproses sembelumya, adapun rinciannya
1. Proses Utama sebagai berikut:
a) Tahap Penyediaan Bahan 1. Kayu Spruce
Tahap ini menjelaskan bahan kayu dari Kayu ini diproses untuk menjadi Top Body
bahan mentah berupa kayu gelondongan gitar. Dari ukuran 25 x 0,5 x 200
dan berbentuk papan-papan. Adapun kayu menjadi ukuran 25 x 0,3 x 55.
yang dibutuhkan berjenis dan berbentuk: 2. Kayu Mahogani
1) Kayu Spruce (Gelondongan) a. Kayu yang sebelumnya berukuran 25 x
2) Kayu Mahogani (Gelondongan) 0,5 x 200 akan diproses menjadi ukuran
3) Kayu Rosewood (Papan) 25 x 0,3 x 55 dan akan digunakan untuk
Khusus untuk kayu Mahoni dan Spruce bahan Back Body gitar.
yang berupa kayu gelondongan dilakukan b. Kayu ukuran 15 x 0,5 x 200 diproses
terlebih dahulu proses pemotongan khusus menjadi ukuran 15 x 0.3 x 90 dan akan
yang istilahnya disebut quarter sawn, kayu digunakan untuk bahan Side Body gitar.
dipotong menggunakan gergaji pita c. Beberapa kayu yang berukuran 10 x 2,5
menjadi balok-balok kayu yang berukuran: x 200 diproses menjadi:
P x L x T (dalam sentimeter) 1) Head 10 x 2 x 25
1) Kayu Spruce 2) Neck 10 x 2 x 25
Ukuran 25 x 10 x 200 3) Heel 10 x 2 x 7
2) Kayu Mahogani 4) Kerangka 2 x 1 x 40
a. Ukuran 25 x 10 x 200 5) Block 10 x 2 x13
b. Ukuran 15 x 10 x 200 6) Lining 2 x 0,5 x 90
c. Ukuran 10 x 10 x 200 3. Kayu Rosewood
Kayu-kayu yang sudah dibentuk balok- a. Papan ukuran 7 x 0,8 x 55 diproses
balok kemudian dilakukan proses menjadi papan fretboard.
pengeringan kedalam oven dengan suhu b. Papan ukuran 5 x 1,5 x 60 diproses
70 C dalam kurun waktu sekitar tiga menjadi bridge.
minggu. Setelah dilakukan proses b) Tahap pembuatan badan gitar (Body)
Fadlan Miftahunnajah,
Studi Organologi Pembuatan Gitar Genta Bandung

1. Pembuatan Top Body dimasukan kedalam mesin vacuum press


Dua buah kayu spruce ukuran 25 x 0,3 selama 20 menit.
x 55 disatukan (Bookmatch) dan dieratkan 3. Pembuatan Side Body
menggunakan lem menjadi ukuran 50 x ,3 Dua buah kayu mahogani yang
x 55. Setelah satu jam kayu ini diletakan di berukuran 15 x 0,3 x 90 dimasukkan ke
cetakan (mould) top body C-420, papan dalam oven atau pemanas dengan suhu 150
kayu dibuat outline gambar dengan ukuran  C. Setelah dipanaskan kayu dicetak
mengikuti mould top body yang sudah menggunakan mould (cetakan) dan togle
tersedia namun dilebihkan satu sentimeter sesuai dengan bentuk side body C-420,
dari ukuran yang sebenarnya. Outline kemudian dua buah side direkatkan dan
gambar dipotong dengan menggunakan dipasang block di bagian upper side dan
band saw. lower side. Kemudian side body dipasangi
Kemudian, kayu top body dibuat outline 4 buah lining yang terbuat dari kayu
sound hole yang berdiameter 8,5 cm mahogany yang berukuran 2 x 0,5 x 90
setelah itu dipotong dengan menggunakan yang sudah di bentuk menjadi ada guratan-
hole cutter dengan mengikuti outline guratan yang beralur, sehingga menjadi
sound hole. Lalu, top body bagian dalam lentur agar dapat mengikuti bentuk side
diberi kerangka sesuai dengan model body dari C-420, lining di rekatkan dengan
rangka top body C-420, setelah kerangka lem di kedua sisi luar bagian dalam dari
dipasang kemudian dimasukan ke dalam side body tersebut.
mesin vacum press selama 20 menit. 4. Penyambungan top, back dan
side body
2. P Pemasangan top dan back body
pada
e side body dilakukan dengan cara
merekatkannya
m dengan menggunakan lem,
setelah
b lem kering selama satu jam
dilakukan
u pemangkasan kepada outline
pada
a top dan back body gitar yang
dilebihkan
t satu sentimeter sebelumnya
dengan
a menggunakan shapper. Lalu pada
bagian
n upper block dibuat slot dove tail
dengan ukuran yang sudah ditetapkan.
B c) Tahap pembuatan leher gitar (Neck)
a 1. Head
ck Body Bagian kayu mahogani berukuran
Dua buah kayu mahogani ukuran 10 x 2 x 25 salah satu ujungnya dipotong
25 x 0,3 x 55 disatukan (Bookmatch) dan secara miring dari ujung atas ke bawah
dieratkan menggunakan lem menjadi menggunakan gergaji bundar dengan
ukuran 50 x ,3 x 55, setelah satu jam kayu ukuran kemiringan potongan 14.
ini diletakan di cetakan (mould) back body 2. Neck
C-420 yang ukurannya dilebihkan satu Pembentukam Neck hampir sama
sentimeter, papan kayu digambar dengan dengan bagian head, yaitu kayu mahogani
ukuran dari mould yang sudah tersedia yang berukuran 10 x 2 x 25 ujungnya
kemudian outline gambar dipotong dengan dipotong secara miring menggunakan
menggunakan band saw. Lalu, back body gergaji bundar dengan kemiringan
bagian dalam diberi kerangka sesuai potongan 14, namun cara pemotongan
dengan model rangka back body C-420. bagian neck ini terbalik dari head yaitu
Setelah kerangka dipasang kemudian dari bawah ke atas.
Studi Organologi Pembuatan Gitar Genta Bandung
Vol. 1, No. 3, Desember 2013

