Anda di halaman 1dari 84

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi gitar......................................................................................................10


Gambar2.2 Nama nada fret gitar (mscwoyo.blogspot.com2017, 16 juni 10:30).....................11
Gambar 2.3 Screenshot softweare tuner machine app soundcorest, 25 Mei...........................12
Gambar 2.4 Posisi duduk gitar klasik (depan)........................................................................13
Gambar 2.5 Posisi duduk gitar klasik (samping)....................................................................14
Gambar 2.6 Posisi duduk gitar klasik (flamenco)...................................................................14
Gambar 2.7 Nama tangan kanan gitar klasik..........................................................................15
Gambar 2.8 Nama tangan kiri gitar klasik..............................................................................15
Gambar 2.9 Letak petikan tyrando..........................................................................................18
Gambar 2.10 Teknik strum.....................................................................................................19
Gambar 2.11 Ritme gitar (Buku gitar klasik 1 untuk kalangan sendir, Ricky nelson).............20
Gambar 2.12 Contoh not balok...............................................................................................20
Gambar 2.13 Tanda birama....................................................................................................21
Gambar 2.14 Nilai nada (http://fauzanmrzz.blogspot.com/2013/12/dasar-dasar-notasi-balok-
bentuk-not.html 17 Maret 2020).............................................................................................22
Gambar 2.15 Primavista gitar (Buku gitar klasik 1 untuk kalangan sendir, Ricky nelson)....23
Gambar 2.16 Tangga nada mayor dan minor (sinaumusi.blogspot.com201611pada-postingan-
kali-ini-saya-akan.html 17 maret 2020)..................................................................................26
Gambar 2.17 Akord gitar........................................................................................................27
Gambar 2.18 Bahan latihan lagu.............................................................................................28
Gambar 4.1 Gambar 4.1 Notasi pemansan jari.......................................................................54

Gambar 4.2 Pelatihan akord C Dm Em F G Am.....................................................................54

Gambar 4.3 Demonstrasi ritme...............................................................................................57

Gambar 4.4 Progresi C-F.......................................................................................................57

Gambar 4.5 Tangga nada C mayor.........................................................................................61

Gambar 4.6 Tangga nada A minor..........................................................................................61

Gambar 4.7 Membaca primavista dan penjarian primavista...................................................63

Gambar 4.8 Petikan pimiaim dalam progresi C-F-G..............................................................65

Gambar 4.9 Pengenalan akord D-Em-F#m-G-A-Bm.............................................................69

Gambar 4.10 Lagu "Tiap Hari, Tiap Jam" nada dasar C.........................................................71
Gambar 4. 11 Lagu "Tiap Hari, Tiap Jam" nada dasar ..........................................................73

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Obyek Penelitian........................................................................................................34


Tabel 2 Jadwal dan waktu penelitian......................................................................................34
Tabel 3 Perencanaan mengajar...............................................................................................36
BAB I

PENDAHULUAN

Musik Adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya

berupa melodi, irama, dan harmoni, dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan,

sifat, dan warna bunyi. Namun dalam penyajiannya, sering masih berpadu dengan

unsur-unsur lain, seperti: bahasa, gerak, ataupun warna.1

Musik gereja adalah musik (dalam segala bentuk dan jenisnya) yang dipakai

dalam peribadatan gereja, baik dalam ibadat umum pada hari minggu, maupun ibadat

khusus di hari lainnya. Musik gereja dipakai untuk mengiringi peribadatan gereja,

baik mengiringi nyanyian pujian maupun menampilkan instrumentalia dalam ibadat

tersebut. Dengan musik gereja, maka peribadatan tidak hanya berjalan dalam bentuk

oral (kata-kata) dan aktual (perbuatan/ritual tertentu), tetapi juga dalam bentuk dan

suasana musikal.2

Pendidikan musik melatih ketelitian seseorang dalam membaca suatu masalah

yang dihadapi, misalnya tepat waktu mengerjakan tugas, tepat waktu dalam menepati

janji. Bagi mereka yang mengikuti pendidikan musik dalam kelompok orkestra, hasil

pendidikan musik bagi seseorang akan tampak dalam kemampuannya bekerja sama

dengan orang lain. Lewat musik yang lembut dan harmonis, seseorang akan

berkembang menjadi pribadi yang lembut dan harmonis pula.3

Tak lepas dari musik, instrumen gitar juga termasuk dalam kategori musik.

Masuknya gitar di indonesia berawal dari masa penjajahan, selain menyisakan catatan

kepedihan, juga seni. Salah satunya adalah dibawanya gitar oleh orang-orang Portugis
1
Soeharto.M, Kamus Musik (Jakarta: Grasindo, 1992), hlm 86.
2
Sri Handoko, Pembinaan Musik Gereja (Yogyakarta: yayasan taman pustaka kristen
indonesia, 2014), hlm 2.
3
Ibid, hlm 118.

1
2

di sekitar abad ke-17. Pada waktu itu sejumlah tawanan asal Portugis di Malaka

dimukimkan oleh Belanda di kawasan berawa-rawa di Jakarta Utara, di sebuah

kampung Tugu.  Untuk menghibur diri maka orang-orang portugis itu memainkan alat

musik yang mereka sebut guitarra yang seterusnya dikenal menjadi gitar oleh

masyarakat kita. Konon, dari hasil pengenalan rakyat terhadap alat musik itu, lahirlah

beberapa alat musik petik yang dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu keroncong.4

Di masa sekarang Gitar merupakan salah satu alat musik petik populer di

seluruh dunia karena paling digemari oleh para remaja dan paling sering digunakan

untuk mengiringi musik. Sebagai musik pengiring lagu, gitar menjadi alat utama

meski alat-alat lainnya tidak ada atau terbatas5

Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang perkembangan musik sangatlah pesat, bukan hanya di dunia

sekuler tetapi musik juga masuk di dunia Rohani. Di GBI (Gereja Baptis Indonesia)

Nyutran Yogyakarta terdapat ibadah pemuda di hari sabtu jam 18.00 wib, dan ibadah

umum di hari minggu pagi jam 08.00 wib, dan ibadah anak sekolah minggu jam 08.00

wib dan ibadah umum sore jam 18.00 wib. Dalam ibadah-ibadah ini instrumen gitar

jarang dipakai, sedangkan instrumen gitar merupakan instrumen yang mudah dibawa

dan tidak perlu alat elektronik untuk membunyikannya. gitar mempunyai ruang

resonansi sendiri untuk mengeluarkan suara yang khas dan cukup keras untuk

didengar.

Adapun yang menjadi latar belakang masalah dalam penelitian adalah pertama,

berdasarkan pengamatan penulis ketika di GBI Nyutran Yogyakarta, Gereja masih

4
https://www.sejutakabar.com/id/sejarah-gitar-di-indonesia, 13Februari, 19:13.
5
Andi Aldiano, Buku Lengkap Belajar Alat Musik (Yogyakarta: Saufa, 2014), hlm 13.
3

kekurangan pelayan musik terutama dibidang gitar. Sewaktu ada acara khusus seperti

kegiatan sekolah minggu, kegiatam kaum muda ataupun kegiatan persekutuan doa

tidak diiringi musik dengan baik, maka dari kondisi tersebut, sangat perlu diadakan

pelatihan gitar untuk mengiringi ibadah tersebut.

Kedua, pelayan musik belajar secara otodidak lewat media sosial. Karena di

gereja belum ada pemusik gereja yang berkopeten untuk mengajar peserta didik

bermain musik khususnya dibidang gitar. maka untuk itu penulis ingin memberikan

pengajaran tentang dasar-dasar bermain gitar kepada jemaat yang ingin pelayanan di

bidang musik terutama instrumen gitar supaya jemaat terbekali dengan materi-materi

yang benar dan dapat mengaplikasikannya disaat pelayanan.

Identifikasi Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah tersebut, dapat

diidentifikasikan beberapa masalah dalam hal ini, yang pertama, sulitnya mencari

pemain musik di Gereja, terutama yang berminat dengan instrumen gitar. yang kedua,

belum ada metode-metode dalam mengajar. Ketiga, penerapan dari pembelajaran gitar

klasik di GBI Nyutran Yogyakarta.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam penulisan ini akan

merumuskan permasalahan. Adapun beberapa permasalahan tersebut adalah: pertama,

bagaimana proses pembelajaran teknik gitar klasik yang di terapkan di Gereja Baptis
4

Indonesia Nyutran Yogyakarta? Dan yang kedua, Bagaimana cara mengiringi pujian

di peribadatan di Gereja baptis Indonesia Nyutran Yogyakarta?

Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini diidentifikasi yaitu: Pertama, mengetahui

pembelajaran gitar klasik di Gereja Baptis Indonesia Nyutran Yogyakarta. Kedua,

mengetahui cara mengiringi pujian diperibadatan di Gereja Baptis Indonesia Nyutran

Yogyakarta.

Manfaat Hasil Penelitian

Ada beberapa manfaat yang akan dicapai dalam kegiatan penelitian ini yang

secara rinci dapat disampaikan sebagai berikut: manfaat pertama, adalah salah satu

upaya dalam mengembangkan minat dalam melayani dan bakat musik remaja di GBI

Nyutran Yogyakarta. Kedua, Pengalaman baru bagi peneliti dalam proses mengajar

instrumen gitar yang di dapat didalam materi-materi perkuliahan untuk dipraktekan di

GBI Nyutran Yogyakarta. Ketiga, Diharapkan bisa menjadi manfaat yang baik bagi

pengajar dan jemaat di GBI Nyutran Yogyakarta.

Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan penelitian ini di batasi pada pengajaran

lagu dibuku Nyanyian Pujian no 158 Tiap Hari, Tiap Jam. Teknik penjarian, teknik

petikan dan ritme pada gitar. pengajaran dilakukan kepada remaja usia 12-21 tahun,
5

penerapan untuk mengiringi lagu sekolah minggu dan bahan yang akan digunakan

adalah bahan buku gitar klasik Ricky Nelson Nadeak (untuk kalangan sendiri) yang

didalamnya terdapat beberapa macam teknik petikan kanan solo, petikan tangan

kanan dan penjarian pada tangan kiri, ritme pada gitar, posisi gitar yang benar.

Pengertian Judul

Judul skripsi ini adalah “Pengajaran Teknik Dasar Mengiringi Lagu dengan Gitar

Klasik Pada Remaja Usia 12 tahun sampai 21 tahun di Gereja Baptis Indonesia

Nyutran Yogyakarta”

Menurut yunus (2014) dalam nurdyansah (2016) istilah pembelajaran dapat

didefinisikan dari berbagai sudut pandang. Dari sudut pandang behavioristik

(perilaku), pembelajaran sebagai proses pengubahan tingkah laku siswa melalui

pengoptimalan lingkungan sebagai sumber stimulus belajar. Sejalan dengan

banyaknya paham behavioristik yang dikembangkan para ahli, pembelajaran

ditafsirkan sebagai upaya pemahiran ketrampilan melalui pembiasaan siswa secara

bertahap dan terperinci dalam memberikan respon atau stimulus yang diterimanya

yang diperkuat oleh tingkah laku yang patut dari para pengajar.6

Teknik dasar adalah pengetahuan awal yang perlu dipahami seseorang untuk

memainkan suatu instrumen. Dengan ini dapat dikatakan bahwa teknik dasar

mengiringi adalah pengetahuan awal dalam mengiringi sebuah lagu. Teknik dasar

dalam lingkup ini adalah mengetahui dasar dalam pengenalan instrumen gitar,

mengetahui teknik dalam bermain.

6
Nurdyansah, Eni Fariyarul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran (Sidoarjo: Nizamia
Learning Center, 2016), hlm 1.
6

Gitar adalah alat musik petik yang terbuat dari kayu dengan beberapa bagian dari

logam/metal dan terdapat 6 tali/senar untuk dimainkan. Bagian badan gitar berbentuk

angka 8. Enam senarnya terikat pada pegas atau pemutar senar yang ditarik sepanjang

badan gitar. pemutar di gunakan untuk tuning.7

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yakni

antara 12 sampai 21 tahun.8 Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas

tiga, yaitu: 12-15 tahun disebut masa remaja awal, 15-18 tahun disebut masa remaja

pertengahan, dan 18-21 tahun remaja akhir.9

Arti dari judul ini adalah proses mendidik yang sebelumnya sudah dipersiapkan

sedemikian rupa untuk mempermudah belajar instrumen gitar di usia remaja 12

sampai 21 tahun.

Sistematika Penulisan

Dalam penulisasn ini membahas secara sistematis yang di bagi menjadi empat:

Bab pertama membahas pendahuluan yang berisi penjelasan umum tentang

penelitian yang akan dilakukan. Bab ini terbagi dari bagian latar belakang masalah,

identifikasi masalah, rumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian,

pengertian judul, metode penelitian dan sistematika penelitian.

Bab kedua membahas tinjauan pustaka dan landasan teori yang mencangkup

permainan Instrumen gitar. tinjauan pustaka berisi tentang penjelasan teori-teori

mengenai pengenalan gitar klasik dan pengajaran gitar klasik.

7
Romeo satria, ½ hari jago bermain gitar tanpa les dan tanpa guru (bantul: chivita
books,2006), hlm 1.
8
Gunasars, Singgih D., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Jakarta: Gunung Mulia,
1991), hlm 203.
9
Demesita, Psikologi Perkembangan, cet.11 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2017), hlm
190.
7

Bab ketiga membahas tentang metode dan alasan menggunakan metode,

tempat penelitian, instrumen penelitian, sampel sumber data dan teknik analisis data.

Bab keempat membahas tentang teknik-teknik pengajaran dan jadwal

penelitian: berisi tentang langkah-langkah untuk penelitian.

Bab kelima, penutup: terdapat daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang

terkait dengan penelitian.


8

BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

Tinjauan Pustaka

Hasil Penelitian Terdahulu :

Theofilus Yoga Christadi dalam skripsinya yang berjudul Strategi Mengiringi

Lagu Dengan Gitar Klasik di GKI Gejayan Bajem Adisucipto Yogyakarta,

menggunakan metode ceramah dan metode demonstrasi. Menurut hasil dari Yoga,

metode yang digunakan membuahkan hasil yang cukup bagus terhadap peserta

didik.10 Penelitian yang saya lakukan berikut ini juga menggunakan metode yang

sama tetapi dengan objek materi yang berbeda yaitu pada remaja usia 12–21 tahun di

GBI Nyutran.

Yeremia Afrian Wahyudi dalam skripsinya yang berjudul Pengajaran Teknik

Mengiringi Lagu Dengan Gitar Klasik Untuk Pemuda di Gereja Sidang Jeamat Allah

Agape Yogyakarta. Hasil dari penelitian yang didapat adalah fasilitas dalam mengajar

kurang memadai seperti footstool buat penyangga kaki dan stand part buat tempat

partitur. Tetapi dalam pengajaran ini tidak mengurangi semangat untuk kegiatan

belajar mengajar.11 Dalam penelitian ini penulis juga akan menggunakan semangat

belajar pada pengajaran pada remaja usia 12–21 tahun di GBI Nyutran.

