Anda di halaman 1dari 10
PENGARUH WADAH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS HASIL PENYULINGAN GETAH PINUS DARI SUMATERA BARAT Effect of Storage on the Quality of the Processed Product of Pine Resin from West Sumatra Oleh/By: Bambang Wiyono, Poedji Hastoeti dan Evi Kusmiyati SUMMARY Oleoresin of pine (Pinus merkusii) is a Non Wood Forest Products commodity from West Sumatra, This oleoresin was obtained by tapping pine trees with square system followed by light burning t0 stimulate more oleoresin exudate to bleed. This research was carried out to assess the effect of storage time and kind of plastic laminated container for pine resin collected from the field with square tapped method, on rosin recovery rate and its physico-chemical properties. Prior to distillation, the pine oleoresin was kept in two kinds of containers, i.e. plastic laminated steel and plastic laminated aluminium. The distillation of pine oleoresin kept in plastic laminated container produced about 58-63 % of rosin and 20-26 % of turpentine oil, respectively. Meanwhile, the distillation products of pine oleoresin previously kept in plastic laminated aluminium amounted to 56-63 % of rosin recovery and 22-27 % of turpentine. Analysis of variance of the experimental results indicated that container and storage time caused significant effect on ash content of rosin. The ash content of rosin from pine oleoresin after being kept in plastic laminated steel container was somewhat lower than that of the one being kept in plastic laminated steel container. The storage time of pine oleoresin up 10 6 weeks in aluminium container could produce the rosin still comply with its prime quality and equivalent to WW (Water White) quality of rosin. Meanwhile, the storage time of pine oleoresin in steel container could last only for 4 weeks t0 meet the requirement to produce at such quality. The prolonged storage time of pine oleoresin caused the decrease in rosin quality It is concluded that a plastic laminated container can be used to keep pine oleoresin up to 6 weeks, and still rendering a prime quality rosin based on the Indonesian National Standard. Key word: Pine oleoresin, storage time, plastic laminated container, rosin, physico-chemical Properties RINGKASAN Getah pinus (Pinus merkusii) merupakan salah satu produk HHBK dari propinsi Sumatera Barat. Getah ini diperoleh dengan cara penyadapan sistem koakan yang disertai pembakaran ringan untuk membantu memperlancar keluarnya getah, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh wadah 45 487119 Peneliian Hasit Hutan Vol. 21 No. 1 Th. 2003: 45-54 dan lama penyimpanan getah pinus yang diperoleh dari penyadapan tersebut tethadap rendemen dan kualitas hasil pengolahannya. Penyulingar getah yang disimpan dalam wadah besi-plastik menghasilkan rendemen gondorukem antara 38 — 63 %, sedangkan rendemen minyak terpentinnya berkisar antara 20 — 26 %. Penyulingan ‘getah yang disimpan dalam aluminium-plastik menghasilkan rendemen gondorukem yang berkisar antara 57 - 63 % dan minyak terpentin yang berkisar antara 22 - 27 %. Sidik ragam menjelaskan bahwa Wadah-plastik berpengaruh sangat nyata, sedangkan waktu penyimpanan getah berpengaruh nyata terhadap kadar abu gondorukem yang dihasitkan. Penyimpanan getah dalam wadah aluminium- plastik secara nyata menghasilkan kadar abu gondorukem lebih kecil dibandingkan kadar abu gondorukem yang dihasilkan dari pengolahan getah yang disimpan dalam wadah besi-plastik. Penyimpanan getah pinus dalam wadah aluminium-plastik sampai 6 minggu masih_memenuhi persyaratan