Anda di halaman 1dari 31

Peredam Suara Menggunakan Egg Tray dan Ijuk

Proposal Research Based Learning (RBL)

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Fisika dan Bahasa Indonesia.
Guru Pembimbing: Diana Susyari Mardijanti,S.Pd, M.PFis, Lela Siti Nurlaila,S.Pd,
dan Budiarti Utami,S.Pd.

oleh
Annisa Mutiara Priliyan (03)
Lubba Ailati (20)
Meisya Nur’alfiani (21)
Nandita Yasfi Nafisah (26)

Kelas XI MIPA 8

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3


BANDUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Research-Based Learning berjudul “Peredam Suara Menggunakan Egg


Tray dan Ijuk” telah disetujui dan disahkan pada….........................

Pembimbing I, Pembimbing II,

Diana Susyari Mardijanti, M.Pfis. Lela Siti Nurlaila,S.Pd.


NIP 197108171994032006 NIP

Pembimbing III

Budiarti Utami,S.Pd.
NIP 196408261987032002

Mengetahui,
Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bandung

Dr. Hj. Yeni Gantini, M.Pd.


NIP 19610623 198101 2 002
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya


laporan penelitain yang tanpa ridho dan berkah-Nya serta petuntujknya, laporan ini
tidak akan terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tidak lupa penulis
panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW bedserta para sahabat, tabiin, tabiat,
sampai kita dan manusia hingga akhir jaman.
Laporan penelitian ini berjudul “Peredam Suara Mengguakan Egg Tray dan
Ijuk” yang penulis susun untuk memenuhi tugas Research Based Learning dalam
mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Bahasa Indonesia.
Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu Diana Mardjianti, M.Pfis, selaku guru mata pelajaran Fisika SMAN 3
Bandung yang telah membimbing dan membantu penulis dalam menyusun
laporan ini.
2. Ibu Lela selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMAN 3 Bandung yang
telah membimbing dan membantu penulis dalam menyusun laporan ini.
3. Teman-teman yang telah memberi banyak masukan, referensi, dan dukungan.
Penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan banyak
kesalahan di dalamnya karena keterbasan-keterbatasan yang penulis miliki. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk hasil
laporan yang lebih baik lagi kedepannya.

Bandung, 14 Februari 2019

Penulis
ABSTRAK

Kadang manusia merasa terusik atau terganggu bila mendengar bunyi yang
terlalu banyak dan terlalu kencang, atau kadang manusia membutuhkan ruang
dimana bisa menikmati keheningan dan ketenangan. Oleh karena itu, penulis
mencoba membuat alat peredam suara menggunakan bahan yang mudah didapat di
lingkungan sekitar, penulis sendiri menggunakan egg tray, ijuk, dan tripleks
sebagai bahan utama. Pada percobaan ini yang menjadi tinjauan utama penulis ialah
hingga ketebalan berapakah dari setiap bahan hingga alat peredam suara ini dapat
bekerja optimum. Penulis menggunakan tiga variasi intensitas sumber yang akan
digunakan dalam percobaan ini. Untuk cara kerja penelitian ini, satu gawai dengan
aplikasi Frekuensi Generator disimpan di dalam kotak yang seluruh sisinya sudah
dilapisi dengan salah satu bahan. Sedangkan satu gawai lain dengan aplikasi
Frequency Analyzer disimpan di bagian luar kotak untuk mengukur frekuensi yang
berhasil lolos. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian
kualitatif yang bersifat eksperimental dan rumus perhitungan intensitas bunyi.

Kata kunci: Frekuensi, ketebalan, intensitas.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
ABSTRAK iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Definisi Operasional
BAB 2 KAJIAN TEORI
2.1 Gelombang Bunyi
2.2 Intensitas dan Taraf Bunyi
2.3 Ijuk
2.4 Egg Tray
2.5 Hipotesis Penelitian
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
3.2 Rancangan Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel
3.4 Instrumen Penelitian
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.6 Prosedur Penelitian
3.7 Analisis Teknik Pengolahan Data
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Uji Coba
4.2 Analisis Data
4.3 Pembuktian Data
4.4 Hasil Penelitian
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPI
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Pengambilan Data Menggunakan Egg Tray