Ezra Dian Alethesia dalam skripsinya yang berjudul Pengajaran Teknik Dasar

Bermain Gitar Untuk Anak Usia 6–12 Tahun di GUPDI Jemaat Pasar Legi Surakarta,

menggunakan metode ceramah, metode demonstrasi, metode tugas (resistasi), metode

10
Theofilus Yoga Christadi, Strategi Mengiringi Lagu Dengan Gitar Klasik Di GK Gejayan
Bajem Adisucipto Yogyakarta, (Skripsi UKRIM tahun 2017)
11
Yeremia Afrian Wahyudi, Pengajaran Teknik Mengiringi Lagu dengan Gitar Klasik Untuk
Pemuda Di Gereja Sidang Jemaat Allah AGAPE yogyakarta, (Skripsi UKRIM tahun 2018)
9

tanya jawab. Menurut hasil dari penelitian Ezra metode yang digunakan mendapatkan

hasil yang memuaskan tertbukti dalam penelitiannya para peserta didiknya

mempunyai antusias yang besar dalam belajar gitar.12

Landasan Teori

Gitar pertama kali ditemukan oleh bangsa spanyol dan moor kurang lebih

5000 tahun lalu. Kemudian pada abad ke-13, gitar berkembang dengan adanya guitar

moresca (berasal dari persia) dan guitarra latina. Kedua jenis gitar tersebut

dikembangkan oleh keluarga fiedel (viola). Hingga kini model gitar telah mengalami

banyak perubahan, namun yang sering digunakan sekarang adalah spanish model.13

Pengenalan gitar klasik

Sebelum mempelajari mengenai gitar, penting sekali bagi seorang anak didik

harus tahu nama-nama bagian pada gitar klasik`yang harus diketahui kurang lebih ada

11 bagian: (1) Headstock, (2) Nut, (3) Table, (4) Peg/tuning machine, (5) Fret, (6)

Sound hole, (7) Body, (8) Saddle/bridge, (9) Fretwire, (10) Strings, (11) Fretboard .

(1) Headstock adalah kepala gitar. terdapat tuas penala yang berfungsi untuk

mengikat senar. (2) Nut yaitu bagian pembatas antara neck dan head supaya senar

tetap pada tempatnya. Neck tempat menekan senar. (3) Table tempat penyambungkan

antara body dengan neck gitar. (4) Peg/tuning machine berfungsi untuk menyetem

atau menentukan nada dari masing-masing senar gitar. (5) Fret fungsinya sebagai

pembatas antara kolom yang satu dengan yang lain. (6) Sound hole berupa lubang

12
Ezra Dian Aletheia, Pengajaran Teknik Dasar Bermain Gitar Untuk Anak Usia 6 – 12
Tahun di GUPDI Jemaat Pasar Legi Surakarta ,(Skripsi UKRIM Tahun 2013)
13
M. Satria, Gitar Otodidak (Yogyakarta: Cemerlang Publishing, 2017), hlm 5.
10

pada gitar. Fungsinya sebagai tempat terjadinya resonansi dan membesarkan getaran

suara dari senar. (7) Body atau badan gitar adalah bagian bawah gitar yang berbahan

kayu. (8) Saddle/bridge bagian yang menghubungkan senar ke badan gitar. (9)

Fretwire adalah kolom yang ada difretboard. (10) Strings adalah senar gitar adalah

sumber suara berasal. (11) Fretboard merupakan tempat untuk menekan senar.

Gambar 2.1 Anatomi gitar


11

Nada pada fret gitar

Istilah los senar/open string dalam gitar berarti memetik senar tanpa

menempelkan jari pada papan tumpuan/finger board, menekan senar, ataupun

memainkan akord.14 susunan senar los tersebut merupakan susunan standar pada gitar

dan mempunyai nada tiap tiap senarnya. jika senar tidak di tekan atau senar los maka

nada pada senar no 1 tersebut adalah E, di senar 2 bila tidak di tekan nada tersebut

adalah B senar no 3 bernada G dan senar no 4 bernada D dan senar no 5 bernada D

dan senar no 6 bernada E.

Gambar2.2 Nama nada fret gitar (mscwoyo.blogspot.com2017, 16 juni 10:30)

Tuning gitar

Tuning atau sering disebut dengan stem merupakan sebuah cara untuk

menyelaraskan frekuensi suara pada keenam dawai/senar gitar agar suara yang

dihasilkan dari dawai gitar menjadi harmonis. 15 Ada dua cara mentuning gitar yaitu

dengan manual dan dengan bantuan alat. Sebelum tuning kita harus tau nada dari tiap

senar, setelah itu kita tuning.

Tuning manual biasanya menggunakan kepekaan telingan. Disini nada E senar

6 menjadi penentu untuk tuning ke senar lainnya. Usahakan menyamakan senar 6


14
M. atria S, JagoBermain Gitar Otodidak (Yogyakarta: Cemerlang Publishing, 2019), hlm 9.
15
Ahmad Faisal Al Kautsar, MAHIR BERMAIN GITAR (Sleman: Genesis Learning, 2016.
Cet.II, 2018) hlm 21.
12

seakurat mungkin dengan nada E: Tekan senar 6 pada kolom 5 untuk menala senar 5

(A), Tekan senar 5 pada kolom 5 untuk menala senar 4 (D), Tekan senar 4 pada

kolom 5 untuk menala senar 3 (G), Tekan senar 3 pada kolom 4 untuk menala senar 2

(B), Tekan senar 2 pada kolom 5 untuk menala senar 1 (E)

Tuning dengan bantuan alat adalah dengan menggunakan aplikasi atau

softweare seperti tuner machine. Langkah menggunakan tuner machine: download

aplikasi Tuner dari android melalui play store anda, lalu buka aplikasi Tuner lalu

dekatkan lubang microphone android pada senar/dawai gitar sesudah itu petik nada

satu persatu hingga nadanya sesuai tiap nomer senarnya.

Gambar 2.3 Screenshot softweare tuner machine app soundcorest, 25 Mei

Ada dampak positif dan negatif dari penggunaan softweare tuning. Positifnya

kita dapat lebih mudah dan cepat dalam mentuning gitar namun dampak negatifnya

adalah pendengaran kita menjadi kurang peka karena tidak terlatih untuk

mendengarkan apakah nada tersebut sudah sesuai atau belum. Namun dianjurkan
13

untuk pemain pemula karena aplikasi tuner sangat membantu pemain pemula untuk

mentuning strings pada gitar.

Posisi duduk gitar

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bermain gitar dengan posisi duduk

dengan tumpuan gitar berada pada kaki kanan, yaitu: pilihlah tempat duduk yang

nyaman, duduk dengan posisi tegak, letakan gitar pada kaki kanan dan letakkan

tangan kanan pada tubuh gitar.16 Footstool adalah aksesoris yang digunakan saat

bermain gitar klasik. Kegunaan footstool dalam bermain gitar klasik adalah sebagai

tumpuan kaki kiri untuk membantu kaki menumpu bagian atas body gitar agar cara

memetik atau menekan senar akan lebih mudah. Tak hanya itu, kegunaan footstool

juga untuk menjaga gitar tidak merosot karena gitar diampit oleh lutut kaki dan perut.

Posisi duduk gitar klasik dilihat dari depan. Pada posisi ini terlihat badan

menjadi tegak dan posisi tangan kanan terlihat nyaman. Terlihat posisi gitar juga

sangat aman karena mendapatkan tumpuan dari selasela kaki dan bagian body atas

terjepit antara lutut kaki dan perut yang membuat gitar tidak bergoyang dan merosot.

Gambar 2.4 Posisi duduk gitar klasik (depan)


16
Ibid, hal 19.
14

Posisi duduk gitar klasik dilihat dari samping. Pada posisi ini posisi tangan
kiri mendapatkan tempat yang leluasa untuk bergerak. Ketika tangan kiri memainkan
pada fret duabelas keatas tangan kiri dapat menjangkau dengan leluasa karena tidak
akan terganggu oleh posisi tubuh

Gambar 2.5 Posisi duduk gitar klasik (samping)

Posisi duduk gaya flamenco. Posisi duduk gitar klasik yang memanfaatkan
lipatan kaki sebagai tumpuan dalam bermain gitar klasik. Posisi ini tidak perlu
menggunakan aksesoris footstool untuk mengangkat bagian atas gitar klasik karena
cukup menggunakan kaki kiri sebagai tumpuan kaki kanan agar lebih tinggi
menopang gitar.

Gambar 2.6 Posisi duduk gitar klasik (flamenco)


15

Nama pada jari

Tangan Kanan jari-jari yang di gunakan untuk memetik senar ditandai


dengan;
P = Pulgar = jari jempol, i = indince= jari telunjuk, m = medio= jari tengah, a =
anular = jari manis, ch = chiko = jari kelingking

pada petikan tanganan kanan, jari ch kelingking jarang di gunakan, yang di gunakan
hanya jari P I M A untuk memetik senar.

Gambar 2.7 Nama tangan kanan gitar klasik

Tangan Kiri jari jari yang di gunakan untuk menekan senar ditandai dengan:

X = jempol, 1 = jari telunjuk, 2 = jari tengah, 3 = jari manis, 4 = kelingking

Sementara jari jempol atau X sebagai tumpuan dan jari pada saat menekan senar gitar.

Gambar 2.8 Nama tangan kiri gitar klasik

Pengajaran Lagu Pada Gitar Klasik


16

mengajar merupakan suatu seni untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan,

dan nilai-nilai yang diarahkan oleh nilai-nilai pendidikan, kebutuhan-kebutuhan

individu siswa, kondisi lingkungan, dan keyakinan yang dimiliki oleh guru.17

Jenis-jenis metode pengajaran

Dalam pengajaran teknik mengiringi gitar ada beberapa metode mengajar

yang harus digunakan untuk mendukung dalam proses pengajaran, yaitu:

Metode ceramah metode ini adalah cara menyampaikan materi secara lisan

satu arah dari guru ke siswa. Pada umumnya siswa pasif menerima penjelasan guru.

Namun sampai saat ini ceramah masih banyak digunakan karena lebih fleksibel dan

tidak membutuhkan waktu yang banyak untuk menyampaikan satu materi.18

Metode diskusi metode ini memungkinkan siswa berkomunikasi tentang

materi pelajaran dengan siswa lain maupun guru. Metode ini banyak ini banyak

diterapkan pada model pembelajaran kooperatif dan pemecahan masalah. Diskusi

biasanya dilakukan secara berkelompok. Anggota kelompok sebaiknya memiliki

keragaman baik dalam hal kemampuan ademik maupun sosial. Tujuan dari metode ini

adalah meningkatkan motivsi dan memberi rangsanga kepada siswa yang pasif agar

menjadi aktif.19

Metode tanya jawab merupakan metode pembelajaran di mana guru

mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab. Sebelum tanya jawab dilakukan guru

tidak memberikan ceramah mengenai materi pelajaran, tetapi memberikan tugas

17
Jamil Suprihatiningrum, M.Pd.Si, STRATEGI PEMBELAJARAN Teori dan Aplikasi
(Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), hlm 61.
18
Ibid, hlm 286.
19
Ibid, hlm 287.
17

kepada siswa untuk membaca materi pelajaran sebelum pelajaran di kelas. Dari

jawaban siswa, guru dapat memprediksi bagian mana yang telah di kuasai siswa dan

bagian mana yang belum di pahami oleh siswa. Siswa juga dapat mengajukan

pertanyaan kepada guru tentang materi yang belum dipahami. Jawaban dapat

diberikan oleh guru atau dilempar kepada siswa yang tahu.20

Metode demonstrasi dilakukan dengan cara memperagakan kejadian, cara

kerja alat, atau urutan kegiatan baik secara langsung atau di bantu medi pembelajaran

yang sesuai dengan materi pembelajaran.peragaan dapat dilakukan oleh guru, siswa,

atau orang lain yang dianggap dapat memperagakan hal tersebut. Metode demonstrasi

bertujuan untuk mempelajari konsep dan proses terjadinya sesuatu karena siswa

melihat sendiri proses tersebut. Dengan melihat sendiri suatu proses, kesan siswa

terhadap materi pembelajaran diharapkan lebih mendalam.21

Metode resitasi metode ini banyak digunakan guru dengan cara memberikan

tugas yang harus dilakukan siswa, baik selama di kelas maupun di luar kelas.metode

ini memberikan kesempatan belajar bagi siswa di luar kelas. Kesempatan belajar tidak

hanya di rumah, namun dapat dilakukan di perpustakaan, masjid, atau lingkungan

sekitar yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. Pemberian tugas

dilakukan untuk memberikan bekal tambahan pengalaman dan pengetahuan kepada

siswa. Tugas biasanya dikerjakan secara individu maupun berkelompok.tugas yang di

berikan guru hendaknya berkaitan erat dengan materi yang sedang dipelajari sesuai

dengan kemampuan siswa(baik kemampuan akademik dan nonakademik).22

Metode drills dalam CAI pada dasarnya merupakan salah satu strategi

pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar melalui penciptaan

20
Ibid, hlm 289.
21
Ibid, hlm 289.
22
Ibid, hlm 292.
18

tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya. 23 Metode

drills pada dasarnya salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan

pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penyediaan latihan-latihan soal yang

bertujuan untuk menguji penampilan peserta didik.

Teknik Mengiringi Lagu Dengan Gitar Klasik

Ada dua jenis petikan dalam gitar yaitu apoyando dan petikan tyrando. Petikan

apoyando adalah petikan jari menempel ke senar berikutnya dan menimbulkan suara

lebih tegas dan nyaring untuk melodi.24 Petikan apoyando sangat bagus untuk

melakukan petikan melodi solo. petikan tyrando dimana petikan jari tidak menempel

ke senar berikutnya dan menimbulkan suara yang pelan/lembut.25

Gambar 2.9 Letak petikan tyrando

Ada beberapa praktek latihan petikan tyrando yang harus dipraktekan supaya

penjarian tangan kanan menjadi lancar.

23
Dr. Deni Darmawan, S.Pd. , M.Si., Teknologi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017), hlm 105.
24
Ricky Nelson Nadeak, S.sn, materi praktek gitar klasik 1 (untuk kalangan sendiri) hlm 8.
25
Ibid, hlm 7
19

Gambar 2.10 Latihan tangan kanan

Strumming

Strumming adalah teknik memetik gitar dengan cara dibunyikan bersama-

sama. Teknik ini hanya perlu mengetahui ritme atau beat dari sebuah lagu. Biasanya

menggunakan jari P dan i yang disatukan lalu digerakan ke atas dan ke bawah, bisa

menggunakan jari P atau i sesuai kebutuhan.

Gambar 2.10 Teknik strum

Irama/Ritme

Irama/Ritme terbentuk dari suara dan diam. Suara dan diam tersebut

digabungkan untuk membentuk pola suara yang berulang untuk membuat ritme.

Ritme mempunyai tempo yang teratur, tetapi mempunyai bermacam-macam jenis.


20

Beberapa ketukan dapat lebih kuat , lebih lama, lebih pendek, atau lebih pelan dari

lainnya. Dalam sebuah musik seorang komposer dapat menggunakan banyak ritme

berbeda.26

Gambar 2.11 Ritme gitar (Buku gitar klasik 1 untuk kalangan sendir, Ricky nelson)

Notasi

bunyi atau nada hanya dapat di dengar. Untuk melihat dan membacanya, kita

gunakan lambang yang di sebut Not.27 Notasi musik yang setandar adalah not balok,

yang didasarkan pada garis paranada dan spasi antara paranada dengan diletakannya

lambang ditiap nada untuk menunjukan durasi dan ketinggian nada tersebut. Tinggi

dan rendah nada ditentukan pada posisi garis atau spasi paranada, sedangkan ritme

digambarkan secara horisontal yang terikat pada sukat. Durasi nada ditunjukkan

dalam ketukan28.