kualitas prima atau setara dengan kualitas WW, sedangkan penyimpanan getah pinus dalam wadah besi-plastik hanya sampai 4 minggu yang memenuhi persyaratan tersebut. Perpanjangan waktu penyimpanan getah pinus mengakibatkan penurunan kualitas hasil penyulingannya. Dati hasil penclitian ini dapat disimpulkan bahwa wadah besi plastik masih dapat digunakan untuk menyimpan getah sampai dengan 6 minggu karena kualitas yang dihasilkan masih memenuhi standar SNI. Kata kunci: Getah pinus, waktu penyimpanan, tempat penyimpanan, gondorukem, sifat fisiko-kimia I. LATAR BELAKANG Pinus merkusii merupakan salah satu jenis tanaman yang sudah sejak lama digunakan dalam kegiatan reboisasi di Indonesia dan dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pulp Kertas. Jenis ini merupakan penghasil getah terbesar dibandingkan dengan jenis pinus lainnya dengan kandungan terpentin yang memiliki kualitas yang tinggi (Sudiono, 1983). _Hutan pinus alam tersebar dari Aceh, Sumatera Utara dan Kerinci, sedangkan hutan pinus tanaman tersebar pulau Jawa (Pekalongan, Jember, Kediri, dll), di daerah Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera Barat. Hutan pinus di Sumatera Barat dikelola oleh PT Inhutani IV dan letaknya tersebar di kabupaten Solok, Limapuluh koto, Tanah Datar, Sawahlunto, Agam, Painan dan kabupaten Pasaman. Untuk mencapai optimasi pemanfaatan hutan ini dan memberikan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar hutan, PT Inhutani IV memanfaatkan hutan pinus ini sebagai penghasil getah, di mana dari areal hutan pinus yang ada di daerah Sumatera Barat, sekitar 28.000 ha sudah layak disadap getahnya. Getah pinus merupakan komoditi ekspor Indonesia sampai tahun 1993 (Coppen dan Hone. 1995). Informasi yang diperoleh di lapangan, beberapa daerah seperti di Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan telah mengekspor getah ini walau pun masih dalam partai kecil. Permasalahan yang muncul dalam penanganan getah pinus sebelum diekspor adalah berapa lama getah pinus dapat disimpan dalam drum lapis plastik tanpa mengurangi kualitas hasil sulingannya. Penyimpanan yang terlalu lama diperkirakan dapat merusak getah karena adanya reaksi getah dengan udara (Sumadiwangsa dan Silitonga, 1974). Di samping itu, fakta di lapangan menunjukkan bahwa kantong plastik yang digunakan untuk melapisi drum lambat laun mengalami kerusakan sehingga getah akan bersinggungan langsung dengan drum tersebut. Hal ini akan mengakibatkan terjadi reaksi kimia antara getah dengan drum sehingga dapat 46 Pengaruh penyimpanan ... (Bambang Wiyono dk) menurunkan kualitas getah tersebut (Sumadiwangsa dan Silitonga. 1974). Penurunan kualitas dapat pula diakibatkan oleh adanya kotoran dalam getah. Selanjutnya, oleh karena getah pinus yang merupakan bahan baku dalam produksi gondorukem dan terpentin remiliki kualitas kurang baik sebagai akibat permasalahan di atas, maka hal ini akan mempengaruhi kualitas gondorukem yang dihasilkan (Sumadiwangsa dan Silitonga. 1974). Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan getah pinus yang disimpan dalam kaleng besar dan wadah aluminium yang dilapisi dengan plastik terhadap kualitas getah dan rendemen serta sifat fisiko-kimia hasil pengolahannya. Dengan demikian, akan dapat diketahui wadah dan lama penyimpanan yang paling optimum di mana kualitas hasil penyulingan masih memenuhi standar kualitas. Il. