Gambar 4.10 Lagu "Tiap Hari, Tiap Jam" nada dasar C.........................................................71
Gambar 4. 11 Lagu "Tiap Hari, Tiap Jam" nada dasar ..........................................................73
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
berupa melodi, irama, dan harmoni, dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan,
sifat, dan warna bunyi. Namun dalam penyajiannya, sering masih berpadu dengan
Musik gereja adalah musik (dalam segala bentuk dan jenisnya) yang dipakai
dalam peribadatan gereja, baik dalam ibadat umum pada hari minggu, maupun ibadat
khusus di hari lainnya. Musik gereja dipakai untuk mengiringi peribadatan gereja,
tersebut. Dengan musik gereja, maka peribadatan tidak hanya berjalan dalam bentuk
oral (kata-kata) dan aktual (perbuatan/ritual tertentu), tetapi juga dalam bentuk dan
suasana musikal.2
yang dihadapi, misalnya tepat waktu mengerjakan tugas, tepat waktu dalam menepati
janji. Bagi mereka yang mengikuti pendidikan musik dalam kelompok orkestra, hasil
pendidikan musik bagi seseorang akan tampak dalam kemampuannya bekerja sama
dengan orang lain. Lewat musik yang lembut dan harmonis, seseorang akan
Tak lepas dari musik, instrumen gitar juga termasuk dalam kategori musik.
Masuknya gitar di indonesia berawal dari masa penjajahan, selain menyisakan catatan
kepedihan, juga seni. Salah satunya adalah dibawanya gitar oleh orang-orang Portugis
1
Soeharto.M, Kamus Musik (Jakarta: Grasindo, 1992), hlm 86.
2
Sri Handoko, Pembinaan Musik Gereja (Yogyakarta: yayasan taman pustaka kristen
indonesia, 2014), hlm 2.
3
Ibid, hlm 118.
1
2
di sekitar abad ke-17. Pada waktu itu sejumlah tawanan asal Portugis di Malaka
kampung Tugu. Untuk menghibur diri maka orang-orang portugis itu memainkan alat
musik yang mereka sebut guitarra yang seterusnya dikenal menjadi gitar oleh
masyarakat kita. Konon, dari hasil pengenalan rakyat terhadap alat musik itu, lahirlah
beberapa alat musik petik yang dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu keroncong.4
Di masa sekarang Gitar merupakan salah satu alat musik petik populer di
seluruh dunia karena paling digemari oleh para remaja dan paling sering digunakan
untuk mengiringi musik. Sebagai musik pengiring lagu, gitar menjadi alat utama
Pada masa sekarang perkembangan musik sangatlah pesat, bukan hanya di dunia
sekuler tetapi musik juga masuk di dunia Rohani. Di GBI (Gereja Baptis Indonesia)
Nyutran Yogyakarta terdapat ibadah pemuda di hari sabtu jam 18.00 wib, dan ibadah
umum di hari minggu pagi jam 08.00 wib, dan ibadah anak sekolah minggu jam 08.00
wib dan ibadah umum sore jam 18.00 wib. Dalam ibadah-ibadah ini instrumen gitar
jarang dipakai, sedangkan instrumen gitar merupakan instrumen yang mudah dibawa
dan tidak perlu alat elektronik untuk membunyikannya. gitar mempunyai ruang
resonansi sendiri untuk mengeluarkan suara yang khas dan cukup keras untuk
didengar.
Adapun yang menjadi latar belakang masalah dalam penelitian adalah pertama,
4
https://www.sejutakabar.com/id/sejarah-gitar-di-indonesia, 13Februari, 19:13.
5
Andi Aldiano, Buku Lengkap Belajar Alat Musik (Yogyakarta: Saufa, 2014), hlm 13.
3
kekurangan pelayan musik terutama dibidang gitar. Sewaktu ada acara khusus seperti
kegiatan sekolah minggu, kegiatam kaum muda ataupun kegiatan persekutuan doa
tidak diiringi musik dengan baik, maka dari kondisi tersebut, sangat perlu diadakan
Kedua, pelayan musik belajar secara otodidak lewat media sosial. Karena di
gereja belum ada pemusik gereja yang berkopeten untuk mengajar peserta didik
bermain musik khususnya dibidang gitar. maka untuk itu penulis ingin memberikan
pengajaran tentang dasar-dasar bermain gitar kepada jemaat yang ingin pelayanan di
bidang musik terutama instrumen gitar supaya jemaat terbekali dengan materi-materi
Identifikasi Masalah
diidentifikasikan beberapa masalah dalam hal ini, yang pertama, sulitnya mencari
pemain musik di Gereja, terutama yang berminat dengan instrumen gitar. yang kedua,
belum ada metode-metode dalam mengajar. Ketiga, penerapan dari pembelajaran gitar
Rumusan Masalah
bagaimana proses pembelajaran teknik gitar klasik yang di terapkan di Gereja Baptis
4
Indonesia Nyutran Yogyakarta? Dan yang kedua, Bagaimana cara mengiringi pujian
Tujuan Penelitian
Yogyakarta.
Ada beberapa manfaat yang akan dicapai dalam kegiatan penelitian ini yang
secara rinci dapat disampaikan sebagai berikut: manfaat pertama, adalah salah satu
upaya dalam mengembangkan minat dalam melayani dan bakat musik remaja di GBI
Nyutran Yogyakarta. Kedua, Pengalaman baru bagi peneliti dalam proses mengajar
GBI Nyutran Yogyakarta. Ketiga, Diharapkan bisa menjadi manfaat yang baik bagi
Batasan Masalah
lagu dibuku Nyanyian Pujian no 158 Tiap Hari, Tiap Jam. Teknik penjarian, teknik
petikan dan ritme pada gitar. pengajaran dilakukan kepada remaja usia 12-21 tahun,
5
penerapan untuk mengiringi lagu sekolah minggu dan bahan yang akan digunakan
adalah bahan buku gitar klasik Ricky Nelson Nadeak (untuk kalangan sendiri) yang
didalamnya terdapat beberapa macam teknik petikan kanan solo, petikan tangan
kanan dan penjarian pada tangan kiri, ritme pada gitar, posisi gitar yang benar.
Pengertian Judul
Judul skripsi ini adalah “Pengajaran Teknik Dasar Mengiringi Lagu dengan Gitar
Klasik Pada Remaja Usia 12 tahun sampai 21 tahun di Gereja Baptis Indonesia
Nyutran Yogyakarta”
bertahap dan terperinci dalam memberikan respon atau stimulus yang diterimanya
yang diperkuat oleh tingkah laku yang patut dari para pengajar.6
Teknik dasar adalah pengetahuan awal yang perlu dipahami seseorang untuk
memainkan suatu instrumen. Dengan ini dapat dikatakan bahwa teknik dasar
mengiringi adalah pengetahuan awal dalam mengiringi sebuah lagu. Teknik dasar
dalam lingkup ini adalah mengetahui dasar dalam pengenalan instrumen gitar,
6
Nurdyansah, Eni Fariyarul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran (Sidoarjo: Nizamia
Learning Center, 2016), hlm 1.
6
Gitar adalah alat musik petik yang terbuat dari kayu dengan beberapa bagian dari
logam/metal dan terdapat 6 tali/senar untuk dimainkan. Bagian badan gitar berbentuk
angka 8. Enam senarnya terikat pada pegas atau pemutar senar yang ditarik sepanjang
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yakni
antara 12 sampai 21 tahun.8 Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas
tiga, yaitu: 12-15 tahun disebut masa remaja awal, 15-18 tahun disebut masa remaja
Arti dari judul ini adalah proses mendidik yang sebelumnya sudah dipersiapkan
sampai 21 tahun.
Sistematika Penulisan
Dalam penulisasn ini membahas secara sistematis yang di bagi menjadi empat:
penelitian yang akan dilakukan. Bab ini terbagi dari bagian latar belakang masalah,
Bab kedua membahas tinjauan pustaka dan landasan teori yang mencangkup
7
Romeo satria, ½ hari jago bermain gitar tanpa les dan tanpa guru (bantul: chivita
books,2006), hlm 1.
8
Gunasars, Singgih D., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Jakarta: Gunung Mulia,
1991), hlm 203.
9
Demesita, Psikologi Perkembangan, cet.11 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2017), hlm
190.
7
tempat penelitian, instrumen penelitian, sampel sumber data dan teknik analisis data.
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN
Tinjauan Pustaka
menggunakan metode ceramah dan metode demonstrasi. Menurut hasil dari Yoga,
metode yang digunakan membuahkan hasil yang cukup bagus terhadap peserta
didik.10 Penelitian yang saya lakukan berikut ini juga menggunakan metode yang
sama tetapi dengan objek materi yang berbeda yaitu pada remaja usia 12–21 tahun di
GBI Nyutran.
Mengiringi Lagu Dengan Gitar Klasik Untuk Pemuda di Gereja Sidang Jeamat Allah
Agape Yogyakarta. Hasil dari penelitian yang didapat adalah fasilitas dalam mengajar
kurang memadai seperti footstool buat penyangga kaki dan stand part buat tempat
partitur. Tetapi dalam pengajaran ini tidak mengurangi semangat untuk kegiatan
belajar mengajar.11 Dalam penelitian ini penulis juga akan menggunakan semangat
belajar pada pengajaran pada remaja usia 12–21 tahun di GBI Nyutran.