Tabel 4.2 Hasil Pengambilan Data Menggunakan Egg Tray

Tabel 4.3 Hasil Pengambilan Data Menggunakan Egg Tray

Tabel 4.4 Hasil Pengambilan Data Menggunakan Ijuk

Tabel 4.5 Hasil Pengambilan Data Menggunakan Ijuk

Tabel 4.6 Hasil Pengambilan Data Menggunakan Ijuk


DAFTAR GRAFIK

4.4.1. Grafik Hubungan antara Taraf Intensitas dengan Egg Tray

4.4.2. Grafik Hubungan antara Taraf Intensitas dengan Egg Tray

4.4.3. Grafik Hubungan antara Taraf Intensitas dengan Egg Tray

4.4.4. Grafik Hubungan antara Taraf Intensitas dengan Egg Tray

4.4.5. Grafik Hubungan antara Taraf Intensitas dengan Egg Tray

4.4.6. Grafik Hubungan antara Taraf Intensitas dengan Egg Tray


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda atau
getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah
secara kontinyu terhadap waktu. Suara atau bunyi biasanya merambat melalui
udara. Suara atau bunyi tidak bisa merambat melalui ruang hampa. Selama
bergetar, perbedaan tekanan terjadi di udara sekitarnya. Suara yang intensitasnya
terlalu banyak dapat menimbulkan kebisingan.

Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan
dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
manusia dan kenyamanan lingkungan. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal
dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat
pengangkut, dan kegiatan rumah tangga. Faktor yang memengaruhi terjadinya
kebisingan antara lain intensitas, frekuensi, durasi, sifat mengacu pada distribusi
energi bunyi terhadap waktu.

Dengan adanya kebutuhan untuk mengatasi masalah kebisingan tersebut


maka dibutuhkan sesuatu yang dapat meredam kebisingan yaitu dengan membuat
peredam suara. Atas dasar pemikiran tersebut, penulis memilih judul penelitian
“Peredam Suara Menggunakan Ijuk dan Egg Tray”

1.2 Rumusan Masalah

Untuk menghasilkan peredam suara yang dapat memberikan hasil yang


optimal dan efektif, penentuan dan pengolahan bahan merupakan salah satu
tahapan percobaan yang cukup penting. Dengan demikian, perumusan masalah
pada penelitian ini adalah:

1. Apakah bahan dalam kehidupan sehari-hari yang mudah didapat seperti egg
tray, ijuk, dan tripleks dapat digunakan sebagai bahan peredam suara?
2. Bahan manakah diantara egg tray, ijuk, dan tripleks yang paling efektif untuk
meredam suara?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:
1. Menentukan apakah bahan egg tray dan ijuk dapat digunakan sebagai bahan
peredam suara.
2. Menentukan bahan peredam mana yang paling efektif untuk meredam suara.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini penulis mengharapkan ada beberapa


manfaat yang dapat diambil baik oleh penulis sendiri, peneliti selanjutnya, juga
bagi masyarakat diantaranya:

1. Mendaur ulang bahan yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang
bermanfaat kembali.
2. Menambah wawasan penulis mengenai bagaimana cara membuat peredam
suara dari bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar.
3. Sebagai bahan referensi untuk dikembangkan oleh peneliti selanjutnya.
4. Masyarakat dapat menerapkan cara membuat peredam suara sendiri dengan
bahan-bahan yang mudah didapat di lingkungan sekitar.

1.5 Definisi Operasional

Penulis menggunakan beberapa istilah berikut yang didapat dari beberapa


sumber agar tidak terjadi kesalahan penafsiran.

Redam

Menurut KBBI redam adalah kurang terang (kedengaran atau kelihatan);


tidak jelas; sayup-sayup

Suara

Menurut KBBI suara adalah 1.bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia
(seperti pada waktu bercakap-cakap, menyanyi, tertawa, dan menangis)2.
bunyi binatang, alat perkakas, dan sebagainya3. ucapan (perkataan)4.bunyi
bahasa (bunyi ujar)5.sesuatu yang dianggap sebagai perkataan (untuk
melahirkan pikiran, perasaan, dan sebagainya)6.ki pendapat 7.ki pernyataan
(setuju atau tidak)8 ki dukungan (dalam pemilihan)

Egg Tray
Menurut kamus peternakan egg tray adalah dulang telur

Ijuk

Ijuk memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga ijuk dapat
menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang
dibendakan.

Tripleks

Kayu lapis atau sering disebut tripleks adalah sejenis papan pabrikan yang
terdiri dari lapisan kayu (venir kayu) yang direkatkan bersama-sama. Kayu
lapis merupakan salah satu produk kayu yang paling sering digunakan.