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. A. Bahan Penelitian Bahan penelitian ini adalah getah pinus yang diperoleh dari areal PT Inhutani IV di Sumatera Barat. Getah yang diperoleh dari hasil penyadapan dibawa ke laboratorium HHBK Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan, Bogor. B. Prosedur Kerja 1, Penyimpanan getah Getah yang diperoleh dari hasil penyadapan disaring dengan menggunakan saringan 4 mesh untuk memisahkan kotorannya. Selanjutnya disimpan selama 0 minggu, 2 minggu, 4 minggu dan 6 minggu dalam berbagai wadah, Wadah ini terdiri dari wadah besi-plastik dan wadah aluminium-plastik. Setelah itu siap untuk diolah menjadi gondorukem dan terpentin. 2. Pengolahan getah Pengolahan getah merupakan suatu proses penyulingan untuk memproduksi gondorukem dan terpentin. Getah yang telah disimpan ditambahkan dengan 5 % minyak terpentin dan dipanaskan pada suhu 70°C. Selanjutnya ditambahkan 0,1 % asam oksalat, 0,15 % garam dapur berdasarkan berat getah, serta penambahan tanah diatomae secukupnya. Getah yang telah encer disaring dengan saringan 60 mesh dan kain kasa, selanjutnya ditambahkan air sebanyak 1,5 % dari berat getah, kemudian disuling dengan’ mengikuti prosedur Silitonga, et al. (1973). Gondgrukem yang dihasilkan disaring dengan saringan 120 mesh dan masing masing dimasukan ke dalam wadah besi plastik dan wadah aluminium plastik untuk kemudian diuji perbedaan kualitasnya. 3. Pengujian kualitas gondorukem Gondorukem yang dihasilkan dari penyulingan diuji sifat fisiko-kimia meliputi rendemen, wama, titik lunak, bilangan asam, bilangan penyabunan, fraksi tak ter- sabunkan, kadar kotoran dan kadar abu, berdasarkan prosedur ASTM (No. 4: 1972). 47 2411-2711) Peneltian Hasil Hutan Vol. 21 No. 1 Th. 2003: 45-54 C. Analisis Data Pengaruh penyimpanan terhadap sifat fisiko-kimia gondorukem yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan rancangan faktorial A xB, di mana A merupakan faktor wadah yang terdiri dari wadah besi-plastik dan wadah aluminium-plastik, dan B merupakan waktu penyimpanan yang terdiri dari 0 minggu, 2 minggu, 4 minggu dan 6 minggu. Selanjutnya, nilai rataannya dianalisis dengan metode Tukey — yang menggunakan metode SAS dalam paket komputer. Ill. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengolahan getah pinus yang diperoleh dari Sumatera Barat menjadi gondorukem menunjukkan bahwa getah yang disimpan dalam wadah besi-plastik menghasilkan rendemen gondorukem yang berkisar antara 58 ~ 63 %, sedangkan rendemen minyak terpentinnya berkisar antara 20 — 26 %. Pengolahan getah yang disimpan dalam wadah aluminium-plastik menghasilkan rendemen gondorukem yang berkisar antara 57 — 63 % dan minyak terpentin yang berkisar antara 22 - 27 %. Peningkatan waktu penyimpanan getah dalam wadah besi-plastik dari 0 sampai dengan 6 minggu cenderung meningkatkan rendemen gondorukem yang dihasilkan. Namun sebaliknya, rendemen minyak terpentin yang dihasilkan cenderung menurun dengan meningkatnya waktu penyimpanan, Sedangkan rendemen gondorukem yang diperoleh dari pengolahan getah yang disimpan dalam aluminium-plastik boleh dikatakan hampir stabil dengan meningkatnya waktu penyimpanan (Tabel 1 dan Gambar 1). 62 ava G_ Lama penyimpanan (Stage ies § 8 ring (week) 0 SX 005 sz a8 i Laapenyinganan 3 (Stage ties 53 ss riggs (wok) 2 preps 1D Lana penyinganan 23 ses (Stage tines), SE ss riggs (wet) eo Lama penyimpenan 87 (Stage tins) 505 rings (we) Voteh te ack Wad suman (fonpastecoasney path Aun stead) Gambar 1, Rendemen gondorukem yang diolah dari getah yang disimpan dalam wadah besi plastik dan aluminium plastik Figure 1. Rosin and turpentine yields processed from pine resin kept in plastic laminated iron and plastic laminated aluminium containers 48 Pengaruh penyimpanan ... (Bambang