Ezra Dian Alethesia dalam skripsinya yang berjudul Pengajaran Teknik Dasar
Bermain Gitar Untuk Anak Usia 6–12 Tahun di GUPDI Jemaat Pasar Legi Surakarta,
10
Theofilus Yoga Christadi, Strategi Mengiringi Lagu Dengan Gitar Klasik Di GK Gejayan
Bajem Adisucipto Yogyakarta, (Skripsi UKRIM tahun 2017)
11
Yeremia Afrian Wahyudi, Pengajaran Teknik Mengiringi Lagu dengan Gitar Klasik Untuk
Pemuda Di Gereja Sidang Jemaat Allah AGAPE yogyakarta, (Skripsi UKRIM tahun 2018)
9
tanya jawab. Menurut hasil dari penelitian Ezra metode yang digunakan mendapatkan
Landasan Teori
Gitar pertama kali ditemukan oleh bangsa spanyol dan moor kurang lebih
5000 tahun lalu. Kemudian pada abad ke-13, gitar berkembang dengan adanya guitar
moresca (berasal dari persia) dan guitarra latina. Kedua jenis gitar tersebut
dikembangkan oleh keluarga fiedel (viola). Hingga kini model gitar telah mengalami
banyak perubahan, namun yang sering digunakan sekarang adalah spanish model.13
Sebelum mempelajari mengenai gitar, penting sekali bagi seorang anak didik
harus tahu nama-nama bagian pada gitar klasik`yang harus diketahui kurang lebih ada
11 bagian: (1) Headstock, (2) Nut, (3) Table, (4) Peg/tuning machine, (5) Fret, (6)
Sound hole, (7) Body, (8) Saddle/bridge, (9) Fretwire, (10) Strings, (11) Fretboard .
(1) Headstock adalah kepala gitar. terdapat tuas penala yang berfungsi untuk
mengikat senar. (2) Nut yaitu bagian pembatas antara neck dan head supaya senar
tetap pada tempatnya. Neck tempat menekan senar. (3) Table tempat penyambungkan
antara body dengan neck gitar. (4) Peg/tuning machine berfungsi untuk menyetem
atau menentukan nada dari masing-masing senar gitar. (5) Fret fungsinya sebagai
pembatas antara kolom yang satu dengan yang lain. (6) Sound hole berupa lubang
12
Ezra Dian Aletheia, Pengajaran Teknik Dasar Bermain Gitar Untuk Anak Usia 6 – 12
Tahun di GUPDI Jemaat Pasar Legi Surakarta ,(Skripsi UKRIM Tahun 2013)
13
M. Satria, Gitar Otodidak (Yogyakarta: Cemerlang Publishing, 2017), hlm 5.
10
pada gitar. Fungsinya sebagai tempat terjadinya resonansi dan membesarkan getaran
suara dari senar. (7) Body atau badan gitar adalah bagian bawah gitar yang berbahan
kayu. (8) Saddle/bridge bagian yang menghubungkan senar ke badan gitar. (9)
Fretwire adalah kolom yang ada difretboard. (10) Strings adalah senar gitar adalah
sumber suara berasal. (11) Fretboard merupakan tempat untuk menekan senar.
Istilah los senar/open string dalam gitar berarti memetik senar tanpa
memainkan akord.14 susunan senar los tersebut merupakan susunan standar pada gitar
dan mempunyai nada tiap tiap senarnya. jika senar tidak di tekan atau senar los maka
nada pada senar no 1 tersebut adalah E, di senar 2 bila tidak di tekan nada tersebut
Tuning gitar
Tuning atau sering disebut dengan stem merupakan sebuah cara untuk
menyelaraskan frekuensi suara pada keenam dawai/senar gitar agar suara yang
dihasilkan dari dawai gitar menjadi harmonis. 15 Ada dua cara mentuning gitar yaitu
dengan manual dan dengan bantuan alat. Sebelum tuning kita harus tau nada dari tiap
seakurat mungkin dengan nada E: Tekan senar 6 pada kolom 5 untuk menala senar 5
(A), Tekan senar 5 pada kolom 5 untuk menala senar 4 (D), Tekan senar 4 pada
kolom 5 untuk menala senar 3 (G), Tekan senar 3 pada kolom 4 untuk menala senar 2
aplikasi Tuner dari android melalui play store anda, lalu buka aplikasi Tuner lalu
dekatkan lubang microphone android pada senar/dawai gitar sesudah itu petik nada
Ada dampak positif dan negatif dari penggunaan softweare tuning. Positifnya
kita dapat lebih mudah dan cepat dalam mentuning gitar namun dampak negatifnya
adalah pendengaran kita menjadi kurang peka karena tidak terlatih untuk
mendengarkan apakah nada tersebut sudah sesuai atau belum. Namun dianjurkan
13
untuk pemain pemula karena aplikasi tuner sangat membantu pemain pemula untuk
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bermain gitar dengan posisi duduk
dengan tumpuan gitar berada pada kaki kanan, yaitu: pilihlah tempat duduk yang
nyaman, duduk dengan posisi tegak, letakan gitar pada kaki kanan dan letakkan
tangan kanan pada tubuh gitar.16 Footstool adalah aksesoris yang digunakan saat
bermain gitar klasik. Kegunaan footstool dalam bermain gitar klasik adalah sebagai
tumpuan kaki kiri untuk membantu kaki menumpu bagian atas body gitar agar cara
memetik atau menekan senar akan lebih mudah. Tak hanya itu, kegunaan footstool
juga untuk menjaga gitar tidak merosot karena gitar diampit oleh lutut kaki dan perut.
Posisi duduk gitar klasik dilihat dari depan. Pada posisi ini terlihat badan
menjadi tegak dan posisi tangan kanan terlihat nyaman. Terlihat posisi gitar juga
sangat aman karena mendapatkan tumpuan dari selasela kaki dan bagian body atas
terjepit antara lutut kaki dan perut yang membuat gitar tidak bergoyang dan merosot.
Posisi duduk gitar klasik dilihat dari samping. Pada posisi ini posisi tangan
kiri mendapatkan tempat yang leluasa untuk bergerak. Ketika tangan kiri memainkan
pada fret duabelas keatas tangan kiri dapat menjangkau dengan leluasa karena tidak
akan terganggu oleh posisi tubuh
Posisi duduk gaya flamenco. Posisi duduk gitar klasik yang memanfaatkan
lipatan kaki sebagai tumpuan dalam bermain gitar klasik. Posisi ini tidak perlu
menggunakan aksesoris footstool untuk mengangkat bagian atas gitar klasik karena
cukup menggunakan kaki kiri sebagai tumpuan kaki kanan agar lebih tinggi
menopang gitar.
pada petikan tanganan kanan, jari ch kelingking jarang di gunakan, yang di gunakan
hanya jari P I M A untuk memetik senar.
Tangan Kiri jari jari yang di gunakan untuk menekan senar ditandai dengan:
Sementara jari jempol atau X sebagai tumpuan dan jari pada saat menekan senar gitar.
individu siswa, kondisi lingkungan, dan keyakinan yang dimiliki oleh guru.17
Metode ceramah metode ini adalah cara menyampaikan materi secara lisan
satu arah dari guru ke siswa. Pada umumnya siswa pasif menerima penjelasan guru.
Namun sampai saat ini ceramah masih banyak digunakan karena lebih fleksibel dan
materi pelajaran dengan siswa lain maupun guru. Metode ini banyak ini banyak
keragaman baik dalam hal kemampuan ademik maupun sosial. Tujuan dari metode ini
adalah meningkatkan motivsi dan memberi rangsanga kepada siswa yang pasif agar
menjadi aktif.19
mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab. Sebelum tanya jawab dilakukan guru
17
Jamil Suprihatiningrum, M.Pd.Si, STRATEGI PEMBELAJARAN Teori dan Aplikasi
(Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), hlm 61.
18
Ibid, hlm 286.
19
Ibid, hlm 287.
17
kepada siswa untuk membaca materi pelajaran sebelum pelajaran di kelas. Dari
jawaban siswa, guru dapat memprediksi bagian mana yang telah di kuasai siswa dan
bagian mana yang belum di pahami oleh siswa. Siswa juga dapat mengajukan
pertanyaan kepada guru tentang materi yang belum dipahami. Jawaban dapat
kerja alat, atau urutan kegiatan baik secara langsung atau di bantu medi pembelajaran
yang sesuai dengan materi pembelajaran.peragaan dapat dilakukan oleh guru, siswa,
atau orang lain yang dianggap dapat memperagakan hal tersebut. Metode demonstrasi
bertujuan untuk mempelajari konsep dan proses terjadinya sesuatu karena siswa
melihat sendiri proses tersebut. Dengan melihat sendiri suatu proses, kesan siswa
Metode resitasi metode ini banyak digunakan guru dengan cara memberikan
tugas yang harus dilakukan siswa, baik selama di kelas maupun di luar kelas.metode
ini memberikan kesempatan belajar bagi siswa di luar kelas. Kesempatan belajar tidak
sekitar yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. Pemberian tugas
berikan guru hendaknya berkaitan erat dengan materi yang sedang dipelajari sesuai
Metode drills dalam CAI pada dasarnya merupakan salah satu strategi
20
Ibid, hlm 289.
21
Ibid, hlm 289.
22
Ibid, hlm 292.
18
drills pada dasarnya salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan
pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penyediaan latihan-latihan soal yang
Ada dua jenis petikan dalam gitar yaitu apoyando dan petikan tyrando. Petikan
apoyando adalah petikan jari menempel ke senar berikutnya dan menimbulkan suara
lebih tegas dan nyaring untuk melodi.24 Petikan apoyando sangat bagus untuk
melakukan petikan melodi solo. petikan tyrando dimana petikan jari tidak menempel
Ada beberapa praktek latihan petikan tyrando yang harus dipraktekan supaya
23
Dr. Deni Darmawan, S.Pd. , M.Si., Teknologi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017), hlm 105.
24
Ricky Nelson Nadeak, S.sn, materi praktek gitar klasik 1 (untuk kalangan sendiri) hlm 8.
25
Ibid, hlm 7
19
Strumming
sama. Teknik ini hanya perlu mengetahui ritme atau beat dari sebuah lagu. Biasanya
menggunakan jari P dan i yang disatukan lalu digerakan ke atas dan ke bawah, bisa
Irama/Ritme
Irama/Ritme terbentuk dari suara dan diam. Suara dan diam tersebut
digabungkan untuk membentuk pola suara yang berulang untuk membuat ritme.
