Anda di halaman 1dari 5

DEFINISI HUMANISME

Untuk memenuhi tugas:


ISLAM DAN ISU-ISU KONTEMPORER
Dosen Pengampu:
Al-Ustadz M. Faqih Nidzom, M. Ag.

Disusun oleh:
Fahruddin Majid
40.2019.222.027

FAKULTAS USHULUDDIN
PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
UNIVERSITAS DARUSSALAM
GONTOR PONOROGO
1443 H / 2022 M
A. Definisi Humanisme

Secara etimologis humanisme terdiri dari dua kata yaitu human dan isme.
Kedua kata tersebut berasal dari bahasa Latin, yaitu humanus yang berarti
manusia, dan ismus yang berarti faham atau aliran. Dalam kamus bahasa
Indonesia kontemporer, humanisme adalah paham yang mempunyai tujuan
menumbuhkan rasa perikemanusiaan dan bercita-cita untuk menciptakan
pergaulan hidup manusia yang lebih baik. Istilah humanisme erat kaitannya
dengan bahasa Latin klasik, yaitu humanus yang berarti tanah atau bumi. Dari
istilah inilah muncul kata homo yang berarti manusia (makhluk bumi) dan
humanus yang menunjukan sifat membumi dan manusiawi.(Samho, 2008, hlm. 2)
Adapun secara terminologis, humanisme berarti martabat dan nilai dari setiap
manusia, dan semua upaya untuk
meningkatkan kemampuan-kemampuan alamiahnya (fisik nonfisik) secara penuh.
(Nurjanah, 2018, hlm. 158)

Definisi yang sama dijelaskan oleh Loren Bagus dalam bukunya Kamus
Filsafat bahwa, humanisme merupakan sebuah filsafat yang menganggap indiviu
rasional sebagai nilai yang paling tinggi, menganggap individu sebagai sumber
nilai paling akhir, dan mengabdi pada pemupukan perkembangan kreatif serta
perkembangan moral individu secara rasional dan berarti tanpa acuan pada
konsep-konsep tentang yang adikodrati.(Bagus, 2002, hlm. 295)

Dalam bahasa Arab kata humanisme memiliki kesamaan makna dengan


insaniyah. Kata ini bisa berarti kecenderungan manusia untuk berbagi dengan
orang lain atau hidup bersama, yang merupakan sifat dasar manusia. Istilah ini
juga menunjukkan arti manusia yang seutuhnya, dalam arti merealisasikan tujuan
akhir atau kesempurnaan manusia sebagai manusia yang sering diartikan sama
dengan penggunaan akal budi.(Taufik, 2015, hlm. 24)

Istilah insaniyyah dalam bahasa Arab, berasal dari kata insan. Sedangkan
kata insan disebutkan sebanyak 65 kali di dalam Al-Qur’an. Kata insan
mengandung makna kemanusiaan yang tinggi, tidak hanya sebatas manusia secara
fisik yang suka makan makanan atau jalan berbelanja dipasar. Lebih dari itu, ia
sampai pada tingkat yang membuatnya pantas menjadi khalifah dibumi, menerima
beban (taklif) dan amanah kemanusiaan. Karna hanya manusialah yang diberi
nikmat al- ’ilm, al-bayan, al-‘aql, dan al-tamyiz. Tidak hanya itu, manusia selalu
dihadapkan pada konsekuensi ujian kebaikan maupun kejahatan, serta ilusi
tentang kekuatan dan kemampuan nya.(Taufik, 2015, hlm. 26) Kata insan,
digunakan Al-Qur’an untuk menunjuk kepada manusia dengan segala totalitasnya,
jiwa dan raga. Manusia yang berbeda antara seseorang dengan yang lain, akibat
perbdaan fisik, mental dan kecerdasan.(Syihab, 2013, hlm. 276)

Pada dasarnya istilah humanisme mempunyai pemaknaan dan riwatnya


yang kompleks. Humanisme menjadi sebuah istilah yang mulai dikenal dalam
wacana filsafat sekitar abad ke 19. Menurut K. Bertens,1 istilah humanisme
pertama digunakan sekitar pada tahun 1806 dalam literature di Jerman, sedangkan
di Inggris sekitar tahun 1860. Gerakan humanisme diawali dari term humanis atau
yang manusiawi lebih jauh dikenal, yaitu dimulai sekitar pada masa akhir zaman
skolastik di Italia. Istilah humanis (humanum) itu dimaksudkan untuk menggebrak
kebekuan gereja yang mengekang kebebasan, kreatifitas, dan cara tangkap
manusia yang diinspirasi dari kejayaan kebudayaan Rumawi dan Yunani. Gerakan
humanis berkembang dan menjadi cikal bakal lahirnya renaissance di Eropa.
(Mulyana, 2016, hlm. 41)