Gambar 2.12 Contoh not balok

26
https://id.wikipedia.org/wiki/Ritme (17 maret 2020)
27
Ibid, hlm 39.
28
https://id.wikipedia.org/wiki/Notasi_musik (17 maret 2020)
21

Ada pula notasi lain yaitu notasi angka yang digunakan di negara Asia seperti

indonesia dsb. Dalam notasi angka, not ditentukan dengan angka 1 (do), 2 (re), 3 (mi),

4 (fa), 5 (sol), 6 (la) dan 7 (si). Angka-angka tersebut menunjukkan tinggi-rendahnya

nada. Ada juga angka 0 sebagai tanda diam. Nada 1 tanpa titik merupakan nada dasar.

Tanda satu titik di atas not, menunjukkan bahwa not tersebut naik satu oktaf dari nada

asli, sedangkan tanda satu titik di bawah not, menunjukkan bahwa not tersebut turun

satu oktaf dari nada asli.

Nada 1 sebagai nada natural. Tanda garis miring silang ke kanan pada not,

menunjukkan bahwa not tersebut naik setengah nada dari nada asli (berfungsi seperti

tanda kres pada notasi balok), sedangkan tanda garis miring silang ke kiri pada not,

menunjukkan bahwa not tersebut turun setengah nada dari nada asli (berfungsi seperti

tanda mol pada notasi balok). 29


sedangkan untuk membuat tanda kembali natural

setelah tanda kres atau mol biasanya ditulis langsung atau tidak menggunakan tanda

garis miring di notasi tersebut.

Tanda birama

Gambar 2.13 Tanda birama

Tanda birama merupakan sebuah tanda yang berfungsi untuk menentukan

jumlah hitungan dan nilai setiap hitungan pada birama. Biasanya birama diletakan

29
Ibid.
22

diawal musik. Tanda birama berisi dua angka, atas dan bawah.30 Angka yang berada

di atas menunjukan jumlah ketukan pada setiap birama sedangkan angka dibawah

menunjukan satuan nilai not perketukan yang dijadikan hitungan. Misalnya dalam

sukat ¾ bisa dipastikan ada 3 ketukan, setiap ketukan bernilai not ¼, misalnya

sukat 4/4 bisa dipastikan ada 4 ketuk setiap hitungan bernilai not ¼.

Nilai nada

Gambar 2.14 Nilai nada (http://fauzanmrzz.blogspot.com/2013/12/dasar-dasar-notasi-balok-bentuk-not.html 17


Maret 2020)

Nilai titinada ialah nilai tetap dengan perbandingan titinada-titinada yang

lainnya. Kata nilai berarti durasi dalam perbandingan tetap terhadap nada-nada

lainnya. Dan sering nilai nada diukur dengan ketukan.

30
https://hot.liputan6.com/read/4020072/pengertian-tanda-birama-fungsi-hingga-jenisnya-
yang-perlu-kamu-ketahui (17 maret 2020)
23

Tanda istirahat berfungsi untuk meniadakan bunyi, atau memberhentikan

bunyi nada. Dalam musik vokal, kesempatan ini digunakan oleh penyanyi untuk

mengambil nafas. Seperti halnya not, nilai atau panjang pendeknya bunyi

berhenti(istirahat), di tunjukan oleh bentuk tanda istirahat itu sendiri.31

Primavista gitar

Primavista gitar sangat penting dalam permainan gitar klasik karena

primavista gitar sangat berguna selain bisa untuk membaca not-not gitar pada para

nada primavista gitar juga berfungsi untuk melatih musikalitas kita dalam bermain

gitar

Gambar 2.15 Primavista gitar (Buku gitar klasik 1 untuk kalangan sendir, Ricky nelson)

Tempo

31
Al. Sukohardi, Teori Musik Umum (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 2015), hlm 10.
24

Tempo sebuah istilah dari bahasa italia yang secara harafiah berarti: waktu,

dan di dalam musik menujukkan pada kecepatan.32 Cepat atau lambatnya tempo bisa

diketahui dengan alat metronom. Ada beberapa istilah yang umum di gunakan dalam

menentukan kecepatan metronom, contoh: Lento 60-65 bpm (lambat); Andante 76-

108 bpm(sedang/seperti berjalan kaki); Vivace 156-176 bpm (cepat)

Melodi

Melodi adalah suatu rangkaian nada-nada yang terkait biasanya bervariasi

dalam tinggi-rendah dan panjang-pendeknya nada-nada.33 Dalam melodi mempunyai

unsur utama yaitu nada dan ritme.

Harmoni

Harmoni elemen musikal yang didasarkan atas penggabungan secara simultan

dari nada-n ada. Jika melodi adalah konsep horizontal,harmoni adalah konsep

vertikal.34 Harmoni dalam musik barat adalah salah satu teori musik yang

mengajarkan bagaimana menyusun suatu rangkaian akord-akord agar musik tersebut

dapat enak didengar dan selaras.35

Dinamika

32
Hugh M. Miller, Apresiasi Musik (Yogyakarta: Thafa Media Yogyakarta, 2017), hlm 26.
33
Hugh M. Miller, Apresiasi Musik (Yogyakarta;Thafa Media Yogyakarta, 2017), hlm 33.
34
Ibid, hal 39.
35
https://id.wikipedia.org/wiki/Harmoni_(musik) (17 maret 2020)
25

Dinamika Istilah untuk membedakan keras-lembutnya dalam pembawaan

karya musik. Biasanya dipakai itali (atau singkatannya) untuk menyebut gradasi

dinamika.36 Bisa dikatakan juga bahwa dinamika sebagai volume nada secara nyaring

dan lembut. Kegunaan dinamika bagi komposer untuk menunjukan perasaan yang ada

di dalam sebuah komposisi, apakah itu riang, sedih, datar atau agresif. Biasasnya

tanda dinamika ditulis dengan istilah musik seperti piano (lembut) dan forte (keras)

dan sebagainya.

Modulasi

Modulasi dalam musik berarti suatu perpindahan tonika, misalnya C-Mayor ke

As-Mayor; atau dari F-Mayor ke e-minor dsb. Modulasi tetap berarti bahwa sebuah

lagu yang misalnya mulai dengan Es-Mayor kemudian bermodulasi ke E-Mayor dan

tidak kembali lagi ke Es-Mayor.37 Modulasi tetap tangga nada dan tonika yang baru

menggantikan secara difintip (sudah pasti) tangga nada dan tonika yang lama. 38 Bisa

disumpulkan bahwa modulasi tetap merupakan perpindahan ke tonika dan tangga

nada baru yang dilanjutkan sampai akhir lagu.

Tangga nada mayor dan minor

tangga nada dalam musik bisa di artikan sebagai satu kumpulan not musik

yang diatur sedemikian rupa, dengan aturan yang baku sehingga memberi nuansa dan

karakter tertentu. Aturan baku tersebut berupa interval atau jarak antara satu not
36
Karl-Edmund Prier, SJ, Kamus Musik (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 2009), hlm 33.
37
Karl-Edmund Prier, Sj, Kamus Musik (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, cetakan ketiga,
2014), hlm 119.
38
Karl-Edmund Prier SJ, Ilmu Harmoni (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, cetakan ke XIX,
2018), hlm 64.
26

dengan not yang lain, serta aturan tentang nada awal dan nada final, dan lain

sebagainya.39 tangga nada adalah urutan nada yang disusun secara berjenjang, baik

jenjang naik maupun jenjang turun seperti:do-re-mi-fa-sol-la-si-do dengan do-si-la-

1 1
sol-fa-mi-re-do.tangga nada mayor terbentuk adanya jarak mayor (1-1- -1-1-1- )
2 2

semisal dari tangga nada C mayor jadi tangga nada mayornya adalah C-D-E-F-G-A-

1 1
B-C’. Tangga nada minor terbentuk adanya jarak minor (1- -1-1- -1-1) kita bisa
2 2

tahu nada minor dari tangga nada C mayor adalah A minor karena A adalah nada ke

6. Tangga minor berarti di mulai dari nada A-B-C-D-E-F-G-A

Gambar 2.16 Tangga nada mayor dan minor (sinaumusi.blogspot.com201611pada-postingan-kali-ini-


saya-akan.html 17 maret 2020)

Perjalanan akord

Sebelum mempelajari Progression chord atau pergerakan perpindahan chord

lebih jauh lagi, kita harus memahami darimana kita dapat memainkan chord tersebut,

kenapa kita memainkan Mayor, dan mengapa harus memainkan minor. Memang

banyak orang bisa memainkan chord gitar, tetapi pada dasarnya kita tidak memahami

darimana dan mengapa kita harus memainkan chord Mayor ataupun minor.40
39
Frangky hernusa, Jago main gitar secara autodidak (Yogyakarta: saufa, 2016), hlm 33.
40
Yeremia Afrian Wahyudi, Pengajaran Teknik Mengiringi Lagu dengan Gitar Klasik Untuk
Pemuda Di Gereja Sidang Jemaat Allah AGAPE yogyakarta, (Skripsi UKRIM tahun 2018), hlm 26.
27

Chord memiliki tujuh aturan yang perlu dipenuhi dalam setiap chord, ada

peran dan fungsi dalam ilmu harmoni, peranan dan fungsi chord yang disusun

berdasarkan trisuara dalam tangga nada mayor diatonik dengan kunci Do = C,

dijelaskan sebagai berikut: 1. Chord ke 1 atau C Mayor (C-E-G) disebut Tonika. 2.

Chord ke 2 atau D minor (D-F-A) disebut Supertonika. 3. Chord ke 3 atau E minor

(E-G-B) disebut Median. 4. Chord ke 4 atau F Mayor (F-A-C) disebut Subdominan. 5.

Chord ke 5 atau G Mayor (G-B-D) disebut Dominan. 6. Chord ke 6 atau A minor (A-

C-E) disebut Sub Median. 7. Chord ke 7 atau B half diminished (B-D-F) disebut

Leading Tone.41

Achord satu kelompok yang terdiri dari tiga atau lebih nada-nada yang

berbunyi bersamaan disebut Achord.42 Penggunaan akord bisa ditemukan di instrumen

piano atau gitar bisa dimainkan secara bersamaan atau secara arpeggio

Gambar 2.17 Akord gitar

Achord mayor adalah akord yang terdiri dari beberapa nada diatonis mayor

yang di bunyikan secara bersamaan. Nada-nada yang diambil dalam akord mayor

adalah nada do – mi - sol dari tangga nada diatonis mayor.43 Tanda untuk

41
Ibid, hlm 27.
42
Hugh M. Miller, Apresiasi Musik (Yogyakarta: Thafa Media Yogyakarta, 2017), hlm 39.
43
M. Satria, Gitar Otodidak (Yogyakarta, sleman: Cemerlang Publishing, 2019), hlm 29.
28

membedakan akord mayor dengan minor adalah simbol akord tersebut seperti “G – C

–D” tanpa tambahan simbol di belakangnya.

Achord minor adalah akord yang terdiri dari beberapa nada diatonis minor

yang dibunyikan secara bersamaan. Nada yang di ambil dalam akord minor adalah

nada do-mi (b) - sol yang berasal dari tangga nada diatonis minor. Nada mi (b) adalah

nada mi yang nadanya di turunkan setengah (mol/b). 44


tanda atau kode untuk

mengetahui nada minor dari sebuah akord adalah simbol “m” seperti “Am – Dm –

Em”. Jadi simbol “m” menandakan bahwa akord tersebut adalam akord minor.

Bahan latihan lag

Gambar 2.18 Bahan latihan lagu

44
Ibid, hlm 31.
29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah (masuk akal) untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

terdapat empat kunci yang perlu di perhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan

kegunaan.45 Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta

desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan

penelitian yang dipilih46

Metode dan Alasan Menggunakan Metode

Metode Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksidiri yang dilakukan

oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial untuk memperbaiki praktik yang

dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman mengenai praktik

tersebut dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan47

Penelitian tindakan kelas (PTK), merupakan metode penelitian yang dilakukan

oleh guru untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran didalam kelas. Penelitian

berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran didalam kelas. PTK merupakan

ragam penelitian pembelajaran didalam kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk

memecahkan masalah-masalah pembelajaran oleh guru, memperbaiki mutu


45
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabta, 2017),
hlm 2.
46
Erna Febru Aries, Ari Dwi Haryono, Penelitian Tindakan Kelas:Teori dan
Aplikasinya(Malang: Aditya Media Publishing, 2012), hlm 56.
47
Erna Febru Aries dan Ari Dwi Haryono. Penelitian Tindakan Kelas:Teori dan
Aplikasinya(Malang; Aditya Media Publishing, 2012) , hlm 57.
30

pembelajaran, serta mencoba hal-hal baru demi peningkatan proses dan hasil

pembelajaran.48

PTK bisa diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

meningkatkan mutu didalam suatu pengajaran didalam kelas yang mempunyai

dampak bagi proses belajar mengajar didalam kelas. Penelitian ini digunakan juga

untuk mengembangkan cara mengajar guru didalam kelas supaya guru dipacu untuk

mempunyai kreatifitas dalam mengajar.

Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk menerapkan strategi

pembelajaran sebagai berikut:

Metode ceramah metode ini adalah cara menyampaikan materi secara lisan satu

arah dari guru ke siswa. Pada umumnya siswa pasif menerima penjelasan dari guru.

Namun sampai saat ini ceramah masih di gunakan karena lebih fleksibel dan tidak

membutuhkan waktu yang banyak untuk menyampaikan satu materi. 49 Metode

ceramah ini sangat praktis untuk menyampaikan banyak materi dan memudahkan

dalam pembelajaran. Selain itu murid bisa menyimak dengan seksama ketika pengajar

sedang melakukan pembahasan pembelajaran.

Metode demonstrasi. Metode demonstrasi dilakukan dengan cara memperagakan

kejadian, cara kerja alat, atau urutan kegiatan baik secara langsung atau dibantu media

pembelajaran yang sesuai materi pembelajaran. 50 Metode demonstrasi digunakan

untuk memperjelas konsep dan proses karena murid melihat sendiri ketikan pengajar

mempraktekan materi yang sedang di ajarkan. Dengan melihat demonstrasi yang

48
Ibid, hlm 2.
49
Jamil Suprihatiningrum, M.Pd.Si, STRATEGI PEMBELAJARAN Teori dan Aplikasi
(yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014) , hlm 286.
50
Ibid, hlm 290.
31

dilakukan pengajar dapat melihat kesan dan antusias murid dalam memperhatikan

materi yang diajarkan.

Metode Tanya Jawab merupakan metode pembelajaran dimana guru mengajukan

pertanyaan dan siswa menjawab. Sebelum tanya jawab dilakukan guru tidak

memberikan ceramah mengenai materi pelajaran, tetapi memberikan tugas kepada

siswa untuk membaca materi pelajaran sebelum pelajaran di kelas.51 Metode ini

sangan baik untuk mengajak siswa berfikir menemukan jawaban dan juga merangsang

murid untuk melatih dan mengembangkan daya pikir dan daya ingat.

Metode Kualitatif

Metode penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena

penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga

sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan

untuk penelitian bidang antropologi budaya.52

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

(sebagai lawan adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrimen kunci,

teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi(gabungan), analisis data

bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

dari pada generalisasi.53

Alasan menggunakan metode ini adalah penulis bisa terjun langsung ke tempat

penelitan dan dapat melihat perkembangan sampel dengan langsung supaya dapat

melakukan tindakan penelitian secara nyata.