Beberapa ketukan dapat lebih kuat , lebih lama, lebih pendek, atau lebih pelan dari
lainnya. Dalam sebuah musik seorang komposer dapat menggunakan banyak ritme
berbeda.26
Gambar 2.11 Ritme gitar (Buku gitar klasik 1 untuk kalangan sendir, Ricky nelson)
Notasi
bunyi atau nada hanya dapat di dengar. Untuk melihat dan membacanya, kita
gunakan lambang yang di sebut Not.27 Notasi musik yang setandar adalah not balok,
yang didasarkan pada garis paranada dan spasi antara paranada dengan diletakannya
lambang ditiap nada untuk menunjukan durasi dan ketinggian nada tersebut. Tinggi
dan rendah nada ditentukan pada posisi garis atau spasi paranada, sedangkan ritme
digambarkan secara horisontal yang terikat pada sukat. Durasi nada ditunjukkan
dalam ketukan28.
26
https://id.wikipedia.org/wiki/Ritme (17 maret 2020)
27
Ibid, hlm 39.
28
https://id.wikipedia.org/wiki/Notasi_musik (17 maret 2020)
21
Ada pula notasi lain yaitu notasi angka yang digunakan di negara Asia seperti
indonesia dsb. Dalam notasi angka, not ditentukan dengan angka 1 (do), 2 (re), 3 (mi),
nada. Ada juga angka 0 sebagai tanda diam. Nada 1 tanpa titik merupakan nada dasar.
Tanda satu titik di atas not, menunjukkan bahwa not tersebut naik satu oktaf dari nada
asli, sedangkan tanda satu titik di bawah not, menunjukkan bahwa not tersebut turun
Nada 1 sebagai nada natural. Tanda garis miring silang ke kanan pada not,
menunjukkan bahwa not tersebut naik setengah nada dari nada asli (berfungsi seperti
tanda kres pada notasi balok), sedangkan tanda garis miring silang ke kiri pada not,
menunjukkan bahwa not tersebut turun setengah nada dari nada asli (berfungsi seperti
setelah tanda kres atau mol biasanya ditulis langsung atau tidak menggunakan tanda
Tanda birama
jumlah hitungan dan nilai setiap hitungan pada birama. Biasanya birama diletakan
29
Ibid.
22
diawal musik. Tanda birama berisi dua angka, atas dan bawah.30 Angka yang berada
di atas menunjukan jumlah ketukan pada setiap birama sedangkan angka dibawah
menunjukan satuan nilai not perketukan yang dijadikan hitungan. Misalnya dalam
sukat ¾ bisa dipastikan ada 3 ketukan, setiap ketukan bernilai not ¼, misalnya
sukat 4/4 bisa dipastikan ada 4 ketuk setiap hitungan bernilai not ¼.
Nilai nada
lainnya. Kata nilai berarti durasi dalam perbandingan tetap terhadap nada-nada
30
https://hot.liputan6.com/read/4020072/pengertian-tanda-birama-fungsi-hingga-jenisnya-
yang-perlu-kamu-ketahui (17 maret 2020)
23
bunyi nada. Dalam musik vokal, kesempatan ini digunakan oleh penyanyi untuk
mengambil nafas. Seperti halnya not, nilai atau panjang pendeknya bunyi
Primavista gitar
primavista gitar sangat berguna selain bisa untuk membaca not-not gitar pada para
nada primavista gitar juga berfungsi untuk melatih musikalitas kita dalam bermain
gitar
Gambar 2.15 Primavista gitar (Buku gitar klasik 1 untuk kalangan sendir, Ricky nelson)
Tempo
31
Al. Sukohardi, Teori Musik Umum (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 2015), hlm 10.
24
Tempo sebuah istilah dari bahasa italia yang secara harafiah berarti: waktu,
dan di dalam musik menujukkan pada kecepatan.32 Cepat atau lambatnya tempo bisa
diketahui dengan alat metronom. Ada beberapa istilah yang umum di gunakan dalam
menentukan kecepatan metronom, contoh: Lento 60-65 bpm (lambat); Andante 76-
Melodi
Harmoni
dari nada-n ada. Jika melodi adalah konsep horizontal,harmoni adalah konsep
vertikal.34 Harmoni dalam musik barat adalah salah satu teori musik yang
Dinamika
32
Hugh M. Miller, Apresiasi Musik (Yogyakarta: Thafa Media Yogyakarta, 2017), hlm 26.
33
Hugh M. Miller, Apresiasi Musik (Yogyakarta;Thafa Media Yogyakarta, 2017), hlm 33.
34
Ibid, hal 39.
35
https://id.wikipedia.org/wiki/Harmoni_(musik) (17 maret 2020)
25
karya musik. Biasanya dipakai itali (atau singkatannya) untuk menyebut gradasi
dinamika.36 Bisa dikatakan juga bahwa dinamika sebagai volume nada secara nyaring
dan lembut. Kegunaan dinamika bagi komposer untuk menunjukan perasaan yang ada
di dalam sebuah komposisi, apakah itu riang, sedih, datar atau agresif. Biasasnya
tanda dinamika ditulis dengan istilah musik seperti piano (lembut) dan forte (keras)
dan sebagainya.
Modulasi
As-Mayor; atau dari F-Mayor ke e-minor dsb. Modulasi tetap berarti bahwa sebuah
lagu yang misalnya mulai dengan Es-Mayor kemudian bermodulasi ke E-Mayor dan
tidak kembali lagi ke Es-Mayor.37 Modulasi tetap tangga nada dan tonika yang baru
menggantikan secara difintip (sudah pasti) tangga nada dan tonika yang lama. 38 Bisa
tangga nada dalam musik bisa di artikan sebagai satu kumpulan not musik
yang diatur sedemikian rupa, dengan aturan yang baku sehingga memberi nuansa dan
karakter tertentu. Aturan baku tersebut berupa interval atau jarak antara satu not
36
Karl-Edmund Prier, SJ, Kamus Musik (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 2009), hlm 33.
37
Karl-Edmund Prier, Sj, Kamus Musik (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, cetakan ketiga,
2014), hlm 119.
38
Karl-Edmund Prier SJ, Ilmu Harmoni (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, cetakan ke XIX,
2018), hlm 64.
26
dengan not yang lain, serta aturan tentang nada awal dan nada final, dan lain
sebagainya.39 tangga nada adalah urutan nada yang disusun secara berjenjang, baik
1 1
sol-fa-mi-re-do.tangga nada mayor terbentuk adanya jarak mayor (1-1- -1-1-1- )
2 2
semisal dari tangga nada C mayor jadi tangga nada mayornya adalah C-D-E-F-G-A-
1 1
B-C’. Tangga nada minor terbentuk adanya jarak minor (1- -1-1- -1-1) kita bisa
2 2
tahu nada minor dari tangga nada C mayor adalah A minor karena A adalah nada ke
Perjalanan akord
lebih jauh lagi, kita harus memahami darimana kita dapat memainkan chord tersebut,
kenapa kita memainkan Mayor, dan mengapa harus memainkan minor. Memang
banyak orang bisa memainkan chord gitar, tetapi pada dasarnya kita tidak memahami
darimana dan mengapa kita harus memainkan chord Mayor ataupun minor.40
39
Frangky hernusa, Jago main gitar secara autodidak (Yogyakarta: saufa, 2016), hlm 33.
40
Yeremia Afrian Wahyudi, Pengajaran Teknik Mengiringi Lagu dengan Gitar Klasik Untuk
Pemuda Di Gereja Sidang Jemaat Allah AGAPE yogyakarta, (Skripsi UKRIM tahun 2018), hlm 26.
27
Chord memiliki tujuh aturan yang perlu dipenuhi dalam setiap chord, ada
peran dan fungsi dalam ilmu harmoni, peranan dan fungsi chord yang disusun
Chord ke 5 atau G Mayor (G-B-D) disebut Dominan. 6. Chord ke 6 atau A minor (A-
C-E) disebut Sub Median. 7. Chord ke 7 atau B half diminished (B-D-F) disebut
Leading Tone.41
Achord satu kelompok yang terdiri dari tiga atau lebih nada-nada yang
piano atau gitar bisa dimainkan secara bersamaan atau secara arpeggio
Achord mayor adalah akord yang terdiri dari beberapa nada diatonis mayor
yang di bunyikan secara bersamaan. Nada-nada yang diambil dalam akord mayor
adalah nada do – mi - sol dari tangga nada diatonis mayor.43 Tanda untuk
41
Ibid, hlm 27.
42
Hugh M. Miller, Apresiasi Musik (Yogyakarta: Thafa Media Yogyakarta, 2017), hlm 39.
43
M. Satria, Gitar Otodidak (Yogyakarta, sleman: Cemerlang Publishing, 2019), hlm 29.
28
membedakan akord mayor dengan minor adalah simbol akord tersebut seperti “G – C
Achord minor adalah akord yang terdiri dari beberapa nada diatonis minor
yang dibunyikan secara bersamaan. Nada yang di ambil dalam akord minor adalah
nada do-mi (b) - sol yang berasal dari tangga nada diatonis minor. Nada mi (b) adalah
mengetahui nada minor dari sebuah akord adalah simbol “m” seperti “Am – Dm –
Em”. Jadi simbol “m” menandakan bahwa akord tersebut adalam akord minor.
44
Ibid, hlm 31.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah (masuk akal) untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
terdapat empat kunci yang perlu di perhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan
kegunaan.45 Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta
desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan
oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial untuk memperbaiki praktik yang
oleh guru untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran didalam kelas. Penelitian
berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran didalam kelas. PTK merupakan
ragam penelitian pembelajaran didalam kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk
pembelajaran, serta mencoba hal-hal baru demi peningkatan proses dan hasil
pembelajaran.48
dampak bagi proses belajar mengajar didalam kelas. Penelitian ini digunakan juga
untuk mengembangkan cara mengajar guru didalam kelas supaya guru dipacu untuk
Metode ceramah metode ini adalah cara menyampaikan materi secara lisan satu
arah dari guru ke siswa. Pada umumnya siswa pasif menerima penjelasan dari guru.