Dari paparan pengertian humanisme diatas, acuannya tetap satu yaitu


kemanusiaan. Sehingga humanisme dapat dipandang sebagai salah satu upaya
untuk menjunjung tinggi kemanusiaan guna mewujudkan hubungan yang baik
serta harmonis dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak hanya itu, humanisme juga
sebagai istilah untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan
dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu yang bersangkut
paut dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang
cakupannya diperluas hingga mencakup seluruh etnisitas manusia, berlawanan
dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok etnis
tertentu.(Mulyana, 2016, hlm. 43)

1
Memiliki nama lengkap Kees Bertens (lahir di Tilburg, Belanda pada 1936), ia adalah seorang
rohaniwan dan tokoh etika Indonesia. Ia mempelajari ilmu filsafat dan teologi yang ditekuni sejak
di Belanda. Ia mengenyam pendidikan di Universitas Katolik Leuven dan lulus dengan gelar Ph.D.
pada 1968.
Gerakan humanisme ini pertama kali lahir sekitar abad 14 atau dalam
lingkungan akademik sering disebut sebagai periode rennaisans. Gerakan ini lahir
sebagai bentuk “emansipasi” terhadap manusia setelah sekian lama rasio atau
akalnya dikurung oleh pihak Gereja. Humanisme memiliki keyakinan bahwa
nilai-nilai universal tidak hanya sebatas dari wahyu dari langit saja tetapi
mempercayai bahwa manusia adalah mahkluk yang diberi kelebihan dari makhluk
lain yaitu akal budi. Jadi menurut humanisme ketika manusia hanya tunduk
terhadap segala dogma-dogma agama tanpa memikirkan secara kritis apakah hal
yang masuk di dalam kepalanya tersebut benar ataupun salah, maka menurut
paham humanisme manusia sudah mengingkari kelebihan yang dimilikinya.
(Muhammaddin, 2017, hlm. 5)

Humanisme adalah istilah dalam sejarah intelektual yang sering kali


digunakan dalam bidang filsafat, pendidikan, dan literatur. Kenyataan ini
menunjukan beragam makna yang terkandung dalam dan diberikan kepada istilah
ini. Meskipun demikian, secara umum kata humanisme ini berkenaan dengan
perkumpulan manusia dalam memahami dan memaknai eksistensi dirinya dalam
hubungan dengan kemanusiaan orang lain di dalam komunitas. Humanisme
sebagai gerakan kemanusiaan telah mengalami proses penafsiran dan penurunan
kata yang panjang. Oleh karena itu, arti kata tersebut perlu ditelusuri dalam
perspektif etimologi dan historis. Secara etimologi, istilah humanisme erat
kaitannya dengan kata Latin Klasik, yakni humus, yang berarti tanah atau bumi.
Dari istilah tersebut muncul kata homo yang berarti manusia (mkhluk bumi) dan
humanus yang lebih menunjukan sifat “membumi” “dan manusiawi” (Sugiharto,
2008, hlm. 1-2)
Daftar Pustaka

Bagus, L. (2002). Kamus Filsafat. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Muhammaddin. (2017). Islam dan Humanisme. Vol. 1 No. 2, 23.

Mulyana. (2016). HUMANISME DAN TANTANGAN KEHIDUPAN BERAGAMA.

11.

Nurjanah, I. (2018). PARADIGMA HUMANISME RELIGIUS PENDIDIKAN

ISLAM. Misykat, Vol. 03, No. 01, 170.

Samho, B. (2008). Humanisme Yunani dan Abad Pertengahan dalam Humanisme

dan Humaniora: Relevansinya bagi Pendidikan. Jalasutra.

Sugiharto, B. (2008). Humanisme dan humaniora: Relevansinya bagi pendidikan.

Jalasutra.

Syihab, M. Q. (2013). Wawasan Al-Qur’an (Ed. 2, cet. 1). Mizan.

Taufik, Z. (2015). Dialektika Islam & Humanisme: Pembacaan Ali Shari’ati (cet.

1). Onglam Books.

Anda mungkin juga menyukai