51
Ibid, hlm 289.
52
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabta, 2016),
hlm 8.
53
Ibid, hlm 9.
32

Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini diambil di lokasi GBI(Gereja Baptis Indonesia) Nyutran

Yogyakarta yang beralamatkan di Jl. Taman Siswa No. 81, Wirogunan, Mergangsan,

Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta. Penulis tertarik meneliti di GBI nyutran

Yogyakarta karena penulis merupakan pelayan musik di GBI Nyutran.

Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah

peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi

(tolak ukur) seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang

selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi

validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan

terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian,

baik secara akademik maupun logistik. Yang melakukan validasi adalah peneliti

sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif,

penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal

memasuki lapangan.54

Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek

penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan

semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian selain itu dalam memandang

54
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabta, 2016),
hlm 222.
33

realitas, peneliti kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik (menyeluruh),

dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan ke variabel-variabel penelitian. Dengan

demikian dalam penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrumen

penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Oleh karena itu dalam

penelitian kualitatif “the researcher is the key instrumen”. Jadi peneliti adalah

merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.55

Sampel Sumber Data

sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai

narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel

dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis,

karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.56

Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian adalah remaja usia 12-21 tahun di GBI

Nyutran Yogyakarta.

No Nama Peserta Didik Umur

1 Octavia Nura Tiara Putri 17 tahun

2 Rosalia Gea 20 tahun

3 Debiyanti Koro Dimu 19 tahun

4 Roynaldo Romy Khrisnaputra 21 tahun

55
Ibid, hlm 223.
56
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabta, 2016),
hlm 216.
34

5 Juan Marcellius Pambudi 14 tahun

Tabel 1 Obyek Penelitian

Jadwal dan Waktu Penelitian

Adapun jadwal yang sudah diatur untuk membantu melaksanakan penelitian

pengajaran gitar

No Hari, Tanggal Langkah-langkah Penelitian

1 11 Pebruaru 2020 Meminta ijin penelitian dari fakultas ke gereja

tersebut

2 5 Januari 2020 Melakukan interaksi dengan objek yang diteliti

3 6 Januari – 18 Januari Menyusun landasan teori

2020

4 22 Januari – 1 April Melakukan penelitian

2020

5 Mei 2020 Membuat laporan penelitian

Tabel 2 Jadwal dan waktu penelitian

Penelitian akan diadakan dalam beberapa agenda yang pada setiap

pertemuannya akan membahas setiap materi yang diberikan oleh peneliti. Pertemuan

dilaksanakan pada setiap hari rabu mulai pkl. 19.00 Wib. Tetapi waktu juga bisa

fleksibel karena menyesuaikan jadwal dari peserta didik dan situasi kondisi. Berikut

rencana pembelajaran yang akan dilakukan peneliti dalam proses pengajaran:

Tabel Perencanaan Mengajar


35

No Hari, Waktu Materi yang Tujuan Bahan dan


Tanggal diajarkan materi ajar
1 Rabu 1 X 60 Pengenalan bagian- Mengenalkan Buku : Gitar
menit,19.00- bagian gitar serta bagian-bagian klasik 1
20.00 WIB fungsi-fungsinya penting yang ada (Ricky
dan nama tangan pada instrumen gitar Nelson
pada gitar. serta apa saja Nadeak,S.sn )
fungsinya. Untuk
memberitahukan
bahwa pada
permainan gitar
klasik mempunyai
nama pada tangan.
2 Rabu 1 X 60 Senam jari, petikan Senam jari Buku : Gitar
menit,19.00- gitar, strumming digunakan untuk klasik 1
20.00 WIB dan pengenalan melatih kelenturan (Ricky
akord dasar. dan kekuatan jari. Nelson
Strumming Nadeak,S.sn )
ditunjukan sebagai
teknik untuk
mengiringi lagu.
Pengenalan akord
untuk mengiringi
lagu, yang berfungsi
mengiringi melodi
sehingga
membentuk
harmoni.
3 Rabu 1 X 60 Pengajaran ritme Untuk Buku : Gitar
menit,19.00- dan pengajaran memberitahukan klasik 1
20.00 WIB perpindahan akord kepada peserta didik (Ricky
dasar. bahwa ritme sebagai Nelson
pola ketukan yang Nadeak,S.sn )
teratur ketika
mengiringi lagu.
Perpindahan akord
di gunakan untuk
mengajarkan cara
memindah akord
dengan tepat.
4 Rabu 1 X 60 Mengulang materi Peserta didik Buku : Gitar
menit,19.00- pengajaran ritme memraktekan materi klasik 1
20.00 WIB dan pengajaran yang telah (Ricky
perpindahan akord disampaikan Nelson
dasar. Nadeak,S.sn )
5 Rabu 1 X 60 Pengajaran Tangga Pengajaran Tangga Buku : Gitar
menit,19.00- Nada C, G Mayor Nada ditunjukan klasik 1
20.00 WIB dan minor serta supaya peserta didik (Ricky
penerapannya. mengetahui Nelson
mengenai teori Nadeak,S.sn )
dasar dan pola
permainan pada
gitar.
6 Rabu 1 X 60 Pengajaran Ditujukan supaya Bahan lagu :
36

menit,19.00- Primavista gitar peserta didik NP 158 tiap


20.00 WIB memahami cara hari, tiap jam.
membaca notasi
balok.
7 Rabu 1 X 60 Pengenalan lagu. Bahan lagu NP 158 Bahan lagu :
menit,19.00- tiap hari, tiap jam NP 158 tiap
20.00 WIB dari Tangga Nada C hari, tiap jam.
Mayor
8 Rabu 1 X 60 Melatih bahan lagu Bahan lagu NP 158 Bahan lagu :
menit,19.00- yang sudah tiap hari, tiap jam NP 158 tiap
20.00 WIB disediakan dari Tangga Nada C hari, tiap jam.
Mayor
9 Rabu 1 X 60 Melatih lagu yang Bahan lagu NP 158 Bahan lagu :
menit,19.00- sudah disediakan tiap hari, tiap jam NP 158 tiap
20.00 WIB dari Tangga Nada C hari, tiap jam.
Mayor
10 Rabu 1 X 60 Memantabkan lagu Bahan lagu NP 158 Bahan lagu :
menit,19.00- yang sudah dilatih tiap hari, tiap jam NP 158 tiap
20.00 WIB dari Tangga Nada C hari, tiap jam.
Mayor dan D Mayor
11 Rabu 1 X 60 Memaksimalkan Bahan lagu NP 158 Bahan lagu :
menit,19.00- lagu yang sudah tiap hari, tiap jam NP 158 tiap
20.00 WIB dilatih dari Tangga Nada C hari, tiap jam.
Mayor dan D Mayor
12 Rabu 1 X 60 Mengambil vidio Sebagai tugas akhir -
menit,19.00- saat peserta didik dan bukti
20.00 WIB memainkan lagu perkembangan dari
yang sudah peserta didik selama
disediakan pengajar mengikuti
pengajaran
instrumen gitar
Tabel 3 Perencanaan mengajar

Bahan pembelajaran

Alasan peneliti menggunakan Tangga Nada C Mayor dan Progresi C Mayor,

karena Tangga Nada C Mayor merupakan tangga nada natural tidak memakai tanda

mol (b) atau tanda kres (#) dan intervalnya menjadi patokan apabila kita mau

memainkan tangga nada Mayor yang lain. Dalam penggunaan akord, posisi C Mayor

bisa dimainkan di posisi F Mayor karena dalam hal ini mempermudah para peserta

didik untuk memahami pengertian tentang Tangga Nada.


37

Gambar 3.1 Bahan latihan lagu

Lagu “Tiap Hari Tiap Jam” atau yang sering kita kenal dengan lagu “Day by

Day” adalah lagu pujian yang diciptakan di saat Caroline berusia 26 tahun (tahun

1858), ayahnya meninggal ketika kapal yang ditumpanginya tenggelam di danau

Vattern. Lagu curahan isi hati Caroline yang dibuat sebelum peristiwa naas itu terjadi

rupanya menjadi kekuatan dan penghiburan tersendiri.

Lagu ini judul aslinya dalam bahasa Swedia adalah  ‘Blott en dag’.

Setelah Oscar Ahnfelt memberikan melodi pada lagu ini, dia menyanyikan lagu ini

dan juga lagu-lagu Carolina yang lain dengan diiringi permainan gitarnya sendiri ke

seluruh negeri.
38

Alasan peneliti memilih lagu “Day By Day” ini adalah dikarenakan lagu ini

sering dinyanyikan digereja dan sering diperdengarkan digereja, sehingga pengenalan

lagu kepada peserta didik tidak akan memakan waktu yang lama dan peneliti bisa

lebih fokus dalam hal mengembangkan permainan gitar serta lebih fokus

membimbing pembelajaran dari peserta didik.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar yang ditetapkan.57 dalam penelitian kualitatif, pengumpulan

data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer dan

teknik pengumpulan data lebih banyak pada Observasi, Wawancara dan

Dokumentasi.58

Observasi dalam bukunya Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi

adalah dasar dari semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja

berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui

observasi.59 Observasi bisa dikatakan sebagai pengumpulan data dengan cara

mengamati dan meninjau secara langsung dilokasi penelitian untuk mendapatkan data

yang nyata secara langsung.

57
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabta, 2016),
hlm 224.
58
Ibid, hlm 225.
59
Ibid, hlm 226.
39

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapan dikonstrusikan makna dalam suatu topik

tertentu.60 Wawancara bisa dikatakan sebagai teknik pengumpulan data kepada obyek

yang diteliti atau narasumber untuk mendapatkan data secara mendalam.

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen

berbentuk gambar, misalnya foto, vidio, sketsa dan lain-lain.61 Dalam penelitian ini

dokumentasi merupakan pendukung atau suatu bukti nyata untuk mendukung sebuah

penelitian.

Dalam pengumpulan data akan dilakukan dengan melakukan Observasi

lapangan bertujuan agar peneliti langsung mengetahui objek yang diteliti. Kemudian

melakukan wawancara yang dilakukan pada akhir penelitian dan melakukan

Dokumentasi guna sebagai bukti bahwa peneliti melakukan penelitan tersebut secara

langsung.

Teknik analisis data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triagulasi), dan

dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus

menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada

umumnya adalah data kualitatif (walau tidak menolak data kuantitatif), sehingga

teknik analisis data yang digunakan belum ada pola yang jelas.62

60
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabta, 2016),
hlm231.
61
Ibid, hlm 240.
62
Ibid, hlm 243.
40

Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa “analisis adalah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami,

dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan

dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan

sintesa (penguraian), menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang

lain”.63

Berdasarkan hal tersebut diatas dapat dikemukakan disini bahwa, analisis data

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data

kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.64

Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder,

yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus

penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk

dan selama di lapangan.65 Berikut adalah macam-macam teknik analisis data kualitatif

Pertama, analisis domain, pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi obyek yang diteliti. Hasilnya

63
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabta, 2016),
hlm 244.
64
Ibid, hlm 244.
65
Ibid, hlm 245.
41

berupa gambaran umum tentang obyek yang di teliti, yang sebelumnya belum pernah

diketahui.66

Kedua, analisis taksonomi. analisis keseluruhan data yang terkumpul

berdasarkan domain yang telah ditetapkan. Dengan demikian domain yang telah

ditetapkan menjadi cover term dan dapat diuraikan secara rinci dan mendalam.67

Ketiga, analisis komponensial mencari ciri spesifik pada setiap struktur

internal dengan cara mengkontraskan antara elemen. Dilakukan melalui observasi dan

wawancara terseleksi dengan pertanyaan yang mengontraskan.68

Analisis tema kultural Mencari hubungan diantara domain, dan bagaimana

hubungan dengan keseluruhan, dan selanjutnya dinyatakan kedalam tema/judul

penelitian.69

66
Ibid, hlm 256.
67
Ibid, hlm 261.
68
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabta, 2016),
hlm 264.
69
Ibid, hlm 266.
42

BAB IV

GBI NYUTRAN YOGYAKARTA DAN PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR


MENGIRINGI LAGU DENGAN GITAR KLASIK

Pengajaran teknik dasar mengiringi lagu dengan gitar klasik di GBI Nyutran

Yogyakarta meliputi beberapa hal: Sejarah GBI (Gereja Babtis Indonesia) Nyutran

Yogyakarta, pokok pengajaran, proses pengajaran, reaksi proses pengajaran, hasil

proses pengajaran selama dua belas pertemuan, dan hasil penelitian pengajaran gitar

pada usia remaja 12 sampai 21 tahun di GBI Nyutran Yogyakarta.

GBI Nyutran Yogyakarta

Sejarah GBI Nyutran Yogyakarta

GBI Nyutran Yogyakarta merupakan cabang dari GBI Brontokusuman

Yogyakarta, yang terletak di Jl. Brontokusuman no.8 (sekarang Jl. Kolonel Sugiyono)

Yogyakarta. Kemudian gereja pindah ke daerah Ngadinegaran di Jl. Panjaitan no. 25

Yogyakarta, dan berganti nama menjadi GBI Ngadinegaran Yogyakarta hingga saat

ini.

Pada tanggal 19 september 1967, GBI Ngadinegaran yang digembalakan oleh

Pdt. David Sumarto membuka tempat kebaktian di sebuah rumah di Jl. Taman Siswa

no. 75 dan beliau meminta agar anggota gereja yang berasal dari daerah sebelah timur

dan utara gereja, khususnya dari daerah Nyutran, Mergangsan dan Purwokinanti

supaya mengikuti kebaktian, yang juga di gembalai oleh Pdt David Sumarto, adapun

sebagian anggota jemaat GBI Ngadinegaran ikut beribadah di tempat ini. Dengan
43

dibukanya tempat kebaktian ini maka gereja ini dikenal dengan Gereja Baptis Taman

Siswa Yogyakarta.

Namun, penggembalaan bapak Pdt. David Sumarto ini tidak lama, karena

kurang lebih pertengahan tahun 1969 beliau menerima panggilan untuk melayani di

tempat lain di luar kota Yogyakarta. Sejak saat itu gereja ini tidak mempunyai

gembala sidang. Untuk melanjutkan kelangsungan kegiatan gereja yang masih

terhitung “balita“ ini, anggota gereja berusaha dengan segenap kemampuannya

untuk tetap melangsungkan seluruh kegiatannya dengan dibantu oleh para

missionaries yang ada pada masa itu. Dalam masa seperti ini kegiatan gereja baik

sekolah minggu maupun kebaktian-kebaktian seringkali dilakukan oleh para kaum

awam yang mayoritas masih muda-muda.

Di tahun 1971 gereja mempunyai gembala sidang baru yaitu Pdt. Yokhanan

Suripto. Dibawah asuhan dari penggembalan Pdt Yokhaan Suripto ini kegiatan gereja

menjadi semakin maju, kegiatan gereja terus dikembangkan dengan melibatkan

seluruh anggota jemaat. Selaras dengan perkembangan Gereja Baptis Taman Siswa

yang terus semakin bertambahnya jumlah anggota serta kemampuan diberbagai

bidang, sehingga memungkinkan untuk dapat dilaksanakan pendewasaan gereja.