Namun sampai saat ini ceramah masih di gunakan karena lebih fleksibel dan tidak
ceramah ini sangat praktis untuk menyampaikan banyak materi dan memudahkan
dalam pembelajaran. Selain itu murid bisa menyimak dengan seksama ketika pengajar
kejadian, cara kerja alat, atau urutan kegiatan baik secara langsung atau dibantu media
untuk memperjelas konsep dan proses karena murid melihat sendiri ketikan pengajar
48
Ibid, hlm 2.
49
Jamil Suprihatiningrum, M.Pd.Si, STRATEGI PEMBELAJARAN Teori dan Aplikasi
(yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014) , hlm 286.
50
Ibid, hlm 290.
31
dilakukan pengajar dapat melihat kesan dan antusias murid dalam memperhatikan
pertanyaan dan siswa menjawab. Sebelum tanya jawab dilakukan guru tidak
siswa untuk membaca materi pelajaran sebelum pelajaran di kelas.51 Metode ini
sangan baik untuk mengajak siswa berfikir menemukan jawaban dan juga merangsang
murid untuk melatih dan mengembangkan daya pikir dan daya ingat.
Metode Kualitatif
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga
sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
(sebagai lawan adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrimen kunci,
Alasan menggunakan metode ini adalah penulis bisa terjun langsung ke tempat
penelitan dan dapat melihat perkembangan sampel dengan langsung supaya dapat
Tempat Penelitian
Yogyakarta yang beralamatkan di Jl. Taman Siswa No. 81, Wirogunan, Mergangsan,
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi
(tolak ukur) seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang
terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian,
baik secara akademik maupun logistik. Yang melakukan validasi adalah peneliti
sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif,
penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal
memasuki lapangan.54
Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek
penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan
semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian selain itu dalam memandang
54
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabta, 2016),
hlm 222.
33
realitas, peneliti kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik (menyeluruh),
penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Oleh karena itu dalam
penelitian kualitatif “the researcher is the key instrumen”. Jadi peneliti adalah
narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel
dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis,
Objek Penelitian
Adapun yang menjadi objek penelitian adalah remaja usia 12-21 tahun di GBI
Nyutran Yogyakarta.
55
Ibid, hlm 223.
56
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabta, 2016),
hlm 216.
34
pengajaran gitar
tersebut
2020
2020
pertemuannya akan membahas setiap materi yang diberikan oleh peneliti. Pertemuan
dilaksanakan pada setiap hari rabu mulai pkl. 19.00 Wib. Tetapi waktu juga bisa
fleksibel karena menyesuaikan jadwal dari peserta didik dan situasi kondisi. Berikut
Bahan pembelajaran
karena Tangga Nada C Mayor merupakan tangga nada natural tidak memakai tanda
mol (b) atau tanda kres (#) dan intervalnya menjadi patokan apabila kita mau
memainkan tangga nada Mayor yang lain. Dalam penggunaan akord, posisi C Mayor
bisa dimainkan di posisi F Mayor karena dalam hal ini mempermudah para peserta
Lagu “Tiap Hari Tiap Jam” atau yang sering kita kenal dengan lagu “Day by
Day” adalah lagu pujian yang diciptakan di saat Caroline berusia 26 tahun (tahun
Vattern. Lagu curahan isi hati Caroline yang dibuat sebelum peristiwa naas itu terjadi
Lagu ini judul aslinya dalam bahasa Swedia adalah ‘Blott en dag’.
Setelah Oscar Ahnfelt memberikan melodi pada lagu ini, dia menyanyikan lagu ini
dan juga lagu-lagu Carolina yang lain dengan diiringi permainan gitarnya sendiri ke
seluruh negeri.
38
Alasan peneliti memilih lagu “Day By Day” ini adalah dikarenakan lagu ini
lagu kepada peserta didik tidak akan memakan waktu yang lama dan peneliti bisa
lebih fokus dalam hal mengembangkan permainan gitar serta lebih fokus
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer dan
Dokumentasi.58
adalah dasar dari semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui
mengamati dan meninjau secara langsung dilokasi penelitian untuk mendapatkan data
57
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabta, 2016),
hlm 224.
58
Ibid, hlm 225.
59
Ibid, hlm 226.
39
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapan dikonstrusikan makna dalam suatu topik
tertentu.60 Wawancara bisa dikatakan sebagai teknik pengumpulan data kepada obyek
berbentuk gambar, misalnya foto, vidio, sketsa dan lain-lain.61 Dalam penelitian ini
dokumentasi merupakan pendukung atau suatu bukti nyata untuk mendukung sebuah
penelitian.
lapangan bertujuan agar peneliti langsung mengetahui objek yang diteliti. Kemudian
Dokumentasi guna sebagai bukti bahwa peneliti melakukan penelitan tersebut secara
langsung.
dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus
menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada
umumnya adalah data kualitatif (walau tidak menolak data kuantitatif), sehingga
teknik analisis data yang digunakan belum ada pola yang jelas.62
60
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabta, 2016),
hlm231.
61
Ibid, hlm 240.
62
Ibid, hlm 243.
40
Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa “analisis adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami,
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan
sintesa (penguraian), menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang
lain”.63
Berdasarkan hal tersebut diatas dapat dikemukakan disini bahwa, analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.64
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder,
yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus
penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk
dan selama di lapangan.65 Berikut adalah macam-macam teknik analisis data kualitatif
gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi obyek yang diteliti. Hasilnya
63
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabta, 2016),
hlm 244.
64
Ibid, hlm 244.
65
Ibid, hlm 245.
41
berupa gambaran umum tentang obyek yang di teliti, yang sebelumnya belum pernah
diketahui.66
berdasarkan domain yang telah ditetapkan. Dengan demikian domain yang telah
ditetapkan menjadi cover term dan dapat diuraikan secara rinci dan mendalam.67
internal dengan cara mengkontraskan antara elemen. Dilakukan melalui observasi dan
penelitian.69
66
Ibid, hlm 256.
67
Ibid, hlm 261.
68
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabta, 2016),
hlm 264.
69
Ibid, hlm 266.
42
BAB IV
Pengajaran teknik dasar mengiringi lagu dengan gitar klasik di GBI Nyutran
Yogyakarta meliputi beberapa hal: Sejarah GBI (Gereja Babtis Indonesia) Nyutran
proses pengajaran selama dua belas pertemuan, dan hasil penelitian pengajaran gitar
Yogyakarta, yang terletak di Jl. Brontokusuman no.8 (sekarang Jl. Kolonel Sugiyono)
Yogyakarta, dan berganti nama menjadi GBI Ngadinegaran Yogyakarta hingga saat
ini.
Pdt. David Sumarto membuka tempat kebaktian di sebuah rumah di Jl. Taman Siswa
no. 75 dan beliau meminta agar anggota gereja yang berasal dari daerah sebelah timur
dan utara gereja, khususnya dari daerah Nyutran, Mergangsan dan Purwokinanti
supaya mengikuti kebaktian, yang juga di gembalai oleh Pdt David Sumarto, adapun
sebagian anggota jemaat GBI Ngadinegaran ikut beribadah di tempat ini. Dengan
43
dibukanya tempat kebaktian ini maka gereja ini dikenal dengan Gereja Baptis Taman
Siswa Yogyakarta.
Namun, penggembalaan bapak Pdt. David Sumarto ini tidak lama, karena
kurang lebih pertengahan tahun 1969 beliau menerima panggilan untuk melayani di
tempat lain di luar kota Yogyakarta. Sejak saat itu gereja ini tidak mempunyai
missionaries yang ada pada masa itu. Dalam masa seperti ini kegiatan gereja baik
Di tahun 1971 gereja mempunyai gembala sidang baru yaitu Pdt. Yokhanan
Suripto. Dibawah asuhan dari penggembalan Pdt Yokhaan Suripto ini kegiatan gereja
seluruh anggota jemaat. Selaras dengan perkembangan Gereja Baptis Taman Siswa
NYUTRAN “70
70
Arsip sejarah Gereja Baptis Indonesia Nyutran Yogyakarta, 2008.
44
Awal musik yang dipakai di GBI Nyutran pada waktu dibuka adalah keyboard
elektrik. Alat musik di GBI Nyutran pada mulainya dimainkan oleh orang-orang yang
bisa memainkan, tetapi dengan kemampuan yang kurang. Pada awalnya pemain
(Narasumber) musik adalah anggota GBI Ngadinegaran. Beliau sering berlatih piano
dimulai. Jadi beliau menyempatkan diri berlatih piano ketika jam istirahat
disekolahnya mulai karena sekolahnya dekat dengan Gereja tersebut. Pada waktu itu
ada missionaris yang melatih yaitu Istri dari Pdt.Wayne Pennel yang bernama Ibu
Eleanor Pennel. Waktu itu yang diajari ada dua orang, yang pertama narasumber
sendiri dan kedua pak Ismuyanto. Pada awal tahun 1971 narasumber pindah dari GBI
1973. Pdt. Yokhanan Suripto merupakan Gembala Sidang di GBI Nyutran pada tahun
1971 setelah pendeta sebelumnya Pdt. David Sumarto menerima panggilan, melayani
Ketika Pdt. David Sumarto melayani di GBI Nyutran yang menjadi pemain
musik adalah istri dari pdt. David Sumarto (1966) yaitu ibu Giyarti. Karena pada
waktu itu GBI Nyutran baru dibuka dan jemaatnya masih sedikit sekitar 15 sampai 20
orang maka, keluarga pendeta terlibat semua dalam pelayanan, sehingga menjadi
pemain musik di gereja. Kemudian, pada saat Pdt. Yokhanan Suripto (1971) sebagai
gembala baru, yang memainkan musik adalah istrinya dan anak-anaknya. Pada saat
Pdt. Edy Jasmanadi (1982) pemain musik dilayani oleh istrinya, Ibu edy.
dengan pemain musik, karena keterbatasan yang dimiliki pemain musik. Jadi, ketika
Iringan ibadah dengan formasi band mulai masuk saat Pdt. Stefanus Djuhari
menjabat sebagai gembala sidang pada tahun 1999. Dalam formasi band
menggunakan instrumen piano, gitar bass, gitar elektrik dan drum set. Formasi band
tetap dipakai untuk mengiringi ibadah hari minggu sampai sekarang, namun tidak saja
formasi band yang dipakai terkadang hanya piano saja yang dipakai dalam mengiringi
ibadah, ketika kekurangan pemain atau pemain yang lain tidak bisa tugas maka hanya
Pada sub judul ini akan membahas tentang pengajaran teknik dasar
mengiringi lagu dengan gitar klasik di GBI Nyutran Yogyakarta. Peneliti akan
menjelaskan metode pengajaran gitar klasik untuk remaja usia 12 sampai 21 tahun di
GBI Nyutran Yogyakarta. Peneliti akan menjelaskan metode pengajaran serta reaksi
yang muncul pada setiap pertemuan selama proses pengajaran teknik dasar mengiringi
lagu dengan gitar klasik. Ada enam pokok pembelajaran yang akan dipakai oleh
peneliti dalam pengajaran teknik dasar mengiringi lagu dengan gitar klasik, enam
fungsinya dan nama tangan pada gitar. Kedua Posisi gitar klasik, senam jari, petikan
gitar dan pengenalan akord dasar. Ketiga pengajaran ritme dan pengajaran
perpindahan akord dasar. Keempat Pengajaran posisi tangga nada dan penerapannya.