Peredam suara

Peredam suara (Sound Insulation) adalah suatu alat yang dapat berfungsi
untuk meredamkan atau mengurangi jumlah intensitas dari suara dan bunyi
kebisingan yang terjadi.
BAB 2
KAJIAN TEORI

2.1 Gelombang Bunyi


1. Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi atau suara adalah gelombang longitudinal yang
merambat melalui suatu media. Terdapat tiga aspek utama pada bunyi.
Pertama, terdapat sumber bunyi. Kedua, terdapat media agar energi
gelombangnya dapat merambat. Gelombang bunyi merambat sebagai
gelombang longitudinal. Ketiga, terdapat penerima yakni telinga kamu
ataupun microphone.

2. Karakteristik Gelombang Bunyi

Cepat rambat bunyi berbeda-beda tergantung jenis material media


rambatnya. Besar cepat rambat bunyi juga dipengaruhi oleh temperatur,
khususnya jika media rambatnya adalah gas. Contohnya, cepat rambat bunyi
di udara pada suhu normal sebesar 343m/s², namun cepat rambat bunyi di
udara pada suhu 00C hanya sebesar 331m/s².

Selain itu, berdasarkan frekuensinya bunyi dapat dikelompokkan menjadi 3,


yaitu:

1) Bunyi audiosonik = frekuensinya antara 20 Hz hingga 20.000 Hz.


Bunyi audiosonik merupakan satu-satunya bunyi yang dapat kita
dengar secara baik.
2) Bunyi ultrasonik = frekuensinya diatas 20.000 Hz. Kita tidak dapat
mendengarnya, tapi sebagian binatang dapat mendengarnya,
contohnya seperti anjing dan kelelawar.
3) Bunyi infrasonik = frekuensinya dibawah 20 Hz. Contohnya
gelombang bunyi yang disebabkan gempa bumi, halilintar, dan
gunung berapi.
3.Sumber sumber Bunyi

Sumber-sumber bunyi berasal dari setiap benda yang bergetar. Getaran


menghasilkan gelombang. Kita dapat mengetahui kecepatan gelombang
tersebut. Persamaan kecepatan gelombang dinotasikan dengan:

𝑣 = 𝜆 .𝑓
= Panjang gelombang (m)
= frekuensi gelombang (Hz)

2.2 Intensitas dan Taraf Bunyi


1. Intensitas Bunyi
Intensitas bunyi adalah Energi gelombang bunyi yang menembus
permukaan bidang tiap satu satuan luas tiap detiknya. Pada dasarnya
gelombang bunyi adalah rambatan energi yang berasal dari sumber
bunyi yang merambat ke segala arah, sehingga muka gelombangnya
berbentuk bola.
Dikarenakan pendengaran telinga manusia mempunyai keterbatasan,
maka para ahli menggunakan istilah dalam intensitas bunyi dengan
menggunakan ambang pendengaran dan ambang perasaan. Intensitas
ambang pendengaran (Io) yaitu intensitas bunyi terkecil yang masih
mampu didengar oleh telinga, sedangkan intensitas ambang perasaan
yaitu intensitas bunyi yang terbesar yang masih dapat didengar telinga
tanpa menimbulkan rasa sakit. Besarnya ambang pendengaran
berkisar pada 10-12 watt/m2 dan besarnya ambang perasaan berkisar
pada 1 watt/m2.

Apabila suatu sumber bunyi mempunyai daya sebesar P watt,


maka besarnya intensitas bunyi di suatu tempat yang berjarak r dari
sumber bunyi dapat dinyatakan :

𝑃 𝑃
𝐼= =
𝐴 4𝜋

I = Intensitas bunyi (watt/m2)


P = Daya sumber bunyi (watt, joule/s)
A = Luas permukaan yang ditembus gelombang bunyi (m2)
r = Jarak tempat dari sumber bunyi

Berdasarkan persamaan di atas terlihat bahwa intensitas bunyi


di suatu tempat berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya, makin
jauh dari sumber bunyi, maka intensitasnya semakin kecil. Jika titik A
berjarak r1 dan titik B berjarak r2 dari sumber bunyi, maka
perbandingan intensitas bunyi antara titik A dan B dapat dinyatakan
dalam persamaan :

𝑃
𝐼𝐴 4𝜋𝑟₁² 𝑟22
= = 2
𝐼𝐵 𝑃 𝑟1
4𝜋𝑟

Dikarenakan pendengaran telinga manusia mempunyai


keterbatasan, maka para ahli menggunakan istilah dalam intensitas
bunyi dengan menggunakan ambang pendengaran dan ambang
perasaan. Intensitas ambang pendengaran (Io) yaitu intensitas bunyi
terkecil yang masih mampu didengar oleh telinga, sedangkan
intensitas ambang perasaan yaitu intensitas bunyi yang terbesar yang
masih dapat didengar telinga tanpa menimbulkan rasa sakit. Besarnya
ambang pendengaran berkisar pada 10-12 watt/m2 dan besarnya
ambang perasaan berkisar pada 1 watt/m2.