Maka pada hari Kamis tanggal 29 Agustus 1974 dilaksanakan Pengorganisasian

gereja yang sekaligus penggantian nama menjadi “GEREJA BAPTIS INDONESIA

NYUTRAN “70

Kondisi Pelayanan Musik

70
Arsip sejarah Gereja Baptis Indonesia Nyutran Yogyakarta, 2008.
44

Awal musik yang dipakai di GBI Nyutran pada waktu dibuka adalah keyboard

elektrik. Alat musik di GBI Nyutran pada mulainya dimainkan oleh orang-orang yang

bisa memainkan, tetapi dengan kemampuan yang kurang. Pada awalnya pemain

(Narasumber) musik adalah anggota GBI Ngadinegaran. Beliau sering berlatih piano

di GBI Ngadinegaran ketika jam istirahat di sekolahnya (sekolah komundaman)

dimulai. Jadi beliau menyempatkan diri berlatih piano ketika jam istirahat

disekolahnya mulai karena sekolahnya dekat dengan Gereja tersebut. Pada waktu itu

ada missionaris yang melatih yaitu Istri dari Pdt.Wayne Pennel yang bernama Ibu

Eleanor Pennel. Waktu itu yang diajari ada dua orang, yang pertama narasumber

sendiri dan kedua pak Ismuyanto. Pada awal tahun 1971 narasumber pindah dari GBI

Ngadinegaran ke GBI Nyutran karena ketika melangsungkan pernikahan pada tahun

1973. Pdt. Yokhanan Suripto merupakan Gembala Sidang di GBI Nyutran pada tahun

1971 setelah pendeta sebelumnya Pdt. David Sumarto menerima panggilan, melayani

ditempat lain tahun 1969.

Ketika Pdt. David Sumarto melayani di GBI Nyutran yang menjadi pemain

musik adalah istri dari pdt. David Sumarto (1966) yaitu ibu Giyarti. Karena pada

waktu itu GBI Nyutran baru dibuka dan jemaatnya masih sedikit sekitar 15 sampai 20

orang maka, keluarga pendeta terlibat semua dalam pelayanan, sehingga menjadi

pemain musik di gereja. Kemudian, pada saat Pdt. Yokhanan Suripto (1971) sebagai

gembala baru, yang memainkan musik adalah istrinya dan anak-anaknya. Pada saat

Pdt. Edy Jasmanadi (1982) pemain musik dilayani oleh istrinya, Ibu edy.

Liturgi awal yang digunakan di gereja, lagu yang dimainkan menyesuaikan

dengan pemain musik, karena keterbatasan yang dimiliki pemain musik. Jadi, ketika

melaksanakan peribadahan di gereja lagu-lagu yang dinyanyikan oleh jemaat di gereja

adalah lagu yang sebelumnya sudah dipelajari oleh pemain musik.


45

Iringan ibadah dengan formasi band mulai masuk saat Pdt. Stefanus Djuhari

menjabat sebagai gembala sidang pada tahun 1999. Dalam formasi band

menggunakan instrumen piano, gitar bass, gitar elektrik dan drum set. Formasi band

tetap dipakai untuk mengiringi ibadah hari minggu sampai sekarang, namun tidak saja

formasi band yang dipakai terkadang hanya piano saja yang dipakai dalam mengiringi

ibadah, ketika kekurangan pemain atau pemain yang lain tidak bisa tugas maka hanya

piano saja yang dipakai untuk mengiringi proses peribadatan.71

Pokok Pengajaran Gitar

Pada sub judul ini akan membahas tentang pengajaran teknik dasar

mengiringi lagu dengan gitar klasik di GBI Nyutran Yogyakarta. Peneliti akan

menjelaskan metode pengajaran gitar klasik untuk remaja usia 12 sampai 21 tahun di

GBI Nyutran Yogyakarta. Peneliti akan menjelaskan metode pengajaran serta reaksi

yang muncul pada setiap pertemuan selama proses pengajaran teknik dasar mengiringi

lagu dengan gitar klasik. Ada enam pokok pembelajaran yang akan dipakai oleh

peneliti dalam pengajaran teknik dasar mengiringi lagu dengan gitar klasik, enam

pokok pengajaran tersebut: pertama, Pengenalan bagian-bagian gitar serta fungsi-

fungsinya dan nama tangan pada gitar. Kedua Posisi gitar klasik, senam jari, petikan

gitar dan pengenalan akord dasar. Ketiga pengajaran ritme dan pengajaran

perpindahan akord dasar. Keempat Pengajaran posisi tangga nada dan penerapannya.

Kelima, Pengajaran Primavista gitar. Keenam samapi duabelas Mengulang materi dan

menerapkan pada lagu. antara lain penjelasannya sebagai berikut:

71
Ibu Theresia Budiyati, jemaat GBI Nyutran dan saksi sejarah berdirinya GBI Nyutran
wawancara dengan peneliti, di Yarden Tailor Yogyakarta, 29 Mei 2020.
46

Pokok pengajaran I Pengenalan bagian-bagian gitar serta fungsi-fungsinya dan

nama tangan pada gitar.

Dalam pengajaran pertama adalah menjelaskan bagian bagian dari gitar serta

menjelaskan fungsi-fungsi tiap bagian, seperti fungsi bagian tuner machin, fret, body

gitar dan sebagainya. Pada dasarnya ini sangat penting untuk peserta supaya peserta

didik mengetahui persiapan yang akan dilakukan sebelum memainkan instrumen

gitar.

Metode yang digunakan; pertama metode ceramah, metode ini digunakan

untuk menjelaskan bagian-bagian dari gitar; kedua, metode demonstrasi, metode ini

digunakan untuk menunjukan bagian yang dijelaskan oleh pengajar serta cara

menggunakannya; Ketiga, metode tanya jawab, metode ini digunakan supaya ada

interaksi antara pengajar dan peserta didik, sehingga dapat mengukur pemahaman dari

peserta didik.

Pokok pengajaran II Posisi gitar klasik, senam jari, petikan gitar dan

pengenalan akord dasar.

Proses pengajaran kedua adalah mengenalkan posisi duduk ketika bermain

gitar. posisi duduk diajarkan supaya peserta didik mengetahui posisi yang benar saat

bermain gitar, posisi tangan kiri saat menekan senar gitar dan posisi tangan kanan saat

memetik gitar agar resiko dalam memainkan gitar berkurang. Pengenalan akord dasar

juga dikenalkan supaya peserta dapat belajar sedikit demi sedikit akord dasar bermain

gitar. selanjutanya peneleti mempraktekan apa yang telah disampaikan dengan tujuan

agar peserta didik lebih memahami materi yang disampaikan oleh peneliti untuk

peserta didik. Setelah itu peneliti membuka sesi tanya jawab agar mengetahui
47

seberapa dalam pemahaman peserta didik dalam mengikuti pertemuan ke dua ini dan

peserta didik dapat bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami.

Metode yang digunakan; Pertama metode ceramah, metode ini digunakan

untuk menjelaskan posisi duduk ketika bermain gitar, posisi tangan kiri dan tangan

kanan serta akord dasar yang diberikan kepada peserta didik; Kedua metode

demonstrasi metode ini digunakan untuk menunjukan dan memperlihatkan bagaimana

cara penerapan yang baik dalam bermain gitar; Ketiga, metode tanya jawab metode

ini digunakan agar peserta tidak malu untuk bertanya tentang materi apa yang belum

dipahami oleh peserta didik, dengan tujuan peneliti dapat menjawab pertanyaan

tersebut.

Pokok pengajaran III Pengajaran ritme dan pengajaran perpindahan akord

dasar.

Pada pengajaran ketiga ini ada beberapa yang dibahas peneliti, yaitu pertama,

peneliti mengajarkan peserta didik apa yang disebut dengan ritme agar peserta didik

paham mengenai ritme; kedua peneliti mengajarkan peserta didik cara perpindahan

akord kepada peserta didik agar peserta didik dapat mengetahui waktu perpindahan

akord terjadi saat mengiringi lagu; ketiga, peneliti membuka sesi tanya jawab kepada

peserta didik untuk mengetahui kesulitan apa yang dirasakan peserta didik.

Metode yang digunakan; pertama metode ceramah, metode ini digunakan

untuk menjelaskan pemahaman ritme dan penggunaanya; Kedua, metode demonstrasi,

metode ini digunakan untuk menunjukan kepada peserta didik cara penggunaan ritme

dalam pengaplikasiannya diinstrumen gitar; ketiga, metode tanya jawab, peneliti

memberikan sesi tanya kepada peserta didik supaya materi materi yang susah
48

dipahami untuk ditanyakan, dan peneliti berusaha untuk memberikan penjelasan

kepada peserta didik.

Pokok pengajaran IV Pengajaran posisi tangga nada dan penerapannya.

Proses pengajaran keempat kali ini adalah; pertama, peneliti akan memberikan

pemahaman mengenai Tangga Nada dan penjarian yang benar pada gitar saat

dimainkan. Peneliti mengajarkan mengenai Tangga Nada C Mayor dan G Mayor;

Kedua, setelah mengajarkan pemahaman Tangga Nada dan penjarian, selanjutnya

akan dipraktekan apa yang telah dijelaskan kepada peserta didik dengan tujuan agar

peserta didik paham dengan materi yang disampaikan; ketiga, setelah semua

pemahaman dan praktek sudah disampaikan, selanjutnya peneliti mengadakan tanya

jawab dengan peserta didik agar mengetahui sejauh mana peserta didik memahami

materi yang disampaikan.

Metode yang digunakan adalah; pertama, metode ceramah. Metode ini

digunakan untuk menjelaskan pemahaman mengenai Tangga Nada dan penjarian

yang digunakan dalam memainkan Tangga Nada; kedua metode demonstrasi. Metode

ini digunakan untuk menunjukan dan memperlihatkan bagaimana penjarian yang

benar dalam memainkan Tangga Nada diinstrumen gitar; ketiga, metode tanya jawab.

Metode ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik dan

metode ini digunakan untuk menjawab kesulitan yang dialami peserta didik dalam

pokok pengajaran ini.

Pokok pengajaran V: Pengajaran Primavista gitar.

Proses pengajaran kelima adalah; pertama, peneliti kali ini akan menjelaskan

pemahaman mengenai dengan primavista gitar kepada peserta didik supaya mengerti
49

pemahaman dasar cara membaca notasi dalam partitur not balok; kedua, peneliti

mempraktekan dan memperlihatkan kepada peserta didik cara menerapkan materi

keinstrumen gitar serta peserta didik ikut mempraktekannya juga; ketiga, peneliti

membuka sesi tanya jawab kepada peserta didik supaya peneliti dapat melihat sejauh

mana pemahaman dari peserta didik dalam menangkap materi yang diajarkan.

Metode yang diajarkan adalah; pertama, metode ceramah. Metode ini

digunakan untuk menjelaskan materi mengenai primavista gitar kepada peserta didik

agar peserta didik mengetahui cara membaca notasi dalam partitur; kedua, metode

demonstrasi, metode ini digunakan untuk meperlihatkan kepada peserta didik

mengenai pengaplikasian diinstrumen gitar dan disini peserta didik juga harus

mempraktekan agar materi yang disampaikan lebih mudah di mengerti; ketiga,

metode tanya jawab. Metode ini digunakan untuk melihat sejauh mana pemahaman

mengenai pengajaran primavista gitar dan dibukanya sesi tanya jawab ini untuk

menjawab kebutuhan dari peserta didik supaya kesulitan dalam memahami materi ini

menemui jalan keluarnya.

Pokok pengajaran VI-XII Mengulang materi dan menerapkan pada lagu.

Proses pengajaran keenam adalah memberikan bahan lagu rohani untuk

dipelajari oleh peserta didik. Setelah itu pengajar akan mendemonstrasikan cara-cara

bagaimana memainkan lagu berdasarkan partitur sederhana yang peneliti berikan.

Diharapkan peserta didik memahami penjelasan yang peneliti berikan; Kedua, peserta

didik mulai memainkan dan mempraktekkan tentang arahan yang sudah diberikan

oleh peneliti untuk dimainkan peserta didik. Reaksi yang diharapkan dari peserta

didik agar ada interaksi, jika ada yang belum mengerti diharapkan bertanya, dan
50

setelah mendapatkan jawaban diharap dapat mempraktekan sesuai instruksi yang

disampaikan oleh peneliti.

Metode yang digunakan adalah; pertama metode ceramah. Metode ini

digunakan untuk memberikan pengajaran memainkan lagu dengan baik; Kedua,

metode demonstrasi. Metode ini digunakan untuk meunjukan dan memperlihatkan

bagaimana cara memainkan sebuah lagu dengan baik; Ketiga, menggunakan metode

melatih atau drill. Metode ini dimaksudkan untuk melatih peserta didik agar bahan

lagu yang diajarkan semakin dipahami dan dimengerti; Keempat, metode tanya jawab.

Dimaksudkan supaya peserta didik bertanya mengenai kendala-kendala yang dialami

peserta didik dalam memainkan lagu ini.

Reaksi Pertemuan

Dalam sub judul ini peneliti akan menjelaskan reaksi dari para peserta didik GBI

Nyutran Yogyakarta. Adapun hasil pengajaran ini didapat dari pengamatan lapangan

langsung peneliti dari awal sampai akhir pertemuan dalam setiap pengajaran yang

diberikan oleh peneliti, serta didapat dari hasil wawancara peneliti dengan peserta

didik.

Reaksi remaja dalam pengajaran gitar klasik

Setelah peneliti membuat rancangan pengajaran Gitar Klasik dengan

menggunakan beberapa metode, maka peneliti mencoba menerapkanya pada peserta

didik di GBI Nyutran Yogyakarta. dalam penelitian ini, peneliti mengagendakan

pengajaran Gitar Klasik yaitu sebanyak dua belas kali pertemuan. Berikut adalah hasil
51

pengajaran dan reaksi dari peserta didik saat mengikuti kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

Pertemuan I

Pertemuan pertama diadakan pada hari rabu tanggal 22 januari 2020 jam

19.00-20.00 WIB. Pada pertemuan pertama dihadiri oleh tiga orang, yaitu: Rosalia,

Debiyanti dan Octavia Nura. Tempat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan diruang

kantor Gereja.

Didalam pertemuan pertama pengajar menjelaskan tentang pengenalan Gitar

Klasik yang meliputi nama bagian-bagian gitar dan fungsi bagian-bagian gitar, seperti

headstock, nut, table, peg/tuning machine, fret, body, dan sebagainya, yang

ditunjukan pada gambar 2.1, posisi duduk sperti pada gambar 2.5 dan gambar 2.6,

nama tangan kanan p, i, m, a seperti pada gambar 2.7, nama tangan kiri dengan nomor

1 sebagi telunjuk, 2 sebagai tengah3, sebgai kelingking, dan 4 sebagai kelingking

seperti pada gambar 2.8 dan posisi tangan kanan pada senar yang di tunjukan pada

gambar 2.9 dengan menggunakan metode cermah dan metode tanya jawab. Metode-

metode ini sangat membantu pengajar dalam menyampaikan setiap materi yang

diajarkan, karena metode-metode ini sangat tepat dan efektif untuk menyampaikan

setiap pengajaran. Durasi proses kegiatan belajar mengajar ini adalah 60 menit. 15

menit menjelaskan mengenai bagian gitar, 15 menit mengenalkan posisi duduk gitar

10 menit menjelaskan tentang nama tangan. 20 menit membuka sesi tanya jawab.

