Pompa Submersible
Pompa Submersible (pompa benam) disebut juga dengan electric submersible pump (ESP ) adalah pompa yang
dioperasikan di dalam air dan akan mengalami kerusakan jika dioperasikan dalam keadaan tidak terdapat air terus-
menerus. Jenis pompa ini mempunyai tinggi minimal air yang dapat dipompa dan harus dipenuhi ketika bekerja
agar life time pompa tersebut lama. Pompa jenis ini bertipe pompa sentrifugal. Pompa sentrifugal sendiri prinsip
kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang
berputar dalamcasing.
Komponen Pompa Submersible
Prinsip kerja pompa jenis ini berbeda dengan jenis Jet Pump. Jika pompa yang saya sebut erakhir bekerja dengan
cara menyedot air, jenis pompa submersible bekrja dengan mendorong air ke permukaan.
Berikut kelebihan dari jenis pompa submersible :
1. Biaya perwatan yang rendah
2. Tidak bising, karena berada dalam sumur
3. Pompa memiliki pendingin alami, karena posisinya terendam dalam air
4. System pompa tidak menggunakan shaft penggerak yang panjang dan bearing, jadi problem yang biasa terjadi
pada pompa permukaan ( Jet Pump ) seperti keausan bearing dan shaft tidak terjadi.
3 - CHECK VALVEMET-7831609421.1
14 - MEDIUM WASHERMET-6300016330.61
24 - O-RING ETMET-7632633046.1
26 - O-RING ETMET-7632633062.2
32 - IMPELLER ETMET-1341633148.0
33 - O-RING ETMET-7632633070.0
34 - DIFFUSOR ETMET-1349633139.1
40 - CAP ETMET-1349633082.1
Debit air yang lebih kecil merupakan tanda-tanda pompa mengalami masalah. Jika tidak ditangani masalah matinya
pompa tinggal menunggu waktu.
Untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi, berikut langkah yang pernah dan biasa kami lakukan.
1. Jika pompa mati, cek Capasitor. Ganti terlebih dahulu jika komponen ini tidak berfungsi.
2. Sambil di running, cek Ampere kabel power saat pompa running. Jika lebih cukup tinggi ( > 10 A ) ada beberapa
kemungkinan, 1) motor mendapat beban cukup berat. ( Benda asing seperti endapan tanah merah, tanah kapur,
dll.), volume air sudah berkurang, pompa bekerja dalam air dengan batas sangat minimum/kering dalam waktu yang
lama, dan 3) lilitan kumparan stator bermasalah..
3. Instalasi pompa submersible standard dilengkapi safety untuk mendeteksi kedalaman air berupa sensor electroda.
Jika sensor ini dalam kondisi baik, turunnya kedalaman air dalam batas minimum akan terdeteksi, dan automatis
memutus power ke motor.
Sensor Electroda
Beberapa teknisi kadang hanya mengandalkan TOR ( Thermal Overload Relay ) yang terpasang pada Contactor
untuk mendeteksi kondisi pompa dan kedalaman air. Biasanya logika yang dipakai, saat kedalaman air berada dalam
batas minimum, motor akan berputar dalam kondisi kering, ini akan menyebabkan kenaikan temperature motor dan
ampere motor. Kenaikan dalam batas setting ampere pada TOR akan menyebabkan Contactor memutus hubungan
power.
Namun teknik ini sangat tidak disarankan, prinsipnya kedalaman air tanah harus dideteksi dengan sensor yang
mendeteksi kondisi langsung. Dalam jangka panjang penggunaan setting ampere pada TOR menyebabkan lilitan
stator bermasalah ( short ).
4. Perhatikan debit air, jika semburan awal tinggi kemudian melemah, kemungkinan besar volume air dalam sumur
berkurang. Jika semburannya lemah mulai dari awal motor running, ini tanda-tanda problem dari motor.
5. Angkat pompa submersible ke permukaan. Periksa kondisi fisik, adakah benda asing yang menghambat putaran
shaft atau impeler. Kami pernah temui tali rafia terlilit, entah dari mana datangnya makhluk ini.
Cek Pompa Submersible
6. Cek ulang Level kedalaman air dengan menggunakan tali ber-pemberat. Ukur kedalaman air dan jarak
permukaan ke dasar. Saya juga pernah temui, sumur yang longsor dibagian dasarnya, kemungkinan struktur tanah
labil atau efek getaran gempa. inormasi ini penting saat penempatan titik pompa dan setting posisi sensor electroda.
7. Jika anda yakin tidak ada masalah dengan volume air dalam sumur. Fokuslaah untuk perbaiki pompa
8. Jika anda merasa yakin untuk melakukan cleaning, berilah tanda terlebih dahulu sepanjang bodi casing penutup
impeler, untuk memastikan posisi pasang seperti awal. Buka impeller satu persatu, cuci lalu pasang kembali. Setelah
itu buka impeller berikutnya.
9. Periksa kondisi impeller, dan shaft. Jika sudah aus atau cacat , catat Type pompa submersible anda, lalu dapatkan
parts original di suplier resmi.
11. Jika sudah selesai cleaning dan pompa dirakit kembali. Test terlebih dahulu didalam bak air, debit air keluar dan
ampere motor.
12. Jika tidak ada perubahan, jangan diteruskan eksperimen anda. Segera hubungi Service Pompa resmi dan
terpercaya. Setelah selesai service, minta pompa ditest kembali dan lihat ampere motor saat running. Jika masih
cukup tingggi ( >10 A ), jangan diterima. Perbaikan belum complete.
12. Saya rekomendasikan pemasangan dilakukan oleh petugas service, ini penting jika anda ingin mendapat garansi
perbaikan
13. Bersiaplah untuk kecewa, jika pompa submersible anda tidak dapat di repair. Solusinya hanya satu, beli baru.
Ini yang terjadi satu tahun lalu, tanpa rasa bersalah, si tukang service bilang seharusnya kami menservice pompa
secara rutin dengan perhitungan satu paket. Angkat, Cleaning, dan pasang kembali. Saran yang aneh, bukannya
kami pakai submersible supaya biaya perawatannya murah ?
Penutup
Perhitungan yang tepat antara suplay dan tingkat konsumsi sangat penting. Idealnya Suplay lebih besar dari pada
tingkat konsumsi. Namun jika anda memiliki titik sumber yang terbatas, penggunaan Tankl air atau Ground Tank
merupakan solusi yang lebih baik. Untuk mengetahui debit titik air, biasakan memasang meteran air di out put
pompa, dan buatlah jadwal inspeksi debit, rutin setiap hari.
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan industri. Konsumsi air
tanah dengan hemat dan secukupnya, memiliki lahan hijau dan sumur-sumur resapan di sekitar pabrik akan
menjamin kelangsungan ketersediaan air dalam jangka waktu yang yang lama.