2. Taraf Intensitas Bunyi

Berdasarkan hasil penelitian para ahli ternyata bahwa daya


pendengaran telinga manusia terhadap gelombang bunyi bersifat
logaritmis, sehingga para ilmuwan menyatakan mengukur intensitas
bunyi tidak dalam watt/m2 melainkan dalam satuan dB (desi bell)
yang menyatakan Taraf Intensitas bunyi (TI). Taraf intensitas
didefinisikan sebagai sepuluh kali logaritma perbandingan intensitas
dengan intensitas ambang pendengaran. Taraf intensitas bunyi
merupakan perbandingan nilai logaritma antara intensitas bunyi yang
diukur dengan intensitas ambang pendengaran (Io) yang dituliskan
dalam persamaan :
𝐼
𝑇𝐼 = 10𝑙𝑜𝑔
𝐼𝑜

TI = taraf intensitas bunyi (dB = desi bell)


I = intesitas bunyi (watt.m-2)
Io = intensitas ambang pendengaran (Io = 10-12 watt.m-2)

2.3 Ijuk
Ijuk adalah serabut hitam dan keras pelindung pangkal pelepah
daun aren(arenga pinnata). Ijuk memiliki beberapa manfaat
diantaranya tahan hingga ratusan tahun lebih karena tidak mudah
terurai oleh organisme lain, tahan terhadap asam dan garam air laut,
menjegah penembusan rayap tanah karena didukung oleh sifat ijuk
yang elastis, keras, tahan air, dan sulit dicerna oleh organisme
perusak. Selain itu, ijuk mempunyai struktur yang serupa dengan
peredam yang telah ada.
Berdasarkan manfaat diatas lah penulis memilih ijuk sebagai alat
peredam suara pada percobaan ini.

2.4 Egg tray


Egg tray mempunyai bentuk cekungan keluar dan cekungan
kedalam seperti bukit dan lembah, hal ini sangat memungkinkan untuk
memecah gelombang yang menumbuk pada bagian tray dengan
permukaan yang tidak rata, sehingga akan terjadi perpecahan
sekumpuln gelombang yang sedang berjalan. Karena gelombang
menjadi terpecah maka akan terjadi pengurangan intensitas bunyi
yang diberikan, sehingga bunyi akan mengalami pengurangan
intensitas.
Egg tray juga terbuat dari susunan partikel kertas yang mengalami
proses pengendapan sehingga memungkinkan juga penyerapan suara
yang menumbuk dengan kemampuan material serat yang dimiliki.
Berdasarkan manfaat diatas lah penulis memilih egg tray sebagai alat
peredam suara pada percobaan ini.
2.5 Hipotesis

Bahan yang paling efektif untuk meredam suara adalah ijuk. Semakin
tebal bahan yang digunakan maka semakin efektif pula fungsi dari
peredam suara sederhana ini.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode penelitian adalah Rangkaian cara terstruktur atau sistematis
yang digunakan oleh para peneliti dengan tujuan mendapatkan jawaban yang
tepat atas apa yang menjadi pertanyaan pada objek penelitian. Atau secara
mudahnya arti metode penelitian adalah upaya untuk mengetahui sesuatu
dengan rangkaian sistematis. Ada dua metode penelitian yang bisa digunakan
dalam melakukan penelitian, yaitu metode penelitian kuantitatif dan metode
penelitian kualitatif. Kedua metode ini digunakan tergantung hasil yang
diinginkan dan juga jenis penelitian yang dilakukan. Berikut ini adalah
beberapa perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif.
1) Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berfokus pada
pemahaman terhadap fenomena sosial yang terjadi di masyarakat.
Pada metode penelitian ini, peneliti menggunakan perspektif dari
partisipan sebagai gambaran yang diutamakan dalam memperoleh
hasil penelitian.
2) Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang bersifat sistematis
dan menggunakan model-model yang bersifat matematis. Teori-teori
yang digunakan serta hipotesa yang diajukan juga biasanya berkaitan
dengan fenomena alam.