Pada pertemuan pertama peserta didik mengikut kegiatan dengan baik dan sangat

antusias namu sedikit kebingungan, karena sebelumnya ada peserta didik yang hanya

belajar secara otodidak dan ada peserta didik yang baru memulai belajar gitar.
52

Reaksi peserta didik pada saat pengajar menyampaikan materi tentang

pengenalan gitar klasik dan bagi-bagianya bahwa peserta didik mulai mempunyai

gambaran tentang gitar dan bagian-bagiannya serta fungsinya karena sebelum

memainkan gitar alangkah baiknya mengenal dan mengerti mengenai alat yang akan

dipakai. Setelah pengajar menyampaikan materi barulah sesi tanya jawab dibuka

untuk mengetahui materi apa yang kurang dipahami oleh peserta didik dan pengajar

pun menjawab pertanyaan peserta didik tersebut.

Reaksi peserta didik pertama yaitu Rosalia. Rosalia sangat antusias dalam

pengenalan gitar ini karena sebelumnya dia belum tau nama dan fungsi dari tiap

bagian gitar. dalam penangkapan materi dia sangat memperhatikan sekali ketika

pengajar menerangkan dari tiap fungsinya.

Reaksi peserta didik kedua yaitu Octavia Nura. Nura juga antusias akan

pengenalan gitar terlihat ketika pengajar menerangkan bagian nama-nama tangan

dalam bermain gitar. dia juga terlihat antusias dalam pengajaran ini terlihat dari

beberapa pertanyaan yang dia sampaikan kepada pengajar, seperti bertanya cara

menekan senar dengan benar dan cara memetik senar dengan benar. Kemudian

pengajar menerangkan kepada Nura cara melakukan pemanasan jari agar dia paham

cara menekan senar itu harus tepat berada di belakang fret gitar dan memetik senar

menggunakan jari P I M A. Dalam penangkapan materi dia sangat cepat dan faham

dengan materi yang pengajar sampaikan.

Reaksi peserta didik ketiga yaitu Debiyanti. Debi adalah peserta didik yang

paling antusias dalam pertemuan pertama ini, karena kali ini pertama dia memegang

insttrumen gitar. dia paling memperhatikan ketika pengajar menerangkan nama-nama

bagian gitar dan nama tangan pada gitar terlihat ketika pengajar mengenalkan nama
53

tangan pada gitar dia ikut menggerakan tangannya dan mulai menghafalnya. Dalam

penangkapan materi terbilang sangat cepat menangkap materi yang disampaikan oleh

pengajar.

Sebelum pengajar mengakhiri pembelajaran pertemuan pertama, pengajar

memberikan tugas kepada peserta didik untuk menghafal dan mempelajari materi

yang telah disampaikan pengajar mengenai bagian gitar, posisi duduk, dan nama

tangan agar dipelajari dirumah masing-masing.

Pada pertemuan pertama dapat dilihat bahwa materi yang disampaikan

membuahkan hasil, terbukti membuat peserta didik menjadi antusian ketika mengikuti

kelas pembelajaran. Mereka juga terlihat semangat dan memperhatikan saat pengajar

menjelaskan mengenai materi tersebut.

Pertemuan II

Pertemuan kedua diadakan pada hari Rabu tanggal 29 januari jam 19.00-20.00

WIB. Pada pertemuan kedua dihadiri oleh empat orang, yaitu: Rosalia, Debiyanti,

Octavia Nura dan Romy. Tempat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan diruang

kantor Gereja.

Didalam pertemuan kedua pengajar menyinggung kegiatan sebelumnya dan

menanyakan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, serta sedikit

menjelaskan kembali materi yang sebelumnya sebelum memulai materi baru karena

kali ini ada peserta didik yang baru bisa mengikuti proses pembelajaran. Setelah

membahas materi sebelumnya pengajar menjelaskan tentang materi baru, yaitu senam

jari yang meliputi cara menekan menggunakan jari kiri pada senar gitar dan petikan

gitar jari kanan pada senar gitar yang ditunjukan pada gambar 2.9 dan jenis petikan
54

tangan kanan yang didtunjukan pada gambar 2.10, pengenalan teknik strumming

seperti pada gambar 2.11 dan pengenalan akord dasar C, Dm, Em F, G dan Am

seperti gambar 2.18 dengan menggunakan metode cermah, metode demonstrasi dan

metode tanya jawab. Metode-metode ini sangat membantu pengajar dalam

menyampaikan setiap materi yang diajarkan, karena metode-metode ini sangat tepat

dan efektif untuk menyampaikan setiap pengajaran. Durasi proses kegiatan belajar

mengajar ini adalah 60 menit. 10 menit menjelaskan tentang pemanasan jari dan

melakukan demonstrasi 5 menit. 10 menit menjelaskan tentang strumming dan

melakukan demonstrasi 5 menit. Memberikan pelatihan akord dasar C, Dm, Em F, G

dan Am dengan demonstrasi selama 10 menit. 15 menit membuka tanya jawab.

Pertemuan kedua peserta didik mengikuti proses belajar dengan baik dan semangat

dengan materi yang baru.

Gambar 4.1 Notasi pemansan jari.

Gambar 4.2 Pelatihan akord C Dm Em F G Am.


55

Reaksi peserta didik dalam pertemuan kedua ini peserta didik mulai paham

dalam dengan materi yang pengajar sampaikan pada peserta didik. Setelah pengajaran

menyampaikan materi selanjutnya dibuka sesi tanya jawab mengenai materi tersebut

dan pengajar pun menjawab pertanyaan peserta didik tersebut.

Reaksi pertama yaitu Rosalia. Dalam pertemuan kedua ini rosalia sangat fokus

saat mendengarkan penjelasan yang diajarkan oleh pengajar meskipun rosalia masih

terbilang kaku dan terkadang tidak sabaran saat memetik dan menekan senar gitar.

pada saat pengajar mengarahkan posisi penjarian dan petikan, rosalia mampu

menangkap maksud dari pengajar dan mulai mengerti perbedaan saat memainkan

sebelumnya

Reaksi kedua yaitu Debiyanti. Dalam pertemuan kedua debi juga fokus sama

halnya dengan rosalia. Ketika pengajar menjelaskan materi dia paham dan mengerti

maksud yang dijelaskan oleh pengajar. Ketika pengajar melihat debi memainkan gitar

dia terlihat fokus dalam menerapkan materi yang telah diajarkan, walau penjarian

masih terlihat kaku dan semangat belajarnya tinggi walau terkadang mengeluh sakit

pada jarinya saat menekan senar. Disini pengajar menjelaskan supaya ketika jari sakit

itu memang wajar karena dia baru pertamakali memainkan instrumen gitar.

Reaksi ketiga yaitu Octavia Nura. Nura saat pertemuan kedua ini dia antusias

dan semangat, terbukti dari setiap pertanyaan ketika pengajar mendemonstrasikan

teknik memetik gitar. Nura terbilang cukup mudah memahami saat pengajar

menjelaskan materi, namum penjarian masih terlihat kaku.

Reaksi keempat yaitu Romy. Karena pada awal pertemuan romy tidak hadir

dia harus mengejar materi agar tidak ketinggalan materi. Maka pengajar memberikan

materi sebelumnya dengan singkat agar tidak memakan waktu lama. Romy terbilang
56

cepat tanggap dalam menangkap materi yang disampaikan oleh pengajar, terlihat saat

pengajar memberikan materi dia langsung paham dan mempraktekannya, walau

jarinya masih terlihat kaku.

Sebelum pengajar mengakiri pembelajaran pertemuan kedua, pengajar

memberikan tugas kepada peserta didik untuk menghafal dan mempelajari materi

penjarian, struming dan akord dasar yang telah disampaikan pengajar agar dipelajari

dirumah masing-masing.

Pada pertemuan kedua dapat dilihat bahwa materi yang disampaikan

membuahkan hasil, terbukti membuat peserta didik dapat fokus ketika mengikuti

kelas pembelajaran. Mereka juga terlihat antusias dan memperhatikan saat pengajar

menjelaskan mengenai materi yang diajarkan.

Pertemuan III

Pertemuan ketiga diadakan pada hari Sabtu tanggal 1 februari jam 19.00-20.00

WIB. Pada pertemuan ketiga dihadiri oleh dua orang, yaitu: Rosalia dan Debiyanti.

Tempat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan diruang kantor Gereja.

Didalam pertemuan ketiga pengajar menyinggung kegiatan sebelumnya dan

menanyakan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, serta sedikit

menjelaskan kembali materi yang sebelumnya. Setelah membahas materi sebelumnya

pengajar menjelaskan tentang materi baru, yaitu tentang ritme seperempat seperlapan

dan seper enambelas seperti pada gambar 2.12 ritme no satu sampai tiga, dan

perpindahan akord dasar C-F seperti gambar 2.18 dengan menggunakan metode

cermah, metode demonstrasi dan metode tanya jawab. Metode-metode ini sangat
57

membantu pengajar dalam menyampaikan setiap materi yang diajarkan, karena

metode-metode ini sangat tepat dan efektif untuk menyampaikan setiap pengajaran.

Durasi proses kegiatan belajar mengajar ini adalah 60 menit. 10 menit menjelaskan

materi mengenai ritme, kemudian melakukan demonstrasi 10 menit. 10 menit

memberikan akord progresi C-F, kemudian melakukan demonstrasi 5 menit. 25 menit

melakukan tanya jawab. Pertemuan ketiga peserta didik mengikuti proses belajar

dengan baik dan semangat dengan materi yang baru.

Gambar 4.3 Demonstrasi ritme

Gambar 4.4 Progresi C-F

Reaksi peserta didik pada saat pengajar menyampaikan materi tentang ritme

bahwa peserta didik sedikit mengerti dengan materi tersebut. Setelah pengajar

menyampaikan materi barulah peserta bertanya tentang materi tersebut dan pengajar

mulai menjawab pertanyaan peserta didik tersebut.


58

Reaksi pertama yaitu Rosalia, pada mulanya rosalia sedikit bingung dalam

menangkap materi tetapi setelah pengajar menjelaskan kepada rosalia mengenai ritme

dan mencontohkannya dia mulai paham. Untuk itu rosalia harus giat dan rajin latihan

gitar agar bisa berkembang

Reaksi kedua yaitu Debiyanti, debi sangat antusias dalam proses pembelajaran

materi ini, walau penjarian masih kaku dia berusaha mengikuti arahan yang diberikan

pengajar. Untuk itu diharap debi selalu giat latihan dan rajin latihan gitar agar bisa

berkembang

Sebelum pengajar mengakhiri pembelajaran pertemuan ketiga, pengajar

memberikan tugas kepada peserta didik untuk menghafal dan mempelajari materi

ritme serta mencari akord progresi C agar dipelajari dirumah masing-masing.

Pada pertemuan ketiga dapat dilihat bahwa materi yang disampaikan

membuahkan hasil, terbukti membuat peserta didik mulai mengikuti arahan pengajar

ketika mengikuti kelas pembelajaran. Mereka juga terlihat antusias dan

memperhatikan saat pengajar menjelaskan mengenai materi yang diajarkan.

Pertemuan IV

Pertemuan keempat diadakan pada hari Rabu tanggal 29 februari jam 19.00-

20.00 WIB. Pada pertemuan keempat dihadiri oleh tiga orang, yaitu: Rosalia,

Debiyanti dan Juan. Tempat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan diruang kantor

Gereja.

Didalam pertemuan keempat pengajar menyinggung kegiatan sebelumnya dan

menanyakan tugas yang diberikan pada pertemuan pertama serta sedikit menjelaskan
59

kembali materi yang sebelumnya. Pertemuan kali ini mengulang materi sebelumnya

yaitu tentang ritme dan perpindahan akord dasar dengan menggunakan metode

cermah, metode demonstrasi dan metode tanya jawab. Metode-metode ini sangat

membantu pengajar dalam menyampaikan setiap materi yang diajarkan, karena

metode-metode ini sangat tepat dan efektif untuk menyampaikan setiap pengajaran.

Durasi proses kegiatan belajar mengajar ini adalah 60 menit. 10 menit menjelaskan

ritme dan 10 menit memberikan progresi akord C ke F. 40 menit melakukan praktek

dan tanya jawab. Pertemuan keempat peserta didik mengikuti proses belajar dengan

baik dan semangat dengan materi sama seperti sebelumnya.

Reaksi peserta didik pada saat pengajar mengulang materi tentang ritme

bahwa peserta didik mulai mengerti dengan materi tersebut. Setelah pengajar

menyampaikan materi barulah peserta bertanya tentang materi tersebut dan pengajar

mulai menjawab pertanyaan peserta didik tersebut.

Reaksi peserta didik dalam pertemuan keempat ini peserta didik mulai paham

dalam dengan materi yang pengajar sampaikan pada peserta didik.

Reaksi pertama yaitu Rosalia, pada pertemuan keempat dalam pengulangan

materi ritme ini rosalia sudah mulai bisa paham mengenai pengajaran ritme yang

diajarkan oleh pengajar. Diharapkan supaya rosalia berlatih untuk menambah waktu

berlatih dan giat berlatih.

Reaksi kedua yaitu Debiyanti, pada pertemuan keempat ini debi sudah mulai

paham mengenai pengajaran ritme. Tetapi dalam memainkannya debi masih terlihat

kaku. Diharapkan kepada debi supaya debi lebih menambah waktu berlatih dan giat

dalam berlatih.
60

Reaksi ketiga yaitu Juan. Karena pada awal pertemuan juan tidak hadir dia

harus mengejar materi agar tidak ketinggalan materi. Maka pengajar memberikan

perhatian khusus kepada juan supaya materi sebelumnya dapat dipahami oleh juan.

juan terbilang peserta didik yang sedikit lamban dalam menangkap materi yang

disampaikan oleh pengajar. Maka perlunya bimbingan dengan baik agar bisa mengerti

dan paham dalam setiap pertemuan.

Sebelum pengajar mengakhiri pembelajaran pertemuan keempat, pengajar

memberikan tugas kepada peserta didik untuk memahami dan mendalami materi yang

telah disampaikan pengajar agar dipelajari dirumah masing-masing.

Pada pertemuan keempat dapat dilihat bahwa materi yang disampaikan

membuahkan hasil, terbukti membuat peserta didik mulai mengerti materi yang

disampaikan pengajar ketika mengikuti kelas pembelajaran. Peserta didik juga terlihat

mulai berinteraksi saat pengajar menjelaskan mengenai materi yang diajarkan.

Pertemuan V

Pertemuan kelima diadakan pada hari Rabu tanggal 4 maret jam 19.00-20.00

WIB. Pada pertemuan keempat dihadiri oleh satu orang, yaitu: Juan. Tempat kegiatan

belajar mengajar dilaksanakan diruang kantor Gereja

Didalam pertemuan kelima pengajar menyinggung kegiatan sebelumnya dan

menanyakan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya serta sedikit

menjelaskan kembali materi yang sebelumnya. Setelah membahas materi sebelumnya

pengajar menjelaskan tentang materi baru, yaitu tentang pengajaran tangga nada C

Mayor dan A minor seperti pada gambar 2.17 dengan menggunakan metode cermah,
61

metode demonstrasi dan metode tanya jawab. Metode-metode ini sangat membantu

pengajar dalam menyampaikan setiap materi yang diajarkan, karena metode-metode

ini sangat tepat dan efektif untuk menyampaikan setiap pengajaran. Durasi proses

kegiatan belajar mengajar ini adalah 60 menit. 10 menit menjelaskan mengenai tangga

nada Mayor dan minor. 10 menit mengenalkan posisi tangga nada C. 40 menit

melakukan praktek dan tanya jawab.