Kelima, Pengajaran Primavista gitar. Keenam samapi duabelas Mengulang materi dan
71
Ibu Theresia Budiyati, jemaat GBI Nyutran dan saksi sejarah berdirinya GBI Nyutran
wawancara dengan peneliti, di Yarden Tailor Yogyakarta, 29 Mei 2020.
46
Dalam pengajaran pertama adalah menjelaskan bagian bagian dari gitar serta
menjelaskan fungsi-fungsi tiap bagian, seperti fungsi bagian tuner machin, fret, body
gitar dan sebagainya. Pada dasarnya ini sangat penting untuk peserta supaya peserta
gitar.
untuk menjelaskan bagian-bagian dari gitar; kedua, metode demonstrasi, metode ini
digunakan untuk menunjukan bagian yang dijelaskan oleh pengajar serta cara
menggunakannya; Ketiga, metode tanya jawab, metode ini digunakan supaya ada
interaksi antara pengajar dan peserta didik, sehingga dapat mengukur pemahaman dari
peserta didik.
Pokok pengajaran II Posisi gitar klasik, senam jari, petikan gitar dan
gitar. posisi duduk diajarkan supaya peserta didik mengetahui posisi yang benar saat
bermain gitar, posisi tangan kiri saat menekan senar gitar dan posisi tangan kanan saat
memetik gitar agar resiko dalam memainkan gitar berkurang. Pengenalan akord dasar
juga dikenalkan supaya peserta dapat belajar sedikit demi sedikit akord dasar bermain
gitar. selanjutanya peneleti mempraktekan apa yang telah disampaikan dengan tujuan
agar peserta didik lebih memahami materi yang disampaikan oleh peneliti untuk
peserta didik. Setelah itu peneliti membuka sesi tanya jawab agar mengetahui
47
seberapa dalam pemahaman peserta didik dalam mengikuti pertemuan ke dua ini dan
untuk menjelaskan posisi duduk ketika bermain gitar, posisi tangan kiri dan tangan
kanan serta akord dasar yang diberikan kepada peserta didik; Kedua metode
cara penerapan yang baik dalam bermain gitar; Ketiga, metode tanya jawab metode
ini digunakan agar peserta tidak malu untuk bertanya tentang materi apa yang belum
dipahami oleh peserta didik, dengan tujuan peneliti dapat menjawab pertanyaan
tersebut.
dasar.
Pada pengajaran ketiga ini ada beberapa yang dibahas peneliti, yaitu pertama,
peneliti mengajarkan peserta didik apa yang disebut dengan ritme agar peserta didik
paham mengenai ritme; kedua peneliti mengajarkan peserta didik cara perpindahan
akord kepada peserta didik agar peserta didik dapat mengetahui waktu perpindahan
akord terjadi saat mengiringi lagu; ketiga, peneliti membuka sesi tanya jawab kepada
peserta didik untuk mengetahui kesulitan apa yang dirasakan peserta didik.
metode ini digunakan untuk menunjukan kepada peserta didik cara penggunaan ritme
memberikan sesi tanya kepada peserta didik supaya materi materi yang susah
48
Proses pengajaran keempat kali ini adalah; pertama, peneliti akan memberikan
pemahaman mengenai Tangga Nada dan penjarian yang benar pada gitar saat
akan dipraktekan apa yang telah dijelaskan kepada peserta didik dengan tujuan agar
peserta didik paham dengan materi yang disampaikan; ketiga, setelah semua
jawab dengan peserta didik agar mengetahui sejauh mana peserta didik memahami
yang digunakan dalam memainkan Tangga Nada; kedua metode demonstrasi. Metode
benar dalam memainkan Tangga Nada diinstrumen gitar; ketiga, metode tanya jawab.
Metode ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik dan
metode ini digunakan untuk menjawab kesulitan yang dialami peserta didik dalam
Proses pengajaran kelima adalah; pertama, peneliti kali ini akan menjelaskan
pemahaman mengenai dengan primavista gitar kepada peserta didik supaya mengerti
49
pemahaman dasar cara membaca notasi dalam partitur not balok; kedua, peneliti
keinstrumen gitar serta peserta didik ikut mempraktekannya juga; ketiga, peneliti
membuka sesi tanya jawab kepada peserta didik supaya peneliti dapat melihat sejauh
mana pemahaman dari peserta didik dalam menangkap materi yang diajarkan.
digunakan untuk menjelaskan materi mengenai primavista gitar kepada peserta didik
agar peserta didik mengetahui cara membaca notasi dalam partitur; kedua, metode
mengenai pengaplikasian diinstrumen gitar dan disini peserta didik juga harus
metode tanya jawab. Metode ini digunakan untuk melihat sejauh mana pemahaman
mengenai pengajaran primavista gitar dan dibukanya sesi tanya jawab ini untuk
menjawab kebutuhan dari peserta didik supaya kesulitan dalam memahami materi ini
dipelajari oleh peserta didik. Setelah itu pengajar akan mendemonstrasikan cara-cara
Diharapkan peserta didik memahami penjelasan yang peneliti berikan; Kedua, peserta
didik mulai memainkan dan mempraktekkan tentang arahan yang sudah diberikan
oleh peneliti untuk dimainkan peserta didik. Reaksi yang diharapkan dari peserta
didik agar ada interaksi, jika ada yang belum mengerti diharapkan bertanya, dan
50
bagaimana cara memainkan sebuah lagu dengan baik; Ketiga, menggunakan metode
melatih atau drill. Metode ini dimaksudkan untuk melatih peserta didik agar bahan
lagu yang diajarkan semakin dipahami dan dimengerti; Keempat, metode tanya jawab.
Reaksi Pertemuan
Dalam sub judul ini peneliti akan menjelaskan reaksi dari para peserta didik GBI
Nyutran Yogyakarta. Adapun hasil pengajaran ini didapat dari pengamatan lapangan
langsung peneliti dari awal sampai akhir pertemuan dalam setiap pengajaran yang
diberikan oleh peneliti, serta didapat dari hasil wawancara peneliti dengan peserta
didik.
pengajaran Gitar Klasik yaitu sebanyak dua belas kali pertemuan. Berikut adalah hasil
51
pengajaran dan reaksi dari peserta didik saat mengikuti kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
Pertemuan I
Pertemuan pertama diadakan pada hari rabu tanggal 22 januari 2020 jam
19.00-20.00 WIB. Pada pertemuan pertama dihadiri oleh tiga orang, yaitu: Rosalia,
Debiyanti dan Octavia Nura. Tempat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan diruang
kantor Gereja.
Klasik yang meliputi nama bagian-bagian gitar dan fungsi bagian-bagian gitar, seperti
headstock, nut, table, peg/tuning machine, fret, body, dan sebagainya, yang
ditunjukan pada gambar 2.1, posisi duduk sperti pada gambar 2.5 dan gambar 2.6,
nama tangan kanan p, i, m, a seperti pada gambar 2.7, nama tangan kiri dengan nomor
seperti pada gambar 2.8 dan posisi tangan kanan pada senar yang di tunjukan pada
gambar 2.9 dengan menggunakan metode cermah dan metode tanya jawab. Metode-
metode ini sangat membantu pengajar dalam menyampaikan setiap materi yang
diajarkan, karena metode-metode ini sangat tepat dan efektif untuk menyampaikan
setiap pengajaran. Durasi proses kegiatan belajar mengajar ini adalah 60 menit. 15
menit menjelaskan mengenai bagian gitar, 15 menit mengenalkan posisi duduk gitar
10 menit menjelaskan tentang nama tangan. 20 menit membuka sesi tanya jawab.
Pada pertemuan pertama peserta didik mengikut kegiatan dengan baik dan sangat
antusias namu sedikit kebingungan, karena sebelumnya ada peserta didik yang hanya
belajar secara otodidak dan ada peserta didik yang baru memulai belajar gitar.