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode kualitatif


yang bersifat eksperimental, yaitu metode yang didasarkan pada hasil
percobaan. Jenis material yang digunakan sebagai pengendali kebisingan
adalah egg tray, ijuk, dan tripleks.
a. Variabel kontrol : gelombang bunyi.
b. Variabel bebas : ketebalan egg tray, ijuk, dan tripleks.
c. Variabel terikat : kotak dari tripleks 30x30 cm.
Setelah metode ditetapkan berikutnya ditentukan teknik pengumpulan
data yang sesuai dengan metode yang dipakai dalam penelitian ini.
3.2 Rancangan Penelitian
Tahapan-tahapan eksperiment:
1. Persiapan
Tahap ini merupakan pedoman selama melaksanakan penelitian.
Sebagai suatu pola perencanaan harus dapat mengungkapkan hal – hal
yang berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan penelitian.
2. Pelaksanaan
Dalam tahap ini ada beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan
dengan baik, berupa pengumpulan data dan analisis data. Data yang
didapat kegiatan penelitian dijadikan dasar dalam menguji hipotesis.
3. Evaluasi
Tahap ini adalah upaya untuk mendokumentasikan dan melakukan
penilaian tentang apa yang terjadi dan juga mengapa hal itu terjadi
pada sebelum dan sesudah penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi yang penulis gunakan adalah perbedaan keefektifan alat pengedap
suara. Sample yang kami gunakan adalah perbedaan keefektifan alat
pengedap suara .yang dihasilkan oleh ketebalan bahan penyusun alat yaitu
ijuk dan egg tray juga perbedaan frekuensi.

3.4 Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang penulis gunakan antara lain sebagai berikut:

1. Tabel pengamatan berfungsi sebagai media pencatatan data hasil


pengamatan dari penelitian.
2. Foto berfungsi untuk memberikan alat bukti dan data akurat mengenai
keterangan hasil penelitian berupa gambar diam.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi. Observasi yang digunakan adalah observasi ekperimental di mana
segala aksi-reaksi dari variabel yang diobservasi dicatat dengan teliti dan
cermat. Untuk pencatatan segala aksi-reaksi dari variabel yang diobservasi,
penulis menggunakan format tabel seperti di bawah ini:
A. Bahan peredam = ....

No Intensitas Sumber Intensitas Keluar dari ∆I Persentase


Bunyi Bahan

B. Bahan peredam = ....

No Intensitas Sumber Intensitas Keluar dari ∆I Persentase


Bunyi Bahan

Selain itu penulis menggunakan foto dan video untuk mendokumentasikan


percobaan mengenai peredam suara menggunakan egg tray dan ijuk.

3.6 Prosedur Penelitian


Prosedur yang kami tempuh pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pertama-tama kami lakukan planning terlebih dahulu mengenai alat
peraga, alat, dan bahan yang akan digunakan.
b. Kami melakukan penelitian sesuai rencana yang telah dibuat, berikut
adalah alat dan bahan serta langkah kerja yang akan dilakukan:
Alat dan bahan
1. Gergaji
2. Palu
3. Gunting
4. 2 buah telepon genggam ( dengan aplikasi frekuensi generator
dan sound frequency analyzer di masing-masing telepon)
5. Tripleks
6. Paku
7. Lem kayu
8. Egg tray
9. Ijuk
Langkah kerja:
1. Buatlah ruang penguji berbentuk kubus sebanyak dua buah
berukuran 30x30 cm menggunakan tripleks, dengan sisi bagian
atas dapat dibuka tutup.
2. Lapisi seluruh dinding bagian dalam kubus dengan ijuk untuk
kotak pertama dan egg tray pada kotak kedua.
3. Masukkan satu telepon genggam dengan aplikasi frekuensi
generator ke dalam kotak dan letakkan satu telepon genggam
dengan aplikasi frequency analyzator di bagian luar kotak.
4. Catat berapa besar frekuensi/ intensitas sumber yang digunakan
dan berapa besar frekuensi yang terdeteksi oleh freqency
analyzator di luar kotak.

3.7 Teknik Pengolahan Data


Dalam penelitian ini, penulis menggunakan persamaan hubungan
intensitas bunyi (I) dengan jarak terhadap sumber bunyi sebagai berikut:

𝑃
𝐼𝐴 4𝜋𝑟₁² 𝑟22
= = 2
𝐼𝐵 𝑃 𝑟1
4𝜋𝑟

Karena penulis menggunakan taraf intensitas bunyi dalam proses


pengumpulan data, sedangkan untuk mengolah data ini data yang sudah
didapat harus dalam bentuk intensitas maka untuk mengubah data dari bentuk
taraf intensitas bunyi menjadi intensitas bunyi penulis menggunakan
persamaan taraf intensitas bunyi sebagai berikut:

𝐼
TI = log I – log Io = log 𝐼𝑜
𝑇𝐼
𝐼 = 𝑙𝑜𝑔10 𝑥 𝐼𝑜

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Uji Coba


Setelah melakukan penelitian menghitung keefektifan peredam suara
menggunakan egg tray dan ijuk, didapat hasil sebagai berikut.

