PENGARUH WADAH DAN LAMA PENYIMPANAN
TERHADAP KUALITAS HASIL PENYULINGAN GETAH
PINUS DARI SUMATERA BARAT
Effect of Storage on the Quality of the Processed Product of Pine
Resin from West Sumatra
Oleh/By:
Bambang Wiyono, Poedji Hastoeti dan Evi Kusmiyati
SUMMARY
Oleoresin of pine (Pinus merkusii) is a Non Wood Forest Products commodity from West
Sumatra, This oleoresin was obtained by tapping pine trees with square system followed by light
burning t0 stimulate more oleoresin exudate to bleed. This research was carried out to assess the
effect of storage time and kind of plastic laminated container for pine resin collected from the field
with square tapped method, on rosin recovery rate and its physico-chemical properties.
Prior to distillation, the pine oleoresin was kept in two kinds of containers, i.e. plastic laminated
steel and plastic laminated aluminium. The distillation of pine oleoresin kept in plastic laminated
container produced about 58-63 % of rosin and 20-26 % of turpentine oil, respectively. Meanwhile,
the distillation products of pine oleoresin previously kept in plastic laminated aluminium amounted to
56-63 % of rosin recovery and 22-27 % of turpentine. Analysis of variance of the experimental results
indicated that container and storage time caused significant effect on ash content of rosin. The ash
content of rosin from pine oleoresin after being kept in plastic laminated steel container was
somewhat lower than that of the one being kept in plastic laminated steel container. The storage time
of pine oleoresin up 10 6 weeks in aluminium container could produce the rosin still comply with its
prime quality and equivalent to WW (Water White) quality of rosin. Meanwhile, the storage time of
pine oleoresin in steel container could last only for 4 weeks t0 meet the requirement to produce at
such quality. The prolonged storage time of pine oleoresin caused the decrease in rosin quality
It is concluded that a plastic laminated container can be used to keep pine oleoresin up to 6
weeks, and still rendering a prime quality rosin based on the Indonesian National Standard.
Key word: Pine oleoresin, storage time, plastic laminated container, rosin, physico-chemical
Properties
RINGKASAN
Getah pinus (Pinus merkusii) merupakan salah satu produk HHBK dari propinsi Sumatera Barat.
Getah ini diperoleh dengan cara penyadapan sistem koakan yang disertai pembakaran ringan untuk
membantu memperlancar keluarnya getah, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh wadah
45487119 Peneliian Hasit Hutan Vol. 21 No. 1 Th. 2003: 45-54
dan lama penyimpanan getah pinus yang diperoleh dari penyadapan tersebut tethadap rendemen dan
kualitas hasil pengolahannya.
Penyulingar getah yang disimpan dalam wadah besi-plastik menghasilkan rendemen gondorukem
antara 38 — 63 %, sedangkan rendemen minyak terpentinnya berkisar antara 20 — 26 %. Penyulingan
‘getah yang disimpan dalam aluminium-plastik menghasilkan rendemen gondorukem yang berkisar
antara 57 - 63 % dan minyak terpentin yang berkisar antara 22 - 27 %. Sidik ragam menjelaskan
bahwa Wadah-plastik berpengaruh sangat nyata, sedangkan waktu penyimpanan getah berpengaruh
nyata terhadap kadar abu gondorukem yang dihasitkan. Penyimpanan getah dalam wadah aluminium-
plastik secara nyata menghasilkan kadar abu gondorukem lebih kecil dibandingkan kadar abu
gondorukem yang dihasilkan dari pengolahan getah yang disimpan dalam wadah besi-plastik.
Penyimpanan getah pinus dalam wadah aluminium-plastik sampai 6 minggu masih_memenuhi
persyaratan kualitas prima atau setara dengan kualitas WW, sedangkan penyimpanan getah pinus
dalam wadah besi-plastik hanya sampai 4 minggu yang memenuhi persyaratan tersebut. Perpanjangan
waktu penyimpanan getah pinus mengakibatkan penurunan kualitas hasil penyulingannya.
Dati hasil penclitian ini dapat disimpulkan bahwa wadah besi plastik masih dapat digunakan
untuk menyimpan getah sampai dengan 6 minggu karena kualitas yang dihasilkan masih memenuhi
standar SNI.