Wiyono dk) Tabel 1. Sifat fisiko-kimia gondorukem dari Sumatera Barat Table 1. Physico-chemical properties of rosin from West Sumatra Sift gondoruem Tempat | Waktu ] ] Bitangan Kesar | Fraksitok | Pater |Get | a | arta] | aan es) ae | | |e |g (Cote rae | pana | (| poe |G, | SO Icon coer | fe, | | rumtoy | * | * | % Best 0 | ser ao2s | veres | aar7e [009 | 61 | 142 | 6500 Parcrron|___2 | 6877 | Tansparen | xuning | 7a6s | ter | 22066 | 006 | 4a | 141 | nso 4 | 617 |{ransparann| (Yeon) | 7aa | 1761 | 73889 | 00 | 506 | 156 | 6513 6 | coor | ves | 1773 | 2262 | oo | 74a | 105 | o4s1 ‘Aluminium. 0 | see | ! 7a4_| 19743 | zara9 | 006 [ 619 | 14 | 6361 Goce |e 61.12 | Transparan | Kuning |" 7aa | 1876 | zras | oor | 452 | 61 | cant atm) [4 | 5907 | ansparanp| (Yetow) | 7985 | vea06 | 22372 | aos | 573 | 16 | e516 | sea | [wo Trees [za | ons | a7 | 190 | asc Rendemen gondorukem yang dihasilkan dari pengolahan secara laboratoris ini bila dibandingkan dengan rendemen yang diperoleh skala pabrik pengolahan gondorukem di Prapat Sumatera Utara masih lebih tinggi (rendemen gondorukem di Prapat sekitar 60 % dan rendemen minyak terpentinnya sekitar 12 %). Sedangkan dibandingkan dengan rendemen gondorukem dari PGT Sukun-Ponorogo, PGT Rejowinangun- Trenggalek, atau PGT Garahan-Jember (67-69 %), rendemen gondorukem hasil pengolahan ini masih lebih rendah (57-63 %). Hasil analisis sifat fisiko-kimia gondorukem yang dihasilkan dari pengolahan getah yang disimpan dalam wadah besi-plastik menunjukkan bahwa titik lunak gondorukem berkisar antara 76 — 80 °C, bilangan asam berkisar antara 187-188, bilangan penyabunan antara 228 — 239 dan kadar abu berkisar antara 0.04 -0,09 %. Sedangkan pengolahan getah yang disimpan dalam wadah aluminium-plastik menghasilkan gondorukem dengan titik lunak yang berkisar antara 78 - 80 °C, bilangan asam 187 — 189, bilangan penyabunan 223-229 dan kadar abu yang berkisar antara 0,03 -0,07 % (Tabel 2). Peningkatan waktu penyimpanan getah dalam wadah besi-plastik cenderung menurunkan titik lunak dan kadar abu gondorukem yang dihasilkan, sedangkan bilangan asamnya cenderung sedikit meningkat dengan meningkatnya waktu penyimpanan (Gambar 2). Ada pun peningkatan waktu penyimpanan getah dalam wadah aluminium-plastik justru. meningkatkan titik lunak dan_ bilangan asam gondorukem yang dihasilkan, serta cenderung meningkatkan bilangan penyabunan dan menurunkan kadar abunya (Gambar 3 dan 4). Selanjutnya, berdasarkan titik lunak dan bilangan asamnya, semua gondorukem yang dihasilkan dari pengolahan getah baik yang disimpan dalam wadah besi-plastik maupun aluminium-plastik memenuhi standar perdagangan gondorukem yang dikeluarkan oleh negara Indonesia, Portugal, China dan Brazil; di mana keempat negara ini merupakan produsen dan pengekspor gondorukem dunia (Coppen dan Hone. 1995). 49 41LS7119 Peneltian Hasil Hutan Vol. 21 No. 1 Th. 2003: 45-54 250. § z 200} 1 Besi (ron) 0 2 3 & 150; 1 Besi (Iron) 2 os | Eg 10 Tr Besi(iron)4 | ay 1B Basi (ron) 6 0 Titi una Bil. Asam BL Penyabunan (Saftening (fod (Sapontcaton point umber umber Gambar 2. Sifat fisiko-kimia gondorukem getah yang disimpan dalam wadah besi-plastik Figure 2. Chemical properties of rosin,obtained by distilling pine resin kept in plastic laminated iron 250. 