Bahan peredam = Egg tray

No Jarak Taraf Intensitas Sumber Taraf Intensitas Keluar dari ∆I


Bunyi Bahan

1 30cm 50dB (250Hz) 34,5dB 15,5dB

2 75cm 50dB (250Hz) 33,0dB 17,0dB

3 105cm 50dB (250Hz) 30,0dB 20,0dB

4 135cm 50dB (250Hz) 27,3dB 22,7dB

5 165cm 50dB (250Hz) 26,5dB 23,5dB

6 195cm 50dB (250Hz) 24,9dB 25,1dB

7 225cm 50dB (250Hz) 23,0dB 27,0dB

8 255cm 50dB (250Hz) 22,5dB 27,5dB

9 285cm 50dB (250Hz) 21,9dB 28,1dB

10 315cm 50dB (250Hz) 21,0dB 29,0dB

Tabel 4.1 Hasil Pengambilan Data Menggunakan Egg Tray

No Jarak Taraf Intensitas Sumber Taraf Intensitas Keluar dari ∆I


Bunyi Bahan

1 30cm 72,1dB (500Hz) 36,2dB 35,9dB


2 75cm 72,1dB (500Hz) 35,4dB 36,7dB

3 105cm 72,1dB (500Hz) 34,9dB 37,2dB

4 135cm 72,1dB (500Hz) 33,5dB 38,6dB

5 165cm 72,1dB (500Hz) 31,5dB 40,6dB

6 195cm 72,1dB (500Hz) 30,4dB 41,7dB

7 225cm 72,1dB (500Hz) 28,8dB 43,3dB

8 255cm 72,1dB (500Hz) 27,2dB 44,9dB

9 285cm 72,1dB (500Hz) 26,2dB 45,9dB

10 315cm 72,1dB (500Hz) 25,0dB 47,1dB

Tabel 4.2 Hasil Pengambilan Data Menggunakan Egg Tray

No Jarak Taraf Intensitas Sumber Taraf Intensitas Keluar dari ∆I


Bunyi Bahan

1 30cm 75dB (1000Hz) 41,8dB 33,2dB

2 75cm 75dB (1000Hz) 39,2dB 35,8dB

3 105cm 75dB (1000Hz) 38,2dB 36,8dB

4 135cm 75dB (1000Hz) 37,7dB 37,3dB

5 165cm 75dB (1000Hz) 36,7dB 38,3dB

6 195cm 75dB (1000Hz) 35,5dB 39,5dB

7 225cm 75dB (1000Hz) 34,0dB 41,0dB

8 255cm 75dB (1000Hz) 33,8dB 41,2dB

9 285cm 75dB (1000Hz) 32,2dB 42,8dB

10 315cm 75dB (1000Hz) 31,0dB 44,0dB

Tabel 4.3 Hasil Pengambilan Data Menggunakan Egg Tray

B. Bahan peredam = Ijuk


No Jarak Taraf Intensitas Sumber Taraf Intensitas Keluar dari ∆I
Bunyi Bahan

1 30cm 50dB (250Hz) 31,5dB 18,5dB

2 75cm 50dB (250Hz) 30,9dB 19,1dB

3 105cm 50dB (250Hz) 30,4dB 19,6dB

4 135cm 50dB (250Hz) 29,1dB 20,9dB

5 165cm 50dB (250Hz) 28,9dB 21,2dB

6 195cm 50dB (250Hz) 26,8dB 23,2dB

7 225cm 50dB (250Hz) 26,2dB 23,8dB

8 255cm 50dB (250Hz) 25,8dB 24,2dB

9 285cm 50dB (250Hz) 24,3dB 25,7dB

10 315cm 50dB (250Hz) 23,6dB 26,4dB

Tabel 4.4 Hasil Pengambilan Data Menggunakan Ijuk

No Jarak Taraf Intensitas Sumber Taraf Intensitas Keluar dari ∆I


Bunyi Bahan

1 30cm 72,1dB (500Hz) 33,0dB 39,1dB

2 75cm 72,1dB (500Hz) 32,6dB 39,5dB

3 105cm 72,1dB (500Hz) 29,5dB 42,6dB

4 135cm 72,1dB (500Hz) 29,3dB 42,8dB

5 165cm 72,1dB (500Hz) 28,9dB 43,2dB

6 195cm 72,1dB (500Hz) 27,0dB 45,1dB

7 225cm 72,1dB (500Hz) 26,0dB 46,1dB

8 255cm 72,1dB (500Hz) 25,2dB 46,9dB

9 285cm 72,1dB (500Hz) 24,0dB 48,1dB

10 315cm 72,1dB (500Hz) 23,0dB 49,1dB

Tabel 4.5 Hasil Pengambilan Data Menggunakan Ijuk


No Jarak Taraf Intensitas Sumber Taraf Intensitas Keluar dari ∆I
Bunyi Bahan

1 30cm 75dB (1000Hz) 41,5dB 33,5dB

2 75cm 75dB (1000Hz) 36,8dB 38,3dB

3 105cm 75dB (1000Hz) 35,0dB 40,0dB

4 135cm 75dB (1000Hz) 31,4dB 43,6dB

5 165cm 75dB (1000Hz) 28,2dB 46,8dB