Kata kunci: Getah pinus, waktu penyimpanan, tempat penyimpanan, gondorukem, sifat fisiko-kimia
I. LATAR BELAKANG
Pinus merkusii merupakan salah satu jenis tanaman yang sudah sejak lama
digunakan dalam kegiatan reboisasi di Indonesia dan dimanfaatkan sebagai bahan
baku industri pulp Kertas. Jenis ini merupakan penghasil getah terbesar dibandingkan
dengan jenis pinus lainnya dengan kandungan terpentin yang memiliki kualitas yang
tinggi (Sudiono, 1983). _Hutan pinus alam tersebar dari Aceh, Sumatera Utara dan
Kerinci, sedangkan hutan pinus tanaman tersebar pulau Jawa (Pekalongan, Jember,
Kediri, dll), di daerah Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera Barat.
Hutan pinus di Sumatera Barat dikelola oleh PT Inhutani IV dan letaknya tersebar
di kabupaten Solok, Limapuluh koto, Tanah Datar, Sawahlunto, Agam, Painan dan
kabupaten Pasaman. Untuk mencapai optimasi pemanfaatan hutan ini dan memberikan
lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar hutan, PT Inhutani IV memanfaatkan hutan
pinus ini sebagai penghasil getah, di mana dari areal hutan pinus yang ada di daerah
Sumatera Barat, sekitar 28.000 ha sudah layak disadap getahnya.
Getah pinus merupakan komoditi ekspor Indonesia sampai tahun 1993 (Coppen dan
Hone. 1995). Informasi yang diperoleh di lapangan, beberapa daerah seperti di
Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan telah mengekspor getah ini
walau pun masih dalam partai kecil. Permasalahan yang muncul dalam penanganan
getah pinus sebelum diekspor adalah berapa lama getah pinus dapat disimpan dalam
drum lapis plastik tanpa mengurangi kualitas hasil sulingannya. Penyimpanan yang
terlalu lama diperkirakan dapat merusak getah karena adanya reaksi getah dengan udara
(Sumadiwangsa dan Silitonga, 1974). Di samping itu, fakta di lapangan menunjukkan
bahwa kantong plastik yang digunakan untuk melapisi drum lambat laun mengalami
kerusakan sehingga getah akan bersinggungan langsung dengan drum tersebut. Hal ini
akan mengakibatkan terjadi reaksi kimia antara getah dengan drum sehingga dapat
46Pengaruh penyimpanan ... (Bambang Wiyono dk)
menurunkan kualitas getah tersebut (Sumadiwangsa dan Silitonga. 1974). Penurunan
kualitas dapat pula diakibatkan oleh adanya kotoran dalam getah. Selanjutnya, oleh
karena getah pinus yang merupakan bahan baku dalam produksi gondorukem dan
terpentin remiliki kualitas kurang baik sebagai akibat permasalahan di atas, maka hal
ini akan mempengaruhi kualitas gondorukem yang dihasilkan (Sumadiwangsa dan
Silitonga. 1974). Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh lama penyimpanan getah pinus yang disimpan dalam kaleng
besar dan wadah aluminium yang dilapisi dengan plastik terhadap kualitas getah dan
rendemen serta sifat fisiko-kimia hasil pengolahannya. Dengan demikian, akan dapat
diketahui wadah dan lama penyimpanan yang paling optimum di mana kualitas hasil
penyulingan masih memenuhi standar kualitas.
Il. BAHAN DAN METODE PENELITIAN.
A. Bahan Penelitian
Bahan penelitian ini adalah getah pinus yang diperoleh dari areal PT Inhutani IV di
Sumatera Barat. Getah yang diperoleh dari hasil penyadapan dibawa ke laboratorium
HHBK Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan, Bogor.
B. Prosedur Kerja
1, Penyimpanan getah
Getah yang diperoleh dari hasil penyadapan disaring dengan menggunakan
saringan 4 mesh untuk memisahkan kotorannya. Selanjutnya disimpan selama 0
minggu, 2 minggu, 4 minggu dan 6 minggu dalam berbagai wadah, Wadah ini
terdiri dari wadah besi-plastik dan wadah aluminium-plastik. Setelah itu siap untuk
diolah menjadi gondorukem dan terpentin.
2. Pengolahan getah
Pengolahan getah merupakan suatu proses penyulingan untuk memproduksi
gondorukem dan terpentin. Getah yang telah disimpan ditambahkan dengan 5 %
minyak terpentin dan dipanaskan pada suhu 70°C. Selanjutnya ditambahkan 0,1 %
asam oksalat, 0,15 % garam dapur berdasarkan berat getah, serta penambahan
tanah diatomae secukupnya. Getah yang telah encer disaring dengan saringan 60
mesh dan kain kasa, selanjutnya ditambahkan air sebanyak 1,5 % dari berat getah,
kemudian disuling dengan’ mengikuti prosedur Silitonga, et al. (1973).