52
pengenalan gitar klasik dan bagi-bagianya bahwa peserta didik mulai mempunyai
memainkan gitar alangkah baiknya mengenal dan mengerti mengenai alat yang akan
dipakai. Setelah pengajar menyampaikan materi barulah sesi tanya jawab dibuka
untuk mengetahui materi apa yang kurang dipahami oleh peserta didik dan pengajar
Reaksi peserta didik pertama yaitu Rosalia. Rosalia sangat antusias dalam
pengenalan gitar ini karena sebelumnya dia belum tau nama dan fungsi dari tiap
bagian gitar. dalam penangkapan materi dia sangat memperhatikan sekali ketika
Reaksi peserta didik kedua yaitu Octavia Nura. Nura juga antusias akan
dalam bermain gitar. dia juga terlihat antusias dalam pengajaran ini terlihat dari
beberapa pertanyaan yang dia sampaikan kepada pengajar, seperti bertanya cara
menekan senar dengan benar dan cara memetik senar dengan benar. Kemudian
pengajar menerangkan kepada Nura cara melakukan pemanasan jari agar dia paham
cara menekan senar itu harus tepat berada di belakang fret gitar dan memetik senar
menggunakan jari P I M A. Dalam penangkapan materi dia sangat cepat dan faham
Reaksi peserta didik ketiga yaitu Debiyanti. Debi adalah peserta didik yang
paling antusias dalam pertemuan pertama ini, karena kali ini pertama dia memegang
bagian gitar dan nama tangan pada gitar terlihat ketika pengajar mengenalkan nama
53
tangan pada gitar dia ikut menggerakan tangannya dan mulai menghafalnya. Dalam
penangkapan materi terbilang sangat cepat menangkap materi yang disampaikan oleh
pengajar.
memberikan tugas kepada peserta didik untuk menghafal dan mempelajari materi
yang telah disampaikan pengajar mengenai bagian gitar, posisi duduk, dan nama
membuahkan hasil, terbukti membuat peserta didik menjadi antusian ketika mengikuti
kelas pembelajaran. Mereka juga terlihat semangat dan memperhatikan saat pengajar
Pertemuan II
Pertemuan kedua diadakan pada hari Rabu tanggal 29 januari jam 19.00-20.00
WIB. Pada pertemuan kedua dihadiri oleh empat orang, yaitu: Rosalia, Debiyanti,
Octavia Nura dan Romy. Tempat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan diruang
kantor Gereja.
menjelaskan kembali materi yang sebelumnya sebelum memulai materi baru karena
kali ini ada peserta didik yang baru bisa mengikuti proses pembelajaran. Setelah
membahas materi sebelumnya pengajar menjelaskan tentang materi baru, yaitu senam
jari yang meliputi cara menekan menggunakan jari kiri pada senar gitar dan petikan
gitar jari kanan pada senar gitar yang ditunjukan pada gambar 2.9 dan jenis petikan
54
tangan kanan yang didtunjukan pada gambar 2.10, pengenalan teknik strumming
seperti pada gambar 2.11 dan pengenalan akord dasar C, Dm, Em F, G dan Am
seperti gambar 2.18 dengan menggunakan metode cermah, metode demonstrasi dan
menyampaikan setiap materi yang diajarkan, karena metode-metode ini sangat tepat
dan efektif untuk menyampaikan setiap pengajaran. Durasi proses kegiatan belajar
mengajar ini adalah 60 menit. 10 menit menjelaskan tentang pemanasan jari dan
Pertemuan kedua peserta didik mengikuti proses belajar dengan baik dan semangat
Reaksi peserta didik dalam pertemuan kedua ini peserta didik mulai paham
dalam dengan materi yang pengajar sampaikan pada peserta didik. Setelah pengajaran
menyampaikan materi selanjutnya dibuka sesi tanya jawab mengenai materi tersebut
Reaksi pertama yaitu Rosalia. Dalam pertemuan kedua ini rosalia sangat fokus
saat mendengarkan penjelasan yang diajarkan oleh pengajar meskipun rosalia masih
terbilang kaku dan terkadang tidak sabaran saat memetik dan menekan senar gitar.
pada saat pengajar mengarahkan posisi penjarian dan petikan, rosalia mampu
menangkap maksud dari pengajar dan mulai mengerti perbedaan saat memainkan
sebelumnya
Reaksi kedua yaitu Debiyanti. Dalam pertemuan kedua debi juga fokus sama
halnya dengan rosalia. Ketika pengajar menjelaskan materi dia paham dan mengerti
maksud yang dijelaskan oleh pengajar. Ketika pengajar melihat debi memainkan gitar
dia terlihat fokus dalam menerapkan materi yang telah diajarkan, walau penjarian
masih terlihat kaku dan semangat belajarnya tinggi walau terkadang mengeluh sakit
pada jarinya saat menekan senar. Disini pengajar menjelaskan supaya ketika jari sakit
itu memang wajar karena dia baru pertamakali memainkan instrumen gitar.
Reaksi ketiga yaitu Octavia Nura. Nura saat pertemuan kedua ini dia antusias
teknik memetik gitar. Nura terbilang cukup mudah memahami saat pengajar
Reaksi keempat yaitu Romy. Karena pada awal pertemuan romy tidak hadir
dia harus mengejar materi agar tidak ketinggalan materi. Maka pengajar memberikan
materi sebelumnya dengan singkat agar tidak memakan waktu lama. Romy terbilang
56
cepat tanggap dalam menangkap materi yang disampaikan oleh pengajar, terlihat saat
memberikan tugas kepada peserta didik untuk menghafal dan mempelajari materi
penjarian, struming dan akord dasar yang telah disampaikan pengajar agar dipelajari
dirumah masing-masing.
membuahkan hasil, terbukti membuat peserta didik dapat fokus ketika mengikuti
kelas pembelajaran. Mereka juga terlihat antusias dan memperhatikan saat pengajar
Pertemuan III
Pertemuan ketiga diadakan pada hari Sabtu tanggal 1 februari jam 19.00-20.00
WIB. Pada pertemuan ketiga dihadiri oleh dua orang, yaitu: Rosalia dan Debiyanti.
pengajar menjelaskan tentang materi baru, yaitu tentang ritme seperempat seperlapan
dan seper enambelas seperti pada gambar 2.12 ritme no satu sampai tiga, dan
perpindahan akord dasar C-F seperti gambar 2.18 dengan menggunakan metode
cermah, metode demonstrasi dan metode tanya jawab. Metode-metode ini sangat
57
metode-metode ini sangat tepat dan efektif untuk menyampaikan setiap pengajaran.
Durasi proses kegiatan belajar mengajar ini adalah 60 menit. 10 menit menjelaskan
melakukan tanya jawab. Pertemuan ketiga peserta didik mengikuti proses belajar
Reaksi peserta didik pada saat pengajar menyampaikan materi tentang ritme
bahwa peserta didik sedikit mengerti dengan materi tersebut. Setelah pengajar
menyampaikan materi barulah peserta bertanya tentang materi tersebut dan pengajar
Reaksi pertama yaitu Rosalia, pada mulanya rosalia sedikit bingung dalam
menangkap materi tetapi setelah pengajar menjelaskan kepada rosalia mengenai ritme
dan mencontohkannya dia mulai paham. Untuk itu rosalia harus giat dan rajin latihan
Reaksi kedua yaitu Debiyanti, debi sangat antusias dalam proses pembelajaran
materi ini, walau penjarian masih kaku dia berusaha mengikuti arahan yang diberikan
pengajar. Untuk itu diharap debi selalu giat latihan dan rajin latihan gitar agar bisa
berkembang
memberikan tugas kepada peserta didik untuk menghafal dan mempelajari materi
membuahkan hasil, terbukti membuat peserta didik mulai mengikuti arahan pengajar
Pertemuan IV
Pertemuan keempat diadakan pada hari Rabu tanggal 29 februari jam 19.00-
20.00 WIB. Pada pertemuan keempat dihadiri oleh tiga orang, yaitu: Rosalia,
Debiyanti dan Juan. Tempat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan diruang kantor
Gereja.
menanyakan tugas yang diberikan pada pertemuan pertama serta sedikit menjelaskan
59
kembali materi yang sebelumnya. Pertemuan kali ini mengulang materi sebelumnya
yaitu tentang ritme dan perpindahan akord dasar dengan menggunakan metode
cermah, metode demonstrasi dan metode tanya jawab. Metode-metode ini sangat
metode-metode ini sangat tepat dan efektif untuk menyampaikan setiap pengajaran.
Durasi proses kegiatan belajar mengajar ini adalah 60 menit. 10 menit menjelaskan
dan tanya jawab. Pertemuan keempat peserta didik mengikuti proses belajar dengan
Reaksi peserta didik pada saat pengajar mengulang materi tentang ritme
bahwa peserta didik mulai mengerti dengan materi tersebut. Setelah pengajar
menyampaikan materi barulah peserta bertanya tentang materi tersebut dan pengajar
Reaksi peserta didik dalam pertemuan keempat ini peserta didik mulai paham
materi ritme ini rosalia sudah mulai bisa paham mengenai pengajaran ritme yang
diajarkan oleh pengajar. Diharapkan supaya rosalia berlatih untuk menambah waktu
Reaksi kedua yaitu Debiyanti, pada pertemuan keempat ini debi sudah mulai
paham mengenai pengajaran ritme. Tetapi dalam memainkannya debi masih terlihat
kaku. Diharapkan kepada debi supaya debi lebih menambah waktu berlatih dan giat
dalam berlatih.