6 195cm 75dB (1000Hz) 27,9dB 47,1dB

7 225cm 75dB (1000Hz) 26,4dB 48,6dB

8 255cm 75dB (1000Hz) 25,6dB 49,4dB

9 285cm 75dB (1000Hz) 24,9dB 50,1dB

10 315cm 75dB (1000Hz) 24,2dB 50,8dB

Tabel 4.6 Hasil Pengambilan Data Menggunakan Ijuk

4.2 Analisis Data


Berdasarkan data hasil uji coba yang dilakukan, penulis dapat
menganalisis data tersebut sebagai berikut.
4.2.1. Egg Tray
Berdasarkan percobaan 1 (250 Hz), 2 (500 Hz), dan 3 (1000 Hz)
dengan bahan egg tray, semakin jauh jarak antara taraf intensitas
sumber bunyi dengan taraf intensitas keluar dari bahan, maka intensitas
bunyi yang teredam juga semakin tinggi.
Pada frekuensi 250 Hz akan menghasilkan taraf intensitas yang
paling rendah jika dibandingkan dengan 500 Hz dan 1000 Hz.
Sedangkan frekuensi 1000 Hz akan menghasilkan taraf intensitas yang
paling tinggi.
4.2.2. Ijuk
Berdasarkan percobaan 1 (250 Hz), 2 (500 Hz), dan 3 (1000 Hz)
dengan bahan ijuk, semakin jauh jarak antara taraf intensitas sumber
bunyi dengan taraf intensitas keluar dari bahan, maka intensitas bunyi
yang teredam juga semakin tinggi.
Sama seperti percobaan pada egg tray, semakin tinggi frekuensi
yang digunakan pada ijuk menghasilkan peredaman suara yang lebih
tinggi daripada egg tray. Hal tersebut dapat dilihat dari taraf intensitas
yang berhasil keluar dari alat penguji lebih kecil dibandingkan pada egg
tray.

4.3 Pembuktian Data


Berdasarkan rumus intensitas bunyi di suatu tempat yang berjarak r
dari sumber bunyi dapat disimpulkan bahwa nilai dari intensitas bunyi
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Secara matematis hubungan
antara intensitas dan jarak bunyi dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑃
𝐼𝐴 4𝜋𝑟₁² 𝑟22
= = 2
𝐼𝐵 𝑃 𝑟1
4𝜋𝑟
Sesuai dengan hasil pengamatan penulis untuk r1 0,3m didapatkan I1
14,1 x 10¯⁹ dan r2 0,75m didapatkan 4,7 x 10¯⁹ dapat dibuktikan bahwa nilai
dari intensitas bunyi berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.

4.4 Hasil Penelitian


Setelah penulis melakukan penelitian dan menganalisis data hasil
pengamatan, penulis dapat melakukan pembuktian data hasil uji coba
terhadap literatur sehingga diperoleh hasil penelitian:
1. Bahan egg tray terbuat dari susunan partikel kertas yang mengalami
proses pengendapan, ijuk merupakan pelindung pangkal pelepah daun
aren sehingga kedua bahan tersebut berpotensi untuk dijadikan bahan
peredam suara.
2. Bahan terbaik untuk digunakan sebagai peredam suara diantara egg
tray dan ijuk adalah ijuk karena ijuk dapat meredam suara lebih
efektif daripada egg tray. Dapat dilihat dari rata-rata intensitas bunyi
yang teredam oleh bahan ijuk degan frekuensi 250Hz hasilnya lebih
besar daripada hasil rata-rata bahan egg tray.
3. Intensitas bunyi berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Maka
semakin jauh sumber bunyi, makin kecil intensitas bunyi di tempat
tersebut.
3.5