Gondgrukem yang dihasilkan disaring dengan saringan 120 mesh dan masing
masing dimasukan ke dalam wadah besi plastik dan wadah aluminium plastik
untuk kemudian diuji perbedaan kualitasnya.
3. Pengujian kualitas gondorukem
Gondorukem yang dihasilkan dari penyulingan diuji sifat fisiko-kimia meliputi
rendemen, wama, titik lunak, bilangan asam, bilangan penyabunan, fraksi tak ter-
sabunkan, kadar kotoran dan kadar abu, berdasarkan prosedur ASTM (No. 4: 1972).
472411-2711) Peneltian Hasil Hutan Vol. 21 No. 1 Th. 2003: 45-54
C. Analisis Data
Pengaruh penyimpanan terhadap sifat fisiko-kimia gondorukem yang dihasilkan
dianalisis dengan menggunakan rancangan faktorial A xB, di mana A merupakan
faktor wadah yang terdiri dari wadah besi-plastik dan wadah aluminium-plastik, dan B
merupakan waktu penyimpanan yang terdiri dari 0 minggu, 2 minggu, 4 minggu dan 6
minggu. Selanjutnya, nilai rataannya dianalisis dengan metode Tukey — yang
menggunakan metode SAS dalam paket komputer.
Ill. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengolahan getah pinus yang diperoleh dari Sumatera Barat menjadi
gondorukem menunjukkan bahwa getah yang disimpan dalam wadah besi-plastik
menghasilkan rendemen gondorukem yang berkisar antara 58 ~ 63 %, sedangkan
rendemen minyak terpentinnya berkisar antara 20 — 26 %. Pengolahan getah yang
disimpan dalam wadah aluminium-plastik menghasilkan rendemen gondorukem yang
berkisar antara 57 — 63 % dan minyak terpentin yang berkisar antara 22 - 27 %.
Peningkatan waktu penyimpanan getah dalam wadah besi-plastik dari 0 sampai
dengan 6 minggu cenderung meningkatkan rendemen gondorukem yang dihasilkan.
Namun sebaliknya, rendemen minyak terpentin yang dihasilkan cenderung menurun
dengan meningkatnya waktu penyimpanan, Sedangkan rendemen gondorukem yang
diperoleh dari pengolahan getah yang disimpan dalam aluminium-plastik boleh
dikatakan hampir stabil dengan meningkatnya waktu penyimpanan (Tabel 1 dan
Gambar 1).
62
ava G_ Lama penyimpanan
(Stage ies
§ 8 ring (week) 0
SX 005
sz a8 i Laapenyinganan
3 (Stage ties
53 ss riggs (wok) 2
preps 1D Lana penyinganan
23 ses (Stage tines),
SE ss riggs (wet)
eo Lama penyimpenan
87 (Stage tins)
505 rings (we)
Voteh te ack Wad suman
(fonpastecoasney path Aun
stead)
Gambar 1, Rendemen gondorukem yang diolah dari getah yang disimpan dalam wadah
besi plastik dan aluminium plastik
Figure 1. Rosin and turpentine yields processed from pine resin kept in plastic laminated iron
and plastic laminated aluminium containers
48Pengaruh penyimpanan ... (Bambang Wiyono dk)
Tabel 1. Sifat fisiko-kimia gondorukem dari Sumatera Barat
Table 1. Physico-chemical properties of rosin from West Sumatra
Sift gondoruem
Tempat | Waktu ] ] Bitangan Kesar | Fraksitok |
Pater |Get | a | arta] | aan es) ae | | |e |g
(Cote rae | pana | (| poe |G, | SO Icon coer | fe, |
| rumtoy | * | * | %
Best 0 | ser ao2s | veres | aar7e [009 | 61 | 142 | 6500
Parcrron|___2 | 6877 | Tansparen | xuning | 7a6s | ter | 22066 | 006 | 4a | 141 | nso
4 | 617 |{ransparann| (Yeon) | 7aa | 1761 | 73889 | 00 | 506 | 156 | 6513
6 | coor | ves | 1773 | 2262 | oo | 74a | 105 | o4s1
‘Aluminium. 0 | see | ! 7a4_| 19743 | zara9 | 006 [ 619 | 14 | 6361
Goce |e 61.12 | Transparan | Kuning |" 7aa | 1876 | zras | oor | 452 | 61 | cant
atm) [4 | 5907 | ansparanp| (Yetow) | 7985 | vea06 | 22372 | aos | 573 | 16 | e516
| sea | [wo Trees [za | ons | a7 | 190 | asc
Rendemen gondorukem yang dihasilkan dari pengolahan secara laboratoris ini bila
dibandingkan dengan rendemen yang diperoleh skala pabrik pengolahan gondorukem
di Prapat Sumatera Utara masih lebih tinggi (rendemen gondorukem di Prapat sekitar
60 % dan rendemen minyak terpentinnya sekitar 12 %). Sedangkan dibandingkan
dengan rendemen gondorukem dari PGT Sukun-Ponorogo, PGT Rejowinangun-
Trenggalek, atau PGT Garahan-Jember (67-69 %), rendemen gondorukem hasil
pengolahan ini masih lebih rendah (57-63 %).