5 = r . \2 Auminun0 | le Aluminium 2 | 2 DAuminium 4 | 3 TAuminium | = 3 “Tek nak BL Asan BL Penyabunan (Soteningpoim) (Acid umber) (Saponeton ruber) Gambar 3. Sifat fisiko-kimia gondorukem getah yang disimpan dalam wadah aluminium plastik Figure 3. Chemical properties of rosin obtained by distilling pine resin kept in plastic laminated aluminium 50 Pengaruh penyimpanan ... (Bambang Wiyono dk) | ees ron o ‘Psion? | esi ron) 4 ‘aes (ons Aeron | Ameion2 | Amini 4 | Laem Kadar abu (Ash Content) Gambar 4. Kadar abu gondorukem dari getah yang disimpan dalam wadah aluminium- plastik dan besi plastik Figure 4. Ash content of rosin obtained by distilling pine resin kept in plastic laminated aluminium and plastic laminated iron Hasil penelitian ini bila dibandingkan dengan SNI (1992) untuk gondorukem terlihat bahwa berdasarkan titik lunaknya penyimpanan dalam wadah besi-plastik sampai 4 minggu masih memenuhi standar kualitas prima yang setara dengan kualitas WW, sedangkan penyimpanan pada minggu ke 6 kualitasnya menurun menjadi kualitas pertama yang setara dengan WG. Selanjutnya hasil pengolahan getah pinus yang disimpan’ dalam wadah aluminium-plastik sampai 6 minggu bila ditinjau dari titik lunaknya masih memenuhi standar kualitas prima atau setara dengan kualitas WW. Dari sidik ragam menunjukkan bahwa wadah dan waktu penyimpanan getah serta interaksi keduanya tidak berpengaruh terhadap rendemen, titik lunak, bilangan asam dan bilangan penyabunan gondorukem yang dihasilkan, namun demikian waktu penyimpanan berpengaruh sangat nyata dan wadah berpengaruh nyata terhadap kadar abu gondorukem yang dihasilkan (Tabel 2). Ini berarti bahwa baik wadah dari aluminium maupun dari besi yang dilapisi plastik dapat digunakan untuk menyimpan getah pinus tanpa mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kualitas hasil penyulingan getah yang dihasilkan. Pengaruh dari kedua faktor tersebut hanya pada kadar abu yang dihasilkan. 51 ‘B4LE7119 Peneltian Hasil Hutan Vol. 21 No. 1 Th. 2003: 45-54 Tabel 2. Sidik ragam rendemen dan sifat fisiko kimia gondorukem Table 2. Anova for rosin yield and physico-chemical properties Sita (Properties) ‘Sumber 08 aK T Flabel | Fhitung Rendemen Walt (Time) 3 3.92086875 30686625 || 407 089 (Vie) Wadah (Container) i 0,08285625 joeass62s | 532 0.4 Interaks (interaction) 3 271733 4.35867 407 264 Tit unak Walt (Time) 3 522687500 aqezais7 | 407 035 (Softening poin) Wadah (Container 1 3.90062500 390062500 | 532 079 Intraks (interaction) a 10.41687500 sarzarer_| 407 070 Biangan asam Waktu (Time) 3 1,03592500 osasgoes3 | 407 023 (Acid number) Wadah (Container) 1 040960000 o4og6o000 |] 5.32 oz Intraks (Interaction) 4 0.37186000 0,12385000__| 4.07, 0.08, Bil, Penyabunan Waktu (Tine) 3 43,88942500 146798083 | 407 oor (Saponifation number) | Wadah (Container) 1 736.00890000 | 235,0089000, 532 1108 Intraksi (Infraction) 3 418, 16965000 sgseoeea3 | 407 008 Kadar abu Waktu (Tine) 3 0,00326875 oootossss | 407 | 1162" (Ash conten Wadah (Container) 1 0,00080625 o.oo0s0625 | 5.32 540" Interaksi (Infraction) 3 0.00101875 ooos3ess_| 407 362. Keterangan (Remarks) angat nyata (Highly significance), P< 001, yaa (Significance), P< 0,05 (D8 = Derajatbebas (Degree o freedom) AK = Jumiah kwadrat (Sum square) KT = Kwara tengah (Means square) Analisis lanjutan ternyata bahwa penyimpanan getah dalam wadah aluminium- plastik menghasilkan kadar abu gondorukem yang berbeda nyata lebih kecil dibandingkan kadar abu gondorukem yang dihasilkan dari pengolahan getah yang disimpan dalam wadah besi-plastik. Hal ini mungkin terjadi kontaminasi getah dari wadah besi selama penyimpanan getah sehingga meningkatkan kadar abu gondorukem yang dihasilkan. Sedangkan kadar abu gondorukem hasil pengolahan getah yang disimpan selama 0 dan 2 minggu, serta selama 4 dan 6 minggu tidak berbeda nyata, namun antara penyimpanan getah 2 dan 4 minggu