3. Heel
Tiga buah kayu mahogani
berukuran 10 x 2 x 7 ditumpuk dan
direkatkan menggunakan lem.
4. Fretboard
Papan yang berukuran 7 x 0,8 x 55
dihaluskan dan dibentuk menjadi papan Setelah pembuatan alur selesai,
fretboard C-420, selanjutnya papan barulah trustrot dipasang. Ini digunakan
fretboard yang sudah dibentuk diberikan agar sambungan neck dengan papan fret
alur-alur tipis agar nanti dapat diberi kawat lebih kuat dan tidak mudah berubah arah
fret dengan memakai pola jarak antar kemiringan ketika senar dipasang. Ketika
fretboard yang sudah ada dengan jumlah neck kemiringannya berubah karena
19 fret. Adapun perhitungan jarak antar tarikan senar setelah senar dipasang,
fret dengan memakai rumus sebagai dengan istilah double action, trustrot dapat
berikut: meluruskannya lagi atau mengatur jarak
senar dengan fret dengan menggunakan
kunci L.

Setelah trusroat selesai, ujung neck


yang tersambung dengan heel dibuat dove
tail.
Untuk fret-fret selanjutnya

F = Fret
Fx = Fret sebelum Fy
Fy = Fret yang akan dihitung jaraknya
5. Penyambungan neck Pemasangan papan fretboard ke
Rekatkan neck dengan head neck dilakukan dengan mesin press kepada
dibagian yang sudah dipotong miring 14 papan fretboard ke neck yang sudah
di keduanya dan setelah itu neck yang diberikan lem perekat dan dikeringkan
sudah menyatu dengan head di lakukan selama dua jam. Terakhir, pembentukan
proses pembentukan neck C-420 dengan neck dilakukan dengan shapper agar neck
menggunakan Clamp. Kemudian, diujung membentuk serupa dengan type C-420.
neck lainnya rekatkan heel tiga tumpuk. d) Tahap penyambungan
Setelah itu masuk ke proses pengetaman 1. Slot Dove Tail
untuk meluruskan bagian neck yang akan Pada body gitar yang sudah selesai
diletakan papan fretboard. Setelah maka seterusnya dibuat slot dove tail
pengetaman dibagian head dan Heel dibaian upper blocknya. Ukuran slot
dibentuk menggunakan shapper menjadi bebentuk lubang yang disesuaikan dengan
bentuk head dan Heel gitar klasik type C- ukuran dove tail pada neck agar dove tail
420. Kemudian, dibagian neck untuk pada neck bisa masuk ke slot dove tail
disimpan fretboard dibuat alur trustrot yang berada ada body gitar.
dengan menggunakan router bits.
Fadlan Miftahunnajah,
Studi Organologi Pembuatan Gitar Genta Bandung