60
Reaksi ketiga yaitu Juan. Karena pada awal pertemuan juan tidak hadir dia
harus mengejar materi agar tidak ketinggalan materi. Maka pengajar memberikan
perhatian khusus kepada juan supaya materi sebelumnya dapat dipahami oleh juan.
juan terbilang peserta didik yang sedikit lamban dalam menangkap materi yang
disampaikan oleh pengajar. Maka perlunya bimbingan dengan baik agar bisa mengerti
memberikan tugas kepada peserta didik untuk memahami dan mendalami materi yang
membuahkan hasil, terbukti membuat peserta didik mulai mengerti materi yang
disampaikan pengajar ketika mengikuti kelas pembelajaran. Peserta didik juga terlihat
Pertemuan V
Pertemuan kelima diadakan pada hari Rabu tanggal 4 maret jam 19.00-20.00
WIB. Pada pertemuan keempat dihadiri oleh satu orang, yaitu: Juan. Tempat kegiatan
pengajar menjelaskan tentang materi baru, yaitu tentang pengajaran tangga nada C
Mayor dan A minor seperti pada gambar 2.17 dengan menggunakan metode cermah,
61
metode demonstrasi dan metode tanya jawab. Metode-metode ini sangat membantu
ini sangat tepat dan efektif untuk menyampaikan setiap pengajaran. Durasi proses
kegiatan belajar mengajar ini adalah 60 menit. 10 menit menjelaskan mengenai tangga
nada Mayor dan minor. 10 menit mengenalkan posisi tangga nada C. 40 menit
baik dan semangat dengan materi baru. Diharapkan peserta didik paham dan mengerti
mengenai tangga nada Mayor dan minor. Setelah pengajar menyampaikan materi
barulah peserta bertanya tentang materi tersebut dan pengajar mulai menjawab
Reaksi peserta didik yang pertama, yaitu juan. Pada saat pengajar
menyampaikan pengenalan tangga nada mayor dan minor bahwa juan mulai sedikit
bingung karena masih belum tau posisi tangga nada mayor dan minor di gitar, dan
setelah pengajar menjelaskan materi barulah juan sedikit mulai paham dan mengerti
dengan materi tersebut. Diharapkan kepada juan untuk terus berlatih dengan giat dan
memberikan tugas kepada peserta didik untuk memahami dan mendalami materi
membuahkan hasil, terbukti membuat peserta didik mulai mengerti materi yang
disampaikan pengajar walau dalam melakukan praktek masih terlihat kaku. Peserta
didik juga terlihat mulai ada interaksi tanya jawab saat pengajar menjelaskan
Pertemuan VI
Pertemuan keenam diadakan pada hari Rabu tanggal 11 maret jam 19.00-20.00
WIB. Pada pertemuan keempat dihadiri oleh tiga orang, yaitu: Rosalia, Debiyanti dan
pengajar menjelaskan tentang materi baru, yaitu tentang primavista gitar yang
63
instrumen gitar seperti pada gambar 2.16, contoh notasi balok untuk memperkenalkan
kepada peserta didik seperti pada gambar 2.13, pengertian tanda birama diberikan
kepada peserta didik supaya mengetahui jumlah ketukan dalam tiap biarama seperti
pada gambar 2.14 dengan menggunakan metode cermah, metode demonstrasi dan
menyampaikan setiap materi yang diajarkan, karena metode-metode ini sangat tepat
dan efektif untuk menyampaikan setiap pengajaran. Durasi proses kegiatan belajar
mengajar ini adalah 60 menit. 15 menit menjelaskan tentang primavista, tanda birama,
contoh notasi balok dan 10 menit mendemostrasikan cara membaca partitur lagu pada
antusias dan semangat. Diharapkan peserta didik paham dan mengerti mengenai
barulah peserta bertanya tentang materi tersebut dan pengajar mulai menjawab
Reaksi peserta didik pertama yaitu Rosalia. Rosalia nampak sekali sungguh-
sungguh mengerjakan setiap latihan yang diberikan pengajar. secara teknis dia mulai
Reaksi peserta kedua yaitu Debiyanti. Dipertemuan kali ini debi terlihat tekun
mempelajari materi yang diberikan oleh pengajar. Dia terlihat fokus mempraktekan
pelajaran yang diberikan pelajar walau terlihat jari masih kaku. Disini debi mulai
Reaksi peserta ketiga yaitu Juan. Dipertemuan ini juan terlihat fokus ketika
cara memetik dan memainkan masih tergesa-gesa. Ketika sesi tanya jawab ketiga
memberikan pesan kepada peserta didik untuk memahami dan mendalami materi
membuahkan hasil, terbukti membuat peserta didik mulai mengerti materi yang
disampaikan pengajar walau terbata-bata dalam membaca karena ini baru pertama kali
membaca notasi balok. Peserta didik terlihat antusias dengan pertanyaan seputar
Pertemuan VII
65
Pertemuan ketujuh diadakan pada hari Rabu tanggal 18 maret jam 19.00-20.00
WIB. Pada pertemuan ketujuhdihadiri oleh satu orang, yaitu: Juan. Tempat kegiatan
untuk mengingat materi sebelumnya, serta sedikit menjelaskan kembali materi yang
sebelumnya. Pertemuan ketujuh ini peserta didik mulai mendapatkan materi lagu
“Tiap hari, tiap jam” seperti pada gambar 2.19. pertemuan ini mengajarkan progresi
akord C-F G kepada peserta didik. Penjelasan lagu menggunakan metode cermah,
metode demonstrasi dan metode tanya jawab. Metode-metode ini sangat membantu
ini sangat tepat dan efektif untuk menyampaikan setiap pengajaran. Durasi proses
kegiatan belajar mengajar ini adalah 60 menit. 10 menit memperkenalkan tentang lagu
yang akan di mainkan. 10 menit menjelaskan mengenai petikan yang dipakai untuk
Reaksi peserta didik pada saat pengajar menyampaikan materi tentang ritme
bahwa peserta antusias dan semangat. Setelah pengajar menyampaikan materi barulah
peserta bertanya tentang materi tersebut dan pengajar mulai menjawab pertanyaan
Reaksi peserta didik yaitu Juan terlihat sangat semangat ketika masuk
kemateri lagu. Dia sangat bersemangat ingin bisa memainkannya. Dia juga sangat
antusias dengan pertanyaan yang ditanyakan. Namun Juan masih ada kendaladalam
memainkannya petikan tangan kanan, dan tempo yang dimaninkan masih belum
teratur. Naumun dia paham mengenai pola petikan tangan kanan dengan penerapan
memberikan pesan kepada peserta didik untuk memahami dan berlatih materi lagu
“Tiap Hari Tiap Jam” yang telah disampaikan pengajar agar dipelajari dirumah.
membuahkan hasil, terbukti membuat peserta didik mulai paham mengenai materi
yang disampaikan pengajar walau dalam melakukan praktek masih terlihat kaku.
Peserta didik terlihat mulai melakukan banyak interaksi tanya jawab saat pengajar
Pertemuan VIII
Karena adanya situasi pandemi Covid-19 pada akhir maret, maka pengajar
memberikan tugas lewat aplikasi whatsapp untuk berlatih mandiri dirumah. karena
67
pukul 18.00-20.00 WIB. Pada pertemuan kedelapan dihadiri oleh tiga orang, yaitu:
Juan Romy dan Octavia Nura. Tempat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan
digedung Gereja.
untuk mengingat materi sebelumnya, serta sedikit menjelaskan kembali materi yang
yang telah disusun pengajar karena ada permintaan dari gereja bahwa kegiatan
pengajaran gitar dimohon untuk mengisi pujian istimewa di ibadah online. Kemudian
menggunakan metode cermah, metode demonstrasi dan metode tanya jawab. Metode-
metode ini sangat membantu pengajar dalam menyampaikan setiap materi yang
diajarkan, karena metode-metode ini sangat tepat dan efektif untuk menyampaikan
setiap pengajaran. Durasi proses kegiatan belajar mengajar ini adalah 120 menit.
dengan antusias dan semangat setelah dua satu bulan tidak bertatap muka. Diharapkan
menyampaikan materi barulah peserta bertanya tentang materi tersebut dan pengajar
Reaksi peserta didik yang pertama yaitu Juan. Juan mulai ada kemajuan dalam
kesusahan memindah akord dan terkadang lupa progresi selanjutnya. Disini pengajar
Reaksi peserta didik yang kedua yaitu Octavia Nura. Nura juga mulai ada
kemajuan dalam menggunakan akord dan petikan, walau juga terkadang lupa progresi
selanjutnya. Diharapkan kepada Nura supaya lebih berlatih, agar dapat mengingat
progresi akordnya.
Reaksi peserta didik yang ketiga yaitu Romy. Romy juga terlihat kemajuan
dalam menggunakan akord dan memainkan petikan. Bisa dibilang Romy sudah mulai
lancar dalam melakukan perpindahan akord, namun dalam memainkan petikan tangan
kanan dia masih terlihat kaku. Diharapkan kepada romy supaya berlatih memainkan
memberikan pesan kepada peserta didik untuk latihan materi lagu “Tiap Hari Tiap
masih terlihat kaku. Peserta didik juga terlihat mulai ada interaksi dan tanya jawab.
Pertemuan IX
pertemuan kesembilan diadakan pada hari Rabu tanggal 13 mei jam 18.00-
19.00 WIB. Pada pertemuan kesembilan dihadiri oleh tiga orang, yaitu: Juan, Romy
dan Octavia Nura. Tempat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan digedung Gereja.
yaitu dengan menggunakan metode cermah, metode demonstrasi dan metode tanya
materi yang diajarkan, karena metode-metode ini sangat tepat dan efektif untuk
menyampaikan setiap pengajaran. Durasi proses kegiatan belajar mengajar ini adalah
D. 30 menit melakukan praktek dan tanya jawab. Pertemuan kesembilan peserta didik
mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik dan semangat dengan materi lagu
ini. Diharapkan peserta didik paham dan mengerti mengenai materi yang diajarkan.
memainkan petikan dan akord peserta didik sudah mulai berkembang dan semangat
karena mulai menguasai lagu dengan baik. Sebab itu mulai semangat dalam menyerap
ilmu yang diberikan oleh pengajar. Peserta didik harus berlatih setiap hari dengan
hasil yang bagus ini agar hasil latihan bisa terlihat lebih baik lagi.
Reaksi peserta didik pertama yaitu Juan. Juan nampak senang dan semangat
dalam mengerjakan setiap latihan yang diberikan oleh pengajar. Juan dalam
70
pertemuan ini sudah sedikit menguasai progesi akord D dan dia semangat untuk
Reaksi peserta didik yang kedua yaitu Octavia Nura. Pertemuan kali ini Nura
bisa dibilang cepat menangkap materi yang diberikan oleh pengajar. Nura harus terus
Reaksi peserta didik yang ketiga yaitu Romy. Romy juga terlihat kemajuan
dalam menggunakan akord dan memainkan petikan. Bisa dibilang Romy sudah mulai
lancar dalam melakukan perpindahan akord, dalam pertemuan ini Romy mampu
menyerap materi dengan baik. Dia cepat paham dalam memahami materi yang
memberikan pesan kepada peserta didik untuk latihan materi lagu “Tiap Hari Tiap
disampaikan pengajar. Peserta didik juga terlihat mulai ada interaksi dan tanya jawab.