Hasil analisis sifat fisiko-kimia gondorukem yang dihasilkan dari pengolahan getah
yang disimpan dalam wadah besi-plastik menunjukkan bahwa titik lunak gondorukem
berkisar antara 76 — 80 °C, bilangan asam berkisar antara 187-188, bilangan
penyabunan antara 228 — 239 dan kadar abu berkisar antara 0.04 -0,09 %. Sedangkan
pengolahan getah yang disimpan dalam wadah aluminium-plastik menghasilkan
gondorukem dengan titik lunak yang berkisar antara 78 - 80 °C, bilangan asam 187 —
189, bilangan penyabunan 223-229 dan kadar abu yang berkisar antara 0,03 -0,07 %
(Tabel 2). Peningkatan waktu penyimpanan getah dalam wadah besi-plastik cenderung
menurunkan titik lunak dan kadar abu gondorukem yang dihasilkan, sedangkan
bilangan asamnya cenderung sedikit meningkat dengan meningkatnya waktu
penyimpanan (Gambar 2). Ada pun peningkatan waktu penyimpanan getah dalam
wadah aluminium-plastik justru. meningkatkan titik lunak dan_ bilangan asam
gondorukem yang dihasilkan, serta cenderung meningkatkan bilangan penyabunan dan
menurunkan kadar abunya (Gambar 3 dan 4).
Selanjutnya, berdasarkan titik lunak dan bilangan asamnya, semua gondorukem
yang dihasilkan dari pengolahan getah baik yang disimpan dalam wadah besi-plastik
maupun aluminium-plastik memenuhi standar perdagangan gondorukem yang
dikeluarkan oleh negara Indonesia, Portugal, China dan Brazil; di mana keempat negara
ini merupakan produsen dan pengekspor gondorukem dunia (Coppen dan Hone. 1995).
4941LS7119 Peneltian Hasil Hutan Vol. 21 No. 1 Th. 2003: 45-54
250.
§ z 200} 1 Besi (ron) 0
2
3 & 150; 1 Besi (Iron) 2
os |
Eg 10 Tr Besi(iron)4 |
ay 1B Basi (ron) 6
0
Titi una Bil. Asam BL Penyabunan
(Saftening (fod (Sapontcaton
point umber umber
Gambar 2. Sifat fisiko-kimia gondorukem getah yang disimpan dalam wadah besi-plastik
Figure 2. Chemical properties of rosin,obtained by distilling pine resin kept in plastic laminated
iron
250.
5
= r .
\2 Auminun0 |
le Aluminium 2 |
2 DAuminium 4 |
3 TAuminium |
=
3
“Tek nak BL Asan BL Penyabunan
(Soteningpoim) (Acid umber) (Saponeton ruber)
Gambar 3. Sifat fisiko-kimia gondorukem getah yang disimpan dalam wadah aluminium plastik
Figure 3. Chemical properties of rosin obtained by distilling pine resin kept in plastic laminated
aluminium
50Pengaruh penyimpanan ... (Bambang Wiyono dk)
| ees ron o
‘Psion?