Gambar 4.5 Tangga nada C mayor

Gambar 4.6 Tangga nada A minor

Pertemuan kelima peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan

baik dan semangat dengan materi baru. Diharapkan peserta didik paham dan mengerti

mengenai tangga nada Mayor dan minor. Setelah pengajar menyampaikan materi

barulah peserta bertanya tentang materi tersebut dan pengajar mulai menjawab

pertanyaan peserta didik tersebut.


62

Reaksi peserta didik yang pertama, yaitu juan. Pada saat pengajar

menyampaikan pengenalan tangga nada mayor dan minor bahwa juan mulai sedikit

bingung karena masih belum tau posisi tangga nada mayor dan minor di gitar, dan

setelah pengajar menjelaskan materi barulah juan sedikit mulai paham dan mengerti

dengan materi tersebut. Diharapkan kepada juan untuk terus berlatih dengan giat dan

rajin agar juan bisa berkembang dalam bermain gitar.

Sebelum pengajar mengakhiri pembelajaran pertemuan kelima, pengajar

memberikan tugas kepada peserta didik untuk memahami dan mendalami materi

tangga nada yang telah disampaikan pengajar agar dipelajari dirumah.

Pada pertemuan kelima dapat dilihat bahwa materi yang disampaikan

membuahkan hasil, terbukti membuat peserta didik mulai mengerti materi yang

disampaikan pengajar walau dalam melakukan praktek masih terlihat kaku. Peserta

didik juga terlihat mulai ada interaksi tanya jawab saat pengajar menjelaskan

mengenai materi yang diajarkan.

Pertemuan VI

Pertemuan keenam diadakan pada hari Rabu tanggal 11 maret jam 19.00-20.00

WIB. Pada pertemuan keempat dihadiri oleh tiga orang, yaitu: Rosalia, Debiyanti dan

Juan. Tempat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan diruang kantor Gereja.

Didalam pertemuan keenam pengajar menyinggung kegiatan sebelumnya dan

menanyakan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, serta sedikit

menjelaskan kembali materi yang sebelumnya. Setelah membahas materi sebelumnya

pengajar menjelaskan tentang materi baru, yaitu tentang primavista gitar yang
63

merupakan teknik membaca dalam partitur paranada dan pengaplikasian dalam

instrumen gitar seperti pada gambar 2.16, contoh notasi balok untuk memperkenalkan

kepada peserta didik seperti pada gambar 2.13, pengertian tanda birama diberikan

kepada peserta didik supaya mengetahui jumlah ketukan dalam tiap biarama seperti

pada gambar 2.14 dengan menggunakan metode cermah, metode demonstrasi dan

metode tanya jawab. Metode-metode ini sangat membantu pengajar dalam

menyampaikan setiap materi yang diajarkan, karena metode-metode ini sangat tepat

dan efektif untuk menyampaikan setiap pengajaran. Durasi proses kegiatan belajar

mengajar ini adalah 60 menit. 15 menit menjelaskan tentang primavista, tanda birama,

contoh notasi balok dan 10 menit mendemostrasikan cara membaca partitur lagu pada

gambar 2.19 . 45 menit melakukan praktek dan tanya jawab.

Gambar 4.7 Membaca primavista dan penjarian primavista

Pertemuan keenam peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan

antusias dan semangat. Diharapkan peserta didik paham dan mengerti mengenai

pengertian primavista dan tanda birama. Setelah pengajar menyampaikan materi

barulah peserta bertanya tentang materi tersebut dan pengajar mulai menjawab

pertanyaan peserta didik tersebut.


64

Reaksi peserta didik pertama yaitu Rosalia. Rosalia nampak sekali sungguh-

sungguh mengerjakan setiap latihan yang diberikan pengajar. secara teknis dia mulai

mengerti dengan materi yang diajarkan pada pertemuan ini.

Reaksi peserta kedua yaitu Debiyanti. Dipertemuan kali ini debi terlihat tekun

mempelajari materi yang diberikan oleh pengajar. Dia terlihat fokus mempraktekan

pelajaran yang diberikan pelajar walau terlihat jari masih kaku. Disini debi mulai

mulai mengerti dengan materi yang diberikan pengajar.

Reaksi peserta ketiga yaitu Juan. Dipertemuan ini juan terlihat fokus ketika

pengajar menerangkan materi. Disini juan sudah terlihat perkembangannya. Namun

cara memetik dan memainkan masih tergesa-gesa. Ketika sesi tanya jawab ketiga

peserta didik terlihat antusias dan aktif.

Sebelum pengajar mengakhiri pembelajaran pertemuan keenam, pengajar

memberikan pesan kepada peserta didik untuk memahami dan mendalami materi

primavista yang telah disampaikan pengajar agar dipelajari dirumah masing-masing.

Pada pertemuan keenam dapat dilihat bahwa materi yang disampaikan

membuahkan hasil, terbukti membuat peserta didik mulai mengerti materi yang

disampaikan pengajar walau terbata-bata dalam membaca karena ini baru pertama kali

membaca notasi balok. Peserta didik terlihat antusias dengan pertanyaan seputar

materi ketika pengajar menjelaskan mengenai materi yang diajarkan

Pertemuan VII
65

Pertemuan ketujuh diadakan pada hari Rabu tanggal 18 maret jam 19.00-20.00

WIB. Pada pertemuan ketujuhdihadiri oleh satu orang, yaitu: Juan. Tempat kegiatan

belajar mengajar dilaksanakan diruang kantor Gereja.

Didalam pertemuan ketujuh pengajar menyinggung kegiatan sebelumnya

untuk mengingat materi sebelumnya, serta sedikit menjelaskan kembali materi yang

sebelumnya. Pertemuan ketujuh ini peserta didik mulai mendapatkan materi lagu

“Tiap hari, tiap jam” seperti pada gambar 2.19. pertemuan ini mengajarkan progresi

akord C-F G kepada peserta didik. Penjelasan lagu menggunakan metode cermah,

metode demonstrasi dan metode tanya jawab. Metode-metode ini sangat membantu

pengajar dalam menyampaikan setiap materi yang diajarkan, karena metode-metode

ini sangat tepat dan efektif untuk menyampaikan setiap pengajaran. Durasi proses

kegiatan belajar mengajar ini adalah 60 menit. 10 menit memperkenalkan tentang lagu

yang akan di mainkan. 10 menit menjelaskan mengenai petikan yang dipakai untuk

memainkan lagu ini p i m i a i m i dalam progresi akor C-F-G. 40 menit melakukan

praktek dan tanya jawab.

Gambar 4.8 Petikan pimiaim dalam progresi C-F-G


66

Reaksi peserta didik pada saat pengajar menyampaikan materi tentang ritme

bahwa peserta antusias dan semangat. Setelah pengajar menyampaikan materi barulah

peserta bertanya tentang materi tersebut dan pengajar mulai menjawab pertanyaan

peserta didik tersebut.

Reaksi peserta didik yaitu Juan terlihat sangat semangat ketika masuk

kemateri lagu. Dia sangat bersemangat ingin bisa memainkannya. Dia juga sangat

antusias dengan pertanyaan yang ditanyakan. Namun Juan masih ada kendaladalam

memainkannya petikan tangan kanan, dan tempo yang dimaninkan masih belum

teratur. Naumun dia paham mengenai pola petikan tangan kanan dengan penerapan

pada tangan kiri menekan akord

Sebelum pengajar mengakhiri pembelajaran pertemuan ketujuh, pengajar

memberikan pesan kepada peserta didik untuk memahami dan berlatih materi lagu

“Tiap Hari Tiap Jam” yang telah disampaikan pengajar agar dipelajari dirumah.

Pada pertemuan ketujuh dapat dilihat bahwa materi yang disampaikan

membuahkan hasil, terbukti membuat peserta didik mulai paham mengenai materi

yang disampaikan pengajar walau dalam melakukan praktek masih terlihat kaku.

Peserta didik terlihat mulai melakukan banyak interaksi tanya jawab saat pengajar

menjelaskan mengenai materi yang diajarkan.

Pertemuan VIII

Karena adanya situasi pandemi Covid-19 pada akhir maret, maka pengajar

memberikan tugas lewat aplikasi whatsapp untuk berlatih mandiri dirumah. karena
67

kondisi tidak memungkinkan untuk mengajar, maka pengajar memutuskan bahwa

jadwal pelatihan dimundurkan.

Kemudian pertemuan kedelapan diadakan pada hari Rabu tanggal 6 Mei,

pukul 18.00-20.00 WIB. Pada pertemuan kedelapan dihadiri oleh tiga orang, yaitu:

Juan Romy dan Octavia Nura. Tempat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan

digedung Gereja.

Didalam pertemuan delapan pengajar menyinggung kegiatan sebelumnya

untuk mengingat materi sebelumnya, serta sedikit menjelaskan kembali materi yang

sebelumnya. Pertemuan ketujuh sedikit melenceng dari jadwal materi pengajaran

yang telah disusun pengajar karena ada permintaan dari gereja bahwa kegiatan

pengajaran gitar dimohon untuk mengisi pujian istimewa di ibadah online. Kemudian

pengajar menjelaskan yang digunakan sebagai pujian, lagu “Ciptaan Bapaku”

menggunakan metode cermah, metode demonstrasi dan metode tanya jawab. Metode-

metode ini sangat membantu pengajar dalam menyampaikan setiap materi yang

diajarkan, karena metode-metode ini sangat tepat dan efektif untuk menyampaikan

setiap pengajaran. Durasi proses kegiatan belajar mengajar ini adalah 120 menit.

Sepenuhnya waktu digunakan untuk melatih peserta didik.

Pertemuan kedelapan peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar

dengan antusias dan semangat setelah dua satu bulan tidak bertatap muka. Diharapkan

peserta didik mampu membawakan lagu Ciptaan Bapaku. Setelah pengajar

menyampaikan materi barulah peserta bertanya tentang materi tersebut dan pengajar

mulai menjawab pertanyaan peserta didik tersebut.

Reaksi peserta didik yang pertama yaitu Juan. Juan mulai ada kemajuan dalam

memainkan petikan menggunakan akord, walau terkadang dalam permainannya


68

kesusahan memindah akord dan terkadang lupa progresi selanjutnya. Disini pengajar

memberikan perhatian khusus kepada Juan.

Reaksi peserta didik yang kedua yaitu Octavia Nura. Nura juga mulai ada

kemajuan dalam menggunakan akord dan petikan, walau juga terkadang lupa progresi

selanjutnya. Diharapkan kepada Nura supaya lebih berlatih, agar dapat mengingat

progresi akordnya.

Reaksi peserta didik yang ketiga yaitu Romy. Romy juga terlihat kemajuan

dalam menggunakan akord dan memainkan petikan. Bisa dibilang Romy sudah mulai

lancar dalam melakukan perpindahan akord, namun dalam memainkan petikan tangan

kanan dia masih terlihat kaku. Diharapkan kepada romy supaya berlatih memainkan

petikan tangan kanan.

Sebelum pengajar mengakhiri pembelajaran pertemuan kedelapan, pengajar

memberikan pesan kepada peserta didik untuk latihan materi lagu “Tiap Hari Tiap

Jam” yang telah disampaikan pengajar agar dipelajari dirumah.

Pada pertemuan kedelapan dapat dilihat bahwa materi yang disampaikan

membuahkan hasil, terbukti membuat peserta didik mulai ada perkembangan,walau

masih terlihat kaku. Peserta didik juga terlihat mulai ada interaksi dan tanya jawab.

Pertemuan IX

pertemuan kesembilan diadakan pada hari Rabu tanggal 13 mei jam 18.00-

19.00 WIB. Pada pertemuan kesembilan dihadiri oleh tiga orang, yaitu: Juan, Romy

dan Octavia Nura. Tempat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan digedung Gereja.

Pertemuan sembilan pengajar sedikit menjelaskan materi lagu yang digunakan

untuk melakukan penelitian. Setelah membahas materi, pengajar menjelaskan tentang


69

materi baru mengenai pngertian modulasi, dan mengajarkan akord D-Em-F#m-G-A-B

yaitu dengan menggunakan metode cermah, metode demonstrasi dan metode tanya

jawab. Metode-metode ini sangat membantu pengajar dalam menyampaikan setiap

materi yang diajarkan, karena metode-metode ini sangat tepat dan efektif untuk

menyampaikan setiap pengajaran. Durasi proses kegiatan belajar mengajar ini adalah

60 menit. 10 menit digunakan untuk melihat kemampuan mereka. 10 menit

memberikan pemahaman mengenai modulasi 10 menit memberikan latihan progresi

D. 30 menit melakukan praktek dan tanya jawab. Pertemuan kesembilan peserta didik

mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik dan semangat dengan materi lagu

ini. Diharapkan peserta didik paham dan mengerti mengenai materi yang diajarkan.

Gambar 4.9 Pengenalan akord D-Em-F#m-G-A-Bm

Pertemuan kesembilan peserta didik sudah mengalami kemajuan dalam

memainkan petikan dan akord peserta didik sudah mulai berkembang dan semangat

karena mulai menguasai lagu dengan baik. Sebab itu mulai semangat dalam menyerap

ilmu yang diberikan oleh pengajar. Peserta didik harus berlatih setiap hari dengan

hasil yang bagus ini agar hasil latihan bisa terlihat lebih baik lagi.

Reaksi peserta didik pertama yaitu Juan. Juan nampak senang dan semangat

dalam mengerjakan setiap latihan yang diberikan oleh pengajar. Juan dalam
70

pertemuan ini sudah sedikit menguasai progesi akord D dan dia semangat untuk

menerapkan pada materi lagu yang diberikan pengajar.

Reaksi peserta didik yang kedua yaitu Octavia Nura. Pertemuan kali ini Nura

bisa dibilang cepat menangkap materi yang diberikan oleh pengajar. Nura harus terus

melatih setiap hari dengan hasil bagus untuk ini.

Reaksi peserta didik yang ketiga yaitu Romy. Romy juga terlihat kemajuan

dalam menggunakan akord dan memainkan petikan. Bisa dibilang Romy sudah mulai

lancar dalam melakukan perpindahan akord, dalam pertemuan ini Romy mampu

menyerap materi dengan baik. Dia cepat paham dalam memahami materi yang

diberikan oleh pengajar.

Sebelum pengajar mengakhiri pembelajaran pertemuan kesembilan, pengajar

memberikan pesan kepada peserta didik untuk latihan materi lagu “Tiap Hari Tiap

Jam” yang telah disampaikan pengajar agar dipelajari dirumah.

Pada pertemuan kesembilan dapat dilihat bahwa materi yang disampaikan

membuahkan hasil, terbukti peserta didik mampu memahami materi yang

disampaikan pengajar. Peserta didik juga terlihat mulai ada interaksi dan tanya jawab.

Pertemuan X

Pertemuan kesepuluh diadakan pada hari Rabu tanggal 20 mei jam 18.00-

19.00 WIB. Pada pertemuan keempat dihadiri oleh dua orang, yaitu: Juan dan Octavia

Nura. Tempat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan digedung Gereja.