2.5

2
Jarak

1.5

0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jarak 0.3 0.75 1.05 1.35 1.65 1.95 2.25 2.55 2.85 3.15
Intensitas Bunyi 2.8 1.9 1 0.53 0.44 0.3 0.19 0.17 0.15 0.12

4.4.1. Grafik Hubungan antara Taraf Intensitas dengan Egg Tray

4.5
4
3.5
3
2.5
Jarak

2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jarak 0.3 0.75 1.05 1.35 1.65 1.95 2.25 2.55 2.85 3.15
Intensitas Bunyi 4.1 3.4 3 2.2 1.4 1 0.7 0.5 0.4 0.3

4.4.2. Grafik Hubungan antara Taraf Intensitas dengan Egg Tray


16
14
12

Jarak 10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jarak 0.3 0.75 1.05 1.35 1.65 1.95 2.25 2.55 2.85 3.15
Intensitas Bunyi 15.1 8.3 6.6 5.8 4.6 3.5 2.5 2.3 1.6 1.2

4.4.3. Grafik Hubungan antara Taraf Intensitas dengan Egg Tray

3.5

G 3

a 2.5

m 2
Jarak

b 1.5

a 1
r 0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4 Jarak 0.3 0.75 1.05 1.35 1.65 1.95 2.25 2.55 2.85 3.15
. Intensitas Bunyi 1.4 1.2 1.1 0.81 0.78 0.48 0.41 0.38 0.27 0.23
4
4.4.4. Grafik Hubungan antara Taraf Intensitas dengan Ijuk
3.5

2.5
Jarak 2

1.5

0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jarak 0.3 0.75 1.05 1.35 1.65 1.95 2.25 2.55 2.85 3.15
Intensitas Bunyi 2 1.8 0.91 0.85 0.78 0.5 0.4 0.33 0.25 0.19

4.4.5.. Grafik Hubungan antara Taraf Intensitas dengan Ijuk

16
14
12
10
Jarak

8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jarak 0.3 0.75 1.05 1.35 1.65 1.95 2.25 2.55 2.85 3.15
Intensitas Bunyi 14.1 4.7 3.1 1.3 0.7 0.6 0.4 0.36 0.3 0.2

Gambar 4.4.6. Grafik Hubungan antara Taraf Intensitas dengan Ijuk


BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan seluruh hasil tahapan penelitian yang telah dilakukan


mengenai Peredam Suara Menggunakan Egg Tray dan Ijuk dapat
disimpulkan sebagai berikut:

1. Bahan yang paling efektif untuk dibuat sebagai peredam suara


berdasarkan percobaan kami diantara ijuk dan egg tray adalah
ijuk.
2. Berdasarkan pengolahan data yang kami lakukan mengenai
persamaan antara intensitas dengan jarak bunyi yang
menyatakan bahwa semakin jauh jarak bunyi apanila
dikuadratkan hasilnya akan berbanding terbalik dengan nilai
intensitasnya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pada akhir laporan


penelitian ini penulis akan memberikan rekomendasi berupa saran untuk
pengembangan penelitian di masa mendatang, yaitu:

1. Bagi masyarakat, jika ingin membuat peredam suara sendiri


pilihlah bahan peredam yang dapat meredam suara dengan
efektif dan ramah linkungan.
2. Bagi peneliti selanjutnya, carilah referensi bahan yang lebih
banyak agar mendapat perbandingan yang lebih beragam.
Daftar Pustaka

https://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-suara-dan-jenis-jenisnya.html

http://kamusbahasaonline.com/pengertian-egg-tray-kamus-peternakan/

https://www.apaarti.com/ijuk.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kayu_lapis

https://kbbi.web.id/suara

https://kbbi.web.id/redam

http://fisikazone.com/pemantulan-bunyi-bunyi-pantul/

http://fisikazone.com/intensitas-bunyi/

https://sugithewae.wordpress.com/2012/11/13/pengertian-populasi-dan-sampel-dalam-
penelitian/
LAMPIRAN
Alat dan Bahan Menghitung Keefektifan Peredam Suara
Menggunakan Egg Tray dan Ijuk
Langkah Kerja Menghitung Keefektifan Peredam Suara
Menggunakan Egg Tray dan Ijuk

Anda mungkin juga menyukai