Pertemuan X
Pertemuan kesepuluh diadakan pada hari Rabu tanggal 20 mei jam 18.00-
19.00 WIB. Pada pertemuan keempat dihadiri oleh dua orang, yaitu: Juan dan Octavia
Pertemuan sembilan melatih kembali lagu yang diberikan kepada peserta didik
kepada peserta didik untuk memainkan lagu. Pertemuan kali ini memainkan lagu
71
menggunakan metode cermah, metode demonstrasi dan metode tanya jawab. Metode-
metode ini sangat membantu pengajar dalam menyampaikan setiap materi yang
diajarkan, karena metode-metode ini sangat tepat dan efektif untuk menyampaikan
setiap pengajaran. Durasi proses kegiatan belajar mengajar ini adalah 60 menit.
dengan baik dan semangat dengan materi lagu ini. Diharapkan peserta didik paham
terlihat semangat dan antusias dalam berlatih. Akan tetapi pengajar mengingatkan
kepada peserta didik bahwa harus membetulkan posisi penekanan akordnya. Dalam
pertemuan ini pengajar melihat kesulitan pada peserta didik bahwa masih ada
Reaksi peserta didik yang pertama yaitu Juan. Juan mulai ada kemajuan dalam
dalam memainkan petikan tangan kanan dan menggunakan akord. Disini Juan sudah
72
Reaksi peserta didik yang kedua yaitu Octavia Nura. Nura juga mulai ada
perkembangan dalam menggunakan akord dan petikan, walau juga terkadang masih
lupa progresi selanjutnya. Disini pengajar memberikan perhatian khusus kepada Nura
agar lebih memahami materi latihan pada pertemuan ini. Diharapkan kepada Nura
Reaksi peserta didik yang ketiga yaitu Romy. Romy juga terlihat kemajuan
perkembangan dalam memainkan petikan tangan kanan Bisa dibilang Romy sudah
mulai lancar dalam melakukan petikan tangan kanan,. Diharapkan kepada romy
Mayor.
membuahkan hasil, terbukti membuat peserta didik mulai ada perkembangan dalam
Pertemuan XI
Pertemuan kesebelas diadakan pada hari Rabu tanggal 20 mei jam 18.00-19.00
WIB. Pada pertemuan keempat dihadiri oleh dua orang, yaitu: Romy dan Octavia
arahan kepada peserta didik untuk memainkan lagu. Kali ini menerapkan teknik
modulasi dan penggunaan akord pada nada dasar D dalam lagu. Porses pembelajaran
setiap materi yang diajarkan, karena metode-metode ini sangat tepat dan efektif untuk
menyampaikan setiap pengajaran. Durasi proses kegiatan belajar mengajar ini adalah
60 menit.
dengan baik dan semangat dengan materi lagu Tiap Hari Tiap Jam. Diharapkan
Reaksi peserta didik. Pertemuan kali ini sudah mulai terlihat perkembangan
yang jauh lebih baik. Peserta didik mulai mampu memainkan lagu Tiap Hari Tiap Jam
walau terkadang penekanan pada akord kurang tepat sehingga menghasilkan suara
kurang jernih.
74
Reaksi peserta didik yang pertama yaitu Romy. Dalam pertemuan ini romy
nampak senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaraan. Dia juga terlihat kemajuan
perkembangan dalam memainkan petikan tangan kanan. Bisa dibilang Romy sudah
mulai lancar dalam melakukan petikan tangan kanan,. Diharapkan kepada romy
Reaksi peserta didik yang kedua yaitu Octavia Nura. Dalam pertemuan ini
memberikan tugas kepada peserta didik untuk melatih penjarian supaya jari peserta
didik terbiasa dalam menekan senar ataupun memainkan dan menghafal akord dalam
akord D dan mulai ada perkembangan dalam mengiringi lagu, dan memainkan melodi
Pertemuan XII
75
Pertemuan keduabelas diadakan pada hari Rabu tanggal 20 mei jam 18.00-
19.00 WIB. Pada pertemuan keempat dihadiri oleh tiga orang, yaitu: Juan, Romy dan
Pada pertemuan ini peneliti mengambil video guna presentasi hasil dari
penelitian yang sudah dilakukan. Vidio yang diambil adalah peserta didik memainkan
lagu “Tiap Hari Tiap Jam” yang diambil dari buku Nyanyian Pujian nomor 158. Hasil
dari video ini akan ditampilkan pada saat presentasi hasil dari penelitian ini.
Hasil Wawancara
penelitian dan tanggapan dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Wawancara
dilakukan bukan hanya sekedar sebagai dokumentasi untuk peneliti tetapi juga
sebagai sarana bagi peneliti agar bisa menjadi acuan referensi dalam mengajar.
walau selama latihan tidak mempraktekan dengan baik dan waktu untuk mengikuti
proses pembelajar instrmen gitar juga singkat, Debi merasa senang dalam mengikuti
proses pembelajaran karena sebelumnya dia tidak tau sama sekali bermain gitar dan
cara memetiknya.
Wawancara peserta didik yang kedua adalah Juan. Juan berpendapat bahwa ia
senang bisa mengikuti proses pembelajaran instrumen gitar, dan ia senang bisa
bertemu teman baru. Juan juga merasa mempunyai keterampilan bermain instrumen
gitar.
76
Wawancara peserta didik yang ketiga adalah Romy. Romy berpendapat bahwa
dia paham dengan materi yang disampaikan dan mampu dipelajari. Sebelumnya dia
bermain gitar secara otodidak dan setelah mengikuti proses pembelajaran instrumen
gitar ia berpendapat bahwa sangat senang, karena ia sekarang bisa mengetahu teknik
Wawancara peserta didik yang keempat adalah Nura. Nura berpendapat bahwa
disampaikan mudah untuk dipahami, dan dia merasa lebih baik dalam memainkan
instrumen gitar.
Wawancara peserta didik yang kelima adalah Rosalia. Walau hanya dapat
peserta didik yang lain adalah bahwa mereka melihat dalam kelas terlihat
menyenangkan karena kelas kecil dan semua peserta didik memegang gitar (tidak
bergantian) dan teman-teman dalam kelas mengasikan. Juga mereka melihat bahwa
didalam kelas terlihat praktis, karena selain teori yang diajarkan namun lebih banyak
prakteknya sehingga lebih terasa manfaatnya. Dan mereka merasakan bahwa setelah
mengikuti kelas anak mereka mempunyai keterampilan lebih dan bisa belajar untuk
Secara keseluruhan, metode pengajaran dan materi yang dipakai pengajar tepat
dalam mengajar pada usia tersebut. Setiap anak menunjukan respon yang sama, yaitu
77
mampu memahami dan menerapkan pada alat musik masing-masing. Hanya saja
setiap peserta didik perlu lebih lagi dalam berlatih. Cara penyampaian materi yang
selalu diselingi dengan humor terbukti menarik minat peserta didik dan
menghidupkan suasana kelas. Hanya saja, pengajar harus bisa menguasai suasana
kelas.
78
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dan saran mengenai
pengajaran teknik dasar mengiringi lagu dengan gitar klasik pada remaja usia 12-21
Kesimpulan
lagu dengan gitar klasik pada remaja usia 12-21 tahun di gereja baptis indonesia
nyutran yogjakarta, dapat disimpulkan; pertama, bahwa penelitian ini berjalan dengan
baik walaupun pada saat ditengah proses penelitin terjadi bencana pandemi covid-19,
dan didapatkan hasil yang memuaskan, terbukti dari wawancara yang dilakukan oleh
peneliti setelah menyelesaikan penelitian selama 12 kali pertemuan.; kedua, hasil dari
penelitian menunjukan bahwa peserta didik mampu memainkan lagu “Tiap Hari Tiap
Jam” yang diberikan oleh peneliti dengan baik, ini merupakan suatu bukti awal bahwa
Saran
gitar klasik di GBI Nyutran Yogyakarta yaitu: diharapkan kedepannya agar tempat
tempat khusus sebagai media pendalaman ilmu, terutama dibidang musik. Tak lepas
dari tempat, perlengkapan mengajar seperti papan tulis, spidol maupun perlengkapan
lain agar selalu berada ditempat agar proses pembelajaran berjalan dengan nyaman.
dilakukan dan dikembangkan dari tahun ke tahun, agar pemain musik di GBI Nyutran
baiknya gereja terus mendukung kegiatan proses pengajaran instrumen gitar, tidak
hanya instrumen gitar tetapi semua instrumen penunjang perkembangan musik di GBI
gereja.
DAFTAR PUSTAKA
Aldiano, Andi. Buku Lengkap Belajar Alat Musik. Yogyakarta: Saufa. 2014.
Satria, Romeo. ½ Hari Jago Bermain Gitar Tanpa Les danTtanpa Guru.
Klasik Untuk Pemuda Di Gereja Sidang Jemaat Allah AGAPE yogyakarta. Skripsi
UKRIM. 2018.
Ezra Dian Aletheia. Pengajaran Teknik Dasar Bermain Gitar Untuk Anak
Usia 6–12 Tahun di GUPDI Jemaat Pasar Legi Surakarta. Skripsi UKRIM. 2013.
Publishing. 2019.
Learning. 2016.
2017.
Nelson Nadeak, Ricky, Materi Praktek Gitar Klasik 1 (untuk kalangan sendiri)
1
2
2017.
2016).
Alfabta. 2017.
Febru Aries, Erna. Dwi Haryono, Ari. Penelitian Tindakan Kelas:Teori dan
Budiyati, Theresia. jemaat GBI Nyutran dan saksi sejarah berdirinya GBI
Rosdakarya. 2017
INTERNET
https://www.sejutakabar.com/id/sejarah-gitar-di-indonesia
https://hot.liputan6.com/read/4020072/pengertian-tanda-birama-fungsi-hingga-
jenisnya-yang-perlu-kamu-ketahui.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ritme
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Notasi_musik
https://id.wikipedia.org/wiki/Harmoni_(musik)