| esi ron) 4
‘aes (ons
Aeron
| Ameion2
| Amini 4
| Laem
Kadar abu (Ash Content)
Gambar 4. Kadar abu gondorukem dari getah yang disimpan dalam wadah aluminium-
plastik dan besi plastik
Figure 4. Ash content of rosin obtained by distilling pine resin kept in plastic laminated
aluminium and plastic laminated iron
Hasil penelitian ini bila dibandingkan dengan SNI (1992) untuk gondorukem
terlihat bahwa berdasarkan titik lunaknya penyimpanan dalam wadah besi-plastik
sampai 4 minggu masih memenuhi standar kualitas prima yang setara dengan kualitas
WW, sedangkan penyimpanan pada minggu ke 6 kualitasnya menurun menjadi kualitas
pertama yang setara dengan WG. Selanjutnya hasil pengolahan getah pinus yang
disimpan’ dalam wadah aluminium-plastik sampai 6 minggu bila ditinjau dari titik
lunaknya masih memenuhi standar kualitas prima atau setara dengan kualitas WW.
Dari sidik ragam menunjukkan bahwa wadah dan waktu penyimpanan getah serta
interaksi keduanya tidak berpengaruh terhadap rendemen, titik lunak, bilangan asam
dan bilangan penyabunan gondorukem yang dihasilkan, namun demikian waktu
penyimpanan berpengaruh sangat nyata dan wadah berpengaruh nyata terhadap kadar
abu gondorukem yang dihasilkan (Tabel 2). Ini berarti bahwa baik wadah dari
aluminium maupun dari besi yang dilapisi plastik dapat digunakan untuk menyimpan
getah pinus tanpa mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kualitas hasil
penyulingan getah yang dihasilkan. Pengaruh dari kedua faktor tersebut hanya pada
kadar abu yang dihasilkan.
51‘B4LE7119 Peneltian Hasil Hutan Vol. 21 No. 1 Th. 2003: 45-54
Tabel 2. Sidik ragam rendemen dan sifat fisiko kimia gondorukem
Table 2. Anova for rosin yield and physico-chemical properties
Sita (Properties) ‘Sumber 08 aK T Flabel | Fhitung
Rendemen Walt (Time) 3 3.92086875 30686625 || 407 089
(Vie) Wadah (Container) i 0,08285625 joeass62s | 532 0.4
Interaks (interaction) 3 271733 4.35867 407 264
Tit unak Walt (Time) 3 522687500 aqezais7 | 407 035
(Softening poin) Wadah (Container 1 3.90062500 390062500 | 532 079
Intraks (interaction) a 10.41687500 sarzarer_| 407 070
Biangan asam Waktu (Time) 3 1,03592500 osasgoes3 | 407 023
(Acid number) Wadah (Container) 1 040960000 o4og6o000 |] 5.32 oz
Intraks (Interaction) 4 0.37186000 0,12385000__| 4.07, 0.08,
Bil, Penyabunan Waktu (Tine) 3 43,88942500 146798083 | 407 oor
(Saponifation number) | Wadah (Container) 1 736.00890000 | 235,0089000, 532 1108
Intraksi (Infraction) 3 418, 16965000 sgseoeea3 | 407 008
Kadar abu Waktu (Tine) 3 0,00326875 oootossss | 407 | 1162"
(Ash conten Wadah (Container) 1 0,00080625 o.oo0s0625 | 5.32 540"
Interaksi (Infraction) 3 0.00101875 ooos3ess_| 407 362.
Keterangan (Remarks)
angat nyata (Highly significance), P< 001,
yaa (Significance), P< 0,05
(D8 = Derajatbebas (Degree o freedom)
AK = Jumiah kwadrat (Sum square)
KT = Kwara tengah (Means square)
Analisis lanjutan ternyata bahwa penyimpanan getah dalam wadah aluminium-
plastik menghasilkan kadar abu gondorukem yang berbeda nyata lebih kecil
dibandingkan kadar abu gondorukem yang dihasilkan dari pengolahan getah yang
disimpan dalam wadah besi-plastik. Hal ini mungkin terjadi kontaminasi getah dari
wadah besi selama penyimpanan getah sehingga meningkatkan kadar abu gondorukem
yang dihasilkan. Sedangkan kadar abu gondorukem hasil pengolahan getah yang
disimpan selama 0 dan 2 minggu, serta selama 4 dan 6 minggu tidak berbeda nyata,
namun antara penyimpanan getah 2 dan 4 minggu menghasilkan kadar abu
gondorukem yang berbeda nyata, di mana semakin lama disimpan kadar abu
gondorukem yang dihasilkan semakin kecil.