menghasilkan kadar abu gondorukem yang berbeda nyata, di mana semakin lama disimpan kadar abu gondorukem yang dihasilkan semakin kecil. IV. KESIMPULAN 1. Getah yang disimpan dalam wadah besi-plastik menghasilkan rendemen gondorukem yang berkisar antara 58 — 63 %, sedangkan rendemen minyak terpentinnya berkisar antara 20 — 26 %. Pengolahan getah yang disimpan dalam aluminiumi-plastik menghasilkan rendemen gondorukem yang berkisar antara 57 — 63 % dan minyak terpentin yang berkisar antara 22 — 27 %. Sedangkan pengolahan getah yang diperoleh dari Jawa Timur menghasilkan rendemen gondorukem yang berkisar 61-64 % dan minyak terpentin sekitar 30 %. 52 Pengaruh penyimpanan ... (Bambang Wiyono dk) 2. Pengolahan getah yang disimpan dalam wadah besi-plastik menghasilkan titik lunak gondorukem berkisar antara 73 — 81 °C, bilangan asam berkisar antara 186-189, bilangan penyabunan antara 215 ~ 249 dan kadar abu berkisar antara 0.04 -0,09 %. Pengolahan getah yang disimpan dalam wadah aluminium-plastik menghasilkan gondorukem dengan titik lunak yang berkisar antara 77 — 78 °C, bilangan asam 185-190, bilangan penyabunan 215-238 dan kadar abu yang berkisar antara 0,02 — 0,07 %. 3. Wadah berpengaruh sangat nyata dan waktu penyimpanan getah waktu penyimpanan berpengaruh nyata terhadap kadar abu gondorukem yang dihasilkan. Penyimpanan getah dalam wadah aluminium-plastik menghasilkan kadar abu gondorukem yang berbeda nyata lebih kecil dibandingkan kadar abu gondorukem yang dihasilkan dari pengolahan getah yang disimpan dalam wadah besi-plastik. 4, Penyimpanan getah pinus dalam wadah aluminium-plastik sampai 6 minggu masih memenuhi persyaratan kualitas prima atau setara dengan kualitas WW, sedangkan penyimpanan getah pinus dalam wadah besi-plastik hanya sampai 4 minggu yang memenuhi persyaratan tersebut. 5. Walaupun kadar abu gondorukem yang dihasilkan dari getah yang disimpan dalam wadah esi plastik lebih tinggi dibandingkan kadar abu gondorukem yang dihasilkan dari getah yang disimpan dalam aluminium plastik, namun kadar abu ini masih memenuhi standar SNI. Oleh karena itu disarankan wadah besi plastik digunakan untuk menyimpan getah sampai dengan 6 minggu. DAFTAR PUSTAKA ASTM. 1972. Pengujian sifat fisiko-kimia gondorukem. ASTM: No. 4. Anonim, 1985. SAS/STAT user’s guide, version 6, Fourth Edition. Volume I. SAS Institut. Inc. Cary, NC, USA. Coppen, J.J.W. dan G.A. Hone. 1995. Gum naval stores: Turpentine and rosin from pine resin. Non-Wood Forest Products No. 2. NRI — FAO. Dulsalam., M. M. Idris dan D. Tinambunan. 1998. Produksi dan biaya penyadapan getah tusam dengan sistem bor : Studi kasus di PT Inhutani [V Sumatera Barat. Buletin Penelitian Hasil Hutan. 16 (1): 1-16 FAO. 1995. Report of international expert consultation on non wood forest products. Yogyakarta, 17-27 January 1995. Shen Zhaobang. 1995. Production and standards for chemical non wood forest products in China, Ocasional Paper No. 6. CIFOR. 3 28142715) Peneltian Hasil Hutan Vol. 21 No, 1 Th. 2003: 45-54 Silitonga, T., E. S. Sumadiwangsa, dan S. Nayasaputra. 1973. Pengolahan dan pengawasan kwalitas gondorukem dan terpentin. Laporan No. 9. LPHH, Bogor. Standar Nasional Indonesia. 1992. Mutu dan cara uji gondorukem. Dewan Standardisasi Nasional. Republik Indonesia Sud no. 1983. Potensi dan panyebaran hutan pinus di Indonesia. Prosiding Simposium Pengusahaan Hutan Pinus. Kerjasama P3HH dan Perum Perhutani. Sumadiwangsa, E. $. dan T. Silitonga. 1974, Penataran pengujian kwalitas gondorukem di Pekalongan Barat. Publikasi Khusus NO. 21. LPHH-Bogor. 54

Anda mungkin juga menyukai