Pertemuan sembilan melatih kembali lagu yang diberikan kepada peserta didik

yang digunakan untuk melakukan penelitian. Selanjutnya pengajar memberi arahan

kepada peserta didik untuk memainkan lagu. Pertemuan kali ini memainkan lagu
71

menggunakan nada dasar C Mayor dan melakukan proses pembelajaran dengan

menggunakan metode cermah, metode demonstrasi dan metode tanya jawab. Metode-

metode ini sangat membantu pengajar dalam menyampaikan setiap materi yang

diajarkan, karena metode-metode ini sangat tepat dan efektif untuk menyampaikan

setiap pengajaran. Durasi proses kegiatan belajar mengajar ini adalah 60 menit.

Gambar 4.10 Lagu “Tiap Hari, Tiap Jam” nada dasar C

Pertemuan kesepuluh peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar

dengan baik dan semangat dengan materi lagu ini. Diharapkan peserta didik paham

dan mengerti mengenai materi yang diajarkan.

Reaksi peserta didik semakin terlihat perkembangannya. Disini peserta didik

terlihat semangat dan antusias dalam berlatih. Akan tetapi pengajar mengingatkan

kepada peserta didik bahwa harus membetulkan posisi penekanan akordnya. Dalam

pertemuan ini pengajar melihat kesulitan pada peserta didik bahwa masih ada

kesulitan dalam memainkan akord F Mayor.

Reaksi peserta didik yang pertama yaitu Juan. Juan mulai ada kemajuan dalam

memainkan petikan dan menggunakan akord, walau sebelumnya Juan kesusahan

dalam memainkan petikan tangan kanan dan menggunakan akord. Disini Juan sudah
72

mengalami perkembangan dalam memainkan petikan tangan kanan. Diharap juan

melatih penggunaan akord agar bisa memainkan akord.

Reaksi peserta didik yang kedua yaitu Octavia Nura. Nura juga mulai ada

perkembangan dalam menggunakan akord dan petikan, walau juga terkadang masih

lupa progresi selanjutnya. Disini pengajar memberikan perhatian khusus kepada Nura

agar lebih memahami materi latihan pada pertemuan ini. Diharapkan kepada Nura

supaya lebih berlatih, agar dapat mengingat progresi akordnya.

Reaksi peserta didik yang ketiga yaitu Romy. Romy juga terlihat kemajuan

dalam menggunakan akord dan memainkan petikan. Romy sudah terlihat

perkembangan dalam memainkan petikan tangan kanan Bisa dibilang Romy sudah

mulai lancar dalam melakukan petikan tangan kanan,. Diharapkan kepada romy

supaya terus berlatih .

Sebelum pengajar mengakhiri pembelajaran pertemuan kesembilan, pengajar

memberikan pesan kepada peserta didik untuk melatih perpindahan ke akord F

Mayor.

Pada pertemuan kesepuluh dapat dilihat bahwa materi yang disampaikan

membuahkan hasil, terbukti membuat peserta didik mulai ada perkembangan dalam

mengiringi lagu, dan memainkan melodi dengan arahan pengajar..

Pertemuan XI

Pertemuan kesebelas diadakan pada hari Rabu tanggal 20 mei jam 18.00-19.00

WIB. Pada pertemuan keempat dihadiri oleh dua orang, yaitu: Romy dan Octavia

Nura. Tempat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan digedung Gereja


73

Pertemuan kesebelas melatih kembali lagu yang diberikan kepada peserta

didik yang digunakan untuk melakukan penelitian. Pengajar menanyakan sejauhmana

pemahaman peserta didik mempelajari lagu tersebut. Selanjutnya pengajar memberi

arahan kepada peserta didik untuk memainkan lagu. Kali ini menerapkan teknik

modulasi dan penggunaan akord pada nada dasar D dalam lagu. Porses pembelajaran

dilakukan dengan menggunakan metode cermah, metode demonstrasi dan metode

tanya jawab. Metode-metode ini sangat membantu pengajar dalam menyampaikan

setiap materi yang diajarkan, karena metode-metode ini sangat tepat dan efektif untuk

menyampaikan setiap pengajaran. Durasi proses kegiatan belajar mengajar ini adalah

60 menit.

Gambar 4.11 Lagu “Tiap Hari, Tiap Jam” nada dasar D

Pertemuan kesebelas peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar

dengan baik dan semangat dengan materi lagu Tiap Hari Tiap Jam. Diharapkan

peserta didik paham dan mengerti mengenai materi yang diajarkan.

Reaksi peserta didik. Pertemuan kali ini sudah mulai terlihat perkembangan

yang jauh lebih baik. Peserta didik mulai mampu memainkan lagu Tiap Hari Tiap Jam

walau terkadang penekanan pada akord kurang tepat sehingga menghasilkan suara

kurang jernih.
74

Reaksi peserta didik yang pertama yaitu Romy. Dalam pertemuan ini romy

nampak senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaraan. Dia juga terlihat kemajuan

dalam menggunakan akord dan memainkan petikan. Romy sudah terlihat

perkembangan dalam memainkan petikan tangan kanan. Bisa dibilang Romy sudah

mulai lancar dalam melakukan petikan tangan kanan,. Diharapkan kepada romy

supaya terus berlatih.

Reaksi peserta didik yang kedua yaitu Octavia Nura. Dalam pertemuan ini

Nura terlihat senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.Nura sudah terlihat

perkembangan dalam menggunakan akord dan petikan, Nura juga terlihat

perkembangannya dalam mengingat progresi akordnya. Diharapkan kepada Nura

supaya sering berlatih, agar dapat mempertahankan cara belajarnya.

Sebelum pengajar mengakhiri pembelajaran pertemuan kesembilan, pengajar

memberikan tugas kepada peserta didik untuk melatih penjarian supaya jari peserta

didik terbiasa dalam menekan senar ataupun memainkan dan menghafal akord dalam

nada dasar C dan D.

Pada pertemuan kesebelas dapat dilihat bahwa materi yang disampaikan

membuahkan hasil, terbukti membuat peserta didik mampu memainkan progresi

akord D dan mulai ada perkembangan dalam mengiringi lagu, dan memainkan melodi

dengan arahan pengajar

Pertemuan XII
75

Pertemuan keduabelas diadakan pada hari Rabu tanggal 20 mei jam 18.00-

19.00 WIB. Pada pertemuan keempat dihadiri oleh tiga orang, yaitu: Juan, Romy dan

Octavia Nura. Tempat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan digedung Gereja.

Pada pertemuan ini peneliti mengambil video guna presentasi hasil dari

penelitian yang sudah dilakukan. Vidio yang diambil adalah peserta didik memainkan

lagu “Tiap Hari Tiap Jam” yang diambil dari buku Nyanyian Pujian nomor 158. Hasil

dari video ini akan ditampilkan pada saat presentasi hasil dari penelitian ini.

Hasil Wawancara

Setelah melakukan penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan objek

penelitian dan tanggapan dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Wawancara

dilakukan bukan hanya sekedar sebagai dokumentasi untuk peneliti tetapi juga

sebagai sarana bagi peneliti agar bisa menjadi acuan referensi dalam mengajar.

Berikut hasil wawancara yang dilakukan peneliti

Wawancara peserta didik yang pertama adalah Debiyanti. Debi berpendapat,

walau selama latihan tidak mempraktekan dengan baik dan waktu untuk mengikuti

proses pembelajar instrmen gitar juga singkat, Debi merasa senang dalam mengikuti

proses pembelajaran karena sebelumnya dia tidak tau sama sekali bermain gitar dan

cara memetiknya.

Wawancara peserta didik yang kedua adalah Juan. Juan berpendapat bahwa ia

senang bisa mengikuti proses pembelajaran instrumen gitar, dan ia senang bisa

bertemu teman baru. Juan juga merasa mempunyai keterampilan bermain instrumen

gitar.
76

Wawancara peserta didik yang ketiga adalah Romy. Romy berpendapat bahwa

dia paham dengan materi yang disampaikan dan mampu dipelajari. Sebelumnya dia

bermain gitar secara otodidak dan setelah mengikuti proses pembelajaran instrumen

gitar ia berpendapat bahwa sangat senang, karena ia sekarang bisa mengetahu teknik

dalam bermain instrumen gitar.

Wawancara peserta didik yang keempat adalah Nura. Nura berpendapat bahwa

suasanya yang nyaman dalam proses pembelajaran membuat materi yang

disampaikan mudah untuk dipahami, dan dia merasa lebih baik dalam memainkan

instrumen gitar.

Wawancara peserta didik yang kelima adalah Rosalia. Walau hanya dapat

mengikuti proses pembelajaran gitar dengan singkat dia merasa senang.

Wawancara dengan salah satu orangtua peserta didik sebagai perwakilan

peserta didik yang lain adalah bahwa mereka melihat dalam kelas terlihat

menyenangkan karena kelas kecil dan semua peserta didik memegang gitar (tidak

bergantian) dan teman-teman dalam kelas mengasikan. Juga mereka melihat bahwa

didalam kelas terlihat praktis, karena selain teori yang diajarkan namun lebih banyak

prakteknya sehingga lebih terasa manfaatnya. Dan mereka merasakan bahwa setelah

mengikuti kelas anak mereka mempunyai keterampilan lebih dan bisa belajar untuk

menjadi percaya diri.

Analisis Data Penelitian

Secara keseluruhan, metode pengajaran dan materi yang dipakai pengajar tepat

dalam mengajar pada usia tersebut. Setiap anak menunjukan respon yang sama, yaitu
77

mampu memahami dan menerapkan pada alat musik masing-masing. Hanya saja

setiap peserta didik perlu lebih lagi dalam berlatih. Cara penyampaian materi yang

selalu diselingi dengan humor terbukti menarik minat peserta didik dan

menghidupkan suasana kelas. Hanya saja, pengajar harus bisa menguasai suasana

kelas.
78

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dan saran mengenai

pengajaran teknik dasar mengiringi lagu dengan gitar klasik pada remaja usia 12-21

tahun di GBI Nyutran Yogyakarta yang telah berlangsung, sebagai berikut:

Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian mengenai pengajaran teknik dasar mengiringi

lagu dengan gitar klasik pada remaja usia 12-21 tahun di gereja baptis indonesia

nyutran yogjakarta, dapat disimpulkan; pertama, bahwa penelitian ini berjalan dengan

baik walaupun pada saat ditengah proses penelitin terjadi bencana pandemi covid-19,

dan didapatkan hasil yang memuaskan, terbukti dari wawancara yang dilakukan oleh

peneliti setelah menyelesaikan penelitian selama 12 kali pertemuan.; kedua, hasil dari

penelitian menunjukan bahwa peserta didik mampu memainkan lagu “Tiap Hari Tiap

Jam” yang diberikan oleh peneliti dengan baik, ini merupakan suatu bukti awal bahwa

peserta didik mampu mengiringi sebuah lagu pujian untuk peribadatan.

Saran

Saran-saran yang ingin disampaikan mengenai pengajaran teknik dasar dengan

gitar klasik di GBI Nyutran Yogyakarta yaitu: diharapkan kedepannya agar tempat

proses pembelajaran mempunyai tempat yang khusus, supaya gereja mempunyai


79

tempat khusus sebagai media pendalaman ilmu, terutama dibidang musik. Tak lepas

dari tempat, perlengkapan mengajar seperti papan tulis, spidol maupun perlengkapan

lain agar selalu berada ditempat agar proses pembelajaran berjalan dengan nyaman.

Setelah penelitian selesai diharapkan agar proses pengajaran ini tetap

dilakukan dan dikembangkan dari tahun ke tahun, agar pemain musik di GBI Nyutran

Yogyakarta semakin bertambah khususnya di instrumen gitar, hal itu dikarenakan

masih adanya kekurangan pemain gitar di GBI Nyutran Yogyakarta. Alangkah

baiknya gereja terus mendukung kegiatan proses pengajaran instrumen gitar, tidak

hanya instrumen gitar tetapi semua instrumen penunjang perkembangan musik di GBI

Nyutran Yogyakarta guna untuk menambah pengetahuan pemusik bagi pelayanan

gereja.
DAFTAR PUSTAKA

Soeharto.M. Kamus Musik. Jakarta: Grasindo, 1992.

Handoko, Sri. Pembinaan Musik Gereja. Yogyakarta: Yayasan Taman pustaka

kristen indonesia, 2014.

Aldiano, Andi. Buku Lengkap Belajar Alat Musik. Yogyakarta: Saufa. 2014.

Nurdyansah, Eni Fariyarul Fahyuni. Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo:

Nizamia Learning Center. 2016.

Satria, Romeo. ½ Hari Jago Bermain Gitar Tanpa Les danTtanpa Guru.

Bantul. Chivita Books. 2006.

Theofilus Yoga Christadi. Strategi Mengiringi Lagu Dengan Gitar Klasik Di

GK Gejayan Bajem Adisucipto Yogyakarta. Skripsi UKRIM. 2017

Yeremia Afrian Wahyudi. Pengajaran Teknik Mengiringi Lagu dengan Gitar

Klasik Untuk Pemuda Di Gereja Sidang Jemaat Allah AGAPE yogyakarta. Skripsi

UKRIM. 2018.

Ezra Dian Aletheia. Pengajaran Teknik Dasar Bermain Gitar Untuk Anak

Usia 6–12 Tahun di GUPDI Jemaat Pasar Legi Surakarta. Skripsi UKRIM. 2013.

M. Satria S. JagoBermain Gitar Otodidak. Yogyakarta: Cemerlang

Publishing. 2019.

Al Kautsar, Faisal, Ahmad. Mahir Bermain Gitar. Cetakan 2. Sleman: Genesis

Learning. 2016.

Suprihatiningrum, Jamil M.Pd.Si, Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2014

Darmawan, Deni. Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2017.

Nelson Nadeak, Ricky, Materi Praktek Gitar Klasik 1 (untuk kalangan sendiri)

1
2

Al. Sukohardi. Teori Musik Umum.Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 2015.

M. Miller, Hugh Apresiasi Musik. Yogyakarta: Thafa Media Yogyakarta,

2017.

Karl-Edmund Prier SJ. Ilmu Harmoni. cetakan ke XIX. Yogyakarta: Pusat

Musik Liturgi, 2018.

Hernusa, Frangky. Jago main gitar secara autodidak. Yogyakarta: saufa,

2016).

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabta. 2017.

Febru Aries, Erna. Dwi Haryono, Ari. Penelitian Tindakan Kelas:Teori dan

Aplikasinya. Malang: Aditya Media Publishing. 2012.

Arsip sejarah Gereja Baptis Indonesia Nyutran Yogyakarta, 2008.

Budiyati, Theresia. jemaat GBI Nyutran dan saksi sejarah berdirinya GBI

Nyutran wawancara dengan peneliti, di Yarden Tailor Yogyakarta, 29 Mei 2020.

Gunasars. D, Singgih. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:

Gunung Mulia. 1991.

Demesita. Psikologi Perkembangan. Cetakan 11. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2017

INTERNET

https://www.sejutakabar.com/id/sejarah-gitar-di-indonesia

https://hot.liputan6.com/read/4020072/pengertian-tanda-birama-fungsi-hingga-

jenisnya-yang-perlu-kamu-ketahui.

https://id.wikipedia.org/wiki/Ritme
3

https://id.wikipedia.org/wiki/Notasi_musik

https://id.wikipedia.org/wiki/Harmoni_(musik)

Anda mungkin juga menyukai