iii. Panjang = 76 mm
d. Lubang senar pada bridge
i. Diameter lubang =
1,8 mm
ii. Jarak antar lubang =
12 mm
2. Join antara body dan neck
Pada proses pemasangan posisi
Proses penyambungan antara body
(mal) bridge ini dilakukan dengan cara
dan neck memakai istilah join. Proses ini
menandai lokasi bridge pada top body yang
dimulai dengan menyambungkan antara
nanti akan dipasang pada saat proses
body dan neck dengan memasukan dove
finishing. Lokasi penempatan bridge
tail yang ada pada neck ke dalam slot
kemudian ditutup dengan memakai solasi.
dovetail yang ada pada body dengan
2. Proses Finishing
memberinya lem kayu terlebih dahulu agar
Ada beberapa tahapan dalam proses
sambungannya lebih kuat. Dan proses ini
finishing gita C-420, antara lain
berlangsung selama empat jam termasuk
sebagai berikut:
dengan masa pengeringan lemnya.
a) Washcoat
b) Proses pendempulan bal
c) Sealer
d) Amplas sealer
e) Clearmatt
3. Pemasangan kawat fret
f) Pemasangan accesoris/parts
Kawat fret yang digunakan adalah
1. Membuka solasi pada fretboard
kawat fret yang terbuat dari bahan dasar
dan di lokasi bridge
berupa kuningan. Dalam pemasangan
2. Pemasangan bridge pada top
kawat fret ada beberapa tahapan yang
body
harus dilalui sebagai berikut:
3. Pengeleman bridge
a. Pemasangan kawat
4. Press bridge
b. Press kawat
5. Pemasangan tuning machines
c. Perataan kawat
6. Pemasangan sadle dan nut
d. Penyudutan kawat
7. Pemasangan inside label Genta
e. Pembersihan fretboard
8. Pengecekan neck
f. Penutupan kawat fret
9. Polishing kawat fret
dengan solasi
10. Pemasangan senar
4. Pembuatan bridge dan
11. Quality Control
pemasangan posisi (mal)
12. Packaging
bridge
Membungkus gitar dengan
Membuat bridge dengan
memakai plastik untuk
menggunakan bahan kayu Rosewwod yang
selanjutnya dimasukan ke
berukuran 5 x 1,5 x 60 lalu dengan pola
dalam inner box/ master box.
bridge yang sudah ada, kemudian kayu
tersebut di bentuk dengan shapper
mengikuti pola bridge yang sudah tersedia.
Ukuran bridge pada gitar C-420
Genta adalah sebagai berikut:
a. Panjang bridge 18 cm
b. Lebar bridge 3,5 cm
c. Alur sadle
i. Lebar = 3 mm
ii. Kedalaman = 6 mm
Studi Organologi Pembuatan Gitar Genta Bandung
Vol. 1, No. 3, Desember 2013