IV. KESIMPULAN
1. Getah yang disimpan dalam wadah besi-plastik menghasilkan rendemen
gondorukem yang berkisar antara 58 — 63 %, sedangkan rendemen minyak
terpentinnya berkisar antara 20 — 26 %. Pengolahan getah yang disimpan dalam
aluminiumi-plastik menghasilkan rendemen gondorukem yang berkisar antara
57 — 63 % dan minyak terpentin yang berkisar antara 22 — 27 %. Sedangkan
pengolahan getah yang diperoleh dari Jawa Timur menghasilkan rendemen
gondorukem yang berkisar 61-64 % dan minyak terpentin sekitar 30 %.
52Pengaruh penyimpanan ... (Bambang Wiyono dk)
2. Pengolahan getah yang disimpan dalam wadah besi-plastik menghasilkan titik lunak
gondorukem berkisar antara 73 — 81 °C, bilangan asam berkisar antara 186-189,
bilangan penyabunan antara 215 ~ 249 dan kadar abu berkisar antara 0.04 -0,09 %.
Pengolahan getah yang disimpan dalam wadah aluminium-plastik menghasilkan
gondorukem dengan titik lunak yang berkisar antara 77 — 78 °C, bilangan asam
185-190, bilangan penyabunan 215-238 dan kadar abu yang berkisar antara 0,02 —
0,07 %.
3. Wadah berpengaruh sangat nyata dan waktu penyimpanan getah waktu
penyimpanan berpengaruh nyata terhadap kadar abu gondorukem yang dihasilkan.
Penyimpanan getah dalam wadah aluminium-plastik menghasilkan kadar abu
gondorukem yang berbeda nyata lebih kecil dibandingkan kadar abu gondorukem
yang dihasilkan dari pengolahan getah yang disimpan dalam wadah besi-plastik.
4, Penyimpanan getah pinus dalam wadah aluminium-plastik sampai 6 minggu masih
memenuhi persyaratan kualitas prima atau setara dengan kualitas WW, sedangkan
penyimpanan getah pinus dalam wadah besi-plastik hanya sampai 4 minggu yang
memenuhi persyaratan tersebut.
5. Walaupun kadar abu gondorukem yang dihasilkan dari getah yang disimpan dalam
wadah esi plastik lebih tinggi dibandingkan kadar abu gondorukem yang
dihasilkan dari getah yang disimpan dalam aluminium plastik, namun kadar abu ini
masih memenuhi standar SNI. Oleh karena itu disarankan wadah besi plastik
digunakan untuk menyimpan getah sampai dengan 6 minggu.
DAFTAR PUSTAKA
ASTM. 1972. Pengujian sifat fisiko-kimia gondorukem. ASTM: No. 4.
Anonim, 1985. SAS/STAT user’s guide, version 6, Fourth Edition. Volume I. SAS
Institut. Inc. Cary, NC, USA.
Coppen, J.J.W. dan G.A. Hone. 1995. Gum naval stores: Turpentine and rosin from
pine resin. Non-Wood Forest Products No. 2. NRI — FAO.
Dulsalam., M. M. Idris dan D. Tinambunan. 1998. Produksi dan biaya penyadapan
getah tusam dengan sistem bor : Studi kasus di PT Inhutani [V Sumatera Barat.
Buletin Penelitian Hasil Hutan. 16 (1): 1-16
FAO. 1995. Report of international expert consultation on non wood forest products.
Yogyakarta, 17-27 January 1995.
Shen Zhaobang. 1995. Production and standards for chemical non wood forest products
in China, Ocasional Paper No. 6. CIFOR.
328142715) Peneltian Hasil Hutan Vol. 21 No, 1 Th. 2003: 45-54
Silitonga, T., E. S. Sumadiwangsa, dan S. Nayasaputra. 1973. Pengolahan dan
pengawasan kwalitas gondorukem dan terpentin. Laporan No. 9. LPHH, Bogor.
Standar Nasional Indonesia. 1992. Mutu dan cara uji gondorukem. Dewan
Standardisasi Nasional. Republik Indonesia
Sud no. 1983. Potensi dan panyebaran hutan pinus di Indonesia. Prosiding Simposium
Pengusahaan Hutan Pinus. Kerjasama P3HH dan Perum Perhutani.
Sumadiwangsa, E. $. dan T. Silitonga. 1974, Penataran pengujian kwalitas
gondorukem di Pekalongan Barat. Publikasi Khusus NO. 21. LPHH-Bogor.
54