daerah pulau jawa, memilih melewati dinas


perhutani karena dinas perhutani memiliki
standar kayu yang sama dengan yang
diperlukan oleh pihak genta untuk
membuat gitar. Meskipun terkadang genta
menerima kayu gelondongan dari
perkebunan perorangan tetapi dengan
catatan pihak yang menjual kayu tersebut
memiliki sertifikat bebas banjir untuk kayu
yang ditawarkan kepada pihak genta. Kayu
PEMBAHASAN
yang ditawarkan pun tidak serta merta
Dalam membuat gitar para
diterima oleh genta, selain sebelumnya
pengrajin gitar di PT. Genta Trikarya
pihak penjual harus memiliki sertifiat
sangat memperhatikan detail, proses, dan
bebas banjir pihak genta memiliki standar
fungsi dari gitar itu sendiri. Mulai dari
ukuran diameter kayu yang diterima dan
bahan yang akan digunakan. PT. Genta
genta sendiri biasanya yang harus
Trikarya memiliki staf khusus untuk
melakukan pemotongan terhadap kayu
memilih mana kayu yang berkualitas mulai
yang sudah dibeli dikarenakan supaya
dari jenis kayu hingga cara pemotongan
kualitas kayu terjaga dengan menghindari
kayu tersebut harus dari staf PT. Genta
cacat kayu yang diakibatkan kesalahan
Trikarya yang melakukannya. Ini
ketika pemotongan baik dari cara dan
dilakukan agar dapat menghindari cacat
penyimpanannya..
kayu yang diakibatkan kesalahan ketika
Pada prinsipnya, kayu yang
penyimpanan maupun pemotongan.
memenuhi standar untuk dapat dijadikan
Adapun jenis kayu yang digunakan dalam
sebagai bahan baku untuk pembuatan gitar
pembuatan gitar C-420 adalah:
adalah kayu yang mempunyai kemampuan
1) Kayu Spruce
beresonansi dengan baik, ringan, dan
2) Kayu Mahogani
mempunyai serat-serat kayu yang lentur
3) Kayu Rosewood
serta memiliki pori-pori yang baik, karena
Dalam proses pembuatan gitar,
semakin baik pori-pori semakin baik pula
pemilihan bahan merupakan hal yang
kekuatan bunyinya. Kayu seperti ini adalah
sangat penting. Dengan ketidaktahuan
kayu yang memenuhi standar dalam segi
wawasan tentang seluk-beluk kayu secara
kualitas bunyinya.
jelas, sudah pasti kedepannya akan
Kayu spruce adalah kayu yang
mengalami banyak kesulitan serta
memiliki kecenderungan ketahanan yang
hambatan baik dalam pengerjaan maupun
sangat kuat, padat dikeseluruhan, dan
pengolahan bahan kayu serta dari segi
sangat lembut ketika disentuh. Nada yang
kualitas bunyinya. Apakah kemampuan
dihasilkan sangat kuat/keras dan memiliki
dari bahan kayu yang disebutkan
resonansi suara yang seimbang dengan
sebelumnya itu dapat beresonansi dengan
sustain yang baik. Dari segi suara sendiri
baik.
menghasilkan resonansi yang luar biasa,
PT. Genta Trikarya mencari bahan
midrange terbuka (midle), sementara tetap
kayu gelondongan berupa kayu Mahogany
mempertahankan nada frekuensi yang
(mahoni), Spruce (pinus), dan Rosewood
tinggi (high), dan memiliki napas akhir
(sonokeling). Untuk kayu Spruce, PT.
(low) yang baik. Pada tampilannya spruce
Genta Trikarya menerima kayu
sering agak berwarna-warni, mulai dari
gelondongan langsung di import dari
susu putih sampai merah muda pucat. Gitar
Kanada dan terkecuali untuk Mahogany
yang dibuat dengan Spruce juga cenderung
dan Rosewood PT. genta Trikarya biasa
menjadi gitar yang tahan lama, karena
mencari dari dinas perhutani Indonesia di
Fadlan Miftahunnajah,
Studi Organologi Pembuatan Gitar Genta Bandung

kekuatan dan kemampuan untuk bertahan kreatifitas seni dan memiliki keterampilan,
dengan suara yang masih jernih setelah pengalaman dalam hal membuat gitar serta
sekian tahun telah digunakan. wawasan dan pengetahuan tentang ilmu
Kayu mahogani adalah kayu yang organologi pun sangat penting guna
memiliki tingkat keawetan 10-15 tahun. mengetahui baik disaat memilih bahan
Kayu ini memiliki tingkat kekerasan yang yang berkualitas serta ketika proses
sedang, kenyal, tidak mudah patah. Tidak pembuatan gitar berlangsung agar gitar
mudah berubah karena perubahan suhu, yang dihasilkan merupakan gitar yang
mahogani juga merupakan bahan kayu berkualitas dan tidak sembarangan dibuat.
yang sesuai dengan standar internasional Secara umum proses produksi di
pengganti kayu maple dan chedar yang PT Genta Trikarya mempunyai 2 tahapan
biasa dipakai dalam pembuatan gitar, tetapi pokok, yaitu:
untuk di Indonesia kedua kayu ini sulit 1. Proses Utama
didapatkan. a. Tahap Penyediaan Bahan
Kayu rosewood adalah kayu yang b. Tahap Pembuatan Badan
mempunyai tingkat keawetan hingga 20 Gitar (Body)
tahun, selain tahan dengan serangan rayap, c. Tahap Pembuatan Leher
bubuk kayu, kelembaban juga tidak Gitar (Neck)
terpengaruhi oleh cuaca ataupun perubahan d. Tahap Penyambungan
suhu pada tempat-tempat yang berbeda. 2. Proses Finishing
a. Tahap Pengampelasan dan
Pendempulan
b. Tahap Pengecatan
KESIMPULAN c. Tahap Polish
Membuat gitar berkualitas d. Tahap Aksesoris
merupakan usaha yang membutuhkan

DAFTAR PUSTAKA
Achroni, Dawud dan Widodo. 2013. Cara Praktis Membuat Gitar Akustik. Yogyakarta:
Trans Idea Publishing.
Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.
Basrowi, dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Kennedy, Michael. 1985. The Oxford Dictionary of Music. London: Oxford University
Press.
Kristianto, Jubing. 2013. Gitarpedia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Scholes, Percy A. 1980. The Oxford Companion to Music. London: Oxford University
Press.
Suryabrata, Sumadi. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai